1 Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah

advertisement
Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah
Oleh : Kasful Anwar.Us
Abstrak
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan merupakan salah
satu kewajiban yang harus ditempuh oleh personal maupun sosial yang tidak
bisa ditawar lagi. Karena pada dasarnya pendidikan adalah merupakan proses
sosial yang bertujuan untuk mengembangkan potensi hidup manusia guna
menghadapi tuntutan zaman dimasa yang akan datang, seiring dengan
perkembangan dan perubahan zaman yang semakin lama semakin bergeser.
Manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang
turut serta didalam mencapai tujuan yang disepakati. Dalam kaitannya dengan
pengembangan pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran dan tugas yang
sangat penting. Hal ini dikarenakan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
merupakan salah satu faktor yang mendorong bagi kemajuan dunia
pendidikan. Artinya kepala sekolah dituntut harus mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan inovasi pendidikan yang sekiranya sudah tidak relevan
lagi dengan keadaan saat ini demi tercapainya pembangunan bangsa dan
negara.
Kata Kunci: Manajemen, Kepemimpinan Kepala Sekolah
A. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu
organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut.
Pentingnya kepemimipinan seperti yang dikemukakan oleh James M. Black
pada Manajemem: a Guide to Executive Command dalam Sadili Samsudin
yang dimaksud dengan “Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan
menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya
sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Sementara R. Soekarto Indrafachrudi mengartikan “Kepemimpinan
adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa
1
sehingga tercapailah tujuan itu”.1 Kemudian menurut Maman Ukas
“Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat
mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu
pencapaian suatu maksud dan tujuan”2. Sedangkan George R. Terry dalam
Miftah Thoha mengartikan bahwa “Kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi”.3
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan
adalah
kemampuan
yang
dimiliki
seseorang
dalam
mempangaruhi orang lain untuk mau bekerja sama agar mau melakukan
tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.
B. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata
kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi
tempat menerima dan memberi pelejaran. Jadi secara umum kepala sekolah
dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana temapat
menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo mengartikan bahwa:
“Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran4. Sementara Rahman dkk
mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan
fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala
sekolah) di sekolah”5.
1
Soekarto Indarafachrudi. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia
Indonesia. Hlm. 2
2
Maman Ukas. 2004. Manajemen. Bandung: Agini. Hlm. 268
3
Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo. Hlm. 5
4
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm.
83
5
Rahman (at all). 2006. Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Jatinangor: Alqaprint. Hlm. 106
2
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk
memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu
bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan
mengembangkan
kompetensinya
yang
bertujuan
agar
kualitas
keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya
ayang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama.
C. Kepemimpinan Kepala Sekolah
DALAM era desentralisasi seperti saat ini, di mana sektor pendidikan
juga dikelola secara otonom oleh pemerintah daerah, praksis pendidikan harus
ditingkatkan ke arah yang lebih baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan
daerah maupun kepentingan nasional. Manajemen sekolah saat ini memiliki
kecenderungan ke arah school based management (manajemen berbasis
sekolah/MBS).
Dalam konteks MBS, sekolah harus meningkatkan keikutsertaan
masyarakat
dalam
pengelolaannya
guna
meningkatkan
kualitas
dan
efisiensinya. Meskipun demikian, otonomi pendidikan dalam konteks MBS
harus dilakukan dengan selalu mengacu pada akuntabilitas terhadap
masyarakat, orangtua, siswa, maupun pemerintah pusat dan daerah.
Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan berhasil dengan baik,
kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan berarti
peningkatan kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu
berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Kepala
sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai
manajer ia harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi
secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan
3
fungsi-fungsi manajemen dengan baik, meliputi (1) perencanaan; (2)
pengorganisasian; (3) pengarahan; dan (4) pengawasan.6
Dari segi kepemimpinan, seorang kepala sekolah mungkin perlu
mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang
ada
di
sekolah
dapat
berfungsi
secara
optimal.
