Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan - Kinerja

advertisement
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
MODUL METODE DAN TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN
KINERJA-USAID
Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807
Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46
Jakarta, 10210
Phone: +62 21 5702820
Fax: +62 21 5702832
Email: [email protected]
www.kinerja.or.id
MODUL
Metode dan Teknik Advokasi dan
Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan
Panduan bagi Fasilitator dan Pelaku Advokasi Mitra USAID-KINERJA
KATA PENGANTAR
Peningkatan pelayanan public oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat
yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.
PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis
peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kotamitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, JawaTimur,
Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program
ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand
side) di sekto rpendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha.
Di bidang kesehatan Program KINERJA mendorong daerah memperbaiki dan meningkatkan pelayanan
Kesehatan Ibu & Anak dengan focus pada Persalinan Aman, Menyusu Dini dan ASI eksklusif (atau disingkat
PA-IMD-ASI atau Save delivery, immediate breastfeeding, exclusive breastfeeding). Di bidang pendidikan
dasar Program KINERJA mendorong daerah memperbaiki dan meningkatkan pelayanan Pendidikan Dasar
dengan fokus pada pelayanan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), Distribusi Guru Proporsional
(DGP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau Operational Costs of Education Unit, Proportional
Teacher Distribution (PTD), School Based Management (SBM). Peningkatan pelayanan tersebut dimaksudkan
agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannya untuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP),
standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional atau internasional.
KINERJA juga mendorong penguatan dari sisi pengguna layanan (demand side), baik dalam partisipasi
masyarakat maupun advokasi dan pengawasan oleh elemen masyarakat dan media dalam peningkatan
pelayanan publik. Untuk lebih memudahkan para pemangku kepentingan dalam menerapkannya di lapangan
maka disusun sebuah modul “Metode dan teknik advokas & pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
berbasis standar pelayanan” yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelatihan, pendampingan, dan
pelaksanaannya. Diharapkan modul ini dapat membantu para pemangku kepentingan di daerah yang ingin
menerapkan tata kelola yang baik dalam advokasi dan pengawasan pelayanan publik berbasis standar.
Jakarta,
Januari 2014
ELKE RAPP
Chief of Party, USAID - KINERJA
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
1
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
POKOK BAHASAN
METODE
BAHAN PRESENTASI
ALAT DAN BAHAN
WAKTU
PROSES FASILITASI
BAHAN BACAAN
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
BAB II
URAIAN SINGKAT TENTANG MODUL METODE DAN TEKNIK ADVOKASI DAN
PENGAWASAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR
PELAYANAN OLEH MASYARAKAT DAN MEDIA
- Pokok bahasan
- Sasaran dan Pengguna Modul
-Tujuan
-Materi
-Sistematika
- Panduan Pelaksanaan
10
11
12
12
17
21
STANDAR PELAYANAN SEKTOR PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN IKLIM USAHA
YANG BAIK
-Pengantar
- Tujuan Pembelajaran Umum
- Tujuan Pembelajaran Khusus
- Pokok Bahasan
- Metode, Alat dan Bahan
-Waktu
- Proses Fasilitasi
- Uraian Substansi
1. Standar Pelayanan dan Implementasinya di Indonesia
26
26
27
27
27
27
28
29
29
-
-
BAB III
1
3
2. Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Pendidikan
3. Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Kesehatan
4. Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Iklim Usaha yang Baik
Bahan Pendukung
Bahan Presentasi
PAKET PROGRAM KINERJA DAN RELEVANSINYA DENGAN INDIKATOR
PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN
-Pengantar
- Tujuan Pembelajaran Umum
- Tujuan Pembelajaran Khusus
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
48
53
57
58
59
76
76
76
3
-
Pokok Bahasan
77
-
Metode, Alat dan Bahan
77
-Waktu
77
-
Proses Fasilitasi
78
-
Uraian Substansi
79
-
1.Pendahuluan
79
2. Paket Sektor Pendidikan Dasar
79
3. Paket Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
84
Bahan Bacaan
99
-Materi
-
BAB IV
99
Bahan Presentasi
100
PERUNDANGAN DAN PERATURAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR
PELAYANAN DAN HAK WARGA UNTUK MENDAPATKANNYA
114
-Pengantar
-
Tujuan Pembelajaran Umum
114
-
Tujuan Pembelajaran Khusus
115
-
Pokok Bahasan
115
-
Metode, Alat dan Bahan
115
-Waktu
BAB V
-
Proses Fasilitasi
-
Uraian Substansi
117
1. Peta Kebijakan dan Regulasi Standar Pelayanan dalam Sektor Pelayanan Publik
117
2. Kebijakan dan Regulasi Sektor Pendidikan Dasar
119
3. Kebijakan dan Regulasi Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
121
4. Kebijakan dan Regulasi Sektor Perijinan Usaha
126
-
Bahan Bacaan
139
-
Materi Pendukung
139
-
Bahan Presentasi
140
116
PENERAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BAGI PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR, KESEHATAN IBU ANAK DAN
PERIJINAN USAHA
-Pengantar
4
115
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
148
www.kinerja.or.id
- Tujuan Pembelajaran Umum
- Tujuan Pembelajaran Khusus
- Pokok Bahasan
- Metode, Alat dan Bahan
-Waktu
- Proses Fasilitasi
- Uraian Substansi
1. Arti Penting Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
2. Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik yang Aplikatif Bagi
Penyampaian Layanan Kepada Publik
3. Penerapan Prinsip Tata Kelola dalam Sektor Pelayanan Publik
4. Penerapan Prinsip Tata Kelola di dalam Implementasi Program Kinerja
5. Alat Bantu Tata Kelola Pemerintahan Untuk Mencapai Standar Pelayanan
Dalam Sektor Pelayanan Publik
6. Hubungan Standar Pelayanan Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Perijinan
Usaha dengan MSF, Media, dan Pengarus-Utamaan Gender
- Bahan Presentasi
BAB VI
148
149
149
149
149
150
151
151
152
153
155
158
164
167
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN DUKUNGAN MEDIA DALAM ADVOKASI DAN
PENGAWASAN PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PUBLIK
A.Pengantar
B. Tujuan Pembelajaran Umum
C. Tujuan Pembelajaran khusus
D. Pokok Bahasan
E. Metode, Alat dan Bahan
F.Waktu
G. Proses Fasilitasi
H. Uraian Substansi
1. Apa dan Mengapa Advokasi Diperlukan
180
180
180
181
181
181
182
184
184
2. Apa dan Mengapa Pengawasan Diperlukan
3. Keragaman Advokasi oleh Masyarakat
4. Membangun Kekuatan Secara Kolektif
5. Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
6. Dukungan Media untuk Advokasi dan Pengawasan
7. Peran Media Mendorong Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
8. Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media
I. Alat Bantu
189
194
199
201
203
208
213
215
J. Bahan Presentasi
216
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
5
BAB VII
TEKNIK DAN STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA BAGI ADVOKASI DAN
PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK
-Pengantar
- Tujuan Pembelajaran Umum
- Tujuan Pembelajaran Khusus
- Pokok Bahasan
- Metode, Alat dan Bahan
-Waktu
-
-
-
-
-
-
BAB VIII
226
226
227
227
227
227
Proses Fasilitasi
Uraian Substansi
1. Advokasi dan Pengawasan oleh Media
2. Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal
3. Elaborasi Isu Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
4. Sasaran dan Fokus Advokasi Serta Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan
Publik
5. Teknik Produksi Konten dan Strategi Penggunaan Media Mendukung Advokasi
dan Pengawasan
6. Faktor Penghambat dan Pendukung Dukungan Media Bagi Pelaksanaan
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Alat Bantu
Bahan Bacaan
Tujuan Praktek Baik
Bahan Presentasi
TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK
OLEH MASYARAKAT
A.Pengantar
B. Tujuan Pembelajaran Umum
C. Tujuan Pembelajaran Khusus
D. Pokok Bahasan
E. Metode, Alat dan Bahan
F.Waktu
G. Proses Fasilitasi
H. Uraian Substansi
1. Metode Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
244
255
260
260
260
261
274
274
275
275
275
275
276
279
279
2. Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
3. Elaborasi Isu Standar Pelayanan dalam Advokasi Peningkatan Mutu Pelayanan
Publik
6
228
231
231
233
235
238
299
310
www.kinerja.or.id
I.
4. Sasaran dan Fokus Advokasi Serta Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan
Publik
312
5. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan
318
Bahan Bacaan
322
J. Alat Bantu/Bahan Pendukung
322
K. Bahan Presentasi
323
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
7
Daftar Tabel
8
Tabel 1.1
Topik Utama dan Detil Topik
26
Tabel 2.1
Perbandingan Inti Jenis Standar
44
Tabel 2.2
Perbandingan Peranan Stakeholder Dalam Penerapan Jenis Standar
61
Tabel 5.1
Penerapan Prinsip Tata Kelola pada Program KINERJA USAID
63
Tabel 6.1
Aktor dan Cakupan Advokasi
66
Tabel 7.1
Peran Serta Media dalam Advokasi dan Pengawasan
67
Tabel 7.2
Sasaran dan Fokus Advokasi
72
Tabel 7.3
Sasaran dan Fokus Pengawasan
95
Tabel 7.4
Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Jenis Media untuk Kepentingan Advokasi
102
Tabel 7.5
Hal-hal yang Perlu Dilakukan dan Dihindari untuk Optimalisasi Peran Media
dalam Advokasi
104
Tabel 8.1
Substansi dan Target Komunikasi dalam Advokasi dan Pengawasan
134
Tabel 8.2
Tahap Persiapan
137
Tabel 8.3
Tahap Pelaksanaan
138
Tabel 8.4
Tahapan Paska Kegiatan
141
Tabel 8.5
Sasaran dan Fokus Advokasi
148
Tabel 8.6
Sasaran dan Fokus Pengawasan
149
Tabel 8.7
Tips Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan
183
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Uraian Singkat
Tentang Modul Metode
dan Teknik Advokasi dan
Pengawasan Peningkatan
Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan
oleh Masyarakat dan Media
1
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
9
BAB 1
Uraian Singkat
Tentang Modul
Metode dan
Teknik Advokasi
dan Pengawasan
Peningkatan Mutu
Pelayanan Publik
Berbasis Standar
Pelayanan oleh
Masyarakat dan
Media
POKOK BAHASAN
Kinerja USAID merupakan program dukungan bagi
peningkatan mutu pelayanan publik. Secara khusus
program mendukung sektor pendidikan (khususnya
pendidikan dasar), kesehatan (khususnya kesehatan
ibu dan anak) dan sektor iklim usaha yang baik
(khususnya perijinan usaha). Dalam pendekatan
kegiatan yang dikembangkan oleh Kinerja USAID
menekankan pendampingan dan penguatan pada
dua sisi yakni sisi supply (penyedia layanan atau
penyelenggara layanan) dan sisi demand (penerima
layanan). Modul ini melulu membahas teknik dan
metode yang harus diperankan oleh sisi demand
didalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik.
Meskipun demikian, untuk dapat lebih memahami
isu yang dibahas, kedua kelompok perlu dibekali
materi mengenai isu terkait mutu pelayanan publik.
Untuk mengukur mutu pelayanan publik, Pemerintah
sendiri telah merumuskan dasar-dasar indikator
capaian melalui standar pelayanan. Dengan
demikian pemahaman mengenai standar pelayanan
terlebih dahulu perlu disampaikan kepada kedua
Modul ini
melulu membahas
teknik dan metode yang
harus diperankan oleh
sisi demand didalam
upaya peningkatan mutu
pelayanan publik.
kelompok sasaran dari modul ini.
Pelaku dari sisi demand direpresentasikan oleh dua
grup yakni kelompok masyarakat sipil yang ada di
dalam forum multipihak (stakeholder forum) dan
kelompok media (di dalamnya termasuk jurnalis
profesional dan jurnalis warga). Kedua kelompok
inilah yang difasilitasi oleh Kinerja diperkuat agar
dapat mendorong peningkatan mutu pelayanan
publik melalui advokasi dan pengawasan terhadap
mutu tersebut.
10
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Modul ini selain berisi konsep, langkah-langkah
kegiatan. KINERJA menggunakan pedoman/
pelaksanaan, juga berisi aspek-aspek teknis tentang
modul/materi yang sudah terbukti berhasil yang
panduan bagaimana fasilitator menggunakannya
dilakukan oleh lembaga lainnya dan atau yang
dalam pelatihan. Tujuan modul ini adalah untuk
diterbitkan oleh Kementerian Penertiban Aparatur
meningkatkan pemahaman dan kemampuanpara
Negara dan Reformasi Birokrasi serta kementerian
Fasilitator/Konsultan/spesialis yang akan
terkait lainnya.Secara keseluruhan pelatihan ini
memfasilitasi kegiatan advokasi dan pengawasan
membutuhkan waktu 3 hari.
peningkatan mutu pelayanan publik berbasis
standar pelayanan dalam program Kinerja USAID.
Meskipun demikian modul ini juga dapat digunakan
SASARAN DAN PENGGUNA MODUL
oleh organisasi masyarakat sipil, organisasi media,
lembaga donor, dan lembaga lainnya untuk tujuan
yang sama serta dalam upaya penerapan hasilhasil yang dianggap berhasil (good practices) pada
daerah lain.
Modul ini terdiri 7 pokok bahasan sebagai berikut:
1. Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
2. Paket program Kinerja dan relevansinya dengan
indikator pencapaian standar pelayanan
3. Regulasi dan peraturan terkait standar
pelayanan dan hak warga untuk mendapatkannya
4. Penerapan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik bagi sektor pelayanan publik
5. Peran masyarakat dan media dalam advokasi
dan pengawasan bagi peningkatan mutu
pelayanan publik
6. Dukungan media bagi advokasi dan pengawasan
peningkatan mutu pelayanan publik
7. Metode dan teknik advokasi dan pengawasan
bagi peningkatan mutu pelayanan publik oleh
masyarakat
KINERJA tidak membuat materi-materi atau
pedoman-pedoman baru dalam pelaksanaan
www.kinerja.or.id
Pengguna modul ini adalah pelaksana kegiatan di
dalam program Kinerja dan pihak-pihak lain yang
berminat. Pelaksana dimaksud antara lain yakni:
1. Pelaku advokasi dan pengawasan yang terdiri
dari kelompok/organisasi masyarakat sipil dan
organisasi media.
2. Mitra Pelaksana program Kinerja yakni merekamereka yang terlibat dalam pelaksanaan
program Kinerja di Kabupaten/kota maupun
Provinsi.
3. Para spesialis program Kinerja USAID, baik
yang berada di kantor Jakarta, maupun yang
berada di daerah,
4. Pihak-pihak lain yang tertarik untuk
meningkatkan peran masyarakat (sipil) dan
pelaku media untuk melaksanakan advokasi
serta mengawasi proses pencapaian dan
perbaikan kualitas pelayanan publik.
Modul ini dilaksanakan melalui Lokakarya Pelatihan
atau sering disebut lokalatih. Di dalam pelatihan,
modul ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
11
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
1. Jika pelatihannya hanya diikuti oleh calon
para peserta memiliki kemampuan mendampingi
fasilitator dari atau yang hendak memfasilitasi
dan memberi bantuan teknis kepada forum,
kelompok masyarakat sipil, maka pelaksanaan
kelompok masyarakat sipil, media dan jurnalis warga
pelatihan hanya menggunakan modul 2, 3, 4, 5,
di daerah mitra KINERJA USAID.
6 dan 8.
2. Jika pelatihannya hanya diikuti oleh calon
fasilitator dari kelompok pelaku media saja
(termasuk jurnalis warga) atau yang hendak
memfasilitasi mereka, maka pelatihan hanya
menggunakan modul 2,3,4,5,6,dan 7
3. Jika pelatihan diikuti oleh calon fasilitator
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mengikuti pelatihan ini peserta
diharapkan:
1. Mampu menjelaskan tentang standar pelayanan,
yang berasal atau hendak memfasilitasi
kebijakan dan regulasinya serta prinsip-prinsip
kedua kelompok di atas bersama-sama, maka
tata kelola pemerintahan yang digunakannya.
pelatihan menggunakan semua modul yakni
2,3,4,5,6,7, dan 8
2. Memahami metode dan teknik advokasi dan
pengawasan serta
3. Memahami teknik produksi konten dan
TUJUAN
penggunaan variasi media untuk mendukung
advokasi dan pengawasan
4. Mampu mendampingi forum multi pihak didalam
melaksanakan advokasi bagi peningkatan mutu
A.Tujuan Pembelajaran Umum
pelayanan publik berbasis standar pelayanan
5. Mampu mendampingi dan memberikan bantuan
teknis bagi kelompok media dan jurnalis warga
Meningkatkan wawasan, kapasitas dan ketrampilan
didalam mendukung advokasi dan pengawasan
teknis Fasilitator (peserta) terkait standar pelayanan
bagi peningkatan mutu pelayanan publik.
pada sektor pendidikan dasar, kesehatan ibu dan
anak serta perijinan usaha; kaitannya dengan sektor
dalam program Kinerja; kebijakan standar pelayanan
dan hak warga; prinsip tata kelola pemerintahan
MATERI
yang digunakannya, peran masyarakat dan media di
dalam advokasi dan pengawasan serta metode dan
Secara keseluruhan isi modul ini dibagi 7 (tujuh)
teknis advokasi dan pengawasan oleh masyarakat
pokok bahasan yang dibagi menjadi 3 (tiga) hari,
dan media. Selain itu melalui sharing pengetahuan
adapun pembagian hari tersebut adalah:
dalam pelatihan peserta diharapkan dapat menyerap
pengetahuan dan praktek baik dari forum pelatihan
tersebut. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini,
12
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Hari 1
Pengantar 1 X 45 menit
www.kinerja.or.id
• Materi 1: Standar Pelayanan 3 X 45 Menit
• Materi 2: Relevansi dengan paket Kinerja 3 X 45 menit
• Materi 3: Kebijakan dan regulasi standar Pelayanan 3 X 45 menit
Hari 3
• Materi 6: Teknik dan Strategi Penggunaan menit
• Materi 5: Peran masyarakat dan dukungan media dalam advokasi dan pengawasan 4 X 45 menit
II
6 X 45 menit
pengawasan oleh masyarakat 6 X 45 menit
• Materi 4: Penerapan prinsip tata kelola 4 X 45 I
Media bagi advokasi dan pengawasan • Materi 7: Metode dan teknis advokasi dan Hari 2
BAB
Topik Utama
Selain penjelasan di atas, guna memperjelas setiap
BAB dan topik utama serta detail topik dari substansi
modul yang disusun, maka dapat lihat penjelasan
pada tabel di bawah ini:
Detil Topik
Pengantar
Tujuan
Penyusunan,
Sistematika
dan Cara
penggunaaan
Modul
• Pokok bahasan
• Sasaran dan Pengguna
Standar
Pelayanan
Sektor
Pendidikan,
Kesehatan dan
Iklim Usaha
yang Baik
• Standar pelayanan dan
Waktu
Referensi
/Pustaka
1 X 45
menit
Bahan/
Material
Ppt
Modul
• Tujuan
• Materi
• Sistematika
• Panduan Pelaksanaan
3 X 45
menit
implementasinya di
Indonesia
• Penerapan standar
Dokumen regulasi
tentang SPM di
masing-masing
sektor
Ppt
pelayanan dalam sektor
pendidikan
• Penerapan standar
pelayanan dalam sektor
kesehatan
• Penerapan standar
pelayanan dalam sektor iklim
usaha yang baik
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
13
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB
14
Topik Utama
Detil Topik
Waktu
Referensi
/Pustaka
Bahan/
Material
III
Paket Program
KINERJA
dan
Relevansinya
dengan
Indikator
Pencapaian
Standar
Pelayanan
• Paket sektor pendidikan
dasar dan standar pelayanan
yang digunakan
• Paket sektor kesehatan
ibu dan anak dan standar
pelayanan yang digunakan
Paket
sektor perijinan usaha
•
dan standar pelayanan yang
digunakan
3 X 45
menit
Contoh SOP dan
SPP yang telah
disusun oleh Kinerja
USAID
Ppt
IV
Perundangan dan
Peraturan
Pelayanan Publik
berbasis Standar
Pelayanan dan
Hak Warga untuk
Mendapatkannya
•Peta kebijakan dan regulasi
standar pelayanan dalam
sektor pelayanan publik
•Kebijakan dan regulasi sektor
pendidikan dasar
•Kebijakan dan regulasi sektor
kesehatan ibu dan anak
•Kebijakan dan regulasi sektor
perijinan usaha
•Hak warga dalam pelayanan
publik berbasis standar
pelayanan
3 X 45
menit
• Dokumen regulasi
terkait
ppt
V
Penerapan
Tata Kelola
Pemerintahan
yang baik
bagi Peningkatan
Mutu Pelayanan
Pendidikan
Dasar,
Kesehatan Ibu
Anak dan
Perijinan Usaha
•Arti penting tata kelola
pemerintahan yang baik
• Prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik,
beserta indikator dan
perangkat pendukungnya
• Penerapan prinsip tata kelola
dalam sektor pelayanan
publik
•Alat bantu tata kelola
pemerintahan untuk men­ca­
pai standar pelayanan dalam
sektor pelayanan publik
•Hubungan standar pelayanan
dengan forum multipihak,
media dan pengarusutamaan
gender
3 X 45
menit
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Ppt;
Handout
www.kinerja.or.id
Referensi
/Pustaka
BAB
Topik Utama
Detil Topik
Waktu
VI
Peran serta
masyarakat dan
dukungan media
dalam
advokasi dan
pengawasan
perbaikan mutu
pelayanan publik
Apa dan mengapa advokasi
diperlukan
Apa dan mengapa
pengawasan diperlukan
Keragaman advokasi oleh
masyarakat
Membangun kekuatan
kolektif
Ruang Peran Serta
Masyarakat dalam
Peningkatan Mutu
Pelayanan Publik
4 X 45
menit
Contoh kegiatan
advokasi dan
hasilnya
6 X 45
menit
• Modul Pelatihan
Jurnalisme
Warga
• Menyusun siaran
pers
• Tricks and
tips teknik
Pengelolaan
media sosial
Bahan/
Material
Ppt;
Handout/
BB/
Dukungan media untuk
advokasi dan pengawasan
Cara untuk mendapatkan
Dukungan Media
VII
Dukungan media
bagi advokasi
dan pengawasan
mutu pelayanan
publik
www.kinerja.or.id
 Advokasi dan Pengawasan
oleh Media
 Jurnalis Warga dan Media
Mainstream Lokal
 Elaborasi isu mutu
pelayanan publik berbasis
standar pelayanan
 Sasaran dan fokus advokasi
serta pengawasan
 Teknik produksi konten dan
strategi penggunaan media
mendukung advokasi dan
pengawasan
 Faktor penghambat dan
pendukung dukungan
media bagi advokasi dan
pengawasan
ppt
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
15
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB
Topik Utama
VIII
Teknik Advokasi
dan
Pengawasan
Mutu Pelayanan
Publik
oleh Masyarakat
Detil Topik
•
•
•
•
•
16
Metode advokasi dan
pengawasan peningkatan
mutu pelayanan publik
Teknik advokasi dan
pengawasan peningkatan
mutu pelayanan publik
Elaborasi isu standar
pelayanan dalam advokasi
peningkatan mutu pelayanan
publik
Sasaran dan fokus
advokasi serta pengawasan
peningkatan mutu pelayanan
publik
Faktor penghambat dan
pendukung pelaksanaan
advokasi dan pengawasan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Waktu
6 X 45
menit
Referensi
/Pustaka
•Panduan
Bahan/
Material
PPt
pelaksanaan
Survei Keluhan
berdasarkan
Kepmenpan 13
tahun 2009
• Modul Survei
Keluhan yang
dikembangkan
Kinerja USAID
Panduan
•
pelaksanaan
IKM
berdasarkan
Permenpan no
25 Tahun 2004
•Panduan
Pelaksanaan
CRC
www.kinerja.or.id
SISTEMATIKA
Modul pendampingan SPM bidang kesehatan untuk
pada pendekatan ‘comprehensive planning’, seperti
kab/kota ini terdiri dari beberapa pokok bahasan
dijelaskan dalam gambar berikut:
yang disusun secara bertahap dengan mengacu
BAB I
BAB II
Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan
Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik berbasis standar
pelayanan oleh masyarakat dan media
A.
Pokok bahasan
B.
Sasaran dan Pengguna Modul
C.
Tujuan
D.
Materi
E.
Sistematika
F.
Panduan Pelaksanaan
STANDAR PELAYANAN SEKTOR PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN IKLIM USAHA YANG
BAIK
A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran Umum
C.
Tujuan Pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses Fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I.
www.kinerja.or.id
1.
Standar pelayanan dan implementasinya di Indonesia
2.
Penerapan standar pelayanan dalam sektor pendidikan
3.
Penerapan standar pelayanan dalam sektor kesehatan
4.
Penerapan standar pelayanan dalam sektor iklim usaha sayang baik
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
17
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB III
PAKET PROGRAM KINERJA DAN RELEVANSINYA DENGAN INDIKATOR PENCAPAIAN
STANDAR PELAYANAN
A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I.
BAB IV
Paket sektor pendidikan dasar dan standar pelayanan yang digunakan
2.
Paket sektor kesehatan ibu dan anak dan standar pelayanan yang digunakan
3.
Paket sektor perijinan usaha dan standar pelayanan yang digunakan
Lampiran
PERUNDANGAN DAN PERATURAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR
PELAYANAN DAN HAK WARGA UNTUK MENDAPATKANNYA
A.
Pengantar
B.
Tujuan Pembelajaran Umum
C.
Tujuan Pembelajaran Khusus
D.
Pokok Bahasan
E.
Metode, Alat dan bahan
F.
Waktu
G.
Proses Fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I.
18
1.
1.
Peta kebijakan dan regulasi standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik
2.
Kebijakan dan regulasi sektor pendidikan dasar
3.
Kebijakan dan regulasi sektor kesehatan ibu dan anak
4.
Kebijakan dan regulasi sektor perijinan usaha
5.
Hak warga dalam pelayanan publik berbasis standar pelayanan
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
BAB V
PENERAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BAGI PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR, KESEHATAN IBU ANAK DAN PERIJINAN USAHA
A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
I.
BAB VI
Arti penting tata kelola pemerintahan yang baik
2.
Prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, beserta indikator dan perangkat
pendukungnya
3.
Penerapan prinsip tata kelola dalam sektor pelayanan publik
4.
Alat bantu tata kelola pemerintahan untuk mencapai standar pelayanan dalam sektor
pelayanan publik
5.
Hubungan standar pelayanan dengan forum multipihak, media dan
pengarusutamaan gender
Lampiran
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN DUKUNGAN MEDIA DALAM ADVOKASI DAN
PENGAWASAN PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PUBLIK
A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I.
www.kinerja.or.id
Uraian Substansi
1.
1.
Apa dan mengapa advokasi diperlukan
2.
Apa dan mengapa pengawasan diperlukan
3.
Keragaman advokasi oleh masyarakat
4.
Membangun kekuatan kolektif
5.
Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
6.
Dukungan media untuk advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
7.
Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
19
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB VII
TEKNIK DAN STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA BAGI ADVOKASI DAN PENGAWASAN
MUTU PELAYANAN PUBLIK
A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian substansi
I.
BAB VIII
Advokasi dan Pengawasan oleh Media
2.
Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal
3.
Elaborasi isu mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan
4.
Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan
5.
Teknik produksi konten dan strategi penggunaan media mendukung advokasi dan
pengawasan
6.
Faktor penghambat dan pendukung dukungan media bagi advokasi dan pengawasan
Lampiran
TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK OLEH
MASYARAKAT
A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian substansi
I.
20
1.
1.
Metode advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
2.
Teknik advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
3.
Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik
4.
Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
5.
Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
PANDUAN
PELAKSANAAN
oleh fasilitator, jika memang tidak
menyediakan pemateri khusus. Untuk
pemateri modul 7 adalah nara sumber
yang memiliki kualifikasi sebagai jurnalis
1. Tahapan Persiapan:
atau editor/redaktur.
 Alat bantu pelatihan. Pelatihan ini
A. Peserta. Semua peserta yang terlibat
menggunakan alat bantu berupa
merupakan peserta yang berasal dari
LCD proyektor dan laptop untuk
fasilitator, grup masyarakat sipil, LSM,
penyampaian materi pelatihan, diluar itu
pelaku media – baik profesional maupun
flipchart dan kertas plano serta spidol
jurnalis warga –atau kelompok lain, namun
juga disiapkan untuk sesi diskusi curah
bersedia memfasilitasi advokasi dan
pendapat dan diskusi kelompok.
pengawasan yang hendak dilakukan oleh
 Fasilitator. Seluruh sesi di dalam
program (tertentu). Peserta dapat pula
pelatihan akan dipandu oleh fasilitator.
berasal dari internal program Kinerja USAID,
Ada baiknya jumlah fasilitator untuk
maupun program-program serupa yang
pelaksanaan selama 3 hari minimal dua
mendukung dilaksanakannya advokasi
orang yakni, fasilitator dan co-fasilitator.
terhadap pelayanan publik.
Fasilitasi dapat dilakukan secara
B. Pelaksanaan. Pelatihan dilaksanakan
bergantian antar sesi. Untuk sesi-sesi
selama 3 hari dengan ketentuan beberapa
yang sudah lebih bersifat teknis dapat
hal seperti diuraikan di bawah ini:
ditangani secara bersamaan.
 Tempat dan desain ruang pelatihan.
Tempat menyesuaikan untuk kapasitas
sekitar 30 orang dengan desain kursi
melingkar atau U-shape. Flipchart
diletakkan di bagian depan samping,
papan tulis (whiteboard) dibagian depan
samping berlawanan dengan flipchart.
 Materi dan pemateri. Materi secara
 Ice breaking. Hendaknya fasilitator
menyiapkan sesi ice breaking dengan
menyiapkan game sederhana atau
sekedar gerakan sederhana untuk
pelepas penat.
C. Dokumen modul dan bahan-bahan
pendukung sebaiknya disampaikan terlebih
dahulu kepada peserta.
umum terdiri dua hal yakni substansial
terkait standar pelayanan dan
teknik serta metode advokasi dan
pengawasan. Pemateri untuk modul 1,2
2. Tahap Pelatihan:
A. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari
dan 3 diharapkan nara sumber yang
lebih kurang. Jika peserta berasal dari
fasih dengan isu dimaksud. Pemateri
dua kelompok yakni masyarakat sipil dan
modul 4,5,6, dan 8 dapat dilakukan
media, maka pelatihan akan berlangsung
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
21
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
selama 3 hari penuh. Namun jika hanya satu
kelompok saja, maka pelaksanaan akan
memakan waktu 2,5 hari saja.
B. Secara umum setiap alur dalam
pembahasan modul memiliki pola yang
sama, yakni penyampaian materi, diskusi
dan curah pendapat dan diakhiri oleh diskusi
kelompok, presentasi dan pembahasan
hasil. Untuk modul dalam Bab VII dan VIII
tambahan metode yakni bermain peran
dilaksanakan.
C. Metode Penyampaian
Pelatihan ini merupakan pelatihan bagi
..... untuk menghindari
dominasi peserta
tertentu yang kerap
berbicara, tanpa
memperhatikan peserta
yang lain – meta plan
dapat digunakan untuk
menjaring opini atau
pendapat masing-masing
peserta.
orang dewasa sehingga pendekatan yang
digunakan adalah menempatkan peserta
sebagai orang yang memiliki pengetahuan,
pada masing-masing sesi. Fasilitator
meskipun diyakini kualitas pengetahuan
juga menyampaikan hal-hal teknis
berbeda-beda. Metode penyampaian ini
seperti waktu yang digunakan, metode
dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif
penyampaian, serta kontrak sosial yang
yakni membuka seluas mungkin partisipasi
bisa disepakati (kontrak social dilakukan
dan peran aktif peserta untuk terlibat
satu kali pada saat awal pelatihan,
dalam diskusi, curah pendapat maupun
umumnya meliputi kesepakatan waktu,
penyampaian materi.
penggunaan telepon selular/suara,
Untuk mempersempit jurang pemahaman
antar peserta ada baiknya materi pendukung
(bahan bacaan) telah terlebih dahulu
disampaikan kepada peserta, sehingga
mereka dapat membaca terlebih dahulu.
Metode umum yang digunakan dalam
pelatihan ini secara berturut-turut adalah
sebagai berikut:
 Pembukaan. Setiap pembukaan sesi,
fasilitator menerangkan apa tema sesi
pelatihan ini, apa tujuan pencapaiannya
serta apa yang diharapkan dari peserta
22
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
merokok, waktu istirahat, penggunaan
kata-kata sulit). Pada awal pelatihan
fasilitator hendaknya juga menggunakan
waktu untuk melaksanakan sesi
perkenalan. Sesi ini ini ditujukan
untuk mencairkan suasana sekaligus
memperakrab hubungan antar peserta,
terutama pada saat diskusi dan curah
pendapat serta diskusi kelompok.
 Tutorial. Tutorial yang disampaikan
dalam bentuk penyampaian materi
dilakukan oleh nara sumber ataupun
www.kinerja.or.id
fasilitator. Materi yang disampaikan
serta waktu yang digunakan serta
kepada peserta merupakan materi yang
hasil yang ingin dicapai. Ada baiknya
telah disiapkan berupa materi dalam
di dalam diskusi kelompok fasilitator
format presentasi melalui alat bantu
menggunakan pertanyaan kunci
LCD projector dan computer/notebook.
untuk memancing peserta/kelompok
menjawab melalui hasil diskusi.
 Diskusi dan Curah Pendapat.
Diskusi kelompok juga didorong untuk
Setelah selesai penyampaian materi
memilih pimpinan kelompok dan
atau diskusi kelompok, peserta diberi
sekretarisnya. Hasil diskusi kelompok
kesempatan untuk dapat memahami
dapat dituangkan dalam file presentasi
materi dengan baik. Sesi pertanyaan
ataupun rumusan-rumusan yang
dan klarifikasi diberikan agar peserta
disusun dalam kertas flipchart.
dapat mengutarakan apa yang ingin
disampaikan terkait pendalaman
 Bermain Peran/Role Playing.
materi, klarifikasi serta penyampaian
Tujuan dari metode ini adalah: 1)
argument lain yang dapat memperkuat
agar peserta dapat menghayati
atau memberikan pengayaan arti.
dan mengukur berbagai peran dari
Jika diperlukan – untuk menghindari
pihak lain, 2) peserta dapat belajar
dominasi peserta tertentu yang kerap
bagaimana membagi tanggung jawab
berbicara, tanpa memperhatikan peserta
serta mengerti bagaimana mengambil
yang lain – meta plan dapat digunakan
keputusan dalam situasi kelompok
untuk menjaring opini atau pendapat
secara spontan, dan 3) diharapkan
masing-masing peserta.
dapat merangsang peserta untuk
berpikir dan memecahkan masalah
 Diskusi Kelompok. Diskusi kelompok
merupakan salah satu metode yang
ditujukan untuk menjaring kesatuan
pendapat, membahas kasus atau
merumuskan satu rencana bersama.
terkait isu yang dibahas.
Secara teknis metode ini untuk
mengajak peserta
menghayati peran
Dalam pelatihan ini metode diskusi
kelompok digunakan untuk menjawab
salah satu tujuan dimaksud. Di dalam
diskusi kelompok peserta dibagi dapat
berdasarkan latar belakang yang sama,
kesamaan ide, ataupun ditunjuk secara
acak. Fasilitator perlu menentukan
metode pengelompokan peserta,
Hasil diskusi
kelompok dapat
dituangkan dalam file
presentasi ataupun
rumusan-rumusan
yang disusun dalam
kertas flipchart.
menentukan alat yang digunakan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
23
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik
Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
masing-masing dan menjalankan
skenario isu yang diangkat. Peserta
harus berperan sesuai dengan fungsi
o Akhiri kegiatan pada waktu situasi
pembicaraan mencapai ketegangan.
o Akhiri kegiatan dengan diskusi pleno
dari skenario masing-masing. Untuk
untuk bersama-sama memecahkan
itu beberapa petunjuk yang harus
masalah persoalan yang ada pada
diperhatikan dalam penerapan metode
kegiatan bermain peran tersebut.
ini yaitu:
o Isu dan kasus telah ditetapkan
terlebih dahulu. Sampaikan kepada
peserta mengenai isi dari masalahmasalah dalam konteks cerita
tersebut.
o Tetapkan peserta yang dapat atau
yang bersedia untuk memainkan
peranannya di depan kelas.
o Jelaskan kepada peserta lain
o Jangan lupa menilai hasil bermain
peran tersebut sebagai bahan
pertimbangan lebih lanjut.
o Tujuan khusus yang hendak dicapai
supaya dirumuskan terlebih dahulu,
terutama tentang pola tingkah laku
atau watak tertentu yang akan
ditanamkan ke dalam peserta.
 Kesimpulan. Fasilitator menyampaikan
hal-hal penting (highlight) yang didapat
yang tidak terlibat dalam kegiatan
dari diskusi dan curah pendapat serta
tersebut, peranan mereka saat
diskusi kelompok. Catatan penting
kegiatan sedang berlangsung.
bersifat teknis di dalam pelaksanaan
o Beri kesempatan kepada para
sebaiknya juga dikemukakan.
pelaku untuk berunding beberapa
menit sebelum mereka memainkan
peranannya.
24
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Standar Pelayanan
Bidang Pelayanan Sektor
Pendidikan, Kesehatan dan
Iklim Usaha yang Baik
2
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
25
PENGANTAR
BAB 2
Standar
Pelayanan Bidang
Pelayanan Sektor
Pendidikan,
Kesehatan dan
Iklim Usaha yang
Baik
Materi di dalam modul ini akan membahas berbagai
hal terkait standar pelayanan, mulai dari perdebatan,
perbedaan perlakuannya, dukungan regulasi,
sampai bagaimana penerapannya pada masingmasing sektor terkait. Peta mengenai standar
pelayanan juga disajikan terutama terkait tiga
standar pelayanan utama yakni standar pelayanan
minimal (SPM), standar pelayanan publik (SPP) dan
standar operasional prosedur (SOP). Materi dalam
modul ini juga akan membahas bagaimana standar
pelayanan diacu pada tiga sektor pelayanan publik,
yakni sektor pendidikan, kesehatan dan iklim usaha
yang baik.
Modul pada bagian ini secara umum ingin memberi
dasar pemahaman mengenai standar pelayanan
kepada peserta untuk kepentingan pembahasan
pada modul-modul berikutnya yang masih akan
.......
peserta
akan memiliki
pemahaman
tentang konsep
service standard
.......
terkait.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mendapatkan materi dari modul ini
peserta diharapkan mengetahui apa saja jenis dan
mutu pelayanan publik yang menjadi hak warga
berdasarkan standar pelayanan. Sektor pelayanan
publik yang dicakup dalam modul ini dibatasi dengan
26
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
METODE, ALAT
BANTU DAN BAHAN
dua sektor pelayanan publik dasar dan satu sektor
pelayanan publik terkait perijinan usaha. Dengan
mengetahui indikator pencapaian di dalam standar
pelayanan masing-masing akan terkait dengan
Ketiganya terkait dengan dukungan program Kinerja
1. Metode
a.Tutorial.
USAID.
b. Diskusi dan curah pendapat.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
c. Diskusi kelompok
2. Alat Bantu
a.Flipchart
1. Peserta mengenali berbagai standar
b. LCD Projector dan Komputer.
pelayanan yang menjadi kewajiban negara.
c. Kertas plano dan spidol
2. Peserta memahami standar pelayanan yang
wajib diberikan pada sektor pendidikan,
kesehatan, dan iklim usaha.
3. Bahan
a. Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
3. Peserta memahami kendala pelaksanaan
digital yang berisi presentasi slide-slide
standar pelayanan pada sektor pendidikan,
dengan menggunakan software presentasi.
kesehatan, dan iklim usaha.
4. Peserta menyadari bahwa pemahaman atas
standar pelayanan menjadi dasar advokasi
WAKTU
dan partisipasi masyarakat.
POKOK BAHASAN
4 X 45 menit
1. Pengertian dan definisi berbagai standar
pelayanan
2. Penerapan standar Pelayanan dalam sektor
pendidikan dasar
3. Penerapan standar Pelayanan dalam sektor
kesehatan ibu dan anak
4. Penerapan standar Pelayanan dalam sektor
iklim usaha yang baik
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
27
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
PROSES FASILITASI
Arti Penting
Standar
Pelayanan
(45 menit)
Pengantar
(5 menit)
Kesimpulan
(10 menit)
Diskusi Presentasi
Kelompok Pembahasan
Indikator SPM dan
Implementasinya
(80 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
Pengantar
Diskusi Kelompok
(10 menit)
terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat membagi
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
secara adil peserta-peserta yang ingin bertanya
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
atau menjawab dengan meminta mereka
menyampaikan hal penting terkait penerapan
menyampaikan pertanyaan dan respon secara
Standar Pelayanan serta relevansinya dengan
singkat namun jelas dan diketahui maksudnya.
tujuan utama pelatihan ini.
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
4. Diskusi kelompok. Sebelum diskusi dimulai,
fasilitator menyampaikan hal-hal sebagai
narasumber untuk menyajikan materi mengenai
berikut:
standar pelayanan, SPM, SPP dan SOP pada
a. Penjelasan mengenai tugas yang harus
sektor pendidikan dasar, kesehatan ibu dan
diselesaikan di dalam diskusi kelompok.
anak serta iklim usaha yang baik. Penyajian
Tugas tersebut adalah merumuskan
dilakukan dalam power point yang juga didukung
3indikator pencapaian SPM pada masing-
dengan naratif selama 45 menit.
masing sector dan contoh penerapannya
3. Diskusi dan Curah Pendapat.Sesi Tanya jawab
disertai penjelasan terkait pelaksanaan
dilaksanakan selama 30 menit dengan sebanyak
standar pelayanan pada masing-masing
mungkin melibatkan peserta yang aktif bertanya
sektor.
maupun merespon pertanyaan. Fasilitator tidak
28
Diskusi dan
Curah Pendapat
(30 menit)
b. Masing-masing kelompok membahas
menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan
satu sektor. Jika kelompok lebih dari tiga,
yang diajukan peserta, namun menawarkan
maka ada sektor yang dibahas oleh lebih
kepada peserta lain untuk merespon atau
dari satu kelompok. Sektor yang dibahas
menjawab, sehingga dibangun diskusi yang
oleh kelompok ke empat adalah sektor
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
pendidikan dan masing-masing kelompok
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
sektor pendidikan dibagi isu yang berbeda
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
satu sama lainnya.
kelompok menyampaikan hasil maksimal
5 – 7 menit dan dilanjutkan dengan
c. Pembagian waktu dalam diskusi adalah
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
diskusi serta klarifikasi atas hasil yang
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
disampaikan masing-masing kelompok.
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
Fasilitatormemandu proses diskusi dan
dan mencatat. 40 menit selanjutnya
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
diskusi yang dapat digunakan sebagai
dan sisanya 37 menit kembali ke sesi pleno
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
untuk membahas hasil diskusi masing-
5. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan
masing kelompok.
menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
d. Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
jawab dan hasil diskusi kelompok.
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
diskusi.
URAIAN SUBSTANSI
e. Fasilitator mengatur pembagian kelompok
sedemikian rupa sehingga masing-masing
kelompok beranggotakan antara 5 sampai 9
peserta.
f. Selama diskusi kelompok berlangsung,
fasilitator memastikan diskusi pada
1. Standar Pelayanan dan Implementasinya di Indonesia
masing-masing kelompok berjalan dan
setiap anggota kelompok terlibat dalam
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
a. Latar Belakang
Dari berbagai jenis pengelolaan pelayanan
publik yang disediakan oleh pemerintah,
memunculkan beberapa persoalan
Selama
diskusi kelompok
berlangsung, fasilitator
memastikan diskusi pada
masing-masing kelompok
berjalan dan setiap anggota
kelompok terlibat dalam
diskusi secara
aktif.
www.kinerja.or.id
dalam hal penyediaan pelayanan publik.
Persoalan-persoalan tersebut diidentifikasi
Wright (dalam LAN, 2003: 16) sebagai
berikut:
•
Kelemahan yang berasal dari sulitnya
menentukan atau mengukur output
maupun kualitas dari pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah.
•
Pelayanan yang diberikan pemerintah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
29
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
•
memiliki ketidakpastian tinggi dalam hal
out effect, dimana pemerintah lebih
teknologi produksi sehingga hubungan
berperan sebagai kompetitor pemain pasar
antara output dan input tidak dapat
lainnya, perlu diatur secara jelas, mana
ditentukan dengan jelas.
barang dan jasa yang harus diserahkan ke
Pelayanan pemerintah tidak mengenal
swasta, mana yang dapat dikerjakan secara
“bottom line” artinya seburuk apapun
bersama-sama, dan mana yang murni
kinerjanya, pelayanan pemerintah tidak
dikerjakan oleh pemerintah.
mengenal istilah bangkrut.
•
Berbeda dengan mekanisme pasar yang
Setelah satu dasawarsa desentralisasi,
memiliki kelemahan dalam memecahkan
Indonesia telah melahirkan berbagai
masalah eksternalities, organisasi
kebijakan yang mendukung daerah
pelayanan pemerintah menghadapi
dalam meningkatkan pelayanan kepada
masalah berupa internalities. Artinya,
masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan
organisasi pemerintah sangat sulit
Pemerintah adalah reformasi dalam
mencegah pengaruh nilai-nilai dan
penentuan standar pelayanan dasar/publik
kepentingan
dan melakukan sosialisasi tentang standar
para birokrat dari kepentingan umum
tersebut kepada Pemerintah Daerah dan
masyarakat yang seharusnya dilayaninya. Di
Unit Pelaksana Teknis Daerah ( UPTD).
sisi lain, sektor swasta berperan dalam hal
Standar-standar yang dimaksud, antara lain:
penyediaan barang dan jasa yang bersifat
•
privat. Situasi persaingan selalu timbul
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
(NSPK)
dalam penyelenggaraan penyediaan barang
dan jasa oleh sektor swasta. Ada kalanya
pemerintah juga menyediakan layanan
barang privat. Untuk
menghindari crowding
•
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
•
Standar Pelayanan Publik (SPP)
•
Standard Operating Procedures (SOP)
•
Standar berkaitan akreditasi ISO
(International Organization for
Standardization)
Hasil diskusi
kelompok dapat
dituangkan dalam file
presentasi ataupun
rumusan-rumusan
yang disusun dalam
kertas flipchart.
Oleh karena semua jenis standar
diperkenalkan dan dipromosikan hampir
secara simultan oleh berbagai instansi
pemerintah, “kekayaan” ini cenderung
dipandang menjadi suatu beban
daripada suatu bantuan bagi daerah.
Keanekaragaman sifat, dasar hukum, dan
sponsor/pendorong standar berbeda-beda
30
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
menjadi ukuran kualitas dan tingkat
Untuk menghindari
crowding out effect, dimana
pemerintah lebih berperan
sebagai kompetitor
pemain pasar lainnya,
perlu diatur secara jelas,
mana barang dan jasa
yang harus diserahkan
ke swasta, mana yang
dapat dikerjakan secara
bersama-sama, dan mana
yang murni dikerjakan oleh
pemerintah.
kepuasan pengguna layanan.
b.
Pemetaan Jenis Standar
Penting sekali bagi daerah untuk
memahami secara utuh (komprehensif)
atas perbedaan jenis standard, kelebihan
masing-masing jenis standar, dan
hubungan antar jenis standar. Dengan
persiapan yang dalam ini, aktor-aktor
dapat memutuskan dengan pikiran jernih
bagaimana serangkaian standar dapat
diterapkan di suatu daerah agar tercapai
hasil yang maksimal - sesuai dengan
kebutuhan, kapasitas dan faktor lain di suatu
daerah. Untuk membantu para pihak yang
berkepentingan (stakeholder) mencapai
tersebut mengakibatkan kompleksitas dan
beban kerja yang berat. Hakekat standar
dan keterkaitan antar standar belum
dijelaskan secara memadai di semua
daerah, dan upaya sosialisasi cenderung
berjalan secara terpisah-pisah. Banyak
aktor di daerah menyambut inisiatif-inisiatif
sponsor berbagai jenis standar dengan baik,
pengertian yang memadai/utuh, KINERJA
mempersiapkan suatu perbandingan antar
jenis standar (Tabel 1). Perbandingan
ini dimaksudkan untuk membandingkan/
menkonstatasikan perbedaan dan
juga kesamaan antar jenis standar dari
aspek sifat, hukum, akarnya dan aspek
kelembagaan.
tetapi akhirnya mengeluh bahwa secara
keseluruhan standar-standar menimbulkan
kebingungan dan melampaui kapasitas
daerah untuk menerapannya. Situasi ini
disayangkan, karena semua jenisstandar,
apabila dikenal dengan baik dan diterapkan
sesuai sifatnya, sesungguhnya dapat
meningkatkan akses pelayanan publik,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
31
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Tabel 1: Perbandingan inti jenis standar
32
NSPK
SPM
Sifat inti
Berkaitan berbagai aspek
pelayanan publik yang
menjadi kepentigan nasional;
efisiensi, keselamatan,
pemerataan, mutu dll.
Berkaitan berbagai aspek
pelayanan yang menjadi
kepentigan nasional/
internasional; jangkauan yang
merata dan mutu pelayanan
dasar
Unit pemerintah/ badan
pendukung
Koordinasi oleh MoHA;
Menteri-menteri menyusun
peraturan
Koordinasi oleh MoHA/Tim
Konsultasi/ DPOD;
Menteri-menteri menyusun
peraturan
Dasar hukum
PP 38/2007 (pembagian
urusan)
PP lain sektoral (misalnya
PP 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan)
UU 32/2004 tentang
pemerintahan daerah dan PP
65/2005 tentang SPM
Kewajiban menerapkan
standar
Wajib (kalau urusan
dilaksanakan)
Wajib untuk pelayanan dasar
Asal historis standar
Juklak/Juknis sebelum
era desentraliasi perlu
disesuaikan; lahir NSPK
Lahir dalam PP 25/2000;
Permen2 keluar 2001, namun
konsep perlu dikembangkan
lagi; ronde kedua di 2008
Penentu standar
Menteri-menteri melaui
Peraturannya masing-masing
Menteri-menteri melaui
Peraturannya masing-masing
(13 sampai hari ini)
Instansi daerah yang relevan
Instansi yang melaksanakan
urusan yang dibarengi NSPK
Dinas, dan UPTD dlm. sektor
yang mempunyai SPM
Pelayanan sasaran
Pelayanan apapun yang
mempunyai aspek teknis
Pelayanan dasar (urusan
wajib)
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
SPP
SOP
ISO
Berkaitan berbagai aspek
pelayanan publik yang
merupakan praktek yang
baik: transparansi dan
informasi, kepastian, ongkos
yang dijang­kau, mekanisme
komplain dll.
Berkaitan berbagai aspek
pelayanan publik, dengan
fokus pada konsistensi dalam
prosedur dan hasil
Berkaitan komitmen suatu
unit pelaksana pelayanan
publik terhadap mutu
pengelolaan dan hasil
yang memuaskan klien –
pendekatan manajemen
Kempan mendorong daerah
dan pihak lain langsung
Instansi penyedia pelayanan/
badan akreditasi/Menteri2
Promosi dari Kempan;
Instansi penyedia pelayanan/
badan akreditasi
UU 25/2009 tentang
Pelayanan Publik
Contoh: SOP yang berada
dalam SNP (lihat NSPK).
Juga badan akreditasi
Badan internasional
Wajib untuk pelayanan public
Tergantung instansi (kecuali
SOP yang merupakan NSPK)
Wajib kalau mendapat
akreditasi
Mulai awal 2000s, namun
belum punya dasar hukum
yang kuat, sampai keluar UU
25/2009
Telah lama diupayakan,
namun pupularitas meningkat
tahun 2000s
Mulai didorong pertengahan
2000s oleh Kempan
Kerangka dari Kempan, dan
spesifik oleh instansi/UPTD
yang relevan
Instansi daerah yang relevan;
badan akreditasi kalau
relevan
International Organization for
Standardization
Terutama UPTD
UPTD
UPTD
Pelayanan apapun yang
menyentuh public
Berkaitan pelayanan apapun
Khususnya RS, Puskesmas,
OSS
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
33
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
34
NSPK
SPM
Kapasitas pelaksana yang
diperlukan
Sedang; khusunya aspek
teknis
Sedang-tinggi; aspek
perhitungan biaya dan
integrasi dalam perencanaan/
anggaran paling rumit
Fokus ongkos penerapan
Tuntutan NSPK dapat
berimplikasi biaya (e.g.,
pilihan teknologi)
Jangkauan/mutu sesuai
target pencapaian yang diatur
oleh Menteri2
Dasar hukum di daerah
Kurang jelas kalau diperlukan
Kurang jelas kalau
diperlukan; terdapat Perda &
peraturan KDH
Pelaporan/ pengendalian
Pelaporannya tergantung
kategori dalam NSPK.
Menteri2 seharusnya
memonitor penerapan NSPK
Pencapaian SPM dilaporkan
kepada KDH dan kepada
Menteri yang bersangkutan.
Menteri memonitor
pencapaian SPM
Sanksi untuk pengabaian
Tergantung kategori NSPK
Belum jelas
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
SPP
SOP
ISO
Rendah-sedang; aspek
mekanisme komplain dan
survei kepuasan paling rumit
Rendah-sedang; perlu
pengertian “business proses”
Tinggi, oleh karena
merupakan pendekatan yang
menyeluruh
Ongkos mengembangkan
SPP; SPP cenderung
prosedural, namun mutu staf
dapat berimplikasi dana
Ongkos awal untuk
mengembangkan SOP
Ongkos akreditasi dan
monitoring secara berkala
cukup tinggi
Masing-masing UPTD
mempunyai panduan, dan
service charter
Pedoman internal UPTD/
dokumen akreditasi
Dokumen akreditasi dari
badan akreditasi
Belum keluar PP yang akan
menjelaskan.
Sistem ombudsman?
Kalau SOP intern saja – tidak
ada pelaporan. Untuk yang
berasal dari badan akreditasi,
sesuai tuntutan badan
Sesuai tuntutan ke badan
akreditasi nasional (di bawah
ISO)
Belum jelas
Badan akreditasi dapat tarik
statusnya
Badan akreditasi dapat tarik
statusnya?
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
35
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Sebagian standar merupakan kewajiban (NSPK/
masyarakat yang kurang puas dengan pencapaian
SPM/sebagian dari SPP/sebagian dari SOP). Untuk
SPM dapat mengunakan jalur Ombudsman (Pusat
sebagian SPP, SOP dan standar berkaitan akreditasi
atau Daerah) untuk pengaduannya. Selain contoh
ISO, pengembangan atau penerapannya tergantung
ini, banyak pertanyaan lain yang masih menunggu
instansi/unit pelaksana – tidak ada keharusan
klarifikasi, dan upaya klarifikasi sebaiknya dilakukan
yang berasal dari Pemerintah. Pencapaian atau
secara terkait oleh pihak nasional yang berperan
penerapan standar sangat tergantung pada
mensponsori berbagai jenis standar.
kapasitas aktor di daerah, dan jenis standar yang
dihadapi. Ada standar yang menuntut kapasitas
Dilihat secara menyeluruh, dapat dimengerti jika
yang tinggi (misalnya beberapa SPM), dan ada
penerapan semua jenis standar secara simultan
yang lebih mudah diterapkan (berbagai SOP
menjadi tantangan yang kurang layak diupayakan
yang sepenuhnya dikembangkan secara intern).
untuk kebanyakan daerah. Oleh karena itu,
Kapasitas yang dimaksudkan termasuk aspek
sebaiknya masing-masing daerah memutuskan
keuangan. SPM sangat berimplikasi pendanaan
secara bijaksana bagaimana memanfaatkan dari
karena terfokus pada jangkauan/akses, mutu
kekayaan standar yang didorong oleh berbagai
pelayanan, dan tata kelola. Beberapa dari SOP/
“sponsor.”
SPP lebih menekankan prosedur internal sebuah
organisasi, dan tidak menuntut pendanaan yang
besar untuk membenahi prosedur tersebut.
c. Hakekat Jenis Standar
Penerapan berbagai standar juga dimudahkan
oleh peraturan perundang-undangan yang jelas
(NSPK)
dan menyentuh hal yang penting. Sebaliknya,
masih banyak hal yang perlu diklarifikasi untuk
berbagai jenis standar. Misalnya, dalam UU
25/2009 masyarakt diberikan hak untuk mengajukan
pengaduan kepada Ombudsman. Masih belum jelas
apakah Ombudsman daerah juga dapat menangani
pengaduan dari unit pelayanan pemerintah daerah/
UPTnya atau hanya Ombudsman yang dibentuk
oleh Pemerintah1. Lagipula, belum jelas apakah
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
Sebelum era desentralisasi dan reformasi,
peranan unit dekonsentrasi (perpanjangan
pemerintah pusat seperti Kantor Wilayah dan
Kantor Departemen), sangat berperan di daerah.
Perangkat daerah melaksanakan beberapa
urusan, namun daerah diberikan ruang gerak
yang terbatas. Peranan instansi di daerah,
apakah “dekon” atau otonom, sering diberikan
koridor yang agak sempit melalui petunjuk
pelaksanaan - Juklak (yang menekankan aspek
1 Isu ini digugat oleh beberapa daerah sampai ke
Mahkamah Konstitusi. Perlu juga dicatat bahwa
lembaga ombudsman belum terbentuk di semua
propinsi dan kabupaten/kota (sebagai lembaga Pusat
atau daerah)
36
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
peranan dan prosedural) dan petunjuk teknis
(Juknis). Juklak biasannya dikeluarkan oleh
Departemen Dalam Negeri (pembinaan umum),
sedangkan Juknis biasannya dikeluarkan oleh
www.kinerja.or.id
departemen-departemen sektoral (pembinaan
teknis).
Peranan
instansi di daerah,
apakah “dekon” atau
otonom, sering diberikan
koridor yang agak sempit
melalui petunjuk
pelaksanaan ...
Dengan desentralisasi yang sangat dalam
(dikatakan Big Bang oleh pengamat luar),
kebanyakan urusan berkaitan pelayanan
dasar/pelayanan publik,2 diserahkan kepada
kabupaten/kota. Pedoman-pedoman yang
dulu menjadi alat mendukung Kanwil/
Kandep dan unit otonom di daerah, sebagian
menjadi kurang relevan lagi (khususnya
Juklak) mengingat perubahan drastis dalam
diselesaikan pada 2009, sesuai ketentuan PP
sistem pemerintahan; dari pendekatan
38/2007), dan harus dilakukan dalam semua
sentralistis ke pendekatan desentralisasi.
bidang urusan (31) yang tidak menjadi bidang
Konsekuensinya, perlu disesuaikan berbagai
esklusif Pemerintah. Tentu, tidak semua
juklak/juknis agar mencerminkan letak urusan
urusan yang sekarang dipegang daerah perlu
dan hubungan kelembagaan baru, dengan
NSPK, atau perlu NSPK yang “berat/tebal.”
terutama memperhatikan pembagian urusan
“Campur tangan” Pemerintah dalam urusan
pemerintahan yang diuraikan secara rinci
otonom hanya dapat dijustifikasi oleh karena
dalam Peraturan Pemerintah (awalnya dalam
pembagian urusan sebagaimana terdapat
PP 25/2000, kemudian diperbaharui dalam
dalam PP 38/2007 tetap perlu penjelasan
PP 38/2007). Pedoman-pedoman baru, yang
yang operasional. Kementrian-kementrian
relevan bagi daerah, tidak lagi dinamakan
sebenarnya dapat dengan cepat menyelesaikan
“juklak/juknis,” melainkan diberikan singkatan
NSPK apabila mereka memanfaatkan
“NSPK” (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria).3
(menyesuaikan) juklak/juknis yang telah ada
agar mencermin pengaturan kelembagaan yang
Proses penyesuaian pedoman-pedoman
terdesentralisasi.
tersebut telah mulai tahun 2007 (seharusnya
2 Pelayanan dasar adalah “jenis pelayanan publik yang
mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
pemerintahan.” (Pasal 1(8) PP 65/2005)
3 Pelayanan dasar adalah “jenis pelayanan publik yang
mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
pemerintahan.” (Pasal 1(8) PP 65/2005)
www.kinerja.or.id
Terdapat departemen-departemen yang
menyesuaikan/mengkomfirmasikan NSPK
dengan tetap mengunakan nama produk hukum
yang lama. Misalnya, Kementrian Pendidikan
Nasional mengunakan istilah Standar Nasional
Pendidikan (SNP) untuk suatu paket standar
yang telah lama dikembangkan dan telah
familiar bagi stakeholders sektor pendidikan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
37
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Terdapat juga kementrian-kementrian yang
Pemerintah No. 65/2005 dan peraturan lanjutan
mengeluarkan paket parsial atau lengkap
lainnya menambah rincian tentang konsep SPM.
yang diperbaharui dengan judul yang memuat
istilah “NSPK.” Ternyata tidak ada cara
Beberapa Kementerian mulai menerbitkan
yang baku dalam penyusunan instrumen
berbagai peraturan tentang SPM pada tahun
kementrian tentang NSPK. Oleh karena
2001, sabagai respons terhadap PP 25/2001.
itu, para stakeholders perlu waspada; dapat
Namun, dianggap SPM dalam babak ini terlalu
terjadi bahwa suatu kementrian mengeluarkan
ambisius, khususnya tuntutan pendanaan.
instrumen baru dengan judul “NSPK”, namun
Lagipula, formulasinya kurang jelas, dan
kementrian itu tetap menjalankan instrumen lain
kurang layak dikendalikan melalui sistem data/
yang juga bersifat NSPK (yang juga disesuaikan
pelaporan yang ada pada saat itu. Pada fase ini
atau mungkin masih lama/kontradiktif).
muncul juga banyak debat dan kesalahpahaman
atas SPM, yang perlu banyak diskusi dan
Dalam mengkonfirmasi/mengembangkan
klarifikasi. Misalnya, telah jelas sekarang ini
NSPK, diharapkan bahwa pembinaan dari
bahwa daerah dapat mengejar SPM lebih cepat
Pemerintah diimbangi dengan hak otonomi
daripada sasaran periodik yang ditentukan
daerah. Oleh karena itu, praktek yang baik
Pemerintah, dan daerah dapat meningkatkan
dalam menyusun/memperbaharui NSPK
SPM pendidikan (9 tahun wajib belajar sekarang
adalah untuk membatasinya pada prinsip/
ditingkatkan di berbagai daerah menjadi 12
kepentingan nasional yang pokok, seperti yang
tahun wajib belajar). Lagipula, lebih jelas
berikut: pemerataan akses pada pelayanan,
bahwa tidak ada, dan tidak perlu, dana khusus
mutu pelayanan, keselamatan, perlindungan,
atau organisasi khusus di daerah untuk
kenyamaan, efisiensi, keseragaman/
SPM; pencapaian SPM merupakan kegiatan
kebangsaan.
inti daerah, dan segala sumber daya perlu
memprioritaskan pencapaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar pelayanan minimal (SPM) adalah hak
warga negara yang tertuang dalam konstitusi,
Undang-Undang dan Konvenan Internasional.
Sebagaimana diatur dalam UU No. 32/2004,
penyelenggaraan urusan wajib (yang bersifat
pelayanan dasar) berpedoman pada standar
pelayanan minimal. Standar yang dimaksudkan
ditetapkan oleh Pemerintah dan diperkirakan
akan dicapai secara bertahap. Peraturan
38
SPM. Organisasi daerah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
.....
mungkin karena
daerah dibebani
dengan terlalu banyak
tuntutan melapor,
dengan format yang
berbeda-beda.
www.kinerja.or.id
dapat disesuaikan agar pelayanan yang
karena sistem pelaporan5 belum berjalan
dimaksudkan menonjol, namun tidak perlu
semestinya, mungkin karena daerah dibebani
menambah unit-unit khusus sepertinya SPM
dengan terlalu banyak tuntutan melapor, dengan
adalah suatu “proyek” tambahan.
format yang berbeda-beda. Kelihatan bahwa
beberapa kementrian (seperti Pendidikan
Tahun 2008, setelah dikeluarkan PP 65/2005
Nasional) hanya mengetahui status sistem
dan peraturan pelaksana yang sangat
pendataan dan pencapaian SPM di beberapa
operasional, Tim Konsultasi antar departemen
daerah, melalui upaya pilot misalnya. Walaupun
membantu DPOD mempedomani departemen-
informasi atas status penerapan SPM agak
departemen dan menyaring usulan SPM
cepat, namun daerah mengalami kesulitan
dari departmen, dengan kriteria yang lebih
dalam penerapan SPM. Dukungan bersifat
sesuai konsep yang tertuang dalam PP
pengembangan kapasitas masih terbatas,
65/2005. Kini, 13 Menteri mengeluarkan
khususnya untuk pengintegrasian SPM dalam
SPM yang disaring melalui proses baru.
proses perencanaan/penganggaraan dan
Walaupun masih belum sempurna, daftar
metode menghitung biaya yang diperlukan untuk
SPM sekarang ini lebih berguna bagi semua
menutupi kesenjangan dalam pencapaian SPM.
4
pihak. Diharapkan masyarakat akan lebih
jelas atas pelayanan dasar yang mereka dapat
mengklaim. Pemerintah daerah akan lebih
jelas atas pencapaian yang diharapkan dalam
suatu periode jangka menengah, dan mampu
mengukur “kesenjangan” dan merencanakan/
menganggarakan agar kesenjangan itu tertutup
dalam masa waktu yang ditentukan.
Penerapan SPM telah mulai di berbagai daerah,
namun belum jelas sejauhmana. Kementriankementrian belum mengeluarkan gambaran
utuh tentang pencapaian SPM di daerah,
Standar Pelayanan Publik (SPP)
Menurut UU 25/2009 tentang pelayanan publik,
SPP adalah indikator “kualitas pelayanan
sebagai kewajiban dan janji penyelenggara
kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur.” Motivasi untuk mengembangkan SPP
adalah untuk mencegah korupsi dan menjamin
masyarakat mendapatkan pelayanan publik
yang baik. Tiga aspek diutamakan, yakni syaratsyarat pelayanan publik disampaikan dengan
jelas dan terang, waktu pelayanan jelas dan
4 Masih cukup banyak SPM yang dikembangkan untuk
urusan yang sebenarnya tidak memenuhi definisi
pelayanan dasar.” Lagipula, belum jelas apakah
sasaran periodik untuk pencapaian SPM, secara
bertahap, seimbang dengan segala sumber daya
keuangan yang bersedia untuk daerah.
www.kinerja.or.id
menjamin akses, dan biaya diketahui dan pas.
5 Laporan penyelenggaraan Pemerintahan DaerahLPPD, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah- LKPJ, Laporan Akuntabilitas Instansi
Pemerintah – LAKIP dan lain lain.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
39
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Prinsip transparansi dan akuntabilitas sangat
1. dasar hukum;
mewarnai standar-standar yang dikembangkan
2.persyaratan;
di bawah payung SPP.
3. sistem, mekanisme, dan prosedur;
4. jangka waktu penyelesaian;
Dengan adanya SPP, diharapkan bahwa
5.biaya/tarif;
persoalan yang seringkali dihadapi oleh
6. produk pelayanan;
penyelenggara layanan (misalnya penundaan
7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas
waktu pelayanan, pelayanan yang kurang sopan,
8. Kompetensi pelaksana
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan,
9. Pengawasan internal
perlakukan tidak adil terhadap pengguna
10. Penanganan pengaduan, saran, dan
layanan, permintaan imbalan yang tidak sesuai
masukan
biaya) dapat dibenahi oleh organisasi pelayanan
11. Jumlah pelaksana
itu sendiri.6
12. Jaminan pelayanan
13. Jaminan keamanan dan keselamatan
Belum banyak daerah/organisasi yang
pelayanan
mengembangkan dan menerapkan SPP.
14. evaluasi kinerja pelaksana
Sosialisasi belum dilakukan secara intensif,
dan ini dapat dimengerti karena PP untuk
Dengan demikian hal penting dalam SPP
UU 25/2009 belum siap. Dalam PP tersebut
adalah deklarasi unit pelayanan atau SKPD
diharapkan akan diuraikan pendekatan kongkrit
yang disampaikan kepada publik/pengguna
untuk mewujudkan SPP dan cara menjamin
layanan berupa janji dan komitmen yang akan
SPP dihormati. Aspek sanksi diatur secara
dijalankannya agar layanan dapat diberikan
umum dalam undang-undang (misalnya peranan
secara optimal. Penyampaian kepada publik
Ombudsman) dan perlu dijelaskan dengan baik
tersebut dapat melalui media atau wadah
dalam peraturan pelaksana.
tertentu yang mudah diakses oleh publik –
seperti misalnya dikembangkan dalam bentuk
Sasaran Standar Pelayanan Publik adalah
pamphlet, disampaikan melalui papan informasi
agar penyelenggaraan pelayanan publik pada
dan sebagainya -- setempat dan memenuhi hal-
setiap unit pelayanan didasarkan pada standar
hal yang telah diutarakan di atas.
pelayanan. Komponen standar pelayanan
meliputi antara lain:
6 Ombusdman (2010). Banyak Istansi Tak Terapkan
Standar Pelayanan Publik, Kamis, 2 September.
http://www.ombudsman.go.id/Website/
detailArchieve/387/id
40
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Standard Operating Procedures (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah
dokumen yang berisi serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan suatu tahapan
www.kinerja.or.id
Sasaran
Standar Pelayanan
Publik adalah agar
penyelenggaraan
pelayan­­a n publik pada
setiap unit pelayanan
didasarkan pada
standar pelayanan.
kegiatan yang berisi cara melakukan pekerjaan,
petunjuk untuk menambah keseragaman
agar keluaran akan konsisten. SOP juga
menekankan efisiensi suatu proses. Dengan
adanya SOP, staff akan lebih mudah
berkomunikasi dan melatih staff baru.
atau UPTnya dapat mengembangkan SOP.
waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan
Biasanya, untuk organisasi yang mirip, SOP
dan aktor yang berperan dalam kegiatan.
akan hampir sama; tidak perlu mulai dari nol.
Namun demikian, SOP perlu mencerminkan
SOP menurut PermenPAN No. 35/2012 adalah
juga perbedaan yang terdapat dalam organisasi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
(dibandingkan kelas organisasi tersebut) dan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan
kekhususan pengguna pelayanan.
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
dilakukan. Terdapat dua jenis SOP yakni SOP
administratif dan SOP teknis. SOP administratif
adalah prosedur standar yang bersifat umum
dan tidak rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh
lebih dari satu orang aparatur atau pelaksana
dengan lebih dari satu peran atau jabatan. SOP
teknis adalah prosedur standar yang sangat rinci
dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang
aparatur atau pelaksana dengan satu peran
atau jabatan. SOP teknis umumnya menyangkut
pekerjaan terkait sektornya masing-masing yang
lebih mendetail.
SOP dibutuhkan oleh hampir semua organisasi
Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) dan/
Semua organisasi dapat memanfaatkan SOP,
dan pada umumnya organisasi mengembangkan
SOP secara suka rela (atau menerima itu dari
organisasi induknya). Di Indonesia, dalam
bidang pemerintahan, terdapat juga SOP yang
wajib diikuti apabila suatu organisasi ingin atau
harus mendapat akreditasi. Misalnya, seluruh
rumah sakit (RS) wajib melakukan akreditasi,
dan dinilai 3 tahun sekali. Badan yang
mengelola akreditasi di Indonesia adalah Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Apabila RS
inging mendapat akreditasi yang diakui secara
internasional, perlu menerapkan SOP yang
diatur oleh badan internasional ISQua.7
yang menjamin mutu suatu proses, apakah
internal atau pelayanan langsung kepada
masyarakat umum. Penyusunan SOP
memerlukan suatu pengertian tentang berbagai
sistem/proses dalam suatu organisasi,
khususnya yang paling menentukan sukses
organisasi. SOP memberikan arahan dan
www.kinerja.or.id
7 Jurnas.com (2010). 2014, RS Ditargetkan
Terakreditasi Internasional Jakarta Friday, 9 July, 7
http://www.jurnas.com/news/3248/2014,_RS_
Ditargetkan_Terakreditasi_Internasional/103/
Sosial_Budaya
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
41
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
namun cara untuk memenuhinya masih fleksibel
Standar ISO8
untuk mencerminkan kekhususan organisasi.
ISO 9001:2008 adalah salah satu dari berbagai
standar ISO (International Organization
organisasi sendiri untuk menerapkan suatu
for Standardization) yang mengarah pada
audit manajemen guna mendapat gambaran
manajemen organisasi yang bermutu. ISO
atas status organisasi. Aspek yang tercakup
adalah suatu organisasi non-pemerintah
termasuk aspek hukum, perencanaan,
internasional, dan bentuknya adalah jaringan
proses desain keluaran organisasi,
antar 159 organisasi nasional (yang dapat
komunikasi, kompetensi staf, otoritas dan
merupakan badan pemerintah atau berorientasi
pertanggunjawaban intern, hubungan dengan
pada swasta). Sekretariat ISO terpusat do
klien, pengukuran prestasi, dan lain lain.
Geneva, Swiss. ISO hanya menentukan
standar, dengan kerjasama organisasi nasional
dan keahlian tertentu.
Standar ini bersifat persyaratan proses
manajemen yang dianggap akan menghasilkan
suatu sistem manajemen yang bermutu. Sistem
ini relevan untuk organisasi apapun, publik
atau swasta, besar atau kecil. Organisasi yang
mampu menerapkannya mendapat “sertifikasi
ISO 9001:2008,” namun organisasi dapat
ISO 9001-2008 mengandalkan pada
Pelibatan klien dalam tahap ini didorong agar
nampak apakah organisasi mampu memenuhi
kebutuhan klien. Apabila diinginkan, organisasi
dapat membuktikan statusnya/perbaikan dengan
memanfaatkan dari suatu “badan independen
sertifikasi sistem mutu” (independent quality
system certification body) yang akan
menjamin dengan kredibilitas tinggi bahwa
organisasi betul mencapai standar ISO. Di
mengikuti standar tanpa mendapat sertifikasi.
Indonesia, sistem akreditasi ISO dikelolah oleh
Organisasi yang pantas mengejar sertifikasi
oleh pihak ketiga, yaitu badan sertifikasi; 14
ISO adalah yang mengutamakan kepuasan
kliennya. Sistem ISO telah teruji menjadi
Komite Akreditasi Nasional9 dan didukung
badan sertifikasi ISO (seris 9000) diakreditasi
(data 2003).10 Selain memberikan sertifikasi,
suatu pendekatan yang menyeluruh untuk
memperbaiki proses intern agar kepuasan klien
tercapai. Standar yang dituntut cukup ketat,
8 Informasi untuk bagian laporan ini disesuaikan
sebagian besar dari situs ISO, di bawah judul
“ISO 9000 essentials” http://www.iso.org/iso/iso_
catalogue/management_and_leadership_standards/
quality_management/iso_9000_essentials.htm
42
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78
Tahun 2001 Tentang Komite Akreditasi Nasional
10Achmad, Kukuh, S. (2011). The Acceptance of
Accredited Conformity Assessment Bodies by
Regulatory Authorities – Indonesian Experience,
National Accreditation Body of Indonesia (KAN).
Obtained April 16, 2011 from http://www.aseansec.
org/14899.htm
www.kinerja.or.id
badan ini juga diberikan hak untuk mengecek
merupakan SOP. Keduannya berkaitan urusan
(surveillance visits) setiap tahun minimal sekali,
yang non-pelayanan dasar, namun juga dapat
untuk menjamin bahwa sistem ISO betul
bermain dalam domain urusan wajib yang
berjalan.
bersifat pelayanan dasar.
Keputusan untuk mencari sertifikasi, untuk
Kesan bahwa NSPK merupakan payung untuk
SKPD atau UPTnya, sangat tergantung persepsi
semua standar wajar untuk pihak pemerintah,
manfaat dan ongkos (yang cukup berat pada
namun perlu disadari bahwa tidak semua
tahap sertifikasi, dan terasa secara terus-
standar dapat dipayungi oleh NSPK, karena
menurus untuk kunjungan surveillance badan
NSPK merupakan suatu kewajiban yang berasal
sertifikasi). Perlu juga mempertimbangkan
dari Pemerintah (mutlak untuk urusan wajib,
apakah badan sertifikasi (yang berada di
atau diaktifkan pada saat daerah memilih untuk
Indonesia dan menawarkan harga sertifikasi
melaksanakan urusan pilihan). Berarti bahwa
yang berbeda-beda) mengerti betul organisasi
standar yang berasal dari badan akreditasi non-
yang disertifikasi dan mempunyai reputasi yang
pemerintah (sebagian SOP atau standar yang
baik.
didorong dalam konteks ISO) tidak masuk dalam
d. Hubungan antar berbagai jenis standar
Banyak keterkaitan antar jenis standar yang
Bagan 1, namun perlu juga diperhatikan.
Bagan 1: Keterkaitan berbagai jenis standar
Kembali ke Bagan 1, tumpang tindih dapat
perlu diperhatikan. Misalnya, apabila NSPK
dipahamai dalam arti yang luas, seperti
dijelaskan di atas, maka kebanyakan standar
lain dapat dipayungi oleh NSPK. Contoh, jelas
bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM)
merupakan bagian integral dari NSPK. Namun,
sebagaimana dilihat dalam Bagan 1, SPM
berkaitan urusan wajib yang bersifat “pelayanan
dasar;” NSPK meliputi semua urusan.
Dalam Bagan 1, diupayakan memberikan suatu
gambaran sederhana atas tumpang tindih
berbagai standard secara konseptual, yaitu,
berkaitan dengan urusan daerah. Dalam bidang
pendidikan misalnya, NSPK (yang dinamakan
SNP – Standar Nasional Pendidikan), sebagian
www.kinerja.or.id
juga dilihat antar SPM dan SPP. Walaupun
SPM ditetapkan Pemerintah, beberapa SPP
yang berkaitan dengan mutu staf akan mirip
atau akan sama, karena dilihat dari segi
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
43
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
profesionalitas, kewajiban daerah mengerjakan
standar tetap sama – SPM berkaitan mutu guru
staf yang mempunyai kualifikasi yang pas
berlaku juga untuk sekolah yang dikelola sektor
akan sama dengan kemauan suatu organisasi
swasta/LSM/agama. SPP yang digunakan
untuk menjamin ketrampilan staf setara dengan
oleh organisasi non-pemerintah perlu juga
tuntutan pelayanan yang ingin diberikan kepada
mencerminkan keharusan yang diamanatkan
pengguna pelayanan.
atas UU 25/2009. Misalnya tidak boleh biarkan
diskriminasi dalam pelayanan publik.
Keterkaitan standar dapat juga dilihat dalam
masing-masing sektor. Misalnya, Bagan 2
Perlu disadari bahwa SOP, SNP, SPP dan
menunjukan serankaian standar dalam sektor
standar lain dapat mengatur juga peranan
pendidikan.
pihak Pemerintah, selain dari aktor-aktor
di daerah. Misalnya, SNP dapat mengatur
Bagan 2: Standar-standar dilihat dalam suatu sektor (pendidikan)
peranan Pemerintah dalam mengadakan ujian
nasional, selain pihak daerah (ujian nasional
menyumbangkan 60%, sedangkan ujian daerah
40% misalnya).
Melihat jenis standar dan hubungannya, wajar
kalau dipertanyakan mengapa muncul sebanyak
jenis standar sebanyak sekarang ini yang
diharuskan atau ditawarkan kini? Pertanyaan
ini hanya dapat dijawab oleh Pemerintah,
namun dapat diduga bahwa masing-masing
instansi sponsor melihat sesuatu yang
berguna dalam paket yang disponsori. Apabila
44
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (pada
Kompleksitas bertambah kalau pihak non-
saat kebijakan dirumuskan masih menjadi
pemerintah diperhatikan. Dalam pelayanan
Menteri Pendidikan Nasional) mengemas
publik terdapat juga penyelenggara pelayanan di
sebagian NSPK menjadi “Standar Nasional
luar pemerintah daerah/UPTnya. SOP dan SPP
Pendidikan,” stakeholder dalam sektor ini akan
juga digunakan oleh pihak swasta dan LSM/
manangkap maksudnya dan isinya dengan
organisasi masyrakat sipil. Penerapan standar
lebih mudah. Lagipula, pasti Kementrian PAN
dalam organisasi ini juga penting, namun
memikirkan bahwa apabila sebagian aspek
derajat/prosedur kewajiban dan pengendalian
penyelenggaraan pelayanan dibungkus menjadi
agak berbeda dari organisasi pemerintah
SPP, akan lebih mudah menjelaskan kepada
daerah dan UPTnya. Jelas bahwa beberapa
masyarakat haknya atas pelayanan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Dapat dimengerti kalau Kementrian Dalam
Oleh karenanya berbagai jenis standar-standar
Negeri mau menekankan bagian dari NSPK
sebenarnya sangat mirip atau merupakan sub-
yang lebih mengarah kepada jangkauan, mutu,
kategori dari kategori standar yang lebih umum.
dan tata kelola pelayanan dasar. Standar ini
Para pelaku advokasi yang hendak merumuskan
berbeda dari banyak standar lain yang dipayungi
peningkatan mutu layanan publik perlu
NSPK, karena diakui bahwa perlu waktu untuk
mengetahui sifat dan asal standar dan secara
mencapai SPM secara sepenuhnya. Untuk
persis apa yang akan diperjuangkan dalam
banyak NSPK, aspek waktu kurang relevan;
advokasi pelayanan publik ini.
apabila “cold chain” obat tidak dipertahankan
dalam kegiatan imunisasi, sebaiknya imunisasi
itu tidak dijalankan sama sekali. Ini lain dari
SPM, di mana diharapkan bahwa dalam
waktu beberapa tahun, misalnya, 95% dari
e. Peranan aktor pemerintah dan
masyarakat
Dalam perbandingan umum jenis standar (Tabel
suatu populasi terjangkau dengan pelayanan
2) dapat dilihat bahwa sifat masing-masing jenis
imunisasi.
cukup berbeda, walaupun ada juga hubungan
yang erat antar berbagai jenis. Mengingat
Sayangnya, masing-masing kementrian/
perbedaan yang terjadi, maka peranan aktor-
lembaga nasional mengalami kesulitan
aktor di berbagai tingkat pemerintahan (dan
melihat keseluruhan standar secara utuh,
masyarakat) akan mencerminkan hal yang
dan dampaknya kepada pelaksana di daerah.
berbeda pula. Tabel 2 di bawah menunjukan
Masing-masing punya alasan yang kuat
secara padat peranan masing masing aktor
mengapa jenis standar tertentu perlu diberikan
yang perlu aktif dalam pengembangan dan
perhatian. Namun kapasitas aktor-aktor di
penerapan berbagai jenis standar.
daerah untuk menerapkan semua jenis standard
kurang diperhatikan.
Sayangnya,
masing-masing
kementrian/lembaga
nasional mengalami
kesulitan melihat
keseluruhan standar secara
utuh, dan dampaknya
kepada pelaksana di
daerah.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
45
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Tabel 2: Perbandingan peranan stakeholder dalam penerapan jenis standar
NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Badan/
Asosiasi
Konvensi
Pengalaman
Badan tertentu
ISO menentukan
mekanisme
professi teknis
internasional
Service centres di
menentukan
standar; misalnya
internasional
mempengharui
(MDGs)
negara lain untuk
standar (e.g.,
ISO-9001 tentang
sebagian dari
mempengaruhi
“praktek yang
ISQ, International
mutu manajemen
NSPK
fokus SPM
baik”
Bacchelaureat)
Menentukan
Menentukan
Menentukan
Menentukan
Pemerintah
Promosi
NSPK, dalam
SPM, dalam
kerangka
akreditasi atu
manfaat ISO
Permen2;
Permen2 dan
memanfaatkan
tunjuk badan
dan mendukung
mendukung
mendukung
SPP dan
yang memberikan
daerah/UPTD
penerapannya
penerapannya
mendukung
akreditasi
mendapat
penerapannya
Daerah
Menerapkan
akreditasi ISO
Menerapkan
Mendukung
Mendukung
Mendukung
Provinsi/
NSPK berkaitan
SPM berkaitan
organisasi yang
organisasi yang
organisasi
Gubernur
urusannya, dan
urusannya sesuai
relevan untuk
relevan untuk
yang relevan
selaku wakil
mendukung
sasaran Menteri/
mengembangkan
mengembangkan
untuk mengikuti
Pemerintah
memonitor
prioritas daerah;
dan menerapkan
dan menerapkan
akreditasi ISO
Kabupaten/Kota
mendukung
SPP
SOP
memonitor
Kabupaten/Kota
46
Daerah
Menerapkan
Menerapkan
Mendukung unit/
Mendukung unit/
Mendukung
Kabupaten/
NSPK berkaitan
SPM berkaitan
organisasi yang
organisasi yang
organisasi
Kota
urusannya
urusannya sesuai
relevan untuk
relevan untuk
yang relevan
sasaran Menteri/
mengembangkan
mengembangkan
untuk mengikuti
prioritas daerah
dan menerapkan
dan menerapkan
akreditasi ISO
SPP
SOP
Penyelenggara
Menerapkan
Menerapkan
Mengembangkan
Mengembangkan
Menerapkan
pelayanan
aspek dari NSPK
aspek dari SPM
dan menerapkan
dan menerapkan
standar/sistem
(UPTD
yang relevan
yang relevan
SPP sesuai jiwa
SOPP sesuai
ISO, sesuai
dan non-
terhadap mandat
terhadap mandat
UU 25/2009
misi, dan sesuai
akreditasi
pemerintah)
organisasi
organisasi
badan akreditasi
(misalnya ISO-
kalau relevan
9001-2008)
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Masyarakat
setempat
NSPK
SPM
SPP
Memonitor
Mengikuti proses
Mengikuti proses
pemenuhan
perencanaan
penentuan
pemenuhan
NSPK; mengeluh/
daerah berkaitan
SPP (e.g.,
standar yang
menyumbangkan
prioritas
service charter);
telah ada
rekomendasi
SPM yang
memonitor
(SPM/SPP);
kepada
perlu dikejar;
pemenuhan
memberikan
penyelnggara
memonitor
SPP; mengeluh/
rekomendasi
pemenuhan
menyumbangkan
kepada
SPM; mengeluh/
rekomendasi
penyelenggara
dan Pemda
menyumbangkan
kepada
rekomendasi
penyelenggara
kepada
dan Pemda
SOP
ISO
Memonitor
penyelenggara
dan Pemda
Pihak yang
Mendorong, secara komersial atau disubsidi (oleh para donor misalnya) upaya pemerintah
mengembang­-
dan masyarakat madani untuk mengembangkan dan/atau menerapkan standar standar untuk
kan kapasitas
meningkatkan pelayanan publik (termasuk pelayanan dasar). Pihak ini termasuk instansi pemerintah
di daerah (misalnya LAN regional), Universitas, CSO/jaringan CSOs, dan proyek yang didukung para
donor.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
47
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
2. Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Pendidikan
serta dilaksanakannya dialog guna merumuskan
serta memperbaiki standar yang ada akan
semakin cepat proses menuju idealisasi standar
pelayanan.
Standar pelayanan di dalam sektor pendidikan
merupakan ukuran tertentu yang digunakan
oleh Pemerintah/UPTD/Unit pelayanan untuk
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan
menyampaikan layanan pendidikan kepada
Nasional (sekarang menjadi Kementrian
masyarakat. Ukuran tertentu tersebut terkait
Pendidikan dan Kebudayaan) telah menetapkan
dengan harapan masyarakat, kemampuan dan
8 Standar dalam SNP (Standar Nasional
kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah yang
Pendidikan) yang harus dijalankan melalui siklus
mana hal tersebut berlangsung secara dinamis
Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
serta menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
di daerah dan disekolah. Untuk menjamin
setempat. Kondisi dinamis tersebut dalam
ketercapaian 8 standar pendidikan perbaikan
artian akan berkembang secara terus menerus,
dilakukan secara terus menerus dan tiada
sebagai contoh SPM yang diterapkan di
pernah henti (continuous improvement), dari
dalam sektor pendidikan akan meningkat terus
waktu ke waktu. Oleh karena itu parameter dan
menuju SNP (Standar Nasional Pendidikan)
ukuran pencapaian menjadi sangat penting.
dalam periode waktu tertentu. Dinamisasi
proses menuju ke arah ideal ini juga menuntut
peran serta masyarakat untuk menyampaikan
harapannya (atau keluhan) atas mutu layanan
a. SPM Sektor Pendidikan
Untuk menjamin tercapainya mutu
yang disampaikan oleh UPTD maupun SKPD
pendidikan, Pemerintah telah mengeluarkan
pendidikan di daerah. Semakin banyak
berbagai peraturan mulai Undang-
munculnya keluhan dan aspirasi
Undang sampai Peraturan Menteri terkait
Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM
Pendidikan adalah jenis dan tingkat
pelayanan pendidikan minimal yang harus
Untuk menjamin
ketercapaian 8 standar
pendidikan perbaikan
dilakukan secara terus
menerus dan tiada
pernah henti (continuous
improvement), dari
waktu ke waktu.
disediakan oleh satuan atau program
pendidikan, penyelenggara satuan atau
program pendidikan, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten atau kota
sebagaimana diatur dalam PP No. 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
48
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
km jalan darat/air untuk SMP/MTs dari
Semakin banyak
munculnya keluhan
dan aspirasi serta
dilaksanakannya dialog
guna merumuskan serta
memperbaiki standar yang
ada akan semakin cepat
proses menuju idealisasi
standar pelayanan.
kelompok permukiman permanen di
daerah terpencil;
2. jumlah peserta didik dalam setiap
rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs
tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap
rombongan belajar tersedia 1 (satu)
ruang kelas yang dilengkapi dengan
meja dan kursi yang cukup untuk
peserta didik dan guru, serta papan tulis;
3. setiap SMP dan MTs tersedia ruang
laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup
SPM Pendidikan Dasar juga merupakan
tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan
dasar, sekaligus sebagai acuan dalam
perencanaan program dan penganggaran
pencapaian target masing-masing daerah
kabupaten/kota. Berdasarkan Permendiknas
No 15 Tahun 2010 SPM bagi sektor
pendidikan terdiri dari 27 indikator yang
mana 14 SPM merupakan SPM bagi Dinas
atau SKPD Pendidikan dan 13 indikator
SPM diperuntukkan bagi unit pelayanan/
UPTD atau sekolah. Dari 13 SPM yang
harus diterapkan oleh Unit layanan, 11 SPM
diantaranya adalah untuk tingkat SMP.
Indikator pencapaian SPM yang
diperuntukkan bagi Dinas atau SKPD
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. tersedia satuan pendidikan dalam jarak
untuk 36 peserta didik dan minimal
satu set peralatan praktek IPA untuk
demonstrasi dan eksperimen peserta
didik;
4. setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia
satu ruang guru yang dilengkapi dengan
meja dan kursi untuk setiap orang guru,
kepala sekolah dan staf kependidikan
lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia
ruang kepala sekolah yang terpisah dari
ruang guru;
5. setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6
(enam) orang guru untuk setiap satuan
pendidikan, dan untuk daerah khusus
4 (empat) orang guru setiap satuan
pendidikan;
6. setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran, dan
untuk daerah khusus tersedia satu
yang terjangkau dengan berjalan kaki
orang guru untuk setiap rumpun mata
yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6
pelajaran;
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
49
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
14. kunjungan pengawas ke satuan
7. setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang
guru yang memenuhi kualifikasi
pendidikan dilakukan satu kali setiap
akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua)
bulan dan setiap kunjungan dilakukan
orang guru yang telah memiliki sertifikat
selama 3 jam untuk melakukan supervisi
pendidik;
dan pembinaan.
8. di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
Indikator pencapaian SPM yang diper­
sebanyak 70% dan separuh diantaranya
untukkan bagi Unit Pelayanan (Satuan
(35% dari keseluruhan guru) telah
pendidikan) adalah sebagai berikut:
memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah
khusus masing-masing sebanyak 40%
dan 20%;
9. setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
telah memiliki sertifikat pendidik masingmasing satu orang untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
10. setiap kabupaten/kota semua kepala
SD/MI berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik;
11. setiap kabupaten/kota semua kepala
SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik;
12. setiap kabupaten/kota semua pengawas
sekolah dan madrasah memiliki
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
telah memiliki sertifikat pendidik;
13. pemerintah kabupaten/kota memiliki
rencana dan melaksanakan kegiatan
untuk membantu satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum dan
proses pembelajaran yang efektif; dan
50
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
1. setiap SD/MI menyediakan buku
teks yang sudah ditetapkan
kelayakannya oleh Pemerintah
mencakup mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan
Pendidikan Kewarganegaraan, dengan
perbandingan satu set untuk setiap
peserta didik;
2. setiap SMP/MTs menyediakan buku teks
yang sudah ditetapkan kelayakannya
oleh Pemerintah mencakup semua mata
pelajaran dengan perbandingan satu set
untuk setiap perserta didik;
3. setiap SD/MI menyediakan satu set
peraga IPA dan bahan yang terdiri dari
model kerangka manusia, model tubuh
manusia, bola dunia (globe), contoh
peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen
dasar, dan poster/carta IPA;
4. setiap SD/MI memiliki 100 judul buku
pengayaan dan 10 buku referensi, dan
setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku
pengayaan dan 20 buku referensi;
5. setiap guru tetap bekerja 37,5 jam
per minggu di satuan pendidikan,
termasuk merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai
www.kinerja.or.id
hasil pembelajaran, membimbing
akhir semester (UAS) dan Ulangan
atau melatih peserta didik, dan
Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir
melaksanakan tugas tambahan;
(US/UN) kepada orang tua peserta didik
6. satuan pendidikan menyelenggarakan
dan menyampaikan rekapitulasinya
proses pembelajaran selama 34
kepada Dinas Pendidikan kabupaten/
minggu per tahun dengan kegiatan
kota atau Kantor Kementerian Agama
pembelajaran sebagai berikut :
di kabupaten/kota pada setiap akhir
semester; dan
a. Kelas I – II : 18 jam per minggu;
13. setiap satuan pendidikan menerapkan
b. Kelas III : 24 jam per minggu;
prinsip-prinsip manajemen berbasis
c. Kelas IV - VI : 27 jam per minggu;
sekolah (MBS).
atau
d. Kelas VII - IX : 27 jam per minggu;
7. satuan pendidikan menerapkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku;
b.
SPP sektor pendidikan
yang dirumuskan oleh pihak-pihak untuk
8. setiap guru menerapkan rencana
memastikan berlangsungnya layanan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
pendidikan baik oleh satuan pendidikan
disusun berdasarkan silabus untuk
maupun Dinas pendidikan terkait dengan
setiap mata pelajaran yang diampunya;
penerapan SPM maupun standar lainnya.
9. setiap guru mengembangkan dan
SPP Sektor Pendidikan ini menghasilkan
menerapkan program penilaian untuk
janji atau maklumat pelayanan yang
membantu meningkatkan kemampuan
disampaikan secara terbuka dan mudah
belajar peserta didik;
diakses oleh publik. SPP ini dirumuskan
10. kepala sekolah melakukan supervisi
dengan melibatkan berbagai pihak
kelas dan memberikan umpan balik
diantaranya Dewan pendidikan, LSM
kepada guru dua kali dalam setiap
pemerhati pendidikan, Komite Sekolah dan
semester;
termasuk pengguna layanan itu sendiri yakni
11. setiap guru menyampaikan laporan
orang tua murid dan murid itu sendiri.
hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada
kepala sekolah pada akhir semester
dalam bentuk laporan hasil prestasi
belajar peserta didik;
12. kepala sekolah atau madrasah
menyampaikan laporan hasil ulangan
www.kinerja.or.id
SPP Sektor pendidikan merupakan standar
SPP ini sendiri dirumuskan dengan
melibatkan pihak eksternal sekolah seperti
orang tua murid, komite sekolah dan
kelompok masyarakat sipil lainnya, termasuk
tokoh masyarakat setempat. SPP berisikan
komitmen dan janji unit pelayanan untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
51
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
menyampaikan pelayanan dengan lebih
baik. Seyogyanya SPP ini ditandatangani
oleh kepala Unit Pelayanan (dalam hal ini
d.
ISO Sektor Pendidikan
pada sektor lain, merupakan standar mutu
adalah Kepala Sekolah) dan juga Kepala
dan kompetensi tertentu yang dimiliki
Dinas (SKPD) Pendidikan. SPP ini dapat
baik oleh manajemen, kualitas SDM di
digunakan sebagai rujukan untuk melakukan
dalamnya, maupun mutu layanan yang
kontrol dan penilaian atas kinerja unit
disampaikannya. ISO merupakan standar
pelayanannya.
sistem manajemen mutu yang dapat
digunakan oleh industri manufaktur dan
c.
SOP Sektor Pendidikan
ISO di sektor pendidikan, seperti halnya
juga industri jasa, seperti pendidikan.
Standar ini dikeluarkan oleh International
Sampai saat ini SOP sektor pendidikan
Organization for Standarization yang
belum dikenal dan belum ada
berpusat di Geneva, Swiss. ISO ini bukan
aturan bagaimana merumuskan dan
merupakan standar suatu produk, tetapi
menjalankannya.Namun pada beberapa
merupakan standar manajemen yang
unit layanan seperti sekolah, sudah ada
berorientasi pada mutu. Jadi, sekolah
yang mencoba untuk merumuskan bahkan
yang meraih sertifikasi ISO itu bukan focus
menerapkannya. Sebagian pakar pendidikan
pada produknya yang telah memenuhi
menyebutkan bahwa SOP yang disusun
suatu standar internasional, tetapi
oleh Unit Pelayanan tersebut masih belum
sistem manajemen mutunya yang telah
memenuhi kriteria, sehingga masih masuk
memenuhi standar internasional, yang akan
dalam kategori tata tertib di sekolah.
memberikan produk sesuai persyaratan
dan harapan orang tua murid maupun
pihak-pihak lain, sehingga akan dicapai
Guru harus menghargai
tinggi kebersihan dan
kesejukan, bukan hanya
dalam kelas-kelas yang
berpendingin ruangan,
tetapi juga karena teduh
dan rindangnya pepohonan
dalam lingkungan.
kepuasan pelanggan yang berdampak pada
berkelanjutannya sistem di sekolah tersebut.
Umumnya jika kategori tersebut sudah
menjadi label sekolah, maka biaya mahal
sudah pasti menjadi bagian dari sekolah
dimaksud. Hal ini karena kebutuhan biaya
untuk melakukan perubahan performa
sekolah, termasuk gurunya juga tinggi.
Mereka harus berubah menjadi lebih ramah,
berpenampilan lebih pantas, senantiasa
52
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
tepat waktu, dan lancar berkomunikasi
• Unsur utama penggerak pembangunan
dalam Bahasa Inggris, dan sebagainya.
adalah sumber daya manusia (SDM).
Guru harus menghargai tinggi kebersihan
Agar dapat berkontribusi optimal bagi
dan kesejukan, bukan hanya dalam
pembangunan, SDM harus dalam kondisi
kelas-kelas yang berpendingin ruangan,
kesehatan yang optimal pula.
tetapi juga karena teduh dan rindangnya
• Bidang garapan sektor kesehatan sangat
pepohonan dalam lingkungan. Kepala
luas, yaitu meliputi seluruh fase kehidupan
sekolah dan seluruh sumberdaya manusia
manusia, mulai dari sebelum dilakukannya
yang ada didalamnya harus dapat
pembuahan hingga akhir kehidupan
mewujudkan target pembaharuan dan
manusia, masa kehamilan, persalinan, masa
mencapai target di mana mereka harus
nifas, bayi, balita, anak-anak, remaja, masa
mencapai tingkat kompetensi tertinggi.
usia subur, dewasa, dan lansia.
Meskipun sudah ada beberapa sekolah
Standar pelayanan bidang kesehatan memiliki
negeri di Kabupaten/Kota yang menerapkan
peran strategis sebagai alat kendali mutu yang
ISO, hal ini bukanlah kewajiban yang
utama. Standar pelayanan tidak hanya berbicara
harus ditetapkan oleh sekolah. Umumnya
tentang service delivery target, tetapi juga
pengguna ISO untuk sekolah adalah
mencakup hal-hal berikut ini:
sekolah-sekolah swasta di Jakarta yang
berlisensi internasional.
• Gambaran jenis pelayanan yang harus
diberikan.
• Service pledges atau prinsip kualitas yang
3. Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Kesehatan
Standar Pelayanan Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan merupakan salah satu
bidang yang menjadi prioritas pembangunan
di Indonesia. Pada banyak kabupaten/kota,
kesehatan selalu menduduki 3 sektor teratas
yang dianggap penting, disamping sektor
pendidikan dan perekonomian. Pentingnya
sektor kesehatan sehingga selalu menjadi
sektor prioritas dalam pembangunan daerah
diantaranya dilandasi oleh pemikiran sebagai
harus dipenuhi dalam proses pelayanan.
• Target yang jelas untuk setiap jenis
pelayanan
Pada banyak
kabupaten/kota,
kesehatan selalu
menduduki 3 sektor
teratas yang dianggap
penting, disamping
sektor pendidikan dan
perekonomian.
berikut:
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
53
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
profesionalisme dan akuntabilitas pemerintah
• Biaya yang dibutuhkan untuk menyeleng­
daerah agar menyusun langkah strategis,
garakan pelayanan sesuai standar
selaras dengan ketentuan dalam SPM. SPM
• Adanyakesempatan bagi masyarakat untuk
mengajukan keluhan atau usulan jika
memudahkan penyusunan Rencana Strategis
standar pelayanan yang telah ditetapkan
Nasional dan Daerah (Renstranas dan
belum dipenuhi oleh unit pelayanan atau
Renstrada), dengan adanya ukuran-ukuran yang
petugas yang bekerja di dalamnya.
digunakan secara kuantitatif dan kualitatif.
Standar pelayanan bidang kesehatan di
Dengan adanya Standar Pelayanan Minimal
Indonesia diimplementasikan dalam bentuk
bidang kesehatan diharapkan pelayanan
ketetapan tentang standar pelayanan minimal
kesehatan esensial yang menjadi kebutuhan
(SPM) bidang kesehatan, SOP dan juga SPP.
utama masyarakat dapat dipenuhi pada
tingkat yang paling minimal secara nasional.
Hal ini dimaksudkan agar dapat mengurangi
a.
SPM Kesehatan
kesenjangan pelayanan kesehatan antar daerah,
Lahirnya konsep SPM kesehatan di
dan lebih lanjut diharapkan dapat memelihara
Indonesia sejalan dengan perubahan
dan menjaga keutuhan negara Republik
tatanan pemerintahan di Indonesia dari pola
Indonesia. Pelayanan dasar kepada masyarakat
sentralisasi ke arah desentralisasi. Standar
adalah fungsi pemerintah dalam memberikan
Pelayanan Minimal adalah salah satu
dan mengurus kebutuhan dasar masyarakat
instrumen desentralisasi dan otonomi daerah
untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.
untuk mengendalikan agar pelayanan dasar
diperhatikan serta diprioritaskan oleh pemerintah
daerah. SPM disusun sebagai alat Pemerintah
-- dalam peraturan menteri kesehatan No 741
dan Pemerintah Daerah untuk menjamin akses
tahun 2008 disebutkan bahwa SPM untuk
dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat
bidang kesehatan terdiri dari 4 jenis pelayanan
secara merata dalam rangka penyelenggaraan
-- yaitu:
urusan wajib.
1. Pelayanan kesehatan dasar
2. Pelayanan Kesehatan rujukan
Dengan adanya SPM ini, Pemerintah Daerah
3. Penyelidikan epidemiologi dan
dan pihak terkait lainnya dapat dengan jelas
penanggulanggan kejadian luar biasa
memahami program dan jenis pelayanan
4. Promosi kesehatan dan pemberdayaan
kesehatan dasar minimal serta indikator kinerja
masyarakat.
masing-masing kegiatan, beserta target dan
waktu pencapaiannya. Implikasi lebih jauh
dari adanya SPM adalah adanya tuntutan
54
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Seperti telah disinggung dalam bagian terdahulu
Masing-masing pelayanan tersebut diterjemah­
kan ke dalam indikator khusus, yang secara total
www.kinerja.or.id
terdiri dari 18 indikator. Rincian SPM kesehatan
selengkapnya adalah sebagai berikut:
Jenis Pelayanan
Pelayanan kesehatan dasar
Indikator SPM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan nifas
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Cakupan pelayanan anak balita
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6
-24 bulan gakin
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar (SD) &
setingkat
Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit*)
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Pelayanan Kesehatan
rujukan
1.
2.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasienmasyarakat miskin
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan
sarana kesehatan (Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota
Penyelidikan epidemiologi
dan penanggulanggan
kejadian luar biasa
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif
SPM di dalam sektor kesehatan telah ditentukan
banyak layanan nakes diberikan kepada
melalui Permenkes yang telah dijelaskan di atas.
pasien (warga) pada suatu wilayah tertentu
Secara umum penetapan indikator pencapaian
yang berbasis pada unit layanan kesehatan.
yang ada di dalam SPM ini dilihat dari sudut
Untuk menyelenggarakan pelaksanaan SPM
pandang output atau hasil kerja layanan yang
ini, disusunlah SOP. Dengan demikian SOP
diberikan oleh nakes kepada pasien, dalam hal
ini disusun untuk melaksanakan pemenuhan
ini adalah ibu dan anak. Jadi yang diukur adalah
terhadap SPM.
seberapa besar jangkauan atau seberapa
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
55
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
SPM sektor Kesehatan terbaru mencakup empat
menghasilkan maklumat layanan berupa janji
(4) jenis pelayanan dasar yang mencakup 18
perbaikan layanan kesehatan pada unit layanan
indikator, yaitu:
tertentu. Janji perbaikan ini dapat menjadi
masukan untuk terwujudnya SPP Kesehatan.
1. pelayanan kesehatan dasar, dengan 14
indikator (indikator 1 – 14)
2. pelayanan kesehatan rujukan, dengan 2
Beberapa SPP Kesehatan yang dimungkinkan
untuk dikembangkan oleh unit pelayanan
indikator (indikator 15-16)
kesehatan adalah:
3. Penyelidikan Epidemiologi dan
•
Penanggulangan KLB dengan 1 indikator
Komitmen memberi layanan dengan standar
waktu/jangka waktu penyelesaian serta
(indikator 17)
jadwal atau waktu layanan;
4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
•
Masyarakat dengan 1 indikator (indikator 18).
Komitmen dengan menentukan tarif/biaya
tertentu;
b. SPP Sektor Kesehatan
Standar pelayanan publik kesehatan
•
pelayanan tertentu;
•
•
ukur yang dipergunakan sebagaipedoman
•
penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen
•
kepadamasyarakat untuk memberikanpelayanan
c. SOP Sektor kesehatan
SOP atau standar operasi prosedur di sektor
didasarkan pada standar pelayanan. Untuk
kesehatan adalah prosedur dan tahapan yang
memastikan adanya standar pelayanan publik ini
disusun sedemikian rupa untuk penyampaian
dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan,
layanan yang berbasis pada SPM. Ada
yakni secara mandiri atau merumuskannya
beberapa SOP yang telah digunakan yakni:
secara partisipatif. Salah satu metode yang
digunakan secara partisipatif adalah dengan
menggunakan survey pengaduan dan
pengelolaan pengaduan masyarakat yang
56
Mengembangkan penanganan pengaduan,
saran, dan masukan.
yang berkualitas.
kesehatan pada setiap unit pelayanan
Komitmen memberikan layanan melalui
prosedur adanya pengawasan internal;
atau janji daripenyelenggara pelayanan
adalah agar penyelenggaraan pelayanan
Komitmen memberikan layanan dengan
kompetensi Pelaksana tertentu;
penyelenggaraan pelayanandan acuan
Sasaran Standar Pelayanan Publik Kesehatan
Komitmen menyediakan sarana, prasarana,
dan/atau fasilitas tertentu;
seperti halnya sektor lain merupakan tolok
Komitmen memberi layanan dengan produk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
•
SOP Perawatan Sebelum Persalinan
(Antenatal Care)
•
SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu
Hamil
www.kinerja.or.id
•
SOP Pertolongan Persalinan
Operasional Prosedur). Standar pelayanan
•
SOP Kunjungan Nifas
– seperti dijelaskan dalam Panduan Nasional
•
SOP Neonatus
Pembentukan PTSP – adalah kriteria capaian
•
SOP Inisiasi Menyusu Dini
minimal pelayanan yang harus diselenggarakan
•
SOP Perawatan Metoda Kanguru
oleh penyelenggara PTSP. SP harus dibuat
untuk setiap jenis layanan yang diberikan oleh
PTSP, termasuk di dalamnya SP untuk setiap
4. Penerapan Standar Pelayanan
sektor Iklim Usaha yang Baik
Khusus untuk sektor ini pendekatan perumusan
standar pelayanannya agak berbeda dengan
jenis izin serta layanan lainnya seperti layanan
pengaduan dan informasi.
adalah menyediakan jaminan atau kepastian
kedua sektor terdahulu. Sektor iklim usaha tidak
bagi penerima pelayanan (pemohon izin) dari
secara khusus memiliki standar pelayanan yang
penyelenggara PTSP. Komponen SPM (Standar
sama, demikian pula SPM seperti yang diatur
Pelayanan Minimum) di dalam pelaksanaan
dalam PP No 65 Tahun 2005. Sektor perbaikan
PTSP sekurang-kurangnya adalah dalam hal
Iklim Usaha ini mengacu pada masing-masing
Waktu, Biaya dan Persyaratan. Intervensi SPM
izin usaha yang menginduk pada sektor masing-
di dalam PTSP paling tidak meliputi:
masing. Di dalam pelaksanaan secara umum,
1. Prosedur pelayanan
izin usaha terkait yang dikelola oleh PTSP paling
2. Waktu penyelesaian
tidak terdapat dua sektor yakni Kemendag dan
3. Biaya pelayanan
Kemdagri.
4. Sarana dan prasarana
5. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
PTSP secara tegas menggunakan standar
6.Persyaratan.
pelayanan dalam dua bentuk yakni penggunaan
SPM (Standar Pelayanan Minimum) dan
juga SOP (Standar
Tujuan pelaksanaan standar pelayanan
Masing-masing sektor yang berperan dalam
birokrasi perizinan usaha telah merumuskan
SPM di dalam sektornya masing-masing,
Komponen SPM
(Standar Pelayanan
Minimum) di dalam
pelaksanaan PTSP
sekurang-kurangnya
adalah dalam hal
Waktu, Biaya dan
Persyaratan.
www.kinerja.or.id
misalnya:
1. SIUP (ijin usaha), berdasarkan Kepmendag
529/2010 waktu 3 hari, biaya nol rupiah.
2. HO (ijin tidak keberatan dari sekitarnya),
berdasarkan Permendagri 27/2009, maksimal
7 hari, biaya mencakup biaya administrasi.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
57
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
3. IMB (ijin mendirikan bangunan),
berdasarkan Permendagri 7/1993, maksimal
I. Bahan Presentasi
14 hari, biaya sesuai angka indeks.
Sedangkan SOP sendiri pada dasarnya
J. Bahan Pendukung
merupakan sebuah instruksi yang tertulis yang
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan tugas
rutin untuk memenuhi SPM tersebut di atas.
Secara garis besar SOP layanan perizinan
adalah urutan pekerjaan yang harus dilakukan
dalam melayani setiap jenis perizinan, dilengkapi
dengan gambar alur. Prosedur masing-masing
1.Pendidikan
 Praktek BOSP di Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan
 Praktek MBS berkaitan dengan Penguatan
peran Komite Sekolah
perizinan setidaknya memuat:
1. Tata cara atau tahapan pelayanan, mulai
dari pengajuan permohonan, pemrosesan,
pembayaran sampai penyerahan izin
kepada pemohon.
2. Di dalam tata cara dimaksud harus dilengkapi
dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Batasan waktu untuk masing-masing
tahapan.
b. Persyaratan yang dibutuhkan
c. Bentuk formulir yang digunakan.
d. Penanggungjawab masing-masing.
Meskipun tidak disebut sebagai standar
2.Kesehatan
 Gerakan IMD dan ASI eksklusif di Klaten,
Jawa Tengah
 Maklumat pelayanan puskesmas Cilongok,
Jawa Tengah
 Maklumat Pelayanan KIA di RS MS,
Purwokerto, Jawa Tengah
 Kemitraan Bidan dan Dukung di Trenggalek,
Jawa Timur
 Contoh Leaflet Maklumat Pelayanan BKMIA
Kartini, Tegal, Jawa Tengah
 Advokasi Perda ASI Eksklusif di Sulawesi
Selatan
pelayanan publik (SPP) semua PTSP memiliki
kewajiban untuk melaksanakan IKM (indeks
kepuasaan masyarakat) secara reguler. Hasil
IKM berupa rekomendasi perbaikan-perbaikan
berdasarkan masukan masyarakat (penerima
layanan) akan menjadi masukan yang harus
diperbaiki oleh PTSP setiap periodenya.
58
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
3. Iklim Usaha yang Baik
 SOP IMB untuk Kota Jakarta Timur, DKI
Jakarta
 Pelayanan Perijinan Satu Pintu Kabupaten
Purbalingga, Jawa Tengah
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
2
S T A NDA R P E L A Y A NA N
S E K T O R P E NDIDIK A N,
K E S E HA T A N DA N
IK L IM US A HA Y A NG B A IK
Modul ini membahas latar belakang dan penerapan s tandar
pelayanan di dalam s ektor pelayanan publik dis ertai dengan
indikator penc apaiannya. T iga s ektor pelayanan publik dibahas
didalam modul ini yakni pendidikan, kes ehatan dan iklim us aha
yang baik
T U J U A N P E MB E L A J A R A N
UMUM
P es erta mengerti mengani s tandar pelayanan di Indones ia dan apa s aja jenis
dan mutu pelayanan publik yang menjadi hak warga berdas arkan s tandar
pelayanan. S ektor pelayanan publik das ar yang dicakup dalam modul ini
dibatas i dengan dua s ektor pelayanan publik das ar dan s atu s ektor
pelayanan publik terkait perijinan us aha..
K HUS US
• P es erta mengenali berbagai s tandar pelayanan yang menjadi kewajiban
negara
• P es erta memahami s tandar pelayanan yang wajib diberikan pada s ektor
pendidikan, kes ehatan, dan iklim us aha
• P es erta memahami kendala pelaks anaan s tandar pelayanan pada s ektor
pendidikan, kes ehatan, dan iklim us aha
• P es erta menyadari bahwa pemahaman atas s tandar pelayanan menjadi
das ar advokas i dan partis ipas i mas yarakat
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
59
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
POKOK BAHASAN
A. Pengertian dan definisi berbagai Standar Pelayanan
B. Penerapan Standar Pelayanan dalam sektor Pendidikan
C. Penerapan Standar Pelayanan dalam sektor Kesehatan
D. Penerapan Standar Pelayanan dalam sektor Iklim Usaha
yang Baik
A
P E NG E R T IA N DA N DE F INIS I
B E R B A G A I S T A NDA R P E L A Y A NA N
1. LATAR BELAKANG
2. PEMETAAN JENIS STANDAR
3. HAKEKAT JENIS STANDAR
4. HUBUNGAN ANTAR BERBAGAI JENIS STANDAR
5. PERANAN AKTOR PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
60
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
A .1
L A T A R B E L A K A NG
P E R S O A L A N D A L A M P E NY A MP A IA N
P E L A Y A NA N P UB L IK

