HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA
UKM CAULA DI SIDOARJO
Nurul Islaili
[email protected]
Dini Widyawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This main aims of this study is to evaluation the calculation cost of production price in determine the selling
price at this UKM CAULA. Qualitative approach is carried out in this research by using case study method.
Calculation of cost production according to the company is less thorough, a higher result is obtained. So, it
influences selling price which becomes high as well. After the staple price is reanalyzed and recalculated by the
researcher based on the correct and thorough method, a price which is lower than the price which has been
determined by the company is found. Therefore, the company can survive in global market competition and gain
maximum profit. It can be concluded from the research result that according to the calculation of production’s
staple cost of the company which has been conducted by the researcher a result which is lower than the company
calculation is gained. Therefore, the company can suppress the selling price which previously has been
determined by the company. So, this can be very profitable for the company, since the company obtains the
maximum profit and the company is able to compete in the global market.
Keywords: Production Cost, Cost of Production Price, Selling Price.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perhitungan harga pokok produksi dalam menentukan
harga jual pada UKM CAULA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus. Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan yang kurang teliti, maka
didapatkan hasil yang lebih tinggi. Sehingga berpengaruh pada harga jual yang tinggi juga setelah
peneliti menganalisis dan menghitung kembali harga pokok produksi berdasarkan metode yang tepat
dan teliti, maka didapatkan hasil yang lebih rendah dari hitungan perkiraan perusahaan. Hal ini
berpengaruh pada harga jual perusahaan yang lebih rendah dari harga jual yang ditetapkan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dapat bertahan dalam persaingan pasar global dan
memperoleh keuntungan yang maksimal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa menurut
perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil yang lebih rendah
dari perhitungan perusahaan, maka perusahaan dapat menekan harga jual yang sebelumnya telah
ditetapkan. Sehingga hal ini sangat menguntungkan perusahaan, karena perusahaan memperoleh
keuntungan yang maksimal dan perusahaan juga dapat bersaing dalam pasar global.
Kata Kunci : Biaya Produksi, Harga Pokok Produksi, Harga Jual
PENDAHULUAN
Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis
global ini adalah dengan mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan
kualitas produk dan meningkatkan kemampuan untuk memberi respon terhadap berbagai
kebutuhan konsumen. Dengan demikian, dinamika perekonomian global yang maju dengan
pesat, kompleks, dan penuh inovasi, teknologi tersebut menuntut para pelaku bisnis untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
2
dapat mengelola usahanya dengan efektif dan efisien serta membutuhkan tersedianya sistem
informasi yang sistematik sehingga kelangsungan hidup usaha dapat terus berlanjut.
Harga pokok masih merupakan faktor yang penting dalam pertimbangan untuk
menetapkan harga jual yang nantinya diharapkan untuk memperoleh laba. Dengan
menentukan harga pokok produksi maka perusahaan dapat mengetahui biaya produksi
yang akan dikeluarkan, perusahaan dalam menentukan harga jual dari suatu pesanan akan
sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut.
Laba yang diperoleh perusahaan dapat optimal karena harga jual yang dibebankan kepada
pemesan ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi
pesanan tersebut.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan permulaan dari suatu kegiatan usaha
dalam mencapai kesuksesan dalam berkarier, UKM CAULA merupakan suatu tempat yang
dapat membantu memenuhi kebutuhan sandang konsumen yang terus meningkat serta
dapat mengikuti mode terbaru yang sesuai dengan selera konsumen yang berbeda. Berbeda
dengan perusahaan Go Public yang telah memakai pembebanan biaya yang modern. Pada
dasarnya perusahaan Go Public telah menerapkan sitem teknologi yang canggih, sehingga
penerapan metode Activity Based Costing (ABC) sangat sesuai pada perusahaan Go Public.
Sedangkan pada UKM penerapan metode ABC kurang sesuai, hal ini di karenakan bahwa
penerapan system ABC sangat mahal serta membutuhkan tekhnologi yang canggih.
UKM CAULA merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang menghasilkan
keanekaragaman produk. Keanekaragaman tersebut dapat mengakibatkan pembebanan
biaya yang lebih rumit serta banyaknya aktivitas yang terjadi pada perusahaan, sehingga
menuntut pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga pokok.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
penulis menetapkan suatu rumusan masalah yaitu: “Bagaimana perhitungan harga pokok
produksi untuk menentukan harga jual pada UKM CAULA”. Adapun tujuan penelitian
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan perhitungan
harga pokok produksi yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga jual pada UKM
CAULA.
TINJAUAN TEORETIS
Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Supriyono (2002:11) Harga pokok produksi adalah aktiva atau jasa yang
dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan termasuk biaya produksi. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi sangat mempengaruhi harga jual
suatu produk pada perusahaan serta dapat memberikan suatu informasi dari pengolahan
bahan baku dengan pengorbanan sumber ekonomi untuk kemudian diolah menjadi produk
jadi.
