BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan nila

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi yang
tidak saja dapat tumbuh baik di air tawar, namun juga air payau dan laut.
Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang
beriklim tropis dan subtropis. Sebagai sebuah komoditas perikanan, nila
mengandung potensi ekonomi cukup besar. Salah satu penyakit yang sering
ditemukan pada ikan adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh
Aeromonas hydrophila. Serangan penyakit pada ikan dapat timbul sewaktuwaktu, bersifat eksplosif (meluas), penyebarannya cepat dan sering kali
menimbulkan kematian yang cepat pula (Tanbiyaskur, 2011).
Pada umumnya sumber dan cara penularan penyakit akibat serangan
bakteri antara lain melalui air, ikan yang sakit, makanan, dan peralatan yang
tercemar atau karena pemindahan ikan yang terserang bakteri dari satu
tempat ke tempat yang lain (Ghufran & Kordi, 2004). Dalam menanggulangi
penyakit pada ikan, salah satu metode pengobatan yang dipakai adalah
dengan menggunakan antibiotika. Antibiotika yang efektif untuk mengobati
infeksi Aeromonas hydrophila diantaranya dari golongan fluorokuinolon
(Austin & Austin, 2007).
Enrofloksasin adalah antibiotika sintetik dari kelompok fluorokuinolon
yang memiliki spektrum mekanisme luas untuk pengobatan berbagai infeksi
bakteri pada hewan. Penggunaan enrofloksasin secara intensif pada
peternakan dan akuakultur berdampak pada isu mengenai adanya residu
enrofloksasin dalam makanan dan terbentuknya resistensi bakteri terhadap
enrofloksasin pada hewan. Residu akan mempengaruhi kesehatan manusia,
khususnya pengobatan terhadap penyakit infeksi. Keberadaan residu
enrofloksasin dalam produk pangan asal hewan perlu mendapat perhatian.
Dampak ekonomi lain dari keberadaan residu enrofloksasin pada produk asal
hewan berakibat pada penolakan produk terutama pada produk komoditas
ekspor (Zahid et al., 2005).
Berdasarkan uraian di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian untuk
mengetahui seberapa besar residu enrofloksasin yang dihasilkan akibat
penggunaan dari antibiotika tersebut yang diberikan secara rendaman pada
kasus kejadian infeksi Aeromonas hydrophila yang dideteksi secara kualitatif
dan kuantitatif. Penelitian ini juga sebelumnya belum pernah dilakukan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar residu antibiotika
enrofloksasin pasca pengobatan secara rendaman pada daging ikan nila yang
diinfeksi dengan Aeromonas hydrophila pada bulan ke-2 setelah pengobatan
dan untuk mengetahui kemampuan konsumsi daging ikan nila yang diberi
pengobatan pada bulan ke-2 pasca pengobatan.
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi
ilmiah mengenai
residu antibiotika
enrofloksasin pada ikan nila secara kualitatif dan kuantitatif serta memberikan
informasi bahaya residu antibiotika yang terdapat pada produk pangan apabila
dikonsumsi.
Download