1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Komunikasi
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communication yang
berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi, secara garis besar,
dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan
makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara
komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). (Suprapto,
2009: 5)
Komunikasi juga bisa didefinisikan menjadi “komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pesan, berupa lambang atau simbol yang
mengandung arti, oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan
atau mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik secara langsung maupun
tidak langsung.” (Yulia, 2010: 8)
Dari dua pemahaman mengenai arti komunikasi di atas, maka dapat
dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan sebagai
pertukaran pikiran oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar si
penerima pesan atau komunikan memahami apa yang dimaksud oleh
pengirim pesan atau komunikator. Komunikasi yang baik adalah ketika pesan
yang dikirimkan oleh komunikator dapat diterima dengan jelas oleh
9
10
komunikan sehingga terjadi keselarasan pula dengan sikap yang akan
terlaksana setelah komunikasi tersebut terjadi.
2.1.1.2 Konteks Komunikasi
Dikarenakan banyaknya cabang dalam ilmu komunikasi maka banyak
jurusan ilmu komunikasi yang dibangun berdasarkan tujuh konteks
komunikasi, yakni :
1. Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi yang terjadi dengan
diri sendiri.
2. Komunikasi interpersonal, adalah merujuk pada komunikasi yang
terjadi secara langsung antara dua orang.
3. Komunikasi kelompok kecil, yaitu komunikasi dalam kelompok
kecil yang terdiri atas beberapa orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Komunikasi organisasi, yaitu mencakup komunikasi yang terjadi
di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas.
5. Komunikasi publik atau retorika, adalah komunikasi dari satu
orang kepada banyak orang yang dilakukan di depan umum.
6. Komunikasi lintas budaya, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh
seseorang atau beberapa orang dengan orang lainnya yang
berlainan budaya satu sama lain.
7. Komunikasi massa, yakni komunikasi yang menyasar khalayak
dalam jumlah besar. (West & Turner, 2008: 33-44)
11
2.1.2
Komunikasi Massa
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Menurut ahli komunikasi Dr. Phil Astrid Susanto, istilah
komunikasi massa diambil dari istilah dalam bahasa Inggris, mass
communication, yakni kependekan dari mass media communication
(komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media
massa atau komunikasi yang mass mediated. (Wiryanto, 2008: 69)
Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses
penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens
yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, dan membujuk.
(Vivian, 2008: 450)
Kata massa dalam komunikasi massa bukan sekedar “orang
banyak” seperti orang-orang yang sedang mengerumuni kecelakaan di jalan
atau sedang bersama-sama menunggu bus di halte. Massa dapat diartikan
lebih luas. Bukan hanya orang banyak yang berada di lokasi yang sama.
Mereka bisa saja berada di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama
atau hampir bersamaan dapat menerima pesan-pesan komunikasi yang
sama.
Dengan kata lain komunikasi massa adalah sebuah proses
pengiriman pesan kepada banyak orang yang dilakukan tanpa tatap muka.
Ada juga yang mengatakan bahwa komunikasi massa adalah proses dimana
pesan sampai ke audien melalui media massa. Dari beberapa pendapat di
atas, ada satu garis benang merah yang dapat ditarik bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi melalui media massa, baik media cetak maupun
elektronik.
12
2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Ada beberapa pandangan mengenai fungsi komunikasi massa.
Misalnya menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney, fungsi komunikasi
massa antara lain : (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertain
(menghibur), (3) to persuade (membujuk), dan (4) transmission of the
culture (transmisi budaya).
Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut John Vivian
yaitu: (1) providing information (memberikan informasi), (2) providing
entertainment (memberikan hiburan), (3) helping to persuade (membantu
untuk membujuk), dan (4) contributing to social cohesion (mendorong
kohesi sosial). Sedangkan Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi
komunikasi adalah (1) surveillance of the environment (fungsi pengawasan),
(2) correlation of the part of society in responding to the environment
(fungsi korelasi), dan (3) transmission of the social heritage from one
generation to the next (fungsi pewarisan sosial). Senada dengan Laswell,
Charles Robert Wright (1998) menambahkan fungsi komunikasi massa
sebagai entertainer.
Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa pun
menambahkan bahwa dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa
ditambah sebagai (1) melawan kekuasan dan kekuatan represif, (2)
menggugat hubungan trikotomi antara pemerintah, pers, dan masyarakat. Di
dalam bukunya tersebut, Nurudin pun menjelaskan tiap fungsi komunikasi
massa yang telah dituturkan oleh para ahli. (Nurudin, 2007: 64-93)
13
a.
Informasi
Informasi adalah inti dari komunikasi, termasuk komunikasi massa.
Komponen terpentingnya adalah berita-berita yang disajikan. Informasi ini
haruslah berisi fakta yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan dan
bukan sekedar isapan jempol belaka. Informasi ini bisa saja ditemukan
melalui pengumpulan berita oleh wartawan, buku, atau bahkan film sejarah.
b.
Hiburan
Setiap orang yang telah melakukan aktifitas sehari-hari dan merasa
lelah serta penat membutuhkan hiburan yang dapat menyegarkan otaknya
kembali. Hiburan ini bisa didapatkan dari media massa seperti televisi,
radio, majalah, dan sebagainya.
c.
