BAB II PANDANGAN UMUM GENERATOR ARUS BOLAK

advertisement
4
BAB II
PANDANGAN UMUM
GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK
2.1
Pendahuluan
Generator adalah alat yang dapat mengubah energy mekanik menjadi
energy listrik. Biasanya generator arus bolak-balik (AC) digunakan secar umum
dan luas sebagai pembangkit tenaga listrik baik untuk keperluan komersial,
domestic, maupun industri. Generator AC bervariasi sesuai dengan ukurannya,
dari generator kecil pada mobil sampai generator besar yang dapat mensupply
kebutuhan tenaga listrik untuk suatu kota atau industri besar.
2.2
Pembangkit Tegangan
Tegangan dapat diinduksikan kedalam suatu konduktor bila memenuhi 3
persyaratan di bawah ini :
a. Ada medan magnet
b. Ada konduktor
c. Ada putaran relative antara medan magnet dan konduktor
Generator AC memanfaatkan induksi untuk merubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Gambar 2.1 menunjukan generator AC sederhana yang
bagian utamanya terdiri atas Rotor dan Stator.
Bila arus searah dialirkan kedalam rotor, timbul medan magnet
disekitarnya. Inti stator terbuat dari bahan magnetik, sehingga medan magnet
cenderung mengalir melalui inti dari pada melalui celah udara. Efek ini ditunjukan
pada Gambar 2.2.
4
5
Gambar 2.1. Generator AC yang disederhanakan
Untuk mempermudah memahaminya asumsikan elektro magnet disebelah
atas merupakan kutub sebelah utara dan bagian sebelah bawah merupakan kutub
selatan. Polaritas sebenarnya dari medan sekitar rotor tergantung pada arah arus
yang disupply ke rotor dan pada cara magnet listrik tersebut dibangkitkan.
Gambar 2.2. Garis garis Flux
Putaran relative sebagai persyaratan ketiga untuk induksi listrik dapat
tercapai bila rotor berputar mengelilingi bagian dalam stator. Tegangan di
induksikan ke kumparan stator pada saat garis-garis flux magnet rotor
memotongnya. Setiap satu putaran penuh rotor akan menghasilkan 1 gelombang
sinus. Gambar 2.3 menunjukkan saat rotor berada pada kutub utara yang
berhadapan langsung dengan kumparan stator. Pada posisi ini rotor telah berputar
sejauh 900 dari posisi semua seperti yang ditunjukan pada gambar 2.2.
6
Gambar 2. 3. Kutub utara rotor magnet bergerak melewati kumparan
melalui stator
Pada saat kutub utara rotor berputar ke arah kumparan stator, maka akan
lebih banyak lagi garis-garis flux magnetic yang memotong kumparan tersebut.
Jumlah garis-garis flux maksimum yang memotong kumparan terjadi saat rotor
berada segaris dengan bagian tengah kumparan. Oleh sebab itu, tegangan induksi
didalam kumparan akan naik pada saat rotor berputar kearahnya dan harga
maksimum akan tercapai jika kutub utara berada di depan kumparan tersebut.
Gambar 2.4. Rotor diputar 180°
Gambar 2.5. Kutub selatan rotor bergerak melewati kumparan stator
Bila rotor diputa 900 menjauhi kumparan, garis-garis flux semakin sedikit
sehingga tegangan induksi semakin kecil dan menjadi nol pada saat rotor
mencapai posisi 1800. Setelah rotor diputar lagi sejauh 900, maka kutub selatan
akan berhadapan dengan kumparan stator (Gambar 2.5). rotor tersebut telah
diputar sejauh 2700 dari posisi awal. Tegangan induksi akan naik sampai harga
maksimum, tetapi dalam arah yang berlawanan. Saat rotor mencapai satu putaran
penuh tegangan induksi pada kumparan stator akan turun sampai nol.
7
Grafik output Generator tesebut ditunjukan pada Gambar 2.6. Grafik ini
merupaka gelombang sinus 1 fasa. Pada satu periode penuh, arus AC 1 fasa
dibangkitkan untuk setiap putaran rotor.
Gambar 2.6. Gelombang sinus generator 1 fasa
2.3
Medan Generator
Medan generator adalah bagian dari generator AC yang disupply power
DC untuk membangkitkan medan magnet. Berdasarkan jenis medan, generator
dapat dibagi atas :
Generator medan tetap
Generator medan putar
Hal tersebut tergantung pada bagian mana power DC disupply apakah
kebagian stator atau rotor.
