(Persero) Tbk Sejarah PT. Bukit Asam (Persero)

advertisement
 BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
Sejarah PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., berawal dengan dimulainya
penambangan batubara di Tanjung Enim pada Tahun 1919. Saat itu tambang
batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya dengan sistem
penambangan terbuka atau open pit mining. Tambang bawah tanah atau
underground mining di Tanjung Enim mulai dilakukam tahun 1923 sampai
tahun 1940-an. Pada tahun 1938, produksi untuk kepentingan komersial mulai
dilakukan di dua lokasi tambang yaitu di tambang Air Laya untuk batubara
jenis bituminous dan di daerah tambang Suban untuk batubara jenis semiantrasit.
Ketika tuntutan nasionalisasi perusahaan Belanda kian kencang, buruh
tambang Bukit Asam ikut berjuang menuntut status yang sama. Tahun 1950
pemerintah menyetujui pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang
Bukit Asam (PN TABA)
Pada tanggal 2 Maret 1981, PN TABA berubah status menjadi
Perusahaan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) yang seterusnya disebut PTBA. Pendirian PTBA berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor: 42 Tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad
Ali Nomor 1, yang telah diubah dengan Akta Notaris Nomor 5 tanggal 6 Maret
47 48 1984 dan Nomor 51 tanggal 29 Mei 1985 dari Notaris yang sama. Akta
pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
dalam surat Keputusan Nomor C2-7553-HT.01.04.TH85 Tanggal 28 November
1985 seta diumumkan dalam Berita Negara Nomor 33 tambahan Nomor 550
tanggal 25 April 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Nomor 57 tanggal 15
Desember 2006 dari Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH; Notaris
pengganti Imas Fatima, SH. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor
W7-HT.01.04-5158 Tanggal 19 Desember 2006 setta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tanggal 9 Februari 2007 Tambahan
Nomor 146. Pada akhir 2002, PTBA mulai menjadi periusahaan publik dan
sahamnya mulai tercatat di Bursa Efek Surabaya dengan kode “PTBA”.
Seiring dengan kebijakan pengembangan ketahanan energi nasional,
Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket
batubara di Tanjung Enim – Sumatera Selatan, Natar – Lampung dan Gresik di
Jawa Timur dan sejumlah anak perusahaan yang bergerak dalam usaha terkait
batubara. Dengan demikan, kini Perseroan mengelola dua unit usaha
operasioanal, yakni pertambangan batubara dan memproduksi briket. Perseroan
mendistribusikan produk batubara kepada konsumen melalui pelabuhan utama
di Lampung dan Palembang dan di Palaran, Samarinda (Kalimantan).
Sementara produk briket langsung didistribusikan kepada konsumen disekitar
unit-unit produksi terkait.
49 4.1.1 Visi, Misi, Strategi dan Nilai-nilai Perusahaan
Visi
Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan.
Misi
• Fokus
kepada
core
competency
dan
pertumbuhan
berkesinambungan
• Memberikan
tingkat
pengembalian
yang
optimal
kepada
pemegang saham
• Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja
• Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional
• Memberikan
kontribusi
maksimal
dalam
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Strategi
Upaya pencapaian agar menjadi perusahaan energi berbasis batubara
yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia, dilaksanakan dengan
enam langkah strategi:
• Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan batubara
Dimaksudkan untuk mengatasi hambatan transportasi, yakni
keterbatasan daya angkut kereta api sebagai satu-satunya sarana
angkut paling ekonomis, dilaksanakan melalui peningkatan daya
angkut dari jaringan yang sudah ada dan peningkatan kapasitas
50 pelabuhan. Sedang peningkatan produksidan penjualan dilakukan
melalui optimasi kinerja unit bersangkutan.
• Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1
Yakni pembangunan jaringan angkutan kereta api baru dan
pelabuhan,
perluasan
kawasan
IUP
Proses
Produksi,
pengembangan tambang Peranap, pengembangan tambangtambangh lainnya, pembangunan PLTU Milik Sendiri dan
pengembangan angkutan laut batubara.
• Restrukturisasi korporasi
Dilakukan
melalui
pendirian
anak-anak
perusahaan
yang
menangani bisnis non-core.
• Meningkatkan kompetensi dan regenerasi sumber daya manusia
(SDM)
serta
meningkatkan
budaya
korporasi
yang
mengutamakan kinerja
• Meningkatkan
sistem
remunerasi
berdasarkan
kinerja
(performance-based reward)
• Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan
Nilai – Nilai Perusahaan PT Bukit Asam
•
Mengutamakan kesempurnaan kualitas produk dan layanan,
•
Menjalankan usaha dengan tatakelola yang baik,
•
Memelihara kelestarian lingkungan, dan
•
Membina hubungan sosial yang mantap derngan masyarakat
sekitar.
51 4.1.2
Kegiatan Usaha
Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Perseroan memiliki dan mengoperasikan wilayah KP untuk tambang
batubara di Tanjung Enim seluas 66,414 hektar. Wilayah tersebut meliputi
Kabupaten Muara Enim dan Lahat di Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri
atas :
• Air Laya (KW.00PP0083): 7,621 hektar
• Muara Tiga Besar (DU.1426/SUMSEL): 3300 hektar
• Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4500 hektar
• Banko - Tengah Blok Barat(KW.ME.01.ET.002A): 2.423 hektar
• Banko - Tengah Blok Timur (KW.ME.01.ET.002B): 22.937
hektar
• Hunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan, Banjarsari
(KW.DP.016.03.04): 24.751 hektar
• Bukit Kendi (KW.97PPO146): 882 hektar
Sedangkan wilayah KP untuk tambang batubara Ombilin seluas 3.950
hektar meliputi:
• Sigalut (KW.99FEPO22): 2.950 hektar
• Sijunjung (KW00/P0256): 1.000 hektar.
Perseroan juga memegang hak KP di lokasi Peranap Indragiri Hulu
Riau (KW.96PPO289) seluas 17.100 hektar
52 4.1.3 Produk Batubara
Perseroan memiliki beberapa jenis produk batubara, yang dibedakan
berdasarkan kualitas bahan yang terkandung yang ada di dalamnya.
PTBA didukung dua unit pertambangan, yakni Unit Pertambangan
Tanjung Enim (UPT) dan Unit Pertambangan Ombilin (UPO). Unit
Pertambangan Tanjung Enim didukung 4 (empat) tambang, yakni Air Laya,
Muara Tiga Besar Utara, Muara Tiga Besar Selatan dan Bangko Barat.
Batubara juga diperoleh dengan pembelian melalui dua anak perushaan yakni
PT Batubara Bukit Kendi dan PT Bukit Asam Prima, dan pembelian melalui
pertambangan di Jambi dan Kalimantan.
Untuk menjamin produksi berkualitas dan berwawasan lingkungan,
proses produksi dijalankan dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan
system manajemen lingkungan ISO 1400:2004. Kualitas batubara dikontrol di
53 laboratorium uji yang dilengkapi laboratorium kalibrasi. Proses pengujian
dilakukan pada saat pengeboran, penggalian, pengangkutan ke stockpile
(pelabuhan) dan pada saat blending. Hasil produksi diangkut dari Tanjung
Enim ke Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung dan Dermaga Kertapati,
Palembang untuk dikirim lebih lanjut ke tujuan. Produk Briket dikembangkan
sejak 1996 yang merupakan respons PTBA terhadap upaya pemerintah untuk
menyediakan energi pengganti
minyak. Briket PTBA dikonsumsi untuk
keperluan rumah tangga dan industri penetasan ayam (day-old chicken).
Keunggulan kompetitif PTBA ditandai oleh cadangan besar, produksi
yang bertumbuh, pemasaran dinamis, SDM (Sumber Daya Manusia) handal,
fasilitas yang lengkap, pelabuhan yang aktif, anak perusahaan yang mantap,
serta program Corporate Social Responsibility yang baik.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan PT.
Bukit Asam (Persero), Tbk merupakan bagian dari community relations yang
dilakukan perusahaan. Dalam program CSR, PTBA mencoba membina
hubungan yang harmonis dengan berbagai stakeholder. Realisasi program CSR
ini lebih dititikberatkan pada program yang berkelanjutan sehingga PTBA bisa
bekerjasama
dengan
instansi
pemerintah
dan
masyarakat
untuk
mengembangkan daerah. Penegasan PTBA dalam membina hubungan dengan
komunitas sekitar yang dituangkan sebagai salah satu misinya, merupakan
upaya untuk merespon perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan.
54 4.1.4 Filosofi Logo
Logo merupakan tanda tangan perusahaan yang mewakili identitas
perusahaan secara visual. Logo PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk terdiri dari dua komponen, yaitu simbol logo dan nama logo. Kedua
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dirangkaikan dan tidak
boleh ditampilkan secara terpisah.
Simbol Logo
Simbol logo PTBA menggambarkan Bumi, Tanah, dan Matahari.
1. Simbol ini berasal dari huruf B dan ditransformasikan secara abstrak
menjadi simbol matahari terbit dari bumi ( atau bukit dalam hal ini
Bukit Asam) yang mencerminkan awal dari masa depan yang cerah.
2. Warna kuning kemerahan mencerminkan matahari (energi), warna
coklat kemerahan menunjukkan lingkungan yang subur, warna biru
mencerminkan “Corporate Image”.
Nama logo
Kata Bukit Asam digunakan sebagai nama logo, dirangkaikan pada
simbol logo sebelah kanan dengan bagian bawah segaris. Nama logo yang
dirangkaikan dengan simbol logo merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
55 4.1.5 Struktur Organisasi
Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis efisien dan
efektif dengan perkembangan industri sekaligus menunjang pertumbuhan
kinerja yang optimal.
SEKRETARIS PERUSAHAAN MANAJER HUBUNGAN INVESTOR
COMPLIANCE OFFICER
MANAJER UMUM & HUBUNGAN EKSTERNAL (HUBEKS)
CORPORATE COMMUNICATION SENIOR
EVALUATOR DATA & PELAOPRAN CORPORATE COMMUNICATION JUNIOR
WEB MASTER
Tugas-tugas dari Sekretaris Perusahaan terdiri dari :
1. Sekretaris
Perusahaan
berperan
dalam
terselenggaranya
rapat
manajemen, rapat Direksi, dan rapat Komisaris – Direksi.
2. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi yang berkaitan dengan
laporan-laporan atau kegiatan Direksi yang akan disampaikan ke pihak
luar.
56 3.
Pengelolaan informasi perusahaan untuk kepentingan
internal dan
eksternal.
4. Pengorganisasiaan event-event Perusahaan seperti pameran dan
Program Bina Wilayah.
