2.1_konsep dan pendekatan sosiologi

advertisement
Bina Nusantara
I.
Latar Belakang Sosial Lahirnya Sosiologi
Sosiologi sebetulnya merupakan refleksi ilmiah
atas perubahan-perubahan yang terjadi pada
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu kita perlu
mengetahui beberapa perubahan sosial yang
mendorong lahirnya sosiologi sebagai suatu ilmu.
Bina Nusantara
Revolusi Politik
◦ Revolusi politik yang fenomenal adalah revolusi
politik yang terjadi di Perancis tahun 1789 dan
beberapa perubahan politik lainnya yang terus
berlanjut sampai abad 19. Dalam revolusi itu
terjadi situasi khaos dan ketidak tertiban.
Masyarakat tiba-tiba berubah dari organisasi
yang teratur, tertib menjadi tidak teratur.
Ketidaktertiban ini mendorong ilmuwan untuk
mereleksikan faktor sosial apa yang mungkin
bagi ketertiban sebuah masyarakat?
Bina Nusantara
◦ Revolusi Industri dan Kebangkitan Kapitalisme
Revolusi industri dan Kebangkitan Kapitalisme
ditandai transformasi ekonomi dari agrikultur
menjadi industri. Banyak orang meninggalkan dunia
pertanian dan memilih bekerja pada dunia industri
yang ditawarkan oleh pabrik-pabrik. Dalam sistem
industri ini orang bekerja dengan waktu yang lama
namun mendapat upah yang rendah.
Situasi buruh yang meperihatinkan dalam dunia
industri melahirkan gerakan-gerakan buruh yang
menentang sistem kapitalisme yang tidak adil.
Gerakan ini membawa bencana yang besar terutama
bagi masyarakat Barat. Situasi ini mendorong Karl
Marx, Emile Durkehim, Max Weber dan Geroge Simel
untuk melakukan refeleksi kritis terhadap apa yang
terjadi dalam masyarakat kapitalisme.
Bina Nusantara
◦ Kebangkitan Sosialisme
Sosialisme merupakan jawaban atau jalan keluar yang
ditawarkan oleh Karl Marx terhadap eksploitasi
terhadap manusia terutama buruh sebagaimana yang
terjadi dalam masyarakat Kapitalisme.
◦ Urbanisasi
Sejumlah besar orang pada abad 19 dan ke 20
tercerabut dari rumah mereka di pedesaan dan pergi
ke kota. Hal ini disebabkan oleh tawaran industriindustri di kota. Hal in membawa persoalan, mereka
harus menyesuaikan diri dengan kehidupa kota, kota
mengalami kepadatan penduduk, polusi, kemacetan
dan seterusnya. Alam kehidupan perkotaan dan
persoalan-persoalannya menarik perhatian para
sosiolog.
Bina Nusantara
◦ Perubahan Agama
Perubahan-perubahan sosial sebagamana yang terjadi
dalam revolusi industri, politik dan urbanisasi memiliki
pengaruh yang besar terhadap agama. Perubahan
dalam agama menarik perhatian August Comte, Emile
Durkheim Max Weber, dan Karl Marx.
◦ Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan tidak hanya diajarkan di kolesekolese atau universitas-universitas tetapi juga dalam
masyarakat secara keseluruhan. Produk teknologi dan
ilmu pengetahuan mempengaruhi setiap sektor
kehidupan.
Bina Nusantara
II.
Pengertian Sosiologi
1. Pitirim Sorokin. Menurut Sorokin, Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari;
 Hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala-gejala sosial, seperti
gejala ekonomi dengan agama, keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi,
ekonomi dan politik dan lain sebagainya.
 Hubungan timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala non sosial. Gejala non sosial
dapat berupa keadaan geografis, biologis
dan lain sebagainya.
 Ciri-ciri umum semua gejala sosial
Bina Nusantara
2. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses
sosial,
termasuk
perubahan-perubahan sosial.
Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan
antara unsur-unsur sosial yang pokok
seperti kaidah-kaidah sosial (norma-norma
sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok
sertal lapisan-lapisan sosial.
Bina Nusantara
Proses sosial
adalah pengaruh timbal balik antara
pelbagai
segi
kehidupan
bersama,
umpamanya pengaruh timbal balik antara
segi kehidupan ekonomi dengan segi
kehidupan politik, antara segi kehidupan
hukum dengan segi kehidupan agama,
antara segi kehidupan agama dengan segi
kehidupan ekonomi dan lain sebagainya.
Dan perubahan sosial merupakan bagian
dari proses sosial itu sendiri.
Bina Nusantara
Dari dua defenisi tersebut di atas ada
beberapa elemen yang dapat kita jelaskan
lebih lanjut yang merupakan hakekat dari
sosiologi itu sendiri yakni
1) sosiologi sebagai suatu ilmu;
2) masyarakat. Walaupun dua ahli tersebut di
atas tidak menyebut “masyarakat”, apa yang
sebut sebagai struktur sosial dan proses
sosial yang terjadi dalam struktur sosial itu
sendiri melahirkan apa yang kita sebut
sebagai masyarakat.

