sistem regulasi

advertisement
SISTEM
KOORDINASI
Oleh :
Dina Septiarini
Fauzia Anggraeni P
(XI IPA 1)
SMA NEGERI 1 JETIS
Materi
Sistem Koordinasi & Alat
Indra pada Manusia
Sistem
Koordinasi
Sistem
Saraf
Alat Indra
Sistem
Hormon
Mata
Telinga
Hidung
Kulit
Lidah
SISTEM SARAF
SISTEM HORMON
ALAT INDRA
GANGGUAN PADA SISTEM
KOORDINASI
Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya
perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan system
saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. Fungsi sistem saraf :
 Fungsi kewaspadaan
Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di
sekitar untuk disampaikan ke alat indera.
 Fungsi intergrasi
Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar,
interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan
mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk
menentukan jenis respon yang akan diberikan
 Fungsi koordinasi
Setelah dari otak informasi disampaikan pada otot dan
kelenjar, menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi
Sistem Saraf
Reseptor : Bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan, yaitu indra.
Konduktor : Bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penghantar rangsangan, yaitu selsel saraf (neuron).
Efektor : Bagian tubuh yang menanggapi
rangsangan, yaitu otot dan kelenjar.
Komponen Sistem Saraf
Struktur sel saraf :
a. Badan sel saraf
Mengandung inti sel (di dalamya terdapat RNA) dan
sitoplasma/neuroplasma.
b. Serabut saraf
 Dendrit
Dendrit adalah serabut saraf yang merupakan penjuluran sitoplasma.
Dendrit berfungsi menerima rangsang yang datang dari akson neuron
lain, yang kemudian dibawa ke badan sel.
 Neurit (Akson)
Berfungsi untuk meneruskan impuls yang berasal dari badan sel
saraf ke sel saraf lain. Dibungkus oleh selubung lemak yang disebut
mielin yang berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf.
selubung mielin tersusun dari rangkaian sel schwann. Pada
pertemuan antara selubung mielin satu dengan yang lain terdapat
bagian yang tidak terlindungi, bagian ini disebut nodus ranvier
Sel Saraf (Neuron)
Nama
Struktur
Fungsi
Neuron sensori
Badan selnya
bergelombang membentuk
ganglion. Aksonnya
pendek, sedangkan
dendritnya panjang
Membawa rangsangan
ke system saraf pusat
Interneuron (neuron
intermediet)
Dendritnya pendek dan
aksonnya ada yang
pendek dan panjang
Menerima rangsangan
dari neuron sensori atau
neuron intermediet yang
lain.
Neuron motor
Dendrit pendek dan
aksonnya panjang
Membawa/meneruskan
system saraf pusat ke
efektor
Jenis-jenis Neuron
a. Penghantaran lewat sel saraf
Jika tidak ada penghantaran, dikatakan bahwa neuron dalam
keadaan istirahat. Muatan listrik di luar membran neuron
adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron
adalah negatif. Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Jika
neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas
membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi membran
berubah. Polarisasi mengalami pembalikan di lokasi tertentu.
Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga
menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan
sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron
memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa
pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut.
Waktu ini disebut periode refraktori.
Prinsip Penghantaran
Impuls
b. Penghantaran lewat sinapsis
Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi
antarneuron. Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan
terjadi peningkatan permeabilitas membran prasinapsis
terhadap ion Ca2+. akibatnya, ion Ca2+ masuk dan gelembung
sinapsis melebur dengan membrane prasinapsis samkbil
melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis.
Neurotransmitter membawa impuls ke membrane postsinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian
neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan
membrane post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase.
Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan
dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam
etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk
dipergunakan lagi.