5. Memberikan pelayanan informasi yang menyangkut hal-hal yang perlu
diketahui oleh masyarakat atau pemegang saham mengenai emiten atau
perusahaan publik.
Tugas-tugas dari Manajer Hubungan Investor terdiri dari :
1. Bertugas untuk memberikan pelayanan kepada Masyarakat pasar modal
atau investor atas keseluruhan informasi yang dibutuhkan yang
berkaitan dengan kondisi Perusahaan, sehingga akan menciptakan
keterbukaan antara Perseroan dengan pemegang saham.
2. Mengkaji laporan analis pasar modal.
3. Menanalisis kinerja bidang keuangan
4. Memonitoring situasi dan proyeksi perekonomian.
Tugas-tugas dari Manajer Umum dan Hubungan Eksternal terdiri dari :
1. Mengorganisir dan mengkoordinir seluruh kegiatan umum dan
hubungan masyarakat yang meliputi: penanganan hubungan eksternal
(Pemerintah setempat, LSM, Tokoh masyarakat), publikasi kegiatan
Perusahaan yang bersifat non material (tidak berdampak pada bursa
saham) untuk konsumsi media massa dan non media massa.
2. Penanganan program CSR.
57 3. Membuat kebijakan Humas seluruh satker, pelaksanaan kegiatan
protokoler perusahaan, mengkoordinir dan melakukan kegiatan
peliputan/dokumentasi kegiatan perusahaan (seluruh satker), penyebar
luasan informasi kebijakan Perusahaan kepada pegawai (seluruh satker).
4. Bersama-sama dengan humas/protokol disetiap lokasi kerja melakukan
pengaturan penerimaan/pelayanan kunjungan tamu Perusahaan.
5. Pendistribusian majalah dan koran (UPTE), sehingga terjalin hubungan
yang harmonis antara Perusahaan dengan Publik dan stakeholder
(Pemerintah, pegawai, pemegang saham, mitra bisnis.
Tugas-tugas dari Corporate Communication Senior :
1. Memberikan informasi menyangkut hal-hal yang perlu diketahui oleh
masyarakat atau pemegang saham mengenai emiten atau perusahaan
publik.
2. Menumbuhkan serta memelihara motivasi kerja melalui upaya
komunikasi timbal balik yang berkesinambungan antara pegawai dan
manajemen
3. Mengupayakan kegiatan yang berkaitan dengan hubungan antara
perusahaan dengan media massa yang menyangkut pengendalian opini
publik melalui media massa.
4. Melakukan
analisa
terhadap
pemberitaan
media
massa
dan
penanggulangannya dengan memilah berita yang bersifat negatif serta
menginformasikannya kepada manajemen
58 Tugas-tugas dari Corporate Communication Junior :
1. Menyeleksi, merevisi serta merancang materi dan desain untuk publikasi
perusahaan sesuai dengan aturan artistik dan bahasa yang benar.
2. Membuat anggaran yang wajar berdasarkan analisis manfaat biaya.
3. Menyusun rangkaian kliping berita media massa yang terbit harian
dengan mengumpulkan dan mendokumentasikan pemberitaan
4. Memberikan pelatihan yang ditugaskan oleh perusahaan maupun
pelatihan di tempat kerja dengan cara mempersiapkan dan menyajikan
materi pelatihan sesuai kebutuhan
Tugas-tugas dari Compliance Officer :
1. Membuat kebijakan atau rekomendasi kepada satuan kerja terkait agar
operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan pasar modal.
2. Mengkoordinir penyampaian laporan berkala.
3. Membuat laporan tahunan dan laporan khusus.
4. Mengkoordinir penyampaian laporan penggunaan dana IPO (Initial
Public Officer
5. Bertanggung jawab atasa laporan dan release keterbukaan informasi
Mengelola dan melaporkan administrasi saham.
Tugas-tugas dari Evaluator data dan Pelaporan :
1. Mengevaluasi dan menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan bidang
teknik, operasional dan keuangan berdasarkan RKAP (Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan
59 2. Membuat laporan intern perusahaan serta melakukan updating informasi
perusahaan atau satuan kerja.
3. Memberikan informasi atau laporan mengenai kegiatan perusahaan
yang tepat, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tugas-tugas dari Web Master :
1. Membuat dan mengembangkan situs perusahaan serta melakukan
updating isi situs yang berisikan informasi mengenai perusahaan
4.1.6 Visi dan Misi CSR PTBA
Visi CSR PTBA
• Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berwawasan
lingkungan
Misi CSR PTBA
• Mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan taraf ekonomi,
sosial, pendidikan masyarakat serta pelestarian lingkungan.
• Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung rencana
jangka panjang perusahaan dan pengembangan lokasi pasca tambang
Penerapan program kepedulian dan kemitraan yang dilakukan oleh
PTBA sebagai bentuk tanggungjawab atas dampak yang timbul terhadap
lingkungan dan masyarakat umum, tertuang dalam Pedoman Kebijakan CSR
(Maret 2008) yang meliputi :
60 • Konsisten melaksanakan pembangunan ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
Komunitas Lokal serta Masyarakat secara luas
• Konsisten melakukan pengelolaan pelestarian lingkungan
• Menjamin pelaksanaan non diskriminasi dan menghargai hak asasi
manusia
• Menjamin kondisi kerja yang layak sesuai dengan standart
kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan
• Menjamin
produk
memenuhi
persyaratan
keselamatan
dan
kesehatan stakeholders
• Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang dilandasi
dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Pelaksanaan CSR PT Bukit Asam (Persero) Tbk hingga saat ini telah
mendapatkan pengakuan atas keberhasilannya, diantaranya dalam penghargaan
berikut :
A. Penghargaan KSN Award 2009
• Penanggulangan Bencana Alam – Silver
• Pendidikan Dasar 9 Tahun – Silver
• Kesehatan Masyarakat – Gold
• Penyehatan lingkungan – Gold
• Kelompok Usaha Masyarakat – Gold
B. Penghargaan Proper Pusat 2009 – Hijau
61 C. Penghargaan Proper Daerah 2009 – Hijau
D. Penghargaan CSR Award 2008 – Peringkat 3
E. Indonesia Green Awards 2011 – Kementrian Kehutanan & Majalah
Bisnis dan CSR
F. Penghargaann Aditama – Pengelolan Lingkungan
G. Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat Expo & Awards 2011 CSR
Best Practice for MDG’s kategori Silver - Penyediaan Air Bersih
Bagi Keluarga Miskin.
4.2 Hasil Penelitian
Sebagaimana disebutkan dalam tujuan dari peneltian ini yaitu untuk
mengetahui Implementasi Peran Humas dalam kegiatan Community Relations
melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT Bukit Asam
(Persero) Tbk. Maka penelitian ini difokuskan pada implementasi peran Humas
PTBA dalam program CSR dengan cara menganalisa dokumen-dokumen yang
diperoleh dari PTBA yang menyangkut program CSR dan disertai wawancara
dengan narasumber mengenai peran Humas PTBA dalam program CSR.
Adapun penulisan dari hasil penelitian adalah pertama menyajikan datadata hasil penelitian yang menyangkut hal-hal yang relevan dengan tujuan
penelitian ini yaitu menyangkut peran dan keberadaan Humas PTBA secara
umum, kemudian peran Humas PTBA sebagai Teknisi komunikasi, peran
Humas sebagai Penasehat Ahli, peran Humas sebagai Fasilitator Komunikasi
dan peran Humas sebagai Fasilitator Pemecah Masalah, serta program-program
CSR PTBA yang menyangkut dengan community relations. Selanjutnya
62 dilakukan pembahasan masing-masing data hasil penelitian tersebut dengan
teori dan juga pemikiran dari Peneliti sendiri. Pada akhir pembahasan dilakukan
penarikan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh.
4.2.1 Peran Humas PTBA
Dari hasil wawancara denga Manajer Umum dan Hubungan Eksternal
(Hubeks) PTBA Bapak M. Zulfahmi yang menduduki jabatan sebagai Humas
PTBA, terlihat bahwa peran Humas PTBA sangat penting dan sudah ada divisi
yang menangani Humas ini sejak berdirinya PTBA. PTBA secara historis telah
ada sejak jaman kolonial Belanda sejak tahun 1981. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut.
“PT Bukit Asam Persero secara perusahaan yang bersifat
Persero dibentuk sejak tahun 1981, namun sebenarnya
merupakan kelanjutan dari perusahaan Tambang yang
sudah dibentuk Belanda sejak jaman kolonial yaitu sejak
tahun 1918. Dan sejak lama sekali Humas sudah dibentuk
yaitu untuk mengurusi tentang pekerjaan yang berhubungan
dengan karyawan dan masyarakat sekitar.” 39
Dari penjelasan beliau diketahui bahwa Humas di PTBA sudah ada
sejak tahun 1981, namun sebenarnya merupakan kelanjutan dari perusahaan
tambang yang sudah dibentuk Belanda sejak jaman kolonial. Dan sejak lama
sekali Humas sudah dibentuk yaitu untuk mengurusi tentang pekerjaan yang
berhubungan dengan karyawan dan masyarakat sekitar.
Mengingat pentingnya peran Humas ini, PTBA telah membentuk dua
satuan kerja yang menangani informasi dengan masyarakat baik di tingkat
39
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
63 korporat dengan adanya divisi Corporate Comunication dan Divisi Hubungan
Eksternal (Hubeks) ditingkat unit kerja, yakni di unit kerja penambangan
Tanjung Enim. Pada dasarnya fungsi dan perannya sama yaitu dalam hal
Community Relation namun untuk wilayah dan stakeholder yang berbeda agar
lebih fokus penangananannya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Manajer
Hubeks tersebut :
“Mengingat lokasi kerja PTBA yang tersebar diberbagai
tempat. Hubeks lebih bersifat ke komunikasi dengan
masyarakat Ring 1 di lokasi penambangan sedangan
Corcom untuk menghandle komunikasi dengan media,
investor, government dan stakeholder yang lebih luas”.
Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa terdapat dua divisi
yang menangani Hubungan masyarakat yaitu Hubeks dan Corcom, yang
membedakanya Hubeks lebih bersifat ke komunikasi dengan masyarakat Ring
1 di lokasi penambangan sedangkan Corcom untuk menangani komunikasi
dengan media, investor, government dan stakeholder yang lebih luas.