Kepemimpinan
transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang
mengutamakan pemberian kesempatan, dan atau mendorong semua unsur
yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system)
yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru, siswa, pegawai,
orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya) bersedia, tanpa paksaan,
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah.
Ciri seorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan
transformasional
(Luthans,
1995:
358)
adalah
sebagai
berikut:
(1)
mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan (pembaruan); (2) memiliki
sifat pemberani; (3) mempercayai orang lain; (4) bertindak atas dasar sistem
nilai (bukan atas dasar kepentingan individu, atau atas dasar kepentingan dan
desakan kroninya); (5) meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus;
(6) memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas,
dan tidak menentu; serta (7) memiliki visi ke depan.7
DALAM era desentralisasi, kepala sekolah tidak layak lagi untuk takut
mengambil inisiatif dalam memimpin sekolahnya. Pengalaman kepemimpinan
yang bersifat top down seharusnya segera ditinggalkan. Pengalaman
kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat instruktif dan top down memang
telah lama dipraktikkan di sebagian besar sekolah kita ketika era sentralistik
masih berlangsung.
Beberapa fenomena pendidikan persekolahan sebagai hasil dari model
kepemimpinan yang instruktif dan top down dapat kita sebutkan, antara lain,
sistem target pencapaian kurikulum, target jumlah kelulusan, formula
kelulusan siswa, dan adanya desain suatu proyek peningkatan kualitas sekolah
6
7
Syaiful Sagala. 2002. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta CV
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
4
yang harus dikaitkan dengan peningkatan NEM (nilai ebtanas murni-Red)
secara instruktif. Keadaan ini berakibat pada terbelenggunya seorang kepala
sekolah dengan juklak dan juknis. Dampak negatifnya ialah tertutupnya
sekolah pada proses pembaruan dan inovasi.
Keadaan ini pernah dialami oleh penulis ketika harus melakukan
diseminasi classroom action research di sekolah-sekolah. Kepala sekolah yang
mengadopsi kepemimpinan instruksi-otoritarian tidak selalu bisa memberi
peluang kepada penulis untuk mengajak para guru melakukan classroom
action research di kelasnya, dengan alasan kegiatan penelitian kelas itu akan
mengganggu pencapaian target kurikulum yang telah dicanangkan oleh pusat.
Di sisi guru, sebenarnya sangat mendambakan untuk selalu
meningkatkan profesionalisme secara berkelanjutan melalui classroom action
research. Sebab mereka sebenarnya mengerti, dengan melakukan penelitian itu
para guru akan mampu melakukan refleksi terhadap praktik pembelajaran
yang selama ini dilakukannya. Para guru telah dilatih berhari-hari mengenai
cara-cara melakukan classroom action research. Tetapi, gara-gara ada kepala
sekolah tidak reseptif terhadap inovasi, akhirnya guru harus puas dengan
praktik yang bertahun-tahun dilakukan dan dianggap telah baik tanpa ada
sistem feedback yang diperolehnya dari penelitian tindakan kelas.
Kepala
sekolah
yang
memiliki
kepemimpinan
partisipatif-
transformasional memiliki kecenderungan untuk menghargai ide-ide baru,
cara baru, praktik-praktik baru dalam proses belajar-mengajar di sekolahnya,
dan dengan demikian sangat senang jika guru melaksanakan classroom action
research. Sebab, dengan penelitian kelas itu sebenarnya guru akan mampu
menutup gap antara wacana konseptual dan realitas dunia praktik profesional.
Akibat positifnya ialah dapat ditemukannya solusi bagi persoalan keseharian
yang dihadapi guru dalam proses belajar-mengajar di kelas. Jika hal ini terjadi,
berarti guru akan mampu memecahkan sendiri persoalan yang muncul dari
praktik
profesionalnya,
dan
oleh
karena
itu
mereka
dapat
selalu
meningkatkannya secara berkelanjutan.
