Modul Psikologi Konseling [TM10]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi
Konseling
Tehnik Konseling Dasar 2
Fakultas
Program Studi
PSIKOLOGI
S1 Psikologi
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
Putri R. Wulandari
Abstract
Kompetensi
Berisikan hal-hal yang berkaitan
dengan teknik konseling: humanistik,
gestalt, realitas, konseling keluarga
Mahasiswa mengetahui dan memahami
hal-hal yang berkaitan dengan
humanistik, gestalt, realitas, konseling
keluarga
Teknik Humanistik
Pendahuluan______________________________________________________________
Teori humanistik berkembang pada tahun 1950-an sebagai teori yang
menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik terhadap
dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat melecehkan manusia. Teori fred
dikritik, karena memandang tingkah laku manusia di dominasi atau ditentukan oleh
dorongan yang bersifat primitive dan animalistik (hewani). Teori behavioristik juga
dikritik karena teori terlalu asyik dengan penelitiaannya terhadap binatang, dan
menganalisis kepribadian secara pragmentaris. Dan dengan begitu mengapa sehingga
teori tersebut dikritik, karena memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tak
berdaya dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan
untuk mengarahkan diri.
Pandangan tentang manusia_______________________________________________
Para ahli teori humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat
manusia. Mereka menyakini bahwa :
1. Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.
2. Manusia memiliki kebebesan untuk merancang atau mengembangkan tingkah
lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh
lingkungan.
3. Manusia
adalah
mahkluk
rasional
dan
sadar,
tidak
dikuasi
oleh
ketidaksadaran, kebutuhan irrasional, dan konflik.
Tujuan konseling_________________________________________________________
1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman dan dapat mempersepsinya secara
realistik.
2. Menerima diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
3. Bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4. Mau menghargai diri sendiri dan orang lain.
5. Menerima orang lain sebagai individu yang unik.
6. Bersikap rasional dan tidak defensive.
7. Bersikap demokratis.
8. Senang menjalin hubungan interpersonal.
2015
2
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peran dan fungsi konselor__________________________________________________
1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
2. Menyadari tanggung jawabnya sebagai konselor.
3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan bimbingan dan konseling.
4. Berorientasi pada perkembangan.
5. Menekankan keharusan konselor terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi
yang utuh.
6. Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak di tangan klien / konselor.
7. Memandang dirinya sebagai model, konselor dengan gaya hidup dan
pandangan humanistiknya tentang manusia data secara implicit menunjukkan
kepada konseli potensi bagi tindakan kreatif dan posistif.
8. Mengakui kebebasan konseli untuk mengungkapkan tujuan dan nilainya
sendiri.
9. Bekerja kearah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan
kebebasan klien.
Teknik konseling_________________________________________________________
Yaitu teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu
individu menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan
intervensi ahli terapi yang minimal.Dalam konseling humanistik terdapat teknikteknik konseling, yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut
terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain:
a. Membina hubungan baik (good rapport)
b. Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan
keterbatasannya
c. Merangsang kepekaan emosi klien
d. Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
e. Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
f. Membuat klien menjadi adequate
Corey (1995) mengatakan bahwa konselor harus memperlihatkan berbagai
keterampilan interpersonal yang dibutuhkan dalam proses konseling. Keterampilanketerampilan tersebut antara lain:
1. Mendengar aktif (active listening)
2015
3
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Yaitu memperhatikan konseli, sensitif terhadap kata atau kalimat yang
diucapkan, intonasi dan bahasa tubuh konseli.
2. Mengulang kembali (Paraphrasing)
Yaitu mengulang perkataan konseli dengan kalimat yang berbeda.
3. Memperjelas (Clarifying)
Merespon pertanyaan atau pesan konseli yang membingungkan dan tidak jelas,
dengan memfokuskan pada isu-isu utama dan membantu individu menemukan
dan memperjelas perasaan-perasaannya yang bertolak belakang.
4. Menyimpulkan (summarizing)
Keterampilan konselor untuk menganalisis seluruh elemen-elemen penting
yang muncul dalam seluruh atau bagian sesi konseling. Kemampuan ini sangat
dibutuhkan pada saat proses transisi dari satu topik ke topik lainnya.
5. Bertanya (questioning)
Teknik ini bertujuan untuk menggali informasi yang lebih dalam dari konseli.
