3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Masjid

advertisement
PROFIL MASJID AL-MUTTAQIEN
PERUM. TAMAN MODERN
UJUNG MENTENG, CAKUNG
JAKARTA TIMUR
I. PENDAHULUAN
1. Tinjauan Historis
Masjid Al-Muttaqien yang terletak di Perumahan Taman Modern mempunyai sejarah
yang cukup unik, karena melalui riwayat perjuangan yang panjang dan berliku serta
menggambarkan tekad syi'ar Islam para warga muslim, tokoh masyarakat, RW yang sudah
dirajut sejak kira-kira tahun1995 dengan gigih, tanpa pamrih yang mendapat dukungan positif
baik internal RW maupun external.
Bahwa mengingat kebutuhan sarana ibadah umat Islam yang sudah sangat mendesak
dimana selama ini sholat fardhu lima waktu, ataupun sholat lain, misal : sholat tarawih
berjamaah, terpaksa dilakukan di emperan rumah salah seorang warga dengan menggunakan
tenda dan menutup jalan lingkungan, maka umat Islam di lingkungan Taman Modern lebih
terpacu lagi dengan kondisi tersebut, sehingga bertekad untuk dapat menyediakan sarana
ibadah yang wajar dan memadai, yang dapat pula digunakan sebagai sarana pembinaan umat
serta menjalin persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk mewujudkan semangat niat dan tekad membangun masjid tersebut, maka
melalui kesepakatan para tokoh-tokoh masyarakat, sesepuh telah ditempuh jalan sebagai
berikut :
a. Pada tanggal 9 Maret 1997 dibentuk Panitia Pembangunan Masjid dan telah
disepakati pula meskipun masjid belum terbentuk, direncanakan jika sudah terbangun
sudah disiapkan suatu nama yaitu Masjid Jami' Al-Muttaqien. Adapun lokasinya
adalah sesuai dengan rencana tata letak yang telah ditetapkan oleh Developer yaitu di
Profil Masjid Al-Muttaqien
1
Blok H6 diatas tanah seluas + 1835 m2 (GS – No 5806/96).
b. Membuat desain dan gambar Masjid serta RAB serta mengkonsultasikan dan
mengkoordinasikan dengan instansi terkait sesuai dengan ketentuan dan prosedur
yang berlaku.
c. Panitia ini kemudian ditingkatkan menjadi Yayasan Al-Muttaqien berdasarkan Akte
Notaris Ny. Hj. Anisah Abubakar SH No.1 tanggal 9 Desember 1998.
d. Terbentuknya panitia pembangunan masjid tidak serta merta lancar dalam mencari
dana, oleh karena itu mengapa kemudian ditingkatkan untuk membentuk yayasan,
sebab dengan telah berdirinya yayasan akan berfungsi untuk melindungi dan
menaungi secara hukum kepanitiaan tersebut secara legal, karena yayasanlah yang
boleh berbadan hukum, sehingga untuk mendapatkan dana relatif lebih mudah.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud : bermaksud untuk membantu warga muslim pada umumnya, khususnya di
wilayah Jakarta Timur mempunyai gambaran tentang Masjid Al-Muttaqien.
b. Bertujuan agar lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT (Hablum
Minallah) serta mempertebal ukhuwah Islamiyah di kalangan semua umat (Hablum
Minannas) demi persatuan dan kesatuan.
3. Perkembangan Selanjutnya
a. Setelah Yayasan Al-Muttaqien berdiri sejak tanggal 9 Desember 1998, kemudian
tanggal 15 Desember 1998, Panitia Pembangunan Masjid Al-Muttaqien yang sudah
terbentuk lebih dulu pada tanggal 9 Maret 1997 mulai giat dan aktif kembali untuk
melaksanakan kegiatannya yang sempat terhenti karena belum ada yayasan yang
berbadan hukum dan secara legalitas menaunginya.
b. Kegiatan awal Yayasan melalui Panitia Pembangunan Masjid adalah mengumpulkan
Zakat, Infaq, Shodaqoh umat Islam sebagai dana swadaya masyarakat untuk
membiayai pembangunan Masjid sambil menunggu PT Modern & Realty Ltd. RE
Profil Masjid Al-Muttaqien
2
selaku pengembang memenuhi kewajibannya dalam membangun dan membaiyai
prasarana ini.
c. Membentuk dan menyelenggarakan pengajian / Majlis Ta'lim sebagai sarana dan
wahana pembinaan umat, menjalin ukhuwah Islamiyah dan persatuan bangsa serta
menumbuhkan
kepekaan,
kepedulian
dan
kesetiakawanan
sosial
dengan
memperhatikan dan membantu masyarakat kurang mampu di lingkungan dan sekitar
komplek.
