finalhandoutkuliahginjalapril2010

advertisement
HANDOUT SISTEM URINARIUS (GINJAL & SALURAN KELUAR URIN)
PENDAHULUAN
Medium kehidupan makhluk terresterial (kehidupan di bumi) bukanlah udara, melainkan cairan..
terlihat pada medium internal yang berupa darah dan cairan ekstrasel yang membasuh setiap sel &
jaringan dalam tubuh.. Kemampuan mengisolasi milieu interieur (dunia dalam) dari tekanan dan
perubahan yang berasal dari dunia luar, berperan besar bagi tubuh kita untuk dapat
mempertahankan kehidupan yang independen dan nyaman. Ginjal merupakan organ tubuh yang
berperan utama dalam hal pengaturan cairan tubuh. Seorang ilmuwan peneliti ginjal pernah
menyatakan bahwa:” tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa komposisi darah tidak
ditentukan oleh apa yang kita minum, melainkan oleh apa yang disimpan oleh ginjal”.
GARIS BESAR SISTEM URINARIUS:
Ginjal ialah sepasang organ berbentuk kacang
merah,terletak retroperitoneal masing2 pada
satu sisi kolumna vertebra, dibawah
diafragma, setinggi vertebra thorakal XII
hingga lumbal III, yang kanan agak lebih
rendah karena terletak di bawah hati. Ginjal
masing-masing berukuran panjang sekitar 1012 cm, lebar 5-6 cm, dan tebal 3-4 cm,
terbungkus oleh fasia renalis fibroelastis dan
lemak renal. Ginjal secara embriologis berasal
dari lapis mesoderm, kecuali sistem
persarafannya. Setiap ginjal menyalurkan urin
yang diproduksinya melalui sepasang saluran,
yaitu ureter, yang akan bermuara ke sebuah
kandung kemih, kemudian akan dikeluarkan
melalui uretra.(lihat Gb.1)
Gb. 1. Ginjal & saluran keluarnya.
Selain merupakan alat ekskresi yang berfungsi membersihkan tubuh dari sisa metabolisme dan zat
toksik, ginjal juga sekaligus berperan mengatur keseimbangan air dan elektrolit, keseimbangan
asam-basa, dan ternyata mempunyai kemampuan seperti kelenjar, menghasilkan renin dan
medulipin yang penting dalam mempertahankan tekanan darah, dan eritropoetin yang
mempengaruhi pembentukan darah, sehingga apabila kekurangan, dapat mengakibatkan anemia.
Setiap ginjal manusia, terdiri atas berjuta saluran  tubulus urinarius. Tubulus ginjal terdiri atas
sebuah saluran berdinding satu lapis sel, panjang keseluruhan tubulus ginjal manusia apabila
disambung-sambung mencapai sekitar 120 km. Ujung akhir tubulus urinarius melanjutkan diri
dengan sistem saluran penampung yang akhirnya akan menyalurkan urin ke luar tubuh, melalui
kaliks minor & mayor, piala ginjal, kandung kemih, dan uretra.
Sistem urinarius merupakan salah satu sistem ekskresi tubuh, terdiri atas beberapa struktur di
bawah ini:
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 1
NEFRON ialah satuan unit fungsional ginjal,
yang menyaring darah dan memroduksi urin.
Terdiri atas korpus renal/malpighi dan
tubulus urinarius, mulai dari kapsul Bowman,
Tubulus kontortus proksimal, segmen tebal
lengkung (ansa) Henle pars desendens,
Segmen tipis, segmen tebal pars asendens,
dan tubulus kontortus distal. Berdasarkan
letaknya, terdapat dua jenis nefron, yaitu
Nefron kortikal & juksta medular. Selanjutnya
urin akan disalurkan ke sistem saluran
penampung yaitu tubulus/duktus koligentes
dan duktus papilaris Bellini yang bermuara ke
sistem penampung di luar ginjal.
Gb. 2 Nefron kortikal & Jukstamedular.
KORPUS RENAL/MALPIGHI: terdiri atas glomerulus yang mendesak masuk ke sebuah kantung buntu
Bowman, membentuk kapsul Bowman pars viseral, dan kapsul Bowman pars parietal.
Epitel selapis gepeng yang meliputi
glomerulus merupakan lapisan viseral kapsul
Bowman (sel-selnya disebut Podosit) dan
yang membentuk dinding luar merupakan
lapisan parietal. Ruang yang dibatasi oleh
pars viseral dan parietal kapsula Bowman
disebut ruang Bowman, yang berisi
ultrafiltrat yang disebut urin primer.
