BAB II - Civimi.com

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi dilakukan oleh manusia hampir 90% dari kehidupannya dan
dilakukan semenjak dia dilahirkan, disadari ataupun tidak kita telah melakukan
proses komunikasi tetapi apakah yang dimaksud dengan komunikasi itu, menurut
Wilbur Schram dalam Effendy pada buku Teori Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi menyebutkan bahwa:
Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris
“Communication” yang menurut Wilbur Schramm
bersumber pada istilah latin “Communis” yang dalam
bahasa Indonesia berarti “sama” dan menurut Sir Gerald
Barry yaitu “Communicare” yang berarti “bercakapcakap”. Jika kita berkomunikasi, berarti kita
mengadakan “kesamaan”, dalam hal ini kesamaan
pengertian atau makna. (1993:30)
Jika kita berkomunikasi berarti kita mengadakan kesamaan dalam pengertian
atau makna. Informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain harus
sama-sama dimengerti oleh kedua belah pihak. Jika tidak, proses komunikasi
tidak akan terjadi.
Proses komunikasi biasanya dilakukan dengan pengoperan lambang-lambang
verbal yaitu dengan lisan atau tulisan untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain, tetapi bukan hanya lambang-lambang verbal saja yang dapat dilakukan dalam
komunikasi, lambang-lambang non verbal seperti gerak tubuh, warna, gambar dan
15
16
sebagainya dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses
komunikasi.
Ruang lingkup
komunikasi sebagai ilmu cukup luas, ada beberapa ahli
komunikasi yang membagi komunikasi ke dalam beberapa jenis, lingkup
komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bentuk
spesialisasi
I
L
M
U
K
O
M
U
N
I
K
A
S
I
Lingkupan (Scope) Ilmu Komunikasi
a. Komunikasi persona
1.komunikasi antar persona
(personal comm.)
(interpersonal comm.)
2.komunikasi dengan sendiri
(intrapersonal comm)
3.komunikasi dengan isyarat
(gestural comm.)
4.komunikasi transedental
(transedental comm.)
b. Komunikasi kelompok
(group comm.)
1.kuliah
4.ceramah
2.briefing
5.coaching
3.indoktrinasi 6.pertemuan
c. Komunikasi massa
(mass comm.)
1.jurnalistik
6.advertising
2.public relation 7.p.speaking
3.penerangan 8.publicity
4.propaganda 9.pameran
5.agitasi
10.int. comm.
a.Media umum
1.surat
2.telepon
3.telegraf
4.telex,dsb
b.Media massa
1.pers
2.radio
3.televisi
4.film
Media
a.Personal opinion
Efek
b.Publik opinion
c.Majority opinion
d.General opinion
Sumber : MO. Palapah & Atang Syamsudin, Studi Komunikasi, 1983 : 15
17
Komunikasi adalah ilmu yang dipengaruhi oleh berbagai cabang ilmu yang
lainnya, karena kajian komunikasi pada awalnya dilakukan oleh orang-orang yang
berlatar belakang psikologi, sosiologi, politik dan lain-lain contohnya adalah
Wilbur Schram, Harold Lasswel, Carl I Houvland dan Kurt Lewin, mereka
disebut pendiri ilmu komunikasi karena mereka yang pertama mengkaji
komunikasi secara keilmuan, oleh karena itu setiap teori-teori komunikasi akan
dipengaruhi oleh psikologi, sosiologi maupun disiplin ilmu yang lainnya. Ini
membuktikan bahwa pengaruh komunikasi ada pada disiplin ilmu-ilmu tersebut
dan saling berkaitan satu dan yang lainya, walaupun sekarang komunikasi
memisahkan diri dari cabang ilmu yang lain tetapi tetap saja ada keterkaitan yang
tidak dapat dipungkiri, karena ilmu komunikasi tidak dapat berdiri sendiri.
Perkembangan
komunikasi
dipengaruhi
juga
oleh
perkembangan
kebudayaan masyarakat, ketika interaksi antar pribadi dan media menjadi suatu
kebutuhan berkomunikasi tidak hanya terbatas kepada satu atau sekelompok orang
tetapi sudah dapat dilakukan komunikasi dengan ribuan bahkan jutaan orang yang
mungkin berbeda lokasi, pengetahuan, gender dan lain-lain dengan menggunakan
media massa, maka dari itu komunikasi menjadi kompleks. Dengan semakin
peliknya komunikasi maka dirasakan pentingnya studi tentang komunikasi, agar
ketika
kita
melakukan
komunikasi
dapat
dihindari
salah
komunikasi
(miscommunication) yang akan menjadikan salah persepsi (misinterpertation) dan
akhirnya akan menjadi salah pengertian (misunderstanding) dan jika hal yang
kadang kita anggap sepele ini dilakukan dengan media massa, maka akibatnya
bisa menjadi sesuatu yang fatal.
18
2.1.1
Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampain pesan atau makna, maka dalam
proses komunikasi ada beberapa unsur-unsur yang membentuk suatu proses
komunikasi menurut Laswell dalam Effendy pada buku Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi unsur-unsur komunikasi terdiri dari :
a)
b)
c)
d)
e)
Komunikator
Pesan
Media
Komunikan
Efek
(1993:27)
Jadi Laswell berpendapat bahwa komunikasi bukan hanya menyampaikan
pesan atau informasi agar orang lain mengerti, tetapi harus ada efeknya.
