Document

advertisement
2
organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).
Adapun maksud “dibayar” pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang
atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata
“nonpersonal” berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah,
Koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu
pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada
umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan untuk mendapatkan
umpan balik yang segera dari penerima pesan.
Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling
banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauan yang luas.
Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukankepada masyarakat
luas. Iklan televisi berusaha ditampilkan semenarik mungkin dengan gaya
penyampaian pesan yang khas dengan penggunaan bahasa (kata – kata yang
kreatif yang mudah diingat), ilustrasi musik (jingle), model iklan yang menarik,
personafikasi produk – produk, simbol – simbol dan format visualisasi yang
harmonis menghasilkan pesan dan citra produk secara keseluruhan yang kemudian
diputar atau ditayangkan beberapa kali sehari pada jam – jam utama (prime time)
supaya konsumen nantinya memperoleh informasi yang lebih.
Iklan (advertisement), sebagai sebuah objek semiotika, mempunyai
perbedaan mendasar dengan desain yang bersifat tiga dimensional, khususnya
desain produk. Iklan, seperti media komunikasi massa pada umumnya,
mempunyai fungsi komunikasi langsung (direct communication function),
3
sementara sebuah desain produk mempunyai fungsi komunikasi yang tidak
langsung (indirect communication function). Oleh sebab itu, di dalam iklan aspek
– aspek komunikasi seperti pesan (message) merupakan unsur utama iklan, yang
di dalam sebuah desain produk hanya merupakan salah satu aspek saja dari
berbagai aspek utama lainnya (fungsi, manusia, produksi). Sebuah iklan selalu
berisikan unsur – unsur tanda berupa objek (object) yang diiklankan; konteks
(context) berupa lingkungan, orang atau makhluk lainnya yang memberikan
makna pada objek; serta teks (berupa tulisan) yang memperkuat makna
(anchoring), meskipun yang terakhir ini tidak selalu hadir dalam sebuah iklan.
Apa alasan perusahaan atau pemasang iklan memilih iklan di media massa
untuk mempromosikan barang atau jasanya? Terdapat sejumlah alasan untuk ini.
Pertama, iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai
audiens dalam jumlah besar. Iklan di media massa dapat digunakan untuk
menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau
merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit
dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya.
Tujuan pokok pemasang iklan dengan adanya iklan adalah mempersuasi
khalayak untuk memperhatikan pesan yang mereka sampaikan tentang identitas
pribadi perusahaan. Khalayak dituntut untuk bisa memahami persuasi tersebut,
membedakan dengan identitas perusahaan yang lain, dan memutuskan bahwa
mereka memang memiliki identitas pribadi yang layak dipercaya masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemasang iklan memperkenalkan identitas
pribadinya dengan menggunakan slogan untuk membuat pembedaan karakteristik
4
serta melalui pemberian pesan dan tampilan iklan yang menarik perhatian
masyarakat. Para pemasang iklan mengikat masyarakat pada janji – janji yang
disertakan dengan membujuk partisipasi masyarakat dalam penciptaan makna
iklan dan menjamin bahwa masyarakat
mempertimbangkan kredibilitas
perusahaan.
Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuan
menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat
dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan
penjualan. Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Demikian juga konsumen yang menjadi target suatu iklan
juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Sebagian kalangan
praktisi periklanan menilai kretivitas dalam periklanan bukanlah sesuatu yang
muncul secara tiba – tiba, tetapi merupakan suatu proses.
Beberapa keunggulan televisi sebagai media iklan adalah kesan realistik,
yaitu sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna – warna, suara dan
gerakan maka iklan – iklan di televisi Nampak begitu hidup dan nyata.
Masyarakat merespon dengan baik karena iklan televisi disiarkan di rumah –
rumah dalam suasana serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap
dalam memberikan perhatian. Iklan di televisi bisa ditayangkan hingga beberapa
kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan
sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya dan dalam frekuensi yang cukup
sehingga pengaruh iklan itu bangkit.
5
Jika melihat fungsi dan tujuannya, pada hakikatnya iklan adalah salah satu
bentuk komunikasi. Hal ini bisa dicermati dari definisi iklan yang dikemukakan
oleh Arens, bahwa iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non
personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang produk – produk
(barang, jasa dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai
macam media.
