kelompok 5TEORI BELAJAR HUMANISTIK

advertisement
MAKALAH
TEORI PEMBELAJARAN HUMANISTIK
(Teori Belajar)
Dosen
1. Prof. Dr. Brambang Suratman
2. Durinta Puspasari M.Pd
3. Brilyana Rosy M.Pd
Tugas Kelompok
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
ROSSITA DWI AYU . S
NAHDIYAH APRIVILIA .F
WINDA PUTRI
INDRIANA DEWI
(15080314062)
(15080314064)
(15080314066)
(15080314068)
PENDIDIKAN ADM. PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Esa. Shalawat dan salam
semoga tetap dicurahkan kepada Rasulullah S.A.W .
Makalah “TEORI PEMBELAJARAN HUMANISTIK” . Di dalamnya disajikan
semua yang menyangkup mengenai Pembelajaran Humanistik. Mulai dari pengertian,
pandangan para tokoh, kekurangan dan kelebihan dari teori humanistik, dll. Makalah ini kami
buat untuk memenuhi tugas kelompok yakni tugas mata kuliah Teori Belajar pada semester 2
ini. Makalah Teori Pembelajaran Humanistik ini semoga bermanfaat, terutama bagi peserta
didik dan pendidik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya
reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu proses yang aktif, proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik. Belajar merupakan suatu proses
yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu Teori Pembelajaran Humanistik ?
2. Bagaimana pendapat para pakar mengenai Teori belajar Humanistik ?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari teori humanistik ?
4. Bagaimana aplikasi dan implikasi teori pembelajaran humanistik ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1.
Untuk mendapatkan deskripsi tentang teori belajar humanistik.
2.
Untuk mengetahui pendapat para pakar mengenai teori belajar humanistik.
3.
Untuk mengetahui apa saja kekukarangan dan kelebihan dari teori belajar humanistik.
4.
Untuk mendapatkan gambaran tentang aplikasi dan implikasi teori belajar humanistik dalam
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Teori Pembelajaran Humanistik
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan
ini melihat kejadian(proses), yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan
hal-hal yang positif. Kemampuan positif erat kaitannya dengan pengembanga emosi positif
yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakteristik yang sangat kuat yang
tampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai usaha untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis manusia(tingkah laku). Atau berbeda pula dengan freudian
yang melihat motivasi sebagai berbagai macam kebutuhan seksual(biologis manusia).
Humanistik melihat perilaku manusia sebagai campran antara motivasi yang lebih rendah
atau lebih tinggi.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing
oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman
mereka. Teori Humanisme ini sangat cocok untuk diterapkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian , hati nurani, perubahan sikap, dan
analisis terhadap fenomena sosial . Teori humanisme bertujuan untuk memanusiakan manusia
(mencapai aktualitasi) .
B. Teori Belajar Humanistik Menurut Pakar
1. Kolb
Kolb (Uno ,2008:15) membagi tahapan belajar menjadi empat tahapan, yaitu :
a. Tahap Pengalaman Konkret
Dimana pada tahap ini siswa mengalami sesuatu peristiwa sebagaimana adanya
(hanya merasakan, melihat, dan menceritakan kembali peristiwa itu).Dalam tahap
ini siswa belum memiliki kesadaran tentang hakikat peristiwa tersebut, apa yang
sesungguhnya terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.
b. Pengalaman Aktif dan Reflektif
Pada tahap kedua , siswa mulai mampu mengadakan observasi terhadap suatu
kejadian dan mulai memikirkan dan memahaminya.
c. Konseptualisasi
Pada tahap ini siswa sudah berupaya membuat sebuah abstraksi, mengembangkan
suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu hal yang pernah di observasi
olehnya.
d. Eksperimentasi Aktif
Pada tahap akhir ini, siswa mampu mengaplikasi suatu aturan umum ke situasi
yang baru . Misalnya , dalam matematika , asal-usul sebuah rumus .
2. Honey dan Mumford
Bedasarkan teori Kolb, akhirnya Honey dan Mumford (Uno, 2008:16) membuat
penggolongan siswa menjadi empat macam . yaitu :
a. Tipe siswa aktivis : mereka yang suka melibatkan diri pada pengalaman –
pengalaman baru, cenderung berpikiran terbuka dan mudah diajak berdialog,
kurang skeptik (mudah percaya) terhadap suatu hal. Dalam proses belajar mereka
ini menyukai metode yang mampu mendorong seseorang menemukan hal-hal
baru, seperti problem solving dan brainstorming.
b. Tipe siswa reflektor
: Mereka cenderung berhati-hati mengambil langkah,
konservatif dalam mengambil keputusan, menimbang baik buruk suatu hal .
c. Tipe siswa teoritis
: Sangat kritis, senang menganalisis, dan tidk menyukai
pendapat yang sifatnya subjectif.