2.3.1 Generator Medan Tetap
Gambar 2.7 menunjukkan generator AC jenis medan tetap yang bagian
dasarnya adalah rotor dan stator. Arus DC dimasukan kedalam stator. Rotor
merupakan loop dari kawat yang berputar mengelilingi bagian dalam stator.
Tegangan output diambil dari rotor dengan menggunakan slip ring dan brush.
8
Gambar 2.7. Generator AC medan tetap yang disederhanakan
AC medan tetap digunakan untuk membangkitkan listrik kecil karena
untuk mmbangkitkan power yang lebih besar arus yang mengalir melalui slip ring
dan brush juga besar. Untuk memasang slip ring dan brush yang mampu
mengalirkan arus besar adalah sangat sulit dan membutuhkan biaya yang besar.
Untuk mengatasinya adalah dengan generator medan putar.
2.3.2 Generator Medan Putar
Pada generator medan putar, pemakaian slip ring dan brush hanya
digunakan untuk mengalirka arus yang kecil dibandingkan dengan arus output
generator. Generator medan putar sederhana dapat dilihat pada gambar 2.8 yang
bagian-bagian utamanya terdiri atas rotor (medan) dan stator.
Arus DC dimasukan kedalam rotor yang berputar mengelilingi bagian
dalam stator. Teganga output generator diambil langsung dari kumparan stator
yang dapat mengurangi kebutuhan slip ring dan brush untuk mengalirkan arus
besar.
9
Gambar 2.8 Generator Medan Putar
2.4
Generator AC Tiga-Fasa
Sebagian besar industri menggunakan arus bolak-balik tiga-fasa, karena
system ini lebih effisien. Generator AC tiga-fasa diarancang dengan cara
memasang 3 pasang kumparan pada stator (Gambar 2.9) dengan perbedaan sudut
1200.
Gambar 2.9. Susunan kumparan generator tiga-fasa
Bila jarak antara kumparan dengan kumparan sebesar 1200 maka ketiga
tegangan tersebut berbeda sudut listrik sebesar 1200. Generator AC dapat
digunakan beberapa fasa akan tetapi bila menggunakan lebih dari tiga-fasa hanya
akan mendapat sedikit keuntungan. Konstruksi generator tiga-fasa lebih kecil,
lebih sederhana dan mempunyai karakteristik operasi yang lebih baik
dibandingkan dengan generator 1 fasa dengan kapasitas yang sama. Konduktor
10
untuk jaringan tiga-fasa adalah sekitar ¾ dari jumlah konduktor jaringan 1 fasa
pada kapasitas, tegangan dan effisiensi transmisi yang sama.
Gambar 2.10 menunjukkan generator tiga-fasa dua kutub tanpa t\rangkaian
luar yang Berhubungan ke group kumparan dan tanpa menghubungkan slip ring
untuk mensupply
arus searah ke kumparan medan.
Gambar 2.10. Slip ring untuk mensuplai DC ke medan putar
Gelombang sinus yang dibangkitkan ketiga kumparan generator AC dapat
dilihat pada gambar 2.11. pada gambar, V2 mulai timbul setelah 1/3 kumpara
periode, V1 dan V3 timbul setelah 2/3 periode V1
Gambar 2.11. Tegangan AC tiga-fasa
11
Gelombang sinus menggambarkan adanya perubahan tegangan yang
dibangkitkan secara matematik, besarnya tegangan pada setiap titik adalah sama,
tetapi dilawan oleh dua tegangan lainnya.
Nilai tegangan dibawah sumbu X adalah negative. Bengan demikian
persamaan aljabar dari ketiga tegangan untuk setiap saat akan memberika nilai
nol. Garis X – X1 menggambarkan titik dimana tegangan dari fasa A naik kearah
positif, tegangan fasa B berada pada nilai negative maksimum dan tegangan fasa
C mulai turun dari nilai positif menuju nol. Pergantian perubahan tegangan dari
ketiga tegangan ini berjalan secara terus menerus.