Komunikasi terjadi karena didasarkan atas hubungan yang terdapat antara dua
orang atau antara seseorang dengan sejumlah orang. Komunikasi tersebut tidak
harus bertatap muka. Komunikasi dapat berlangsung dalam jarak jauh melalui
media massa. Media tersebut adalah alat yang ditempatkan dalam proses
komunikasi untuk melipatgandakan tulisan (koran) atau menterjemahkannya
kedalam pemandangan atau pendengaran (televisi dan film) atau pendengaran saja
(radio).
Model komunikasi Lasswel sering diterapkan dalam komunikasi massa,
dengan menjawab “Who say what in which channel to whom with what effect”,
unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan,
sedangkan unsur pesan (say what) merupakan bahan untuk analisis isi,. Saluran
komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to
whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what
19
effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan dari
suatu efek komunikasi.
2.1.2
Proses Komunikasi
Berdasarkan definisi komunikasi yang telah dibahas sebelumnya, dapat
diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian
lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada
orang lain, baik dengan maksud agar mengerti maupun merubah tingkah lakunya.
Lambang yang dipergunakan dapat berbentuk :
a. Verbal yaitu menggunakan lambang berupa bahasa lisan maupun tulisan.
b. Non-verbal yaitu komunikasi yang menggunakan lambang seperti isyarat
dengan gambar, alat, anggota tubuh dan sebagainya.
Bahasa adalah lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi
karena dapat mengungkapkan kenyataan-kenyataan yang kongkrit dan obyektif di
sekeliling kita, juga dapat menyatakan hal-hal yang abstrak, serta dapat
menerangkan hal-hal yang sudah terjadi atau akan dilakukan.
Maka komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk
memudahkan
kita
berkomunikasi.
Bahasa
hanya
sebagai
alat
untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain. Bahasa yang dipergunakan bisa saja
sama-sama dimengerti, tetapi isi pesan tersebut belum tentu dimengerti. Untuk itu,
proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Menyandi (encode) yaitu komunikator menyandi atau memformulasikan
pesannya sehingga dapat disampaikan kepada komunikan.
20
b. Meng-awasandi (decode) yaitu komunikan menafsirkan pesan tersebut
kedalam konteks pengertiannya sendiri :
Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni pengalamanpengalaman dan pengertian-pengertian (collection of experience and
meanings) yang pernah diperoleh komunikan.
c. Dalam proses komunikasi antar personal (interpersonal communication) dua
orang terlibat dalam situasi interaksi antara komunikator dengan komunikan
kemudian memberikan tanggapannya. Hal ini dinamakan arus balik atau
umpan balik (feedback). Feedback bersifat positif dan negatif. Dikatakan
positif apabila tanggapan komunikan menyenangkan sehingga kita ingin terus
berkomunikasi. Sebaliknya feedback negatif adalah tanggapan yang tidak
menyenangkan. Ada dua macam feedback yaitu :
a) External Feedback yaitu arus balik yang datang dari luar, seperti dalam bentuk
perkataan (verbal) ya, tidak atau menggelengkan kepala pertanda tidak dan
sebagainya.
b) Internal Feedback yaitu arus balik yang datang dari diri kita sendiri, seperti
ketika kita berpidato di depan audience kita melakukan kesalahan dan segera
memperbaikinya.
Dalam komunikasi antarpersona tanggapan komunikan dapat secara langsung
diketahui. Maka hal tersebut disebut arus balik seketika (immedietly feedback).
Penyiar menyampaikan pesan atau informasi kepada orang banyak/pendengar
21
tanpa mengetahui tanggapan pendengarnya. Kalaupun ada, hanya beberapa saja,
itupun disampaikannya lama setelah pesan disampaikan oleh penyiar. Karena itu,
arusbalik dalam komunikasi massa, seperti radio, disebut arus balik tertunda
(delayed feedback).
2.2 Komunikasi Massa
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lahir
dengan dimulainya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan
komunikasi, sejak ditemukanya mesin cetak oleh Johanes Guttenberg maka
komunikasi massa memulai perkembanganya dengan pesat dimulainya percetakan
surat kabar, buku, majalah, brosur dan materi cetakan lainnya. Memasuki abad 20
berkembang lagi teknologi film, televisi dan radio yang mulai digunakan secara
luas oleh masyarakat dan kini telah memasuki zaman komunikasi global dengan
adanya satelit ruang angkasa dan jaringan komputer yang dapat menghubungkan
siapa saja dibelahan bumi. Sebagian besar peralatan mekanik itu dikenal sebagai
alat komunikasi massa atau lebih dikenal dengan nama media massa, yang
meliputi semua alat-alat (saluran), ketika narasumber (komunikator) dapat
menjangkau penerima (komunikan) secara luas, cepat serta serentak.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris yaitu mass
communication kependekan dari media mass communication (komunikasi media
massa) artinya adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Lasswel
dalam Bungin pada buku Sosiologi Komunikasi mengatakan bahwa cara
22
sederhana untuk memahami komunikasi massa adalah menjawab pertanyaan
sebagai berikut,
a)
b)
c)
d)
e)
who
say what
in which channel
to whom
with what effect
(2006:289)
Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal sebagai Formula Lasswell
ini, meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena
komunikasi massa, telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur
pada kajian terhadap komunikasi massa.
