konsistensi kompetensi inti (ki), kompetensi dasar (kd) - E

advertisement
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
KONSISTENSI KOMPETENSI INTI (KI), KOMPETENSI DASAR (KD),
DAN INDIKATOR PADA EVALUASI GURU DALAM
PEMBELAJARAN EKSPOSISI BERDASARKAN KURIKULUM 2013
SISWA KELAS X MAN PATAS
Ulfa Hidayah1 , Ida Bagus Putrayasa2, I Nengah Martha3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan konsistensi pokok bahasan/materi eksposisi
dengan struktur eksposisi yang disampaikan selama proses pembelajaran berdasarkan
kurikulum 2013 siswa kelas X MAN Patas. (2) mendeskripsikan konsistensi kompetensi inti
dengan dengan kompetensi dasar dalam pembelajaran eksposisi berdasarkan kurikulum
2013 siswa kelas X MAN Patas. (3) mendeskripsikan konsisitensi kompetensi dasar dengan
indikator dalam pembelajaran eksposisi berdasarkan kurikulum 2013 siswa kelas X MAN
Patas. (4) mendeskripsikan konsisitensi indikator dengan tes soal pada RPP dalam
pembelajaran eksposisi berdasarkan kurikulum 2013 siswa kelas X MAN Patas. Penelitian
ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru
bahasa Indonesia di kelas X MAN Patas. Objek penelitian ini adalah kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indikator pada evaluasi guru dalam pembelajaran eksposisi
berdasarkan kurikulum 2013. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif. Data dianalisis dengan langkah sebagai berikut:
Identifikasi data, seleksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan ada beberapa hal yang menonjol terkait dengan masalah yang diangkat, yakni
(1) konsistensi pokok bahasan eksposisi/materi eksposisi dengan struktur eksposisi sudah
sangat sesuai dengan RPP. (2) konsisitensi kompetensi inti dengan kompetensi dasar pada
evaluasi guru dalam pembelajaran dapat dikatakan belum konsisiten dan kualitas
penyusunan soal sangat rendah. (3) konsisitensi kompetensi dasar dengan indikator pada
evaluasi guru dalam pembelajaran eksposisi dapat dikatakan belum konsisten dan kualitas
penyusunan soal sangat rendah (4) konsisitensi indikator dengan tes soal pada RPP dalam
pembelajaran eksposisi belum sesuai dan kualitas penyusunan soal masih rendah. Saran
yang dapat diberikan yaitu penyusunan evaluasi hendaknya memperhatikan isi KI, KD, dan
indikator supaya tinggi kualitas evaluasi tersebut.
Kata Kunci: Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Evaluasi Pembelajaran
Eksposisi, dan Kurikulum 2013.
Abstract
This research aimed at (1) describe the consistency of the exposition material that was
delivered during the learning process based on the kurikulum 2013 the student of X grade
MAN Patas. (2) describe the consistency of the core competency with the basic competency
in the exposition learning based on the kurikulum 2013 the student of X grade MAN Patas.
(3) describe the consistency of the basic competency with the indicator in the exposition
learning based on the kurikulum 2013 the student of X grade MAN Patas. (4) describe the
consistency of the indicator with the question test of RPP in the exposition learning based on
the curriculume of 2013 the student of X grade MAN Patas. The research design used
kualitatif descriptive. The subject of this research was the Indonesian teacher of X grade
MAN Patas. The objects of this research were the core competency, the basic competency,
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
and the indicator on the teacher evaluation in the exposition learning of the kurikulum 2013.
The research methods used were observation, documentation, and interview. The research
analysis was kualitatif descriptive. The data analysis were data identification, data reduction,
data display, and conclusion drawing. The result of this study showed that there were several
things raised related to the research problem such as (1) the consistency of the exposition
material with the exposition structure had been very appropriate with RPP. (2) the
consistency of the core competency with the basic competency on the teacher evaluation in
the learning had not been consistent and the quality of the question arrangement was very
low. (3) the consistency of the basic competency with the indicator on the teacher evaluation
in the exposition learning had not been consistent and the quality of the question
arrangement was very low. (4) the consistency of the indicator with the question test of RPP
in the exposition learning had not been appropriate and the question arrangement was very
low. The suggestion given were the evaluation arrangement should be paid attention on KI,
KD, and indicator to make a high quality of the evaluation itself.
Key words: core competency, basic competency, indicator, evaluation of exposition
learning, and the kurikulum 2013.
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan bisa
dimulai dari suatu pembaruan dan
penyempurnaan sistem pendidikan secara
menyeluruh agar bangsa ini dapat
bersaing pada era global yang semakin
kompetitif. Dalam rangka melakukan
pembeharuan sistem pendidikan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan
(Kemendikbud)
sedang
melakukan
penyempurnaan kurikulum nasional untuk
jenjang pendidikan dasar, pendidikan
menengah pertama, dan menengah
pertamayang diberlakukan mulai tahun
pelajaran 2013/2014.