2.5
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Putar
Kecepatan putar rotor generator AC diprtahankan konstan untuk
mensupply power pada frekuensi yang konstan. Pada umunya, generator
menghasilak frekuensi 50/60 Hz. Kecepatan putar generator AC dipengaruhi oleh
dua faktor :
a. Frekuensi yang dibutuhkan dan
b. Jumlah kutub didalam medan generator
Generator AC yang disederhanakan pada gambar 2.10, akan menghasilakn
satu putaran penuh arus AC untuk setiap satu putaran rotor. Rotor di dalam
generator terebut terdiri dari dua kutub yaitu satu kutub utara dan satu kutub
selatan.
Generator AC yang disederhanakan pada gambar 2.12 mempunyai rotor 4
kutub, dua kutub utara dan dua kutub selatan. Untuk mempermudah
menjelaskannya, kumparan stator hanya ditunjukkan satu saja.
Ada sebagian rotor yang terdiri lebih dari 4 kutub, sebagai contoh,
generator pada PLTA yang pada umumnya mempunyai rotor dengan 8, 16, atau
32 kutub. Akan tetapi yang paling umum adalah rotor generator dengan 2 atau 4
kutub.
12
Gambar 2.12. Rotor 4 kutub
2.6
Hubungan Antara Kecepatan, Frekuesi dan Jumlah Kutub Pada
Generator
Rumus berikut ini menunjukan hubungan antara kecepatan, frekuensi dan
jumlah kutub.
S = 120 F/P.............................................................................(3.1)
Dimana :
S
= kecepatan putar dalam RPM
120
= factor konversi untuk unit
F
= frekuensi dalam Hz
P
= jumlah kutub
Jika dua dari besaran tersebut dapat diketahui, maka besaran ketiga dapat
dihitung dengan menggunakan rumus tersebut. Frekuensi generator AC
berbending lurus dengan kecepatan putar rotor.
2.7
Rotor
Ada dua tipe dasar rotor yang dih\gunakan pada generator AC besar yaitu
a. Sailent pole rotor dan
b. Cylindrical rotor
13
Pada gambar 2.13 ditunjukan rotor sailent pole yang terdiri dari kumparan,
slip ring dan poros. Didalam kumparan yang dibelitkan mengelilingi inti metal
dialirka arus DC untuk membentuk medan generator. Prose tersebut menyangga
keseluruhan rotor yang akan berpuatar apabila digerakkan oleh penggerak utama.
Rotor sailent pole dilengkapi dengan slip ring (collector ring) yang dipasang pada
permukaan ujung poros utama.
Kutub dan kumparan rotor dibuat terpisah dan bersama-sama dipasang
pada rotor. Rotor spider yang dipasang pada poros merupakan inti baja yang
dilaminasi secar terpisah yang ditekan dan dikunci pada poros tersebut, atau dapat
merupakan bagian dari poros itu sendiri. Panjang inti dari jenis rotor ini biasanya
kuarng dari diameternya. Rotor sailent pole dugunakan bersama alternator yang
mempunyai kecepatan opertasi sekitar 1800 RPM atau lebih rendah.
Jumlah kutub tersebut tidak berpengaruh terhadap jumlah fasa dari
alternator. Apabila rotor sailent digunakan pada kecepatan tinggi, maka gaya
centrifugal dan stress lainnya akan cukup besar untuk merobek kumparan
sehingga terlepas dari jangkar kutub.
Gambar 2.13. Rotor salient pole
Medan sailent terdiri dari rotor yang mempunyai proyeksi polar tertentu
disekitar kumparan medan. Pada umunya rotor yang banyak digunakan adlah
rotor dengan kecepatan tinggi atau Cylindrical rotor atau turbo rotor (lihat gambar
2.14).
14
Gambar 2.14, Cylindrical (turbo) Rotor
Kumparan pada rotor jenis ini ditempatkan di dalam slot yang dimasukkan
ke dalam inti rotor silindris. Karena konstruksi yang berbentuk silinder dan
kumparannya masuk ke dalam inti, maka pengarug gaya centrifugal dan tekanantekanan lainnya akibat kecepatan tinggi lebih kecil dibangingkan dengan rotor
sailent pole.
Turbo rotor mrmpunyai medan yang merata, berbentuk silinder dan ukuran
axial diameternya. Konstruksi silindrisnya dianggap penting karena kecepatan
putarnya tinggi (1200 – 1600 RPM). Turbo terbuat dari baja padu atau beberapa
pelat baja yang dibautkan bersama-sam untuk membentuk inti rotor berbentuk
silinder. Slot di dalam inti rotor untuk memasukkan kumparan medan.