Peran Humas PTBA ditingkat Korporat maupun ditingkat unit kerja
sebagaimana disampaikan oleh Manajer Hubeks tentang tugas seorang Humas
PTBA yaitu :
“Tugas Humas di PTBA yaitu mengorganisir dan
mengkoordinir seluruh kegiatan umum dan hubungan
masyarakat yang meliputi: penanganan hubungan eksternal
(Pemerintah setempat, LSM, Tokoh masyarakat),
Penanganan program CSR, publikasi kegiatan Perusahaan
yang bersifat non material (tidak berdampak pada bursa
saham) untuk konsumsi media massa dan non media massa,
membuat kebijakan Humas seluruh satuan kerja.
Melaksanakan kegiatan kehumasan yang meliputi
penyelenggaraan komunikasi dan koordinasi dengan pihak
internal
dan
eksternal
(karyawan,
Instansi
Pemerintah/Lembaga) serta penyelenggaraan kegiatan yang
64 berkaitan dengan media massa yang meliputi : penyusunan
dan implementasi strategi komunikasi, analisis berita,
publikasi perusahaan, pengumpulan dan dokumentasi
pemberitaan, pemberian segala informasi pada Pimpinan
perusahaan yang menyangkut pengendalian opini public
melalui media massa sehingga seluruh kegiatan Perusahaan
dapat diketahui oleh Pegawai dan citra Perusahaan semakin
baik di mata masyarakat.” 40
Dari penjelasan diatas terlihat secara umum fungsi Humas PTBA
dikategorikan
mencakup
semua
peran
Humas
baik
sebagai
Teknisi
Komunikasi, yaitu dengan melakukan publikasi langsung. Penasehat Ahli
Komunikasi yaitu membuat kebijakan Humas, penyusunan strategi komunikasi,
pemberian informasi ke pimpinan perusahaan, Fasilitator Komunikasi yaitu
mengelola komunikasi dua arah antara pimpinan dengan karyawan maupun
perusahaan
dengan
masyarakat.
Fasilitator
Pemecah
Masalah
yaitu
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan dan
melakukan koordinasi dan komunikasi baik dengan pihak internal perusahaan
maupun eksternal.
Fungsi PR yang dijalankan oleh Humas PTBA dalam penerapan
program CSR di PTBA menurut Bapak M. Zulfahmi adalah sebagai berikut :
“Fungsi PR yang telah dijalankan Humas dalam penerapan
CSR di PTBA adalah dalam hal komunikasi dengan media
dan masyarakat sekitar dalam hal menerapkan CSR yang
bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Yaitu melalui
program-program CSR yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitar, seperti CSR di bidang
lingkungan, bantuan pendidikan, sarana prasarana.
Dimulai dari pengumpulan data-data yang diperlukan
sampai monitoring pelaksanaan CSR dilakukan melalui
40
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
65 proses monitoring yang intens dengan masyarakat dan
media”. 41
Berdasarkan penjelasan Bapak M. Zulfahmi bahwa fungsi PR yang
dijalankan oleh Humas PTBA adalah dalam hal komunikasi dengan media dan
masyarakat sekitar dalam hal menerapkan CSR yang bermanfaat untuk
masyarakat sekitar. Dimulai dari pengumpulan data-data yang diperlukan
sampai monitoring pelaksanaan CSR dilakukan melalui proses monitoring yang
intens dengan masyarakat dan media dengan cara pertemuan rutin dengan
masyarakat dan mengundang media dalam peliputan program CSR yang
dilakukan oleh perusahaan. Disini terlihat bahwa peran PR yang dijalankan
Humas PTBA mencakup peran Humas yaitu melakukan komunikasi secara
teratur dan terencana serta dengan analisa dan antisipasi sehingga fungsi
Humas dapat dijalankan dengan baik. Untuk lebih jelasnya berikut ini Peneliti
tampilkan hasil penelitian dalam bentuk wawancara yang menyangkut peranperan Humas secara terperinci.
Sebagaimana telah disebutkan pada peran Humas yang dijalankan oleh
PTBA berikut ini Peneliti akan menjabarkan peran Humas PTBA sebagaimana
yang disampaikan oleh Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut :
“Ya, Humas membuat newsletter dwi bulanan yang
menyajikan info seputar kegiatan PTBA dalam hal
penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dan majalah
Bukit Asam sebagai bahan bacaan bagi karyawan dan
masyarakat. Majalah dan newsletter PTBA meliputi semua
aktifitas perusahaan termasuk kegiatan CSR dan aktivitas
masyarakat sekitar. Pembuatan majalah dan news letter
PTBA dilakukan oleh tim dari majalah itu sendiri yaitu staff
41
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
66 Humas dan pencetakannya oleh percetakan yang sudah
bekerjasama dengan perusahaan. Humas membuat surat
undangan jika pihak manajemen ingin mengadakan
pertemuan dengan warga. Biasanya yang diundang hanya
beberapa perwakilan dari masyarakat, seperti Camat, Lurah
dan Ketua Adat setempat. Humas juga membuat siaran pers
/ press release mengenai pemberitaan yang terkait dengan
perusahaan. Tetapi untuk pembuatan situs web dikerjakan
oleh web master.” 42
Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa Humas PTBA
membuat newsletter dwi bulanan yang menyajikan info seputar kegiatan PTBA
dalam hal penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dan majalah Bukit
Asam sebagai bahan bacaan bagi karyawan dan masyarakat. Humas juga
membuat siaran pers atau press release mengenai pemberitaan yang terkait
dengan perusahaan. Tetapi untuk pembuatan situs web dikerjakan oleh Web
Master.
Selain penanganan komunikasi kedalam Humas juga melakukan
penanganan komunikasi keluar yaitu kepada Media, sebagaimana diungkapkan
dalam wawancara dengan Manajer Hubeks PTBA yaitu :
“Ya, kami menjalin kerjasama dengan pihak media. Karena
media itu sangat penting dalam pembentukan opini publik.
Hal ini dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin dan formal
untuk melakukan cek dan ricek terhadap kondisi perusahaan
di mata media. Secara informal, manajer Humas dan
Corcom melakukan kegiatan bersama-sama media seperti
coffee break, makan siang dengan menjamu wartawan dan
kegiatan site visit ke kantor pusat”. 43
42
43
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
67 Selain itu, beliau juga menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk kerjasama
yang dilakukan antara Humas dengan media.
“Biasanya kami mengundang media pada saat mengadakan
acara-acara atau event-event perusahaan, seperti Buka
Puasa Bersama, Ulang Tahun Perusahaan maupun
mengundang media ketika Perusahaan mengadakan
kegiatan CSR, seperti pemberian bantuan kepada
masyarakat sekitar, peresmian pencanangan hutan kota
sebagai bentuk CSR perusahaan dibidang lingkungan dan
penanaman pohon di areal lahan bekas tambang. Selain
publikasi program CSR diinformasikan melalui newsletter
dan majalah Bukit Asam, kami juga menjalain kerjasama
dengan beberapa media lokal dan nasional untuk
mempublikasikan program CSR yang dilakukan oleh
perusahaan, seperti memasang advertorial tentang CSR kita
di majalah tersebut, salah satunya majalah Bisnis Global
dan majalah Ozon serta koran Sriwijaya Post dan Merenim
Post untuk tingkat lokal”. 44
Adapun Manajer Corcom PTBA menyebutkan bahwa peran Humas
sebagai Teknisi Komunikasi dalam hal perannya untuk menyampaikan pesanpesan yang dimaksud oleh perusahaan dalam hal pelaksanaan program-program
CSR sebagaimana disampaikan oleh Bpk. Asmara Karma sebagai berikut :
“Peranan Humas dalam Program CSR di PTBA adalah
multi peran, yaitu sebagai teknisi komunikasi yang berperan
langsung sebagai pihak yang bertugas dan menangani
langsung tentang program CSR ini kepada pihak yang
memerlukan baik karyawan maupun masyarakat.” 45
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulan bahwa peran-peran
Humas yang dijalankan oleh Hubeks dan Corcom PTBA yaitu sebagai Teknisi
Komunikasi.
44
45
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA
68 Dalam menjalankan program CSR tersebut, Humas PTBA mempunyai
wewenang yang besar untuk memutuskan setiap program CSR apa yang akan
dilakukan dan bekerja sama dengan divisi PKBL.
“Di PTBA semua tanggung jawab kehumasan termasuk
program CSR merupakan wewenang Humas yang
bekerjasama dengan divisi PKBL”. Direksi mempercayakan
pelaksanaan program-program CSR kepada Humas untuk
kegiatan community relationsya dan PKBL untuk
mengelolanya. Humas berfungsi menjembatani hubungan
antara perusahaan dengan masyarakat sekitar tentang apa
yang mereka butuhkan sehingga program-program yang
dibuat tepat guna”. 46
Mengenai program CSR yang bekerjasama dengan divisi PKBL yang
merupakan salah satu program kerja Humas untuk menjembatani hubungan
dengan komunitas lokal yang melatar belakangi terbentuknya divisi PKBL
adalah :
“Divisi PKBL dibentuk mengingat pentingnya programprogram pembinaan ke masyarakat. PTBA menyadari
bahwa CSR ini adalah hal yang mutlak untuk dilakukan
bukan lagi sebagai biaya namun sebagai sebuah investasi
untuk
menjaga
kelangsungan
dan
pertumbuhan
perusahaaan”. 47
Dengan demikian Humas dipercaya untuk membuat dan merencanakan
program CSR yang bekerjasama dengan divisi PKBL untuk mengelolanya.
Sedangkan yang menyangkut hubungan dengan komunitas lokal merupakan
wewenang penuh Humas untuk mengelolanya.
46
47
Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA
Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA
69 Humas juga terlibat langsung dalam setiap program CSR yang
dilaksanakan yang bekerjasama dengan divisi PKBL. Hal ini dijelaskan oleh
Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut :
“Ya, sesuai dengan job descriptionnya. Pelaksana program
CSR adalah tanggung jawab Divisi Humas dan PKBL
namun tanggung jawab untuk mempublikasikan dan
mensosialisasikannya kepada masyarakat adalah tugas
Humas. Selain itu peran Humas juga dapat bertindak
sebagai konsultan dalam memberikan pandangan kepada
manajemen dan saran langkah-langkah dalam hal
penjelasan kepada stakeholder tentang program CSR yang
tengah dan akan dilakukan seperti program pembuatan
siring sebagai wujud kepedulian sosial perusahaan terhadap
lingkungannya yang sudah dikaji terlebih dahulu sesuai
dengan kepentingan masyarakat. Lalu dalam forum diskusi
bulanan permasalahan dalam masyarakat dibicarakan
kepada manajemen akan kebutuhan apa yang dibutuhkan
masyarakat. Setelah dikaji lalu kami turun ke lapangan
untuk melaksanakannya”.