Unsur Biaya dalam Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2003:144) unsur biaya dalam harga pokok produksi adalah:
a. Biaya bahan baku langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan
baku yang dipergunakan dalam proses untuk memproduksi suatu produk sebagai
obyek biayanya.
b. Biaya upah langsung merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang
ikut secara langsung dalam proses pengerjaan suatu produk atau biaya tenaga kerja
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
3
yang secara langsung dapat diidentifikasi kepada suatu produk sebagai obyek
biayanya.
c. Biaya produksi tidak langsung (biaya overhead), yaitu komponen biaya produksi yang
tidak memiliki hubungan langsung dengan suatu produk tertentu dengan dan tidak
diidentifikasi atau ditelusuri kepada produk tersebut dengan cara yang ekonomis.
Peranan Harga Pokok Produksi
Harga pokok produk memberikan informasi kepada manajemen untuk mengambil
keptusan apakah membeli atau memproduksi sendiri. Selain itu informasi harga pokok
produk berfungsi sebagai alat mengidentifikasi kelamahan produk untuk melakukan
perbaikan atau koreksi.
Menurut Supriyono (2002:185) Alasan mengapa manajemen menggunakan harga
pokok produk adalah untuk dua tujuan pokok yaitu:
1. Penilaian persediaan dalam penyajian laporan keuangan.
Perhitungan harga pokok produk biasanya berhubungan dengan tujuan pelaporan
keuangan suatu organisasi. Harga pokok produk dihitung untuk menentukan nila-nilai
persediaan dalam harga pokok.
2. Pembuatan keputusan
Informasi harga pokok produk menentukan harga pokok produk menuntun
tindakan manajer yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan dan
penyusunan strategi produk.
Metode Penilaian Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (1999:41) metode penilaian harga pokok produksi adalah cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya kebutuhan dalam harga pokok produksi. terdapat
dua metode dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi
yaitu:
a. Metode Full Costing
Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,
baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah dengan biaya non produksi (biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum).
b. Metode Variable Costing
Metode variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel dalam harga
pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya
pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel).
Jenis-jenis Penentuan Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (1999:38) mengungkapkan bahwa terdapat dua jenis penentuan
harga pokok yang timbul dalam menanggapi bagaimana proses produksi dapat dijalankan
yaitu:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
4
1. Penentuan Harga Pokok Proses (Process Costing)
Pendekatan ini digunakan dalam situasi yang hanya melibatkan satu produk
tunggal yang dibuat dalam satu jangka yang lama secara sekaligus. Pendekatan dasarnya
adalah pengumpulan biaya dalam suatu operasi atau departemen tertentu selama suatu
periode penuh (bulan, kwartal, tahun). Selanjutnya membagi biaya total tersebut oleh
jumlah satuan yang diproduksi selama periode yang bersangkutan.
2. Penentuan Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Pendekatan ini digunakan pada situasi produksi yang menghasilkan berbagai
produk yang berbeda, pesanan berbeda, atau kumpulan produksi yang berbeda setiap
periode.
Pengertian Harga Jual
Hansen dan Mowen (2005:288) menyatakan bahwa harga jual adalah jumlah moneter
yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa
yang dijual atau diserahkan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai
laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat
konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.
Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Strategi Penentuan Harga Jual
Menurut Sukirno (2006:226) harga yang ditentukan untuk sebuah produk akan
mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya tingkat laba. Perusahaan
menentukan harga jual produknya dengan tiga dasar pertimbangan yaitu biaya produksi,
suplai persediaan, dan harga persaingan.
1. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi
Pada strategi ini, perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk dengan
mengestimasi biaya per unit untuk memproduksi produk tersebut dan menambahkan
suatu kenaikan. Jika metode ini digunakan, perusahaan harus mencatat semua biaya
yang melengkapi produksi sebuah produk dan diupayakan agar harga tersebut dapat
menutupi semua biaya tersebut.Sebuah strategi harga harus menghitung skala ekonomis.
Bagi produk atau jasa yang berada di dalam skala ekonomis, harga harus cukup rendah
agar dapat mencapai volume tingkat penjualan yang tinggi sehingga biaya produksi
mengalami penurunan.
2. Penentuan harga berdasarkan suplai persediaan
Pada umumnya perusahaan cenderung menurunkan harga jika mereka harus
mengurangi persediaan.
3. Penentuan harga berdasarkan harga pesaing
Penentuan harga berdasarkan harga pesaing dibagi atas tiga yaitu:
a. Penentuan harga penetrasi, dimana perusahaan menentukan harga yang lebih rendah dari
harga pesaing agar dapat menembus pasar. Keberhasilan penentuan harga penetrasi
tergantung pada seberapa besar tanggapan konsumen terhadap penurunan harga dan juga
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
5
perusahaan tidak perlu menggunakan strategi ini bila produknya tidak elastis terhadap
harga karena kebanyakan konsumen tidak akan beralih ke produk pesaing untuk
mengambil keuntungan dari harga yang lebih rendah.
b. Penentuan harga defensive, dimana perusahaan menrunkan harga produk untuk
mempertahankan pangsa pasarnya. Selain itu beberapa perusahaan juga menurunkan harga
untuk menyerang pesaing baru yang masuk ke dalam pasar, disebut dengan biaya predatori.
c. Penentuan harga prestise, harga prestise ditentukan dengan tujuan untuk memberikan
kesan lini terbaik bagi produk perusahaan. Perusahaan yang memiliki diversifikasi bauran
produk akan menggunakan strategi penetrasi harga pada beberapa produk dan penentuan
harga prestise untuk produk lainnya.
