stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (odgj)

advertisement
128
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
STIGMA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)
PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
Dewi Retno Pamungkas1, One May Linawati1, Puji Sutarjo2
1
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, Jalan Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman,
Yogyakarta, E-mail: [email protected]
2
Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Stigma is a negative view of individuals that would have influences on how they feel about,
and act upon others. Stigma towards people with mental health problems will negatively affect their recovery
process. At a stage of their education, nursing students will meet with people with mental disorders. It is
important to analyze their view towards people with mental disorders.
Objective: This research aimed to gain an overview on nursing students’ stigma towards people with mental
disorders at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Methods: This study was descriptive quantitative with a cross sectional method and proportionate random
sampling technique, involving 81 respondents. Data were obtained through a questionnaire. Students’
stigma was viewed from several aspects including education, gender, age and ethnicity. Stigma was
assessed in three categories; low, moderate and high level of stigma.
Result: Result showed that within the categories, the highest prevalence was in the moderate level of stigma
(96.3% or 78 people), high level of stigma accounted for 3.7% (3 people), and there was not respondent with
low level of stigma.
Conclusion: The majority of nursing students at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta had moderate
level of stigma.
Keywords: stigma, mental disorder, nursing student
PENDAHULUAN
berprasangka,
Gangguan jiwa merupakan manifestasi
seseorang.
(3)
dan
membedakan
Stigma tersebut juga dapat
dari bentuk penyimpangan perilaku akibat
menimbulkan
adanya distorsi emosi, sehingga ditemukan
keseluruhan aspek jaringan dan hubungan
ketidakwajaran dalam bertingkah laku dan
social pada kualitas hidup, hubungan dengan
terjadi karena menurunnya semua fungsi
keluarga, kontak sosial dalam masyarakat,
kejiwaan.(1) Pasien dengan gangguan jiwa
dan perubahan harga diri pasien gangguan
bisa
jiwa.(4,5)
mendapatkan
diskriminasi
dari
kekuatan
negatif
dalam
masyarakat sekitar, kehilangan sosialisasi,
Mahasiswa bidang kesehatan yang akan
dan menimbulkan stigma yang melekat pada
menjadi calon pemberi pelayanan kesehatan
orang di sekitarnya.(2)
yang bertugas merawat dan berperan dalam
Stigma merupakan kumpulan dari sikap,
kesembuhan pasien dengan gangguan jiwa
keyakinan, pikiran, dan perilaku negatif yang
apabila masih memiliki stigma yang melekat
berpengaruh pada individu atau masyarakat
pada diri mereka maka dapat berdampak
umum untuk takut, menolak, menghindar,
pada kekambuhan pasien gangguan jiwa.
129
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
Pasien
dengan
gangguan
jiwa
yang
seharusnya diberi perhatian khusus justru
responden. Total sampel dalam penelitian ini
berjumlah 81 responden.
menjadikan mereka diskriminasi di antara
Variabel penelitian ini bersifat tunggal
kalangan yang lain. Stigma akan menjadikan
yaitu stigma mahasiswa terhadap ODGJ.
pasien dikucilkan dari lingkungan, kehilangan
Faktor-faktor yang berpengaruh pada stigma
harga diri, menjadi tidak berdaya, serta
antara lain pendidikan, jenis kelamin, asal
memperburuk
suku bangsa. Alat yang digunakan dalam
kualitas
hidup
pasien
gangguan jiwa.(6)
penelitian
Dengan latar belakang di atas, maka
penting
mengetahui
adalah
kuesioner
tertutup
dengan lima alternatif jawaban yang telah
bagaimana
disediakan, yaitu: “Sangat Setuju” (SS),
pandangan mahasiswa terhadap ODGJ, agar
“Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS),”Ragu atau
bisa diarahkan sehingga memiliki rasa caring
Tidak tahu”(R) dan “Sangat Tidak Setuju”
terhadap
(STS). Perhitungan bobot penilaian kuesioner
adalah
untuk
ini
mereka.