S ulit untuk menentuka n a ta u meng ukur output
ma upun kua lita s da ri pela ya na n ya ng diberika n
oleh pemerinta h.

Memiliki ketida kpa s tia n ting g i da la m ba nya k ha l,
s ehing g a hubung a n a nta ra output da n input
tida k da pa t ditentuka n deng a n jela s .

T ida k meng ena l “bottom line ” a rtinya s eburuk
a pa pun kinerja nya , pela ya na n pemerinta h tida k
meng ena l is tila h ba ng krut.

Inte rnalitie s c ukup domina n, org a nis a s i
pemerinta h s ulit menc eg a h peng a ruh nila i-nila i
da n kepenting a n pa ra birokra t da ri kepenting a n
umum ma s ya ra ka t ya ng s eha rus nya
dila ya ninya .
A .2
P ela ya na n P ublik
dila ks a na ka n
deng a n
meneta pka n
S T A ND A R
P E L A Y A NA N
P E ME T A A N J E N IS
S T A ND A R
NS P K
S PM
S PP
S OP
IS O
T erka it as pek
pela yanan publik;
efis iens i, kes ela ma tan,
pemerataan, mutu dll.
T erka it as pek pela yanan;
jang kauan yang mera ta
dan mutu pela yanan
das a r
T erka it as pek pela yanan
publik yang merupakan
praktek yang ba ik:
T erka it as pek pela yanan
publik, fokus pada
kons is tens i pros edur
dan has il
B erka itan komitmen unit
pela yanan publik atas
mutu peng elolaan dan
has il yang memuas kan
klien – pendeka tan
mana jemen
Unit
K oordinas i oleh MoH A ;
pemerintah/ Menteri2 menyus un
badan
peraturan
penduk ung
K oordinas i oleh
MoH A /T im K ons ultas i/
DPOD;
Menteri2 menyus un
peraturan
K empan mendorong
daerah dan pihak la in
s eca ra lang s ung
Ins tans i penyedia
pela yanan/ badan
akreditas i/Menteri2
P romos i da ri K empan;
Ins tans i penyedia
pela yanan/badan
akreditas i
D as ar
huk um
P P 38/2007
(pembag ian urus an)
P P la in s ektora l
(mis a lnya P P 19/2005
tentang S tanda r
N as iona l P endidikan)
U U 32/2004 tentang
pemerintahan daerah
dan P P 65/2005 tentang
S PM
U U 25/2009 tentang
P ela yanan P ublik
C ontoh: S O P yang
berada dala m S N P
(lihat N S P K ). J ug a
badan akreditas i
B adan internas iona l
K ewajiban
penerapan
Wa jib (ka lau urus an
dila ks anakan)
Wa jib untuk pela yanan
das a r
Wa jib untuk pela yanan
public
T erg antung ins tans i
(kecuali S O P yang
merupakan NS P K )
Wa jib ka lau mendapat
akreditas i
A s al
his toris
P enyes ua ian a tas
J uklak/J uknis s ebelum
era des entra lias i
dia wa li P P 25/2000;
P ermen2 2001, kons ep
dikembang kan lag i;
ronde kedua di 2008
D ia wa li 2000-an, belum
punya das ar hukum kuat,
s a mpa i keluar U U
25/2009
T elah la ma diupayakan,
na mun popula ritas
mening ka t tahun 2000an
Mula i didorong
perteng ahan 2000-an
oleh K empan
P enentu
Menteri-menteri melaui Menteri-menteri mela lui
P era turannya mas ing - P era turannya mas ing ma s ing
ma s ing (13 s a mpa i ha ri
ini)
K erang ka da ri K empan,
dan s pes ifik oleh
ins tans i/U P T D yang
relevan
Ins tans i daerah yang
relevan; badan
akreditas i ka lau relevan
International
O rg aniz a tion for
S tandardiz ation
S ifat inti
www.kinerja.or.id
R E F O R MA S I
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
61
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
A .2
P E ME T A A N J E N IS
S T A ND A R
NS P K
S PM
Ins tans i yang
mela ks anakan urus an
yang diba reng i N S P K
D inas , dan U P T D s ektor
yang mempunya i S P M
T eruta ma U P T D
UP T D
UP T D
P ela yanan apapun
yang mempunya i
as pek teknis
S edang ; khus unya
as pek teknis
P ela yanan das a r (urus an
wa jib)
P ela yanan apapun yang
menyentuh public
B erka itan pela yanan
apapun
K hus us nya R S ,
P us kes mas , O S S
K apas itas
p elaks ana
R endah-s edang ; as pek
mekanis me kompla in
dan s urvei kepuas an
pa ling rumit
R endah-s edang ; perlu
peng ertian “bus ines s
pros es ”
T ing g i, oleh ka rena
merupakan pendekatan
yang menyeluruh
F o k us
o n g k os
p enerapan
T untutan N S P K dapat
berimplika s i bia ya
(e.g ., pilihan teknolog i)
S edang -ting g i; a s pek
perhitung an bia ya dan
integ ras i da lam
perenc anaan/ ang g aran
pa ling rumit
J ang kauan/mutu s es ua i
ta rg et penc apa ian yang
dia tur oleh Menteri2
O ng kos awa l untuk
meng embang kan S O P
O ng kos akreditas i dan
monitoring s ec a ra
berka la c ukup ting g i
D as ar
hukum di
d aerah
K urang jelas ka lau
diperlukan
K urang jelas ka lau
diperlukan; terdapat
P erda & pera turan K D H
O ng kos
meng embang kan S P P ;
S P P c enderung
pros edura l, na mun mutu
s ta f dapat berimplikas i
dana
Ma s ing -mas ing U P T D
mempunya i panduan,
dan s ervic e c ha rter
P edoman interna l
U P T D /dokumen
akreditas i
D okumen akreditas i da ri
badan akreditas i
P elap oran /
p en g en d alian
T erg antung ka teg ori
NS P K .
Menteri2 s eha rus nya
memonitor penerapan
NS P K
B elum kelua r P P yang
akan menjelas kan.
S is tem ombuds man?
K a lau S O P intern s a ja –
tidak ada pelaporan.
U ntuk yang beras a l da ri
badan akreditas i, s es uai
tuntutan badan
S es ua i tuntutan ke badan
akreditas i nas iona l (di
bawah IS O )
S anks i
u n tu k
p en g abaian
T erg antung ka teg ori
NS P K
P enc apa ian S P M
dilaporkan kepada K D H
dan kepada Menteri
terka it., menteri
memonitor penc apa ian
S PM
B elum jelas
B elum jelas
B adan akreditas i dapat
ta rik s tatus nya
B adan akreditas i dapat
ta rik s tatus nya ?
In s tans i
d aerah
yan g
relevan
P elayanan
s as aran
S PP
S OP
IS O
HAKE KAT J E NIS S TANDAR
A .3
 NS PK

62

Merupakan penjelas an operas ional dari pelaks anaan urus an wajib dan urus an pilihan s erta
pembagian urus an pemerintahan yang ada dalam P P No. 38/2007

Menggantikan atau merupakan penyes uaian dari juklak/juknis yang dis us un P emerintah P us at
s ebelum era des entralis as i (otonomi daerah)

Dis us un oleh Menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen, dan menjadi pedoman bagi
P emerintah Daerah (provins i dan kabupaten/kota) dalam melaks anakan urus an pemerintahan

Dituangkan dalam peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian
S PM

S P M adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan das ar yang merupakan urus an wajib
pemerintah yang berhak diperoleh s etiap warga s ecara minimal (P P 65/2005)

S P M ditetapkan oleh P emerintah dan diberlakukan untuk s eluruh P emerintahan Daerah P ropins i
dan K abupaten/K ota s ebagai bagian dari penyelenggaraan pelayanan das ar nas ional.

S P M bers ifat s ederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat
dipertanggungjawabkan s erta mempunyai batas waktu pencapaian.

S P M dis es uaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nas ional
dan daerah s erta kemampuan kelembagaan dan pers onil daerah dalam bidang yang
bers angkutan.

S P M yang telah ditetapkan P emerintah menjadi s alah s atu acuan bagi P emerintahan Daerah untuk
menyus un perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan P emerintahan Daerah.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
HAKE KAT J E NIS S TANDAR
A .3
 NS PK


Merupakan penjelas an operas ional dari pelaks anaan urus an wajib dan urus an pilihan s erta
pembagian urus an pemerintahan yang ada dalam P P No. 38/2007

Menggantikan atau merupakan penyes uaian dari juklak/juknis yang dis us un P emerintah P us at
s ebelum era des entralis as i (otonomi daerah)

Dis us un oleh Menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen, dan menjadi pedoman bagi
P emerintah Daerah (provins i dan kabupaten/kota) dalam melaks anakan urus an pemerintahan

Dituangkan dalam peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian
S PM

S P M adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan das ar yang merupakan urus an wajib
pemerintah yang berhak diperoleh s etiap warga s ecara minimal (P P 65/2005)

S P M ditetapkan oleh P emerintah dan diberlakukan untuk s eluruh P emerintahan Daerah P ropins i
dan K abupaten/K ota s ebagai bagian dari penyelenggaraan pelayanan das ar nas ional.

S P M bers ifat s ederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat
dipertanggungjawabkan s erta mempunyai batas waktu pencapaian.

S P M dis es uaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nas ional
dan daerah s erta kemampuan kelembagaan dan pers onil daerah dalam bidang yang
bers angkutan.

S P M yang telah ditetapkan P emerintah menjadi s alah s atu acuan bagi P emerintahan Daerah untuk
menyus un perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan P emerintahan Daerah.
A .4
HUB UNG AN ANTAR B E R B AG AI J E NIS
S TANDAR
T UMP A NG T IND IH A NT A R
S T A ND A R
 NS P K
merupakan payung s tandar
pelayanan, namun ada beberapa s tandar
yang tidak dipayung i oleh S NP K
 T UMP A NG T IND IH
dapat jug a
dilihat antar S P M dan S P P . Walaupun
S P M ditetapkan P emerintah, beberapa
S P P yang berkaitan deng an mutu s taf
akan mirip atau akan s ama deng an S P M,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
63
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
A .4
HUB UNG AN ANTAR B E R B AG AI J E NIS
S TANDAR
T UMP A NG T INDIH S T A NDA R DA L A M
S E K T O R (P E NDIDIK A N )

NS P K merupakan payung s tandar
pelayanan, namun ada beberapa s tandar
yang tidak dipayungi olejh S NP K

NS P K atau bis a dis ebut S NP (S tandar
Nas ional P endidikan), s ebagian
merupakan S O P . K eduanya berkaitan
urus an yang non-pelayanan das ar, namun
juga dapat bermain dalam domain urus an
wajib yang bers ifat pelayanan das ar.
A .5
P E R A N A K T O R P E ME R IN T A H D A N
MA S Y A R A K A T
B adan/
m ekanis me
internas ional
P emerintah
D aerah P rov ins i/
G u bernur s elak u
wak il
P emerintah
NS P K
K onvens i
interna s iona l (MD G s )
mempeng aruhi fokus
S PM
Menerapkan
NS P K berka itan
urus annya , da n
mendukung
memonitor
K a bupa ten/K ota
Menerapkan S P M
berka ita n urus annya
s es ua i s a s a ran
Menteri/priorita s
daera h; mendukung
memonitor
K a bupa ten/K ota
Menerapkan S P M
berka ita n urus annya
s es ua i s a s a ran
Menteri/priorita s
daera h
D aerah
Menerapkan
K abu paten/ K ota NS P K berka itan
urus annya
64
S PM
A s os ia s i profes s i
teknis
mempeng ha rui
s eba g ian da ri
NS P K
Menentukan
NS P K , da la m
P ermen2;
mendukung
penerapannya
Menentukan S P M,
da la m P ermen2 dan
mendukung
penerapannya
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
S PP
S OP
P eng a la man
S ervic e centres di
neg ara la in untuk
“pra ktek yang
ba ik”
Menentukan
kerang ka
mema nfa a tka n
S P P da n
mendukung
penerapannya
Mendukung
org anis a s i ya ng
relevan untuk
meng embang ka n
dan menera pka n
S PP
B a dan tertentu
menentukan
s ta nda r (e.g .,
IS Q , Interna tional
B a c c helaurea t)
Menentukan
a kredita s i atu
tunjuk ba da n yang
memberikan
a kredita s i
Mendukung
unit/org anis a s i
ya ng releva n
untuk
meng embang ka n
dan menera pka n
S PP
Mendukung
unit/org anis a s i
ya ng releva n
untuk
meng embang ka n
dan menera pka n
S OP
Mendukung
org anis a s i ya ng
relevan untuk
meng embang ka n
dan menera pka n
S OP
IS O
IS O menentuka n
s ta nda r; mis a lnya
IS O -9001 tentang
mutu ma najemen
P romos i ma nfaa t
IS O da n
mendukung
daera h/U P T D
menda pa t
a kredita s i IS O
Mendukung
org anis a s i ya ng
relevan untuk
meng ikuti
a kredita s i IS O
Mendukung
org anis a s i ya ng
relevan untuk
meng ikuti
a kredita s i IS O
www.kinerja.or.id
A .5
P E R A N A K T O R P E ME R IN T A H D A N
MA S Y A R A K A T
S PP
S OP
Penyelenggara
pelayanan
(UPTD dan nonpemerintah)
Menerapkan
aspek dari NSPK
yang relevan
terhadap mandat
organisasi
NS P K
Menerapkan aspek
dari SPM yang
relevan terhadap
mandat organisasi
Mengembangkan
dan menerapkan
SPP sesuai jiwa
UU 25/2009
Mengembangkan
dan menerapkan
SOPP sesuai
misi, dan sesuai
badan akreditasi
kalau relevan
Masyarakat
setempat
Memonitor
pemenuhan
NSPK;
menyampaikan
keluhan/
rekomendasi
kepada
penyelenggara
dan Pemda
Mengikuti proses
perencanaan daerah
berkaitan prioritas
SPM yang perlu
dikejar; memonitor
pemenuhan SPM;
mengeluh/
menyumbangkan
rekomendasi kepada
penyelenggara dan
Pemda
Terlibat proses
penentuan SPP
(e.g., service
charter);
memonitor
pemenuhan SPP;
menyampaikan
keluhan/
rekomendasi
kepada
penyelenggara
dan Pemda
Pihak yang
mengembangka
n kapasitas
Mendorong, secara komersial atau disubsidi (oleh para donor misalnya) upaya pemerintah dan
masyarakat madani untuk mengembangkan dan/atau menerapkan standar standar untuk
meningkatkan pelayanan publik (termasuk pelayanan dasar). Pihak ini termasuk instansi pemerintah
di daerah (mislanya LAN regional), Universitas, CSO/jaringan CSOs, dan proyek yang didukung para
donor.
B
S PM
IS O
Menerapkan
standar/sistem
ISO, sesuai
akreditasi
(misalnya ISO9001-2008)
Memonitor
pemenuhan
standar yang
telah ada
(SPM/SPP);
memberikan
rekomendasi
kepada
penyelenggara
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M
S E K T O R P E N D ID IK A N
1. S P M S ektor P endidikan
2. S P P S ektor P endidikan
3. S O P S ektor P endidikan
4. IS O S ektor P endidikan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
65
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
B .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M
S E K T O R P E N D ID IK A N
P E R ME ND IK NA S
No 15 T ahun 2010
B .1
 TTerdiri
erdiri da
dari
ri 27
27 indika
indikator:
tor:

14 SS PPM
M bag
bagii D
Dinas
inas
14
atau SS K
KPPD
D PPendidik
endidikan
an
atau
dann 13
13 indik
indikator
ator SS PPM
M
da
bagii uunit
nit
bag
pelayanan/
anan/UP
UPTTD
D atau
atau
pelay
ekolah.
olah.
ssek
D
Daari
ri 13
13 SS PPM
MU
Unit
nit

laya
yanan/U
nan/UPPTTD
D,, 11
11 SS PPM
M
la
dala
lahh indika
indikator
tor untuk
untuk
aada
tingka
katt SS MP
MP..
ting
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M
S E K T O R P E N D ID IK A N
IND IK A T O R S P M U NT U K D INA S /S K P D
66
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
B .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M
S E K T O R P E N D ID IK A N
IND IK A T O R S P M U NT U K S A T U A N P E ND ID IK A N
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N
L A IN D A L A M S E K T O R P E N D ID IK A N
2.
S P P S ek to r P en d id ik an

S P P S ektor pendidika n merupa ka n s ta nda r ya ng dirumus ka n oleh piha k-piha k untuk mema s tika n
berla ng s ung nya la ya na n pendidika n ba ik oleh s a tua n pendidika n maupun D ina s pendidika n terka it
deng a n penera pa n S P M ma upun s ta nda r la innya .
S P P S ektor P endidika n ini meng ha s ilka n ja nji a ta u ma kluma t pela ya na n ya ng dis a mpa ika n s ec a ra
terbuka da n muda h dia ks es oleh publik.
S P P ini dirumus ka n deng a n meliba tka n berba g a i piha k dia nta ra nya D ewa n pendidika n, L S M pemerha ti
pendidika n, K omite S ekola h da n terma s uk peng g una la ya na n itu s endiri ya kni ora ng tua murid da n
murid itu s endiri.


3. S O P S ek to r P en d idik an

H ing g a s a a t ini b elu m ad a s ekola h ya ng memiliki S O P P endidika n, jika pun a da ya ng mirip bia s a nya itu
a da la h T A T A T E R T IB S E K O L A H .
4. IS O S ek to r P en d idik an



www.kinerja.or.id
S ekola h tida k wa jib memiliki s ertifika s i IS O . Mes kipun a da s ekola h neg eri, teta pi umumnya s wa s ta .
s ekola h deng a n s ertifika s i IS O , buka n foc us pa da produk memenuhi s ua tu s ta nda r interna s iona l, teta pi
s is tem ma na jemen mutunya ya ng tela h memenuhi s ta nda r interna s iona l.
Implika s i pa da ma ha lnya bia ya s ekola h deng a n s ertifika s i IS O
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
67
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
C
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M
S E K TOR K E S E HA TAN
1. S P M S E K T O R K E S E HA T A N
2. S P P S E K T O R K E S E HA T A N
3. S OP S E K T O R K E S E HA T A N
1
1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M
S E K TOR K E S E HA TAN
 44 JJEENIS
NIS PPEELLA
AYYA
ANA
NAN:
N:

 PPela
elayanan
yanan kes
keseha
ehata
tann da
dassaarr

 PPela
elayanan
yanan KKes
eseha
ehata
tann rujuka
rujukann

 PPenyelidika
enyelidikann epidemiolog
epidemiologii da
dann

penang
ngggula
ulang
ngggaann keja
kejadia
diann lua
luarr
pena
biassaa
bia
P E R ME NK E S
No 741 T ahun 2008
 PPromos
romosii kes
keseha
ehata
tann da
dann

pemberdaya
yaaann ma
massya
yara
raka
katt
pemberda
 TTerd
erdiri
iri ddari
ari 18
18 in
inddik
ikato
ator:
r:

 14
14 Indika
Indikator
tor pa
pada
da PPela
elaya
yana
nann

keseha
ehata
tann da
dassaarr
kes
 22 indika
indikator
tor pa
pada
da PPela
elaya
yana
nann

eseha
ehata
tann rujuka
rujukann
KKes
 11 indika
indikator
tor PPenyelidika
enyelidikann

epidemiologii da
dann
epidemiolog
penang
ngggula
ulang
ngggaann keja
kejadia
diann lua
luarr
pena
biassaa
bia
 11 indika
indikator
tor PPromos
romosii kes
keseha
ehata
tann

dann pemberda
pemberdaya
yaaann ma
massya
yara
raka
katt
da
68
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
S T A ND A R P E L A Y A NA N MINIMA L D A L A M
S E K TOR K E S E HATAN
1
J en is P elay an an
P elayanan kes ehatan das ar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
In d ik ato r S P M
C a kupa n K unjung a n Ibu H a mil K 4
C a kupa n komplika s i kebida na n ya ng dita ng a ni
C a kupa n pertolong a n pers a lina n oleh tena g a kes eha ta n ya ng memiliki
kompetens i kebida na n
C a kupa n pela ya na n nifa s
C a kupa n neona tus deng a n komplika s i ya ng dita ng a ni
C a kupa n kunjung a n ba yi
C a kupa n D es a /K elura ha n U C I
C a kupa n pela ya na n a na k ba lita
C a kupa n pemberia n ma ka na n penda mping A S I pa da a na k us ia 6 -24 bula n
g a kin
C a kupa n ba lita g iz i buruk menda pa t pera wa ta n
C a kupa n penja ring a n kes eha ta n s is wa S ekola h D a s a r (S D ) & s eting ka t
C a kupa n pes erta K elua rg a B erenc a na (K B ) a ktif
C a kupa n penemua n da n pena ng a na n penderita penya kit*)
C a kupa n pela ya na n kes eha ta n da s a r ma s ya ra ka t mis kin
P elayanan K es ehatan ru ju k an
1.
2.
P en yelid ik an epidem io log i d an
p enan g g u lan g g an K L B
C a kupa n D es a /K elura ha n meng a la mi K eja dia n L ua r B ia s a (K L B ) ya ng dila kuka n
penyelidika n epidemiolog i < 24 ja m
P ro m os i k es ehatan dan p em berdayaan
m as yarak at
C a kupa n D es a S ia g a A ktif
B .2
C a kupa n pela ya na n kes eha ta n rujuka n pa s ien ma s ya ra ka t mis kin
C a kupa n pela ya na n g a wa t da rura t level 1 ya ng ha rus diberika n s a ra na
kes eha ta n (R uma h S a kit) di K a bupa ten/K ota
S T A N D A R P E L A Y A N A N P U B L IK
S E K T OR K E S E HA T A N


S P P K E S E HATAN
Y A NG D A P A T
D IK E MB A NG K A N
O L E H UNIT
P E L A Y A NA N
www.kinerja.or.id
KKomitmen
omitmen memberi
memberi layanan
layanan dengan
dengan sstandar
tandar waktu/jangka
waktu/jangka
waktu
waktu penyeles
penyelesaian
aian sserta
erta jadwal
jadwal atau
atau waktu
waktu layanan;
layanan;


KKomitmen
omitmen deng
dengan
an menentukan
menentukan tarif/biaya
tarif/biaya tertentu;
tertentu;


KKomitmen
omitmen memberi
memberi layanan
layanan dengan
dengan produk
produk pelayanan
pelayanan
tertentu;
tertentu;


KKomitmen
omitmen menyediakan
menyediakan ssarana,
arana, pras
prasarana,
arana, dan/atau
dan/atau
fas
fasilitas
ilitas tertentu;
tertentu;


KKomitmen
omitmen memberikan
memberikan layanan
layanan dengan
dengan kompetens
kompetensii
PPelaks
elaksana
ana tertentu;
tertentu;


KKomitmen
omitmen memberikan
memberikan layanan
layanan melalui
melalui pros
prosedur
edur adanya
adanya
pengawas
pengawasan
an internal;
internal;


Mengembangkan
Mengembangkan penanganan
penanganan pengaduan,
pengaduan, ssaran,
aran, dan
dan
mas
masukan.
ukan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
69
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
B .3
S T A N D A R O P E R A S IO N A L
P R O S E D UR S E K T O R K E S E H A T A N
 S O P P era wa ta n S ebelum P ers a lina n
(A ntena ta l C a re)
 S O P P enentua n F a ktor R es ti U ntuk Ibu H a mil
S OP
P E L A Y A NA N
DAS AR
K E S E HATAN
 S O P P ertolong a n P ers a lina n
 S O P K unjung a n N ifa s
 S O P N eona tus
 S O P Inis ia s i Menyus u D ini
 S O P P era wa ta n Metoda K a ng uru
D
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M
S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
 Bukan merupakan pelayanan publik dasar
 Tidak berada dalam satu sektor tertentu, STANDAR PELAYANAN
yang digunakan mengacu pada layanan perijinan tertentu
 Organisasinya berdiri sendiri, bahkan layanannya “menarik” dari
organisasi lain. Wujud pelayanannya dalam bentuk PTSP
(Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
 STANDAR PELAYANAN dalam PTSP adalah SPM dan SOP.
Acuan untuk SPM tidak berdasarkan PP 65 Tahun 2005
70
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
D .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L
S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
IND IK A T O R
S P M DAL AM
P E R IJ INA N
US A H A
D .2


P
P ro
ross ed
edu
urr p
pela
elay
yan
ana
an
n


Wak
Waktu
tu p
pen
eny
yeles
eles aia
aian
n


B
B ia
iay
ya
ap
pela
elay
ya
an
nan
an


S
S aran
arana
ad
dan
an p
pra
rass aran
arana
a


K
Ko
om
mp
peten
etenss ii p
petu
etug
ga
ass p
pem
emb
beri
eri
p
pela
elay
ya
an
nan
an


P
P ers
ers y
yaratan
aratan
S T A N D A R P E L A Y A N A N P U B L IK
S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
S T A ND A R
P E L A Y A NA N
P U B L IK
(me s kipun tidak
pe rnah dis e but
P T S P me miliki
S PP)

P
PT
TS
SP
P memiliki
memiliki kewa
kewajiba
jiban
n untuk
untuk
mela
melaks
ksa
ana
naka
kan
n IK
IK M
M (indeks
(indeks
kepua
kepuassa
aa
an
n ma
massya
yara
raka
kat)
t) ssec
eca
ara
ra
reg
reguler.
uler.

H
Ha
assil
il IK
IK M
M berupa
berupa rekomenda
rekomendassii
perba
perbaika
ikan-perba
n-perbaika
ikan
n
berda
berdassa
arka
rkan
n ma
massuka
ukan
n
ma
massya
yara
raka
katt (penerima
(penerima la
laya
yana
nan)
n)
a
aka
kan
n menja
menjadi
di ma
massuka
ukan
n ya
yang
ng
ha
harus
rus diperba
diperbaiki
iki oleh
oleh P
PT
TS
SP
P
ssetia
etiap
p periodenya
periodenya..
P E R B A IK A N D A P A T
ME MP E NG A R UH I
IND IK A T O R D A L A M S P M
MA U P U N S O P
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
71
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
B .3
S T A N D A R O P E R A S IO N A L
P R O S E D UR S E K T O R K E S E H A T A N
 S O P P era wa ta n S ebelum P ers a lina n
(A ntena ta l C a re)
 S O P P enentua n F a ktor R es ti U ntuk Ibu H a mil
S OP
P E L A Y A NA N
DAS AR
K E S E HATAN
 S O P P ertolong a n P ers a lina n
 S O P K unjung a n N ifa s
 S O P N eona tus
 S O P Inis ia s i Menyus u D ini
 S O P P era wa ta n Metoda K a ng uru
D
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M
S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
 Bukan merupakan pelayanan publik dasar
 Tidak berada dalam satu sektor tertentu, STANDAR PELAYANAN
yang digunakan mengacu pada layanan perijinan tertentu
 Organisasinya berdiri sendiri, bahkan layanannya “menarik” dari
organisasi lain. Wujud pelayanannya dalam bentuk PTSP
(Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
 STANDAR PELAYANAN dalam PTSP adalah SPM dan SOP.
Acuan untuk SPM tidak berdasarkan PP 65 Tahun 2005
72
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
D .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L
S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
IND IK A T O R
S P M DAL AM
P E R IJ INA N
US A H A
D .2


P
P ro
ross ed
edu
urr p
pela
elay
yan
ana
an
n


Wak
Waktu
tu p
pen
eny
yeles
eles aia
aian
n


B
B ia
iay
ya
ap
pela
elay
ya
an
nan
an


S
S aran
arana
ad
dan
an p
pra
rass aran
arana
a


K
Ko
om
mp
peten
etenss ii p
petu
etug
ga
ass p
pem
emb
beri
eri
p
pela
elay
ya
an
nan
an


P
P ers
ers y
yaratan
aratan
S T A N D A R P E L A Y A N A N P U B L IK
S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
S T A ND A R
P E L A Y A NA N
P U B L IK
(me s kipun tidak
pe rnah dis e but
P T S P me miliki
S PP)

P
PT
TS
SP
P memiliki
memiliki kewa
kewajiba
jiban
n untuk
untuk
mela
melaks
ksa
ana
naka
kan
n IK
IK M
M (indeks
(indeks
kepua
kepuassa
aa
an
n ma
massya
yara
raka
kat)
t) ssec
eca
ara
ra
reg
reguler.
uler.

H
Ha
assil
il IK
IK M
M berupa
berupa rekomenda
rekomendassii
perba
perbaika
ikan-perba
n-perbaika
ikan
n
berda
berdassa
arka
rkan
n ma
massuka
ukan
n
ma
massya
yara
raka
katt (penerima
(penerima la
laya
yana
nan)
n)
a
aka
kan
n menja
menjadi
di ma
massuka
ukan
n ya
yang
ng
ha
harus
rus diperba
diperbaiki
iki oleh
oleh P
PT
TS
SP
P
ssetia
etiap
p periodenya
periodenya..
P E R B A IK A N D A P A T
ME MP E NG A R UH I
IND IK A T O R D A L A M S P M
MA U P U N S O P
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
73
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
D .3
S T A N D A R O P E R A S IO N A L P R O S E D U R
S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
S O P P E R IJ INA N
US A HA
Mas in g -m a s in g
P T S P wa jib
m en y u s u n d a n
m en ja lan k a n S O P
s es u a i P A ND U A N
74
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
K
KE
E LL E
E NG
NGK
KA
AP
PA
AN
NP
PR
RO
OS
SE
ED
DU
UR
R::
B
Ba
ata
tassa
an
n wa
waktu
ktu ma
massing
ing-ma
-massing
ing ta
taha
hapa
pan
n
P
Pers
ersya
yara
rata
tan
n ya
yang
ng dibutuhka
dibutuhkan
n
B
Bentuk
entuk formulir
formulir ya
yang
ng dig
diguna
unaka
kan
n
P
Pena
enang
nga
ang
ngg
gung
ungja
jawa
wab
b ma
massing
ing-ma
-massing
ing
www.kinerja.or.id
Paket Program KINERJA
dan Relevansinya dengan
Indikator Pencapaian
Standar Pelayanan
33
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
75
BAB 3
Paket Program
KINERJA dan
Relevansinya
dengan Indikator
Pencapaian
Standar
Pelayanan
Program
Kinerja USAID
bekerja untuk
meningkatkan mutu
pelayanan publik
melalui pendekatan
tata kelola ....
PENGANTAR
Program Kinerja USAID bekerja untuk meningkatkan
mutu pelayanan publik melalui pendekatan tata
kelola pemerintahan yang baik. Program diintervensi
dari dua sisi, baik intervensi dan penguatan pada
sisi penyelenggara pelayanan maupun intervensi
dan penguatan pada sisi penerima layanan.
Didalam modul ini diuraikan apa saja paket sektor
pelayanan publik program Kinerja yang selama
ini dijalankan dan indikator pencapaian standar
pelayanan apa saja yang termasuk di dalam masingmasing paket.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mendapatkan dan mempelajari materi di
dalam modul ini peserta diharapkan dapat mengenal
secara garis besarpaket program Kinerja yang ada
pada tiga sektor pelayanan publik serta penerapan
berbagai standar pelayanan apa saja yang
seharusnya diterapkan didalamnya.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Pengenalan paket program Kinerja bidang
pendidikan, kesehatan, dan perbaikan iklim
76
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
usaha agar peserta memahami sektor dan isu
relevansinya dengan indikator pencapaian
apa saja yang didukung oleh program.
standar pelayanan yang terkait.
2. Mengenali dan memahami berbagai standar
pelayanan yang menjadi indikator mutu
pelayanan sektor pendidikan dasar yang
METODE, ALAT
BANTU DAN BAHAN
didukung oleh Kinerja.
3. Mengenali dan memahami berbagai standar
pelayanan yang menjadi indikator mutu
pelayanan sektor kesehatan ibu dan anak yang
didukung oleh Kinerja.
1.Metode
a.Tutorial.
4. Mengenali dan memahami berbagai standar
b. Diskusi dan curah pendapat.
pelayanan yang menjadi indikator mutu
c. Diskusi kelompok
pelayanan sektor perijinan usaha yang didukung
oleh Kinerja.
2. Alat Bantu
a.Flipchart.
b. Kertas plano dan spidol.
POKOK BAHASAN
1. Isu-isu relevan dalam paket program pendidikan
c. LCD Projector dan Komputer.
3.Bahan
a. Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
dasar dukungan Kinerja dan relevansinya
digital yang berisi presentasi slide-slide
dengan indikator pencapaian standar
dengan menggunakan software presentasi.
pelayananyang terkait
2. Isu-isu relevan dalam paket program kesehatan
ibu dan anak dukungan Kinerja dan relevansinya
dengan indikator pencapaian standar pelayanan
yang terkait.
3. Isu-isu relevan dalam paket program pelayanan
perijinan usaha dukungan Kinerja dan
www.kinerja.or.id
WAKTU
3 X 45 menit
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
77
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
PROSES FASILITASI
Penyampaian Isu
Kinerja & Standar
Pelayanan
(30 menit)
Pengantar
(5 menit)
Kesimpulan
(15 menit)
Diskusi dan presentasi
kelompok tentang
penerapan SPM dalam
Isu Kinerja
(60 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
Pengantar
Diskusi Kelompok
(5 menit)
terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat membagi
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
secara adil peserta-peserta yang ingin bertanya
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
atau menjawab dengan meminta mereka
menyampaikan hal penting terkait isu Kinerja
menyampaikan pertanyaan dan respon secara
dan penerapan Standar Pelayanan di dalamnya.
singkat namun jelas dan diketahui maksudnya.
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
4. Diskusi kelompok. Sebelum diskusi dimulai
narasumber untuk menyajikan materi mengenai
fasilitator menyampaikan hal-hal sebagai
isu-isu yang ada dalam 3 sektor pelayanan
berikut:
publik yang mendapat dukungan dari Kinerja.
a. Fasilitator menyampaikan tugas yang harus
Selanjutnya, materi tersebut dikaitkan dengan
dirumuskan di dalam diskusi kelompok.
standar pelayanan yang terkait di dalamnya.
Tugas tersebut adalah: merumuskan 5 hal
Penyajian dilakukan dalam power point yang
utama yang merupakan hak warga (orang
juga didukung dengan naratif selama 30 menit.
tua murid/murid, ibu hamil/menyusui,
3. Tanya jawab. Sesi Tanya jawab dilaksanakan
pencari ijin dan sebagainya)/kewajiban
selama 20 menit dengan sebanyak mungkin
pemerintah daerah yang harus disediakan
melibatkan peserta yang aktif bertanya
terkait pelaksanaan standar pelayanan pada
maupun merespon pertanyaan. Fasilitator tidak
masing-masing sektor.
menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan
78
Tanya Jawab dan
Klarifikasi
(20 menit)
b. Masing-masing kelompok membahas isu
yang diajukan peserta, namun menawarkan
secara merata dari 7 isu yang ada (BOSP,
kepada peserta lain untuk merespon atau
DGP, MBS, PA, IMD, ASI dan Perijinan
menjawab, sehingga dibangun diskusi yang
Usaha).
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5 menit setiap kelompok dan dilanjutkan
c. Pembagian waktu dalam diskusi adalah
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
disampaikan masing-masing kelompok.
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
Fasilitator memandu proses diskusi dan
dan mencatat. 27 menit selanjutnya
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
diskusi yang dapat digunakan sebagai
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
untuk membahas hasil diskusi masing-
5. Penutup. Fasilitator menutup sesi ini dengan
masing kelompok.
menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
d. Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
jawab dan hasil diskusi kelompok.
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
diskusi.
e. Fasilitator mengatur pembagian kelompok
URAIAN SUBSTANSI
sedemikian rupa sehingga masing-masing
kelompok beranggotakan antara 5 sampai 9
peserta.
f. Selama diskusi kelompok berlangsung,
fasilitator memastikan diskusi pada
masing-masing kelompok berjalan dan
1. Pendahuluan
setiap anggota kelompok terlibat dalam
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
diintervensi oleh Kinerja di masing-masing sektor
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
dan cakupannya sampai di wilayah mana saja.
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
Selanjutnya, dijelaskan pula indikator-indikator
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
standar pelayanan yang relevan dengan paket-
kelompok menyampaikan hasil maksimal
paket tersebut dan bagaimana isu strategis di
Pada bagian awal dijelaskan program apa yang
masing-masing indikator yang layak diperhatikan
untuk diadvokasi ke depannya. Peserta juga diajak
Selama
diskusi kelompok
berlangsung, fasilitator
memastikan diskusi pada
masing-masing kelompok
berjalan dan setiap anggota
kelompok terlibat dalam
diskusi secara
aktif.
www.kinerja.or.id
memperdalam berbagai isu terkait yang berkembang
di dalam kesehariannya terkait dengan penerapan
standar pelayanan sektor masing-masing.
2. Paket Sektor Pendidikan
Dasar
Di dalam paket program Kinerja untuk sektor
pendidikan dasar terdapat tiga isu besar yang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
79
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
didukung untuk perbaikan kualitas layanannya,
menyeluruh di kabupaten/kota. Jika hasil analisis
yakni: (1). Perhitungan Biaya Operasional Satuan
ini menunjukkan bahwa masih terjadi kesenjangan
Pendidikan (BOSP), (2). Distribusi Guru yang
biaya pendidikan, maka direkomendasikan
Proporsional (DGP) dan (3). Manajemen Berbasis
bagaimana APBD menutupi kesenjangan
Sekolah (MBS). Penjelasan atas ketiganya adalah
tersebut. Jika APBD masih belum dapat menutupi
sebagai berikut:
semua kesenjangan tersebut, Kinerja juga akan
mendampingi bagaimana mencari alternatif
a. Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
Perhitungan terhadap BOSP (Biaya Operasional
pendanaan,dari sisi pengguna atau komunitas
lainnya (misalnyadengan melalui kemitraan
pemerintah dan swasta), sepanjang masih
diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku.
Satuan Pendidikan) merupakan dukungan terhadap
kecukupan kebutuhan operasional sekolah telah
diberikan oleh Pemerintah Pusat melalaui APBD,
b. Distribusi Guru yang Proporsional
dan diteruskan ke sekolah (mekanisme 2011).
80
Berdasarkan beberapa survai, jika disesuaikan
Banyak kabupaten/kota yang melaporkan bahwa
dengan harga satuan (unit cost) setempat dan
beberapa sekolahnya mengalami kekurangan
usaha mencapai target Standar Pelayanan
guru, dan meminta tambahan guru, baik dalam
Minimum (SPM) pendidikan, maka ditemukan
hal jumlah maupun spesialisasi guru dalam mata
bahwa BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang
pelajaran tertentu. Permintaan ini berdasarkan atas
dikucurkan dari APBN tersebut belumlah mencukupi,
kebutuhan sesuai dengan bukti nyata di lapangan
sehingga masih ada kesenjangan pendanaan
serta usaha dalam memenuhi SPM. Proyek rintisan
kebutuhan biaya operasional. Dilain pihalk,
BERMUTUdi Kemendiknas, dengan dukungan
banyak Kab/ kota yang berminat untuk memenuhi
Bank Dunia, memfasilitasi Dinas Pendidikan pada
kesenjangan pendanaan tersebut, tetapi belum
tingkat Kabupaten/Kota untuk mengkaji ulang,
tahu bagaimana menghitungnya. Program DBE1
menganalisis, dan mengembangkan rekomendasi
– USAID, telah memulai dengan pendekatan dan
yang berhubungan dengan sumber daya guru,
metode penghitungan Biaya Operasional Satuan
jumlah sekolah dan jumlah murid. Rasio yang
Pendidikan (BOSP). Pendekatan ini mendorong
dihasilkan dalam analisis sering menunjukkan
SKPD dan pemangku kepentingan terkait untuk
bahwa Kab/Kota mengalami surplus tenaga guru,
manganalisa berapa biaya operasional yang nyata
tetapi terjadi ketimpangan antar sekolah dan
per anak/ tahun din tingkat SD dan SMP sesuai
kecamatan.Para guru kurang terdistribusi dengan
dengan kondisi setempat. Hal ini menjadi dasar
seimbang, lebih sering berkumpul di daerah
untuk merancang alokasi dana pendidikan secara
perkotaan, sedangkan hanya segelintir yang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
berminat mengajar di daerah terpencil. Kinerja
akuntabel merupakan pendekatan yang disiapkan
dirancang untuk memberikan asistensi teknis
bagi pemangku kepentingan sekolah. Dari
kepada Kab/Kota dan komunitas tentang analisis
berbagai sumber diketahui bahwa hal diatas belum
penyebaran guru, mengembangkan rekomendasi
dilaksanakan secara konsisten dilapangan. Kinerja
teknis dan keuangan untuk kebijakan terkait, dan
menyiapkan pendekatan secara menyeluruh dari
melaksanakan inovasi dalam penyebaran tenaga
sudut penyedia layanan maupun pengguna layanan.
guru yang proporsional, termasuk manajemen
pendidikan terkait. Kegiatannya adalah melakukan
serangkaian bantuan teknis untuk merumuskan
berbagai hal terkait analisis dan rekomendasi
teknis bersama aparatur Pemerintah Daerah terkait
dan juga melibatkan pemangku kepentingan nonPemerintah juga, termasuk di dalamnya adalah
Komite Sekolah, Dewan Pendidikan dan komponen
masyarakat sipil lainnya.
c. Penguatan Manajemen Berbasis Sekolah
Pemangku kepentingan pada tingkat kabupaten/
kota, adalah orang/lembaga yang berkepentingan
dengan pendidikan, termasukDewan Pendidikan/
MPD, DPRD untuk komite terkait, tokoh agama,
tokoh masyarakat, Organisasi Masyarakat Sipil
(OMS), perwakilan kepala sekolah, guru, komite
sekolah dan orang tua. Sedangkan pada tingkat
sekolah adalah kepala sekolah, guru, komite
sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama,
perwakilan dinas pendidikan dan pemerhati yang
terkait.
Setelah berjalan sejak Juli 2005 s/d 2010
pengalokasian dana BOS dari APBN, maka
tahun 2011 Pemerintah Pusat memperkenalkan
mekanisme pencairan Bantuan Operasional Sekolah
Standar Pelayanan
Pendidikan Dasar
(BOS) yang baru. Dana APBN ditransfer langsung
ke Kas Daerah, kemudian dana tersebut diberikan
SPM Pendidikan Dasar
ke SD dan SMP penerima BOS. Kemendikbud
bersama beberapa mitra pembangunan telah
Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan,
mengembangkan pendekatan dan modul dalam
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan
melengkapi mekanisme ini untuk mendampingi
mulai Undang- Undang sampai Peraturan Menteri
pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/
terkait Standar Pelayanan Minimum (SPM).
kota maupun di sekolah. Perencanaan dan
SPM Pendidikan Dasar adalah jenis dan tingkat
penganggaran melalui penyusunan Rencana Kerja
pelayanan pendidikan minimal yang harus
Sekolah (RKS) yang partisipatif, pelaksanaan
disediakan oleh satuan atau program pendidikan,
dan pelaporan keuangan yang transparan dan
penyelenggara satuan atau program pendidikan,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
81
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau
pada akhir semester dalam bentuk laporan
kota sebagaimana diatur dalam PP No. 38 Tahun
hasil prestasi belajar peserta didik;
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
f. kepala sekolah atau madrasah
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan
SPM Pendidikan Dasar juga merupakan tolok ukur
Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN)
kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligus
kepada orang tua peserta didik dan
sebagai acuan dalam perencanaan program dan
menyampaikan rekapitulasinya kepada
penganggaran pencapaian target masing-masing
Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau
daerah kabupaten/kota.Beberapa indikator dalam
Kantor Kementerian Agama di kabupaten/
SPM Pendidikan Dasar yang relevan dengan paket
kota pada setiap akhir semester;
pendidikan program Kinerja yakni:
2. Isu DGP memiliki keterkaitan dengan indikator
1. Isu BOSP memiliki keterkaitan dengan indikator
pencapaian nomor 21 sampai dengan nomor 26,
yakni:
a. satuan pendidikan menerapkan kurikulum
pencapaian nomor 5 sampai dengan nomor 8,
yakni:
a. setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam)
tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai
orang guru untuk setiap satuan pendidikan,
ketentuan yang berlaku;
dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang
b. setiap guru menerapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
guru setiap satuan pendidikan;
b. setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang
disusun berdasarkan silabus untuk setiap
guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
mata pelajaran yang diampunya;
daerah khusus tersedia satu orang guru
c. setiap guru mengembangkan dan
menerapkan program penilaian untuk
untuk setiap rumpun mata pelajaran;
c. setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru
membantu meningkatkan kemampuan
yang memenuhi kualifikasi akademik S1
belajar peserta didik;
atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah
d. kepala sekolah melakukan supervisi kelas
dan memberikan umpan balik kepada guru
dua kali dalam setiap semester;
e. setiap guru menyampaikan laporan hasil
memiliki sertifikat pendidik;
d. di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak
70% dan separuh diantaranya (35% dari
evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
setiap peserta didik kepada kepala sekolah
pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% dan 20%;
82
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3. Isu MBS memiliki keterkaitan dengan indikator
per tahun dengan kegiatan pembelajaran
pencapaiannomor 15 sampai dengan nomor 27,
sebagai berikut :
yakni:
i. Kelas I – II : 18 jam per minggu;
a. setiap SD/MI menyediakan buku teks
yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
Pemerintah mencakup mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS,
dan Pendidikan Kewarganegaraan, dengan
perbandingan satu set untuk setiap peserta
didik;
b. setiap SMP/MTs menyediakan buku teks
yang sudah ditetapkan kelayakannya
oleh Pemerintah mencakup semua mata
pelajaran dengan perbandingan satu set
untuk setiap perserta didik;
c. setiap SD/MI menyediakan satu set peraga
IPA dan bahan yang terdiri dari model
kerangka manusia, model tubuh manusia,
bola dunia (globe), contoh peralatan optik,
kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/
carta IPA;
d. setiap SD/MI memiliki 100 judul buku
pengayaan dan 10 buku referensi, dan
setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku
pengayaan dan 20 buku referensi;
e. setiap guru tetap bekerja 37,5 jam
per minggu di satuan pendidikan,
termasuk merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing atau melatih
peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan;
f. satuan pendidikan menyelenggarakan
proses pembelajaran selama 34 minggu
www.kinerja.or.id
ii. Kelas III : 24 jam per minggu;
iii. Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau
iv. Kelas VII - IX : 27 jam per minggu;
g. satuan pendidikan menerapkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai
ketentuan yang berlaku;
h. setiap guru menerapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan silabus untuk setiap
mata pelajaran yang diampunya;
i. setiap guru mengembangkan dan
menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan
belajar peserta didik;
j. kepala sekolah melakukan supervisi kelas
dan memberikan umpan balik kepada guru
dua kali dalam setiap semester;
k. setiap guru menyampaikan laporan hasil
evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
setiap peserta didik kepada kepala sekolah
pada akhir semester dalam bentuk laporan
hasil prestasi belajar peserta didik;
l. kepala sekolah atau madrasah
menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan
Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN)
kepada orang tua peserta didik dan
menyampaikan rekapitulasinya kepada
Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau
Kantor Kementerian Agama di kabupaten/
kota pada setiap akhir semester; dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
83
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
m. setiap satuan pendidikan menerapkan
a. Promosi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah
ASI Eksklusif. Kedua program gabungan ini
(MBS).
berupaya meningkatkan kesadaran akan
pentingnya air susu ibu (ASI). Program-program
ini merupakan intervensi berbasis bukti yang
3. Paket Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Akses ke
Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) merupakan
prioritas utama pemerintah pusat dan daerah dalam
mencapai Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs)
dan memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM)
terkait yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
Kinerja mendukung upaya pemerintah pusat untuk
menyediakan akses ke pelayanan kesehatan dasar
yang lebih berkualitas (PKD).Kinerja berfokus pada
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) karena ibu dan anak
merupakan kelompok paling rentan.
Kinerja mendorong pemerintah daerah untuk
mencapai kinerja yang lebih baik dengan
memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh
efektif untuk mengurangi angka kematian bayi
dan kasus-kasus diare. Program-program ini
juga berupaya meningkatkan nutrisi ibu hamil
dan menyusui.
b. Kesiapan Persalinan K1 - K4 (Pemeriksaan
Ibu Hamil/Perawatan Pasca Melahirkan [PNC
or KN (kunjungan neonatal)]. Program ini
menggambarkan tindakan-tindakan secara
bertahap yang perlu diambil untuk menghadapi
berbagai masalah kesehatan, salah satunya
adalah persalinan. Program ini digabungkan
dengan Program Kemitraan Bidan dan Dukun
yang mempromosikan persalinan di fasilitas
kesehatan yang tepat dengan tenaga kesehatan
yang memenuhi syarat. Hanya bidan yang
hendaknya menangani aspek-aspek klinis
sedangkan dukun bayi memantau persiapan
sebelum persalinan.
reformasi yang telah dilaksanakan. Untuk intervensi
kesehatannya yang utama, KINERJA telah
memilih reformasi kebijakan yang berfokus pada
pelaksanaan dan pengembangan pemberdayaan
masyarakat di bidang KIA dan perbaikan pelayanan
Puskesmas serta penguatan mekanisme umpan
balik.
Program nasional Kementerian Kesehatan yang
didukung oleh Kinerja meliputi:
84
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Penerapan Standar Pelayanan pada
Kesehatan Ibu Anak
SPM Kesehatan terkait
Dengan adanya Standar Pelayanan Minimalbidang
kesehatan diharapkan pelayanan kesehatan
esensial yang menjadi kebutuhan utama masyarakat
www.kinerja.or.id
dapat dipenuhi pada tingkat yang paling minimal
sesuai standar. Umumnya ibu hamil di pedesaan
secara nasional. Hal ini dimaksudkan agar dapat
jarang sekali bersedia datang ke Puskesmas
mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan
untuk kunjungan K4, karena jika merasa tidak ada
antar daerah, dan lebih lanjut diharapkan dapat
masalah, maka dianggap janin dan dirinya sehat-
memelihara dan menjaga keutuhan negara Republik
sehat saja. Padahal untuk memastikan kesehatan
Indonesia. Pelayanan dasar kepada masyarakat
dan tidak adanya gangguan pada proses persalinan
adalah fungsi pemerintah dalam memberikan dan
ibu hamil, kunjungan K4 menjadi sangat penting
mengurus kebutuhan dasar masyarakat untuk
sekali. Selain itu juga dalam kunjungan K4 harus
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Khusus
dipastikan semua standar pelayanan bagi ibu hamil
untuk program Kinerja, indikator SPM Kesehatan
dipenuhi oleh nakes.
yang digunakan hanya pada SPM Kesehatan Dasar
saja dan hanya sampai dengan indikator tertentu
Untuk memenuhi indikator 1 ini, setidaknya
saja yakni untuk:
diperlukan sejumlah kegiatan yang perlu diketahui
1. Persalinan Aman (PA) digunakan indicator
pencapaian SPM no 1, 3, 4 dan 5
2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) digunakan indicator
pencapaian SPM no 3
3. ASI Eksklusif digunakan indicator pencapaian
SPM No 9.
Dengan demikian saat publik hendak melakukan
advokasi terhadap implementasi standar pelayanan
oleh bumil maupun masyarakat pada umumnya
karena merupakan hak masyarakat yang wajib
diketahui dan diperoleh oleh bumilserta merupakan
kewajiban bagi pemerintah daerah (Dinas
Kesehatan dan jejaringnya) yang harus dilakukan,
sebagai berikut:
a. Pengadaan buku KIA berikut stiker P4K
untuk mencatat dan memantau kesehatan
di sektor kesehatan ibu dan anak, maka indikator
ibu dan anak sejak ibu hamil sampai dengan
yang digunakan adalah indikator-indikator dimaksud.
selesai masa nifas dan anaknya sejak lahir
Penjelasan dari indikator SPM Kesehatan Ibu dan
hingga berusia 5 tahun. Tenaga kesehatan yang
Anak yang pelaksanaannya mendapat dukungan
memeriksa ibu hamil harus memberikan buku
Kinerja adalah sebagai berikut:
KIA kepada setiap ibu hamil atau setiap anak,
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 - K4 menganjurkan untuk membaca isi buku KIA
(Indikator no. 1 SPM Kesehatan).
dan mengingatkan pada ibu hamil untuk selalu
membawa buku KIA kemana saja setiap pergi ke
Penjelasan dari indikator ini adalah tenaga
pelayanan kesehatan.
kesehatan (nakes) harus memastikan bahwa ibu
hamil harus konsultasi K4 (periode ke 4 dalam
masa kehamilan) dan mendapat layanan yang
www.kinerja.or.id
Buku KIA (kesehatan Ibu Anak) adalah buku
Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi
secara dini adanya gangguan atau masalah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
85
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan
Drop Out K4. Dalam kunjungan tersebut nakes
penyuluhan dengan informasi yang penting
melakukan pemeriksaan antenatal sesuai
bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai
standar yang diperlukan.
pelayanan kesehatan Ibu dan anak termasuk
rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA,
d. Pelatihan Kelas Ibu termasuk KIP (Komunikasi
Interpersonal)/konseling diikuti kader kesehatan/
gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita
posyandu yang akan menjadi fasilitator dalam
Dengan buku KIA pemeriksaan dapat dilakukan
pelaksanaan kelas ibu hamil;
dimana saja, mulai dari posyandu, poskesdes,
pustu, puskesmas, rumah sakit dan klinik-klinik
swasta sesuai dengan registrasi kohort ibu
hamil.
e. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu
s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan
b. Pelayanan Antenatal sesuai standar;
jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini
ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
Pelayanan kesehatan bagi bumil setiap kali
tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan
kunjungan, setidaknya empat kali, selama masa
anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis
kehamilan sampai sebelum persalinan yang harus
serta dapat dilaksanakan secara terjadwal
dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu :
•
Menimbang berat badan dan ukur tinggi badan
•
Mengukur tensi / tekanan darah
•
Mengukur tinggi fundus uteri
•
Memberikan tablet FE untuk tambah darah
•
Memberikan suntikan tetanus toksoid
•
Melakukan tes laboratorium (Hb, protein,
dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil
difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan
menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu
Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan
Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu
Hamil.
reduksi) dan tes PMS (penyakit menular
seksual) yang terindikasi
•
Tujuan dari senam ibu hamil itu sendiri untuk
Mencatat perkembangan kehamilan dalam buku
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
KIA
perilaku ibu agar memahami tentang Kehamilan,
c. Kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
setempat bagi bumil yang drop out, yaitu
kunjungan nakes kepada bumil yang tidak
memenuhi jadual kunjungan K4 satu kali dalam
trimester I, satu kali dalam trimester II dan
dua kali dalam trimester III), sehingga terjadi
86
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan Nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/
adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran.
www.kinerja.or.id
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
Di dalam konsep kemitraan bidan dengan dukun
kesehatan yang memiliki kompetensi Kebidanan
ini, dukun bayi diberikan wawasan dalam bidang
(Indikator no. 3 SPM Kesehatan).
kesehatan ibu dan bayi baru lahir, terutama tentang
tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
Beberapa kegiatan untuk memenuhi indikator ini
serta persiapan yang harus dilakukan oleh keluarga
yang perlu diketahui masyarakat adalah:
dalam menyongsong kelahiran bayi. Bentuknya
a. Kemitraan Bidan – Dukun
Dalam rangka menurunkan kasus kematian ibu dan
bayi, Menurut hasil penelitian dari 97 negara bahwa
ada korelasi yang signifikan antara pertolongan
persalinan dengan kematian ibu. Semakin tinggi
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah akan diikuti penurunan kematian ibu di
wilayah tersebut. Pemerintah mempunyai kebijakan
MPS (making pregnancy safer) dimana persalinan
hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,
sehingga dicari suatu bentuk sinergi kedua aktor
tersebut, yaitu melalui kemitraan bidan dengan
dukun.
Kemitraan bidan dengan dukun merupakan
kerjasama bidan dengan dukun yang saling
menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan,
kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. Kemitraannya terjalin
dimana bidan sebagai penolong persalinan dan
mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan
menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada
masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan
yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta
melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang
ada.
www.kinerja.or.id
adalah pertemuan pembekalan dan magang bagi
dukun. Dukun diberikan uang transport dan uang
harian untuk mengikuti pertemuan dan magang
tersebut, termasuk biaya akomodasi selama
magang.
b. Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh
bidan di desa dalam rangka peningkatan peran
aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk
perencanaan dan penggunaan KB pasca persalinan
dengan menggunakan stiker P4K sebagai media
notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
dan bayi baru lahir.
Guna mencegah kematian ibu hamil dan bayi,
masyarakat diharapkan ikut aktif dalam Kegiatan
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Masyarakat ikut aktif mengawasi
perkembangan kehamilan ibu hingga masa
persalinan, mulai dari pencatatan dan pelaporan
kehamilan, kelahiran dan kematian ibu dan bayi,
penggalangan donor darah, penyediaan ambulance
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
87
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
desa, penyediaan tabungan ibu bersalin dan
•
Pemberian kapsul Vitamin A 200.000
pengumpulan dana sosial ibu bersalin. Biasanya ini
IU sebanyak dua kali, pertama segera
dilakukan sebagai bagian dari Desa Siaga.
setelahmelahirkan, kedua diberikan setelah
24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.
3. Cakupan pelayanan nifas (Indikator no. 4
•
Pelayanan KB pasca salin
SPM Kesehatan yang mendukung PA). Beberapa
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan
kegiatan yang perlu diketahui yang merupakan hak
pelayanan kesehatan ibu nifas adalah dokter
pasien (hak bulin dan bayi lahir) adalah:
spesialis kebidanan, dokter, bidan dan
perawat.
a. Pelayanan Nifas sesuai standar, bagi ibu dan
bayi baru lahir (neonatus).
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6
jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga
kesehatan. Nakes harus melakukan deteksi dini
komplikasi pada ibu nifas dengan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas yaitu dengan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali
dengan ketentuan waktu :
•
•
•
b. Pelayanan KB pasca persalinan
Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), diperlukan upaya terobosan. Salah satunya
adalah dengan peningkatan KB pasca persalinan,
yaitu penggunaan metode kontrasepsi pada masa
nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan.
Melalui program ini juga dapat mencegah kehilangan
kesempatan ber-KB (missed opportunity). Upaya
peningkatan KB pasca persalinan diperlukan
Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam
mengingat kembalinya kesuburan perempuan pada
sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
keadaan pasca persalinan tidak terduga dan kadang
Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2
dapat terjadi sebelum datangnya menstruasi. Rata-
minggu setelah persalinan (8 – 14 hari).
rata pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi terjadi
Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6
pada 45 hari pasca persalinan atau lebih awal. Dua
minggu setelah persalinan (36 – 42 hari).
dari tiga ibu yang tidak menyusui akan mengalami
ovulasi sebelum datangnya menstruasi.Nakes wajib
Pelayanan nifas yang diberikan adalah :
menganjurkan penggunaan KB pasca persalinan
•
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi
dan memberikan pelayanan di Puskesmas atau
dan suhu.
faskes lainnya.Metode KB pasca persalinan terbagi
Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi
atas 2 jenis, yaitu:
•
uterus).
•
•
Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per
(i) Non Hormonal
vaginam lainnya.
•
Metode Amenore Laktasi (MAL)
Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
•
Kondom
eksklusif 6 bulan.
88
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
•
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
nifas sesuai standar pada indikator SPM no. 4
•
Abstinensia (Kalender)
diatas, dimana tujuan kunjungan pemeriksaan
•
Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan
pasca salin adalah untuk mendeteksi
Vasektomi)
kemungkinan komplikasi pasca salin dalam
(ii)Hormonal
•
Progestin: pil, injeksi ,dan implan
•
Kombinasi: pil dan injeksi
3 kali kunjungan dan memberikan pelayanan
kesehatan pasca salin sesuai standar.
b. Pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi c. Kunjungan rumah bagi ibu nifas yang drop out.
Asuhan masa nifas penting diberikan pada ibu dan
Dalam setiap proses persalinan, nakes harus
bayi, karena merupakan masa krisis baik ibu dan
mengisi partograf secara lengkap yang mencakup
bayi. Enam puluh persen (60%) kematian ibu terjadi
identitas ibu, riwayat kehamilan, jalannya persalinan,
setelah persalinan, dan 50 persen kematian pada
kondisi ibu, kondisi janin dan kondisi bayi baru lahir.
masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah
Hal ini penting untuk mendeteksi adanya komplikasi
persalinan. Demikian halnya dengan masa neonatus
pada ibu, janin maupun bayi baru lahir dan untuk
juga merupakan masa krisis dari kehidupan bayi.
menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan.
Dua pertiga kematian bayi terjadi 4 minggu setelah
Pada kasus bayi baru lahir dengan komplikasi, akan
persalinan, dan 60 persen kematian bayi baru lahir
diberikan pelayanan penanganan komplikasi, misal
terjadi 7 hari setelah lahir. Untuk itu penting bagi
asfiksia atau gangguan pernafasan pada bayi akan
nakes memantau bufas yang tidak melakukan
dilakukan tindakan resusitasi. Pasca penanganan
kunjungan pasca salin sesuai jadual, dan nakes
komplikasi pada bayi baru lahir atau neonatus ini
harus melakukan kunjungan rumah kepada bufas
perlu dilakukan pemantauan dan asuhan neonatal
yang dropout.
oleh nakes.
4. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
Untuk kasus asfiksia, maka asuhan pasca
ditangani (indicator no. 5 SPM Kesehatan).
pelayanan resusitasi dalam bentuk konseling
Kegiatan untuk memenuhi indikator ini meliputi
dukungan dan perawatan kesehatan sesuai
antara lain:
keadaaan setelah resusitasi, yaitu:
a. Deteksi dini bumil, bulin, dan bufas komplikasi
neonatus yang dirujuk.
•
Resusitasi Berhasil : Bayi menangis dan
dan pelayanan kesehatan pasca persalinan
bernapas normal sesudah langkah awal atau
untuk ibu dan neonatal sesuai standar.
sesudah ventilasi. Nakes perlu memberikan
Kegiatan ini sejalan dengan kegiatan pelayanan
www.kinerja.or.id
konseling dukungan moril dan melakukan
pemantauan bayi minimal 2 jam pertama.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
89
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
•
•
Resusitasi belum/kurang Berhasil : Bayi perlu
5. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit belum
pada anak usia 6-24 bulan gakin (Indikator no. 9
bernapas atau bayi sudah bernapas tetapi
SPM Kesehatan)
masih megap-megap atau pada pemantauan
Masalah Gizi di Indonesia sampai saat ini masih
didapatkan kondisi nya memburuk.
memprihatinkan, terbukti tingginya angka kematian
Resusitasi tidak Berhasil : Sesudah ventilasi 20
ibu, bayi dan balita serta rendahnya tingkat
menit, bayi tidak bernapas.
kecerdasan yang berakibat pada rendahnya
produktifitas, pengangguran, kemiskinan dan
c. Pelaksanaan dan Pemantapan Audit Maternal
Perinatal (AMP).
akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini
mendasari masalah Gizi menjadi salah satu faktor
penting penentu pencapaian Millenium Development
Audit Maternal–Perinatal (AMP) adalah kegiatan
Goals (MDG’s).
penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu,
perinatal, dan neonatal guna mencegah kesakitan
Banyak faktor yang menyebabkan masalah gizi
dan atau kematian serupa di masa yang akan
kurang antara lain faktor ketersediaan pangan
datang. AMP turut menjaga dan meningkatkan
dalam rumah tangga, asuhan gizi keluarga dan
mutu pelayanan KIA di tingkat kabupaten/kota,
akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan.
provinsi, dan nasional melalui upaya penerapan
Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan
tata kelola klinis yang baik (good clinical
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang mempunyai
governance). AMP dilakukan dengan prinsip no
daya ungkit yang besar dalam mengatasi masalah
name (tidak menyebutkan nama), no shame (tidak
gizi kurang, menurunnya kinerja posyandu akan
mempermalukan), no blame (tidak menyalahkan),
berdampak pada menurunnya status gizi. Menyikapi
dan no pro justisia (tidak untuk keperluan peradilan).
kondisi tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan
Audit ini wajib dilakukan oleh faskes dan Dinas
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.411.3/1116/
Kesehatan dengan melibatkan Tim Ahli (Spesialis,
SJ tentang revitalisasi posyandu yang merupakan
Bidan, Perawat, dan Dinas Kesehatan). Kegiatan
upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja
ini dimaksudkan sebagai pembelajaran bagi semua
posyadu. Untuk itu Pemerintah perlu menyediakan
pihak untuk mengevaluasi pelayanan yang telah
dukungan dana operasional posyandu.
dilakukan dan untuk melakukan perbaikan dari
semua aktor: nakes, dinkes, bumil, keluarga, dan
Salah satu upaya mempertahankan status gizi
masyarakat sendiri. Kegiatan ini jarang dilakukan
bayi dan anak usia 6-23 bulan dan juga untuk
karena alasan anggaran yang minim.
mencegah keadaan gizi menjadi lebih buruk,
disediakan Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI). MP-ASI tersebut khususnya bagi bayi
dan anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin yang
90
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
berat badannya berdasarkan hasil penimbangan di
4. SOP non teknis ANC.
posyandu tidak naik (T1).
Menurut Pedoman Operasional Pelayanan Terpadu
Kegiatan untuk memenuhi indikator ini sesuai
Kesehatan Reproduksi di Puskesmas yang
ketentuan SPM meliputi:
disusun Departemen Kesehatan 2008, Pelayanan
a. Pendataan sasaran, yaitu pendataan sasaran
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu Anak) yang dilakukan oleh
Puskesmas, meliputi Jumlah seluruh ibu hamil;
Jumlah seluruh ibu bersalin; Jumlah ibu nifas;
Jumlah seluruh bayi; Jumlah seluruh anak
balita; dan Jumlah seluruh PUS (pasangan Usia
Subur).
b. Pelatihan pemberian makanan bagi anak /
konseling menyusui. Pelatihan diberikan kepada
kader kesehatan/Posyandu yang nantinya akan
menyampaikan kepada ibu-ibu menyusui.
c. Pengadaan MP-ASI (makanan pendamping
ASI). Dinas Kesehatan memiliki kewajiban untuk
melaksanakan pengadaan MP ASI. Jumlah
pengadaan MP ASI mengikuti pendataan yang
dilakukan oleh Puskesmas.
d. Penyimpanan MP-ASI. DInas Kesehatan harus
memiliki tempat untuk menyimpan MP ASI
dan mendistribusikan ke Puskesmas serta ke
masing-masing bayi.
e. Distribusi sampai ke sasaran. Distribusi MP-ASI
sampai ke sasaran memerlukan dukungan dana.
SOP terkait Sektor Dukungan Kinerja
Sedang untuk SOP sendiri terdapat 4 jenis SOP
Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
(umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium
rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus
(sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan
antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang
dianjurkan sebagai berikut : - Minimal 1 kali pada
triwulan pertama. - Minimal 1 kali pada triwulan
kedua. - Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.Standar
waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan
untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil,
berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi. Tenaga kesehatan yang
berkompeten memberikan pelayanan antenatal
kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis
kebidanan, dokter, bidan dan perawat.
Menurut Farrer, H. 1987,Perawatan antenatal
mencakup:
a. Pengawasan kehamilan untuk melihat
(Non teknis) yang digunakan sebagai acuan dan
apakah segalanya berlangsung normal, untuk
terkait dengan isu yang diusung oleh Kinerja, yakni:
mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan yang
timbul juga antisipasinya.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
91
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
b. Penyuluhan atau pendidikan mengenai
•
kehamilan dan bagaimana cara-cara mengatasi
Riwayat KtP (Kekerasan terhadap
Perempuan)
gejalanya mengenai gaya hidupnya.
c. Persiapan, baik fisik maupun psikologis untuk
persalinanan nantinya.
d. Dukungan dan dorongan mental jika terdapat
c. Status Kesehatan
•
Riwayat penyakit yang pernah diderita
•
Riwayat penyakit yang sedang diderita
masalah-masalah sosial ataupun psikologis
dalam kehamilan.
d. Keluhan selama kehamilan
Untuk Kunjungan Ulangan
Secara khusus pengawasan antenatal(Manuaba,
a. Menanyakan Keluhan :
I.B.G,Panduan Diskusi Obstetri dan Ginekologi
•
Perkembangan keluhan y.I
untuk Mahasiswa Kedokteran, 1998)bertujuan untuk:
•
Adakah keluhan baru
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin
penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
b. Perawatan diri :
•
persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang
menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
(kebersihan, gigi & OR)
•
dan perinatal.
Istirahat & Kerja - Ktp, PMS
c. Adanya tanda bahaya :
•
Perdarahan, per vaginam
•
Pusing hebat & bengkak pada wajah/
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
Makanan yang dikonsumsi - Higiene diri
tangan
•
Janin tidak bergerak
d. Upaya pencegahan, menanyakan apakah
sudah diberikan TTD dan Suntik TT
Prosedur pelayanan antenatal menurut Depkes
e. Umur kehamilan menurut perkiraan Ibu
2008 sebagai berikut:
f. Hal-hal yang ingin ditanyakan
1.Anamnesis
92
Untuk Kunjungan Pertama
2. Pemeriksaan Fisik:
a. Umum : mengukur TB (tinggi Badan),
a. Mencatat Identitas
menimbang BB (berat badan), mengukur TD
b. Status Kesehatan reproduksi:
(tekanan darah), jantung, paru, konjungtiva
•
Umur Kehamilan
bengkak pada tangan/wajah, refleks lutut,
•
Umur kehamilan dan HPHT/HTP
nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
•
Riwayat kehamilan & persalinan
•
Riwayat KB (cek “4 terlalu”)
•
Resiko penularan PMS
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
b. Kehamilan :
•
TFU (Tinggi Fundus Uteri), DJJ (Denyut
Jantung Janin)
www.kinerja.or.id
•
Payudara
Trimester III :
•
Vulva :a.I. tanda PMS
•
Trimester II +
•
Leopold I - IV
•
Perawatan bayi baru lahir
•
Persiapan keluarga dalam menghadapi
c. Laboratorium : Hb, Urine atas indikasi, dan
persalinan dan kemungkinan adanya
gula darah puasa. Pemeriksaan khusus
komplikasi
dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan
atau kelompok ber-risiko, pemeriksaan
e. Penanganan gangguan yang ditemukan/
yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV,
rujukan
Sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan
thalasemia.
2. SOP non teknis Persalinan.
3.Pelayanan:
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta,
a.TTD
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
b.TT
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
c. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet
berkontraksi dan menyebabkan perubahan
d. Nasehat & Konseling (sesuai umur
pada serviks (membuka dan menipis) (Jaringan
kehamilan) termasuk P4K serta KB pasca
Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi
persalinan, sebagai berikut:
DepKes RI, 2008)
Trimester I :
Persalinan adalah proses membuka dan
•
Gizi
menipisnya serviks, janin turun ke dalam jalan
•
Istirahat
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
•
Higiene diri (kebersihan, gigi & OR)
ketuban terdorong keluar melalui jalan lahir.
•
Tanda-tanda bahaya
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
•
Hub. Seks selama kehamilan
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
•
Kunjungan berikutnya
cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang
Trimester II :
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
•
Seperti Trimester I +
baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,
•
Keuntungan ASI
2008; 100).
•
Persiapan persalinan
•
KB post partum
Definisi persalinan normal menurut WHO adalah
persalinan yang dimulai secara spontan,beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
93
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
selama proses persalinan. Bayidilahirkan secara
d. Riwayat kehamilan sekarang
spontan dalam presentasi belakang kepala pada
e. Riwayat kesehatan Ibu
usia kehamilan antara37 hingga 42 minggu
f. Adanya tanda-tanda persalinan (HIS,
lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi
berada dalam kondisisehat.
Pertolongan persalinan mengikuti ketentuan asuhan
persalinan normal (APN) yang bertujuan untuk
tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatanyang
tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang
terintegrasi dan lengkap namunmenggunakan
intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip
keamanan dan kualitaslayanan dapat terjaga pada
ketuban dan show)
g. Adanya tanda-tanda komplikasi persalinan
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Umum : TD, Konjungtiva, bengkak pada
tangan/wajah, refleks lutut
b. Abdomen : TFU, DJJ, Leopold I-IV, jantung,
paru
c. Inspeksi Vulva :
•
Apakah ada/tidak ada perdarahan
per vaginam. Bila ada perdarahan
tingkat yang seoptimal mungkin.
pervaginam pemeriksaan dalam harus
Persalinan dan kelahiran bayi dapat terjadi di rumah,
dilakukan di kamar operasi sehingga
puskesmas atau rumah sakit. Penolong persalinan
perlu dirujuk ke faskes dengan
mungkin saja seorang bidan, perawat, dokter umum
kemampuan yang lebih tinggi (RS/
atau spesialis obstetri. Jenis asuhan yang akan
PONEK)
diberikan, dapat disesuaikan dengan kondisi dan
tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi
kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir.
Prosedur Pelayanan Persalinan menurut Pedoman
•
Tanda-tanda PMS
d. Pemeriksaan dalam (bila tidak ada
perdarahan per vaginam)
3. Pertolongan Persalinan: dengan memperhatikan
Operasional Pelayanan Kesehatan Reproduksi di
pencegahan umum terhadap infeksi
Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Pimpin persalinan
b. Pantau persalinan dengan partograf
1. Melakukan ANAMNESIS : (pada keadaan
mendesak anamnesis dapat dilakukan bersama
d. Perawatan bayi baru lahir
dengan pemeriksaan fisik).
4. Pemberian Konseling
a. Identitas (bila belum pernah datang
a. Perawatan ibu
sebelumnya)
b. Pemeriksaan kehamilan yang pernah
dilakukan dan oleh siapa
c. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
94
c. Perawatan ibu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
b. Perawatan bayi baru lahir
c. Tanda bahaya pada ibu dan pada bayi baru
lahir
d. KB post partum
www.kinerja.or.id
3. SOP non teknis Kunjungan Nifas.
nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga,
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah
minggu kedua dan minggu keenam setelah
pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
persalinan, untuk membantu proses pemulihan
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh
ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi
yang benar, penemuan dini penanganan atau
pada ibu nifas diperlukan pemantauan
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan
masa nifas, serta memberikan penjelasan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3
tentang kesehatan secara umum, kebersihan
kali dengan ketentuan waktu:
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
b. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2
minggu setelah persalinan (8 – 14 hari).
c. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6
minggu setelah persalinan (36 – 42 hari).
Pelayanan yang diberikan adalah:
Prosedur pelayanan masa nifas menurut
Pedoman Operasional Pelayanan Kesehatan
Reproduksi di Puskesmas, Departemen
Kesehatan 2008 adalah sebagai berikut:
Pelayanan Kunjungan Ibu Nifas
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi
dan suhu.
b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi
uterus).
c. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per
vaginam lainnya.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
eksklusif 6 bulan.
e. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU
sebanyak dua kali , pertama segera setelah
melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam
pemberian kapsul Vitamin A pertama.
f. Pelayanan KB pasca bersalin.
1. Melakukan Anamnesis
(a).Menanyakan Keluhan
•
Jumlah perdarahan
•
Adanya bengkak, pusing, nyeri
•
Adanya demam
•
Gangguan lain
(b).Bila persalinan bukan oleh nakes
•
Riwayat persalinan
•
Masalah yang dihadapi
(c).Mengecek Perawatan diri :
•
Makanan yang dikonsumsi
•
Istirahat & kerja
•
Menjaga Higiene
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan ibu nifas adalah dokter
spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.
Bidan memberikan pelayanan selama masa
2. Pemeriksaan Fisik
(a).Umum: BB, TD, Jantung, paru, Konjuctiva,
bengkak pada tangan/wajah, payudara,
reflex lutut.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
95
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
c. Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke
(b).Abdomen : uterus keras/lunak
(c).Vulva : Banyaknya perdarahan; Warna dan bau
8 – 28 hari
lokhia; Tanda-tanda PMS/infeksi lain
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter spesialis
3.Pelayanan:
anak/dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan
(a).Konseling
di klinik, RS, puskesmas atau melalui kunjungan
(b).Perawatan diri
rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
•
Perawatan bayi
pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
•
ASI
pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi
•
KB post partum
Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan
(c).Pemberian obat-obatan sesuai dengan
standar dan kebutuhan, TTD
infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali
pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0
diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi
4. SOP non teknis Neonatus.
berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).
Menurut Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan
Baru Lahir berbasis Perlindungan Anak yang
akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan
dikeluarkan oleh Direktorat Kesehatan Anak
dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
Khusus Depkes 2010, pengertian neonatus
kelainan/masalah kesehatan pada neonatus.
atau bayi baru lahir adalah bayi usia 0 – 28
hari. Pelayanan kesehatan neonatus adalah
Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada
pelayanan kesehatan sesuai standar yang
24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi
kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama
lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir,
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
baik di fasilitas kesehatan maupun melalui
pertama.
kunjungan rumah.
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan
Kunjungan neonatal adalah pelayanan
secara komprehensif dengan melakukan
kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali
pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan
yaitu:
pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi
a. Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam
dalamkeadaan sehat, yang meliputi :
sampai dengan 48 jam setelah lahir
b. Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3
s/d 7 hari
96
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
a. Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir:
-
Pencegahan infeksi (PI)
-
Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi
www.kinerja.or.id
pada bayi
masyarakat dan penyedia layanan untuk
-
Pemotongan dan perawatan tali pusat
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik
-
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
di sektor masing-masing. Kegiatan yang selama ini
-
Pencegahan kehilangan panas melalui tunda
dijalankan adalah dengan menggunakan metode
mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu
survei penanganan keluhan belum merujuk atau
serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
berperspektif pada indikator-indikator standar
Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan
pelayanan minimum.
-
vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri
-
Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis
4. Paket Sektor Perbaikan Iklim Usaha.
tunggal di paha kanan
-
Pencegahan infeksi mata melalui pemberian
Urgensi perbaikan birokrasi perizinan usaha ini
salep mata antibiotika dosis tunggal
merupakan upaya perbaikan iklim usaha, karena
-
Pemeriksaan bayi baru lahir
sampai saat ini regulasi perizinan usaha masih
-
Pemberian ASI eksklusif
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perizinan
b. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
usaha menjadi salah satu hal yang harus dilalui oleh
-
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan
pengusaha baik pada tahap memulai usaha maupun
infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan
yang akan mengembangkan usaha. Ketidakjelasan
rendah dan masalah pemberian ASI.
birokrasi perizinan usaha dari sisi waktu dan biaya
Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum
merupakan salah satu penyebab utama masalah
diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir
investasi di Indonesia.
-
-
-
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI eksklusif, pencegahan
Efisiensi perizinan usaha yang memperjelas waktu
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
pengurusan dan biaya, termasuk kemudahan
baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku
birokrasi perizinan merupakan jawaban bagi
KIA.
perbaikan iklim usaha. Kementerian dalam Negeri
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
melalui berbagai Peraturan mendorong lahir dan
terbentuknya pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
SPP Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
di setiap Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Banyak ragam penamaan atas PTSP ini tidak
Standar pelayanan publik (SPP) yang dihasilkan
mempengaruhi bentuk dan kualitas layanannya,
dalam program Kinerja adalah maklumat layanan
sepanjang proses perizinannya bersifat paripurna,
yang didasarkan dalam proses advokasi untuk
artinya mulai pengurusan awal hingga mendapatkan
perbaikan kualitas layanan sektor kesehatan.
izin dilaksanakan di satu tempat yakni di PTSP itu
Maklumat ini merupakan kesepakatan antara
sendiri.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
97
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
Kinerja mendorong dan memberi asistensi teknis
untuk setiap jenis izin serta layanan lainnya seperti
Pemerintah Kabupaten/Kota yang didukung
layanan pengaduan dan informasi.
untuk mendirikan PTSP atau menguatkan jika
sudah terbentuk. Tantangan utama pendirian atau
Tujuan pelaksanaan standar pelayanan adalah
penguatan lebih banyak dari sisi internal Pemerintah
menyediakan jaminan atau kepastian bagi penerima
daerah sendiri. Upaya yang dilakukan Kinerja untuk
pelayanan (pemohon izin) penyelenggara PTSP.
memberi asistensi teknis selain memperkuat PTSP
Komponen SPM (Standar Pelayanan Minimum)
secara langsung, juga melibatkan masyarakat di
di dalam pelaksanaan PTSP sekurang-kurangnya
dalam proses dialog dan pengambilan keputusan.
adalah dalam hal Waktu, Biaya dan Persyaratan.
Standar Pelayanan PTSP
Intervensi SPM di dalam PTSP paling tidak meliputi:
1. Prosedur pelayanan
Khusus untuk sektor ini pendekatan perumusan
2. Waktu penyelesaian
standar pelayanannya agak berbeda dengan kedua
3. Biaya pelayanan
sektor terdahulu. Sektor iklim usaha tidak secara
4. Sarana dan prasarana
khusus memiliki standar pelayanan yang sama,
5. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
demikian pula SPM seperti yang diatur dalam PP
6.Persyaratan.
No 65 Tahun 2005. Sektor perbaikan Iklim Usaha
ini mengacu pada masing-masing izin usaha yang
Masing-masing sektor yang berperan dalam
menginduk pada sektor masing-masing. Didalam
birokrasi perizinan usaha telah merumuskan SPM di
pelaksanaan secara umum, izin usaha terkait yang
dalam sektornya masing-masing, misalnya:
dikelola oleh PTSP paling tidak terdapat dua sektor
1. SIUP (ijin usaha), berdasarkan Kepmendag
yakni Kemendag dan Kemdagri.
529/2010 waktu 3 hari, biaya nol rupiah.
2. HO (ijin tidak keberatan dari sekitarnya),
PTSP secara tegas menggunakan standar
berdasarkan Permendagri 27/2009, maksimal 7
pelayanan dalam dua bentuk yakni penggunaan
hari, biaya mencakup biaya administrasi.
SPM (Standar Pelayanan Minimum) dan juga SOP
3. IMB (ijin mendirikan bangunan), berdasarkan
(Standar Operasoi Prosedur). Standar pelayanan
Permendagri 7/1993, maksimal 14 hari, biaya
– seprti dijelaskan dalam Panduan Nasional
sesuai angka indeks.
Pembentukan PTSP – adalah kriteria capaian
98
minimal pelayanan yang harus diselenggarakan oleh
Sedangkan SOP sendiri pada dasarnya merupakan
penyelenggara PTSP. Standar Pelayanan harus
sebuah instruksi yang tertulis yang dijadikan
dibuat untuk setiap jenis layanan yang diberikan oleh
pedoman dalam menyelesaikan tugas rutin untuk
PTSP, termasuk di dalamnya Standar Pelayanan
memenuhi SPM tersebut di atas. Secara garis besar
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
SOP layanan perizinan adalah urutan pekerjaan
MATERI
yang harus dilakukan dalam melayani setiap jenis
perizinan, dilengkapi dengan gambar alur. Prosedur
masing-masing perizinan setidaknya memuat:
1. Tata cara atau tahapan pelayanan, mulai
dari pengajuan permohonan, pemrosesan,
pembayaran sampai penyerahan izin kepada
pemohon.
2. Didalam tata cara di maksud harus dilengkapi
dengan hal-hal sebagai berikut:
1.Pendidikan:
• Praktek MBS penguatan Komite Sekolah
• Penerapan MBS berorientasi Pelayanan
Publik
• Penerapan MBS di Kota Probolinggo
• Penerapan MBS di SD Maron Wetan,
Probolinggo
a. Batasan waktu untuk masing-masing
tahapan.
b. Persyaratan yang dibutuhkan
c. Bentuk formulir yang digunakan.
d. Penanggungjawab masing-masing.
Meskipun tidak disebut sebagai standar pelayanan
publik (SPP) semua PTSP memiliki kewajiban untuk
melaksanakan IKM (indeks kepuasaan masyarakat)
secara reguler. Hasil IKM berupa rekomendasi
perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan
masyarakat (penerima layanan) akan menjadi
2.Kesehatan:
•
•
•
•
SPP KIA Singkil
SOP KIA PAPUA dengan dua bahasa
Penyusunan Buku KIA di Jember
Pengembangan Kotak Kedaruratan di
Puskesmas Mayang, Jember
3. Perbaikan Iklim Usaha:
• Kebijakan Pemutihan perijinan di Kab Barru
Sulawesi Selatan,
masukan yang harus diperbaiki oleh PTSP setiap
periodenya.
BAHAN BACAAN
1. Regulasi Terkait SPM Pendidikan Dasar
2. Regulasi terkait SPM Kesehatan Ibu dan Anak
3. Regulasi terkait Panduan Pendirian PTSP, SOP
dan SPP Perbaikan Iklim Usaha
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
99
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
BAHAN PRESENTASI
2
S T A NDA R P E L A Y A NA N
S E K T O R P E NDIDIK A N,
K E S E HA T A N DA N
IK L IM US A HA Y A NG B A IK
Modul ini membahas latar belakang dan penerapan s tandar
pelayanan di dalam s ektor pelayanan publik dis ertai dengan
indikator penc apaiannya. T iga s ektor pelayanan publik dibahas
didalam modul ini yakni pendidikan, kes ehatan dan iklim us aha
yang baik
T U J U A N P E MB E L A J A R A N
U MU M
P es erta da pa t meng ena l pa ket prog ra m K inerja U S A ID ya ng a da pa da tig a
s ektor pela ya na n publik s erta penera pa n berba g a i s ta nda r pela ya na n a pa s a ja
ya ng s eha rus nya ditera pka n dida la mnya
K H US US
1. P es erta mema ha mi s ektor da n is u a pa s a ja ya ng didukung oleh K inerja .
2. P es erta meng ena li da n mema ha mi berba g a i s ta nda r pela ya na n ya ng
menja di indika tor mutu pela ya na n s ektor pendidika n da s a r ya ng didukung
oleh K inerja .
3. P es erta meng ena li da n mema ha mi berba g a i s ta nda r pela ya na n ya ng
menja di indika tor mutu pela ya na n s ektor kes eha ta n ibu da n a na k ya ng
didukung oleh K inerja .
4. P es erta meng ena li da n mema ha mi berba g a i s ta nda r pela ya na n ya ng
menja di indika tor mutu pela ya na n s ektor perijina n us a ha ya ng didukung oleh
K inerja .
100
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
P OK OK B AHAS AN
A . Is u-is u relevan dalam paket prog ram pendidikan das ar
dukung an K inerja dan relevans inya deng an indikator
penc apaian s tandar pelayanan yang terkait
B . Is u-is u relevan dalam paket prog ram kes ehatan ibu dan anak
dukung an K inerja dan relevans inya deng an indikator
penc apaian s tandar pelayanan yang terkait.
C . Is u-is u relevan dalam paket prog ram pelayanan perijinan
us aha dukung an K inerja dan relevans inya deng an indikator
penc apaian s tandar pelayanan yang terkait.
A
IS U D A L A M P A K E T P R O G R A M K INE R J A UNT UK S E K T O R
P E ND ID IK A N D A S A R D A N IND IK A T O R S T A ND A R P E L A Y A NA N
T E R K A IT
B E R B A G A I S T A ND A R P E L A Y A NA N
1. P erhitung an biaya operas ional s atuan pendidikan
(B O S P )
2. D is tribus i G uru s ec ara P ropors ional (D G P )
3. Manajemen B erbas is S ekolah (MB S )
4. S tandar P elayanan terkait deng an IS U B O S P , D G P
dan MB S
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
101
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
A .1
B IA Y A O P E R A S IO N A L S A T U A N
P E N D ID IK A N (B O S P )
D E S K R IP S I P R O G R A M