5
Oleh karena itu, seyogianya kepemimpinan kepala sekolah harus
menghindari
terciptanya
pola
hubungan
dengan
guru
yang
hanya
mengandalkan kekuasaan, dan sebaliknya perlu mengedepankan kerja sama
fungsional. Ia juga harus menghindarkan diri dari one man show, sebaliknya
harus menekankan pada kerja sama kesejawatan; menghindari terciptanya
suasana kerja yang serba menakutkan, dan sebaliknya perlu menciptakan
keadaan yang membuat semua guru percaya diri.
Kepala sekolah juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika,
sebaliknya perlu membuktikan memiliki kemampuan kerja profesional; serta
menghindarkan diri agar tidak menyebabkan pekerjaan guru menjadi
membosankan.
D. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pendidikan
Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses
manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk
memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.
Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan: (1) menjabarkan
sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar,
(2) kepala administrasi, (3) sebagai manajer perencanaan dan pemimpin
pengajaran, dan (4) mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan
memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah.8
Dikemukakan pula bahwa sebagai kepala administrasi, kepala sekolah
bertugas untuk membangun manajemen sekolah serta bertanggungjawab
dalam pelaksanaan keputusan manajemen dan kebijakan sekolah.
Sementara itu, menurut pendapat Sanusi yang dikutip M. Idochi Anwar
dan Yayat Hidayat Amir (2002) bahwa : “ Perubahan dalam peranan dan
fungsi sekolah dari yang statis di jaman lampau kepada yang dinamis dan
fungsional-konstruktif di era globalisasi, membawa tanggung jawab yang
lebih luas kepada sekolah, khususnya kepada administrator sekolah.
8
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan
Kekepalasekolahan, Jakarta: Rineka Cipta., 2009. Hlm. 10
Kepemimpinan
Transformasional
6
Pada mereka harus tersedia pengetahuan yang cukup tentang kebutuhan
nyata masyarakat serta kesediaan dan keterampilan untuk mempelajari secara
kontinyu perubahan yang sedang terjadi di masyarakat sehingga sekolah
melalui program-program pendidikan yang disajikannya dapat senantiasa
menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dan kondisi baru “.
Diisyaratkan oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebagai salah
satu
kategori
administrator
pendidikan
perlu
melengkapi
wawasan
kepemimpinan pendidikannya dengan pengetahuan dan sikap yang antisipatif
terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk
perkembangan
kebijakan
makro
pendidikan.
Wujud
perubahan
dan
perkembangan yang paling aktual saat ini adalah makin tingginya aspirasi
masyarakat
terhadap
pendidikan,
dan
gencarnya
tuntutan
kebijakan
pendidikan yang meliputi peningkatan aspek-aspek pemerataan kesempatan,
mutu, efisiensi dan relevansi.
Pada bagian lain, Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2002) dengan
mengutip dari Dirawat mengemukakan tentang pemikiran Bogdan bahwa
dalam perspektif peningkatan mutu pendidikan terdapat empat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan, yaitu : (1)
kemampuan mengorganisasikan dan membantu staf di dalam merumuskan
perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap; (2)
kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri
sendiri dari guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya; (3) kemampuan untuk
membina dan memupuk kerja sama dalam mengajukan dan melaksanakan
program-program supervisi; dan (4) kemampuan untuk mendorong dan
membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka
dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada
setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah itu sebaikbaiknya.
Wildavsky (Sudarwan Danim, 2002) mengemukakan bahwa salah satu
preposisi tentang kebijakan pendidikan bagi kepala sekolah atau calon kepala
sekolah, bahwa “kompetensi minimal seorang kepala sekolah adalah memiliki
7
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keadministrasian sekolah;
keterampilan hubungan manusiawi dengan staf, siswa dan masyarakat, dan
keterampilan teknis instruksional dan non instruksional.”
