Potensi sholat Tahajud dalam melawan virus HIV

advertisement
Potensi sholat Tahajud dalam melawan virus
HIV AIDS dan Mengenal Imunologi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah S.W.T, karena atas perkenan Nya buku potensi
sholat tahadjud terhadap peningkatan kadar CD4 pada pasien HIV AIDS dalam
upaya peningkatan daya imunitas untuk masyarakat dan bidang kesehatan
umumnya, dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Buku ini merupakan
pedoman penambah iman dan pengurangan stress atau ansietas bagi penderita
HIV AIDS khususnya, karena dengan menibgkatnya dengan meningkatnya CD4
maka diharapkan daya imunitas juga akan meningkat. Penyakit HIV AIDS
menyerang pusat RES yang dapat menurunkan daya imunitas karena menurunnya
CD4, dan melalui sholat Tahadjud ini CD4 akan meningkat dan daya imunitas
akan pula meningkat. Seperti kita ketahui sampai saat ini HIV AIDS belum bisa
disembuhkn secara tuntas. Rasa terima kasih yang sebesar besarnya kami
sanmpaikan pula pada para penulis yang bukunya kami gunakan sebagai referensi.
Akhir kata kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung kami sehingga karya tulis kami dapat terwujud dalam bentuk buku.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua komponen masyarakat khususnya bagi
penderita HIV AIDS , perlu disadari semua penyakit datangnyta dari Allah SWT,
maka sudah seharusnya kita berdoa untuk kesembuhan penyakit tersebut kepada
Allah SWT,dan sholat sunah yang dianjurkan oleh Alquran dan selalu dilakukan
Nabi junjungan Muhammad SAW adalah sholattahadjud, dalam surat AlMuzammil ayat 1 sampai 20 terutama pada ayat 1 sampai 10 . kemudia Surat
Al=Isra ayat 79. Mohon maaf bila buku ini masih jauh dari sempurna, saya
menanti masuka dari berbagai pihak untuk kebaikan buku ini. Terima Kasih.
Kediri, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..............................................................................................
iii
BAGIAN 1
A. Mengenal Imunologi ..........................................................................
B. Imunologi ............................................................................................
C. Imunitas ..............................................................................................
D. Sistem Imun .......................................................................................
1
4
6
6
BAGIAN 2
A. Sejarah Imunologi ..............................................................................
B. Penemu di bidang imunologi .............................................................
10
BAGIAN 3
I. Sistem imun non spesifik ...................................................................
A. Pertahanan fisis dan mekanis .....................................................
B. Pertahanan biokimia....................................................................
C. Pertahanan Humoral ..................................................................
D. Pertahanan Sellular .....................................................................
II. Sistem Imun Spesifik .........................................................................
A. Sistem Imun Spesifik Humoral ..................................................
B. Fungsi sel T ..................................................................................
22
22
22
22
23
24
26
26
BAGIAN 4
Sistem imun spesifik ...................................................................
29
BAGIAN 5
Antigen dan antibodi .................................................................
33
BAGIAN 6
Sistem kekebalan tubuh ditinjau dari islam dan sains ...........
A. Sistem kekebalan tubuh ............................................................
42
44
BAGIAN 7
Pengertian sholat Tahadjud ...............................................................
67
BAGIAN 8
Abad Tahadjud dan masalah masalah Tahdjud seperti Fiqih .........
85
BAGIAN 9
HIV AIDS .............................................................................................
124
BAGIAN 10
A.
B.
C.
D.
Konsep peningkatan kadar CD4 ..................................................
Teknik perhitungan CD4 ..............................................................
Cell CD4 dan HIV ..........................................................................
Fungsi CD4 .....................................................................................
172
174
176
182
BAGIAN 11
Mengenal pirogen ................................................................................
206
BAGIAN 12
Hubungan demam ditinjau dari segi imunologi ..............................
213
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
232
BAGIAN 1
MENGENAL IMUNOLOGI
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup
kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme.
Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam
keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi
(penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft);
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in
vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai
disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.Imunitas atau
kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis liar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen
serta sel tumor. Imunitas adalah merupakan jawaban reaksi yubuh terhadap bahan
asing asecara molekuler maupun seluler. Secara histories imunitas merupakan
perlindungan terhadap penyakit, yang lebih spesifik dieknal dengan infectious
disease. Imunitas berasal dari kaat latin immunitas.
