2 tersebut mendorong para pelaku pendidikan untuk melakukan

advertisement
2
tersebut mendorong para pelaku pendidikan untuk melakukan inovasi
pendidikan salah satunya dengan cara pengembangan desain kurikulum dan
pembelajaran yang relevan dengan kondisi dunia kerja yang dibutuhkan oleh
lulusan SMK saat ini.
Kurikulum yang dilaksanakan di SMK adalah kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). KTSP diharapkan mampu diterapkan sepenuhnya di
SMK sehingga mampu menghasilkan lulusan yang bermutu. Namun fakta
yang ditemukan dilapangan berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Mukhidin
dan Wawan (2006: 12) menyatakan bahwa KTSP belum sepenuhnya dapat
diterapkan oleh SMK.
Berdasarkan kajian kebijakan kurikulum sekolah menengah tahun 2008
yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa hambatan yang ditemukan dalam
implementasi KTSP adalah kurangnya kompetensi guru. Seringkali terjadi
bahwa implementasi suatu kurikulum baru tidak diikuti dengan pengimbangan
kemampuan guru dan tindakan bagaimana meningkatkan guru-guru sebagai
ujung tombak dalam implementasi kurikulum yang dimaksud. Dalam kajian
tersebut juga diungkapkan bahwa kegagalan implementasi kurikulum
disebabkan oleh rendahnya pengetahuan konseptual guru, kurang penguasaan
terhadap topik yang diajarkan dan kesalahan interpretasi dari apa yang tertulis
dalam dokumen kurikulum.
Mutu lulusan SMK tidak hanya ditentukan oleh desain kurikulum,
namun proses pembelajaran di kelas juga menentukan mutu lulusan SMK
3
tersebut. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 19 dijelaskan bahwa, “proses pembelajaran pada
satuan
pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa proses
pembelajaran merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga pihak-pihak yang
terkait dan berkepentingan seharusnya senantiasa responsif terhadap dinamika
yang terjadi dalam dunia pendidikan di antaranya melalui berbagai kajian
terhadap pembelajaran.
Kenyataan di lapangan proses pembelajaran yang dilakukan di SMK
belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan di SMK sangat dipengaruhi
oleh kompetensi guru, hal ini selaras dengan temuan Badan Penelitian dan
Pengembangan
Departemen
Pendidikan
Nasional
tahun
2008
yang
menyatakan bahwa proses pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi guru.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka perlu dilakukan penelitian
tentang manajemen kurikulum dan pembelajaran. Kedudukan penelitian ini
secara umum berada pada konteks penelitian informasi manajemen kurikulum
dan pembelajara. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMK.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dipaparkan
dapat
diidentifikasikan permasalahan-permasalahan khususnya yang terkait dengan
penerapan manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMK. Masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat serapan lulusan SMK terhadap dunia industri dan dunia
usaha, hal ini dikarenakan desain kurikulum dan pembelajaran yang
dilakukan saat ini belum revelan dengan kondisi dunia industri dan dunia
usaha yang berkembang pesat.
2. KTSP yang dilaksanakan saat ini belum sepenuhnya dapat diterapkan di
SMK. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak diikuti dengan pengimbangan
kemampuan guru dan tindakan bagaimana meningkatkan kompetensi
guru-guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum.
3. Proses pembelajaran di SMK belum dinamis, hal ini dapat terjadi karena
pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan tidak responsif terhadap
dinamika yang terjadi dalam proses pembelajaran di SMK.
4. Proses penyusunan KTSP di sekolah belum dilakukan dengan baik, hal ini
dikarenakan tim penyusun KTSP yang dibentuk oleh pihak manajemen
sekolah pengetahuan konseptualnya rendah, kurang penguasaan terhadap
topik kurikulum dan kesalahan interpretasi dari apa yang tertulis dalam
dokumen panduan kurikulum.
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan, dilakukan
pembatasan masalah agar nantinya masalah penelitian menjadi lebih fokus.
Berdasarkan hal tersebut masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan
manajemen kurikulum dan pembelajaran pada Program Studi Keahlian Teknik
Ketenagalistrikan SMK N 2 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan manajemen kurikulum di Program Studi
Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK N 2 Yogyakarta?
2. Bagaimanakah penerapan manajemen pembelajaran di Program Studi
Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK N 2 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan disub bab sebelumnya
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan manajemen kurikulum di Program Studi Keahlian
Teknik Ketenagalistrikan SMK N 2 Yogyakarta.
2. Mengetahui penerapan penerapan manajemen pembelajaran di Program
Studi Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK N 2 Yogyakarta.
6
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Sekolah Menengah Kejuruan: Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi
SMK N 2 Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada
sekolah yang bersangkutan.
b. Prodi Teknik Mekatronika: Sebagai bahan masukan untuk menyiapkan
tenaga pendidik yang berkualitas dan berkompeten pada bidang
manajemen pendidikan.
c. Penulis: Sebagai bahan informasi bagaimana penerapan manajemen
kurikulum dan pembelajaran di SMK N 2 Yogyakarta.
Download