Selain dapat menggambarkan
komponen-komponen dalam proses komunikasi massa, Lasswell sendiri
menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian
komunikasi. Menurut para ahli komunikasi secara umum, Komunikasi Massa
dikatakan sebagai komunikasi yang dilakukan melalui media massa, dan ditujukan
kepada sejumlah orang yang tersebarluas dan tidak mengenal satu dengan yang
lainya. Komunikasi Massapun mempunyai unsur-unsur seperti disebutkan Bungin
dalam Sosiologi Komunikasi antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Komunikator
Media Massa
Informasi (pesan)
Gatekeeper
Khalayak (publik)
Umpan balik
(2006 :71)
Komunikator disini adalah pihak yang mengandalkan media massa dengan
teknologi telematika modern sehingga dapat menyebarkan suatu informasi dan
informasi tersebut dapat ditangkap dengan cepat oleh publik, komunikator juga
23
berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang
sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut.
Media Massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara
massal juga. Informasi massa adalah informasi yang ditujukan kepada masyarakat
secara massal, bukan informasi yang boleh hanya dikonsumsi secara pribadi.
Dengan demikian, maka informasi massa adalah informasi milik publik, bukan
ditujukan kepada invidu masing-masing. Gatekeeper adalah penyeleksi informasi,
sebagai mana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang
dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap
informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. Khalayak adalah massa yang
menerima informasi yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari
publik pendengar, pemirsa ataupun pembaca suatu media massa. Sedangkan
umpanbalik dalam media massa berbeda dengan komunikasi antarpribadi,
umpanbalik dalam media massa biasanya tertunda (delayed) tetapi umpanbalik
dalam komunikasi antarpersonal biasanya bersifat langsung.
Salah satu pakar komunikasi Rakhmat dalam Sunarjo pada buku
Himpunan Istilah Komunikasi mengatakan mengartikan komunikasi massa
sebagai berikut ; jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (2003
:188).
24
Selain itu Bittner dalam Rakhmat mengemukakan bahwa Komunikasi
Massa adalah ; pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang. (2003 :188). Maka dari definisi ini dapat kita ketahui
bahwa komunikasi massa haruslah menggunakan media massa baik itu media
cetak ataupun media elektronik.
2.2.2
Ciri-ciri Komunikasi Massa
Dari definisi yang dikemukakan di atas, tampak bahwa penggunaan media
komunikasi yang bersifat massal menjadi ciri utama komunikasi massa. Untuk
memperoleh kejelasan mengenai pengertian komunikasi massa Komala,
Karlinah dan Ardianto menerangkan karakteristik komunikasi massa sebagai
berikut ;
1. Komunikator Melembaga.
Komunikator yang melancarkan komunikasi massa
yakni komunikasi melalui media massa yang merupakan
lembaga yaitu institusi atau organisasi. Ketika sebuah
pesan akan disebarkan kepada khalayak maka pesan
tersebut melalui proses dalam suatu lembaga media
massa, mulai dari mencari, mengolah dan menyebarkan
akan melibatkan orang, peralatan dan dana yang tidak
sedikit maka ciri khas dari komunikasi massa adalah
komunikator terlembagakan.
2. Pesan bersifat umum.
Pesan yang dikomunikasikan komunikator kepada
komunikan bersifat umum (publik), karena ditujukan
kepada khalayak umum bukan khusus dan mengenai
kepentingan umum. Jika pesan tersebut hanya dianggap
penting bagi sebagian orang saja maka pesan atau
peristiwa itu dianggap tidak layak siar.
3. Media menimbulkan keserempakan.
Media massa menimbulkan suatu situasi di mana
khalayak secara serempak (simultaneus) dan serentak
(instantaneous) bersama-sama pada saat yang sama
memperhatikan pesan yang dikomunikasikan. Jumlah
25
sasaran dan khalayaknya relatif banyak dan tidak
terbatas.
4. Komunikan bersifat heterogen
Komunikan pada komunikasi massa, yakni khalayak
sasaran media massa bersifat heterogen yang berarti
antara komunikan yang satu dengan yang lainnya
berbeda dalam jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,
pendidikan, kebudayaan, ideologi, hobi, pengalaman,
pandangan hidup, cita-cita, dan lain sebagainya.
5. Proses berlangsung satu arah
Proses komunikasi massa bersifat satu arah (one way
traffic communication) secara linear. Ini berarti prosesnya
tidak menimbulkan umpan balik (feedback). Kalaupun
terjadi, berlangsungnya secara terbuka (delayed
feedback), dan hal itu jarang sekali terjadi.
6. Stimulasi alat indra terbatas
Ciri komunikasi massa yang dianggap salah satu
kelemahanya adalah stimulasi alat indra yang terbatas.
Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka,
maka seluruh indra dari pelaku komunikasi dan
komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua
belah pihak dapat mendengar secara langsung, bahkan
mungkin merasa.
7. Umpan balik tertunda (delayed)
Umpan balik yang lebih populer disebut dengan
feedback, merupakan faktor yang penting dalam
komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok dan
komunikasi massa. Efektifitas komunikasi seringkali
dapat dilihat dari feedback yang disampaikan
komunikannya. Tetapi dalam komunikasi massa feedback
yang diterima dari komunikan tidak dapat langsung
diketahui, feedback tersebut biasanya ada dalam surat
pembaca, e-mail, telephone dan sebagainya.