Selain itu dalam wawancara dengan Manajer Hubeks disebutkan bahwa
peran Humas mencakup juga perencanaan yaitu :
“Perencanaan sangat penting dari mulai awal komunikasi,
yaitu sejak program CSR akan dibuat, dilakukan komunikasi
yang intensif dengan masyarakat tentang apa yang mereka
butuhkan sehingga program yang dibuat tepat guna. Peran
Humas juga terus berlanjut sampai tahap pelaksanaan dan
evaluasi setelah program CSR berlangsung”.
Evaluasi juga telah dilakukan Humas PTBA karena sebagai bagian
perusahaan yang juga berfungsi sebagai perencana komunikasi dan yang
berujung kepada penasehat ahli komunikasi maka kegiatan evaluasi sangat
diperlukan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan komunikasi yang
dihadapi oleh manajemen perusahaan sebagaimana disebutkan dalam
wawancara dengan Manajer Hubeks Bapak M. Zulfahmi yaitu :
70 “Ya. Karena tugas evaluasi dilakukan untuk mengetahui
apakah program yang dijalankan sudah sesuai dengan
standart kinerja yang berlaku di perusahaan atau tidak
Evaluasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke
lapangan yaitu dengan melihat dan mengetahui apakah
bentuk program CSR yng diberikan oleh perusahaan dapat
dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh masyarakat dan
apabila masih terdapat kekurangan maka pihak manajemen
akan meninjau ulang untuk diperbaiki sesuai dengan
kebutuhan masyarakat’’. 48
Dari uraian diatas terlihat bahwa peran Humas sebagai Penasehat Ahli
Komunikasi telah dilaksanakan oleh Humas PTBA yaitu terutama dalam
program pelaksanaan CSR PTBA. Dalam hal ini karena Humas PTBA
diberikan wewenang yang penuh dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi program-program CSR. Maka sebagai Penasehat Ahli Komunikasi
Humas PTBA telah melakukan antisipasi dari sejak perencanaan, pelaksaaan
maupun evaluasi program CSR yang mana hasil evaluasinya dan diwujudkan
dalam rencana kerja CSR serta saran-saran yang disampaikan ke menajemen
PTBA.
Humas PTBA sering bertindak sebagai mediator dan juga dalam
melakukan pekerjaannya dilakukan dengan metode dua arah sebagaimana
disampaikannya dalam hasil wawancara sebagai berikut :
“Humas bertugas sebagai mediator antara perusahaan
dengan masyarakat, baik internal maupun eksternal, karena
Humas merupakan pihak yang senantiasa berhubungan dan
penyambung antara perusahaan dengan stakeholdernya.
Sebagai mediator dalam menyampaikan kegiatan atau
program perusahaan kepada masyarakat, Humas sangat
penting perananya karena seringkali tujuan perusahaan
dengan harapan atau kepentingan masyarakat itu tidak
48
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
71 sama. Pada saat kepentingan tersebut berbeda maka
peranan mediator dalam hal ini Humas sangat besar untuk
mengambil jalan tengah atas perbedaan tersebut. Dengan
melakukan komuniksai yang intens dengan masyarakat.
Adapun contoh permasalahan meminimalkan gap antara
perusahaan dan masyarakat adalah kasusnya dalam hal
pemberdayaan ekonomi masyarakat dimana program PTBA
adalah melakukan pemberian training ke masyarakat
sebagai bagian dari CSR dalam rangka pemberdayaan
masyarakat. Namun ternyata setelah diberikan pelatihan
tersebut harapan masyarakat berbeda, mereka beranggapan
dengan pemberian training oleh PTBA maka peserta
training akan dipekerjakan oleh PTBA. Jadi ada gap antara
maksud PTBA dengan harapan atau ekspektasi masyarakat
sehingga timbul kekecewaan dan protes dari masyarakat.
Dalam hal ini Humas melakukan mediasi dalam
memperkecil gap dengan dua upaya yaitu pertama untuk
menghindari permasalahan yang akan terjadi berulang
maka setiap program bantuan yang akan diberikan ke
masyarakat dilakukan pendataan keinginan masyarakat
terlebih dahulu dan kemudian dilakukan program yang
sesuai keinginan masyarakat yang mana sebelum
diimplementasikan program tersebut disosialisakan lagi.
Kedua untuk penanganan yang sudah terjadi ya dilakukan
pendekatan ke masyarakat dengan cara memberikan
penjelasan kembali akan maksud pemberian training
tersebut dan mengupayakan membantu lulusan training
diterima bekerja dilingkungan kontraktor atau perusahaan
yang berhubungan dengan PTBA”. 49
Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa Humas PTBA
bertindak sebagai mediator dalam menyampaikan kegiatan atau program
perusahaan kepada masyarakat. Karena seringkali tujuan perusahaan dengan
harapan atau kepentingan masyarakat itu tidak sama. Pada saat kepentingan
tersebut berbeda maka peranan mediator dalam hal ini Humas sangat besar
untuk mengambil jalan tengah atas perbedaan tersebut yaitu dengan melakukan
komuniksai yang intens dengan masyarakat.
49
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
72 Sedangkan permasalahan internal yang terjadi di perusahaan adalah
kasus tentang terbentuknya Serikat Pegawai Bukit Asam (SPBA).
“Internal didalam perusahaan PTBA sendiri ada kasus
antar karyawan dimana pada tahun 2010 telah terjadi
adanya dua serikat pekerja yaitu adanya SPBA (Serikat
Pegawai Bukit Asam) yang memang terbentuk sejak awal
dan ada bentukan baru namanya PPBA (Persatuan Pegawai
Bukit Asam). Setelah mendapat arahan Manajemen kepada
Divisi Hubeks untuk melakukan mediasi antara kedua
serikat tersebut maka divisi Hubeks segera melakukan
pendekatan kepada kedua belah pihak dengan melakukan
komunikasi informal yang intensif dengan cara menjelaskan
akan pentingnya persatuan atau hanya ada satu serikat
walaupun secara legal dibolehkan. Ternyata adanya serikat
yang baru hanyalah kesalahpahaman saja antara pihak
yang baru dengan yang lama. Setelah mengerti apa yang
dimaui solusinya adalah dengan memberikan penegertian
dan pendekatan yang mendalam serta setelah tahap
pencapaian kesadaran baru manajemen diminta melakukan
pengarahan. Dan sejak tahun 2011 PPBA praktis sudah
tidak ada lagi.” 50
Adapun yang menyangkut upaya-upaya menciptakan komunikasi dua
arah disampaikan dalam hasil wawancara berikut ini :
“Komunikasi dua arah sering dilakukan secara informal
dengan aktif melakukan kunjungan dan mengikuti
pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan masyarakat
seperti menghadiri acara keagamaan dan menghadiri
undangan-undangan dari tokoh masyarakat. Dengan
komunikasi yang baik dan terbuka kepada masyarakat,
perusahaan dapat mengetahui kebutuhan apa saja yang saat
ini dibutuhkan masyarakat sekitar. Bentuk komunikasinya
dilakukan dengan mendengarkan keluh kesah masyarakat
disekitar perusahaan dan menampung segala saran dan
kritiknya, lalu mengadakan rapat manajemn guna mencari
solusi atas permasalahan yang sedang terjadi”.
50
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
73 Peran Humas PTBA yang menyangkut Fasilitator Komunikasi juga
dinyatakan oleh Manajer Hubeks PTBA Bpk M. Zulfahmi sebagai berikut :
“Peran Humas menurut saya adalah sebagai salah satu
organ perusahaan yang sangat penting dalam hal
mengkomunikasikan seluruh langkah dan tindakan
perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga baik buruknya perusahaan sangat ditentukan
oleh
kebijakan-kebijakan
yang
diambil
oleh
51
perusahaan”.
Dalam ruang lingkup pelaksanaan tugasnya, Humas juga senantiasa
melibatkan masyarakat dalam program CSR yang akan dilaksanakan. Hal ini
dijelaskan oleh Bapak Hasby Al Hamdi selaku Asisten Manajer PKBL sebagai
berikut :
”Ada keterlibatan masyarakat yaitu melalui strategi
peningkatan Partisipasi masyarakat dikembangkan
berdasarkan asumsi bahwa masyarakat pada dasarnya
memiliki
potensi
kemampuan
menanggulangi
permasalahan yang dihadapinya dalam mengkatkan
kondisi sosial ekonomi ke arah yang lebih baik.
Masyarakat atau komunitas merupakan bagian terpenting
bagi perusahaan begitupun sebaliknya adanya perusahaan
dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat.
Apalagi PTBA sebagai perusahaan yang bergerak di
pertambangan batubara tidak terlepas dari dukungan dan
peran masyarakat secara keseluruhan, nah karena itu
adanya CSR, sehingga tercipta iklim usaha yang sehat dan
tata hubungan yang harmonis mendorong timbulnya
kondisi yang kondusif untuk saling menunjang yang
dengan sendirinya akan terjadi sinergi yang dapat
mendukung kelancaran operasional perusahaan secara
keseluruhan.”
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Humas PTBA
dalam pelaksanaan kegiatannya senantiasa berhubungan dengan masyarakat
51
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
74 internal maupun eksternal perusahaan. Humas bertugas untuk menampung dan
menyaring informasi dari masyarakat untuk perusahaan maupun sebaliknya
yaitu Humas juga bertugas untuk menyampaikan informasi dari perusahaan
kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan kehumasan salah satunya
program CSR ini.
Merujuk pada aspek kehumasan mengenai ruang lingkup Humas yaitu
membina hubungan keluar (publik eksternal), salah satunya menjalin hubungan
dengan khalayak sekitar (community relations), seorang PR harus mampu
mengusahakan sikap dan gambaran yang positif kepada masyarakat dari
perusahaan yang diwakilinya. Jika mengacu pada konsep tersebut, Humas
PTBA telah melakukan komunikasi partisipatif yang baik kepada khalayak
sekitar perusahaan dengan menjadikan khalayak sekitar sebagai mitra strategis
perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga dapat mendukung
kelangsungan perusahaan.