Secara umum imunitas merupakan responj molekul atau seluler yang
mekanismenya terbagi menjadi duan yaitu innate immunity dan adaptive
immunity. Sebagai bahan pemicu respon imun tersebut dikenal dengan antigen
dan sebagai jawaban reaksi imun dengan antibodi. Sistem ini mendeteksi berbagai
macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari
infeksi, bakteri, virus, sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing
lain dan memusnahkan mereka dari sel organismeyang sehat dan jaringan agar
tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem sulit karena adaptasi patogen
dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Imunologi adalah ilmu
yang mempelajari imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul
asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia. Manusia mempunyai sistem
pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal dengan sistem imun,
dimana dapat melindungi tubuh dari penyebab penyakit pathogen seperti virus,
bakteri, parasit, jamur. Sistem imun terbagi menjadi 2 yaitu imun non spesifik
(inate immunity) dan sistem imun spesifik (adaptive immunity). Kedua sistem ini
yang melindungi tubuh dan mengeliminasi agen penyakit. Jika tubuh kita tidak
memiliki pertahanan tubuh yang tinggi, pada alhirnya tubuh kita akan jatuh sakit
dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sitem kekbalan tubuh
untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawanserangan apapun baik dari dalam
maupun dari luar. Sistem imunitas yang sehat adalah juka dalam tubuh bisa
membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang memicu respons imun
masuk dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri.
Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun
humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibody
(immunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam
lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun seluler berupa makrofag, limfosid,
neutrofil, beredar didalam tubuh kita. Tubuh kita mempunyai banyak sekali
mekanisme pertahanan yang tewrdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu
organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sitem limfatiknya. Organ
tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung,
hati, ginjal, dan paru-paru. Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami
gangguan jika muncul tonjolan kelenjar yang membesar dibandingkan pada
umumnya. Hal ini dikarenakan kelenjar limfe sedang berperang melawan kuman
yang masuk ke dalam tubuh. Organ limfoit seperti thymus mempunyai tanggung
jawab dalam pembentukan sel T dan penting bagi para bayi baru lahir, karena
tanpa thymus bayi yang baru lahir akan mempunyai sistem imun yang buruk.
Leukosit dihasilkan oleh thymus, lien, dan sumsum tulang. Leukosit bersikulasi di
dalam badan antara organ tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah.
Dengan begitu sistem imun bekerja terkoordinasi baik memonitor tubuh dari
kuman ataupun substansi lain yang bisa menyebabkan problem bagi tubuh. Ada
dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas memakan organisme
yang masuk ke dalam tubuh dan limfosid yang bertugas mengingat dan mengenali
yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan mereka.
Sedangkan sel lainnya adalah neutrofil yang bertugas melawan bakteri. Jika kadar
neutrofil meningkat maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya.
Limfosid sendiri dari dua tipe yaitu limfosid B dan limfosid T. Limfosit
dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalmnya dan jika matang menjadi
limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfosit
B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci
keberadaan
mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara yang bisa
mengahncurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan mereka. Jika
terdapat antigen terdeteksi, maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari
tahu siapa mereka dan memberikan respons. Sel-sel ini memicu sel limfosit B
untuk memproduksi antibodi, suatu protein khusus yang mengarahkan kepada
suatu antigen spesifik. Antobodi sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi
dari berbagai macam mikroorganisme, dan juga bisa mengaktivasi kelompok
protein yang disebut komplemen yang merupakan bagian dari sistem imun dan
membantu mengahncurkan bakteri, virus, ataupun sel yang terinfeksi.
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari struktur, fungsiimunitas. Imunologi
berasal dari ilmu dan penelitian awal akibat dari imunitas sampai penyakit.
Sebutan imunitas yang pertama kali diketahui adalah selama setahun, mencatat
bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat mengobati pemyakit
tanpa terkena penyakit selanjtunya.
Imunologi
adalah ilmu yang mempelajari imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan
molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia. Manusia mempunyai
sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal dengan sistem
imun, dimana dapat melindungi tubuh dari penyebab penyakit pathogen seperti
virus, bakteri, parasit, jamur. Sistem imun terbagi menjadi 2 yaitu imun non
spesifik (inate immunity) dan sistem imun spesifik (adaptive immunity). Kedua
sistem ini yang melindungi tubuh dan mengeliminasi agen penyakit. Jika tubuh
kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi, pada alhirnya tubuh kita akan
jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sitem
kekbalan tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawanserangan apapun baik
dari dalam maupun dari luar. Sistem imunitas yang sehat adalah juka dalam tubuh
bisa membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang memicu respons imun
masuk dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri.
Imunologi
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup
kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme.
Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam
keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi
(penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft);
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in
vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai
disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin termasuk di
dalam imunisasi.
Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal
terhadap infasi mikroorganisme (nakteri, dan virus) yang dapat menyebabkan
infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang
tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula
orang lain. Karena tidak tertular dari kita.observasi imunitas diteliti oleh Louis
Pasteur pada perkembangan vaksinasi dan teori penyakit kuman.