(2007 : 66)
Dari ciri-ciri diatas kita dapat membedakan komunikasi massa dengan jenisjenis komunikasi lainnya tetapi yang paling menonjol adalah jenis komunikasi ini
haruslah menggunakan media massa sebagai media penyampaian pesan.
26
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di
masyarakat. Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial
mempunyai dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi yang
diinginkan dan fungsi tidak nyata atau tersembungi (latent function) yaitu fungsi
yang tidak diinginkan, sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam
masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Media massa
mempunyai fungsi dan tanggung jawab kepada masyarakat atau khalayak yang
dituju oleh media tersebut. Menurut Dominic pada Ardianto dalam buku
Komunikasi Massa setidaknya memiliki lima fungsi yaitu:
1. Menyampaikan informasi (to inform)
Komunikasi massa mengandalkan media massa untuk
proses penyampaian pesan atau informasi kepada
masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan
informasi dari istitusi publik tersampaikan kepada
masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga
fungsi informatif tercapai dengan waktu cepat dan
singkat.
2. Mendidik (to educate)
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media
massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial
kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk
memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat
di mana komunikasi massa itu ber-langsung. Komunikasi
massa dimaksudkan agar proses pencerahan itu
berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara
bersamaan di masyarakat secara luas. Fungsi komunikasi
massa ini merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk
menutupi kelemahan fungsi-fungsi paedagogi yang
dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana
karena sifatnya, maka fungsi paedagogi hanya dapat
berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu
saja.
27
3. Transformasi Budaya
Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat
statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis
adalah fungsi transformasi budaya. Komunikasi massa
sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang
terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses
transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh
semua komponen komunikasi massa, terutama yang
didukung oleh media massa.
Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting
dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi
social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya
lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari
budaya
global.
Sebagaimana
diketahui
bahwa
perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena
perkembangan telematika menjadi perhatian utama
semua masyarakat di dunia, karena selain dapat
dimanfaatkan
untuk
pendidikan
juga
dapat
dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya, seperti politik,
perdagangan, agama, hukum, militer, dan sebagainya.
Jadi, tidak dapat dihindari bahwa komunikasi massa
memainkan peran penting dalam proses ini di mana
hampir
semua
perkembangan
telematika
mengikutsertakan proses-proses komunikasi massa terutama dalam proses transformasi budaya.
4. Menghibur (to entertaint)
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa
seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa
juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama
karena komunikasi massa menggunakan media massa,
jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa
juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.
Transformasi budaya yang dilakukan oleh komunikasi
massa mengikutsertakan fungsi hiburan ini sebagai
bagian penting dalam fungsi komunikasi massa. Hiburan
tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri dan
juga tidak terlepas dari tujuan tranformasi budaya.
Dengan demikian, maka fungsi hiburan dari komunikasi
massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam
proses komunikasi massa
5. Fungsi Pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat
digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas
masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa
28
berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan
persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat
dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti,
pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia
yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan
kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan
preventif agar masyarakat tidak terjerumus dalam
Pengaruh narkoba. Sedangkan fungsi persuasif sebagai
upaya memberi reward dan punishment kepada
masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya. Media
massa dapat memberikan reward kepada masyarakat
yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota
masyarakat lainnya, namun sebagainya akan memberika
punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat
bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di
masyarakat. ( 2007 : 14 )
Yang paling mendasar adalah kebutuhan akan informasi, karena dengan
informasi manusia dapat mengetahui apa yang terjadi disekitarnya dan
menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik, selain itu juga media massa
mempunyai fungsi mendidik dalam artian memberikan pencerahan terhadap
masyarakat agar menjadi masyarakat yang dapat melek media.
2.2.4
Efek Komunikasi Massa
Pesan yang disebarkan melalui komunikator melalui media massa akan
menimbulkan efek pada diri komunikan. Membahas mengenai efek komunikasi,
Chaffee dalam Rakhmat pada buku Psikologi Komunikasi mengatakan bahwa
ada tiga macam efek komunikasi massa jika dilihat dari jenis perubahan pada diri
khalayak, yaitu :
29
1. Efek Kognitif
Efek Kognitif berkaitan dengan penerimaan informasi
oleh komunikan, artinya komunikan mengenai suatu
hal yang belum mereka ketahui sebelumnya.
2. Efek Afektif
Efek Afektif merupakan perubahan perasaan atau
sikap yang dirasakan oleh komunikan setelah
mengetahui sesuatu informasi perasaan itu bisa berupa
senang, benci, dan lain sebagainya.
3. Efek Behavioral
Efek Behavioral merupakan akibat yang timbul pada
diri khalayak dalam bentuk perilaku tindakan atau
kegiatan.