Dalam bertanya terdapat dua jenis pertanyaan, yaitu: pertanyaan tertutup yang
hanya memberi peluang jawaban ya atau tidak dan pertanyaan terbuka dengan
menggunakan kata tanya seperti: apa, dimana, kapan, mengapa, dan
bagaimana.
6. Menginterpretasi (Interpreting)
Yaitu kemampuan konselor dalam menginterpretasi pikiran, perasaan atau
tingkah laku konseli yang bertujuan untuk memberikan perspektif alternatif
dan baru.
7. Mengkonfrontasi (confronting)
Merupakan cara yamg kuat untuk menantang konseli untuk melihat dirinya
secara jujur. Konfrontasi adalah cara yang efektif untuk membuka mata
anggota kelompok, akan tetapi bila dilakukan secara tidak berhati-hati akan
memberikan efek yang buruk dan merusak.
8. Merefleksikan perasaan
Kemamouan
untuk
merespon
terhadap
esensi
perkataan
konseli.
Merefleksikan perasan bukan sekedar memantulkan perasaan konseli tapi
termasuk pula ekspresinya.
9. Memberikan dukungan (supporting)
Upaya memberikan penguatan dan penguatan kepada konseli, terutama ketika
mereka
2015
4
berhasil
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
membuka
informasi-informasi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
personal.
Konselor
memberikan dukungan dengan cara memberikan perhatian penuh kepada
konseli tersebut.
10. Berempati
Inti dari keterampilan empati adalah kemampuan pemimpin kelompok untuk
sensitif terhadap hal-hal subyektif konseli. Untuk dapat melakukan empati,
konselor harus memiliki perhatian dan penghargaan kepada konseli.
11. Memulai (initiating)
Keterampilan untuk memulai kegiatan dalam proses konseling, seperti diskusi,
menentukan tujuan, mencari alternatif solusi dan sebagainya.
Teknik Gestalt
Pendahuluan______________________________________________________________
Penemu psikoterapi Gestalt adalah Frederick (Fritz) Perls dan mulai berkembang pada
awal tahun 1950. Pendekatan Gestalt berfokus pada masa kini dan itu di butuhkan kesadaran
saat itu juga. Kesadaran ditandai oleh kontak, penginderaan, dan gairah. Kontak dapat terjadi
tanpa kesadaran, namun kesadaran tidak dapat dipisahkan dari kontak.
Geralt Corey dalam bukunya (Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, hal. 118)
mengatakan bahwa terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk
terapi yang mengharuskan individu menemukan jalannya sendiri dan menerima tanggung
jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan
Tujuan konseling_________________________________________________________
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani
mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi.
Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari
ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat
berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
Secara lebih spesifik tujuan konseling Gestalt adalah sebagai berikut:

Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan
atau realitas.

Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya

Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke
mengatur diri sendiri (to be true to himself)
2015
5
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut
prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul
dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.
Kelebihan dan kekurangan____________________________________________________
Kelebihan :
1. Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa
lampau yang relevan ke saat sekarang.
2. Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesanpesan tubuh.
3. Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak
berubah.
4. Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada konseli untuk menemukan makna dan
penafsiran-penafsiran sendiri.
5. Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung
menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah konseli.
Kekurangan :
1. Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh
2. Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan
faktor-faktor kognitif.
3. Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi
mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
4. Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-teknik Gestalt
akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi tetap
tersembunyi.
5. Para konseli sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt karena
merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada kerangka yang
layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.
Peran dan fungsi konselor__________________________________________________
Menurut ringkasan Gudnanto (Pendekatan Konseling, 2012). Dalam pendekatan teori
Gestalt ini, peran konselor adalah:
1. Memfokuskan pada perasaan klien, kesadaran pada saat yang sedang berjalan,
serta hambatan terhadap kesadaran.
2. Tugas terapis adalah menantang klien sehingga mereka mau memanfaatkan
indera mereka sepenuhnya dan berhubungan dengan pesan-pesan tubuh
mereka.
3. Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien, sebagai petunujk non verbal.
2015
6
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Secara halus berkonfrontasi dengan klien guna untuk menolong mereka
menjadi sadar akan akibat dari bahasa mereka.