Neurotransmitter merupakan zat
kimia yang dapat menanggapi
impuls elektrik pada neuron dan
dapat mentransmisikan impuls ke
neuron berikutnya
Prinsip Penghantaran
Impuls
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang
biasanya mengejutkan atau menyakitkan. Gerak refleks
berbeda dengan gerak biasa karena rangsangan tidak
diolah di otak terlebih dahulu. Ada dua macam gerak refleks
yaitu refleks spinal dan refleks kranial. Jalur gerak refleks :
Rangsangan
reseptor
neuron sensori
sumsum tulang belakang
neuron motor
efektor
Gerak Refleks
Susunan Sistem Saraf
Terdiri dari :
1.
Otak
2.
Sumsum tulang belakang
Secara makroskopik tdd:
Gray matter (substansi grisea)
 mengandung badan sel saraf, dendrit, &
ujung akson tak bermielin; kumpulan badan sel
di otak & med.spinalis disebut nukleus
White matter (substansi alba)
 sebagian besar tersusun atas akson
bermielin dan sangat sedikit badan sel;
kumpulan akson yg menghubungkan berbagai
area di SSP disebut traktus
Saraf Pusat
Merupakan pusat kendali tubuh
Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg)
Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh
Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum
Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter)
Dilindungi oleh 3 lapisan : meninges
1. Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan penghubung,
pembuluh darah, dan saraf
2. Arachnoid (lap. tengah): elastis
3. Piamater (lap.dalam): mengandung saraf & pembuluh darah
Antara arachnoid dan piameter terdapat rongga berisi cairan
serebrospinal untuk melindungi otak dari benturan pada
tengkorak.
Otak
 Merupakan bagian terbesar dari otak manusia.
 Terdapat 2 hemisfer yg tampak simetris tetapi struktur
& fungsinya berbeda
- hemisfer kanan: mengontrol tangan kiri, pengenalan
terhadap musik & artistik, ruang & pola persepsi,
pandangan & imajinasi
- hemisfer kiri: mengontrol tangan kanan, bahasa lisan
& tulisan, ketrampilan numerik & saintifik, penalaran
 Permukaan hemisfer tampak berbentuk tonjolan
(gyrus) & lekukan (sulcus); lekukan yg dalam disebut
fissura.
 Tiap hemisfer dibagi menjadi 4 lobus: lobus frontal,
lobus parietal, lobus oksipital, & lobus temporal
 Setiap hemisfer terbentuk atas lapisan tipis substansi
grisea yg disebut Korteks Serebri
Serebrum
1. Lobus frontal
 pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti
kemampuan berpikir abstrak dan nalar, motorik bicara
(area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu dan emosi
 pusat pengontrolan gerakan volunter di gyrus
presentralis (area motorik primer),
 terdapat area asosiasi motorik (area premotor)
2. Lobus parietal
 pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis (area
sensorik primer)
 terdapat area asosiasi sensorik
Korteks Serebri
3. Lobus oksipital
 pusat penglihatan & area asosiasi penglihatan
menginterpretasi & memproses rangsang penglihatan
dari nervus optikus & mengasosiasikan rangsang ini
dengan informasi saraf lain & memori
 merupakan lobus terkecil
4. Lobus temporal
 berperan dlm pembentukan & perkembangan emosi
 pusat pendengaran
Korteks Serebri
Input Sensori
Area Sensorik Primer
Area sensorik yang lebih tinggi
Area Asosiasi
Area motorik yang lebih tinggi
Area motorik primer
Output motorik
Dipancarkan dari reseptor & saraf aferen
Area korteks yang pertama memproses input sensori
spesifik dari bagian tubuh yang dipetakan somatotopik
Elaborasi & pengolahan lebih lanjut input sensori
spesifik
Integrasi, penyimpanan, dan penggunaan bbg input
Sensori untuk merencanakan tindakan yg bertujuan
Pemrograman urutan gerakan dalam konteks bbg
Informasi yang diberikan
Memerintahkan neuron eferan untuk memulai gerakan
Volunter
Dipancarkan mll neuron eferen ke otot rangka yang
Sesuai untuk menjalankan tindakan yang diinginkan
Skema Hubungan Berbagai
Area di Korteks
Fungsi:
 sbg stasiun relay & pusat integrasi sinaps untuk
pengolahan awal semua input sensori menuju
korteks
 menyaring sinyal-sinyal tak bermakna
 bersama batang otak & area asosiasi
mengarahkan perhatian kita ke rangsangan yang
menarik
 Menentukan kesadaran kasar berbagai sensasi
tetapi tidak dapat membedakan lokasi &
intensitas
 Memperkuat perilaku motorik volunter yang
dimulai oleh korteks
Talamus
 Merupakan area terpenting dlm pengaturan
lingkungan internal tubuh (homeostasis)
 Mengontrol suhu tubuh, rasa haus,
pengeluaran urin, lapar & kenyang, sekresi
hormon-hormon hipofisis anterior,
menghasilkan hormon-hormon hipofisis
posterior, kontraksi uterus & pengeluaran
ASI.