Hubungan Harga Jual dan Harga Pokok Produksi
Keputusan harga jual merupakan keputusan yang sulit, karena adanya faktor-faktor
yang terlibat dalam pembuatan keputusan tersebut, baik faktor intern maupun ekstern,
sehingga perlu pertimbangan mendalam dan teliti untuk memperoleh harga jual yang benarbenar sesuai keinginan dan tujuan perusahaan.
Menurut Swastha dan Irawan (1990:349) Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
a. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, seperti periode
resesi misalnya inflasi harga naik, defaluasi harga akan turun. Dengan terjadinya nilai
rupiah terhadap nila dollar menyebabkan barang-barang mengalami kenaikan.
b. Penawaran dan Permintaan
Penawaran dan permintaan dimana dengan adanya permintaan yang besar terhadap suatu
barang tertentu akan mengakibatkan harga barang tersebut meningkat, sedangkan apabila
penawaran terhadap suatu produk meningkat maka harga akan naik.
c. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan dapat juga dikatakan sifat permintaan pasar, sifatnya tidak hanya
berpengaruh pada penetuan harga tetapi mempengaruhi volume yang dijual apabila terjadi
kenaikan harga maka penjualan akan turun dan sebaliknya.
d. Persaingan
Persaingan dimana harga jual suatu barang juga dipengaruhi oleh keadaan yang persaingan
yang ada antara lain persaingan murni, pada persaingan murni banyak penjual dan pembeli
dalam pasar persaingan tidak sempurna yaitu ada barang sejenis dalam pasar dengan merk
yang berbeda-beda.
e. Biaya
Biaya merupakan dasar penentuan harga dalam penentuan harga. Sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian, apabila suatu tingkat harga
melebihi semua biaya akan menghasilkan keuntungan.
f. Tujuan dan Perusahaan
Tujuan perusahaan, setiap penentuan harga selalu dikaitkan dengan tujuan perusahaan
yang hendak dicapai antara lain: laba maksimum, volume penjualan, penguasaan pasar,
kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
g. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah, pengawasan ini dapat berupa penentuan harga maksimum dan
minimum, deskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah
usaha-usaha ke arah monopoli.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
6
Metode Penentuan Harga Jual
Menurut Mulyadi (2003:348) ada beberapa metode dalam penentuan harga jual,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Harga Normal (Normal Pricing)
Dalam keadaan normal, harga jual ditentukan atas biaya penuh masa yang akan
datang dan ditambahkan atas laba yang diharapkan. Penentuan harga jual normal biasa
disebut dengan Cost-Plus Pricing, taksiran biaya penuh dapat dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu Full costing dan Variable costing.
2. Cost Type Contract
Kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli
produk atau jasa pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen
ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya
sesungguhnya tersebut.
3. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Spesial Order Pricing)
Pesanan diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. Pesanan
regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang
akan terjadi dalam tahun anggaran. Pesanan khusus adalah diperkirakan tidak hanya
mengeluarkan biaya variabel saja, namun merupakan biaya tetap, karena harus
beroperasi diatas kapasitas yang telah tersedia.
4. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan
Penentuan harga jual dan bahan ini pada dasarnya merupakan Cost-Plus Pricing.
Harga jual ditentukan sebesar harga jual perbuah dan ditambah laba yang diharapkan.
Metode harga jual seperti ini digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal, dan
perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan, dan suku cadang sebagai
pelengkap penjualan jasa.
Kerangka Pemikiran
UKM CAULA yang berproduksi di daerah Sidoarjo adalah perusahaan yang bergerak
dalam industri manufaktur. Seperti halnya perusahaan industri lainnya, perusahaan industri
ini mempunyai kegiatan memproduksi bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Metode perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu komponen penting
dalam menentukan kemajuan perusahaan dalam menghadapi dunia persaingan yang
semakin ketat.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis biaya produksi yang dikeluarkan guna
menghitung harga pokok produksi pada UKM CAULA. Penetapan harga jual yang
ditetapkan belum mencerminkan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk karena unsur biaya overhead pabrik tidak secara rinci diperhitungkan dalam
perhitungan harga pokok produksi. Harga pokok produksi akan dihitung berdasarkan
metode perhitungan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan perusahaan, dengan
menggunakan biaya konvensional. Adapun yang dijelaskan pada gambar 1.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
7
UKM CAULA home industry daerah
Sidoarjo
Identifikasi biayabiaya produksi
Perhitungan Harga
Pokok Produksi
Penentuan Harga Jual
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada
UKM CAULA. Perusahaan ini merupakan suatu perusahaan manufaktur dimana
memproduksi aneka macam produk jadi. Karena penelitian ini langsung dilakukan survey
pada perusahaan untuk memperoleh informasi tentang pembebanan biaya secara
konvensional. Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian sosial. Menurut bidang
ilmu dan pengetahuan, penelitian ini termasuk dalam penelitian ekonomi khususnya bidang
akuntansi manajemen.