Berpikir rasional adalah suatu yang sangat
penting bagi mereka, sangat skeptik dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat
spekulatif(tidak jelas).
d. Tipe siswa pragmatis
: Menaruh perhatian besar kepada aspek-aspek praktis
daln segala hal, lebih mengutamakan praktik tidak hanya teori saja, dan suka
berlarut-larut dalam membahas aspek teoritis filosofi dari sesuatu.
3. Habermas
Habermas memandang bahwa belajar sangat dipengaruh oleh interaksi , baik dengan
lingkungan maupun dengan sesama manusia (Uno, 2008:16). Habermas
mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Belajar Teknis (Technical Learning)
Dalam belajar teknis , siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam
sekelilingnya dan berusaha menguasai dan mengelola alam dengan cara belajar.
b. Belajar Praktis (Practical Learning)
Dalam belajar praktis , siswa juga belajar berinteraksi. Akan tetapi , pada tahap ini
lebih di pentingkan adalah interaksi antara dirinya dan orang orang di
sekelilingnya.
c. Belajar Emansipatoris (Emancipacitoris Learning)
Dalam tahap ini siswa berusaha ,mencapai i pemahaman, kesadaran yang sebaik
mungkin tentangg perubahan kultural dari suatu lingkungan.
4. Bloom dan Krathwohl
Bloom dan Krathwohl (Uno , 2008 :13) menunjukkan apa yang dikuasai oleh siswa
yang mencangkup tiga kawasan berikut ini :
a. Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan , yaitu :
-
Pengetahuan (mengingat dan menghafal)
-
Pemahaman (menginterpretasikan)
-
Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)
-
Analisis (menjabarkan suatu konsep)
-
Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu utuh)
-
Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)
b. Psikomotor
Psikomotor terdiri dari 5 tingkatan , yaitu :
-
Peniruan (meniru gerakan)
-
Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak )
-
Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
-
Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
-
Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
c. Afektif
Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu :
-
Pengenalan (Ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
-
Merespons (aktif berpartisipasi)
-
Penghargaan (menerima nilai-nilai , setia kepada nilai-nilai tertentu)
-
Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
-
Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)
5. Arthur Combs (1912-1999)
Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967), mereka mencurahkan banyak
perhatian pada dunia pendidikan. Guru tiak bisa memaksakan materi yang tidak
disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa Matematika
atau Sejarah bukan berarti bodoh, melainkan karena mereka enggan dan terpaksa dan
merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku
buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
6. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan ada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal,
yaitu :
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. Kekuatan untuk meawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkhis (susunan yang urut).
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan manusia tersebutmenjadi tujuh hierarkhi.
Bila seseorang telah dapat memnuhi ebutuhan pertama , sepert kebutuhan fisiologis,
barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya , ialah kebutuhan
mendapatkan rasa aman dan seterusnya.
7. Carl Ransom Rogers
Carl Ransom Rogers memebdakan dua tipe belajar , yaitu :
a. Kognitif (kebermknaan)
b. Eksperiential ( pengalaman atau signifikansi)
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru perlu
memerhatikan pinsip pendidikan dan pembelajaran , yaitu :
-
Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar(siswa
tidak perlu belajar yang tidak ada artinya)
-
Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
Pengorganisasian bahan pelajaran berarti pengorganisasian bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
-
Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai agian yang bermakna bagisiswa .
-
Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern ialah belajar tentang proses
bukan hasilnya.
Dari bukunya Freedom To Learn, terdapat prinsip-prinsip humanistik yang
penting, yaitu :
-
Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
-
Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid
mempunyai relevansi (kegunaan/manfaat)
-
Belajar yang menyangkut perubhan didalam persepsi mengenai dirinya sendiri
dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
-
Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
-
Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh
dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
-
Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengn melakukannya (praktik).
-
Kepercayaan terhadap diri sendiri , kemerdekan , dan kreativitas lebih mudah
dicapai terutama jika sisa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya
dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
-
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam duni modern ini adalah
belajar mengenai proses belajar , suatu keterbukaan yang terus-menerus
terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses
perubahan itu.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
a. Merespons peasaan siswa
b. Menggunakan ide –ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah di
rancang
c. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
d. Menghargai siswa
e. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
f. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa
g. Tersenyum pada siswa
Sejak awal, Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan
berkembang. Ada tiga konstruksi ang menjadi dsar pntingnya dalam teorinya
yaitu:
1. Organisme
-
Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan
merupakan tempat semua pengalaman , potensi yang terdapat dalam kesadaran
setiap saat.
-
Realitas subjektif
Organisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita
adalah persepsi yang sifatnya subjektif dan dapat membentuk tingkah laku
seseorang.
-
Holisme
Organisme adalah satu kesatuan sistem hingga perubahan dalam satu bagian
akan berpengaruh pada bagian lainnya. Perubahan bertujuan mengaktualisasi
diri , mempertahankan dan mengembangkan.
2. Medan fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman , baik yang iternal mupun
eksteral baik di sadari maupun tidak disadari .
3. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan
pengalaman membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri
akan identitas dirinya bagitu bayi mulai belajar apa yang terasa baik dan
buruk,apa ia merasa nyaman atau tidak.