Kurikulum pendidikan di Indonesia
telah
mengalami
beberapa
kali
penyempurnaan.
Penyempurnaan
kurikulum dilakukan untuk menyesuaiakan
pendidikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi
dan
seni.
Kurikulum sebagai pedoman mengajar
mempunyai karakteristik fleksibel dalam
kurun waktu tertentu harus direnovasi
sehingga mempunyai nilai inovatif dan
komunikatif. Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 1 ayat (1)
menyebutkan bahwa, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa, dan negara
(Wahyudi, 2012:68).
Kurikulum 2013 dirancang dengan
tujuan untuk mempersiapkan insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi
pada
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara
pada
peradaban dunia. Sejalan dengan hal
tersebut Kurikulum adalah instrumen
pendidikan untuk dapat membawa insan
Indonesia memiliki kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sehingga
dapat menjadi pribadi dan warga negara
yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
(Kurniasih dan Berlin, 2014:7). Oleh
karena itu, implementasi kurikulum 2013
merupakan langkah strategis dalam
menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia di masa depan.
Dalam merancang perencanaan
pembelajaran, guru harus benar-benar
memahami setiap butir KI, KD, dan
Indikator. Sebab, tanpa tanpa pemahaman
yang baik akan menimbulkan hambatan
dalam mengimplementasikan setiap butir
KI, KD dan indikator pada rencana
pelaksanaan pembelajaran. Apabila guru
keliru
dalam
merancang
rencana
pembelajaran, hal tersebut akan berimbas
pada pelaksanaan dan penilaian hasil
belajar.
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
Pembelajaran Bahasa Indonesia
berbasis teks dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa
hendaknya dipandang sebagai teks,
bukan semata-mata kumpulan kata atau
kaidah kebahasaan, (2) penggunaan
bahasa merupakan proses pemilihan
bentuk-bentuk
kebahasaan
untuk
mengungkapkan makna, (3) bahasa
bersifat fungsional yaitu penggunaan
bahasa yang tidak pernah dapat
dilepaskan dari konteks karena bentuk
bahasa yang digunakan itu mencerminkan
ide,
sikap,
nilai,
dan
ideologi
penggunaanya,
dan
(4)
bahasa
merupakan
sarana
pembentukan
kemampuan berpikir manusia. Dengan
demikian, pembelajaran bahasa berbasis
teks merupakan pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk menguasai
dan
menggunakan
jenis-jenis
teks
tersebut di masyarakat (Kemindikbud,
2014).
Kurikulum 2013 dirancang dengan
tujuan untuk mempersiapkan insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi
pada
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara
pada
peradaban dunia. Sejalan dengan hal
tersebut Kurikulum adalah instrumen
pendidikan untuk dapat membawa insan
Indonesia memiliki kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sehingga
dapat menjadi pribadi dan warga negara
yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
(Kurniasih dan Berlin, 2014:7). Oleh
karena itu, implementasi kurikulum 2013
merupakan langkah strategis dalam
menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia di masa depan.
Tugas utama seorang guru dalam
proses pembelajaran yaitu (1) membuat
persiapan proses pembelajaran, (2)
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dan,
(3)
melakukan
evaluasi
pembelajaran. Ketiga tahap tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling
tergantung, saling berpengaruh dan
memiliki tingkat kepentingan yang sama
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi merupakan
komponen
penting
dari
proses
pembelajaran dan telah ditetapkan standar
nasional tentang tuntutan bahwa guru
harus
memiliki
kemampuan
dalam
mengavaluasi siswa. Guru harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan mengajar,
pengetahuan tentang evaluasi yang
merupakan syarat dalam mengindikasi
efektivitas
pembelajaran.
Evaluasi
merupakan
kegiatan
yang
tidak
terpisahkan dari aktivitas pengajaran
secara keseluruhan, maju atau tidaknya
suatu pelajaran dapat diketahui melalui
kegiatan evaluasi yang dilaksanakan oleh
guru.Kegiatan evaluasi dapat dilakukan
pada akhir proses pembelajaran atau
dapat juga dilakukan setelah satu pokok
materi selesai dibahas. Undang-undang
No.32 Pasal 4 Tahun 2013 menyatakan
standar penilaian pendidikan adalah
kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta
didik.
Artinya,
proses
pembelajaran tidak dapat terlepas dari
kegiatan penilaian atau evaluasi untuk
mengukur
ketercapaian
hasil
pembelajaran. Sesuai hal tersebut, proses
evaluasi dalam Kurikulum 2013 lebih
mementingkan proses dari pada hasil
akhir,
sehingga
setiap
proses
pembelajaran selalu diakhiri dengan
kegiatan evaluasi yang terdapat dalam
kegiatan penutup.
Evaluasi ini dilakukan guru untuk
mengetahui tahap perkembangan terakhir
dari siswanya. Selain itu evaluasi
diadakan untuk mengetahui peserta didik
sudah
dapat
menguasai
standar
kompetensi yang telah ditetapkan atau
belum. Menyusun tes bertujuan untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam
menguasai indikator kompetensi dasar
pada materi teks eskposisi.
