Di zaman Rasulullah saw, masjid/musala menjadi sarana untuk

advertisement
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.( QS Al-Baqoroh ; 261)
I.
PENDAHULUAN
Keberadaan sarana ibadah di setiap instansi amat dibutuhkan. Begitu juga keberadaan musala
di Pascasarjana Untirta. Soalnya, saat ini tidak ada sarana ibadah yang layak di pasca. Memang,
Untirta sudah memiliki Masjid Syech Nawawi Al-Bantani di depan, tetapi sering ketinggalan untuk
berjamaah. Selain itu, dengan aktivitas mahasiswa dan civitas di pasca begitu padat.
Seperti kita pahami bahwa sejak zaman Rasulullah Muhamad SAW, masjid/musholla bukan
hanya tempat ibadah tetapi merupakan pusat kegiatan berdimensi luas. Ketika Rasulullah Saw
dan para sahabatnya Hijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau singgah di suatu tempat yang
dikenal dengan Quba. Disinilah Rasulullah membangun sebuah mesjid yang diberi nama Mesjid
Quba. Begitu juga ketika sampai di Madinah Rasulullah membangun Mesjid Nabawi. Ini semua
menunjukan bahwa mesjid memiki kedudukan yang sangat penting bagi kaum muslimin.
Di zaman Rasulullah saw, masjid/musala menjadi sarana untuk memperkokoh iman para
sahabatnya. Disamping itu, mesjid/musholla juga digunakan sebagai sarana peribadatan dan
tempat mengkaji ajaran Islam. Allah berfirman : Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid
Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, dan Hari Kemudian, serta tetap
mendirikan Shalat, menunaikan Zakat, dan tidak takut(kepada siapa pun) selain kepada Allah
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk (QS:At-Taubah:8)
Masjid atau musala mengajarkan kaum muslimin banyak hal. Dalam salat berjamaah misalnya,
banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil. Roh jama’i dan kebersamaan, ketaatan kepada
pemimpin, tujuan hidup yang satu, kesamaan langkah dan gerak, serta masih banyak pelajaran
lainya bisa kita ambil dari tempat yang suci ini.
Kebersihan juga pelajaran penting yang bisa diambil dari roh dan semangat masjid. Berangkat
ke masjid atau musala dalam keadaan berwudu dan melepas alas kaki ketika memasuki masjid
atau musala. Hal ini mengajarkan kepada setiap pribadi muslim untuk menjaga kebersihan,
Setiap mereka harus memulai pekerjaan sehari-hari dengan niat bersih.
Rasulullah saw menjadikan masjid sebagai sentral ilmu pengetahuan. Dari masjidlah Rasulullah
membina masyarakat baru Madinah. Ahlu Suffah adalah mereka yang banyak mengambil
manfaat dari ajaran Rasulullah. Disamping mereka tinggal dibagian belakang masjid mereka
juga sangat tekun menghafal hadis-hadis Rasulullah saw. Abu Hurairah adalah salah seorang
dari ratusan Ahli Shuffah yang banyak meriwayat hadis dibandingkan sahabat lain. Tradisi
menjadikan masjid sebagai pusat ilmu pengetahuan ini diteruskan oleh para ulama muslimin
dalam mengembangkan risalah Islam setelah wafatnya Rasulullah saw.
Di era modern sekarang ini kita harus mampu memerankan dan memakmurkan masjid atau
musala. Memakmurkan masjid musala mempunyai dua pengertian. Hissi dan maknawi. Hissi
berarti membangun masjid atau musholla secara fisik, membersihkanya, melengkapi sarana
wudu dan yang lainnya. Sedangkan memakmurkan masjid atau musala secara maknawi adalah
meramaikan masjid/ musala dengan salat berjamaah, membaca Alquran, itikaf, dan ibadah lain.
Dan yang tidak kalah penting adalah menjadikan masjid atau musala sebagai pusat kegiatan dan
pengembangan masyarakat.
Di samping itu kita harus bisa memosisikan masjid atau musala sebagai wadah pemersatu kaum
muslimin. Menghidupkan kembali peranan masjid dengan segala macam aktivitas yang telah kita
paparkan diatas yang telah terbukti membawa kaum muslim pada puncak peradaban besar.
Wallahu a`lamu bissawab.
II. DASAR HUKUM
1. Firman Allah swt
“Hanyalah orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Alllah adalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari Akhirat, serta tetap mendirikan Shalat, mengeluarkan Zakat
dan tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah. Mereka itulah orang-orang yang
diharapkan untuk menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At Taubat :18).