Hal serupa dikemukakan oleh Kantz dalam Segiovanni (Sudarwan
Danim, 1995) bahwa dalam keseluruhan mekanisme kerja manajemen sekolah
sebagai proses sosial, mengemukan tiga jenis keterampilan yang seyogyanya
dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu : (1) keterampilan teknis, yakni
keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, metode, dan teknikteknik tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu; (2) keterampilan
manusiawi yakni keterampilan yang menunjukkan kemampuan seorang
manajer di dalam bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien; (3)
keterampilan konseptual yakni keterampilan yang berkenaan dengan cara
kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur di
atasnya dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja
sekolah secara keseluruhan.9
Kepala sekolah harus mampu menjadi manajer yang efisien dan
pimpinan yang efektif. Dia harus mencerminkan tampilan kekepa-lasekolahan
sejati, yaitu memiliki kemampuan manajemen dan dapat menampilkan sikap
dan sifat sebagai kepala sekolah. Istilah keke-palasekolahan bermakna segala
seluk-beluk
yang berkaitan dengan tugas
kepala sekolah. Perilaku
kekepalasekolahan tercermin dari kristalisasi interaksi antara fungsi organik
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian, serta evaluasi dan pelaporan) dengan fungsi substantif, yaitu
akademik, ketenagaan, keuangan, fasilitas, kehumasan, pelayanan khusus, dan
sebagainya. Fungsi organik manajemen merupakan roda gigi dalam
menjalankan fungsi substantif. Interaksi sinergis keduanya mela-hirkan sosok
perilaku kekepalasekolahan ideal, yaitu yang mampu membawa organisasi
sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
9
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan
Kekepalasekolahan, Jakarta: Rineka Cipta., 2009. Hlm. 11
Kepemimpinan
Transformasional
8
Kepala sekolah tidak hanya mengelola sekolah dalam makna statis,
melainkan mengerakkan semiia potensi yang berhubungan langsung atau tidak
langsung bagi kepentingan proses pembelajaran siswa. Kegagalan kepala
sekolah menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien akan
berdampak pada mutu prestasi dan masa depan peserta didik. Semua
komunitas sekolah memerlukan bim-bingan dan pembinaan dari kepala
sekolah dalam upaya mewujudkan proses belajar yang efektif.
Peningkatan mutu pendidikan persekolahan sangat ditentukan oleh
kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan staf penga-jar dan anggota
komunitasnya secara keseluruhan. Peran utama kepala sekolah antara lain
adalah mengembangkan agar sekolah menjadi lembaga pendidikan yang baik
dan mampu mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah bertanggungjawab
menjaga dan memotivasi guru, peserta didik, dan staf administrasi sekolah
agar mau dan mampu melaksanakan ketentuan dan peraturan yang berlaku di
sekolah. Di sinilah esensi bahwa kepala sekolah harus mumpuni menjalankan
peran kekepalasekolahan (school principahhip), berikut kemampuannya di
bidang manajemen sekolah.
Beberapa tanggung jawab di atas menunjukkan peran penting kepala
sekolah secara utuh. Dia harus mengusahakan agar brientasi kerja, iklim
organisasi, dan budaya sekolah yang berorientasi untuk kepentingan peserta
didik. Antara guru dan kepala sekolah harus bekerja sama dalam
membicarakan segala rencana, termasuk mene-tapkan kurikulum di sekolah
yang berpedoman pada kurikulum inti. Kepala sekolah dengan dibantu oleh
wakil dan staf pengajar selalu mengupayakan tereipta dan terbinanya suasana
yang kondusif serta sifat kekeluargaan yang mendukung berlangsungnya
proses belajar mengajar yang efektif. Dia juga berfungsi memotivasi dan
membuat orang tua siswa terlibat aktif pada proses pengembangan sekolah,
khususnya sebagai penyandang dana dan penyedia sarana lainnya se-suai
dengan kebutuhan proses pembelajaran.
Deskripsi di atas bermakna bahwa peran kepala sekolah sangat penting
dalam menentukan berhasil tidaknya sekolah dalam men-jalankan tugas
9
kekepalasekolahan
untuk
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
mengembangkan manusia seutuhnya. Baik atau buruk se-buah sekolah lebih
banyak ditentukan oleh kemampuan profesional kepala sekolah sebagai
pengelolanya. Fungsi kepala sekolah selain sebagai manajer, juga sebagai
pemikir dan pengembang (brain power) yang tugas utamanya adalah
memikirkan kemajuan sekolah.