Glomerulus dan lapis viseral kapsul Bowman
membentuk penyaring (sawar filtrasi ginjal),
tempat permulaan pembentukan urin terjadi.
Glomerulus berasal dari percabangan arteriola
aferen yang membelah menjadi 4-6 kapiler;
yang kemudian membentuk cabang-cabang
terminal. Jaringan yang mengisi ruang di
antara kapiler glomerulus disebut mesangial
intraglomerulus, yang terdiri atas sel-sel
(mesangial intraglomerular) dan zat antar sel
yang tidak berserat. Setelah melalui jalinan
kapiler dalam glomerulus, darah akan
meninggalkan glomerulus melalui arteriol
(vasa) eferen. Tempat arteriolae aferen
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
memasuki glomerulus dan arteriola eferen
keluar dari glomerulus disebut kutub
vaskular,ruang antara pembuluh darah dan
parenkim korteks ginjal diisi oleh mesangial
ekstraglomerular, yang sel-selnya disebut sel
Lacis atau sel polkissen/pole cushion
(bantalan kutub).
Gb. 3. Korpus malpighi: terdiri atas kapsula Bowman &
glomerulus.
Page 2
SAWAR FILTRASI GINJAL
Glomerulus membentuk permukaan filtrasi
yang luas jumlah total luas permukaan
untuk kedua ginjal manusia lebih dari 1 m2.
Melalui permukaan inilah air dan zat terlarut
disaring dengan kecepatan 125 cc/menit, dari
sejumlah 1200 cc darah/menit yang melalui
(perfusi) melalui kapiler glomerulus. Sawar
filtrasi ginjal terdiri dari unsur sel dan materi
ekstrasel (endotel, membran basal dan
podosit)
Gb. 4. Diagram sawar filtrasi ginjal.
Proses filtrasi berlangsung sebagai berikut:
Darah mula-mula akan bertemu endotel
kapiler glomerulus. Sel endotel berikatan
erat satu dengan lainnya namun
mempunyai pori-pori/fenestra, yang
membiarkan air, zat terlarut, dan
makromolekul lewat, dan menahan sel
darah dan keping darah (trombosit).
Plasma, yang ‘merembes’ melalui poripori endotel, akan bertemu dengan
membran basal (lamina basal) yang terdiri
atas 3 lapisan berturutan dari arah
endotel glomerulus ke arah podosit/pars
viseral kapsul Bowman): lamina rara
interna lamina densa lamina rara
eksterna (penamaan berdasarkan
kepadatan elektron pada gambaran
mikroskop elektron/ME)(Gb. 5), laminae
rarae terdiri atas Heparan Sulfat, suatu
glikosaminoglikan polianionik, berfungsi
mencegah lewatnya protein bermuatan
negatif, dan lamina densa mengandung
kolagen tipe IV, yang akan mencegah
protein dg BM > 69,000 dalton msk ke
ruang Bowman.
e d c ba
↓↓↓ ↓↓
Gb. 5. Sawar filtrasi ginjal, membrana basal & podosit:
a=endotel glomerulus, b=lamina rara interna, b=lamina
densa d=lamina rara eksterna, e=cabang sekunder
podosit (celah antara pedicel).
Lapis terluar pada sawar filtrasi ialah celah filtrasi, yaitu celah antara cabang sekunder (pedicel)
podosit, dengan diafragma di antaranya, yang merupakan saringan terhalus pada sawar filtrasi.
Sejauh ini kita telah membahas tahap pertama fungsi finjal yaitu filtrasi, dan larutan mengandung
ion, metabolit, dan substansi dengan berat molekul rendah lainnya sudah berada dalam ruang
Bowman untuk melanjutkan perjalanannya melalui sistem saluran urinarius selanjutnya.
Bagian selanjutnya akan melaksanakan reabsorpsi substansi yang dibutuhkan tubuh antara lain
glukosa, sodium (Na), klorida dan asam amino; dan mengekskresi limbah sisa metabolisme dan
substansi asing yang tidak dibutuhkan dalam tubuh melalui urin; mengatur keseimbangan asamHandout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 3
basa; dan cairan tubuh. Kemampuan tubuh mereabsorbsi air sangat penting pada mahluk terestrial,
dan pada manusia dari 125 cc cairan yang disaring, 124 cc akan diserap kembali cc saat urin
mencapai sistem duktus koligentes, sebelum dicurahkan dari sistem kaliks lalu ke ureter.
