1 BAB III SISTEM BERJALAN 3.1. Sejarah Perusahaan TH Clinic

advertisement
BAB III
SISTEM BERJALAN
3.1.
Sejarah Perusahaan
TH Clinic sebelumnya merupakan salah satu cabang dari perusahaan waralaba
(franchise) yaitu Erha Clinic.
Gambar 3.1 Logo TH Clinic
Erha Clinic (EC) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Arya Medic. Awal
mula EC ditandai dengan berdirinya sebuah klinik kecil di jalan Kemanggisan Utama
II No.68, Jakarta Barat pada tanggal 28 September 1999. EC melayani kebutuhan
masyarakat di bidang dermatologi (cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan
bagian-bagian yang memiliki hubungan dengan kulit, seperti : rambut, kuku, kelenjar
keringat,
dsb)
secara
profesional
dengan
didukung
produk-produk
yang
diformulasikan secara khusus oleh tim dermatologist EC.
Seiring dengan respon positif dari berbagai pihak, pada pertengahan tahun 2000 EC
membangun suatu jaringan klinik ke beberapa tempat dan menambah jumlah tim
dokter spesialis kulit untuk memantapkan EC sebagai klinik spesialis kulit. Sehingga
pada Maret 2004 didirikanlah salah satu cabang EC di Ruko Puri Sentra Niaga Blok
T-1 Unit 24, Jl. Puri Indah Raya, Kembangan Barat, Jakarta Barat.
Pelayanan yang diberikan oleh EC dilakukan secara personalized. Artinya,
pendekatan dan pendampingan dari dokter spesialis kulit, baik untuk produk maupun
service dilakukan secara personalized kepada pasien dengan keunikan dan kebutuhan
kulit masing-masing, serta ditunjang oleh penggunaan alat medis modern sehingga
akan memberikan hasil yang optimal. Customer EC meliputi semua kalangan, mulai
37
38
dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua; baik pria maupun wanita.
Adapun pelayanan yang disediakan oleh EC saat ini meliputi 2 bidang, yaitu :
General Dermatology dan Cosmetic Dermatology. General Dematology meliputi :
Children Skin Center, Senior Skin Center, dan Special Skin Center. Sedangkan
bidang Cosmetic Dermatology meliputi : Rejuvenation Center, Anti Acne Center,
Hair Center, Body Center, dan Plastic Surgery.
Terapi yang diberikan pun terbukti aman karena EC menggunakan produk
dermatologi dengan formulasi terbaik yang dikembangkan oleh pusat riset dan
pengembangan produk Erha Labs. Dan terapi tersebut didukung oleh tim dokter
spesialis kulit yang tergabung dalam Erha Institute, yang merupakan pusat pelatihan
dan pengembangan lanjutan keilmuan medis dermatologi.
Pada 2013 akhir, EC Puri indah memutuskan hubungan kontrak waralaba dengan EC
pusat (kemanggisan) sehingga berubah nama menjadi TH Clinic. Segala jenis jasa
dan obat tetap sama karena tetap mengambil dari pabrik yang memproduksi obat EC,
hanya nama dari obat dan beberapa nama tindakan saja yang berubah.
39
3.2.
Struktur Organisasi TH Clinic
Direktur
Utama
Direktur
HRD
Direktur
Keuangan
Direktur
Pemasaran
Supervisor
Operasional
Dokter
Spesialis
Admin
Kasir
Customer
Service
Apoteker
Asisten
Apoteker
Gambar 3.2 Struktur Organisasi di TH Clinic
Perawat
40
Job Description :
i. Direktur Utama : bertugas mengawasi keseluruhan proses bisnis yang terjadi di
dalam perusahaan, dan mengambil keputusan baik jangka panjang maupun jangka
pendek untuk perusahaan.
ii. Direktur HRD (Human & Resource Development) : bertugas mengelola sumber
daya manusia di dalam perusahaan, seperti perhitungan upah dan gaji, kontrak
perekrutan & pemberhentian kerja, mengiformasikan program pelatihan terhadap
karyawan yang bersangkutan, serta hal lain yang bersangkutan dengan sumber
daya manusia dalam perusahaan.
iii. Direktur Keuangan : bertugas mengelola keuangan perusahaan, seperti budgeting,
memberi otorisasi atas pengeluaran dan pemasukkan uang, memeriksa laporan
keuangan perusahaan, mengambil keputusan dalam aspek keuangan dalam
perusahaan.
iv. Direktur Pemasaran : bertugas merancang ide dan inovasi untuk peningkatan
signifikan atas penjualan perusahaan, dimana strategi yang digunakan juga harus
di otorisasi oleh direktur utama, serta direktur lainnya bila melibatkan departemen
tersebut, seperti budgeting biaya pemasaran maka harus di otorisasi direktur
keuangan.
v. Supervisor Operasional : bertugas untuk mengawasi kegiatan opersional
perusahaan, agar berjalan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang telah ditetapkan. Hal yang diawasi adalah sistematika & kesesuaian
pekerjaan untuk posisi-posisi karyawan yang berada di bawah supervisor
operasional (lihat struktur organisasi).
vi. Dokter Spesialis : bertugas menangani keluhan pasien, serta memberi solusinuya.