 Merupakan pusat koordinasi sistem saraf
otonom utama
 Berperan dalam pola perilaku & emosi
(respons takut & berani; perilaku seksual)
Hipotalamus
 Menerima perintah gerakan terencana berdasarkan
informasi dari korteks motorik & ganglia basal melalui
nukleus di Pons
 Menerima gerakan nyata
- dari reseptor propriosepsi melalui traktus
spinoserebellar anterior & posterior
- dari reseptor vestibular di telinga melalui traktus
vestibulocerebellar
- dari mata
 Membandingkan sinyal umum (perintah untuk bergerak)
dgn informasi sensorik (gerakan nyata)
 Mengirimkan umpan balik berupa sinyal korektif ke
nukleus di batang otak & korteks motorik melalui
thalamus
Serebelum
Menghubungkan otak dengan sumsum tulang
belakang
Terdiri dari 2 daerah :
 Medulla Oblongata – bagian bawah batang
otak, menghubungkan pons dg sumsum tulang
belakang, mengendalikan denyut jantung ,
kecepatan bernafas dan aliran darah dalam
pembuluh
 Pons – menyampaikan sinyal dari serebrum ke
serebelum
Batang Otak
 Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer (PNS)
 Berperan langsung dalam proses/gerak refleks
 Mengandung 31 pasang saraf spinal
Sumsum Tulang Belakang
Dibagi menjadi ;
1. Saraf sadar (sensori)
2. Saraf tak sadar (otonom)
Berdasarkan arah impulsnya :
 Aferen/sensorik, merupakan sel saraf yang
menghantarkan informasi dari reseptor sensorik pada
tubuh menuju sistem saraf pusat.
 Eferen/motorik, merupakan sel saraf yang
menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat menuju
otot/kelenjar.
Saraf Tepi (Periferi)
Mengandung saraf eferen
Menghasilkan gerakan hanya di jaringan otot
rangka
Terdiri atas :
1. Saraf kranial
berasal dari otak
berjumlah 12 pasang
2. Saraf spinal
berasal dari sumsum tulang belakang
berjumlah 31 pasang
Saraf Sadar (Somatik)
No
Nama saraf
Asal saraf sensori
Asal saraf motor
I
Olfaktori
Selaput lendir hidung
Tidak ada
II
Optik
Retina mata
Tidak ada
III
Okulomotorik
Otot penggerak bola mata
Otot penggerak bola mata
pengubah tebal lensa mata,
penyempitan pupil
IV
Troklear
Otot penggerak bola mata
Otot lain penggerak bola mata
V
Trigeminal
Gigi, kulit muka serta rahang Otot pengunyah
VI
Abdusen
Otot penggerak mata rektus
eksternal
Otot lain penggerak bola mata
VII
Fasial
Ujung pengecap di ujung
lidah, wajah, bibir, kelopak
mata
Otot muka, kelenjar ludah
VIII
Auditori
Koklea, saluran semisirkular
Tidak ada
IX
Glosofaringeal
Ujung pengecap di lidah
belakang
Kelenjar parotis, otot penelan di
laring
X
Vagus
Ujung saraf alat dalam,
paru-paru, lambung, aorta,
laring
Saraf parasimpatetik ke jantung,
lambung, usus halus, laring
Spinal
Otot belikat
Otot di belikat
Hipoglosal
Otot lidah
Otot di lidah
XI
XII
Saraf Kranial
Mengontrol kegiatan organ-organ dalam, misal
kelenjar
Terdiri dari :
1. Sistem saraf simpatik
sistem kerjanya pada umumnya merangsang
kerja organ
2. Sistem saraf parasimpatik
sistem kerjanya pada umumnya menghambat
kerja organ
Saraf Otonom
Sistem endokrin adalah sistem yang terdiri
atas kelenjar dan jaringan yang
menghasilkan hormon. Hormon merupakan
senyawa kimia yang dihasilkan oleh suatu
bagian tubuh yang memengaruhi aktivitas
kelenjar atau jaringan yang lain, misalnya
metabolisme sel, reproduksi, pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, tingkah laku, dan
homeostasis.