Persuasi
Media massa sering membentuk pola pikir atau bahkan mengukuhkan
nilai-nilai yang sudah diyakini sebelumnya. Misalnya saja banyak orang
merubah gaya hidupnya akibat dari yang mereka saksikan di media. Media
massa ini juga dapat menggerakan orang untuk berbuat sesuatu hal. Hal ini
bisa tersirat dalam iklan. Tujuan utama iklan adalah menggerakan
masyarakat atau konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.
Media
massa
juga
dapat
mempersuasi
masyarakat
dengan
menunjukkan sebuah etika. Media menawarkan masyarakat untuk menilai
mana etika yang baik ataupun yang buruk. Contohnya saja pemberitaan
tentang penyalahgunaan narkoba. Ditayangkan di media bahwa banyak
orang yang menyalahgunakan narkoba menderita lahir batin. Ini
14
menunjukkan bahwa media membujuk masyarakat untuk mengerti bahwa
penyalahgunaan narkoba adalah tidak baik.
d.
Transmisi Budaya
Manusia dapat mengakumulasikan pengalaman-pengalaman hidup
serta budayanya lalu meneruskannya kepada anak cucu sebagai warisan
melalui komunikasi. Misalnya melalui film sejarah, lagu daerah, dan
sebagainya.
e.
Mendorong Kohesi Sosial
Media massa dapat mendorong masyarakat untuk bersatu. Media
massa dapat mempengaruhi masyarakat untuk berpikir bahwa terpecah
belah adalah bukan keadaan yang baik bagi kehidupannya. Contohnya iklan
mie instan indomie di televisi yang memperlihatkan eratnya persaudaraan
antar suku. Iklan ini memperlihatkan hangatnya kebersamaan dalam
perbedaan.
Tapi fungsi ini menjadi buah simalakama pula. Seperti yang
dikatakan oleh Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton bahwa media juga
memiliki fungsi narcotizing dysfunction (racun pembius). Media massa
dinilai sama dengan racun yang mematikan. Maksudnya adalah media juga
bisa menjadi pemecah belah masyarakat. Pemberitaan-pemberitaan tentang
pengeboman yang dilakukan oleh beberapa kelompok agama X menjadikan
orang-orang di luar agama itu menjadi sinis terhadap kelompok agama X.
Padahal tidak semua orang yang menganut agama X berperilaku buruk
seperti itu.
15
f.
Pengawasan
Menurut Laswell, media massa sebagai alat pengumpulan dan
penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada. Fungsi
pengawasan ini dibagi menjadi dua, yaitu warning or beware surveillance
atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan
instrumental.
Salah satu contoh fungsi pengawasan peringatan adalah ketika media
menginformasikan adanya wabah flu burung di beberapa daerah. Peringatan
bahwa penyakit ini dapat menyebar dengan cepat ke berbagai daerah lainnya
membuat masyarakat
berhati-hati dalam memelihara unggas serta
memperhatikan apa yang mereka konsumsi.
Sedangkan fungsi pengawasan instrumental diaktualisasikan melalui
penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat. Misalnya penyebaran
informasi kenaikan harga kebutuhan pokok pasti berguna bagi masyarakat
luas.
g.
Korelasi
Korelasi yang dimaksud adalah merajuk pada media massa sebagai
penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Misalnya masyarakat
kurang puas dengan kinerja pemerintah pusat. Masyarakat dapat
menyalurkan pendapat dan keluhannya melalui media massa. Dan ketika
pihak pemerintah menyaksikan berita tersebut, pemerintah menanggapinya
melalui media massa pula agar dapat tersiar ke masyarakat di seluruh
penjuru daerah.
16
h.
Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa memiliki fungsi sebagai pendidik, baik
mengenai pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan
atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika
dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.
i.
Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Komunikasi massa bisa saja berperan memberikan informasi dan
mendorong perubahan-perubahan tertentu. Namun tidak jarang pula
informasi yang diungkapkan ini memiliki motif tertentu untuk melawan
kekuatan besar. Bisa dilihat dari bagaimana pengaruh media massa dalam
penggulingan jabatan Soeharto sebagai presiden beberapa tahun yang lalu.
Media massa saat itu mengikuti arus pemikiran masyarakat yang
jenuh dengan otoritas rezim orde baru. Media ikut membongkar ketidak
adilan yang dilakukan oleh pemerintah dan bahkan memanasi masyarakat
dengan
pemberitaan-pemberitaan
yang
tidak
memihak
pemerintah.
Sehingga akhirnya rezim tersebut runtuh. Ini adalah salah satu bukti
bagaimana komunikasi melalui media massa dapat melawan kekuasaan dan
kekuatan represif.
j.
Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi yang dimaksud adalah hubungan antara
pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dinilai tidak pernah
sejalan karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Pemerintah
biasanya akan memposisikan diri sebagai pihak yang paling berkuasa dan
17
menentukan atas masyarakat dan pers. Maka dari itu, disinilah peran pers
untuk berimbang, adil, dan obyektif harus dibuktikan.
2.1.2.3 Proses Komunikasi Massa
Claude Shannon dan Warren Weaver mengidentifikasi lima langkah
fundamental dalam proses komunikasi :
1. Stimulasi manusia yang muncul dalam pikiran
Stimulasi bisa muncul dari banyak hal. Emosi serta hal-hal yang
dapat diindra termasuk sebagai stimuli. Didalamnya juga termasuk
pemandangan indah, perasaan jenuh, mendengar orang tertawa, atau
mencium bau tidak sedap.