Hal yang dilakukan adalah pemberian konsultasi personal, melakukan tindakan
medis, dan menulis resep obat yang dapat digunakan pasien.
vii. Admin : bertugas dalam mencatat keluar masuknya persediaan barang dagang
perusahaan, mencatat penggunaan alat tulis dan keperluan operasional kantor, dan
bertugas dalam membuat form pemesanan obat.
viii. Kasir : bertugas dalam menangani pembayaran atas jasa yang diberikan
perusahaan.
41
ix. Customer
Service
:
bertugas
melayani
pelanggan
(Customer),
seperti
mendaftarkan pasien baru ke database, menginformasikan jenis jasa yang tersedia
beserta harga atas setiap jasa yang tersedia, dan memberi nomor antrian kepada
pasien yang telah memilih jasa.
x. Apoteker : bertugas melakukan kontrol terhadap kinerja asisten apoteker,
bertanggung jawab terhadap laporan keluar & masuknya obat, membuat laporan
list detail obat yang tersedia di perusahaan, membuat laporan (atas legalitas obat
dan ijin penjualan) kepada dinas kesehatan, dan mengurus legalitas obat.
xi. Asisten Apoteker : bertugas meracik obat sesuai resep dokter spesialis, melakukan
packing obat untuk digunakan pasien, dan menghitung stok obat.
xii. Perawat : bertugas melakukan asistensi terhadap kegiatan dokter, seperti
mempersiapkan jarum suntik dan serum, mengurus administrasi dokter, dan
membantu menulis resep dokter.
xiii. Terapis
:
bertugas
dalam
memberikan
jasa
facial
terhadap
pasien..
42
3.3. Proses Bisnis Perusahaan TH Clinic (Selanjutnya disebut TH) :
3.3.1. Proses Bisnis Penjualan Berjalan
Gambar 3.3 Activity Diagram Proses Bisnis Berjalan di TH Clinic
3.3.2. Proses Bisnis Penjualan (Revenue Cycle) :
1. Pasien yang baru pertama kali datang ke TH harus terlebih dahulu melakukan
registrasi. Registrasi dilakukan dengan mengisi form pendaftaran berupa datadata pasien dan data riwayat kulit pasien. Kemudian form pendaftaran yang
disertai fotokopi tanda pengenal pasien diserahkan kepada patient service
(registration).
2. Patient service mengecek dan mencocokkan data pada form pendaftaran dengan
fotocopy tanda pengenal. Jika telah sesuai, data pasien akan dientri ke dalam
43
database. Setelah itu, patient service juga mengentri pilihan service ke mesin
cetak nomor antrian.
3. Patient service mencetak dan memberikan nomor antrian kepada pasien. Jika
hanya ingin berkonsultasi, maka pasien akan mendapatkan 1 nomor antrian,
namun apabila pasien ingin melakukan konsultasi beserta tindakan (facial,
peeling, dsb), maka ia akan mendapatkan lebih dari 1 nomor antrian.
4. Patient service menyerahkan data pasien dan copy nomor antrian kepada record
analyst untuk disimpan sebagai medical record.
5. Ketika pasien ingin berkonsultasi, maka medical record pasien bersangkutan
akan diantarkan kepada dokter (tertera di nomor antrian).
6. Sementara itu, setelah pasien mendapatkan nomor antrian, ia akan menunggu
sampai gilirannya tiba, lalu ia dapat segera melakukan konsultasi
7. Setelah selesai melakukan konsultasi, dokter tersebut akan mengisi hasil
konsultasi di medical record pasien bersangkutan, serta menuliskan resep obat
sesuai masalah kulit pasien
8. Selanjutnya traffic bertugas mengantarkan medical record yang telah di update
kepada medical record analyst, sedangkan resep akan diantarkan ke kasir.
9. Pasien kemudian mengambil nomor antrian pada mesin antri untuk membayar
biaya konsultasi dan resep.
10. Ketika mendapat giliran, pasien tinggal menyebutkan nama / nomor medical
record-nya, lalu kasir akan mencari resep bersangkutan dan pasien tinggal
membayar biaya konsultasi dan resep dari dokter.
11. Setelah pasien membayar, kasir mengentri pembayaran dan mencetak struk
pembayaran untuk diberikan pada pasien.
12. Copy struk pembayaran dan resep kemudian diteruskan ke Pharmacist Assistant
di apotek, agar barang yang telah dibayar dapat segera disiapkan.
13. Jika barang telah siap, maka
pasien akan dipanggil. Sebelum mengambil
barang, pasien harus menunjukkan struk pembayarannya untuk dikroscek
dengan yang ada pada kasir.
