BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cacing tanah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak mempunyai
tulang belakang. Cacing tanah mempunyai banyak manfaat, antara lain: dapat
digunakan sebagai pendegradasi sampah organik, pakan ternak, bahan baku obat,
dan bahan baku kosmetik. Jenis cacing tanah yang paling banyak dikembangkan
oleh manusia adalah anggota dari Famili Megascolecidae dan Lumbricidae
dengan Genus Lumbricus, Eisinia, Pheretima, Perionyx, dan Diplocardi.
Keragaman cacing tanah pada suatu area dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang meliputi: jenis bahan organik, pH tanah, kadar air tanah, dan
suhu tanah. Populasi cacing tanah juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
musim dan penggunaan lahan. Populasi cacing tanah pada musim hujan lebih
banyak dibandingkan pada musim kemarau (Maftuah & Susanti, 2008). Hal
tersebut terkait dengan kadar air tanah, yang pada musim hujan lebih tinggi
dibandingkan pada musim kemarau. Faktor yang mempengaruhi keragaman dan
kelimpahan cacing tanah adalah iklim mikro tanah dan sumber makanan.
Perbedaan ini dapat dilihat dari karakter morfologi sampai karakter genetik
(molekular).
Karakter pokok cacing tanah yang bisa digunakan untuk membedakan
antar jenis antara lain: jumlah segmen, setae, prostomium, dan klitelum. Tubuh
cacing tanah tersusun atas beberapa segmen, karena itu digolongkan dalam filum
Annelida (Moore, 2001). Jumlah segmen antar jenis berbeda, ada yang memiliki
1
2
jumlah segmen kurang dari 100 sampai lebih dari 200 segmen. Pada tubuh
cacing tanah terdapat struktur berbentuk rambut kaku yang berguna untuk
memegang substrat dan untuk bergerak jumlah serta letak pada setiap jenis
bervariasi, letak setae ada yang sangat rapat dan ada yang letak antar setae
berpasangan yang tidak terlalu rapat. Bagian anterior tidak berupa kepala tetapi
segmen mempunyai mulut yang disebut protomium yang bentuknya bermacammacam yaitu: tanylobus, prolobus, zygolobus, dan epilobus. Beberapa segmen
yang cenderung menebal membentuk klitelum yang hanya dimiliki oleh cacing
tanah yang sudah dewasa, setiap jenis bervariasi baik bentuk maupun panjangnya,
ada yang berbentuk menyerupai cincin dan sadel sepeda. Beberapa karakter
tersebut merupakan karakter yang penting untuk proses identifikasi sehingga bisa
membedakan antar jenis cacing tanah.
Jenis cacing tanah yang sudah diketahui di Indonesia adalah: Pontoscolex
corethrurus, Peryonix excavatus, Pheretima pusthuma, Drawida sp, Megascolex
cempii (Maftuah dan Susanti, 2009, Morario, 2010).
Variasi genetik dalam karakterisasi molekular banyak dikaji dengan
pemeriksaan DNA yaitu untuk mendukung dan memperjelas identifikasi serta
mengetahui similaritas suatu spesies. Metode molekular merupakan suatu analisis
dengan teknik PCR yang efektif untuk mengetahui variasi genetik pada tingkat
DNA. Beberapa penanda DNA yaitu Restriction Fragment Length Polymorphism
(RFLP), Amplified Fragment Length Polymorphism (AFLP) dan Random
Amplified polymorphic DNA (RAPD). Pada penelitian ini dipilih metode RAPD
karena didasarkan pada pertimbangan, antara lain: informasi susunan nukleotida
3
dalam DNA genom tidak perlu diketahui terlebih dahulu, metode ini relatif
sederhana dan mudah preparasinya, memberikan hasil lebih cepat dibandingkan
beberapa penanda molekular lain dan mampu menghasilkan jumlah karakter yang
tidak terbatas sehingga sangat membantu dalam analisis keragaman genetik
cacing tanah yang tidak diketahui latar belakang genomnya (Meenatchi et al.,
2009). Analisis keragaman cacing tanah diperlukan identifikasi berdasar karakter
morfologi maupun molekular untuk menguji keragaman genotip.
Kebun Biologi UGM merupakan kebun buatan yang dijadikan sebagai
tempat penelitian mahasiswa, dengan luas sekitar 0,5 hektar. Kebun Biologi UGM
merupakan habitat berbagai jenis satwa liar maupun tumbuhan. Selain sebagai
habitat berbagai jenis burung di Kebun Biologi UGM terdapat koleksi tumbuhan
sebagai pendukung penelitian mahasiswa di bidang Botani. Koleksi tersebut
meliputi berbagai spesies anggota famili Arecaceae, Bombacaceae, Moraceae,
Dipterocarpaceae, Oxalidaceae, dan sebagainya.
Tumbuhan di Kebun Biologi memiliki tipe habitus yang beragam mulai
dari rumput, seedling, saplings, semak dan pohon. Tumbuhan dengan tipe habitus
yang beragam tersebut mempunyai ukuran yang berbeda-beda mulai dari yang
kecil, sedang, dan besar. Tumbuhan di Kebun Biologi UGM mempunyai tata letak
yang tidak teratur, sehingga ada bagian kebun yang tertutup kanopi dan ada yang
tidak tertutupi oleh kanopi. Berbagai tumbuhan di Kebun Biologi UGM
menyebabkan banyak serasah dari daun yang berguguran. Beragamnya tipe
habitus, ukuran, dan letak tumbuhan yang tidak teratur menyebabkan ketebalan
serasah yang tidak sama. Ketebalan serasah yang tidak sama menyebabkan
4
kondisi tanah bervariasi yang merupakan sebagai substrat atau bahan organik
untuk cacing tanah. Kondisi tanah yang bervariasi memungkinkan ada perbedaan
jenis cacing tanah di Kebun Biologi UGM, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian mengenai keragaman cacing tanah di Kebun Biologi UGM.
Penelitian mengenai keragaman cacing tanah berdasarkan karakter
morfologi telah dilakukan di Indonesia, namun penelitian berdasarkan karakter
molekular belum pernah dilakukan. Sejauh ini penelitian yang mengungkap
variasi genetik cacing tanah di Kebun Biologi belum pernah diteliti, oleh karena
itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui keragaman jenis cacing
tanah di Kebun Biologi UGM dan karakter molekular.
A. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dirumuskan
permasalahan:
1. Bagaimana keragaman jenis cacing tanah di Kebun Biologi Universitas
Gadjah Mada?
2. Bagaimana variasi genetik cacing tanah di Kebun Biologi Universitas
Gadjah Mada berdasar penanda molekular?
5
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keragaman jenis cacing tanah di Kebun Biologi
Universitas Gadjah Mada.
2. Untuk mengetahui variasi genetik cacing tanah di Kebun Biologi
Universitas Gadjah Mada berdasar penanda molekular.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk:
1. Mengetahui similaritas antar individu cacing tanah di Kebun Biologi
Universitas Gadjah Mada, sebagai data inventaris terhadap keberadaan
fauna tanah di Kebun Biologi Universitas Gadjah Mada.
2. Sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi pelestarian Kebun
Biologi Universitas Gadjah Mada.
Download