Bina Nusantara
Sosiologi Sebagai Suatu Ilmu
Sebagai ilmu pengetahuan Sosiologi memenuhi unsurunsur sebagai berikut:
 Bersifat empiris karena didasarkan pada observasi
terhadap kenyataan dan Observasi itu dan hasil atas
obeservasi itu didasarkan pada pertimbagan akal
sehat (rasional)
 Bersifat teoretis karena selalu berusaha menyusun
abstraksi dari hasil observasi. Abstraksi tersebut
merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun
secara logis yang menjelaskan hubungan-hubungan
sebab akibat, sehingga menjadi teori
 Sosiologi bersifat kumulatif. Sosiologi dibentuk oleh
teori-teori
yang
sudah
ada,
namun
terus
berkembang.
 Sosiologi
bersifat
nonetis.
Sosiologi
tidak
mempersoalkan baik buruknya fakta tertentu, tetapi
tujuannya menjelaskan fakta secara analitis.
Bina Nusantara
Masyarakat
Obyek Studi sosiologi pada dasarnya adalah masyarakat itu sendiri.
Pengertian-pengertian tentang masyarakat yang dirumuskan oleh
beberapa ahli berikut
◦ MacIver dan Page:
Masyarakat adalah suatu sistem dari
kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan
tingkah
laku
serta
kebebasan-kebebasan
manusia.
Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang disebut dengan
masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan. Dan
masyarakat selalu berubah.
◦ Ralfph Linton: Masyarakat merupakan setiap kelompok
manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur
diri
mereka
dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
◦ Selo Soemarjan: masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Bina Nusantara
◦ Auguste Comte:
Comte melihat masyarakat sebagai
keseluruhan organik. Keseluruhan pada dasarnya selalu terdiri
dari bagian-bagian yang saling tergantung. Namun menurut
Comte masyarakat lebih dari sekedar terdiri dari bagian-bagian
yang saling tergantung. Masyarakat juga menurut Comte
bersifat dinamis dan selalu berkembang. Untuk menjelaskan
tesisnya ini Comte membagi masyarakat dalam tiga tahap yakni
tahap teologis, metafisis dan positif.
Pada tahap teologis manusia percaya bahwa keteraturan sosial
diselenggarakan oleh hal-hal yang bersifat supranatural. Tahap
metafisis merupakan tahap peralihan dari tahap teologis menuju
tahap positif. Tahap metafisis ditandai oleh keyakinan akan
hukum-hukum alam yang dapat dijelaskan oleh akal budi. Dan
tahap terakhir adalah tahap positif yakni kepercayaan kepada
data-data empiris. Data-data empiris ini memungkinkan manusia
memperoleh hukum-hukum yang bersifat uniformitas.
Bina Nusantara




Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri
masyarakat sebagai berikut:
Masyarakat
merupakan
manusia yang
hidup
bersama. Tingkatan hidup bersama ini bisa dalam
dimulai dari kelompok duaan.
Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam
hidup bersama ini akan terjadi interaksi. Interaksi
yang berlangsung terus menerus akan melahirkan
sistem interaksi yang akan nampak dalam peraturanperaturan yang mengatur hubungan antara manusia.
Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu
kesatuan
Mereka merupakan satu sistem hidup bersama.
Sistem
kehidupan
bersama
menimbulkan
kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa
dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Bina Nusantara
Pendekatan Sosiologi

.
Perspektif struktural fungsional
Perspektif ini melihat masyarakat sebagai suatu sistem
yang terdiri bagian-bagian yang berbeda, namun
secara bersama menghasilkan stabilitas. Asumsi dasar
dari perspetik ini adalah masyarakat dibentuk oleh
struktur sosial yang terdiri dari pola-pola tingkah laku
yang relatif stabil. Struktur sosial yang penting adalah
bagia-bagian yang utam dalam masyarakat seperti
sistem ekonomi, sistem politik dan agama. Elemen lain
dari struktur sosial adalah
fungsi
sosial yang
mengacu pada konsekwensi bagi berjalan masyarakat
secara keseluruhan. Elemen-elemen ini terdiri dai
bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain.
Bina Nusantara

Perspekti sosial-konflik
Perspektif ini berakar pada pemikiran Karl
Marx yang membagi masyarakat atas dua
kelas yang kelas yakni kaum borjuis dan
kaum proletat. Kaum borjuis memiki kapital
untuk mengontrol alat-alat produksi,
sedangkan kaum proletar hanya sebagai
tenaga kerja. Kelas yang pertama memiliki
kekuasaan, sedangkan kelas yang lain tidak
memiliki kekuasaan. Kedua kelas ini selalu
berada dalam kemungkinan untuk saling
menguasai.
Bina Nusantara

Perspektif interaksi simbolik
Perspektif ini melihat masyarakat sebagai
suatu hasil dari interaksi individu yang
berlangsung secara terus menerus dan
berbagai konteks.
Bina Nusantara
Download