TUBULUS URINARIUS
Bagian saluran urinarius yang aktif dalam pertukaran ion dan cairan terdiri atas 3 bagian utama yang
mempunyai ciri histologi yang khas, yaitu:
1. Tubulus proksimal
2. Lengkung Henle, dan
3. Tubulus distal
Ad. 1. Tubulus Proksimal:
Terdiri atas satu lapis sel kuboidal dengan inti
yang bulat dan sitoplasma eosinofilik,
permukaannya dipenuhi mikrovilli yang
membentuk brush border sehingga
permukaan absorbsi diperluas menjadi sekitar
50 kali. Bagian basal sel mempunyai banyak
lipatan membran plasma dengan banyak
mitokondria di dalam lipatannya (tampak
sebagai garis2 sejajar tegak lurus terhadap
mb. Basal). Batas antar sel tidak terlihat jelas
dengan mikroskop cahaya karena dinding
samping sel membentuk tonjolan yang
berselisip. Fungsi utama TK Proksimal, ialah
mengkonsentrasikan urin. Ion Na+
dipompakan secara aktif ke jaringan
interstisial di luar tubulus, diikuti air dan Cl-,
volume urin menurun sehingga 80%; hampir
semua glukosa, asam amino, asam askorbat
HCO3 dan K+ diserap kembali dari filtrat
secara aktif; protein plasma difagositosis dan
dicerna dalam lisosom sel; dan sejumlah asam
organik dan basa disekresikan di sini.
Gb. 6. gambaran ME sel T.K. Proksimal.
Ad. 2. Lengkung (ansa) Henle: segmen tebal pars desendens, segmen tipis & segmen tebal pars
asendens.
Lengkung Henle lanjutan t. Proksimal 
segmen tebal desendens (karena berjalan
turun ke arah medula) melanjutkan diri 
segmen tipis yang melengkung kembali
mengarah ke korteks, lalu  segmen tebal
asendens (berjalan naik kembali ke arah
korteks) kemudian melanjutkan diri menjadi
tubulus kontortus distal, melalui kutub
vaskular, bagian dinding di sini mengalami
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
modifikasi jadi Makula Densa.
Gb. 7. Lengkung Henle.
Page 4
Segmen tebal lengkung Henle yang desendens
merupakan lanjutan dari T. Proksimal,
dindingnya mirip dengan TK Proksimal,
segmen tebal lengkung Henle yang asendens
akan melanjutkan diri menjadi TK Distal,
dindingnya mirip T. Distal. Segmen tipis
berdinding selapis gepeng, ukuran dan bentuk
segmen tipis menyerupai kapiler. Dibedakan
secara mikroskopis dari isi lumennya. Segmen
tipis lengkung Henle berperan penting dalam
pemekatan urin, karena strukturnya.
Gb. 8. Segmen tebal & segmen tipis lengkung Henle.
Segmen tebal asendens lengkung Henle, yang bentuk dindingnya serupa dengan t. Distal, secara aktif
melakukan transpor ion Cl- (akan diikuti Na+ secara pasif) dari dalam tubulus ke jaringan interstisium
(cairan ekstrasel). Merupakan tempat terpenting reabsorpsi NaCl kedua setelah T. Proksimal dan
menyediakan daya terbesar untuk ‘countercurrent multiplication’ yang menghasilkan gradien
tekanan osmotik di jaringan interstisium medula yang bertanggung jawab untuk penentuan
kepekatan terakhir urin.
Ad. 3. Tubulus Distal
Sel dinding tubulus distal kuboidal hingga kolumnar (silindris), dengan dinding samping saling
berselisip, sehingga batas sel tidak jelas terlihat. Juga mempunyai garis2 (striasi) di bagian basalnya,
oleh karena banyak mitokondria dalam lipatan membran plasma basalnya. Sitoplasma tidak terlalu
eosinofilik (lebih kebiru-biruan), inti lebih kearah apeks/puncak sel. Berukuran diameter sekitar 2/3
tubulus proksimal, jumlah intinya pada satu irisan melintang lebih banyak ketimbang t. Proksimal.
Tubulus kontortus distal merupakan struktur yang bertanggung jawab atas pengaturan halus sekresi
elektrolit, sebagai contoh reabsorpsi Na+ dan sekresi K+ untuk pengaturan asam-basa.
