jurnal teknika vol 7 no 1 maret 2015

advertisement
ISSN No. 2085 - 0859
[JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN ALJABAR
DI KELAS VIII SMP
Nur Qomariyah Nawafilah*)
*)Dosen Prodi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan
Abstrak
Dalam diri setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami serta
menganalisis dengan baik unsur-unsur yang ada dalam matematika. Hal ini disebabkan begitu
kompleksnya unsur-unsur dalam matematika dari banyaknya definisi, simbol, dan rumus yang
beraneka macam. Oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih memusatkan pikiran agar dapat
menguasai semua konsep dalam matematika tersebut. Selain tuntutan untuk siswa, guru juga dituntut
lebih aktif dan kreatif dalam mengajar matematika sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna
bagi siswa. Salah satu cara kreatif yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan model
pembelajaran baru, misalnya model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada
materi perkalian dan pembagian pecahan aljabar. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh
persentase untuk kemampuan guru mengelolah pembelajaran sebesar 98%, aktivitas siswa selama
proses pembelajaran sebesar 88%, respon siswa positif sebesar 83%, dan ketuntasan belajar siswa
sebesar 89, 29%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match efektif untuk diterapkan pada materi pokok perkalian dan pembagian
pecahan aljabar.
Kata Kunci: Efektivitas, Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
643 | P a g e
ISSN No. 2085 - 0859
[JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]
PENDAHULUAN
Dalam diri setiap individu memiliki
kemampuan
yang
berbeda-beda
dalam
memahami dan mengerti serta dapat menganalisis
dengan baik unsur-unsur yang ada di dalam
matematika. Begitu kompleksnya unsur-unsur
dalam matematika dari banyaknya definisi,
penggunaan simbol-simbol yang bervariasi, dan
rumus-rumus yang beraneka macam, menuntut
siswa untuk lebih memusatkan pikiran agar dapat
menguasai semua konsep dalam matematika
tersebut. Banyaknya konsep yang harus dikuasai
oleh seorang siswa dalam mempelajari setiap
cabang matematika, pada saat yang sama siswa
juga
harus
menguasai
konsep-konsep
sebelumnya, sehingga tidak heran jika banyak
siswa yang menganggap bahwa matematika
adalah pelajaran yang sulit dan membosankan
seperti pendapat yang dikemukakan oleh
Cockroft (dalam Wahyudin, 2001: 2) bahwa
“Mathematics is a difficult subject both to teach
and to learn”.
Salah satu materi yang membutuhkan
pemahaman konsep yang cukup kompleks adalah
pada sub pokok bahasan perkalian dan
pembagian pecahan aljabar pada bab faktorisasi.
Hal ini disebabkan pada materi ini mereka
dihadapkan pada bentuk aljabar namun dalam
bentuk
pecahan.
Hal
ini
memang
membingungkan bagi siswa yang baru
mempelajarinya.
Terkadang
mereka
asal
mencoret antara pembilang dan penyebutnya
tanpa memperhatikan operasi di dalamnya.
Sehingga pada akhirnya berdampak pada
rendahnya hasil belajar matematika siswa.
Rendahnya prestasi matematika siswa menuntut
guru lebih aktif dan kreatif dalam mengajar
matematika sehingga pembelajaran matematika
lebih bermakna bagi siswa. Menurut Sa’dijah
danWahyuningsih
(2004:
39)
praktik
pembelajaran matematika di kelas, umumnya
guru hanya menggunakan pendekatan ceramah,
tanya jawab dan pemberian tugas. Selain itu
Ruseffendi (2006) juga menyatakan bahwa
selama ini dalam proses pembelajaran
matematika di kelas, pada umumnya siswa
mempelajari matematika hanya diberi tahu oleh
gurunya dan bukan melalui kegiatan eksplorasi.
Itu semua mengindikasikan bahwa siswa tidak
aktif
dalam
proses
pembelajaran
dan
pembelajaran menjadi kurang bermaksa bagi
siswa.
644 | P a g e
Di dunia pendidikan yang semakin
berkembang selalu memunculkan kurikulum baru
sebagai penyempurna dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya. Kini kurikulum terbaru yang telah
diterapkan di sekolah-sekolah adalah Kurikulum
2013 (K13). K13 ini menitikberatkan pada
pencapaian kompetensi dasar yang harus dimiliki
dan dikuasai siswa. Kompetensi tersebut dapat
diukur berdasarkan indikator pembelajaran yang
akan dicapai dan dikuasai siswa melalui
pengalaman belajar. Sedangkan pengalaman
belajar lebih menekankan pada aktivitas siswa
selama proses pembelajaran. Peran guru hanya
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, model pembelajaran demikian
memerlukan strategi pembelajaran yang tepat.
Model
pembelajaran
yang
dapat
mengakomodasi
kepentingan
untuk
mengkolaborasi pengembangan diri dalam proses
pembelajaran adalah model pembelajaran
kooperatif (cooperative leraning). Ide penting
dalam
pembelajaran
kooperatif
adalah
membelajarkan kepada siswa keterampilan
kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini
sangat penting bagi siswa, karena pada dunia
kerja sebagian besar dilakukan secara kelompok,
Widyaningsih
(dalam
http://tpcommunity05.blogspot.com, 2008).