Teknik konseling_________________________________________________________
Dalam buku Gerald Corey tahun 1995. Teknik-teknik yang biasanya dipakai yaitu:
a. Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogkan dua
kecenderungan yang saling bertentangan yaitu, kecenderungan top dog (adil,
menuntut, dan berlaku sebagai majikan) dan under dog (korban, bersikap tidak
berdaya, membela diri, dan tak berkuasa). Disini ada permainan kursi kosong, yaitu
klien diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog maupun under dog
sehingga klien dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut pandang dari
keduanya.
b. Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun ke dalam
suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan menjalin
hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Gejalagejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongandorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa meminta klien memainkan peran yang
bertentangan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya atau pembalikan dari
kepribadiannya.
c. Bermain Proyeksi
Memantulkan pada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau
melihat atau menerimanya.
d. Tetap dengan Perasaan
Teknik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk pada perasaan atau suasana hati
yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya. Terapi mendesak
klien untuk tetap atau menahan perasaan yang ia ingin hindari itu.
Teknik realitas
Pendahuluan______________________________________________________________
Terapi Realitas merupakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis,
relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung kepada konseli, yang dapat dilakukan
2015
7
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
oleh guru atau konselor di sekolah dalam rangka mengembangkan dan membina
kepribadian/kesehatan mental konselisecara sukses, dengan cara memberi tanggung
jawab kepada konseli yangbersangkutan (Corey, 1997).
Terapi Realitas dikembangkan oleh William Glasser, seorang insinyur kimia
sekaligus psikiater pada tahun 1950-an. Adapun fokus terapi relitas ini adalah tingkah
laku sekarang yang ditampilkan individu. Yang dimaksudkan dengan istilah reality
ialah suatu standar atau patokan obyektif, yang menjadi kenyataan atau realitas yang
harus diterima. Realitas atau kenyataan itu dapat berwujud suatu realitas praktis,
realitas sosial, atau realitas moral. Sesuai dengan pandangan behavioristik, yang
terutama disoroti pada seseorang adalah tingkah lakunya yang nyata. Tingkah laku itu
dievaluasi menurut kesesuaian atau ketidaksesuaiannya dengan realitas yang ada.
Glasser memfokuskan perhatian pada perilaku seseorang pada saat sekarang, dengan
menitikberatkan tanggung jawab yang dipikul setiap orang untuk berperilaku sesuai
dengan realitas atau kenyataan yang dihadapi. Penyimpangan/ ketimpangan dalam
tingkah laku seseorang dipandang sebagai akibat dari tidak adanya kesadaran
mengenai tanggung jawab pribadi; bukan sebagai indikasi/ gejala adanya gangguan
dalam kesehatan mental menurut konsepsi tradisional. Bagi Glasser, bermental sehat
adalah menunjukkan rasa tanggung jawab dalam semua perilaku. Manusia dapat
menentukan dan memilih tingkah lakunya sendiri. Ini berarti bahwa setiap individu
harus bertanggung jawab dan bersedia menerima konsekuensi dari tingkah lakunya.
Bertanggung jawab di sini maksudnya adalah bukan hanya pada apa yang
dilakukannya melainkan juga pada apa yang dipikirkannya.
Terapi Realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi yang dipersamakan
dengan kesehatan mental. Terapi realitas adalah suatu bentuk modifikasi tingkah laku
karena dalam penerapan-penerapan institusionalnya, merupakan tipe pengondisian
operan yang tidak ketat.
Pandangan tentang manusia_______________________________________________
Pandangan tentang manusia mencakup pernyataan bahwa suatu “kekuatan
pertumbuhan” mendorong kita untuk barusaha mencapai suatu identitas keberhasilan.
Penderitaan pribadi bisa diubah hanya dengan perubahan identitas. Pandangan terapi
realitas menyatakan bahwa, karena individu- individu bisa mengubah cara hidup,
perasaan, dan tingkah lakunya, maka merekapun bisa mengubah identitasnya.
perubahan identitas bergantung pada perubahan tingkah laku.
2015
8
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Basis dari terapi realitas adalah membantu para klien dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar psikologisnya, yang mencakup “kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna baik
pada diri kita sendiri maupun bagi orang lain”. Prinsip ini menyiratkan bahwa
masing-masing orang memikul tanggung jawab untuk menerima konsekuensikonsekuensi dan tingkah laku sendiri. Menurut pandangan terapi realitas bahwa
individu bisa mengubah cara hidup, perasaan, dan tingkah laku. Mereka bisa
mengubah identitasnya. Perubahan identitas bergantung pada perubahan tingkah laku.