SISTEM SALURAN PENAMPUNG GINJAL:
Tubulus & duktus koligentes mempunyai sel yang bersitoplasma pucat, dengan batas yang tegas, inti
terwarna gelap, dan bagian puncaknya menonjol ke lumen saluran. Peralihan dari tubulus distal
terjadi secara bertahap. Bagian permulaan tubulus koligentes berdiameter sama dengan tubulus
distal dan berdinding kuboid rendah; dan setelah tubulus koligentes menyatu membentuk duktus
koligentes yang lebih besar, epitel kuboidnyapun menjadi semakin tinggi. Di daerah papila ginjal,
epitel akan berubah menjadi silindris dan disebut sebagai duktus papilaris Bellini, yang akan
menembus area kribrosa di ujung papil renis dan bermuara ke kaliks minor. Permukaan luar papil
renal yang menghadap ruang kaliks minor dilapisi epitel bertingkat, yang akan berubah menjadi
epitel transisional pada dinding samping kaliks minor.
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 5
VASKULARISASI GINJAL
Arteri dan Vena Renalis memasuki ginjal
melalui hilus ginjal. Arteri akan bercabang
dua, yang ventral dan dorsal, dan kemudian
bercabang-cabang menjadi beberapa arteri
interlobaris, memasuki kolum renal Bertini,
kemudian di daerah basis piramid akan
mempercabangkan arteri arkuata yang
berjalan antara jaringan korteks dan medula.
Arteri arkuata mencabangkan beberapa arteri
kecil, arteri Interlobularis ke arah permukaan
ginjal, and arteria tersebut akan
mempercabangkan sejumlah arteriol/vasa
aferen, yang masing-masing akan membentuk
gelungan kapiler yaitu Glomerulus.
Gb. 8 vaskularisasi arterial ginjal.
Sistem darah balik ginjal dimulai dari arteriola/vasa eferen:
Arteriola eferen keluar dari glomerulus di daerah kutub vaskular; kemudian pada glomerulus di
kawasan permukaan korteks, akan mempercabangkan jalinan kapiler intertubular korteks, dari
glomerulus yang lebih dalam (jukstamedula), a. Eferen akan membentuk pembuluh darah lurus,
berdinding tipis (vasa rekta), berjalan lurus di antara saluran urinarius medula, membentuk jalinan
kapiler intertubular medula. Vasa rekta akan membentuk lengkungan, vasa rekta akan berjalan naik
paralel dengan arteriol yg berjalan turun dan akan bermuara ke v. Arkuata, yang akan melanjutkan
diri menjadi vena-vena yang lebih besar yang berdampingan dengan arterinya (v. Interlobar, v.
Renalis).
Jaringan korteks yang lebih ke permukaan ginjal, menyalurkan darah baliknya melalui vena stelata di
permukaan, kemudian melalui v. Intelobular, akan melanjutkan diri ke v. Arkuata, yang akan
mencurahkan isinya ke vena-vena yang lebih besar yang berdampingan dengan arterinya dengan
nama yang sama.
Vasa rekta akan membawa substansi yang direabsorpsi oleh tubulus uriniferus, oleh karenanya
terdiri atas endotel kapiler yang sangat permeabel, tanpa mengubah gradasi osmosis yang penting
untuk pemekatan urin. Vasa rekta yang melengkung berjalan mendampingi segmen tipis lengkung
Henle, bersifat permeabel nonselektif dan kapiler intertubular membantu proses ini dengan sistem
pertukaran counter-current; darah dalam lengkung vaskular tetap isosmotik (mempunyai tekanan
osmosis sama) dengan jaringan interstisial yang dilaluinya, walaupun komposisi zat terlarut yang
memasuki pembuluh arterial dan meninggalkan pembuluh vena sangat berbeda.