14. Jika sesuai, maka pasien akan menerima barang yang telah dibelinya.
15. Apabila pasien tersebut merupakan pasien baru, setelah mengambil obat, ia
dapat kembali ke patient service untuk mengambil kartu member yang dapat
digunakan untuk transaksi selanjutnya.
44
** Apabila pasien yang datang tidak ingin melakukan konsultasi, tapi hanya ingin
membeli obat, maka proses dimulai dari nomor 9 dan seterusnya.
** Apabila pasien bukan merupakan pasien baru, maka proses tetap dimulai dari
nomor 1, tanpa menyerahkan form pendaftaran dan fotocopy KTP.
3.4. Masalah
Penulis pada makalah ini hanya akan membahas tentang proses bisnis penjualan
karena pada proses bisnis pembelian (acquisition cycle) tidak terdapat masalah
signifikan pada perusahaan tersebut. Alasan membahas lebih detail terhadap Revenue
Cycle diantaranya adalah :
b.
Dari sisi Akuntansi :
i. Masih terjadi perhitungan pendapatan secara manual, dimana akuntan
menjurnal dan membuat laporan keuangan berdasarkan bukti penjualan
seperti invoice dari TH clinic (dimana memungkinkan terjadinya human
error, serta memerlukan waktu dan usaha yang lebih besar dibandingkan
bila perhitungan dilakukan melalui komputer secara otomatis).
ii. Untuk sistem berjalan, belum ada atribut yang dapat mengidentifikasi
aktivitas yang dilakukan oleh user dan oleh user id berapa, sehingga masih
ada kemungkinan kesulitan dalam mendeteksi kegiatan user dalam
menggunakan sistem (dimana memungkinkan user dalam melakukan
kecurangan).
c.
Dari sisi Sistem Informasi :
i. Masih terjadi kesalahan perhitungan pendapatan dan memakan waktu dan
usaha yang cukup besar untuk mengecek ulang apakah hasil yang dibuat
benar-benar valid atau tidak.
ii. Ada kemungkinan terjadinya kehilangan data sehingga ketika proses
pembuatan laporan akuntansi di akhir bulan, tidak dapat di cek karena tidak
ada data yang valid yang dapat digunakan sebagai pembanding pada
pembuatan laporan akuntansi.
iii. Untuk sistem berjalan, pencetakan invoice tidak sistematis dimana ada dua
sistem yang dipergunakan. Pada sistem pertama, sistem tidak dapat
mencetak invoice lebih dari satu kali tapi bisa melakukan edit pada data.
Sebaliknya pada sistem kedua, sistem tidak bisa melakukan edit pada data
tapi bisa mencetak invoice lebih dari satu kali.
45
3.5.
Solusi
Solusi yang disarankan adalah :
a. Membuat sistem informasi yang sistematis dan terintegrasi antara data-data
perusahaan dengan transaksi penjualan yang secara otomatis dapat membuat
laporan penjualan secara akuntansi (jurnal) dari data-data dan transaksi
penjualan (laporan penjualan dengan data mentah) yang ada, sehingga sistem
juga berfungsi sebagai instrumen penampung data perusahaan.
b. Adanya System Log, yang dapat mendeteksi aktivitas yang dilakukan user di
dalam sistem, sehingga memungkinkan manajemen untuk memperoleh bukti
konkret atas fraud / kecurangan yang terjadi dengan lebih cepat dibandingkan
pemeriksaan dokumen tertulis secara manual.
c. Adanya fitur yang memungkinkan untuk mencetak invoice lebih dari satu kali
dan juga memungkinkan untuk melakukan edit isi invoice apabila terjadi salah
input, namun agar tidak terjadi fraud maka system developer mengantisipasi
dengan fitur system log.
3.6.
User Requirement
Dari masalah yang ada & setelah dilakukan analisis oleh penulis, maka kebutuhan
pengguna (User Requirement) akan sistem yang baru adalah :
a. Sistem yang dapat melakukan verifikasi pengguna, dengan metode login &
log out.
b. Sistem yang dapat menyimpan dan meng-update database dari patient,
dokter, perawat, obat, dan user.
c. Sistem yang dapat menyimpan dan meng-update (bila ada salah input) data
transaksi
d. Sistem yang dapat mencetak invoice lebih dari satu kali.
e. Sistem yang dapat membuat laporan transaksi mentah dalam periode tertentu,
diantaranya harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan juga tahunan.
f. Sistem yang dapat membuat laporan transaksi secara akuntansi dalam periode
tertentu, diantaranya harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan juga tahunan.
g. Sistem yang dapat melihat aktivitas user (dengan system log).
46
3.7.
Metode Implementasi Sistem
Metode implementasi sistem yang dipakai adalah metode Pilot Project.
Dimana implementasi sistem dilakukan pada departemen Penjualan dengan
membuat sistem Penjualan sementara yang akan diimplementasikan pada
perusahaan. Lalu setelah periode tertentu, sistem akan di revisi dan
manajemen akan mengambil keputusan untuk menindak lanjut sistem.
Download