Dalam
pembelajaran
bahasa
Indonesia pada jenjang SMA/MA menurut
silabus Kurikulum 2013 kelas X terdapat
tiga materi mengenai teks, salah satunya
adalah teks eksposisi. Teks eksposisi
dapat diartikan sebagai paragraf atau
karangan yang terkandung sejumlah
informasi dan pengetahuan yang disajikan
secara singkat, padat, dan akurat. Untuk
menjawab masalah mengenai konsistensi
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
evaluasi guru dengan KI, konsistensi
evaluasi guru dengan KD, konsistensi
guru
dengan
indikator,
konsistensi
evaluasi guru dengan materi yang
disampaikan dalam proses pembelajaran
eksposisi. Oleh karena itu, peneliti
mengangkat masalah
dengan judul
“Konsistensi Evaluasi KI, KD dan Indikator
pada evaluasi guru dalam Pembelajaran
Eksposisi berdasarkan Kurikulum 2013
Siswa Kelas X MAN Patas”. Alasan
pemilihan penelitian di MAN Patas karena
MAN Patas adalah salah satu sekolah di
Kabupaten Buleleng yang berbasis islam
dan sudah menerapkan kurikulum 2013
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
MAN Patas juga dipandang sebagai
sekolah Madrasah Aliyah unggulan di
Kabupaten Buleleng. Kemudian alasan
peneliti memilih kelas X karena pada
jenjang kelas X sudah mulai diterapkan
Kurikulum 2013, dan belum terjangkau di
kelas XI dan XII.
Penelitian tentang evaluasi pernah
dilakukan oleh Safita Ferazona (2013)
dengan judul “ Analisis Kesesuaian Materi
Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Biologi
dengan Tuntutan Kompetensi Dasar di
SMA Kota Bandung”. Penelitian yang
dilakukan Safita yaitu menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan tujuan
memaparkan
kesesuaian
instrumen
evaluasi hasil belajar bidang studi biologi.
Selain Safita penelitian teng evaluasi
pernah dilakukan oleh Setyana Laspar
Vianti (2011) yang berjudul Kesesuaian
antara
Pengembangan Indikator dan
Kompetensi Dasar dalam Silabus KTSP
Aspek Membaca di SMP Negeri 3 Batang
Tahun Ajaran 2010/2011.
Berbeda dengan penelitian di atas,
fokus kajian dalam penelitian ini adalah
Konsistensi Evaluasi Guru dengan KI, KD
dan
Indikator, dalam Pembelajaran
Eksposisi sesuai dengan Kurikulum 2013
Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Konsistensi KI,
KD, dan Indikator Pada Evaluasi Guru
dalam
Pembelajaran
Eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 Siswa Kelas
X MAN Patas”.
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai
berikut:
(1)
Bagimanakah
konsistensi
pokok
bahasan/materi
eksposisi dengan struktur eksposisi yang
disampaikan selama proses pembelajaran
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa kelas
X MAN Patas? (2) Bagaimanakah
konsistensi kompetensi inti dengan
kompetensi dasar pada evaluasi guru
dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa kelas
X MAN Patas? (3) Bagaimanakah
konsistensi kompetensi dasar dengan
indikator pada evaluasi guru dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan
Kurikulum 2013 siswa kelas X MAN
Patas? (4) Bagaimanakah konsistensi
indikator dengan tes soal pada RPP dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan
Kurikulum 2013 siswa kelas X MAN
Patas?
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian
ini
adalah
(1)
Untuk
mendeskripsikan
konsistensi
pokok
bahasan/materi eksposisi dengan struktur
eksposisi yang disampaikan selama
proses
pembelajaran
berdasarkan
Kurikulum 2013 siswa kelas X MAN Patas.
(2) Untuk mendeskripsikan konsistensi
kompetensi inti dengan kompetensi dasar
dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa kelas
X MAN Patas. (3) Untuk mendeskripsikan
konsistensi kompetensi dasar dengan
indikator dalam pembelajaran eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa kelas
X MAN Patas. (4) Untuk mendeskripsikan
konsistensi indikator dengan tes soal pada
RPP dalam pembelajaran eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa kelas
X MAN Patas.
METODE PENELITIAN
Dalam
pemecahan
masalah
diperlukan penyelidikan yang hati-hati dan
terus-menerus
sedangkan
untuk
mengetahui
bagimana
seharusnya
langkah penelitian dilakukan yaitu dengan
cara menggunakan metode penelitian.
Penelitian ini digolongkan ke dalam
penelitian deskriptif kualitatif. Data-data
dalam penelitian deskriptif kualitatif
diperoleh
dari
hasil
wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Adapun
subjek dalam penelitian ini adalah guru
bahasa Indonesia yang mengajar di kelas
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
X MAN Patas yaitu Ibu Sri Wahyuningsih,
S.Pd.