Pembelajaran kooperatif yang digunakan
adalah pembelajaran kooperatif tipe make-a
match, yaitu model pembelajaran di mana guru
menyiapkan kartu yang berisi persoalan
permasalahan dan kartu yang berisi jawaban.
Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah
kartu soal dan berusaha menjawabnya. Setiap
siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan
persoalannya. Group yang anggotanya paling
banyak manemukan pasangannya mendapatkan
nilai atau reward. Kartu dikumpulkan lagi dan
berlanjut ke babak berikutnya. Ramadhan (dalam
http://tarmizi.wordpres.com,
2008)
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe make-a match dapat menciptakan suasana
belajar aktif dan menyenangkan. Materi
pembelajaran yang disampaikan lebih menarik
perhatian siswa serta mampu meningkatkan hasil
belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar
secara klasikal 87,50%.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
kiranya diadakan penelitian dengan judul
“Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a match pada Pokok Bahasan Perkalian dan
Pembagian Pecahan Aljabar di Kelas VIII SMP”
ISSN No. 2085 - 0859
[JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif
kualitatif,
dimana
peneliti
menggambarkan hal-hal yang ingin diketahui
dari suatu proses pembelajaran yang dilakukan
di kelas. Hal-hal yang didepenelitiankan dan
dianalisis meliputi kemampuan guru mengelolah
pembelajaran, aktivitas siswa, respon siswa, dan
ketuntasan belajar siswa. Subjek dalam
penelitian adalah siswa kelas VIII-A SMP
Negeri 1 Kediri sebanyak 28 siswa, yang terdiri
atas 13 siswa putra dan 15 siswa putri. Penelitian
ini dilakukan pada sub materi pokok perkalian
dan pembagian pecahan aljabar pada bab
faktorisasi.
Rancangan penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini adalah desain “One shoot
case study”. Yaitu penelitian yang dilakukan
dengan melaksanakan suatu perlakuan tertentu
kepada subjek yang diikuti dengan pengukuran
terhadap akibat dari perlakuan tersebut. Pola dari
rancangan ini adalah sebagai berikut:
X
O
Keterangan:
X : Perlakuan,
yaitu
palaksanaan
pembelajaran matematika menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make
a match pada pokok bahasan parkalian
dan pembagian pecahan aljabar.
O : Hasil
perlakuan
yaitu keefektifan
pembelajaran yang meliputi: kemampuan
guru dalam mengelolah pembelajaran,
aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon
siswa.
(Arikunto, 2002: 77)
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
dalam tiga tahap, yaitu (1) Tahap Persiapan, (2)
Tahap Pelaksanaan, dan (3) Tahap Analisis.
Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakuakan
meliputi menyusun RPP, media pembelajaran,
dan menyiapkan instrumen penelitian. Pada
tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan
adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match pada pokok
bahasan perkalian dan pembagian pecahan
aljabar, memberikan soal tes evaluasi, dan
memberikan angket respon siswa mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match pada pokok bahasan perkalian dan
pembagian pecahan aljabar. Pada tahap analisis,
kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis
data hasil tes evaluasi siswa, data respon siswa,
dan data observasi guru dan siswa.
Dalam melaksanakan penelitian terdapat
beberapa metode untuk mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2002: 160). Pada penelitian ini
metode yang digunakan adalah:
1. Metode Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi untuk
guru/ peneliti dan siswa. Sedangkan pengamat
atau observer hanya membubuhkan tanda check
(√) pada lembar observasi yang telah dibuat oleh
peneliti.
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2002: 127). Metode tes di sini
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
metode Make A Match.
3. Metode Angket
Metode ini digunakan untuk memperoleh
data hasil respon siswa terhadap penerapan
pembelajaran Make A Match. Data respon siswa
diperoleh dengan memberikan kuisioner kepada
siswa kemudian meminta siswa untuk
mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.
𝑃𝑠 =
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aktivitas
Siswa
Selama
Proses
Pembelajaran
Hasil analisis data aktivitas siswa
selama proses pembelajaran diperoleh dari
persentase aktivitas siswa yang telah diamati
ii | P a g e
A
× 100%
B
pada
saat
pembelajaran
berlangsung.
Persentase ini dapat diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
Ps = Persentase aktivitas siswa
A = Skor yang diperoleh
ISSN No. 2085 - 0859
[JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]
B = Skor maksimal
A
Ps = × 100%
B
42
= 48
× 100%
= 88%
Kriteria keberhasilan:
86% - 100%
= Sangat Baik
76% - 85%
= Baik
60% - 75%
= Cukup Baik
55% - 59%
= Kurang Baik
= Kurang Sekali
 54%
Dari hasil analisis data diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kriteria yang dicapai
dari
aktivitas
siswa
selama
proses
pembelajaran adalah sangat baik.