Objek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yaitu UKM CAULA yang
berlokasi di Sidoarjo. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu harga pokok
produksi untuk menentukan harga jual.
Teknik Pengambilan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa
kegiatan:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan
aktivitasnya. Dalam penulisan ini, juga mengamati secara langsung mengenai keseluruhan
kegiatan yang ada pada UKM CAULA. Selain itu, penulis juga dapat mengamati berbagai
macam produk yang di hasilkan oleh perusahaan tersebut.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung
dengan sumber data, dan dilakukan secara tak berstruktur, dimana responden mendapatkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
8
kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara
natural. Dalam bentuk catatan tertulis dan Audio Visual, hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh. Dalam hal ini, penulis dapat
mengajukan pertanyaan kepada karyawan bagian produksi mengenai proses produksi pada
perusahaan tersebut. Dengan demikian, data yang diperoleh sangatlah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugasnya.
c. Dokumentasi
Selain sumber manusia (human resources) melalui observasi dan wawancara sumber lainnya
sebagai pendukung yaitu dokumen-dokumen tertulis yang resmi ataupun tidak resmi. Data
yang diperoleh dari perusahaan ini adalah mengenai seluruh laporan keuangan perusahaan
serta mengenai pembebanan biaya-biaya produksi perusahaan.
Satuan kajian
Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah perhitungan harga pokok
produksi pada UKM CAULA. Unsur harga pokok produksi terdiri dari Biaya bahan baku,
Biaya tenaga kerja langsung, dan Biaya overhead pabrik
Teknik Analisa Data
Dalam rangka menjawab permasalahan penelitian, maka analisis data dalam
penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu suatu analisis yang berusaha mencari pola,
model, tema, hubungan, persamaan, dan makna dari data yang dinyatakan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan, tafsiran-tafsiran setelah menggali data dari beberapa orang
informan kunci yang ditabulasikan dan dipresentasekan sesuai dengan hasil temuan
(observasi) dan wawancara mendalam penulis dengan para informan, hasil pengumpulan
data tersebut diolah secara manual, direduksi selanjutnya hasil reduksi tersebut
dikelompokkan dalam bentuk segmen tertentu dan kemudian disajikan dalam bentuk
content analisis dengan penjelasan-penjelasan, selanjutnya diberi kesimpulan, sehingga dapat
menjawab rumusan masalah, menjelaskan dan terfokus pada representasi tehadap fenomena
yang hadir dalam penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 menunjukkan perhitungan harga bahan baku per kodi menurut aturan perusahaan.
Tabel 1
Perhitungan Harga Bahan Baku per Kodi
Jenis
Sol
CCI /Imitasi
Karton
Lem
CC
Tenaga Kerja
Harga Per Kodi
(20 pasang)
(Rp)
Harga Satu Pasang
(Rp)
30.000
30.000
20.000
20.000
15.000
45.000
160.000
1.500
1.500
1.000
1.000
750
1.250
7.000
Sumber: Bagian Administrasi
Dari data tabel 1, dapat dikatakan perusahaan menghitung harga bahan per kodi
berdasarkan aturan perusahaan. Sehingga bahan baku yang digunakan banyak yang tersisa.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
9
Hal ini dapat di katakan sebagai pemborosan pemakaian bahan baku oleh perusahaan, yang
menyebabkan perusahaan memperoleh keuntungan yang tidak maksimal.
Tabel 2
Biaya Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung
Tahun 2012
Total Biaya Produksi (Rp)
Jenis
Sol
CCI /Imitasi
156.000.000
Karton
104.000.000
Lem
104.000.000
CC
78.000.000
156.000.000
Tenaga Kerja langsung
234.000.000
832.000.000
Sumber: Bagian Administrasi
Dari data tabel 2, perusahaan telah menghitung pengeluaran biaya bahan baku dan
tenaga kerja langsung yang terjadi pada tahun 2012. Dan tercatat sebesar Rp 832.000,- selain
biaya tenaga kerja langsung, perusahaan juga mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik yaitu komponen biaya produksi yang tidak memiliki hubungan
langsung dengan suatu produk tertentu dengan dan tidak diidentifikasi atau ditelusuri
kepada produk tersebut dengan cara yang ekonomis.
Berikut daftar aktiva produksi dan penyusutan pada UKM Caula, biaya penyusutan
merupakan bagian dari Biaya Overhead Pabrik yang merupakan komponen Biaya Produksi.