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 6
APARATUS JUKSTAGLOMERULAR (JG) terdiri atas:
Sel-sel Jukstaglomerular (JG), Makula Densa & sel-sel Polkissen (sel Lacis)
Di daerah kutub vaskular, tepat di luar
glomerulus, terdapat bangunan khusus yang
disebut aparatus JG, terdiri atas bagian
dinding arteriol aferen yang sel otot polos
dindingnya mengalami modifikasi, menjadi
sel-sel JG. Sel JG mempunyai granula yang
mengandung renin, suatu enzim proteolitik
yang merupakan hasil sekresinya. Pada sisi
yang mengarah ke jaringan interstisium
korteks ginjal, sel JG terletak berdekatan
dengan bagian dari dinding TK Distal yang
mengalami modifikasi, sel-sel di bagian
tersebut lebih tinggi dan ramping, sehingga
disini inti sel lebih banyak dan terletak
berdekatan; membentuk daerah yang padat,
disebut Makula Densa (bercak padat). Ruang
kosong di antara arteriola aferen dan eferen
di daerah kutub vaskular terisi jaringan
mesangium, yang disebut polkissen (pole
cushion=bantalan kutub), sel-selnya disebut
sel Mesangial ekstraglomerular/sel
polkissen/sel lacis.
Gb. 9. Aparatus Jukstaglomerular.
Granula dalam sel JG mengandung enzim proteolitik, yaitu Renin, yang akan dilepaskan saat makula
memberikan sinyal adanya penurunan volume cairan ekstrasel. Renin mempengaruhi
angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I, yang akan diubah dalam kapiler paru-paru menjadi
angiotensin II. Angiotensin II akan merangsang keluarnya aldosteron dari korteks kelenjar adrenal.
Aldosteron menyebabkan TK Distal mereabsorpsi Na+ lebih banyak, sehingga terjadi peningkatan
osmolaritas cairan ekstrasel; yang akan merangsang lepasnya Anti Diuretik Hormon (ADH) dari
hipofisis sehingga akan terjadi peningkatan reabsorpsi air dari duktus koligentes, sehingga volume
cairan ekstrasel menjadi pulih kembali.
SISTEM ELIMINASI URIN
Urin seperti juga semua cairan di muka bumi, mengalir ke bawah. Setelah meninggalkan duktus
koligentes, akan memasuki kaliks minor dan mayor ke piala ginjal (pelvis renis), melalui sepasang
ureter, yaitu tabung muskular yang menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih, suatu kantong
muskular tempat urin berkumpul dan disimpan sementara waktu lalu melalui uretra dialirkan ke luar
tubuh.
Pada mamalia, komposisi urin mulai ureter hingga kandung kemih tidak mengalami perubahan,
namun tidak berarti saluran keluar ini pasif. Kontraksi otot polos dinding saluran mendorong urin ke
kandung kemih, menampungnya sementara waktu, hingga volume tertentu dan akhirnya
mengeluarkannya melalui uretra.
Kaliks, pelvis ginjal, ureter dan kandung kemih, mempunyai dinding yang berstruktur sama,
walaupun perkembangan lapisannya berbeda dari satu bagian ke bagian lainnya. Semua mempunyai
tunika mukosa, dengan epitel transisional, dibungkus oleh tunika muskular, dan lapisan terluar yang
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 7
menghubungkan dengan jaringan ikat di sekitarnya tunika adventisia, di tempat tertentu tunika
adventisia diliputi mesotel peritoneum, di tempat tersebut, lapis terluar ini disebut tunika serosa.
Tunika mukosa, baik yang berasal dari mesoderm (kaliks, piala ginjal, dan ureter) atau endoderm
(kandung kemih), mempunyai kesamaan dalam jenis epitel permukaannya yaitu epitel transisional.
Epitel ini mempunyai dua kemampuan yang penting. Pertama, epitel transisional amat kedap
(impermeabel) terhadap air dan zat terlarut. Kedua, mempunya daya regang yang luar biasa, dapat
menampung urin dalam jumlah besar atau berkerut saat urin dikeluarkan.
Tunika muskularis umumnya (2/3 permulaan ureter) terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan dalam
yang tersusun longitudinal dan luar yang sirkular. Pada bagian 1/3 terakhir ureter, terdapat lapisan
ke-3 di luar yang seratnya terutama tersusun longitudinal, dan lebih mencolok pada kandung kemih.
Gelombang kontraksi muskular pada ureter, mendorong urin turun ke arah kandung kemih. Lapis
otot polos pada kandung kemih amat tebal dan kuat. Susunan muskular kandung kemih, tidak terlalu
beraturan seperti pada ureter. Serat-serat sistem penampung ekstrarenal tersusun dalam berkasberkas yang dipisahkan oleh jaringan ikat.
Kandung Kemih.