d. Mengajukan permohonan ijin mendirikan bangunan Masjid Al-Muttaqien yang
kemudian oleh Walikota Jakarta Timur telah mengeluarkan ijin dengan nomor :
09/IMB/K/T/99 tanggal 3 Februari 1999.
e. Hasil pengumpulan zakat, infaq, shodaqoh umat Islam, sebagai tersebut pada point 2.b
tersebut di atas ditambah dengan bantuan dari Walikota Jakarta Timur waktu itu, telah
dimanfaatkan dan digunakan untuk pelaksanaan pembangunan awal masjid, yang baru
dapat menyelesaikan pondasi, tiang dan lantai dasar.
II. KONDISI SAAT INI
1. Kedudukan Masjid Al-Muttaqien
a. Pada tinjauan historis telah disampaikan dengan jelas bahwa terbangunnya Masjid AlMuttaqien karena peran dan partisipasi yang besar dari warga muslim Taman Modern
yang disalurkan melalui keberadaan Yayasan Al-Muttaqien yang mempunyai organ di
bawahnya yaitu Panitia Pembangunan Masjid.
b. Waktu terus berlalu, sedikit demi sedikit bangunan Masjid sudah mulai terlihat nyata
meskipun dengan perjuangan berat para jamaah baik internal maupun eksternal.
c. Setelah Masjid terbangun utuh dan kegiatan makin banyak, maka Yayasan berpkir
harus ada suatu bagian tersendiri untuk mengelola tata cara dan prosedur masjid,
termasuk kegiatan beribadah, supaya Masjid menjadi pusat dan urat nadi kegiatan
umat baik urusan keagamaan maupun juga mengurusi kegiatan sosial.
Profil Masjid Al-Muttaqien
3
d. Maka pada tahap selanjutnya Yayasan membentuk sautu unit / badan tersendiri untuk
mengelola masjid. Setelah melalui persetujuan dan kesepakatan bersama para pendiri
Yayasan dibentuklah badan tersebut dengan sebutan DKM (Dewan Kemakmuran
Masjid) yang diberi tugas oleh Yayasan untuk mengelola dan mengatur kegiatan, tatatertib, menegakkan dan menjalankan syariat Allah sesuai dengan norma / kaidah
dalam agama yang sekaligus untuk memakmurkan masjid.
2. Visi dan Misi
a. Visi
: Menciptakan kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik bagi warga
muslim Taman Modern dan sekitarnya dengan berdasarkan ajaran Islam.
b. Misi
: 1). Merencanakan dan mewujudkan sarana dan fasilitas sosial, agama,
pendidikan dan kesehatan bagi warga muslimin Taman Modern
maupun masyarakat sekitarnya, sehingga hidupnya lebih berkualitas.
2). Dalam menjalankan misi tersebut tetap berpegang teguh pada ajaran
Islam yang berazaskan Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, Pancasila
dan UUD 1945.
c. Strategi : Untuk mencapai visi dan misi tersebut, maka setiap bentuk upaya / usaha
baik Yayasan / DKM dirancang dengan menekankan kepada keterpaduan
antara manajemen, SDM dan organisasi.
1). Manajemen : kemampuan untuk merumuskan secara profesional
potensi yang dimiliki bagi kepentingan usaha pembangunan dengan
menggali potensi swasta dan masyarakat dalam memanfaatkan
peluang.
2). Tatanan organisasi yang solid, tertib dan efisien.
3). Tatanan SDM yang memiliki dedikasi dan integritas terhadap usaha
yang diemban.
4). Terwujudnya kerjasama tim yang kreatif, inovatif dan kompak.
Profil Masjid Al-Muttaqien
4
III. STRUKTUR ORGANISASI
1. Dimulai dari struktur organisasi badan yang menaungi Masjid secara legal, yaitu
Yayasan Al-Muttaqien, berbadan hukum sesuai Akta Nomor 01 tanggal 9 Desember
1998, ditetapkan oleh Notaris Nyonya Anisah Abubakar SH, yang berkedudukan di
Jakarta, kemudian diperbarui dengan Akta Nomor 09 tanggal 26 Mei 2006, Akta
Nomor 04 tanggal 28 Agustus 2006 dan Akta Nomor 01 tanggal 9 Januari 2007 yang
masuk dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27 April 2007 No.34 dengan
nama baru “Yayasan Al-Muttaqien Taman Modern” (disesuaikan dengan UndangUndang yang baru Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan).