Untuk membangkitkan medan magnet, kumparan rotor harus disupply
dengan arus DC evternal yang disebut exciter.
Armature exiter dan penyearah bverputar pada poros yang sama dengan
rotor generator AC. Tegangan AC yang dihasilkan exiter diubah menjadi tegangan
DC dengan menggunakan penyearah. Kemudian arus DC dimasukkan ke
kumparan rotor untuk membangkitkan medan magnet yang akan menghasilakan
tegangan output AC.
Gambar 2.15. Sistem Excitasi Brushless
15
2.8
Stator
Gambar 2.16 menunjukkan penampang depan stator generator AC.
Bagian-bagian utama stator terdiri dari inti, rangka dan penutup sebelah kiri dan
kanan. Kumparan stator dipasang di dalam inti stator. Pada umunya inti staotor
terbuat dari laminasi besi untuk mengkonsentrasikan dan mengarahkan medan
magnet di dalam stator.
Gambar 2.16. Stator Generator AC
2.9
Hubungan Listrik
Generator tiga-fasa dapan menggunakan system hubungan delta atau
hubungan bintang. Bagaimana hubungan listrik tersebut akan dijelaskan dalam
sub bab ini.
a.
Hubungan Delta
Hubungan delta pad gambar 2.17, kumparan stator dihubungkan dari
ujung ke ujung beban dihubungkan ke setiap sambungan kumparamkumparan.
V line
= V fasa
I line
= 1,732 x Fasa................................................................(3.2)
16
Gambar 2.17. Hubungan delta
Arus yang mengalir melalui kumparan dan tegangan yang dihasilkan
disebut arus fasa dan tegangan fasa. Hubungan delta menghasilkan rumusan
khusus antara tegangan line dan tegangan fasa, dan antara arus line dan arus fasa.
Teganga line sama dengan tegangn fasa, akan tetapi arus line sebesar 1,732 kali
arus fasa.
b.
Hubungan Bintang
Dengan mengamati gambar 2.18 salah satu ujung dari setiap kumparan
stator dihubungkan ke suatu titik, sedangkan ujung yang lainnya
dihubungkan ke beban.
V line
= 1,732 x V Fasa
Iline
= I fasa
Pada hubungan bintang, arus line sama dengan arus fasa dan tegangan
line sama sebesar 1,732 kali tegangan fasa.
Gambar 2.18. Hubungan bintang
17
2.10
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Kumparan Generator
Jika bekerja pada kumparan generator, yang perlu diperhatikan
adalah : jumlah slot di dalam stator, tegangan opersi, kecepatan
putar, jumlah fasa dan frekuensi.
Generator TIGA-FASA terdiri dari 3 pasang konduktor armature
yang dihubungkan seri. Konduktor ini dikeluarkan menuju 6
terminal
yang
harus
dihubungkan
dulu
sebelum
menghubungkannya ke beban. Setelak ketiga fasa dihubungkan
dengan cara yang benar, maka power dapat disalurkan melalui 3
konduktor feeder.
Kumparan generator dihubungkan sedemikian rupa agar dapat
mengeluarkan tiga lead ke bagian luar mesin tersebut.
Keuntungan generator TIGA-FASA hubungan biontang adalah
mempunyai tegangan line yang lebih tinggi dengan armature yang
lebih kecil dari pada tegangan yang diberikanoleh hubungan delta.
Armature generator selalu mempunyai beberapa kutub seprti
kutub-kutub yang trdapat pada kumnparan medan. Tegangan
operasi tersebut menentukan jumlah lilitan per kumparan, metoda
interkoneksi dari grup fasa kutub, dan pemilihan hubungan fasa.
2.11
Pengaturan Tegangan Output Generator
Perubahan beban generator mengakibatkan perubahan tegangan output.
Generator diarancang agar dapat beroperasi pada tegangan poutpun yang konstan.
Teganga ini diperoleh melalui pemakain system pengontrol tegangan. Ada 3
faktor yang menentukn tegangan output generator AC, yaitu :
a. Kecepatan putar
b. Panjang dan susunan konduktor, dan
c. Kuat medan
Apabila kecepatan puatar dinaikan, maka tegangan outpu akan naik dan
akan bertambah banyak garis-garis flux magnet yang dipotong pada setiap unit per
periode. Akan tetapi fakror ini jarang digunakan untuk mengatur tegangn output
18
generator AC karena akan menaikan frekuensi. Hamper semua generator AC dan
bebannya dirancang agar dapat beroperasi pada frekuensi yang konstan. Bila
frekuensi berubah maka peralatan tersebut tudak dapat bekerja sebagaimana
mestinya.