Menyampaikan pesan pendidikan moral melalui media-media seperti
radio, televisi dan internet sekarang bukan sesuatu yang baru bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini yang menjadi pemicu bagi para pembuat iklan untuk bisa
memberikan informasi yang menyertakan unsur pendidikan dan moral di
dalamnya namun tetap pada tujuan utamanya yaitu menawarkan barang dan jasa.
Industri televisi telah disemarakkan oleh iklan-iklan yang berisi edukasi
tentang kepedulian antara sesama manusia, antara orang tua dengan anak, antara
kakak dengan adik dan masih banyak lainnya. Sebagai pembeda bagi iklan-iklan
sebelumnya yang biasa disebut dengan iklan komersial glamour.
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan objek penelitian adalah iklan
Susu Bebelac 3 Edisi “kucing hilang yang terdapat dalam iklan televisi. Kegiatan
ini didasarkan pada keresahan tayangan iklan di televisi yang akhir-akhir ini lebih
menonjolkan sisi komersial semata, terkadang antara produk yang ditawarkan
dengan konsep iklan nya sedikit ambigu, sehingga sering menimbulkan multi
persepsi di masyarakat. Tingkat intelektualitas masyarakat yang bermacammacam, yang menjadi titik kelemahan nya, bahwa tidak semua masyarakat atau
6
konsumen bisa paham dengan konsep tayangan iklan di televisi, khususnya buat
anak-anak.
Dalam iklan Susu Bebelac 3 edisi Kucing Hilang. PT. Nutricia Indonesia
Sejahtera menyuguhkan sajian pesan moral untuk anak-anak. Bagaimana anakanak dapat bertingkah laku yang bermoral dan memiliki kepedulian antara kakak
dengan adiknya dan juga didapat dari hal-hal yang di amati di sekitarnya. Di
mana hal tersebut kemudian akan berlaku sebagai suatu model kelakuan bagi
anak melalui peniruan-peniruan yang dapat diamatinya, termasuk salah satunya
mengamati dan meniru tayangan iklan yang mereka tonton di televisi.
Bagaimana Nutricia sebagai Produsen Susu
yang telah mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan berbagai
penghargaan mengenai kandungan nutrisi dalam susu. Dalam tayangan iklan
Bebelac 3, Nutricia menyajikan iklan yang menampilkan kepedulian seorang
kakak yang merasa ikut sedih ketika kucing adiknya hilang. Bagaimana seorang
kakak yang berusaha ikut mencari keberadaan kucing adiknya lewat media
sosial.
Iklan ini tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan produk PT.
Nutricia nya saja, tetapi ada sisi pesan moral dan edukasi yang mudah-mudahan
bisa diadopsi dan menjadi inspiratif bagi anak-anak yang menyaksikan tayangan
iklan tersebut.
Periklanan adalah fenomena bisnis modern. Demikian pentingnya peran
iklan dalam bisnis modern sehingga salah satu bonafiditas perusahaan terletak
pada berapa besar dana yang dialokasikan untuk iklan tersebut. Di samping itu,
7
iklan merupakan jendela kamar dari sebuah perusahaan. Keberadaannya
menghubungkan perusahaan dengan masyarakat, khususnya konsumen.
Secara garis besar, iklan merupakan sebuah sarana untuk mempromosikan
barang atau jasa yang ingin ditawarkan, terutama kepada masyarakat. Melalui
iklan, sebuah produk dapat dikenal, disayang, dan dicari oleh khalayak. Hal ini
disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa untuk mempengaruhi, sekaligus
membentuk opini dan persepsi masyarakat. Sebuah iklan diharapkan mampu
menjadi jembatan untuk menananamkan sebuah kepercayaan kepada masyarakat.
Jika hal ini tercapai maka sebuah iklan dapat dikatakan berhasil. Dengan artian,
timbulnya sebuah kepercayaan terhadap suatu produk akan mendorong para
konsumen untuk mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Bidang lain yang mengikuti perkembangan media massa ini adalah media
iklan yang mana menjadi sumber dana utama bagi media massa untuk
melanjutkan kelangsungan hidupnya. Dalam penulisan media, perusahaan
periklanan tentu punya strategi sendiri dimana mereka mengetahui sifat, kelebihan
serta kekurangan dari berbagai media.