Sementara
itu
objek
dalam
penelitian ini adalah kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indikator pada
evaluasi
guru
dalam
pembelajaran
eksposisi berdasarkan kurikulum 2013.
Sesuai dengan rumusan masalah yang
diangkat objek penelitian ini secara
khusus adalah pokok bahasan/materi
ekspoisisi dengan struktur eksposisi yang
disampaikan
selama
proses
pembelajaran, kompetensi inti dengan
kompetensi dasar pada evaluasi guru,
kompetensi dasar dengan indikator pada
evaluasi guru, dan indikator dengan tes
soal pada RPP.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Metode observasi digunakan
untuk
memperoleh
data
mengenai
bagimana pelaksanaan pembelajaran
eksposisi dengan struktur eksposisi
selama proses pembalajaran di kelas.
Selain metode observasi peneliti juga
menggunakan metode dokumentasi untuk
membantu menjawab masalah yang ada
pada penelitian ini. Ismawati (2012:81)
berpendapat bahwa “Metode dokumentasi
adalah alat pengumpulan data dengan
cara menyelidiki benda-benda tertulis,
seperti
buku,
majalah,
dokumen
peraturan-peraturan,
notulen
rapat,
catatan harian dan sebagainya. Sejala
dengan pendapat ismawati pada merode
dokumentasi yang peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data yaitu data berupa
silabus, RPP, dan tes soal yang dibuat
oleh guru. Sementara itu dalam penelitian
ini, peneliti juga menggunakan metode
wawancara. Peneliti mewawancarai guru
bahasa
Indonesia
yaitu
ibu
Sri
Wahyuningsih, S.Pd. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode wawancara
tidak terstruktur. Wawancara yang peneliti
lakukan tidak dalam situasi formal,
melainkan dengan percakapan biasa.
Dalam hal ini, peneliti berperan sebagai
orang yang memberikan pertanyaan atau
disebut pewawancara, sedangkan guru
yang perperan sebagai orang yang
memberikan jawaban atas pertanyaan
pewawancara.
Dalam penelitian ini digunakan
instrumen pengumpulan data untuk
mendukung penggunaan metode dalam
pengumpulan
data.
Instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah. Instrumen yang digunakan
untuk mendukung metode observasi
adalah lembar observasi, dokementasi
adalah
lembar
dokumetasi,
dan
wawancara adalah pedoman wawancara.
Pada saat melaksanakan observasi,
hasil observasi dicatat dalam lembar
observasi
tersebut.
Bagiamanakah
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilaksanakan oleh guru, apakah dalam
melaksanakan pembelajaran terdapat
hambatan-hambatan yang dialami. Selain
itu untuk metode dokumentasi akan
digunakan lembar dokumentasi berupa
silabus, RPP dan tes soal yang dibuat
oleh guru. Pada lembar dokumentasi ini
akan menjawab rumusan masalah 2, 3,
dan 4. Yaitu apakah konsisiten antara KI
dengan KD, KD dengan Indikator, dan
Indikator dengan tes soal yang terdapat
pada RPP. Selain metode observasi,
dokumentasi peneliti juga menggunakan
metode
wawancara,
pada
metode
wawancara akan digunakan lembar
wawancara,
lembar
wawancara
ini
mengenai pelaksanaan pembelajaran
eksposisi dengan struktur eksposisi.
Setelah melakukan pengumpulan
data, metode selanjutnya adalah analisis
data. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik
deskriptif kualitatif adalah suatu teknik
menganalisis
data
dengan
cara
menginterpretasikan data yang diperoleh
dengan kata-kata. Analisis data dalam
penelitian ini mencakup identifikasi data,
menyeleksi data penyajian data, dan
penarikan simpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Pada bagian ini akan disampaikan
mengenai
(1)
konsistensi
pokok
bahasan/materi eksposisi dengan struktur
eksposisi yang disampaikan selama
proses
pembelajaran
berdasarkan
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
kurikulum 2013 siswa kelas X MAN Patas.
(2) konsistensi kompetensi inti dengan
kompetensi dasar pada evaluasi guru
dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa kelas
X MAN Patas. (3) konsistensi kompetensi
dasar dengan indikator pada evaluasi guru
dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa kelas
X MAN Patas. (4) konsistensi indikator
dengan tes soal pada RPP dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan
Kurikulum 2013 siswa kelas X MAN Patas.
A. Konsistensi pokok bahasan/materi
eksposisi dengan struktur eksposisi
yang disampaikan selama proses
pembelajaran
berdasarkan
Kurikulum 2013 siswa kelas X MAN
Patas.
1. Guru menyampaikan salam dan
mengecek kehadiran siswa,
2. Guru memberikan apersepsi,
3. Guru menyampaikan indikator dan
tujuan pembelajaran,
4. Guru menyampaikan penjelasan terkait
pembelajaran eksposisi,
5. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memahami penjelasan dari
guru terkait dengan materi yang
diberikan yaitu struktur eksposisi,
6. Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengetahuan siswa tentang esposisi
7. Guru memberikan contoh (model)
eksposisi
8. Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa terkait dengan struktur yang
terdapat
dalam
contoh
(model)
eksposisi,
9. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir dan berdiskusi
tentang struktur yang terkandung dalam
eksposisi,
10.