Berikut data Asset dan penyusutan.
Tabel 3
Asset Tetap Produksi
Nama Asset
Tanah
Bangunan
Mobil Box
Mobil Fan
Motor
Peralatan
TahunPerolehan
2001
Feb. 2006
Mar. 2009
Jun. 2009
Agu. 2010
2010
Nilai Perolehan
(Rp)
124.345.000
334.295.000
143.400.000
195.625.000
28.275.000
125.950.000
951.890.000
Penyusutan
(Rp)
17.000.000
18.000.000
25.000.000
5.000.000
13.000.000
78.000.000
Sumber: Bagian Administrasi
Dari tabel 3 diatas dapat diketahui Biaya Overhead dari komponen biaya penyusutan
sebesar Rp 78.000.000,- per tahun. Selain biaya penyusutan, komponen biaya Overhead yang
juga menjadi beban produksi adalah biaya Tenga Kerja Tidak Langsung, biaya tenaga kerja
tidak langsung yang digunakan terdiri dari Supervisor Produksi dan Administrasi Produksi
atau gudang.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
10
Tabel 4
Tenaga Kerja Tidak Langsung
Jenis Biaya
Perbulan
(Rp)
1.800.000
1.250.000
3.050.000
Supervisor Produksi
Staf Pabrik atau Gudang
Setahun
(Rp)
21.400.000
15.000.000
36.400.000
Sumber: Bagian Administrasi
Selain biaya tenaga kerja langsung dan biaya penyusutan, perusahaan juga melakukan
perawatan terhadap mesih dan peralatan, termasuk biaya pembelian perlengkapan pabrik
yang sifatnya kecil dan berumur ekonomis tidak lebih dari setahun. Selama tahun 2012
dengan kapasitas produksi 5.200 kodi, biaya perawatan mesin dan biaya pabrik lain-lain
tersebut di peroleh sebesar Rp 72.800.000,-. Berikut rincian dari Biaya Pabrik lain-lain yang di
sajikan pada tabel 5.
Tabel 5
Biaya Pabrik Lain-lain
Jenis Biaya
Biaya Listrik, air dan telepon
Perlengkapan Produksi (bahan penolong)
Biaya Perawatan mesin dan perlengkapan
Biaya Perawatan dan operasional kendaraan
Biaya pabrik lainya
Jumlah Biaya
(Rp)
33.800.000
13.000.000
7.800.000
13.000.000
5.200.000
72.800.000
Sumber: Bagian Administrasi
Harga Pokok Produksi
Perhitungan harga pokok produksi sepatu per unit yang telah dilakukan oleh UKM
Caula selama ini masih sederhana. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam penetapan harga
pokok produksi meliputi biaya bahan baku, upah karyawan dan biaya overhead pabrik.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dihitung dengan asumsi rata rata
penggunaan per kodi. Adapun untuk biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan berupa
upah pekerja yang dihitung berdasarkan jumlah unit sepatu yang diproduksi.
Selama ini, perusahaan menetapkan biaya bahan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan bahan untuk memproduksi satu unit sepatu per kodi. Bahan baku yang
digunakan merupakan perhitungan dari proporsi bahan yang diperlukan untuk membuat
satu unit sepatu dikalikan dengan harga satuan bahan di pasar. Model sepatu pria dan
wanita yang diproduksi terdiri dari beberapa ukuran. Akan tetapi, perusahaan tidak
membedakan dalam penyerapan biayanya sehingga harga pokok produksinya diasumsikan
sama. Walaupun ukurannya berbeda-beda namun biaya bahan yang diperhitungkan adalah
sama. Perhitungan harga pokok produksi sepatu pada UKM Caula dapat dilihat pada Tabel
6.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
11
Tabel 6
Rincian Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan
Tahun 2012
Jenis
Biaya per Kodi
(Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp)
Biaya Bahan Baku:
- Sol
- CCI / Imitasi
- Karton
- Lem
- CC
30.000
30.000
20.000
20.000
15.000
115.000
156.000.000
156.000.000
104.000.000
104.000.000
78.000.000
598.000.000
Tenaga Kerja langsung:
- Tukang Atas
- Tukang Bawah/Sol
- Tukang Finishing
12.000
13.000
20.000
45.000
62.400.000
67.600.000
104.000.000
234.000.000
Biaya Overhead:
- Biaya TK. tidak langsung
- Biaya Pabrik dan Peralatan:
Biaya listrik dan air
Bahan Penolong
Biaya Perawatan Mesin
Perawatan dan operasional kendaraan
Biaya pabrik lainnya
- Biaya Penyusutan
Jumlah
Sumber: Bagian Administrasi
7.000
36.400.000
6.500
2.500
1.500
2.500
1.000
15.000
36.000
196.000
33.800.000
13.000.000
7.800.000
13.000.000
5.200.000
78.000.000
187.200.000
1.019.200.000
Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan
untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan serta dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen
perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. Dan merupakan ringkasan dari
suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
Dari rangkaian tabel 1-6 perusahaan dapat membukukan keuangannya kedalam suatu
laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba-rugi. Namun laporan yang
disusun oleh perusahaan adalah dengan menggunakan metode perkiraan berdasarkan
aturan perusahaan yang ada. Maka, hasil yang diperoleh perusahaan pun kurang akurat
karena hanya menggunakan metode perkiraan manajemen.