PEMBINA
PENGAWAS
Badan Pengurus
Ketua
Wakil
Sekretaris
Bendahara
DKM
Al-Muttaqien
Mengacu kepada : UU RI No.16 tahun 2001 tentang Yayasan.
Profil Masjid Al-Muttaqien
5
Struktur DKM Al-Muttaqien
KETUA
PENASEHAT :
● Ketua Yayasan Al Muttaqien
● Ketua RW 06 Taman Modern
● Tokoh Masyarakat Taman Modern
WAKIL KETUA
SEKRETARIS 1
BENDAHARA 1
SEKRETARIS 2
BENDAHARA 2
BENDAHARA 3
SEKSI PENDIDIKAN DAN DAKWAH
SEKSI PEMELIHARAAN, PERLENGKAPAN
DAN PENGEMBANGAN MASJID
SEKSI SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
SEKSI MAJELIS TAKLIM KAUM IBU
SEKSI PEMUDA / REMAJA MASJID
2. Struktur Pengurus DKM Al-Muttaqien bersifat otonom terbatas antara lain :
a. Mempunyai struktur sendiri, namun tetap di bawah kendali Yayasan Al-Muttaqien,
terutama hal-hal yang sifatnya strategis, misal menyangkut permintaan kerjasama
dengan pihak luar (pihak ketiga).
b. Diberikan kewenangan untuk mengatur pengelolaan keuangan pada hasil kotak
amal yang diedarkan pada pengajian di rumah dan di masjid setiap bulannya
(termasuk hari Jum'at pada setiap minggunya). Hasilnya tetap dilaporkan secara
Profil Masjid Al-Muttaqien
6
periodik kepada Yayasan Al-Muttaqien.
c. Penerimaan zakat maal, wakaf ataupun sumbangan lain wajib dilaporkan kepada
Pengurus Yayasan Al-Muttaqien untuk ditentukan penggunaannya (sesuai AD
Yayasan Al-Muttaqien pasal 5 ayat 3 yang tercantum pada Akta pendirian tanggal
9 Desember 1998 yang kemudian diperbarui dan ditegaskan kembali dalam
Anggaran Rumah Tangga yang merupakan penjabaran Anggaran Dasar).
IV. PROGRAM KEMAKMURAN MASJID
1. Pendidikan
a. Sesuai dengan Anggaran Dasar Yayasn Al-Muttaqien Akta No.4 Perubahan tanggal 28
Agustus 2006 pada pasal 4, dikatakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, untuk
mencapainya diselenggarakan lembaga pendidikan formal dalam hal ini adalah
pendidikan TK dengan menempati gedung belajar di sebelah utara Masjid (masih di
dalam halaman Masjid).
b. Pendidikan TK dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Yayasan Al-Marjan yang
sudah berpengalaman dan mempunyai reputasi yang baik dalam pendidikan baik
tingkat TK sampai dengan tingkat SMP. Sejauh ini anak-anak lulusan TK AlMuttaqien yang bekerjasama dengan Yayasan Al-Marjan cukup baik hasilnya.
c. Diamping itu DKM sendiri juga telah berpartisipasi dalam mendidik bagi muadzin
maupun imam untuk menjalani kursus-kursus yang berkaitan dengan tugas mereka
termasuk kursus untuk memandikan jenazah.
d. Membantu dana pendidikan untuk anak-anak yatim / piatu, atau keluarga-keluarga
yang tidak mampu yang dilaksanakan oleh Majlis Ta'lim kaum ibu dari tingkat SD
sampai dengan SMA, dan bahkan sampai saat ini sudah berhasil memasukkan 1 orang
masuk Perguruan Tinggi serta telah meluluskan 1 orang Sarjana (STIE Adhi Niaga).
e. Pembinaan remaja masjid, sejauh ini Remaja Masjid Al-Muttaqien cukup membantu
Profil Masjid Al-Muttaqien
7
untuk dilibatkan dalam acara hari-hari besar Islam, seperti misal Maulid Nabi,
kemudian Isra' Mi'raj, menyambut Romadhon, bulan Muharam dan lain-lain. Mereka
mempunyai Group Hadrah untuk memeriahkan acara-acara tersebut.
f. Pelaksanaan ibadah rutin, pelaksanaan ibadah ritual atau ibadah mahdhoh dikelola
dengan serius karena telah ditunjuk Imam Sholat yang memenuhi syarat dengan
penampilan yang rapi dan bersih meskipun sederhana, tidak perlu penampilan yang
kelihatan mewah. Muadzin yang mengumandangkan adzan ditunjuk jamaah yang
memiliki suara dengan lafal yang jelas dan bacaan yang benar.
g. Untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak di TPA, ditunjuk Ustadz (guru
agama) yang dapat dengan tekun dan sabar mengajarkan bacaan dan artinya dengan
benar.