Guru mengamati pelaksanaan
diskusi dan memberikan bimbingan
serta arahan kepada siswa,
11. Guru menugaskan siswa untuk
menulis contoh eksposisi dengan
bantuan contoh (model) yang sudah
diberikan oleh guru,
12. Guru melakukan penilaian terhadap
aktivitas
siswa
dalam
menulis
eksposisi,
13. Guru memberikan umpan balik
terhadap
kegiatan
pembelajaran
eksposisi
14. Guru
menyimpulkan
hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan,
15. Guru
memberikan
penghargaan
terhadap usaha yang dilakukan siswa
dalam
pembelajaran
menulis
eksposisi,
16. Guru
mengakhiri
pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
Pada intinya, pokok bahasan/ materi
eksposisi dengan struktur eksposisi yang
disampaikan selama proses pembelajaran
eksposisi sudah sesuai dengan RPP yang
telah disusun oleh guru.
B.
Bagaimanakah
konsistensi
kompetensi
inti
dengan
kompetensi dasar pada evaluasi
guru
dalam
pembelajaran
eksposisi berdasarkan kurikulum
2013 siswa kelas X MAN Patas
Pada soal soal nomor 1 dikatakan
sudah konsisiten pada KI, namun belum
konsisten dengan KD karena pada KD 3.2
(membandingkan teks eksposisi baik lisan
maupun tulisan) selain itu juga pada KD
yang lain yaitu (memproduksi teks
eksposisi yang koheren sesuai dengan
karaktersitik yang dibuat baik lisan
maupun tulisan.) Pada kedua KD tersebut
tidak tercermin pada soal yang dibuat oleh
guru
karena
dilihat
dari
segi
kesesuaiannya tidak ada arahan kepada
siswa untuk membandingkan bagian
materi yang ada pada teks eskposisi dan
tidak ada arahan untuk memproduksi teks
eksposisi yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat.
Pada soal nomor 2 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI karena pada
soal tersebut siswa dituntut untuk
memahami isi soal tersebut. Namun pada
soal 2 tersebut belum konsisiten dengan
KD karena tidak arahan kepada siswa
untuk membandingkan, dan memproduksi
teks eskposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 3 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI dan KD
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
karena soal yag dibuat oleh guru sudah
sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Pada soal nomor 4 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI dan KD
karena soal yag dibuat oleh guru sudah
sesuai dengan secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 5 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI dan KD
karena soal yag dibuat oleh guru sudah
sesuai dengan secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 6 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan KI, namun belum
konsisiten dengan KD, karena pada KD
tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 7 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
konsisiten dengan KD, karena pada KD
tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 8 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI dan KD
karena soal yag dibuat oleh guru sudah
sesuai dengan secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 9 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
konsisiten dengan KD, karena pada KD
tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 10 daat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
konsisten dengan KD, karena pada KD
tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan. Pada soal nomor 10 daat
dikatakan sudah konsisiten dengan KI,
namun belum konsisiten
dengan KD,
karena pada KD tidak arahan kepada
siswa
untuk
membandingkan
dan
memproduksi teks eksposisi baik secara
lisan maupun tulisan.
Pada soal nomor 11 dapat dikatakan
belum konsisiten dengan KI dan KD,
karena
pada
soal
tersebut
tidak
mencerminkan isi dari pada KI dan KD
yang telah disusun dalam RPP.
Pada soal nomor 12 dapat dikatakan
belum konsisiten dengan KI dan KD,
karena
pada
soal
tersebut
tidak
mencerminkan isi dari pada KI dan KD
yang telah disusun dalam RPP.
Pada soal nomor 13 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
kosisiten dengan KD, karena pada KD
tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan. Pada soal nomor 13 dapat
dikatakan sudah konsisiten dengan KI,
namun belum sesuai dengan KD, karena
pada KD tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 14 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
konsisten dengan KD, karena pada KD
tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 14 daat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
sesuai dengan KD, karena pada KD tidak
arahan
kepada
siswa
untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 15 daat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
sesuai dengan KD, karena pada KD tidak
arahan
kepada
siswa
untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 15 dapat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
sesuai dengan KD, karena pada KD tidak
arahan
kepada
siswa
untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 16 dapat dikatakan
belum sesuai dengan KI dan KD, karena
pada soal tersebut tidak mencerminkan isi
dari pada KI dan KD yang telah disusun
dalam RPP.
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
Pada soal nomor 17 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KI dan KD,
karena
pada
soal
tersebut
tidak
mencerminkan isi dari pada KI dan KD
yang telah disusun dalam RPP.