Humas PTBA juga menyediakan informasi yang diperlukan manajemen
perusahaan maupun publik yaitu sesuai dengan penjelasan dari Bapak Asmara
Karma selaku Corcom PTBA yaitu :
”...publikasi program CSR yang dijalankan oleh
perusahaan dilakukan dalam berbagai cara yaitu melalui
media cetak maupun elektronik. Media cetak yaitu
membuat
pamflet,
membuat
spanduk-spanduk,
memasukkan iklan dan profil perusahaan di majalah,
salah satunya majalah Ozon dan majalah Bisnis Global
yang memuat tentang profil CSR PTBA. Dalam media
elektronik yaitu melalui radio Gema Bukit Asam (RGBA)
yang bisa didengarkan oleh masyarakat sekitar Tanjung
Enim dan Palembang yang menyajikan tentang
75 pemberitaan seputar perusahaan. Sedangkan untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen
Humas PTBA membuat news letter dan majalah Bukit
Asam yang menyediakan informasi tentang perusahaan. 52
Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan
fungsi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen organisasi
maupun publik Humas PTBA senantiasa dilakukan dalam berbagai cara yaitu
melalui media cetak maupun elektronik. Media cetak yaitu membuat pamflet,
membuat spanduk-spanduk, memasukkan iklan dan profil perusahaan di
majalah, salah satunya majalah Ozon dan majalah Bisnis Global yang memuat
tentang profil CSR PTBA. Dalam media elektronik yaitu melalui radio Gema
Bukit Asam (RGBA) yang bisa didengarkan oleh masyarakat sekitar Tanjung
Enim dan Palembang yang menyajikan tentang pemberitaan seputar perusahaan.
Sedangkan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen Humas
PTBA membuat news letter dan majalah Bukit Asam yang menyediakan
informasi tentang
perusahaan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
sebagai peran-peran sebagai Fasilitator Komunikasi yang dilakukan oleh
Humas PTBA.
Sebagaimana perusahaan pada umumnya, selama perkembangannya
PTBA dihadapkan pada berbagai persoalan yang harus dicari penyelesaiannya.
Dalam hal ini peran Humas PTBA sangatlah penting dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dalam perjalanannya Humas PTBA telah sangat aktif menjadi
52
Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA
76 fasilitator pemecah masalah sebagaimana diungkapkan oleh Manajer Hubeks
PTBA Bp. M. Zulfahmi sebagai berikut :
“Peran Humas PTBA sangatlah besar untuk melakukan
penyelesaian terhadap persoalan-persoalan yang menimpa
perusahaan baik menyangkut sengketa maupun
menyangkut ketidakpuasan masyarakat. Peran ini lebih
kepada peran sebagai wakil manajemen untuk
memberikaan penjelasan kepada pihak yang bermasalah
akan tujuan baik perusahaan dan manfaat-manfaat yang
diperoleh pihak tersebut. Jadi peran sebagai komunikator
yang baik dalam hal ini merupakan tugas Humas PTBA
untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di
perusahaan. Kasus yang pernah terjadi dan pernah
dengan sukses ditangani Humas adalah masalah sengketa
dengan Pemda Lahat dan juga masalah penanganan
pembebasan lahan untuk keperluan penambanagan.
Dalam kasus dengan Pemda Lahat Humas telah berhasil
dengan baik membantu manajemen untuk memecahkan
masalah persengketaan Ijin Usaha Penambangan dan saat
ini sudah hampir selesai masalahnya dengan adanya
rencana solusi yang win-win solution. Masalah perijinan
kuasa penambangan batubara antara PTBA dengan
Pemda Lahat dimana Ijin Usaha Penambangan (IUP)
PTBA di kabupaten Lahat dicabut dan diberikan kepada
pihak swasta tanpa ada kesalahan dari pihak PTBA. PTBA
telah mengajukan gugatan dan pihak Pemda tidak suka
PTBA mengajukan gugatan ke pengadilan sehingga
suasana meruncing. Peran Humas PTBA dalam
penyelasaian ini sangat besar sebagai mediator antara
dua pihak yang bersengketa. Usaha yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah ini juga sama dengan melakukan
pendekatan informal ke Pemda Lahat dengan
menggunakan pihak-pihak yang dekat dan memiliki
pengaruh ke Pemda Lahat seperti meminta pendekatan ke
Gubernur, media masa dan para tetua di kabupaten Lahat.
Walaupun permasalahan belum sepenuhnya selesai namun
sekarang hubungan dengan Pemda Lahat sudah membaik
dan saat ini sedang dipersiapkan pola kerja sama
penanganan batubara di kabupaten Lahat tersebut”. 53
53
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
77 Dari sisi pelaksanaan program CSR menunjukan bahwa peran Humas
sangat besar dalam pemecahan masalah yang ada dalam program CSR dengan
cara meminimalis perbedaan persepsi dan ekspektasi yang ada selama
pelaksanaan program CSR sebagaimana yang disebutkan beliau sebagai berikut
:
“Kendala yang dihadapi dalam program CSR ini terutama
adalah yang menyangkut persepsi dan harapan
masyarakat dimana seringkali persepsi dan harapan
masyarakat jauh dari yang dimaksudkan perusahaan
dalam penerapan program CSR. Dalam hal ini peran
Humas sangat penting untuk meminimalis dan
memecahkan permasalahan yang menyangkut program
CSR ini’’.
Juga sebagaimana diungkapkannya oleh beliau sebagai berikut :
“Masalah biasanya terjadi karena perbedaan persepsi dan
keinginan. Maka dalam hal ini Humas berperan untuk
menurunkan sejauh mungkin perbedaan antara persepsi
dan keinginan masyarakat dengan tujuan perusahaan
melalui tahapan-tahapan sosialisasi baik yang bersifat
antisipasif maupun bersifat perbaikan”. 54
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi dalam perusahaan
terjadi karena perbedaan persepsi dan keinginan dan Humas berperan untuk
menurunkan sejauh mungkin perbedaan antara persepsi dan keinginan
masyarakat dengan tujuan perusahaan melalui tahapan-tahapan sosialisasi baik
yang bersifat antisipasif maupun bersifat perbaikan.
Sejauh ini juga perusahaan memberikan wewenang yang cukup besar
kepada Humas PTBA untuk dapat secara aktif dan langsung mengatasi
54
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
78 beberapa persoalan yang ada di perusahaan sebagaimana diungkapkan Bpk M.
Zulfahmi dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut :
“Sejauh dengan program-program CSR dan programprogram yang menyangkut hubungan dengan publik,
Humas diberi wewenang penuh untuk menyelesaikan
masalah sendiri. Tetapi yang menyangkut dengan program
CSR Humas bekerjasama dengan divisi PKBL untuk
menanganinya. Dan apabila masalah yang terjadi cukup
krusial, kami membahasnya pada saat RMM (Regular
Management Meeting) dengan pihak Direksi dan
Manajemen yang dilakukan setiap 1 Bulan Sekali”. 55
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas PTBA dalam
melaksanakan program CSR dan program-program yang menyangkut
hubungan dengan publik diberi wewenang penuh untuk menyelesaikan masalah
sendiri. Tetapi yang menyangkut dengan program CSR Humas berkolaborasi
dengan divisi PKBL untuk menanganinya dan apabila terjadi masalah yang
sangat krusial Humas membahasnya dengan Direksi pada saat Rapat Bulanan.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peran-peran yang telah
dijalankan oleh Humas PTBA termasuk dalam peran Failitator Pemecah
Masalah.
4.2.2 Kegiatan CSR dan Peran Humas PTBA
Hasil penelitian ini peneliti dapatkan dari hasil menganalisa dokumen
yang diperoleh dari Rencana Stratejik CSR PTBA, Laporan Keberlanjutan
2009 Sustainability Report
dan disertai wawancara dengan narasumber
mengenai fungsi Hubeks dan Corporate Communication (Corcom) yang
55
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
79 menjalankan fungsi Public Relation pada PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.
Selanjutnya Peneliti akan menjabarkan kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan
pada bulan Juni sampai Agustus 2011.
Program CSR dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan dengan
berbagai kegiatan. Bagi PTBA program sosial perusahaan diterapkan dalam
community relations yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang berada
disekitar perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.
”Untuk kebijakan CSR merupakan komitmen PTBA dalam
melaksanakan
pembangunan
yang
berkelanjutan.
Kebijakan yang diterapkan tentunya untuk membantu
publik dan stakeholders perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan sosial yang bisa sinergi dengan program
perusahaan. Kami menegaskan bahwa program CSR
bukanlah sebagai biaya tetapi sudah merupakan aset dan
CSR bukanlah sebagai kewajiban tetapi sebagai equity
(penyertaan)”. 56
Adapun rumusan kebijakan CSR PTBA sesuai dengan keputusan
Direksi adalah sebagai berikut (1) Konsisten melaksanakan pembangunan
ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk
meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal serta masyarakat secara luas, (2)
Konsisten melakukan pengelolaan pelestarian lingkungan, (3) Menjamin
pelaksanaan non diskriminasi dan menghargai hak asasi manusia, (4)
Menjamin kondisi kerja yang layak sesuai dengan standar kesehatan dan
keselamatan kerja serta lingkungan, (5) Menjamin produk memenuhi
persyaratan keselamatan dan kesehatan stakeholders, (6) Menjalin hubungan
56
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
80 harmonis dengan masyarakat yang dilandasi dengan prinsip-prinsip good
governance.
Bagi PTBA program CSR tidak hanya ditujukan pada pihak eksternal
saja melainkan juga internal. Dalam mengimplementasikan program CSR,
PTBA memiliki penekanan-penekanan pada sektor tertentu sesuai dengan
karakteristik yang ada di masyarakat sekitar.
”Pada dasarnya penerapan CSR itu harus bersifat internal
dan eksternal. CSR di PTBA terbagi atas CSR internal dan
eksternal. Adapun dalam CSR internal yaitu pemenuhan
hak-hak karyawan yang meliputi; kesejahteraan, jaminan
hari tua dan dana pensiun, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan serikat pegawai. Untuk CSR eksternalnya
meliputi sektor ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan.
Itu semua sudah tertuang dalam Pedoman CSR PTBA”. 57
4.2.3 Kegiatan CSR PTBA
Dalam melakukan kegiatan CSR Tanggung jawab sosial PTBA itu
terfokus pada 2 hal, yaitu bidang lingkungan dan sosial. Seperti yang dikatakan
oleh Manajer Hubeks Bp M. Zulfahmi :
“Dalam hal CSR tanggung jawab sosial PTBA itu
fokusnya pada 2 hal, yaitu bidang lingkungan dan sosial. 2
aspek itu yang kita laksanakan. Tapi bukan berarti aspek
lainnya tidak, aspek lainnya tetap berjalan sebagaimana
mestinya, tetapi dilakukan oleh satuan-satuan kerja diluar
satuan kerja Hubeks PTBA, seperti misalnya selain yang 2
tadi kan ada mengenai hak asasi, ketenagakerjaan,
tanggung jawab produk begitu. Jadi sekali lagi bahwa
kami di satuan kerja Hubeks yang berkolaborasi dengan
PKBL itu fokusnya pada lingkungan dan sosial”.