2. Manajemen Ibadah Sosial
a. Ibadah sosial (kemasyarakatan) atau juga ibadah ijtima'iyyah adalah ibadah yang
banyak berhubungan dengan umat (masyarakat) meskipun terkait dengan Allah SWT,
misal penyembelihan hewan qurban yang dagingnya dibagi-bagikan kepada yang
memerlukan, sedangkan takwanya yang sampai kepada Allah SWT (secara vertikal),
sedangkan horizontalnya kepada masyarakat. Tata cara pengelolaannya diatur
tersendiri oleh panitia qurban.
b. Kegiatan pada bulan suci Romadhon antara lain :
1). Buka puasa bersama di masjid.
2). Tadarus bapak-bapak dan ibu-ibu.
3). Santunan yatim / piatu / dhuafa / dan pekerja kebersihan yang khusus bekerja di
Taman Moderen, diatur tersendiri oleh Majelis Ta'lim kaum ibu.
4). Penerimaan Zakat, Infaq, Shodaqoh yang diatur oleh panitia tersendiri.
5). Pembagian Zakat kepada fakir miskin yang berhak, biasanya dilakukan 2-3 hari
menjelang hari raya Id (Idul Fitri).
Profil Masjid Al-Muttaqien
8
6). Shalat Idul Fitri yang penyelenggaraannya dilakukan di Masjid Al-Muttaqien.
c. Kegiatan pada hari raya Idul Adha antara lain :
1). Menerima dan menyalurkan hewan-hewan qurban (sapi, kambing) setelah
disembelih menurut syariat Islam.
2). Sebelum disembelih, telah didatangkan dokter-dokter hewan dari Dinas Kesehatan
untuk memeriksa apakah hewan-hewan tersebut layak untuk dikonsumsi.
3). Setelah dimasukkan di kantong plastik dibagi-bagi kepada para mustahik yang
berhak, rata-rata setiap pembagian sejumlah kurang lebih 3000 kantong.
4). Pelaksanaan Shalat Idul Adha.
3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Masjid
a. Memaksimalkan tata ruang masjid yaitu dengan memanfaatkan ruangan yang tersedia
pada bangunan masjid baik yang berada di dalam menyatu dengan bangunan maupun
yang berada di luar (halaman) pagar, termasuk pengelolaan bangunan TK yang
terletak di sebelah kiri Masjid.
b. Penggunaan Masjid sebagai sarana ibadah dalam setiap harinya untuk persiapan
sarana, peralatan dan pelaksanaannya dilakukan oleh petugas DKM yang ditunjuk
(Imam, Muadzin).
c. Tempat ibadah shalat diperlukan ruang utama (lantai atas untuk shalat Fardlu 5 waktu,
sedang untuk shalat Jum'at bisa lantai atas dan bawah). Lantai bawah setiap hari
Jum'at sekitar pukul 14.00 dimanfaatkan untuk pengajian Majelis Ta'lim kaum ibu dan
juga pada hari-hari tertentu digunakan untuk TPA.
d. Perawatan masjid untuk kebersihan dan kerapihannya setiap hari termasuk ruangan
untuk bersuci maupun ruangan lain untuk mandi serta ruang toilet tetap terjaga
kebersihannya dan ini menjadi tugas dan tanggung jawab Marbot ataupun petugas lain
yang membantu.
e. Pengelolaan mobil jenazah.
Profil Masjid Al-Muttaqien
9
1). Keberadaan mobil jenazah telah memberikan manfaat yang besar bagi warga
masyarakat, tidak saja bagi warga di lingkungan kecamatan Cakung namun bisa
mengcover lebih luas lagi.
2). Persyaratan cukup mudah, khususnya bagi warga yang tidak mampu karena
dibebaskan dari beaya, hanya sukarela, terutama keluar kota.
3). Persyaratan secara rinci telah diatur tersendiri dalam juklak.
V. PENUTUP
Sebagai penutup, profil singkat ini.jauh dari sempurna namun diharapkan dapat
memberikan gambaran singkat kepada para pembaca tentang Masjid Al-Muttaqien.
Jakarta, 28 Juni 2015
Ketua Yayasan Al-Muttaqien
Drs. H. Suwardi, SH.
Profil Masjid Al-Muttaqien
10
Download