Presentasi Manajemen Strategik oleh

advertisement
CHAPTER 3
Ethics and Social
Responsibility in
Strategic Management
Presentasi Manajemen Strategik oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Decky Oktaviano
Hendy W.
Julia Amanda
Rizal Wirasentanu
Tony Kurniawan
122080024
122080048
122080063
122080097
122080119
Strategic Management Model
Enviromental
Scanning:
Strategy
Formulating:
Strategy
Implementation:
Evaluation
and Controll:
Gathering
Information
Developing
Long-range Plans
Putting Strategy
into Action
Monitoring
Performance
External:
Oppurtunities
and Threats
Societal
Environment:
General forces
Task
Environment:
Industry analysis
Internal:
Strengths and
Weaknesses
Mission
Reason for
existence
Objectives
What results
to accomplish
by when
Strategies
Plan to
achieve the
mission &
objective
Policies
Broad
guidelines for
decision
making
Programs
Activites
needed to
accomplish
a plan
Budgets
Cost of the
programs
Procedures
Sequence of
steps needed
to do the job
Structure:
Chain of command
Culture:
Beliefs, expectations,
values analysis
Resources:
Assets, skills,
competencies,
knowledge
Feedback/Learning : Make corrections as needed
Performance
Actual results
Social Responbilities of Strategic Decision Makers
Konsep tanggung jawab sosial bermaksud perusahaan pribadi mempunyai
tanggung jawab terhadap masyarakat dimana disisi lain dapat memperluas
untung. Keputusan strategis sering berdampak bukan hanya kepada lembaga.
Sebuah keputusan dalam penghematan seperti menutup beberapa pabrik dan
memutuskan hubungan produk, tidak saja berdampak kepada tenaga kerja
perusahaan tetapi juga terhadap komunitas dimana pabrik itu berada dan
konsumen dengan tidak ada nya sumber karena pemutusan produk.
Friedman’s Traditional View of Business Responbility
Friedman menyarankan untuk kembali ke konsep ekonomi laissez-faire dengan
sedikit aturan pemerintah, menolak konsep tanggung jawab sosial perusahaan.
Friedman menganggap tanggung jawab sosial suatu bisnis sebagai “doktrin
untuk menggulingkan pemerintahan secara mendasar”
“hanya ada satu tanggung jawab sosial bisnis – menggunakan sumber daya dan terlibat
dalam aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keuntungan bisnis sepanjang hal
tersebut dalam aturan main, yang dapat dikatakan, terlibat dalam persaingan terbuka dan
bebas tanpa kejahatan penipuan.”
Carroll’s Four Responbility of Business
Social Responsibilities
Economic
Legal
Ethical
(Must Do)
(Have to Do)
(Should Do)
Discretionary
(Might
Do)
Tanggung jawab ekonomi
memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat sehingga perusahaan
dapat membayar kembali para kreditor dan pemegang saham.
Tanggung jawab hukum
ditentukan oleh pemerintah dimana manajemen diharapkan taat kepada hukum.
Tanggung jawab etika
mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam
suatu masyarakat.
Tanggung jawab kebebasan memilih,
kewajiban yang oleh perusahaan diasumsikan murni bersifat sukarela.
Source : Adapted from A.B Carroll, “A Thrree Dimensional Conseptual Model of Corporate Performance,” Academy of Management Review (October 1979), p.499.
Saat ini penelitian empiris menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial
mempunyai efek positif pada keuntungan perusahaan. Penelitian pada 700
perusahaan global pada pertemuan direksi dilaporkan bahwa 60% manager
melaporkan kegiatan sosial masyarakat telah memberikan :
1.
2.
Terbukanya hubungan baik dengan masyarakat lokal.
Meningkatkan reputasi perusahaan pada konsumen.
Contoh lain dari keuntungan yang didapat dari melakukan kegiatan tanggung
jawab sosial adalah:
1. Kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungan memungkinkan
mereka memberikan harga premium kepada konsumen dan mendapatkan
loyalitas konsumen.
2. Membantu perusahaan membina hubungan baik dengan para supplier
dan para distributor tanpa harus mengeluarkan banyak uang dan waktu
dalam kebijakan kontrak.