57
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
81 Berikut ini penjelasan Bp.M. Zulfahmi tentang awal dimulainya kegiatan CSR
di PTBA mulai dijalankan :
“Kewajiban perusahaan untuk menjalankan kegiatan CSR
secara formal diberlakukan sejak tahun 2007 dengan
terbitnya undang-undang No.40 mengenai Perseroan
terbatas, tetapi sesungguhnya PTBA sebagai perusahaan
yang mengelola sumber daya alam dalam hal ini batubara
sudah menjalankan kegiatan-kegiatan yang merupakan
implementasi dari CSR itu sejak berjalannya kegiatan
penambangan oleh Pemerintah Indonesia, ya mulai dari
tahun 40an sebenarnya sudah berjalan. Ini kami lihat dari
bangunan-bangunan, infrastruktur yang dibuat oleh
Pemerintah itu memang diperuntukkan bagi masyarakat,
seperti misalnya pasar, air bersih, kemudian jalan,
jembatan yang dibangun memang diperuntukkan untuk
masyarakat sekitar tambang.” 58
Perusahaan sudah menjalankan program CSR sejak kegiatan penambangan
dimulai
yang
dibuktikan
dengan
bangunan-bangunan,
infrastruktur
yang
diperuntukkan bagi masyarakat, seperti misalnya pasar, air bersih, kemudian
jalan, jembatan yang dibangun memang diperuntukkan untuk masyarakat
sekitar tambang. Tetapi Kewajiban perusahaan untuk menjalankan kegiatan
CSR secara formal diberlakukan sejak tahun 2007 dengan terbitnya undangundang No.40 mengenai Perseroan Terbatas.
Berikut adalah kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan PT. Bukit Asam
(Persero), Tbk terhadap masyarakat Tanjung Enim:
58
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
82 4.2.3.1 Kinerja Lingkungan
Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan kepatuhan penuh
terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang berlaku
secara universal. Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana
disebutkan dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007 mengenai tanggung
jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu setiap langkah operasional di
lapangan senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai
mana tercantum dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL yang merupakan
prasyarat sekaligus parameter yang disepakati bersama sebelum adanya
kegiatan operasional.
Komitmen perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan
dalam Kebijakan Lingkungan yakni:
“Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan
senantiasa peduli terhadap lingkungan baik secara fisik
maupun sosial sehingga menjadi bagian integral dari
lingkungan global dalam melakukan pencegahan,
pemulihan, pelestarian dan perlindungan lingkungan, seta
dalam penataan peraturan perundangan lingkungan dan
persyaratan lainnya, juga menerapkan sistem manajemen
lingkungan secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan
terpelihara dan selalu melaksanakan perbaikan secara
berkelanjutan untuk memperoleh hasil yang maksimal”. 59
Perseroan kemudian menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001:2004
untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang
mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja
lingkungan dan kajian daur hidup pokok. Berdasarkan sistem tersebut
59
Hasil wawancara dengan Bapak Hasby Al Hamdi, Asisten Manajer PKBL PTBA
83 Perseroan kemudian merencanakan dan melaksanakan berbagai program terkait
dengan lingkungan yang terbagi atas 2 program utama, yakni Pengelolaan
Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan.
4.2.3.2 Pengelolaan Lingkungan
Perseroan
melakukan
kegiatan
pengelolaan
lingkungan
secara
berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan bagi
lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi perusahaan, yakni
Tumbuh Harmonis Bersama Lingkungan. Asisten Manajer Bina Lingkungan,
Bapak Hasbi Alhamdy mengatakan :
“....Hubeks dan PKBL ini bekerja sama dengan satuan
kerja perencanaan lingkungan itu menjalankan program
Green Mining. Memang istilahnya Green Mining, tetapi
wilayah sasarannya diluar area mining, diluar tambang
jadi di desa-desa dan kelurahan dan wilayah kecamatan
diluar tambang PTBA. Jadi, program lingkungan ini
sebetulnya merupakan bagian juga dari program dibidang
sosial tadi, yang 6 bidang itu kan salah satunya
pelestarian alam tadi ya. Nah itu termasuk kepengelolaan
ataupun pelestarian lingkungan.” 60
Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dijalankan
kemudian dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan parameter yang telah
mempertimbangkan penilaian terhadap dampak utama yang muncul akibat
kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran lingkungan
tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap tahun pada forum manajemen
lingkungan, sesuai syarat ISO 140001, sebagai bagian upaya perbaikan terus
60
Hasil wawancara dengan Bapak Hasby Al Hamdi, Asisten Manajer PKBL PTBA
84 menerus untuk mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal, sehingga dampak
lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat dikendalikan.
Perusahaan
menjalankan
program-program
CSR
pengelolaan
lingkungan diantaranya melalui :
• Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang sesuai
peraturan yang berlaku.
• Pengelolaan Keanekaragaman Hayati untuk Areal Bekas Tambang
dan daerah sekitarnya.
• Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT)
4.2.3.3 Pemantauan Lingkungan
Perusahaan melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi
lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan meminimalisisr
kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sekaligus sebagai bagian dari
upaya meminimalisasi resiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan
yang dilakukan meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara,
kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang
hidup di sekitar area pertambangan.
4.2.3.4 Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, perusahaan melakukan
sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses
85 evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta
pengembangan potensi lingkungan di masa mendatang.
Kegiatan CSR yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus
2011 di bidang lingkungan, antara lain :
• Implementasi dan pengembangan Mikoriza untuk mendukung
revegetasi lahan bekas tambang.
• Program Jumat Bersih dan Penghijauan dengan menanam pohon di
pusat kota.
• Penanaman bibit pohon dan Penebaran benih ikan di sungai dan
perairan umum.
• Pembangunan siring untuk mencegah banjir.
• Revegetasi tanaman kayu putih di lokasi penimbunan lahan bekas
tambang
4.2.3.5 Kinerja Sosial
PT Bukit Asam (Persero) Tbk saat ini telah tumbuh dan berkembang
menjadi sebuah korporasi terkemuka di Indonesia. PTBA aktif bergerak
menjalankan usahanya dan tidak terpisahkan dengan lingkungan setempat,
wilayah operasional dan kawasan terdekat sekitarnya. Bapak Hasbi Alhamdy
selaku Asisten Manajer Bina Lingkungan PTBA mengatakan:
“....Bidang sosial bentuk-bentuk kegiatannya itu kita bagi
dalam 6 bidang, sesuai dengan peraturan Meneg BUMN
No.5 yang telah disempurnakan tahun 2007. Itu ada
bidang pendidikan dan pelatihan, kemudian juga
86 peningkatan kesehatan masyarakat, lalu bidang
pengembangan sarana umum, peningkatan sarana ibadah,
pelestarian alam kemudian yang terakhir itu bantuan
bencana alam, itu untuk bidang sosial.” 61
Perusahaan telah mengambil langkah strategis, berupa penyusunan
kebijakan
dan
penyempurnaan
mekanisme
pelaksanaan
Program
Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR), menjalin kerjasama dengan
Pemerintah Daerah dan pihak lain yang berkompeten dalam perencanaan dan
pelaksanaan program, serta melibatkan masyarakat secara langsung dalam
proses
perencanaan,
melaksanakan
pelaksanaan
program
yang
maupun
berdampak
monitoring
langsung
program,
terhadap
serta
upaya
pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar tambang.
Langkah tersebut bertujuan memberi kejelasan mengenai arah dan
pedoman pelaksanaan kegiatan CSR, optimalisasi kinerja, kesesuaian dengan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, serta peningkatan keberdayaan dan
kemandirian masyarakat. Dengan demikian diharapkan masyarakat merasa ikut
memiliki dan menjaga keberadaan Perusahaan sehingga mampu menjalankan
kegiatan bisnis dengan lancar dalam jalinan hubungan yang harmonis dengan
masyarakat dan alam sekitar.
Sesuai dengan keterangan dari Bapak M. Zulfahmi akan keuntungan
program CSR melalui kegiatan community relations :
“dengan melakukan kegiatan CSR ini yang salah satunya
adalah kegiatan community relations keuntungannya
adalah Perusahaan mendapat perlindungan dilingkungan
lokasi bisnis perusahaan dan keselamatan semua orang
61
Hasil wawancara dengan Bapak Hasby Al Hamdi, Asisten Manajer PKBL PTBA
87 yang berkaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan;
Perusahaan dapat menjalankan bisnis dengan aman tanpa
mengalami
gangguan
yang
berarti
sehingga
keberlangsungan bisnis perusahaan untuk beroperasi
dalam jangka panjang dapat terjamin.” 62
4.3 Pembahasan
Fungsi Humas PTBA dalam kegiatan CSR sangatlah besar, karena
sebagian besar keberhasilan dari kegiatan-kegiatan CSR sangatlah ditentukan
oleh faktor komunikasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat. Dalam
hal ini peneliti telah mewancarai, Manajer Hubeks PTBA, Manajer Corcom
PTBA dan Asisten Manajer PKBL yang hasil wawancaranya kami sampaikan
dibawah ini. Menurut Bp. Asmara Karma fungsi Humas di PTBA adalah
sebagai berikut :
“Fungsi Humas dalam kegiatan CSR yaitu Humas dapat
menjadi alat utama dalam mengkomunikasikan seluruh
langkah dan tindakan PTBA kepada para stakeholder, baik
secara langsung menerangkan atau secara tidak langsung
dengan memberikan saran-saran kepada manajemen.