2. Pelaksanaan encoding pikiran ke dalam pesan
Pesan-pesan ini disuratkan atau disiratkan dalam bentuk simbol
yang dapat dipahami oleh target audiens pesan tersebut. Simbol ini bisa
beragam, seperti tulisan, isyarat, atau bahkan pictograph.
3. Transmisi pesan
Transmisi yang dimaksud adalah pengantaran pesan. Pesan
dikodekan sehingga cocok dengan peralatan yang akan dipakai untuk
transmisi
pesan.
Misalnya
telepon
menggunakan
suara
untuk
mentransmisi pesan atau bahkan gambar serta suara membantu proses
transmisi pesan oleh televisi.
18
4. Penguraian (decoding) pesan oleh penerima ke pikirannya
Penerima pesan menerima pesan tersebut melalui penghantar
atau media yang digunakan oleh pengirim pesan. Pada tahap ini
misalnya penerima pesan menyalakan televisi dan menonton tayangan
berita.
5. Internalisasi pesan oleh penerima
Internalisasi adalah pemahaman pesan yang telah dikodekan
sumber pesan untuk penerima pesan. Pada tahap ini sumber dan
penerima pesan haruslah memiliki kesamaan agar komunikasi bisa
terjadi sehingga pesan pun dapat disampaikan dengan baik. (Vivian,
2008: 455-458)
2.1.2.4 Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Harold D. Laswell mengungkapkan bahwa komunikasi massa terdiri dari
lima unsur, yaitu : (Wiryanto, 2008: 70-80)
1. Who (Sumber atau Komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah orang-orang
yang memproduksi pesan yang disampaikan melalui media massa.
Mereka meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, staf teknis, jurnalis,
penulis naskah, penyiar, dan seluruh bagian yang tergabung dalam
redaksi media massa. Bisa dikatakan juga bahwa komunikator massa
merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaha
media massa.
19
2. Says What (Pesan)
Tujuan inti komunikasi adalah menyampaikan suatu pesan atau
informasi dari komunikator kepada komunikan. Bagi Ray Eldon
Hiebert dkk isi media setidaknya dapat dipecah menjadi beberapa
kategori: (1) berita dan informasi, (2) analisis dan interpretasi, (3)
pendidikan dan sosialisasi, (4) hubungan masyarakat dan persuasi, (5)
iklan dan bentuk penjualan lain, dan (6) hiburan.
3. In Which Channel (Saluran atau Media)
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik
yang
digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa.
Dengan kata lain pula adalah sarana yang membawa pesan. Misalnya
buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, dan web.
4. To Whom (Penerima atau Audien Massa)
Audien massa adalah sasaran-sasaran komunikasi massa.
Mereka adalah orang yang sedang membaca surat kabar, yang sedang
membuka halaman-halaman majalah, yang sedang menikmati film di
bioskop maupun televisi, atau bahkan yang sedang browsing internet.
Komunikator massa tidak mengetahui pasti seberapa banyak
komunikan yang mereka dapatkan. Semakin banyak komunikan,
semakin besar pula tantangan komunikator dalam merangkai pesan
untuk disampaikan kepada komunikan.
Menurut Charles Wright, karakteristik yang dimiliki oleh audien
massa adalah sebagai berikut :
20
a.
Large
Banyaknya audien massa adalah relatif. Mereka dapat
tersebar di berbagai tempat yang relatif luas. Inilah pengertian
large yang dimaksudkan Wright. Pemirsa televisi misalnya, adalah
individu-individu yang tersebar di berbagai daerah, yang tersebar
dalam ratusan atau ribuan keluarga, atau bahkan di tempat-tempat
umum yang memasang televisi penerima. Secara bersama-sama,
mereka adalah audiens televisi.
b.
Heterogen
Komunikasi massa ditargetkan kepada banyak pihak atau
khalayak masyarakat yang luas. Komunikan ini terdiri dari
berbagai tingkat umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal,
dan sebagainya. Dengan kata lain audien massa adalah beragam.
Majalah bisa saja dikhususkan untuk pecinta otomotif. Namun
demografis, psikologis, dan geografis mereka bisa saja berbedabeda.
c.
Anonim
Anonim yang dimaksud adalah para audien massa tidak
mengenal satu sama lain secara pribadi dengan audien lainnya atau
bahkan dengan komunikatornya.
Dari ketiga karakteristik di atas, Hiebert dan kawan-kawan
menambahkan bahwa ada dua lagi karakteristik audien massa, yaitu
: (Nurudin, 2007: 105-106)
21
d.
Audiens cenderung terdiri dari individu-individu yang condong
untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan
sosial di antara mereka. Individu ini memilih media yang
mereka gunakan berdasarkan kesadaran dan keinginan.
e.
Audiens secara fisik dipisahkan dari komunikator. Komunikan
bisa saja berada di Semarang, sementara komunikator atau
sumber media massanya berada di Jakarta.
5. With What Effect (Unsur Efek atau Akibat)
Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri
audiens sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. Efek pesan
media massa dapat mengubah kognitif, afektif, dan konatif khalayak.
Efek kognitif dapat mengubah nilai yang saat ini ada dan telah
terpelihara di dalam masyarakat. Nilai tersebut terbentuk berdasarkan
pengetahuan masyarakat yang dimiliki sebelumnya. Proses afektif
seseorang berhubungan dengan emosi dan perasaan. Efek afektif lebih
banyak
berhubungan
dengan
ketidakpekaan,
ketakutan,
dan
kegelisahan, moral dan alienasi yang dialami individu. Adapun efek
perilaku berhubungan dengan hasil perluasan efek kognitif dan afektif.