Ketiga efek komunikasi ini sangat diharapkan oleh
komunikator, disini media massa berperan sebagai
komunikator pesan atau informasi, tetapi tidak setiap
pesan atau informasi yang disampaikan oleh media
massa mempunyai efek yang sama kepada semua
komunikannya, yang paling sulit dipengaruhi adalah
efek behavioral, contohnya iklan di media massa tidak
selalu menjadikan efek behavioral yang selalu
diharapkan yaitu menjadikan komunikanya menjadi
pembeli produk yang di iklankan. Ada beberapa teori
yang para pakar komunikasi kemukakan tentang
komunikasi massa, antara lain bullet theory, teori
pengharapan nilai (the expectacy-value theory), teori
ketergantungan (dependency theory), teori agenda
setting, teori uses and gratifications (kegunaan dan
kepuasan) dan lain-lain. (2000 : 223-241)
Seperti halnya jenis-jenis komunikasi yang lain komunikasi massapun
mempunyai efek yang kurang lebih sama dengan komunikasi personal dan
komunikasi kelompok, hanya bentuknya saja yang berbeda. Komunikasi massa
lebih menjangkau orang banyak dengan menggunakan media massa.
30
2.3 Pengertian Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis,
journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan
sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari.
Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik
adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui
eksistensinya dengan baik. Pada buku Jurnalistik Indonesia, Sumadiria
mengatakan jurnalistik sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan
menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya (2008:2). Menurut
Suhandang pada Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia mengatakan bahwa
jurnalistik adalah;
Bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi
tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari (pada
hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran, dan
pengkajian) secara berkala, dengan meng-gunakan saranasarana penerbitan yang ada (2008:2).
Dengan demikian Jurnalistik adalah nama suatu kegiatan yang berhubungan
dengan pelaporan berita atau produk jurnalistik lainnya untuk disebarkan pada
media massa.
2.3.1
Definisi Jurnalistik
Banyak dari ahli memberikan definisi tentang jurnalistik baik itu dari dalam
negeri maupun luar negeri, contohnya Wolseley dalam Sumadiria pada buku
Jurnalistik Indonesia mengatakan bahwa;
31
Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran,
pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat
dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan
disiarkan di stasiun siaran (2008:5).
Salah seorang pakar Komunikasi di Indonesia Effendy dalam Sumadira pada
buku Jurnalistik Indonesia mengatakan ; Secara sederhana jurnalistik dapat
didefisinikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan
bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada masyarakat (2008:3).
Tentu saja pendapat-pendapat para pakarpun mempunyai kelebihan dan
kekurangannya tetapi secara garis besar para ahli menekankan bahwa jurnalistik
adalah suatu proses mencari, mengolah dan menyebarkan suatu informasi atau
karya jurnalistik yang dapat berbentuk text, gambar, suara dan juga gambar serta
suara (audio visual).
2.4 Pengertian Radio
Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak
dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Secara psikologis
suara adalah sensasi yang terpersepsikan ke dalam kemasan auditif. Menurut
Stanley R. Alten, suara adalah efek gesekan dari sejumlah molekul yang
ditransmisikan melalui medium elastis dalam suatu interaksi dinamis antara
molekul itu dan lingkungannya. Suara dalam sebuah radio adalah suatu kombinasi
tekanan emosional, perseptual, dan fisikal yang timbul dan berasal dari suatu
suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan formasi
imajinasi visual tertentu di benak pendengar. Setiap suara memiliki komponen
32
visual yang mampu menciptakan gambaran. Percampuran antara kata, musik, dan
efek suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar serta mengajak mereka
berada di lokasi kejadian yang dikomunikasikan. Semuanya tersimpul dalam
konsep yang dikenal sebagai the theatre of mind.
Sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa,
radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya.
Jelas berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak, juga dengan film
yang bersifat mekanik optik. Dengan televisi, kalaupun ada persamaannya dalam
sifatnya yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio sifatnya audial, televisi
audiovisual.
Dalam radio siaran perlu diperhatikan sifat-sifat radio seperti dibawah ini;
1. Auditif
Sifat radio siaran adalah auditori, untuk didengarkan, karena untuk
didengarkan, maka isi siaran yang sampai ditelinga pendengar hanya selintas lalu
saja. Berbeda dengan surat kabar, majalah atau media dengan bentuk tulisannya
yang dapat dibaca, diperiksa dan ditelah berulang kali.
2. Mengandung Gangguan
Dua faktor gangguan yang selalu mengganggu komunikasi dengan
menggunakan saluran bahasa yang bersifat massal yaitu "Semantic Noise Factor"
dan "Channel Noise Factor". Gangguan radio ditimbulkan oleh pancaran
pemancar radio mendapat pengaruh dari sinar matahari. Akibatnya siaran tidak
dapat dipancarkan oleh gelombang yang mendukungnya secara leluasa. Gangguan
33
teknis dapat berupa "interferensi" yakni dua atau lebih gelombang yang
berdempetan, sehingga membuat isi siaran sukar dimengerti.
3. Akrab
Radio siaran sifatnya akrab dan intim. Seorang penyiar radio seolah-olah
berada di kamar pendengar yang dengan penuh hormat dan cekatan
menghidangkan acara-acara yang menggembirakan kepada penghuni rumah.
Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan
bahasa lisan, walaupun ada lambang-lambang non-verbal, yang digunakan
jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara
warta berita dalam bentuk bunyi salah satu alat musik. Radio siaran mempunyai
keuntungan bagi khalayak, yaitu dengan sifatnya yang santai, orang bisa
menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja,
bahkan sambil mengemudi mobii. Sifat lain dari radio adalah auditori, untuk
didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang
menarik. Penyajian hal yang menarik dalam rangka penyampaian suatu pesan
adalah penting, karena publik mempunyai sifat yang selektif. Begitu banyak
pilihan diantara banyak media komunikasi, dan begitu banyak pula pilihan acara
dari sekian banyak acara dari setiap media
Radio dapat julukan sebagai kekuasaan kelima atau "The Fifth Estate" artinya,
karena mempunyai pengaruh yang besar di bidang politik dan kehidupan negara.
Setelah pers (surat kabar) yang dianggap sebagai kekuasaan keempat atau "The
Fourth Estate". Maka tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, radio tetap
34
bertahan sebagai media massa yang digemari oleh khalayak. Walaupun teknologi
telah berkembang pesat dengan berbagai jenis media massa baru, khalayak tetap
tidak bisa meninggalkan media yang satu ini yaitu media audio/suara. Ini
disebabkan oleh karakteristik yang menjadi keunggulan media radio yang tidak
bisa didapatkan dari media massa lain. Radio saluran adalah saluran bagi
kebebasan informasi, pertukaran, gagasan, pertukaran opini, hiburan. pendidikan
dan periklanan bagi masyarakat Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi mengatakan ada tiga faktor mengapa Radio menjadi
kekuasaan kelima yaitu;
1. Radio Siaran Bersifat Langsung
Untuk mencapai sasaranya yakni pendengar, suatu hal
atau program yang akan disampaikan tidaklah
mengalami proses yang kompleks. Bandingkan dengan
penyebaran propaganda dengan menggunakan
pamphlet, penyebaran berita melalui surat kabar dan
media cetak lainnya.
2. Radio Siaran menembus jarak dan rintangan
Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap
memiliki kekuasan adalah bahwa radio siaran tidak
mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu,
ruangpun bagi radio siaran tidak merupakan masalah.
Bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, dengan
radio dapat dicapai.
3. Radio Siaran Mengandung daya tarik
Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran
mempunyai kekuasan adalah daya tarik yang kuat
yang dimilikinya. Daya tarik ini disebabkan dengan
sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada
padanya yaitu;
1)
Musik
2)
Kata-kata
3)
Efek suara (2003:139-143)
Dengan demikian radio membawa pendengarnya membuat imajinasi dari apa
yang didengamya sering disebut juga oleh para ahli adalah Theater Of Mind.
35
Maka perpaduan dari musik, kata-kata, serta efek suara haruslah dipadukan
dengan baik agar para pendengar dapat mengerti maksud serta tujuan dari apa
yang disampaikan pada media radio tersebut.
2.4.1
Sifat Pendengar Radio
Pendengar merupakan hal terpenting dalam berdirinya suatu stasiun radio,
dimana jumlah pendengar adalah penentu maju atau mundurnya suatu stasiun
radio karena semakin banyak suatu radio mempunyai pendengar maka semakin
banyak juga pengiklan yang ingin mengiklankan produknya di stasiun radio
tersebut. Dengan demikian agar komunikasi yang terjalin antara pendengar dan
penyiar berjalan dengan efektif, penyiar harus mengetahui apa saja yang menjadi
sifat-sifat pendengar seperti yang diungkapkan oleh Effendy dalam bukunya
Kamus Ilmu Komunikasi sebagai berikut;
a. Heterogen pendengar radio adalah massa, sejumlah
orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen
terpencar-pencar
diberbagai
tempat,
terdapat
perbedaan antar pendengar satu dengan pendengar
lainya yaitu berbeda dalam jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan dan taraf kebudayaan.
b. Pribadi, karena pendengar berada dalam keadaan
heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat
umumnya di rumah-rumah, maka suatu isi pesan akan
dapat dimengerti kalau sifatnya pribadi (personal)
sesuai dengan situasi dimana pendengar itu berada.
c. Selektif, pendengar radio siaran sifatnya selektif
maksudnya mereka akan memilih program siaran
yang disukainya. (1983:90-92)
36
Dari pengertian diatas kita dapat mengetahui bahwa pendengar radio bersifat
heterogen yang berarti terdiri dari berbagai kalangan usia, pekerjaan, status
ekonomi, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Selain itu radio juga bersifat
pribadi maka pesan yang disampaikan hendaknya dibuat dengan format pribadi
dan situasional agar lebih dapat dimengerti dan diterima oleh pendengar. Selain
itu pendengar juga selektif dalam mendengarkan radio siaran, acara yang menurut
mereka baik akan selalu didengarkan dan dinantikan tetapi juga acara tersebut
kurang menarik dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka pendengar akan
mencari program acara yang lainnya.
2.4.2
Pengertian Siaran/Penyiaran
Kata ‘siaran’ merupakan padanan dari kata “broadcast’ dalam bahasa Inggris.
Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau
rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar, atau yang
berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat
diterima melalui perangkat penerima siaran.
Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata ‘broadcasting’ memiliki
pengertian sebagai : kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran
dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau di antariksa dengan menggunakan
spektrum,
frekuensi
radio
(sinyal
radio)
yang
berbentuk
gelombang
elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya
untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat, dengan
perangkat penerima siaran. Dengan pengertian tadi, maka penyiaran radio bisa
37
disimpulkan sebagai kegiatan pemancarluasan serangkaian pesan dalam bentuk
suara, baik yang bersifat interaktif maupun yang tidak, yang dapat diterima
melalui perangkat penerima siaran secara serentak. Dengan definisi itu, maka ada
lima syarat untuk dapat terjadinya penyiaran, yaitu :
1.