Penggunaan media harus diupayakan agar pesan – pesan iklan dapat
dikomunikasikan dengan baik kepada segenap khalayak. Untuk itu diperlukan
gagasan yang cermelang. Gagasan – gagasan tersebut juga sangat diperlukan
dalam pembelian maupun rencana iklan agar potensi – potensi dari setiap media
komunikasi
dapat
dieksploitasi
secara
efektif.
Setiap
kampanye
iklan
direncanakan dan dilaksanakan secara serius. Iklan yang baik merupakan
perpaduan sumber daya yang memadai dan strategi yang tepat.
8
Dari sekian banyak bentuk komunikasi yang ada dalam televisi, iklan
merupakan salah satunya. Iklan bekerja melalui sebuah tanggapan dari pembeli
potensial terhadap elemen – elemen yang terkandung dalam iklan. Tanggapan atau
reaksi ini dapat terjadi ketika pembeli potensial sedang melihat, mendengar atau
berpikir tentang suatu iklan. Iklan dapat mempengaruhi emosi seseorang,
kreativitas mempunyai jangkuan yang luas atau rangsangan – rangsangan atau
elemen – elemen yang dapat dimasukkan dalam iklan untuk memperoleh berbagai
emosi.
Dari sekian banyak media yang ada, televisi merupakan media massa
elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian, televisi dinilai
sebagai media massa elektronik paling efektif dan banyak menarik simpati
masyarakat. Hal ini disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimiliki oleh
media massa lainnya, sedangkan penayangannya mempunyai jangkuan yang
relatif tidak terbatas. Dengan model audio visual yang dimilikinya siaran televisi
sangat komunikatif dalam memberikan pesan – pesannya karena itulah televisi
bermanfaat sebagai pembentukan sikap, perilaku, dan sekaligus pola pikir. Tidak
ada yang menyangkal bahwa iklan televisi adalah salah satu pilihan dalam
mempersuasi pemirsanya kekuatan audio visual-nya terasa amat ampuh dalam
menyajikan pesan yang demonstratif. Kreasi yang dihasilkan merupakan
perpaduan teknik rekayasa dengan realitas yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
terpengaruh tidaknya pemirsa sangat ditentukan sejauhmana iklan televisi mampu
mengaplikasikan komunikasi persuasif dalam menggugah minat dan keinginan
khalayak sasaran.
9
Media massa mempunyai kekuatan dan merupakan suatu ”alat kekuasaan”
yang efektif untuk menarik perhatian umum secara langsung, membujuk opini dan
kepercayaan publik ataupun mempengaruhi perilaku, memberi status dan
legitimasi, menjelaskan dan menyusun persepsi serta realitas sosial. Media massa
juga merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh informasi, bertukar
pikiran, dan opini. Oleh sebab itu peran media massa terhitung sangat penting dan
cepat dalam mengikuti perkembangan teknologi komunikasi.
Media massa, dalam menjalankan fungsinya sebagai pengirim warisan
sosial (transmission of the social heritage) memiliki pengaruh dan kekuatan
strategis dalam menyebarkan pengaruh dan mempengaruhi khalayak. Perubahan
sosial yang terjadi dalam diri masyarakat tidak terbentuk dengan sendirinya
namun ada campur tangan media dalam melakukan percepatan yang memang
membutuhkan waktu panjang dan berdampak pada diri masyarakat. Media
sekarang ini menjadi suatu saluran yang teramat penting bagi individu dan
masyarakat karena telah menyatu dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sebagai
agen sosial yang memainkan peran penting dalam kehidupan bermasyarakat,
media massa memiliki fungsi tak sekedar menyajikan informasi, berita atau
hiburan saja, melainkan juga memiliki kemampuan untuk mengajak dan
mengukuhkan norma – norma tertentu dalam masyarakat seperti dalam hal gaya
hidup, konstruksi identitas, dan gender yang kesemuanya itu adalah bagian dari
ikon – ikon budaya populer. Budaya populer dengan sekian banyak ikon yang
diwakili mencoba masuk ke pasar lewat berbagai media. Media memegang
10
peranan penting dalam penyebaran gagasan tentang budaya populer karena
budaya populer memerlukan media untuk mendistribusikan ide.