Urin dalam kandung kemih tak dapat kembali ke ureter oleh karena ureter menembus lapis
muskular kandung kemih secara oblik/serong, dan terdapat katup yang mengarah ke dalam,
sehingga saat peningkatan tekanan karena pengisian urin ke kandung kemih, jalan kembali ke ureter
tertutup oleh katub. Pengeluaran urin dari kandung kemih diatur oleh gabungan sistem otot polos
dan bercorak/lurik. Otot polos membentuk suatu cincin, yaitu sfingter internal, di area trigonum
pada dasar kandung kemih, tepat di atas kelenjar prostat pada lelaki. Kerja otot bercorak dasar
panggul hanya dibutuhkan pada keadaan darurat.
Persarafan kandung kemih, yang mengatur pengeluaran urin (miksi), amat penting. Serat saraf
sensoris menuju ke pusat melalui saraf pelvis dan hipogastrik. Persarafan motorik hampir
keseluruhan bersifat autonomik. Serat saraf simpatik dari nn. Sacral dan pleksus hipogastrik
membentuk jalinan, yaitu pleksus vesikalis, di lapisan adventisia. Dari lapisan ini dikirimkan ujungujung terminal ke lapisan muskular. Namun sistem persarafan yang memegang peran utama dlam
mengatur miksi ialah sistem parasimpatis. Serat saraf praganglion dari sacrum II-IV, berjalan melalui
saraf pervis dan pleksus hipogastrik menuju pleksus vesikalis, di sini akan bercampur dengan serat
saraf simpatis. Kemudian akan berakhir pada neuron ganglion di lapis adventisia dan muskularis.
Sistem saraf parasimpatis tampaknya terutama berperan untuk proses miksi, yang melibatkan
terutama:
1. Kontraksi otot kandung kemih (detrusor),yang diikuti relaksasi sfingter internal 
2. Keluarnya urin, dan 
3. Relaksasi m. Detrusor, diikuti kontraksi sfingter internal.
Pada dasarnya gerakan di atas merupakan lengkung refleks, yang dimulai dengan informasi sensasi
akibat peregangan dinding kandung kemih, yang disampaikan oleh saraf sensorik. Namun reaksi
masih dapat dimodifikasi oleh pengaturan yang lebih tinggi.
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 8
Reflek miksi/berkemih akan terganggu pada kerusakan pada jalur sensorik atau pada korda spinalis
sakral; akibat yang timbul biasanya inkontinensia akibat penuhnya kandung kemih  urin
berkumpul dalam urin sehingga kekuatan sfingter internal terlampaui oleh tekanan akibat volume
urin terlalu besar, dan terjadilah kebocoran urin keluar. Putusnya/kerusakan pada korda spinal di
tingkat lebih ke atas umumnya mengakibatkan refleks kandung kemih neurogenik, yang berakibat
keluarnya urin tanpa dapat diatur.
Uretra: yaitu bagian terakhir dari saluran keluar urin, merupakan saluran penyalur urin dari kandung
kemih ke dunia luar.
Pada kaum perempuan, uretra agak pendek, sekitar 3-5 cm. Dilapisi epitel berlapis gepeng atau
bertingkat, yang membatasi lumen yang pada irisan melintang tampak melengkung berbentuk bulan
sabit. Terdapat sel-sel mukosa di antara sel-sel epitelnya. Lamina propria tebal dan banyak
mengandung jalinan kapiler, terdapat lapisan otot polos yang longitudinal di dalam dan sirkular di
luar, juga terdapat lembaran otot bercorak dari perineum. Pendeknya uretra perempuan,
merupakan penyebab mudahnya mikroorganisme pengganggu memasuki kandung kemih,
menyebabkan sistitis akut pada perempuan.
Uretra lelaki lebih panjang, sekitar 18-20 cm, dan mempunyai berbagai jenis epitel. Gangguan yang
lebih sering diderita kaum lelaki, disebabkan oleh karena uretra melalui jaringan lainnya, khususnya
kelenjar prostat, yang dapat mengakibatkan gangguan lain, misalkan akibat pembesaran kelenjar
prostat yang ditemukan pada sejumlah lelaki berusia 50-an tahun, yang akan menimbulkan kesulitan
berkemih karena uretra pars prostatika kemungkinan terjepit. Uretra lelaki terdiri atas 3 bagian:
1. Pars prostatika, 3-4 cm, berjalan dalam kelenjar prostat begitu keluar dari kandung kemih,
tempat bermuaranya kelenjar prostat, utrikulus prostatikus, dan duktus ejakulatorius (yang
menyalurkan semen saat ejakulasi pada lelaki). Bagian ini epitelnya merupakan epitel
transisional, lanjutan dari kandung kemih. Epitel akan berangsur berubah pada
2. Pars membranosa, < 2 cm, yaitu bagian uretra yang menembus diafragma urogenital dan
pelvis hingga pangkal penis (bulbus corpus cavernosum penis). Di daerah ini serat-serat otot
bercorak akan membentuk sfingkter eksterna. Epitel di sini berjenis epitel bertingkat, yang
akan berangsur berubah menjadi epitel berlapis gepeng pada bagian akhir uretra.
