penilaian berbasis kompetensi - Pendidikan Ekonomi

advertisement
PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI
• Evaluasi yang dilakukan berguna untuk melihat
perubahan kecakapan dalam tingkat pengetahuan,
kemahiran dalam ketrampilan, serta perubahan dalam
sikap dalam satu unit pembelajaran atau dalam program
pembelajaran yang telah dilakukan.
• Guru melakukan penilaian berdasarkan pada indikator
yang dikembangkan dari kemampuan dasar sesuai materi
pelajaran yang telah diajarkan, indikator itu adalah
menggunakan kata kerja operasional khusus, setiap
indikator diuji kelayakannya, apakah indikator tsb dapat
menimbulkan 3 sampai 5 butir soal ujian?, apakah
memiliki korelasi antara indikator dengan soal ujian ?
MEKANISME PEMBUATAN SOAL
KEMAMPUAN
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
SOAL
• Membuat soal berdasarkan indikator merupakan
prosedur mutlak yang harus dilaksanakan, sedangkan isi
bahan ajar dan butir tugas digunakan sebagai rincian.
• Guru harus memikirkan butir-butir soal dari indikatorindikator tsb menjadi 3 sampai 5 butir soal. Soal-soal ini
akan kita acak sebelum memberikan kepada siswa. Soal
ini akan menjadi alat ukur hasil belajar dari setiap materi
pelajaran setelah selesai dipelajari.
• Pembuatan soal tidak lepas dari tingkat tujuan
pembelajaran yang telah didisain sebelumnya, maka
memungkinkan formulasi perbandingan soal untuk setiap
tingkat disarankan sbb :
1. Soal yang menguji tingkat pengetahuan siswa ........................................... 40%
2. Soal yang menguji tingkat pemahaman siswa ................................................ 20%
3. Soal yang menguji kemampuan dalam penerapan pengetahuan .................. 20%
4. Soal yang menguji tingkat kemampuan analisis siswa .................................... 10%
5. Soal yang menguji tingkat kemampuan sintesis siswa .................................... 5%
6. Soal yang menguji kemampuan petatar dalam mengevaluasi dst................... 5%
Total soal untuk satu kali ujian .................................................................... =
100%
Distribusi tsb tidak hanya mempermudah guru
memperjelaskan cara berfikirnya dan dalam memilih
pertanyaan-pertanyaan yang akan diujikan, tetapi juga
dapat membantu guru agar terhindar dari kekeliruan
membuat soal.
• Guru harus menilai kemampuan siswa dalam tiga aspek,
yaitu teknik evaluasi belajar pengetahuan, ketrampilan
dan sikap sbb :
1. Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan
ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan;
2. Evaluasi belajar ketrampilan, dapat dilakukan dengan
ujian praktik, analisis ketrampilan dan analisis tugas,
serta evaluasi oleh peserta didik sendiri;
3. Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar
isisn sikap dari diri sendiri, daftar isian sikap yang
disesuaikan dengan tujuan program, dan skala
deferensial sematik (SDS)
POLA PENGUKURAN DALAM KOMPETENSI
• Evaluasi merupakan istilah yang umum dikenal dalam
lembaga pendidikan, merupakan alat untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan/kompetensi yang dimiliki
oleh siswa-siswa.
• Pengukuran yang dikembangkan adalah pengukuran
yang baku, dan meliputi berbagai aspek : kognitif, afektif
dan
psikomotor
dalam
kompetensi
dengan
menggunakan indikator yang ditetapkan guru.
• Pengujian dalam Berbasis Kompetensi merupakan pola
pengujian yang berkelanjutan.
• Berkelanjutan dalam semua indikator dibuat
soalnya, kemudian hasilnya di analisis untuk
menentukan kemampuan dasar yang dimiliki
masing-masing siswa atau yang belum memiliki
kemampuan dasar, serta melihat kendala yang
dihadapi masing-masing siswa.
• Pengukuran dapat dilakukan dalam bentuk ujian
lisan, kuis, ulangan harian, pekerjaan rumah,
ulangan semester, ujian akhir. Penentuan teknik
ujian yang digunakan berdasarkan kompetensi
dasar yang ingin dinilai dan harus ditelaah oleh
sejawat dalam bidang studi yang sama.
• Hasil ujian yang telah ditetapkan, selanjutnya
dianalisis
untuk
menentukan
tindakan
perbaikan, berupa program remedial. Apabila
nanati ditemui sebagian besar siswa di atas
75% belum menguasai suatu kemampuan
dasar,
maka
dilakukan
lagi
proses
pembelajaran, sedangkan yang telah menguasai
diberi tugas pengayaan untuk masing-masing
mereka.