P erhitung a n untuk mendukung kec ukupa n
kebutuha n opera s iona l s ekola h ya ng tela h
diberika n oleh P emerinta h P us a t mela lui A P B D
(B O S )

D a ri berba g a i s urvei da n proyek la in, da na B O S
belum memenuhi kebutuha n opera s iona l s ekola h.

P rog ra m U S A ID s ebelumnya tela h
meng emba ng ka n rumus a n pendeka ta n da n
metode peng hitung a n B O S P .

K IN E R J A mendukung peng hitung a n da n a na lis a
bia ya opera s iona l ya ng nya ta per a na k/ ta hun di
ting ka t S D da n S MP s es ua i kondis i s etempa t
s eba g a i da s a r mera nc a ng a loka s i da na
pendidika n s ec a ra menyeluruh di ka bupa ten/kota
da n menc a ri a lterna tif penda na a n mela lui bentuk2
kemitra a n pemerinta h - s wa s ta .
A .2
Men d am p in g i
S K P D p ro s es
P erh itu n g a n
B O S P s erta
m elib atk a n
F O R UM
MU L T IP IH A K
d a n ME D IA d i
d ala m n y a
D IS T R IB U S I G U R U S E C A R A
P R O P O R S IO NA L (D G P )
D E S K R IP S I P R O G R A M



102
B a nya k la pora n kekura ng a n g uru da la m ha l
jumla h ma upun s pes ia lis a s i g uru untuk ma ta
pela ja ra n tertentu.
H a s il ka ji ula ng P royek B E R MU T U K emendikna s :
 ba hwa K a b/K ota meng a la mi s urplus tena g a
g uru, teta pi terja di ketimpa ng a n a nta r s ekola h
da n kec a ma ta n
 P a ra g uru kura ng terdis tribus i deng a n
s eimba ng , lebih s ering berkumpul di da era h
perkota a n, s eda ng ka n ha nya s eg elintir ya ng
bermina t meng a ja r di da era h terpenc il.
K inerja memberika n a s is tens i teknis kepa da
K a b/K ota da n komunita s tenta ng a na lis is
penyeba ra n g uru, meng emba ng ka n rekomenda s i
teknis da n keua ng a n untuk kebija ka n terka it, da n
mela ks a na ka n inova s i penyeba ra n tena g a g uru
ya ng propors iona l, terma s uk ma na jemen
pendidika n terka it.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Men d am p in g i
S K PD &
O rg an is as i lain d i
P em d a u n tu k
m en g an alis is d an
m em b eri
rek o m en d as i
tek n is & k eu an g an
terk ait D G P
d en g an m elib atk an
F O R UM
MU L T IP IH A K d an
ME D IA d i
d alam n y a
www.kinerja.or.id
A .3
MA NA J E ME N B E R B A S IS S E K O L A H (MB S )
D E S K R IP S I P R O G R A M

D es entra lis a s i peng elola a n keua ng a n da n ma na jemen
kepa da s ekola h mela hirka n prog ra m MB S , teruta ma
terka it opera s iona lis a s i da na B O S MB S s uda h
diperkena lka n bebera pa s a a t ya ng la lu, na mun hing g a
s eka ra ng belum s epenuhnya dila ks a na ka n.

K emendikbud bers a ma bebera pa mitra pemba ng una n
tela h meng emba ng ka n pendeka ta n da n modul untuk
menda mping i pema ng ku kepenting a n di ting ka t
ka bupa ten/kota ma upun di s ekola h:
P erenc a na a n da n peng a ng g a ra n mela lui penyus una n
R enc a na K erja S ekola h (R K S ) ya ng pa rtis ipa tif,
pela ks a na a n da n pela pora n keua ng a n ya ng
tra ns pa ra n da n a kunta bel merupa ka n pendeka ta n
ya ng dis ia pka n ba g i pema ng ku kepenting a n s ekola h.
K inerja memberika n a s is tens i teknis kepa da S A T U A N
P E N D ID IK A N mela ks a na ka n MB S da n berba g a i
inova s inya g una mendukung perba ika n ta ta kelola s ekola h



A .4
Men d am p in g i
S A T UA N
P E ND ID IK A N
u n tu k
m elak s an ak an
MB S y an g
b ero rien tas i p ad a
S T A ND A R
P E L A Y A NA N
P UB L IK d en g an
m elib atk an F O R U M
MU L T IP IH A K d an
ME D IA d i
d alam n y a
S P M P E ND ID IK A N D A S A R
INT I S P M P E ND ID IK A N D A S A R

 S a ra na da n
pra s a ra na
 G uru,
kepa la
s ekola h,
da n
peng a wa s
Is i P em b elajaran
P en ilaian
P end id ik an
B u k u , alat, d an
m ed ia pem b elajaran
Man ajem en
s ek o lah
www.kinerja.or.id

P ro s es
P em b elajaran

K etentua n minima l tenta ng a pa ya ng harus
ters edia di s ekola h:
 G uru, kepa la s ekola h, peng a wa s s ekola h,
ba ik jumla h s erta kua lifika s i da n
kompetens i;
 Infra s truktur, pera la ta n, media , buku.
K etentua n minima l tenta ng a pa ya ng harus
terjadi di s ekola h:
 A pa s a ja ya ng ha rus dila kuka n g uru untuk
mempers ia pka n da n menyeleng g a ra ka n
pembela ja ra n;
 A pa s a ja ya ng ha rus dila kuka n kepa la
s ekola h untuk mema s tika n terja dinya
pembela ja ra n ya ng ba ik di s ekola h;
 A pa s a ja ya ng ha rus dila kuka n oleh
peng a wa s s ekola h mendukung
peng enda lia n kua lita s pembela ja ra n.
F okus : s ek olah; untuk m em as tik an s ek olah
dapat m en yeleng g arak an pros es
pem belajaran yang baik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
103
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
A .4
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P M T E R K A IT
P R OG R AM B OS P
 s a tua n pendidika n menera pka n kurikulum ting ka t s a tua n
pendidika n (K T S P ) s es ua i ketentua n ya ng berla ku;
 s etia p g uru menera pka n renc a na pela ks a na a n pembela ja ra n
(R P P ) ya ng dis us un berda s a rka n s ila bus untuk s etia p ma ta
pela ja ra n ya ng dia mpunya ;
 s etia p g uru meng emba ng ka n da n menera pka n prog ra m
penila ia n untuk memba ntu mening ka tka n kema mpua n bela ja r
pes erta didik;
 kepa la s ekola h mela kuka n s upervis i kela s da n memberika n
umpa n ba lik kepa da g uru dua ka li da la m s etia p s emes ter;
 s etia p g uru menya mpa ika n la pora n ha s il eva lua s i ma ta
pela ja ra n s erta ha s il penila ia n s etia p pes erta didik kepa da
kepa la s ekola h pa da a khir s emes ter da la m bentuk la pora n ha s il
pres ta s i bela ja r pes erta didik;
 kepa la s ekola h a ta u ma dra s a h menya mpa ika n la pora n ha s il
ula ng a n a khir s emes ter (U A S ) da n U la ng a n K ena ika n K ela s
(U K K ) s erta ujia n a khir (U S /U N ) kepa da ora ng tua pes erta didik
da n menya mpa ika n reka pitula s inya kepa da D ina s P endidika n
ka bupa ten/kota a ta u K a ntor K ementeria n A g a ma di
ka bupa ten/kota pa da s etia p a khir s emes ter;
A .4
Melak u k an
p en g awas an d an
m em as tik an
K ep ala S ek o la h ,
G u ru , d an p ih ak p ih ak y an g
d is eb u t lain n y a
m en jalan k an ap a
y an g d im an d atk an
d an ters ed ia h as il
k erja s ep erti y an g
terd ap at d id alam
in d ik ato r S P M
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P M
T E R K A IT P R O G R A M D G P
104
K U NC I
ME NG U K U R
T E R L A K S A NA NY A
S PM

s etia p S D /MI ters edia 1 (s a tu) ora ng g uru untuk s etia p
32 pes erta didik da n 6 (ena m) ora ng g uru untuk s etia p
s a tua n pendidika n, da n untuk da era h khus us 4 (empa t)
ora ng g uru s etia p s a tua n pendidika n;

s etia p S MP /MT s ters edia 1 (s a tu) ora ng g uru untuk
s etia p ma ta pela ja ra n, da n untuk da era h khus us
ters edia s a tu ora ng g uru untuk s etia p rumpun ma ta
pela ja ra n;

s etia p S D /MI ters edia
2 (dua ) ora ng
g uru ya ng
memenuhi kua lifika s i a ka demik S 1 a ta u D -IV da n 2
(dua ) ora ng g uru ya ng tela h memiliki s ertifika t pendidik;

di s etia p S MP /MT s ters edia g uru deng a n kua lifika s i
a ka demik S -1 a ta u D -IV s eba nya k 70% da n s epa ruh
dia nta ra nya (35% da ri kes eluruha n g uru) tela h memiliki
s ertifika t pendidik, untuk da era h khus us ma s ing -ma s ing
s eba nya k 40% da n 20% ;
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
K UNC I ME NG UK UR
T E R L A K S A NA NY A
S P M U NT UK B O S P
Melak u k an
p en g awas an d an
m em as tik an K ep ala
S ek o lah , G u ru , d an
p ih ak -p ih ak y an g
d is eb u t lain n y a
m en jalan k an ap a
y an g d im an d atk an
d an ters ed ia h as il
k erja s ep erti y an g
terd ap at d id alam
in d ik ato r S P M
www.kinerja.or.id
A .4
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P P T E R K A IT
S E K T O R P E ND ID IK A N D A S A R P R O G R A M
K INE R J A

T erla ks a na nya pros es pemba ha s a n perumus a n ma kluma t
la ya na n a ta u ja nji perba ika n di S A T U A N P E N D ID IK A N
meliba tka n piha k-piha k eks terna l s ekola h, terma s uk
dia nta ra nya a da la h penerima la ya na n (ora ng tua murid),
a ng g ota forum multipiha k (L S M, D ewa n P endidika n,
A s os ia s i K omite S ekola h da n s eba g a inya ).

T erumus ka nnya kes epa ka ta n bers a ma meng ena i
rumus a n ma kluma t pela ya na n/ja nji perba ika n menc a kup
14 uns ur pela ya na n.

D is etujuinya /dita nda ta ng a ninya rumus a n ma kluma t
pela ya na n/ja nji perba ika n oleh kepa la s a tua n pendidika n

D ipublika s ika nnya ma kluma t la ya na n/ja nji perba ika n
la ya na n s ec a ra perma nen pa da loka s i ya ng tera ks es oleh
publik.
B
K U NC I ME NG U K U R
T E R L A K S A NA NY A S P P

Melak u k an p en elitian
ap ak ah p ro s es
p eru m u s a n Mak lu m at
P ela y a n an /J an ji
P erb aik an
d ilak s an ak an d en g a n
m elib atk an p en erim a
lay a n an

Melak u k an p en elitian
ap ak ah k es ep ak atan
ru m u s an m en c ak u p 14
u n s u r p elay a n an

Melak u k an p en elitian
ap ak ah ad a k o m itm en
p im p in an s atu an
p en d id ik an atas is i
m ak lu m at p elay a n an ?

Melak u k an p en elitian
ap ak ah m ak lu m at
p ela y an a n
d ip u b lik as ik an d an
u d a h d iak s es o leh
p u b lik ?
IS U D A L A M P A K E T P R O G R A M K INE R J A U NT U K S E K T O R
K E S E H A T A N IB U A NA K D A N IND IK A T O R S T A ND A R
P E L A Y A NA N T E R K A IT
B E R B A G A I S T A ND A R P E L A Y A NA N
 K es eha ta n Ibu da n A na k (K IA ) da n A ks es ke P ela ya na n K es eha ta n D a s a r
(P K D ) merupa ka n priorita s uta ma pemerinta h da la m menc a pa i S a s a ra n
P emba ng una n Milenium (MD G s ) da n memenuhi S ta nda r P ela ya na n
Minimum (S P M) terka it ya ng diteta pka n oleh P emerinta h Indones ia .
 K inerja mendukung upa ya pemerinta h pus a t untuk menyedia ka n a ks es ke
pela ya na n kes eha ta n da s a r ya ng lebih berkua lita s (P K D ). K inerja berfokus
pa da K es eha ta n Ibu da n A na k (K IA ) ka rena ibu da n a na k merupa ka n
kelompok pa ling renta n.
P rog ra m ya ng didukung a da la h mening ka tka n mutu pela ya na n na kes da n unit
pela ya na n kes eha ta n da la m:
 P ers a lina n A ma n (P A )
 Inis ia s i Menyus u D ini (IMD )
 P romos i A S I E ks klus if
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
105
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
B .1
P E R S A L INA N A MA N (P A )
D E S K R IP S I P R O G R A M

Program dikembangkan oleh Kemenkes untuk
mengurangi kematian ibu melahirkan (AKI) dan
bayi baru lahir (AKB) serta meningkatkan mutu
layanan:
 Kunjungan K1 – K4 (ANC)
 Kemitraan Bidan dan Dukun

KINERJA mengembangkan berbagai intervensi
dan juga asistensi teknis untuk memastikan
ketiga sub-program di atas terlaksana dengan
baik.

Selain memberikan asistensi teknis dari aspek
tata kelola kepada nakes/PUSKESMAS,
KINERJA juga mendorong masyarakat
(penerima layanan) untuk secara aktif
melibatkan diri agar pelayanan oleh nakes
dapat optimal disampaikan.
B .2
Men d am p in g i
U NIT
P E L A Y A NA N
m em p erb aik i
p erfo rm a u n tu k
m en c ap ai P A
y an g leb ih
b aik , d en g an
m elib atk an
F O R UM
MU L T IP IH A K
d an ME D IA d i
d alam n y a
P R O MO S I INIS IA S I ME NY US U D INI (IMD )
D A N A S I E K S K L US IF
D E S K R IP S I P R O G R A M
106

P rog ra m dikemba ng ka n oleh K emenkes untuk
mening ka tka n kes eha ta n ba yi ba ru la hir s a mpa i
24 bula n da n terhinda r da ri res iko kema tia n ba yi
s erta mening ka tka n mutu la ya na n:
 P era wa ta n P a s ka Mela hirka n (P N C )
 P romos i A S I E ks klus if

K IN E R J A meng emba ng ka n berba g a i intervens i
da n jug a a s is tens i teknis untuk mema s tika n
terla ks a na nya keg ia ta n ya ng menunja ng
terc a pa inya prog ra m deng a n ba ik.

S ela in memberika n a s is tens i teknis da ri a s pek
ta ta kelola kepa da na kes /P U S K E S MA S ,
K IN E R J A jug a mendorong ma s ya ra ka t
(penerima la ya na n) untuk s ec a ra a ktif
meliba tka n diri a g a r pela ya na n oleh na kes
da pa t optima l dis a mpa ika n.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Mend am ping i
UNIT
P E L A Y A NA N
m em p erb aik i
perform a untuk
m elak s an ak an
IMD dan prom os i
A S I E k s lk u s if
s ec ara lebih lebih
baik , d eng an
m elib atk an
F O R UM
MUL T IP IH A K dan
ME D IA di
dalam n y a
www.kinerja.or.id
B .3
S P M K E S E H A T A N IB U A NA K
INT I S P M K E S E H A T A N IB U A NA K

P em erik s aan
k eh am ilan 4 k ali (K 1 –
K 4)
C a k u p an L a y a n an
o leh Nak es d an
U n it L a y a n an s erta
Mu tu L a y a n an n y a

K em itraan B id an
d an D u k u n g
P ro s es P ers alin an
P erawatan P as k a
Melah irk an
P ro m o s i A S I
E k s k lu s if
B .3

K eten tu an m in im al ten tan g ap a y an g h aru s
d ilak u k an o leh U n it P elay an an K es eh atan :

D o k ter, B id an , P erawat;

In fras tru k tu r, p eralatan , d an o b ato b atan .
K eten tu an m in im al ten tan g ap a y an g h aru s
d iterim a o leh ib u h am il, ib u b ers alin d an ib u
n ifas :

A p a s aja y an g h aru s d ilak u k an n ak es
s aat k u n ju n g an ib u h am il

A p a s aja y an g h aru s d ilak u k an n ak es
s aat p ers alin an

A p a s aja y an g h aru s d ilak u k an o leh
n ak es s aat p em erik s aan p as k a
m elah irk an atas ib u d an b ay i
F o k u s : tata k elo la lay an an k es eh atan d an
p en y elen g g araan lay an an k es eh atan
S T A N D A R P E L A Y A N A N T E R K A IT
P R O G R A M K IN E R J A
IN D IK A T O R P E N C A P A IA N S P M T E R K A IT
P R O G R A M P E R S A L IN A N A MA N
C a kupa n K unjung a n Ibu H a mil 4 ka li (K 1 - K 4) deng a n
s eg a la turuna n keg ia ta nnya s ep peng a da a n buku K IA ,
pemberia n tinda ka n s a a t kunjung a n, pela ks a na a n kela s
ibu, s ena m ha mil ds bnya .
C a kupa n pertolong a n pers a lina n oleh tena g a kes eha ta n
ya ng memiliki kompetens i kebida na n deng a n s eg a la s ub
keg ia ta n dida la mnya a nta ra la in kemitra a n bida n – dukun
s erta perenc a na a n pers a lina n da n penc eg a ha n komplika s i
(P 4K ).
C a kupa n pela ya na n nifa s , deng a n keg ia ta n a nta ra la in
pela ya na n nifa s s ta nda r, pela ya na n K B bers a lin, kunjung a n
nifa s ba g i ibu ya ng drop out,
C a kupa n neona tus deng a n komplika s i ya ng dita ng a ni
a nta ra la in pela ya na n neona ta l s es ua i s ta nda r da n deteks i
bumil da n bumil terha da p res iko komplika s i, pema nta ua n
a s uha n lebih la njut ba g i neona tus ya ng dirujuk s erta
pela ks a na a n da n pema nta pa n a udit ma terna l perina ta l
(A MP )
www.kinerja.or.id
K UNC I
ME N G U K U R
T E R L A K S A NA N
YA S PM
Melak u k an
p en g awas an d an
m em as tik an n a k es
m en ja la n k an ap a
y an g h aru s
d ilak u k an d an
K ep ala U n it
L ay an an m em a n tau
m u tu la y an an n ak es
k ep ad a b u m il, b u lin
& b u fas s ep erti
y an g terd ap at
d id alam in d ik ato r
S PM
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
107
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
B .3
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P M T E R K A IT
P R O G R A M INIS IA S I ME NY U S U D INI (IMD )
D A N A S I E K S K L U S IF
C a kupa n pela ya na n nifa s , deng a n keg ia ta n a nta ra
la in pela ya na n nifa s s ta nda r, pela ya na n K B
bers a lin, kunjung a n nifa s ba g i ibu ya ng drop out.
P ela ya na n nifa s s ta nda r terma s uk dida la mnya
a da la h mendorong ba yi menja la nka n menyus u dini
ta npa ba ntua n.
C a kupa n pemberia n ma ka na n ta mba ha n ba g i ba yi
6 – 24 bula n ka teg ori G A K IN untuk mening ka tka n
kua lita s g iz i. K eg ia ta nnya a nta ra la in: penda ta a n,
pela tiha n pemberia n ma ka na n penda mping A S I,
penyimpa na n MP A S I da n pendis tribus ia n. U ntuk
itu, diperluka n da na opera s iona l ta mba ha n ba g i
P os ya ndu.
B .4
Melak u k an
p en g awas an d an
m em as tik an n ak es
m en jalan k an ap a
y an g h aru s
d ilak u k an d an
K ep ala U n it
L ay an an m em an tau
m u tu lay an an n ak es
k ep ad a b u m il, b u lin
& b u fas s ep erti
y an g terd ap at
d id alam in d ik ato r
S PM
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
P E NC A P A IA N S P P T E R K A IT
P E NING K A T A N MU T U L A Y A NA N
K E S E H A T A N IB U A NA K
108
K U NC I ME NG U K U R
T E R L A K S A NA NY A
S PM

T erla ks a na nya pros es pemba ha s a n perumus a n ma kluma t
la ya na n a ta u ja nji perba ika n pa da U N IT P E L A Y A N A N
K E S E H A T A N ya ng meliba tka n piha k-piha k eks terna l
P us kes ma s , terma s uk dia nta ra nya a da la h penerima
la ya na n, a ng g ota forum multipiha k (L S M, A s os ia s iA s os is a s i da n s eba g a inya ).

T erumus ka nnya kes epa ka ta n bers a ma meng ena i
rumus a n ma kluma t pela ya na n/ja nji perba ika n menc a kup
14 uns ur pela ya na n.

D is etujuinya /dita nda ta ng a ninya rumus a n ma kluma t
pela ya na n/ja nji perba ika n oleh kepa la U nit P ela ya na n
K es eha ta n da n D ina s /S K P D K es eha ta n

D ipublika s ika nnya ma kluma t la ya na n/ja nji perba ika n
la ya na n s ec a ra perma nen pa da loka s i ya ng tera ks es oleh
publik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
K U NC I ME NG U K U R
T E R L A K S A NA NY A
S PP
Men g u k u r
k eterlib atan
m as y arak at/p ih ak p ih ak d id alam
p eru m u s an ,
k o m itm en p ejab at
k es eh a tan m elalu i
tan d atan g an , h as il
m ak lu m at
p elay a n an y a n g
d ip u b lik as ik a n
terak s es atau
tid ak .
www.kinerja.or.id
B .5
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
P E NG U K U R A N T E R H A D A P P E L A K S A NA A N
S O P T E R K A IT P E NING K A T A N MU T U
L A Y A NA N K E S E H A T A N IB U A NA K
K UNC I ME NG UK UR
T E R L A K S A NA NY A
S OP
 T ers edia nya s eluruh S O P terka it pela ya na n
kes eha ta n ba g i ibu da n a na k di s etia p unit
pela ya na n kes eha ta n
Melak u k an p en elitian
d an p en y elid ik an
k eters ed iaan S O P
d an ju g a
p u b lik as in y a d i
s etiap u n it
p elay an an
k es eh atan ,
p elak s an aan S O P
d an k eters ed iaan
m ek an is m e
p en an g an an k elu h an
s erta u m p an
b alik n y a
 D ipublika s ika nnya S O P terka it pela ya na n
kes eha ta n pa da rua ng publik ya ng da pa t dia ks es
oleh s eluruh pa s ien (bumil, bulin da n bufa s ).
 D ila ks a na ka nnya pros edur penya mpa ia n la ya na n
kes eha ta n oleh na kes s es ua i S O P ya ng a da .
 T ers edia nya meka nis me pena ng a na n keluha n
ba g i pa s ien/bumil/bulin da n bufa s bes erta
kelua rg a nya da n jug a umpa n ba lik ya ng diberika n
oleh na kes .
C
www.kinerja.or.id
IS U D A L A M P A K E T P R O G R A M K INE R J A UNT UK S E K T O R
P E R IJ INA N US A H A D A N IND IK A T O R S T A ND A R P E L A Y A NA N
T E R K A IT
B E R B A G A I S T A ND A R P E L A Y A NA N

KINERJA mendukung upaya Kemdagri dan Kemenpan dan Reformasi Birokrasi untuk
merampingkan pengurusan izin usaha. Dengan harapan, izin usaha yang pengurusannya
lebih efisien, murah (biaya yang sesuai), dan kesesuaian waktu. Kesemuanya itu dalam
upaya mendorong iklim usaha yang lebih baik, sehingga geliat perekonomian menjadi
lebih baik lagi.Program di sektor ini adalah mendorong reformasi di bidang pelayanan
pemberian izin usaha untuk mendorong efisiensi layanan dan kemudahan bagi pencari izin
usaha.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah mendorong terbentuknya PTSP dan mengadvokasi
ijin-ijin yang berada di SKPD terkait dikelola melalui PTSP. Disamping itu, KINERJA juga
memberikan berbagai variasi asistensi teknis di dalam perumusan berbagai SOP perijinan,
peningkatan kapasitas bagi PTSP, termasuk di dalamnya adalah pengembangan
mekanisme penanganan keluhan, pelaksanaan IKM dan pelaksanaan dialog antara sektor
privat dan publik (Public Private Dialogue).
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
109
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya
dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
B .3
S T A N D A R P E L A Y A N A N T E R K A IT
P R O G R A M K IN E R J A
IN D IK A T O R P E N C A P A IA N S P M T E R K A IT
P R O G R A M P E R IJ IN A N U S A H A

Indika tor S P M dis ini berbeda deng a n indika tor ya ng a da da la m
pela ya na n da s a r pendidika n da n kes eha ta n

K ua lita s indika tor S P M dis ini ditentuka n oleh s ektor ma s ing ma s ing (P erda g a ng a n, P erindus tria n, D a la m N eg eri, P ena na ma n
Moda l da n s eba g a inya ), s ehing g a P T S P s eba g a i U nit P ela ya na n
menyes ua ika n.

U ntuk meng implementa s ika n indika tor S P M ters ebut, s ela in
terda pa t a c ua n da ri K ementeria n T eknis , P T S P ha rus menyus un
S O P untuk menc a pa i ha l ters ebut. S O P dis us un berda s a rka n
ma s uka n da ri dia log publik priva t (P P P ) da n ha s il IK M.

Indika tor ters ebut a da la h:

P ros edur pela ya na n

Wa ktu penyeles a ia n

B ia ya pela ya na n

S a ra na da n pra s a ra na

K ompetens i petug a s pemberi pela ya na n

P ers ya ra ta n
B .3
K U N C I ME NG U K U R
T E R L A K S A NA NY A S P M

Mela kuka n penelitia n
a pa ka h penyus una n
S O P tela h merujuk
pa da reg ula s i
kementeria n teknis

Mela kuka n penelitia n
a pa ka h jug a s uda h
merujuk pa da ha s il
dia log publik priva t
(P P P )

