Siapakah Aku Yang Sejati

advertisement
Siapakah Aku Yang Sejati ?
Judul tulisan ini mungkin bisa dianggap lucu dan tidak terlalu serius , tetapi
sebenarnya dalam belajarmengenali diri sendiri adalah bagian dari proses
menemukan Aku Sejati (jati diri yang sesungguhnya). Selain itu mengenali diri
sendiri juga seharusnya merupakan tahap awal dari proses Siu Sing Yang Sin (revisi
jiwa dan raga), karena tanpa mengenali diri sendiri berarti kita tidak mengetahui apa
dan bagaimana diri kita ini, lalu apa yang mau direvisi supaya lebih baik?
Apakah Aku Sejati Itu?
Menurut saya, aku sejati adalah jati diri kita (berupa eksistensi) yang sesungguhnya
yang ada dahulu, sekarang dan yang akan datang. Setiap orang memiliki jati diri
yang mempunyai keunikannya masing- masing. Kata "keunikan" ini sengaja dipakai
untuk menggantikan kata "kelebihan dan kekurangan" agar kita tidak terjebak dalam
pandangan untuk saling membandingkan. Keunikan jati diri masing-masing ini
adalah merupakan hasil dari proses-proses terdahulunya dan merupakan awal dari
proses kedepan yang juga tidak perlu dibandingkan dan dinilai berlebihan, akan
tetapi haruslah dipahami dan disadari sepenuhnya.
Justru Siu Tao (
) itu tujuan pokoknya adalah untuk meningkatkan kualitas dari
"Aku Sejati" kita masing-masing. Maka alangkah ironisnya jika kita Siu Tao (
),
tetapi tidak tahu dulu apa dan bagaimana "Aku Sejati" kita masing-masing ?!?
Bagi seorang yang praktis dan simpel, apalagi yang sudah memiliki dasar-dasar
pengertian mengenai konsep Tao yang relatif cukup kuat memang akan lebih mudah
menangkap pengertian dan mencernanya sehingga dapat membayangkan dan
mempersepsikan apakah AKU SEJATI itu.
Tetapi tentunya wajar dan sangat manusiawi jika seorang yang belum mengerti
menjadi semakin bingung dan tidak mengerti apa dan bagaimanakah AKU SEJATI itu
sebenarnya, apalagi jika dalam pembahasan dan penjelasan-penjelasannya banyak
menggunakan bahasa dan istilah-istilah yang cenderung membingungkan .
Contohnya ada Nyawa, Roh, Jiwa, Sukma, Hati, Hati Nurani, Kesadaran, Bawah
Sadar, Mental, Aku Sejati, Yensen, Linghuen, Sin, Sing dan lain-lainnya.
Pada dasarnya pemikiran pokok dalam penulisan ini bukanlah mau membahas dan
memperdebatkan semua istilah dan kata-kata diatas. Adapun saya lebih cenderung
untuk mengajak pembaca berpikiran praktis dan simpel dalam permasalahan
merevisi diri dengan titik tolak pengenalan diri (katakanlah "Aku Sejati") yang lebih
dipandang dari sudut psikologi modern yaitu dengan mengenal kepribadian diri kita
masing-masing untuk kemudian melangkah kedalam suatu usaha pengontrolan dan
perbaikan kepribadian kearah yang lebih positif.
Hal ini menurut saya mungkin lebih relevan, jelas dan lebih bermanfaat sebelum kita
berbicara terlalu jauh dalam keabstrakan yang sangat dalam.
Secara singkat dapat saya utarakan bahwa hal - hal yang harus dapat kita kenali
dari diri kita adalah sebagai berikut:

Sifat - sifat dan karakter
Setiap orang pasti membawa sifat-sifat dan karakternya sendiri-sendiri,
setiap orang walaupun bisa saja ada kemiripan tapi tidak pernah ada yang
sama persis dalam hal ini.
Menurut saya sebenarnya sifat-sifat dan karakter dalam diri seseorang ini
tidak ada batasan "baik-buruknya" karena bagaikan "rasa dan aroma dalam
setiap masakan saja", hanya saja kalau banyak orang yang dapat menerima
dan menyenangi maka dianggap "baik" sedangkan kalau banyak orang tidak
dapat menerima dan tidak suka maka dinilai "tidak baik". Tentu pada
akhirnya mau tidak mau harus "ada penilaian", yang mana sebagai kaum Siu
Tao (
) kitapun tidak bisa terlepas dan sudah sewajarnya berusaha
mengejar nilai-nilai berlaku yang baik.

Hasrat dan keinginan
Setiap orang pasti memiliki hasrat dan keinginannya masing-masing, yang
biasanya adalah merupakan refleksi dari sebuah bentuk ideal / cita-cita yang
awalnya bersumber dari ego. Dalam bentuk yang paling sederhana dan murni
bisa disimpulkan bahwa ego semua manusia itu pada dasarnya adalah "baik"
karena secara alamiah bersumber dari "survival spirit" (naluri
mempertahankan hidup). Sehingga setiap manusia selalu bermotivasi untuk
mempertahankan hidupnya serta terus mengembangkan hidup ke kondisi
yang semakin baik dan jauh dari resiko - resiko kesusahan baik secara fisik
maupun mental.
Nah, karena begitu kompleknya keadaan yang ada maka akhirnya latar
belakang dan kesempatan yang ada pada seseorang akan berbeda dengan
orang lainnya. Hal ini pulalah yang kemudian harus bisa juga dipahami dan
disadari sehingga kita bisa benar-benar menyatu dengan hasrat dan
keinginan kita sesuai kealamiahannya masing-masing (hasrat dan keinginan
ini saya anggap sebagai suatu daya pendorong gerak yang sangat murni dan
tulus). Tetapi tentunya keadaan sosial tetap harus dijadikan rambu-rambu
keseimbangan geraknya.