Tujuan
mengetahui
penelitian
gambaran
ini
stigma
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK)
Stikes
Yogyakarta
Jenderal
terhadap
Achmad
pasien
Yani
dengan menggunakan skala Likert.
Sebelum digunakan, kuesioner diuji untuk
mengetahui
validitas
dan
reliabilitasnya.
dengan
Sebanyak 50 item pertanyaan diujikan pada
gangguan jiwa. Peneliti akan menganalisis
30 responden dengan signifikansi 0,05.
perbedaan stigma yang dialami dari aspek
Terdapat 48 item pertanyaan yang valid
pendidikan (jenjang semester), jenis kelamin,
dengan nilai 0,897 ≤ r ≤ 0,415. Uji reliabilitas
dan suku bangsa.
yang dilakukan memperoleh nilai 0,9550,958. Berdasarkan nilai tersebut, semua
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
item
Penelitian ini menggunakan rancangan
pertanyaan
yang
ada
dinyatakan
reliabel.
deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian
ini adalah semua mahasiswa semester 2, 4,
dan 6 yang berjumlah 409 mahasiswa Stikes
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel
1
menunjukkan
bahwa
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Cara
berdasarkan pendidikan (jenjang semester),
pengambilan
ini
sebagian besar responden duduk di jenjang
menggunakan teknik proportionate random
semester II dan IV dengan jumlah responden
sampling. Kriteria inklusi sampel adalah
yang sama, masing-masing sebanyak 30
sebagai
orang (37%). Berdasarkan jenis kelamin
sampel
berikut:
penelitian
mahasiswa
Ilmu
Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
responden
berjenis
kelamin
laki-laki
Yogyakarta semester 2, 4, dan 6 yang
sebanyak 43 orang (53,1%). Responden
sedang tidak cuti dan bersedia menjadi
yang berasal dari suku Jawa sebanyak 43
130
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
orang (53,1%).
183 dan tinggi jika skor lebih besar dari 183.
Tabel 2. Distribusi Tingkat Stigma
pada Responden
Tingkatan Stigma
f (%)
Rendah
0 (0)
Sedang
78 (96.3)
Tinggi
3 (3.7)
Total
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik
Kategori
f (%)
Pendidikan
Semester II
30 (37)
(jenjang
Semester IV
30 (37)
semester)
Semester VI
21 (26)
Jenis
Kelamin
Asal
Bangsa
Perempuan
Laki-laki
Jawa
Luar Jawa
Suku
38 (46.9)
43 (53.1)
43 (53.1)
38 (46.9)
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
besar
Program
Studi
mahasiswa
Ilmu
Keperawatan (PSIK) Stikes Jenderal Achmad
Tabel 2 menjelaskan tentang distribusi
tingkat stigma pada responden. Responden
dikatakan memiliki stigma yang rendah saat
Yani Yogyakarta memiliki stigma terhadap
pasien dengan gangguan jiwa dalam kategori
sedang 78 orang (96,3%).
skor kurang dari 117, sedang jika skor 117-
Karakteristik
Pendidikan
(jenjang
semester)
Jenis Kelamin
Asal Suku
Bangsa
Tabel 3. Tingkatan Stigma dan Karakteristik Responden
Kategori
Stigma Terhadap ODGJ
Rendah
Sedang
Tinggi
f (%)
f (%)
f (%)
II
0 (0)
28 (93.3)
2 (6.7)
IV
0 (0)
29 (96.7)
1 (3.3)
VI
0 (0)
21 (100)
0 (0)
Total
0 (0)
78 (96.3)
3 (3.7)
Perempuan
0 (0)
37 (97.4)
1 (2.6)
Laki-laki
0 (0)
41 (95.3)
2 (4.7)
Total
0 (0)
78 (96.3)
3 (3.7)
Jawa
0 (0)
41 (95.3)
2 (4.7)
Luar Jawa
0 (0)
37 (97.4)
1 (2.6)
Total
0 (0)
78 (96.3)
3 (3.7)
Tabel 3 menunjukkan bahwa tabulasi
silang
jenjang
sementara itu pada semester VI mahasiswa
terhadap pasien dengan gangguan jiwa,
melakukan praktik di Rumah Sakit Jiwa untuk
kategori
oleh
memberikan asuhan keperawatan secara
jumlah
langsung terhadap ODGJ. Pendidikan sangat
mahasiswa sebanyak 2 (6,7%) orang dan
berperan penting terhadap perubahan stigma
mahasiswa semester IV sebanyak 1 (3,3%)
seseorang. Pendidikan yang diperoleh dapat
orang. Tidak ada mahasiswa semester VI
menurunkan stigma terhadap pasien dengan
yang mempunyai stigma tinggi.