3. Pars kavernosa, bagian akhir ini berukuran panjang sekitar 15 cm, berjalan dalam bulbus,
corpus dan akhirnya glans penis. Epitel utamanya bertingkat silindris dengan bercak-bercak
yang berepitel gepeng berlapis. Pada dinding uretra dalam korpus spongiosa pada
dindingnya banyak ditemukan kelenjar. Duktus kelenjar bulbouretra juga memasuki uretra
pada bagian spongiosa. Menjelang masuk ke glans, daerah fossa navikular, epitel berubah
menjadi berlapis gepeng.
RINGKASAN GAMBARAN SALURAN KELUAR URIN
Daerah
Kaliks minor
& mayor
Epitel
Transisional
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Lamina Propria
Serat elastik &
retikular
Lapisan muskularis
Sedikit serat otot
polos yang
tersusun
longitudinal di
dalam dan sirkular
di bagian luarnya
Komentar
Urin dari duktus
koligentes & papilaris
Bellini dicurahkan ke
kaliks minor.
Page 9
Pelvis/piala
ginjal
Transisional
Serat elastik &
retikular
Ureter
Transisional, dalam
keadan kosong lumen
berbentuk bintang pada
irisan melintang
Serat elastik dan
kolagen
Kandung
kemih/vesika
urinaria
Transisional, dalam
keadaan kosong lapisan
sel epitel 5-6; bila penuh,
3-4 lapisan. Daerah
trigonum: area segitiga; 2
titik ujungnya = muara
ureter, 1 lagi =
pembukaan ke uretra
Jaringan ikat
fibroelastik yang
banyak
mengandung
pembuluh darah
Uretra
perempuan
Transisional pada
pangkal dekat vesika;
sisanya gepeng berlapis
Jaringan ikat
fibroelastik yang
vaskular;
kelenjar mukus
Littre
Uretra pars
prostatik
lelaki
Transisional dekat
kandung kemih;
kemudian silindris
berlapis atau bertingkat
Uretra pars
membranosa
Kolumnar/silindris
berlapis atau bertingkat
Stroma
fibromuskular
kelenjar prostat;
beberapa
kelenjar mukus
Littre
Stroma
fibroelastik;
dengan sedikit
kelenjar mukus
Littre
Uretra pars
kavernosa
Silindris/kolumnar
berlapis atau bertingkat;
pada fossa navikularis,
berubah menjadi gepeng
berlapis seperti
permukaan glans penis
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Digantikan oleh
korpus
spongiosum
(kavernosum
uretra); banyak
kelenjar Littre
Lapis otot polos
longitudinal
dalam, lapis
sirkular luar.
Lapis dalam
longitudinal, lapis
luar sirkular; 1/3
bagian bwh
mempunyai
lapisan tambahan
di luar yang
berjalan
longitudinal.
3 lapisan yang
tidak .beraturan
terdiri atas berkas
otot polos yang
yang saling
menganyam, mirip
dengan yang
ditemukan pada
miometrium
uterus
Lapis longitudinal
dalam, sirkular
luar; sfingter otot
skeletal melingkari
uretra pada
diafragma
urogenital (dasar
panggul
Lapisan otot polos:
Longitudinal
dalam, luar
sirkular.
Serat otot
bercorak
diafragma
urogenital
membentuk
sfingter eksternus
Digantikan oleh
serat-serat otot
polos, trabekula
pembatas ruang
vaskular jaringan
erektil
Bagian pangkal ureter
yang lebar,
menampung urin dari
kaliks mayor.
Gelombang peristaltik
mendorong urin
sehingga memasuki
kandung
kemih/vesika urinaria
secara bertahap.
Sel kubah/payung
mempunyai
plasmalemma dengan
lempeng yg unik,
vesikel berbentuk
elips yang berubah
bentuk pada keadaan
kosong & berisi.