Berikut adalah data laporan keuangan perusahaan yang terjadi pada tahun 2012 dari
perhitungan neraca yang disajikan pada tabel 7 dan laporan laba/rugi yang disajikan pada
tabel 8.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
12
Tabel 7
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Untuk 31 DESEMBER 2011
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
31 DESEMBER 2012
Aset Lancar
Kas dan setara Kas
373.024.807
Piutang Usaha
181.250.000
Persediaan
288.449.999
Jumlah Aset Lancar
842.724.806
Aset Tidak Lancar
Aset tetap - bersih
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
803.787.098
803.787.098
1.646.511.904
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas Lancar
Hutang Usaha
119.970.000
Hutang Bank
126.158.016
Hutang Lain-lain
33.750.000
Jumlah Liabilitas Lancar
279.878.016
Ekuitas
Modal
Laba Rugi di tahan
Laba Rugi Tahun Berjalan
1.338.748.982
27.884.906
Jumlah Ekuitas
1.366.633.888
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
1.646.511.904
Sumber: Bagian Administrasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
13
Tabel 8
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Berakhir Pada 31 Desember 2012
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penjualan
1.285.750.000
Harga Pokok Penjualan
1.019.200.000
Laba (Rugi) Kotor
Beban Usaha
- Beban Penjualan
- Beban Administrasi & Umum
Laba (Rugi) Usaha
Pendapatan ( Beban ) Lain-lain
- Pendapatan Lain-lain
-
Beban Lain-lain
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
266.550.000
39.060.000
169.700.000
57.790.000
7.802.837
(12.496.295)
(4.693.458)
53.096.542
Estimasi Pajak Penghasilan
Laba Bersih Setelah Pajak
25.211.636
27.884.906
Sumber: Bagian Administrasi
Penentuan Harga Jual Menurut Perusahaan
Dalam menentukan harga jual, perusahaan melakukan dengan menggunakan
perhitungan perkiraan menejemen. Perhitungan yang dilakukan perusahaan bisa
menyebabkan harga jual yang terlalu tinggi maupun harga jual yang terlalu rendah, hal ini
dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Penentuan harga jual sebesar Rp 286.000,menurut manajemen selain karena harga kontrak juga merupakan faktor dari margin laba
yang diharapkan. Dengan perkiraan harga pokok produksi sebesar Rp 196.000,- per kodi,
margin laba yang diharapkan sebesar Rp 90.000,-. Menurut manajemen dengan
menggunakan perhitungan tersebut, perusahaan dapat bertahan dalam persaingan pasar
global.
Berikut adalah rincian penentuan harga jual menurut manajemen perusahaan yang
nampak pada tabel 9.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
14
Tabel 9
Penentuan Harga Jual per Kodi
Jenis Biaya
Harga Pokok per Kodi
Margin Laba yang diharapkan
Harga Jual yang di tetapkan
Sumber: Bagian Admintrasi
Jumlah (Rp)
196.000
90.000
286.000
Sebelumnya, peneliti mendapatkan harga pokok produksi perkiraan
manajemen pada tabel 2 sebesar Rp 160.000,- per kodi. Ketika dihitung dengan
data realisasi, biaya yang nampak pada tabel 11 adalah sebesar Rp 128.000,- per
kodi. Tentunya nampak selisih antara harga perkiraan dan harga realisasi,
sehingga menyebabkan penentuan harga jual bisa menjadi kurang tepat.
Tabel 1 0
Perhitungan Harga Bahan Baku per kodi Realisasi
Jenis
Sol
CCI /Imitasi
Karton
Lem
CC
Tenaga Kerja
Harga Per Kodi
(HPK)
(Rp)
30.000
30.000
20.000
20.000
15.000
45.000
160.000
Harga Empat
Pasang (HEP)
(Rp)
6.000
6.000
4.000
4.000
3.000
9.000
32.000
Harga Per Kodi
Realisasi
(HPK-HEP)
24.000
24.000
16.000
16.000
12.000
36.000
128.000
Sumber: Tabel 1, diolah
Dari tabel 10 berdasarkan pada kenyataan dalam suatu proses terdapat kelebihan 4
pasang sepatu setiap kodinya jika pemanfaatan bahan baku lebih baik, ini berarti perusahaan
dapat menekan biaya produksi per kodi, dengan menjual kelebihan sepatu per kodinya.
Sehingga perusahaan mampu memperoleh laba yang lebih besar.