3. Perusahaan akan lebih di terima pada saat masuk ke pasar luar negeri.
4. Mereka dapat menggunakan goodwill dari pejabat pemerintah pada saat
mereka mengalami kesulitan.
5. Dapat menarik pihak investor untuk menyuntikan modal sebagai longterm investments karena melihat reputasi dari perusahaan tersebut.
Stakeholders Analysis
Stakeholders analysis merupakan evaluasi dan identifikasi dari para
stakeholders. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tiga tahapan :
Tahapan pertama
adalah mengidentifikasi primary stakeholders, yang mempunyai hubungan
langsung dengan perusahaan dan mempunyai posisi bargaining power yang
cukup kuat dalam mempengaruhi aktifitas perusahaan.
Tahapan kedua
adalah mengidentifikasi secondary stakeholders, yang mempunyai hubungan
tidak langsung dengan perusahaan tetapi masih dapat mempengaruhi
kegiatan perusahaan.
Tahapan ketiga
adalah meng-estimasi efek dari setiap kelompok stakeholders
pada
keputusan strategic utama.
Ethical Decision Making
•
•
Banyak orang yang menganggap perilaku yang tidak etis terletak pada
perbedaan nilai antara pelaku bisnis dan pemegang saham. Beberapa
pelaku bisnis percaya memaksimalkan keuntungan adalah kunci
keberhasilan dari sebuah perusahaan.padahal sedikit dari keuntungan
kelompok mungkin menjadi prioritas lain ,sementara yang bersangkutan
mungkin memiliki kelompok minat prioritas lainnya, seperti mereka
mempekerjakan perempuan minoritas dan keamanan lingkungan mereka.
Dari enam nilai-nilai yang diukur oleh Allport-Vernon-Lindzey Studi nilainilai ujian (Aesthetic, ekonomi, politik, religios, sosial dan teoretis) baik
eksekutif AS dan Inggris consistely skor tertinggi pada ekonomi dan nilainilai politik dan terendah dan sosial yang religius. Hal ini mirip dengan profil
nilai Manager dari Jepang, Korea, India, dan Australia, serta orang siswa
Scholl bisnis AS. US Protestan menteri, sebaliknya, skor tertinggi pada
agama dan nilai-nilai sosial dan sangat rendah pada nilai-nilai ekonomi.
Moral Relativism
Beberapa orang tampaknya tidak etis membenarkan posisi mereka dengan
menyatakan bahwa tidak ada satu kode etik mutlak dan bahwa moralitas
adalah relatif. Contoh sederhana, Moral relativisme mengklaim bahwa
moralitas adalah relatif terhadap seseorang, sosial, atau standar budaya dan
bahwa tidak ada metode untuk memutuskan apakah satu keputusan yang
lebih baik daripada yang lain.
Kohlbergs Level Moral Development :
• the preconventional level: Tingkat ini dicirikan oleh kepedulian terhadap diri
sendiri. Anak kecil dan orang lain yang telah maju melampaui tahap ini
mengevaluasi perilaku atas dasar kepentingan pribadi-untuk menghindari
hukuman atau ganti rugi.
• Tingkat konvensional; Hal ini ditandai oleh pertimbangan hukum dan normanorma masyarakat. Aksi dibenarkan oleh kode eksternal perilaku.
• The principled Level: tingkat ini karakteristik oleh orang patuh terhadap kode
moral internal. Seorang individu pada tingkat ini tampak beyondnorms atau
hukum untuk menemukan nilai-nilai atau prinsip-prinsip universal.
Encouraging Ethical Behavior
Menurut pendapat Carrol, jika para pelaku bisnis tidak memiliki etika bisnis
maka pemerintah terpaksa menerbitkan Undang – undang yang mengatur
perilaku mereka dan biasanya menambah penghasilan. Demi kepentingan
pribadi dan bila bukan demi alasan yang lain, para manager harus etis dalam
mengambil keputusan bisnis. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan
dan mensosialisasikan etika, cara lain dengan menyediakan pedoman bagi
prilaku yang beretika.