Area trigonum, tidak
menunjukkan
perubahan, pd
perubahan volume.
Uretra perempuan
menyalurkan urin,
sfingter otot skelet
membantu
mengontrol proses
miksi/berkemih.
Menyalurkan urin &
semen; menerima
sekret kelenjar
prostat, dan muara
sepasang duktus
ejakulatorius.
Menyalurkan urin &
semen. Sfingter
eksternal otot
bercorak
memungkinkan
kontrol
miksi/berkemih.
Menyalurkan urin &
semen. Menerima
sekresi kelenar
Bulbouretra yang ada
dalam diafragma
urogenital.
Page 10
DIRANGKUM OLEH Dr. Isnani A.S. Suryono, antara lain dari:
1.
Gartner LP, Hiatt JL, Strum JM. The urinary system. In: Cell Biology and Histology. Lippincott Williams
& Wilkins. Baltimore. 2007. p. 251
2.
Ahmad A. Jusuf. PP: Histology of urinary tract. Sem. 6-FMUI. 2009
3.
Pakurar AS, Bigbee JW. Urinary system. In: Digital Histology (2nd ed). Wiley-Blackwell. 2009. p. 159
PERTANYAAN LATIHAN HISTOLOGI SISTEM URINARIUS
I. GINJAL & Saluran Urinarius & Saluran Penampungnya.
1.
GINJAL: apakah lapisan utama pada ginjal?
a. Terdiri atas jaringan apa saja korteks ginjal?
b. Terdiri atas jaringan apa saja medula ginjal?
2. NEFRON, merupakan unit fungsional ginjal. Terdiri atas bagian apa saja? (tuliskan bagian non-tubular
& bagian tubularnya)
3. KORPUS RENAL/KORPUS MALPHIGI:
a. sebutkan bagian non-tubular & bagian tubular dari korpus ini!
b. Apa saja fungsinya?
4. NEFRON: Ada yang terletak lebih perifer (cortical) dan ada yang dekat dengan medula (juksta
medula) bandingkan struktur & fungsinya!
5. Melihat Susunan Mikroskopi (SM)nya, dapatkah Anda membedakan Tubulus Proksimal, Distal, dan
Koligens (collecting)?
6. Bagaimana membedakan segmen tipis & pembuluh darah?
7. Secara umum, apakah fungsi utama ginjal?
8. TUBULUS KONTORTUS (TK)PROKSIMAL, DISTAL, ANSA (LENGKUNG) HENLE, TUBULUS & DUKTUS
KOLIGENS: Apakah fungsi utama bagian2 ini?
9. APARATUS JUKSTA GLOMERULARIS (JG): Apa saja komponen yang menyusun bagian ini? Apakah
kerja setiap komponen tersebut?
10. PEMBULUH DARAH GINJAL: Pembuluh darah ginjal terkecil baik di korteks maupun medula, mencolok
dengan adanya tingkap-tingkap/pori-pori (fenestrata). Apa peran fungsional celah-celah ini? Pada
organ lain apa struktur semacam ini ditemukan?
11. TUBULUS URINIFERUS (Sistem saluran dalam ginjal mulai TK Proksimal s/d duktus koligens): Pada
daerah mana saja pada T. Uriniferus mungkin ditemukan taut kedap (occluding/tight junctions) antara
sel epitel dindingnya?
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 11
12. Struktur mana pada ginjal yang responsif terhadap hormon/enzim?
13. Struktur mana pada ginjal yang melepas hormon?
14. Mungkinkah manusia hidup tanpa ginjal? Berikan alasan jawaban Anda!
II. ELIMINASI URIN
15. TUBULUS URINIFERUS, URETER, URETRA: Tenaga apa yang mendorong urin mengalir melalui bagianbagian saluran sistem urinarius ini?
16. EPITEL TRANSISIONAL: Apakah kekhasan pada gambaran histologi epitel transisional? Apa
perbedaannya dari epitel berlapis lainnya?
17. EPITEL TRANSISIONAL: Apakah fungsi utama epitel transisional? Apa perbedaannya dari epitel
berlapis lainnya?
18. Tuliskan jenis-jenis epitel yang dilalui saat urin berjalan menuju ke luar, mulai dari di dalam ruang
Bowman, dan uraikan fungsi setiap jenis epitel tersebut dalam menentukan komposisis akhir urin..
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 12
Download