Maka jelaslah terapi realitas tidak berpijak pada filsafat deterministik tentang
manusia, tetapi dibangun diatas asumsi bahwa manusia adalah agen yang menentukan
dirinya sendiri. Prinsip ini menyiratkan bahwa masing-masing orang memiliki
tanggung jawab untuk menerima konsekuensi-konsekuensi dari tingkah lakunya
sendiri. Tampaknya, orang menjadi apa yang ditetapkannya
Tujuan konseling_________________________________________________________
Secara umum tujuan konseling reality therapy sama dengan tujuan hidup, yaitu
individu mencapai kehidupan dengan success identity. Untuk itu dia harus bertanggung
jawab, yaitu memiliki kemampuan mencapai kepuasan terhadap kebutuhan personalnya.
Reality therapy adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan tentang adanya satu
kebutuhan psikologis pada seluruh kebutuhannya; kebutuhan akan identitas diri, yaitu
kebutuhan untuk merasa unik terpisah dan berbeda dengan orang lain. Kebutuhan akan
identitas diri merupakan pendorong dinamika perilaku yang berada di tengah-tengah berbagai
budaya universal. Kualitas pribadi sebagai tujuan konseling realitas adalah individu yang
memahami dunia riilnya dan harus memenuhi kebutuhannya dalam kerangka kerja. Meskipun
memandang dunia realitas antara individu yang satu dengan individu yang lain dapat berbeda
tapi realitas itu dapat diperoleh dengan cara membandingkan dengan orang lain. Oleh karena
itu, konselor bertugas membantu klien bagaimana menemukan kebutuhannya dengan 3R
yaitu right, responsibility dan reality, sebagai jalannya
Kelebihan dan kekurangan____________________________________________
Kelemahan :
a. Terapi realitas terlalu menekankan pada tingkah laku masa kini sehingga
terkadang mengabaikan konsep lain, seperti alam bawah sadar dan riwayat
pribadi.
b. Terapi realitas bergantung pada terciptanya suatu hubungan yang baik antara
konselor dan konseli.
c. Terapi realitas bergantung pada interaksi verbal dan komunikasi dua arah.
Pendekatan ini mempunyai keterbatasan dalam membantu konseli yang dengan
2015
9
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
alasan apapun, tidak dapat mgekspresikan kebutuhan, pilihan, dan rencana mereka
dengan cukup baik.
Kelebihan :
a. Terapi realitas ini fleksibel dapat diterapkan dalam konseling individu dan
kelompok.
b. Terapi realitas tepat diterapkan dalam perawatan penyimpangan perilaku,
penyalahgunaan obat, dan penyimpangan kepribadian.
c. Terapi realitas meningkatkan tanggung jawab dan kebebasan dalam diri individu,
tanpa menyalahkan atau mengkritik seluruh kepribadiannya.
Peran dan fungsi konselor__________________________________________________
Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, karakteristik konselor realitas adalah
sebagai berikut:
a. Konselor harus mengutamakan keseluruhan individual yang bertanggung jawab,
yang dapat memenuhi kebutuhannya.
b. Konselor harus kuat, yakin, tidak pernah ”bijaksana”, dia harus mampu menahan
tekanan dari permintaan klien untuk simpati atau membenarkan perilakunya, tidak
pernah menerima alasan-alasan dari perilaku irrasional klien.
c. Konselor harus bersikap hangat, sensitif terhadap kemampuan untuk memahami
perilaku orang lain.
d. Konselor harus dapat bertukar fikiran dengan klien tentang perjuangannya dapat
melihat bahwa seluruh individu dapat melakukan secara bertangung jawab termasuk
pada saat-saat yang sulit
Teknik konseling_________________________________________________________
Teknik terapi realitas menurut Glasser dilakukan dengan langkahlangkah sebagai
berikut:
a. Keterlibatan
Terapis pada terapi realitas, harus dapat melibatkan diri dengan pasien yang akan
dibantunya, karena itu terapis harus memperlihatkan sikap hangat, bersifat pribadi dan
ramah. Kehangatan dan sikap memahami dan menerima adalah hal penting yang
harus ada dan diperlihatkan agar dapat membantu pasien. Maka keterlibatan dengan
pasien menjadi landasan pada teknik terapi ini.
b. Perilaku Sekarang
2015
10
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sebagai kelanjutan dari sikap hangat dan kesediaan melibatkan diri dari terapi dengan
pasiennya, pasien akan merasa dibantu untuk menyadari perilakunya sendiri sekarang.