Tabel 11
Perhitungan Harga Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung
Tahun 2012 (5.200)
Jenis
Sol
CCI /Imitasi
Karton
Lem
CC
Tenaga Kerja
Total Biaya Riil
(Rp)
124.800.000
124.800.000
83.200.000
83.200.000
62.400.000
187.200.000
696.696.000
Sumber: Tabel 10, diolah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
15
Menurut perhitungan bahan baku selama satu tahun berdasarkan realisasi. Dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan perhitungan secara efisien dapat menekan
jumlah biaya bahan baku.
Perhitungan Kembali Harga Pokok Produksi Metode Full Costing
Harga pokok produksi dapat diketahui jumlah dari jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi produk. Full Costing merupakan salah satu
metode perhitungan harga pokok yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi
kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan Biaya Overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun yang variabel.
Setelah semua unsur biaya produksi diperoleh melalui suatu proses identifikasi dengan
perhitungan kembali, maka peneliti mendapatkan total biaya produksi yang akan menjadi
harga pokok produksi sebesar Rp 852.800.000,-. Dalam perhitungan ini sudah digunakan
biaya riil yang keluar pada periode tahun 2012 ditambahkan dengan Biaya Overhead.
Dengan melakukan perhitungan kembali yang dilakukan oleh peneliti, maka semua unsur
biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
Overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun yang variabel juga akan masuk dalam
perhitungan. Berikut perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing yang
terdapat pada tabel 12.
Rincian biaya pada tabel 12, didapat dari realisasi biaya yang muncul pada laporan
keuangan, didukung dengan laporan pemakain bahan dari bagian gudang, kemudian dibagi
dengan total relisasi produksi selama setahun yaitu 5.200 kodi.
Dari tabel 12 selain perbedaan karena memasukkan biaya overhead saja terdapat
perbedaan harga pokok yang telah digunakan manajemen dengan metode perkiraan (bukan
biaya riil), meskipun sebenarnya perkiraan tersebut tidak sepenuhnya salah, dikarenakan
memang jika memproduksi 1 kodi saja biaya bahan baku dan tenanga kerja sejumlah angka
tersebut. Namun ada suatu saat bahan yang sudah di rencanakan menjadi 1 kodi (20 pasang)
bisa digunakan untuk 24 pasang. Selain itu ada kontrak diskon juga dengan supllier untuk
harga pembelian bahan baku dengan jumlah tertentu. Serta faktor lain yang akan berbeda
jika memproduksi dalam jumlah besar.
Perhitungan kembali dengan metode full costing seharusnya membuat manajemen
merubah pandangan mengenai harga pokok produksi perkodi. Selain itu bisa juga
digunakan sebagai acuan untuk menentukan harga jual atau margin laba yang diinginkan
dengan diketahuinya semua.
Dengan metode full costing yang dilakukan peneliti, dengan berdasarkan realisasi biaya,
tidak menyebabkan perubahan pada angka laba bersih perusahaan. Implikasi langsung pada
laporan laba rugi terdapat pada pemindahan beberapa komponen biaya dari biaya umum
kedalam Biaya Overhead sebagai unsur harga pokok produksi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
16
Tabel 12
Rincian Harga Pokok Produksi Full Costing
Jenis
Biaya per Kodi
(Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp)
Biaya Bahan Baku:
- Sol
- CCI / Imitasi
- Karton
- Lem
- CC
24.000
24.000
16.000
16.000
12.000
92.000
124.800.000
124.800.000
83.200.000
83.200.000
62.400.000
478.400.000
12.000
13.000
11.000
36.000
62.400.000
67.600.000
104.000.000
187.200.000
7.000
36.400.000
6.500
2.500
1.500
2.500
1.000
15.000
36.000
164.000
33.800.000
13.000.000
7.800.000
13.000.000
5.200.000
78.000.000
187.200.000
852.800.000
Tenaga Kerja langsung:
- Tukang Atas
- Tukang Bawah/Sol
- Tukang Finishing
Biaya Overhead:
- Biaya TK. tidak langsung
- Biaya Pabrik dan Peralatan:
Biaya listrik dan air
Bahan Penolong
Biaya Perawatan Mesin
Perawatan dan operasional kendaraan
Biaya pabrik lainnya
- Biaya Penyusutan
Jumlah
Sumber: tabel 1-6, diolah
Penentuan Harga Jual Produk
Dari data manajemen didapat bahwa harga jual produk adalah Rp 286.000 untuk satuan
per kodi, harga tersebut merupakan harga yang menjadi patokan dalam kinerja manajemen
terkait dengan efisiensi dan pemasaran. Menurut manjemen harga tersebut adalah harga
kesepakatan dengan para pembeli. Jadi harga tersebut susah untuk dinaikkan dalam satu
tahun berjalan kecuali ada perbaruan perjanjian.
Dengan kondisi tersebut maka memaksa manajemen harus jeli dalam menentukan harga
pokok produk yang akan mempengaruhi laba kotor, termasuk juga jumlah produksi
minimal dalam satu tahun, dikarenakan pasti terdapat beberapa biaya tetap yang
ditanggung manajemen dalam periode tersebut. Penentuan harga jual sangatlah penting,
dengan didasari informasi harga pokok produksi yang relevan maka keputusan harga jual
bisa lebih tepat. Berikut di sajikan satuan harga jual dan laba kotor menggunakan harga
pokok produksi metode full Costing.