Imunitas
Imunitas berasal dari kata latin yaitu immunitas. Secara umum imunitas
merupakan respon molekul atau seluler yang mekanismenya terbagi menjadi dua
yaitu :
1. Innate Immunity
2. Adaptive immunitY
Sebagai bahan pemicu respons imun tersebut dikenal dengan antigen dan
antibodi. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh bilogis luar yang
luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai
cacing parasit, serta sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi sepertibiasa.
Sistem Immun
Secara gasir besar sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi 2, yaitu sistem
imun humoral dan sistem imun seluler.
1. Sistem Imun Humoral
Sistem imun humoral terdiri atas antibody (immunoglobulin) dan sekret
tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll).
2. Sistem Imun Seluler
Adalah berupa makrofag, limfosid, neutrofil, beredar didalam tubuh kita.
Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang tewrdiri
dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum
tulang) beserta sitem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam
mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal, dan paru-paru.
Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami gangguan jika muncul
tonjolan kelenjar yang membesar dibandingkan pada umumnya. Hal ini
dikarenakan kelenjar limfe sedang berperang melawan kuman yang masuk ke
dalam tubuh. Organ limfoit seperti thymus mempunyai tanggung jawab
dalam pembentukan sel T dan penting bagi para bayi baru lahir, karena tanpa
thymus bayi yang baru lahir akan mempunyai sistem imun yang buruk.
Leukosit dihasilkan oleh thymus, lien, dan sumsum tulang. Leukosit
bersikulasi di dalam badan antara organ tubuh melalui pembuluh limfe dan
pembuluh darah. Dengan begitu sistem imun bekerja terkoordinasi baik
memonitor tubuh dari kuman ataupun substansi lain yang bisa menyebabkan
problem bagi tubuh. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh kita, maka
sistem imun akan bekerja dalam hal ini adalah sel darah putih leukosit.
Ada dua tipe leukosit pada umumnya,
1. Fagosit yang bertugas memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh.
2. Limfosit yang bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam
tubuh serta membantu tubuh menghancurkan mereka.
Sedangkan sel lainnya adalah neutrofil yang bertugas melawan bakteri. Jika kadar
neutrofil meningkat maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya.
Limfosid sendiri dari dua tipe yaitu limfosid B dan limfosid T. Limfosit
dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalmnya dan jika matang menjadi
limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfosit
B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci
keberadaan
mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara yang bisa
mengahncurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan mereka. Jika
terdapat antigen terdeteksi, maka beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari
tahu siapa mereka dan memberikan respons. Sel-sel ini memicu sel limfosit B
untuk memproduksi antibodi, suatu protein khusus yang mengarahkan kepada
suatu antigen spesifik. Antobodi sendiri bisa menetralisir toksin yang diproduksi
dari berbagai macam mikroorganisme, dan juga bisa mengaktivasi kelompok
protein yang disebut komplemen yang merupakan bagian dari sistem imun dan
membantu mengahncurkan bakteri, virus, ataupun sel yang terinfeksi.
Penemuan Imunitas Humoral
Vaksin telah dikembangkan oleh Pasteurtapi tidak tahu apa yang terjadi Emil Von
Behring da Shibasaburo Kitasato th 1890 pertama kali menemukan mekanisme
imunitas dalam bentuk serum (cairan non seluler). Hal ini didapat dari hewan
yang diinfeksi dengan diphtheria, serumnya kemudian diberikan pada hewan yang
tidak imunisasi. Serum dapat menetralkan toksin, presipitasi toxin dan aglutinasi
kuman.
Imunitas Seluler
Th 1883 Elie Metchnikoff demonstrasi kontribusi sel imun yaitu sel darah putih
yang berfungsi untuk memfagositosis (phagocyte). Sel ini aktif ditemukan pada
hewan yang telah diimunisasi sedang pada hewan yang tidak diimunisasi tidak
aktif. Lalu ditemukan konsep “cell mediated immunity” th 1940 Meril Chase
berhasil mengukultur sel darah dari babi selanjutnya ditulari mycobacterium.
Immunitas Humoral dan Selulr
Tahun 1950 Bruce Glick Missisipi University USA telah mengidentifikasi bahwa
lymphocyte yang bertanggung jawab terhadap respons imun humoral dan selular.
Lymphocyte T derivate dari thymus yang memediasi sel imun dan lymphocyte B
derivate dari bursa fabrisius yang bertanggung jawab terhadap imunitas humoral
kedua imunitas ini ternyata saling menguntungkan.