Mengetahui perilaku sekarang dianggap penting, orang sering menghindar dari
perilakunya sekarang dengan menekankan bagaimana ia merasakan daripada
bagaimana ia berbuat. Pandangan pada terapi realitas terhadap kehidupan perasaan
seseorang sabagai sesuatu yang cukup penting, namun yang lebih penting lagi ialah
apa yang dilakukan sekarang? Seseorang merasakan perasaan tertekan dan
mempengaruhi perilakunya yang tertekan.
c. Menilai Diri sendiri
Pasien harus melihat perilakunya sendiri secara kritis dan menilainya apakah
pilihannya memang yang terbaik. Terapis menayakan apakah penilaiannya terhadap
perilakunya didasarkan pada kepercayaan bahwa perilaku tersebut baik baginya dan
baik bagi orang lain, bagi lingkungan sosialnya dan masyarakatnya. Terapis tidak
menilai menerangkan bahwa apa yang dilakukan oleh pasien adalah salah. Terapis
membimbing pasien untuk menilai perilakunya sendiri dan menentukan sendiri.
Selanjutnya setelah pasien melakukan penilaian terhadap perilakunya, terapis
kemudian membantu menyusun rencana mengenai apa yang akan dilakukan pasien.
Namun pernyataan “ saya harus berubah ” harus ada dan dinyatakan oleh pasien.
d. Merencanakan Tindakan Yang Bertanggung Jawab
Segera setelah pasien melakukan penilaian ia dibantu dalam menyusun rencana,
kenyataannya pengaruh pengalaman dan pengalaman hidup terapis cukup besar yang
sedikit banyak mempengaruhi obyektivitasnya. Rencana tindakan sebaiknya harus
cukup realistik, tidak terlalu tinggi, terlalu banyak atau majemuk, sehingga sulit
dicapai. Sebaliknya perubahan sedikit demi sedikit harus dilihat sesuai dengan
rencana yang ada. Rencana yang telah disusun bukan merupakan rencana yang kaku
dan kalau perlu bisa disusun kembali. Namun dalam melakukan tindakan , tidak
berarti terlalu bebas untuk tidak mengikuti langkah-langkah dan rencana yang telah
bulat.
e. Perjanjian ( Commitment )
Rencana tindakan yang telah disusun harus dilakukan. Terapis memberikan dorongan
lebih besar kepada pasiennya untuk memenuhi rencana tindakannya dengan jalan
meminta pasien berjanji dengan terapis, bahwa ia melakukannya. Perjanjian yang
dilakukan terhadap diri sendiri dalam kenyataanya, kurang meyakinkan untuk benarbenar dilakukan, berbeda kalau perjanjian dilakukan terhadap terapisnya.
2015
11
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
f. Tidak Menerima Alasan
Jika seseorang tidak memenuhi perjanjiannya, penilaian dan penyusunan rencana
perlu diperiksa kembali. Jika penyusunan rencana benar, perlu dilihat pada perjanjian
pasien untuk melakukan rencana. Jika perjanjian dan keterlibatan pasien utuk
melakukan sesuatu sesuai rencana masih ada, terapis mendorongnya.
g. Tidak Ada Hukuman
Tidak memberikan hukuman sama pentingnya dengan tidak menerima alasan.
Menurut Glasser dengan hukuman akan mengurangi keterlibatan seseorang dan
menyebabkan kegagalan untuk mengidentifikasi kegagalannya secara lebih rinci.
Dengan menerima tanggung jawab terhadap perilakunya sendiri dan bertindak matang
untuk mengubah perilakunya, seseorang menemukan dirinya sendiri, tidak lagi
merasa tersisih dan gejala perilakunya yang patologis mulai diatasi, berkembang lebih
matang, memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, penghargaan dan menemukan
identitas diri.