Mela kuka n penelitia n
a pa ka h tela h pula
mela ks a na ka n IK M
da n mema nfa a tka n
rekomenda s i IK M di
da la m merumus ka n
S OP
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P P T E R K A IT
P R O G R A M P E R IJ INA N US A H A
P eliba ta n ma s ya ra ka t s ipil da la m
mendukung pening ka ta n mutu la ya na n
perijina n us a ha da pa t diliha t da ri dua ha l
ya kni:
ters eleng g a ra nya P P P (public priva te
dia log ue) a ta u dia log publik priva t
T erla ks a na nya IK M (indeks kepua s a a n
ma s ya ra ka t) s ec a ra reg uler.
K UNC I ME NG UK UR
T E R L A K S A NA NY A S P P
 Mela kuka n penelitia n a pa ka h
P P P tela h memenuhi uns uruns ur keterliba ta n kelompok
us a ha ya ng a da da n
kelompok ma s y s ipil la innya
 Mela kuka n penelitia n a pa ka h
ha s il P P P dia dops i oleh P T S P
keda la m perba ika n
 Mela kuka n penelitia n a pa ka h
uns ur-uns ur ma s y
s ipil/peng g una la ya na n
terliba t da la m pela ks a na a n
IK M
 Mela kuka n penelitia n a pa ka h
14 uns ur pela ya na n dia dops i
da la m kuis ioner IK M
110
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
B .3
S T A NDA R P E L A Y A NA N T E R K A IT
P R O G R A M K INE R J A
INDIK A T O R P E NC A P A IA N S O P
T E R K A IT P R O G R A M P E R IJ INA N
US A HA
 B atas an waktu mas ing-mas ing tahapan
 P ers yaratan yang dibutuhkan
 B entuk formulir yang digunakan
 P enanggungjawab mas ing-mas ing
www.kinerja.or.id
K UNC I ME NG UK UR
T E R L A K S A NA NY A S P P
Melakukan penelitian terhadap
mas ing-mas ing jenis S O P yang
ada untuk melihat apakah
indikator telah s ecara
kons is ten mengacu pada
s tandar pelayanan yang
ditentukan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
111
Perundangan dan
Peraturan Pelayanan
Publik berbasis Standar
Pelayanan dan Hak Warga
untuk Mendapatkannya
44
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
113
BAB 4
PENGANTAR
Saat negara ini dibangun, maka para pencetus
Perundangan
dan Peraturan
Pelayanan Publik
berbasis Standar
Pelayanan dan
Hak Warga untuk
Mendapatkannya
..... para
pencetus sudah
memikirkan tentang
apa dan bagaimana
pelayanan publik
tersebut benar-benar
menjadi hak
warga ....
sudah memikirkan tentang apa dan bagaimana
pelayanan publik tersebut benar-benar menjadi hak
warga untuk mendapatkannya dari pemerintah. Hal
tersebut telah dituangkan dalam beberapa pasal
di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Di sisi lain,
negara Indonesia telah pula meratifikasi deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) tentang hak
ekonomi sosial budaya (Kovenan hak-hak sipil)
atau lebih dikenal dengan Hak Ekosob. Penjelasan
kebijakan dan regulasi dari sisi makro dan strategis
ini telah diterjemahkan hingga kepada peraturan
pemerintah bahkan permen (peraturan menteri) atau
Kepmen (keputusan menteri).
TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Dengan mempelajari materi di dalam modul ini,
peserta diharapkan mendapat gambaran tentang
kebijakan serta mandat yang harus dijalankan
oleh Pemerintah Daerah/Unit Pelayanan dalam
memberikanpelayanan kepada publik berbasis
standar pelayanan, termasuk regulasi teknis
didalamnya. Dari sisi lain, peserta juga mendapatkan
materi mengenai landasan hukum hak warga untuk
114
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
menuntut mutu layanan publik yang diberikan oleh
METODE, ALAT
BANTU DAN BAHAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1.Metode
a.Tutorial.
1. Memberikan penjelasan dan membangun
b. Diskusi dan tukar pendapat.
pemahamanpeserta atas berbagai UndangUndang dan regulasi mengenai pelaksanaan
standar pelayanandalam pelayanan di sektor
Pendidikan, Kesehatan dan juga Iklim Usaha.
2. Alat Bantu
a.Flipchart.
2. Memberikan penjelasan dan membangun
b. Kertas plano dan spidol.
pemahaman tentang hak warga serta peluang
c. LCD Projector dan Komputer.
yang didapatkan dari penyampaian layanan
publik oleh Pemerintah maupun Pemerintah
Daerah.
3.Bahan
a. Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
digital yang berisi presentasi slide-slide
dengan menggunakan software presentasi.
POKOK BAHASAN
1. Isu-isu relevan dalam paket program pendidikan
dasar dukungan Kinerja dan relevansinya
dengan indikator pencapaian standar pelayanan
yang terkait.
WAKTU
2 X 45 menit
2. Isu-isu relevan dalam paket program kesehatan
ibu dan anak dukungan Kinerja dan relevansinya
dengan indikator pencapaian standar pelayanan
yang terkait.
3. Isu-isu relevan dalam paket program pelayanan
perijinan usaha dukungan Kinerja dan relevansi­
nya dengan indikator pencapaian standar
pelayanan yang terkait.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
115
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
PROSES FASILITASI
Pengantar
(5 menit)
Materi Regulasi
terkait penerapan
Standar pelayanan
(20 menit)
Perumusan
Kesimpulan dan
Penutup
(25 menit)
Tanya jawab dan
klarifikasi
(10 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini dengan
Tanya Jawab dan
Klarifikasi
(10 menit)
Materi regulasi
terkait Hak Warga
dalam Pelayanan
Publik
(20 menit)
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
menyampaikan hal-hal apa yang hendak
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
secara singkat namun jelas dan diketahui
menyampaikan hal penting mengapa materi
maksudnya.
regulasi ini penting.
2. Fasilitator atau narasumber menyajikan materi
4. Fasilitator atau narasumber menyajikan materi
mengenai regulasi terkait hak warga akan
mengenai regulasi penerapan tandar pelayanan,
layanan publik dari negara. Penyajian dilakukan
SPM, SPP dan SOP pada sektor pendidikan
dalam presentasi power point yang juga
dasar, kesehatan ibu dan anak serta iklim usaha
didukung dengan narasi selama 20 menit.
yang baik. Penyajian dilakukan dalam power
5. Sesi Tanya jawab dilaksanakan selama 10
point yang juga didukung dengan naratif selama
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
30 menit.
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
3. Sesi Tanya jawab dilaksanakan selama 10
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
membagi secara adil peserta-peserta yang
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
membagi secara adil peserta-peserta yang
secara singkat namun jelas dan diketahui
maksudnya.
116
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
6. Kesimpulan dan penutup. Fasilitator mengajak
yang cukup kuat. Dalam uraian di bawah ini
peserta untuk merumuskan hal-hal penting yang
dijelaskan bagaimana standar pelayanan sebagai
didapat selama diskusi dan presentasi. Hal
bagian dari urusan wajib yang harus diterapkan, baik
tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan
oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah.
meta plan dan secara cepat dilakukan. Setelah
terkumpul didepan, fasilitator secara cepat juga
menarik kesimpulan dan menutup sesi ini.
Di bawah ini ada peta yang kurang lebih
menggambarkan bagaimana rumusan standar
pelayanan diatur. Peta ini berakhir pada Kepmen
atau Permen yang utama yang mengatur satuan
URAIAN SUBSTANSI
standar pelayanan diatur. Meskipun disadari cukup
banyak aturan yang lebih teknis yang mengatur
SP di masing-masing sektor ataupun regulasi yang
memberi mandat terkait kualitas dan kuantitas mutu
1. Peta Kebijakan dan Regulasi Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Pelayanan Publik
pelayanan publik di masing-masing sektor.
Standar Pelayanan yang wajib diterapkan oleh
masing-masing sektor memiliki kekuatan hukum
UUD 1945
PP 96 Tahun 2012
Pelaksanaan UU
Pelayanan Publik
UU No.12 Tahun
2009
Kesehatan
PP 32 Tahun
2004 Pemerintah
Daerah
UU 25 Tahun 2009
Pelayanan Publik
PP 65 Tahun
2007 Pedoman
Penyusunan dan
Penerapan SPM
PP 38 Tahun 2007
Pembagian Urusan
Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemprov
dan Pemkab/Kota
PP 33 Tahun 2012
Pemberian ASI
Eksklusif
Permenkes
741/2008
SPM Kesehatan
UU No.... Tahun 2008
UU No.25 Tahun
2007
Penanaman Modal
Sistem Pendidikan
Nasional
Permendiknas
15/2010
Sistem Pendidikan
Nasional
PP 45 Tahun 2008
Pemberian insentif dan
Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal
di Daerah
Kepmendag 529
Tahun 2010
SIUP
Perpres 27/2009
PTSP di bidang
Penanaman Modal
Permendagri 27
Tahun 2009
Permendagri No.7
Tahun 1993
HO
IMB
Peta Regulasi Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
117
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
a. Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 sendiri
sistem pemerintahan yang mendukung
telah mengamanatkan bahwa negara wajib
terciptanya penyelenggaraan pelayanan
melayani setiap warga negara dan penduduk
publik yang prima atas barang publik, jasa
untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya
publik, serta pelayanan administratif.
dalam kerangka pelayanan publik.
•
Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan
berdasarkan standar pelayanan yang
b. Undang-Undang tentang Pelayanan Publik No
merupakan tolok ukur, pedoman dan acuan
25 Tahun 2009, menindaklanjuti penjelasan di
penilaian kualitas pelayanan sebagai
atas yakni sebagai berikut:
kewajiban dan janji Penyelenggara kepada
•
masyarakat dalam rangka pelayanan yang
bahwa membangun kepercayaan
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
masyarakat atas pelayanan publik yang
dilakukan penyelenggara pelayanan publik
merupakan kegiatan yang harus dilakukan
terukur.
•
harus memiliki standar pelayanan dan
seiring dengan harapan dan tuntutan
dipublikasikan sebagai jaminan adanya
seluruh warga negara dan penduduk
kepastian bagi penerima pelayanan.
tentang peningkatan pelayanan publik;
•
Standar pelayanan merupakan ukuran
bahwa sebagai upaya untuk mempertegas
yang dibakukan dalam penyelenggaraan
hak dan kewajiban setiap warga negara
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh
dan penduduk serta terwujudnya tanggung
jawab negara dan korporasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik,
diperlukan norma hukum yang memberi
pengaturan secara jelas;
•
bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas dan menjamin penyediaan
pelayanan publik sesuai dengan asas-asas
umum pemerintahan dan korporasi yang
baik serta untuk memberi perlindungan
bagi setiap warga negara dan penduduk
dari penyalahgunaan wewenang di dalam
penyelenggaraan pelayanan publik,
diperlukan pengaturan hukum yang
mendukungnya;
•
hak warga negara dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui suatu
118
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik
pemberi dan atau penerima pelayanan.
•
Penyelenggara berkewajiban menyusun
dan menetapkan standar pelayanan
dengan memperhatikan kemampuan
Penyelenggara, kebutuhan masyarakat,
dan kondisi lingkungan. Penyusunan wajib
mengikutsertakan masyarakat dan pihak
terkait.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Penyusunan dan Pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal merupakan regulasi teknis
yang mengatur bagaimana SPM disusun dan
dilaksanakan. Penjelasan yang lebih teknis
dari PP ini terdapat di dalam Permendagri dan
Peraturan Menteri terkait yang menjelaskan
www.kinerja.or.id
SPM pada masing-masing sektor. Untuk
sehingga tidak memerlukan struktur organisasi
Pendidikan Dasar, seperti di dalam peta di
baru.Secara substantive regulasi yang ada sudah
atas diatur di dalam Permendiknas Nomor 15
mengatur penerapan standar pelayanan.
Tahun 2010 tentang SPM Pendidikan Dasar.
Sedangkan untuk Kesehatan diatur di dalam
a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003:
Permenkes No 741 Tahun 2008. Sementara
untuk PTSP yang secara langsung mengatur
perijinan pokok (bukan kelembagaan) yakni
1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia
Kepmendag Nomor 529 Tahun 2010 untuk
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
ijin SIUP; Permendagri Nomor 27 Tahun 2009
menengah dilaksanakan berdasarkan
untuk ijin HO (ijin gangguan sekitarnya) dan
standar pelayanan minimal dengan prinsip
Permendagri Nomor 7 Tahun 1993 untuk ijin
manajemen berbasis sekolah/madrasah.
mendirikan bangunan (IMB).
2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi
dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi,
d. Undang-Undang Sektoral. Secara substansi
akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi
SPM yang disusun harus mengacu pada sektor
yang transparan.
masing-masing. Untuk SPM Pendidikan Dasar,
3) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan
tentu mengacu pada Undang-Undang Nomor
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
Nasional, sedang untuk Kesehatan mengacu
dengan Peraturan Pemerintah.
pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2009. Untuk PTSP sendiri karena tidak secara
langsung berada di bawah sektor tertentu, maka
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
regulasi secara substantive mengacu pada
Pendidikan (SPMP).
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 200 tentang
Penanaman Modal dan Undang-Undang tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Nomor 20
Pasal 51
Regulasi ini memuat tentang SPM Pendidikan
dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), namun
Tahun 2008.
tidak menyebut tentang standar pelayanan yang
dimaksud dalam pelayanan publik.
2. Kebijakan dan Regulasi Sektor Pendidikan Dasar
Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
Pasal 2
(1) Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan
Pelaksanaan SPM di pendidikan dasar ini dijalankan
adalah tingginya kecerdasan kehidupan
melalui struktur organisasi yang sudah ada,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
119
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
manusia dan bangsa sebagaimana dicita-
(2) Standar mutu pendidikan di atas SNP
citakan oleh Pembukaan Undang-undang
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
berupa:
1945 yang dicapai melalui penerapan
a. Standar mutu di atas SNP yang berbasis
SPMP.
keunggulan lokal
b. Standar mutu di atas SNP yang
(2) Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan
mengadopsi dan/atau mengadaptasi
adalah terbangunnya SPMP termasuk:
standar internasional tertentu.
a. terbangunnya budaya mutu pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal;
b. pembagian tugas dan tanggung jawab yang
(1) SPM berlaku untuk:
jelas dan proporsional dalam penjaminan
a. satuan atau program pendidikan;
mutu pendidikan formal dan/atau nonformal
b. penyelenggara satuan atau program
pada satuan atau program pendidikan,
pendidikan;
penyelenggara satuan atau program
c. pemerintah kabupaten atau kota; dan
pendidikan, pemerintah kabupaten atau
d. pemerintah provinsi.
kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;
(2) SNP berlaku bagi satuan atau program
c. ditetapkannya secara nasional acuan mutu
pendidikan.
dalam penjaminan mutu pendidikan formal
(3) Standar mutu di atas SNP berlaku bagi
dan/atau nonformal.
Penjaminan Mutu Pendidikan Formal dan Non-formal
Bagian Kesatu
Acuan Mutu Dalam Penjaminan Mutu
satuan atau program pendidikan yang telah
memenuhi SPM dan SNP.
(4) Standar mutu di atas SNP yang
berbasis keunggulan lokal dapat dirintis
pemenuhannya oleh satuan pendidikan
yang telah memenuhi SPM dan sedang
dalam proses memenuhi SNP.
Pendidikan
Pasal 10
(1) Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan
atau program pendidikan ditujukan untuk
memenuhitiga tingkatan acuan mutu, yaitu:
a.SPM;
b. SNP; dan
c. Standar mutu pendidikan di atas SNP.
120
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Pasal 11
Pasal 12
(1) SPM ditetapkan oleh Menteri.
(2) SNP ditetapkan oleh Menteri.
(3) Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan
atau program pendidikan sesuai prinsip
otonomisatuan pendidikan.
www.kinerja.or.id
Pasal 13
(1) SNP bagi satuan atau program pendidikan
c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana
dimaksud pada huruf b.
nonformal dirumuskan sedemikian rupa
sehingga tidak menghilangkan atau
mengurangi keluwesan dan kelenturan
pendidikan nonformal dalam melayani
pembelajaran peserta didik sesuai dengan3
kebutuhan, kondisi, dan problematika
yang dihadapi masing-masing peserta
didik.Acuan mutu satuan atau program
pendidikan formal adalah:
a.SPM;
b. SNP; dan
c. Standar mutu di atas SNP yang dipilih
satuan atau program pendidikan formal.
(2) Acuan mutu satuan atau program
pendidikan nonformal yang lulusannya
ditujukan untuk mendapatkan kesetaraan
dengan pendidikan formal adalah:
a.SPM;
b. Standar Isi, Standar Proses, dan
3. Kebijakan dan Regulasi Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
Sektor kesehatan ibu dan anak di dalam
menjalankan standar pelayanan tidak memerlukan
perubahan struktur organisasi, karena pelaksanaan
SPM telah melekat di dalam tupoksi masingmasing staf.Beberapa regulasi yang mendorong
terlaksananya standar pelayanan di sektor
kesehatan ibu dan anak diuraikan dalam penjelasan
di bawah ini.
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan memberikan penekanan
terkait standar pelayanan sebagai berikut:
Standar Kompetensi Lulusan dalam
• Tenaga kesehatan harus memenuhi
SNP yang berlaku bagi satuan atau
ketentuan kode etik, standar profesi,
program pendidikan formal yang
hak pengguna pelayanan kesehatan,
sederajat; dan
standar pelayanan, dan standar prosedur
c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana
dimaksud pada huruf b.
(3) Acuan mutu satuan atau program
operasional.
• Standar pelayanan menjadi acuan bagi
Pemerintah daerah dalam merencanakan
pendidikan nonformal yang lulusannya tidak
kebutuhan perbekalan kesehatan sesuai
ditujukan untukmendapatkan kesetaraan
dengan kebutuhan daerahnya.
dengan pendidikan formal adalah:
• Standar pelayanan menjadi dasar dalam
a.SPM;
melaksanakan upaya kesehatan yang
b. SNP yang berlaku bagi satuan atau
bertujuan untuk mewujudkan derajat
program studi pendidikan nonformal
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masing-masing; dan
individu atau masyarakat.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
121
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan
kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan kesehatan, standar pelayanan,
dan standar prosedur operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur olehorganisasi profesi.
(3) Ketentuan mengenai hak pengguna
pelayanan kesehatan, standar pelayanan,
dan standar prosedur operasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 41
(1) Pemerintah daerah berwenang
merencanakan kebutuhan perbekalan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan
daerahnya.
(2) Kewenangan merencanakan kebutuhan
perbekalan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tetap
memperhatikan pengaturan dan pembinaan
standar pelayanan yang berlaku secara
nasional.
Pasal 51
(2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didasarkan pada standar
pelayanan minimal kesehatan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar
pelayanan minimal kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit; Selain dengan UndangUndang Kesehatan, Undang-Undang lain terkait
kesehatan yang digunakan untuk menunjukkan
adanya perintah yang mewajibkan penggunaan
standar pelayanan adalah Undang-Undang
Rumah Sakit ini. Beberapa narasi yang
menjelaskannya adalah sebagai berikut:
1) bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak
setiap orang yang dijamin dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan
upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya;
2) bahwa Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karateristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
(1) Upaya kesehatan diselenggarakan untuk
masyarakat yang harus tetap mampu
mewujudkan derajat kesehatan yang
meningkatkan pelayanan yang lebih
setinggi-tingginya bagi individu atau
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
masyarakat.
agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya;
122
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3) bahwa dalam rangka peningkatan mutu
(1) penyelenggaraan pelayanan pengobatan
dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit
dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
sertapengaturan hak dan kewajiban
standar pelayanan rumah sakit;
masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan, perlu mengatur Rumah Sakit
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar
dengan Undang-Undang;
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Pasal 3
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit
Kabupaten/Kota; peraturan yang menjelaskan
berbagai hal rumusan standar pelayanan
minimal yang ditetapkan oleh Menteri
bertujuan:
Kesehatan. Beragai uraian dalam Undang-
(1) mempermudah akses masyarakat untuk
Undang ini telah dijelaskan dalam bagian
mendapatkan pelayanan kesehatan;
terdahulu.
(2) memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 155/
Menkes/Per/I/2010 tentang penggunaan kartu
manusia di rumah sakit;
menuju sehat (KMS) bagi Balita.
(3) meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan rumah sakit;
danmemberikan kepastian hukum kepada
pasien, masyarakat, sumber daya manusia
rumah sakit, dan Rumah Sakit
BAB III TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna.
e. Kepmenkes No. 938 Tahun 2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan
Merupakan turunan dari UU No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan (UU lama)
1) Dalam upaya menurunkan AKI dan AKB
dibutuhkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, khususn ya dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan
2) Untuk menjamin hal tersebut diperlukan
adanya standar asuhan kebidanan
sebagai acuan dalam proses pengambilan
Pasal 5
Untuk menjalankan tugas sebagaimana
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan
dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit
mempunyai fungsi :
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
123
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
3) Ruang lingkup asuhan kebidanan meliputi:
-
asuhan kebidanan pada ibu hamil
-
asuhan kebidanan pada ibu bersalin
-
asuhan kebidanan pada ibu nifas dan
dan perinatal yang harus dilakukan dengan
mengikuti perkembangan iptek khususnya di
bidang kesehatan;
3) Kepmen ini menjelaskan tentang standar
pelayanan maternal dan perinatal di RS
masa antara
-
Asuhan pada bayi
-
Asuhan pada anak balita sehat
-
Asuhan pada masa reproduksi
dan yang akan digunakan untuk penilaian
akreditasi.
e. Peraturan Menkes RI No. 1464/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
4) Pengertian standar asuhan kebidanan
adalah acuan dalam proses pengambilan
-
keputusan dan tindakan ang dilakukan
tentang Kesehatan dan UU No. 44/2009
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
tentang RS
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilnmu
-
dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian,
evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 604/
Terkait dengan Kepmenkes tentang Standar
Asuhan Kebidanan
perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi,
Merupakan turunan dari UU No. 36/2009
Bab III: Penyelenggaraan Praktik
Pasal 9:
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang
Menkes/SK/VII/2008 tentang Pedoman
untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
pelayanan Maternal Perinatal pada RS Umum
pelayanan kesehatan ibu; pelayanan kesehatan
Kelas B, Kelas C, dan Kelas D: Kepmen ini
anak; dan pelayanan kesehatan reproduksi dan
diselenggarakan untuk mendukung neonatus
KB
dengan komplikasi
1) Bahwa AKI dan AKB di Indonesia khususnya
angka kematian perinatal masih cukup
tinggi, oleh karena itu diperlukan upaya
peningkatan kualitas pelayanan obstetri
terutama pada sarana pelayanan kesehatan
rujukan.
2) Bahwa peningkatan kualitas pelayanan
obstetri mencakup pelayanan maternal
124
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Pasal 10:
Pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa
pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan; Pelayanan kesehatan ibu meliputi:
pelayanan konseling pada masa pra hamil;
pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
pelayanan persalinan normal; pelayanan ibu
nifas normal; pelayanan ibu menyusui; dst.
www.kinerja.or.id
f. Pedoman Pelayanan Antenatal; Direktorat
Bina Pelayanan Medik dasar, Ditjen Bina
Pasal 30 (Tempat Kerja dan Tempat Sarana
Umum)
Pelayanan Medik, Depkes RI, 2007
g. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Ayat 1 dan 2:
Tempat kerja dan tempat sarana umum
harus mendukung program ASI eksklusifyang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
sesuai dengan ketentuan di tempat kerja yang
2012 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
mengatur hubungan kerja antara pengusaha
Republik Indonesia Nomor 5291); yang
dan pekerja atau melalui perjanjian bersama
kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan
antara serikat pekerja/ serikat buruh dengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
pengusaha (Jika tidak, sebagaimana dimaksud
Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
dalam pasal 36, sanksi pidana yang akan
Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/
dikenakan sesuai dengan Undang-Undang
atau Memerah Air Susu Ibu.
Di dalam PP di atas beberapa hal yang terkait
keharusan pemberlakuan standar pelayanan
antara lain:
Pasal 2
Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan
Kesehatan pasal 200/ 201).
Ayat 3:
Pengurus tempat kerja dan penyelenggara
tempat sarana umum harus menyediakan
fasilitas khusus untuk menyusui dan/
atau memerah ASI sesuai dengan kondisi
kemampuan perusahaan, (Jika tidak,
untuk:
sebagaimana dimaksud dalam pasal 36, sanksi
(a).Menjamin pemenuhan hak bayi untuk
pidana yang akan dikenakan sesuai dengan
mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan
Undang-Undang Kesehatan pasal 200/ 201).
sampai dengan berusia 6 (enam) bulan
dengan memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya;
(b).Memberikan perlindungan kepada ibu dalam
Pasal 31:
Tempat kerja terdiri atas: Perusahaan; dan
Perkantoran milik pemerintah, pemerintah
memberikan ASI Eksklusif kepadabayinya;
dan meningkatkan peran dan dukungan
keluarga, masyarakat, pemerintah daerah,
dan pemerintah terhadap pemberian ASI
daerah, dan swasta.
Penjelasan: Perkantoran termasuk juga di
antaranya adalah lembaga pemasyarakatan.
Eksklusif.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
125
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
Pasal 32:
Pasal 2:
“Tempat sarana umum” termasuk fasilitas
Tujuan dari peraturan bersama ini adalah:
kesehatan, hotel, penginapan atau wisma tamu
(penginapan), tempat-tempat rekreasi, terminal
•
buruh wanita untuk memerah ASI selama
transportasi, stasiun kereta api, bandar udara,
jam kerja dan untuk menyimpan ASI yang
pelabuhan laut, pusat perbelanjaan, pusat olah
telah diperah untuk kemudian dikonsumsi
raga, barak pengungsian dan tempat sarana
umum lainnya.
Memberikan peluang pada para pekerja/
oleh sang bayi.
•
Untuk memenuhi hak-hak dari para pekerja/
buruh wanita guna meningkatkan
Pasal 33:
•
kesehatan ibu dan anak.
Fasilitas-fasilitas kesehatan harus mendukung
•
Untuk memenuhi hak-hak anak untuk
program pemberian ASI Eksklusif,berdasarkan
mendapatkan ASI guna mendapatkan nutrisi
atas “10 (sepuluh) Langkah Menuju Kesuksesan
yang layak dan untuk mengembangkan
Pemberian ASI.”
sistem kekebalan tubuh yang kuat.
•
Pasal 34:
Pengurus tempat kerja wajib memberikan
kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau
memerah ASI selama waktu kerja di Tempat
Untuk meningkatkan mutu sumberdaya
manusia pada tahap awal kehidupan.
4. Kebijakan dan Regulasi Sektor Perijinan Usaha
Kerja (Jika tidak, sebagaimana dimaksud dalam
pasal 36, sanksi pidana yang akan dikenakan
Tidak seperti dua sektor sebelumnya, PTSP
sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan
mensyaratkan berdirinya satu organisasi baru
pasal 200/ 201).
dengan mendasarkan pada Permendagri Nomor 24
Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
h. Peraturan Bersama 3 Menteri (Menteri
126
PTSP dan Permendagri Nomor 20 Tahun 2008
Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan
tentang Pedoman Organisasi dan tata kerja Unit
Anak, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah. Sementara
serta Menteri Kesehatan) – No. 48/MEN.PP/
di dalam menerapkan Standar Pelayanan
XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008 dan 1177/
(termasuk SPM) pada sektor pendidikan dasar dan
MENKES/PB/XII/2008 Tentang Pemberian
kesehatan sama sekali tidak mensyaratkan, bahkan
Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat
menyebutkan bahwa tidak diperlukan struktur
Kerja
organisasi tambahan/baru.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Pendirian dan pengelolaan PTSP itu sendiri
mengacu kepada Undang-Undang Pelayanan
(2) Peraturan pemerintah mengenai sistem
Publik, Undang-Undang Penanaman Modal dan
pelayanan terpadu sebagaimana dimaksud
Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
dalam Pasal 9 ayat(2) harus ditetapkan
Selain itu, Undang-Undang Pemerintahan
paling lambat 6 (enam) bulan sejak Undang-
Daerah dan Undang-Undang Pembagian Urusan
Undang ini diundangkan.
Pemerintahan juga secara struktur dan juridis
ikut menjadi pertimbangan di dalam pendirian
dan pengelolaan PTSP. Selain Undang-Undang
b. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
yang disebutkan di atas, Undang-Undang
Pelayanan Publik
Perdagangan juga menjadi acuan. Namun hal
yang disebutkan terakhir ini lebih mengacu pada
layanan jasa perijinan usahanya. Undang-Undang
pelayanan terpadu; c. pedoman penyusunan
operasionalisasinya PTSP nanti layanan PTSP
standar pelayanan; d. proporsi akses dan
semakin bertambah baik perijinan maupun non
kategori kelompok masyarakat dalam Pelayanan
perijinan.
Berjenjang; dan d. keikutsertaan masyarakat
dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik.
a. UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik
Di dalam Undang-Undang Pelayanan Publik
secara khusus mengatur tentang system
pelayanan terpadu.Sistem ini diantaranya
mengatur keberadaan PTSP perijinan dan non
perijinan. Beberapa pasal yang menyebutkan
hal tersebut adalah:
Pasal 9:
(1) Dalam rangka mempermudah
Peraturan Pemerintah ini juga mengatur tentang:
a. ruang lingkup Pelayanan Publik; b. sistem
yang lain juga akan diacu jika memang di dalam
Pasal 60
Adapun ruang lingkup Pelayanan Publik yang
diatur dalam PP ini meliputi: a. Pelayanan
barang publik; b. Pelayanan jasa publik;
dan c.Pelayanan administrasi.Sementara
penyelenggara pelayanan meliputi institusi
negara yang terdiri atas lembaga negara dan/
atau lembaga pemerintah; korporasi berupa
BUMN/BUMD atau Satuan Kerja; lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan UU;
penyelenggaraan berbagai bentuk
dan badan hukum lain yang menyelenggarakan
pelayanan publik, dapat dilakukan
Pelayanan Publik dalam rangka pelaksanaan
penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu.
Misi Negara.Di dalam PP yang menjelaskan
(2) Pengaturan mengenai sistem pelayanan
regulasi mengenai pelayanan public lebih
terpadu sebagaimana dimaksud pada
spesifik juga diatur bab khusus mengenai
ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan
system pelayanan terpadu.
pemerintah.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
127
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
BAB III Sistem Pelayanan Terpadu
Pasal 11
(1) Sistem pelayanan terpadu merupakan satu
kesatuan proses pengelolaan pelayanan
(1) Penyelenggara dapat menyelenggarakan
terhadap beberapa jenis pelayanan yang
sistem pelayanan terpadu.
dilakukan secara terintegrasi dalam satu
(2) Penyelenggaraan sistem pelayanan
tempat baik secara fisik maupun virtual
terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat
sesuai dengan Standar Pelayanan.
1 dilaksanakan di lingkungan kementerian/
(2) Sistem pelayanan terpadu secara fisik
lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
kabupaten/kota, dan/atau kecamatan.
Pasal 12
Sistem pelayanan terpadu diselenggarakan
dilaksanakan melalui:
a. sistem pelayanan terpadu satu pintu;
dan/atau
b. sistem pelayanan terpadu satu atap.
dengan tujuan:
a. memberikan perlindungan dan kepastian
Pasal 14
hukum kepada Masyarakat;
Dalam sistem pelayanan terpadu satu pintu
atau satu atap dan secara virtual itu, menurut
b. mendekatkan pelayanan kepada
PP ini, pimpinan lembaga negara, pimpinan
Masyarakat;
kementerian, pimpinan lembaga pemerintah
c. memperpendek proses pelayanan;
non kementerian, termasuk pimpinan lembaga
d. mewujudkan proses pelayanan yang cepat,
komisi negara atau yang sejenis, Gubernur,
mudah, murah, transparan, pasti, dan
Bupati/Walikota harus mendelegasikan
terjangkau; dan
wewenang kepada petugas yang ditunjuk
e. memberikan akses yang lebih luas kepada
melaksanakan tugas dalam sistem tersebut.
Masyarakat untuk memperoleh pelayanan.
Pasal 13
pemrosesan permohonan pelayanan, penolakan
Sistem pelayanan terpadu dilaksanakan dengan
permohonan pelayanan, pemberian persetujuan
prinsip:
dan/atau penandatananganan dokumen
perizinan dan/atau non perizinan, penerimaan
a.keterpaduan;
dan pengadministrasian biaya jasa pelayanan,
b.ekonomis;
serta penetapan Standar Pelayanan dan
c.koordinasi;
Maklumat Pelayanan.
d. pendelegasian atau pelimpahan wewenang;
e. akuntabilitas; dan
f.aksesibilitas.
128
Pendelegasian itu meliputi penerimaan dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Khusus untuk penanaman modal, PP ini tegas
mewajibkan pimpinan kementerian, pimpinan
www.kinerja.or.id
lembaga pemerintah non kementerian, gubernur,
(a).kepastian hukum;
bupati dan walikota mendelegasikan seluruh
(b).keterbukaan;
kewenangan pemberian persetujuan dan
(c).akuntabilitas;
penandatanganan dokumen perizinan dan/atau
(d).perlakuan yang sama dan tidak
non perizinan .
membedakan asal negara;
(e).kebersamaan;
Dalam melaksanakan sistem pelayanan terpadu
(f). efisiensi berkeadilan;
itu, setiap penyelenggara wajib menyusun,
(g).berkelanjutan;
menetapkan dan menerapkan Standar
(h).berwawasan lingkungan;
Pelayanan, yang mengikutsertakan Masyarakat
(i). kemandirian; dan
dan Pihak Terkait serta mengacu pada
(j). keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ketentuan teknis yang telah ditetapkan.
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4724);
b. Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor
ekonomi nasional.
Pasal 4
Kebijakan Dasar Penanaman Modal
(2) Dalam menetapkan kebijakan dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah:
(a).memberi perlakuan yang sama bagi
27 Tahun 2009 tentang pelayanan
penanam modal dalam negeri dan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman
penanam modal asing dengan tetap
Modal.
memperhatikan kepentingan nasional;
(b).menjamin kepastian hukum, kepastian
Pada kedua regulasi di atas (nomor 3 dan
berusaha, dan keamanan berusaha
nomor 4) belum tercantum kebijakan untuk
bagi penanam modal sejak proses
menyusun standar pelayanan. Namun
pengurusan perizinan sampai dengan
sudah mencantumkan asas tata kelola
berakhirnya kegiatan penanaman modal
yang baik dalam penanaman modal, seperti
sesuai dengan ketentuan peraturan
tercantum dalam UU No. 25/2007, sebagai
perundangundangan.
berikut:
c. Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009,
Pasal 3
tentang PTSP di Bidang Penanaman Modal
Penanaman modal diselenggarakan
berdasarkan asas:
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
129
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
BAB III tentang Tolok Ukur PTSP di Bidang
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 24 Tahun
Penanaman Modal
2006, tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu ;
Pasal 5
(1) Pelaksanaan PTSP di bidang Penanaman
Modal harus menghasilkan mutu pelayanan
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2008, tentang Pedoman Organisasi
prima yang diukur dengan indikator
dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan
kecepatan, ketepatan, kesederhanaan,
Terpadu di Daerah ;
transparan, dan kepastian hukum.
(2) PTSP di bidang Penanaman Modal harus
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27
Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin
didukung ketersediaan:
Gangguan di Daerah (HO)
a. sumber daya manusia yang profesional
dan memiliki kompetensi yang handal;
1) bahwa pemerintah daerah wajib menjamin
b. tempat, sarana dan prasarana kerja, dan
iklim usaha yang kondusif, kepastian
media informasi;
berusaha, melindungi kepentingan umum,
c. mekanisme kerja dalam bentuk
serta memelihara lingkungan hidup;
petunjuk pelaksanaan PTSP di bidang
2) bahwa izin gangguan merupakan
Penanaman Modal yang jelas, mudah
sarana pengendalian, perlindungan,
dipahami dan mudah diakses oleh
penyederhanaan dan penjaminan kepastian
Penanam Modal;
hukum dalam berusaha;
d. layanan pengaduan (help desk)
Penanam Modal;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008
tentang Pemberian Insentif dan Pemberian
Kemudahan Penanaman Modal di Daerah ;
e. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006
tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim
Investasi ;
Bab VI: Penyelenggaraan Perizinan
Bagian Kesatu: Kewajiban Pemberi Izin
Pasal 8
Pemberi izin wajib :
1) menyusun persyaratan izin secara lengkap,
jelas, terukur, rasional, dan terbuka;
2) memperlakukan setiap pemohon izin secara
adil, pasti, dan tidak diskriminatif;
3) membuka akses informasi kepada
masyarakat sebelum izin dikeluarkan;
130
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
4) melakukan pemeriksaan dan penilaian
usahanya dan dinyatakan secara jelas
teknis di lapangan;
dalam dokumen izin;
5) mempertimbangkan peran masyarakat
2) memenuhi seluruh persyaratan perizinan;
sekitar tempat usaha di dalam melakukan
3) menjamin semua dokumen yang diajukan
pemeriksaan dan penilaian teknis di
adalah benar dan sah;
lapangan;
4) membantu kelancaran proses pengurusan
6) menjelaskan persyaratan yang belum
izin; dan
dipenuhi apabila dalam hal permohonan izin
5) melaksanakan seluruh tahapan prosedur
belum memenuhi persyaratan;
perizinan.
7) memberikan keputusan atas permohonan
izin yang telah memenuhi persyaratan;
8) memberikan pelayanan berdasarkan prinsipprinsip pelayanan prima; dan
9) melakukan evaluasi pemberian layanan
secara berkala.
Pasal 9
1) Pemeriksaan dan penilaian teknis di
Pasal 11
Pemohon izin mempunyai hak :
1) mendapatkan pelayanan yang berkualitas
sesuai dengan asas-asas dan tujuan
pelayanan serta sesuai standar pelayanan
minimal yang telah ditentukan;
2) mendapatkan kemudahan untuk
memperoleh informasi selengkap-
lapangan sebagaimana dimaksud dalam
lengkapnya tentang sistem, mekanisme, dan
pasal 8 huruf d harus didasarkan pada
prosedur perizinan;
analisa kondisi obyektif terhadap ada atau
tidaknya gangguan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3.
2) Setiap keputusan atas permohonan izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf
g wajib didasarkan pada hasil penilaian yang
obyektif disertai dengan alasan yang jelas.
3) memberikan saran untuk perbaikan
pelayanan;
4) mendapatkan pelayanan yang tidak
diskriminatif, santun, bersahabat, dan
ramah;
5) memperoleh kompensasi dalam hal tidak
mendapatkan pelayanan sesuai standar
pelayanan minimal yang telah ditetapkan;
Bagian Kedua: Kewajiban dan Hak Pemohon
Izin
6) menyampaikan pengaduan kepada
penyelenggara pelayanan; dan
Pasal 10
7) mendapatkan penyelesaian atas pengaduan
Pemohon izin wajib:
1) melakukan langkah-langkah penanganan
gangguan yang muncul atas kegiatan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
131
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
yang diajukan sesuai mekanisme yang
(f). Ketentuan pengajuan atas keberatan
berlaku.
atau pelanggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) berdasarkan
BaB VIII: Peran Masyarakat
ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 19
(1) Dalam setiap tahapan dan waktu
i. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
46/M-DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan
penyelenggaraan perizinan, masyarakat
atas Peraturan Menteri Perdagangan nomor
berhak mendapatkan akses informasi dan
36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan
akses partisipasi.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
(2) Akses informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
(a).tahapan dan waktu dalam proses
pengurusan ijin (salah satu indicator SPM
pengambilan keputusan pemberian izin;
dalam PTSP) yakni
dan
(b).rencana kegiatan dan/atau usaha
dan perkiraan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat.
(c).Akses partisipasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi
pengajuan pengaduan atas keberatan
atau pelanggaran perizinan dan/atau
kerugian akibat kegiatan dan/atau
usaha.
(d).Pemberian akses partisipasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberikan mulai dari proses pemberian
perizinan atau setelah perizinan
dikeluarkan.
(e).Pengaduan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) hanya diterima jika
berdasarkan pada fakta atas ada atau
tidaknya gangguan yang ditimbulkan
kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
Salah satu yang penting terkait waktu
Pasal 16
(1) Setiap Perusahaan Perdagangan yang
mengajukan permohonan SIUP baru tidak
dikenakan retribusi.
(2) Retribusi dapat dikenakan kepada
Perusahaan Perdagangan pada saat
melakukan pendaftaran ulang, perubahan
dan/atau penggantian SIUP yang hilang
atau rusak.
(3) Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dibebaskan bagi Perusahaan
Perdagangan Mikro sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2).
(4) Besaran pengenaan retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ditetapkan melalui
Peraturan Daerah provinsi atau kabupaten/
kota setempat dengan tanpa memberatkan
pelaku usaha.
dalam Pasal 3.
132
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
(5) Pemerintah daerah provinsi, pemerintah
(3) Pemohon SIUP yang ditolak
daerah kabupaten/kota harus
permohonannya dapat mengajukan kembali
mencantumkan besaran retribusi
permohonan SIUP sesuai persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
papan pengumuman yang ditempatkan di
ini.
setiap Kantor Dinas yang bertanggungjawab
di bidang perdagangan atau Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Adapun beberapa pasal regulasi lama yang
masih digunakan (Permendag No 36 Tahun
2007) terkait dengan kejelasan lama proses
pengajuan SIUP terlihat dalam pasal-pasal
dibawah ini.
Pasal 12
(1) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
Pasal 13
(a).Pemilik SIUP yang akan membuka Kantor
Cabang atau Perwakilan Perusahaan, wajib
melapor secara tertulis kepada Pejabat
Penerbit SIUP di tempat kedudukan Kantor
Cabang atau Perwakilan Perusahaan
dengan melampirkan dokumen persyaratan
sebagaimana dalam Lampiran II Peraturan
ini.
(b).Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak diterima laporan dan dokumen
sejak diterimanya SP-SIUP dan dokumen
persyaratan sebagaimana dimaksud pada
persyaratan secara lengkap dan benar,
ayat (1) secara lengkap dan benar, Pejabat
Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan
Penerbit SIUP mencatat dalam Buku
SIUP dengan menggunakan Formulir
Register Pembukaan Kantor Cabang atau
sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan
Perwakilan Perusahaan dan membubuhkan
ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
tanda tangan dan cap stempel pada
a. warna putih untuk SIUP Kecil;
b. warna biru untuk SIUP Menengah;
c. warna kuning untuk SIUP Besar;
(2) Apabila SP-SIUP dan dokumen persyaratan
dinilai belum lengkap dan benar, Pejabat
Penerbit SIUP membuat surat penolakan
penerbitan SIUP kepada Pemohon SIUP
paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal diterimanya SP-SIUP.
www.kinerja.or.id
halaman depan fotokopi SIUP Perusahaan
Pusat.
(4) Fotokopi SIUP yang telah didaftar
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berlaku sebagai Surat Izin Usaha
Perdagangan bagi Kantor Cabang atau
Perwakilan Perusahaan untuk melakukan
kegiatan usaha perdagangan sesuai
kedudukan Kantor Cabang atau Perwakilan
Perusahaan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
133
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
formulir sebagaimana tercantum dalam
Pasal 14
Lampiran III Peraturan ini.
(1) Setiap terjadi perubahan data
Perusahaan, Pemilik atau Pengurus
atau Penanggungjawab Perusahaan
mengenai biaya yang harus dikeluarkan oleh
Perdagangan wajib mengajukan SP-
pemohon SIUP
SIUP perubahan dengan menggunakan
fomulir sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dengan melampirkan dokumen
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan ini.
(2) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak diterima SP-SIUP perubahan dengan
dokumen pendukung secara lengkap dan
Sementara dalam pasal di bawah ini kejelasan
BAB V B I A Y A
Pasal 16
(1) Setiap Perusahaan yang mengajukan
permohonan SIUP baru, tidak dikenakan
biaya.
(2) Setiap Perusahaan pemilik SIUP yang
benar, Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan
mengajukan permohonan pendaftaran
SIUP perubahan dengan menggunakan
ulang, dikenakan biaya administrasi untuk :
formulir sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III Peraturan ini.
(a).SIUP Kecil paling banyak Rp. 100.000,(seratus ribu rupiah).
(b).SIUP Menengah paling banyak Rp.
Pasal 15
(1) Dalam hal SIUP hilang atau rusak, Pemilik
atau Pengurus atau Penanggungjawab
Perusahaan Perdagangan yang
bersangkutan wajib mengajukan
permohonan penggantian SIUP kepada
Pejabat yang menerbitkan SIUP ditempat
kedudukan perusahaan, dengan
melampirkan dokumen sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran II Peraturan ini.
(2) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak diterima permohonan penggantian
SIUP dengan dokumen pendukung secara
lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP
menerbitkan SIUP Pengganti dengan
134
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah).
(c).SIUP Besar paling banyak Rp. 300.000,(tiga ratus ribu rupaih)
(3) Perubahan dan penggantian SIUP yang
hilang atau rusak bagi Perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat (1) dan Pasal 15 ayat (1) tidak
dikenakan Biaya Administrasi.
(4) Besaran pengenaan biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan
pedoman bagi pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten atau kota
dalam menentukan besaran biaya.
(5) Pemerintah daerah provinsi, pemerintah
daerah kabupaten atau kota harus
www.kinerja.or.id
mencantumkan besaran biaya sebagaimana
a. administrasi; dan
dimaksud pada ayat (2) pada papan
b. rencana teknis.
pengumuman yang ditempatkan di setiap
kantor dinas yang bertanggungjawab di
bidang perdagangan atau Pelayanan
Terpadu Satu Pintu.
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin
Mendirikan Bangunan
BAB II Prinsip dan Manfaat Pemberian IMB
Pasal 2
Pemberian IMB diselenggarakan berdasarkan
prinsip:
(a).prosedur yang sederhana, mudah, dan
aplikatif;
(b).pelayanan yang cepat, terjangkau, dan tepat
waktu;
(c).keterbukaan informasi bagi masyarakat dan
dunia usaha; dan
(d).aspek rencana tata ruang, kepastian
status hukum pertanahan, keamanan dan
keselamatan, serta kenyamanan.
(2) Persyaratan dokumen administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a meliputi:
a. tanda bukti status kepemilikan hak atas
tanah atau perjanjianpemanfaatan tanah;
b. data kondisi/situasi tanah (letak/lokasi dan
topografi);
c. data pemilik bangunan;
d. surat pernyataan bahwa tanah tidak dalam
status sengketa;
e. surat pemberitahuan pajak terhutang
bumi dan bangunan (SPPT-PBB)tahun
berkenaan; dan
f. dokumen analisis mengenai dampak dan
gangguan terhadap lingkungan,atau upaya
pemantauan lingkungan (UPL)/upaya
pengelolaanlingkungan (UKL) bagi yang
terkena kewajiban.
(3) Persyaratan dokumen rencana teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b meliputi:
a. gambar rencana/arsitektur bangunan;
b. gambar sistem struktur;
Selanjutnya terkait dengan kejelasan
c. gambar sistem utilitas;
persyaratannya
d. perhitungan struktur dan/atau
bentang struktur bangunan disertai
Pasal 9
(1) Pemohon mengajukan permohonan IMB
sebagaimana dimaksud dalamPasal 6
melengkapi persyaratan dokumen:
www.kinerja.or.id
hasilpenyelidikan tanah bagi bangunan
2 (dua) lantai atau lebih;
e. perhitungan utilitas bagi bangunan
gedung bukan hunian rumah tinggal;dan
f. data penyedia jasa perencanaan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
135
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
pendanaan pendidikan,dan kesehatan
dalam program apapun juga, dikatakan
5. Hak Warga dalam Pelayanan Publik berbasis
sebagai bantuan.
Standar Pelayanan
Hal-hal mendasar yang penting untuk dipahami
mengenai hak atas pelayanan seperti
Covenant On Economic, Social And Cultural
pendidikan dan kesehatan antara lain,
Rights (Kovenan Ekosob), yang mencakup Hak
atas Pendidikan dan Kesehatan di dalamnya
(a).Pendidikan dan kesehatan merupakan hak
telah diratifikasi oleh Indonesia lewat UU No
seluruh warga Negara. Artinya, seluruh
11 tahun 2005. Akibat hukumnya, perjanjian
warga Negara, bahkan setiap orang berhak
tersebut mengikat atau harus dipatuhi oleh
mendapatkan layanan pendidikan dan
negara yang telah meratifikasi sebagaimana
kesehatan dengan prinsip non diskriminasi,
berlaku dan mengikatnya Undang-undang yang
baik jenis kelamin, gender, Suku, Ras,
dibuat oleh DPR dan Presiden.
Agama, juga kelas ekonomi, termasuk untuk
warga Negara yang memiliki kebutuhan
khusus (difable).
(b).Pendidikan dan kesehatan merupakan hak
warga Negara, yang artinya pemerintah
sebagai penyelenggara Negara wajib untuk
menyelenggarakannya. Penyelenggaraan
tersebut mencakup pendanaan, serta
pelayanan publik untuk menyelenggarakan
pendidikan dan kesehatan itu sendiri.
Jelas bahwa pendanaan, maupun
penyelenggaraan lainnya merupakan
kewajiban dari pemerintah, dan bukan
Dalam hal Kovenan Ekosob ini, Negara wajib
menyelenggarakan hak atas pendidikan
dan layanan kesehatan bagi warga Negara,
sebagaimana tercantum dalam pasal 13
Kovenan Ekosob terebut.Selain mengacu
pada isi dari Kovenan Ekosob, kita juga dapat
melihat kewajiban Negara dalam hal hak
atas pendidikan dan kesehatan dari berbagai
dokumen terkait. Audrey R Chapman, seorang
pakar hukum internasional mengelaborasi tiga
dimensi kewajiban Negara, antara lain:
(a).Kewajiban untuk memenuhi (to fulfill)
bantuan pemerintah. Hal ini merupakan
mengharuskan Negara untuk mengambil
perspektif yang harus dipahami oleh
langkah-langkah yang tepat dalam hal
pemerintah dan seluruh warga Negara
legislatif administratif, anggaran negara,
Indonesia. Bagaimanapun, dana yang
judisial serta lainnya menuju terwujudnya
diberikan pemerintah berasal dari pajak
realisasi sepenuhnya dari hak-hak tersebut.
yang merupakan partisipasi dari warga
Negara. Sehingga tidak tepat ketika
136
Jika dilihat dari kerangka HAM, International
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dalam konteks memenuhi hak atas
pendidikan. Negara memiliki kewajiban
www.kinerja.or.id
untuk memenuhi hak atas pendidikan itu
di tangan orang tua atau wali yang sah.
sendiri. Sebagaimana diatur dalam Kovenan
Sementara Negara wajib menghormati
Ekosob pasal 13 ayat (2) huruf a sampai
kebebasan tersebut.Selain itu, Negara juga
c, dimana Negara wajib menyediakan
dilarang mencampuri kebebasan individu
pendidikan secara gratis untuk pendidikan
dan badan-badan untuk mendirikan dan
dasar serta pengadaan pendidikan
mengurus lembaga-lembaga pendidikan.
lanjutan dan pendidikan tinggi cuma-cuma
secara bertahap. Wujud pemenuhan hak
Selain itu, sebagai penjabaran hak atas
tersebut adalah dengan menyediakan
pendidikan yang harus dipenuhi oleh negara
alokasi anggaran dan mengupayakan
yang telah meratikasi konvensi hak-hak
agar pendidikan dapat diakses oleh siapa
ekosob, Komite hak-hak ekosob PBB (
saja tanpa diskriminasi.Oleh karena itu,
CESCR ) pada tahun 1999 telah menbuat
kegagalan negara untuk menyediakan
general comments yang berisi 4 instrumen
pendidikan bagi mereka yang membutuhkan
yang wajib dipenuhi oleh setiap negara yang
dapat mengakibatkan sebuah pelanggaran.
telah meratifikasi hak-hak ekosob ini, yaitu:
(b).Kewajiban untuk melindungi (to protect)
mengharuskan Negara mencegah
pelanggaran terhadap hak-hak tersebut
oleh pihak ketiga. Artinya, Negara memiliki
kewajiban untuk melindungi setiap orang
dari pihak-pihak lain yang menghalanghalangi atau menyebabkan orang tersebut
kehilangan atau tidak bisa mengakses hak
atas pendidikannya.
(c).Kewajiban untuk menghormati (to
respect) mengharuskan negara tidak
campur tangan dalam pemenuhan hakhak ekonomi, sosial dan budaya. Artinya,
negara harus menghormati pilihan-pilihan
masyarakat dalam hak atas pendidikan dan
kesehatan.
Sebagaimana terlihat dalam pasal 26 ayat
(3) DUHAM, dan pasal 13 ayat (3) dan (4)
Kovenan Ekosob, bahwa Kebebasan untuk
memilih institusi pendidikan bagi anak ada
www.kinerja.or.id
(a).Ketersediaan, yang menuntut berbagai
lembaga dan program pendidikan harus
menyediakan sarana dan prasarana
dalam kuantitas yang memadai seperti
bangunan sebagai perlindungan fisik,
fasilitas sanitasi, air minum yang sehat,
guru-guru yang terlatih dengan gaji yang
kompetitf, materi-materi pengajaran
serta tersedianya fasilitas perpustakaan
dan sebagainya.
(b).Keterjangkauan (Aksesibilitas) yang
mengharuskan lembaga dan program
pendidikan harus bisa diakses oleh
setiap orang, tanpa diskriminasi,
di dalam yurisdiksi pihak negara.
Aksesibilitas mempunyai tiga dimensi
umum, yaitu non-diskriminasi,
aksesibilitas fisik, dan aksesibilitas
ekonomi.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
137
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
(c).Keberterimaan (Akseptabiltas), yang
menginginkan bentuk dan substansi
kewenangan yang diberikannya – adalah
pendidikan, termasuk kurikulum, dan
memberikan pelayanan kepada warga sebaik-
metode pengajaran harus mudah
baiknya. Terminologi sebaik-baiknya untuk
diterima untuk peserta didik dalam hal
saat ini mengacu pada standar minimal yang
tertentu juga orang tua.
sudah dirumuskan oleh Pemerintah dan harus
diterjemahkan kedalam program dan proyek di
(d).Kemampuan beradaptasi, dimana
daerah untuk dilaksanakan.
Pendidikan harus fleksibel, supaya
bisa mengadaptasi dengan kebutuhan
masyarakat dan komunitas yang
diterjemahkan kedalam pemahaman sistem hak,
merespon kebutuhan peserta didik
maka adalah hak warga untuk mendapatkan
tanpa membedakan status sosial dan
apa yang sudah menjadi kewajiban Pemerintah
budayanya.
dan Pemerintah Daerah menyampaikannya. Di
dalam Undang-Undang Dasar 1945, hak-hak
Penerapan hak ekosob di Indonesia
tersebut telah diuraikan dengan sangat jelas.
seperti telah dijelaskan diatas hukumnya
Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan,
menjadi wajib karena Indonesia sendiri
pekerjaan dan sebagainya telah disebutkan.
telah meratifikasi komitmen tersebut dan
sudah disepakati oleh Pemerintah dan
DPR melalui Undang-Undang No 11 Tahun
pelayanan public serta undang-undang sektoral
Covenant on Economic, Social and Cultural
seperti Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
Rights (Kovenan Internasional tentang
tentang Kesehatan, Undang-Undang Sistem
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya/Eksob).
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dan
Berdasarkan kewajiban inilah, maka
juga dijelaskan lebih lanjut kedalam berbagai
dalam berbagai Undang-Undang yang
Peraturan Pemerintah tentang penerapan
menyangkut tentang pelayanan public dasar
standar pelayanan minimal dan segala regulasi
yakni Pendidikan dan Kesehatan, serta
yang mengikuti dibawahnya menjadi semakin
Undang-Undang Pelayanan Publik sendiri
kuat dan jelas bentuk-bentuk kewajiban
hal-hal terkait kewajiban tersebut menjadi
Dari uraian yang disampaikan di atas dan
mandat yang diberikan kebijakan terkait
menjadi relevan bahwa apa yang menjadi
138
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Di dalam konteks pelayanan public, melalui
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
2005 tentang Pengesahan International
penekanan benar.
Tanggungjawab serta kewajiban Pemerintah
dan juga Pemerintah Daerah di atas jika
selalu berubah serta selalu bisa
kewajiban Pemerintah Daerah – sesuai dengan
Pemerintah di dalam menjalankan kewajibannya
untuk memenuhi hak warga akan pelayanan
public. Pemenuhan hak tersebut bukan hanya
tentang akses, melainkan juga (antara lain)
www.kinerja.or.id
berkaitan dengan mutu (berdasarkan nilai-nilai
Dengan demikian tidak ada alasan lagi bagi
dan prinsip hak), lingkungan di mana pelayanan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk tidak
diberikan, kapasitas/kemampuan pemangku
memberikan pelayanan dasar yang menjadi
kewajiban menyampaikan pelayanan yang
hak warga. Apalagi dengan kompromi dan
baik, kesadaran masyarakat, bantuan khusus
penyesuaian yang telah dilakukan melalui
untuk kelompok-kelompok yang diprioritaskan,
kebijakan implementasi standar pelayanan
dan keterlibatan masyarakat dengan proses
minimal seharusnya mempermudah Pemerintah
pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan
daerah untuk mengalokasikan anggarannya bagi
terkait pelayanan public tersebut.
pemenuhan SPM tersebut.
Kewajiban ikutan yang harus juga dijelaskan
adalah pada soal penganggaran.Pelayanan
public berbasis standar pelayanan
BAHAN BACAAN
membutuhkan anggaran agar dapat terlaksana.
Prinsip penganggarannya dalam hal ini adalah
sebagai berikut:
(a).Progressive Realization, yakni secara
terus-menerus meningkatkan alokasi
REGULASI
PENDUKUNG
anggaran untuk pemenuhan hak dasar.
Artinya Pemerintah harus secara konsisten
mendorong tercapainya pemenuhan hak
dasar warga dengan mengalokasikan
anggaran yang setiap tahunnya disesuaikan
dengan target yang semakin meningkat.
(b).Full Use of Maximum available resource,
yakni dengan menggunakan semaksimal
mungkin sumber-sumber ekonomi untuk
pemenuhan hak dasar. Artinya Pemerintah
harus berdaya upaya meningkatkan
pendapatannya ataupun memanfaatkan
sumber-sumber keuangan sah lainnya
dialokasikan untuk pemenuhan hak dasar
tersebut.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
139
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
BAHAN PRESENTASI
4
K eb ija k a n d a n R eg u la s i
P elay a n a n P u b lik d a n
H a k Warg a u n tu k
Men d a p a tk a n n y a
Mate ri bab ini me mbahas ke bijakan s e rta re gulas i yang
me nje las kan ke wajiban ne gara di dalam me mbe rikan
pe layanan
(das ar)
ke pada
warganya
s e s uai
de ngan
s tandar pe layanan. D is is i lain dije las kan pula hak-hak
wargane gara untuk me nuntut pe layanan yang le bih baik.
IS I MA T E R I
• T ujuan P embelajaran Umum
• T ujuan P embelajaran K hus us
• P okok B ahas an
140
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
T U J U A N P E MB E L A J A R A N
•
U MU M
– pes erta menda pa t g a mba ra n kebija ka n s erta ma nda t ya ng ha rus
dija la nka n P emerinta h D a era h/U nit P ela ya na n da la m
memberika n pela ya na n kepa da wa rg a nerg a ra , terma s uk
reg ula s i teknis dida la mnya .
– pes erta da pa t mema ha mi la nda s a n hukum ha k wa rg a untuk
menuntut mutu la ya na n publik ya ng diberika n
•
K H US US
–
Memberika n penjela s a n da n memba ng un pema ha ma n a ta s berba g a i
U nda ng -U nda ng da n R eg ula s i pela ks a na a n s ta nda r pela ya na n da la m
pela ya na n di s ektor P endidika n, K es eha ta n da n jug a Iklim U s a ha .
–
Memberika n penjela s a n da n memba ng un pema ha ma n tenta ng ha k
wa rg a s erta pelua ng ya ng dida pa tka n da ri penya mpa ia n la ya na n publik
oleh P emerinta h ma upun P emerinta h D a era h.
P OK OK B AHAS AN
1. P eta K ebija ka n da n R eg ula s i P enera pa n
P ela ya na n da la m s ektor P ela ya na n P ublik
S ta nda r
2. K ebija ka n da n R eg ula s i di s ektor P endidika n D a s a r
3. K ebija ka n da n R eg ula s i di s ektor kes eha ta n ibu da n
a na k
4. K ebija ka n da n R eg ula s i di s ektor perijina n us a ha
5. H a k ma s ya ra ka t da n pelua ng menda pa tka n pela ya na n
publik
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
141
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
1. P eta K ebijak an dan R eg ulas i P enerapan
S tan dar P elay an an dalam s ek tor P elay anan
P ublik
•
Undang -Und ang D as ar 1945 telah meng a ma na tka n neg a ra wa jib
mela yani s etiap wa rg a neg a ra s ebag a i pemenuha n ha k da n kebutuhan
da s a rnya da lam kera ng ka pela yana n publik.
•
Undang -Und ang No m or 25 T ahun 2009 tentang P elay anan P ublik .
–
–
–
–
–
–
142
Me mbangun ke pe rc ayaan publik
Me wujudkan hak wargane gara dan te rwujudnya tanggungjawab ne gara
akan pe layanan ke pada publik
Me mbe ri pe rlindungan s e tiap warga ne gara dari pe nyalahgunaan
we we nang di dalam pe nye le nggaraan pe layanan publik,
Me njamin hak warga ne gara s e rta me ningkatkan ke s e jahte raan mas yarakat
P e layanan dilaks anakan be rdas arkan s tandar pe layanan yang me rupakan
tolok ukur, pe doman dan ac uan pe nilaian kualitas pe layanan s e bagai
ke wajiban dan janji P e nye le nggara ke pada mas yarakat
S e tiap pe nye le nggaraan pe layanan publik harus me miliki s tandar
pe layanan dan dipublikas ikan s e bagai jaminan adanya ke pas tian bagi
pe ne rima pe layanan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
•
•
P eratu ran P em erin tah No m o r 65 T ah u n 2005 tenta ng P enyus una n da n
P ela ks a na a n S ta nda r P ela ya na n Minima l meng a tur ba g a ima na s ta nda r pela ya na n
diimplementa s ika n da n untuk mema s tika n ma s ing -ma s ing unit pela ya na n
menyeleng g a ra ka n pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n.
– U ntuk P endidika n D a s a r, dia tur di da la m P ermendikna s N omor 15 T a hun 2010
tenta ng S P M P endidika n D a s a r
– untuk K es eha ta n dia tur di da la m P ermenkes N o 741 T a hun 2008 tenta ng S P M
K es eha ta n
– U ntuk P T S P ya ng s ec a ra la ng s ung meng a tur perijina n pokok (buka n
kelemba g a a n) ya kni K epmenda g N omor 529 T a hun 2010 untuk ijin S IU P ;
P ermenda g ri N omor 27 T a hun 2009 untuk ijin H O (ijin g a ng g ua n s ekita rnya ) da n
P ermenda g ri N omor 7 T a hun 1993 untuk ijin mendirika n ba ng una n (IMB ).
S ec ara s ek to ral:
– U nda ng -U nda ng S is dikna s N o 20 T a hun 2003
– U nda ng -U nda ng K es eha ta n N o 12 T a hun 2009
– U nda ng -U nda ng P ena na ma n Moda l N o 25 T a hun 2007
– U nda ng -U nda ng U s a ha Mikro , K ec il da n Meneng a h N o 20 T a hun 2008
2. K ebijakan dan R eg ulas i di S ektor P endidikan
D as ar
• Undang -Undang S is diknas , peng elolaan
pendidikan das ar dilaks anakan berdas arkan s tandar pelayanan
minimal deng an prins ip manajemen berbas is s ekolah dan prins ip
otonomi, akuntabilitas , jaminan mutu dan evaluas i yang trans paran.
• P ermendiknas No 63 T ahun 2009
tentang S is tem P enjaminan Mutu
P endidikan (S P MP ) meng atur tentang bag aimana
penjaminan mutu diukur dan dis ampaikan, hal ini terkait deng an
S P M dan kewajiban menuju S NP (s tandar nas ional pendidikan).
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
143
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis
Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
3. K eb ijak an d an R eg u las i d i S ek to r K es eh atan
Ib u d an A n ak
•
U n d an g -U n d an g K es eh atan No 36 T ah u n 2009.
– S ta nda r pela ya na n ha rus menja di a c ua n ba g i P emerinta h da era h
dida la m mela ks a na ka n upa ya kes eha ta n,
– P emerinta h
da era h
berwena ng
merenc a na ka n
kebutuha n
perbeka la n kes eha ta n deng a n memperha tika n s ta nda r pela ya na n,
– N a kes ha rus memenuhi s ta nda r pela ya na n da la m menya mpa ika n
pela ya na n,
P erm en k es R I No 741/2008 ten tan g S P M B id an g K es eh atan d i
K ab u p aten /K o ta
P erm en k es R I No 155/2010 ten tan g p en g g u n aan K MS b ag i B alita.
K ep m en k es No . 938/2007 ten tan g S tan d ar A s u h an K eb id an an
K ep m en k es R I No . 604/2008 ten tan g P ed o m an p elay an an Matern al
P erin atal p ad a R S U m u m K elas B , K elas C , d an K elas D
P P No 33 T h 2012 ten tan g P em b erian A ir S u s u Ib u E k s k lu s if.
Meng ha rus ka n s emua tempa t kerja , fa s ilita s kerja da n s a ra na umum
s eperti hotel da n peng ina pa n, termina l da n pela buha n, s erta fa s ilita s
la innya ha rus menyedia ka n rua ng a n ba g i ibu menyus ui da n memera h a ir
s us u.
•
•
•
•
•
4. K ebijak an dan R eg ulas i di s ek tor P erijinan Us ah a
•
•
•
•
144
K ebijakan pendiria n P T S P dida s a ri tig a U nda ng -U nda ng ya kni:
– U nda ng -U nda ng N o 25/2007 tenta ng P ena na ma n Moda l da n
– U nda ng -U nda ng U s a ha N o … /2008 tenta ng Mikro, K ec il da n Meneng a h da n
– U nda ng -U nda ng N o 25/2009 tenta ng P ela ya na n P ublik
s erta P era tura n P emerinta h ya kni:
– P P N o 27/2009 tenta ng P T S P bida ng P ena na ma n Moda l, khus us nya B A B III
tenta ng T olok U kur P T S P di B ida ng P ena na ma n Moda l
– P P N o 96 /2012 tenta ng pelaks ana a n U nda ng -U nda ng P ela yana n P ublik,
khus us nya B A B III tenta ng S is tem P ela ya na n T erpa du
P T S P mens ya ra tka n berdirinya org a nis as i ba ru mela lui
– P ermenda g ri N o 24/2006 tenta ng P edoma n P enyeleng g a ra a n P T S P da n
– P ermenda g ri N o 20/2008 tenta ng P edoma n O rg a nis a s i da n ta ta kerja U nit
P ela yana n P eriz ina n T erpa du di D a era h
O pera s iona l perijinan us a ha terka it kewajiban penera pa n s ta nda r pela ya na n a da
pa da :
– P ermenda g N o 9/2009 tenta ng penerbita n s ura t ijin us aha perda g a ng a n (S IU P )
– K epmenda g ri N o 27/2009 tenta ng P edoma n P eneta pa n Ijin G a ng g ua n di D a era h
(H O )
– P ermenda g ri N o 32/2010 tenta ng P edoma n P emberia n Iz in Mendirika n
B a ng una n (IMB )
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5. H ak Warg a A tas P elay anan P ublik
H ak warg a dan kewajiban neg ara :
1.P endidikan dan kes ehatan merupakan hak s eluruh warg a Neg ara. A rtinya,
s eluruh warg a Neg ara, bahkan s etiap orang berhak mendapatkan lay anan
pendidikan dan kes ehatan deng an prins ip non dis kriminas i, baik jenis
kelamin, g ender, S uku, R as , A g ama, jug a kelas ekonomi, termas uk untuk
warg a Neg ara yang memiliki kebutuhan khus us (diffable).
2.P endidikan dan kes ehatan merupakan hak warg a Neg ara, yang artinya
pemerintah s ebag ai peny eleng g ara Neg ara wajib untuk
meny eleng g arakanny a. P enyeleng g araan ters ebut mencakup pendanaan,
s erta pelayanan publik untuk menyeleng g arakan pendidikan dan kes ehatan itu
s endiri. J elas bahwa pendanaan, maupun penyeleng g araan lainnya
merupakan kewajiban dari pemerintah, dan bukan bantuan pemerintah.
H A K WA R G A NE G A R A = K E WA J IB A N
P E ME R INT A H
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
145
Penerapan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik
bagi Peningkatan Mutu
Pelayanan Pendidikan
Dasar, Kesehatan Ibu Anak
dan Perijinan Usaha
55
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
147
BAB 5
Penerapan
Tata Kelola
Pemerintahan
yang baik Bagi
Peningkatan
Mutu Pelayanan
Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu
Anak dan Perijinan
Usaha
Publik
didorong untuk
lebih aktif –
baik dari sisi
keterlibatannya di
dalam perumusan
kebijakan
.....
148
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
PENGANTAR
Pendekatan tata kelola pemerintahan merupakan
pendekatan komprehensif untuk mendorong kinerja
penyelenggaraan pemerintahan meningkat. Di
dalam program Kinerja USAID, pendekatan ini
merupakan pendekatan sentral, karena digunakan
baik untuk meningkatkan kinerja penyelenggara
pelayanan – dalam hal ini aparat pemerintah daerah
– maupun partisipasi penerima layanan yakni publik
sendiri. Publik didorong untuk lebih aktif – baik dari
sisi keterlibatannya di dalam perumusan kebijakan,
penyampaian keluhan atas mutu pelayanan yang
masih belum optimal, sampai mengapresiasi hasil
baik yang sudah disampaikan oleh unit pelayanan
yang menerapkannya.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Dengan mempelajari materi dalam modul ini
peserta diharapkan memahami definisi operasional
maupun praktek tata kelola pemerintahan yang
baik dalam sektor pelayanan publik. Selain itu
dengan pengetahuan yang didapat, peserta dapat
merumuskan berbagai langkah dan kegiatan yang
sejalan dengan prinsip tata kelola yang baik guna
meningkatkan mutu pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
2. Alat Bantu
a. Flipchart. Alat ini dapat digunakan untuk
mencatat pertanyaan dan pernyataan
1. Memberi pemahaman kepada peserta tentang
pengertian tata kelolapemerintahan yang baik
peserta yang dapat digunakan sebagai
beserta prinsip-prinsip yang digunakan.
bahan berbagi dan diskusi.
b. Kertas plano dan sepidol. Alat ini digunakan
2. Memberi pemahaman kepada peserta
bagaimana menerapkan prinsip-prinsip
untuk merumuskan hasil diskusi kelompok
tata kelola yang baikuntuk perbaikan mutu
dan digunakan sebagai bahan presentasi
pelayanan publik berbasis standar pelayanan.
kelompok di depan pleno.
c. LCD Projector dan Komputer. Alat ini
digunakan oleh nara sumber atau fasilitator
untuk menyampaikan materi utama dalam
POKOK BAHASAN
sesi ini.
3.Bahan
1. Arti penting Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
digital yang berisi presentasi slide-slide dengan
2. Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik
menggunakan software presentasi.
beserta indikator pelaksanaannya.
3. Penerapan prinsip tata kelola yang baik dalam
sektor pelayanan publik program Kinerja
WAKTU
4.“Tools” tata kelola pemerintahan dalam SPP,
SOP, SPM pelayanan publik
5. Hubungan standar pelayanan bidang kesehatan
pendidikan dan PTSP dengan Multistakeholder
Forum, Media, dan Pengarus-utamaan Gender.
3 X 45 menit
METODE, ALAT
BANTU DAN BAHAN
1.Metode
a.Tutorial.
b. Diskusi dan curah pendapat
c. Diskusi kelompok.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
149
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
PROSES FASILITASI
Pengantar
(5 menit)
Perumusan
Kesimpulan dan
Penutup
(25 menit)
Materi Regulasi
terkait penerapan
Standar pelayanan
(20 menit)
Tanya Jawab dan
Klarifikasi
(10 menit)
Materi regulasi
terkait Hak Warga
dalam Pelayanan
Publik
(20 menit)
Tanya jawab dan
klarifikasi
(10 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
menjawab, sehingga dibangun diskusi yang
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat membagi
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
secara adil peserta-peserta yang ingin bertanya
menyampaikan relasi antara prinsip tata kelola
atau menjawab dengan meminta mereka
pemerintahan yang baik dengan penyampaian
menyampaikan pertanyaan dan respon secara
pelayanan publik.
singkat namun jelas dan diketahui maksudnya.
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
4. Diskusi Kelompok. Sebelum diskusi
narasumber untuk menyajikan materi mengenai
dilaksanakan fasilitator menyampaikan hal-hal
tata kelola pemerintahan dan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
yang digunakan. Selanjutnya, materi tersebut
•
dikaitkan dengan penerapannya dalam sektor
Fasilitator menyampaikan tugas yang harus
diselesaikan di dalam diskusi kelompok.
pelayanan publik. Penyajian dilakukan dalam
Tugas tersebut adalah merumuskan 5
power point yang juga didukung dengan naratif
jenis tindakan masing-masing baik dari
selama 30 menit.
sisi penyelenggara layanan (pemerintah)
3. Diskusi dan Tanya Jawab. Sesi ini
maupun penerima layanan (publik) yang
dilaksanakan selama 20 menit dengan sebanyak
memenuhi prinsip tata kelola pemerintahan
mungkin melibatkan peserta yang aktif bertanya
yang baik. Masing-masing tindakan harus
maupun merespon pertanyaan. Fasilitator tidak
mengacu pada penyampaian layanan
menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan
publikberbasis standar pelayanan di 3 sektor
yang diajukan peserta, namun menawarkan
Kinerja dan 7 isu yang ada (BOSP, DGP,
kepada peserta lain untuk merespon atau
150
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
MBS, PA, IMD, ASI dan Perijinan Usaha).
disampaikan masing-masing kelompok.
Selain itu, dari masing-masing tindakan
Fasilitator memandu proses diskusi dan
juga disebutkan mengacu pada prinsip yang
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
mana sajakah. Dengan demikian masing-
diskusi yang dapat digunakan sebagai
masing kelompok merumuskan masing-
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
masing sector/isu.
• Pembagian waktu dalam diskusi adalah
5. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan
menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
jawab dan hasil diskusi kelompok.
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
dan mencatat. 27 menit selanjutnya
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
URAIAN SUBSTANSI
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno
untuk membahas hasil diskusi masingmasing kelompok.
•
Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
1. Arti penting tata kelola pemerintahan yang
baik. Tata kelola pemerintahan yang baik
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
merupakan satu konsepsi penyelenggaraan
diskusi.
•
pemerintahan yang bersih, demokratis dan
Fasilitator mengatur pembagian kelompok
efisien demi terwujudnya penyampaian layanan
sedemikian rupa sehingga masing-masing
publik yang dicita-citakan. Tata kelola tersebut
kelompok beranggotakan antara 5 sampai
juga mengatur pola hubungan dan nilai
9 peserta. Jika jumlah kelompok lebih dari
antar pelaku-pelaku dalam penyelenggaraan
tiga, maka kelompok keempat membahas
pelayanan publik yakni pemerintah, pihak
sektor pertama kembali yakni pendidikan.
•
swasta dan masyarakat.
Selama diskusi kelompok berlangsung,
fasilitator memastikan diskusi pada
masing-masing kelompok berjalan dan
setiap anggota kelompok terlibat dalam
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil maksimal
antara 5 sampai 7 menit dan dilanjutkan
Tata kelola yang baik di dalam pelayanan
publik perlu merumuskan cita-cita layanan
yang baik sesuai dengan harapan publik/
penerima layanan dan kemampuan optimal
serta keterbatasan yang dimiliki oleh
penyelenggara baik dalam anggaran, kapasitas
penyelenggaraan dan juga mekanisme
didalamnya.
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
151
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
2. Prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang
dengan input yang tersedia dan janji
baik yang aplikatif bagi penyampaian layanan
yang disampaikan – baik tertuang dalam
kepada publik.
kebijakan maupun kesepakatan dengan
a) Prinsip transparansi. Transparansi memiliki
arti penting di dalam mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik. Dengan
menjalankan keterbukaan dalam banyak
hal akan memberikan kemudahan bagi
penerima layanan untuk mengetahui hal-hal
terkait layanan yang diberikan baik oleh unit
layanan maupun sektor terkait.
• Indikator minimal yang harus dimiliki:
o Tersedianya informasi yang memadai
dan merupakan kebutuhan penerima
layanan pada setiap proses di dalam
pelayanan publik.
o Adanya akses pada semua informasi
yang siap, mudah dijangkau, bebas
diperoleh, dan tepat waktu.
• Perangkat pendukung indikator:
o Peraturan yang menjamin hak publik
untuk mendapatkan informasi
o Pusat informasi (unit yang mengelola
informasi)
o Website, media cetak, papan
berbagai pihak -- dan untuk itu sistem yang
mengembangkan prinsip akuntabilitas
seyogyanya menerapkan sanksi yang tegas
bilamana terjadi ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan.
• Indikator minimal yang harus dimiliki:
o Terdapat kesesuaian antara
penyampaian layanan kepada
publik dengan standar prosedur
pelaksanaan.
o Terdapat mekanisme pengenaan
sanksi yang telah ditetapkan bagi
pelanggaran atas pelaksanaan atau
ketidaktercapaian hasil akibat dari
tidak dijalankannya prosedur sesuai
dengan rencana.
• Perangkat pendukung indikator:
o Adanya mekanisme
pertanggungjawaban
o Laporan pertanggungjawaban
o Sistem pemantauan kinerja
penyelenggara penyedia layanan
o Sistem pengawasan
o Adanya mekanisme reward and
pengumuman dan jenis media lain
punishment yang sudah dirumuskan
yang aksesibel bagi publik/penerima
dan diterapkan.
layanan.
c) Prinsip partisipatif. Setiap layanan yang
b) Prinsip akuntabilitas. Setiap layanan yang
diberikan kepada publik harus sesuai
152
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
disampaikan oleh penyelenggara negara
perlu melibatkan penerima layanan/
www.kinerja.or.id
masyarakat baik dalam penyampaian usulan
peningkatan kualitas layanan maupun
proses pengambilan keputusan.
• Indikator minimal yang harus dimiliki:
o Adanya pemahaman penyelenggara
layanan tentang proses/metode yang
partisipatif.
o Adanya pengambilkan keputusan
yang diambil berdasarkan konsensus
bersama.
• Perangkat pendukung indikator:
o Pedoman pelaksanaan proses yang
partisipatif.
o Adanya forum konsultatif atau temu
publik, termasuk didalamnya adalah
forum multistakeholder
o Adanya media atau wadah yang
digunakan sebagai penyaluran
aspirasi publik.
o Mekanisme/peraturan guna
mengakomodasi kepentingan
beragam.
d) Prinsip responsiveness (daya tanggap).
Untuk memastikan layanan yang
disampaikan sesuai dengan harapan, tidak
• Indikator minimal yang harus dimiliki:
o Tersedianya layanan pengaduan
dengan prosedur yang mudah
dipahami oleh masyarakat.
o Adanya tindak lanjut yang cepat
dari pengaduan atau laporan yang
disampaikan.
• Perangkat pendukung indikator:
o Tersedianya standar pelayanan
publik
o Adanya forum konsultatif atau temu
publik, termasuk didalamnya adalah
forum multistakeholder
o Adanya media atau wadah yang
digunakan sebagai penyaluran
aspirasi publik.
o Mekanisme/peraturan guna
mengakomodasi kepentingan
beragam.
3. Penerapan Prinsip Tata Kelola dalam Sektor
Pelayanan Publik. Tata kelola pemerintahan
yang baik merupakan alat bantu untuk
mewujudkan mutu pelayanan publik berbasis
standar pelayanan dapat.
a) Praktekprinsip transparansi dalam sektor
dapat dihindari masukan perbaikan dari
pelayanan publik berbasis standar
berbagai pihak termasuk penerima layanan.
pelayanan.
Dengan prinsip ini penyampaikan layanan
harus memiliki daya tanggap tinggi terhadap
berbagai masukan dari luar untuk kemudian
ditindaklanjuti.
• Semua hak yang harus diterima publik
seperti dalam SPM harus diketahui dan
disampaikan melalui berbagai cara dan
media, termasuk mengemas informasi
tersebut dengan baik sehingga dipahami
oleh publik.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
153
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
• Semua penyelenggara layanan publik
• Mendokumentasikan setiap pertemuan
wajib menyampaikan informasi yang
dan hasilnya untuk digunakan sebagai
seharusnya diketahui oleh penerima
masukan dalam monitoring dan
layanan/publik, termasuk informasi
evaluasi.
layanan yang wajib disediakan oleh unit
• Mengembangkan mekanisme
layanan terkait SPM, SOP maupun SPP
pemantauan publik atas pelaksanaan
serta merespon berbagai permintaan
SPM oleh unit pelayanan serta
informasi dari pihak manapun.
mempublikasikan hasil tersebut disertai
• Pengembangan dan penetapan
mekanisme penyediaan informasi yang
tindak lanjutnya.
• Merumuskan, menetapkan serta
memudahkan publik/penerima layanan
mengaplikasikan sistem reward
untuk mengaksesnya.
and punishment bagi pelaksana
• Publikasi hasil dan proses-proses dan
hasil perumusan maupun pembahasan
penyelenggara layanan publik.
• Mengundang perwakilan masyarakat
berbagai hal terkait penyelenggaraan
untuk menyampaikan dan membahas
dan perbaikan kualitas layanan publik
secara reguler kemajuan pelaksanaan
disampaikan secara terbuka melalui
SPM dan capaiannya.
berbagai jenis media.
• Menyusun laporan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan pelayanan publik
b) Praktek prinsip akuntabilitas dalam
dengan menekankan pada capaian
sektor pelayanan publik berbasis standar
penerapan standar pelayanan dan
pelayanan.
mempublikasikannya secara terbuka.
• Menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan penyampaian layanan publik
serta mempublikasikannya kepada
publik, termasuk di dalamnya adalah
menyampaikan kemajuan implementasi
berbagai standar pelayanan.
• Menyusun dan mempublikasikan
c) Praktek prinsip partisipasi dalam sektor
pelayanan publik berbasis standar
pelayanan.
• Merumuskan berbagai proses dan
mekanisme pelaksanaan penyampaian
layanan publik dengan melibatkan
standar operasi prosedur maupun
berbagai pihak, termasuk kelompok
maklumat layanan pada tempat/
masyarakat.
lokasi yang aksesibel bagi publik/
penerima layanan untuk mengakses/
• Memfasilitasi beroperasinya forum
multipihak, terlibat di dalamnya, serta
membacanya.
154
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
digunakannya forum sebagai wadah
dialog dan pengambilan keputusan.
4. Penerapan Prinsip Tata Kelola di dalam
Implementasi Program Kinerja. Keempat
• Memfasilitasi proses evaluasi
pelaksanaan implementasi SPM
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
bagi pelayanan publik yang
juga telah diterapkan dalam pelaksanaan
melibatkan masyarakat mulai dari
program Kinerja USAID. Beberapa hal
proses pengumpulan masukan dan
dibawah ini merupakan upaya Kinerja
keluhan, analisis hasil masukan,
USAID dengan menterjemahkan prinsip-
penyampaiannya dan membangun
prinsip tata kelola di atas untuk mendorong
konsensus bersama untuk perbaikan
baik dari sisi supply (penyedia layanan)
kualitas layanan.
maupun sisi demand (penerima manfaat)
mencapai mutu pelayanan publik yang lebih
d) Praktek untuk mendukung prinsip
responsiveness (daya tanggap) dalam
sektor pelayanan publik berbasis standar
baik.
Dari sisi supply, Kinerja USAID mendorong
unit pelayanan ataupun SKPD terkait
pelayanan.
melaksanakan berbagai kegiatan/task
• Menyusun standar pelayanan publik
dengan menggunakan keempat prinsip tata
bagi pelaksanaan standar pelayanan
kelola di atas yang bertujuan agar mutu
untuk unit pelayanan tertentu.
pelayanan publik jauh lebih baik.
• Mengembangkan dan
mengoperasionalkan mekanisme
penanganan keluhan pelaksanaan
pelayanan publik, baik pada unit
pelayanan maupun dinas terkait.
• Mengembangkan program bersama
dengan media untuk membuka layanan
pengaduan dan pembahasan atas
Sementara dari sisi demand, Kinerja USAID
sendiri mendorong pelaku-pelaku dari
kelompok masyarakat dan media melakukan
berbagai untuk mewujudkan mutu
pelayanan publik yang lebih baik dengan
menggunakan prinsip-prinsip tata kelola di
atas.
pengaduan.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
155
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
Tabel Penerapan Prinsip Tata Kelola pada Program KINERJA USAID
NO
PRINSIP
1
Partisipatif
PENERAPAN PADA SISI
SUPPLY
• Dinas Pendidikan melibatkan
• Masyarakat sipil mendorong Dinas
• Mendorong Dinas Pendidikan
• Berbagai kelompok asosiasi
• Mendorong Puskesmas untuk
• Menyampaikan pres rilis kepada media
stakeholder non pemerintah di
dalam membahas perumusan
regulasi tentang distribusi guru
secara proporsional.
melaksanakan survey keluhan
untuk menilai layanan
pendidikan dasar dengan
melibatkan stakeholder non
pemerintah untuk membahas
dan merumuskan tools survey
pengaduan dan juga melibatkan
penerima manfaat untuk
menyampaikan penilaian dan
keluhan atas layanan sektor
pendidikan dasar.
2
Transparansi
mempublikasikan layanan P4K
yang wajib diberikan kepada
bumil pada dinding dimana publik
mudah membaca.
• Mendorong sekolah untuk
memasang informasi hasil survey
pengaduan yang memperlihatkan
hasil pada papan informasi yang
aksesibel bagi publik.
• Mendorong staf Pemda untuk
terlibat di dalam forum multipihak
dan melakukan dialog bersama
kelompok masyarakat sipil di
dalam merumuskan berbagai hal.
156
PENERAPAN PADA SISI DEMAND
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Kesehatan untuk membuka peluang
keterlibatan masyarakat di dalam
penyusunan Standar Pelayanan Publik
pada beberapa Puskesmas.
pengusaha Lokal mendorong pihak
PTSP untuk melaksanakan dialog guna
membahas perbaikan layanan pada
kantor perijinan tersebut.
untuk mempublikasikan hasil survey
pengaduan kepada masyarakat luas,
sehingga publik luas mengetahui apa
yang tengah dievaluasi bersama oleh
penerima manfaat dan staf pemerintah
daerah serta hasilnya.
• Membekali pengetahuan jurnalistik
agar jurnalis warga mampu
mewawancarai pejabat daerah terkait
penyebab rendahnya kualitas dan
performa layanan dasar yang diberikan
kepada penerima manfaat.
www.kinerja.or.id
NO
PRINSIP
PENERAPAN PADA SISI
SUPPLY
• Pemerintah Daerah menetapkan
keberadaan Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi
(PPID) yang mengelola informasi
dan memberi akses kepada
publik terhadap berbagai
informasi yang diproduksi dan
tersedia di masing-masing Badan
Publik
3
Akuntabilitas
• Memfasilitasi Kepala Puskesmas
agar bersedia menyepakati
hasil maklumat layanan dan
mempublikasikannya, sehingga
publik dapat secara langsung
memantau layanan apa yang
seharusnya Puskesmas berikan
kepada mereka.
• Kepala Sekolah melaporkan
pengelolaan keuangan sekolah
pada papan informasi yang dapat
mudah dibaca murid maupun
orang tua murid.
• PTSP dampingan Kinerja
menyusun SOP pelayanan
perijinan untuk memenuhi SPM
bidang perijinan dapat tercapai
yakni waktu pengurusan ijin,
biaya yang sesuai dengan
regulasi yang telah ditetapkan
masing-masing Kementerian dan
juga persyaratannya.
www.kinerja.or.id
PENERAPAN PADA SISI DEMAND
• Memfasilitasi masyarakat sipil
melakukan „uji“ keterbukaan informasi
dengan meminta data-data yang
kategori „sensitif“ kepada pejabat
Pemerintah Daerah.
• Beberapa radio bersedia menyiarkan
secara langsung dialog antara pejabat
publik SKPD terkait dengan forum
masyarakat sipil dan media membahas
terkait isu didalam program, seperti
SPM, proses perumusan regulasi dan
sebagainya.
• Warga melalui jurnalis warga
mempertanyakan lambatnya proses
pembahasan panduan regulasinya
dan implementasi redistribusi guru
agar lebih proporsional melalui tulisan
yang dipublikasikan di media cetak
setempat.
• Memfasilitasi Forum Masyarakat yang
terdiri dari berbagai pihak diantaranya
masyarakat sipil dan juga pelaku
media melaksanakan dialog secara
reguler dengan SKPD terkait untuk
mendapatkan informasi perkembangan
regulasi yang disusun, ataupun hasil
penyusunan SPP bersama.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
157
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
NO
PRINSIP
4
Responsif (Daya
Tanggap)
PENERAPAN PADA SISI
SUPPLY
• Mendorong PTSP merumuskan
SOP pelayanan perijinan yang
dapat dengan secara mudah
dikontrol oleh pengaju ijin.
• Sekolah menerapkan mekanisme
komunikasi (terutama masalah
keluhan dan usulan) orang
tua murid dengan guru/wali
kelas melalui SMS dengan
mendistribusikan nomor HP
semua guru kepada muridmuridnya.
5. Alat Bantu Tata Kelola yang Baik untuk PENERAPAN PADA SISI DEMAND
• Pelaksanaan Survey Keluhan dan
juga IKM yang melibatkan masukan
penerima manfaat dan publik secara
umum, mengadvokasi agar pejabat
maupun staf SKPD terkait untuk
menerima hasilnya dan memiliki
komitmen untuk menindaklanjuti hasil
tersebut.
yang sesuai) masyarakat pengguna
mencapai Standar Pelayanan dalam Sektor layanan dengan kemampuan dan
Pelayanan Publik
kapasitas yang dimiliki oleh penyedia
layanan. Dengan menggunakan Tools
Untuk mencapai standar pelayanan yang
ini diharapkan ada standar yang
optimal dikenal beberapa alat bantu. Alat bantu
dikehendaki oleh pengguna layanan
tersebut dapat berupa metode, hasil, wadah
terhadap berbagai fasilitas dan jasa
untuk mendukung, prosedur dan sebagainya.
yang disediakan oleh unit pelayanan
a) Tools didalam Standar Pelayanan Publik (SPP) :
o Survey pengaduan dan pengelolaan
pengaduan masyarakat.
Toolsmerupakan alat yang digunakan
untuk mewujudkan dan menjaring
partisipasi masyarakat di dalam
upaya memperbaiki mutu pelayanan
publik. Tools ini digunakan untuk
mempertemukan needs (kebutuhan
158
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
tertentu. Partisipasi masyarakat –
dalam hal ini pengguna layanan
-- tidak hanya di dalam memberikan
pandangan/jawaban atas kuisioner
yang diberikan, namun juga semenjak
dari perumusan gagasan dan kuisioner,
masyarakat pengguna dilibatkan dan
hingga menentukan secara bersama,
mana saja yang akan diperbaiki mutu
layanannya dalam jangka waktu
tertentu. Dengan demikian Tools ini lebih
kepada memastikan proses perumusan
www.kinerja.or.id
dan pengelolaan keluhan masyarakat
dan bagaimana pula dengan jaminan
dapat memberikan hasil yang optimal.
keamanan dan keselamatan dalam
Toolsakan sangat efektif jika survey
pelayanan diberikan; mekanisme
ditujukan untuk secara langsung
evaluasi atas kinerja pelaksana
memperbaiki mutu layanan di dalam
dikembangkan seperti apa dan
unit pelayanan-unit pelayanan seperti
sebagainya.
Sekolah, Puskesmas, Rumah Sakit,
Kantor Perijinan dan sebagainya.
Proses untuk menghasilkan janji
pelayanan ini dapat dilakukan secara
o Maklumat Layanan/Janji pelayanan
internal maupun melibatkan pihak-pihak
(Citizen Charter). Janji pelayanan
luar (masyarakat pengguna layanan)
merupakan hasil dari inisiatif yang
secara partisipatif. Standar pelayanan
dilakukan oleh pihak-pihak dan
ini harus ditempatkan pada lokasi yang
disepakati oleh unit pelayanan untuk
mudah diakses dan dibaca oleh publik/
memberikan pelayanan kepada publik/
penerima layanan, sehingga publik
penerima layanan. Janji pelayanan
dapat mengontrol apakah mutu layanan
bisa terdiri dari banyak hal yang terkait
yang diberikan sesuai dengan apa yang
dengan hal-hal yakni persyaratannya
tertera didalam janji tersebut. Prinsip-
seperti apa; bagaimana sistem,
prinsip yang terkandung di dalamnya
mekanisme, dan prosedur untuk
adalah untuk mengukur akuntabilitas
melayani dan mendapat layanan; proses
serta responsiveness pelayanan publik
membutuhkan waktu penyelesaian
yang diberikan oleh penyedia layanan.
berapa lama; berapa biaya/tarif dan
digunakan untuk membayar apa saja;
apa yang diberikan oleh penyedia
layanan terkait produk dan jasa
pelayanan; sarana, prasarana, dan/atau
fasilitas apa saja yang dimiliki dan mana
saja yang dapat diakses/digunakan oleh
publik; apa saja kompetensi yang dimiliki
oleh dan jumlah pelaksana dalam
unit tersebut; bagaimana prosedur
pengawasan internal dilaksanakan;
bagaimana penanganan pengaduan,
saran, dan masukan dijalankan; apa
saja jaminan pelayanan yang diberikan
www.kinerja.or.id
o Forum pemerhati pelayanan publik
(Multi stakeholder forum/MSF).
Forum ini merupakan representasi
dari beberapa prinsip di dalam tata
kelola pemerintahan yang baik. Forum
dibentuk bertujuan untuk memastikan
proses advokasi (penyelesaian masalah,
perumusan aturan dan kebijakan,
pembahasan standar pelayanan dan
sebagainya) berjalan secara dialogis.
Keterlibatan berbagai pihak dalam
dialog untuk merumuskan hal-hal
tertentu merupakan wujud partisipasi
di dalam proses peningkatan mutu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
159
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
pelayanan publik. Selain itu, MSF dapat
harus merumuskan langkah dan
pula membahas dan mendiskusikan
tahapan yang harus dilalui petugas agar
keluhan yang muncul di dalam
tercapainya waktu optimal yang sudah
masyarakat terkait mutu layanan publik.
disepakati dalam SPP Pelayanan Publik,
Di dalam proses ini berarti MSF tengah
misalnya. Namun SOP tidak hanya
menegakkan prinsip responsiveness.
dalam kaitannya untuk menerapkan
Dengan demikian, selain bentuk forum
SPP saja, SOP juga dapat dirumuskan
yang terdiri dari multipihak, membangun
guna mewujudkan SPM. Pada kasus
dialog untuk merumuskan dan
perijinan usaha, SPM yang ditetapkan
menyepakati sesuatu, dan membahas
terkait biaya, prosedur dan waktu
apa yang sudah dilaksanakan oleh unit
penyelesaian, untuk itu diperlukan SOP
pelayanan maupun SKPD terkait adalah
terkait waktu penyelesaian perijinan
menegakkan prinsip akuntabilitas atas
tertentu (ijin satu dengan ijin yang lain
apa yang sudah dilakukan oleh mereka.
berbeda satu sama lain, baik karena
merujuk pada instansi yang berbeda,
b) Standar Operasional Prosedur (SOP):
o Fungsi dan penggunaan SOP. SOP
juga persyaratan yang berbeda-beda).
Dengan demikian SOP didalam standar
pelayanan sektor-sektor yang telah
merupakan alat penegakan tata
dijelaskan di atas merupakan “Tools”
kelola pemerintahan yang baik, yang
penerapan tata kelola yang baik guna
merupakan alat yang dirumuskan
mewujudkan mutu pelayanan publik
secara internal. SOP disusun untuk
berbasis standar pelayanan.
memastikan terwujudkan standar
pelayanan yang hendak diberikan
unit pelayanan kepada publik. Untuk
mewujudkan durasi waktu yang
c) Standar Pelayanan Minimal (SPM): Untuk
mencapai SPM ada beberapa tools yang
dapat digunakan, yakni:
tepat di dalam memberikan layanan
perijinan, ataupun layanan K4 bagi
160
o Jenis dan indikator pelayanan.Tools
bumil, maka diperlukan SOP internal
ini digunakan sebagai pedoman untuk
agar petugas kantor perijinan maupun
melihat ragam kewajiban minimum
nakes di Puskesmas dipastikan dapat
yang harus disediakan oleh satu
memberikan layanan sesuai dengan
unit pelayanan tertentu. Pada sektor
durasi waktu yang disepakati dalam
pendidikan dasar, indicator pelayanan
SPP. Untuk itu, pihak internal (unit
mengacu pada input yang harus
pelayanan ataupun SKPD terkait)
disediakan seperti sarana sekolah, guru
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
yang sesuai, materi ajar hingga fasilitas
dimasukkan kedalam rencana kerja
lain seperti laboratorium. Sementara
daerah. Masing-masing SKPD harus
pada sektor kesehatan ibu dan anak,
memasukkan indicator pencapaian SPM
indicator pelayanan menyangkut
kedalam Renstra SKPD masing-masing
sasaran keluaran yang wajib dipenuhi
yang kemudian diturunkan kedalam
oleh Puskesmas di dalam memberikan
Renja (Rencana Kerja SKPD) untuk
layanan kepada ibu dan anak/bayi baru
kemudian dibahas didalam proses
lahir. Secara spesifik di dalam masing-
Musyawarah Rencana Pembangunan
masing indicator pelayanan di dalam
(Musrenbang) tingkat Kabupaten/Kota.
sektor kesehatan ibu dan anak juga
Hasil musrenbang adalah menetapkan
telah ditentukan cakupan pelayanan
program dan proyek masing-masing
yang harus disediakan oleh unit
sektor.Jika program dan proyek di
pelayanan dan nakesnya.
dalam Renja SKPD sudah memasukkan
unsur-unsur pencapaian indicator SPM,
o Rencana Pencapaian SPM. Standar
maka artinya SPM sudah masuk dalam
pelayanan minimal saat telah ditetapkan
rencana SKPD.Dengan demikian setiap
dalam regulasi sebagai kewajiban
tahun target pencapaian SPM sektor
daerah untuk mencapainya, maka mau
pendidikan dan kesehatan sudah harus
tidak mau seluruh SKPD yang bergerak
tertuang didalam Renja SKPD masing-
dalam bidang pelayanan, terutama
masing dan ini dapat digunakan sebagai
pelayanan dasar harus memenuhi
dokumen untuk melakukan monitoring
target pencapaiannya. Namun demikian
nantinya, apakah target tersebut
persoalannya tidaklah sesederhana
tercapai.
menetapkan sasaran pencapaian,
karena hal ini sangat berhubungan
Pemerintah Daerah dalam menentukan
dengan ketersediaan dana yang dimiliki
rencana pencapaian dan penerapan
daerah dan kapasitas SDM daerah
SPM perlu mempertimbangkan
untuk menerapkannya.
beberapa hal di bawah ini agar dapat
ditentukan rencana pencapaian yang
Proses penerapan target SPM diawali
dengan penetapan target secara
nasional didasarkan pada target
waktu-waktu tertentu. Target nasional
kemudian dirumuskan oleh daerah untuk
www.kinerja.or.id
cukup realistis. Hal-hal tersebut adalah:
a) kondisi awal tingkat pencapaian
pelayanan dasar;
b) target pelayanan dasar yang akan
dicapai; dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
161
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
c) kemampuan, potensi, kondisi,
karakteristik, prioritas daerah dan
kemampuan dan potensi daerah yang
telah disebutkan di atas.
komitmen nasional.
Rencana pencapaian SPM di daerah
mengacu pada batas waktu pencapaian
SPM dengan memperhatikan analisis
kemampuan dan potensi daerah.
Dengan demikian rencana pencapaian
dan penerapan SPM di daerah
seyogyanya dilaksanakan secara
bertahap berdasarkan pada analisis
Ruang Lingkup SPM :
Jenis Pelayanan, Indikator dan
Nilai SPM, Organisasi dan Batas
waktu pencapaian SPM
Target tahunan
pencapaian SPM
Dituangkan dalam
KUA
RKPD
o Intergrasi SPM dalam Perencanaan
dan Penganggaran. Rencana
Pencapaian SPM yang disusun
seperti dalam penjelasan di atas perlu
diintegrasikan kedalam perencanaan
dan penganggaran di daerah. Gambar
berikut menyajikan skema proses
penerapan SPM dalam dokumen
perencanaan daerah.
Mengacu pada
Pemda menyusun rencana
pencapaian SPM
Dituangkan dalam
RPJMD
Renstra SKPD
Klasifikasi belanja
daerah dengan pertimbangan
kemampuan keuda
Renja SKPD
RKA-SKPD
Berdasarkan
Gambar Mekanisme Pengintegrasian SPM dalam
Dokumen Perencanaan Daerah
162
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Gambar Mekanisme Pengintegrasian SPM Dalam
a) Pengadaan buku KIA
Dokumen Perencanaan Daerah
b) Pendataan Bumil
c) Pelayanan Antenatal sesuai standar (pemberian
Setelah Pemda dan SKPD merumuskan target
tablet Fe, Vitamin, dll)
pencapaian SPM di dalam dokumen RPJMD
d) Kunjungan rumah bagi yang drop out
dan Renstra SKPD, maka target tersebut perlu
e) Pembuatan kantong persalinan
dituangkan kedalam dokumen perencanaan tahunan
f) Pelatihan kelas ibu termasuk KIP/Konseling
yang lebih detail, sehingga muncul target tahunan
g) Pelaksanaan kelas Ibu
pencapaian SPM pada masing-masing SKPD terkait.
h) Pencatatan dan Pelaporan
Target tahunan yang telah dirumuskan tersebut