Ketersediaan spektrum frekuensi radio
2.
Ketersediaan sarana pemancar atau transmisi
3.
Adanya program atau acara
4.
Ketersediaan perangkat penerima
5.
Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan
Spektrum frekuensi dapat diartikan sebagai jalur atau jalan tempat
merambatnya sinyal yang membawa suara atau gambar dan sebagainya. Jalur ini
tersebar di udara dan tidak terlihat atau terasa oleh indra manusia, tidak semua
orang dapat menggunakan spektrum frekuensi radio, karena jumlahnya terbatas.
Oleh karena itu penggunaannya harus diatur dan diawasi.
Menurut Undang-undang Penyiaran, spektrum frekuensi radio adalah
kumpulan pita frekuensi radio, yang berbentuk gelombang elektromagnetik, serta
memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi radio
yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio.
2.4.3
Radio Sebagai Media Informasi
Informasi yang disampaikan dalam sebuah radio sangat penting nilainya,
terutama informasi yang diberikan oleh sebuah stasiun radio tersebut sangat nyata
dan fakta. Setelah mengalami proses perkembangan terdapat beberapa fungsi-
38
fungsi tertentu yang dimiliki radio sebagai media komunikasi dalam penyampaian
informasi. Seperti dikemukakan oleh Masduki dalam buku Jurnalistik Radio,
ada beberapa tingkatan fungsi siaran radio, yaitu:
1. Radio sebagai media penyampaian informasi dari satu
pihak ke pihak lain.
2. Radio sebagai sarana mobilitas pendapat publik untuk
mempengaruhi kebijakan.
3. Radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua
pendapat berbeda/diskusi untuk mencari solusi
bersama yang saling menguntungkan.
4. Radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan
dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran.(2001:3)
Kutipan di atas dapat diartikan bahwa radio sangat penting bagi pendengar
yang membutuhkan informasi dan hiburan. Radio siaran dirasakan begitu
bermanfaat oleh masyarakat, hal ini disebabkan fungsi radio dalam memberikan
informasi, hiburan serta pendidikan bagi masyarakat ataupun individu. Mulanya
fungsi radio hanya tiga, yaitu memberikan hiburan (entertainment), mendidik
(educated), dan memberikan penerangan kepada khalayak (give a plain). Tetapi
selain itu fungsi radio juga sebagai sarana-sarana yang bermanfaat bagi
masyarakat, seperti yang dikemukakan di atas.
Informasi yang disampaikan melalui media massa harus menyangkut
kepentingan masyarakat umum, dan karena radio sifatnya auditif, maka informasi
yang disampaikan harus jelas. Untuk itu radio memiliki tanggung jawab yang
tinggi dalam memberikan informasi kepada pendengar, karena lazimnya
pendengar menaruh kepercayaan yang tinggi kepada radio sebagai sumber
informasi yang dapat dipercaya. Maka penting bagi pihak radio untuk memelihara
39
kepercayaan yang disampaikan kepada pendengar, yaitu dengan menyajikan
acara-acara yang baik dan berkualitas.
2.4.4
Keunggulan dan Kelemahan Radio Siaran
Selain memiliki keunggulan, radio juga memiliki kelemahan yang sifatnya
satu arah (one way traffic communication). Komunikasi hanya dari komunikator
kepada komunikan. Kelemahan ini bagi radio ditambah lagi dengan sifatnya yang
lain, yakni “sekilas dengar“. Pesan yang sampai kepada khalayak hanya sekilas
saja, begitu terdengar begitu hilang dan arus balik (feedback) tidak mungkin pada
saat itu, sehingga khalayak mengalami kesulitan dalam memahami makna
informasi yang disiarkan.
Berkaitan dengan komunikasi melalui radio, peranan daya pikat untuk
melancarkan pesan kepada komunikan sangat penting. Pemilihan dan pelaksanaan
format yang tepat pada media radio sangat berpengaruh untuk melancarkan pesan
yang akan disampaikan. Pengelola siaran dapat menyusun suatu program siaran
radio yang lebih baik, lebih sesuai, dengan dukungan bahan-bahan informasi yang
akurat. artinya, dapat mengemas pesan-pesan yang akan menjadi materi program
siaran radio yang lebih mengena dikaitkan dengan khalayak sasaran dan juga
dengan melihat kelemahan radio.
40
2.5 Pengertian Kontribusi
Secara
sederhana
pengertian
kontribusi
dalam
http://www.thefreedictionary.com/contribution adalah; Peranan yang dimainkan
oleh seseorang atau sesuatu dalam membawa akibat atau sumbangan.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa kontribusi merupakan suatu
aktifitas yang dilakukan seseorang atau suatu hal yang akan mempengaruhi
sesuatu menjadi lebih baik.
2.6 Pengertian Program Siaran
Program diartikan sebagai susunan acara yang disajikan dalam bentuk
siaran,
pagelaran
dan
sebagainya
(www.kamusbahasaindonesia.org).