– Codes Of Ethics
– Guidelines for Ethical Behavior
Codes Of Ethics
• Kode etik menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan bersikap ketika
bekerja. Membangun kode etik sangat berguna untuk mempromosikan prilaku
kerja yang beretika, terutama bagi orang-orang yang berkecimpung dalam
Kohlberg’s conventional level of moral development. Hal tersebut pada saat ini
sedang banyak digunakan oleh lebih dari setengah perusahaan-perusahaan di
amerika.
• Kode Etik menjelaskan keinginan perusahaan terhadap perilaku karyawannya
dalam berbagai macam situasi.
• Menjelaskan bahwa perusahaan menginginkan karyawannya untuk mengenali
dimensi-dimensi keetisan yg ada pada pengambilan keputusan dan perilaku
bekerja
Guidelines for Ethical Behavior
1. Etika
Standar prilaku yg diterima oleh masyarakat dalam pekerjaan, perdagangan
atau profesi.
2. Moral
Pandangan tentang bagaimana seharusnya prilaku seseorang berdasarkan
agama atau filosofis
3. Hukum
Aturan-aturan formal yg memperbolehkan atau melarang prilaku atau
perbuatan, dimana hukum bisa mengandung nilai-nilai moral dan etika
3 pendekatan dasar pada Etika Prilaku :
• Utilitarian Approach
• Individual Rights Approach
• Justice Approach
prinsip-prinsip :
Keadilan distributive : Pekerja senior diperlakukan dengan sama
Keadilan : Kebebasan adalah hak semua orang
Keadilan Retributif : Hukuman harus propotional dengan pelanggaran
•
•
•
•
•
Cavabagh menyarankan kita menyelesaikan masalah etika dengan
mengajukkan 3 pertanyaan ini mengenai suatu keputusan atau tindakan :
Utility : Apakah Mengoptimalkan kepuasan para pemegang saham?
Rights : Apakah Keputusan itu menghormati Pihak-pihak yg terlibat?
Justice : Apakah sudah sesuai dengan keadilan yg ada?
Penyelesaian masalah etika dengan menggunakan logika dari Immanuelle
Kant (Categorical Imperative) :
Tindakan seseorang dapat dianggap etis hanya jika orang tersebut
menginginkan tindakan tersebut dilakukan juga oleh setiap orang yang
berada dalam posisi yang sama.
Seseorang tidak boleh memperlakukan orang lain sebagai alat tapi sebagai
tujuan.
Conclusion
•
•
•
Dalam Bukunya yg berjudul Defining Moments, Joseph Badaracco
mengatakan bahwa kebanyakan masalah etika berasal dari “benar VS
benar” dimana tidak ada pilihan yg salah. Hal ini sering disebut “dirty Hand
Problems” dimana seseorang harus berhadapan masalah khusus hanya
secara semu yang disebutkan dalam tujuan dan peraturan perusahaan.
Bab ini memberikan pandangan untuk mengetahui tanggung jawab sosial
dari sebuah Perusahaan.
Bab ini juga memberikan metode-metode untuk mengambil keputusan
secara etis, baik dengan menggunakan metode “Right VS right” atau
kombinasi dari benar dan salah. Sangat penting untuk mempertimbangkan
3 pertanyaan Cavanaugh dan teori categorical imperative milik kant dalam
mengambil keputusan. Sebuah perusahaan harus bergerak dari prinsip
conventional Kohlberg kepada prinsip pengembangan etika.
Studi Kasus
•
•
PT.FREEPORT Indonesia (PTFI) adalah sebuah perusahaan
pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport Mc
MoRan Copper & Gold Inc. PT. Freeport Indonesia merupakan
penghasil terbesar konstrat tembaga dari bijih mineral yang juga
mengandung emas dalam jumlah yang berarti.