Pada soal nomor 18 daat dikatakan
sudah konsisiten dengan KI, namun belum
sesuai dengan KD, karena pada KD tidak
arahan
kepada
siswa
untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 19 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KI dan KD,
karena
pada
soal
tersebut
tidak
mencerminkan isi dari pada KI dan KD
yang telah disusun dalam RPP.
Pada soal nomor 20 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan KI, namun belum
sesuai dengan KD, karena pada KD tidak
arahan
kepada
siswa
untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan. Pada soal nomor 20 dapat
dikatakan sudah sesuai dengan KI, namun
belum sesuai dengan KD, karena pada KD
tidak arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
C. Bagaimanakah
konsistensi
kompetensi inti dengan kompetensi
dasar pada evaluasi guru dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan kurikulum 2013 siswa
kelas X MAN Patas
Pada soal nomor 1 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KD, namun
sudah konsisten dengan indikator, karena
pada KD, tidak ada arahan kepada siswa
untuk membandingkan dan memproduksi
teks eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 2 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KD, namun
belum konsisiten dengan indikator, karena
pada KD, tidak ada arahan kepada siswa
untuk membandingkan dan memproduksi
teks eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 3 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan KD dan Indikator,
karena pada soal yang sudah disusun
guru sudah mencerminkan isi dari pada
KD dan indikator yang telah disusun pada
RPP.
Pada soal nomor 4 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan KD dan Indikator,
karena pada soal yang sudah disusun
guru sudah mencerminkan isi dari pada
KD dan indikator yang telah disusun pada
RPP.
Pada soal nomor 5 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan KD, namun
belum konsisten dengan indikator, karena
pada soal tidak mencerminkan indikator
yang tersusun pada RPP.
Pada soal nomor 6 dapat dikatakan
belum konsiten dengan KD dan indikator.
Karena pada soal tersebut belum
mencerminkan isi dari pada KI dan
indikator yang tersesusun pada RPP.
Pada soal nomor 7 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KD dan indikator.
Karena pada soal tersebut belum
mencerminkan isi dari pada KI dan
indikator yang tersesusun pada RPP.
Pada soal nomor 8 dapat dikatakan
sudah konsiten dengan KD, namun belum
sesuai dengan indikator, karena pada soal
tidak mencerminkan indikator yang
tersusun pada RPP.
Pada soal nomor 9 dapat dikatakan
belum konsisiten dengan KD dan
indikator. Karena pada soal tersebut
belum mencerminkan isi dari pada KI dan
indikator yang tersesusun pada RPP.
Pada soal nomor 10 dapat dikatakan
belum konsisiten dengan KD dan
indikator. Karena pada soal tersebut
belum mencerminkan isi dari pada KI dan
indikator yang tersesusun pada RPP.
Pada soal nomor 11 dapat dikatakan
belum konsisiten dengan KD dan
indikator. Karena pada soal tersebut
belum mencerminkan isi dari pada KI dan
indikator yang tersesusun pada RPP.
Pada soal nomor 12 dapat dikatakan
belum sesuai dengan KD dan indikator.
Karena pada soal tersebut belum
mencerminkan isi dari pada KI dan
indikator yang tersesusun pada RPP.
Pada soal nomor 13 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KD dan indikator.
Karena pada soal tersebut belum
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
mencerminkan isi dari pada KI dan
indikator yang tersesusun pada RPP.
Pada soal nomor 14 dapat dikatakan
belum konsiten dengan KD, namun sudah
sesuai dengan indikator, karena pada KD,
tidak ada arahan kepada siswa untuk
membandingkan dan memproduksi teks
eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 15 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KD, namun
sudah konsiten dengan indikator, karena
pada KD, tidak ada arahan kepada siswa
untuk membandingkan dan memproduksi
teks eksposisi baik secara lisan maupun
tulisan.
Pada soal nomor 16 dapat dikatakan
sudah konisten dengan KD, namun belum
sesuai dengan indikator, karena pada soal
tidak mencerminkan indikator yang
tersusun pada RPP.
Pada soal nomor 17 dapat dikatakan
sudah koniten dengan KD, namun belum
sesuai dengan indikator, karena pada soal
tidak mencerminkan indikator yang
tersusun pada RPP.
Pada soal nomor 18 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KD dan indikator,
karena pada soal tidak mencerminkan KD
dan indikator yang tersusun pada RPP.
Pada soal nomor 19 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan KD, namun
belum konsisten dengan indikator, karena
pada soal tidak mencerminkan indikator
yang tersusun pada RPP.
Pada soal nomor 20 dapat dikatakan
belum konsisten dengan KD dan indikator,
karena pada soal tidak mencerminkan KD
dan indikator yang tersusun pada RPP.
D. Bagaimanakah
konsistensi
kompetensi dasar dengan indikator
pada
evaluasi
guru
dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan kurikulum 2013 siswa
kelas X MAN Patas.
Pada soal nomor 1 sudah konsisten
dengan
indikator
namun
belum
menggunakan kata kerja operasional.