Sistem Hormon
a. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis
Hipotalamus mengontrol lingkungan internal melalui sistem
otonom, contohnya membantu mengontrol detak jantung, suhu
tubuh, keseimbangan air, dan sekresi dari kelenjar hipofisis.
Kelenjar hipofisis (pituitari) terletak di dalam lekukan tulang
selatursika di bagian tengah tulang baji. Kelenjar tersebut sering
dikenal sebagai master of glands karena mempunyai fungsi yang
sangat banyak.
Bagian depan kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa
hormon, yaitu :
1) Adrenokortikotropik (ATCH = adrenocorticotropis hormone)
2) Tirotropin (TSH = thyroid-stimulating hormone)
3) Prolaktin (PRL)
4) Somatrotopin (STH = somatrotopic hormone)
Macam-macam Jaringan dan Kelenjar
Penyusun Sistem Endokrin
5) Gonadotropik
terdiri atas :
• Follicle stimulating hormone (FSH)
• Luteneizing hormone (LH)
6) Melanocyt stimulating hormone (MSH)
Bagian belakang kelenjar hipofisis
hormon, yaitu:
1) Antidiuretika hormone (ADH)
2) Oksitokinin
menghasilkan
b. Kelenjar epifise
Kelenjar ini terletak pada otak bagian dorsal.
c. Kelenjar tiroid (gondok)
Kelenjar tersebut menghasilkan hormon tiroksin dan
triiodotironin yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan,
dan laju metabolisme. Kelenjar tiroid giat menyerap iodium dari
darah agar dapat menyekresi hormon. Jika asupan iodium
kurang, maka akan menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid
atau gondok. Kondisi tubuh yang mengalami kekurangan hormon
tiroksin disebut hipotiroidisme, sedangkan kondisi tubuh jika
kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme.
d. Kelenjar paratiroid (anak gondok)
Kelenjar paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Berfungsi
untuk menghasilkan hormon paratiroid (PTH = parathyroid
hormone). Hormon PTH berperan dalam mengatur pertukaran
zat kalsium dalam darah serta menurunkan kadar fosfat.
e. Kelenjar timus
Kelenjar timus berfungsi untuk menghasilkan hormon somatrotopin,
yaitu homon pertumbuhan yang berfungsi untuk menghasilkan limfosit
dan pertumbuhan badan. Jika tubuh mengalami kekurangan hormon
timus akan mengalami kekerdilan, sedangkan apabila kelebihan akan
mengalami gigantisme.
f. Kelenjar adrenal (anak ginjal)
terdiri atas korteks (luar) dan modula (dalam).
pada bagian korteks menghasilkan hormon, yaitu :
1) Glukokortikoid
2) Mineralokortikoid
3) Hormon seks
Kekurangan hormon korteks adrenal menyebabkan penyakit
Addison. Jika sekresi hormon berlebih menyebabkan sindrom Cushing.