Panjang generator dan jumlah konduktor juga menentukan tegangan
outputnya tapi tidak dapat diubah-ubah. Karena itu, tegangan output itu tidak
dapat dikontrol dengan cara memodifikasi rancangan generator.
Factor ketiga adalah kuat medan. Apabila arus tersebut diubah maka
tegangan yang diinduksikan akan berubah.
Eksitasi adalah istilah untuk arus yang membangkitkan medan generator
AC yang dapat disupply dari sumber DC mana saja, akan tetapi pada umumnya
disediakan exciter. Exiter dapat digunakan pada poros yang sama seperti generator
AC, atau dapat juga digerakan dengan motor listrik ataupun diambil dari output
generator.
2.12
Keja Sistem Pengontrol Tegangan
Gambar 2.19 merupakan skematik system pengontrol tegangan secara
manual untuk generato AC. Pada gambar gambar tesrebut terdapat dua buah
generator yang berbeda yaitu :
a. Generator self-exciter DC shunt
b. Generator AC
Bagian utama generator DC adalah kumparan medan armature dan
kumparan medan shunt. Rheostat pengontrol medan dihubungkan seri dengan
medah shunt. Generator AC mempiunyai dua lead yang menghubungkan medan
teresbut dengan armature, stator dan ketiga output lead.
19
Gambar 2.19. Sistem pengatur tegangan secara manual
Pada mulanya ada magnet sisa pada medan generator. Segera setelah
armature berputar akan dibangkitkan tegangan induksi yang mengakibatkan
mengalirnya arus melalui medan shunt. Medan magnet tersebut bertambah kuat
sehingga tegangan induksi lebih tinggi dan arus medan shunt naik, dan medan
magnetic tersebut menjadi lebih kuat.
Proses ini terus berjalan sampau tercapai tegangan maksumum yang
tergantung pada tahanan medan shunt dan rheostat. Pada saat yang sama, arus DC
mengalir melalui medan generator AC yang memberikan excitasi. Pada system
pengontrol ini, tegangan diatur secara manual dengan cara merubah tahanan
rheostat.
Sebagai contoh, jika tahanan dalam shunt dinaikkan, maka arus yang
mengalir melalui medan magnet menjadi kecil. Kemudian, arus kecil tersebut
disupply ke generator AC, dan mengakibatkan tegangan output generator AC
menjadi kecil. Apabila tahanan rangkaian shunt diperkeci, maka arus shunt
generator AC naik dan tegangan output akan naik.
System pengontrol tegangan pada gambar 2.20 tidak jauh berbeda dengan
system pada gambar 2.19. system ini merupakan system pengatur tegangan
otomatis yang komponennya dilengkapi dengan trafo, solenoid dan pegas.
20
Gambar 2.20. Pengatur tegangan otomatis
Pada system ini, tegangan generator AC diturunkan melalui transformator
ke harga yang sesuai untuk mengemdalikan system. Inti solenoid akan tertarik
kearah kumparan sewaktu timbul medan magnet yang dibangkitkan oleh arus
yang mengalir melalui kumparan.
Pegas memungkinkan rheostat yang
digerakkan ke salah satu arah dengan mengubah jumlah arus yang mengalir
melalui kumparan. Komponen-komponen beraksi melawan setiap perubahan apa
saja didalam tegangan output.
Penambahan beban mengakibatkan turunnya tegangan output generator.
Penurunan tegangan ini terjadi pada kedua sisi transformator dan juga akan terjadi
penurunan arus yang mengalir melalui solenoid. Jika arus yang mengalir melalui
kumparan solenoid lebih kecil, maka medan magnetnya pun akan berkuarng. Inti
akan ditarik pegas yang menggerakkan rheostat pengontrol medan searah jarum
jam. Rheostat pada posisi ini akan menurunkan tahanan rangkaian shunt, dan arus
yang mengalir melalui medan shunt akan naik, sehingga tegangan outpu exiter
akan naik, dan tegangan output generator AC juga akan ikut naik. Tegangan
output akan cenderung naik sampai kembali turun pada nilai aslinya.