2. Kemampuan
Guru
Mengelolah
Pembelajaran Make A Match
Hasil analisis data kemampuan guru
mengelolah pembelajaran Make A Match
diperoleh dari persentase kemampuan guru
yang telah diamati pada saat pembelajaran
berlangsung. Persentase ini dapat diperoleh
dengan rumus:
A
Pg = B × 100%
Keterangan:
Pg = persentase kemampuan guru
A = Skor yang diperoleh
B = Skor maksimal
A
Pg = B × 100%
42
= × 100%
45
= 93%
Dari hasil analisis data diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kriteria yang dicapai dari
kemampuan guru mengelolah pembelajaran
Make A Match adalah sangat baik.
3. Angket Respon Siswa
Respon siswa dianalisis dengan melihat
persentase dari respon siswa. Persentase ini
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
B
Pr = N × 100%
Keterangan:
Pr = Persentase respon siswa
B = Skor yang diperoleh
N = Skor maksimal
B
Pr = N × 100%
=
=
(44×4):(94×3):(2×2)
28×5×4
176:282:4
× 100%
560
462
× 100%
560
=
= 83%
3|Page
× 100%
Dari hasil analisis data di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kriteria yang dicapai
dari angket respon siswa adalah baik. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa memberikan
respon
positif
terhadap
pembelajaran
menggunakan tipe make-a match.
4. Ketuntasan Belajar
Berdasarkan hasil tes evaluasi yang
diberikan pada akhir pelajaran setelah
diterapkannya tipe Make A Match, maka dapat
diperoleh hasil sabagai berikut:
Siswa tuntas
: 25
Siswa tidak tuntas
:3
Banyak siswa yang tuntas
KBK =
× 100%
Banyak siswa
25
= 28 × 100%
= 89, 29%
Keterangan:
KBK : Ketuntasan Belajar Klasikal
Dari hasil analisis data di atas diperoleh
bahwa ketuntasan belajar siswa pada pokok
bahasan perkalian dan pembagian pecahan
aljabar setelah diterapkannya tipe Make A
Match adalah sebesar 89,29%. Hal ini
menunjukkan bahwa secara klasikal kelas
VIII-A telah tuntas dalam pokok bahasan
perkalian dan pembagian pecahan aljabar.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
a. Efektivitas model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match pada pokok bahasan
perkalian dan pembagian pecahan aljabar di
kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri
berdasarkan aktivitas siswa adalah sangat
baik.
b. Efektivitas model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match pada pokok bahasan
perkalian dan pembagian pecahan aljabar di
kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri
berdasarkan kemampuan guru mengelolah
pembelajaran adalah sangat baik.
c. Efektivitas model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match pada pokok bahasan
perkalian dan pembagian pecahan aljabar di
kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri
berdasarkan respon siswa adalah baik.
d. Efektivitas model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match pada pokok bahasan
perkalian dan pembagian pecahan aljabar di
kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri
ISSN No. 2085 - 0859
[JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]
berdasarkan ketuntasan belajar siswa
adalah baik.
Dari hasil keempat indikator di atas,
maka dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
efektif untuk diterapkan pada materi pokok
perkalian dan pembagian pecahan aljabar.
2. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
a. Karena dengan penerapan tipe Make A
Match hasil belajar dan respon siswa sangat
baik, maka tipe ini dapat diterapkan pada
materi maupun kelas lain.
b. Perlu digunakannya model pembelajaran
yang bervariasi untuk meningkatkan
keaktifan, ketrampilan, dan hasil belajar
siswa.
c. Bagi peneliti yang akan mereplikasi
penelitian ini pada sekolah/ kelas/ materi
yang berbeda perlu diperhatikan pemilihan
masalah yang memerlukan pemahaman
konsep yang cukup komplek.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: unesa University
Press.
Nuharini, dewi, dkk. 2008. Matematika
Konsep
dan
Aplikasinya
untuk
SMP/MTs
Kelas
VIII.
Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Ramadhan. 2008. http://tarmizi.wordpres.com
Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada
Membantu
Guru
Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk Meningkatkan CBSA
(edisi revisi). Bandung: Tarsito.
Sa’dijah, Cholis & Wahyuningsih, Septi. 2004.
Pembelajaran
Matematika
yang
Berbasis Pendekatan Problem OpenEnded
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Matematika Siswa SLTP. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 11,
No 1, April 2004: 39-48.
Suherman, Erman dkk. 2003. Common Text
Book
(Edisi
Revisi):
Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA
4|Page
Sunoto, wasis. 2003. Efektivitas Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pada Sub Materi Pokok Persegi
Panjang dan Persegi di Kelas VII-G
SMP Negeri 22 Surabaya. Penelitian
tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA
Suprijono, agus. 2010. Cooperative Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahyudin. 2001. Belajar Tuntas dalam
Pembelajaran
Matematika
Perlu
Dipertanyakan.
Makalah
Seminar
Pendidikan Matematika. UPI: Bandung.
Widyaningsih.
2008.
http://tpcommunity05.blogspot.com
Download