BAB V KELAIK LAUTAN KAPAL • Menurut Undang

advertisement
BAB V
KELAIK LAUTAN KAPAL
•
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
A
Menurut Undang-Undang No.17 thn 2008 kelaik lautan kapal adalah keadaan
kapal yang memenuhi persyaratan:
Keselamatan kapal.
Pencegahan pencemaran perairan dari kapal
Pengawakan,
pemuatan
Kesehatan dan kesejahteraan awak kapal serta penumpang.
Status hukum kapal untuk berlayar di perairan tertentu.
Manajemen keselamatan
Manajemen keamanan
Keselamatam kapal..
Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
material,konstruksi,bangunan,permesinan dan pelistrikan,stabilitas,tata susunan serta
perlengkapan termasuk radio dan eletronika kapal. Persyaratan keselamatan kapal
diatur berdasarkan SOLAS 1974 utk yg melayari Pelayaran Internasional dan PP
51/2002 utk pelayaran domestik dan kapal non SOLAS.
 Untuk kapal-kapal yang dikecualikan dari SOLAS seperti:
a. Kapal yang dibangun secara tradisional
b. Kapal motor dengan tonase kurang dari GT 35
c. Kapal penangkap ikan
d. Kapal yang tidak memiliki tenaga penggerak sendiri dan tidak berawak
e. Kapal pesiar yang tidak digunakan untuk kegiatan niaga
f. Kapal yang diperuntukkan berlayar di perairan daratan diatur dengan Peraturan
Menteri.
 SOLAS 1974. SOLAS 1974 terdiri dari 12 Bab.
1. Bab I Aturan umum
2. Bab II Konstruksi permesinan ,stabilitas dan pemadam kebakaran.
3. Bab III Alat-alat penolong
4. Bab IV Komunikasi radio,
5. Bab V Keselamatan Navigasi
6. Bab VI Pengangkutan muatan
7. Bab VII Pengangkutan barang berbahaya.
8. Bab VIII Kapal-kapal nuklir
9. Bab IX Manajemen untuk keselamatan operasi.
10. Bab X Tindakan keselamatan untuk kapal cepat
11. Bab XI Tindakan khusus utk meningkatkan keselamatan maritim
12. Bab XII Tindakan keselamatan tambahan untuk kapal curah
•
SOLAS diberlakukan untuk kapal-kapal yang melayari pelayaran Internasional.
Sertifikat-sertifikat yang diterbitkan berdasarkan SOLAS 1974 adalah
1
Untuk kapal penumpang.:;
Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang.
2
Untuk kapal barang:
a. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang
b. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang
c. Sertifikat keselamatan Radio Kapal Barang.
Untuk sertifikat –sertifukat tsb dilakukan survei:
a. Survei pertama (initial survei)
b. Survei tahunan (annual survei)
c. Survei antara (intermediate survei)
d. Survei pembaruan sertifikat
e. Susvei diluar jadwal (additional survei).
Untuk kapal yang tidak diberlakukan SOLAS diberikan Sertifikat Keselamatan yang
diterbitkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2002
B. Pencegahan pencemaran
Pencegahan pencemaran dari kapal diatur berdasarkan Konvensi Internasional
untuk pencegahan pencemaran dari kapal (MARPOL 73/78)
MARPOL 73/78 terdiri dari 6 lampiran (Annex)
1. Annex I Peraturan pencegahan pencemaran oleh minyak.
2. Annex II Peraturan pengawasan pencemaran oleh zat cair beracun yang
diangkut dalam bentuk curah.
3. Annex III Peraturan pencegahan pencemaran oleh barang berbahaya yang
diangkut dalam kemasan.