Kemampuan
Penguasaan terhadap suatu hal yang merupakan ciri khas seseorang yang
dimiliki dan didapat secara dan dalam kealamiahannya masing - masing,
haruslah terus digali dan dikembangkan serta dipergunakan secara positif
demi kepentingan kebaikan yang semakin luas semakin baik. Dalam hal ini
yang namanya kemampuan itu, normalnya memang akan selalu terasa
kurang bagi semuanya, karena adanya kondisi persaingan yang semakin
mengetat.
Oleh karena itu jika bisa mengenal kemampuan diri maka secara lebih
gampang pula kita dapat terus mengembangkannya sehingga mencapai suatu
level yang relatif tinggi. Biasanya kemampuan seseorang itu berupa
wawasan, pengetahuan, kepandaian dan keahlian, yang merupakan hasil dari
perpaduan antara intelegensi dan emosi melalui proses belajar (baik sekolah
maupun otodidak) serta pengalaman-pengalaman sepanjang hidupnya.
Dari sini, maka kita dapat disimpulkan bahwa "belajar" dan "berlatih" adalah
dua hal pokok yang sangat berperan dalam usaha meningkatkan kemampuan
diri.

Ketidakmampuan & keterbatasan
Diluar kemampuan yang ada, maka adalah hal yang alami pula bahwa setiap
insan didunia ini selalu diliputi juga oleh ketidakmampuan dan keterbatasan
(sengaja penulis tidak menggunakan kata "kelemahan" untuk memberikan
nuansa optimisme).
Adapun merupakan hal yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses
pengenalan diri kita masing-masing untuk justru lebih mengenal
ketidakmampuan dan keterbatasan yang ada dengan motif untuk
memperbaiki dan merubahnya sebisa mungkin sehingga menjadi faktor yang
bahkan dapat diandalkan. Dalam masalah ini memang kemauan dan usaha
keras secara konsisten mutlak diperlukan , karena biasanya untuk dapat bisa
"mengakui" bahwa kita mempunyai ketidakmampuan dan keterbatasan saja
sudah sangat sulit (karena harus melawan ego dan kesombongan kita)
apalagi untuk merubahnya.
Modal dasar utama yang diperlukan untuk mengatasi hal ini adalah kejujuran
dan keterbukaan. Akan tetapi dilain sisi, jangan pula kita sampai terjerumus
dan terseret arus pola berpikir pesimis yang akhirnya justru membesarbesarkan faktor ketidakmampuan dan keterbatasan yang ada menjadi senjata
dan alasan untuk meng "cover" semua hal dalam kehidupan ini yang memang
sulit dan berat bagi siapapun.

Latar belakang
Latar belakang bisa dianggap sebagai akar dari semua perkembangan yang
timbul dan ada sekarang ini bagi siapapun juga. Walau kita pada akhirnya
memang tidak perlu mempermasalahkan tapi bisa memahami latar belakang
dari diri kita sedikit banyak dapat berguna untuk mengetahui siapa dan
bagaimana diri kita yang sesungguhnya.
Oleh karena itu pula dalam metode-metode pengembangan kepribadian yang
paling modern sekalipun, pemanfaatan latar belakang diri seseorang sebagai
alat refleksi diri untuk membangkitkan pemicu semangat kearah yang lebih
efektif masih sangat ampuh dan bermanfaat. Didalam hal ini kita sebagai
seorang insan Tao modern yang proaktif tentunya diharapkan juga dapat
memahami dan menyadari hal tersebut, sehingga dapat memandang diri
sekarang ini secara komprehensif sebagai suatu hasil dari proses-proses
terdahulu yang berkesinambungan untuk dijadikan landasan kearah depan
yang lebih baik dan semakin baik.
Bagi sebagian orang mengenali diri sendiri mungkin adalah masalah yang mudah
tapi umumnya sebagian besar orang menganggap adalah masalah yang sukar dan
sulit. Secara pribadi saya sendiri berpendapat bahwa mengatasi proses pengenalan
diri sendiri ini memang bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dan gampang.
Permasalahan utama yang sering timbul dan menghambat kita untuk dapat
mengenali diri kita ini adalah kemampuan diri untuk berdiri secara "jujur, obyektif
dan adil" dalam memberikan pandangan terhadap diri sendiri.
Nah, dalam kenyataannya memang hal inilah yang justru jarang bisa dilakukan oleh
setiap orang . Akhirnya proses mengenali diri sendiri ini memang akan menjadi
sangat sulit dan membingungkan karena faktor ketidak jujuran, ketidak obyektifan
dan ketidak adilan dalam memandang diri itu sendirilah yang harus bisa disadari dan
diperbaiki (revisi).
Oleh: Hendra
Sumber : http://indonesia.siutao.com/tetesan/siapakah_aku_yang_sejati.php
Download