i) Supervisi dan Monev
perlu dituangkan kedalam KUA (Kebijakan Umum
Anggaran), lalu diterjemahkan kedalam RKPD
Program dan Kegiatan yang diturunkan dari
(Rencana Kerja Pemerintah Daerah). Dari RKPD
indicator dan penjelasan di atas adalah sebagai
kemudian diturunkan lebih detail ke dalam Renja
berikut:
SKPD (Rencana Kerja SKPD) dan RKA SKPD
(Rencana Kerja Anggaran SKPD).
a) xx.02.32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
Agar peserta dapat memahami bagaimana kerja
teknisnya, maka dibawah ini adalah contoh
perumusannya indikator pencapaian SPM
Kesehatan Dasar kedalam Renja SKPD:
b) xx.32.02 Perawatan Berkala bagi ibu hamil dari
keluarga kurang mampu
c) dstnya …..
maka di dalam penganggarannya adalah sebagai
Indikator 1 SPM Kesehatan, Kunjungan Ibu Hamil
berikut:
K4
No
Activitas
Variable
Komponen
Formula Biaya
Sektor Kesehatan
IK1
Cakupan kunjungan ibu hamil minimum 4 x
1
Penyediaan buku KIA
Biaya cetak
Jumlah Bumil.
Harga satuan buku KIA
2.
Pendataan bumil
Transport petugas
Lembar registrasi
A. Biaya transport
B. Jumlah petugas
Jumlah Bumil target
Harga satuan
www.kinerja.or.id
AxB
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
163
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
6. Hubungan standar pelayanan bidang
aras, yakni aras sekolah dimana anggota-
pendidikan, kesehatan dan perijinan usaha
dengan MSF, Media, dan Pengarus-utamaan
anggotanya adalah pihak-pihak yang
Gender.
pendidikan antara lain komite sekolah,
tokoh masyarakat setempat, guru,
a) Hubungan dengan forum multipihak.
paguyuban orang tua murid, kepala desa,
Forum multipihak atau multi stakeholder
dan sebagainya dan aras kabupaten/
forum (MSF) merupakan wadah yang
kota dimana anggota MSF nya terdiri
merepresentasi prinsip partisipasi di dalam
dari pihak-pihak perwakilan kelompok
penegakan prinsip tata kelola pemerintahan
masyarakat skala kabupaten, dewan
yang baik. Di dalam forum tersebut terdiri
pendidikan, LSM yang memiliki perhatian
dari banyak pihak-pihak yang mewakili
terhadap dunia pendidikan, asosiasi komite
kepentingannya masing-masing, termasuk
sekolah, asosiasi guru (mis PGRI), asosiasi
unsur pemerintah juga ada di dalam
kepala sekolah dan termasuk di dalamnya
forum tersebut. Proses partisipatif dapat
adalah unsur SKPD pendidikan dan lintas
terbangun jika tidak ada dominasi kelompok
sektor (misalnya Bappeda, Bapermas dan
tertentu didalam dialog yang dibangun.
sebagainya).
Masing-masing pihak mencari kesepakatan
untuk menemukan kesepakatan. Oleh
karenanyapun, didalam pengelolaan dialog
dalam forum multipihak harus dipastikan
metode dan pendekatan yang digunakan
agar tidak terjebak pada istilah semata,
namun dalam praktek tidak ubahnya dengan
praktek indoktrinasi. Manajemen pelayanan
publik yang mengedepankan keterlibatan
dan partisipasi masyarakat di dalamnya
akan selalu berupaya untuk mencari
kesepakatan antara kemampuan dan daya
dukung yang dimiliki penyedia layanan
dengan kepuasan dan ketercapaian harapan
dari penerima layanan.
Di dalam sektor pendidikan yang didukung
Kinerja, MSF dikembangkan pada dua
164
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
berada di sekitar unit pelayanan/satuan
Didalam sektor kesehatan, MSF yang
dikembangkan juga tidak jauh berbeda.
Terdapat dua aras MSF, aras pertama
adalah yang berada pada skala kecamatan
(basis jangkauan kerja Puskesmas)
dimana yang terlibat di dalamnya adalah
pihak kecamatan, unsur-unsur dalam
Puskesmas, perwakilan penerima layanan,
tokoh masyarakat, LSM ataupun organisasi
berbasis masyarakat/Community Based
Organization/CBO setempat, kelompok
kader kesehatan dan sebagainya.
Sementara MSF kesehatan kedua adalah
yang berada pada aras Kabupaten/kota.
Anggota MSF pada aras kabupaten/kota
antara lain perwakilan SKPD Kesehatan,
Asosiasi Bidan (IBI skala kab/kota), LSM
www.kinerja.or.id
pemerhati kesehatan ibu dan anak, AIMI
para jurnalis. Logika yang digunakan adalah
(asosiasi ibu menyusui Indonesia), tokoh
permintaan tersebut merupakan kebutuhan
kesehatan setempat dan sebagainya.
publik untuk tahu akan informasi dimaksud.
Manajemen pelayanan publik yang
Sedangkan didalam sektor perizinan
membuka diri dengan media – termasuk di
usaha, MSF yang dikembangkan lebih
dalam permintaan data-data dan informasi
bersifat cair. Pendekatan yang digunakan
publik oleh jurnalis – setidaknya telah
adalah melalui dialog antara penyedia
mengarah pada penerapan prinsip-prinsip di
layanan maupun penerima layanan. Dalam
dalam tata kelola pemerintahan yang baik.
konsep kegiatannya disebut PPD yakni
publik private dialogue. Kegiatan ini intinya
c) Hubungan dengan pengarusutamaan
adalah mempertemukan penyedia layanan
gender. WHO (World Health Organization)
(PTSP) dengan penerima layanan (berbagai
memberi batasan gender sebagai
asosiasi usaha setempat) misalnya Kadinda,
«seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan
Asosiasi Mebel, Asosiasi Usaha Kecil,
atribut yang dianggap layak bagi laki-laki
Asosiasi Gerai Mini Market dan lain-lain.
dan perempuan, yang dikonstruksi secara
sosial, dalam suatu masyarakat. Dengan
b) Hubungan dengan media. Media sebagai
demikian pengarusutamaan gender (PUG)
salah satu wadah yang dapat mewujudkan
merupakan strategi yang dilakukan secara
penegakan prinsip transparansi didalam
rasional dan sistimatis untuk mencapai
penerapan tata kelola pemerintahan yang
dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan
baik. Melalui media, kedua belah pihak –
gender dalam sejumlah aspek kehidupan
baik penyedia layanan maupun penerima
manusia (rumah tangga, masyarakat dan
layanan – dapat memanfaatkannya melalui
negara), melalui kebijakan dan program
penyampaian informasi dan data yang
yang memperhatikan pengalaman, aspirasi,
benar, dengan tujuan publikasi, klarifikasi,
kebutuhan dan permasalahan perempuan
berbagi informasi bahkan penyampaian
dan laki-laki ke dalam perencanaan,
keluhan dan mendapat respon dari pihak
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari
lain, sehingga didalamnya terbangun proses
seluruh kebijakan dan program diberbagai
yang lebih terbuka, karena dilihat, dibaca
bidang kehidupan dan pembangunan.
maupun didengarkan oleh publik. Pada
Di dalam konteks mutu pelayanan publik
konteks yang lebih dalam lagi, transparansi
berbasis standar pelayanan ini PUG dapat
didalam media dapat saja berupa
dilihat sebagai upaya-upaya terstruktur
keterbukaan seorang pejabat di dalam
yang menempatkan laki-laki dan perempuan
melayani permintaan data dan informasi dari
dalam perilaku sosial yang adil dengan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
165
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
mempertimbangkan kondisi-kondisi dan
menentukan, namun resiko yang diterima
kebutuhan masing-masing. Misalnya
perempuan/bulin jauh lebih besar dibanding
dalam isu bumil dan bulin (ibu hamil dan
suami/laki-laki. Pada pendidikan dasar
ibu bersalin), berbagai kewajiban bukan
SMP, harus memiliki data pilah yang jelas
hanya tertumpu pada sang ibu, namun juga
antara murid laki-laki dan perempuan
banyak kewajiban suami/laki-laki yang harus
untuk kepentingan dan pemahaman bahwa
dijalankannya.
anak laki-laki dan perempuan memiliki
kebutuhan yang berbeda, misalnya dalam
Ketidakadilan yang umumnya terjadi
hal masuk sekolah dan berolahraga pada
misalnya perempuan hendak melahirkan
masa menstruasi, penempatan guru BP
tidak memiliki kuasa menentukan kepada
laki-laki dan perempuan, hingga perlakuan
siapa proses persalinan akan dilakukan,
penegakan disiplin misalnya.
suami/laki-lakilah yang paling banyak
166
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
5
P en era p a n
T ata K elo la P em erin tah a n y a n g b aik
b a g i P en in g k ata n Mu tu P elay a n a n
P en d id ik a n D a s ar,
K es eh atan Ib u A n ak d a n
P erijin a n U s a h a
Mate ri bab ini me mbahas bagaimana prins ip tatake lola
pe me rintahan yang baik dite rapkan – te rmas uk prakte kprakte k yang dijalankan – guna me ningkatkan mutu
pe layanan publik, te rutama dalam upaya me nc apai s tandar
pe layanan yang diwajibkan.
IS I MA T E R I
• T ujuan P embelajaran Umum
• T ujuan P embelajaran K hus us
• P okok B ahas an
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
167
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
T UJ UA N P E MB E L A J A R A N
•
UMUM
– P es erta mema ha mi mema ha mi definis i opera s iona l ma upun
pra ktek tata kelola pemerinta ha n ya ng ba ik da la m s ektor
pela ya na n publik.
– P es erta da pa t merumus ka n berba g a i la ng ka h da n keg ia ta n ya ng
s eja la n deng a n prins ip ta ta kelola ya ng ba ik g una mening ka tka n
mutu pela ya na n publik.
•
K H US US
– Memberi pema ha ma n kepa da pes erta tenta ng peng ertia n tata
kelola pemerinta ha n ya ng ba ik bes erta prins ip-prins ip ya ng
dig una ka n.
– Memberi pema ha ma n kepa da pes erta ba g a ima na menera pka n
prins ip-prins ip tata kelola ya ng ba ik untuk perba ika n mutu
pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n.
P OK OK B AHAS AN
1. Arti penting T ata K elola P emerintahan yang baik.
2. P rins ip T ata K elola P emerintahan yang baik bes erta
indikator pelaks anaannya.
3. P enerapan prins ip tata kelola yang baik dalam s ektor
pelayanan publik program K inerja
4. “T ools ” tata kelola pemerintahan dalam S P P , S O P , S P M
pelayanan publik
5. H ubungan s tandar pelayanan bidang kes ehatan
pendidikan dan perijinan us aha dengan Multis takeholder
F orum, Media, dan P engarus utamaan G ender.
168
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1. A R T I P E NT ING T A T A K E L O L A
P E ME R INT A H A N Y A NG B A IK
•
T ata kelola P emerintahan y ang baik merupakan kons ep
penyeleng g araan pemerintahan y ang bers ih,
demokratis dan efis ien demi terwujudny a penyampaian
lay anan kepada publik s eperti y ang dic ita-c itakan.
D idalam T ata K elola jug a:
– D iatur pola hubung an antar pelaku-pelaku dalam penyeleng g araan
pelayanan publik
– D iatur nilai antar pelaku-pelaku dalam penyeleng g araan pelayanan
publik.
1. A R T I P E NT ING T A T A K E L O L A
P E ME R INT A HA N Y A NG B A IK
• C ita-c ita T ata kelola yang baik di dalam pelayanan publik
dis es uaikan dengan:
– harapan publik/penerima layanan dan
– kemampuan optimal s erta keterbatas an yang dimiliki oleh
penyelenggara layanan dalam :
• K emampuan penganggaran,
• K apas itas penyelenggaraan dan
• Mekanis me di dalamnya.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
169
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
2. P R INS IP T A T A K E L OL A P E ME R INT A HA N Y A NG B A IK
B E R S E R T A INDIK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
P aling tidak terdapat 4 prins ip yang digunakan:
• T rans parans i
• Akuntabilitas
• P artis ipas i
• R es pons if (daya tanggap)
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
T ran s p aran s i. D eng an m enjalan k an k eterbuk aan dalam bany ak hal
ak an m em berik an k em udahan b ag i penerim a lay anan untu k m eng etahui
hal-hal terk ait lay anan y ang diberik an baik oleh unit lay anan m aupun
s ek tor terk ait.
•
•
170
Indikato r m inim al y ang harus dim iliki:
–
T ers edianya
informa s i
ya ng
memada i
dan
merupa ka n kebutuha n penerima la yanan pada s etiap
pros es di da lam pela ya na n publik.
–
A da nya aks es pada s emua informa s i ya ng s iap,
mudah dijang ka u, beba s diperoleh, dan tepat wa ktu.
P erang kat pendukung indikator:
–
P era turan
ya ng
menjamin
menda pa tka n informas i
–
P us a t informa s i (unit ya ng meng elola informa s i)
–
Webs ite, media c eta k, pa pa n peng umuman dan jenis
media lain ya ng a ks es ibel bag i publik/penerima
la yana n.
ha k
publik
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
untuk
G a mbar/foto ya ng
meng ilus tra s ika n a s pek
tra ns para ns i
www.kinerja.or.id
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
A k u n tab ilitas . S etiap la ya na n ya ng diberika n kepa da publik ha rus s es ua i deng a n
input ya ng ters edia da n ja nji ya ng dis a mpa ika n – ba ik tertua ng da la m kebijaka n ma upun
kes epa ka ta n deng a n berba g a i piha k -- da n s is tem ya ng dikemba ng ka n prins ip
a kunta bilita s menera pka n s a nks i ya ng teg a s bilama na terja di ketida ks es ua ia n da la m
pelaks ana a n.
•
•
In d ik ato r m in im al y an g h aru s d im ilik i:
–
T erdapa t kes es uaian a ntara
penyampa ia n la yanan
kepa da publik deng a n s ta nda r pros edur pela ks anaa n.
–
T erdapa t mekanis me peng enaa n s anks i ya ng telah
ditetapka n
ba g i pela ng g a ran a ta s pela ks a na an a tau
ketida kterc a pa ia n has il a kiba t da ri tida k dija lanka nnya
pros edur s es ua i deng a n renc ana.
P erang k at p en d u ku ng in d ik ato r:
–
–
–
–
–
A da nya meka nis me perta ng g ung ja waba n
L aporan perta ng g ung ja waba n
S is tem pema nta uan kinerja penyeleng g a ra penyedia
la yana n
S is tem peng a wa s a n
A da nya mekanis me re ward and punis hme nt ya ng s udah
dirumus kan dan ditera pka n.
G a mba r Ilus tra s i/F oto ya ng
menjela s ka n a s pek
a kunta bilita s
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
P artis ipatif
. S etia p laya na n ya ng dis ampaika n oleh penyeleng g a ra
neg a ra perlu melibatka n penerima laya na n/mas yaraka t baik dalam penyampaia n
us ula n pening ka ta n kualitas la ya na n ma upun pros es peng a mbila n keputus a n .
•
Indikator minimal y ang harus dimiliki:
– A danya pemahaman penyeleng g ara layanan tentang
pros es /metode yang partis ipatif.
– A danya peng ambilkan keputus an yang diambil
berdas arkan kons ens us bers ama.
•
P erang kat pendukung indikator:
– P edoman pelaks anaan pros es yang partis ipatif.
– A danya forum kons ultatif atau temu publik, termas uk
didalamnya adalah forum multis takeholder
G ambar/foto yang
meng ilus tras ikan as pek
partis ipatif
– A danya media atau wadah yang dig unakan s ebag ai
penyaluran as piras i publik.
– Mekanis me/peraturan g una meng akomodas i
kepenting an berag am.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
171
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A N A A N NY A
R es p o n s if. U ntuk mema s tika n la ya na n ya ng dis a mpa ika n s es ua i deng a n ha ra pa n,
tida k da pa t dihinda ri ma s uka n perba ika n da ri berba g a i piha k terma s uk penerima
la ya na n. D eng a n prins ip ini penya mpa ika n la ya na n ha rus memiliki da ya ta ng g a p ting g i
terha da p berba g a i ma s uka n da ri lua r untuk kemudia n ditinda kla njuti.
•
In d ik ato r m in im al y an g h aru s d im ilik i:
–
–
•
T ers edia nya
la ya na n
peng a dua n
deng a n
pros edur
ya ng
muda h
dipa ha mi
oleh
ma s ya ra ka t.
A da nya
tinda k
la njut
ya ng
c epa t
da ri
peng a dua n a ta u la pora n ya ng dis a mpa ika n.
P eran g k at p en d u k u n g in d ik ato r:
–
–
–
–
T ers edia nya s ta nda r pela ya na n publik
A da nya forum kons ulta tif a ta u temu publik,
terma s uk
dida la mnya
a da la h
forum
multis ta keholder
A da nya media a ta u wa da h ya ng dig una ka n
s eba g a i penya lura n a s pira s i publik.
Meka nis me/pera tura n g una meng a komoda s i
kepenting a n bera g a m.
G a mba r/foto ya ng
meng ilus tra s ika n a s pek
res pons if
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L O L A Y A NG B A IK
D A L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A
P raktek prins ip trans parans i:
• S emua hak yang harus diterima publik s eperti dalam S P M harus diketahui dan
dis ampaikan melalui berbag ai cara dan media, termas uk meng emas informas i ters ebut
deng an baik s ehing g a dipahami oleh publik.
• S emua penyeleng g ara layanan publik wajib menyampaikan informas i yang s eharus nya
diketahui oleh penerima layanan/publik, termas uk informas i layanan yang wajib
dis ediakan oleh unit layanan terkait S P M, S O P maupun S P P s erta meres pon berbag ai
permintaan informas i dari pihak manapun.
• P eng embang an dan penetapan mekanis me penyediaan informas i yang memudahkan
publik/penerima layanan untuk meng aks es nya.
• P ublikas i has il dan pros es -pros es dan has il perumus an maupun pembahas an berbag ai
hal terkait penyeleng g araan dan perbaikan kualitas layanan publik dis ampaikan s ecara
terbuka melalui berbag ai jenis media.
172
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L O L A Y A NG B A IK
D A L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A
P raktek prins ip akuntabilitas :
• Menyus un la pora n pelaks anaa n keg iata n penya mpaia n layanan publik s erta
mempublikas ika nnya kepa da publik, termas uk di dalamnya a dala h menyampaika n kemajua n
implementas i berba g a i s ta ndar pelaya na n.
• Menyus un dan mempublikas ika n s tanda r operas i pros edur maupun maklumat laya na n pa da
tempat/lokas i ya ng aks es ibel bag i publik/penerima laya na n untuk meng aks es /membaca nya.
• Mendokumentas ikan s etia p pertemua n dan has ilnya untuk dig unaka n s ebag ai mas uka n
dalam monitoring da n eva luas i.
• Meng emba ng ka n meka nis me pemantauan publik atas pelaks anaa n S P M oleh unit
pelayana n s erta mempublikas ika n has il ters ebut dis erta i tindak la njutnya.
• Merumus kan, menetapka n s erta meng aplikas ika n s is tem re ward and punis hme nt ba g i
pelaks ana penyeleng g ara laya nan publik.
• Meng unda ng perwakila n mas yara kat untuk menya mpaika n da n membahas s eca ra reg uler
kemajua n pelaks anaa n S P M da n capaiannya.
• Menyus un la pora n perta ng g ung ja waba n atas pelaks anaa n pelayana n publik deng a n
meneka nka n pa da c apaian penerapan s ta ndar pelaya na n da n mempublika s ikannya s ecara
terbuka.
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L O L A Y A NG B A IK
D A L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A
P raktek prins ip partis ipatif :
• Merumus kan berbag ai pros es dan mekanis me pelaks anaan
penyampaian layanan publik deng an melibatkan berbag ai pihak,
termas uk kelompok mas yarakat.
• Memfas ilitas i beroperas inya forum multipihak, terlibat di dalamnya,
s erta dig unakannya forum s ebag ai wadah dialog dan peng ambilan
keputus an.
• Memfas ilitas i pros es evaluas i pelaks anaan implementas i S P M bag i
pelayanan publik yang melibatkan mas yarakat mulai dari pros es
peng umpulan mas ukan dan keluhan, analis is has il mas ukan,
penyampaiannya dan membang un kons ens us bers ama untuk
perbaikan kualitas layanan.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
173
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L OL A Y A NG B A IK
DA L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A
P raktek prins ip res pons if :
• Menyus un s tandar pelayanan publik bagi pelaks anaan s tandar pelayanan
untuk unit pelayanan tertentu.
• Mengembangkan dan mengoperas ionalkan mekanis me penanganan keluhan
pelaks anaan pelayanan publik, baik pada unit pelayanan maupun dinas
terkait.
• Mengembangkan program bers ama dengan media untuk membuka layanan
pengaduan dan pembahas an atas pengaduan.
4. “T O O L S ” T A T A K E L O L A P E ME R INT A HA N DA L A M
S P P , S O P DA N S P M P E L A Y A NA N P UB L IK
Alat bantu di dalam penerapan S P P
• S urvei penanganan keluhan
• Maklumat pelayanan/janji perbaikan
pelayanan
• F orum multipihak
174
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
4. “T O O L S ” T A T A K E L O L A P E ME R INT A HA N DA L A M
S P P , S O P DA N S P M P E L A Y A NA N P UB L IK
Alat bantu didalam penerapan S O P
• F ungs i dan penggunaan S O P
4. “T O O L S ” T A T A K E L O L A P E ME R INT A HA N DA L A M
S P P , S O P DA N S P M P E L A Y A NA N P UB L IK
Alat bantu didalam penerapan S P M
• J enis dan indikator S P M
• R encana pencapaian S P M
• Integras i S P M kedalam P erencanaan dan
P enganggaran D aerah
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
175
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar,
Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
5. H U B U NG A N S T A ND A R P E L A Y A NA N S E K T O R P E L A Y A NA N
P U B L IK K INE R J A D E NG A N MU L T IS T A K E H O L D E R F O R U M,
ME D IA D A N P E NG A R U S U T A MA A N G E ND E R
H ubung a n deng a n F o ru m Mu ltip ih ak
• S eba g a i wa da h repres enta s i pa ra piha k ya ng memiliki kepenting a n terha da p is u terka it.
• S eba g a i tempa t berdia log untuk memba ng un kes epa ka ta n da n peng a mbila n keputus a n
bers a ma
–
Wa rg a menya mpa ika n is u renda hnya mutu pela ya na n di P us kes ma s da n S K P D
berba g i informa s i meng ena i penyeba b/mena mpung da n meninda kla njuti is u
ters ebut.
–
R epres enta s i wa rg a terliba t da la m perumus a n s ta nda r pela ya na n publik mela lui
pros es dis kus i di da la m forum multipiha k.
–
S K P D pendidika n meneg os ia s ika n kebutuha n R ombel a ta u kekura ng a n
pra s a ra na s ekola h bers a ma perwa kila n piha k-piha k untuk menyepa ka ti kondis i
ya ng diha ra pka n.
–
D i da la m forum multipiha k dila kuka n perhitung a n B O S P bers a ma da n
meng g odog reg ula s i da era h untuk da pa t meng a loka s ika n ta mba ha n bia ya
opera s iona l da ri a ng g a ra n A B P D .
5. HUB UNG A N S T A ND A R P E L A Y A NA N S E K T O R P E L A Y A NA N
P UB L IK K INE R J A D E NG A N MUL T IS T A K E HO L D E R F O R UM,
ME DIA D A N P E NG A R US UT A MA A N G E ND E R
H ubungan dengan Media
• Media dapat dimanfaatkan oleh penyedia maupun penerima layanan
untuk berkomunikas i, menyampaikan keluhan, menyampaikan
informas i – termas uk mas alah dan capaian terkait mutu pelayanan –
agar diketahui publik maupun pihak terkait.
• Media dapat dijadikan indikator keterbukaan manakala pejabat publik
s udah bers edia membuka diri, menyampaikan informas i, berita,
tanggapan melalui media .
176
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5. H UB UNG A N S T A ND A R P E L A Y A NA N S E K T O R P E L A Y A NA N
P UB L IK K INE R J A D E NG A N MUL T IS T A K E H O L D E R F O R UM,
ME D IA D A N P E NG A R US UT A MA A N G E ND E R
H ubung an deng an P eng arus utamaan G ender
Menempatkan pers pektif g ender di dalam penerapan s tandar
pelayanan untuk mening katkan ras a keadilan publik, terutama bag i
kelompok yang s eharus nya mendapat perhatian berbeda. Mis alnya
dalam kas us -kas us :
• P erlunya data pilah di S D /S MP , s ehing g a mis alnya anak perempuan
mendapat perlakuan berbeda di s ekolah s aat mens truas i
• Ibu melahirkan di dalam keputus an meng g unakan layanan bers alin
perlu diberi peluang ikut berperan
• L aki-laki kurang dilibatkan di dalam pers oalan kes iag aan ibu hamil –
melahirkan.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
177
Peran Serta Masyarakat
dan Dukungan Media
dalam Advokasi dan
Pengawasan Perbaikan
Mutu Pelayanan Publik
65
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
179
BAB 6
Peran Serta
Masyarakat
dan Dukungan
Media dalam
Advokasi dan
Pengawasan
Perbaikan Mutu
Pelayanan
Publik
PENGANTAR
Bab ini akan mengantarkan peserta untuk
mengawali pembahasan advokasi dan pengawasan.
Setelah dalam bab-bab sebelumnya substansi
materi berkisar pada substansi sisu standar
pelayanan, maka mulai bab ini akan banyak
membahas aksi-aksi di dalam advokasi dan
pengawasan.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Dengan mempelajari peran serta masyarakat
dan dukungan media dalam modul ini, peserta
diharapkan mendapat gambaran mengenai
advokasi dan pengawasan yang dikehendaki dalam
peningkatan mutu pelayanan publik. Selain itu
beragam peran yang dijalankan masyarakat serta
dukungan dari media diharapkan dapat memperkaya
Bab ini
akan meng­
antarkan peserta
untuk mengawali
pembahasan advokasi
dan pengawasan
.......
wawasan peserta dan sekaligus dapat memberi
gambaran yang lebih utuh akan peran keduanya
dalam advokasi dan pengawasan terhadap
peningkatan mutu pelayanan publik.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Meningkatkan pemahaman tentang advokasi
dan pengawasan yang ditujukan untuk
180
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
b) Diskusi dan curah pendapat
meningkatkan mutu pelayanan publik
c) Diskusi kelompok
2. Mempelajari berbagai peran masyarakat
di dalam advokasi dan pengawasan untuk
peningkatan mutu pelayanan publik berbasis
standar pelayanan.
2. Alat Bantu
a)Flipchart.
3. Mempelajari berbagai dukungan melalui media
b) Kertas plano dan spidol
didalam pelaksanaan advokasi dan pengawasan
c) LCD Projector dan Komputer
peningkatan mutu pelayanan publik berbasis
standar pelayanan.
3.Bahan
Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
digital yang berisi presentasi slide-slide dengan
menggunakan software presentasi.
POKOK BAHASAN
WAKTU
1. Apa dan mengapa advokasi dan pengawasan
diperlukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan?
2. Keragaman advokasi oleh masyarakat
3. Membangun kekuatan kelompok masyarakat
4 X 45 menit
4. Ruang Peran Serta Masyarakat dalam
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
5. Dukungan media untuk advokasi dan
pengawasan
6. Peran media mendorong peningkatan mutu
pelayanan publik.
7. Cara Untuk Mendapatkan Dukungan Media
8. Tips Menjalankan Advokasi dan Pengawasan
METODE, ALAT
BANTU DAN BAHAN
1.Metode
a)Tutorial
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
181
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
PROSES FASILITASI
Pengantar
(5 menit)
Kesimpulan
diskusi I
(10 menit)
Pengantar diskusi
kelompok II
(5 menit)
Penyampaian
operasionalisasi advokasi
dan pengawasan
(30 menit)
Tanya Jawab dan
Klarifikasi
(20 menit)
Diskusi dan presentasi
kelompok perumusan kerja
advokasi dan pengawasan oleh
masyarakat dan media
(60 menit)
Pengantar diskusi
kelompok I
(5 menit)
Diskusi dan presentasi
kelompok II tentang jenis-jenis
intervensi yang dapat dilakukan
oleh masyarakat dan media
(60 menit)
Materi regulasi
terkait Hak Warga
dalam Pelayanan
Publik
(10 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
menyampaikan hal penting terkait isu Kinerja
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
dan penerapan Standar Pelayanan di dalamnya.
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
membagi secara adil peserta-peserta yang
narasumber untuk menyajikan pengertian
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
dan praktek advokasi dan pengawasan oleh
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
masyarakat dan media dalam perbaikan
secara singkat namun jelas dan diketahui
penyampaian layanan publik. Penyajian
maksudnya.
dilakukan dalam power point yang juga didukung
dengan naratif selama 30 menit.
3. Tanya jawab. Sesi ini dilaksanakan selama 20
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
4. Diskusi Kelompok. Pengantar diskusi
kelompoksesi I. Fasilitator menyampaikan halhal sebagai berikut:
a) Fasilitator mengatur pembagian kelompok
sedemikian rupa sehingga masing-masing
kelompok beranggotakan antara 5 sampai
182
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
9 peserta. Masing-masing kelompok harus
dilanjutkan diskusi dan klarifikasi atas
mengandung unsur kelompok masyarakat
hasil yang disampaikan masing-masing
sipil dan unsur media.
kelompok. Fasilitator memandu proses
b) Fasilitator menyampaikan tugas yang harus
diskusi dan mengarahkan pada hal-hal
dijalankan di dalam diskusi kelompok I.
penting dalam diskusi yang dapat digunakan
Tugas tersebut adalah menentukan satu isu
sebagai bagian dalam kesimpulan akhir sesi
spesifik terkait rendahnya mutu pelayanan
ini.
publikdi wilayah Anda, Bahaslah dalam
5. Kesimpulan materi sesi I. Fasilitator menarik
kelompok dan sebutkan pula mengapa isu
kesimpulan dari hasil presentasi kelompok dan
tersebut diputuskan hendak diadvokasi,
hasil diskusi sesi I.
serta apa tujuan advokasinya. Sertakan pula
6. Diskusi Kelompok II. Pengantar diskusi
langkah dan tahapan advokasi yang hendak
kelompoksesi II. Fasilitator menyampaikan hal-
dilakukan (gunakan matrik 6.1. sebagai alat
hal sebagai berikut:
bantu perumusan).
• Fasilitator menyampaikan tugas yang harus
c) Pembagian waktu dalam diskusi adalah
dijalankan di dalam diskusi kelompok II.
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
Tugas tersebut adalah rumuskan kerja dan
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
langkah pengawasan atas kesepakatan/
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
komitmen yang sudah dicapai dalam
dan mencatat. 27 menit selanjutnya
advokasi (asumsinya tercapai dalam diskusi
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
kelompok pertama). Gunakan matrik 6.2.
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno
sebagai alat bantu untuk merumuskan.
untuk membahas hasil diskusi masingmasing kelompok.
d) Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
• Pembagian waktu dalam diskusi adalah
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
plano dan spidol untuk merumuskan hasil
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
diskusi.
dan mencatat. 27 menit selanjutnya
e) Selama diskusi kelompok berlangsung,
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
fasilitator memastikan diskusi pada
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno
masing-masing kelompok berjalan dan
untuk membahas hasil diskusi masing-
setiap anggota kelompok terlibat dalam
masing kelompok.
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
• Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
diskusi.
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil dengan
• Untuk melaksanaan diskusi ini kelompok
yang digunakan adalah kelompkm yang
maksimal waktu antara 5 - 7 menit dan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
183
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
sama seperti pada diskusi kelompok
permasalahan. Istilah advokasi mula-
sebelumnya.
mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan. Lambat laun advokasi tidak
• Selama diskusi kelompok berlangsung,
fasilitator memastikan diskusi pada
hanya digunakan dalam terminologi dibidang
masing-masing kelompok berjalan dan
hukum. Menurut Johns Hopkins (1990)
setiap anggota kelompok terlibat dalam
advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
kebijakan publik melalui bermacam-macam
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
bentuk komunikasi persuasif.
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
Advokasi dapat pula diartikan sebagai upaya
pendekatan terhadap orang atau kelompok
kelompok menyampaikan hasil dengan
tertentu yang dianggap mempunyai
waktu maksimal 5 – 7 menit dan dilanjutkan
pengaruh terhadap keberhasilan suatu
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
tujuan, program atau perubahan dari suatu
disampaikan masing-masing kelompok.
kondisi sosial tertentu. Oleh karena itu
Fasilitator memandu proses diskusi dan
yang menjadi sasaran advokasi umumnya
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
adalah para pemimpin atau pengambil
diskusi yang dapat digunakan sebagai
kebijakan (policy makers) atau pembuat
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
keputusan (decision makers) baik di
7. Kesimpulan II. Fasilitator menutup sesi
institusi pemerintah, swasta atau bahkan
ini dengan menarik kesimpulan dari hasil
ditingkat kelompok dalam masyarakat.
presentasi, dan hasil diskusi pleno sesi II.
Dengan demikian advokasi diperlukan
manakala dijumpai berbagai ketidakberesan
atau masalah – seperti ketidakadilan,
URAIAN SUBSTANSI
ketidaksesuaian, kebiasaan tertentu yang
dianggap kurang sesuai dengan nilainilai universal, kondisi yang merugikan
sebagian besar masyarakat dan hanya
1. Apa dan mengapa advokasi diperlukan?
menguntungkan beberapa gelintir orang saja
dan berbagai kondisi lain yang tidak sesuai
-- dalam konteks kebijakan, pelaksanaan
a)
Arti penting dan tujuan advokasi
Advokasi secara harafiah berarti pembelaan,
sokongan atau bantuan terhadap seseorang
atau sekelompok orang yang mempunyai
184
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
kebijakan maupun hal-hal lain terkait dengan
harkat hidup orang banyak.
Prinsip dasar advokasi tidak hanya sekedar
melakukan lobby politik, tetapi mencakup
kegiatan persuasif, memberikan semangat
www.kinerja.or.id
dan bahkan sampai memberikan pressure
tersebut untuk memperoleh dukungan
atau tekanan kepada para pemimpin institusi
masyarakat. Atau, misalnya gerakan
atau pengambil keputusan. Advokasi
sosial anti merokok di rumah yang
dilakukan lebih disebabkan karena ada
dilakukan oleh kelompok perempuan,
perubahan yang ingin dilakukan.
maka dilakukan advokasi agar diterima
oleh laki-laki perokok untuk tidak
Advokasi dalam konteks program Kinerja
merokok di dalam rumah.
adalah mengupayakan terjadi peningkatan
4. Dukungan sistem (Support System).
mutu pelayanan yang diberikan pada unit
Agar suatu program sektor tertentu
pelayanan di sektor pendidikan dasar,
berjalan baik maka perlunya sistem atau
kesehatan ibu dan anak serta perijinan
prosedur kerja yang jelas mendukung
usaha.
kearah perbaikan sistem yang sudah
ada.
Tujuan advokasi pada dasarnya untuk:
1. Membangun komitmen politik (Political
commitment). Komitmen para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan
b)
Metode atau teknik advokasi
Metode atau teknis advokasi digunakan
sangat penting untuk mendukung atau
untuk mencapai tujuan yang telah
mengeluarkan peraturan-peraturan
disebutkan di atas. Teknisnya bermacam-
yang berkaitan dengan kesehatan atau
macam, antara lain:
pendidikan masyarakat, misalnya.
2. Dukungan kebijakan (Policy support).
Adanya komitmen politik dari para
pengambil keputusan, maka perlu
ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar
dikeluarkan kebijakan untuk mendukung
program yang telah memperoleh
komitmen politik tersebut.
3. Penerimaan sosial (Social acceptance).
Penerimaan sosial artinya diterimanya
suatu program, nilai tertentu atau
gerakan sosial oleh masyarakat.
Suatu program kesehatan yang telah
memperoleh komitmen dan dukungan
kebijakan, maka langkah selanjutnya
adalah mensosialisasikan program
www.kinerja.or.id
1. Lobi politik (political lobying).
Lobipolitik merupakan aktivitas
komunikasi yang dilakukan oleh individu
ataupun kelompok dengan tujuan
memengaruhi kelompok atau pimpinan
organisasi lain maupun orang yang
memiliki kedudukan penting dalam
organisasi dan pemerintahan sehingga
dapat memberikan keuntungan untuk
kelompok/organisasi pelobi ataupun
kepentingan publik yang lebih luas.
Lobi politik tidak harus kepada “lawan”
yang tengah diadvokasi, namun juga
dapat dilakukan kepada calon-calon
potensial yang bisa diajak untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
185
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
berkoalisi, misalnya anggota dewan
Untuk memastikan kelengkapan kegiatan
agar terpengaruh dan bersedia
dan langkah-langkah dalam advokasi, paling
mendukung ide yang tengah diadvokasi
tidak harus diperhatikan 8 unsur dasar
dan sebagainya.
dalam advokasi, yaitu:
2. Seminar/presentasi. Presentasi
di dalam seminar dilakukan untuk
menyampaikan ide/substansi yang
tengah diadvokasi dengan harapan akan
mendapat banyak simpati dari audiens
dan sekaligus memperluas jangkauan
komunikasi.
3. Pemanfaatan Media. Media menjadi
entitas yang cukup strategis untuk
mempublikasikan proses dan hasil yang
tengah diadvokasi. Pemanfaatan tidak
saja dalam pemberitaan, namun bisa
juga dalam bentuk dialog interaktif dan
sebagainya.
4. Forum dialog. Membangun ajang
pembahasan isu yang tengah
diadvokasi melalui dialog dengan
berbagai pihak. Tujuannya untuk
mempengaruhi opini dan pandangan
pihak-pihak serta membangun sekutu
kepada kelompok-kelompok lain.
5. Tekanan publik. Menunjukkan kekuatan
melalui berbagai cara untuk menekan
kelompok tertentu/pengambil keputusan
agar terpengaruh untuk bersepakat
dengan isu yang tengah diadvokasi.
Bentuk tekanan publik bisa bermacammacam antara lain aksi turun ke jalan,
aksi teatrikal, bahkan saat ini juga bisa
dilakukan melalui media sosial seperti
facebook atau twitter dan juga melalui
www.change.org.
186
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
1. Penetapan tujuan advokasi. Sebelum
proses dilakukan semua pihak yang
sepakat melakukan advokasi harus
menetapkan tujuan dengan cukup
jelas apa yang hendak dicapai. Tujuan
juga harus disepakati oleh mitra koalisi
di dalam kelompok, sehingga semua
pihak dalam koalisi memahami tujuan
yang sama dari advokasi yang hendak
dilakukan.
2. Pemanfaatan data dan riset untuk
advokasi. Advokasi yang dilakukan
dengan benar harus menggunakan
bukti. Bukti tersebut didapat dari
berbagai macam cara, bisa melakukan
riset, penelusuran dokumen,
wawancara, dan sebagainya. Intinya
data dan informasi merupakan
bukti yang dapat digunakan untuk
memperkuat pernyataan dalam
advokasi.
3. Identifikasi khalayak sasaran.
Semenjak awal sangat penting
melakukan identifikasi siapa target dan
khalayak yang hendak disasar. Hal ini
penting supaya di dalam merumuskan
strategi, misalnya strategi penggunaan
media harus menyentuh khalayak yang
disasar misalnya.
4. Pengembangan dan penyampaian
pesan advokasi. Pesan advokasi harus
www.kinerja.or.id
mudah diingat dan menarik, sehingga
karena akan mengurangi netralitas dan
publik dapat secara cepat menangkap
beresiko gagal melakukan advokasi
apa maksud dari advokasi dan tujuan
karena dipengaruhi oleg pelobi yang
yang hendak dicapai.
berasal dari unsur pemerintah. Atau,
5. Membangun koalisi. Tak pelak lagi,
kadang menolak dana dari organisasi
di dalam menjalankan advokasi suatu
donor tertentu (Bank Dunia) misalnya
kelompik tertentu tidak dapat bekerja
karena dana berasal dari hutang. Oleh
sendiri. Mereka harus membangun
karenanya penting penggalangan dana
koalisi. Bahkan sebagai strategi
dan dari sumber yang mana.
8. Evaluasi upaya advokasi.
membangun koalisi ini penting,
meskipun hanya untuk kepentingan
Terlaksananya advokasi hingga
taktis semata. Koalisi yang besar, solid
akhir tahapan belum tentu memberi
dan beragam akan memperkuat jaringan
hasil yang memuaskan. Tidak jarang
kerja advokasi, ketimbang advokasi
advokasi yang dijalankan oleh kelompok
yang hanya didukung oleh kelompok
tertentu tidak menghasilkan target
yang homogen.
yang dirancang pada awal kegiatan
6. Membuat presentasi yang persuasif.
advokasi. Bahkan tidak jarang yang
Menjalankan advokasi tidak hanya
terjadi justru capaian berubah dari
penting untuk melaksanakan kerja-
target semula, karena banyak hal-
kerja lapangan ataupun aksi turun
hal baru yang belum diantisipasi
ke jalan. Selain lobby yang telah
sebelumnya. Oleh karenanya penting
disebutkan diatas, membuat presentasi
untuk melakukan evaluasi secara
yang persuasif jauh lebih penting. Hal
berkala untuk memastikan langkah-
ini dapat dilakukan baik dihadapan
langkah setiap tahapan disesuaikan
calon koalisi atau kelompok yang
dengan perkembangan yang ditemui di
berseberangan dengan pemahaman
lapangan.
yang tengah melakukan advokasi.
7. Penggalangan dana untuk advokasi.
Pendanaan merupakan salah satu
hal penting yang wajib diadakan.
Apapun serial kegiatan yang dilakukan
c)Pendekatan dalam advokasi
Ada 5 pendekatan utama advokasi, yaitu:
dalam proses advokasi membutuhkan
1. Melibatkan para pemimpin
dana. Bagi kalangan masyarakat
2. Bekerja dengan media
sipil banyak yang kurang bersepakat
3. Membangun kemitraan
jika advokasi didukung oleh dana
4. Memobilisasi massa
pemerintah (APBD ataupun APBN)
5. Membangun kapasitas
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
187
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
d)Langkah-Langkah Advokasi
Pada tahap penilaian ini juga dilakukan
evaluasi atas pendekatan utama yang
Terdapat tiga langkah utama/tahapan dalam
digunakan serta unsur-unsur dasar yang
menjalankan advokasi yakni
digunakan pula. Tahap penilaian ini juga
dapat digunakan untuk mengukur capaian
1. Tahap Persiapan
yang dihasilkan dan input yang digunakan.
Persiapan advokasi yang paling penting
adalah menyusun bahan/materi atau
instrumen advokasi.Bahan advokasi adalah:
di atas secara operasional advokasi dapat
data-informasi–bukti yang dikemas dalam
diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
bentuk tabel,grafik atau diagram yang
dirumuskan secara strategis (masing-masing
menjelaskan besarnya suatu masalah dalam
kegiatan berorientasi pada capaian akhir) dan
sektor tertentu,akibat atau dampak masalah,
terpadu (alur kegiatan satu dan lainnya saling
dampak ekonomi, dan program yang
terkait) yang diorientasikan untuk mempengaruhi
diusulkan/proposal program.
perubahan kebijakan atau kebiasaan kelompokkelompok tertentu agar terjadi perbaikan/
2. Tahap pelaksanaan
Dari berbagai uraian yang telah disampaikan
perubahan atas suatu kondisi atau untuk
Pelaksanaan advokasi tergantung dari
mendapatkan hasil yang lebih baik.Jika merunut
metode atau cara advokasi, namun paling
pada konteks perbaikan kualitas layanan
tidak pelaksanaannya terdiri dari:
publik, maka advokasi yang dilaksanakan
a. Pengorganisasian pemangku
guna meningkatkan atau memperbaiki kualitas
kepentingan
layananyang disediakan oleh unit pelayanan
b. Pengumpulan data dan informasi terkait
publik.
c. Analisis bersama dan perumusan tujuan
d. Dialog dan komunikasi dengan para
pihak untuk membangun kesepakatan
3. Tahap Penilaian
Melihat kembali apakah langkah yang
Rangkaian aksi-aksi strategis dan terpadu
dimaksud paling tidak memenuhi prasyarat
sebagai berikut:
1. Orientasi pada tujuan untuk perbaikan
sudah disusun dan dilaksanakan berjalan
kualitas layanan publik berbasis standar
dengan baik. Jika terjadi hal-hal yang
pelayanan cukup jelas tercantum dalam
belum memenuhi target, dilakukan evaluasi
sasaran advokasi ataupun dipahami oleh
apakah akan berdampak cukup signifikan,
semua pelaku advokasi.
atau dirasakan cukup untuk melakukan
188
2. Memiliki basis bukti yang cukup konkrit.
perubahan, atau mendesakkan ide atau
Basis bukti ini dapat dilakukan melalui
gagasan kepada para pengambil keputusan.
berbagai cara yang terkait dengan metode
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
pengumpulannya. Basis bukti yang
dilakukan dengan menyampaikan melalui
dikumpulkan paling tidak mengarah pada
berbagai opsi saluran media, seminar
fakta-fakta lapangan yang memperlihatkan
terbuka dan sebagainya.
pelaksanaan kegiatan-kegiatan ataupun
hasil dari kegiatan terkait indikator-indikator
yang ada dalam standar pelayanan.
3. Analisis terhadap basis bukti. Basis bukti
dimaksud harus memenuhi kualitas analisis
yang baik agar dapat digunakan untuk
mendukung tercapainya tujuan advokasi.
Oleh karenannya pilihan-pilihan metode
analisis meskipun sederhana, namun
harus tepat dan memenuhi kaidah-kaidah
metodologi.
4. Pengemasan hasil kajian. Hasil kajian
harus dapat dipahami dan dimengerti oleh
kelompok yang disasar dan juga kelompokkelompok lain yang diharapkan dapat
mendukung misalnya kelompok masyarakat
penerima manfaat dari layanan tersebut.
Untuk itu hasil analisis perlu dikemas
sedemikian rupa sehingga mudah dipahami
oleh berbagai pihak. Pengemasan tersebut
selain sesuai dengan sasaran advokasi juga
harus mengacu pada media-media yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan
Peningkatan mutu pelayanan publik tidak
dapat datang begitu saja. Dalam artian tidak
bisa hanya mengandalkan apa yang sudah
dan tengah dilakukan oleh penyedia layanan
publik semata. Fakta yang didapatkan dalam
pembahasan modul sebelumnya juga dapat
menjadi dasar penerima layanan yakni publik
tidak bisa sekedar diam dan berserah diri
apapun layanan yang diberikan. Publik harus
menuntut dan berdialog dengan penyedia
layanan, dan penyedia layanan harus „dipaksa“
mendengarkan dan menerima masukan untuk
kemudian menindaklanjutinya. Dari hakekat
kebijakan dan regulasi yang sudah diterbitkan
oleh Pemerintah juga menyebutkan bahwa
layanan dengan mutu berbasis standar
pelayanan tersebut layak didapatkan. Jika tidak
publik dapat menuntut untuk mendapatkannya.
Melalui langkah dan tahapan dalam advokasi
yang telah diuraikan di atas, maka „tuntutan“
untuk mendapatkan layanan publik yang lebih
baik diharapkan dapat terjadi.
kelompok sasaran tersebut.
5. Komunikasikan kepada target yang hendak
diadvokasi. Hasil kajian yang telah dikemas
dikomunikasikan kepada target advokasi
-- melalui berbagai cara, baik langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung
dapat dilakukan dengan metode tatap muka
berupa pertemuan/rapat pembahasan,
lokakarya multistakeholder, aksi masa dan
sebagainya. Secara tidak langsung dapat
www.kinerja.or.id
2. Apa dan mengapa pengawasan diperlukan?
a)Arti penting dan tujuan pengawasan
Pengawasan jika dilihat dari terjemahan
bebasnya adalah suatu proses yang terdiri
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
189
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
dari satu atau beberapa langkah dan
yang berfungsi mengawasi pelayanan publik
tahapan yang bertujuan memperhatikan
seperti Ombudsman atau DPR/D atau
sikap, proses/pelaksanaan, hasil dari satu
bahkan kelompok masyarakat sipil (bisa
kegiatan tertentu yang sudah direncanakan
LSM, kelompok masyarakat, kader atau
sebelumnya. Dalam manajemen,
warga biasa).
pengawasan merupakan salah satu siklus
yang penting untuk memastikan apa yang
sudah direncanakan dan dilaksanakan
dimaksud adalah pengawasan yang
dijalankan pada pelaksanaan perbaikan
sesuai dengan harapan. Keluaran dari
pengawasan umumnya adalah rekomendasi
perbaikan atau laporan yang menjelaskan
kesesuaian antara rencana dan
dan peningkatan kualitas layanan setelah
didalam advokasi tercapai tujuannya,
misalnya kesepakatan atas perbaikan mutu
pelayanan yang sudah disepakati baik oleh
pelaksanaan.
Didalam konteks modul ini pengawasan
penyedia layanan (pemerintah) maupun
Di dalam pelaksanaan advokasi bagi
yang sudah menjadi komitmen negara (unit
perbaikan mutu pelayanan publik,
pelayanan) dalam pelaksanaan standar
pengawasan merupakan satu fungsi
pelayanan minimal. Dengan demikian tujuan
yang merupakan tindak lanjut yang harus
pengawasan oleh masyarakat adalah untuk
dijalankan untuk memastikan bahwa kualitas
memastikan bahwa hasil kesepakatan
layanan seperti yang dijanjikan sebagai
advokasi baik berupa maklumat layanan,
hasil dari advokasi sesuai dengan yang
janji perbaikan maupun hasil IKM dan
diharapkan. Pengawasan dapat dilakukan
sebagainya ditindaklanjuti oleh penyedia
oleh siapa saja – apakah itu atasan
layanan atau pelaku dari sisi supply.
pelaksana atau penyedia layanan, lembaga
Posisi Kerja Pengawasan
Masukan Publik
atas pelayanan
yang diberikan
Proses
Advokasi
190
Kesepakatan
perbaikan layanan
(maklumat
layanan)
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Hasil Pengawasan
atas kesepakatan
Pelaksanaan
Perbaikan dan
Pengawasan
www.kinerja.or.id
Dengan demikian pengawasan dalam konteks
cara wawancara kepada pihak-pihak
modul ini bertujuan:
dan melakukan check terhadap logbook
kunjungan untuk memastikan frekuensi
1. Untuk memastikan berjalannya butir-butir
kunjungan bidan dan hal-hal yang dilakukan
penting yang sudah menjadi komitmen unit
di desa sesuai dengan kewajibannya.
pelayanan/pengambil keputusan untuk
3. Pemanfaatan Media. Publikasi hasil dan
memperbaiki mutu pelayanan pubik
tindak lanjut pengawasan merupakan hal
2. Untuk melihat kemajuan yang sudah dicapai
penting agar khalayak mengetahuinya dan
dari apa yang sudah disepakati dalam
transparansi terbangun juga didalam proses
advokasi.
pengawasan.
3. Untuk melihat komitmen para pihak terkait
4. Membangun komitmen kembali. Hasil
yang bersepakat untuk berkontribusi
dari pengawasan tidak akan bermanfaat
memperbaiki mutu pelayanan publik yang
sama sekali jika tidak ditindaklanjuti dengan
tengah diadvokasi.
komitmen oleh pihak-pihak yang tengah
diawasi. Ada baiknya untuk mendorong
b) Metode atau Teknik Pengawasan.
munculnya komitmen tidak dilakukan serta
merta pada saat lokakarya/pertemuan,
Untuk melakukan pengawasan digunakan
namun sudah lebih dahulu dilakukan lobby
berbagai macam metode agar dapat mencapai
dan penyampaian hasil temuan.
tujuan yang telah disebutkan di atas. Teknisnya
bermacam-macam, antara lain:
Untuk memastikan kelengkapan kegiatan dan
1. Lokakarya/Focus Group Discussion.
langkah-langkah dalam pengawasan, paling
Lokakarya merupakan teknik untuk
tidak harus diperhatikan 6 unsur dasar dalam
mengkomunikasikan hasil pengawasan,
pengawasan, yaitu:
termasuk didalamnya klarifikasi berbagai
data dan informasi temuan lapangan.
2. Assessment dan observasi. Assessment
dilakukan untuk mengumpulkan data dan
informasi yang berhubungan dengan
substansi yang menjadi indikator untuk
diukur. Misalnya saja apakah sudah
ada peningkatan kunjungan bidan ke
desa serta kualitas kunjungan yang
tidak sekedar menghadiri pertemuan di
Posyandu. Assessment dilakukan dengan
www.kinerja.or.id
1. Penetapan sasaran pengawasan.
Sebelum proses dilakukan semua pihak
yang sepakat melakukan pengawasan
dengan terlebih dahulu menetapkan tujuan
serta yang hendak dicapai. Tujuan juga
harus disepakati oleh mitra koalisi di dalam
kelompok, sehingga semua pihak dalam
koalisi memahami tujuan yang sama dari
pengawasan yang hendak dilakukan.
Sasaran harus sesuai atau mengacu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
191
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
pada hasil kesepakatan dalam advokasi
pengawasan atas mutu pelayanan sektor
sebelumnya.
publik.
2. Pemanfaatan data untuk pengawasan.
5. Penggalangan dana pengawasan.
Pengawasan yang dilakukan dengan benar
Pendanaan merupakan salah satu hal
harus berbasis bukti. Bukti tersebut didapat
penting yang wajib diadakan. Apapun
dari berbagai macam cara, wawancara
serial kegiatan yang dilakukan dalam
dan observasi serta operasi dokumen yang
proses advokasi membutuhkan dana.
relevan dengan kegiatan-kegiatan pelayanan
Bagi kalangan masyarakat sipil banyak
publik, termasuk rekaman dan catatan
yang kurang bersepakat jika dalam
pertemuan dan rapat-rapat. Intinya data
pengawasan, pendanaannya didukung
dan informasi merupakan bukti yang dapat
oleh pemerintah (APBD ataupun APBN)
digunakan untuk memperkuat analisis dan
karena akan mengurangi netralitas dan
pernyataan hasil pengawasan.
beresiko gagal melakukan pengawasan
3. Identifikasi khalayak sasaran. Semenjak
dengan baik, karena dipengaruhi oleh pelobi
awal sangat penting melakukan identifikasi
yang berasal dari unsur pemerintah. Atau,
siapa target dan khalayak yang hendak
kadang menolak dana dari organisasi donor
disasar. Terdapat dua sasaran pihak yakni:
tertentu (Bank Dunia, misalnya) karena dana
(1). Pihak-pihak yang menjadi sasaran
berasal dari hutang. Oleh karenanya penting
penggalian data dan infomasi, (2), Pihak-
penggalangan dana dan dari sumber yang
pihak yang akan diberikan hasilnya. Untuk
mana.
kategori terakhir ini harus dipastikan bahwa
6. Evaluasi dan Tindaklanjut hasil
pengambil keputusan (kepala sekolah,
pengawasan. Terlaksananya proses paska
kepala puskesmas, kepala SKPD terkait
advokasi hingga akhir tahapan belum
atau bahkan kepala daerah) menerima hasil
tentu memberi hasil yang memuaskan.
pengawasan yang dilakukan.
Tidak jarang pengawasan dijalankan oleh
4. Pihak-pihak sekutu dalam pengawasan.
kelompok tertentu tidak menghasilkan target
Disamping pihak yang utama dalam
yang dirancang pada awalnya. Bahkan
melaksanakan pengawasan, terdapat
yang jarang terjadi justru capaian berubah
pula lembaga lain yang bekerja untuk
dari target semula, karena banyak hal-hal
menjalankan pengawasan atas kemajuan
baru yang belum diantisipasi sebelumnya.
yang dicapai. Lembaga tersebut antara lain:
Oleh karenanya penting untuk melakukan
DPRD dan Ombudsman Daerah. Kedua
evaluasi untuk memastikan langkah-
lembaga ini merupakan mitra strategis,
langkah setiap tahapan disesuaikan dengan
karena secara official keduanya merupakan
perkembangan yang ditemui di lapangan.
lembaga resmi yang menjalankan fungsi
192
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
c) Pendekatan dalam pengawasan
2. Tahap pelaksanaan
Pendekatan yang digunakan dalam pengawasan
Pelaksanaan pengawasan tergantung dari
hampir tidak berbeda dengan yang dilakukan
metode atau cara pengawasan itu sendiri,
dalam advokasi. Ada 4 pendekatan utama
namun paling tidak pelaksanaannya terdiri
pengawasan, yaitu:
dari:
1. Melibatkan para pemimpin
a) Pengorganisasian pemangku
2. Bekerja dengan media
kepentingan. Pihak-pihak diorganisir
3. Membangun kemitraan
untuk terklibat dalam proses maupun
4. Membangun kapasitas
pertemuan-pertemuan. Mereka adalah
mitra koalisi pengawasan dan termasuk
d) Langkah dalam Pengawasan
Terdapat tiga langkah utama/tahapan dalam
menjalankan pengawasan yakni:
1.
Tahap Persiapan
Hal penting di dalam persiapan
melaksanakan pengawasan adalah
menyusun bahan/materi atau instrumen
pengawasan. Bahan pengawasan adalah:
serangkaian tools untuk Assessment dan
observasi, daftar pihak-pihak yang akan
dilibatkan dalam setiap jenis pertemuan,
surat penmgantar kepada Unit Pelayanan
untuk melakukan observasi dan operasi
dokumen, surat pengantar kepada kepala
desa untuk melakukan wawancara kepada
responden, rencana kegiatan secara
spesifik, penyiapan tim yang akan bekerja
dan memastikan mereka memahami apa
yang harus dilakukan dan beragam hal-hal
teknis lainnya.
di dalamnya adalah pihak-pihak
yang akan diawasi, seperti Sekolah,
Puskesmas, SKPD terkait atau institusi
bahkan lintas sektor dan sebagainya.
b) Pengumpulan data dan informasi
terkait. Dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan serta
surat pengantar, data dikumpulkan oleh
tim.
c) Analisis bersama dan pembahasan
intepretasi data. Hasil pengawasan
dielaborasi dalam materi presentasi
yang baik dan dibahas bersama dalam
forum multipihak atau diskusi kelompok
terfokus. Pembahasan di dalam analisis
bersama termasuk juga rekomendasi
yang diajukan terkait kinerja capaian
perbaikan mutu pelayanan publik yang
diawasi.
d) Dialog dan komunikasi dengan para
pihak untuk membangun kesepakatan
tindak lanjut, termasuk apa-apa yang
akan diusulkan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
193
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
(penyedia layanan). Adalah lebih sulit untuk
3. Tahap Penilaian
memastikan terjadi perubahan paradigma dan
Melihat kembali apakah langkah yang
sikap dalam masing-masing individu yang
sudah disusun dan dilaksanakan berjalan
bekerja pada unit penyedia layanan sehingga
dengan baik. Jika terjadi hal-hal yang
mereka kemudian selalu dalam performa yang
belum memenuhi target, dilakukan evaluasi
tinggi untuk memberikan layanan terbaiknya
apakah akan berdampak cukup signifikan,
bagi publik. Dengan adanya pengawasan yang
atau dirasakan cukup untuk melakukan
secara reguler dilakukan dan terus menerus
perubahan, atau mendesakkan ide atau
diharapkan terjadi proses perbaikan yang juga
gagasan kepada para pengambil keputusan.
terus menerus (continuous improvement),
Pada tahap penilaian ini juga dilakukan
karena penyedia layanan selalu dalam
evaluasi atas pendekatan utama yang
pengawasan publik.
digunakan serta unsur-unsur dasar yang
digunakan pula. Tahap penilaian ini juga
dapat digunakan untuk mengukur capaian
yang dihasilkan dan input yang digunakan.
3. Keragaman Advokasi oleh Masyarakat
Dari berbagai uraian yang telah disampaikan
di atas secara operasional pengawasan dapat
Ragam tujuan dan sasaran yang hendak
diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
dicapai dalam advokasi cukup banyak.
dirumuskan secara strategis (masing-masing
Untuk memudahkan pembahasan dapat
kegiatan berorientasi pada capaian akhir) dan
diklasifikasikan berdasarkan obyek atau isu
terpadu (alur kegiatan satu dan lainnya saling
yang hendak diadvokasi, yakni:
terkait) yang diorientasikan untuk melihat
apakah terjadi perubahan dan seberapa besar
a) Advokasi untuk Perubahan Kebijakan.
Advokasi pada tataran ini yang paling lazim
perubahan yang telah dilakukan terkait dengan
dilakukan, baik oleh LSM maupun kelompok
komitmen sebelumnya.Jika merunut pada
masyarakat sipil lainnya. Advokasi untuk
konteks perbaikan kualitas layanan publik,
perbaikan Undang-Undang, Perda bahkan
maka pengawasan yang dilaksanakan guna
sampai ketingkat desapun dalam bentuk
meningkatkan atau memperbaiki mutupelayanan
Perdes banyak dilakukan advokasi.
yang disediakan oleh unit pelayanan publik.
Langkah untuk terus melakukan pengawasan –
selain karena merupakan hak publik – juga untuk
memastikan bahwa upaya peningkatan mutu
layanan terus diupayakan oleh unit pelayanan
194
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Masih segar dalam ingatan bagaimana
perubahan Undang-Undang Pemerintahan
Daerah No 22 Tahun 1999 terjadi kemudian
berganti menjadi Undang-Undang
Pemerintahan Daerah No 32 Tahun 2004.
www.kinerja.or.id
Proses perubahan dikawal oleh banyak
Kawasan Dilarang Merokok. Di dalam
pihak. Dari sisi kelompok masyarakat sipil
proses penyusunannya menimbulkan pro
saja ada beberapa pihak yang mengawal
dan kontra. Meskipun akhirnya disepakati,
untuk jenis substansi yang berbeda-
namun pelaksanaan Perda itu sendiri tidak
beda. Kegiatan yang dilakukan umumnya
berjalan mulus. Banyak warga masyarakat
melakukan studi pendalaman materi,
yang kerap melanggar, hal ini terkait
lobby kepada pihak-pihak termasuk DPR
dengan habit yang sulit dirubah. Tindakan
dan kelompok-kelompok berpengaruh
yang dilakukan oleh Pemda DKI misalnya
dan sebagainya. Alhasil ditetapkannya
melakukan advokasi secara persuasif,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
bilamana menemukan pelanggaran tidak
tersebut. Tidak semua usulan perbaikan
langsung ditindak, mengunjungi instansi-
dari berbagai kelompok terpenuhi. Dialog
instansi untuk melakukan sosialisasi,
dan lobby politik dilakukan, tetapi tidak 100
menempatkan tanda dilarang merokok pada
persen substansi terpenuhi. Kini, semenjak
area-area publik dan menempatkan ruang
hampir 6 tahun lalu, Undang-Undang
khusus merokok. Prosesnya cukup panjang,
yang samapun diadvokasi untuk diubah
namun setelah berjalan lebih dari 6 tahun,
pada beberapa pasal. Pelakunya juga dari
Perda tersebut mulai diterapkan dan pinalti
kelompok yang berbeda-beda. Sampai hari
bagi publik yang melanggar diterapkan.
ini proses advokasi masih berjalan dan
selain Draf UU Pemerintahan Daerah yang
advokasi mengatasi kemacetan Jakarta.
baru, juga muncul Rancangan UU Desa
dan Rancangan UU Pemilukada. Begitulah
proses advokasi pada isu perubahan
kebijakan. Umumnya berproses cukup lama,
melibatkan banyak pihak, dan berbiaya
besar.
b) Advokasi untuk Perubahan Perilaku
dalam Masyarakat. Advokasi untuk
perubahan perilaku masyarakat biasanya
dilakukan pada wilayah-wilayah tertentu
saja dan bukan berskala nasional. Misalnya
Kasus advokasi lain didalam perubahan
kebijakan, misalnya di daerah dalam bentuk
Peraturan Daerah (Perda). Untuk kasus
Perda Nomor 75 Tahun 2005 tentang
www.kinerja.or.id
Contoh lain yang dapat disampaikan adalah
Di Jakarta yang sarat dengan pembangunan
mall dan gedung-gedung bertingkat yang
menyebabkan kemacetan diadvokasi melalui
perbaikan rencana tata ruang. Selama ini
Pemerintah Daerah dimanapun berada memiliki
kebijakan penataan ruang secara berjenjang,
mulai pada tingkat nasional, regional, provinsi,
kab/kota hingga kawasan-kawasan khusus.
Perbaikan kemacetan salah satunya didekati
dengan perbaikan rencana tata ruang dengan
melibatkan masyarakat. Adalah sekelompok
LSM melakukan advokasi dengan mengajak
peran serta masyarakat untuk mengkritisi
pembangunan wilayah melalui pemberian
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
195
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
masukan melalui website //rujak.org. Mulanya
perkebunan besar lainnya mengundang
sekelompok warga ini melakukan audiensi
perhatian LSM-LSM lingkungan untuk
kepada pejabat untuk mengusulkan pembatalan
melakukan advokasi pembelaan hak-hak
beberapa rencana ruas pembangunan jalan
warga.
tol, jalan baru, dan sebagainya dengan
mengemukakan berbagai argumentasi akademis
kasus Buyat di Sulawesi Utara, kasus
maupun non-akademis. Mereka melakukan
pencemaran oleh Freeport di Papua dan
penjaringan aspirasi dihampir setiap wilayah
sebagainya. Semua ini upaya advokasi
yang akan terkena pembangunan baru. Proses
yang dilakukan oleh kelompok pemerhati
pembahasan secara partisipatif dilakukan,
lingkungan untuk melawan ketidakadilan.
dialog dan lobby politik juga dilakukan kepada
Banyak lagi dapat dijumpai model-model
pejabat eksekutif pemda serta anggota dewan.
advokasi dengan tujuan untuk melawan
Kelompok ini secara terus menerus melakukan
ketidakadilan tersebut.
advokasi untuk mendorong perubahan yang
lebih baik tata ruang kota Jakarta. Tidak saja
pada soal tata ruang kelompok „Rujak“ ini
terdengar membuat heboh seperti kasus-
kendaraan terutama roda dua untuk tidak
kasus yang diuraikan di atas. Namun
memanfaatkan trotoar pada saat macet, karena
demikian bukan berarti tidak ada upaya-
mengganggu pejalan kaki, dan sebagainya.
upaya advokasi dilakukan untuk hal
tersebut. Salah satu contoh yang dilakukan
c) Advokasi untuk melawan Ketidakadilan.
oleh WRI (Women Research Institute)1,
Advokasi ini umumnya ditujukan kepada
tengah diperlakukan tidak adil. Kasus-kasus
yang terjadi umumnya sangat spesifik dan
berskala kecil saja, misalnya keluarga tidak
mampu yang tidak mendapat layanan rumah
sakit dengan baik, atau misalnya kasus
koin untuk Prita dan sejenisnya. Kasus lain
yang paling menonjol terkait isu perlawanan
terhadap ketidakadilan adalah pada
kasus perebutan hak atas tanah antara
rakyat dengan perusahaan kehutanan
atau perkebunan, kasus yang yang terjadi
di Lampung, Jambi dan wilayah-wilayah
196
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Untuk kasus advokasi didalam perbaikan
mutu pelayanan publik, memang jarang
bekerja, mereka juga mengadvokasi pemilik
individu atau kelompok tertentu yang
Kasus pencemaran lingkungan misalnya
WRI, adalah LSM yang berkonsentrasi pada
isu perempuan dan reproduksi melakukan
advokasi tentang Program Satu Desa,
Satu Bidan dan Satu Polindes bisa menjadi
komitmen bersama dan bisa diwujudkan.
Program ini juga diharapkan mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan anak/
bayi.Oleh karenanya diperlukan upaya
1 http://wri.or.id/penelitian_kesehatan_perempuan/
Program_Advokasi_Kebijakan_Publik_dan_
Peningkatan_Kapasitas_Masyarakat_Mengenai_
Seksualitas diambil pada tanggal 25 Agustus 2013
www.kinerja.or.id
sinergisitas dalam mengatasi permasalahan
• Adanya training gender budgeting dan
kesehatan reproduksi salah satunya di
kesehatan reproduksi.
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
• Adanya praktek Musyawaran
Yogyakarta.dengan melibatkan berbagai
Perencanaan Pembangunan
elemen masyarakat.
(Musrenbang) sektoral kesehatan.
• Adanya diskusi tematik reguler.
Untuk menunjang program tersebut
• Kampanye Kekerasan Dalam Rumah
diperlukan pemetaan permasalahan
Tangga (KDRT), Kehamilan Tidak
kesehatan reproduksi sampai di tingkat
Diinginkan (KTD), Inisiasi Menyusu Dini
desa, minimal kecamatan.Penelitian sebagai
(IMD), alat kontrasepsi, dll.
basis data untuk melakukan advokasi
• Adanya kebijakan desa yang mengatur
dilakukan.Penelitian tersebut mengenai
Satu Desa dan Satu Bidan.
permasalahan angka kematian ibu dan
persoalan sosial budaya yang ada juga
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut WRI
menjadi perhatian.Diperlukan pemetaan
melakukan program kesehatan reproduksi di
jumlah provider kesehatan reproduksi,
Kabupaten Gunungkidul-DIY dan Kabupaten
bagaimana sebarannya, jenis layanan yang
Lombok Tengah-NTB.Mereka mendorong dan
disediakan dan tarif yang berlaku.
menginisiasi kebijakan pemerintah, mengawal
implementasi kebijakan dan peningkatan
Selanjutnya data dari penelitian dan
kapasitas pengetahuan masyarakat baik
database yang ada bisa menjadi langkah
pemerintah daerah maupun masyarakat
untuk advokasi dalam rangka meningkatkan
desa terhadap isu kesehatan reproduksi dan
kualitas hidup perempuan yang didukung
seksualitas.
baik oleh organisasi masyarakat maupun
pemerintah daerah.
Kabupaten Gunungkidul-DIY merupakan wilayah
dimana masih ada fakta adanya angka kematian
Tujuan Program
ibu yang dilatarbelakangi kemiskinan.Situasi
inilah yang menjadi alasan pemilihan wilayah
1. Tersedianya data yang berkaitan dengan
pilot project ini.
advokasi kesehatan reproduksi
2. Pengarusutamaan kesehatan reproduksi
dalam kebijakan dan anggaran daerah
3. Terbentuknya forum multipihak tingkat
kabupaten untuk bisa mengawal kebijakan
terkait kesehatan reproduksi
4. Adanya dua desa yang responsif pada
kesehatan reproduksi, dengan penanda:
www.kinerja.or.id
Kasus Advokasi di Kabupaten Gunungkidul
Kegiatan diawali dengan melaksanakanFGD.
FGD ini merupakan forum assesment
permasalahan kesehatan reproduksi di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Gunungkidul bersama dengan anggota
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
197
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
DPRD dan beberapa stakeholder terkait.
kelompok perempuan perwakilan dari beberapa
Pertemuan dihadiri kurang lebih 30 orang dari
desa.Pertemuan dengan masyarakat ini juga
berbagai instansi dan lembaga masyarakat
masih dalam rangka menemukan kebutuhan
terkait.Pertemuan ini dalam rangka mencari
warga dan menyesuaikan program dengan
permasalahan dan kebutuhan masyarakat
kebutuhan masyarakat di tingkat desa.
Gunungkidul berkait dengan kesehatan
Beberapa persoalan yang muncul di tingkat
reproduksi. Beberapa hal yang muncul dalam
kabupaten juga ada di tingkat desa.Pemahaman
pertemuan ini antara lain:
pengetahuan masyarakat tentang isu ini pun
masih terbatas pada alat kontrasepsi dan
• Kurangnya pengetahuan masyarakat dan
kehamilan.
kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan
berkenaan dengan pemakaian alat
dalam masyaraklat, diskusi juga dilakukan
terhadap persoalan kesehatan reproduksi.
bersama warga di Desa.Pertemuan ini
belum memadai.
difokuskan untuk peningkatan pengetahuan
masyarakat dan asistensi untuk pelaksanaan
• Pendidikan seks yang masih minim.
Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
• Infrastruktur: Gunungkidul terdiri dari 144
(Musrenbangdes). Selain itu, juga diadakan
desa namun hanya mempunyai 128 tenaga
training gender budget agar warga desa kritis
bidan.
terhadap proses perencanaan anggaran desa
• Mulai bertambahnya kasus HIV/AIDS
• Angka kematian ibu yang meningkat setiap
tahun
• Adanya kasus perkosaan dan KDRT
• Kesehatan reproduksi belum masuk dalam
pendidikan di sekolah
• Kurangnya kualitas hidup perempuan
• Kurangnya dokter spesialis atau tenaga ahli
di rumah sakit daerah
198
Tidak hanya dengan perwakilan kelompok
kontrasepsi, kebijakan yang belum sensitif
• Minimnya informasi dan pelayanan yang
agar lebih responsif gender.
Akhirnya, lobby politik dilakukan dengan
mengadakan pertemuan dengan Bupati
Gunungkidul.Pertemuan ini juga melakukan
pendekatan kepada kepala daerah agar
kebijakan kepala daerah bisa selaras dengan
tujuan dari advokasi yang tengah dijalankan oleh
WRI dan Pemerintah Daerah sendiri bersedia
mendukung.Pertemuan ini dimaksudkan untuk
Selanjutnya dilakukan diskusi terbatas dengan
mendorong keluarnya kebijakan publik yang
kelompok masyarakat.Pertemuan ini dihadiri
berpihak pada perempuan miskin dalam hal
perwakilan masyarakat berjumlah 23 orang.
kesehatan reproduksi.Kebijakan publik berupa
Berasal dari organisasi rakyat di Gunungkidul,
Peraturan Bupati yang mengawal kebijakan
Jaringan Kerja Perempuan Gunungkidul,
desa siaga aktif.Di dalam peraturan bupati
kelompok remaja dari Gunungkidul dan
tersebut yang menyertai petunjuk teknis
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
(juknis) desa siaga aktif, WRI telah berhasil
tersebut dapat lebih mengena pada sasaran
mengupayakan komitmen pemerintah daerah
jika dilakukan secara kolektif. Dengan
untuk menempatkan bidan domisili di tiap desa.
kata lain, membangun kekuatan untuk
Perkembangan terakhir dari Gunungkidul, telah
mendesakkan satu hal secara kolektif akan
disahkan peraturan bupati mengenai desa siaga
lebih efektif ketimbang dilakukan secara
yang didalamnya ada usulan WRI mengenai
individual.
bidan domisili.
4. Membangun Kekuatan secara Kolektif
a) Membangun kekuatan kelompok.
b) Tipologi kelompok masyarakat
• Kelompok homogen. Kelompok
ini beranggotakan individu atau
organisasi yang memiliki kesamaan
latarbelakangataupun profesi yang
digeluti. Kelompok ini misalnya saja,
Berbagai pelanggaran dalam penyampaian
kelompok tani atau gabungan kelompok
layanan kepada publik sangat sering
tani (gapoktan), forum pedagang kaki
terjadi. Mulai dari hal sederhana berupa
lima dan lain sebagainya. Umumnya
ketidaktepatan waktu layanan, pelaksana
perjuangan atau advokasi yang
yang bertugas memberikan layanan tidak
mereka jalankan terkait dengan nasib
tersedia atau kurang sesuai, hingga tidak
anggotanya, misalnya bagi gapoktan
diberikannya layanan yang seharusnya
misi yang dibangunadalah peningkatan
diberikan. Jika keluhan atas hal-hal tersebut
kesejahteraan petani melaluisubsidi
disampaikan atau disuarakan oleh masing-
pupuk, peningkatan harga jual produk
masing penerima layanan, seringkali
pertanian dan sebagainya, atau
yang terjadi adalah tidak ada tindak lanjut
forum pedagang kaki lima melakukan
yang terjadi atas keluhan tersebut. Hal ini
advokasi untuk memperjuangkan nasib
dikarenakan tidak atau kurang kuatnya
anggotanya yang berjualan di trotoar
desakan disampaikan, karena misalnya
jalan-jalan utama dan sebagainya
tekanan atau desakan tersebut tidak sampai
yang sering terkena gusur Satpol
menyentuh pada hal-hal yang membuat
PP.Dan masih banyak kelompok
penyedia layanan bersedia memperbaiki
dengan anggota yang homogen yang
kualitas layanannya. Upaya untuk
dibentuk untuk memperjuangkan nasib
membangun desakan atau tekanan agar
anggotanya. Umumnya kelompok yang
penyedia layanan bersedia memperbaiki
bersifat homogen ini lebih solid karena
kualitas layanannya merupakan hal penting
mereka disatukan oleh kepentingan
dalam rangka perbaikan layanan. Hal
yang sama yang cukup mendasar tadi.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
199
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
Meskipun tidak semua, sebagian forum
setelah program selesai forum ini
berbasis homogen ini menggunakan
masih aktif berjalan dan melakukan
pendekatan konfrontatif dengan
berbagai pertemuan-pertemuan yang
Pemerintah (Daerah) dalam melakukan
mendorong perubahan-perubahan di
advokasinya.
kota Probolinggo. Umumnya juga forum
atau kelompok yang berbasis anggota
• Kelompok heterogen. Kelompok yang
yang heterogen ini diinisiasi oleh
anggotanya terdiri dari ragam latar
pihak eksternal (misalnya organisasi
belakang dan memiliki kepentingan
donor atau LSM tertentu) untuk
yang berbeda-beda satu sama
menjalankan (kepentingan) program,
lain. Meskipun demikian anggota-
dengan demikian forum dibangun
anggotanya saat menyatakan kesediaan
untuk kepentingan suksesnya program
untuk bergabung dilandaskan pada
dimaksud. Kelompok berbasis anggota
kepentingan jangka panjang yang sama.
yang heterogen ini dekat dengan istilah
Misalnya saja kepentingan memperbaiki
Forum Multipihak (multistakeholder
kondisi satu kawasan, sektor tertentu,
forum), karena anggotanya berasal dari
dan sebagainya. Forum Mahkota di
latar belakang yang beragam. Forum
Tasikmalaya Jawa Barat, Pawarta
semacam ini umumnya menggunakan
(Paguyuban Warga Yogyakarta) di
pendekatan kolaboratif dengan
Yogyakarta, Sawarung di Bandung,
Pemerintah, karena biasanya beberapa
Forum Samigita di Kawasan Kuta
anggotanya juga berasal dari unsur
Denpasar Bali adalah beberapa contoh
Pemerintah (Daerah). Di dalam contoh
forum multipihak berbasis kawasan.
sebelumnya dimana WRI melakukan
Anggotanya berasal dari berbagai
advokasi, maka forum yang digunakan
kelompok yang berbeda. Berdasarkan
adalah forum dengan kelompok
beberapa pengalaman, kelompok yang
masyarakat yang heterogen. Didalam
berbasiskan anggota yang heterogen
modul ini forum-forum yang melakukan
ini sering tidak bertahan lama, oleh
advokasi dekat dengan model forum
karenanya harus selalu ada bagian
jenis yang kedua ini.
dari kelompok ini yang memelihara
komunikasi dan hubungan satu
dengan lainnya. Meskipun demikian
tidak semua forum jenis ini bernasib
200
e) Advokasi Sebagai Gerakan Kolektif.
Didalam melakukan advokasi kedua jenis
sama. Ada juga misalnya Forum
kelompok di atas biasanya menggunakan
Cakru’an di Kota Probolinggo yang
metode dan tahapan yang nyaris sama.
diinisiasi oleh program LGSP USAID,
Hanya saja pada saat mengkomunikasikan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
gagasan kelompok yang homogen sering
• Aktif menyampaikan keluhan atas pelayanan
memasukkan metode aksi masa turun
yang kurang sesuai. Penyampaian keluhan
kejalan atau teatrikal untuk memperkuat
publik dapat dilakukan melalui beberapa
artikulasi tuntutan atau keluhan mereka
model. Pertama, melalui media dalam
terhadp satu persoalan yang tengah
bentuk surat pembaca dan sejenisnya;
diperjuangkan. Sementara kelompok
kedua mengkomunikasikan keluhan melalui
yang heterogen hampir dipastikan tidak
berbagai wadah yang lain, misalnya acara di
menggunakan metode pengerahan aksi
radio (talk live), memasukkan kartu ke dalam
masa semacam di atas. Justru di dalam
kotak saran, berdialog langsung dengan
forum tersebut berbagai persoalan
petugas atau pengambil keputusan di
didiskusikan dan dikompromikan untuk
dalam Unit Pelayanan dimaksud dan masih
dicarikan jalan keluarnya. Langkah dan jalan
banyak cara-cara lain untuk menyampaikan
keluar dibahas dan dirumuskan bersama.
keluhan.
• Terlibat didalam forum atau pertemuanpertemuan guna membahas mutu pelayanan
5. Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Peran kelompok masyarakat di dalam konteks
ini sangat beragam baik dari sisi posisi maupun
dalam konteks sebagai mitra kritis. Dari sisi
posisi masyarakat sebagai penerima layanan
namun sekaligus juga di satu sisi dapat
publik tertentu. Selain bentuk partisipasi
warga, terlibat dalam pertemuan juga
dapat memberi kesempatan kepada warga
suaranya didengar dan dipertimbangkan
dalam pembahasan.
• Mobilisasi komunitas untuk terlibat dalam
perumusan serta mendukung penerapan
standar pelayanan (SPP, SOP dan SPM).
o Mengembangkan forum orang tua
berperan sebagai pemberi dukungan agar
murid yang bertujuan untuk terlibat
layanan yang diterima oleh masyarakat luas
dalam proses tata kelola yang baik
dapat lebih optimal diterima. Sementara di sisi
di sekolah, misalnya terlibat dalam
lain, dapat mendesak penyedia layanan agar
pembahasan rencana kerja sekolah,
mutu pelayanan yang disampaikan lebih baik
rencana anggaran sekolah, mobilisasi
dan berkualitas.
dukungan orang tua murid bagi kegiatan
Beberapa ruang peran serta masyarakat di
dalam advokasi dan pengawasan yang dapat
mendorong peningkatan mutu pelayanan publik
berbasis standar pelayanan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
www.kinerja.or.id
tambahan, menginisiasi dukungan pihak
ketiga dalam penyediaan sarana belajar
mengajar.
o Mencari tahu keberadaan belajar
mengajar di sekolah, termasuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
201
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
mengidentifikasi komposisi guru dan
tiba saatnya harus menjalani persalinan,
latar belakang, serta kesesuaiannya
terutama keputusan persalinan akan
dalam bidang pengajaran.
dilakukan dimana dan oleh siapa.
o Menyepakati bersama orang tua murid
dan wali kelas untuk membangun
mekanisme komunikasi melalui
layanan pesan singkat (SMS) termasuk
menyalurkan keluhan.
o Mengaktifkan pertemuan reguler
kader kesehatan serta menginisiasi
penyepakatan berjalannya fungsi desa
siaga.
o Ikut membantu mendata ibu hamil
di lingkungan permukimannya
(RT atau dusun) dan memantau
perkembangannya.
o Bersama warga yang lain,
mengidentifikasi kepemilikan kendaraan
pada tingkat RT atau dusun, yang dapat
digunakan untuk pelayanan darurat
bumil maupun bulin.
o Mempertanyakan kepada nakes,
manakala layanan pemeriksaan yang
diberikan kepada bumil tidak sesuai
dengan SOP.
o Aktif menyebarkan informasi mengenai
hak bumil, bulin dan bufas dalam
mendapatkan layanan pemeriksanaan
di Puskesmas, baik dalam bentuk
penyampaian secara oral melalui
pertemuan kampung, ataupun
mendistribusikan fotokopi mengenai
informasi tersebut kepada bumil, bulin
dan juga bufas.
o Mendorong bapak/suami untuk selalu
Dorongan tersebut dapat dilakukan
melalui pertemuan informal kampung.
• Advokasi penerbitan kebijakan dan
peraturan dalam bidang standar pelayanan
o Bersedia terlibat sebagai responden
dalam survey IKM, Penanganan
Keluhan ataupun CRC.
o Berinisiatif untuk melibatkan diri sebagai
panitia pelaksana dalam berbagai
kegiatan survey untuk mendapatkan
bukti dalam pelaksanaan advokasi.
o Terlibat dalam pembahasan perumusan
maklumat pelayanan atau citizen
charter.
o Memberi masukan pada SOP yang
diterbitkan sekolah atau Puskesmas.
• Mendukung penerapan praktek baik dalam
SPP, SOP dan SPM.
o Ikut menyebarluaskan pemberitaan
di media mengenai „good practices“
pada puskesmas, sekolah, maupun
praktek-praktek oleh kepala sekolah,
guru, kepala dinas, kepala puskesmas
atau bidan-bidan desa. Penyebarluasan
dapat dilakukan seacara informal
pada pertemuan-pertemuan di
desa, kecamatan, lokakarya mini di
Puskesmas atau pertemuan orang tua
murid di sekolah.
meminta pertimbangan istri, manakala
202
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
o Menulis dan mempublikasikan kedalam
melakukan advokasi, maka media justru tidak
media sosial praktek sederhana
demikian. Media dengan berbagai peran yang
seorang nakes yang memberi
semuanya mengarah pada posisinya sebagai
kepuasan bagi pasien (bumil, bulin
lembaga profit, maka mau tidak mau memiliki
dan bufas), atau kebijakan kepala
banyak kepentingan yang mengarah pada
sekolah yang mendorong keterbukaan
meningkatnya oplag dan iklan yang diterima.
dan transparansi serta akuntabilitas
Oleh karenanya media dalam hal advokasi
(misalnya menempelkan laporan
hanya dapat mendukung kegiatan advokasi
pertanggungjawaban keuangan tidak
oleh masyarakat melalui langkah dan cara-
hanya pada papan pengumuman
cara yang nanti akan diuraikan dalam bagian
di sekolah, namun juga di papan
berikutnya. Sebelum ke isu dimaksud, ada
pengumuman yang ada di dusun, dukuh
baiknya penjelasan tentang media sendiri akan
bahkan kantor desa, menyampaikan
diuraikan. Dengan demikian diharapkan peserta
laporan pertanggungjawaban melalui
memahami pada situasi apa media dapat
radio komunitas, atau disiarkan secara
mendukung kegiatan advokasi dan pengawasan
streaming, dan sebagainya).
oleh masyarakat.
o Mengusulkan pemberian award
bulanan kepada nakes di puskesmas
berdasarkan pilihan pasien disertai apa
yang menyebabkan nakes dipilih oleh
pasien.
• Dan masih banyak lagi peran-peran
a) Kekuatan Media dan Perkembangannya
• Media sebagai pilar demokrasi ke
empat. Banyak pakar bersepakat media
memiliki peran sebagai pilar demokrasi
ke empat setelah masyarakat,
yang telah dilakukan baik oleh individu
pemerintah maupun parlemen. Ini
masyarakat maupun secara berkelompok
artinya, media telah ditempatkan
guna meningkatkan mutu pelayanan publik.
secara sungguh-sungguh untuk ikut
serta menegakkan demokrasi di dalam
suatu masyarakat sosial. Tentu saja
6. Dukungan Media untuk Advokasi dan Pengawasan
Media seperti digambarkan dalam uraian di
bawah ini memiliki entitas sendiri yang berbeda
dengan masyarakat. Jika masyarakat memiliki
sense dan kemampuan secara langsung untuk
www.kinerja.or.id
menempatkan posisi media sebagai pilar
keempat demokrasi tidak datang begitu
saja. Berbagai peran yang selama
ini dijalankan yakni sebagai watch
dog dan membangun transparansi
kerja masing-masing pelaku sehingga
membuat mereka dapat saling
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
203
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
mengkoreksi perilaku pihak-pihak
mencetak korannya, karena pamor
lainnya. Disisi lain, media juga berperan
media cetak semakin menurun dan
untuk membangun komunikasi antar
mulai tergantikan oleh media on-
pihak dengan mengedepankan aspek
line (media masa berbasis internet).
transparansi. Dengan posisi cukup
Meskipun di Indonesia belum sedrastis
strategis tersebut diyakini peran media
itu, namun kepopuleran media berbasis
dalam berbagai aspek kehidupan yang
internet sudah cukup mendominasi
menuju pada kondisi yang demokratis
publik. Sehingga kini hampir semua
memiliki kekuatan yang signifikan
media cetak di Indonesia memiliki media
untuk berkontribusi dalam mendorong
on-line dengan strategi pengembangan
terjadinya perubahan sosial.
konten yang berbeda-beda. Hanya saja
untuk daerah-daerah yang jangkauan
• Perkembangan media. Konstelasi
internetnya tidak selancar dan sebanyak
keberadaan media saat ini terus
di kota-kota besar, peran media cetak
berkembang sebagai konsekuensi
masih dominan. Namun demikian dapat
dari kemajuan teknologi informasi dan
dipastikan dengan kemajuan teknologi
komunikasi. Dari sisi media elektronik
dan akses internet yang semakin
dulu hanya dikenal adanya media
terbuka di daerah tidak lama lagi trend
tradisional (televisi dan radio) dan media
penggunaan media sosial dan media
modern (media berbasis internet),
berbasis internet di daerah-daerah
kini terminologi tersebut berkembang
remote akan meningkat.
menjadi sangat komprehensif seiring
dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Siaran
radio dan televisi melalui internet saat
ini sudah menjadi hal lumrah ditemui
dimana-mana. Di berbagai pelosok
penggunaan radio streaming sudah
bukan hal sulit lagi. Pada media cetak
hal yang sama juga terjadi. Bahkan di
belahan bumi barat sana, revolusi media
cetak mulai mengakhiri jamannya.
Beberapa media cetak beroplag besar
di Amerika dan Inggris misalnya harus
bersedia untuk berhenti produksi dan
204
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Enam sampai tujuh tahun terakhir ini
selain media masa berbasis on-line
mulai bertumbuhan, media sosial
juga secara perlahan telah juga
menjadi acuan publik untuk mengikuti
pemberitaan dan trend isu yang
berkembang. Dari sisi konten, media
arus utama tidak lagi sepenuhnya
mendominasi trend pemberitaan, karena
secara perlahan media sosial sudah
mulai mencuri perhatian publik sebagai
penyedia konten penyeimbang (balance
www.kinerja.or.id
content provider) dari yang disajikan
up informasi sehingga menghasilkan
oleh media-media arus utama.
noising (keriuhan). Dalam saat yang
Media arus utama kini tak lagi menjadi
sumber berita satu-satunya yang
diterima publik, media sosial kini
juga menjadi sumber berita, apalagi
jika kemudian menyajikan informasi
penyeimbang dari satu kejadian di
lokasi tertentu yang mana media arus
utama tidak memiliki cukup data dan
informasi. Berita dari media sosial
umumnya berasal dari para penulis
ataupun jurnalis warga, individu yang
peduli terhadap kondisi sosial sekitarnya
yang kemudian bergerak untuk
mengabarkan kepada publik kondisikondisi sebenarnya. Para blogger
ataupun jurnalis warga telah memberi
warna berbeda dari pemberitaan yang
selama ini muncul di media arus utama.
Tidak sekedar sebagai berita alternatif,
namun justru terkadang media sosial
memberikan informasi yang lebih akurat
dan berimbang sehingga publik menjadi
lebih terbantu dalam menyerap berita.
Dalam konteks yang berbeda,
perkembangan teknologi informasi
yang melahirkan berbagai jenis media
baru juga kini telah sering menjadi alat
untuk memperluas jangkauan berita
atau informasi. Twitter dan Facebook
dengan cara yang sederhana sudah
banyak menghasilkan upaya-upaya blow
www.kinerja.or.id
tidak terlalu lama informasi yang
menarik perhatian publik telah tersebar
kemana-mana. Dengan kata lain,
media jenis ini telah sering menemukan
keberhasilan dengan caranya sendiri
untuk melakukan advokasi atas kasuskasus tertentu. Masih belum hilang
ingatan publik atas kasus yang menimpa
Prita, ibu dua anak yang berseteru
dengan RS Omni Internasional di
Tangerang Jawa Barat setelah surat
elektroniknya yang ditujukan kepada
rekan-rekannya tersebar dan digunakan
untuk mendakwa balik dengan tuduhan
pencemaran nama baik. Kemudian
dengan dukungan publik luas
melalui akun facebook yang sengaja
dibuat „Koin untuk Prita“ berhasil
mempengaruhi opini publik untuk
mendesak pihak-pihak tertentu melihat
persoalan dengan lebih jernih. Desakan
publik melalui media sosial ini berhasil
mengubah pandangan penegak hukum.
Ini bukan kasus satu-satunya advokasi
melalui media sosial yang dianggap
berhasil. Setelah itu berturut-turut
didengar kasus Cicak vs Buaya, Kasus
pencuri sandal jepit dan sebagainya.
Untuk advokasi yang bersifat kolaboratif
antara pelaku-pelaku advokasi di sektor
pelayanan publik dengan pemanfaatan
media memang masih jarang dijumpai.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
205
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
Meskipun demikian hal itu bukanlah
semacam inilah yang disebutkan bahwa
tidak mungkin untuk dilakukan.
media berperan secara pasif dalam
mencari berita.
b) Advokasi melalui media
• Peran aktif dan pasif media. Media di
Di sisi lain, tidak sedikit juga jurnalis yang
bekerja secara maksimal untuk mengejar
dalam proses advokasi dapat berperan
berbagai berita melalui proses-proses yang
secara aktif maupun pasif. Namun
investigatif dan menghasilkan tingkat akurasi
sebelum pembahasan dilakukan,
pemberitaan yang tinggi dan mendalam.
marilah dilihat konteks media terutama
Umumnya jurnalis ini mendapatkan
bagi media yang beroperasi di
informasi melalui berbagai sumber dan
daerah-daerah (wilayah remote area).
kemudian melakukan investigasi terhadap
Konstelasi media di daerah sangat
informasi yang didapat. Untuk hal semacam
jauh berbeda dengan media yang
ini akurasi dan kedalaman berita jauh lebih
ada di wilayah-wilayah ibukota dan
baik ketimbang praktek yang dilakukan
perkotaan. Media yang beroperasi
secara pasif di atas. Jurnalis semacam ini
di Kabupaten/Kota yang jauh dari
telah menjalankan peran media secara aktif.
hiruk pikuk memiliki infrastuktur yang
sangat sederhana sekali. Misalnya saja
tidak ada kantor tempat para jurnalis
beroperasi, alat operasionalnyapun
terbatas, sumberdaya yang dimiliki
terbatas, sementara wilayah operasional
jurnalisnya sangat luas. Akibatnya, para
jurnalis ini hanya „menunggu“ rilis yang
didistribusikan oleh Pemerintah Daerah
atau undangan untuk menghadiri
seminar. Tidak heran jika berita yang
dikirimkan jurnalis di daerah umumnya
sama antara satu media dengan media
lainnya. Kurangnya pengalaman
jurnalistik di lapangan – terutama jurnalis
daerah -- mengakibatkan banyak jurnalis
kurang peka terhadap berbagai isu
sensitif yang ada di masyarakat. Kondisi
206
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
• Intervensi melalui konten (tulisan,
audio, video). „Tuntutan“ kerja jurnalistik
adalah menjalankan peran-peran
yang dijalankan secara aktif seperti
penjelasan di atas. Pada dasarnya
media melakukan intervensi terhadap
berbagai kasus adalah melalui konten
yang disajikan, baik berupa tulisan,
audio maupun audio video. Konten
inilah yang disajikan kepada dan
dicerna oleh publik. Konten inilah yang
mempengaruhi opini publik terhadap
satu kasus atau peristiwa. Jika jurnalis
menjalankan prakteknya secara pasif
bisa didapatkan yang didapatkan
publik adalah berita-berita seremonial
tanpa publik dapat mencerna lebih
www.kinerja.or.id
jauh apa dibalik rentetan konten yang
sosial untuk mengakses informasi.
disajikan. Sebaliknya dengan konten
Meskipun harus diakui rating tersebut
yang dalam disertai data dan informasi
belum tentu mewakili seluruh khalayak
yang akurat (hasil investigasi) maka
pengguna media sosial dan juga
publik telah diyakinkan oleh media ada
lapisan masyarakat Indonesia secara
sesuatu yang terjadi yang memerlukan
keseluruhan. Bagi kelompok marginal
respon publik. Media mempengaruhi
belum sepenuhnya menggunakan
publik melalui konten yang disajikan.
media sosial berbasis internet untuk
Semakin dalam dan akurat data, maka
mengakses informasi, demikian juga di
semakin memudahkan publik merespon,
sisi lain, publik yang berada di remote
meskipun respon hanya sebatas
area yang minim internet belum banyak
pengaruhnya di dalam beropini.
memanfaatkan media sosial tersebut.
• Intervensi melalui keragaman dan
konvergensi media. Akses merupakan
hal utama bagi pemirsa, pendengar
ataupun pembaca media. Semakin
mudah publik mengakses berita atau
informasi, maka semakin mudah bagi
mereka untuk segera mengambil
keputusan atas bacaannya, misalnya
untuk setuju atau tidak setuju, untuk
bertindak atau tidak bertindak, bahkan
jikapun hanya untuk menerima opini
yang terbangun atau tidak. Seperti
dalam uraian terdahulu, akses kepada
media saat ini semakin mudah.
Sekarang ini berbagai peristiwa dapat
sangat cepat diketahui publik, tidak
saja yang berasal dari media arus
utama seperti koran atau televisi,
namun juga melalui media sosial atau
media alternatif. Pengguna facebook
dan twitter di Indonesia menduduki 5
terbesar di dunia, yang mana hal ini
menunjukkan bahwa publik di Indonesia
sebagian sudah menggunakan media
www.kinerja.or.id
Seperti sudah dijelaskan keberagaman
tipologi media yang mampu berkonvergensi
ini telah banyak dimanfaatkan oleh
kelompok tertentu untuk mengangkat suarasuara publik guna melakukan advokasi atas
kasus-kasus yang menimpa orang perorang
atau kelompok tertentu. Dan, beberapa
kasus yang diangkat dan kemudian mencuri
perhatian media arus utama untuk kemudian
sampai ditelinga atau dihadapan pengambil
keputusan untuk kemudian ditindaklanjuti
dengan proses-proses mempengaruhi
pengambil keputusan. Media sendiri tidak
akan pernah bertindak sampai advokasi
bergulir, namun hanya bisa berkontribusi
dalam beberapa tahapan yang intinya
membantu meningkatkan kesadaran
publik untuk kemudian ikut berpartisipasi
(seperti kasus penggunaan facebook dan
twitter), secara terus menerus memelihara
momentum – melalui pengunduhan ke
media sosial – agar publik tetap mengingat
dan dimutakhirkan dengan proses yang
tengah berlangsung, serta berkontribusi
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
207
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
pada penggalian informasi-informasi yang
negatif kepada publik, misalnya
lebih dalam melalui jurnalis warga maupun
kematian ibu melahirkan di salah satu
profesional. Data dan informasi yang
puskesmas akibat minim fasilitas, atau
digali dan dipublikasi melalui media dapat
terjadi komplikasi melahirkan yang
mendukung bukti-bukti untuk memperkuat
tidak sempat tertolong karena jarak
isu yang hendak diadvokasi.
menuju Puskesmas cukup jauh dari
desanya. Atau, yang sering dijumpai di
7. Peran media mendorong
peningkatan mutu pelayanan publik
Media tidak dapat secara langsung mengambil
peran menjalankan advokasi atas perbaikan
kualitas pelayanan publik, namun – seperti telah
juga dijelaskan di bagian terdahulu – media
dapat mendukung langkah-langkah advokasi
yang dijalankan oleh kelompok masyarakat.
Beberapa peran yang dapat diambil oleh media
yakni:
kesulitan menuju sekolahnya, karena
harus menyeberang sungai tanpa
sarana jembatan yang memadai atau
jarak yang cukup jauh antara sekolah
dengan kampung dimana mereka
tinggal dan berbagai kasus lain yang
diangkat media. Jurnalis -- terutama
jurnalis di daerah -- lebih menyukai
pemberitaan dengan kategori hard
news yang tidak perlu terlalu dalam
informasinya. Bahkan kadang dengan
(a).Kategori Jurnalistik. Peran media di dalam
foto yang memperlihatkan situasi
perbaikan mutu pelayanan publik untuk
dimana anak-anak sedang berjuang
kategori ini umumnya tidak berhubungan
menyeberang jembatan rusak sudah
atau tidak ada campur tangan pihak luar
menyampaikan nilai berita yang tinggi.
(misalnya Pemerintah Daerah/SKPD/
Namun sekali lagi itu masih tergolong
Unit pelayanan tertentu atau misalnya
hard news yang tidak butuh pendalaman
juga permintaan dari pengguna layanan).
informasi. Dalam sudut yang berbeda,
Kategori ini umumnya murni dari naluri
media juga sering menampilkan kondisi
jurnalistik para jurnalis yang bekerja pada
salah satu sarana pelayanan publik
media tertentu.
dasar yang mengenaskan. Misalnya
• Pemberitaan mutu pelayanan publik.
Salah satu peran jurnalis dalam
peningkatan mutu layanan publik adalah
melalui pemberitaan yang ditayangkan
di media. Sebagian besar pemberitaan
media diawali dengan kasus-kasus
terkait mutu layanan yang berdampak
208
media belakangan ini murid-murid yang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
gedung dan bangku sebuah sekolah
dasar yang sangat mengkuatirkan.
Bangunannya tembok, tapi terlihat
sangat rapuh dan disana-sini sudah
terlihat seperti hendak ambruk. Dengan
bantuan wawancara dan observasi
ditampilkanlah sebuah tulisan fitur (yang
www.kinerja.or.id
bersifat soft news) yang menjelaskan
advetorial atau kasusnya sedang
panjang lebar kondisi bangunan
memanas, tetapi bagaimana menyajikan
tersebut.
kepada publik hal yang sebenarnya
Kedua jenis konten diatas umumnya
yang banyak mewarnai media cetak
dan on line. Hampir semua bermula
dari kasus atau kondisi yang kurang
terjadi, sehingga publik dapat menilai
mutu layanan seperti apa yang disajikan
pemerintah bagi publiknya.
• Dukungan jurnalis/pewarta warga
mengenakkan. Justru prestasi dan
untuk memotret mutu pelayanan
kehebatan sebuah fasilitas atau layanan
publik. Jurnalis warga umumnya
publik dasar kurang diangkat oleh
memiliki sense of social sensitivity yang
media. Beberapa jurnalis mengaku hal
tinggi, sehingga tidak jarang berita yang
itu sulit dilakukan, karena kurangnya
disampaikan benar-benar merupakan
data dan informasi serta ada kekuatiran
berita alternative yang memiliki nilai
terkesan seperti kolom promosi
jurnalistik yang tinggi. Hanya sayangnya
(advetorial). Dengan demikian bagi isu
banyak jurnalis warga masih belum
pelayanan publik, media seolah lebih
mampu mengemas dengan baik.
banyak memberitakan hal negatif terkait
Praktek penyampaian berita oleh jurnalis
layanan yang diberikan pemerintah.
warga biasanya diangkat melalui media-
Jurnalis sesungguhnya dapat berperan
lebih optimal dengan mengangkat
berbagai isu terkait mutu pelayanan
publik, baik yang bersifat negatif
(kekurangan) atau justru positif
(kelebihan-kelebihan bahkan kepuasan
publik). Jika menyampaikan kondisi
yang buruk, berarti media tengah
menjalankan fungsinya sebagai
watch dog, namun jikapun harus
menyampaikan hal-hal positif itu lebih
diperuntukkan penyampaian kepada
publik dan juga kepada unit layanan
sejenis bahwa ada prestasi yang
dicapai pelayanan publik tertentu dan
patut diapresiasi. Konteks yang hendak
didorong di dalam hal ini bukan soal
www.kinerja.or.id
media alternatif (media sosial, media
komunitas dan alternative lainnya).
Namun tidak jarang pula, kontenkonten yang berada di media alternatif
tersebut diangkat pula di media arus
utama (mainstream media), sehingga
publikasinya menjangkau publik lebih
luas. Hal ini terjadi karena selain media
mainstream membutuhkan dan tertarik
dengan berita tersebut, juga respon
publik (yang bisa mengakses berita
tersebut) biasanya juga tinggi (banyak
yang merespon). Salah satu indicator
suksesnya tulisan atau berita yang
dibuat oleh jurnalis warga jika direspon
oleh banyak pembaca atau masuk
dalam berita di media mainstream.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
209
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
(b). Kategori non-jurnalistik. Kategori ini
bukan merupakan berita atau konten
yang diproduksi oleh jurnalis. Konten
dikembangkan melalui proses-proses
yang terkadang melibatkan kepentingankepentingan non-media, misalnya
kepentingan advokasi, promosi/kampanye
dan sebagainya.
• Media sebagai pendistribusi
210
pendistribusi informasi publik (bagi
sektor pelayanan publik).
• Media sebagai Pendukung
Transparansi Informasi. Setelah
diberlakukannya UU Keterbukaan
Informasi Publik No 14 Tahun 2008,
Pemerintah Daerah memiliki kewajiban
menyampaikan berbagai informasi
publik baik secara aktif maupun
informasi. Media sering mendapat
pasif. Media merupakan salah satu
„tugas“ untuk menyampaikan informasi,
alternative yang dapat digunakan untuk
pengumuman, ataupun pernyataan
mempublikasikan data dan informasi
pejabat. Bentuknya bisa macam-
terkait informasi publik. Hanya saja yang
macam, ada yang disampaikan dalam
masih disayangkan adalah hingga saat
bentuk „berita titipan“, advetorial, hasil
ini institusionalisasi di tingkat daerah
wawancara, jawaban atas pertanyaan
melalui pembentukan PPID (Pejabat
publik dalam surat pembaca misalnya
Pengelola Informasi dan Dokumentasi)
dan lain sebagainya. Bentuk lain yang
yang ada di Kabupaten/Kota maupun
biasanya disampaikan melalui media
SKPD dan UPTD belum banyak
adalah yang sering disebut iklan layanan
dijalankan. Praktek publikasi informasi
masyarakat (ILM), umumnya berisi
publik melalui mediapun masih sangat
himbauan tentang satu hal misalnya
terbatas. Umumnya yang baru dilakukan
kampanye anti korupsi, kesiapan unit
antara lain, undangan kepada publik
layanan dalam memberikan mutu
untuk mengkritisi dokumen Negara (draf
pelayanan yang lebih baik, penyampaian
Raperda, Dokumen yang dibahas oleh
informasi perkembangan perbaikan
DPRD dan sebagainya). Pemerintah
mutu layanan publik dan berbagai jenis
Daerah/SKPD masih sangat jarang
lainnya. Dalam surat pembaca misalnya
menyampaikan kepada media hal-hal
jika ada seorang pembaca menanyakan
yang harus dipublikasikan – kecuali rilis
melalui media bagaimana prosedur
tentang suatu kegiatan atau kunjungan
untuk mendapatkan Jamkesmas
resmi pejabat – selain persoalan
(jaminan kesehatan masyarakat), maka
sensitifitas terhadap pentingnya
kemudian perwakilan dinas Kesehatan
mempublikasikan informasi publik,
menjelaskan melalui jawaban surat
juga soal pembiayaan yang terbatas.
pembaca tersebut. Nah, dalam hal ini