g. Kelenjar pankreas
Berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah
pencernaan ataupun sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon. Hormon yang disekresikan, yaitu :
1) Insulin
2) Glukagon
h. Usus dan lambung
Usus dan lambung menghasilkan hormon peptida yang
mengatur sekresi pencernaan. Usus menyekresikan hormon
sekretin dan kolesistokinin. Sekretin berfungsi untuk merangsang
pengeluaran getah prankeas, sedangkan kolesistokinin untuk
merangsang pengeluaran empedu. Lambung menghasilkan
gastrin yang berfungsi untuk merangsang pengeluaran getah
lambung.
i. Kelenjar kelamin (gonad)
Gonad pada pria disebut testis yang berfungsi untuk
menghasilkan sel sperma dan hormon testosteron. Hormon
tersebut berguna untuk merangsang ciri-ciri kelamin dan
tingkah laku seksual.
Gonad pada wanita berupa ovarium yang berfungsi untuk
menghasilkan beberapa hormon, yaitu :
1) Estrogen, berfungsi untuk merangsang pertumbuhan ciriciri kelamin sekunder dan tingkah laku seksual
2) Progesteron, berfungsi untuk memelihara kehamilan,
serta perkembangan dan pertumbuhan kelenjar air susu,
3) Relaksin, berfungsi untuk mencegah kontraksi rahim dan
mempermudah proses kehamilan
Kelenjar
Hipofisis
Hormon
Somatotrof
Fungsi
Merangsang pertumbuhan
Akibat Kekurangan
Dwarfisme (kerdil)
Tiroid (gondok)
Tiroksin
Mempengaruhi pertumbuhan
dan mental
Kretinisme (kerdil &
cacat mental)
Paratiroid (anak
gondok)
Adrenal (anak
ginjal)
Parathormon
Mengatur kalsium dalam darah Kejang otot
Adrenalin
Mengubah glikogen menjadi
Lemas
glukosa, meningkatkan denyut
jantung
Pankreas
Insulin
Gonad (testis)
Testosteron
Mengubah glukosa menjadi
glikogen
Mengatur ciri sekunder pria
Gonad (ovarium) Estrogen
Diabetes melitus
Ciri sekunder pria
tidak tampak
Mengatur ciri sekunder wanita, Sel telur sulit matang
pematangan sel telur
Macam-macam Hormon
Yang Diperhatikan
Sistem Hormon
Sistem Saraf
Terdiri dari
Kelenjar
Jaringan saraf
Pesan
Hormon (zat kimia)
Impuls
Diedarkan
Dalam darah
Seanjang sel saraf
Kecepatan
Lambat
Cepat
Perbedaan Sistem Saraf
Dan Hormon
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang
berfungsi sebagai penerima rangsangan.
Ada lima macam indera yaitu :
1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi
(fonoreseptor) dan tempat beradanya indera
keseimbangan (statoreseptor)
3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas
(kemoreseptor)
4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut
(kemoreseptor)
5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan
(tangoreseptor)
Alat Indra
Mata merupakan organ yang mempunyai sel-sel reseptor yang
khusus untuk menerima rangsangan sinar dan warna.