Maka dari itu, hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk memberikan
pandangan serta meneliti makna – makna dari pesan tersebut dan mengangkat nya
dalam skripsi yang berjudul Analisis Semiotika iklan Susu Bebelac 3 edisi
“kucing hilang” di Televisi.
1.2
Fokus dan Pertanyaan Penelitian
Fokus dan Pertanyaan dari Penelitian ini adalah :
1.2.1
Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui mengenai bagaimana Tanda,
Objek, dan Interpretan yang terdapat dalam iklan Susu Bebelac 3 edisi kucing
hilang, dan untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan dalam
penyusunan laporan skripsi, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
program strata satu (S1) konsentrasi Humas, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pasundan Bandung.
1.2.2
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan Konteks Penelitian di atas maka peneliti merumuskan
pertanyaan penelitian ini sebagai berikut :
1. Apa makna Tanda (Sign) pada iklan Susu Bebelac 3 edisi Kucing
Hilang di televisi dilihat dari perspektif semiotika Sanders Pierce?
11
2. Apa makna Objek (Object) pada iklan Susu Bebelac 3 edisi Kucing
Hilang di televisi dilihat dari perspektif semiotika Sanders Pierce?
3. Apa makna Interpretan (Interpretant) pada iklan Susu Bebelac 3 edisi
Kucing Hilang di televisi dilihat dari perspektif semiotika Sanders
Pierce?
4. Apa pesan dan Makna iklan yang terkandung dalam iklan Susu
Bebelac 3 edisi Kucing Hilang di televisi?
1.3
Tujuan Penelitian
Merujuk pada Pertanyaan Penelitian di atas, maka Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui makna Tanda (Sign) pada iklan Susu Bebelac 3
edisi Kucing Hilang di televisi dilihat dari perspektif semiotika
Sanders Pierce?
2. Untuk mengetahui makna Objek (Object) pada iklan Susu Bebelac 3
edisi Kucing Hilang di televisi dilihat dari perspektif semiotika
Sanders Pierce?
3. Untuk mengetahui makna Interpretan (Interpretant) pada iklan Susu
Bebelac 3 edisi Kucing Hilang di televisi dilihat dari perspektif
semiotika Sanders Pierce?
4. Untuk mengetahui pesan dan Makna iklan yang terkandung dalam
iklan Susu Bebelac 3 edisi Kucing Hilang di televisi?
12
1.4
Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang dapat diperoleh dari Penelitian ini adalah :
1.4.1
Kegunaan Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dan
masukan bagi semua pihak yang memiliki kepentingan untuk
mengembangkan penelitian dalam ilmu komunikasi khususnya dalam
bidang semiotika.
2. Dalam penelitian ini diharapkan memperkaya pembendaharaan
penelitian dan kajian komunikasi,
1.4.2
Kegunaan Praktis
1. Memberikan gambaran tentang makna pesan yang terdapat pada iklan
Susu Bebelac 3 edisi kucing hilang di Televisi kepada masyarakat yang
ingin mengetahui dalam hal ini iklan Susu Bebelac 3.
2. Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi para
peneliti yang ingin melanjutkan penelitian semiotika.
1.5
Kerangka Pemikiran
Pada kerangka pemikiran disusun tentang gambaran singkat mengenai
tahapan penelitian dari awal hingga akhir, dan menjadikan dasar pemikiran
penelitian untuk mengambil iklan sebagai objek penelitian. Dimana iklan
merupakan salah satu media massa, yang sangat penting keberadaannya bagi
masyarakat luas.
13
1.5.1
Konstruksi Realitas Sosial
Realitas dipresentasikan dalam iklan dengan menggunakan pencitraan atau
simbolisasi makna tidak pernah melepaskan diri dari konteks sosial budaya
dimana iklan berada. Hal ini karena iklan menggunakan preferensi masyarakat,
juga keinginan – keinginan serta kebutuhannya untuk kemudian diterjemahkan
dan dipresentasikan dengan bahasa khusus. Pihak pembuat iklan selalu berusaha
menerapkan strategi periklanan yang dimengerti dan ditangkap dengan mudah
oleh khalayak.