Ketiga efek psikologis tersebut kemudian mempengaruhi perubahan
fungsi-fungsi informasi di masyarakat dan kadar perubahan stabilitas
struktur masyarakat.
22
2.1.3 Media Massa
2.1.3.1 Definisi Media Massa
Media
massa
adalah
saluran-saluran
yang
dipakai
untuk
mengirimkan pesan-pesan massa. Misalnya televisi, radio, internet, majalah,
surat kabar, tabloid, buku, film, dan sebagainya. (West & Turner, 2008: 41)
2.1.3.2 Fungsi Media Massa
Media massa memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia.
Berikut adalah beberapa contoh manfaat dari media massa : (Vivian, 2008:
5)
1. Melalui media massa kita mengetahui hampir segala sesuatu yang
kita tahu tentang dunia di luar lingkungan dekat kita. Apa yang
Anda ketahui tentang Baghdad atau Badai Katrina atau Super
Bowl jika tidak ada koran, televise, dan media massa lainnya?
2. Warga yang berpengetahuan (informed) dan aktif sangat mungkin
terwujud di dalam demokrasi modern hanya jika media massa
berjalan dengan baik.
3. Orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ideide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan Anda
hanya akan sampai ke orang-orang di sekitar Anda dan orangorang yang Anda kirimi surat.
4. Negara-negara
kuat
menggunakan
media
massa
untuk
menyebarkan ideologinya dan untuk tujuan komersial. Media
23
massa adalah alat utama para propagandis, pengiklan, dan para
orang-orang semacam itu.
2.1.3.3 Jenis-Jenis Media Massa
Secara garis besar, media terbagi menjadi dua jenis kelompok,
yakni, pertama, media cetak yang meliputi surat kabar, majalah, buku,
pamflet, billboard, dan alat-alat teknis lainnya yang membawa pesan kepada
massa dengan cara menyentuh indera penglihatan.
Jenis kedua adalah media elektronik yang terdiri dari (a) program
radio dan rekaman yang menyentuh indera pendengaran dan (b) program
televisi, gambar bergerak, serta rekaman video yang menyentuh indera
pandang-dengar. (Universitas Indonesia, 2008: 288)
2.1.4 Radio
2.1.4.1 Definisi Radio
Radio adalah teknologi berupa pengiriman sinyal oleh modulasi
gelombang elektromagnetik. Gelombang ini dapat merambat melewati udara
dan ruang hampa udara. Gelombang ini tidak memerlukan medium untuk
perambatannya.
Gelombang radio adalah suatu bentuk dari radiasi elektromagnetik
yang terbentuk
ketika
materi bermuatan listrik
dipercepat
dengan
menggunakan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) pada
spectrum elektromagnetik. Gelombang radio memiliki jangkauan 10 hertz
hingga beberapa gigahertz. Adapun gelombang elektromagnetik lainnya, yang
24
memiliki frekuensi di atas gelombang radio adalah sinar gamma, sinar-X,
inframerah, ultraviolet, dan cahaya tampak.
Ketika gelombang radio melewati kabel, osilasi dari medan listrik
dan magnetik akan mempengaruhi arus bolak-balik dan tegangan pada kabel.
Peristiwa ini dapat menghasilkan sinyal audio pembawa informasi. Informasi
inilah yang sering Anda dengar di radio. (Kuswayatno, 2008: 25)
2.1.4.2 Sejarah Radio
Gelombang radio adalah bagian dari alam fisik. Gelombang itu ada
selamanya, bergerak di udara seperti ether. Seperti gelombang cahaya,
gelombang
ini
diam
tak
berbunyi,
bagian
dari
spektrum
energi
elektromagnetik. Sejak 1873, para ahli fisika berspekulasi bahwa spektrum
elektromagnetik eksis, tetapi bangsawan Italia Guglielmo Marconi lah yang
menciptakan aplikasi praktis dari teori fisika ini.
Marconi muda terobsesi dengan kemungkinan-kemungkinan yang
ada dalam spektrum elektromagnetik dan menciptakan alat yang dapat
membunyikan bel dengan remote control tanpa kabel, cukup menghidupkan
gelombang elektromagnetik. Pada 1895, Marconi menggunakan metode
nirkabelnya untuk mengirimkan kode sejauh lebih dari satu mil ke rumah
ayahnya di Bologna. Marconi mematenkan temuannya di Inggris dan ibunya,
seorang warga Irlandia yang punya banyak kenalan, berhasil menyakinkan
pemerintah Inggris untuk membiayai pendirian Marconi Wireless Telegraph
Company. Tak lama kemudian kapal-kapal di laut dilengkapi dengan
25
peralatan telegrafi Marconi untuk melakukan komunikasi di laut, meski jauh
dari lepas pantai, sesuatu yang tidak bisa dilakukan pada era sebelumnya.
Pada 1906, Lee De Forest, seorang promoter yang membiayai
dirinya sendiri sebagai inventor, menciptakan apa yang dinamakannya
audition tube untuk mengirimkan suara. Pada tahun yang sama pula Reginald
Fessenden menyiarkan acara radio pertama. Pada 1910, De Forest dengan
jelas menunjukkan potensi radio sebagai medium hiburan dengan penampilan
hebat dari penyanyi tenor Enrico Caruso dari New York Metropolitan Opera
House.