Pada soal nomor 2 sudah konsisten
dengan
indikator
namun
belum
menggunakan kata kerja operasional.
Pada soal nomor 3 sudah konsisten
dengan
indikator
namun
belum
menggunakan kata kerja operasional.
Pada soal nomor 4 sudah konsisten
dengan
indikator
namun
belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 5 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 6 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 7 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 8 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 9 dapat dikatakan belum
konsistensi dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 10 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Pada soal nomor 11 dapat dikatakan
sudah
menggunakan
kata
kerja
operasional namun belum sesuai dengan
indikator.
Soal nomor 12 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 13 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Pada soal nomor 14 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan indikator namun
belum
menggunakan
kata
kerja
operasional.
Pada soal nomor 15 dapat dikatakan
sudah konsisten dengan indikator namun
belum
menggunakan
kata
kerja
operasional.
Soal nomor 16 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 17 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 18 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
Soal nomor 19 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
Soal nomor 20 dapat dikatakan belum
konsisten dengan indikator dan belum
menggunakan kata kerja operasional.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapat,
mengenai konsisitensi pokok bahasan
eksposisi dengan struktur eksposisi,
konsisitensi KI dengan KD pada evaluasi
guru, konsistensi KD dengan indikator
pada evaluasi guru dan indikator dengan
tes soal pada RPP dalam evaluasi guru.
Keempat temuan tersebut ditemukan
bahwa sebelum melakukan pembelajaran
guru terlebih dahulu menyiapkan RPP.
Berdasarkan hasil temuan yang
peneliti lakukan bahwa guru berusaha
untuk menarik atau membawa perhatian
siswa pada materi pelajaran yang baru.
Selain itu guru memusatkan materi
pelajaran
pada
pembelajaran
teks
eksposisi. Materi yang disampaikan tidak
melebar pada materi-materi yang lain,
sesuai dengan apa yang terdapat dalam
RPP. Dalam pembelajaran guru selalu
mengurutkan materi dari yang terendah
hingga yang ke kompleks. Siswa dan guru
memiliki hubungan yang sangat akrab,
tujuan guru yaitu agar siswa tidak merasa
ketakutan dalam proses pembelajaran,
sehingga guru menempatkan posisinya
sebagi
teman
siswa.
Setelah
pembelajaran selesai, guru dan siswa
secara bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut teori, yaitu
yang disampaikan oleh (Sardiman, 2011)
bahwa aspek materi terdiri dari lima item,
yang pertama adalah interes. Dalam hal
inilah usaha guru untuk menarik atau
membawa perhatian siswa pada materi
pelajaran yang baru.. Kedua adalah titik
pusat, titik pusat di sini ialah bahwa apa
yang
diuraikan,
dikemukakan
dan
dijelaskan oleh guru benar-benar terpusat
pada bahasa yang digunakan. Ketiga
adalah rantai kognitif, ialah urutan-urutan
atau sistematika dalam penyampaian
bahan pelajaran. Keempat adalah kontak,
yang dimaksud kontak dalam hal ini
menyangkut hubungan batiniah antara
guru dan siswa dalam kaitannya dengan
bahan yang sedang dibahas bersama.
Dan aspek yang terakhir menurut
Sardiman adalah penutup, guru menutup
materi pelajaran dengan baik, yaitu
dengan menyimpulkan secara bersama
tentang materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diuraikan sebelumnya bahwa evaluasi
yang dibuat oleh guru untuk mengukur
pengetahuan siswa belum sesuai dengan
isi RPP. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tes yang dibuat oleh guru belum
mencerminkan apa yang hendak diukur,
dengan demikian penyusunan soal yang
dibuat oleh guru yang digunakan dalam
evaluasi pembelajaran eksposisi pada
kelas X MAN Patas perlu memperhatikan
KI dan KD dalam tiap butir soal yang
terhadapat
pada
RPP
sihingga
kemampuan berpikir siswa semakin kritis
dan
siswa
tidak
hanya
memiliki
kemampuan secara konseptual saja
melainkan juga memiliki kemampuan yang
lain. Dari hasil uji KI dengan KD , KD
dengan Indikator dan indikator dengan
soal dapat disimpulkan bahwa ditemukan
beberapa butir soal sudah mencerminkan
KI, KD, Indikator, namun dari 20 soal
yang dibuat oleh guru lebih banyak
terdapat soal yang tidak sesuai dengan KI,
KD
dan
indikator.
Hal
tersebut
menunujukkan pengetahuan guru dalam
penyusunan soal masih kurang. Hal ini
merujuk pada pendapat Surapranata,
(Dwipayani, 2013:68) yang menyatakan
bahwa jika keseluruhan soal sesuai
dengan isi kurikulum, maka soal tersebut
bisa disimpulkan mempunyai kriteria soal
yang tinggi, dan jika ada beberapa soal
yang tidak sesuai dengan isi kurikulum,
maka kriteria soal tersebut rendah.