4. Annex IV Peraturan pencegahan pencemaran oleh kotoran (sewage) dari kapal.
5. Annex V Peraturan pencegahan pencemaran oleh sampah dari kapal.
6. Annex VI Peraturan pencegahan pencemaran udara dari cerobong kapal..
Bagi kapal-kapal yang telah memenuhi persyaratan sesuai masing-masing Annex
diterbitkan sertifikat.Bagi kapal-kapal yang telah memenuhi persyaratan sesuai Annex I
diberi kan Serifikat Pencegahan Pencemartan oleh Minyak atau Internationan Oil
\Pollution Prevention Certificate (IOPP Cert.).Sertifikat diwajibkan bagi kapal tanker >
GT 150 dan Non tanker ukuran > GT 400.Kapal-kapal tsb harus dilengkapi dengan
OWS,ODM and Control system serta slop tank.Disamping itu kapal tsb harus
menyelenggarakan Buku Catatan Minyak (Oil Record Book ).Buku bag.I untuk ruang
permesinan ,buku bagian II untuk ruang muatan.
•
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Hal-hal yang harus dicatat dalam Oil Record Book Bag.I:
Pengisian ballast atau pencucian tanki bahan bakar.
Pembuangan balast kotor atau air pencuci tanki bahan bakar.
Pengumpulan atau pembuangan residu (sludge)
Pembuangan air got kamar mesin.
Kondisi dari OWS dan ODM.
Pembuangan minyak karena kecelakaan.
Pengisian bahan bakar dan minyak lumas.
Hal hal yang dicatat dalam Oil Record Book bag.II:
a. Pemuatan munyak.
b. Pemindahan internal muatan minyak
c. Pembongkaran minyak
d. Penggunaan crude oil washing
e. Pengisian/pembuangan balast ke/dari tanki muat
f. Pengisian /balast balast ke/dari dedicated ballast tank.
g. Pencucian tanki muatan.
h. Pembuangan balast kotor dan pembuangan dari slop tank
i. Kondisi dari OWS dan ODM and control system
• Aturan pembuangan minyak/campuran berminyak
Dari ruang permesinan
a. Kapal berada diluar daerah khusus
b. Kapal sedang berlayar
c. Kadar kandungan minyak tidak melebihi 15 ppm
d. Kapal dioperasikan dengan peralatan OWS dan ODM
Dari ruang muat:
a. Kapal berada diluar daerah khusus
b. Kapal berada lebih dari 50 mil dari daratan
c. Kapal dalam keadaan berlayar
d. Kecepatan pembuangan 30 liter per mil
e. Jumlah yang dibuang tidak melebihi 1/30.000 DWT untuk kapal baru dan
1/15.000 DWT untuk kapal lama.
Pengecualian
a. Pembuangan untuk menyelamatkan jiwa manusia atau kapal.
b. Karena kerusakan peralatan namun telah ditempuh segala usaha untuk
mencegah/mengurangi pencemaran.
c. Telah diijinkan Pemerintah
Pengawakan
Kapal harus diawaki dengan awak kapal yang cukup,cakap dan memiliki sertifikat
yang diharuskan serta sehat jasmani dan rohani sesuai pemeriksaan dari rumah sakit
yang ditunjuk Pemeritah.Setiap awak kapal harus familiar dengan tugas-tugasnya
dikapal dan menguasai peralatan yang ada dikapal serta dapat berkoodinasi dengan
baik dalam menanggulangi keadaan darurat.Jumlah awak kapal minimum sesuai
dengan Safe Manning Certificate dan susunan Perwiranya sesuai ketentuan
Pemerintah.
d. Pemuatan
1) Susunan muatan harus diperhatikan baik yang menyangkut stabilitas
kapal maupun yang menyangkut masalah keselamatan. Muatan tidak
boleh mengganggu pemandanagan dari anjungan serta tidak
mengganggu operasi dari alat-alat penolong dan pemadam
kebakaran.Stabilitas kapal harus baik dan selamat untuk berlayar.
2) Batas benaman tidak boleh melebihi garis Plimsol sesuai daerah dan
musim.Pentuan letak Plimsol Mark diadasarkan perhitungan sesuai Load
Line Convention 1966 dimana sertifikatnya harus ada dikapal.
Kesejahteraan dan kesehatan awak kapal dan penumpang.
Persediaan permakanan harus mencukupi selama pelayaran baik untuk awak kapal
maupun untuk penumpang.Jumlah kamar mandi.WC, serta persediaan air tawar harus
cukup untuk awak kapal dan penumpang.Ketentuan mengenai persyaratan diatur
dalam PP 7 tahun 2000 dan Convensi ILO 147.