Tidak jarang media memungut bayaran
media menjalankan peran sebagai
-- sebagaimana layaknya pemasangan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
iklan -- jika Pemerintah Daerah hendak
pengalamannya mengakses layanan publik
mempublikasikan sesuatu.
tersebut.
• Sebagai Wadah bagi Pengaduan
(c).Konvergensi Media. Orang saat
Masyarakat. Praktek semacam ini
ini semakin sering menyebut kata
hampir terdapat di semua jenis media,
“konvergensi”. Kata ini umumnya digunakan
bentuk sederhananya berupa surat
untuk merujuk ke berbagai proses dengan
pembaca dimana interaksi dilakukan,
menggunakan alat-alat yang berbeda yang
langsung antara publik (penyampai
dihubungkan untuk mengarah pada satu
keluhan) kepada penyedia layanan.
tujuan atau satu keluaran. Konvergensi
Media menyediakan kolom atau
juga mengandung makna adanya
program seperti ini biasanya regular
penggabungan atau kombinasi.Dengan
(setiap hari, minggu atau waktu-waktu
demikian konvergensi media dapat diartikan
tertentu). Praktek dalam bentuk lain,
penggabungan atau menyatunya saluran-
bisa melalui polling yang dilakukan oleh
saluran (outlet, channel/kanal) komunikasi
media terhadap satu isu/kasus tertentu.
seperti media cetak, radio, televisi, internet,
Namun kegiatan media semacam ini
bersama dengan teknologi-teknologi
umumnya bersifat isidentil.
portabel dan interaktifnya, melalui berbagai
platform presentasi digital. Internet dan
Dengan berkembangnya teknologi, model
digitalisasi merupakan kata kunci terjadinya
pengaduan yang dikembangkan oleh media
konvergensi media.
mainstream kini tak hanya dalam bentuk
Konvergensi media sangat terkait dengan
surat pembaca, tetapi media cetak misalnya
sudah mencantumkan nomor telepon selular
keberadaan media social juga.Media
yang bisa digunakan mengeluhkan atau
sosial merupakan bagian dari media
menyampaikan komplain melalui layanan
alternative yang umumnya digerakkan
pesan singkat. Publik dimudahkan, dan
karena adanya akses dan jaringan
media mendapat informasi/keluhan yang
internet.
semakin banyak. Ada pula yang kemudian
meminta pembaca merespon isu tertentu
yang disampaikan dan publik merespon isu
yang sama. Model penanganan komplain
semacam ini juga digunakan oleh media
radio ataupun televisi.Biasanya dengan
model interaktif menggunakan telepon,
publik atau pemirsa bisa menyampaikan
keluhan atau opini berdasarkan
www.kinerja.or.id
Media sosial adalah media online (berbasis
internet)dimana para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi,
dan menciptakan konten.Media sosial
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual.Blog, jejaring sosial dan
wiki merupakan bentuk media sosial yang
paling umum digunakan oleh masyarakat di
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
211
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
seluruh dunia.Andreas Kaplan dan Michael
tertentu, sehingga bisa jadi akan membuat
Haenlein(2010) mendefinisikan media sosial
orang atau suku lain tidak tertarik dan
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis
tidak bersedia memperluas/berbagi konten
internet yang membangun di atas dasar
ke dalam media social yang digunakan.
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
Jika seorang pemilik akun media social
memungkinkan penciptaan dan pertukaran
menganggap satu isu/konten yang
user-generated content”.Ciri-ciri media
menghampirinya tidaklah menarik dan layak
social antara lain (Gamble, Teri and Michael.
dibagi kepada pemilik akun media social
Communication works. Seventh edition,
lain, maka otomatis penjelajahan konten
2010):
melalui media sosial akan berhenti sampai
disana.
o Pesan yang di sampaikan tidak hanya
untuk satu orang saja namun bisa
keberbagai banyak orang contohnya
menggunakan media social ini sudah
pesan melalui SMS ataupun internet
banyak terjadi di Indonesia.Dalam uraian
o Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa
terdahulu sudah disebutkan, misalnya
harus melalui suatu Gatekeeper
kasus Koin Prita, atau kasus Cicak versus
o Pesan yang di sampaikan cenderung
Buaya, atau juga kasus maling sandal
lebih cepat di banding media lainnya
jepit dan masih banyak lainnya.Itu semua
o Penerima pesan yang menentukan
adalah kerja-kerja seperti yang dijelaskan
waktu interaksi
Praktek-praktek konvergensi dengan
di atas, baik yang sengaja dilakukan untuk
memperluas jangkauan pengakses isu/
Melalui konvergensi media diantaranya
konten maupun yang berasal dari pemilik
dengan menggunakan media social, isu/
akun media social yang terdorong karena
konten dapat dibagi keberbagai platform
persoalan solidaritas, kemanusiaan, dan
media yang ada, bahkan tidak saja dengan
ikatan-ikatan social lainnya.
media yang ada disatu region tertentu
namun bisa menembus batas-batas wilayah
Praktek konvergensi media ini dapat terjadi
administrasi.Isu yang sudah berkembang
begitu saja tanpa direncanakan – semudah
di media social, tidak lagi menjadi isu
orang yang merasa tertarik untuk mengambil
bagi wilayah tertentu saja, namun sudah
konten dan membaginya kepada orang lain
menjadi isu bersama yang bahkan keluar
melalui akun masing-masing – dan ada
batas-batas Negara.Yang membatasi isu
yang direncanakan melalui strategi-strategi
berkembang adalah penggunaan bahasa,
tertentu, sehingga perluasan konten benar-
jaringan media social serta minat pemilik
benar terjadi dan singgah diakun-akun yang
akun terhadap isu tertentu. Bahasa daerah
memang dikehendaki oleh pelaksananya.
tertentu tentu hanya dipahami oleh suku
212
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Saat ini seorang campaigner yang bertugas
kegiatan advokasi secara lebih optimal, yakni
untuk mempromosikan produk tertentu
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
juga sudah memanfaatkan media social
dan melakukan konvergensi media untuk
memperluas jangkauan pemasaran
sosialnya. Dengan menggunakan strategistrategi tertentu hal ini dapat terjadi,
misalnya bagaimana membuat pemilik akun
diwilayah kota Makasar atau Tangerang
akan menerima informasi/konten yang
akan dipromosikan/disebarluaskan. Cara
lain adalah dengan membuat akun grup
tertentu dan mengundang pemilik akun
tertentu untuk masuk menjadi anggota,
serta cara-cara lain. Proses konvergensi
yang direncanakan menghendaki konten
mampir di akun seseorang/kelompok orang
tertentu dan berharap akan direspon oleh
mereka, sehingga terjadilah interaksi.
Strategi yang dikembangkan agar pihakpihak tersebut merespon konten tersebut
adalah strategi pengembangan konten itu
sendiri.Bagaimana konten dikembangkan
dan membuat orang tertarik untuk merespon
(misalnya jika di akun facebook dengan
menekan fitur “like” atau “suka”).
(a).Tim advokasi perlu melakukan assessment
terhadap berbagai jenis media yang
aksesibel di wilayah tersebut serta
merumuskan strategi pengunaan media
yang seperti apa yang hendak dijalankan.
Assessment diperlukan untuk menganalisis
media dan jenis media yang paling tepat
untuk dijadikan partner di dalam advokasi.
Misalnya pilihan atas media mainstream
yang hendak dijadikan partner di dalam
advokasi serta penggunaan media-media
alternative lainnya, termasuk bagaimana
melakukan kolaborasi dengan jurnalis warga
ataupun blogger. Dalam banyak hal praktek
“kerjasama” antara media/pelaku media
dengan oknum pemerintah daerah untuk
mengangkat isu tertentu dengan imbalan
sejumlah uang bagi jurnalis atau editornya
banyak terjadi, terutama bagi media-media
di daerah. Pola-pola semacam ini juga perlu
diassess oleh tim advokasi,sehingga tidak
keliru dalam memilih partner.
(b).Tim advokasi memberikan insentif berupa
pemahaman akan isu yang tengah
8. Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media
Dukungan dari media tidak dapat datang
begitu saja dengan serta merta media bersedia
mendukung advokasi maupun pengawasan.
Hal ini terutama bagi media-media mainstream.
Untuk itu diperlukan berbagai macam upaya
agar media mainstream bersedia mendukung
www.kinerja.or.id
diadvokasi kepada jurnalis maupun editor
media. Hal ini merupakan langkah awal
yang perlu dilakukan agar jurnalis dan editor
tidak keliru mengangkat angle maupun isu
yang tengah diadvokasi serta kedalaman
konten berita agar dapat mempengaruhi
opini publik dapat diwujudkan.Penguatan
materi pemahaman tersebut dapat berupa
pelatihan atau diskusi atau dengan model
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
213
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
mentoring yang melibatkan jurnalis media
Dalam tabel di bawah ini diuraikan siapa
mainstream. Jurnalis dan editor perlu
actor pada masing-masing cakupan
mendapat pemahaman tidak saja pada soal
kegiatan advokasi. Aktor dan isu penting
isu yang diangkat, namun juga bagaimana
dalam cakupan dapat digunakan sebagai
advokasi dilaksanakan. Advokasi di dalam
panduan bagi jurnalis untuk mendapatkan
hal perencanaan program, penganggaran
data dan informasi dan arahan focus yang
sampai dengan monitoring dan evaluasinya.
hendak disasar.
Tabel Aktor dan Cakupan Advokasi
1
Perencanaan
Kepala Unit Pelayanan,
Kepala Dinas/SKPD,
Sekretaris DInas, Kabid
Perencanaan Dinas/SKPD,
Staf Perencanaan BAPPEDA
1.Apakah perencanaan sudah memasukkan
target SPM sebagai basis?
2.Apakah perencanaan juga sudah
mengakomodasi usulan perbaikan mutu
pelayanan?
3.Apakah masyarakat/penerima layanan juga
mendapat peran untuk mengusulkan rencana
perbaikan mutu pelayanan kedalam program
SKPD?
2
3
214
Penganggaran
Pelaksanaan
Kegiatan/
Perbaikan Mutu
Pelayanan
Kepala Unit Pelayanan,
Kepala Dinas/SKPD,
Sekretaris DInas, Staf
Bagian Penganggaran/
Keuangan dinas/SKPD,
Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah, Badan Anggaran
DPRD
1.Apakah anggaran (RKA) sudah memasukkan
kegiatan/penyediaan fasilitas guna mencapai
SPM sektor? JIka ya dalam hal apa saja?
Kepala Unit Pelayanan,
Kepala Dinas/SKPD,
Sekretaris DInas, Kabid
Program Dinas/SKPD, Staf
UPTD dinas/SKPD,
1.Apakah program yang dijalankan sekarang
termasuk untuk mencapai target pencapaian
SPM? Jika ya, pada proyek atau kegiatan apa
saja?
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
2.Apakah anggaran sudah mengakomodasi
usulan perbaikan sarana/pelayanan untuk
pencapaian SPM maupun SPP?
2.Apakah program/kegiatan dimaksud juga
mengakomodasi usulan perbaikan mutu
pelayanan dari masyarakat?
www.kinerja.or.id
4
Monitoring dan
Evaluasi
Kepala Unit Pelayanan,
Kepala Dinas/SKPD, Kabid
Program/Kasubdin isu terkait,
Komisi terkait di DPRD
1. Apakah terjadi peningkatan capaian SPM
seperti yang direncanakan? Pada hal apa saja
jika hal tersebut terjadi?
2. Apakah kualitas pelayanan sudah memenuhi
unsur standard pelayanan yang ditetapkan?
3. langkah apa saja yang diambil nara sumber
jika didapati ada recana pencapaian yang tidak
dijalankan?
(c).Tim advokasi melakukan kunjungan kepada
redaktur/editor dan tim redaksi untuk
melakukan lobby agar media dimaksud
bersedia memberi ruang/kolom ataupun
program (radio maupun televisi) bagi
konten-konten terkait advokasi yang tengah
dan akan dilakukan. Lobby sebaiknya
dengan mengetengahkan keuntungan
bersama jika media ikut mendukung
advokasi yang tengah dijalankan.
ALAT BANTU
1. Alat bantu Matrik 6.1.
2. Alat bantu Matrik 6.2.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
215
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
BAHAN PRESENTASI
6
P eran s erta Mas y arak at d an
d u k u n g an Med ia d alam
A d v o k as i d an P en g awas an
P erb aik an Mu tu
P elay an an P u b lik
Mate ri bab ini me nguraikan te ntang pe ran apa yang dapat
dilakukan ole h mas yarakat dalam advokas i dan
pe ngawas an s e rta inte rve ns i me dia s e pe rti apa yang dapat
dilakukan untuk me ndukung pe ningkatan mutu pe layanan
publik..
IS I MA T E R I
• T ujuan P embelajaran Umum
• T ujuan P embelajaran K hus us
• P okok B ahas an
216
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
T U J U A N P E MB E L A J A R A N
•
•
U MU M
–
D eng a n
mempela ja ri
modul
ini,
pes erta
diha ra pka n
menda pa t
g a mba ra n meng ena i a dvoka s i da n peng a wa s a n untuk mening ka tka n
mutu pela ya na n publik.
–
B era g a m pera n ya ng dija la nka n ma s ya ra ka t s erta bera g a m dukung a n
media da pa t memperka ya wa wa s a n pes erta
K H US US
–
Mening ka tka n pema ha ma n tenta ng a dvoka s i da n peng a wa s a n ya ng
ditujuka n untuk mening ka tka n mutu pela ya na n publik
–
Mempela ja ri berba g a i pera n ma s ya ra ka t di da la m a dvoka s i da n
peng a wa s a n untuk pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is
s ta nda r pela ya na n.
–
Mempela ja ri berba g a i dukung a n mela lui media dida la m pela ks a na a n
a dvoka s i da n peng a wa s a n pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is
s ta nda r pela ya na n.
P OK OK B AHAS AN
1. A pa dan mengapa advokas i diperlukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan?
2. A pa dan mengapa pengawas an diperlukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan?
3. K erag aman advokas i oleh mas yarakat
4. Membang un kekuatan kelompok mas yarakat
5. P eran kelompok mas yarakat dalam peningkatan mutu pelayanan
publik
6. D ukungan media untuk advokas i dan pengawas an
7. P eran media mendorong peningkatan mutu pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
217
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
1. A R T I P E NT ING A D V O K A S I
A d v o k as i a da la h pembela a n, s okong a n a ta u ba ntua n terha da p s es eora ng
a ta u s ekelompok ora ng ya ng mempunya i perma s a la ha n. Is tila h la in, a dvoka s i
a da la h us a ha untuk mempeng a ruhi kebija ka n publik mela lui berma c a mma c a m bentuk komunika s i pers ua s if.
A d v o k as i
da pa t pula dia rtika n s eba g a i upa ya pendeka ta n terha da p ora ng
a ta u kelompok tertentu ya ng dia ng g a p mempunya i peng a ruh terha da p
keberha s ila n s ua tu tujua n, prog ra m a ta u peruba ha n da ri s ua tu kondis i s os ia l
tertentu
A d v o k as i diperluka n s a a t terja di ketida kberes a n a ta u ma s a la h – s eperti
ketida ka dila n, ketida ks es ua ia n, kebia s a a n tertentu ya ng dia ng g a p kura ng
s es ua i deng a n nila i-nila i univers a l, kondis i ya ng merug ika n s eba g ia n bes a r
ma s ya ra ka t da n ha nya meng untung ka n bebera pa g elintir ora ng s a ja da n
berba g a i kondis i la in ya ng tida k s es ua i -- da la m konteks kebija ka n,
pela ks a na a n kebija ka n ma upun ha l-ha l la in terka it deng a n ha rka t hidup ora ng
ba nya k.
1. A R T I P E NT ING A D VO K A S I
T UJ UA N UMUM A D VO K A S I
1.
2.
3.
4.
U ntuk membang un komitmen politik (P olitic al c ommitment).
D ukung an kebijakan (P olic y s upport).
P enerimaan s os ial (S oc ial ac c eptanc e).
D ukung an s is tem (S upport S ys tem).
T E K NIK A D VO K A S I
218
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1. A R T I P E NT ING A DVO K A S I
8 UNS UR DA L A M A DVOK A S I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
P enetapan T ujuan Advokas i
P emanfaatan D ata dan R is et untuk Advokas i
Identifikas i K halayak S as aran
P engembangan dan P enyampaian P es an Advokas i
Membangun K oalis i
Membuat P res entas i yang P ers uas if
P enggalangan D ana untuk Advokas i
E valuas i Upaya Advokas i
1. A R T I P E NT ING A DVO K A S I
5 P E NDE K A T A N DA L A M A DVO K A S I
1.
2.
3.
4.
5.
www.kinerja.or.id
Melibatkan para P emimpin
B ekerja dengan Media
Membangun K emitraan
Memobilis as i Mas a
Membangun K apas itas
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
219
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
1. A R T I P E NT ING P E NG A WA S A N
P en g awas an da la m terjema ha n beba s nya a da la h pros es ya ng
terdiri da ri s a tu a ta u bebera pa la ng ka h da n ta ha pa n ya ng bertujua n
memperha tika n s ika p, pros es /pela ks a na a n, ha s il da ri s a tu keg ia ta n
tertentu ya ng tela h direnc a na ka n s ebelumnya .
D a la m ma na jemen, p en g awas an merupa ka n s a la h s a tu s iklus ya ng
penting untuk mema s tika n a pa ya ng s uda h direnc a na ka n da n
dila ks a na ka n s es ua i deng a n ha ra pa n. K elua ra n da ri peng a wa s a n
umumnya a da la h rekomenda s i perba ika n a ta u la pora n ya ng
menjela s ka n kes es ua ia n a nta ra renc a na da n pela ks a na a n
P en g awas an
dima ks ud a da la h peng a wa s a n ya ng dija la nka n pa da
pela ks a na a n perba ika n da n pening ka ta n kua lita s la ya na n s etela h dida la m
a dvoka s i terc a pa i kes epa ka ta n, mis a lnya kes epa ka ta n a ta s perba ika n mutu
pela ya na n ya ng s uda h dis epa ka ti ba ik oleh penyedia la ya na n (pemerinta h)
ma upun ya ng s uda h menja di komitmen neg a ra (unit pela ya na n) da la m
pela ks a na a n s ta nda r pela ya na n minima l.
1. A R T I P E NT ING P E NG A WA S A N
T UJ UA N UMUM P E NG A WA S A N
1. U ntuk mema s tika n berja la nnya butir-butir penting ya ng s uda h menja di
komitmen unit pela ya na n/peng a mbil keputus a n untuk memperba iki mutu
pela ya na n pubik
2. U ntuk meliha t kema jua n ya ng
dis epa ka ti da la m a dvoka s i.
s uda h
dic a pa i
da ri
a pa
ya ng
s uda h
3. U ntuk meliha t komitmen pa ra piha k terka it ya ng bers epa ka t untuk
berkontribus i memperba iki mutu pela ya na n publik ya ng teng a h dia dvoka s i.
P O S IS I K E R J A P E NG A WA S A N
v
Kesepakatan
perbaikan
layanan
(maklumat
layanan)
Proses
Advokasi
220
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
san
Hasil
Pengawasan
atas
kesepakatan
Pelaksanaan
Perbaikan dan
Pengawasan
www.kinerja.or.id
1. A R T I P E NT ING P E NG A WA S A N
T E K NIK P E NG A WA S A N
1.
2.
3.
4.
L oka ka rya /F G D
A s s es s ment da n O bs erva s i
P ema nfa a ta n Media
Memba ng un K omitmen K emba li
6 UNS UR D A L A M P E NG A WA S A N
1. A R T I P E NT ING A DVO K A S I
4 P E NDE K A T A N DA L A M P E NG A WA S A N
1. Melibatkan para pemimpin
2. B ekerja dengan media
3. Membangun kemitraan
4. Membangun kapas itas .
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
221
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
3. K E R A G A MA N A DVOK A S I O L E H
MA S Y A R A K A T
1. Advokas i untuk P erubahan K ebijakan.
2. Advokas i untuk P erubahan P erilaku dalam Mas yarakat.
3. Advokas i untuk Melawan K etidakadilan.
4 . ME MB A NG UN K E K UA T A N S E C A R A K O L E K T IF
1. Membangun K ekuatan K olektif s ecara B erkelompok
2. T ipologi K elompok Mas yarakat
a. H omogen
b. H eterogen
3. Advokas i s ebagai G erakan K olektif
222
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5 . P E R A N MA S Y A R A K A T D A L A M P E NING K A T A N
MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
1.
2.
3.
4.
5.
A ktif menya mpa ika n keluha n a ta s pela ya na n ya ng
bermutu renda h
T erliba t da la m berba g a i F orum untuk memba ha s Mutu
P ela ya na n P ublik
Mobilis a s i K omunita s untuk Mendukung P enera pa n
S ta nda r P ela ya na n
A dvoka s i da la m ra ng ka P enerbita n K ebija ka n da n
P era tura n bida ng S ta nda r P ela ya na n
Mendukung penera pa n “P ra ktek Y a ng B a ik” da la m
S ta nda r P ela ya na n
6 . D UK UNG A N ME D IA UNT UK A D VO K A S I D A N
P E NG A WA S A N
1.
2.
www.kinerja.or.id
K ekuatan media dan perkembang annya
a. Media s ebag ai pilar demokras i ke empat. D eng an perannya
s ebag ai watc h dog dapat mendorong peneg akan prins ipprins ip good governanc e.
b. P erkembang an media. P erkembang an T IK mempeng aruhi
perilaku media, munculnya media berbas is internet meng g es er
media tradis ional.
A dvokas i melalui media
a. P eran aktif dan pas if media
b. Intervens i melalui konten
c. Intervens i melalui kerag aman dan konverg ens i media
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
223
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam
Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
7. P E R A N ME D IA UNT UK ME ND O R O NG P E NING K A T A N
MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
1.
2.
3.
224
K ateg ori J urnalis tik
a.
P emberitaan tentang mutu pelay anan publik . J urnalis melaporkan kondis i
pelayanan publik, a tau kas us yang menimpa publik akibat pelayanan buruk
ds bnya.
b.
D ukung an jurnalis warg a untuk memotret kondis i pelay anan publik.
T ulis an jurnalis tik peng alaman warg a/diri s endiri dalam berintera ks i deng an
unit pelayanan
K ateg ori Non-J urnalis tik
a.
Media s ebag ai pendis tribus i informas i. Mis al: advetorial, berita “titipan”,
berita dari s iaran pers , hak jawab dari komplain mas yarakat, wawanc ara
khus us ds bnya.
b.
Media s ebag ai pendukung trans parans i informas i. Mis al: P ublikas i data ,
informas i meng enai berbag ai peraturan, laporan & keg iatan pemerintah,
ds bnya.
c.
S ebag ai wadah bag i peng aduan mas y arakat. S urat pembac a, talklive untuk
is u tertentu, ds bnya.
K onv erg ens i Media
B erinteraks i dan berbag i s erta dikelola melalui media s os ial dan media tradis ional.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Teknik dan Strategi
Penggunaan Media bagi
Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik
7
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
225
PENGANTAR
BAB 7
Teknik dan
Strategi
Penggunaan
Media bagi
Advokasi dan
Pengawasan
Mutu Pelayanan
Publik
Dalam
modul ini
dikembangkan
materi mengenai
elaborasi berbagai
isu standar
pelayanan
.......
Media diyakini memiliki kekuatan yang ampuh untuk
membangun opini publik dan semenjak jaman dulu
selalu dianggap memiliki fungsi sebagai „watch dog“.
Kedua hal tersebut sudah dibuktikan bersama-sama
Dengan fakta tersebut bolehlah publik berharap
bahwa media dapat memberi dukungan bagi proses
perubahan di negeri ini, termasuk di dalam sektor
pelayanan publik. Bagaimana efektivitas media
untuk dapat mendukung perbaikan mutu layanan
publik? Dalam modul ini dikembangkan materi
mengenai elaborasi berbagai isu standar pelayanan
dalam pelayanan publik agar mudah dipahami oleh
pelaku media, sasaran dan fokus advokasi sehingga
memberikan gambaran kepada pelaku media, teknis
produksi dan strategi media untuk mendorong
efektivitas konten dan kerja media didalam
mendukung advokasi dan pengawasan.terkait hal
tersebut.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Melalui materi yang disajikan di dalam modul ini
peserta diharapkan dapat memahami berbagai
dukungan media baik dari sisi strategi maupun
teknis produksi guna peningkatan mutu pelayanan
publik berbasis standar pelayanan. Disamping
itu, peserta diharapkan juga mampu memberikan
226
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
asistensi teknis terkait hal-hal di atas kepada pelaku
media guna mendukung advokasi dan
media, baik jurnalis warga maupun jurnalis media
pengawasan peningkatan mutu pelayanan
arus utama.
publik berbasis standar pelayanan.
6. Faktor penghambat dan pendukung dukungan
media bagi pelaksanaan advokasi dan
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
pengawasan peningkatan mutu pelayanan
publik
1. Peserta mampu mengangkat berbagai isu
standar pelayanan kedalam produksi media
guna mendorong peningkatan mutu pelayanan
METODE, ALAT
BANTU DAN BAHAN
publik.
2. Peserta memahami sasaran dan fokus
advokasi dan pengawasan, sehingga dapat
memperkirakan konten yang harus diproduksi
3. Peserta mampu mengembangkan strategi
1.Metode
penggunaan media, memproduksi konten
•
Tutorial.
pelayanan publik lebih baikserta memanfaatkan
•
Curah pendapat.
opsi pilihan media yang digunakan di dalam
•
Diskusi kelompok
mendukung advokasi dan pengawasan.
•
Bermain Peran
4. Peserta mampu memberikan asistensi bagi
pelaku media guna mendukung advokasi dan
2. Alat Bantu
a)Flipchart.
pengawasan peningkatan mutu pelayanan
b) Kertas plano dan spidol
publik.
c) LCD Projector dan Komputer
3.Bahan
POKOK BAHASAN
Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
digital yang berisi presentasi slide-slide dengan
menggunakan software presentasi.
1. Advokasi dan Pengawasan oleh Media
2. Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal
WAKTU
3. Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi
peningkatan mutu pelayanan publik kedalam
produksi media
4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan
4 X 45 menit
peningkatan mutu pelayanan publik
5. Teknik produksi konten dan strategi penggunaan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
227
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
PROSES FASILITASI
Pengantar
(5 menit)
Bermain Peran
(60 menit)
Penyampaian teknik produksi
dan strategi penggunaan media
guna mendukung advokasi dan
Pengawasan
(45 menit)
Tanya Jawab dan
Klarifikasi
(20 menit)
Diskusi dan presentasi
kelompok kerja produksi dan
penggunaan media
(65 menit)
Pengantar diskusi
kelompok I
(5 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
3. Tanya jawab. Sesi ini dilaksanakan selama 20
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
menyampaikan hal penting terkait isu Kinerja
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
dan penerapan Standar Pelayanan di dalamnya.
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
narasumber menyajikan materi mengenai
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
elaborasi berbagai isu standar pelayanan dalam
membagi secara adil peserta-peserta yang
pelayanan public agar mudah dipahami oleh
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
pelaku media, sasaran dan focus advokasi
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
sehingga memberikan gambaran kepada pelaku
secara singkat namun jelas dan diketahui
media, teknis produksi dan strategi media untuk
maksudnya.
mendorong efektivitas konten dan kerja media
didalam mendukung advokasi dan pengawasan.
Penyajian dilakukan dalam power point yang
4. Diskusi kelompok. Fasilitator menyampaikan
pengantar hal-hal sebagai berikut:
juga didukung dengan naratif selama 45 menit.
228
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
•
Fasilitator menyampaikan tugas kelompok
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
yang harus diselesaikan melalui diskusi
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
kelompok. Jumlah kelompok minimum
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
3 kelompok dengan pembagian tuga
kelompok menyampaikan hasil maksimal
smashing-masing adalah sebagai berikut:
5 menit setiap kelompok dan dilanjutkan
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
(a).Kelompok 1 menyusun TOR peliputan
disampaikan masing-masing kelompok.
berdasarkan informasi yang disediakan
Fasilitator memandu proses diskusi dan
dalam alat bantu 7.1.
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
(b).Kelompok 2 menyusun fitur untuk
diskusi yang dapat digunakan sebagai
mengangkat good practices pelayanan
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
public berdasarkan alat bantu 7.2.
(c).Kelompok 3 menyusun siaran pers
berdasarkan alat bantu 7.3
•
5. Bermain Peran. Fasilitator meminta
sukarelawan peserta sebanyak 2 kelompok
(masing-masing kelompok berjumlah 3
Pembagian waktu dalam diskusi adalah
– 4 orang) untuk bermain peran. Masing-
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
masing kelompok diminta untuk mempelajari
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
scenario peran yang hendak dimainkan.
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
Pembagian peran dalam masing-masing
dan mencatat. 50 menit selanjutnya
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
serta penulisan dan sisanya 30 menit
kelompok adalah sebagai berikut:
•
belakang seorang pekerja LSM yang
kembali ke sesi pleno untuk membahas hasil
berpendidikan sarjana kesehatan
diskusi masing-masing kelompok.
•
masyarakat/pendidikan/social politik.
Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
Selama ini yang bersangkutan kritis
plano dan sepidol untuk menyusun hasil
terhadap berbagai kebijakan pemerintah
diskusi.
•
daerah terutama dalam bidang pelayanan
Fasilitator mengatur pembagian kelompok
public. Jurnalis warga tersebut telah
sedemikian rupa sehingga masing-masing
menerima peningkatan kapasitas terkait
kelompok beranggotakan 3 sampai
kemampuan teknis jurnalistik dan menulis
maksimum 5 peserta.
•
serta pemahaman akan isu yang hendak
Selama diskusi kelompok berlangsung,
fasilitator memastikan diskusi pada
masing-masing kelompok berjalan dan
setiap anggota kelompok terlibat dalam
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
www.kinerja.or.id
Jurnalis warga. Jurnalis warga berlatar
diadvokasi.
•
Jurnalis media local. Jurnalis ini telah
bekerja lebih dari enam tahun di sebuah
media cetak local. Latar belakang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
229
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
pendidikan adalah jurusan komunikasi
media cetak mereka tengah bekerjasama
sebuah perguruan tinggi swasta di ibukota
dengan hampir semua Kabupaten/Kota.
provinsi. Dia bekerja di daerah sudah
Kerjasamanya adalah peliputan berita-berita
lebih dari dua tahun. Setiap hari dia harus
dari Humas masing-masing. Media mereka
mengirimkan minimal dua berita. Wilayah
mendapat anggaran dari APBD masing-
kerjanya tidak hanya di kabupaten dimana
masing Kabupaten.
dia tinggal saat ini, namun juga mencakup
•
•
Narasumber yang berasal dari Kepala
kabupaten sebelahnya. Sang jurnalis
Unit pelayanan. Nara sumber ini akan
sering merasa kesulitan jika ada undangan
digali informasinya mengenai pelayanan
peliputan di kabupaten sebelah, karena
yang diberikan kantornya kepada public
harus bepergian sekitar satu jam untuk
(penerima layanan). Nara sumber ini terdiri
mencapai ibukota Kabupaten tersebut.
dari 3 kategori (berasal dari 3 kelompok
Redaktur/Editor media. Redaktur ini
berbeda):
mengasuh rubric pelayanan public dan
acapkali melakukan penyuntingan terhadap
berita yang disusun oleh jurnalisnya yang
berada di lapangan. Selama ini sang
redaktur sering mengeluh karena beritaberita yang dikirim umumnya berasal
dari siaran pers yang dikeluarkan oleh
pihak-pihak, sehingga sang jurnalis hanya
mengutip isi siaran pers tersebut. Di sisi
lain, sang redaktur juga merangkap manajer
kerjasama dan saat ini
o Seorang dokter yang menjabat Kepala
Puskesmas dengan pengalaman lebih
dari delapan tahun menjabat. Dia
dikenal sebagai pejabat pendiam, kaku
dan jarang bicara, terutama kepada
jurnalis.
o Seorang Kepala Dinas Pendidikan
berlatar belakang pendidikan sarjana
teknik informatika. Dia sudah menjabat
sebagai kepala dinas selama lima tahun,
sebelumnya adalah Kepala Satpol PP
selama sepuluh tahun. Pria berkumis
Media
tidak atau sangat
jarang menginisiasi
advokasi, karena misi
berkembangnya media
adalah sebagai entitas
bisnis.
tebal ini terkesan keras, namun
pendiam, suka bekerja keras namun
jarang tersenyum.
o Seorang Kepala PTSP dengan
latar belakang pendidikan sarjana
pendidikan. Dia baru saja menjabat
delapan bulan semenjak PTSP
diresmikan berdiri. Sebelumnya, dia
adalah Kepala Bidang Bina Marga dari
230
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Dinas Pekerjaan Umum. Sudah lebih
dari lima tahun memegang jabatan
URAIAN SUBSTANSI
terakhir ini sebelum diangkat sebagai
Kepala Kantor PTSP. Suka bergaul,
supel, ramah adalah sifatnya seharihari. Namun belakangan dia dilanda
kepusingan lantaran hampir semua
1. Advokasi dan Pengawasan
oleh Media
Kepala Dinas yang urusan perijinannya
Pada dasarnya media adalah alat pendukung
hendak dialihkan dari Dinasnya masing-
advokasi yang dilaksanakan oleh masyarakat.
masing menolak, padahal pengalihan
Media tidak atau sangat jarang menginisiasi
tersebut sudah dicantumkan dalam
advokasi, karena misi berkembangnya media
Perbup yang baru.
adalah sebagai entitas bisnis. Namun dalam
Masing-masing kelompok menjalankan
permainan bermain peran secara bergantian
sesuai dengan petunjuk yang ada dalam
Lampiran berupa kasus yang harus diangkat
ke media sesuai kelompoknya masing-masing.
Untuk peserta yang tidak terlibat, diminta untuk
memperhatikan dan pada bagian akhir untuk
memberi komentar dan fasilitator memfasilitasi
dialog antar peserta yang terlibat langsung
dalam kelompok dengan peserta yang menjadi
mengamati berjalannya kegiatan bermain peran.
perkembangannya, variasi jenis media berkembang.
Sehingga media tidak hanya media yang dijalankan
oleh perusahaan berorientasi bisnis, namun
berbagai media alternatif justru memberi peluang
besar bagi pelaksanaan advokasi. Dengan
demikian, entitas media dapat juga „dimanfaatkan“
untuk menginisiasi advokasi. Namun demikian,
karena memang arena bermainnya adalah pada
media, maka pelaku-pelaku media alternatiflah yang
memungkinkan untuk dapat „memanfaatkan“ media
agar dapat digunakan sebagai alat advokasi.
Dalam tabel berikut, ruang peran serta yang dapat
6. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan
menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
digunakan oleh media untuk terlibat dalam advokasi
antara lain:
jawab dan hasil diskusi kelompokserta bermain
peran.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
231
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
Tabel Peran Serta Media dalam Advokasi dan Pengawasan
NO
1
2
JENIS MEDIA
BENTUK
Media Arusutama
Media Cetak
1.Melalui liputan berdasarkan interaksi
dengan tim advokasi (undangan, siaran
pers ataupun konperensi pers)
2.Melalui liputan berdasarkan
pengamatan jurnalis sendiri atau
penugasan dari redaktur
• Straight news
• Feature
Media Elektronik Radio
1.Melalui liputan dan diproduksi
2.Mengadakan wawancara langsung
• Berita dalam paket
program siaran berita
• Lips info
• Talklive (interactive atau
non interactive))
• Feature
Media Elektronik Teve
1.Melalui liputan dan diproduksi
2.Mengadakan wawancara langsung.
Catatan: media teve hampir sering
memungut bayaran untuk biaya
produksi.
• Berita dalam paket
program siaran berita
• Running text
• Talklive (interactive atau
non interactive)
• Feature
Media on-line
1.Melalui liputan berdasarkan interaksi
dengan tim advokasi (undangan, siaran
pers ataupun konperensi pers)
2.Melalui liputan berdasarkan
pengamatan jurnalis sendiri atau
penugasan dari redaktur
• Straight news
• Feature
Dapat menginisiasi advokasi secara
langsung melalui program siaran yang
disusun berdasarkan masukan warga atau
kerjasama dengan tim advokasi pelayanan
publik. Kegiatan yang dilakukan:
• Berita
• Siaran langsung dari lokasi
• Talklive (interactive dan
non-interactive)
• Feature
Media Alternatif
Radio Komunitas
232
PERAN SERTA DALAM ADVOKASI
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
NO
JENIS MEDIA
PERAN SERTA DALAM ADVOKASI
BENTUK
• Melalui liputan dan diproduksi
• Mengadakan wawancara langsung
Media Sosial
Dapat diinisiasi oleh pelaku advokasi
untuk menggalang isu, melaporkan
kejadian, pemberitaan dan berbagi
informasi.
• Narasi maupun gambar
dalam media sosial seperti
facebook, tumblr, blog,
twitter dsbnya.,
• Video dalam media seperti
Youtube
Jurnalis Warga
Dapat melalui media sosial/alternatif
• Narasi maupun gambar
dalam media sosial seperti
facebook, tumblr, blog,
twitter dsbnya.
atau media sendiri dan juga media
mainstream
• Video dalam media seperti
Youtube
• Kerjasama dengan media
arus utama dan radio
komunitas
dan blog telah menjadi perhatian para jurnalis
2. Jurnalisme Warga dan
Media Mainstream Lokal
warga maupun pihak-pihak lain yang terlibat
dalam advokasi.
Kinerja USAID mengambil perhatian khusus
Jurnalis warga merupakan individu-individu yang
pada keberadaan Jurnalis Warga dan Media
berasal dari berbagai latar belakang, namun
Arus Utama yang berada di daerah. Kepada
kesemuanya memiliki kepedulian terhadap
merekalah umumnya unsur media di dalam
isu-isu sosial, termasuk isu pelayanan publik.
program Kinerja dikelola. Media alternatif lain
Dalam program Kinerja USAID, jurnalis warga
pada hampir semua daerah dampingan Kinerja
berasal dari LSM, kader, pemerhati masalah,
belum begitu optimal digunakan, selain karena
bahkan ada juga beberapa berasal dari staf
umumnya berbasis internet dimana publik yang
di Puskesmas ataupun sekolah. Mereka
menjadi sasaran program belum begitu fasih
mendapat pelatihan mengenai jurnalistik dan
menggunakannya, juga pada banyak daerah
juga pemahaman akan isu pelayanan publik.
terpencil akses internet masih terbatas. Namun
Mereka merupakan salah satu tulang punggung
pada daerah perkotaan seperti Banda Aceh,
kerja media dalam advokasi yang dilaksanakan.
Makassar, dan beberapa lainnya, media sosial
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
233
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
Kedekatan mereka terhadap isu yang
Strategi yang harus dibangun di dalam
diadvokasi memudahkan mereka memahami
memperhatikan kondisi umum di atas adalah
hal-hal mendasar (hal-hal keseharian) dalam
menjalankan kerja kolaboratif antara jurnalis
isu dimaksud. Seperti halnya jurnalis warga
warga dan jurnalis media mainstream. Jurnalis
lainnya, jurnalis warga dalam program Kinerja
warga yang lebih paham isu dan tersebar di
memiliki ketrampilan yang sangat terbatas
berbagai wilayah (termasuk wilayah terpencil),
dalam teknik jurnalistik dan penulisan. Hal inilah
namun memiliki ketrampilan jurnalistik yang
salah satunya yang menjadi hambatan produk
masih berada dibawah. Sementara, jurnalis
jurnalistik mereka dapat diterima dengan mudah
media lokal memiliki kemampuan jurnalistik
pada media-media mainstream.
yang lebih baik, namun memiliki keterbatasan
dalam mobilitas. Kerja kolaboratif pada sebagian
Media lokal merupakan salah satu media yang
media cetak lokal telah diakomodasi dengan
menjadi andalan program Kinerja USAID.
menyediakan kolom khusus bagi jurnalis warga.
Harapan program terhadap koran lokal (cetak
Media cetak lokal di Sulawesi Selatan, Aceh,
maupun on-line) dan juga radio lokal (swasta,
Jawa Timur banyak yang telah melakukan hal
publik maupun komunitas) sangat tinggi. Hal ini
tersebut, baik yang sudah ada sebelumnya,
disebabkan publik dan juga pejabat lokal masih
maupun hasil lobby tim advokasi atau mitra
banyak yang mengakses media-media tersebut.
Kinerja USAID.
Keterbatasannya selama ini media tersebut
memiliki jumlah jurnalis yang sangat terbatas
(terutama di daerah luar ibukota) dan masih
Secara teknis kerja kolaboratif tersebut di atas
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
belum memahami isu-isu pelayanan publik.
Narasumber/
Informasi/data/Publik
Publikasi di Media
Jurnalis
Warga
(1) Kolom Khusus
Jurnalisme Warga;
(2) Kolom Umum
Redaksi/
Editor
234
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Jurnalis
Media Lokal
www.kinerja.or.id
Penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut:
(a).Jurnalis warga melakukan liputan/investigasi
ataupun melakukan wawancara kepada nara
sumber/observasi. Untuk memperbesar peluang
berita atau informasi masuk ke dalam media
lokal, jurnalis warga perlu difasilitasi untuk
berkomunikasi dengan jurnalis media lokal yang
bekerja di wilayah tersebut agar dari sisi angle,
kolaboratif antara jurnalis warga dan media
lokalnya. Meskipun demikian, produk yang
ditulis atau dihasilkan oleh jurnalis warga tidak
harus dikerjasamakan dengan media lokal
tertentu. Bahkan jika kemudian diangkat melalui
blog media semacam Kompasiana yang diakses
secara nasional oleh banyak pihak, maka
gaungnyapun akan lebih luas lagi.
pakem pemberitaan di media tersebut dapat
dikuasai. Produk yang dihasilkan jurnalis warga
dibahas bersama dengan jurnalis media lokal.
Produk dapat dikembangkan menjadi beberapa
produk lainnya, misalnya selain hasil liputan
berupa straight news dapat pula berbentuk
feature.
(b).Jurnalis media lokal menyampaikan hasil
3. Elaborasi isu mutu
pelayanan publik berbasis
standar pelayanan
Pada saat melaksanakan advokasi itu artinya pihakpihak tengah memperjuangkan terjadi perubahan
atas sesuatu yang dirasa kurang sesuai atau belum
akhir berdasarkan diskusi dengan jurnalis
didapatkan – misalnya kondisi sosial tertentu atau
warga kepada redaktur/editor. Editor kemudian
permasalahan yang tak kunjung selesai. Pada
mempertimbangkan berita/tulisan/produk masuk
umumnya perjuangan tersebut terkait dengan
ke kolom yang sesuai. Untuk memastikan
hak warga baik secara umum, maupun kelompok
proses ini, pendekatan kepada redaktur perlu
warga tertentu. Dalam advokasi peningkatan mutu
dilakukan terlebih dahulu (lihat bagian akhir
pelayanan publik yang hendak diperjuangkan
dalam Bab 6) agar redaktur/editor memahami
adalah hak warga akan kualitas layanan tertentu
tujuan besar dari advokasi ini.
dari sektor-sektor pelayanan publik dasar. Media
(c).Jurnalis warga dapat membagi tulisan yang
masuk ke dalam media lokal ke berbagai
link yang lain, misalnya ke facebook, twitter,
blog dan sebagainya, dengan tujuan untuk
memperluas cakupan pembacanya.
(d).Jika pola semacam ini dapat dikembangkan,
maka ke depan akan lebih mudah kerja
www.kinerja.or.id
dapat mendukung proses advokasi dan pengawasan
sepanjang pelaku-pelaku media memahami
substansi dan bagaimana memproduksinya melalui
media-media yang ada. Dalam elaborasi beberapa
point dibawah ini semoga dapat dikembangkan oleh
pelaku media untuk merangkai dalam sebuah TOR
peliputan, penulisan straight news, soft news atau
produk jurnalistik lainnya.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
235
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
• Sektor Pendidikan Dasar
memiliki hubungan saudara dengan pejabat
dan sebagainya).
Di dalam isu pendidikan dasar yang
o Ketersediaan sarana belajar mengajar
didukung Kinerja terdapat tiga isu utama
disetiap prasarana SD dan SMP apakah
yakni pemenuhan Biaya Operasional Satuan
sesuai dengan SPM yang ditetapkan.
Pendidikan (BOSP), perbaikan Distribusi Guru
o Darimana dan bagaimana dukungan
secara Proporsional (DGP) serta penerapan
pembiayaan operasional sekolah, terutama
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Isu-
untuk menutupi kekurangan biaya yang
isu yang merupakan hak-hak penerima
berasal dari BOS (dana APBN)? Adakah
layanan (warga) dalam ketiga isu di atas
langkah yang telah dilakukan Dinas
adalah terkait dengan komitmen Pemerintah
Pendidikan setempat?
didalam menerapkan SPM pada setiap isu
o Bagaimana pelaksanaan manajemen
dimaksud. Dari ketiga isu besar di atas, perlu
keuangan yang transparan serta apakah
dikembangkan berbagai hal agar dapat dengan
ada tarikan dana kepada orang tua
mudah ditangkap oleh pelaku media terkait
murid untuk kepentingan pendidikan di
dengan hak-hak warga untuk mendapatkan
sekolahnya?
mutu pelayanan yang lebih baik pada sektor
o Sarana yang tersedia untuk membuat
pendidikan dasar. Hal-hal tersebut antara lain
laporan keuangan lebih transparan,
adalah:
pengumuman lebih informatif dan
sebagainya.
o Apakah pemerintah daerah sudah
o Pelaksanaan pertemuan antara sekolah
memenuhi ketersediaan prasarana sekolah
dengan Komite Sekolah, disertai keterlibatan
bagi anak usia SD dan SMP?
pihak-pihak lain seperti orang tua murid,
o Apakah akses menuju sarana pendidikan
tokoh masyarakat dan sebagainya.
tersebut mudah dicapai oleh murid?
o Apakah sekolah menyediakan kotak saran/
o Apakah ketersediaan guru yang sesuai
keluhan atau metode/sarana lain yang
dengan kebutuhan dan berkualitas untuk
ditujukan untuk menampung keluhan orang
seluruh sekolah, baik di daerah terpencil
tua.
maupun di kawasan padat penduduk.
o Dan, masih banyak yang dapat
o Regulasi daerah yang mengatur distribusi
dikembangkan berdasarkan isu diatas.
guru secara merata pada setiap sekolah.
o Implementasi regulasi dalam distribusi guru
secara proporsional dan penanggulangan
praktek-praktek yang tidak sesuai (mis ada
guru yang minta ditempatkan di kota, karena
236
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
• Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
Di dalam isu Kesehatan Ibu dan Anak yang
didukung Kinerja terdapat tiga isu utama yakni
www.kinerja.or.id
o Apakah bumil, bulin dan bufas paham
Persalinan Aman (PA), Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) dan Penerapan ASI Eksklusif. Di luar
haknya soal layanan kesehatan dari
ketiga isu utama tersebut sebenarnya masih
Puskesmas? Apakah bumil, bulin dan bufas
banyak sub isu lain yang terkait sehingga dapat
paham bagaimana penerapan IMD dan ASI
pula dimasukkan didalam advokasi, misalnya
eksklusif? Apakah nakes melaksanakan
penguatan Desa Siaga, Kemitraan Bidan dan
kampanye dan penyuluhan penerapan ASI
Dukun, Manajemen Keuangan Puskesmas
Eksklusif?
o Adanya upaya sosialisasi oleh nakes
dan sebagainya. Isu-isu yang merupakan hakhak penerima layanan (warga) dalam ketiga
kepada bumil soal Persalinan Aman, Inisiasi
isu di atas adalah terkait dengan komitmen
Menyusu Dini dan ASI Eksklusif.
o Ketersediaan mekanisme penanganan
Pemerintah didalam menerapkan SPM pada
setiap isu dimaksud. Dari ketiga isu besar di
keluhan atas layanan yang kurang sesuai
atas, perlu dikembangkan berbagai hal agar
dan tindak lanjutnya.
o Dan masih banyak hal lain yang dapat
dapat dengan mudah diterjemahkan oleh pelaku
dikembangkan dari isu di atas.
media terkait hak-hak warga untuk mendapat
mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
jauh lebih baik. Hal-hal tersebut antara lain
adalah:
•
Sektor Perizinan Usaha
Di dalam isu perizinan usaha yang didukung
o Ketersediaan informasi yang aksesibel
Kinerja menekankan efisiensi pelayanan pada
bagi pelayanan terhadap ibu hamil dan
satu pintu dengan mendorong perizinan pada
melahirkan, serta pengetahuan ibu hamil
kejelasan prosedur, waktu pengurusan izin dan
akan hak-haknya yang harus diberikan oleh
biaya tertentu. Isu-isu yang merupakan hak-hak
nakes/Puskesmas.
para pencari izin di atas adalah terkait dengan
o Ketersediaan sarana serta layanan yang
memadai bagi ibu hamil
o Ketersediaan sarana serta layanan yang
memadai bagi ibu melahirkan dan menyusui
o Adanya regulasi yang mengatur keberadaan
sarana laktasi di fasilitas publik dan
bagaimana penerapannya.
o Adanya regulasi yang melarang promosi
susu formula bagi bayi usia 0 – 6 bulan
di seluruh fasilitas publik dan bagaimana
penerapannya.
www.kinerja.or.id
komitmen Pemerintah didalam menerapkan
standar pelayanan pada setiap isu dimaksud.
Untuk itu diperlukan isu-isu apa saja yang dapat
diangkat dalam sektor ini.
o Kesediaan SKPD pengelola ijin serta
regulasi daerah yang mengatur pengelolaan
ijin strategis untuk dipadukan dalam satu
pintu.
o Ketersediaan informasi yang jelas mengenai
alur pengurusan ijin, biaya serta waktu yang
dibutuhkan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
237
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
o Ketersediaan mekanisme penanganan
berbagai definisi mengani advokasi yang telah
keluhan manakala terjadi praktek tidak
diterangkan, maka di dalam berbagai kasus
sesuai dengan prosedur yang tertera serta
pelayanan publik di atas, hampir semua sasaran
tindak lanjutnya.
advokasi adalah kelompok dimaksud. Namun pada
o Apakah pencari ijin pernah diminta biaya
kasus advokasi lain, kelompok masyarakat tertentu
untuk mengurus ijin yang tidak sesuai
juga dapat menjadi sasaran advokasi, misalnya
dengan regulasi yang telah ditetapkan?
kelompok pria perokok yang dikuatirkan jika mereka
o Berapa lama keluhan pencari ijin ditanggapi
o Apakah respon pengelola kantor perijinan
merokok di lingkungan keluarga rumah akan
mempengaruhi kesehatan putra putri mereka. Atau,
cukup memberi solusi bagi persoalan yang
misalnya pada kasus penanggulangan HIV/Aids,
dirasakan oleh pencari ijin.
maka yang menjadi target advokasi misalnya adalah
o Dan masih banyak hal yang dapat
publik yang memahami stigma yang keliru terhadap
penyakit HIV/Aids misalnya, dan lain sebagainya.
dikembangkan dari isu di atas.
Untuk kegiatan advokasi atas peningkatan mutu
4. Sasaran dan fokus
advokasi serta
pengawasan peningkatan
mutu pelayanan publik
pelayanan publik berbasis standar pelayanan
ini pelaku media harus memahami siapa yang
menjadi sasaran advokasi dan fokus advokasi serta
pengawasan pula tentunya. Dengan mengetahui hal
tersebut akan membantu pelaku media menemukan
angle penulisan yang sesuai serta pihak-pihak yang
Pada umumnya sasaran advokasi adalah
akan dijadikan nara sumber ataupun hal-hal yang
penyelenggara negara atau pihak-pihak yang terlibat
akan diinvestigasi.
dalam proses pengambilan keputusan. Mencermati
Tabel Sasaran Dan Fokus Advokasi
NO
1
SEKTOR
Pendidikan
Dasar
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
Sekolah
SASARAN ADVOKASI
Kepala Sekolah
FOKUS ADVOKASI
o
o
o
238
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dilaksanakannya manajemen
berbasis sekolah
Diterapkannya transparansi
pelaporan
Efektivitas alokasi anggaran
BOS
www.kinerja.or.id
NO
SEKTOR
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
SKPD
Pejabat Pimpinan
SKPD Pendidikan
FOKUS ADVOKASI
o
o
Pemerintah
Daerah
o
o
Pejabat pimpinan
Bagian Keuangan
Pemerintah Daerah
Walikota/Bupati
o
o
o
2
Kesehatan
Ibu dan Anak
www.kinerja.or.id
Dilaksanakannya
pemantauan penerapan
manajemen berbasis sekolah
Dilaksanakannya
pemantauan penerapan
mekanisme yang mendorong
transparansi penggunaan
dana operasional sekolah
Ditetapkannya regulasi lokal
untuk menjamin pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah
oleh sekolah/unit pelayanan
pendidikan dasar.
Memadainya alokasi dana
bagi dukungan pembiayaan
sekolah dalam Anggaran
Daerah
Perbaikan distribusi guru
secara proporsional
Puskesmas
Kepala Puskesmas
o Diterapkannya layanan wajib
yang harus diberikan oleh
Puskesmas/Nakes bagi ibu
hamil, melahirkan dan menyusui
serta bayi lahir dan menyusui.
o Diterapkannya SOP Non-teknis
dalam pelayanan bumil, ibu
melahirkan, ibu nifas.
o advokasi transparansi
penggunaan anggaran BOK
Puskesmas
SKPD
Kesehatan
Pejabat Pimpinan SKPD
Kesehatan
o Ditetapkannya regulasi yang
mengatur kampanye dan
penerapan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan ASI Eksklusif.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
239
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
NO
SEKTOR
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
FOKUS ADVOKASI
o Dilaksanakannya pemantauan
pelaporan BOK Puskesmas
3
240
Perijinan
Usaha
Pemerintah
Daerah
o Pejabat Pimpinan Badan
Publik
o Bupati/Walikota
o Diterapkannya regulasi yang
mewajibkan Puskesmas
transparan atas penggunaan
semua sumber dana, baik dari
BOK maupun dari APBD
o Ditetapkannya kampanye
kampanye dan penerapan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
ASI Eksklusif sebagai program
wajib Dinas Kesehatan.
o Ditetapkannya regulasi yang
mengatur kewajiban penyediaan
ruang bagi pelayanan ASI
ekskusif pada badan-badan
publik (dan fasilitas publik).
Kantor PTSP
Pejabat pimpinan PTSP
o Diterapkannya SOP (alur)
perijinan, termasuk waktu dan
proses
o Dipublikasikannya nominal
biaya perijinan
Pemerintah
Daerah
o Pejabat Pimpinan SKPD
yang mana urusan
perijinannya akan/sedang/
telah dialihkan prosesnya
ke kantor PTSP
o Bupati/Walikota
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Komitmen peralihan ijin dari
SKPD asal kepada PTSP
o Nominal biaya perijinan
www.kinerja.or.id
Dan, untuk pelaksanaan pengawasan yang menjadi sasaran dan fokusnya dapat diperhatikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel Sasaran dan Fokus Pengawasan
No
1
Sektor
Pendidikan
Dasar
Unit
Pelayanan
atau SKPD
Sekolah
Pelaksana
Pengawasan
Sasaran
Pengawasan
Fokus Pengawasan
Forum Multipihak
Skala Sekolah
atau forum/
LSM lain
yang memiliki
perhatian pada
isu dimaksud
Kepala Sekolah dan
jajaran terkaitnya,
termasuk Komite
Sekolah
o Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan terkait
pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah
o Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan terkait
pelaksanaan transparansi
pelaporan
o Upaya yang dijalankan
serta hasil dari
kesepakatan dan
pelaksanaan alokasi
anggaran BOS
SKPD
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten/
Kota atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian pada
isu dimaksud.
www.kinerja.or.id
Pejabat Pimpinan
SKPD Pendidikan
o Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
Maklumat Layanan yang
menjadi tanggungjawab
SKPD terkait pelaksanaan
manajemen berbasis
sekolah
o Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
mekanisme yang
mendorong transparansi
penggunaan dana
operasional sekolah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
241
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
No
Sektor
Unit
Pelayanan
atau SKPD
Pemerintah
Daerah
2
Kesehatan
Ibu dan
Anak
Puskesmas
Pelaksana
Pengawasan
Sasaran
Pengawasan
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten/
Kota atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian atas
isu dimaksud
o Pejabat
pimpinan Bagian
Keuangan
Pemerintah
Daerah
o Walikota/Bupati
Forum Multipihak
tIngkat
Kecamatan atau
forum/LSM lain
Kepala Puskesmas
yang memiliki
perhatian atas
isu dimaksud
Fokus Pengawasan
o Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan dan
proses pengalokasian
dana bagi dukungan
pembiayaan sekolah
dalam Anggaran Daerah
o Kemajuan pelaksanaan
dari rekomendasi yang
disepakati hingga menjadi
regulasi daerah dalam
perbaikan distribusi guru
secara proporsional dan
pelaksanaannya.
Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan
tentang perbaikan terkait
pelaksanaan layanan wajib
yang harus diberikan oleh
Puskesmas/Nakes bagi
ibu hamil, melahirkan dan
menyusui serta bayi lahir
dan menyusui.
Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan terkait
perbaikan penerapan SOP
Non-teknis dalam pelayanan
bumil, ibu melahirkan, dan
ibu nifas.
Upaya yang telah dilakukan
berdasarkan hasil
kesepakatan re- alokasi
anggaran BOK
242
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
No
Sektor
Unit
Pelayanan
atau SKPD
SKPD
Kesehatan
Pelaksana
Pengawasan
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian atas
isu dimaksud
Sasaran
Pengawasan
Pejabat Pimpinan
SKPD Kesehatan
Fokus Pengawasan
o Kemajuan dari
maklumat layanan
yang menyepakati
berbagai input yang
harus disediakan oleh
SKPD kesehatan untuk
pelaksanaan kampanye
dan penerapan IMD dan
ASI Eksklusif
o Kemajuan dari
pelaksanaan regulasi
yang mengatur
pelaksanaan kampanye
dan penerapan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan
ASI Eksklusif.
Pemerintah
Daerah
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian atas
isu dimaksud
Rekomendasi
dalam maklumat
pelayanan
Pejabat Pimpinan
Badan Publik
dimaksud
Bupati/Walikota
o Kemajuan dari
maklumat layanan
yang menyepakati
berbagai input yang
harus disediakan
oleh SKPD lain dan
Pemerintah Daerah untuk
pelaksanaan kampanye
dan penerapan IMD dan
ASI Eksklusif
o Pelaksanaan regulasi yang
mengatur pelaksanaan
kampanye dan penerapan
Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) dan ASI Eksklusif.
o Pelaksanaan regulasi
yang mengatur kewajiban
penyediaan ruang bagi
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
243
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
No
Sektor
Unit
Pelayanan
atau SKPD
Pelaksana
Pengawasan
Sasaran
Pengawasan
Fokus Pengawasan
pelayanan ASI ekskusif pada
badan-badan publik.
3
Perijinan
Usaha
Kantor PTSP
Forum Multipihak
Forum berbagai
Asosiasi Usaha
setempat
Pejabat pimpinan
PTSP
Upaya yang telah dilakukan
dan hasil dari pelaksanaan
perbaikan alur perijinan,
termasuk di dalamnya aspek
waktu dan proses
Pemerintah
Daerah
Forum Multipihak
Forum berbagai
Asosiasi Usaha
Setempat
Pejabat Pimpinan
SKPD yang mana
urusan perijinannya
akan/sedang/telah
dialihkan prosesnya
ke kantor PTSP
Bupati/Walikota
o Kemajuan pelaksanaan
komitmen peralihan ke
PTSP
5. Teknik produksi konten
dan strategi penggunaan
media guna mendukung
advokasi dan pengawasan.
a. Teknis produksi konten isu pelayanan publik berbasis standar pelayanan
• Menulis berita (straight news), Menulis
straight news bagi isu peningkatan mutu
pelayanan publik harus cukup hati-hati.
Umumnya straight news, adalah berita cepat
dan pendek. Banyak jurnalis yang meliput
kegiatan Kinerja pada masa lalu cenderung
menulis event dari kegiatan, ketimbang
244
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Kemajuan pelaksanaan
kesepakatan perubahan
nominal Biaya Perijinan
Usaha
memperdalam isu dan mencari angle
yang menarik untuk diangkat. Beberapa
hal yang patut dicerna di dalam penulisan
straight news yang dapat mendukung isu
peningkatan mutu pelayanan publik antara
lain1:
(a). Berita disebut straights news, atau
disebut Berita Langsung karena dibuat
1Diambilkan dari materi presentasi yang disusun
oleh Zaenal Arifin Emka, mantan pemred Surabaya
Post, yang menjadi tenaga pengajar Puskakom, yang
mengisi pelatihan bagi Jurnalis Warga untuk Kinerja
USAID, 2013, diolah kembali dan ditambahkan
dengan beberapa pandangan lain serta pengalaman
Kinerja USAID.
www.kinerja.or.id
untuk menyampaikan kejadian yang
harus segera diketahui pembaca. Oleh
harus secepatnya diketahui pembaca.
karena itu, lead atau kepala berita pada
(b). Penulisannya dengan Piramida
straight news sudah harus mampu
Terbalik. Artinyaunsur-unsur terpenting
memberikan informasi maksimal
dituliskan pada bagian pembuka.
kepada pembaca. Pembaca tidak perlu
Maksudnya agar sesegera mungkin
membaca keseluruhan berita untuk
diketahui pembaca.Dalam piramida
mengetahui fakta yang disampaikan.
terbalik, penutup tidak terlalu penting.
Unsur layak berita yang paling kuat,
Sebab bagian terpenting sudah
ditulis menjadi teras berita. Teras berita
disampaikan dalam pembukaan
dapat ditulis dengan kalimat deklaratif
maupun tubuh berita.
dari unsur yang paling penting itu.
(c). Struktur berita berdasar model
penulisan piramida terbalik terdiri dari
o judul, lead atau teras berita atau
kepala berita (biasanya adalah
paragraf pertama berita). Contoh
lead berita untuk isu pelayanan
publik antara lain:
Dengan demikian, ide atau gagasan
pokok yang dikandung paragraf-paragraf
setelah paragraf pembuka hanya
merupakan penjelasan lebih lanjut dari
ide atau gagasan yang termuat pada
paragraf lead tersebut.
(d).Lead atau Teras Berita mengandung
(i). Pasien Puskesmas Grojogan
hal terpenting. Susunlah tidak tak lebih
Sewu, Kecamatan Antah Berantah
dari 3 kalimat, tak lebih dari 30 kata.
kini dapat komplain langsung kepada
Kalimatnya sederhana dan mudah
Kepala Puskesmas.
diingat/dibaca.Tidak perlu harus
(ii).
Penyebab utama kematian
ibu melahirkan di Desa Anjasmara
mengandung seluruh 5 W & 1 H. Yang
diutamakan adalah APA atau SIAPA.
Kecamatan Sisuka Bohong
disebabkan jarak Puskesmas terlalu
jauh dari Desa.
menampilkan data-data pendukung
(iii). Kepala Sekolah SD Merangin
untuk memperkuat angle atau
menyampaikan laporan keuangan
argumentasi atas isu yang diangkat.
sekolah lewat Radio Komunitas.
Data pendukung yang didapat dari hasil
o tubuh berita/body.
o penutup/ending.
Model ini digunakan untuk
menyampaikan fakta/kejadian yang
www.kinerja.or.id
(e).Mengungkapkan isu dengan
wawancara akan lebih baik jika tidak
hanya mengutip pendapat pejabat saja,
namun juga pelaku di Unit Pelayanan
atau bahkan penerima layanan,
misalnya bumil, bulin, bufas atau orang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
245
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
tua murid dan sebagainya. Selain dari
faktual (berdasar fakta). Artinya, bukan
hasil wawancara, data pendukung juga
karangan fiktif dan khayalan.
akan lebih baik jika mengungkap data-
(d).Soft news atau berita ringan bisa
data kuantitatif, misalnya perkembangan
digunakan menyiasati berita yang
kelulusan murid SD dari tahun ke tahun,
tidak punya nilai penting, tapi punya
atau perbandingan jumlah guru dan
nilai menarik. Penulisan sebuah
murid antar sekolah dan sebagainya.
good practices sebuah pelayanan di
Puskesmas mungkin tidak penting
• Menulis/produksi fitur (soft news). Menulis
(dalam artian nilai kebaruannya), namun
soft news atau feature di dalam konteks
akan menjadi menarik ketika ada
peningkatan mutu pelayanan publik menjadi
sesuatu yang disampaikan di sana yang
sangat penting, terutama jika jurnalis ingin
membuat orang berdecak kagum.
mengangkat kondisi suatu pelayanan publik.
(e).Soft news seperti halnya features
Penulisan good practices dari sebuah
bisa memberikan informasi kepada
pelayanan publik dapat dikembangkan
masyarakat mengenai situasi atau
melalui soft news ini. Beberapa prinsip yang
aspek kehidupan yang terabaikan
2
dapat diacu di dalamnya antara lain :
dalam penulisan berita. (f). Kejelian melihat datadetail dan
(a).Gunakan semua perasaan sebagai
mengembangkannya. Misalnya:
jurnalis. Tulis semua rasa, perasaan,
suara, dan bau sebagaimana
gedung sekolah. Meski begitu, sedikit
sebenarnya.
sekali orang yang peduli terhadap
(b).Berikan informasi kepada pembaca,
Supardi, kakek 57 tahun, si penjaja
sehingga mereka menoleh pada
sekolah sekaligus tukang kebun
seseorang dan berkata, ‹›dengarkan
ini...››
(c).Tidak seperti berita, soft news
memungkinkan penulisnya
”menciptakan” sebuah cerita atau
sebuah kisah. Namun harus tetap
Hampir setiap hari kita melewati
sekolah yang selalu setia bekerja.
Dari data singkat ini banyak
kemungkinan bisa dikembangkan
kisahnya. Tentang keluarganya, latar
belakang hidupnya, perjuangannya
melawan kerasnya hidup, dan ....
statusnya sebagai tenaga honorer
2Diambilkan dari materi presentasi yang disusun
oleh Zaenal Arifin Emka, mantan pemred Surabaya
Post, yang menjadi pelatih di Puskakom, yang
mengisi pelatihan bagi Jurnalis Warga untuk Kinerja
USAID di Jawa Timur, 2013, bahan diolah kembali.
246
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
sepanjang masa.
(g).Jaga daya tariknya. Dalam tubuh
features harus diatur supaya setiap
perpindahan paragraf, pembaca masih
tetap menemukan hal menarik atau
www.kinerja.or.id
penting sehingga membuatnya terus
Penulisan dengan gaya piramida terbalik
ini digunakan dengan alasan: Pertama,
membaca hingga penutup.
pembaca dikategorikan sebagai orang
(h).Membuat kejutan di akhir. Ada baiknya
klimaks peristiwa ditempatkan pada
sibuk dan mempunyai waktu yang singkat
bagian penutup. Jadi, bagian penutup
untuk mendapatkan berita-berita yang
bisa menjadi penting, bukan yang bisa
faktual. Kedua, redaksi media massa harus
dibuang.Dalam features, penutup tidak
memotong siaran pers tersebut tanpa
hanya layak, tapi mutlak perlu. mengurangi isi pokoknya. Ketiga, redaksi tidak
mempunyai cukup waktu untuk membaca
(i). Jangan dikotori opini. Features harus
terasa obyektif. Jangan dikotori dengan
keseluruhan siaran pers. Sebelum redaksi
opini penulis. Opini bisa mengurangi
memutuskan dibuang atau dipakai release
kepercayaan pembaca. Kalau ada
tersebut, mereka harus tahu dengan cepat
opini, harus diatribusikan.Tulisan harus
apa keseluruhan isi rilis itu (Cole dalam
mengalir lancar. Kalau menghadapi
Soemirat dan Ardianto, 2004).
sesuatu yang tidak logis, pembaca akan
terganggu.
pertama, kembangkan lead itu dalam
paragraf kedua untuk menjelaskan atau
• Membuat siaran pers. Media merupakan
mendukung paragraf pertama yang perlu
salah satu pilar kunci dalam penegakan
dijelaskan atau mendukung paragraf
tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk
pertama yang perlu dijelaskan. Kemudian
itu siapapun dari pelaku peningkatan
masuk kepada tubuh berita. Penulisan
mutu pelayanan publik. Siaran pers
dengan gaya piramida terbalik ini berarti
pada dasarnya adalah informasi yang
menulis berita dari mulai yang sangat
disampaikan pihak luar kepada media
penting (lead) sampai kepada semakin tidak
untuk kepentingan pemberitaan. Yang
penting. Sedangkan judul diambil dari lead
umumnya terjadi siaran pers disampaikan
(berita yang sangat penting tadi).
oleh perusahaan untuk melakukan launching
produk, klarifikasi suatu kasus yang
disampaikan sebuah organisasi kepada
media dan sebagainya. Siaran pers penting
bagi upaya peningkatan mutu pelayanan
publik, baik yang disusun oleh SKPD atau
Setelah menulis lead sebagai paragraf
Beberapa tips yang dapat digunakan di
dalam menulis siaran pers3:
o Memilih judul yang positif (aktif) dan
bukannya pasif.
Unit Pelayanan maupun yang disampaikan
oleh forum multipihak. Intinya adalah untuk
menginformasikan kepada khalayak tentang
sesuatu hal.
www.kinerja.or.id
3 Seperti dikutip dari http://ruangdosen.
wordpress.com/2009/01/14/penulisan-pressrelease/ yang diunduh pada tanggal 26 Agustus
2013
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
247
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
o Paragraf pertama (lead) harus tajam
o Ketiklah siaran pers hanya pada satu
dan ringkas; antara 12 sampai 20 kata
sisi kertas saja dengan spasi rangkap.
merupakan ukuran yang ideal.
Berikan margin yang cukup pada semua
o Usahakan supaya kalimat dan paragraf
pendek-pendek.
o Hindari kata yang berlebihan seperti “ini”
sisi halaman.
o Selalu beri tanggal pada siaran pers.
o Selalu cantumkan nama kontak dan
dan “itu”, serta kata keterangan dan kata
nomor telepon di siang hari pada bagian
sifat yang tidak perlu. Anda tidak perlu
bawah siaran.
mengatakan bahwa sesuatu “hebat”
o Buatlah siaran pers sesingkat mungkin.
atau “fantastis”. Kalau itu sehebat yang
anda nyatakan, maka akan jelas dengan
sendirinya dari teks yang anda tulis.
o Hindari kata-kata panjang karena kolom
surat kabar sempit.
o Hindari istilah khusus dan penggunaan
singkatan.
o Jawab enam pertanyaan ––siapa,
warga dalam proses advokasi yang dilakukan
Kinerja memiliki peranan penting. Oleh
karenanya, keberadaan mereka harus tetap
dipertahankan dan selalu ditingkatkan, baik
dari sisi kualitas kemampuan dan pengetahuan
mengenai isu maupun ketrampilan jurnalistik
mengapa, apa, bilamana, di mana dan
termasuk penggunaan media. Beberapa
bagaimana. Kalau tidak menjawab
hal yang dapat dilakukan untuk tetap
keenam pertanyaan ini maka siaran
mempertahankan mereka adalah sebagai
pers tidak berisi semua informasi yang
berikut:
diperlukan wartawan.
o Jangan menulis awal, bagian tengah
dan akhir. Masukkan semua butir yang
penting pada awal siaran pers. Kalau
artikelnya terlalu panjang mereka
akan memotongnya dari bawah dan
jika meletakkan butir-butir yang paling
penting pada akhir berita, maka bagian
itu tidak akan termuat.
o Tulislah berita dan bukan pandangan
(harus berdasarkan fakta).
o Selalu periksa kembali ejaan nama
orang.
248
b. Strategi merawat jurnalis warga. Jurnalis
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
• Selalu melibatkan mereka di dalam berbagai
pertemuan yang membahas substansi
peningkatan mutu pelayanan publik
• Selalu membagi konten/isu dan
perkembangannya melalui media sosial
dan jaringan kerja yang sudah dibangun
sebelumnya.
• Membangun visi bersama antar jurnalis
warga dengan pelaksana advokasi.
• Membangun peluang penulisan berita oleh
jurnalis warga di media arus utama.
• Pemberian insentif berupa memberi peluang
kepada pelatihan-pelatihan baru baik dilokal
www.kinerja.or.id
maupun keluar daerah, kunjungan ke luar
access, limited exception) yakni akses
daerah, kompetisi jurnalis dan pemberian
yang maksimum untuk informasi dengan
award, festival jurnalis dan sebagainya.
perkecualian yang sangat terbatas. Oleh
karenanya kewajiban pemerintah daerah
c. Strategi penggunaan media. Media selain
untuk membuka dan memberikan akses
dikuatkan secara konten melalui berbagai
sebanyak-banyaknya kepada publik
penulisan jurnalistik, juga dapat dikuatkan dalam
untuk mendapatkan berita atau informasi
upaya peningkatan mutu pelayanan publik
publiknya. Media maupun jurnalis dapat
melalui berbagai peran sebagai berikut:
memanfaatkan hal ini.
• Sebagai pendukung transparansi dan
Terkait dengan kekuatiran yang lain,
keterbukaan informasi. Media dapat
sebenarnya sudah cukup banyak kerjasama
dimanfaatkan untuk mempublikasikan
media dengan pemerintah daerah dilakukan.
informasi publik (misalnya informasi yang
Kerjasama dalam arti adanya dana APBD
seharusnya diketahui oleh publik yang
yang disalurkan kepada media tertentu
berasal dari instansi pemerintah atau
untuk meng“kapling“ kolom tertentu
informasi terkait hal-hal penting yang
selama periode tertentu. Pola kerjasama
merupakan sumber/penyebab kejadian
semacam ini tidak salah, namun sering
tertentu). Pemerintah Daerah dapat
menimbulkan kontroversi karena seolah
menggunakan media untuk menyampaikan
media telah „dibeli“ oleh pemerintah daerah.
hal tersebut. Caranya bisa melalui
Meskipun pada kenyataannya tidak semua
konperensi pers atau mengirim siaran
demikian. Justru dengan penegakan
pers atau dapat juga dengan mengundang
peran media sebagai watch dog akan
secara langsung untuk peliputan. Yang
jauh lebih baik jika kerjasama dilakukan
sering dikuatirkan oleh staf pemerintah
tanpa adanya dukungan pendanaan APBD
daerah adalah soal pembiayaan, soal
kepada media. Jika soal pemelintiran
„pemelintiran berita“ dan soal keragu-raguan
berita yang dikuatirkan, maka dengan
karena data dianggap rahasia negara.
adanya pengiriman siaran pers atau bahan
Kewajiban pemerintah adalah membuka
semua informasi yang tidak termasuk
dalam informasi yang dikecualikan (sesuai
pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik) dengan prinsip MALE (maximum
www.kinerja.or.id
yang jelas dan konkrit yang disampaikan
kepada media kekuatiran tersebut dapat
dihindarkan, karena pemerintah daerah
memiliki hak untuk mengklarifikasi
pemberitaan, apalagi memiliki bukti berupa
pengiriman siaran pers.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
249
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
• Pengembangan kolom khusus pengaduan
ataupun pemirsa. Pengembangan konten
keluhan. Pengembangan kolom ini dapat
media melalui program ini bisa saja
bersifat adhoc maupun permanen, namun
mendukung proses advokasi yang tengah
yang jauh lebih penting adalah tujuan
dilakukan yakni dengan cara mengundang
pengembangan kolom tersebut untuk
narasumber yang berasal dari pengambil
membangun dan memperdalam opini
keputusan dan publik/yang mewakili publik
yang berasal dari publik terhadap satu
serta pihak penerima layanan (publik yang
isu tertentu. Hal ini bukanlah hal baru.
mengeluh). Program didesain sedemikian
Harian Tribun misalnya menggunakan
rupa sehingga terjadi dialog antar pengambil
akun facebooknya untuk mengangkat isu
keputusan dengan publik. Akan lebih
tertentu dan mengundang pembacanya
berhasil jika kemudian produser acara
untuk memberi komentar, lalu semuanya
mengijinkan siaran tersebut membuka
diangkat kedalam kolom khusus disalah
komunikasi dengan pemirsa baik dengan
satu halaman yang diterbitkan seminggu
sambungan telepon maupun misalnya
sekali. Contoh lain adalah mengembangkan
dengan pesan singkat (Layanan SMS).
informasi dalam surat pembaca kedalam
Interaksinya akan jauh lebih terbuka dan
sebuah berita lanjutan dengan melakukan
membangun komunikasi politik yang lebih
indepth interview kepada penulis surat
luas karena melibatkan publik diluar studio.
pembaca atas keluhannya terhadap
Namun demikian, umumnya program siaran
satu hal, lalu kemudian jurnalisnya
semacam ini memerlukan persiapan yang
mewawancarai pihak yang dikeluhkan.
tidak sedikit, termasuk biaya operasional
Alhasil terdapat sebuah berita yang jauh
dan sebagainya. Kebanyakan media
lebih komplet dan komprehensif atas satu
radio ataupun televisi menarik biaya untuk
kasus tertentu. Inisiatif mengembangkan
penayangan program semacam ini, kecuali
kolom spesifik semacam di atas tentu
misalnya yang masuk kategori radio atau
hanya dapat dijalankan jika ada persetujuan
televisi komunitas. Akan tetapi terobosan
dari manajemen redaksi media dimaksud.
pengembangan program siaran semacam
Namun sebagai ide, pihak pelaksana
ini untuk mendukung advokasi layak untuk
advokasi bisa saja mengajak kerjasama
dicoba.
redaksi media dimaksud.
• Program siaran radio interaktif. Umumnya
program siaran interaktif – baik media
250
d. Strategi berbagi konten/konvergensi media
• Pengelolaan media sosial. Media
berbasis audio maupun audio video –
sosial kini telah berkembang menjadi
melibatkan pihak luar yakni pendengar
barometer informasi yang mulai meluas.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Pengelolaannya pun membutuhkan
keahlian khusus dan intensitas kampanye
pelayanan publik termasuk standar
dan berbagi konten via media.Salah satu
pelayanan yang digunakan. Hal ini
model pengelolaannya adalah dengan
mutlak diperlukan mengingat diperlukan
memanfaatkan yang namanya SEO
orang yang paham isu untuk melakukan
(Search Engine Optimation), namun
berbagi konten.
seiring berkembangnya era dunia saat ini
Sosial Media mulai layak dijadikan Pilihan.
Bahkan media sosial kini telah menjadi
pilihan berbagai macam Perusahaan,
Instansi, vendor, UKM, hingga seseorang
atau kelompok orang tertentu yang ingin
mengenalkan dirinya atau mempromosikan
sesuatu, termasuk didalamnya
mengkampanyekan isu tertentu. Buzzer
salah satu sebutan bagi marketer media
sosial kinipun telah menjadi salah satu
sumber penghasilan.
(i). Cukup memiliki pemahaman akan isu
(ii).Memiliki jaringan pertemanan yang
banyak di dunia media sosial. Untuk
mendapatkan dari awal relative
agak sulit jika harus secara cepat
meningkatkan jumlah pengikut (follower
untuk twitter) dan teman (friend untuk
facebook). Oleh karenanya trik yang
digunakan perusahaan umumnya
merekrut mereka-mereka yang sudah
memiliki ribuan follower ataupun
friend. Hal ini akan memudahkan
proses berbagi konten. Jika tidak
Pengelolaan media sosial ini sangat
mendapatkannya, dapat dilakukan
beragam. Untuk twitter mulai dari update
melalui beberapa akun sekaligus yang
tweet, update sharing hingga fast respon
memiliki follower beragam.
twitter secara berkala. Sedangkan untuk
facebook dilakukan umumnya melalui
fan page atau group. Sangat tergantung
pada karekater produk atau isu yang dekat
dengan komunitas yang hendak disasar.
Pengelolaannya juga mulai dari update
konten (status), update sharing hingga fast
response komentar di facebook secara
berkala. Untuk pengelolaan media sosial
ini selain harus memiliki akun media
sosial (facebook, twitter, youtube dan juga
blog khusus), juga harus memperhatikan
beberapa hal yakni:
www.kinerja.or.id
(iii).Memiliki kemampuan teknis sederhana
untuk berbagi konten melalui media
sosial dan kesediaan meluangkan waktu
secara regular dalam periode-periode
tertentu (misalnya 30 menit dalam satu
hari, atau 3 jam dalam seminggu).
Semakin sering isu diangkat dan
direspon maka intensitas pengelolaan
semakin tinggi pula.
(iv).Kerja pengelolaan media sosial harus
seiring dengan kerja advokasi. Oleh
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
251
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
karenanya administrator media sosial
untuk hal yang sebaliknya, tidak semudah
perlu dilibatkan dalam diskusi-diskusi
itu. Konten di media sosial yang hendak
atau lokakarya isu peningkatan mutu
diunggah ke on-line media mainstream
pelayanan publik.
memerlukan prosedur tertentu. Biasanya
diperlukan kesepakatan atau kerjasama
(v).Administrator media sosial harus
dengan redaktur media on-line tersebut.
mengembangkan link ke berbagai web,
Dan, umumnya mereka memiliki persyaratan
blog dan juga on line media lainnya,
tertentu misalnya kualitas konten harus
untuk dapat memutakhirkan isu serta
memenuhi kaidah jurnalistik, panjang
berbagi konten jika ada hal menarik
tulisan tidak lebih dari berapa halaman dan
terkait isu yang diangkat oleh media
sebagainya.
lainnya.
• Kerjasama antar pelaku media berbeda
Kerjasama antara jurnalis warga dengan
media mainstream sudah mulai banyak
platform. Konten/isi yang menjadi salah satu
dilakukan. Misalnya di Sulawesi Selatan,
isu penting di dalam konteks media memiliki
mitra Kinerja USAID sudah memfasilitasi
platform yang berbeda-beda. Ada yang
beberapa jurnalis warga agar tulisannya
basisnya teks (tulisan), audio maupun audio
dapat diunggah di media mainstream.
video, atau gabungan diantaranya. Mereka
Untuk ke depan penting kiranya pelaksana
dihasilkan oleh media yang berbeda-beda
advokasi/fasilitator dapat mendorong
pula.
pengembangan kerjasama dengan model
tersebut. Bahkan jika memungkinkan lebih
Kecenderungan yang sekarang banyak
luas lagi, artinya bagaimana kolaborasi
dikembangkan adalah konten yang
antar jurnalis warga dengan jurnalis
diproduksi dari berbagai platform yang
media mainstream didalam memproduksi
berbeda disatukan dalam media dengan
konten agar kualitas konten semakin dapat
platform yang berbeda pula. Misalnya
ditingkatkan.
tulisan di on-line media (yang merupakan
media mainstream) dibagi ke media
Untuk lebih memperjelas strategi
sosial dan dilengkapi dengan video dari
penggunaan media, diperlukan juga
youtube tentang kisah yang diangkat
informasi yang menganalisis kelebihan dan
oleh jurnalis warga. Itu semua disajikan
kekurangan berbagai jenis media yang saat
dalam facebook yang dibagi kebanyak
ini familiar diakses oleh publik.
pemilik akun facebook. Biasanya hal ini
mudah dilakukan, karena mengunggah
berita dari on-line media mainstream ke
media sosial tidaklah terlalu sulit. Namun
252
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Tabel Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Jenis Media
fntuk Kepentingan Advokasi
1
Media Cetak Lokal
• Hampir semua pejabat lokal
dapat mengakses media cetak,
sehingga jika ada konten advokasi
didalamnya akan mudah dibaca.
• Distribusi media cetak pada
wilayah remote terbatas, namun
secara reguler dipublikasikan
pada titik strategis (di ruang publik
seperti kantor desa, kecamatan,
dsbnya).
• Jumlah distribusi pada wilayahwilayah Kabupaten/Kota sangat
terbatas. Tidak semua orang bisa
mengakses media tersebut.
• Berita hari tersebut ditayangkan
pada hari berikutnya.
• Sudah cukup banyak kerjasama
media cetak lokal dengan berbagai
pemerintah daerah, hal ini dapat
menjadi penghalang penyampaian
berita kritis dari publik.
2
Media On-Line
• Berita hari itu dapat ditayangkan
pada hari yang sama.
• Informasi masih dapat dibaca
berulang kali dan diakses oleh
siapa saja.
• Berbagai berita yang tersaji
umumnya memiliki kolom untuk
diberi komentar, sehingga
informasi dari media menjadi
semakin lengkap dengan informasi
tambahan dari pembaca.
Pada wilayah remote area, akses
kepada media on-line sangat
terbatas.
3
Media Radio Lokal
(swasta/publik)
• Dapat secara cepat
dipublikasikan, berita saat itu
dapat disiarkan saat yang sama.
• Dapat didengarkan sambil
melakukan kerja-kerja lainnya.
• Publik di daerah lebih
senang mendengarkan radio,
dibandingkan baca koran.
• Daya ungkit dengan cakupan
jangkauan siaran yang lebih luas
juga jauh lebih kuat.
• Program siarannya mengacu
pada segmen-segmen tertentu,
baik radio secara keseluruhan,
maupun program siaran yang
dikembangkan. Segmen tersebut
sangat bergantung dengan jam
siarnya.
• Mudah dilupakan orang, karena
hanya sekali terdengar.
• Hanya dapat diakses oleh mereka
yang memiliki radio penerima,
atau yang sedang dekat dengan
keberadaan radio penerima.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
253
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
• Terkadang radio lokal
menempatkan kepentingan
advokasi dalam konteks kerjasama
siaran yang diperhitungkan
dengan biaya komersial
penggunaan jam siaran.
Media televisi lokal
(swasta/publik)
• Dengan konten berupa audio dan
video pesan yang disampaikan
akan lebih mengena.
• Jika promosi program
dikampanyekan secara intensif,
peluang program-program tertentu
menjadi favorit pemirsa tinggi,
apalagi didukung kualitas konten
yang baik.
• Tidak disemua wilayah memiliki
stasiun siaran TV lokal.
• Persaingan program siaran
hiburan dengan TV Jakarta
menyebabkan pemirsa TV lokal
jumlahnya sedikit dibanding TV
Jakarta.
5
Media Radio
Komunitas
• Dapat menginisiasi program siaran
pendukung advokasi, karena hadir
dalam mendukung kepentingan
komunitas
• Bagi radio komunitas yang
benar-benar melayani komunitas,
pendengar lokalnya cukup banyak,
karena kebutuhan warga setempat
akan berita lokal dan sebagainya.
• Jangkauannya terbatas, sehingga
tidak banyak pemirsa yang dapat
mengakses kecuali yang tinggal
dalam satu wilayah dengan
studionya (kecamatan)
• Jika dikaitkan dengan jangkauan
yang terbatas, maka daya ungkit
untuk advokasi juga terbatas, tidak
seperti radio lokal lainnya.
6
Media sosial
berbasis internet
• Jangkauan luas, namun
diperlukan link berupa jaringan
pertemanan/pengikut secara luas
juga (facebook, twitter, youtube,
dsbnya)
• Mudah dibagi kepada berbagai
jenis media berbasis internet
lainnya.
• Mudah diakses oleh perangkat
telepon pintar hingga keberbagai
pelosok wilayah.
• Diperlukan kapasitas penulisan
singkat yang baik (bagi media
twitter atau SMS dan sejenisnya
yang memiliki karakter terbatas)
sehingga penyampaian pesan
dapat optimal ditangkap.
• Pada wilayah dimana akses
internet terbatas, media sosial
menjadi kurang begitu populer.
4
254
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Media Cetak
Komunitas (koran/
buletin Kampung)
• Efektif hanya untuk lingkungan
terbatas (wilayah edar media
tersebut).
• Beritanya dapat diakses berkalikali.
Didalam menyikapi kelebihan dan kelemahan
melakukan wawancara. Kekuatiran atau
masing-masing jenis media yang disampaikan
ketakutan akan melakukan kesalahan (salah
di atas diperlukan strategi penggunaan media
bicara, merasa tidak memiliki kewenangan
secara komprehensif. Pengembangan strategi
sampai karena harus menutupi informasi
ini sudah disampaikan dalam uraian bagian
yang sebenarnya) merupakan penyebab
akhir di dalam Bab VI.
mengapa sumber berita sulit didapatkan.
6. Faktor penghambat dan pendukung dukungan
media bagi pelaksanaan advokasi dan
pengawasan peningkatan mutu pelayanan
publik
• Sebagai media komunitas
sering terkendala dengan biaya
operasional, sehingga sering tidak
terbit.
• Jangkauan distribusi terbatas,
namun fokus pada wilayah
tertentu.
• Pada skala kampung tidak semua
warga dapat mengakses, baik
dengan alasan jumlah terbatas
maupun alasan banyak warga di
desa/kampung yang tidak bisa
baca tulis.
(a).Penghambat:
o Kesulitan mendapatkan pernyataan
dari sumber berita. Tidak jarang jurnalis
mengalami kesulitan untuk mendapatkan
sumber berita. Tidak saja karena memang
tidak ada yang dapat diminta informasinya,
namun yang sering terjadi adalah tidak
bersedianya sumber berita diminta untuk
www.kinerja.or.id
o Kesulitan mengaskes data dan informasi.
Data dan informasi publik seringkali sulit
untuk diakses. Kesulitan tersebut umumnya
disebabkan oleh dua hal, yaitu:
Staf dan pejabat sering menganggap
data-data yang ada di kantor tidak
boleh diakses oleh pihak luar, karena
dianggap rahasia, terutama terkait
dengan program dan keuangan.
Staf tidak mengetahui apakah data
tersebut ada atau tidak, hal ini
dikarenakan pengarsipan kurang baik
dan juga memang yang bersangkutan
tidak mengetahuinya karena memang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
255
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
kantor tersebut belum memiliki catatan
data (data library).
o Minimnya jumlah jurnalis di daerah.
Media yang berbasis di daerah (ibukota
Provinsi atau bahkan di Kabupaten/Kota)
umumnya beroperasi dengan dana terbatas.
Demikian pula pengeluaran mereka yang
terbatas untuk memiliki jurnalis dalam jumlah
memadai. Banyak sekali terjadi seorang
jurnalis bekerja untuk cakupan wilayah yang
luas dan bahkan untuk beberapa kabupaten
sekaligus. Akibatnya mereka yang bertugas
dengan situasi ini memanfaatkan siaran
pers saja untuk mendapatkan berita. Mereka
jarang sekali melakukan liputan hingga ke
daerah-daerah. Akibatnya porsi pemberitaan
di daerah sangat sedikit sekali, umumnya
yang menarik perhatian publik dalam
media sosial dengan karakter yang
terbatas. Banyak sekali pemilik akun media
sosial kurang mampu menjelaskan atau
memberitakan isu secara lengkap dan
menarik perhatian dalam batas karakter
yang terbatas, misalnya 140 karakter (untuk
SMS dan twitter). Padahal banyak beritaberita yang beredar di lini masa (time line
yang ada di media sosial) dibaca orang lain
jika uraiannya menarik. Ketika uraian kurang
menarik, maka time line yang bersangkutan
pasti akan dilewati oleh publik.
(b).
Pendukung:
o Narasumber yang koperatif. Jurnalis akan
pemberitaan banyak mengangkat berbagai
sangat terbantu jika narasumber bersikap
isu yang terjadi di kota (ibukota provinsi),
kooperatif dan bersedia menyampaikan data
meskipun terkadang isunya bukan isu yang
dan fakta yang diketahui atau dirasakannya.
menarik.
Untuk memastikan kesediaan narasumber
o Minimnya pemahaman akan isu. Tidak
semua jurnalis dan juga pemilik akun media
sosial paham isu terkait SPM, SOP dan
SPP. Isu standar pelayanan bukanlah isu
yang sering menjadi pembicaraan hangat
di media-media, termasuk media sosial.
Isu ini acapkali kalah dengan isu politik,
256
o Tidak mudah menyusun pernyataan
menyampaikan fakta kebenaran juga bukan
perkara mudah. Umumnya jurnalis harus
memberikan pemahaman akan resiko-resiko
dan keuntungan apa yang dihadapi jika
narasumber bersedia atau tidak bersedia
menyampaikan data dan fakta kebenaran.
o Keberadaan jurnalis warga. Peran jurnalis
korupsi, bahkan isu sepele yang berasal dari
warga di dalam konteks advokasi ini ada
media nasional. Pemilik akun media sosial
dua, pertama, mengangkat berita yang tidak
masih asing dengan isu-isu seputar standar
dapat diakses oleh jurnalis profesional (tidak
pelayanan, sehingga tidak jarang justru
dapat diakses karena ketiadaan jurnalis di
keliru dalam menyampaikan fakta, apalagi
wilayah tersebut). Kedua, mengangkat isu
jika dihubungkan dengan indikator-indikator
yang berasal dari akar rumput atau yang
yang bersifat kuantitatif.
lepas dari amatan jurnalis profesional.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Hanya saja, seperti halnya jurnalis
provokatif) merupakan salah satu daya tarik
profesional, tidak semua jurnalis warga
pembaca atau pemirsa untuk membaca.
mudah paham dengan isu-isu baru, namun
Saat konten/tulisan dibaca/diakses, maka
demikian membangun pemahaman akan
peluang media untuk terlibat dalam advokasi
isu-isu sosial dan publik relatif lebih baik,
dan pengawasan atas hasil advokasi akan
karena umumnya jurnalis warga berlatar
semakin terbuka lebar.
belakang aktivis, kader, dan mereka cukup
sensitif dengan isu-isu yang dekat dengan
persoalan warga.
o Kemudahan mendapatkan data dan
o Familiarity pengguna fitur media
sosial yang tersedia dalam telepon
pintar (smartphone). Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
informasi karena akses yang mudah
saat ini memudahkan publik – terutama
(pejabat mudah memberi, tersedianya
pengguna telepon pintar/smartphone) –
data yang lengkap). Keberadaan pejabat
untuk mengakses hampir semua celah
yang memahami perannya dan terlebih lagi
fitur komunikasi. Mulai dari media sosial,
memahami bekerjanya undang-undang
email, berselancar didunia internet, bahkan
Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14
membuat dokumen multi platform melalui
Tahun 2008 akan mudah memberi data
telepon tersebut. Harganyapun semakin
dan informasi yang dibutuhkan oleh publik
lama semakin murah dan kini meskipun
(jurnalis). Sayangnya, hingga kini masih
belum semua terkoneksi, akses internet
belum banyak Pemerintah Daerah yang
secara cepat sudah menyebar kebelahan
menerapkan Undang-undang tersebut.
bumi Indonesia, termasuk ke remote
o Penulisan yang menarik di dalam media.
Yang menarik dari media adalah karena
kontennya (tulisan, foto, atau video) yang
berisi informasi, berita dan data. Meskipun
jurnalis sudah cukup senior belum tentu
dapat menulis dengan enak dan mudah
dipahami. Tidak banyak jurnalis mampu
menuturkan sebuah berita dan data
yang enak dibaca dan mudah dimengerti
dengan segera. Konten yang menarik akan
menarik perhatian pembaca atau pemirsa
untuk lebih dalam memperhatikan konten
tersebut. Judul yang menggoda (menarik
dan memiliki fakta kebenaran, tapi tidak
www.kinerja.or.id
area. Kondisi ini memudahkan orang
mendistribusi dan menyebarkan berbagai
isu lokal – termasuk berita dan informasi
dari desa terpencil sekalipun – ke berbagai
belahan bumi lain Indonesia. Pengguna
terbanyak fitur dalam smartphone masih
didominasi anak muda, sementara orang
tua masih selalu gagap dalam hal teknologiteknologi baru termasuk TIK. Pilihan untuk
mengidentifikasi calin jurnalis warga ataupun
aktivis untuk melakukan advokasi sebaiknya
mempertimbangkan pula orang-orang
dengan pengetahuan TIK yang mencukupi
agar dapat pula menggunakannya untuk
menyebarkan informasi dan berita sendiri.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
257
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
o Memanfaatkan pemilik akun dengan
kelompok yang luas dapat dilakukan.
jumlah follower (pengikut) atau friend
Berbagai berita dari blog, media on-
(jaringan pertemanan) yang banyak. Di
line maupun media sosial lainnya dapat
dalam dunia bisnis saat ini media sosial
dihimpun dan didiskusikan dalam group
mulai memberi pengaruh pada aspek
media sosial seperti facebook ini. Cukup
promosi dan pemasaran. Salah satu strategi
mudah mengembangkan group semacam
perluasan pemasaran dengan media sosial
ini. Namun yang harus dipastikan adalah
adalah memanfaatkan pihak pemilik akun
memelihara untuk selalu terjadi diskusi
yang memiliki follower/friend banyak. Pola
dan kesediaan orang-orang mem-post
yang hampir sama dapat pula diterapkan
artikel, komentar serta berita terkait isu
pada kasus advokasi bagi pelayanan
yang dibahas dalam advokasi. Untuk itu,
publik. Isu ini bagi sebagian besar orang –
moderator group yang paham isu dan
baik masyarakat maupun media – belum
memiliki ketertarikan akan pemanfaatan
merupakan isu yang seksi. Salah satu
media sosial mutlak diperlukan.
upaya mempromosikan isu beserta kasus
yang hendak diadvokasi dapat dilakukan
melalui media sosial seperti twitter maupun
facebook.
Dari berbagai penjelasan mengenai penghambat
dan pendukung yang telah diuraikan di atas
serta pengalaman penggunaan media dalam
advokasi, maka perlu kiranya disampaikan
o Pengembangan group dalam
pula beberapa hal terkait tips mana yang perlu
media sosial. Memperkenalkan isu,
dilakukan dan mana yang perlu dihindari agar
memutakhirkan perkembangan kasus
optimalisasi peran media dalam advokasi dapat
advokasi dan membahasnya dalam
ditingkatkan.
Untuk Optimalisasi Peran Media dalam Advokasi
No
1
258
Aktor
Jurnalis Lokal
Dilakukan
Cek ulang hasil wawancara dengan
nara sumber agar tidak menimbulkan
protes yang berakibat kurang baik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dihindari
Menerima sejumlah dana untuk
melakukan liputan yang diinginkan oleh
tim dalam bentuk honor, upah ataupun
uang transport kepada jurnalis maupun
editor media dimaksud.
www.kinerja.or.id
No
Aktor
Dilakukan
Dihindari
Cek kembali penulisan nama, jabatan
dan data profil nara sumber agar tidak
menimbulkan kekurangnyamanan
narasumber
Wawancara kepada nara sumber dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang tendensius. Misalnya: Jadi benar
seperti disebutkan bahwa tingkat
kematian ibu melahirkan di sini tinggi
sekali? Atau Jadi memang benar dugaan
orang bahwa sekolah Bapak tidak
transparan dalam penggunaan dana
BOS?
Menuliskan hasil liputan yang diwarnai
oleh opini jurnalis.
2
Redaktur/
Editor
Meminimalisir “kerjasama” dengan
Pemerintah Daerah untuk menghindari
terjadinya konflik kepentingan dengan
kemandirian media dalam pemberitaan
Melaksanakan transaksi langsung
dengan nara sumber untuk kepentingan
penyampaian berita sesuai dengan
keinginan nara sumber.
Menginisiasi peluang kerjasama
dengan jurnalis warga yang telah diberi
peningkatan kapasitas
3
Jurnalis Warga
Penggunaan media sosial dan juga
media alternative untuk memperluas
jangkauan berita
Sebisa mungkin mengindari
pengembangan opini dalam penulisan/
pemberitaan
Membuka peluang kerjasama
dengan jurnalis media local untuk
memperdalam pemberitaan (penulisan
berita secara kolaboratif).
Aktif mengikuti berbagai pertemuan
advokasi yang diselenggarakan
Memiliki keinginan untuk terus maju,
diantaranya mencoba dan belajar
terus di dalam teknik jurnalistik, teknik
penggunaan media-media tertentu
seperti kamera dalam telepon,
rekaman secara digital, penulisan
dalam blog dan sebagaiinya.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
259
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
ALAT BANTU
Proporsional segera disahkan, Singkil, Aceh
Singkil
Tepis ASI tak lancar ala Puskesmas
Kauman, Kompasiana, JW, Tulungagung
(a).Kasus untuk kelompok 7.1
(b).Kasus untuk kelompok 7.2
Praktek Baik Puskesmas Simelue, JW,
Simeleu, Aceh
(c).Kasus untuk kelompok 7.3
(d).Kasus Bermain Peran dalam Kelompok
Pendidikan
(e).Kasus Bermain Peran dalam Kelompok
Kesehatan
(f).Kasus Bermain Peran dalam Kelompok
Perijinan Usaha
(b).Contoh Penggunaan Media
Radio Kartika, Sarana Informasi Desa,
Mojokerto, Jawa Timur
Laporo Rek, Kilas Bestari dan Super News,
Program radio penanganan Keluhan, Kota
Probolinggo
Contoh Interaksi dalam Surat Pembaca
BAHAN BACAAN
(a).Materi Bacaan Modul Penulisan Berita
(b).Merawat Jurnalis Warga
(c).Trick dan Tips Mengelola Media Sosial
TUJUAN
PRAKTEK BAIK
(a).Contoh Tulisan
Tidak Gampang Stop Susu Formula,
Kompasiana, JW Tulungagung
Dokter Puskesmas Kosong, Kippas.org, JW
Aceh Tenggara
20 Kepsek janji tingkatkan kualitas
pelayanan publik, Kab Barru, Sulsel
LSM dorong Perbup Distribusi Guru
260
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
7
D UK UNG A N ME D IA
B A G I A DVO K A S I
D A N P E NG A WA S A N
MUT U P E L A Y A NA N
P UB L IK
Mate ri bab ini me nguraikan te ntang is u, fokus dan
s as aran advokas i te rkait s tandar pe layanan s e rta
bagaimana dukungan me dia dilakukan, dan te knik
s e rta s trate gi pe nggunaan me dia untuk me ngangkat
is u pe layanan publik be rbas is s tandar pe layanan.
IS I MA T E R I
• T ujua n P embela ja ra n U mum
• T ujua n P embela ja ra n K hus us
• P okok B a ha s an
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
261
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
T UJ UA N P E MB E L A J A R A N
UMUM
P es erta mema ha mi berba g a i dukung a n media ba ik da ri s is i s tra teg i ma upun teknis produks i g una
pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n.
P es erta ma mpu memberika n a s is tens i teknis terka it ha l-ha l di a ta s kepa da pela ku media , ba ik
jurna lis wa rg a ma upun jurna lis media a rus uta ma .
K H US US
P es erta ma mpu meng a ng ka t berba g a i is u s ta nda r pela ya na n keda la m produks i media g una
mendorong pening ka ta n mutu pela ya na n publik.
P es erta mema ha mi s a s a ra n da n fokus a dvoka s i da n peng a wa s a n, s ehing g a da pa t memperkira ka n
konten ya ng ha rus diproduks i
P es erta ma mpu meng emba ng ka n s tra teg i peng g una a n media , memproduks i konten pela ya na n
publik lebih ba ik s erta mema nfa a tka n ops i piliha n media ya ng dig una ka n di da la m mendukung
a dvoka s i da n peng a wa s a n.
P es erta ma mpu memberika n a s is tens i ba g i
peng a wa s a n pening ka ta n mutu pela ya na n publik.
pela ku
media
g una
mendukung
a dvoka s i
dan
P OK OK B AHAS AN
A.
B.
C.
D.
262
E laboras i is u s tandar pelayanan dalam advokas i
pening katan mutu pelayanan publik kedalam produks i media
S as aran dan fokus advokas i s erta peng awas an pening katan
mutu pelayanan publik
T eknik produks i konten dan s trateg i peng g unaan media
g una mendukung advokas i dan peng awas an pening katan
mutu pelayanan publik berbas is s tandar pelayanan.
F aktor peng hambat dan pendukung dukung an media bag i
pelaks anaan advokas i dan peng awas an pening katan mutu
pelayanan publik
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN
PENDIDIKAN DASAR
A .1
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN
PENDIDIKAN DASAR
A .1
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
263
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN
KESEHATAN IBU ANAK
A .1
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN
PERIJINAN USAHA
A .1
264
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
.
PENJELASAN
UMUM
B
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N
P UB L IK
B
•
Memahami s iapa yang akan menjadi s as aran advokas i dan
pengawas an penting untuk para jurnalis – baik media arus
utama ataupun alternatif/warga – agar dapat meng etahui
produks i konten nanti akan diarahkan pada s egmen
pemirs a/pembaca, media yang relevan, s erta ang le produks i
kontennya.
•
Memahami fokus advokas i dan pengawas an penting bagi
para jurnalis – baik media arus utama maupun
alternatif/warga – agar dapat merumus kan konten s es uai
dengan fokus yang tengah diadvokas i dan diawas i.
.
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N
P UB L IK
ADVOKASI SEKTOR
PENDIDIKAN
UNIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
S ek o lah
S A S A R A N A D VO K A S I
K epa la S ekola h
F O K US A D VO K A S I
 D ilaks a naka nnya ma na jemen berba s is s ekola h
 D itera pkannya tra ns pa ra ns i pela pora n
 E fektivita s a loka s i a ng g a ra n B O S
S K PD
P eja ba t P impina n
S K P D P endidikan
 D ilaks a naka nnya pema nta ua n penera pa n
ma na jemen berba s is s ekolah
 D ilaks a naka nnya pema nta ua n penera pa n
meka nis me ya ng mendorong tra ns pa ra ns i
peng g unaa n da na opera s iona l s ekolah
P emerin tah
D aerah
 P eja ba t pimpina n
B ag ia n K eua ng a n
P emerinta h D a era h
 Wa likota /B upa ti
 D iteta pkannya reg ula s i loka l untuk menja min
pela ks a naa n ma na jemen berba s is s ekola h oleh
s ekola h/unit pela yana n pendidika n das a r.
 Mema da inya a loka s i da na ba g i dukung a n
pembia yaa n s ekolah da la m A ng g a ra n D a era h
 P erba ika n dis tribus i g uru s ec ara propors iona l
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
265
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
B
.
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A NA N
P U B L IK
ADVOKASI SEKTOR
KESEHATAN
U NIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
P u s k es m as
S AS AR AN
A DVO K A S I
K epa la P us kes ma s
F O K US A D VO K A S I