Bagian – bagian mata :
Bagian Mata
Fungsi
Konjungtiva
Melindungi kornea dari gesekan
Sklera
Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi
tempat melekatnya otot mata
Otot-otot
Otot-otot yang melekat pada mata:
a. Muskulus rektus superior, menggerakkan mata ke atas
b. Muskulus rektus inferior, menggerakkan mata ke bawah
c. Muskulus rektus medial, menggerakkan mata ke dalam
d. Muskulus rektus lateral, menggerakkan mata ke sisi luar
e. Muskulus oblikus superior, menggerakkan mata ke bawah
sisi luar
f. Muskulus oblikus inferior, menggerakkan mata ke bawah
sisi dalam
Mata (Indra Penglihatan)
Bagian Mata
Fungsi
Kornea
Memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya
Koroid
Mengandung pembuluh darah penyuplai retina dan
melindungi refleksi cahaya dalam mata
Badan siliaris
Menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan
lensa berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor
(humor berair)
Iris (pupil)
Mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya
mengurangi lewatnya cahaya
Lensa
Menfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
Retina
Mengandung sel batang dan kerucut
Bintik buta
Daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola
mata dan tidak mengandung sel batang dan konus
Bintik kuning (Fovea)
Bagian retina yang mengandung sel kerucut
Vitreous humor (humor Menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola
bening)
mata
Aqueous humor
(humor berair)
Menjaga bentuk kantong depan bola mata
Ketika mata melihat jauh, lensa mata
memipih agar bayangan benda jatuh
tepat di bintik kuning.
Mekanisme Penglihatan
Merupakan indra pendengaran sekaligus keseimbangan.
Telinga (Indra Pendengaran)
Bagian Penyusun Telinga
Fungsi
Telinga luar
a. Pinna
b. Saluran auditori
Telinga dalam
a. Membran timpani
(selaput gendang)
b. Tulang martil
Tulang landasan
Tulang sanggurdi
c. Saluran Eutachius
Telinga luar
a. Jendela oval
b. Jendela melingkar
c. Koklea (rumah siput)
d. Saluran semisirkuler dan utrikulus
e. Membran basiler
f. Organ korti
g. Membran tektorial
Membantu mengkonsentrasikan gelombang suara
a. Meneruskan vibrasi ke osikula
b. Meneruskan vibrasi/getaran ke jendela oval
c. Menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah
dan lingkungan
a.
b.
c.
d.
Penghubung telinga tengah dengan telinga dalam
Sebagai reseptor suara
Sebagai reseptor untuk gerakan kepala
Sebagai reseptor gravitasi
e. Meneruskan vibrasi
f. Tempat terdapatnya sel reseptor berbentuk rambut
g. Meneruskan vibrasi ke organ korti
Struktur Telinga
b. Mekanisme pendengaran
Jika gelombang suara mencapai telinga, maka akan
melewati telinga luar, turun ke saluran pendengaran,
selanjutnya ke gendang telinga. Gelombang
suara
menggetarkan gendang telinga, kemudian tulang martil,
landasan sangguardi, dan akhirnya menggetarkan tingkap oval.
Akibatnya, terjadi pada getaran pada cairan di dalam rumah
siput sehingga merangsang ujung saraf pendengaran.
Selanjutnya, pangkal saraf mengirimkan impuls ke otak besar
sehingga otak besar akan menginterpretasikannya.
c. Mekanisme keseimbangan
Proses keseimbangan dilakukan oleh saluran setengah
lingkaran. Saluran tersebut mendeteksi keseimbangan rotasi
(gerakan memutar kepala) dan keseimbangan gravitasi
(gerakan kepala tegak atau datar).
Telinga (Indra Pendengaran)
Indra pembau tersusun oleh jaringan epitel
olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat
di rongga hidung bagian atas.
Mekanisme kerja hidung :
Bau dihasilkan dari rangsang kimia yang berupa
gas. Gas masuk ke dalam rongga hidung, berdifusi
ke dalam lapisan mukus lalu berikatan dengan
reseptor pada dendrit. Gas tersebut akan
merangsang sel-sel olfaktori sehingga impuls dari
saraf olfaktori bergerak menuju ke otak. Impuls
tersebut akan diinterpretasikan sebagai bau.