Pada 1939, Edwin Armstrong, peneliti dari Columbia University
mengembangkan stasiun radio eksperimental di New Jersey dengan
menggunakan system baru yang disebut frequency modulation, disingkat FM.
Sistem FM yang mengirimkan gelombang suara ini berbeda dengan metode
amplitude modulation atau AM. Armstrong mengembangkan FM stereo
dengan dua soundtrack, masing-masing untuk satu telinga, yang menambah
sensasi saat mendengarkan siaran langsung. (Vivian, 2008: 193-195)
2.1.4.3 Sejarah Radio di Indonesia
Pada 16 Juni 1965 di Batavia lahir sebuah stasiun radio siaran
dengan nama Bataviasche Radio Vereniging (BRV). Sejak itulah lahir
berbagai radio lainnya yang bermunculan di setiap daerah. Di Jakarta, Medan,
dan Bandung dikenal adanya Radio Omroep (NIROM), di Surakarta ada
Solossche Radio Vereniging, di Jogjakarta Mataramsche Vereniging Voor
Radio Omroep (MAVRO) dan beberapa radio lainnya. Dari sekian banyak
26
radio saat itu yang terbesar adalah NIROM. Kebesaran dan kelengkapan
NIROM karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda.
Zaman itu ternyata radio swasta sudah dikenakan kewajiban
membayar ‘pajak radio’ oleh pemerintah Hindia Belanda yang hasilnya untuk
mensubsidi NIROM. NIROM dengan hak istimewanya mampu membangun
stasiun-stasiun relay dan meningkatkan daya pancar, juga membuat jaringan
telepon antar kota-kota besar dengan jaringan khusus.
Merasa diperalat, maka kaum pribumi yang saat itu juga telah
mempunyai radio siaran sendiri kemudian membentuk perkumpulan radio
siaran sendiri. Radio pribumi saat itu terkenal dengan siaran timuran.
Pemerintah Hindia Belanda mencium aroma yang mengarah kepada
pemberontakan dalam perkumpulan radio pribumi ini, sehingga mencoba
menghentikan siaran timuran. Perkumpulan radio timuran itu bernama
Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) dan sebagai ketua adalah
Sutarjo Kartohadikusumo.
PPRK saat itu mengusung siaran yang bersifat kultural atau budaya
guna memajukan budaya dan seni nasional (nusantara). Terjadi gesekan
politik antara PPRK dengan NIROM. PPRK menuntut agar dapat melakukan
siaran sendiri dan pada 1 November 1940 tercapailah tujuan itu.
Berbeda dengan zaman penjajahan Jepang. Setelah menduduki
Indonesia, semua radio dibungkam. Semua urusan yang berkaitan dengan
penyiaran radio diurus oleh satu lembaga bernama Hoso Kanri Kyoku yang
ada di Jakarta. Cabang-cabangnya ada di Bandung, Purwakarta, Jogjakarta,
Surakarta, Semarang, dan Malang dengan nama Hoso Kyoku. Hoso Kyoku
mempunyai cabang juga dengan nama Shodanso yang tersebar di masing-
27
masing kabupaten. Saat itu juga semua pesawat radio disegel sehingga tiap
warga tidak dapat mendengarkan siaran dari luar negeri kecuali dari 8 Hoso
Kyoku yang ada.
Ada satu hal positif yang muncul pada zaman penjajahan Jepang,
yaitu berkembangnya kebudayaan yang mengarah dan memperkuat
nasionalisme menuju ke arah ke-Indonesia-an. Muncullah seniman-seniman
pencipta lagu-lagu Indonesia baru.
Pada 11 September 1945 lahirlah Radio Republik Indonesia (RRI).
Sedangkan, hari radio jatuh pada tanggal 16 Juni 1925. Memasuki zaman
Orde Baru, RRI masih menjadi “alat” pemerintah saat itu. Muncullah
kemudian Peraturan Pemerintah No.55 tahun 1970 yang isinya tentang
“Radio Siaran Non Pemerintah”. (Bakhtiar, 2006: 108-113)
2.1.4.4 Karakteristik, Kekuatan dan Kelemahan Radio Siaran
Bicara soal karakteristik radio siaran, ada beberapa hal yang tercatat
sebagai kelebihan dan kelemahan. Karakter ini akan membedakannya dengan
media massa lainnya, seperti media cetak dan televisi. (Yulia, 2010: 66-69)
1. Kekuatan
a. Kecepatan
Di Indonesia, unsur kecepatan radio siaran dalam sisi
penyampaiannya masih jauh lebih cepat ketimbang koran, majalah,
dan televisi. Buktinya saja, berita atau peristiwa yang terjadi dapat
disampaikan langsung pada saat yang sama oleh radio siaran,
28
sedangkan media cetak dan televisi masih harus melalui proses
produksi yang memakan waktu lama. Media cetak membutuhkan
waktu cetak dan peredarannya, sedangkan televisi membutuhkan
proses produksi yang rumit dan mahal.
b. Imajinatif
Sifat auditif yang ditampilkan radio siaran memiliki
keunggulan untuk merangsang imajinasi pendengar. Imajinasi ini
sama sekali tidak tergambar dalam media cetak atau televisi karena
semuanya sudah menjadi jelas. Radio sering membuat orang
berimajinasi, yang kadang sering tidak cocok antara fakta dan
imajinasi itu. Oleh karena itu, radio siaran sering dikenal dengan
julukan “Theatre of Mind”.
c. Murah
Dalam hal ini, pengertian “murah” dapat ditinjau dari 2 hal.