Apabila beban diturunkan, tegangan outpu akan naik dan medan magnet di
dalam kumparan solenoid akan bertambah kuat dan akan menarik inti ke dalam
kumparan. Hal ini menggerakkan rheostat kea rah yang berlawanan jarum jam.
Gerakan tersebuat akan menaikkan tahanan rangkaian shunt, sehingga arus yang
menglir melalui medan shunt menurun yang mengakibatkan turunnya tegangan
21
output generator. Tegangan output generator cenderung turun sampai kembali ke
nilai semula.
Pada dasarbya system pengatur tegangan yang dapat digunakan pada
generato AC terdiri dari 4 elemen dasar yaitu :
a. Unit pendeteksi
b. Pemabanding
c. Catu daya DC
d. Unit pengendali (lihat gambar 2.21)
Sistem pengatur tegangan otomatis pada gmbar 2.20 solenoid merupakan
unit endeteksi, rheostat merupakan inti pengendali, pegas merupakan pembanding
dan generator DC shunt self – exciter merupakan sumber tegangan DC.
Gambar 2.21. Elemen dasar sistem pengatur tegangan
Diantara jenis power supply untuk exciter yang penggunaannya cukup
baik adalah :
a. Generator DC tipe komutator yang digerakakan dari poros generator
utama maupun dari motor yang terpisah. Pada beberapa exciter besar
biasanya menggunakan reduction gear yang dipasang antara poros
generator utama dan poros exciter.
b. Menggunaka generator AC bersama rectifier, pada sitem ini generator
utma menggerakkan alternator untuk membangkitkan power AC yang
kemudian diserahkan melalui rectifier.
c. System exciter tipe statis yang menggunakan power AC secaera
langsung daru generator output utama atau dari unit generator yang
22
terpisah. Pada sitem ini, tegangan output generator diturunkan melalui
transformator lalu dimasukkan ke rectifier untuk disearahkan,
Penggunaa tipe exciter power supply adalah untuk menyediakan arus
medan yang kontinyu agar dapat mempertahankan tegangan yang sesuai pada
terminal generator bila terjadi perubahan beban dan power factor. Kadang-kadang
diperlukan arus medan yang mendadak dan cepat untuk memberikan arus medan
yang sesuai, handal seta membutuhkan sedikit perawatan.
2.13
Hubungan Fundamental
Dengan memperhatikan gambar 2.22 akan lebih mudah memahami jalur-
jalur kerja flux di dalam generator. Medan generator AC merupakan magnet
listrik yang berputar dengan kecepatan sinkron di dalam suatu armatur tetap.
Arus akan menghasilkan medan flux exciter yang berputar pada line dan
bergerak sinkron dengan medan stator. Flux yang berputar inilah yang
membangkitkan tegangan pada armatur. Flux yang dibangkitkan arus medan akan
mengalir pada suatu rangkaian tertutup melalui inti armatur seperti yang
dilukiskan dengan menggunakan tanda panah bertitik dua.
23
Gambar 2.22. Generator flux pattern
Tanda panah menggambarka flux yang mengalir melalui medan utama,
memotong selah udara disekelilingnya melalui tonjolan metal armatur dan
kembali ke medan utama. Flux mengalir dari utara ke selatan, tegangan akan
dibangkitkan pada saat garis-garis flux memotong konduktor. Di dalam generator
AC, kumparan armature disusun dalam slot stator dan dipotong oleh flux pada
waktu medan berputar. Karena itu tegangan dibangkitkan di dalam kumparan
armatur.
Besarnya tegangan yang dibangkitkan merupakan fungsi dari parameter
berikut :
Kuat flux medan merupakan jumlah garis-garis flux/inci kwadrat
Jumlah gari-garis flux yang memotong konduktor merupakan fungsi dari
kecepatan putar.
Panjang konduktor merupakan fungsi dari panjang mesin dan jumlah
lilitan.
Hal yang umum dilakukan aialah pengaturan system eksitasi untuk
mengatur tegangan output generator AC. Apabila menggunakan beberapa sisytem
pengatur yang dapat digunakan untuk mengatur kuat medan, funsinya dalah sama
yaitu untuk mendeteksi perubahan-perubahan beban generator dan kemudian
mengatur arus exciter untuk menaikan atau menurunkan tegangan output
generator dengan demikiakn exciter harus tanggap tehadap perubahan-perubahan
tersebut.