S K PD
K es eh atan
P eja ba t P impina n
S K P D K es eha ta n
P em erin tah
D aerah


P eja ba t P impina n
B a da n P ublik
B upa ti/Wa likota
 D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur ka mpa nye
da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I
E ks klus if.
 D ila ks a na ka nnya pema nta ua n pela pora n B O K
P us kes ma s



B .3
ADVOKASI SEKTOR
PERIJINAN USAHA
D itera pka nnya reg ula s i ya ng mewa jibka n
P us kes ma s tra ns pa ra n a ta s peng g una a n s emua
s umber da na , ba ik da ri B O K ma upun da ri A P B D
D iteta pka nnya ka mpa nye ka mpa nye da n penera pa n
Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if
s eba g a i prog ra m wa jib D ina s K es eha ta n.
D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n
penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da
ba da n-ba da n publik (da n fa s ilita s publik).
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A NA N
P U B L IK
U NIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
266
D itera pka nnya la ya na n wa jib ya ng ha rus diberika n
oleh P us kes ma s /N a kes ba g i ibu ha mil, mela hirka n
da n menyus ui s erta ba yi la hir da n menyus ui.
D itera pka nnya S O P N on-teknis da la m pela ya na n
bumil, ibu mela hirka n, ibu nifa s .
a dvoka s i tra ns pa ra ns i peng g una a n a ng g a ra n B O K
P us kes ma s
S AS AR AN
A DVO K A S I
F O K US A D VO K A S I
K an to r
PTS P
P eja ba t pimpina n
PTS P
 D itera pka nnya S O P (a lur) perijina n,
terma s uk wa ktu da n pros es
 D ipublika s ika nnya nomina l bia ya
perijina n
P em erin tah
D aerah
 P eja ba t
P impina n S K P D
ya ng ma na
urus a n
perijina nnya
a ka n/s eda ng /
tela h dia lihka n
pros es nya ke
PTS P
 B upa ti/Wa likota
 K omitmen pera liha n ijin da ri S K P D
a s a l kepa da P T S P
 N omina l bia ya perijina n
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
PENGAWASAN SEKTOR
PENDIDIKAN
B .4
PENGAWASAN SEKTOR
KESEHATAN
B .5
www.kinerja.or.id
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N
P UB L IK
UNIT
P E L A Y A NA
N ATAU
S KPD
P E L A K S A NA
P E NG A WA S A N
S AS AR AN
P E NG A WA S A N
F O K US P E NG A WA S A N
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t
la ya na n terka it pela ks a na a n ma na jemen berba s is s ekola h
 U pa ya perba ika n da nha s ilnya berda s a rka n ma kluma t
la ya na n terka it pela ks a na a n tra ns pa ra ns i pela pora n
 U pa ya ya ng dija la nka n s erta ha s il da ri kes epa ka ta n da n
pela ks a na a n a loka s i a ng g a ra n B O S
K epa la S ekola h da n
ja ja ra n terka itnya ,
terma s uk K omite
S ekola h
S ek o lah
F orum Multipiha k S ka la
S ekola h a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n pa da is u
dima ks ud
S K PD
P eja ba t P impina n S K P D
F orum Multipiha k T ing ka t
P endidika n
K a bupa ten/ K ota a ta u
forum/L S M la in ya ng
memiliki perha tia n pa da is u
dima ks ud.
P emerin tah
D aerah
F orum Multipiha k T ing ka t
K a bupa ten/ K ota a ta u
forum/L S M la in ya ng
memiliki perha tia n a ta s is u
dima ks ud
 P eja ba t pimpina n
B a g ia n K eua ng a n
P emerinta h D a era h
 Wa likota / B upa ti
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n Ma kluma t
L a ya na n ya ng menja di ta ng g ung ja wa b S K P D terka it
pela ks a na a n ma na jemen berba s is s ekola h
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n meka nis me
ya ng mendorong tra ns pa ra ns i peng g una a n da na
opera s iona l s ekola h
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t
la ya na n da n pros es peng a loka s ia n da na ba g i dukung a n
pembia ya a n s ekola h da la m A ng g a ra n D a era h
 K ema jua n pela ks a na a n da ri rekomenda s i ya ng dis epa ka ti
hing g a menja di reg ula s i da era h da la m perba ika n dis tribus i
g uru s ec a ra propors iona l da n pela ks a na a nnya .
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A N A N
P U B L IK
U NIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
P E L A K S A NA
P E NG A WA S A N
S AS AR AN
P E NG A WA S A N
F O K U S P E NG A WA S A N
P u s k es m as
F orum Multipiha k
tIng ka t K ec a ma ta n
a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n a ta s is u
dima ks ud
K epa la P us kes ma s
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t
la ya na n tenta ng perba ika n terka it pela ks a na a n la ya na n
wa jib ya ng ha rus diberika n oleh P us kes ma s /N a kes ba g i
ibu ha mil, mela hirka n da n menyus ui s erta ba yi la hir da n
menyus ui.
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t
la ya na n terka it perba ika n penera pa n S O P N on-teknis
da la m pela ya na n bumil, ibu mela hirka n, da n ibu nifa s .
 U pa ya ya ng tela h dila kuka n berda s a rka n ha s il
kes epa ka ta n re- a loka s i a ng g a ra n B O K
S K PD
K es eh atan
F orum Multipiha k
T ing ka t K a bupa ten
a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n a ta s is u
dima ks ud
P eja ba t P impina n
S K P D K es eha ta n
 K ema jua n da ri ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti
berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D
kes eha ta n untuk pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n
IMD da n A S I E ks klus if
 K ema jua n da ri pela ks a na a n reg ula s i ya ng meng a tur
pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u
D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if.
P em erin tah
D aerah
F orum Multipiha k
T ing ka t K a bupa ten
a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n a ta s is u
dima ks ud
 R ekomenda s i
da la m
ma kluma t
pela ya na n
 P eja ba t
P impina n B a da n
P ublik dima ks ud
 B upa ti/Wa likota
 K ema jua n da ri ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti
berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D la in da n
P emerinta h D a era h untuk pela ks a na a n ka mpa nye da n
penera pa n IMD da n A S I E ks klus if
 P ela ks a na a n reg ula s i ya ng meng a tur pela ks a na a n
ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n
A S I E ks klus if.
 P ela ks a na a n reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n
penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da
ba da n-ba da n publik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
267
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
PENGAWASAN SEKTOR
PERIJINAN USAHA
B .6
.
SUB MATERI
C
268
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N
P UB L IK
UNIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
K an tor P T S P
S AS AR AN
P E NG A WA S A N
P E L A K S A NA
P E NG A WA S A N
 F orum
Multipiha k
P eja ba t pimpina n P T S P
U pa ya ya ng tela h dila kuka n
da n ha s il da ri pela ks a na a n
perba ika n a lur perijina n,
terma s uk di da la mnya a s pek
wa ktu da n pros es
 P eja ba t P impina n
S K P D ya ng ma na
urus a n perijina nnya
a ka n/s eda ng /tela h
dia lihka n pros es nya
ke ka ntor P T S P
 K ema jua n pela ks a na a n
komitmen pera liha n ke
PTS P
 F orum
berba g a i
A s os ia s i
U s a ha
s etempa t
P em erin tah
D aerah
 F orum
Multipiha k
 F orum
berba g a i
A s os ia s i
U s a ha
S etempa t
F O K US P E NG A WA S A N
 B upa ti/Wa likota
 K ema jua n pela ks a na a n
kes epa ka ta n peruba ha n
nomina l B ia ya P erijina n
U s a ha
T E K NIK P R O DUK S I K O NT E N DA N
S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME DIA
 P E NUL IS AN
 ME R AWAT J UR NAL IS WAR G A
 S T R AT E G I P E NG G UNAAN ME D IA
 S T R AT E G I B E R B AG I K O NT E N ME D IA
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
C .1.
T E K NIK P R O D U K S I K O NT E N D A N
S T R A T E G I P E NG G U NA A N ME D IA
TEKNIK PENUKISAN
ME N U L IS
B E R IT A
(H A R D
N E WS )