Dengan demikian soal yang digunakan
oleh guru untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran sudah dapat dikatakan
belum memiliki kriteria soal yang baik
karena soal belum sesuai dengan KI, KD
dan indikator yang tercermin pada isi RPP.
PENUTUP
Berdasarkan
hasil
penelitian
menegenai konsistensi KI, KD, Indikator
pada evaluasi guru dalam pembelajaran
eksposisi berdasarkan kurikulum 2013
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
siswa
MAN
Patas
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berkut :
1. konsistensi pokok bahasan/materi
eksposisi dengan struktur eksposisi
yang disampaikan selama proses
pembelajaran berdasarkan Kurikulum
2013 siswa kelas X MAN dapat
dikatakan sudah konsisiten,
hal
tersebut
dikarenakan
sebelum
mengajar guru mempersiapkan RPP
terlebih dahulu sehingga dalam
pembelajaran guru selalu berpedoman
pada
RPP.
Penyampaian
pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru dan siswa dapat dikatakan
berhasil dan terarah karena dalam
pembelajaran
guru
sudah
menyampaikan materi-meteri yang
terdapat dalam RPP, misalnya struktur
eksposisi, yang didalamnya terdapat
pernyataan pendapat, argumentasi
dan
penegasan
ulang
pendapat/kesimpulan.
Selain
menyampaikan struktur guru juga
sudah menyampaikan ciri bahasa
eksposisi dan kaidah dalam eksposisi.
Keberhasilan
penyampaian
pembelajaran
dapat
diperhatikan
dengan langkah-langkah pembelajaran
yang dilakukan guru seperti langkahlangkah pembelajaran yang terdapat
dalam RPP.
2. Konsistensi kompetensi inti dengan
kompetensi dasar pada evaluasi guru
dalam
pembelajaran
eksposisi
berdasarkan Kurikulum 2013 siswa
kelas X MAN Patas, ditemukan belum
konsisiten dan kualitasnya masih
rendah karena setiap butir soal yang
digunakan oleh guru dalam evaluasi
pembelajaran tidak sesuai pada KI
dengan KD yang tercermin dalam
RPP.
3. Konsistensi kompetensi dasar dengan
indikator pada evaluasi guru dalam
pembelajaran eksposisi berdasarkan
Kurikulum 2013 siswa kelas X MAN
belum konsisten dan kualitasnya
masih
rendah,
karena
dalam
penyusunan soal masih banyak soal
yang
belum mencerminkan KD
dengan indikator dalam hal ini guru
kurang memperhatikan isi yang
terdapat pada RPP.
4. konsistensi indikator dengan tes soal
pada RPP dalam pembelajaran
eksposisi berdasarkan Kurikulum 2013
siswa kelas X MAN belum sesuai,
karena dalam soal guru belum
terdapat indikator selain itu juga guru
kurang memperhatikan KKO yang
akan digunakan dalam soal tersebut.
Terkait dengan simpulan di atas,
ada saran yang ingin peneliti kemukakan
untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam
meningkatkan
penyusuanan
evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia
di sekolah.
1. Bagi guru bahasa Indonesia penelitian
ini dapat digunakan sebagai contoh
dan
bahan
refleksi
dalam
melaksanakan
pembelajaran,
khusunya pada evaluasi guru pada KI,
KD, dan Indikator.
2. Penyusunan
evaluasi
hendak
dikembangkan dari KI, KD dan
indikator agar evaluasi tersebut
mencerminkan dari KI, KD dan
indikator yang terdapat dari RPP telah
disusun.
3. Kepada peneliti lain, paparan yang
terdapat dalam penelitian ini dapat
dijadikan bahan dalam meneliti
masalah lain yang sejenis dengan
penelitian ini secara lebih lanjut.
Peneliti menyakini bahwa dalam
penelitian ini masih ada hal yang
belum
dibahas
dan
belum
diselesaikan. Oleh sebab itu peneliti
lain bisa menemukan tindakan lebih
lanjut untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ferazona, Safita. 2013. Analisis
Keseuaian Materi Instrumen
Evaluasi Hasil Belajar Biologi
dengan Tuntutan Kompetensi
Dasar di SMA Kota Bandung.
Tesis Jurusan Biologi. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Ismawati, Esti. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.2014.
Pedoman
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Guru.
Jakarta:
Badan
Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan, Pusat Pengembangan
Profesi Pendidik.
……….2014. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.
Implementasi Kurikulum 2013:
Konsep dan penerapan. Surabaya:
Kata Pena.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta:
Grafindo Persada.
Vianti, Setyana Laspar. 2011. Kesesuaian
antara Pengembangan Indikator
dan Kompetensi Dasar dalam
Silabus KTSP Aspek Membaca di
SMP Negeri 3 Batang. Jurusan
Bahasa dan Sastra Jawa. Skipsi.
Universitas Negeri Semarang.
Wahyudi, Imam. 2012. Panduan Lengkap
Uji Sertifikasi Guru. Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya.
Download