2.14
Celah Udara
Jarak celah udara di dalam generator ditentukan oleh reaksi armature.
Celah udara harus dibuat lebih panjang dari jarak clearance mekanik sehibgga
tidak terpengaruh oleh reaksi armetur.
Pada generator turbin, panjang celah udara mungkin i inchi atau lebih.
Medan putar dari turbo generator bentunya halus dan silindris sehingga jarak
celah udara pada semua bidang sama.
24
Karena kutu yang menonjol pada generator sailent pole membuat adanya
perbedaan jarak celh udara pada ujung kutub. Lihat ganbar 2.23.
Gambar 2. 23. Garis garis flux magnet pads ujung kutub
2.15
Pengaruh Arus Yang Mengalir Di Dalam Armatur
Arus yang mengalir di dalm armature generator pada waktu medan diberi
tegangn listrik akan memutar rotor apabila armature dihubungkan dengan beban.
Magnitude arus tergantung pda tegangan yang dihasilkan didalam armature,
impedansi serta beban generator. Power factor generator umumnya ditentukan
oleh jenis beban yang dihubungkan ke generator.
Besarnya arus generator ditentukan oleh ukuran konduktor di dalam
kumparannya. Bila arus melebihi ratingnya maka rugi-rugi I2R di dalam kumparan
akan menimbulkan panas yang berlebihan dan akan merusak generator. Tegangan
opersi ditentukan oleh besrnya tegangan yang dibangkitkan di dalam kumparan.
Power output generator dibatasi pad rating arus/tegangan maksimum.
Apabila power factor kurang dari 1, maka arus maksimum yang aman pada
generator dapat ditetapkan tetapi generator harus menyalurkan power output yang
lebih rendah ke jaringan.
2.16
Regulasi Tegangan
Regulasi tegangan ditetapkan sebagai voltage drop pada terminal saat
dibebani nol sampai maksimum yang dinyatakan sebagai presentase atau tegangan
beban penuh dengan speed dan arus DC medan konstan.
Generator otomatis digunakan untuk pemakaian dengan regulasi tegangan
sebesar +/- 40%. Ini memungkinkan arus short-circuit dipertahankan pada nilai
yang rendah.
25
Regulator otomatis digunakan untuk mengatur tegangan output yang
konstan tanpa memperhatikan perubahan beban. Tegangan output generator
digunakan sebagai pembanding untuk mengendalikan exciter generator dimana
tegangan tersebut disuplai ke peralatan yang peka terhadap tegangan, untuk
mengendalikan medan generator atau medan exciter. System distribusi yang
berbeda dan tergantung pada setiap system yang dibutuhkan.
2.17
Operasi dan Batasan-Batasan Generator
Generator AC, termasuk system pendingin dan struktur tegangan yang
sesuai untuk menghilangkan panas yang ditmbulkan oleh rugi-rugi inti stator
akibat dari gesekan dan Karena rugi-rugi panas tembaga akibat adanya liran arus
(I2R) di dalam kumparan stator serta kumparan medan putar.
System pending yang memadai factor pembatas rating maksimum dan
berpengaruh terhadap pengaturan ukuran fisik bagian-bagian generator.
Siste pendingin generator akan lebih efektif bila memakai beberapa media
pendingin selain udara, seperti hydrogen, minyak ataupun zat kimia.
Pendungin dengan air bersih lebih efekif dari pada udara. Minya atau air
tidak dapat disirkulasikan di dalam casing genrerator dan akan lebih baik dengan
cara memompanya melalui lubang-lubang di dekat kumparan. Dengan kontak dan
sifat panghantar panas yang baik, maka jumlah tembaga di dalam generator dapat
dikurangi karena pendinginan yang sesuai. Pendinginan konduktor kumparan
dapat menggunakan sirkulasi gas. Pada umumnya pendingin dengan hydrogen
digunakan pada unit-unit modern dengan rating diatas 15.000 Kw. Isolasi
kumparan generator ada keterbatasannya untuk menerima pendinginan karena
bahan isolasi tersebut juga menahan panas.