Pertama, murah bagi pendengar. Artinya, mereka tidak dituntut
untuk membayar iuran saat mendengarkan siaran radio, tidak perlu
biaya khusus. Berbeda dengan media cetak dan televisi yang
mengharuskan
peminatnya
mengeluarkan
biaya,
seperti
berlangganan dan membayar iuran untuk televisi. Murah juga
berlaku untuk sarana radio penerimanya. Kedua, murah dalam hal
peringkat dan biaya produksi. Pengertian ini harus ditengok kalau
dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk produksi media
cetak atau televisi. Kedua media ini relatif butuh dana yang lebih
besar ketimbang radio siaran.
29
d. Alternatif Beragam
Radio siaran dianggap lebih memberi peluang dalam hal
keragaman pilihan, misalnya seperti yang dilakukan media cetak.
Pendengar memiliki peluang untuk memilih radio mana yang
disukainya. Ketika pendengar bosan dengan sebuah radio, dia dapat
memilih gelombang atau frekuensi yang lain untuk memenuhi
keinginannya.
e. Mobilitas Tenaga
Mendengarkan radio siaran tidak akan mengganggu aktivitas
pendengar. Dengan mendengarkan radio siaran, pendengar masih
dapat melakukan aktivitas lainnya, seperti bekerja, memasak,
mengemudikan kendaraan, belajar, dan sebagainya.
f. Personal
Radio siaran punya kekuatan dalam hal komunikasi yang
bersifat personal. Siaran selalu dirasakan seperti kunjungan kawan
yang sangat pribadi sifatnya.
2. Kelemahan
a. Selintas
Karena auditif maka apa yang disampaikan lewat radio siaran
bersifat selintas. Maksudnya, apa yang sudah disampaikan seketika
itu akan hilang di udara. Berbeda dengan media cetak yang karena
tertulis memungkinkan untuk dibaca ulang bila tidak mengerti.
Sangat memungkinkan di radio siaran terjadi salah pengertian, entah
karena salah menangkap atau salah mengerti apa yang disiarkan.
30
b. Anti Detail
Sangat sulit untuk menyajikan segala hal yang bersifat detail
di radio siaran. Radio siaran diharapkan hanya menyampaikan halhal yang bersifat global. Kalau dipaksakan untuk membicarakan hal
yang detail, pendengar akan merasa lelah dan membuat pendengar
semakin tidak mengerti karena tidak bisa menangkap semua itu.
2.1.5 Program Radio
2.1.5.1 Pengertian Format Program
Istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai barang (goods)
atau pelayanan (services) yang dijual pada bentuk bisnis lain. Menurut John
R. Bittner, program atau kerap disebut pula dengan istilah acara adalah
barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarkannya.
Dalam dunia keradioan, mengerti format stasiun (station format) adalah
jantung dari seluruh kinerja pemrograman. Setiap olah produksi program
siaran mengacu pada pilihan format stasiun radio yang makin spesifik
(segmented) seiring makin banyaknya jumlah radio dan makin tersegmennya
pendengar.
Format stasiun didefinisikan sebagai formulasi seluruh aktivitas
siaran dalam kerangka pelayanan pendengar. Format stasiun diwujudkan
dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana
olah siar di stasiun radio hingga sebuah acara dikomunikasikan kepada
pendengar.
Tujuan penentuan format stasiun adalah untuk memenuhi khalayak
secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan radio dan televisi di
31
suatu lokasi siaran. Dalam sejarah perkembangan radio, terdapat lebih dari
100 format stasiun. Ini terjadi karena makin kompetitifnya radio siaran.
Terdapat sedikitnya sepuluh format stasiun yang populer, tertua, dan
melahirkan anak-anak format radio berikutnya. Peringkat format ini saling
berfluktuasi seiring makin maraknya bisnis radio siaran.
Empat versi format stasiun radio menurut Lewis B. O’Donnel adalah
(1) Adult Cotemporary; (2) Cotemporary Hit Radio; (3) Country; (4) Album
Oriented Rock. Delapan versi format stasiun menurut Associated Press adalah
(1) Adult Cotemporary; (2) Country; (3) Top 40/Rock; (4) Easy
Listening/Beautiful Music; (5) Album Oriented Rock; (6) Oldies; (7) Urban
Cotemporary; (8) All News/Talk. (Masduki, 2005: 35-37)
2.1.5.2 Siaran Program Radio
Menurut Wahyudi (Triantoro, 2010) dari aspek karakteristiknya jenis
siaran terbagi dua, yaitu :
1. Siaran karya artistik
Siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik yaitu
proses produksi mengutamakan unsur keindahan. Yang termasuk ke
dalam siaran karya ini adalah program sequence, program kuis,
program drama, program variety show, dan sebagainya.
32
2. Siaran karya jurnalistik
Siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik yaitu
proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam
proses penyajian kepada khalayak. Yang termasuk dalam siaran karya
jurnalistik adalah program buletin berita, program air magazine,
program talk show, reportase, dan lain-lain.