8. David Mills dan Stanly Scher
David Mills dan Stanly Scher mengajukan konsep pendidikan terpadu , yakni
proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar.
Metode afektif yang melibatkan perasaan telah bisa diterapkan pada murid-murid
pelajaran IPS ,Bahasa, dan Seni. Elemen afektif ini menunjuk pada perasaan , cara-
cara memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial, fantasi, persepsi
keseluruhan , metafor, intuisi, dan lain-lain.
9. Aldous Huxley
Manusia memliki banyak potensi yang selama ini bayak terpendam dan di siasiakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan
potensi-potensi tersebut. Huxley menekankan adanya pendidikan non-verbal yang
juga harus di ajarkan kepada siswa. Pendidikan non-verbal bukan berwujud pelajaran
senam, sepak bola, bernyanyi, ataupun menari melainkan hal-hal yang bersifat diluar
materi pembelajaran , dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang.
Berbekal pendidikan non-verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi agar lebih
tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan menghargai setiap
pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya, apabila setiap manusia
memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan
moral kemanusiaan.
C. Kekurangan dan Kelebihan Teori Humanistik
*Kelebihan Teori Humanistik
:
- Teori ini cocok utuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian,hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
- Indikator keberhasilan apikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah ,berinisiatif dalam
belajar, dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku, serta sikap atas kemauan sendiri.
- Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas , tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan ,norma, disiplin atau etika yang berlaku.
*Kekurangan Teori Humanistik
:
- Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
D. Aplikasi Teori Humanistik dalam Pembelajaran
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru pembelajaran
humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa, membrikan motivasi, kesadaran
mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Siswa berperan sebagai pelaku utama
(student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri . Ketika siswa
memahami potensi diri, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dirinya secara
positif.Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.
Proses belajar yang umumnya dilalui ialah:
1. Merumuskan tuuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas,jujur,
dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas
inisiatif sendiri.
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri.
5. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih keputusan,
melakukan yang diinginkan, dan menanggung resiko.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif, tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab terhadap
segala resiko.
7. Memberikan kesempatan maju untuk murid sesuai keceptannya.
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
Pembelajaran humanistik ini sangat cocok untuk diterapkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani, perubahan sikap, dan
analisis terhadap fenomena sosial. Indikator keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa
senang bergairan, berinisiatif dalam belajar , dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku,serta
sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan manusia yang bebas, berani ,tidak terikat oleh
oendapat orang lain, dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa
mengurangi hak-hak orang lain, tanpa melanggar norma,aturan dan etika.
E. Implikasi Teori Belajar Humanistik
1. Guru sebagai fasilitator
Yang dimaksud sebagai fasilitator ialah
-
:
Fasilitator sebaiknya memberikan perhatian kepada penciptaan suasan
awal,situasi kelompok,atau pengalaman kelas.
-
Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan didalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat
umum.
2. Guru mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya.
3. Guru mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling
luas dan bermanfaat bagi para siswa dalam mencapai tujuan mereka.
4. Guru menempatkan dirinya sebagai suatu yang fleksible untuk dapat dimanfaatkan
oleh kelompok.
5. Menanggapi dengan baik sistem pembelajaran dengan diskusi kelompok
6. Didalam berperan sebagai fasilitator harus mengenali dan menerima keterbatasanketerbatasan dirinya.
F. Pandangan dan Kritik Humanisme
1. Pandangan Humanisme
a. Behaviorisme bersifat mekanis, mementingkan masa lalu , berbeda dengan aliran
humanistik. Aliran humanistik , individu cenderung mempunyai kemampuan atau
keinginan untuk berkembang dan percaya pada kodrat biologis dan ciri-ciri
lingkungan tidak menekankan pada tingkah laku yang tampak dan menggunakan
metode objektif seperti halnya aliran behaviorisme.
b. Psikoanalisis adalah aliran humanistik yang tidak menyetujui sifat pesimisme.
Dalam aliran humanistik , individu memiliki sift yang optimistik, dan apabila
psikoanalisis Freud menekankan pada mas lalu , dalam behaviorisme percaya
pada kodrati individu . manusia berkembang degan potensi yang dimilikinya, tdak
mengabaikan pitensi seperti aliran psikoanalisis.
2. Kritik terhadap teori humanistik
a. Teori humanistik terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan
pendekata pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia
b. Teori humanistik , seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan
mudah.
c. Banyak konsep dalam psikologi humanistik , seperti orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya.
d. Psikologi humanistik mengalami pembiasaan terhadap nilai individualistis.
e. Teori humanistik ini di kritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih
praktis.Teori ini dianggap lebih dekat dengan dengan dunia filsafat daripada dunia
pendidikan.
f. Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran, yaitu guru lebih mengarahkan
siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
BAB III
PENUTUP
Semoga dengan makalah ini dapat menjadi referensi dan dapat membantu menyelesaikan
suatu tugas dan permasalahan.
Download