Kajian mengenai realitas sosial dalam kaitannya dengan iklan menyatakan
bahwa iklan bukan sebuah cermin realitas yang jujur, tapi iklan adalah cermin
yang cenderung mendistorsi membuat jadi indah atau cemerlang, melebih –
melebihkan sesuatu dan melakukan seleksi – seleksi atas tanda atau citra itu tidak
merefleksikan realitas sosial, tetapi menyatakan sesuatu tentang realitas.
Memang ada hubungan yang kuat antara iklan dengan realitas atau
setidaknya antara iklan dengan realitas kehidupan masyarakat sehari – hari, tetapi
iklan melakukan seleksi – seleksi atas materi – materi dengan hati – hati, ada
materi yang diambil tapi ada materi yang dihilangkan. Iklan memang telah
menjadi bagian dari masyarakat industri kapitalis yang begitu powerful dan sulit
untuk dielakan. Ia menyediakan gambaran tentang realitas, dan sekaligus
mendefinisikan keinginan dan kemamuan individu. Ia mendefinisikan apa itu
gaya, dan apa itu selera bagus, bukan sebagai sebuah kemungkinan atau saran,
melainkan sebagai sebuah tujuan yang diinginkan dan tidak bisa untuk
dipertanyakan.
14
Dalam penelitian ini teori konstruksi realitas digunakan sebagai landasan
dasar untuk menelaah fenomena di masyarakat. Istilah ini diartikan sebagai
sebuah proses sosial melalui tindakan dan interaksi antar individu secara terus
menerus. Gagasan tentang konstruktivisme telah muncul sejak jaman Socrates,
dan Plato. Dan gagasan tersebut semakin konkret setelah Aristoteles
mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi, dan
sebagainya.
Konstruksi sosial (social construction) merupakan teori sosiologi
kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.
Menurut kedua ahli sosiologi tersebut, teori ini dimaksudkan sebagai satu kajian
teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan (penalaran teoritis yang
sistematis), dan bukan sebagai suatu tinjauan historis mengenai perkembangan
disiplin ilmu. Oleh karena itu, teori ini tidak memfokuskan pada hal-hal semacam
tinjauan tokoh, pengaruh dan sejenisnya. Tetapi lebih menekankan pada tindakan
manusia sebagai aktor yang kreatif dan realitas sosialnya.
Berger dan Luckmann menjelaskan :
Realitas sosial dengan memisahkan pemahaman ‘kenyataan
dan pengetahuan’. Realitas diartikan sebagai kualitas yang
terdapat di dalam realitas-realitas yang diakui sebagai
memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada
kehendak kita sendiri. Pengetahuan didefinisikan sebagai
kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan
memiliki karakteristik yang spesifik.
Realitas sosial merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu.
Individu adalah manusia bebas yang melakukan hubungan antara manusia yang
15
satu dengan yang lain. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang
dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Individu bukanlah sosok korban sosial,
namun merupakan sebagai mesin produksi sekaligus reproduksi yang kreatif
dalam mengkonstruksi dunia sosialnya.
Konstruksi realitas adalah sebuah hasil dari proses konstruksi sosial
melalui tahapan eksternalisasi obyektivitas dan internalisasi individu yang ada di
dalam sebuah masyarakat. Maka konstruksi sosial akan membentuk sebuah
pemahaman yang menyeluruh dan akhirnya akan menjadi sebuah konstruksi
realitas. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, konstruksi realitas akan
menjembatani bagaimana fenomena wacana hiburan yang mendidik pada iklan
Susu Bebelac 3 edisi Kucing hilang ini akan terbentuk, dan bagaimana masyarakat
yang menjadi penonton nya menerima dan menyikapi pemahaman nya.
1.5.2
Analisis Semiotika
Semiotika sebagai salah satu ilmu, sering dikaitkan hakikatnya dengan
kedustaan, kebohongan, dan kepalsuan. Pendapat ini dimulai dari sebuah definisi
semiotika yang dikemukakan oleh Umberto Eco yang di kutip oleh Piliang,
mengemukakan :
“…Semiotika pada prinsipnya adalah sebuah displin yang
mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
berdusta (Lie)”. “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk
mengungkapkan dusta, maka sebaliknya ia tidak dapat pula
digunakan untuk mengungkapkan kebenaran (Truth): Ia
pada kenyataanya tidak dapat digunakan untuk
“mengungkapkan” apa-apa.” Saya pikir definisi sebagai
teori kedustaan sudah sepantasnya diterima sebagai sebuah
16
program komprehensif untuk semiotika umum (General
Semiotics).”