Kepala sekolah dituntut mampu berperan sebagai seorang pemimpin
profesional. Ciri khas kepala sekolah yang profesional adalah menguasai
secara baik pekerjaannya melebihi rata-rata personalia lain di sekolah, dan
memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaannya sesuai dengan kode
etik profesinya. Menurut Wahjosumidjo sekolah yang berhasil adalah sekolah
yang memiliki pemimpin yang berhasil. Kepemimpinan sekolah yang "baik"
akan menciptakan kultur sekolah yang berhasil mendorong guru bekerja
dengan penuh dedikasi dan siswa belajar keras tanpa paksaan. 10 Dengan kata
lain, Wahjosumidjo mengisyaratkan pentingnya pemimpin sekolah yang
memiliki harapan tinggi terhadap guru dan siswa. Di samping itu,
kepemimpinan sekolah yang berhasil akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjadi dirinya sendiri, terbiasa dengan hidup tertib, dan
mematuhi peraturan-peraturan sekolah.11
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah
harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas
dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo adalah:
a. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang
dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa,
staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab
kepala sekolah
10
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
11
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan, Jakarta: Rineka Cipta., 2009. Hlm. 13-15
10
b. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala
sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis,
kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta
harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling
berkaitan.
c. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam
lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari
manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa
menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam
konflik tersebut.
d. Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat
membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang
secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling
pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau
koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3)
terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga
aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
e. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
f. Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu
organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah
sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn kesulitan-kesulitan.
Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan
sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut. 12
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham
tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya
kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran
kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang
12
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm.
97
11
diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan hubungan
antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil
keputusan.
Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat
penulis uraikan sebagai berikut:
a. Peranan hubungan antar perseorangan
1) Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala
sekolah sebagai lambang sekolah.
2) Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk
menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat
melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai
tujuan.
3) Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara
kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar
sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara
antara guru, staf dan siswa.
b. Peranan informasional
1) Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap
lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang
berpengaruh terhadap sekolah.
2) Sebagai
disseminator.
Kepala
sekolah
bertanggungjawab
untuk
menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf,
dan orang tua murid.
3) Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di
luar yang dianggap perlu.
c. Sebagai pengambil keputusan
1) Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan
sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru
serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul
di lingkungan sekolah.
12
2) Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler). Kepala
sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan
memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
3) Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala
sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang
akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan
dibagikan.
4) A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan
pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi
kebutuhan sekolah.13
E. Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan peimipin formal yang tidak bisa diisi oleh orangorang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepal sekolah
bertangggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun dalam mencipatakan
iklim sekolah yang kondusif yang menumbuhnkan semangat tenaga pendidik
maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala sekolah inilah, kepala
sekolah diharapakan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan
untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses pencapaian
tujuan.
Peranan pemimpin dalam menggerakkan organisasi sangat menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya. Sehingga seorang
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah dituntut dalam kemampuan mengelola
organisasi/ sekolah yang dipimpinnya antara lain : kemampuan mendorong dan
mengajak orag lain untuk berbuat sesatu guna mencapai tujuan bersama dan
kemampuan serta penguasaan pengetahuan di bidang anajemen sekolah.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
yang diterapkan dunia pendidikan, sehingga menuntut penguasaan kepala sekolah
13
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/02/kemampuan-manajerial-kepala-sekolah/
13
secara professional. Untuk itu kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk
melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah dan berkesinambungan.
14
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Kusnandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo
Maman Ukas. 2004. Manajemen. Bandung: Agini
Muhammad Surya. Organisasi profesi, kode etik dan Dewan Kehormatan Guru.
Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rahman (at all). 2006. Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint.
Sadili Samsudin.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka
Setia
Soekarto Indarafachrudi. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif.
Bogor: Ghalia Indonesia
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kepandidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Syaiful Sagala. 2002. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta
CV
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/02/kemampuan-manajerial-kepalasekolah/
15
Download