2.1.5.3 Perbedaan Program Radio
Wahyudi pun menambahkan tentang perbedaan jenis program radio,
seperti : (Triantoro, 2010)
a. Berita radio
Berita radio adalah laporan atas suatu peristiwa atau pendapat
yang penting atau menarik. Siaran berita adalah sajian fakta yang
diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio.
b. Talkshow
Perbincangan radio atau talkshow pada dasarnya adalah
kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Program
perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang host bersama satu atau
beberapa narasumber untuk membahas sebuah topic yang sudah
dirancang sebelumnya.
33
c. Air Magazine
Air magazine atau majalah udara adalah program berkala yang
menyajikan beragam topic dalam satu penyajian programnya.
Program ini berisi beberapa segmen di dalamnya setiap satu edisi
program. Majalah udara memiliki ciri-ciri seperti memiliki segmen
khusus yang disajikan di setiap edisi, berdurasi maksimal satu jam,
mempunyai target pendengar khusus. Isi program sangat terstruktur
dan music hanya digunakan sebagai backsound atau bumper program.
d. Sequence
Program sequence adalah program harian berdurasi panjang
antara satu sampai empat jam setiap satu edisinya. Program ini seperti
acara pagi yang menggunakan musik sebagai daya tarik pendengarnya
dan mempunyai target sasaran pendengar yang umum.
2.1.6 Sequence
Sequence atau yang biasa dikenal sebagai program strip adalah sebuah slot
yang panjang. Umumnya berlangsung antara dua sampai empat jam setiap
harinya, seperti acara pagi atau sore pada saat drive time atau radio prime time.
Sequence menggunakan musik dengan target audiens yang luas serta melakukan
penekanan pada presentasi.
Alasan yang paling kuat untuk audiens tuning pada program tertentu
adalah audiens menyukainya sampai akhir. Sehingga sebaiknya struktur isi
program memiliki bentuk yang sama dan tidak harus terlalu banyak yang diubah.
Namun bagaimanapun juga program tersebut harus memiliki informasi yang
update serta mengandung unsur kejutan. Misalnya dalam suatu program sequence
34
terdiri dari sepuluh segmen tetap. Namun setiap harinya tema yang diangkat
berbeda. Sehingga sepuluh segmen ini tetap terasa baru dan segar namun tidak
membuat pendengar setianya merasa bingung karena segmen yang ada selalu
dihadirkan berulang.
Untuk menjaga konsistensi program, maka ada beberapa faktor yang harus
tetap konstan dalam isi program sequence, yaitu : (McLeis, 2007)
1.
Konstruksi Program
Bentuk keseluruhan program akan selalu cukup konstan dengan proporsi
musik dan pembicaraan penyiar harus kira-kira sama antara satu edisi dengan
edisi berikutnya. Struktur ini harus menjadi pola yang mapan.
2.
Variasi Program
Setiap program harus mempunyai dan membuat sesuatu yang segar dan
mengandung kejutan. Pertama, materi siaran dari setiap segmen menjadi relevan
sendiri dan baru untuk didengarkan. Kedua, perlu adanya perbedaan antara satu
segmen dengan segmen lainnya dan mempertahankan kedekatan dengan
pendengar.
3.
Musik
Unsur penting dalam musik dapat ditilik melalui beberapa cara :
a.
Setiap komponen musik harus berurutan
b. Konser atau rekaman ditampilkan dalam dirinya sendiri alias tidak
dirubah
c.
Musik yang alami (natural sound) pada setiap segmennya. Misalnya
ketika wawancara ada suara bising.
35
d. Jika ada perubahan dalam diri audiens, musik dapat menjembataninya.
Hal ini dapat memberikan waktu kepada audiens untuk berpikir dan
menyeimbangkan kembali emosionalnya sesuai dengan perubahan
hati yang diperlukan. Dengan kata lain, ada jeda istirahat untuk
mendengarkan ocehan penyiar.
e.
Setiap musik memiliki efek suara atau aktualitas yang dapat
menambah waktu berbicara. Contohnya saat ada sesuatu yang lucu,
ditambahkan efek suara orang tertawa atau efek suara tepuk tangan.
Melihat pengertian serta karakter di atas, maka program ‘Farhan Asri In
The Morning’ termasuk ke dalam jenis sequence. ‘Farhan Asri In The Morning’
selalu menjaga konsistensi programnya dalam pembagian segmen. Konsistensi ini
tercermin meliputi judul program, nama-nama segmen, struktur isi segmen,
kontinuitas program antar segmen, serta jadwal tayangnya. ‘Farhan Asri In The
Morning’ mengudara setiap Senin hingga Jumat selama empat jam dari pukul
06.00-10.00 WIB.
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Ekonomi Media
Mendirikan dan mengoperasikan media massa butuh biaya mahal.
Peralatan dan fasilitas membutuhkan investasi besar. Harus ada dana untuk gaji.
Untuk menutup biaya ini, media massa menjual produknya dengan dua cara.
Mereka memperoleh pendapatan dengan menjual produk langsung ke audien
massa, seperti industri film, rekaman musik, dan buku, atau mereka meraih
pendapatan dari pengiklan yang memasang iklan untuk audien massa yang
36
disediakan oleh media, seperti yang dilakukan koran, majalah, radio, dan televisi.
Singkatnya, media massa beroperasi dalam lingkungan kapitalis. Dengan sedikit
pengecualian, mereka berusaha mendapatkan banyak uang.
1. Penerimaan Iklan
Para pengiklan membayar media massa agar mendapat akses
ke konsumen potensial. Pengiklan membeli ruang di media cetak.