F .Status Hukum Kapal
Kapal harus mempunyai Surat tanda Kebangsaan yang masih berlaku sesuai
ukuran kapal.
Dokumen-dokumen dan Sertifikat yang harus ada dikapal.
Setiap kapal harus membawa dikapal :
1. Surat Tanda Kebangsaan(Surat Laut/Pas Tahunan/Pas Kecil)
2. Surat Ukur
3. Buku Sijil
4. Setifikat-Sertifikat:
a) Sertifikat Kes. Konstruksi Kpl.Barang
b) Sertifikst Kes.Perlengkapan Kpl.Barang
c) Sertifikat Kesd.Radio Kpl. Barang.
d) Sertifikat Keselamatan Kpl.Penumpang.
e) DOC dan SMC (berdasarkan ISM Code)
f) Sertifukat Pecegahan Pencemaran oleh Minyak(IOPP)
g. Buku Catatan Minyak dan SOPEP
h. Minimum Safe Manning Certificate
i. Sertfikat dari Perwira dan ABK
j. Load Line Certificate
k. Surat Ijin Berlayar dari Pelabuhan terakhir
l. Crew List
m. Cargo Manifest
n. Buku Kesehatan.
Pengawasan Keselamatan Kapal
Pengawasan terhadap keselamatan kapal dilaksanakan oleh:
1. Pemerintah Negara Bendera (Flag State)yang dibebani tanggung jawab atas
keselamatan kapal-kapal yang menggunakan bendera mereka.
2. Pemerintah Negara Pelabuhan (Port State) yang diberi kewenangan untuk
mengawasi kapal-kapal asing yang memasuki pelabuhan Negara mereka.
Pengawasan dilakukan terhadap kelengakapan Setifikat serta kondisi kapal dan
perlengkapannya.PSCO dapat menahan kapal yang sertifikatnya tidak ada/expire atau
yang kondisi kapalnya tidak aman untuk berlayar
•
Pemeriksaan Sebab-sebab kecelakaan
Sesuai SOLAS 1974 Bab pasal 21 setiap Negara harus mengadakan penyelidikan
terhadap sebab-sebab kecelakaan yang menimpa kapal-kapal mereka dan melaporkan
hasilnya kepada Sekjen IMO.Di Indonesia sebab-sebab kecelakaan dilakukan
pemeriksaan oleh Syahbandar untuk membuat Berita Acara Pemeriksaan
Pendahuluan.BAPP tersebut dikirimkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Laut.Dirjen
Perhubungan Laut memimnta Mahkamah Pelayaran untuk mengadakan pemeriksaan
lanjutan.Mahkamah Pelayaran adalah suatu instansi yang berada dibawah Menteri
Perhubungan yang fungsinya untuk mngetahui sebab-sebab kecelakaan serta
menjatuhkan sanksi Administratif berupa penjcabutan kewenangan untuk jabatan
tertentu maksimim 2 tahun di kapal-kapal berbendera Indonesia.Apabila dalam suatu
kecelakaan terdapat korban jiwa maka petugas kepolisian ikut mengadakan
pemeriksaan untuk menyelidiki kalau terjadi tindak pidana dalam kecelakaan
tersebut.Pemeriksaan dari Kepolisian disampaikan kepada Kejaksaan untuk diteruskan
ke Pengadilan Negeri.
G. Tugas Mandiri
1. Jelaskan tentang kelaikan lautan Kapal ??
2. Jelaskan keselamatan kapal menurut SOLAS 1974 ??
3. Sebutkan isi dari SOLAS 1974???
4. Sebutkan dan jelaskan sertifikat yang diterbitkan berdasarkan SOLAS
1974??
5. Jelaskan hal – hal yang ditulis pada oil record book bagian I dan II
6. Jelaskan aturan pembuangan cairan berminyak (campuran ) pada kamar
mesin ??
7. Sebutkan dan jelaskan sertifikat / dokumen yang harus ada diatas kapal
??
8. Bagimanakah pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal ??
9. Bagaimanakah pengawakan diatas kapal ??
10. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan pemeriksaan sebab – sebab
kecelakaan ??
Download