P enulis a n model pira mida terba lik
L ea d berita beris i ha l pa ling penting da n informa s inya ma ks ima l
D a ta (kua ntita tif, time s eries , ha s il wa wa nc a ra , ds b) pendukung untuk
mendukung a ng le da n a rg umenta s i is u
ME N U L IS
F IT U R
(S O F T
N E WS )
ME MB U A T
S IA R A N
PERS
C .2.
T E K NIK P R O D UK S I K O NT E N D A N
S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME D IA
STRATEGI BERBAGAI
MEDIA
 P eliba ta n J urna lis Wa rg a da la m berba g a i pertemua n ya ng
memba ha s s ubs ta ns i pening ka ta n mutu pela ya na n publik
www.kinerja.or.id
 B erba g i konten/is u da n perkemba ng a nnya mela lui media s os ia l
da n ja ring a n kerja
 Memba ng un vis i bers a ma a nta r jurna lis wa rg a deng a n pela ks a na
a dvoka s i.
 Meng emba ng ka n pelua ng penulis a n berita oleh jurna lis wa rg a di
media a rus uta ma da n kola bora s i deng a n jurna lis media a rus
uta ma
 P emberia n ins entif: (1) pela tiha n-pela tiha n ba ru ba ik diloka l
ma upun kelua r da era h, (2) kunjung a n ke lua r da era h, (3)
kompetis i jurna lis da n pemberia n a wa rd, (4) fes tiva l jurna lis dan
s eba g a inya .
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
269
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media
bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
STRATEGI BERBAGAI
MEDIA
C .3.
STRATEGI BERBAGAI
MEDIA
C .4.
270
T E K NIK P R O D U K S I K O NT E N D A N
S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME D IA
 P E ND U K UNG T R A NS P A R A NS I D A N
K E T E R B UK A A N INF O R MA S I P UB L IK
 P E NG E MB A NG A N K O L O M K H U S US
P E NG A D UA N MA S Y A R A K A T
 P R O G R A M S IA R A N INT E R A K T IF
T E K NIK P R O D UK S I K O NT E N D A N
S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME D IA
 P E NG E L O L A A N ME D IA S O S IA L
 K E R J A S A MA A NT A R P E L A K U ME D IA
B E R B E DA P L ATF OR M
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
PENGHAMBAT
D
D
F A K T O R P E NG H A MB A T D A N
P E ND UK UNG
 K es ulitan mendapatkan pernyataan dari s umber
berita
 K es ulitan mengaks es data dan informas i
 Minimnya jumlah jurnalis di daerah
 Minimnya pemahaman akan is u
 T idak mudah menyus un pernyataan yang
menarik perhatian publik dalam media s os ial
F A K T O R P E NG HA MB A T D A N
P E ND UK UNG
PENDUKUNG
 Naras umber yang kooperatif
www.kinerja.or.id
 K eberadaan jurnalis warga
 K emudahan mendapatkan data dan informas i
 P enulis an yang menarik dalam media
 F amiliarity pengguna fitur media s os ial yang
ters edia dalam telepon pintar
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
271
Teknik Advokasi dan
Pengawasan Mutu
Pelayanan Publik oleh
Masyarakat
www.kinerja.or.id
8
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
273
PENGANTAR
BAB 8
Teknik
Advokasi dan
Pengawasan
Mutu Pelayanan
Publik oleh
Masyarakat
Modul pamuncak ini merupakan materi teknis yang
menyampaikan metode maupun teknik advokasi dan
pengawasan. Didalamnya diperkenalkan beberapa
metode yang sudah sering digunakan sebagai
metode pelaksanaan advokasi bagi peningkatan
mutu pelayanan publik. Tidak semua materi dapat
disampaikan di dalam modul ini, oleh karenanya
lampiran berupa dokumen-dokumen petunjuk
pelaksanaan dan tahapan detail metode disajikan
pula.
Dalam modul terakhir ini diharapkan peserta tidak
hanya mengerti dan memahami metode dan teknik,
namun juga diharapkan dapat memberikan asistensi
teknis bagi pelaksanaan advokasi dan pengawasan
.......
diharapkan
peserta tidak
hanya mengerti
dan memahami
metode dan
teknik .......
khususnya bagi peningkatan mutu pelayanan publik.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Melalui materi yang disajikan di dalam modul ini
peserta diharapkan dapat meningkat pemahaman
teknis menjalankan advokasi dan pengawasan bagi
peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar
pelayanan. Disamping itu, peserta diharapkan
juga fasih di dalam mengintegrasikan isu standar
pelayanan kedalam langkah-langkah teknis yang
membutuhkannya. Dengan demikian, peserta
274
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
peningkatan mutu pelayanan publik
diharapkan juga dapat memberikan asistensi teknis
terkait hal-hal di atas kepada kelompok masyarakat.
5. Faktor penghambat dan pendukung
pelaksanaan advokasi dan pengawasan oleh
masyarakat
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta mampu membandingkan berbagai
METODE, ALAT
BANTU DAN BAHAN
metode advokasi yang ada dan sekaligus
mampu mengintegrasikan isu standar pelayanan
kedalam metode dan langkah-langkah teknis
advokasi dan pengawasan bagi peningkatan
mutu pelayanan publik.
1.Metode
2. Peserta mampu mengidentifikasi siapa
sasaran kegiatan – baik itu yang ditujukan bagi
pengumpulan bukti-bukti maupun advokasi
dan pengawasan – dan bagaimana melibatkan
3. Peserta mampu memahami apa yang harus
dikomunikasikan dan sekaligu membangun
yang terlibat dalam advokasi
Tutorial
•
Curah pendapat
2. Alat Bantu
mereka.
komunikasi dan lobi politik dengan pihak-pihak
•
•
Flipchart.
•
Kertas plano dan spidol.
•
LCD Projector dan Komputer.
3.Bahan
4. Peserta mampu memfasilitasi forum dengan
Materi presentasi. Materi ini berbentuk dokumen
digital yang berisi presentasi slide-slide dengan
berbagai tahapan teknis didalam advokasi
menggunakan software presentasi.
maupun pengawasan
POKOK BAHASAN
1. Metode advokasi danpengawasanpeningkatan
WAKTU
6 X 45 menit
mutu pelayanan publik
2. Teknik advokasi danpengawasan peningkatan
mutu Pelayanan publik
3. Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi
peningkatan mutu pelayanan publik
4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
275
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
PROSES FASILITASI
Penyampaian Metode
dan Teknis Advokasi dan
Pengawasan
(40 menit)
Pengantar
(5 menit)
Bermain Peran
(60 menit)
Diskusi dan presentasi
kelompok tentang
perumusan langkah kerja
advokasi peningkatan mutu
pelayanan publik
(30 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini dengan
Tanya Jawab dan
Klarifikasi
(20 menit)
Pengantar diskusi
kelompok I
(10 menit)
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
menyampaikan hal-hal apa yang hendak
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
membagi secara adil peserta-peserta yang
menyampaikan hal penting terkait metode dan
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
teknik advokasi dan pengawasan.
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
secara singkat namun jelas dan diketahui
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
maksudnya.
narasumber untuk menyajikan materi mengenai
metode dan teknik advokasi, elaborasi isuisu mutu pelayanan yang ada dalam 3 sektor
pelayanan publik yang mendapat dukungan dari
Kinerja. Penyajian dilakukan dalam power point
yang juga didukung dengan naratif selama 30
menit.
3. Tanya jawab. Sesi ini dilaksanakan selama 20
276
4. Diskusi kelompok. Fasilitator menyampaikan
pengantar hal-hal sebagai berikut:
• Fasilitator menyampaikan tugas kelompok
yang harus diselesaikan melalui diskusi
kelompok. Tugas kelompok adalah
merumuskan rencana kerja spesifik
untuk melakukan advokasi peningkatan
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
mutu pelayanan public berbasis standar
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
pelayanan. Masing-masing kelompok
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
membahas satu sektor. Jika kelompok
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
lebih dari tiga, maka kelompok ke empat
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
mengambil sektor pendidikan dasar.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
• Pembagian waktu dalam diskusi adalah
(masing-masing kelompok berjumlah 3 – 4
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
orang) untuk bermain peran. Peran yang
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
hendak dimainkan adalah melakukan
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
dialog/lobi untuk menyampaikan dan
dan mencatat. 50 menit selanjutnya
mendiskusikan materi yang diadvokasi.
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
Masing-masing kelompok diminta untuk
dan sisanya 40 menit kembali ke sesi pleno
mempelajari scenario peran yang hendak
untuk membahas hasil diskusi masing-
dimainkan. Kelompok yang ada adalah
masing kelompok.
mewakili isu pendidikan dasar dan
• Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
kesehatan ibu dan anak. Pembagian peran
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
dalam masing-masing kelompok adalah
diskusi.
sebagai berikut:
• Fasilitator mengatur pembagian kelompok
sedemikian rupa sehingga masing-masing
kelompok beranggotakan 5 sampai
maksimum 7 peserta.
• Selama diskusi kelompok berlangsung,
fasilitator memastikan diskusi pada
masing-masing kelompok berjalan dan
setiap anggota kelompok terlibat dalam
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil maksimal
7 menit setiap kelompok dan dilanjutkan
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
disampaikan masing-masing kelompok.
Fasilitator memandu proses diskusi dan
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
diskusi yang dapat digunakan sebagai
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
5. Bermain Peran. Fasilitator meminta
sukarelawan peserta sebanyak 2 kelompok
www.kinerja.or.id
a. Kelompok Advokasi Pendidikan:
• Tim Advokasi.Tim ini diwakili oleh
seorang pekerja LSM bidang pendidikan.
Yang bersangkutan merupakan sarjana
pendidikan dan sudah bekerja di LSM
selama kurang lebih enam tahun. Dia
membawakan materi hasil diskusi di dalam
lokakarya untuk disampaikan kepada Kepala
Dinas.
• Jurnalis Media. Di dalam pertemuan
tersebut, media dihadirkan oleh tim advokasi
agar dapat melakukan liputan terhadap
keputusan yang diambil. Pada sesi akhir,
jurnalis mengajukan pertanyaan terkait
keputusan yang disampaikan oleh Kepala
Dinas Pendidikan.
• Kepala Sekolah Dasar. Kepala sekolah
dengan latar belakang sarjana pendidikan
ini sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun
sebagai kepala sekolah. Yang bersangkutan
terlibat dalam proses diskusi perumusan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
277
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
janji perbaikan. Oleh karenanya dia harus
Kepala Dinas Kesehatan. Dokter ini dikenal
menyampaikan argument-argumen yang
sebagai “yes man” oleh kalangan SKPD
berkembang dalam diskusi sehingga sampai
maupun pihak luar.
• Kepala DInas Kesehatan. Kepala Dinas
pada kesimpulan yang disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan.
ini termasuk kawakan, karena sudah lebih
• Kepala DInas Pendidikan. Kepala Dinas
dari 10 tahun menjabat sebagai kepala
ini termasuk baru, karena baru menjabat
dinas. Dokter yang sudah tidak praktek ini
selama kurang dari setahun. Sebelum
dikenal keras dan tidak bersedia mengalah
memutuskan menyetujui atau tidak, kepala
dalam banyak hal, tertutama saat dialog
dinas harus mengklarifikasi berbagai usulan
dengan perwakilan masyarakat sipil.
yang disampaikan oleh tim advokasi.
Meskipun demikian, sebelum memutuskan
menyetujui atau tidak, kepala dinas harus
b.
Kelompok Advokasi Kesehatan:
mengklarifikasi berbagai usulan yang
disampaikan oleh tim advokasi.
• Tim Advokasi. Tim ini diwakili oleh seorang
pekerja LSM bidang kesehatan. Yang
bersangkutan merupakan sarjana filsafat
dan sudah bekerja di LSM selama kurang
lebih sepuluh tahun. Dia diminta mewakili
tim untuk membawakan materi hasil diskusi
di dalam lokakarya untuk disampaikan
kepada Kepala Dinas.
• Jurnalis Media. Di dalam pertemuan
tersebut, media dihadirkan oleh tim advokasi
agar dapat melakukan liputan terhadap
keputusan yang diambil. Pada sesi akhir,
jurnalis mengajukan pertanyaan terkait
keputusan yang disampaikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan.
• Kepala Puskesmas. Dokter yang baru tiga
tahun menjabat sebagai kepala puskesmas
ini terlibat dalam proses diskusi perumusan
janji perbaikan. Oleh karenanya dia harus
menyampaikan argumen-argumen yang
berkembang dalam diskusi sehingga sampai
pada kesimpulan yang disampaikan kepada
278
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Masing-masing kelompok menjalankan
permainan bermain peran secara bergantian
sesuai dengan petunjuk yang ada dalam
Lampiran. Masing-masing kelompok diberi
waktu untuk persiapan selama 10 menit dan
melaksanakan kegiatan maksimal 10 menit.
Untuk peserta yang tidak terlibat, diminta untuk
memperhatikan dan mencatat hal-hal yang
perlu dicatat. Pada bagian akhir kelompok ini
menyampaikan komentar beserta catatannya
dan fasilitator memfasilitasi dialog antar peserta
yang terlibat langsung dalam kelompok dengan
peserta yang menjadi mengamati berjalannya
kegiatan bermain peran. Diskusi sampai
mengkerucutkan hal-hal penting dilaksanakan
selama kurang lebih 25 – 30 menit.
6. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan
menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
jawab dan hasil diskusi kelompok.
www.kinerja.or.id
URAIAN SUBSTANSI
netral. Namun jikapun tidak dari sumber
yang dianggap netral, pelaksanaan
kegiatan ini harus dilaksanakan
melalui pengorganisasian yang melibatkan
1. Metode advokasi dan
pengawasan peningkatan
mutu pelayanan publik.
penyelenggaran layanan dan penerima
a.
Syarat Umum
pemerintah daerah/penyelenggara
Advokasi yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan publik mensyaratkan beberapa
layanan. Pada banyak kasus di lapangan,
advokasi ini dilakukan secara bersama
oleh kelompok masyarakat dan perwakilan
pelayanan.
Oleh karenanya diperlukan metode advokasi
dimana keterlibatan keduanya, baik
hal yakni:
penyelenggara pelayanan publik (penyedia
(i). Adanya fakta berupa data dan informasi
layanan) dan penerima layanan (publik)
yang jujur, sahih dan akurat tentang
terlibat bersama dalam proses advokasi
mutu pelayanan publik yang berasal dari
maupun pengawasan janji perbaikan
pengguna layanan.
pelayanan.
(ii). Adanya keyakinan bahwa penyelenggara
pelayanan publik bersedia menerima
fakta tentang mutu layanan publik yang
disampaikan oleh masyarakat.
(iii).Adanya kesediaan secara sungguh-sungguh
dari penyelenggara pelayanan publik untuk
memperbaiki mutu dan kualitas layanan,
termasuk jika harus mengalokasi atau
merelokasi anggaran yang berada didalam
wilayah pengelolaannya.
(iv).Adanya kesediaan untuk secara reguler
menyelenggarakan penggalian data dan
informasi untuk memonitor perkembangan
kualitas layanan publik yang diberikan.
(v).Adanya anggaran untuk pelaksanaan
kegiatan advokasi ini. Idealnya anggaran
ini berasal dari sumber dana yang
www.kinerja.or.id
b.
Metode Advokasi
Ada beberapa metode advokasi yang
dikenal. Dalam modul ini diuraikan tiga jenis
metode advokasi.
(1) Metode yang mengacu pada
Kepmenpan No 13 Tahun 2009 yang
disebut dengan Pedoman Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik dengan
Partisipasi Masyarakat atau dikenal
juga dengan Survey Pengaduan.
(2) Metode pengukuran Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM). Metode ini mengacu
pada Permenpan No 25 Tahun 2004.
(3) Metode Citizen Report Card (CRC).
Metode ini banyak dipakai oleh
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
279
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
kelompok organisasi masyarakat
sipil. Metode ini diperkenalkan oleh
sebuah organisasi masyarakat sipil di
METODE BERDASARKAN KEPMENPAN NOMOR 13 TAHUN 2009
Bangalore, India.
Dalam melaksanakan advokasi, program
Kinerja menggunakan metode yang
(1). Deskripsi singkat
pertama, yakni yang diadopsi dari
yang dikembangkan Kementerian PAN untuk
Kepmenpan Nomor 13 Tahun 2009. Metode
meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi
ini diinisiasi oleh GTZ (sekarang GIZ)
satuan kerja/unit organisasi penyelenggara
bersama Kemenpan dan akhirnya diadopsi
pelayanan publik pada kementerian/lembaga
menjadi Keputusan Menteri PAN tersebut.
dan pemerintah daerah. Metodenya merupakan
suatu rangkaian tindakan sistematis menuju
Didalam program Kinerja, metode ini
perbaikan pelayanan publik yang dimulai dari
diadopsi untuk digunakan dengan fokus
pengelolaan pengaduan masyarakat pengguna
pada dua unit pelayanan dasar dari sektor
pelayanan sebagai dasar awalan (orientasi),
pendidikan dasar yakni SD dan SMP
merumuskan tindakan nyata perbaikan
serta dari sektor kesehatan ibu dan anak
pelayanan, memantau dan mengevaluasi
yakni Puskesmas. Jika dalam panduan
keberhasilan dan mengkomunikasikannya
dan pelaksanaan sebelumnya, substansi
kepada masyarakat pengguna pelayanan.
diarahkan kepada seluruh isu yang ada
Metode ini tidak hanya berisi pendekatan
di unit pelayanan, maka didalam program
yang bersifat teknis tetapi beberapa bagian
Kinerja, isu diarahkan hanya pada isu-isu
pentingnya sering disebut sebagai pendekatan
yang didukung oleh Kinerja (baca Modul bab
yang ‘non-teknis: khususnya aspek komunikasi
3). Modul ini akan lebih banyak menguraikan
publik di dalamnya. Pengelolaan pengaduan
metode ini ketimbang dua metode lainnya.
Pedoman ini merupakan salah satu metode
merupakan basis dari metoda ini karena
Dalam modul ini isu yang dikembangkan
publik/masyarakat lebih mudah memberikan
menjadi lebih spesifik lagi yakni diarahkan
pernyataan ketidakpuasan (keluhan/pengaduan)
pada evaluasi terhadap indikator capaian
ketimbang kepuasan.
dalam SPM, baik SPM Pendidikan Dasar
maupun Kesehatan Ibu dan Anak, seperti
yang dielaborasi pada bagian 3 substansi
Bab 8 ini.
(2). Prinsip yang digunakan
Beberapa hal yang menjadi prinsip dari
pedoman peningkatan pelayanan publik ini
adalah:
280
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1. Komitmen pimpinan.
sederhananya, metode ini sering kali dipandang
2. Perubahan pola pikir (mindset) terhadap
kurang memenuhi kaidah ilmiah secara statistis
dan metodolgis. Prinsip yang perlu dipegang
fungsi pelayanan.
teguh dalam penggunaan metode ini adalah:
3. Partisipasi masyarakat pengguna
“Secara ilmiah, statistis dan metodologis tidak
pelayanan.
4. Peningkatan kualitas pelayanan harus
terlalu salah dan secara cepat dapat memandu
dengan tindakan nyata perbaikan
para penyelenggara dan pelaksana pelayanan
5. Tindakan perbaikan pelayanan harus
publik ke tindakan nyata perbaikan pelayanan
disampaikan secara transparan kepada para
secara tepat sesuai dengan aspirasi masyarakat
pengguna pelayanan.
pengguna pelayanan”.
(3). Metode pelaksanaan
Tahapan
Keseluruhan metode ini dilakukan dengan
Metode ini terdiri dari lima komponen utama
instrumen (contoh bantu kerja) sederhana,
atau tahapan. Keberhasilan dan kualitas
dapat dilakukan dengan biaya murah dan dalam
hasil pelaksanaan langkahsebelumnya akan
waktu relatif singkat yang mampu memandu
menentukan keberhasilan dan kualitas hasil
penyelenggara dan pelaksana pelayanan
yang akan diperolehpada pelaksanaan tahapan
publik sesegera mungkin melakukan tindakan
berikutnya.
nyata perbaikan pelayanan. Karena begitu
Penataan Awal
Pemantauan
dan Evaluasi
Analisis Masalah
Penyebab Pengaduan dan
Rencana Tindak Nyata
www.kinerja.or.id
Pengelolaan
Keadaan
Survei Pengaduan
Masyarakat
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
281
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
(i) Penataan Awal
Didalam tahapan ini terdapat tiga tujuan utama,
yakni untuk (1). mendapatkan Komitmen
Organisasi;(2) menyiapkan Administrasi Formal,
dan; (3). menyusun Jadual Pelaksanaan.
Uraian di bawah ini akan membahas satu
persatu tujuan yang hendak dicapai dalam
tahapan penataan awal.
• Langkah mendapatkan Komitmen Organisasi:
(b).Penentuan unit pelayanan yang
akan menerapkan metode. Pimpinan
Departemen/Lembaga/Pemerintah
Daerah harus menentukan unit
pelayanan tertentu yang akan diperbaiki
pelayanannya dengan menggunakan
metode ini sesuai dengan prioritas
pembangunan.
(c).Penunjukan dan penugasan para
pelaksana. Pimpinan Departemen/
Lembaga/Pemerintah Daerah yang
akan menggunakan metode ini harus
Untuk mendapatkan komitmen organisasi,
menunjuk dan menugaskan para
beberapa langkah yang perlu dilakukan
pelaksana, meliputi:
adalah sebagai berikut:
(a).Penyampaian informasi kepada
pengambil keputusan untuk
mendapatkan komitmen organisasi.
o Tim Pelaksana Peningkatan
Kualitas Pelayanan (di tingkat unit
pelayanan) dan
o Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan
Para pelaksana metoda ini memerlukan
Publik (di tingkat Departemen/
dukungan penuh dan instruksi yang
Lembaga/Pemerintah Daerah).
jelas daripengambil keputusan. Hal
pertama yang sangat penting untuk
dapat memulai sesuatu yang baru
membiayai pelaksanaan. Departemen/
termasuk dalam menggunakan metode
Lembaga/Pemerintah Daerah yang
peningkatan kualitas pelayanan
berkeinginan memperbaiki pelayanan
publik iniadalah meyakinkan pimpinan
publik dengan menggunakan metode ini
organisasi penyelenggara pelayanan
harus menyediakan sejumlah anggaran
publik (Departemen/Lembaga/Pemda)
untuk pelaksanaan yang meliputi:
melalui penyampaian informasi tentang
pendekatan atau metode itu sendiri,
manfaatnya dan informasi tentang
konsekuensi biaya pelaksanaannya.
282
(d).Penyediaan anggaran untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Lokakarya Pengelolaan Pengaduan
(2 hari kerja efektif),
o Survei Pengaduan Masyarakat
terhadap kinerja pelayanan publik
www.kinerja.or.id
(durasi tergantung jenis pelayanan
Kepala Departemen/ Lembaga atau Surat
di unit pelayanan yang diperbaiki),
Keputusan (SK) Kepala Daerah. Selain
o Lokakarya Analisis Masalah
itu, jika pelaksanaan dikerjasamakan
Penyebab Pengaduan Masyarakat
dengan pihak lain, maka keputusan
(2 hari kerja efektif),
kerjasama tersebut harus juga dinyatakan
o Operasional para pelaksana, yaitu:
secara formal tertulis, misalnya dalam
Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan
dokumen Perjanjian Kerjasama atau Nota
Publik (tingkat Departemen/
Kesepahaman.
Lembaga/Pemerintah Daerah) dan
Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas
Pelayanan (di unit pelayanan),
o Peralatan dan bahan,
perlunya organisasi penyelenggara dan
fasilitator/narasumber dari luar,
pelaksana pelayanan publik menyusun
terutama jika pelaksanaan dilakukan
jadwal/kerangka waktu pelaksanaan
bekerjasama dengan pihak lain.
• Administrasi Formal
Menyusun keputusan pimpinan Departemen/
Lembaga/Pemerintah Daerah tentang halhal penting sebagaimana disebut di muka,
yaitu tentang:
(a).Penentuan unit pelayanan yang
pelayanannya akan diperbaiki dengan
menggunakan metode ini,
(b).Penunjukan dan penugasan para
pelaksana (Tim Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik dan Tim Pelaksana
Peningkatan Kualitas Pelayanan),
(c).Penyediaan anggaran.
Setelah administrasi anggaran sudah jelas,
kelengkapan administratif berikutnya adalah
o Jasa pihak lain seperti honorarium
• Jadwal/Kerangka Waktu Pelaksanaan
kegiatan.
(ii). Pengelolaan Pengaduan
Tahap kedua adalah pengelolaan pengaduan
itu sendiri. Bentuknya adalah lokakarya
pengelolaan pengaduan. Tujuan dari lokakarya
tersebut adalah untuk mengidentifikasi
pengaduan masyarakat pengguna pelayanan,
menciptakan kesadaran penyelenggara
pelayanan/organisasi penyelenggara
pelayanan tentang aspek positif pengaduan
(keluhan), menciptakan kesadaran masyarakat
pengguna pelayanan tentang aspek positif
menyampaikan pengaduan (keluhan) sebagai
wujud partisipasi masyarakat guna peningkatan
kualitas pelayanan, membangun kepercayaan
Keputusan dituangkan secara formal dan
masyarakat pengguna pelayanan terhadap
tertulis dalam bentuk Keputusan Menteri/
komitmen penyelenggara pelayanan dalam
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
283
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
upayanya untuk meningkatkan kualitas
(f). Kemampuan Petugas Pelayanan
pelayanan, dan memastikan seluruh peserta
(g). Kecepatan Pelayanan
setuju dengan hasillokakarya dan kegiatan tindak
(h). Keadilan Mendapatkan Pelayanan
lanjut.
(i). Kesopanan dan Keramahan Petugas
(j). Kewajaran Biaya Pelayanan
Keluaran dan lokakarya ini adalah
(k). Kepastian Biaya Pelayanan
(l). Kepastian Jadwal Pelayanan
(a).Adanya rancangan kuesioner pernyataan
(m).Kenyamanan Lingkungan
pengaduan masyarakat pengguna pelayanan
(n). Keamanan Pelayanan
yang telah disepakati oleh seluruh peserta
lokakarya,
(b).Rencana tindak lanjut setelah lokakarya,
disampaikan, pelaksana kegiatan harus pula
(c).Merekrut tenaga tambahan sukarela yang
mempertimbangkan isu-isu SPM (kebanyakan
akan membantu Tim dalam melaksanakan
14 isu tersebut merupakan isu SPP dan SOP)
survei pengaduan masyarakat,
pada masing-masing sektor. Fasilitator perlu
(d).Tim termasuk para tenaga tambahan
mempertimbangkan isu SPM kedalam daftar
sukarela terampil melaksanakan survei
kuisioner. Hasil pernyataan pengaduan dari
pengaduan masyarakat dan mampu
peserta selanjutnya dikelompokkan dan dibuat
mengolah serta menyajikan hasil survei
peringkat dan menjadi bahan untuk menyusun
kedalam bentuk Indeks Pengaduan
kuesioner. Pengalaman selama ini menunjukkan
Masyarakat.
Dari panduan 14 indikasi pengaduan yang
bahwa ada 100 atau lebih pengaduan dari hasil
Pada kegiatan ini pertama kalinya penyelenggara
curah pendapat, tetapi tidak semuanya memiliki
pelayanan publik bertemu dengan masyarakat
tingkat kepentingan yang sama, dan tidak pula
pengguna pelayanan. Dalam lokakarya
praktis jika bekerja dengan kuesioner yang
dilakukan curah pendapat tak terstruktur tentang
terdiri dari 100 pernyataan pengaduan. Untuk
pengaduan. Untuk mempermudah proses,
itu kuesioner harus dibatasi menjadi 25-30
fasilitator memberikan stimulasi berpikir kepada
pernyataan pengaduan utama atau cukup untuk
peserta tentang penentu kepuasan masyarakat,
satu halaman kuesioner.
yang meliputi:
(iii). Survei Pengaduan Masyarakat
(a). Prosedur Pelayanan
(b). Persyaratan Pelayanan
(c). Kejelasan Petugas Pelayanan
(d). Kedisiplinan Petugas Pelayanan
(e). Tanggung Jawab Petugas Pelayanan
284
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Tahap berikutnya adalah pelaksanaan survey
pengaduan masyarakat. Survei merupakan
lanjutan dari Lokakarya Pengelolaan
Pengaduan. Langkah ini merupakan sebuah
www.kinerja.or.id
kegiatan besar bagi masyarakat pengguna
tertinggi akan menjadi peringkat kesatu
pelayanan untuk berpartisipasi dalam perbaikan
(ranking 1). Pengaduan peringkat 1
pelayanan yang diselenggarakan oleh organisasi
ditempatkan paling atas, menyusul
penyelenggara pelayanan yang bersangkutan.
dibawahnya adalah pengaduan peringkat 2,
demikian seterusnya secara berurut sesuai
(a).Tujuan dari survei adalah untuk
peringkatnya.
mengkonfirmasi pernyataan pengaduan
(f). Indeks Pengaduan Masyarakat harus
yang ada di kuesioner kepada sebanyak
sesegera mungkin diberitahukan
mungkin responden.
(diumpanbalikkan) kepada masyarakat
(b).Responden adalah masyarakat pengguna
pengguna pelayanan setelah survei selesai
pelayanan yang menjadi obyek survey.
melalui poster dan dipasang di papan
informasi di kantor organisasi penyelenggara
(c).Jumlah kuesioner yang disebarkan
disesuaikan dengan jumlah masyarakat
pelayanan dan juga melalui media cetak
penggunapelayanan. Tiap organisasi
dan elektronik setempat dengan melakukan
penyelenggara pelayanan biasanya memiliki
jumpa pers atau membuat siaran pers.
data periodik jumlah pengguna pelayanan
(bulanan, kwartal atau tahunan). Sebaiknya,
(iv). Lokakarya Analisis Masalah Penyebab survei dapat menjangkauresponden paling
Pengaduan Masyarakat dan Rencana Tindak sedikit 80 persen dari jumlah pengguna
Nyata
Tahap berikutnya setelah survey pengaduan
yang ada.
(d).Kuesioner yang dibagikan kepada
masyarakat pengguna pelayanan tidak perlu
mencantumkan identitas respondennya
atau harus anonim dengan tujuan agar
masyarakat memiliki keberanian dalam
mengungkapkan apa yang mereka nilai
terhadap kinerja organisasi penyelenggara
pelayanan yang disurvei dapat terjaga.
(e).Hasil survey dibuat tabel rekapitulasi
adalah pelaksanaan lokakarya Analisis Masalah
Penyebab Pengaduan Masyarakat dan Rencana
Tindak Nyata. Hasil akhir survei pengaduan
masyarakat berupa Indeks Pengaduan
Masyarakat menjadi dasar untuk analisis
dan perumusan tindakan nyata perbaikan
pelayanan. Penting disadari lagi bahwa tujuan
akhir penggunaan metode ini bukanlah pada
pelaksanaan hasil survei pengaduan masyarakat
sebagai dasar menyusun Indeks Pengaduan
semata, tetapi pada rumusan tindak nyata yang
Masyarakat (IPM). Pernyataan pengaduan
segera harus dilakukan oleh para penyelenggara
diurutkan berdasarkan jumlah responden
dan pelaksana pelayanan publik untuk
yang mengadu. Pernyataan pengaduan
memperbaiki pelayanan sebagai tanggapan atas
dengan jumlah responden yang mengadu
pengaduan masyarakat itu. Dengan demikian
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
285
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
sasaran akhir adalah tindakan nyata perbaikan
tanggungjawab pemerintah, dan bahkan
pelayanan.
mungkin tanggungjawab masyarakat pengguna
dilakukan dalam lokakarya bersama para
Hasil dari Lokakarya Analisis Masalah Penyebab
Pengaduan dapat digunakan untuk berbagai
publik dengan unsur-unsur (representasi) dari
kebutuhan. Manfaat langsung terpenting adalah
masyarakat pengguna pelayanan. Lokakarya
sebagai umpan-balik kepada masyarakat
ini menjadi sarana pelatihan bagi para peserta
pengguna pelayanan dalam bentuk yang disebut
kedua belah pihak (penyedia dan pengguna
sebagai Janji Perbaikan Pelayanan dan umpan-
pelayanan) untuk menganalisis masalah-
balik kepada atasan dan pengambil keputusan
masalah pelayanan secara sederhana dan cepat
dalam bentuk yang disebut Rekomendasi
tetapi metodologis.
Perbaikan Pelayanan. Janji Perbaikan
Sebelum Lokakarya dilakukan kegiatan
kepada pimpinan dan pengambil keputusan
dan mempublikasikan Indeks Pengaduan
Masyarakat. Peserta lokakarya adalah 80
persen berasal dari penyedia pelayanan dan 20
persen berasal dari pengguna pelayanan.
Metode analisis yang digunakan adalah suatu
metode yang sangat sederhana. Analisis
dimulai dari pengaduan yang terpenting, yaitu
pengaduan yang menempati bagian teratas
di Grafik Indeks Pengaduan Masyarakat.
Jika daftar masalah penyebab pengaduan
sudah lengkap, maka dirumuskanalternatif
solusi (sebagai tanggapan/respons terhadap
pengaduan) yang mungkin dilakukan
dan kelompokkan berdasarkan siapa
bertanggungjawab atas solusi itu (tanggung
jawab internal organisasi penyelenggara
pelayanan atau tanggung jawab eksternal
atasan atau unit kerja atasan, atau
286
penyelenggara dan pelaksana pelayanan
persiapan antara lain menyampaikan hasil survei
pelayanan itu sendiri).
Analisis masalah penyebab pengaduan dapat
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Pelayanan akan dikeluarkan dalam bentuk
dokumen tertulis, dalam bentuk brosur, poster
yang dipasang pada organisasi penyelenggara
pelayanan.
(v). Pemantauan dan Evaluasi
Untuk memastikan bahwa Janji Perbaikan
Pelayanan dan Rekomendasi Perbaikan
Pelayanan yang telah diterbitkan
terpenuhi dan dilaksanakan, isi Janji dan
Rekomendasi Perbaikan Pelayanan tersebut
harus diintegrasi ke dalam rencana kerja
organisasi penyelenggara dan pelaksana
pelayanan publik. Artinya kegiatan dan
anggaran pelaksanaannya harus benarbenar masuk ke dalam dokumen Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) satuan
kerja yang bersangkutan. Singkatnya,
pelaksanaan Janji dan Rekomendasi
Perbaikan Pelayanan melekat mengikuti
siklus manajemen proyek dari perencanaan,
persiapan anggaran, pelaksanaan sampai
www.kinerja.or.id
ke pertanggungjawaban hasil (akuntabilitas).
Pembangunan Nasional (PROPENAS) yang
Untuk memastikan bahwa semua kegiatan
menyatakan bahwa untuk meningkatkan
perbaikan serta hasil nyata akan dicapai
kualitas pelayanan publik perlu disusun
dalam waktu yang direncanakan perlu
indeks kepuasan masyarakat sebagai
dilakukan pemantauan kegiatan serta
tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas
evaluasi hasil.
pelayanan.
Dalam Kepmenpan ini tidak diatur
bagaimana prosedur mengawasi
adalah data dan informasi tentang tingkat
pelaksanaan dari janji dan rekomendasi
kepuasan masyarakat yang diperoleh
perbaikan pelayanan, namun yang
dari hasil pengukuran secara kuantitatif
disampaikan adalah dengan melakukan
dan kualitatif atas pendapat masyarakat
hal yang sama pada periode berikutnya
dalam memperoleh pelayanan dari
(misalnya satu tahun kemudian), sehingga
aparatur penyelenggara pelayanan publik
akan dapat dilihat hasil dan perubahannya.
dengan membandingkan antara harapan
Di dalam modul ini, proses berikutnya
dan kebutuhannya. Untuk mengetahui
dicantumkan didalam bagian berikutnya
perkembangan kinerja unit pelayanan,
yang disebut sebagai pengawasan. Secara
Instansi Pemerintah perlu melakukan
prinsip tidak terlalu jauh berbeda dengan
kegiatan penyusunan indeks kepuasan
apa yang dilaksanakan dalam tahapan
masyarakat secara periodik terhadap
advokasi.
unit pelayanan di lingkungan instansi
pemerintah. Data indeks kepuasan
c. Metode Advokasi lainnya
Menurut KepmenPAN tersebut, IKM
masyarakat tersebut dapat menjadi bahan
Dua metode advokasi lainnya yang
penilaian terhadap unsur pelayanan
diperkenalkan dalam modul ini adalah:
yang masih perlu perbaikan dan menjadi
pendorong setiap unit penyelenggara
(1). IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat).
pelayanan untuk meningkatkan kualitas
pelayanannya.
Indeks Kepuasan Masyarakat
dilaksanakan dengan mendasarkan pada
KepmenPAN No. 25 Tahun 2004. Indeks
Kepuasan Masyarakat adalah kebijakan
yang dikeluarkan Pemerintah melalui
Penilaian kepuasan dilakukan terhadap
empat belas unsur pelayanan, yaitu:
(a). Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan
KepmenPAN No. 25/2004 sebagai tindak
tahapan pelayanan yang diberikan
lanjut Undang-undang Republik Indonesia
kepada masyarakat dilihat dari sisi
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
kesederhanaan alur pelayanan;
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
287
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
(b). Persyaratan Pelayanan, yaitu
dalam memberikan pelayanan
persyaratan teknis dan administratif
kepada masyarakat secara sopan dan
yang diperlukan untuk mendapatkan
ramah serta saling menghargai dan
pelayanan sesuai dengan jenis
menghormati;
pelayanannya;
(j). Kewajaran biaya pelayanan, yaitu
(c). Kejelasan petugas pelayanan, yaitu
keterjangkauan masyarakat terhadap
keberadaan dan kepastian petugas
besarnya biaya yang ditetapkan oleh
yang memberikan pelayanan (nama,
unit pelayanan;
jabatan serta kewenangan dan
tanggung jawabnya);
(d). Kedisiplinan petugas pelayanan,
yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama
(k). Kepastian biaya pelayanan, yaitu
kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan;
(l). Kepastian jadwal pelayanan, yaitu
terhadap konsistensi waktu kerja
pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai ketentuan yang berlaku;
sesuai dengan ketentuan yang telah
(e). Tanggung jawab petugas pelayanan,
ditetapkan;
yaitu kejelasan wewenang dan
(m). Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi
tanggung jawab petugas dalam
sarana dan prasarana pelayanan yang
penyelenggaraan dan penyelesaian
bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat
pelayanan;
memberikan rasa nyaman kepada
(f). Kemampuan petugas pelayanan, yaitu
tingkat keahlian dan ketrampilan yang
penerima pelayanan;
(n). Keamanan Pelayanan, yaitu
dimiliki petugas dalam memberikan/
terjaminnya tingkat keamanan
menyelesaikan pelayanan kepada
lingkungan unit penyelenggara
masyarakat;
pelayanan ataupun sarana yang
(g). Kecepatan pelayanan, yaitu target
digunakan, sehingga masyarakat
waktu pelayanan dapat diselesaikan
merasa tenang untuk mendapatkan
dalam waktu yang telah ditentukan
pelayanan terhadap resiko-resiko
oleh unit penyelenggara pelayanan;
yang diakibatkan dari pelaksanaan
(h). Keadilan mendapatkan pelayanan,
pelayanan.
yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status
masyarakat yang dilayani;
(i). Kesopanan dan keramahan petugas,
yaitu sikap dan perilaku petugas
288
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Langkah-langkah pengukuran IKM meliputi:
(a). Persiapan, meliputi penetapan
pelaksana, penyiapan bahan,
www.kinerja.or.id
penetapan responden, lokasi dan waktu
unsur pelayanan yang dinilai), dan Bentuk
pengumpulan data. IKM dilaksanakan
Jawaban.
oleh unit pelayanan secara swakelola
atau oleh lembaga independen melalui
pengumpulan data.
suatu perjanjian kerjasama.
• Jumlah Responden, minimal 150 orang
Penetapan pelaksana. Kegiatan ini
dari jumlah populasi penerima layanan
dilaksanakan sendiri (swakelola) atau oleh
dengan dasar (“Jumlah unsur” + 1) x 10
Unit Independen. Apabila dilaksanakan
= jumlah responden (14 +1) x 10 = 150
secara swakelola, perlu membentuk Tim
responden (Categorical Data Analysis
penyusunan indeks kepuasan masyarakat
oleh FREEMAN)
yang terdiri dari:
• Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data.
• Pengarah
Pengumpulan data dapat dilakukan di:
• Pelaksana yang terdiri dari: Ketua,
Lokasi masing-masing unit
Anggota sekaligus sebagai surveyor
pelayanan (seperti unit pelayanan
sebanyak-banyaknya 5 orang, dan
SIM, STNK, transportasi dan
• Sekretariat sebanyak-banyaknya 3
sebagainya) pada saat sibuk;
orang.
Di lingkungan perumahan untuk
penerima layanan tertentu (seperti:
Apabila dilaksanakan oleh unit independen
telepon, air bersih, pendidikan dan
yang sudah berpengalaman, perlu dilakukan
sebagainya) pada saat responden di
melalui “Perjanjian kerja sama” dengan
rumah.
unit independen. Unit independen tersebut
dapat dilaksanakan oleh: 1) Badan Pusat
statistik (BPS); 2) Perguruan Tinggi (Pakar);
3) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM); 4)
Pelaku Usaha atau; 5) Kombinasi dari unit
tersebut 1 s.d. 4.
Penyiapan bahan. Kegiatan dan aspek
didalamnya meliputi Kuesioner, Bagian dari
Kuesioner (Lembar Identitas responden,
Lembar Identitas Pencacah, dan Lembar
kuesioner yang memuat kesimpulan atau
pendapat responden terhadap unsur-
www.kinerja.or.id
Penetapan responden, lokasi dan waktu
Penyusunan jadual. Penyusunan indeks
kepuasan masyarakat diperkirakan
memerlukan waktu selama 1 (satu) bulan
dengan rincian sebagai berikut:
• Persiapan, 6 hari kerja;
• Pelaksanaan pengumpulan data, 6 hari
kerja;
• Pengolahan data indeks, 6 hari kerja;
• Penyusunan dan pelaporan hasil, 6 hari
kerja.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
289
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
unsur pelayanan. Dalam penghitungan
(b). Pelaksanaan Pengumpulan Data
indeks kepuasan masyarakat terhadap
Bentuk kegiatan adalah pengisian kuesioner
14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap
yang dapat dilakukan dengan salah satu dari
unsur pelayanan memiliki penimbang
kemungkinan dua cara sebagai berikut:
yang sama. Data pendapat masyarakat
yang telah dimasukkan dalam masing-
• Dilakukan sendiri oleh penerima layanan
masing kuesioner, disusun dengan
dan hasilnya dikumpulkan di tempat
mengkompilasikan data responden yang
yang telah disediakan. Dengan cara ini
dihimpun berdasarkan kelompok umur, jenis
sering terjadi, penerima layanan kurang
kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan
aktif melakukan pengisian sendiri
utama. Informasi ini dapat digunakan
walaupun sudah ada himbauan dari unit
untuk mengetahui profil responden dan
pelayanan yang bersangkutan.
kecenderungan jawaban yang diberikan,
• Dilakukan oleh pencacah melalui
sebagai bahan analisis obyektivitas.
wawancara oleh:
(d).Laporan Hasil Penyusunan Indeks
Unit pelayanan sendiri, dengan cara
ini hasilnya kemungkinan besar
akan subyektif, karena dikhawatirkan
penyusunan laporan yang berisi dua materi
jawaban yang kurang baik mengenai
utama, yaitu Indeks per unsur pelayanan
instansinya akan mempengaruhi
dan Prioritas peningkatan kualitas pelayanan
obyektivitas penilaian. Untuk
mencakup unsur yang mempunyai nilai
mengurangi subyektifitas hasil
paling rendah serta rekomendasi rencana
penyusunan indeks, dapat
tindak lanjut. Dalam rangka peningkatan
melibatkan unsur pengawasan atau
transparansi hasil penyusunan IKM unit
sejenisnya yang terkait.
pelayanan, rencana dan tindaklanjutnya
Unit independen yang sudah
wajib dipublikasikan kepada masyarakat.
berpengalaman, baik untuk tingkat
Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/
Kota. Independensi ini perlu
ditekankan untuk menghindari
jawaban yang subyektif.
(c).Pengolahan Data
290
Hasil akhir kegiatan penyusunan IKM adalah
Hasil akhir kegiatan penyusunan IKM adalah
penyusunan laporan yang berisi dua materi
utama, yaitu Indeks per unsur pelayanan
dan Prioritas peningkatan kualitas pelayanan
mencakup unsur yangmempunyai nilai
paling rendah serta rekomendasi rencana
Nilai IKM dihitung dengan menggunakan
tindak lanjut. Dalam rangka peningkatan
“nilai rata-rata tertimbang” masing-masing
transparansi hasil penyusunan IKM unit
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
pelayanan, rencana dan tindaklanjutnya
Dengan CRC, masyarakat/CSO dapat
mengumpulkan data tentang tingkat kepuasan
wajib dipublikasikan kepada masyarakat.
warga terhadap pelayanan publik; menganalisis
interaksi diantara para penyedia pelayanan
(2). CRC atau Citizen Report Card
publik (agen) dengan warga sebagai pengguna
CRC atau Kartu Laporan Warga merupakan
layanan; dan menganalisis isu-isu yang saling
penilaian dari masyarakat (konsumen) atas
terkait dan menggali masukan guna mencari
kualitas atau kinerja lembaga pelayanan
pemecahan dan perbaikannya. Hasil dari survei
publik yang dibuat dengan tujuan melakukan
dapat digunakan sebagai alat advokasi bagi
penilaian atas jasa pelayanan publik dengan
warga untuk menuntut peningkatan pelayanan
harapan dapat dijadikan dasar untuk merubah
publik yang lebih baik dengan menggunakan
kondisi pelayanan menjadi lebih baik. Penilaian
data yang akurat, teruji, dan terpercaya.
diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh
masyarakat atau organisasi masyarakat melalui
CRC secara ilmiah dapat disejajarkan dengan
kuesioner, wawancara, dan diskusi terfokus
riset sosial, dan sejauh mungkin mengeliminasi
untuk mendapatkan feedback masyarakat
opini subyektif. Dengan CRC dapat dievaluasi
selaku pelanggan/pengguna layanan publik.
kenyataan yang dihadapi warga dalam
Penilaian mencakup pengalaman masyarakat
memenuhi kebutuhan dasar melalui jasa
yang mereka terima, alami, rasakan, dan hadapi
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.
ketika berinteraksi dengan penyelenggara atau
Karena didasari obyektifvitas, maka kepuasaan
penyedia layanan.
dan keluhan warga sebagai konsumen perlu
diperhatikan untuk perumusan dan pelaksanaan
Citizen Report Card (CRC) merupakan
kebijakan.
pendekatan dan sekaligus metode dan alat bagi
masyarakat atau organisasi masyarakat sipil
untuk mengawasi pelayanan publik. Pendekatan
CRC ini diprakarsai oleh Public Affairs Centre
(PAC) suatu organisasi nirlaba yang berdiri
tahun 1994 diketuai oleh Samuel Paul. PAC
bertujuan untuk memperbaiki pemerintahan kota
di India dengan memberikan penguatan pada
masyarakat. Misi PAC adalah mengidentifikasi
dan memperkenalkan inisiatif yang produktif dari
masyarakat untuk meningkatkan transparansi,
akuntabilitas dan kinerja pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
Tahapan CRC
(a).
Persiapan
Pada tahap persiapan, output yang
diperoleh antara lain: data dari masingmasing penyedia layanan yang akan
disurvei atau dinilai, menentukan jenis jasa
layanan yang akan disurvei, melaksanakan
FGD, mendapatkan rumusan indikator
penelitian, membuat kisi-kisi instrumen, dan
dukungan dari pimpinan daerah.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
291
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
Kegiatan persiapan mencakup pembentukan
review data sekunder dan hasil assesment
tim survei, pembahasan persiapan survei
dari jenis pelayanan yang akan diteliti
dan jadual pelaksanaan survei, persiapan
(disurvei).
sumber daya dan kebutuhan dana
penelitian, membuat kerangka penelitian
mengidentifikasi dan merumuskan indikator
sebagai panduan untuk memudahkan dalam
instrumen penelitian yang akan digunakan
proses penelitian, dan mempersiapkan
dalam survei (menjaring data primer dari
diskusi terfokus bersama stakeholder,
masyarakat pengguna/konsumen). Untuk
penyedia dan pengguna layanan, untuk
mendapatkan data kebutuhan dari masing-
mendapatkan masukan bagi penyusunan
masin stakeholder, FGD dapat dilakukan
instrumen survei (kuesioner). Pada tahap ini
2 tahap, yaitu FGD khusus untuk provider
juga dilakukan audiensi kepada Pemerintah,
(penyedia jasa layanan) dan FGD khusus
jika memungkinkan dengan pimpinan
untuk konsumen (masyarakat pengguna
daerah, untuk mendapatkan dukungan dan
jasa layanan). Pemisahan pelaksanaan
kesiapan Pemerintah atas penyelenggaraan
FGD CRC dimaksudkan agar eksplorasi
survei penilaian warga tersebut.
kebutuhan/harapan dari tiap stakeholder
dapat terakomodir secara maksimal.
(b). Diskusi Terfokus (FGD) Dengan
Penyedia dan Pengguna Layanan
Tujuan berikutnya dari FGD adalah untuk
FGD dengan provider, dapat
Tujuan FGD ini adalah untuk
mengidentifikasi jenis jasa layanan
mengidentifikasi kembali jenis dan ukuran
yang diberikan, karakteristik pelayanan,
pelayanan publik yang paling dibutuhkan
karakteristik konsumen jasa layanan,
atau paling penting bagi masyarakat
cakupan layanan, mekanisme serta tata
dilihat dari sisi masyarakat maupun sisi
laksana pelayanan. Sedangkan FGD
pemerintah, mempertemukan keinginan
dengan pelanggan/konsumen, berfungsi
dari masyarakat mengenai bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan/harapan
sebaiknya pelayanan publik dengan
konsumen, masalah yang sering dialami
keinginan dari pemerintah, mewujudkan
konsumen, dan lain-lain.
pemerintahan yang baik sesuai dengan
keinginan masyarakat. Dalam FGD juga
(c). Pelaksanaan
dilakukan pemetaan awal untuk memahami
konteks dan wilayah kajian sebagai
292
Pada tahap pelaksanaan, output yang
basis penyusunan instrumen survey dan
diperoleh meliputi hasil survei secara
pengumpulan data kualitatif (observasi,
keseluruhan antara lain: data tingkat
indepth interview dan diskusi kelompok
penggunaan, data tingkat kepuasan, data
terfokus). Pemahaman dilengkapi dengan
pemeringkatan tingkat penggunaan dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
tingkat kepuasan, masalah-masalah/
keluhan dan lain-lain, termasuk pemetaan
data pada masing-masing wilayah layanan
(tingkat kecamatan atau kabupaten/kota).
Beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan
dalam pelaksanan survei CRC antara lain:
• Diskusi terbatas tim peneliti: membahas
kisi-kisi instrument dan menyusun
kuesioner;
• Mengidentifikasi kebutuhan surveyor:
Pastikan berapa orang yang dibutuhkan
untuk melakukan survei, pemilihan
sebaiknya dilakukan selektif (surveyor
harus sudah memilik pengalaman
serupa, memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan baik, dll.)
• Melaksanakan pembekalan kepada
surveyor.
• Menentukan sampling.
• Finalisasi instrumen penelitian (cek
kembali).
• Persiapan survei lapangan.
• Pengumpulan data dilakukan melalui
survey, wawancara, diskusi kelompok
terfokus (FGD) dan observasi.
• Pengolahan dan Analisis Data.
(d).Lokakarya Hasil Survei dan Advokasi
Persamaan IKM dan CRC:
• mengumpulkan feedback dari
masyarakat pengguna layanan melalui
survei dengan fokus pada penilaian
kepuasan masyarakat;
• pelaksanaan CRC di Indonesia sering
menggunakan unsur penilaian yang
sama dengan IKM, yaitu 14 unsur
pelayanan. Tidak ada aturan baku dalam
CRC tentang unsur pelayanan yang
akan dinilai, namun untuk memudahkan
ketentuan Pemerintah tersebut
digunakan.
Perbedaan:
• Inisiasi IKM adalah unit penyelenggara
pelayanan sedangkan CRC diinisiasi
oleh masyarakat
• Meskipun menggunakan unsur penilaian
yang sama, namun memiliki tingkat
kedetilan yang berbeda. CRC menggali
pertanyaan dan isu tentang kepuasan
masyarakat yang lebih dalam, hal
tersebut ditandai dengan melakukan
wawancara in-depth dan diskusi terfokus
• Proses persiapan CRC lebih panjang
dan detil karena penyusunan instrumen
survei disusun dengan penilaian awal
terhadap persepsi masyarakat terhadap
Hasil CRC disampaikan kepada Pemerintah
suatu pelayanan dan concern dari
atau penyedia layanan dan kemudian
penyedia pelayanan sendiri tentang
dilakukan lokakarya hasil CRC bersama
persepsi masyarakat yang ingin
stakeholder yang luas dan kegiatan
diketahui
advokasi, misal hearing dengan DPRD.
• Hasil CRC akan dibahas dalam
lokakarya stakeholder dan ditindaklanjuti
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
293
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
dengan proses advokasi. Model
adalah bagaimana kegiatan pengawasan
pembahasan hasil CRC ini mirip dengan
terhadap apa yang sudah disepakati dalam janji
Survei Keluhan yang didasarkan pada
perbaikan pelayanan yang dihasilkan melalui
KepmenPan no 13 Tahun 2009.
proses advokasi dilaksanakan.
• Sumber biaya IKM adalah dari unit
pelayanan, sedangkan CRC dari
masyarakat atau lembaga yang
menginisiasi. Merupakan tantangan
untuk mendapatkan pembiayaan CRC
dari pemerintah. Sumber pembiayaan
Survei Keluhanpun berasal dari
penyelenggara pelayanan (meskipun
dalam program Kinerja, dukung
pelaksanaan masih diberikan oleh
USAID).
Di dalam program Kinerja, khusus
PTSP atau sektor perijinan usaha
menggunakan IKM untuk advokasi
peningkatan mutu pelayanan perijinan.
Sementara CRC sendiri tidak
digunakan.
b. Metode Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan paska
disepakatinya rekomendasi perbaikan
layanan ataupun hasil advokasi belum banyak
dielaborasi dan menghasilkan regulasi-regulasi
seperti halnya metode advokasi yang diuraikan
pada bagian sebelumnya. Namun demikian
berdasarkan pengalaman beberapa organisasi
dan juga ilustrasi di dalam metode advokasi
yang diuraikan sebelumnya, hal tersebut dapat
dirumuskan dalam bagian di bawah ini.
294
Metode pengawasan yang dimaksud di sini
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pengawasan yakni:
a) Pelaksanaan pengawasan melibatkan
pihak penerima layanan maupun penyedia
layanan. Dengan demikian ada baiknya
pelaksana pengawasan merupakan
kelompok atau forum multistakeholder.
Karena sudah pernah dilaksanakan melalui
proses internalisasi kedalam sistem dan
manajemen pengelolaan di dalam SKPD,
maka ada baiknya hal tersebut dilanjutkan.
b) Pelaksanaan pengawasan dijalankan secara
reguler, misalnya saja disepakati dalam
periode tiga bulan, enam bulan atau satu
tahun sekali.
c) Tahapan di dalam proses pengawasan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
o Pertemuan awal dimana seluruh
stakeholder hadir untuk menyepakati
proses pengawasan, metode yang
digunakan, dan siapa pada tahapan
mana terlibat apa.
• Peserta yang hadir: peserta yang
telah terlibat sebelumnya dalam
proses advokasi, tim teknis dari
SKPD terkait, pimpinan unit
pelayanan (SD, SMP, Puskesmas,
PTSP dan sebagainya), staf terkait,
dan juga perwakilan masyarakat
sipil.
www.kinerja.or.id
• Metode kegiatan: pertemuan dengan
menggunakan metode FGD.
pelaksanaan K4 di Puskesmas.
Maka data yang harus diverifikasi
• Target yang hendak dicapai:
pada tahap pengawasan ini adalah:
Kesepakatan metode
Apakah nakes memahami jenis
pelaksanaan pengawasan,
layanan yang diberikan, jika
termasuk tools penggalian data
ya sebutkan apa yang harus
dan informasi.
dilakukan dan apa saja yang
Kesediaan pihak-pihak untuk
diminta data dan informasi,
termasuk wawancara dan
observasi di lokasi.
 Kesediaan pihak-pihak untuk
melaksanakan kegiatan sesuai
dengan tupoksinya
 Target waktu pelaksanaan dan
capaian yang diharapkan.
o Pengumpulan data. Kegiatan
pengumpulan data mengikuti
kesepakatan dalam persiapan. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menjaring data dan informasi.
Namun yang paling penting konsistensi
pertanyaan ataupun materi yang
hendak digunakan sebagi tools dalam
pengawasan secara substansial sama
dengan yang digunakan dalam proses
diawal.
• Target data yang hendak
Bagaimana layanan sebaiknya
dijalankan.
Kebutuhan untuk pelayanan
tersebut apakah tersedia saat ini.
Tersediakah bidan desa
untuk semua cakupuan area
Puskesmas dimaksud
Adakah pembagian kerja yang
jelas dalam rangka melakukan
kunjungan ke desa-desa.
Diambil satu atau dua orang
bumil dari setiap desa untuk
diwawancarai pengalamannya
saat menjalankan prosedur K4.
Dan seterusnya.
o Metode pelaksanaan pengumpulan
data: pelaksanaan penjaringan data
seperti diuraikan diatas dilakukan
dengan cara kunjungan ke unit
pelayanan, pengumpulan data sekunder
dikumpulkan: mengacu pada
dan primer (wawancara pihak-pihak),
data dari kuisioner awal saat
dan kunjungan ke lapangan untuk
melaksanakan pengumpulan data
melaksanakan wawancara dengan bumil
pada sat pelaksanaan advokasi.
di masing-masing desa.
Sebagai contoh: ada pernyataan
dalam rekomendasi hasil advokasi
untuk memperbaiki kualitas layanan
www.kinerja.or.id
diberikan.
• Analisis data dan penyusunan
kesimpulan serta rekomendasi.
Hasil yang terkumpul kemudian
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
295
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
ditabulasi dan disusun secara naratif
data dan metode pelaksanaan
hasil tabulasi tersebut. Seperti
survey. Untuk ringkasan eksekutif
halnya pertemuan persiapan yang
nantinya dapat pula dikemas menjadi
melibatkan multi pihak, maka di
bahan untuk dirilis kepada media
dalam analisis data (pembahasan
atau hendak dipublikasikan melalui
hasil tabulasi) dilakukan secara
berbagai wadah.
partisipatif pula dengan melibatkan
multi pihak. Seorang fasilitator
disiapkan untuk memfasilitasi
pertemuan pembahasan dan
analisis data temuan lapangan. Di
dalam proses analisis sebaiknya
memanfaatkan fasilitator untuk
mengawal proses pembahasan.
Sebelum sampai pada hal yang
substansial, ada baiknya disepakati
nilai dan arti skala-skala dan
besaran-besaran yang nantinya akan
ditemui. Misalnya saja, jika dibawah
50 persen jawaban akan diberi arti
apa, atau akan dinilai seperti apa,
jika antara 50 – 75 persen diberi nilai
dan arti seperti apa dan seterusnya.
Setelah pemberian nilai dan arti
selesai dilakukan dan disepakati,
baru kemudian penyampaian hasil
tabulasi data kepada forum. Forum
membahas dan menyepakati garis
besar analisis.
Pengemasan atau penyusunan
hasil dapat dirumuskan seperti
halnya sebuah laporan penelitian.
Setidaknya terdapat bagian
ringkasan eksekutif, materi utama
dan lampiran berupa hasil analisis
296
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Catatan penting di dalam menyusun
kesimpulan dan rekomendasi
adalah pada cara dan penggunaan
bahasa penyampaiannya.
Seringkali pernyataan-pernyataan
pedas dan keras sulit diterima
oleh pihak lain, meskipun yang
bersangkutan meyakini kebenaran
didalam pernyataan tersebut. Oleh
karenanya menjadi penting untuk
merumuskannya dengan bahasa
yang straight to the points, dilandasi
argumentasi yang kuat, akan tetapi
tidak memberi kesan menyalahkan
atau memojokkan, sehingga tidak
ada kesan ada pihak-pihak yang
tengah dievaluasi. Yang paling
penting adalah membangun
persuasi kepada pihak-pihak untuk
menerima masukan yang dihasilkan
dan mendorong komitmen untuk
memperbaikinya ke depan.
o Publikasi hasil kesimpulan dan
rekomendasi. Publikasi hasil dan
rekomendasi hendaknya disampaikan
kepada pihak-pihak terkait dan juga
media. Jika hendak disampaikan kepada
media, ikutilah prosedur penyusunan
www.kinerja.or.id
siaran pers yang sesuai. Selain melalui
layanan. Kembali komitmen terhadap
siaran pers, juga dapat pula disusunkan
rencana tindak harus diberikan oleh
semacam soft news (fitur) tentang
Kepala UPTD/Unit Pelayanan dan
kegiatan dan hasil, disertai komentar
Kepala SKPD. Komitmen inilah
beberapa pihak.
kemudian yang menjadi bagian yang
dipublikasikan.
Terlepas dari publikasi, yang paling
penting kesimpulan yang harus
dihasilkan adalah apakah terjadi
peningkatan kualitas sejak dari
maklumat layanan disepakati sampai
pengawasan dijalankan. Untuk itu, dari
d) Asupan data dan informasi yang digunakan
untuk melaksanakan pengawasan dapat berasal
dari:
o Data primer. Asupan untuk kebutuhan
sisi substansi dan metodologi analisis
data bagi pelaksanaan pengawasan
serta data yang digunakan keduanya
dapat berasal dari data primer yakni data
haruslah dapat diperbandingkan (apple
yang dikumpulkan melalui penjaringan
to apple). Jika hasilnya menyimpulkan
informasi yang berasal dari masyarakat
terjadi perubahan yang signifikan, maka
(misalnya seperti yang dilakukan dalam
rekomendasinya adalah melanjutkan
survei penanganan keluhan atau indeks
dan meningkatkan terus mutu layanan.
kepuasan masyarakat, ataupun dilakukan
Namun jika hasil yang disimpulkan
melalui metode yang jauh lebih sederhana)
menyebutkan belum ada perubahan
atau berasal dari data menerus yang
yang signifikan, maka perlu dilakukan
didapat dari penjaringan yang dilakukan
beberapa langkah antisipasi.
oleh unit pelayanan melalui mekanisme
• Mempertanyakan kembali komitmen
kepala UPTD/Unit Pelayanan jika
hal tersebut terkait langsung dengan
kewenangannya. Namun jika sudah
masuk dalam area SKPD, maka
komitmen harus ditanyakan kembali
kepada Kepala SKPD terkait.
• Selain menanyakan komitmen, perlu
dirumuskan secara bersama juga
hal-hal yang harus dilakukan untuk
memperbaiki mutu dan kualitas
www.kinerja.or.id
penanganan keluhan (melalui kotak saran
atau pengisian angket) berdasarkan materi
yang sama seperti di dalam pelaksanaan
advokasi sebelumnya (kuisioner). Metode
yang jauh lebih sederhana juga dapat
dilakukan dengan menanyakan secara acak
kepada penerima layanan (orang tua murid,
pasien Puskesmas dan lain-lain) hal-hal
terkait dengan perbaikan substansi yang
dicantumkan di dalam maklumat layanan.
• Sumber informasi adalah bidan
sendiri, dan informasi yang digali
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
297
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
adalah soal pemahaman akan layanan
• adakah protap yang sudah ditempel
yang diberikan, prosedur yang harus
dipapan pengumuman untuk suatu
dilakukan, kunjungan ke desa untuk
tindakan medik tertentu dan sebagainya.
melakukan penyuluhan dan pengecekan
• Adakah papan pengumuman yang
K1 – K4 dan sebagainya. Atau guru
ditempatkan pada lokasi yang mudah
untuk menanyakan kualifikasi yang
diakses, dan sudah berisi informasi
dimiliki, apakah sesuai dengan
laporan penggunaan dana.
rekomendasi proporsi yang dikehendaki
• Dan sebagainya.
dalam indikator SPM untuk pendidikan
dasar, misalnya.
• Sumber informasi lain adalah
e) Analisis data adalah dengan membandingkan
data asupan di atas tadi dengan informasi yang
bumil yang menerima layanan K4,
disampaikan dalam rekomendasi perbaikan
apakah memahami apa saja yang
dalam maklumat pelayanan. Oleh karenanya
menjadi haknya pada saat kontrol
penting untuk mencantumkan rekomendasi
ke Puskesmas. Lalu jika sudah
hasil advokasi sampai pada kedetailan tertentu.
mendapatkan layanan K4 apakah
Misalnya saja merujuk pada jumlah guru/nakes/
sesuai dengan yang diketahuinya. Dan
petugas PTSP, kualifikasi guru/nakes/petugas
sebagainya.
PTSP atau indikasi kualitas perbaikan sarana
o Data sekunder. Asupan untuk kebutuhan
data bagi pelaksanaan pengawasan dapat
dan prasarana dan sebagainya.
f) Hasil analisis perlu dirumuskan dalam
juga berasal dari data sekunder yakni
kesimpulan. Rumusan kesimpulan dapat
data atau informasi yang terdapat dalam
berupa:
Puskesmas itu sendiri, misalnya saja:
• adakah perubahan alokasi anggaran
o Kesimpulan terkait dengan data dan
informasi yang berasal dari penerima
untuk item tertentu (misalnya seperti
layanan atas item yang direkomendasikan
yang ada didalam BOK),
dalam maklumat pelayanan. Hasil
• adakah perubahan jumlah tenaga
kesimpulan dapat berupa telah terjadi
kesehatan atau guru dan klasifikasinya
perbaikan secara signifikan, telah terjadi
seperti yang direkomendasikan,
perbaikan namun masih dijumpai masalah
• adakah perubahan atau perbaikan
yang sama pada hal-hal tertentu, ataupun
kualitas sarana dan prasarana
belum terjadi perubahan secara signifikan.
pada unit pelayanan seperti yang
direkomendasikan,
o Kesimpulan terkait dengan data dan
informasi sekunder yang berasal dari
Puskesmas atas item yang
298
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
direkomendasikan dalam maklumat
pelayanan. Hasil kesimpulan dapat
secara langsung menyebut perubahan,
misalnya dari 3 orang nakes dengan
2. Teknik advokasi dan pengawasan peningkatan mutu Pelayanan publik
Didalam proses advokasi dan pengawasan
untuk mendorong peningkatan mutu pelayanan
kualifikasi tertentu telah menjadi 5
publik, peran fasilitator merupakan peran yang
orang nakes dengan kualifikasi tertentu,
sentral. Yang dimaksud dengan fasilitator
atau contoh lain, kualitas kebersihan
adalah seseorang atau sekelompok orang
prasarana toilet jauh lebih baik dengan
yang membantu sekelompok orang lainnya
rutinitas kegiatan pembersihan setiap
memahami tujuan bersama mereka dan
hari dua kali dan seterusnya.
membantu mereka membuat rencana guna
mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil
g) Berdasarkan kesimpulan selanjutnya perlu
dirumuskan rekomendasi. Penyusunan
posisi tertentu dalam diskusi1. Fasilitator dapat
rekomendasi ini melibatkan pihak-pihak
berperan pada berbagai kegiatan, apakah pada
yang terlibat dalam proses pengawasan
perumusan kesepakatan dalam rapat atau
secara keseluruhan. Rekomendasi
FGD (fokus group discussion), pelaksanaan
merupakan apa yang perlu dilaksanakan
assessment di lapangan, lokakarya, pelatihan
paska kegiatan pengawasan tersebut.
atau bahkan pada pembahasan dalam rangka
Rekomendasi perlu mengacu pada hasil
penyelesaian konflik sekalipun.
kesimpulan dengan mengorientasikan ke
arah perbaikan ke depan atas hal-hal yang
kelompok dalam mencapai konsensus pada
disampaikan dalam kesimpulan. Jika di
setiap perselisihan yang sudah ada sebelumnya
dalam rekomendasi mencantumkan hal-hal
atau muncul dalam rapat sehingga memiliki
yang perlu mendapat perhatian ataupun
dasar yang kuat untuk tindakan di masa depan.
perlu terdapat perbaikan, hendaknya
ditetapkan sasaran perubahan sampai
periode berikutnya secara lebih mendetail.
h) Hasil kesimpulan dan rekomendasi
hendaknya dipublikasikan secara lebih
luas seperti halnya pada saat maklumat
layanan dirumuskan. Untuk itu forum perlu
mempertimbangkan penggunaan media
Beberapa fasilitator mencoba untuk membantu
Seorang fasilitator yang baik harus memiliki
ketrampilan dalam hal memimpin sebuah
pertemuan termasuk juga ketepatan waktu,
mengikuti agenda yang sudah disepakati,
merangkum pembicaraan, menengahi
pertentangan. Selain itu fasilitator juga harus
memiliki ketrampilan untuk mendengarkan
yang relevan maupun pihak-pihak luar
yang diundang untuk mendengarkan hasil
kesimpulan dan rekomendasi.
1Kaner, S. with Lind, L., Toldi, C., Fisk, S. and Berger, D.
Facilitator’s Guide to Participatory Decision-Making, (2007)
Jossey-Bass; ISBN 0-7879-8266-0
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
299
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
termasuk kemampuan untuk menghentikan
forum. Untuk memastikan forum dan seluruh
pembicaraan yang sudah menyimpang, serta
anggota tetap komit, diperlukan beberapa
memastikan semua orang berpartisipasi di
hal yakni:
dalam proses yang tengah dikawalnya.
• Visi dan misi yang telah diikrarkan selalu
Siapa yang dapat menjadi fasilitator dalam
digunakan untuk melakukan check dan
mengawal proses advokasi dan pengawasan?
recheck atas segala persoalan yang
Selain harus memenuhi persyaratan teknis
dibahas. Salah satu runtuhnya atau
seperti telah diuraikan secara singkat
tidak berjalannya forum multipihak
di atas, pada dasarnya siapapun dapat
disebabkan oleh ketidakjelasan
menjadi fasilitator. Apakah seorang sarjana
implementasi visi dan misi, atau tidak
berpengalaman, seorang pengemudi, seorang
dapatnya anggota mengaplikasikan
petani atau seorang PNS sekalipun.
visi dan misi ke dalam aktivitas harian
forum. Dengan selalu dilakukan check
Di bawah ini adalah beberapa kegiatan yang
and recheck terhadap visi dan misi,
secara teknis ada di dalam proses advokasi dan
maka setiap anggota forum akan selalu
pengawasan. Peran fasilitator sangat besar di
mengingat visi dan misi forum.
dalam setiap proses tersebut.
• Meminimalisir dominasi kelompoka. Merawat forum multipihak. Di dalam
300
kelompok tertentu dalam forum.
pendekatan yang digunakan oleh Kinerja,
Kegagalan atau kemunduran forum
proses advokasi dikawal oleh forum
multipihak salah satunya disebabkan
multipihak sesuai dengan sektornya masing-
munculnya conflict of interest (konflik
masing. Merawat forum multipihak dapat
kepentingan) atau munculnya
diartikan memastikan bahwa forum tersebut
kepentingan yang berbeda dengan
selalu dapat menjalankan fungsinya untuk
visi dan misi serta kepentingan
berbagi, menjalankan diskusi, membahas
bersama seluruh anggota forum. Jika
dan memutuskan, termasuk berkompromi
perbedaan itu berasal dari kelompok
terhadap hal-hal tertentu. Untuk itu forum
yang jumlahnya cukup mayoritas
multipihak perlu dirawat dan dikawal.
dan sumberdaya lebih besar dimiliki,
Komitmen adalah satu kata kunci yang
maka bibit persoalan biasanya mulai
harus selalu ada di dalam setiap anggota
tampak. Untuk itu, fasilitator harus dapat
forum. Komitmen dapat menurun, manakala
membaca gelagat dan menetralisir
anggota forum tidak lagi memiliki alasan
supaya kelompok mayoritas jangan
yang kuat untuk tetap bertahan di dalam
sampai mendominasi dan justru
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
membelokkan arah forum. Fasilitator
multipihak memerlukan aturan main
hendaknya selalu mengingatkan peran
serta agenda. Aturan main sederhana
dan fungsi forum yang telah disepakati
perlu kiranya dimiliki, terutama jika
bersama.
forum sudah berjalan cukup lama.
Aturan main sebaiknya disusun dan
• Memiliki agenda pertemuan yang
disepakati bersama. Aturan main paling
rutin dengan pembahasan substansi
tidak mengatur tentang misi forum,
yang menyangkut kepentingan
hak dan kewajiban anggota, model
seluruh anggota. Pada sisi yang
kepengurusan dan pengelolaan harian,
lain, forum juga bukan tidak mungkin
penyelenggaraan program dan kegiatan,
ditinggalkan anggotanya alias mati
serta pendanaan. Hal-hal lain dapat
suri. Oleh karenanya adala baiknya,
ditambahkan sepanjang diperlukan
fasilitator selalu memfasilitasi forum
oleh forum dan anggotanya. Agenda,
dengan agenda-agenda yang cukup
menjadi hal penting. Yang dimaksud
jelas keluarannya. Pertemuan yang
dengan agenda/program dapat
bersifat reguler dengan agenda
berupa turunan dari misi (misalnya
pembahasan yang cukup jelas dapat
memperjuangkan hak dasar kesehatan
mempertahankan keberadaan forum
masyarakat) hingga ke turunan
dari mati suri.
kegiatan (penyelenggaraan pertemuan
membahas regulasi, implementasi
• Secara bergiliran masing-masing
regulasi dan seterusnya).
anggota diberi amanah untuk
menyelenggarakan pertemuan
(sebagai host). Salah satu metode
untuk mempertahankan keberadaan
b. Komunikasi dan lobi.Komunikasi didalam
advokasi memegang peranan penting. Fasilitator
forum dan anggotanya adalah dengan
dapat mengambil peran dalam komunikasi mulai
memberi peran yang cukup signifikan
dari langkah persiapan, pelaksanaan sampai
kepada masing-masing anggota yakni
pada pemantauan dan evaluasi. Komunikasi
menjadi host dalam pertemuan secara
yang efektif sangat mempengaruhi keberhasilan
bergantian.
pencapaian tujuan dalam pelaksanaan advokasi
bagi peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Memiliki aturan main dan agenda
yang cukup jelas dan dipahami oleh
seluruh anggota forum. Sebagai
sebuah entitas organisasi, forum
www.kinerja.or.id
Tujuan dari komunikasi dalam advokasi ini
adalah:
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
301
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
• Mempersuasi pengambil kebijakan bersedia
• Memberi gambaran umum tentang metode
menyepakati rekomendasi yang dirumuskan
pelaksanaan
dalam forum.
• Menghindari terjadinya kesalahan persepsi
• Menyampaikan berbagai hasil pengawasan.
tentang metode yang akan diterapkan
• Mengundang mitra lain untuk membangun
koalisi
• Menyamakan persepsi bersama antara
pemerintah dengan masyarakat
Sedangkan substansi yang dikomunikasikan
serta target dalam berkomunikasi dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini.
• Mendorong partisipasi dan keaktifan
masyarakat
Tabel Substansi dan Target Komunikasi dalam Advokasi dan Pengawasan
No
302
Substansi yang perlu
dikomunikasikan
Pihak-pihak yang
dikomunikasikan
Target dari
komunikasi yang
dilaksanakan
Alat komunikasi yang
digunakan
1
Substansi Metode
Pelaksanaan advokasi
Pelaksana kegiatan,
anggota forum dan
calon mitra
Pemahaman akan
metode pelaksanaan
kegiatan
Materi presentasi
Dokumen panduan
leaflet
2
Materi pertanyaan
yang digunakan untuk
menangkap aspirasi,
keluhan atau masukan
public
Responden yang
berasal dari penerima
layanan
Pemahaman akan
maksud pertanyaan
dan kesediaan
melengkapi jawaban
atas pertanyaan
Kuisioner dan panduan
menyusun pertanyaan
3
Ajakan untuk
membangun koalisi
advokasi
Calon mitra
Calon mitra memahami
substansi yang
disampaikan dan
bersedia bermitra
dalam koalisi advokasi
dimaksud
Materi presentasi
Profil singkat kegiatan
4
Hasil analisis sebagai
bukti yang dapat
dijadikan usulan
perbaikan
Mitra, pihak-pihak
penyedia layanan,
public melalui media
Memahami hasil
analisis dan sepakat
sebagai bukti untuk
melakukan lobi dengan
Materi presentasi
Siaran pers
Brief paper/summary
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
No
Substansi yang perlu
dikomunikasikan
Pihak-pihak yang
dikomunikasikan
Target dari
komunikasi yang
dilaksanakan
Alat komunikasi yang
digunakan
pengambil keputusan.
Media memahami
susbtansi dan dapat
menyampaikannya
kepada publik
5
Hasil kesepakatan atau
usulan/rekomendasi
Pengambil keputusan
Memahami substansi
dan bersedia
untuk sepakat
menindaklanjuti
rekomendasi perbaikan
mutu layanan publik.
Materi presentasi
Brief paper/summary
Siaran pers
Untuk menyampaikan materi kepada berbagai
nyata (bukan fakta atau bukti). Hal ini
pihak, seorang fasilitator ataupun pihak yang
akan menjadi bumerang bagi pelaksana
ditunjukkan menjalankan komunikasi dan lobi,
dikemudian hari.
maka di dalam mengkomunikasikan sesuatu
(iii). Konkret ( concrete ). Sebaiknya pesan
hal perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
yang disampaikan konkrit dan bukan
berikut:
terlalu abstrak. Berbagai contoh yang
disampaikan untuk memperkuat
(i).Jelas ( clear ). Apa yang disampaikan
argumentasi juga harus konkrit. Materi
harus benar-benar jelas. Jika si penyampai
atau tulisan yang masih abstrak akan
pesan juga merasa tidak jelas dengan
menimbulkan kebingungan penerima pesan.
apa yang akan disampaikan, maka
(iv). Lengkap ( complete ). Pesan harus
penerima pesan pasti akan mengalami
disampaikan dengan lengkap. Meskipun
hal yang sama. Oleh karenanya penting
demikian lengkap itu tidak berarti semua
menyampaikan dengan jelas dan si
hal harus disampaikan. Lengkap dalam hal
pembawa pesan harus memahami juga
ini semua hal-hal penting tersampaikan.
substansi yang akan disampaikan.
(ii). Benar ( correct ). Tidak ada satupun
(v). Ringkas ( concise ). Penyampaian
substansi secara ringkas dan tidak bertele-
pernyataan yang ada dalam pesan yang
tele akan memudahkan penerima pesan
disampaikan merupakan hal yang tidak
menangkap substansi dimaksud.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
303
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
(vi). Meyakinkan ( convince ). Penyampaian
kegiatan persuasif, memberikan semangat dan
pesan harus dapat meyakinkan khalayak
bahkan sampai memberikan pressure atau
atau penerima pesan. Oleh karena
tekanan kepada para pemimpin institusi atau
itu, penyampai pesan harus memiliki
pengambil keputusan.
kemampuan untuk meyakinkan khalayak.
Salah satu syarat untuk itu adalah
c. Fasilitasi forum/ lokakarya. Forum diskusi
penyampai pesan harus merasa yakin
ataupun lokakarya merupakan bagian dari
dengan apa yang disampaikan dan apa
kegiatan advokasi atau pengawasan. Forum
yang diharapkan akan dapat tercapai.
atau lokakarya seharusnya dipersiapkan
(vii). Konstekstual ( contexual ). Pesan harus
dan dilaksanakan dengan baik, sehingga
kontekstual dengan lingkungan/kondisi
dimana pesan itu disampaikan. Kontekstual
dalam hal ini menyangkut kebiasaan,
adat istiadat, kebijakan yang berlaku dan
sebagainya.
(viii). Berani ( courage ). Penyampai pesan
harus berani mengungkapkan fakta-fakta
yang memang merupakan kenyataan atau
hasil dari analisis yang disepakati.
(ix). Hati - hati ( coutious ). Penyampai pesan
juga harus menyampaikan pesan dengan
cukup hati-hati atas fakta-fakta yang cukup
sensitif bagi publik di lingkungan tersebut
atau pihak yang mendengarkan pesan
dimaksud.
(x). Sopan ( courteous ). Sikap sopan harus
Lokakarya yang dilaksanakan dalam rangka
kegiatan advokasi memiliki variasi peserta dan
tujuannya. Sehingga KAK, skenario forum,
serta tahapan dalam lokakarya bisa berbeda
satu dengan lainnya. Jenis-jenis lokakarya
yang dilaksanakan dalam advokasi maupun
pengawasan antara lain:
(i). Lokakarya penyepakatan dan perumusan
tools advokasi dan assessment. Dalam
lokakarya ini tujuan dan sasarannya paling
tidak mendekati hal-hal sebagai berikut:
a. Membangun persepsi yang sama para
pihak mengenai tujuan penyelenggaraan
survei, baik itu untuk kegiatan survei
agar pihak lawan bicara atau publik yang
keluhan, IKM maupun CRC.
b. Merumuskan serta menyepakati
berkonsentrasi mendengarkan, ketimbang
penggunaan metode dan alat untuk
harus memperhatikan hal-hal yang
penggalian data bagi analisis dan
dianggap kurang sopan yang dilakukan
perumusan rekomendasi peningkatan
oleh penyampai pesan.
mutu pelayanan publik (kuisioner).
Prinsip dasar advokasi tidak hanya sekedar
melakukan lobby politik, tetapi mencakup
304
dikedepankan oleh penyampai pesan,
mendengarkan pesan tersebut dapat
menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
c. Merumuskan capaian dan kisi-kisi
pelaksanaan survei.
www.kinerja.or.id
harus dilakukan untuk memperbaiki mutu
(ii).Lokakarya pembahasan dan analisis hasil
layanan.
lapangan. Dalam lokakarya ini tujuan dan
c. Merumuskan dan merekomendasikan
sasarannya paling tidak mendekati hal-hal
hasil-hasil yang hendak dibahas pada
sebagai berikut:
tingkat lanjut.
a. Merumuskan dan menyepakati metode
analisis atas data lapangan/temuan
Di bawah ini diuraikan tahapan lokakarya
secara generik, dalam artian dapat digunakan
data.
untuk semua jenis lokakarya (kecuali lokalatih).
b. Membahas dan menyepakati hasil
analisis atas data lapangan/temuan
Penyesuaiannya dapat dirumuskan dalam KAK
data serta langkah atau solusi apa yang
dan skenario forum.
Tabel Tahap Persiapan
No
Komponen
Kegiatan
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
1
Memastikan
kehadiran
peserta
Menyusun KAK dan Agenda
Menyiapkan dan mengirimkan
undangan dilengkapi dengan
KAK dan Agenda
Mengkomunikasikan dengan
masing-masing calon peserta
untuk kehadirannya.
Seluruh peserta
menerima undangan
beserta KAK dan agenda
dan paling tidak 70
persen hadir.
2
Memastikan
petugas
pelaksana
lokakarya
mengetahui
peran dan
tugasnya
Membuat panduan pelaksanaan
lokakarya
Mengundang seluruh calon
pelaksana dan melaksanakan
briefing kegiatan
Pelaksana mengetahui
peran dan tugasnya
3
Menyusun
skenario forum
Merumuskan skenario forum
Menyusun tools yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan
skenario forum tersebut
Lokakarya siap
dilaksanakan dengan
skenario yang
dirumuskan
www.kinerja.or.id
Keterangan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
305
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
No
4
Komponen
Kegiatan
Menyiapkan
semua
kebutuhan
pendukung
lokakarya
Kegiatan
Penyiapan alat-alat seperti
LCD projector, komputer, layar,
flipchart, meta plan,
Penyiapan dan penggandaan
dokumen-dokumen pendukung
seperti materi presentasi, buku
pegangan, hasil-hasil lain yang
hendak dibahas.
Hasil yang diharapkan
Keterangan
Seluruh peralatan dan
alat-alat pendukung
lokakarya dipastikan
keberadaannya
Tabel Tahap Pelaksanaan
No
306
Komponen
Kegiatan
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
1
Penyiapan
ruangan
lokakarya, alat
pendukung
serta petugas
pelaksana
• Memastikan desain dan tata
letak ruang yang berorientasi
partisipatif (U-shape, round
table, dsbnya) termasuk
banner, back drop, meja
pendukung dsbnya.
• Menyiapkan semua alat
pendukung tersedia sebelum
kegiatan dimulai
• Memastikan semua petugas
berada ditempat sebelum
peserta pertama hadir.
• Memastikan pejabat yang
memberi sambutan hadir
Ruangan dan seluruh
alat pendukung telah
siap digunakan
2
Pembukaan
Lokakarya
• Protokoler dan pembawa
acara (jika ada) menjalankan
peran
• Pejabat dan panitia
menyampaikan sambutan dan
materi pengantar
• Fasilitator menyampaikan
maksud dan tujuan serta
hasil yang diharapkan dalam
lokakarya
• Pembawa acara
dibantu protokoler
menjalankan
perannya.
• Kontrak belajar
disepakati
• Kertas Harapan dan
kontribusi ditempel
untuk dicocokkan
dengan hasil akhir
nanti
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Keterangan
www.kinerja.or.id
No
Komponen
Kegiatan
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
Keterangan
• Fasilitator menyampaikan
dan mempersuasi peserta
menyepakati kontrak belajar
• Fasilitator memfasilitasi
proses tentang
„harapan„ dan „kontribusi“
diri.
3
4
5
Pelaksanaan
Lokakarya
• Lokakarya difasilitasi oleh
fasilitator dan materimateri disampaikan oleh
nara sumber yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
• Lokakarya berjalan
sesuai dengan waktu
dan alur dalam
rencana
• Setiap tahap/sesi
menghasilkan capaian
seperti yang tertera
dalam KAK
Sesi akhir
lokakarya
• Fasilitator memfasilitasi
kesimpulan dan rekomendasi
sebagai hasil lokakarya,
termasuk di dalamnya adalah
rencana tindak lanjut hasil
lokakarya.
• Fasilitator mengingatkan
pihak-pihak yang terlibat untuk
berkomitmen menindaklanjuti
hasil lokakarya.
• Fasilitator meminta peserta
menuliskan mengenai
„harapan yang didapatkan“
dan „kontribusi yang sudah
diberikan“
Hasil lokakarya berupa:
1.Kesimpulan
2.Rekomendasi
3.Rencana Tindak
Lanjut untuk
melaksanakan
rekomendasi
4.Harapan dan
kontribusi dibahas
dan dilihat bersama,
apakah ada
harapan yang belum
terpenuhi?
• Jurnalis diundang ke
lokakarya dengan
memberikan siaran pers awal
• Panitia menyiapkan
konperensi pers setelah acara
selesai
• Panitia menyusun siaran
pers setelah acara selesai
dan mendistribusikan kepada
media.
Media mempublikasikan
hasil lokakarya
Relasi dengan
media
www.kinerja.or.id
Kesimpulan dan
rekomendasi cukup
dengan bullet points
saja, penyusunan
narasi akan
dilanjutkan di luar
lokakarya.
Harapan dan
kontribusi sebagai
salah satu alat
evaluasi alur dan
skenario lokakarya
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
307
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
Tabel Tahapan Paska Kegiatan
No
1
Komponen
Kegiatan
Laporan Hasil
Lokakarya
didistribusikan
Kegiatan
Laporan disusun berdasarkan
note taking yang dilakukan dan
dokumen-dokumen pendukung
lainnya.
Laporan didistribusikan kepada
pihak-pihak, terutama kepada
pihak-pihak pengambil kepastian
2
Rencana
Tindak Lanjut
difasilitasi
Fasilitator dan pelaksana
kegiatan melakukan monitoring
terhadap RTL
Setiap RTL/Milestone dalam RTL
direview bersama
d. Penggalian data dan wawancara.
Keterangan
Seluruh peserta atau
perwakilannya menerima
laporan hasil lokakarya,
termasuk juga pihak-pihak
strategis yang akan terlibat
dalam pelaksanaan hasil
rekomendasi
Keluaran dalam RTL/
milestones dalam RTL
terpenuhi dan direview
oleh forum
pewawancara dan dipastikan mereka
Penggalian data dan wawancara
memahami sampai pada hal-hal sekecil
dilaksanakan hampir pada semua metode
apapun. Hal ini untuk menghindari bias
yang dibahas dalam modul ini. Meskipun
jawaban yang diberikan responden,
demikian semua memiliki pendekatan
karena pewawancara kurang
dan metode yang berbeda-beda. Namun
memahami substansi.
beberapa hal perlu dipertimbangkan,
(ii). Pembagian tugas pewawancara
terutama terkait dengan hal-hal yang
terkait wilayah kerja, siapa yang akan
menjadi dasar dari semua proses
diwawancarai, jumlah respondennya,
penggalian data dan wawancara. Beberapa
termasuk jika calon responden
prasyarat agar kegiatan ini dapat terlaksana
tidak bersedia bagaimana mencari
dengan baik adalah sebagai berikut:
ganti dengan responden cadangan.
(i). Kuisioner yang hendak digunakan
sebagai tools dalam penggalian
data dan wawancara ini seharusnya
sederhana dan mudah diaplikasikan
oleh siapa saja. Untuk itu, diperlukan
briefing dengan seluruh calon
308
Hasil yang diharapkan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Kesemuanya sudah harus dibahas
semenjak awal bersama pewawancara.
Daftar responden harus disusun
dan termasuk di dalamnya adalah
cadangan responden.
(iii). Pendekatan pewawancara kepada
responden. Hal ini menjadi penting
www.kinerja.or.id
karena menjadi faktor yang ikut
(iv). Pewawancara melakukan rekapitulasi
menentukan apakah responden
atas seluruh hasil wawancara.
bersedia diwawancarai atau tidak.
Rekapitulasi ditujukan untuk
Tim pelaksana harus melaksanakan
membersihkan dan melengkapi seluruh
briefing kepada pewawancara
informasi dan catatan hasil wawancara
untuk: (a). Memberikan penjelasan
dengan responden. Setelah
pembuka kepada calon responden,
rekapitulasi dilakukan, maka proses
sekaligsu menanyakan identitas
tabulasi bisa dimulai. Tim pelaksana
lengkap dan menyesuaikan dengan
harus menyediakan formulir untuk
daftar responden yang disasar oleh
melakukan tabulasi. Hasil tabulasi
pewawancara; (b). Menanyakan
dikumpulkan bersama hasil dari
kepada calon responden kesediaan
pewawancara lainnya dan dikompilasi
diwawancarai; (c). Jika calon
untuk dibahas dalam lokakarya/
responden ragu-ragu, berilah
pertemuan analisis hasil lapangan.
pemahaman yang lebih mendalam
termasuk peran calon responden
e. Mengawal proses analisis partisipatif.
dalam upaya memperbaiki kualitas
Proses analisis kajian lapangan
pelayanan publik melalui opini ataupun
dilaksanakan bersama dalam sebuah
keluhan yang disampaikan; (d).
pertemuan, biasanya disebut lokakarya
Pertanyaan yang tertera disampaikan
ataupun FGD. Jika dalam suatu studi,
secara sopan dan perlahan untuk
analisis dilakukan secara internal oleh tim
memudahkan responden memahami
dengan menggunakan metodologi yang
maksudnya, dan selalu bertanya
kental dengan pendekatan yang sangat
ulang apakah responden memahami
akademik, maka analisis dalam kajian ini
maksudnya; (e). Konfirmasi ulang
adalah dengan mengupayakan metode
atas jawaban yang diberikan selalu
yang paling sederhana sekalipun dan
dijadikan prosedur tetap, untuk
dilaksanakan secara bersama. Pilihan
memastikan responden yakin
metode analisisnya adalah dengan
dengan jawaban yang dimaksud;
mentabulasi seluruh hasil dan melakukan
(f). Setelah selesai melakukan
ranking (prioritas), dimana jawaban yang
wawancara, pewawancara agar
paling banyak dari seluruh pertanyaan yang
melakukan pengecekan sekali lagi
diajukan menduduki ranking tertinggi.
apalah semua pertanyaan telah
disampaikan dan dijawab; (g). Setelah
selesai pewawancara menyampaikan
terimakasih kepada responden.
www.kinerja.or.id
Forum disajikan data hasil tabulasi yang
sudah diprioritaskan berdasarkan jawaban
terbanyak yang muncul. Kemudian forum
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
309
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
diajak untuk mendiskusikan hasil tersebut.
tersebut terkait dengan hak warga baik secara
Fasilitator wajib menyampaikan dan
umum, maupun kelompok warga tertentu. Dalam
membuka kesepakatan semua peserta
advokasi perbaikan penyampaian layanan publik
dalam forum tersebut untuk memberikan
berbasis standar pelayananpun yang hendak
tanggapan, baik itu perwakilan masyarakat
diperjuangkan adalah hak warga akan kualitas
atau perwakilan pemerintah daerah/unit
layanan tertentu dari sektor-sektor pelayanan
pelayanan. Akan sangat memudahkan jika
publik dasar.
semua argumentasi yang disampaikan oleh
peserta juga dilengkapi dengan alasan
yang sangat rasional. Fasilitator mendorong
semua pihak menyampaikan argumentasi
yang rasional, apalagi misalnya yang
bersangkutan mengusulkan perubahan
prioritas keluhan atau aspirasi dari hasil
wawancara dengan responden.
Inti dari hasil analisis yang dilakukan
secara partisipatif adalah berupa tabel
data dimana daftar keluhan/aspirasi telah
disusun berdasarkan ranking dan disertai
dengan usulan perbaikan atau peningkatan
mutu dari keluhan/masukan tersebut. Hasil
inilah yang kemudian disampaikan kepada
pengambil keputusan untuk dirumuskan
dalam maklumat layanan.
• Sektor Pendidikan Dasar
Di dalam isu pendidikan dasar yang
didukung Kinerja terdapat tiga isu utama
yakni pemenuhan Biaya Operasional Satuan
Pendidikan (BOSP), perbaikan Distribusi
Guru secara Proporsional (DGP) serta
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). Isu-isu yang merupakan hak-hak
penerima layanan (warga) dalam ketiga
isu di atas adalah terkait dengan komitmen
Pemerintah didalam menerapkan SPM pada
setiap isu dimaksud. Dari ketiga isu besar
di atas, perlu dikembangkan berbagai hal
agar dapat dengan mudah diterjemahkan
oleh warga/publik terkait dengan hak-hak
yang dapat mereka tuntut jika hendak
melakukan advokasi terhadap perbaikan
kualitas layanan sektor pendidikan dasar.
3. Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik
Hal-hal tersebut antara lain adalahUntuk
itu diperlukan isu-isu apa saja yang dapat
diangkat dalam sektor pendidikan dasar ini.
Pada saat melaksanakan advokasi itu artinya
pihak-pihak tengah memperjuangkan terjadi
setiap anak usia 7 sampai 15 tahun
perubahan atas sesuatu yang dirasa kurang
(usia SD dan SMP).
sesuai atau belum didapatkan – misalnya
310
o Ketersediaan prasarana sekolah bagi
o Ketersediaan guru yang sesuai dengan
kondisi sosial tertentu atau permasalahan yang
kebutuhan dan berkualitas untuk
tak kunjung selesai. Pada umumnya perjuangan
seluruh sekolah, baik di daerah terpencil
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
maupun di kawasan padat penduduk.
o Regulasi daerah untuk memastikan
didalam advokasi, misalnya penguatan
terdistribusinya guru secara merata
Desa Siaga, Kemitraan Bidan dan Dukun,
pada setiap prasarana sekolah.
Manajemen Keuangan Puskesmas dan
o Ketersediaan sarana belajar mengajar
disetiap prasarana SD dan SMP
o Dukungan bagi pembiayaan operasional
sebagainya. Isu-isu yang merupakan hakhak penerima layanan (warga) dalam ketiga
isu di atas adalah terkait dengan komitmen
sekolah, terutama untuk menutupi
Pemerintah didalam menerapkan SPM pada
kekurangan biaya yang berasal dari
setiap isu dimaksud. Dari ketiga isu besar di
BOS (dana APBN).
atas, perlu dikembangkan berbagai hal agar
o Pelaksanaan manajemen sekolah
dapat dengan mudah diterjemahkan oleh
yang melibatkan stakeholder dan juga
warga/publik terkait dengan hak-hak yang
manajemen keuangan yang transparan.
dapat mereka tuntut jika hendak melakukan
o Sarana yang tersedia untuk membuat
advokasi terhadap perbaikan kualitas
laporan keuangan lebih transparan,
layanan sektor kesehatan ibu dan anak. Hal-
pengumuman lebih informatif dan
hal tersebut antara lain adalah:
sebagainya.
o Pelaksanaan pertemuan antara sekolah
dengan Komite Sekolah, disertai
keterlibatan pihak-pihak lain seperti
orang tua murid, tokoh masyarakat dan
sebagainya.
o Apakah sekolah menyediakan kotak
saran/keluhan atau metode/sarana
lain yang ditujukan untuk menampung
keluhan orang tua.
o Dan, masih banyak yang dapat
dikembangkan berdasarkan isu diatas.
• Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
terkait sehingga dapat pula dimasukkan
Di dalam isu Kesehatan Ibu dan Anak
yang didukung Kinerja terdapat tiga isu
o Ketersediaan informasi yang aksesibel
bagi pelayanan terhadap ibu hamil dan
melahirkan, serta pengetahuan ibu hamil
akan hak-haknya yang harus diberikan
oleh nakes/Puskesmas.
o Ketersediaan sarana serta layanan yang
memadai bagi ibu hamil
o Ketersediaan sarana serta layanan
yang memadai bagi ibu melahirkan dan
menyusui
o Adanya regulasi yang mengatur
keberadaan sarana laktasi di fasilitas
publik.
o Dilaksanakannya kampanye dan
penyuluhan penerapan ASI Eksklusif
o Adanya upaya sosialisasi oleh nakes
utama yakni Persalinan Aman (PA), Inisiasi
kepada bumil soal Persalinan Aman,
Menyusu Dini (IMD) dan Penerapan ASI
Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif.
Eksklusif. Di luar ketiga isu utama tersebut
o Ketersediaan mekanisme penanganan
sebenarnya masih banyak sub isu lain yang
keluhan atas layanan yang kurang
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
311
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
o Dan masih banyak hal yang dapat
sesuai dan tindak lanjutnya.
dikembangkan dari isu di atas.
o Dan masih banyak hal lain yang dapat
dikembangkan dari isu di atas.
Di dalam isu perizinan usaha yang didukung
4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
Kinerja menekankan efisiensi pelayanan
pada satu pintu dengan mendorong
• Sektor Perizinan Usaha
Pada umumnya sasaran advokasi adalah
perizinan pada kejelasan prosedur, waktu
penyelenggara negara atau pihak-pihak yang
pengurusan izin dan biaya tertentu. Isu-isu
terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
yang merupakan hak-hak para pencari izin
Mencermati berbagai definisi mengani advokasi
di atas adalah terkait dengan komitmen
yang telah diterangkan, maka di dalam berbagai
Pemerintah didalam menerapkan standar
kasus pelayanan publik di atas, hampir semua
pelayanan pada setiap isu dimaksud. Untuk
sasaran advokasi adalah kelompok dimaksud.
itu diperlukan isu-isu apa saja yang dapat
Namun pada kasus advokasi lain, kelompok
diangkat dalam sektor ini.
masyarakat tertentu juga dapat menjadi sasaran
advokasi, misalnya kelompok pria perokok yang
o Kesediaan SKPD pengelola ijin
dikuatirkan jika mereka merokok di lingkungan
serta regulasi daerah yang mengatur
keluarga rumah akan mempengaruhi kesehatan
pengelolaan ijin strategis untuk
putra putri mereka. Atau, misalnya pada kasus
dipadukan dalam satu pintu.
penanggulangan HIV/Aids, maka yang menjadi
o Ketersediaan informasi yang jelas
target advokasi misalnya adalah publik yang
mengenai alur pengurusan ijin, biaya
memahami stigma yang keliru terhadap penyakit
serta waktu yang dibutuhkan.
o Ketersediaan mekanisme penanganan
keluhan manakala terjadi praktek tidak
HIV/Aids misalnya, dan lain sebagainya.
Untuk kegiatan advokasi atas peningkatan mutu
sesuai dengan prosedur yang tertera
pelayanan publik berbasis standar pelayanan
serta tindak lanjutnya.
ini yang menjadi sasaran advokasi dan fokus
o Berapa lama keluhan pencari ijin
ditanggapi
advokasi adalah seperti yang diuraikan dalam
tabel berikut ini.
o Apakah respon pengelola kantor
perijinan cukup memberi solusi bagi
persoalan yang dirasakan oleh pencari
ijin.
312
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Tabel Sasaran dan Fokus Advokasi
NO
SEKTOR
1
Pendidikan
Dasar
2
Kesehatan
Ibu dan
Anak
www.kinerja.or.id
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
FOKUS ADVOKASI
Sekolah
Kepala Sekolah
o Dilaksanakannya manajemen
berbasis sekolah
o Diterapkannya transparansi
pelaporan
o Efektivitas alokasi anggaran BOS
SKPD
Pejabat Pimpinan SKPD
Pendidikan
o Dilaksanakannya pemantauan
penerapan manajemen berbasis
sekolah
o Dilaksanakannya pemantauan
penerapan mekanisme yang
mendorong transparansi
penggunaan dana operasional
sekolah
Pemerintah
Daerah
o Pejabat pimpinan
Bagian Keuangan
Pemerintah Daerah
o Walikota/Bupati
o Ditetapkannya regulasi lokal untuk
menjamin pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah oleh sekolah/unit
pelayanan pendidikan dasar.
o Memadainya alokasi dana bagi
dukungan pembiayaan sekolah
dalam Anggaran Daerah
o Perbaikan distribusi guru secara
proporsional
Puskesmas
Kepala Puskesmas
o Diterapkannya layanan wajib yang
harus diberikan oleh Puskesmas/
Nakes bagi ibu hamil, melahirkan
dan menyusui serta bayi lahir dan
menyusui.
o Diterapkannya SOP Non-teknis
dalam pelayanan bumil, ibu
melahirkan, ibu nifas.
o advokasi transparansi penggunaan
anggaran BOK Puskesmas
SKPD
Kesehatan
Pejabat Pimpinan SKPD
Kesehatan
o Ditetapkannya regulasi yang
mengatur kampanye dan penerapan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
313
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
NO
SEKTOR
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
FOKUS ADVOKASI
o Dilaksanakannya pemantauan
pelaporan BOK Puskesmas
3
314
Perijinan
Usaha
Pemerintah
Daerah
o Pejabat Pimpinan
Badan Publik
o Bupati/Walikota
o Diterapkannya regulasi yang
mewajibkan Puskesmas transparan
atas penggunaan semua sumber
dana, baik dari BOK maupun dari
APBD
o Ditetapkannya kampanye kampanye
dan penerapan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan ASI Eksklusif sebagai
program wajib Dinas Kesehatan.
o Ditetapkannya regulasi yang
mengatur kewajiban penyediaan
ruang bagi pelayanan ASI ekskusif
pada badan-badan publik (dan
fasilitas publik).
Kantor PTSP
Pejabat pimpinan PTSP
o Diterapkannya SOP (alur) perijinan,
termasuk waktu dan proses
o Dipublikasikannya nominal biaya
perijinan
Pemerintah
Daerah
o Pejabat Pimpinan
SKPD yang mana
urusan perijinannya
akan/sedang/telah
dialihkan prosesnya ke
kantor PTSP
o Bupati/Walikota
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Komitmen peralihan ijin dari SKPD
asal kepada PTSP
o Nominal biaya perijinan
www.kinerja.or.id
Dan, untuk pelaksanaan pengawasan yang menjadi sasaran dan fokusnya dapat diperhatikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel Sasaran dan Fokus Pengawasan
NO
SEKTOR
1
Pendidikan
Dasar
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
PELAKSANA
PENGAWASAN
SASARAN
PENGAWASAN
FOKUS PENGAWASAN
Sekolah
Forum Multipihak
Kepala Sekolah dan
Skala Sekolah
jajaran terkaitnya,
atau forum/LSM
termasuk Komite
lain yang memiliki
Sekolah
oUpaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan terkait
pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah
perhatian pada isu
oUpaya perbaikan
danhasilnya berdasarkan
maklumat layanan terkait
pelaksanaan transparansi
pelaporan
oUpaya yang dijalankan
serta hasil dari
kesepakatan dan
pelaksanaan alokasi
anggaran BOS
dimaksud
SKPD
www.kinerja.or.id
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten/
Kota atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian pada
isu dimaksud.
Pejabat Pimpinan
SKPD Pendidikan
oUpaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
Maklumat Layanan yang
menjadi tanggungjawab
SKPD terkait
pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah
oUpaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
mekanisme yang
mendorong transparansi
penggunaan dana
operasional sekolah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
315
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
NO
SEKTOR
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
PELAKSANA
PENGAWASAN
SASARAN
PENGAWASAN
Pemerintah
Daerah
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten/
Kota atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian atas
isu dimaksud
oPejabat
pimpinan
Bagian
Keuangan
Pemerintah
Daerah
oWalikota/Bupati
FOKUS PENGAWASAN
oUpaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan dan
proses pengalokasian dana
bagi dukungan pembiayaan
sekolah dalam Anggaran
Daerah
oKemajuan pelaksanaan
dari rekomendasi yang
disepakati hingga menjadi
regulasi daerah dalam
perbaikan distribusi guru
secara proporsional dan
pelaksanaannya.
2
Kesehatan
Ibu dan Anak
Puskesmas
Forum Multipihak
Kepala Puskesmas
o Upaya perbaikan dan
tIngkat Kecamatan
hasilnya berdasarkan
atau forum/LSM
maklumat layanan
lain yang memiliki
tentang perbaikan terkait
perhatian atas isu
pelaksanaan layanan wajib
dimaksud
yang harus diberikan oleh
Puskesmas/Nakes bagi
ibu hamil, melahirkan dan
menyusui serta bayi lahir
dan menyusui.
o Upaya perbaikan dan
hasilnya berdasarkan
maklumat layanan terkait
perbaikan penerapan SOP
Non-teknis dalam pelayanan
bumil, ibu melahirkan, dan
ibu nifas.
o Upaya yang telah dilakukan
berdasarkan hasil
kesepakatan re- alokasi
anggaran BOK
316
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
NO
SEKTOR
www.kinerja.or.id
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
PELAKSANA
PENGAWASAN
SASARAN
PENGAWASAN
FOKUS PENGAWASAN
SKPD
Kesehatan
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian atas
isu dimaksud
Pejabat Pimpinan
SKPD Kesehatan
o Kemajuan dari
maklumat layanan
yang menyepakati
berbagai input yang
harus disediakan oleh
SKPD kesehatan untuk
pelaksanaan kampanye
dan penerapan IMD dan
ASI Eksklusif
o Kemajuan dari
pelaksanaan regulasi
yang mengatur
pelaksanaan kampanye
dan penerapan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan
ASI Eksklusif
Pemerintah
Daerah
Forum Multipihak
Tingkat
Kabupaten atau
forum/LSM lain
yang memiliki
perhatian atas
isu dimaksud
oRekomendasi
dalam
maklumat
pelayanan
oPejabat
Pimpinan
Badan Publik
dimaksud
oBupati/Walikota
o Kemajuan dari
maklumat layanan
yang menyepakati
berbagai input yang
harus disediakan
oleh SKPD lain dan
Pemerintah Daerah untuk
pelaksanaan kampanye
dan penerapan IMD dan
ASI Eksklusif
o Pelaksanaan regulasi
yang mengatur
pelaksanaan kampanye
dan penerapan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan
ASI Eksklusif.
o Pelaksanaan regulasi
yang mengatur kewajiban
penyediaan ruang bagi
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
317
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
NO
SEKTOR
UNIT
PELAYANAN
ATAU SKPD
PELAKSANA
PENGAWASAN
SASARAN
PENGAWASAN
FOKUS PENGAWASAN
pelayanan ASI ekskusif
pada badan-badan publik.
3
Perijinan
Usaha
Kantor PTSP
o Forum
Multipihak
o Forum
berbagai
Asosiasi
Usaha
setempat
o Pejabat
pimpinan PTSP
Upaya yang telah dilakukan
dan hasil dari pelaksanaan
perbaikan alur perijinan,
termasuk di dalamnya
aspek waktu dan proses
Pemerintah
Daerah
o Forum
Multipihak
o Forum
berbagai
Asosiasi
Usaha
Setempat
o Pejabat
Pimpinan
SKPD yang
mana urusan
perijinannya
akan/sedang/
telah dialihkan
prosesnya ke
kantor PTSP
o Bupati/Walikota
o Kemajuan pelaksanaan
komitmen peralihan ke
PTSP
o Kemajuan pelaksanaan
kesepakatan perubahan
nominal Biaya Perijinan
Usaha
5. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan
Beberapa hal di bawah ini yang terkait faktor
penghambat perlu dipertimbangkan untuk
diantisipasi dan dihindari, karena akan dapat
mempengaruhi kerja advokasi. Sementara dari
sisi faktor pendukung perlu juga diantisipasi
untuk dikenali dan dilakukan cara-cara yang
(a). Penghambat:
o Rendahnya mutu pelayanan publik
„dianggap“ bukan masalah. Isu pelayanan
publik merupakan isu keseharian yang
terjadi di sekitar masyarakat. Mereka hampir
setiap saat menghadapinya, sehingga isu
tersebut bukanlah hal baru bagi mereka.
Namun dengan segala persoalan yang
mereka hadapi terkait gap yang terjadi
memunculkan indikasi pendukung tersebut.
318
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
didalam penyampaian pelayanan publik
dalam advokasi rendah (misalnya enggan
hampir pasti dianggap sebagai hal yang
hadir dalam pertemuan-pertemuan) dan
lumrah. Dengan demikian kesadaran
sebagainya. Melakukan lobi dan memberi
untuk melaksanakan tuntutan terhadap
pemahaman mengenai misi advokasi
peningkatan mutu pelayanan publik dari
kepada pejabat kunci merupakan hal
masyarakat pengguna layanan juga masih
utama yang harus dilakukan, sehingga
sangat rendah.
terbangunnya komitmen guna peningkatan
o Kualitas soliditas kelompok dan tingkat
kepercayaan publik kepada kelompok
masyarakat (sipil) yang masih rendah.
mutu pelayanan publik.
o Sikap dan cara berdialog yang digunakan
mengurangi peluang merumuskan
Kekuatan kolektif yang dibangun dalam
kesepakatan. Sikap dan cara berdialog
forum (multipihak) untuk melaksanakan
yang kurang sesuai saat berhadapan
advokasi sering terdistorsi oleh kurang
dengan pejabat terkait – misalnya terlalu
solidnya kelompok dikarenakan beberapa
menganggap remeh pejabat, bersikap
hal antara lain: (a). Belum munculnya
menggurui dan terkesan sok pintar, merasa
dukungan pemahaman kerja kolektif disertai
diatas angin dan selalu menonjolkan
visi dan kemauan yang sama untuk berubah
kemampuan diri sendiri –menimbulkan
dan (b). Pendekatan „proyek“ menyebabkan
keengganan dalam berdialog lebih lanjut.
tanpa dukungan finansial dari APBD/dana
Alhasil dialognya dapat berpotensi tertunda
organisasi donor tidak berjalan. Pelaku
atau bahkan terhenti sama sekali.
terjebak pada ketersediaan dukungan dana
dari organisasi donor, sehingga jika tidak
ada dukungan dana maka advokasi sulit
berjalan.
o Keengganan pejabat terkait untuk membuka
o Rendahnya semangat kerelawanan yang
mengendurkan kontinuitas advokasi dan
pengawasan. Proses advokasi yang
melibatkan pemerintah daerah sering
sekali dilaksanakan karena mendapat
peluang menerima rekomendasi advokasi.
dukungan dari organisasi kerjasama
Tidak semua pejabat mau terbuka dan
bantuan baik bilateral maupun multilateral.
menerima masukan atau menerima koreksi
Di dalam prosesnya berbagai langkah
dari pihak luar. Keengganan pejabat
kegiatannya mendapat dukungan finansial,
terkait ini dapat berimplikasi pada banyak
termasuk pelaku-pelaku kegiatan dari pihak
hal antara lain akses kepada data dan
masyarakat.
informasi di kalangan internal SKPD/Unit
Pelayanan rendah, kerjasama di dalam
pelaksanaan berbagai kegiatan dan tahapan
www.kinerja.or.id
o Anggaran yang berasal dari Pemerintah
Daerah menjadi peluang untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
319
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
mempengaruhi rekomendasi. Untuk
memastikan berjalannya proses advokasi
o Kemampuan komunikasi dan lobi politik
yang baik membangun kepercayaan semua
dengan baik, dukungan dana menjadi
pihak untuk turut serta didalam proses
salah satu faktor penentu. Namun dengan
perbaikan mutu pelayanan publik, meskipun
dukungan dana yang berasal dari APBD
harus melalui proses koreksi dan evaluasi
dapat menimbulkan potensi kurang
diri pada sisi aparat pemerintah.
netralnya proses, karena dapat dipengaruhi
oleh kepentingan-kepentingan non
substansial.
o Dengan fasilitasi yang baik dan intensitas
yang tinggi dapat membangun serta
menjagasemangat kerelawanan (voluntary
spirit) dari unsur-unsur kelompok
(b).Pendukung:
masyarakat maupun pemerintah daerah.
o Fasilitasi komunikasi dan pendampingan
yang kuat yang mampu mentransfer
Tips Melaksanakan Advokasi dan Pengawasan
kapasitas di dalam memahami isu,
Selain menjalankan hal-hal yang telah
kualitas analisis data serta kemampuan
diuraikan pada bagian sebelumnya, di dalam
artikulasinya yang mumpuni.
melakukan advokasi dan pengawasan juga perlu
o Terbangunnya visi dan persepsi yang kuat
memperhatikan berbagai hal atau langkah yang
untuk meningkatkan mutu pelayanan publik
perlu dilakukan agar dapat mendukung keberhasilan
oleh berbagai unsur yang ada dalam forum
dan juga hal-hal yang harus dihindari untuk
multipihak. Hal ini dapat terjadi manakala
mengurangi resiko kegagalan di dalam melakukan
semua pihak berproses tanpa adanya saling
advokasi maupun pengawasan. Dalam table
menegasikan dan biasanya berjalan tidak
dibawah ini diberikan berbagai tips tersebut.
sebentar.
Tabel Tips Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan
No
1
320
Aktor
Masyarakat/
Pelaku
Advokasi
Dilakukan
Rumuskan dengan jelas tujuan dan hasil
yang diharapkan dalam advokasi secara
detail agar semua pihak pelaksana
advokasi memiliki landasan tentang
tujuan dan hasil yang sama.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dihindari
Memunculkan hal-hal yang dapat
memicu potensi konflik terbuka
dengan pimpinan SKPD maupun
unit penyedia layanan, misalnya
menyampaikan berbagai pernyataan
yang menyudutkan individu penyedia
layanan dan sebagainya
www.kinerja.or.id
No
www.kinerja.or.id
Aktor
Dilakukan
Dihindari
Sampaikan pesan awal akan maksud
dan tujuan advokasi dilakukan
dengan sejelas mungkin kepada pihak
penyelenggara layanan agar bersedia
terlibat dan menyetujui langkah-langkah
yang akan diambil
Menyampaikan berbagai dokumen
hasil advokasi kepada media secara
begitu saja tanpa ada penjelasan
dari tim (baik berupa konperensi pers
atau distribusi siaran pers), sehingga
membiarkan jurnalis memahami
sendiri materi atau hasil advokasi.
Publikasikan hasil atau capaian yang
diraih kepada media melalui siaran
pers. Untuk mendapatkan dukungan
public yang memadai publikasi atas
hasil advokasi perlu sesering mungkin
dilakukan.
Isi siaran pers harus bersifat positif,
jangan sampai memberi intensi yang
bersifat negative.
Perkuat jaringan pendukung melalui
identifikasi mitra dan lobby. Lobby
dilakukan dengan memberikan
argumentasi yang mengikutsertakan
kepentingan calon mitra.
Melakukan siaran pers sendiri dan
tidak mengajak pihak penyedia
layanan ataupun pejabat SKPD.
Pastikan setiap pelaku advokasi benarbenar memahami isu yang tengah
diadvokasi dan apa saja langkah tim di
dalam menjalankan proses advokasi
tersebut.
Penulisan siaran pers yang diwarnai
opini tim advokasi dan bukan fakta
sebenarnya
Pelajari karakter pejabat yang hendak
dijadikan sasaran advokasi. Sesuaikan
metode komunikasi dan lobi yang
dilakukan dengan karakter pejabat yang
bersangkutan.
Komunikasi dan lobi secara biasabiasa saja saat menghadapi
pejabat dengan karakter keras dan
bertempramen.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
321
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
BAHAN BACAAN
(e).Dokumentasi Praktek Baik di Luwu Utara
(f).Deklarasi Maklumat Layanan di Luwu Utara
(g).Advokasi MSF untuk Sektor Pendidikan di
(a).Permenpan No 13 Tahun 2009 dan dokumen-
Bulukumba
dokumen pendukung lainnya terkait
implementasinya oleh KINERJA khususnya
Sektor Pendidikan Dasar dan Kesehatan Ibu
dan Anak.
(b).Kepmenpan No 25 Tahun 2004 dan
ALAT BANTU/
BAHAN PENDUKUNG
dokumen-dokumen pendukung lainnya terkait
implementasinya oleh KINERJA khususnya
Sektor Perijinan Usaha
(c).Dokumen CRC
(d).Praktek Baik di Jember
322
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
(a).Formulir Perumusan Rencana Kerja Advokasi
(b).Materi Bermain Peran Kelompok Pendidikan
(c).Materi Bermain Peran Kelompok Kesehatan
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
8
T E K N IK A D V O K A S I
D A N P E N G A WA S A N
MU T U P E L A Y A N A N
P U B L IK O L E H
MA S Y A R A K A T
Mate ri bab ini me nguraikan te ntang me tode dan
te knik advokas i dan pe ngawas an yang dilakukan
ole h mas yarakat. F okus dan s as aran advokas i
s e rta
is u
yang
akan
diangkat juga
me njadi
pe mbahas an dalam mate ri bab ini.
IS I MA T E R I
• T ujua n P embela ja ra n U mum
• T ujua n P embela ja ra n K hus us
• P okok B a ha s a n
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
323
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
T U J U A N P E MB E L A J A R A N
U MU M
•mening ka tka n pema ha ma n teknis menja la nka n a dvoka s i da n peng a wa s a n ba g i
pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n.
•fa s ih di da la m meng integ ra s ika n is u s ta nda r pela ya na n keda la m la ng ka h-la ng ka h
teknis ya ng membutuhka nnya .
K H US US
•P es erta ma mpu memba nding ka n berba g a i metode a dvoka s i ya ng a da da n ma mpu
meng integ ra s ika n is u s ta nda r pela ya na n keda la m metode da n la ng ka h-la ng ka h
teknis a dvoka s i da n pe ng a wa s a n ba g i pening ka ta n mutu pela ya na n publik.
•P es erta ma mpu meng identifika s i s ia pa s a s a ra n keg ia ta n – ba ik itu ya ng ditujuka n
ba g i peng umpula n bukti-bukti ma upun a dvoka s i da n peng a wa s a n – da n ba g a ima na
meliba tka n mereka .
•P es erta ma mpu mema ha mi a pa ya ng ha rus dikomunika s ika n da n s eka lig us
memba ng un komunika s i da n lobi politik deng a n piha k-piha k ya ng terliba t da la m
a dvoka s i
•P es erta ma mpu memfa s ilita s i forum deng a n berba g a i ta ha pa n teknis dida la m
a dvoka s i ma upun peng a wa s a n
P OK OK B AHAS AN
1.
2.
3.
4.
5.
324
Metode a dvoka s i da n peng a wa s a n pening ka ta n mutu
pela ya na n publik
T eknik a dvoka s i da n peng a wa s a n pening ka ta n mutu
P ela ya na n publik
E la bora s i is u s ta nda r pela ya na n da la m a dvoka s i
pening ka ta n mutu pela ya na n publik
S a s a ra n da n fokus a dvoka s i s erta peng a wa s a n
pening ka ta n mutu pela ya na n publik
F a ktor peng ha mba t da n pendukung pela ks a na a n
a dvoka s i da n peng a wa s a n oleh ma s ya ra ka t
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
S T R U K T U R P E NY A MP A IA N MA T E R I
1
www.kinerja.or.id
.
ME T O D E A D V O K A S I
•
A da nya fa kta berupa da ta da n informa s i ya ng jujur, s a hih da n
a kura t tenta ng mutu pela ya na n publik ya ng bera s a l da ri
peng g una la ya na n.
•
A da nya keya kina n ba hwa penyeleng g a ra pela ya na n publik
bers edia menerima fa kta tenta ng mutu la ya na n publik ya ng
dis a mpa ika n oleh peng g una la ya na n.
•
A da nya kes edia a n da ri penyeleng g a ra pela ya na n publik untuk
memperba iki mutu da n kua lita s la ya na n, terma s uk da la m
meng a loka s i a ta u mereloka s i a ng g a ra n ya ng bera da dida la m
wila ya h peng elola a nnya .
•
A da nya kes edia a n untuk s ec a ra reg uler menyeleng g a ra ka n
peng g a lia n da ta da n informa s i untuk memonitor perkemba ng a n
kua lita s la ya na n publik ya ng diberika n.
•
T ers edia nya a ng g a ra n untuk pela ks a na a n keg ia ta n a dvoka s i ini.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
325
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
1
326
.
.
ME T O D E A D V O K A S I
1.
P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n P ublik deng a n
P a rtis ipa s i Ma s ya ra ka t mela lui P eng elola a n
P eng a dua n a ta u dikena l deng a n S urvey
P eng a dua n, dida s a rka n pa da K epmenP A N
N o. 13 T a hun 2009
2.
Indeks K epua s a n Ma s ya ra ka t (IK M),
dida s a rka n pa da P ermenpa n N o. 25 T a hun
2004
3.
C itiz en R eport C a rd (C R C ), a ta u s ering dis ebut
K a rtu L a por Wa rg a (K L W)
S UR V E Y K E L UH A N
•
P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n P ublik
deng a n P a rtis ipa s i Ma s ya ra ka t mela lui
P eng elola a n P eng a dua n (K epmenP A N N o. 13
T a hun 2009)
•
D efinis i opera s iona l: s ua tu ra ng ka ia n tinda ka n
s is tema tis menuju perba ika n pela ya na n
dimula i da ri peng elola a n peng a dua n
ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n; perumus a n
tinda ka n nya ta perba ika n; pema nta ua n da n
eva lua s i keberha s ila n; da n komunika s i kepa da
ma s ya ra ka t peng g una la ya na n.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
S UR V E Y K E L UH A N
• K omitmen pimpina n
• P eruba ha n pola pikir (minds et) terha da p
fung s i pela ya na n
• P a rtis ipa s i ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n.
• P ening ka ta n kua lita s pela ya na n ha rus
deng a n tinda ka n nya ta perba ika n
• T inda ka n perba ika n dis a mpa ika n s ec a ra
tra ns pa ra n kepa da pa ra peng g una
pela ya na n
1
www.kinerja.or.id
.
S UR VE Y K E L UH A N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
327
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
.
S UR V E Y K E L U H A N
T UJ UA N:
1.Menda pa tka n K omitmen O rg a nis a s i,
2.A dminis tra s i F orma l,
3.J a dua l P ela ks a na a n
1
328
.
S UR V E Y K E L U H A N
1.
U n tu k m en c ap ai K O MIT ME N O R G A NIS A S I:
a)
P enya mpa ia n informa s i kepa da peng a mbil keputus a n
untuk menda pa tka n komitmen org a nis a s i
b)
P enentua n unit pela ya na n ya ng a ka n menera pka n
metode.
c)
P enunjuka n da n penug a s a n pa ra pela ks a na
d)
P enyedia a n a ng g a ra n untuk membia ya i pela ks a na a n
e)
P enyus una n S ura t K eputus a n tenta ng pela ks a na a n
perba ika n berikut T im P ela ks a na
f)
P enyus una n kera ng ka wa ktu pela ks a na a n perba ika n
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
S UR V E Y K E L UH A N
2.
3.
1
.
Mela ks a na ka n A D MINIS T R A S I
F O R MA L :
a)
P enentua n unit pela ya na n
ya ng pela ya na nnya a ka n
diperba iki deng a n
meng g una ka n metode ini,
b)
P enunjuka n da n penug a s a n
pa ra pela ks a na (T im
P ening ka ta n K ua lita s
P ela ya na n P ublik da n T im
P ela ks a na P ening ka ta n
K ua lita s P ela ya na n),
c)
P enyedia a n a ng g a ra n
Menyus un J A D UA L
P E L A K S A NA A N:
K O MP O NE N B IA Y A
a.L o k ak ary a P en g elo laan P en g ad u an
(2 h ari kerja efektif),
b .S u rv ei P en g ad u an Mas y arak at
terh ad ap k in erja p elay an an p u b lik
(d u ras i terg an tu n g jen is p elay an an d i
u n it p elay an an y an g d ip erb aik i),
c .L o k ak ary a A n alis is Mas alah
P en y eb ab P en g ad u an Mas y arak at (2
h ari k erja efek tif),
d .O p eras io n al p ara p elaks an a, y aitu :
T im P en in g k atan K u alitas P elay an an
P u b lik (tin g k at
D ep artem en /L em b ag a/P em erin tah
D aerah ) d an T im P elaks an a
P en in g k atan K u alitas P elay an an (d i
u n it p elay an an ),
e.P eralatan d an b ah an ,
f.J as a p ih ak lain s ep erti h o n o rariu m
fas ilitato r/n aras u m b er d ari lu ar,
teru tam a jik a p elaks an aan d ilak u k an
b ek erjas am a d en g an p ih ak lain .
S UR V E Y K E L UH A N
PE S E R TA
a .20% -30% a da la h pela ks a na pela ya na n publik da ri
org a nis a s i penyeleng g a ra pela ya na n da n pembina org a nis a s i
penyeleng g a ra s erta penyeleng g a ra pela ya na n publik ya ng
terka it la innya ,
b.70% -80% a da la h ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n, tokoh
ma s ya ra ka t, L S M, a ka demis i, a s os ia s i ya ng terka it deng a n
pela ya na n ters ebut, L emba g a O mbuds ma n, wa rta wa n da n
org a nis a s i non pemerinta h.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
329
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
.
S UR V E Y K E L U H A N
T UJ UA N
•Identifika s i a neka pernya ta a n peng a dua n peng g una pela ya na n;
•K es a da ra n penyeleng g a ra pela ya na n tenta ng ma nfa a t peng a dua n
(keluha n),
•K es a da ra n ma s ya ra ka t tenta ng ma nfa a t menya mpa ika n peng a dua n
(keluha n);
•Memba ng un keperc a ya a n ma s ya ra ka t terha da p komitmen
penyeleng g a ra pela ya na n da la m mela ks a na ka n perba ika n
O UT P UT
•R a nc a ng a n kues ioner berda s a rka n pernya ta a n peng a dua n da ri
peng g una pela ya na n
•R enc a na tinda k la njut ta ha pa n perba ika n s etela h loka ka rya (s urvei,
ds t),
•T ena g a s uka rela pela ks a na s urvei peng a dua n ma s ya ra ka t,
•P ema ha ma n T im da n tena g a S uka rela tenta ng teknis pela ks a na a n
s urvei peng a dua n da n peng ola ha n da ta ha s il s urvei keda la m bentuk
Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t.
1
.
S UR V E Y K E L UH A N
S UB S T A NS I P E MB A H A S A N D A L A M L O K A K A R Y A / 14 U NS UR
P E L A Y A NA N
1.P ro s ed u r P elay an an
2.P ers y aratan P elay an an
3.K ejelas an P etu g as P elay an an
4.K ed is ip lin an P etu g as P elay an an
5.T an g g u n g J awab P etu g as P elay an an
6.K em am p u an P etu g as P elay an an
7.K ec ep atan P elay an an
8.K ead ilan Men d ap atk an P elay an an
9.K es o p an an d an K eram ah an P etu g as
10.K ewajaran B iay a P elay an an
11.K ep as tian B iay a P elay an an
12.K ep as tian J ad wal P elay an an
13.K en y am an an L in g k u n g an
14.K eam an an P elay an an
330
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
1
.
.
S UR V E Y K E L U H A N
•
T ujua n s urvei a da la h ntuk meng konfirma s i pernya ta a n
peng a dua n ya ng a da di kues ioner kepa da s eba nya k
mung kin res ponden.
•
R es ponden a da la h ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n
ya ng menja di obyek s urvey.
•
J umla h kues ioner min 80% jumla h peng g una
pela ya na n.
•
K ues ioner tida k perlu menc a ntumka n identita s
res ponden.
•
R eka pitula s i ha s il s urvey da n menyus un Indeks
P eng a dua n Ma s ya ra ka t (IP M).
•
P ublika s i ha s il s urvei (IP M)
S UR V E Y K E L UH A N
P E R S IA P A N L O K A K A R Y A A NA L IS IS MA S A L A H
D A N P E NY E B A B P E NG A D U A N
•Mela porka n ha s il s urvei kepa da pimpina n da n
peng a mbil keputus a n.
•mempublika s ika n Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t.
•Menentuka n pes erta loka ka rya : 80% penyedia
pela ya na n da n 20% peng g una pela ya na n.
•Mempela ja ri Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t (ha s il
s urvei ) da n merenc a na ka n c a ra meng a na lis is nya :
menyia pka n renc a na pemba g ia n kelompok kerja da n
pemba g ia n tug a s pemba ha s a n kepa da ma s ing -ma s ing
kelompok kerja s erta fa s ilita tor ma s ing -ma s ing
kelompok kerja
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
331
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
.
S UR V E Y K E L U H A N
P E L A K S A NA A N L O K A K A R Y A
P rins ip:
•L a kuka n deng a n bena r;
•J ujur meng ung ka pka n ma s a la h, s eka lipun kita s endiri ba g ia n
da ri ma s a la h itu.
•J a ng a n menya la hka n ora ng la in da n kec enderung a n
meleta kka n ma s a la h pa da kura ng nya fa s ilita s da n a ng g a ra n.
“H anya de ngan de mikian kita dapat be rge s e r me njadi bagian
dari pe me c ahan mas alah”
1
.
S UR V E Y K E L U H A N
L A NG K A H -L A NG K A H
•Meng ung ka pka n ma s a la h-ma s a la h ya ng s ec a ra fa ktua l (nya ta ) memiliki
hubung a n s eba ba kiba tdeng a n s etia p a ta u bebera pa peng a dua n ya ng a da di
Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t (ha s il s urvei peng a dua n),
•Menentuka n s eg ena p a lterna tif s olus i log is ya ng dig una ka n s eba g a i tinda ka n
nya ta untuk meng a ta s i ma s a la h (ba ha n untuk merumus ka n tinda ka n nya ta
perba ika n pela ya na n),
•Menentuka n da n menyepa ka ti priorita s tinda ka n nya ta ya ng dipilih a ka n
dila kuka n berda s a rka n pertimba ng a n kema mpua n, potens i kemuda ha n, bia ya ,
kec epa ta n peruba ha n da pa t dic a pa i da n ma nfa a t peruba ha n ba g i ma s ya ra ka t
peng g una pela ya na n,
•Menentuka n s eg ena p tinda ka n nya ta perba ika n pela ya na n ya ng a ka n
dis a mpa ika n s eba g a i rekomenda s i kepa da pimpina n (penyeleng g a ra da n
pena ng g ung ja wa b pela ya na n publik),
•Menyus un dra ft/prototipe J a nji P erba ika n P ela ya na n da n dra ft/prototipe
R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n.
332
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
S UR V E Y K E L U H A N
P R INS IP
•L akukan tindakan pe rbaikan s e ge ra. R aih ke pe rc ayaan dari pe ngguna layanan
•B e ritahukan ke pada mas yarakat pe ngguna pe layanan.
•B e rikan bukti te ntang pe rbaikan yang s udah dilakukan ke pada atas an agar me mpe role h
dukungan le bih lanjut untuk upaya pe rbaikan be rikutnya.
L A NG K A H -L A NG K A H
1.Menyus un J a nji P erba ika n P ela ya na n ya ng dita nda ta ng a ni pimpina n penyeleng g a ra
pela ya na n da n R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n,
2.Meng elua rka n J a nji P erba ika n P ela ya na n da n R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n
da la m bentuk pos ter, bros ur, a ta u media la innya .
3.K omunika s i deng a n piha k ya ng berkepenting a n.
4.Meng integ ra s ika n keda la m perenc a na a n kerja /prog ra m da ri penyeleng g a ra la ya na n
(untuk unit pemda mema s tika n integ ra s i keda la m R enja , R K A , da n A P B D )
1
.
S UR V E Y K E L U H A N
T UJ UA N
U ntuk mema s tika n ba hwa s emua prog ra m da n keg ia ta n perba ika n ya ng
tela h menda pa tka n a ng g a ra n pembia ya a n da pa t dila ks a na ka n da n ha s il
nya ta a ka n dic a pa i da la m wa ktu ya ng direnc a na ka n
PE L AK U
•T im P ela ks a na P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n ya ng s uda h dibentuk
di unit pela ya na n
•T im P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n P ublik ya ng dibentuk di ting ka t
D epa rtemen/L emba g a / P emerinta h D a era h,
•Ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n
D IL A K S A NA K A N D E NG A N D UA P E ND E K A T A N :
•V erifika s i s ta tus J a nji da n R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n
•Meng ula ng i S urvei P eng a dua n Ma s ya ra ka t deng a n meng g una ka n
kues ioner ya ng s a ma deng a n ya ng dig una ka n pa da s urvei s ebelumnya
da n memba nding ka n ha s il (Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t) ya ng
diperoleh da ri kedua s urvei ters ebut.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
333
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
1
.
.
ME T O D E A D V O K A S I
L A INNY A
•
IK M  da ta da n informa s i tenta ng ting ka t kepua s a n
ma s ya ra ka t ya ng diperoleh da ri ha s il peng ukura n s ec a ra
kua ntita tif da n kua lita tif a ta s penda pa t ma s ya ra ka t da la m
memperoleh pela ya na n da ri a pa ra tur penyeleng g a ra
pela ya na n publik deng a n memba nding ka n a nta ra ha ra pa n
da n kebutuha nnya .
•
P enila ia n kepua s a n dila kuka n terha da p empa t bela s uns ur
pela ya na n
•
J umla h R es ponden, minima l 150 ora ng da ri jumla h
popula s i penerima la ya na n deng a n da s a r (“J umla h uns ur”
+ 1) x 10 = jumla h res ponden (14 + 1) x 10 = 150
res ponden (C a teg oric a l D a ta A na lys is oleh F R E E MA N )
ME T O D E A D V O K A S I
L A INNY A
•
•
•
P enila ia n menc a kup peng a la ma n ma s ya ra ka t ya ng mereka terima ,
a la mi, ra s a ka n, da n ha da pi ketika berintera ks i deng a n
penyeleng g a ra a ta u penyedia la ya na n.
•
K ues ioner dis us un berda s a r ma s uka n peng g una da n penyedia
la ya na n
H a s il C R C menja di da s a r a dvoka s i ma s ya ra ka t untuk perba ika n
pela ya na n
•
334
C R C (C itiz en R eport C a rd) a ta u K a rtu L a pora n Wa rg a merupa ka n
penila ia n da ri ma s ya ra ka t (kons umen) a ta s kua lita s a ta u kinerja
lemba g a pela ya na n publik ya ng dibua t deng a n tujua n mela kuka n
penila ia n a ta s ja s a pela ya na n publik deng a n ha ra pa n da pa t
dija dika n da s a r untuk meruba h kondis i pela ya na n menja di lebih ba ik.
P enila ia n diperoleh mela lui s urvei ya ng dila kuka n oleh ma s ya ra ka t
a ta u org a nis a s i ma s ya ra ka t mela lui kues ioner, wa wa nc a ra , da n
dis kus i terfokus untuk menda pa tka n feedba c k ma s ya ra ka t peng g una
la ya na n
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
ME T O D E P E NG A WA S A N
T UJ UA N
Mema s tika n ja nji perba ika n da n rekomenda s i perba ika n
pela ya na n dila ks a na ka n s ec a ra tepa t wa ktu da n memberi
ha s il nya ta s es ua i ya ng direnc a na ka n
P R INS IP P E L A K S A NA A N
•Meliba tka n piha k penerima la ya na n ma upun penyedia
la ya na n. D eng a n demikia n a da ba iknya pela ks a na
peng a wa s a n merupa ka n kelompok a ta u forum
multis ta keholder.
•P ela ks a na a n peng a wa s a n dija la nka n s ec a ra reg uler,
(periode tig a bula n, ena m bula n a ta u s a tu ta hun s eka li)
1
.
ME T O D E P E NG A WA S A N
P eng a wa s a n merupa ka n ba g ia n da ri Monitoring da n
E va lua s i. D a la m S urvey K eluha n, metode monev a da la h
mela kuka n s urvey keluha n pa da ta hun berikutnya . D a la m
ba g ia n ini lebih kepa da keg ia ta n reg uler tig a bula na n a ta u
ena m bula na n deng a n metode lebih s ederha na .
•P ertem u an awal
•P en g u m p u lan d ata.
•A n alis is D ata d an F o rm u las i
R ek o m en d as i
•P u b lik as i h as il p en g awas an
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
335
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
2
2
.
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N
P E NG A WA S A N
•
Meneta pka n da n meng a wa l vis i da n mis i forum
•
Meminima lis a s i domina s i kelompok tertentu
•
Memiliki a g enda rutin ya ng s ela lu dika wa l
•
Memberi pera n s ec a ra berg ilir kepa da s eluruh
a ng g ota untuk menja di H O S T
•
Merumus ka n da n meng a wa l S O P da n a tura n
ma in forum
T E K NIK A D V O K A S I D A N
P E NG A WA S A N
•
T U J U A N:
 Memberi g a mba ra n umum tenta ng metode pela ks a na a n
 Meng hinda ri terja dinya kes a la ha n pers eps i tenta ng metode
ya ng a ka n ditera pka n
 Meng unda ng mitra la in untuk memba ng un koa lis i
 Menya ma ka n pers eps i bers a ma a nta ra pemerinta h deng a n
ma s ya ra ka t
 Mendorong pa rtis ipa s i da n kea ktifa n ma s ya ra ka t
 Mempers ua s i peng a mbil kebija ka n bers edia
rekomenda s i ya ng dirumus ka n da la m forum.
menyepa ka ti
 Menya mpa ika n berba g a i ha s il peng a wa s a n.
336
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
2
T E K NIK A D V O K A S I D A N
P E NG A WA S A N
.
No
.
P ih ak -p ih ak y an g
d ik o m u n ik as ikan
T arg et d ari k o m u n ik as i
y an g d ilak s an akan
A lat k o m u n ik as i
y an g d ig u n ak an
S ubs ta ns i Metode
P ela ks a na a n a dvoka s i
P ela ks a na
keg ia ta n, a ng g ota
forum da n c a lon
mitra
P ema ha ma n a ka n metode
pela ks a na a n keg ia ta n
• Ma teri pres enta s i
• D okumen pa ndua n
• lea flet
2
Ma teri perta nya a n ya ng
dig una ka n untuk
mena ng ka p a s pira s i,
keluha n a ta u ma s uka n
public
A ja ka n untuk memba ng un
koa lis i a dvoka s i
R es ponden ya ng
bera s a l da ri
penerima la ya na n
P ema ha ma n a ka n ma ks ud
perta nya a n da n kes edia a n
meleng ka pi ja wa ba n a ta s
perta nya a n
K uis ioner da n
pa ndua n menyus un
perta nya a n
C a lon mitra
C a lon mitra mema ha mi
s ubs ta ns i ya ng dis a mpa ika n
da n bers edia bermitra da la m
koa lis i a dvoka s i dima ks ud
• Ma teri pres enta s i
• P rofil s ing ka t
keg ia ta n
4
H a s il a na lis is s eba g a i bukti
ya ng da pa t dija dika n
us ula n perba ika n
Mitra , piha k-piha k
penyedia la ya na n,
public mela lui
media
• Ma teri pres enta s i
• S ia ra n pers
• B rief
pa per/s umma ry
5
H a s il kes epa ka ta n a ta u
us ula n/rekomenda s i
P eng a mbil
keputus a n
• Mema ha mi ha s il a na lis is
da n s epa ka t s eba g a i bukti
untuk mela kuka n lobi
deng a n peng a mbil
keputus a n.
• Media mema ha mi
s us bta ns i da n da pa t
menya mpa ika nnya kepa da
publik
Mema ha mi s ubs ta ns i da n
bers edia untuk s epa ka t
meninda kla njuti rekomenda s i
perba ika n mutu la ya na n
publik.
3
2
S u b s tan s i y an g p erlu
d ik o m u n ik as ikan
1
• Ma teri pres enta s i
• B rief
pa per/s umma ry
• S ia ra n pers
T E K NIK A D V O K A S I D A N
P E NG A WA S A N
J E NIS L O K A K A R Y A
1.L o k ak ary a p en y ep ak atan d an p eru m u s an to o ls ad v o k as i d an
as s es s m en t.
a.
b.
c.
Memba ng un
pers eps i
ya ng
s a ma
pa ra
piha k
meng ena i
tujua n
penyeleng g a ra a n s urvei, ba ik itu untuk keg ia ta n s urvei keluha n, IK M ma upun
CRC.
Merumus ka n s erta
menyepa ka ti peng g una a n metode da n a la t untuk
peng g a lia n da ta ba g i a na lis is da n perumus a n rekomenda s i pening ka ta n mutu
pela ya na n publik (kuis ioner).
Merumus ka n c a pa ia n da n kis i-kis i pela ks a na a n s urvei.
2.L o k ak ary a p em b ah as an d an an alis is h as il lap an g an .
a.
b.
c.
www.kinerja.or.id
Merumus ka n da n menyepa ka ti metode a na lis is a ta s da ta la pa ng a n/temua n
da ta .
Memba ha s da n menyepa ka ti ha s il a na lis is a ta s da ta la pa ng a n/temuan da ta
s erta la ng ka h a ta u s olus i a pa ya ng ha rus dila kuka n untuk memperba iki mutu
la ya na n.
Merumus ka n da n merekomenda s ika n ha s il-ha s il ya ng henda k diba ha s pa da
ting ka t la njut.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
337
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
2
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N
P E NG A WA S A N
T IG A T A H A P L A NG K A H T E K NIS L O K A K A R Y A
1.T a ha p P ers ia pa n (liha t ura ia n s ubs ta ns i)
2.T a ha p P ela ks a na a n (liha t ura ia n s ubs ta ns i)
3.T a ha p P a s ka P ela ks a na a n (liha t ura ia n s ubs ta ns i)
2
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N
P E NG A WA S A N
PR AS YAR AT:
•K uis ioner a ta u tool ha rus s ederha na da n muda h
dipa ha mi
•P emba g ia n tug a s wa wa nc a ra da n jumla h
res ponden, terma s uk res ponden peng g a nti
•P endeka ta n deng a n c a lon res ponden
•Mela kuka n reka pitula s i
338
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
2
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N
P E NG A WA S A N
• Metode a na lis is ha rus s ederha na da n
dipa ha mi s emua a udiens /pes erta
• Memberi kes empa ta n kepa da s emua
pes erta untuk menya mpa ika n
a rg umenta s i
• F a s ilita tor tida k mela kuka n judg ement
a ta s a rg umen pes erta .
3
www.kinerja.or.id
.
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R
P E L A Y A NA N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
339
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
3
3
340
.
.
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R
P E L A Y A NA N
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R
P E L A Y A NA N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3
3
www.kinerja.or.id
.
.
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R
P E L A Y A NA N
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R
P E L A Y A NA N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
341
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
4
.
F O K US D A N S A S A R A N
U NIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
S ek o lah
4
.
S AS AR AN
A DVO K A S I
K epa la S ekola h
S KPD
P eja ba t P impina n
S K P D P endidika n
P em erin tah
D aerah
 P eja ba t pimpina n
B a g ia n
K eua ng a n
P emerinta h
D a era h
 Wa likota /B upa ti
F O K US A D VO K A S I
 D ila ks a na ka nnya ma na jemen berba s is
s ekola h
 D itera pka nnya tra ns pa ra ns i pela pora n
 E fektivita s a loka s i a ng g a ra n B O S
 D ila ks a na ka nnya pema nta ua n penera pa n
ma na jemen berba s is s ekola h
 D ila ks a na ka nnya pema nta ua n penera pa n
meka nis me ya ng mendorong tra ns pa ra ns i
peng g una a n da na opera s iona l s ekola h
 D iteta pka nnya reg ula s i loka l untuk menja min
pela ks a na a n ma na jemen berba s is s ekola h
oleh s ekola h/unit pela ya na n pendidika n
da s a r.
 Mema da inya a loka s i da na ba g i dukung a n
pembia ya a n s ekola h da la m A ng g a ra n D a era h
 P erba ika n dis tribus i g uru s ec a ra propors iona l
F O K US D A N S A S A R A N
U NIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
P u s k es m as
S A S A R A N A DVO K A S I
K epa la P us kes ma s
F O K US A D VO K A S I



S K P D K es eh atan
P eja ba t P impina n
S K P D K es eha ta n


P em erin tah
D aerah


P eja ba t P impina n
B a da n P ublik
B upa ti/Wa likota



342
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
D itera pka nnya la ya na n wa jib ya ng ha rus diberika n
oleh P us kes ma s /N a kes ba g i ibu ha mil, mela hirka n
da n menyus ui s erta ba yi la hir da n menyus ui.
D itera pka nnya S O P N on-teknis da la m pela ya na n
bumil, ibu mela hirka n, ibu nifa s .
a dvoka s i tra ns pa ra ns i peng g una a n a ng g a ra n B O K
P us kes ma s
D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur ka mpa nye da n
penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I
E ks klus if.
D ila ks a na ka nnya pema nta ua n pela pora n B O K
P us kes ma s
D itera pka nnya reg ula s i ya ng mewa jibka n P us kes ma s
tra ns pa ra n a ta s peng g una a n s emua s umber da na ,
ba ik da ri B O K ma upun da ri A P B D
D iteta pka nnya ka mpa nye ka mpa nye da n penera pa n
Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if
s eba g a i prog ra m wa jib D ina s K es eha ta n.
D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n
penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da
ba da n-ba da n publik (da n fa s ilita s publik).
www.kinerja.or.id
4
.
F O K US D A N S A S A R A N
U NIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
4
.
F O K US A D VO K A S I
K an to r
PTS P
P eja ba t pimpina n
PTS P
 D itera pka nnya S O P (a lur) perijina n,
terma s uk wa ktu da n pros es
 D ipublika s ika nnya nomina l bia ya
perijina n
P em erin tah
D aerah
 P eja ba t
P impina n S K P D
ya ng ma na
urus a n
perijina nnya
a ka n/s eda ng /
tela h dia lihka n
pros es nya ke
PTS P
 B upa ti/Wa likota
 K omitmen pera liha n ijin da ri S K P D
a s a l kepa da P T S P
 N omina l bia ya perijina n
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U
P E L A Y A NA N P UB L IK
UNIT
P E L A Y A NA N
ATAU S K PD
www.kinerja.or.id
S AS AR AN
A DVO K A S I
P E L A K S A NA
P E NG A WA S A N
S ek o lah
F orum Multipiha k S ka la
S ekola h a ta u
forum/L S M la in ya ng
memiliki perha tia n pa da
is u dima ks ud
S KPD
F orum Multipiha k
T ing ka t K a bupa ten/
K ota a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n pa da is u
dima ks ud.
P em erin tah
D aerah
F orum Multipiha k
T ing ka t K a bupa ten/
K ota a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n a ta s is u
dima ks ud
S AS AR AN
P E NG A WA S A N
F O K US P E NG A WA S A N
K epa la S ekola h da n
ja ja ra n terka itnya ,
terma s uk K omite
S ekola h
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n
ma kluma t la ya na n terka it pela ks a naa n ma na jemen
berba s is s ekola h
 U pa ya perba ika n da nha s ilnya berda s a rka n
ma kluma t la ya na n terka it pela ks a naa n tra ns pa ra ns i
pela pora n
 U pa ya ya ng dija la nka n s erta ha s il da ri kes epa ka ta n
da n pela ks a na a n a loka s i a ng g a ra n B O S
P eja ba t
P impina n  U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n
S K P D P endidika n
Ma kluma t L aya na n ya ng menja di ta ng g ung ja wa b
S K P D terka it pela ks a na a n ma na jemen berba s is
s ekola h
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n
meka nis me ya ng mendorong tra ns pa ra ns i
peng g una a n da na opera s iona l s ekola h
 P eja ba t pimpina n
B a g ia n K euang a n
P emerinta h
D a era h
 Wa likota / B upa ti
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n
ma kluma t la ya na n da n pros es peng a loka s ia n da na
ba g i dukung an pembia ya a n s ekola h da la m
A ng g a ra n D a era h
 K ema jua n pela ks a na a n da ri rekomenda s i ya ng
dis epa ka ti hing g a menja di reg ula s i da era h da la m
perba ika n dis tribus i g uru s ec a ra propors iona l da n
pela ks a na a nnya .
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
343
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan
Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
4
.
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U
P E L A Y A NA N P UB L IK
U NIT
P E L A K S A NA
P E L A Y A NA N P E NG A WA S A N
ATAU S K PD
4
.
S AS AR AN
P E NG A WA S A N
F O K U S P E NG A WA S A N
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t
la ya na n tenta ng perba ika n terka it pela ks a na an la ya na n
wa jib ya ng ha rus diberika n oleh P us kes ma s /N a kes ba g i
ibu ha mil, mela hirka n da n menyus ui s erta ba yi la hir da n
menyus ui.
 U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t
la ya na n terka it perba ika n penera pa n S O P N on-teknis
da la m pela yana n bumil, ibu mela hirka n, da n ibu nifa s .
 U pa ya ya ng tela h dila kuka n berda s a rka n ha s il
kes epa ka ta n re- a loka s i a ng g a ra n B O K
 K ema jua n dari ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti
berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D
kes eha ta n untuk pela ks a naa n ka mpa nye da n penera pa n
IMD da n A S I E ks klus if
 K ema jua n dari pela ks a naan reg ula s i ya ng meng a tur
pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u
D ini (IMD ) dan A S I E ks klus if.
P u s k es m as
F orum Multipiha k
tIng ka t K ec a ma ta n
a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n a ta s is u
dima ks ud
K epa la P us kes ma s
S K PD
K es eh atan
F orum Multipiha k
T ing ka t K a bupa ten
a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n a ta s is u
dima ks ud
P eja ba t P impina n
S K P D K es eha ta n
P em erin tah
D aerah
F orum Multipiha k
T ing ka t K a bupa ten
a ta u forum/L S M
la in ya ng memiliki
perha tia n a ta s is u
dima ks ud
 R ekomenda s i
da la m
ma kluma t
pela ya na n
 P eja ba t
P impina n
B a da n P ublik
dima ks ud
 B upa ti/Wa likota
 K ema jua n dari ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti
berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D la in
da n P emerinta h D a era h untuk pela ks a naa n ka mpa nye
da n penera pan IMD da n A S I E ks klus if
 P ela ks a na an reg ula s i ya ng meng a tur pela ks a na a n
ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD )
da n A S I E ks klus if.
 P ela ks a na an reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n
penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da
ba dan-ba da n publik.
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A
P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U
P E L A Y A NA N P U B L IK
U NIT
P E L A Y A NA
N ATAU
S K PD
K an to r
PTS P
P E L A K S A NA
P E NG A WA S
AN
F orum
Multipiha k
S AS AR AN
P E NG A WA S A N
P eja ba t pimpina n
PTS P
U pa ya ya ng tela h
dila kuka n da n ha s il da ri
pela ks a na a n perba ika n
a lur perijina n, terma s uk di
da la mnya a s pek wa ktu
da n pros es
P eja ba t P impina n
S K P D ya ng ma na
urus a n perijina nnya
a ka n/s eda ng /tela h
dia lihka n pros es nya
ke ka ntor P T S P
K ema jua n pela ks a na a n
komitmen pera liha n ke
PTS P
F orum
berba g a i
A s os ia s i
U s a ha
s etempa t
P em erin ta
h D aerah
F orum
Multipiha k
F orum
berba g a i
A s os ia s i
U s a ha
S etempa t
344
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
F O K U S P E NG A WA S A N
B upa ti/Wa likota
K ema jua n pela ks a na a n
kes epa ka ta n peruba ha n
nomina l B ia ya P erijina n
U s a ha
www.kinerja.or.id
5
.
F A K T O R P E NG H A MB A T D A N
P E ND U K U NG
 R enda hnya mutu pela ya na n publik „dia ng g a p“ buka n
ma s a la h
 K ua lita s s olidita s kelompok da n ting ka t keperc a ya a n publik
kepa da kelompok ma s ya ra ka t (s ipil) ya ng ma s ih renda h.
 K eeng g a na n peja ba t terka it untuk membuka pelua ng
menerima rekomenda s i a dvoka s i
 S ika p da n c a ra berdia log ya ng dig una ka n meng ura ng i
pelua ng merumus ka n kes epa ka ta n.
 R enda hnya s ema ng a t kerela wa na n ya ng meng endurka n
kontinuita s a dvoka s i da n peng a wa s a n
 A ng g a ra n ya ng bera s a l da ri P emerinta h D a era h menja di
pelua ng untuk mempeng a ruhi rekomenda s i
5
.
F A K T O R P E NG H A MB A T D A N
P E ND UK UNG
 F a s ilita s i komunika s i da n penda mping a n ya ng kua t ya ng ma mpu
mentra ns fer ka pa s ita s di da la m mema ha mi is u, kua lita s a na lis is da ta
s erta kema mpua n a rtikula s inya ya ng mumpuni.
 T erba ng unnya vis i da n pers eps i ya ng kua t untuk mening ka tka n mutu
pela ya na n publik oleh berba g a i uns ur ya ng a da da la m forum
multipiha k. H a l ini da pa t terja di ma na ka la s emua piha k berpros es
ta npa a da nya s a ling meneg a s ika n da n bia s a nya berja la n tida k
s ebenta r.
 K ema mpua n komunika s i da n lobi politik ya ng ba ik memba ng un
keperc a ya a n s emua piha k untuk turut s erta dida la m pros es perba ika n
mutu pela ya na n publik, mes kipun ha rus mela lui pros es koreks i da n
eva lua s i diri pa da s is i a pa ra t pemerinta h.
 D eng a n fa s ilita s i ya ng ba ik da n intens ita s ya ng ting g i da pa t
memba ng un s erta menja g a s ema ng a t kerela wa na n (voluntary s pirit)
da ri uns ur-uns ur kelompok ma s ya ra ka t ma upun pemerinta h da era h.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan
Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
345
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
USAID-KINERJA
Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807
Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46
Jakarta, 10210
Phone: +62 21 5702820
Fax: +62 21 5702832
Email: [email protected]
www.kinerja.or.id
Download