Hidung (Indra Pembau)
Permukaan lidah banyak terdapat tonjolan kecil yang disebut
papila. Pada papila lidah terdapat indra pengecap. Terdapat
tiga papil pengecap, yaitu :
a. Papil bentuk benang
merupakan papil peraba dan tersebar di seluruh
permukaan lidah
b. Papil seperti huruf U
tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu
saluran pada daerah dekat pangkal lidah
c. Papil berbentuk palu
terdapat pada daerah tepi-tepi lidah
Lidah (Indra Pengecap)
Bagian-bagian lidah :
a. Tepi depan untuk rasa manis
b. Belakang untuk rasa pahit
c. Samping untuk rasa masam
d. Depan untuk rasa asin
Mekanisme kerja lidah :
Makanan yang bercampur dengan air ludah akan
memasuki papil pengecap melalui pori-pori. Hal tersebut
akan merangsang pangkal saraf yang berbentuk seperti
rambut. Selanjutnya, pesan akan dibawa ke otak dari
pangkal saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai rasa.
Lidah (Indra Pengecap)
Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, yaitu
epidermis dan dermis.
Pada dermis kulit mengandung tujuh macam reseptor, yaitu:
1) Korpuskula Paccini (tekanan)
2) Korpuskula Ruffini (panas)
3) Korpuskula Krause (dingin)
4) Korpuskula Meissner (sentuhan)
5) Lempeng Merkel (sentuhan dan tekanan ringan)
6) Ujung saraf sekeliling rambut (peraba)
7) Ujung saraf tanpa selaput (perasa nyeri)
Kulit (Indra Peraba)
1) Amnesia
yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat
kejadian masa lampau akibat goncangan bati atau cidera
otak.
2) Stroke
yaitu kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya
pembuluh darah di otak.
3) Neuritis
yaitu radang saraf yang disebabkan oleh pengaruh fisik
seperti tekanan pukulan dan patah tulang.
4) Transeksi
yaitu kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu
dari modula spenalis.
Gangguan Pada
Sistem Saraf
5) Parkison
yaitu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
neurotransmitter dopamin pada dasar ganglion.
6) Epilepsi
yaitu suatu penyakit yang terjadi karena dilepasnya letusanletusan listrik (impuls) pada neuron-neuron diota.
7) Poliomielitis
yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang neuron motor sistem saraf pusat (otak dan modula
spenalis).
8) Neurastonia (lemah saraf)
penderita lemah saraf biasanya pemarah, kecil hati, dan
kurang tenaga. Penyakit ini terjadi akibat pembawaan lahir
ada juga yang terjadi akibat keracunan.
Gangguan Pada
Sistem Saraf
1) Gangguan pada mata
a. Miopi
jika bayangan benda jatuh di depan bintik kuning karena bentuk lensa
mata terlalu cembung. Penderita dapat
dibantu dengan kacamata
negatif (lensa cekung).
b. Hipermetropi
jika bayangan benda jatuh di belakang bintik kuning karena bentuk
lensa mata terlalu pipih. Penderita dapat dibantu dengan kacamata
negatif (lensa cekung).
c. Astigmatisme
jika bayangan benda tidak fokus pada satu titik karena bentuk kornea
yang tidak rata. Penderita dapat dibantu dengan kacamata silinder.
d. Presbiopi
jika bayangan benda jatuh di belakang retina karena bentuk lensa mata
terlalu pipih dan daya akomodasi mata terlalu lemah. Penderita dapat
dibantu dengan kacamata rangkap (lensa positif dan negatif).
Gangguan Pada
Sistem Indra
e. Buta warna
yaitu mata tidak mampu membedakan warna-warna tertentu.
f. Rabun senja (hemeralopi)
yaitu gangguan penglihatan karena kekurangan vitamin A.
g. Xeroftalmia dan keratomalasi
yaitu gangguan penglihatan akibat pengeringan kornea.
h. Katarak
yaitu gangguan penglihatan karena ada bagian pada satu atau kedua
lensa yang kabur.
2) Gangguan pada telinga
a. Tuli konduksi
yaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan pada bagian
penghantar getaran.
b. Tuli saraf
yaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan saraf pendengaran atau
organ corti.
Gangguan Pada
Sistem Indra
Download