• Popham mengemukakan tujuh kriteria yang
harus dipenuhi dalam menyusun tes berbasis
kompetensi yang berkualitas sbb :
1. Generability
,
apakah kompetensi peserta tes
(student’s performance) dalam tugas yang diberikan tsb
dapat digeneralisasikan, dalam arti dapat dibandingkan
dengan tugas-tugas lainnya dalam kehidupan seharihari? Semakin mudah tugas tsb digeneralisasikan, atau
semakin mudah tugas tsb dibandingkan dengan tugas
sehari-hari, tugas tsb semakin baik. Hal ini perlu
diperhatikan terutama bila peniliaian terhadap para
peserta tes dilakukan dengan pemberian tugas yang
berlainan.
2. Authentic, apakah tugas yang diberikan tsb sudah
serupa dengan hal yang sering dihadapinya dalam
praktik kehidupan sehari-hari
3. Multiple fact,
apakah tugas yang diberikan kepada
peserta tes sudah mengukur lebih dari satu
kemampuan yang diinginkan (more than one
instructional outcomes)
4. Teachilbility, apakah tugas yang diberikan merupakan
tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha
mengajar guru di kelas? Jadi, tugas yang diberikan
dalam penilian kompetensi harus relevan dengan materi
atau kecakapan yang diajarkan guru di kelas,
5. Fairness, apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair)
untuk semua peserta tes. Jadi tugas yang diberikan
harus difikirkan agar tidak bias untuk semua jenis
kelamin, suku bangsa, agama, atau status sosial
ekonomi.
6. Feasibility, apakah tugas-tugas yang diberikan dalam
penilaian ketrampilan memang relevan untuk dapat
dilaksanakan, mengingat faktor-faktor seperti biaya,
ruangan (tempat), waktu, peralatan-peralatannya
7. Scorability,
apakah tugas yang diberikan nantinya
dapat diskor dengan akurat dan reliabel ? Hal ini perlu
diperhatikan karena salah satu yang sensitif dari
penilaian ketrampilan adalah penskorannya.

Penilaian berbasis kompetensi harus ditujukan untuk
mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang
telah ditetapkan. Dengan kompetensi dasar dapat
diketahui
tingkat
penguasaan
materi
standar
kompetensi oleh peserta didik, baik yang menyangkut
aspek intelektual, sosial, emosional, spritual, kreatifitas,
dan moral
• Evaluasi pembelajaran dalam mengimplementasi
kan kurikulum 2004 menurut Mulyasa dapat
dilakukan dalam bermacam-macam , diantaranya ;
penilaian berbasis kelas, tes kemampuan dasar,
ujian berbasis sekolah, benchmarking, penilaian
program dan folio.
1. Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian
dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas,
ulangan harian, tugas kelompok, ulangan
semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja
praktik atau laporan praktikum, reponsi, dan ujian
akhir, sbb:
a. Pertanyaan lisan di kelas : Materi yang
ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip,
atau teorema. Pertanyaan ini kita lemparkan
kepada siswa-siswa, kemudian diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan tadi.
Jawaban tsb diberi kebebasan mereka
mengeluarkan gagasannya, benar atau salah
jawaban yang didapat dari siswa, selanjutnya
kita lempar lagi kepada siswa untuk mendapat
klarifikasi jawaban yang pertama. Setelah itu
guru dapat menyimpulkan tentang jawaban
siswa yang benar. Pertanyaan ini dapat
dilakukan pada awal, atau akhir pelajaran.
b. Kuis : Pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam
waktu yang terbatas, kurang lebih 15 menit, pertanyaan tsb
berupa option atau jawaban singkat. Kuis ini untuk
mendapat gambaran materi sebelumnya, yang telah
diajarkan kepada mereka. Waktu pelaksanaan kuis pada
umumnya di awal pembelajaran. Manakala kita menemui
materi yang telah kita uraikan sebelumnya, sebagian siswa
masih ada yang belum menguasainya, sebaiknya guru
menjelaskan kembali secara singkat materi tsb.
c. Ulangan harian : Ulangan harian ini dapat dilakukan
secara periodik, misalnya 1 atau 2 setiap materi pokok
yang selesai diajarkan. Guru dapat membuat soal dalam
bentuk objektif dan non objektif. Tingkat berpikir yang
terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan
analisis.
d. Tugas individu: Tugas individudapat diberikan
setiap minggu dengan bentuk tugas/soal uraian
objektif atau non objektif. Tingkat berpikir yang
terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin
sampai sistesis, dan evaluasi. Tugas individu
untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait
dengan ranah psikomotor, seperti menugasi
siswa untuk melakukan observasi lapangan
dalam Biologi atau menugasi mereka untuk
latihan seperti tari, musik, renang, olahraga
lainnya dalam mata pelajaran Pendidikan
Kesenian, dan Pendidikan Jasmani.