Awal berdirinya PT.FREEPORT Indonesia (PTFI) bermula saat
seorang manajer eksplorasi Freeport Minerals Company:
Forbes Wilson, melakukan ekspedisi pada tahun 1960 ke Papua
setelah membaca sebuah laporan tentang ditemukannya
Ertsberg (Gunung Bijih), sebuah cadangan mineral, oleh
seorang geolog Belanda; Jean Jacques Dozy, pada tahun 1936.
setelah ditandanganinya kontrak karya pertama dengan
Pemerintah Indonesia bulan April 1967, Konstruksi skala besar
dimulai bulan Mei 1972. Setelah para geolog menemukan
cadangan kelas dunia Grasberg pada tahun 1988, operasi PTFI
menjadi salah satu proyek tambang tembaga/emas terbesar di
dunia. Di akhir tahun 1991,
•
•
PT.FREEPORT berkomitmen untuk melaksanakan pengelolaan dan praktikpraktik lingkungan yang baik, menyediakan sumber daya yang cukup layak guna
memenuhi
tanggung
jawab
tersebut
dan
melakukan
perbaikan
berkesinambungan terhadap kinerja lingkungan pada setiap lokasi kegiatan.
PT.FREEPORT juga memiliki komitmen kuat untuk mendukung penelitian ilmilah
guna memahami lingkungan di sekitar tempat PT.FREEPORT beroperasi, serta
melakukan pemantauan yang komprehensif untuk menentukan efektivitas dari
praktik-praktik pengelolaan.
1. Pelaksanaan Audit LingkunganAudit lingkungan yang dilakukan PT.FREEPORT
menghasilkan informasi bagi para manajer tentang kinerja lingkungan saat ini
serta membantu mengindentifikasi peluang-peluanga perbaikan.
2. Program Pengelolaan Trailing
3. Reklamasi dan Penghijauan kembali
4. Pengelolaan Overburden dan air asam tambang
5. Pengelolaan dan daur ulang limbah
6. Dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh
PT.FREEPORT, USAID dan keuskupan Timika maka didapatkan sebuah model
yang akan mengembangkan nelayan kepada kehidupan yang maju. Kendala
nelayan terberat adalah jika tidak ada pabrik es, tempat pelelangan ikan yang
memadai termasuk pelabuhan perikanan, sarana penyediaan bahan bakar
minyak (BBM) dan cold storage. Bersama vibizconsulting dibangun sebuah model
CSR yang belum pernah diterapkan sebelumnya. Nelayan akan mampu bersaing
karena pengembangan sumberdaya manusia menjadi titik tolak berdirinya
masyarakat nelayan yang tangguh.
•
•
•
•
Berdasarkan aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan, sebetulnya sudah ada
usaha perusahaan untuk memperhatikan stakeholdernya namun masih
terdengar beberapa peristiwa yang terkait dengan pertentangan masyarakat
dengan perusahaan.
Tanggal 21 Februari 2006 terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang
melakukan pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi PT.FREEPORT di
Kali Kabur Wanamon. Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian
dan satpam PT.FREEPORT. Akibat pengusiran ini terjadi bentrokan dan
penembakan. Penduduk sekitar yang mengetahui kejadian itu kemudian
menduduki dan menutup jalan utama PT.FREEPORT di Ridge
Camp, di Mile 72-74, selama beberapa hari, yang merupakan jalan utama
(akses satu-satunya) ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg.
Setelah itu banyak demo-demo dilakukan oleh masyarakat Papua untuk
menutup Freeport
Pada 17 Maret 2006, tiga warga Abepura, Papua, terluka akibat terkena peluru
pantulan setelah beberapa anggota brimob menembakkan senjatan ke udara di
depan Kodim Abupura, beberapa wartawan televisi yang meliput dianiaya dan
dirusak alat kerjanya oleh brimob.
•
•
•
Tanggal 22 Maret 2006, lereng gunung di kawasan pertambangan terbuka
PT.FREEPORT Indonesia di Grasberg, longsor dan menimbun sejumlah pekerja
3 orang meninggal dan puluhan lainnya cedera.
Pada 23 Maret 2006 Kementrian Lingkungan Hidup mempublikasikan temuan
pemantauan dan penataan kualitas lingkungan di wilayah penambangan
PT.FREEPORT Indonesia. Hasilnya Freeport dinilai tak memenuhi batas air
limbah dan telah mencemarkan air laut dan biota laut.
Tanggal 18 April 2007 sekitar 9.000 karyawan Freeport mogok kerja untuk
menuntut perbaikan kesejahteraan. Perundingan akhirnya diselesaikan pada 21
April setelah tercapai kesepakatan yang termasuk mengenai kenaikan gaji
terendah.
Terima Kasih
Download