Suhu kumparan generator diukur di dua tempat atau lebih pada setiap fasa
dengan menggunakan thermo couple atau alat ukur lainnya yang dipasang di
antara kumparan atas dan bawah di dalam sloty stator. Peralatan ini tidak
mengukur temperature tembag sebenarnya tetapi menunjukkan suhu yang paling
rendah karena turnnya temperature pada isolasi kumparan/besarnya temperature
yang terbaca sekitar 150 - 200 lebih rendah dari temperature tembaga pada opersi
normal.
26
Biasanya pendingin generator dapat menggunakan air yang didinginkan
untuk mempertahankan susu udara pendingin sekita 400C (1040F). Hal ini akan
mengakibatkan tekanan air yang lebih dingin menjadi lebih tinggi dari tekanan
atmosfir untuk semua operasi dan mencegah kemungkinan-kemungkinan udara
mengotori pendingin dan menghambat mengalirnya air pandingin, dan jug
memastikan generator cooler terisi sempurna pada sisi yang berisi air. Sebuah
kipas biasanya disediakan didekat paling atas generator cooler.
Temperature kumparan medan generator lebihb sulit ddieteksi Karena
rotor berputar dengan kecepatan tinggi. Pengukuran dapat dilakukan dengan
menggunakan instrument yang mengukur tahanan total kumparan medan secra
terus-menerus. Kenaikan tahanan kumparan medan biasanya merupakan
pengukuran akurat terhadap kenaikan temperature.
Akibat kenaikan temperaturkumparan tembaga dan pemuaian yang
berbeda antara inti dan tembaga, maka kumparan akan memuai pada saat
generator dioperasikan dan dibebani.
Generator field, ecara fub\ngsional adalah peralatan listrik, yang
merupakan kombinasi rancangan listrik dan mekanik yang baik sekali untuk
mencapai performace yang baik. Sama halnya, pengaruh perbedaan suhu pada
salah satu sisi fied ke sisi yang berlawanan, walaupun sekecil satu atau dua derajat
celcius dapat mengakibatkan pembengkokan generator field. Lapisan varnish pada
badan field untuk mencegah korosi harus tipis agar tidak menghalangi
pemindahan panas dari field. Lapisannya juga harus sama rata agar kemampuan
pemindahan panas dapat merata di atas keseluruhan permukaan rotor.
Kumparan medan generator dipasang di dalam slot. Lapisan pada slot
digunakan sebagai isolasi untuk menguatkan dan menahan kumparan dan juga
memindahkan kekuatan mekanik yang tinggi ke inti generator.
Sebagai contoh berat kumparan medan generator 10,000 Kw dalam
keadaan diam adalah 30 pound, pada putaran 3600 RPM akan dapat
mengeluerkan tekanan sebesar 1,000,000 pound. Tekanan mekanis ini merata
pada semua bidang sehingga perlu bantalan yang kuat agar dapat beroperasi
dengan aman dan menampilkan fungsi listrik yang betul-betul baik yang akan
27
dapat menetukan umur dari generator. Bila kumparan medan generator berubah
atau bergeser maka akan timbul vibrasi akibat medan yang tidak seimbang.
Belitan
lubang
pada
medan
generator
dibuat
fleksibel
untuk
memungkinkan pemuaian tanpa menimbulkan kerusakan mekanis. Sebagai
tambahan, sediakan ventilasi udara atau gas pendingin di sekitar ujung belitan.
Semua ujung belitan dan bloknya ditahan oleh retaining ring.
Kumparan stator tidak mendapat gaya centrifugal seperti kumparan
medan, pasak untuk celah-celah, dan bahan-bahan pengisi tidak sekuat bahan
untuk kumparan medan. Tetapi kumparan ststor dipengaruhi gaya magnetic yang
tergantung pada rapat arus di dalam kumparan. Hal ini akan menimbulkan getaran
pada bidang stator dan isolasi apabila pasak pada batang stator mengendur.
Biasanya pabrik menyertakan kurva kemampuan generator yang
menjelaskan tentang range operasi yang disarankan, mengingat variabel-variabel
operasi seprti beban, arus medan dan factor tenaga.
Kondisi kumparan stator hanya dapat dinilai setelah diadakan tes listrik
dan pengamatan jarak dekat pad waktu shut down secara berkala. Inspeks ini
harus meliputi pengecekan terhadap operasi kolektor, getaran, tingkat bunyi dan
kebersihan bagian-bagian generator yang mudah dijangkau.
Download