Teknik konseling keluarga
Pendahuluan______________________________________________________________
Pusat dari system interpersonal dalam tiap kehidupan seseorang adalah
keluarga. Seorang bayi belajar bagaimana hidup dan menerima kehidupan itu melalui
interaksinya dalam keluarga. Interaksi seseorang di masa depanmemperlihatkan
intensitas ikatan emosi dan kepercayaan dasar terhadap diri dan dunia luar yang
dihasilkan pada interaksi awal dalam keluarga (Framo, 1976, dalam Kendall, 1982
517). Saat anak-anak tumbuh dan matang, mereka berubah dalambanyak hal dan
keluargapun berubah pula. Hal ini berlangsung selamaperkembangan seseorang dalam
rentang kehidupannya.Jika anak, remaja, atau orang dewasa mengalami disfungsi
psikologis,masalah ini mungkin berawal dari konflik yang tak terpecahkan dalam
keluarga dimasa lalu (Jackson, 1965, dalam Kendall, 1982). Misalnya suatu pasangan
mungkinmembawa anak mereka untuk konseling/terapi, hanya untuk menyatakan
bahwamasalah mereka dengan anaknya hanyalah masalah sekunder dalam
konflikperkawinannya. Hal ini mungkin kasus dimana anak terjebak di tengah-tengah
diantara masalah kedua orangtuanya, yang dapat mengembangkan symptomsimptomseperti anxiety, tidak patuh atau gagal di sekolah, dimana hal ini
2015
12
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menyebabkantekanan terhadap situasi keluarga. Demikian juga halnya dengan klien
dewasa,dimana mungkin berusaha menanggulangi perasaan depresinya, sebagai
akibat darikonflik perkawinannya yang sangat mengganggu kepercayaan dirinya,
denganmengembangkan penghargaan diri yang besar. Terdapat beberapa hal yang
menjadi focus dari famili conseling/therapy, yaitu:
1. Mengubah sekuen perilaku diantara anggota keluarga.
2. Memberanikan anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain.
3. Mengusulkan beberapa alliance (persekutuan atau perserikatan) danmelemahkan
beberapa yang lain.
Tujuan konseling_________________________________________________________
Secara umum, tujuan family conseling/therapy adalah:
1. Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa
dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
2. Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga
mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satuatau lebih
persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
3. Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan
homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan danmeningkatkan keutuhan
keluarga.
4. Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap
anggota keluarga (Perez, 1979).
Secara khusus, family conseling/therapy bertujuan untuk :
1. Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang
unik (idiosyncratic) dari setiap anggota keluarga.
2. Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustrasi, ketika terjadi
konflik dan kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidakbersama
keluarga.
3. Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan
hati, dan mengembangkan anggota lainnya.
4. Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi
anggota keluarga (Perez, 1979).
2015
13
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kelebihan dan kekurangan _______________________________________________
Kelebihan :
a. Pendekatan ini berfokus pada riwayat keluarga multigenerasi dan pentingnya
memahami dan menghadapi pola-pola di masa lalu, agar dapat menghindari
pengulangan tingkah laku tertentu dalam hubungan antarpribadi.
b. Pendekatan ini menggunakan genogram dalam memplot hubungan riwayat, yang
merupakan alat spesifik.
c. Penekanan kognitif pada pendekatan ini dan fokusnya pada pembedaan diri dan
destriangulasi, juga merupakan hal yang unik.
Kelemahan :
a. Pendekatan ini kompleks dan ekstensif. Teorinya tidak dapat dipisahkan dari
terapi, dan jalinan tersebut membuat pendekatan ini lebih mempunyai keterlibatan
daripada kebanyakan pendekatan terapi lainnya.
b. Klien yang dapat memetik keuntungan paling banyak dari teori Bowen ini adalah
yang mempunyai disfungsi berat atau pembedaan diri yang rendah.
c. Pendekatan ini membutuhkan investasi yang cukup besar pada berbagai tingkatan,
yag mungkin sebagian klien tidak mau atau tidak bisa melakukannya.
Peran dan fungsi konselor__________________________________________________
1. Sebagai penilai mengenai; masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi
keluarga, kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosikeluarga
terhadap trauma dan transisi, komposisi, kekuatan dan kelemahan,informasi yang
dimiliki, kebutuhan-kebutuhan keluarga, kesiapan untukintervensi dan dirujuk pada
ahli lain.
2. Pendidik/pemberi informasi agar keluarga siap beradaptasi terhadap perubahanperubahan
3. Pengembang sistem support, mengajarkan support dan selalu siap dihubungi.
4. Pemberi tantangan
5. pemberi fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan keluarga dalam
menghadapi stress.
Teknik konseling_________________________________________________________
1. Melibatkan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga konselor mendapat
informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancangstrategi yang cocok
untuk membantu pemecahan problem keluarga.
2.
penilaian
Problem/masalah
yang
mencakup
kebutuhan,harapan, kekuatan keluarga dan riwayatnya.
2015
14
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pemahaman
tentang
3. Strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam
intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4. Follow up, dengan memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan
dengan konselor secara periodik untuk melihat perkembangankeluarga dan
memberikan support.
Daftar Pustaka
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Redaksi
Rafika Aditama
2015
15
Konseling
Putri R. Wulandari, M.Psi, PSI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download