Pengiklan membeli waktu di media siaran. Umumnya, semakin
potensial konsumen yang dapat diberikan media kepada pengiklan,
semakin besar biayanya untuk ruang atau waktu. Namun dibalik itu
semua, iklan yang lebih kreatif dan bervriasi akan membuat
pendengar setia dengan frekuensi yang dipilihnya. (Yudiningrum,
2010: 1)
2. Pendapatan Sirkulasi
Walaupun beberapa media massa yang didukung iklan,
seperti jaringan televisi dan radio, tidak menarik biaya dari
audiennya, namun ada media lain yang melakukannya. Ketika
pendapatan diperoleh dari audien, maka ia dinamakan pendapatan
sirkulasi. Pembayaran langsung oleh audien telah mulai dilakukan
baru-baru ini oleh pelanggan TV kabel dan satelit.
3. Sumbangan Audiens
Donasi audien penting bagi beberapa operasi media. Stasiun
radio dan televisi publik, yang tidak menyiarkan iklan, menarik
37
sumbangan dari audiennya. Acara pengumpulan sumbangan,
biasanya dilakukan selama empat minggu dalam setahun, biasanya
meraup 30 persen dari anggaran banyak stasiun. Selama
pengumpulan dana, stasiun itu menitikberatkan pada persoalan
publik dan isi yang mencerdaskan secara kultural. Isi semacam ini
sulit dijumpai di media yang didukung iklan. Stasiun itu kemudian
menyatakan secara terus terang bahwa kelangsungan acara
tergantung kepada sumbangan.
4. Dukungan Privat
Dukungan privat atau pihak swasta, yang kebanyakan dari
organisasi filantropi dan perusahaan raksasa, telah membantu Public
Broadcasting Service dan National Public Radio untuk tetap siaran.
Federal Communication Commission tidak mengizinkan PBS, NPR,
atau stasiun afiliasinya untuk menerima iklan, walaupun penyebutan
sponsor diperbolehkan.
5. Subsidi Pemerintah
Gagasan dukungan pemerintah untuk media massa mungkin
kelihatan bertentangan dengan cita-cita demokrasi pers yang ideal,
yakni pers yang bebas dari campur tangan pemerintah, atau bahkan
bersikap kritis terhadapnya. Di dalamnya dibuat aturan untuk
mencegah intervensi pemerintah dalam pembuatan acara.
38
6. Iklan Pemerintah
Pemerintah Amerika Serikat menggelontorkan banyak uang
ke media massa melalui advertising seperti untuk mengiklankan
layanan pos, rekrutmen militer, dan mempromosikan pariwisatanya,.
(Vivian, 2008: 20-24)
2.2.2 Tahapan Proses Produksi
Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan
dengan sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga perlu
suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas
kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya . Tahapan produksi sendiri
terdiri dari tiga bagian seperti berikut: (Wibowo, 2009: 38-42)
1. Tahap Pra-produksi (Ide, Perencanaan dan Persiapan)
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan
dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang
direncanakan sudah beres. Tahap ini meliputi tiga bagian, sebagai
berikut:
a. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan
ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau
meminta peneliti naskah mengembangkan gagasan menjadi
naskah sesudah riset.
39
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time
schedule), penyempurnaan naskah, pembuatan rundown, dan
rencana siar.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan
dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting,
meneliti dan melengkapi perlatan yang diperlukan. Semua
persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu
kerja ( time schedule ) yang sudah ditetapkan.
2. Tahap Produksi (Pelaksanaan)
Sesudah
perencanaan
dan
persiapan
selesai
betul,
pelaksanaan produksi dimulai. Produser program bekerja sama
dengan penyiar dan crew mencoba mewujudkan apa yang
direncanakan dalam kertas dan tulisan (script) ke dalam bentuk
theater of mind.
3. Tahap Pasca produksi (Penyelesaian dan Penayangan)
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing
offline, editing online dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam
teknik editing, yaitu : Pertama, editing dengan teknik analog atau
linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau non liner dengan
komputer.
40
2.2.3 SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)
Analisis SWOT adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya. (Sarwono, 2006: 224) Sedangkan menurut
Kotler dan Armstrong, analisa SWOT adalah evaluasi secara keseluruhan
terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh
perusahaan.
Perusahaan
harus
menganalisa
kekuatan
perusahaan
dan
mengidentifikasi kelemahan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menganalisa
pasar dan lingkungan pemasaran untuk mencari kesempatan yang atraktif dan
mengidentifikasi ancaman. Tujuannya adalah untuk mencocokan kekuatan
perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam lingkungan di samping
mengurangi kelemahan dan meminimalisasi ancaman yang datang.
Analisa SWOT menilai sumber daya kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weakness) perusahaan maupun kondisi eksternal yang berupa kesempatan
(opportunities) dan ancaman (threats), yang diharapkan dapat memberikan
informasi apakah situasi perusahaan secara menyeluruh dalam keadaan sehat atau
tidak. Analisa ini bersifat sederhana tetapi merupakan alat yang efektif untuk
mengukur kemampuan dan defisiensi yang dimiliki suatu perusahaan, kesempatan
yang ada di pasar, dan juga ancaman dari luar terhadap kesejahteraan masa depan
perusahaan. (Thompson, Peteraf, Gamble, & Strickhald III, 2007: 89)
41
2.3
Kerangka Pemikiran
Download