gangguan
stigma
tinggi
semester
Mahasiswa
dengan
tentang keperawatan jiwa pada semester IV,
stigma
mahasiswa
semester
Total
f (%)
30 (37.04)
30 (37.04)
21 (25.93)
81 (100)
38 (46.91)
43 (53.09)
81 (100)
43 (53.09)
38 (46.91)
81 (100)
II
dialami
dengan
Program
Studi
Ilmu
jiwa
dari
langsung
terhadap
Yogyakarta
pengaruh
yang
perkuliahan
kalangan
masyarakat.(7) Pemaparan mahasiswa secara
Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
mendapatkan
berbagai
ODGJ
lebih
besar
mempunyai
terhadap
131
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
penurunan stigma. Oleh sebab itu, pada
memandang gangguan jiwa dengan konsep
semester VI tidak ditemui adanya mahasiswa
yang berbeda.(10) Hasil penelitian terdahulu
dengan stigma yang sedang. Hal ini sesuai
menunjukkan hubungan yang tidak konsisten
dengan
antara
hasil
penelitian
bahwa
sikap
mahasiswa bisa berubah saat ada kontak
dengan pasien gangguan jiwa atau saat
(8)
pasien dilibatkan dalam intervensi.
umur
dengan
stigma
terhadap
ODGJ.(11)
Tabulasi silang asal suku bangsa dengan
Program
stigma terhadap pasien dengan gangguan
untuk mengurangi stigma bisa dilaksanakan
jiwa menunjukkan bahwa responden paling
dengan
dengan
banyak adalah berasal dari suku bangsa
mengadakan interaksi dengan ODGJ secara
Jawa dan memiliki stigma sedang sebanyak
baik,
salah
satunya
(7)
langsung dengan mahasiswa.
41 orang (95,3%) dan sebaliknya responden
Tabulasi silang jenis kelamin dengan
paling sedikit adalah berasal dari suku luar
stigma terhadap pasien dengan gangguan
Jawa
jiwa,
sebanyak
responden
paling
banyak
adalah
dan
memiliki
1
stigma
orang
yang
(2,6%).
tinggi
Meskipun
berjenis kelamin laki-laki dan memiliki stigma
demikian tidak bisa disimpulkan bahwa suku
yang
dengan
bangsa berhubungan dengan tingkat stigma,
gangguan jiwa sebanyak 41 orang (95,3%)
karena data tidak memungkinkan untuk
dan stigma yang tinggi sebanyak 2 orang
dianalisis. Penelitian-penelitian sebelumnya
(4,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa secara
menyimpulkan
persentase, wanita lebih banyak memiliki
hubungan
stigma dengan tingkat sedang dibandingkan
bangsa dengan stigma terhadap ODGJ.(9)
laki-laki, sementara laki-laki lebih banyak
Akan tetapi kebanyakan penelitian tidak
memiliki
tinggi.
dilakukan di Indonesia, sehingga mungkin
penelitian-penelitian
saja hasil akan berbeda jika penelitian serupa
sedang
terhadap
stigma
Meskipun
sebelumnya
pasien
dengan
demikian
tingkat
menyimpulkan
bahwa
tidak
yang
bahwa
tidak
signifikan
terdapat
antara
suku
dilakukan di Indonesia.