Iklan (Advertisement), sebagai sebuah objek semiotika. Iklan memiliki
fungsi komunikasi langsung (Direct Communication Function) yang mana fungsi
ini umumnya dimiliki pula oleh media komunikasi massa. Oleh karena itu aspekaspek didalam iklan, komunikasi seperti pesan (message) merupakan unsur utama.
Peranan tokoh-tokoh semiotika seperti Ferdinand de Sausure (18571913), Roland Barthes (1915-1980) dan Charles Sanders Peirce (1839-1914).
Ketiga tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah. Saussure
yang menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology), beranggapan
bahwa semiologi didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah
laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada
dibelakangnya sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu.
Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan
interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya,
interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan
diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of
signification”. Mencangkup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan
konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal).
Disinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes, meskipun Barthes tetap
menggunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.
Sedangkan Peirce menyebutkan ilmu semiotika yang dibangunnya
merupakan penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda, maksudnya
17
manusia hanya dapat bernalar lewat tanda, dalam pikiran manusia logika sama
dengan semiotika, dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda.
Menurut Peirce :
“Tanda ‘is something which stands to
something in some respect or capacity’.
digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh
ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau
selalu terdapat dalam hubungan triadik,
object dan interpretant”. (Sobur, 2013:41)
somebody for
Sesuatu yang
Pierce disebut
representamen)
yakni ground,
Menurut Peirce, Salah satu bentuk tanda adalah gambar. Sedangkan objek
adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada
dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga
elemen itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang
sesuatu yang diawali oleh tanda tersebut. Yang dikupas oleh teori segitiga makna
adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu
digunakan orang pada waktu berkomunikasi.
Selanjutnya menurut Peirce, tanda dalam hubungan dengan acuannya
dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, simbol. Ikon, indeks
dan simbol merupakan perangkat hubungan antara (bentuk), objek (referent), dan
konsep (interpretant atau reference). Bentuk biasanya menimbulkan persepsi dan
setelah dihubungkan dengan obyek akan menimbulkan interpretant. Proses ini
merupakan proses kognitif dan terjadi dalam memahami pesan iklan.
Berdasarkan konsep tersebut maka dapat dikatakan bahwa makna sebuah
tanda dapat berlaku secara pribadi, sosial, atau bergantung pada konteks tertentu.
Tanda tidak dapat mengungkapkan sesuatu, tanda hanya berfungsi menunjukan,
sang penafsirlah yang memaknai berdasarkan pengalamannya masing-masing.
18
Model triadik dari Peirce sering disebut sebagai “triangle meaning
semiotics” atau disebut teori segitiga makna, yang dijelaskan secara sederhana :
“Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada seseorang
untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda
menunjuk pada seseorang, yakni menciptakan di benak
orang tersebut suatu tanda yang setara, suatu tanda yang
lebih berkembang, tanda yang diciptakannya dinamakan
interpretant dari tanda pertama. Tanda itu menunjukkan
sesuatu, yakni objek nya” (Fiske, 2007:63)
Gambar 1 :
Segitiga Makna Peirce
Interpretant
Sign
Object
Proses dari teori segitiga makna yang merupakan proses semiosis dari
kajian semiotika. Proses semiosis adalah proses yang tidak ada awal maupun
akhir, senantiasa terjadi dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dalam
hal ini antara representament atau Sign, Object, dan Interpretant.
Sign (representamen) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu yang
dapat diserap pancaindra dan mengacu pada sesuatu. Sesuatu menjadi
representamen didasarkan pada ground-nya, dan dibagi menjadi qualisign, sinsign
19
dan legisign. Awalan kata “quali” berasal dari kata “quality”, “sin” dari
“singular”, dan “legi” dari “lex” (wet/hukum).
1. Qualisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya
sifat warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai tanda untuk
menunjukan cinta, bahaya, atau larangan.
2. Sinsign adalah tanda-tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk atau
rupanya di dalam kenyataan. Semua ucapan yang bersifat individual bisa
merupakan sinsign. Misalnya suatu jeritan, dapat berarti heran, senang,
atau kesakitan. Seseorang dapat dikenali dari caranya berjalan, caranya
tertawa, nada suara, dan caranya berdehem.
3. Legisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan suatu peraturan
yang berlaku umum, suatu konvensi, suatu kode. Semua tanda-tanda
bahasa adalah legisign, sebab bahasa adalah kode, setiap legisign
mengandung
didalamnya
suatu
sinsign,
suatu
second
yang
menghubungkan dengan third, yakni suatu peraturan yang berlaku umum.
Maka legisign sendiri adalah suatu thirdness, misalnya rambu-rambu lalu
lintas yang menandakan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
manusia.
Berdasarkan objeknya, tanda diklasifikasikan menjadi icon (ikon) index
(indeks), dan symbol (simbol).
1. Ikon adalah merupakan tanda yang menyerupai benda yang diwakilinya
atau suatu tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama
20
dengan apa dimaksudkannya. Misalnya, kesamaan sebuah peta dengan
wilayah geografis yang digambarkannya, foto, dan lain-lain. Benda-benda
tersebut mendapatkan sifat tanda dengan adanya relasi persamaan diantara
tanda dan denotasinya, maka ikon seperti qualisign merupakan suatu
firstness. Ikon juga dapat terdiri atas kata-kata onamatope, gambar,
diagram, bagan dan lain-lain.
2. Indeks adalah tanda yang sifat tandanya tergantung pada keberadaannya
suatu denotasi, sehingga terminologi Peirce merupakan suatu secondness.
Indeks, dengan demikian adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan atau
kedekatan dengan apa yang diwakilinya. Misalnya tanda asap dengan api,
tiang penunjuk jalan, tanda penunjuk angin dan sebagainya.
3. Simbol adalah suatu tanda, dimana hubungan tanda dan denotasinya
ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan oleh
suatu kesepakatan bersama (konvensi). Misalnya tanda-tanda kebahasaan
adalah simbol.
Berdasarkan interpretan nya, tanda dibagi menjadi rhema, dicisign, dan
argument.
1. Rhema, adalah bilamana lambang tersebut interpretannya adalah sebuah
first dan makna tanda tersebut masih dapat dikembangkan.
2. Decisign
(dicentsign)
interpretannya
secondness).
terdapat
adalah
bilamana
hubungan
yang
antara
benar
lambang
ada,
itu
dan
(merupakan
21
3. Argument adalah bilamana suatu tanda dan interpretannya mempunyai
sifat yang berlaku umum (merupakan thirdness).
Iklan sebagai suatu bentuk komunikasi banyak berhubungan dengan
bagaimana pesan-pesan promosi disampaikan. Iklan yang dirancang harus
memperhatikan
simbol
dan
tanda-tanda
yang
akan
digunakan
untuk
menyampaikan pengertian kepada konsumen.
Jadi iklan berusaha menyampaikan pesan-pesan berupa realitas-realitas
yang akan diserap oleh konsumen sesuai dengan kerangka berfikir mereka
sehingga simbol dan tanda yang dikenal dalam kehidupan mereka sehari-hari
seperti bahasa, tokoh-tokoh, ritual-ritual dan lain-lain. Komunikasi iklan harus
efektif dimana pesan-pesan penjualan dapat diterima oleh setiap khalayak. Maka
dari itu tanda dalam iklan harus dipahami oleh kedua belah pihak.
Menurut Alex Sobur mengatakan bahwa :
“Pada dasarnya tanda dalam iklan terdiri dari tanda-tanda
verbal dan non verbal. Tanda verbal mencakup bahasa yang
kita kenal sedangkan tanda-tanda non verbal adalah bentuk
dan warna yang disajikan dalam iklan”. (Sobur, 2013:116)
22
Gambar 2
Kerangka Pemikiran
Analisis Iklan Susu bebelac 3
edisi Kucing hilang
Teori Konstruksi Realitas Sosial
Peter L. Berger dan Thomas Luckmannn
Semiotika
Charles Sanders Pierce
Sign :
Object :
Interpretant :
1.
Qualisign
1.
Icon
1.
Rheme
2.
Sinsign
2.
Index
2.
Dicent Sign
3.
Legisign
3.
Symbol
3.
Argument
Representasi Makna dan Tanda Pada Iklan
Susu Bebelac 3 edisi Kucing Hilang
Download