e. Tugas kelompok : tugas kelompok ini digunakan untuk
menilai kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang
digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir yang
tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Para siswa
dianjurkan mencari data lapangan atau melakukan
pengamatan terhadap sesuatu fenomena, atau membuat
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
berkelompok, tugas ini menekankan pada penilaian
psikomotor.
f. Ulangan semester : Adalah ujian yang dilakukan pada
akhir semester, dengan bentuk soal ujian pilihan ganda
atau uraian, campuran pilihan ganda dan uraian, atau
boleh semuanya dalam bentuk uraian. Materi yang
diujikan berdasarkan kisi-kisi soal. Tingkat berpikir yang
terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.
g. Ulangan kenaikan kelas : Ujian kenaikan kelas sama dengan
ujian semester, hanya cakupan materinya lebih banyak dari
ujian semester. Karena materi yang diuji untuk satu tahun
pelajaran. Akan tetapi materinya harus mengacu pada materi
yang esensial, berkelanjutan, memiliki nilai aplikatif.
h. Laporan kerja praktek atau laporan praktikum :
Mata
pelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk praktik, dan
laboratorium adalah mata pelajaran tertentu seperti Fisika,
Kimia dan Biologi.
i.
Responsi atau ujian praktik :
Responsi yang dilakukan
adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan praktik dan
laboratorium, seperti Fisiska, Kimia, dan Biologi. Responsi
atau ujian praktik digunakan
untuk
mengetahui
penguasaan akhir siswa terhadap materi pelajaran pada
tingkat kognitif, dan psikomotorik.
j. Ujian akhir : Bentuk soal yang kita gunakan hampir
sama pada ujian semester, kenaikan kelas, akan tetapi
cakupan materi yang diuji lebih luas dari ujian naik
kelas, karena menguji kemampuan mereka dari kelas
awal ke kelas akhir. Pemilihan materinya harus
esensial, mewakili seluruh standar kompetensi yang
ada.
•
Evaluasi yang dilakukan dalam sistem pengujian
berbasis kemampuan dasar, meliputi tingkat berpikir
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif, dan
pengetahuan prosedural. Deklaratif berisi tentang
konsep, fakta prinsip. Sedangkan prosedural meliputi
proses, strategi, aplikasi, dan ketrampilan.
2. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar adalah untuk mengetahui
kompetensi dasar peserta didik, terutama dalam
membaca, menulis, dan berhitung. Di samping itu tes
kemampuan ini untuk mendeteksi peserta didik yang
belum memiliki kemampuan dasar, tes ini digunakan untuk
perbaikan program pembelajaran (program remedial). Tes
kemampuan ini dapat dikembangkan cakupannya
berdasarkan keperluan sekolah masing-masing.
3. Ujian Berbasis Sekolah
Ujian berbasis sekolah adalah ujian yang dilakukan pada
akhir panjang sekolah, atau ujian untuk mendapatkan
ijazah atau sertifikasi. Ujian berbasis sekolah ini untuk
mendapat gambaran secara menyeluruh kecakapan dan
kinerja
peserta
didik
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran pada rentang waktu tertentu
4. Benchmarking
Benchmarking merupakan penilaian terhadap suatu
pekerjaan, proses, perfomance, untuk menentukan
tingkat keunggulan dan keberhasilan. Penilaian ini
dilakukan pada akhir satuan pendidikan, untuk
melihat peringkat kelas bukan memberikan nilai
akhir peserta didik. Umpamanya; menentukan
klasifikasi kelas di suatu sekolah, mengukur
keunggulan sekolah di tingkat daerah dan nasional.
5. Penilaian Program
Penilaian program dipergunakan untuk menilai
programpembelajaran di sekolah yang berkaitan
terlaksana/tercapai atau tidak kurikulum dan tujuan
pembelajaran
• Scriven membedakan evaluasi formatif dan sumatif
yang dipergunakan untuk penilaian program di
sekolah.
• Evaluasi formatif dilaksanakan selama program
berjalan untuk memberi informasi yang berguna
kepada pimpinan program untuk perbaikan program.
Misalnya, selama pengembangan program paket
kurikulum, evaluasi fromatif akan melibatkan konten
oleh ahli, pilot tes terhadap sejumlah siswa, tes
lapangan terhadap siswa yang lebih banyak dan guru
di beberapa sekolah, dll. Setiap langkah evaluasi
akan menghasilkan umpan balik yang segera kepada
pembuat paket, yang kemudian menggunakan
informasi tsb untuk merevisi bahan apabila
diperlukan
• Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir
program untuk memberi informasi kepada
konsumen yang potensial tentang manfaat
atau kegunaan program. Misalnya, sesudah
paket kurikulum dikembangkan, evaluasi
sumatif mungkin dilaksanakan untuk
menentukan efektifitas paket tsb pada
tingkat nasional atas sampel sekolah
khusus, guru, dan siswa pada tingkat
perkembangan tertentu.
Download