2. Sabda Rasulullah Saw :
Barang siapa yang telah membangunkan sebuah masjid, yang sengaja mencari keridhaan
Allah, nanti Allah buatkan pula untuknya sebuah rumah di dalam syurga (Hr Bukhari dan
Muslim).
3. Musyawarah civitas akademik Pascasarjana Untirta.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan pembangunan musala antara lain :
1. Menyediakan sarana ibadah bagi umat Islam pada umumnya dan civitas Pascasarjana
Untirta pada khususnya.
2. Memberikan sarana dalam peningkatan akidah, aklakul karimah, serta membina
ukhuwah Islamiyah
3. Membentengi kepribadian dan fitrah manusia sebagai mahluk yang diciptakan oleh Allah swt
sebagai kalifah dimuka bumi ini dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.
.
IV. SUMBER DANA
1. Donatur tetap
2. Donatur tidak tetap
- Simpatisan / masyarakat muslim
- Instansi pemerintah maupun swasta.
V. SUSUNAN PANITIA
Terlampir
VI. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Terlampir
VII. LOKASI DAN GAMBAR
Terlampir
VIII. PENUTUP
Demikian proposal pembangunan Musala pascasarjana Untirta ini kami disampaikan dengan
harapan semoga pembangunan musala terwujud dan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
iman dan takwa kepada Allah swt bagi umat Islam. Peran dan partisipasi dari semua pihak
sangat diharapkan agar rencana dan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan lancar. Semoga
proposal ini dapat dijadikan acuan dalam mewujudkan usaha pembangunan musala sehingga
memeroleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang rencana pembangunan ini. Atas dukungan
dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah swt membalas segala amal
serta melipatgandakan pahalanya Amin!
Lampiran
LEMBAR PENGESAHAN
Serang, 2 September 2014
PANITIA PEMBAGUNAN MUSALA PASCASARJANA UNTIRTA
Ketua,
Sekretaris
Agus Iryana, S.Pd.
Beben Somantri, S.Pd.
Mengetahui;
Direktur Pascasarjana Untirta,
Dr. Chussaery Rusdi Syarief, M.Si.
Tembusan :
1.
2.
3.
4.
Rektor Untirta
Pembantu Rektor (PR) III Bidang Kemahasiswaan
Ketua DKM Syech Nawawi Al-Bantani
Kaprodi-kaprodi Pascasarjana Untirta
Lampiran
PANITIA PEMBANGUNAN MUSALA
PASCASARJANA UNTIRTA
Jalan Raya Serang-Jakarta Km 4, Cipocok Jaya, Kota Serang
Penasihat
:
Direktur Pascasarjana Dr. Chussaery Rusdi Syarief, M.Si.
Wakil Direktur I Dr. Aceng Hasani, M.Pd.
Ketua
:
Agus Iryana, S.Pd.
Sekretaris
:
Beben Somantri, S.Pd.
Bendahara
:
Budiarti
Seksi-Seksi
Seksi Perencanaan dan Pembangunan
:
Azmi Maulidy
Seksi Pendanaan
:
Sudrajat
Seksi Pengadaan dan Logistik
:
M. saleh Asnawi
Seksi Dokumentasi
:
Ayu Agustianti, SE.
Seksi Humas
:
Jamaludin, SE.
Catatan
:
Untuk donatur atau hamba Allah yang akan menyisihkan dananya di jalan Allah, sumbangan dapat
ditransfer ke:
No Rek.
A/n
: 2450430253
: Agus Iryana
Bank
: BCA
Lampiran
Gedung c
pascasarjana
mushola
Tempat wudhu
GEDUNG C
3 meter
imam
6.5 meter
makmum
Tempat wudhu
MUSALA
Lampiran
RNCANA ANGGARAN BIAYA
Semen
30 sak x Rp70.000
Rp2.100.000
Pasir
2 truk x Rp1.200.000
Rp2.400.000
Keramik 40 cm
18 m x Rp52.000
Rp936.000
Genting
500 x Rp1.500
Rp750.000
Bata
1.500 x Rp500
Rp750.000
Kaca
3x3m
Rp2.000.000
AC
1 x Rp3.000.000
Rp3.000.000
Petukang
4 orang x 21 hari x Rp400.000
Rp8.400.000
Jumlah
Rp20.336.000
Download