Tabel 13
Penentuan Harga Jual
Per unit
Harga Pokok Produksi
Margin laba yang diharapkan
Harga Jual
Sumber: Tabel 2, 10, 13, diolah
Manajemen
(Rp)
196.000
90.000
286.000
Perhitungan full
costing
(Rp)
164.000
90.000
254.000
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
17
Dengan penghitungan ulang yang dilakukan peneliti didapat harga pokok produksi
sebesar Rp 164.000,- atau Rp 32.000,- lebih rendah dari asumsi manajemen, hal ini akan
menyebabkan laba bersih bertambah. Karena peneliti menggunakan bahan baku secara
efisien yang dapat menekan harga pokok produksi.
Jika manajemen berharap margin sekitar Rp 90.000. dengan perhitungan ulang yang
telah peneliti lakukan, justru sebenarnya harga pokok produksi adalah lebih rendah dari
yang diasumsikan manajemen. Seperti dijelaskan pada tabel 11 dan tabel 12 bahwa harga
pokok produksi dengan metode perkiraan adalah kurang akurat disebabkan karena realisasi
biaya yang terjadi dibawah dari asumsi harga pokok yang digunakan dalam menentukan
harga jual.
Hal ini tentu bisa berakibat pada kurang tepatnya kebijaksanaan harga jual, misalnya
jika margin yang diharapkan tidak dirubah, maka bisa jadi manajemen bisa menekan harga
jual dibawah yang ditetapkan, dengan harapan akan ada tambahan peluang untuk
pemasaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan yang penulis kemukakan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Menurut perhitungan bahan baku dari perusahaan, terlalu memukul rata semua produk
yang dihasilkan sehingga keuntungan perusahaan sangat minim, karena manajemen
kurang mampu memanfaatkan bahan baku.
2. Dari perhitungan harga pokok produksi manajemen, dapat disimpulkan bahwa hasil
harga pokok poroduksi lebih besar dari perhitungan yang dilakukan oleh peneliti.
Sehingga berpengaruh pada laba perusahaan karena kurang telitinya manajemen dalam
mengelola asset perusahaan.
3. Dari perhitungan harga jual menurut manajemen perusahaan didapatkan hasil Rp
286.000,- dengan harapan perusahaan mampu mendapatkan hasil laba sebesar Rp
90.000,-. Jika dilakukan seperti ini terus menerus perusahaan tidak mampu bersaing
dengan perusahaan sejenis karena tidak biasa meminimalkan biaya yang ada.
4. Menurut perhitungan bahan baku selama satu tahun berdasarkan realisasi. Dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan perhitungan secara efisien dapat menekan
jumlah biaya bahan baku, sehingga dapat menghasilkan laba yang signifikan bagi
perusahaan.
5. Dari hasil perhitungan harga pokok menggunakan metode full costing dapat
disumpulkan bahwa dengan perhitungan metode full costing perusahaan dapat menekan
harga pokok.
6. Dari perhitungan harga jual menurut metode full costing lebih rendah dari manajemen
sebesar Rp 254.000 dengan margin laba yang diharapkan sama Rp 90.000, sehingga
perusahaan dapat bertahan dalam persaingan pasar global.
Saran
Dari simpulan atas hasil penulisan yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
Manajemen perusahaan harus memperhitungkan penggunaan bahan baku yang ada.
Sehingga, tidak memukul rata semua biaya produk yang dihasilkan perusahaan. Hal ini
dapat meningkatkan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 8 (2013)
18
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. 2011. Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing System dalam Perhitungan Harga
Pokok Produksi Kamar Hotel pada Hotel Coklat Makassar, Univertsitas Hasanuddin
Boone dan Kurtz. 2002. Pengantar Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta
Firdaus, A. 1994. Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta
Hansen, R. and M. Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
___________. 2006. Akuntansi Manajemen, 7th Edition, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Hariadi, B. 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi 1, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta
______________. 2005. Akuntansi Biaya (Pendekatan Manajerial). Edisi Kesebelas. PT. Indeks. Jakarta
Mulyadi. 1992, Akuntansi Manajemen, 1st Edition, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta
_________. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan Ketujuh. Penerbit Aditya Media. Yogyakarta.
__________. 2003, Activity Based Costing, 6th Edition, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Partomo, T.S dan A.R Soejoedono. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi. Penerbit Ghalia.
Bogor
Sukirno, S. 2006. Ekonomi Pembangunan proses, masalah, dan kebijakan. Penerbit Kencana. Jakarta
Supriyono,R.A. 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi UGM
Swastha, B. dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi kedua.
Penerbit Liberty, Yogyakarta
Tunggal, A. Widjaja. 2000, Activity Based Costing, Edisi Revisi, Penerbit Harvarindo , Jakarta
●●●
Download