Tujuan CSR di PTBA adalah untuk memberikan manfaat
sebesar-besarnya akan keberadaan PTBA untuk
masyarakat sekitar khusunya dan bagi Negara secara
lebih luas lagi. Manfaat yang diperoleh perusahaaan jelas
dengan adanya keuntungan yang diperoleh masyarakat
maka rasa kepemilikan masyarakat terhadap PTBA
semakin meningkat sehingga keberadaan PTBA akan
semakin kuat. Untuk masyarakat sudah jelas, dengan
adanya CSR maka kualitas kehidupan akan lebih baik”. 63
Setelah mengetahui Peran dan Fungsi Humas PTBA baik secara umum
maupun dalam hal pelaksanaan kegiatan CSR yang dilakukan PT Bukit Asam
62
63
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA
88 (Persero), Tbk yang didapatkan melalui metode kualitatif dengan teknik
dokumentasi, wawancara, langkah selanjutnya adalah menganalis peran Humas
PTBA sejauh mana kesesuaian dengan yang seharusnya atau dibandingkan
dengan teori dan hasil-hasil yang didapat perusahaan dari peran Humas
tersebut. Sebagai perusahaan tambang batubara yang melakukan eksploitasi
besar-besaran, PTBA telah melakukan kewajibannya sebagai bentuk tanggung
jawabnya terhadap masyarakat yang tinggal disekitar area tambang, khususnya
masyarakat Tanjung Enim. Adanya tanggung jawab sosial perusahaan baik
terhadap karyawannya sendiri (internal) maupun terhadap lingkungan di luar
perusahaan, kepada mitra bisnis maupun masyarakat (eksternal), akan
memberikan manfaat yang positif bagi perusahaan itu sendiri maupun
karyawannya. Selain itu juga dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan
mitra bisnis, meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat maupun
mitra bisnis adalah merupakan keuntungan lainnya yang dapat diperoleh
perusahaan melalui kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan akan
dapat merebut simpati masyarakat, dan dapat pula meningkatkan citra (image)
perusahaan.
Bapak M. Zulfahmi, selaku Manajer Hubungan Eksternal (Hubeks)
PTBA mengatakan :
“Fungsi Humas PTBA adalah sebagai alat perusahaan
dalam membentuk citra perusahaan melalui proses
komunikasi yang baik dengan segenap stakeholder PTBA.
Konsep CSR di mata PTBA memiliki dampak positif,
seperti terjalinnya hubungan yang harmonis antara kami
dengan masyarakat, menjaga lingkungan kerja yang stabil,
lalu tidak dapat kami pungkiri dari pelaksanaan program
89 CSR kami yang berjalan baik meningkatkan citra positif
kami di mata para stakeholder sehingga membuat para
karyawan merasa nyaman berada di dalamnya sehingga
mereka berpandangan positif terhadap perusahaan dan
pada saat yang sama mampu meningkatkan motivasi untuk
mencapai kinerja yang lebih baik”. 64
Dalam hal ini, Humas PTBA menjalankan fungsinya dalam
pembentukan citra dengan melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap
masyarakat serta lingkungan melalui kegiatan CSR. Kegiatan CSR ini yang
dapat merubah persepsi masyarakat terhadap perusahaan tambang batubara
yang diketahui masyarakat memperoleh keuntungan dengan merusak Sumber
Daya Alam serta melakukan eksploitasi besar-besaran. Ini mengandung
pengertian bahwa Humas PTBA sangat berperan dalam pelaksanaan dan yang
menjadi faktor penentu kesuksesan program CSR PTBA.
Sesuai dengan penjelasan Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut :
“Pada dasarnya memang operasi tambang selalu
mengubah rona lingkungan jadi akan ada perusakan
lingkungan yang bersifat sementara. Namun dalam
program operasi penambangan adalah kewajiban untuk
mengembalikan kondisi lingkungan ke keadaan awal dan
ini tercermin dari kewajiban amdal dan ijin lingkungan
lainnya.
Disinilah
pentingnya
Humas
untuk
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang programprogram lingkungan ini”. 65
Kegiatan CSR yang dijalankan ini tidak akan terlaksana dengan baik
tanpa adanya campur tangan dari media. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk sangat
memahami bahwa media massa merupakan perpanjangan tangan publik untuk
mendapatkan informasi yang bebas dan komprehensif, termasuk informasi yang
64
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
65 65
90 berkaitan dengan kinerja dan kebijakan suatu korporasi. Humas PTBA juga
berfungsi memberikan informasi yang transparan, lengkap dan jelas kepada
publik. Keterbukaan dengan para stakeholder juga dipelukan untuk membina
hubungan baik.
Tujuan dari kegiatan CSR melalui kegiatan community relations
menurut Corcomm PTBA Bp. Asmara Karma adalah sebagai berikut :
“Tujuan CSR di PTBA adalah untuk memberikan manfaat
sebesar-besarnya akan keberadaan PTBA untuk
masyarakat sekitar khusunya dan bagi Negara secara
lebih luas lagi. Manfaat yang diperoleh perusahaaan jelas
dengan adanya keuntungan yang diperoleh masyarakat
maka rasa kepemilikan masyarakat terhadap PTBA
semakin meningkat sehingga keberadaan PTBA akan
semakin kuat. Untuk masyarakat sudah jelas, dengan
adanya CSR maka kualitas kehidupan akan lebih baik”.
Peneliti dapat mengetahui bahwa latar belakang kegiatan CSR yang
dilakukan PTBA merupakan wujud kepedulian perusahaan dan merupakan
strategi PR perusahaan dalam mencapai visi dan misi. Dalam hal ini Humas
berusaha menjalankan fungsinya dengan baik. Seperti yang dijelaskan oleh
Bapak M. Zulfahmi :
“Ya latarbelakang dari kegiatan CSR perusahaan itu
kuncinya yang pertama adalah visi dan misi perusahaan,
kemudian juga tadi seperti di sebut undang-undang No. 40
tahun 2007
kemudian kondisi masyarakat disekitar
wilayah operasional perusahaan yang kita kenal istilahnya
pembagian kewilayahan itu ring1, ring2, ring3. Kondisi
masyarakat disana memang sampai sejauh ini masih
memerlukan
perhatian
dan
kepedulian
dari
perusahaan...” 66
66
Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
91 Dari latar belakang yang telah disampaikan, dapat diketahui motivasi
dari kegiatan CSR yang dijalankan PTBA yaitu bahwa perusahaan memiliki
kewajiban untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan yang tinggal di
sekitar perusahaan. Kegiatan CSR ini ditargetkan kepada stakeholder PTBA.
Dalam pelaksanaannya terutama ditujukan kepada stakeholder terdekat atau
Ring 1 PTBA. Yaitu mereka yang tinggalnya disekitar kawasan penambangan,
dimana mereka yang paling mudah terkena efek penambangan. Bapak M.
Zulfahmi mengatakan:
“Target ataupun sasaran kegiatan CSR kita secara umum
adalah Stakeholder ya, jadi para pemangku kepentingan
baik itu masyarakat kemudian juga komponen-komponen
masyarakat lainnya seperti pelanggan, mitra-mitra kerja
itu semua merupakan target ataupun sasaran dari
program CSR kita, tetapi memang yang menjadi sasaran
adalah warga masyarakat yang tinggal di wilayah
operasional perusahaan. Komitmen perusahaan untuk
dapat tumbuh dan berkembang dan kepedulian
perusahaan untuk bersama-sama membangun masyarakat
disekitar perusahaan”
Kegiatan CSR PTBA yang dirancang merupakan sebuah fungsi yang
dijalankan Humas untuk melakukan strategi demi pencapaian visi, misi dan
strategi perusahaan. Perusahaan juga ingin menjaga eksistensinya sebagai
perusahaan yang merupakan bagian dari masyarakat yang saling membutuhkan
satu sama lain
Peneliti juga menggali data dengan mewawancarai masyarakat sekitar
perusahaan yang merasakan dampak langsung akan program CSR Lingkungan
yang dilakukan oleh PTBA. Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak WJ
92 Manurung selaku masyarakat sekitar yang merasakan dampak langsung CSR
yang dilakukan oleh PTBA.
“CSR yang dilakukan oleh PTBA sangat bermanfaat bagi
masyarakat, dan sudah cukup baik. Masyarakat juga
sangat mengharapkan sekali bantuan dari PTBA, lebih
besar lagi kalau boleh. Pembangunan siring, sekolah, dan
pembangunan-pembangunan yang dibutuhkan, karena kita
ini masuknya di Ring I. Ring I itu maksudnya wilayah yang
paling dekat dengan tambang Bukit Asam”. 67
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah menyambut dengan baik
program CSR yang dilakukan oleh PTBA dan mengharapkan bantuan yang
lebih besar lagi, apalagi untuk masyarakat yang tinggal dan berada di wilayah
Ring I yang berdekatan dengan lokasi tambang.
Selain itu Peneliti juga menanyakan kepada Bapak WJ Manurung
program apalagi yang seharusnya dilakukan oleh Perusahaan dalam upaya
memberdayakan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, beliau
mengatakan bahwa :
“Pertama itu menciptakan lapangan kerja sebanyak
mungkin, membuka lowongan kerja yang lebih besar lagi
dan diutamakan bagi masyarakat pribumi. Yang kedua
melakukan rehabilitasi lingkungan yaitu salah satunya
dengan pembuatan siring untuk mencegah banjir dan
penanaman pohon di lingkungan sekitar perusahaan. Yang
ketiga mengenai sosial ya, seperti bantuan berupa paket
atau bantuan alat sekolah bagi yang kurang mampu”. 68
67
Hasil wawancara dengan Bapak WJ. Manurung, masyarakat yang tinggal dilingkungan
sekitar perusahaan
68
Hasil wawancara dengan Bapak WJ. Manurung, masyarakat yang tinggal dilingkungan
sekitar perusahaan
93 Dari pernyataan beliau dapat disimpulkan bahwa program yang
dibutuhkan masyarakat dalam hal pemberdaan masyarakat dan menjaga
kelestarian lingkungan adalah dengan menciptakan lapangan kerja untuk
masyarakat pribumi, melakukan rehabilitasi lingkungan dan memberikan paket
bantuan sekolah.
Menurut Bp. WJ Manurung bantuan-bantuan yang diberikan oleh
Perusahaan dapat menciptakan atau meningkatkan kehidupan di bidang sosial
dan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat.
“Kalau menciptakan kehidupan sosial dan lingkungan
yang lebih baik saya rasa iya, cuman kalau seratus persen
itu belum, karena penduduk begitu padat, tapi 90%
menikmati”.
PT. Bukit Asam (Persero), Tbk menyadari bahwa stakeholders,
khususnya masyarakat memiliki peran penting dalam perkembangan dan
kemajuan perusahaan. Tanpa adanya persepsi yang baik dari masyarakat,
perusahaan tidak dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.
Dari hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa peran terbesar
yang dilakukan Humas PTBA adalah sebagai Teknisi Komunikasi sebagaimana
dalam wawancara kami dengan Manajer Hubeks Sebagai berikut :
“Ya saya dapat katakan bahwa saat ini Humas PTBA
berperan sangat besar dalam hal menjalankan fungsi
komunikasi baik internal dan eksternal. Humas dapat
berperan baik sebagai tenaga pelaksana komunikasi
secara langsung melaksanakan komunikasi ke masyarakat
maupun secara tidak langsung sebagai pemberi saran atau
pembuat rencana stretegi komunikasi ataupun sebagai
fasilitator komunikasi saja. Sebagian besar perannya
adalah sebagai pelaksana dari kebijakan yang telah dibuat
94 oleh manajemen atau sebagai pelakasana langsung peran
komunikator”. 69
Dari penjelasan Manajer Hubeks PTBA tersebut bahwa peran terbesar
dari Humas PTBA adalah sebagai teknisi komunikasi.
Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan peneliti pada Bab
Teori Fungsi dan peran Humas bahwa Humas dapat berperan sebagai Teknisi
Komunikasi, Penasehat Ahli, Fasilitator Komunikasi, Fasiltator Pemecah
Masalah. Dalam hal ini Humas PTBA telah berperan sesuai dengan peran-peran
yang telah disebutkan diatas. Berikut ini pembahasan peneliti sebagaimana
dibawah ini.
1.Teknisi Komunikasi
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Humas PTBA membuat news
letter, menyunting majalah dan membuat siaran pers namun tidak mengelola
situs web, situs web dikerjakan oleh Bagian Web Master. Humas juga bertugas
membuat surat undangan untuk disampaikan kepada pihak internal maupun
eksternal. Humas juga berkoordinasi dengan media lokal maupun nasional
mengenai pemberitaan tentang kegiatan CSR di perusahaan. Wujud kerjasama
dengan media melalui coffee break, makan siang dengan menjamu wartawan
dan kegiatan site visit ke kantor pusat. Media mempunya peranan dan andil
yang penting dalam setiap program CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
Melalui media, Humas dapat mempublikasikan kegiatanya kepada masyarakat.
Dengan demikian masyarakat mengetahui tentang program dan kebijakan CSR
yang dilakukan oleh PTBA sehingga kegiatan community relation disini dapat
69
Hasil wawancara dengan Bapak. M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
95 terlaksana dengan baik, yaitu masyarakat senantiasa mendukung segala
aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Sebagai Teknisi Komunikasi,
Humas juga berhubungan dengan media baik lokal maupun nasional dalam hal
mengundang mereka untuk meliput kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan. Dalam bidang tulis menulis Humas membuat surat undangan,
membuat siaran pers, dan membuat news letter, tetapi tidak mengerjakan situs
web.
2.Penasehat Ahli
Berdasarkan peran-peran Penasehat Ahli menurut Scoot M. Cutlip dan
hasil penelitian yang diperoleh bahwa Humas PT Bukit Asam (Persero) Tbk
bertugas dalam mendefinisikan masalah, mengembangkan program dan
bertanggung jawab atas penerapannya, untuk pelaksanaan program CSR
bekerjasama dengan divisi PKBL untuk mengelolanya. Humas bertindak aktif
untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan dari masyarakat. Seperti
Program CSR lingkungan pembuatan siring sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
3.Fasilitator Komunikasi
Humas PTBA bertindak sebagai mediator antara perusahaan dengan
publiknya yaitu melalui komunikasi dua arah yang baik. Humas PTBA juga
sebagai sumber informasi perusahaan dengan publiknya yaitu melalui
pemberitaan-pemberitaan yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan melalui
media. Humas juga
sebagai penghubung antara perusahaan dengan
stakeholdernya, yaitu masyarakat sekitar tambang, juga sebagai penghubung
96 untuk menyampaikan semua kebijakan, visi, misi perusahaan dalam bentuk
program-program kehumasan seperti kegiatan community relations, serta
mengadakan
pertemuan
dengan
masyarakat
sekitar
untuk
membahas
permasalahan-permasalahan yang muncul, seperti masalah lingkungan,
penanganan banjir dan kebersihan.
4.Fasilitator Pemecah Masalah
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Humas bersama pihak manajemen
dalam Rapat Kerja (Raker) membicarakan kemungkinan masalah yang akan
muncul. Humas PTBA dalam melaksanakan program CSR dan programprogram yang menyangkut hubungan dengan publik diberi wewenang penuh
untuk menyelesaikan masalah sendiri. Tetapi yang menyangkut dengan
program CSR Humas bekerjasama dengan divisi PKBL untuk menanganinya.
Humas merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana
dengan baik secara internal maupun eksternal, yakni antara perusahaan dengan
stakeholder-nya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik. Peran Humas
PTBA yang dijalankan oleh divisi Hubungan Eksternal dan Corporate
Communication adalah untuk melakukan komunikasi program-program
perusahaan ke seluruh stakeholder dan khususnya kepada masyarakat dan
lingkungan sekitar perusahaan agar seluruh program-program perusahaan dapat
tersosialisasi dengan baik.
Peran dan fungsi Humas dalam program CSR kepada masyarakat sangat
penting karena saat ini Humas di PTBA merupakan satu-satunya divisi yang
97 berfungsi untuk melakukan komunikasi antara perusahaan dengan stakeholders
sehingga bila Humas tidak dapat berperan sesuai dengan fungsinya maka
komunikasi antara perusahaan dan stakeholders akan terputus yang akibatnya
akan terjadi misscommunication yang akan mengakibatkan citra PTBA menjadi
buruk.
Humas PTBA menjalankan fungsinya untuk sosialisasi program CSR
ini melalui upaya-upaya komunikasi yang intens dengan media (koran, majalah,
TV, jaringan-jaringan internet, dan lain-lain) dan juga dengan Pemda,
masyarakat serta karyawan melalui Serikat Pekerja Bukit Asam (SPBA).
Sesuai dengan penjelasan dari Bapak M. Zulfahmi yaitu PTBA
bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, media dan masyarakat di dalam
program CSR.
“Penting menjalin kerjasama dengan Pemerintah setempat
untuk mendapatkan informasi data bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan, kebijakan yang berhubungan dengan izinizin, media massa lokal maupun nasional dalam
pelaksanaan program-program CSR serta bekerjasama
dengan masyarakat setempat yaitu dengan melakukan
pertemuan-pertemuan rutin guna mengetahui kebutuhan
apa saja yang dibutuhkan masyarakat”. 70
Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa Humas PTBA
senantiasa bekerjasama dengan Pemerintah setempat, media dan masyarakat di
dalam program CSR.
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan
yang dirancang dan dijalankan bukan hanya sekedar untuk kepentingan
70
Hasil wawancara dengan Bapak. M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
98 perusahaan. PTBA ingin menunjukan rasa tanggung jawab dan kepeduliannya
terhadap masyarakat sekitar tambang yang memang membutuhkan bantuan,
supaya masyarakat sekitar tambang juga dapat berkembang.
Kegiatan yang dijalankan oleh Humas diarahkan kepada masyarakat
sekitar perusahaan (community relations). Humas PTBA senantiasa menjalin
komunikasi yang baik secara eksternal maupun internal agar memperoleh
dukungan materil maupun moril terhadap perusahaan.
Fungsi PR yang telah dijalankan Humas dalam penerapan CSR di
PTBA adalah dalam hal komunikasi dengan media dan masyarakat sekitar
dalam hal menerapkan CSR yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar
dilakukan dalam berbagai peran yaitu sebagai Teknisi Komunikasi, Penasehat
ahli Komunikasi, Fasilitator Komunikasi, maupun sebagai Fasilitator Pemecah
Masalah. Dimulai dari pengumpulan data-data yang diperlukan, analisa datadata, sampai kepada monitoring pelaksanaan CSR dan evaluasinya dilakukan
melalui proses monitoring yang intens dengan masyarakat dan media.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah jumlah tenaga yang bekerja untuk
menjalankan fungsi Humas dalam divisi Hubeks dan Corcom ini masih kurang,
baik secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan
pada peningkatan kualitas tenaga kerja yang telah ada. Sesuai dengan
penjelasan Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut :
“Kendala yang ada lebih disebabkan karena kurangnya
tenaga Humas baik kualitatif maupun kuantitatif. Yang
perlu diperbaiki pertama jumlah tenaga Humas dari sisi
kualitatif dengan training-trainig dan kedua adalah proses
komunikasi dengan media yang masih kurang terjalin saat
99 ini dapat diperbaiki dengan pertemuan yang intens dengan
media-media baik cetak maupun elektronik dengan
mengadakan coffee break untuk lebih menjalin hubungan
yang baik”. 71
Dari penjelasan Bapak M. Zulfahmi dapat diketahui bahwa terdapat
kendala dalam menjalankan fungsi kehumasan yaitu kurangnya tenaga Humas
dan diperbaiki dengan training-training dan untuk menjalin komunikasi yang
baik dengan media dilakukan dengan mengadakan coffee break untuk lebih
menjalin hubungan yang baik.
Peran Humas dalam menjalankan kegiatan CSR yang telah berlangsung
adalah dengan mensosialisasikan kepada msyarakat dan media akan guna dan
manfaat program-program tersebut dan melakukan monitoring sejauh mana
program CSR tersebut dilaksanakan sesuai dengan tujuan semula. Humas
melakukan perencanaan, mengawasi dan mengevaluasi program CSR secara
intens dengan melakukan monitoring pelaksanaan CSR apakah sudah berjalan
dengan baik dan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan
tersebut.
”Perencanaan sangat penting dari mulai awal komunikasi,
yaitu sejak program CSR akan dibuat, dilakukan
komunikasi yang intensif dengan masyarakat tentang apa
yang mereka butuhkan sehingga program yang dibuat
tepat guna. Peran Humas juga terus berlanjut sampai
tahap pelaksanaan dan monitoring setelah program CSR
berlangsung.
Perencanaannya
ini
kita
lakukan
bekerjasama dengan Pemerintah Daerah. Jadi,
Pemerintah Daerah itu sudah melakukan apa yang disebut
dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan dari
tingkat desa sampai tingkat kabupaten. Kita selalu terlibat
dalam kegiatan ini, itu yang pertama. Yang kedua, kita
71
Hasil wawancara dengan Bapak. M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
100 melakukan perencanaan dengan itu tadi, dari kegiatan
Mapping social, kemudian kita didalam membuat
perencanaan itu membentuk tim, Tim Perencanaan
Strategis CSR perusahaan yang saat ini baru selesai
periode 2011-2015. Nah itu dilakukan berdasarkan hasil
pemetaan sosial tadi, disamping juga kita memperoleh
masukan-masukan atau informasi dari Pemerintah dari
hasil Puslembang. 72
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk melaksanakan program CSR
dilakukan perencanaan terlebih dahulu, dilakukan komunikasi yang intensif
dengan masyarakat tentang apa yang mereka butuhkan sehingga program yang
dibuat tepat guna. Peran Humas juga terus berlanjut sampai tahap pelaksanaan
dan monitoring setelah program CSR berlangsung.
72
Hasil wawancara dengan Bapak. M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA
Download