Sedangkan pengertian lain dari acara atau programme adalah A performance or
series of performances, often presented at a scheduled time, esp on radio or
television. (http://www.thefreedictionary.com/programme).
Sebuah program yang baik mempunyai kualitas yang membuatnya berbeda
dari program lainnya. Perbedaan itu mungkin terdapat dalam keaslian tema atau
perlakuan. Bisa pula akibat dari penyelenggaraan penyiaran di sekitar suatu
personalitas atau suatu gambaran yang tidak biasa atau hal baru. Sebuah program
yang baik mempunyai sesuatu yang membuatnya berbeda. Untuk membuat
pendengar tetap tune in (mendengar gelombang tertentu), unsur keragaman perlu
pula mendapat perhatian dalam membuat program, misalnya dengan membuat
suatu program unggulan dan haruslah program tersebut menjadi program yang
41
interaktif dengan pendengarnya melalui saluran informasi yang ada seperti
telephone dan SMS.
Program interaktif seperti yang disampaikan, Brandt, Sasono dan
Gunawan dalam buku Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis menjelaskan
bahwa:
Program interaktif adalah program yang melibatkan
interaksi antara pembawa acara atau presenter (dengan
atau tanpa dilengkapi kehadiran pembicara yang
diundang dari luar) di studio, dengan pendengar di luar
studio (dalam beberapa kejadian, pendengar bisa juga
diundang hadir di studio). (2001:139)
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa ketika kita melibatkan
pendengar untuk berinteraksi dengan penyiar maka acara akan menjadi lebih
hidup dan lebih menarik untuk didengarkan, berbeda dengan siaran yang hanya
monolog dari penyiar saja.
2.7 Pengertian Kebutuhan
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan defmisi kepada kata kebutuhan
yaitu; Sesuatu atau hal yang ingin dimiliki dan dianggap penting (1990).
Dengan definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa kebutuhan adalah suatu hal
yang dianggap penting oleh manusia, kebutuhan manusia selalu berubah-rubah
dan bertingkat. Pada masyarakat modern sekarang kebutuhan akan informasi
menjadi suatu kebutuhan yang pokok, karena dengan informasi seseorang dapat
melihat apa yang terjadi disekitarnya dan membantu memutuskan apa yang akan
dilakukan jika suatu hal terjadi.
42
2.8 Pengertian Informasi
Definisi Informasi yang sederhana dikemunkan oleh Terry dalam Office
Management and Control menyatakan Bahwa informasi adalah data penting
yang
memberikan
pengetahuan
yang
berguna.(1962:71).
Dalam
www.thefreedictionary.com informasi dikatakan sebagai; Knowledge of specific
events or situations that has been gathered or received by communication;
intelligence or news. Dengan demikian informasi adalah data yang dianggap
penting karena dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi penerima
informasi tersebut. Pengertian lain tentang informasi dikemukan oleh Brandt,
Sasono dan Gunawan dalam bukunya Jurnalisme Sebuah Panduan Praktis,
bahwa "Informasi atau berita adalah hal barn tentang suatu peristiwa yang
penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar".(2001:68).
Selain penting suatu informasi haruslah sesuatu yang menarik minat khalayak.
2.9 Model Agenda Setting Dan Hubungannya Dengan Kontribusi Program
Acara Persib Nu Aing Di Radio Cosmo 101.9FM Dalam Meningkatkan
Kebutuhan Informasi Olahraga Pendengar Di SMP Muhamadiyah 6.
Teori Agenda Setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara
penilaian yang diberikan oleh media pada suatu persoalan dengan perhatian yang
diberikan khlayak pada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh
media akan dianggap penting juga oleh khalayak dan apa yang dilupakan media
maka akan luput juga dari perhatian masyarakat.
Teori ini menitikberatkan pada variabel media massa, variabel antara,
variabel efek, dan variabel efek lanjutan. Kontribusi program acara Persib Nu
43
Aing dalam meningkatkan kebutuhan informasi olahraga pendengar radio cosmo
101.9 FM di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, digambarkan oleh Rakhmat
dalam Metode Peneilitian Komunikasi sebagai berikut ;
Variabel
Media
Massa
Variabel
Antara
Variabel
Efek
Variabel
Efek
Lanjutan
-panjang
-penonjolan
-konflik
-sifat
stimulus
-sifat
khlayak
-pengenalan
-salience
-proritas
-persepsi
-aksi
Gambar 2.2 (2009 : 69)
Agenda masyarakat dapat diteliti dari segi apa yang dipikirkan orang
(intrapersonal), apa yang dibicarakan orang itu dengan orang lain (interpersonal),
dan apa yang mereka anggap sedang menjadi pembicaraan orang ramai
(community salience). Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan
(subsequent effects). Efek langsung berkaitan dengan issues: Apakah issues itu
ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues, mana
yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience); bagaimana issues itu
diranking oleh responden dan apakah rankingnya itu sesuai dengan ranking media
(prioritas). Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu)
atau tindakan.
Radio Cosmo sebagai salah satu media massa disadari atau tidak mempunyai
agenda setting dalam penyiarannya, peneliti ingin mengetahui kesesuaian antara
44
teori dan praktek serta hambatan dan apa upaya radio cosmo dalam meningkatkan
kebutuhan informasi olahraga pada acara Persib Nu Aing.
Download