terdapat hubungan yang signifikan antara
jenis
kelamin
dengan
stigma
terhadap
ODGJ.(9)
KESIMPULAN
Mahasiswa
PSIK
Stikes
Jenderal
Pada penelitian ini, responden didominasi
Achmad Yani paling banyak memiliki stigma
oleh usia 17-25 tahun (usia mahasiswa).
dengan kategori sedang dan tidak memiliki
Oleh karena itu tidak bisa disimpulkan bahwa
stigma dengan kategori rendah.
usia
mempengaruhi
Meskipun
ini.
Mahasiswa PSIK Stikes Jenderal Ahmad
sebuah
penelitian
Yani Yogyakarta yang sudah mendapatkan
usia
mungkin
pembelajaran keperawatan jiwa dan praktik
bagaimana
individu
klinik secara langsung tidak memililki stigma
demikian,
mengatakan
mempengaruhi
bahwa
hasil
penelitian
132
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
yang tinggi.
Psychiatry 2012, 12:239.
Penelitian selanjutnya sangat diharapkan
7.
Rusch, N, Angermeyer, MC, Corrigan,
bisa melibatkan jumlah responden yang lebih
PW: Mental Illness stigma: concepts,
banyak,
terutama
jika
melakukan
consequences, and initiatives to reduce
analisis
terhadap
hubungan
karakteristik
stigma. Europian Psychiatry, 2005, 20:
ingin
responden dengan stigma.
529-539
8.
KEPUSTAKAAN
1.
2.
Nasir,
A.,&
Schmid R, Rossler W, Guen- ther V.
Muhit,
A.
Dasar-dasar
doch
Stigmatisierung von Schizophrenie in
Corrigan, P . W ., & Kleinlein, P. The
Schulen. Psychiatr Prax 2000;27:340–6.
9.
Livingston, JD dan Boyd, JE: Correlates
Stigma of Mental Ilness : Implication for
and consequences of internalized stigma
Research and Social Change, 2005;
for people living with mental illness: A
pp.11-14.
systematic review and meta-analysis,
Wasington,
DC:
American
Psychological Assosiation.
Social Science & Medicine 2010: 71,
Gary , F. A : Stigma: Barrier to mental
2150-2161
10. Pinto-Foltz, M, Logsdon, MC, Myers, JA:
Issue in Mental Health Nursing 2005, 26:
Feasibility,
979-999.
efficacy of a knowledge-contact program
Corrigan, P .W ., Kuwarbara, S.A.,&
to reduce mental illness stigma and
O’Shaughnessy, J : The Public Stigma of
improve
Mental
adolescents, Social Science & Medicine
Illness
and
Drug
Addiction.
147.
acceptability,
mental
health
and
initial
literacy
in
2011: 72, 2011-2019
11. Eisenberg, D, Downs, MF, Golberstein,
Oleniuk, A., Duncan, C.R. Tempier, R :
E: Effects of contact with trestment users
The Impact of Stigma of Mental Illness in
on mental illness stigma: evidence from
Canadian Community : A survey Patients
university roommate assignments, Social
Experiences. Community Mental Health J
Science & Medicine 2012: 75, 1122-1127
2011, 49:127 – 132.
6.
aber
Teori. Jakarta : Salemba Medika. 2011.
Journal of Social Work 2009, 9(2), 139 -
5.
gefahrlich,
furchterregend”. Ein Programm gegen
health care among ethnic minorities.
4.
“...nicht
Keperawatan Jiwa : Pengantar dan
Impact of mental illness stigma , On the
3.
Meise U, Sulzenbacher H, Kemmler G,
Assefa, D., Shibre, T., Asher, L., Fekadu,
A : Internalized Stigma Among Patients
with Schizophrenia in Ethiopia: a crosssectional
facility-based
study.
BMC
Download