Imun Non Spesifik (Innate Immunity)
Contoh :
-
Monosit
Basofil
Eosinofil
Polimorfonuklear (PMN)
Dendrid sel
Langerhans sel
Komplemen
Imun Spesifik (Adaptive Immunity)
Contoh :
-
Sel T : kekebalan seluler (Th, Th 1,Th 2, ADCC, CTL)
Sel B : kekebalan humoral (Ig A, Ig B, Ig M, Ig E, Ig D)
BAGIAN 2
SEJARAH IMUNOLOGI
Sejarah Imunologi
Sejarah perkembangan konsep imunologi dimulai sejak zaman Hippocrates (460377 SM) sampai saat ini. Hippocrates adalah seorang pakar perobatan asal Yunani
yang sangat terkenal ketika itu dan dihadiahi gelar “Bapa Perubatan”. Hipocrates
berpendapat bahwa sakit bukan disebabkan hal-hal yang bersifat supranatural.
Penyakit terjadi karena adanya keterkaitan elemen-elemen bumi berupa api, udara,
dan air. Elemen-elemen tersebut menyebabkan kondisi dingin, kering, panas, dan
lembab. Kondisi ini mempengaruhi sejumlah cairan dalam tubuh seperti darah,
cairan empedu kuning, dan cairan empedu hitam. Pada zaman ini Hippocrates
telah menghubungkan antara kejadian sakit dengan faktor-faktor lingkungan.
Claudius Galenus atau Galen (129-199 SM), seorang pakar perobatan, pakar
bedah, serta ahli falsafah asal Pergamos (sekarang Bergama,Turki), menyatakan
bahwa penyakit terjadi akibat adanya interaksi antara 3 faktor yaitu tubuh,
sikap/cara hidup, dan atmosfer. Dia mencetuskan teori miasma (miasmatic theory)
yang menganggap bahwa penyakit disebabkan oleh zat halus (gas busuk) dari
permukaan bumi. Miasma dianggap sebagai uap beracun atau kabut berisi partikel
dari materi membusuk (miasmata) yang menyebabkan penyakit. penyakit
berhubungan dengan racun yang keluar dari hasil faktor-faktor lingkungan seperti
air, yang terkontaminasi, udara kotor, dan kondisi lingkungan yang buruk, infeksi
tersebut menyebar tidak melalui individu ke individu lain, akan tetapi hanya
mempengaruhi individu-individu yang tinggal dalam daerah tertentu yang
memunculkan uap busuk tersebut. Dapat dikatakan pada masa Galen ini telah ada
pemikiran bahwa penyakit terjadi karena dipengaruhi oleh lingkungan dan sikap
hidup. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastoro (1478-1553), seorang fisikawan
sekaligus penyair asal Itali, mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa
pada penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit
tersebut dari satu individu ke individu lain, tetapi zat tersebut sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat
diidentifikasi. Menurut konsep ini sakit terjadi karena adanya proses kontak
/bersinggungan dengan sumber penyakit. Dapat dikatakan pada masa ini telah ada
pemikiran adanya konsep penularan. Pada tahun 1798, Edward Jenner (17491823) mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara
alamiah, bila ia telah terpajan sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat
itu, mulai dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu belum diketahui
bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Memang imunologi tidak akan
maju bila tidak diiringi dengan kemajuan dalam bidang teknologi, terutama
teknologi kedokteran.
Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang mikrobiologi
meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi. Penelitian ilmiah
mengenai imunologi baru dimulai setelah Louis Pasteur pada tahun 1880
menemukan penyebab penyakit infeksi dan dapat membiak mikroorganisme serta
menetapkan teori kuman (germ theory) penyakit. Penemuan ini kemudian
dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies pada manusia tahun 1885. Hasil
karya Pasteur ini kemudian merupakan dasar perkembangan vaksin selanjutnya
yang merupakan pencapaian gemilang di bidang imunologi yang memberi
dampak positif pada penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada
anak. Pada abad ke XVIII dikenal penyakit-penyakit infeksi yang bersifat menular
seperti penyakit cacar, penyakit rabies, dan penyakit kolera. Salah satu peneliti
yang concern pada penyakit kolera pada masa itu adalah Jhon Snow (1813-1858).
Jhon Snow melakukan observasi mengenai riwayat alamiah penyakit kolera dan
bagaimana model transmisi/penularannya. Snow mengamati bahwa kolera
ditularkan dari manusia ke manusia lain melalui sel hidup yang tidak terlihat tapi
dapat memperbanyak diri secara cepat. Transmisinya melalui pencernaan dan atau
air yang berasal dari faeces yang infeksius. Walaupun Snow telah memunculkan
teori mengenai penyebab kolera yaitu mikroorganisme tertentu, tetapi teori
tersebut belum bisa diterima sepenuhnya. Di lain pihak, Louis Pasteur (18221895) menemukan mikroorganisme pada proses fermentasi, disamping itu
mikroorganisme tersebut terdapat pula pada udara atmosfer. Penemuan Pasteur
menarik perhatian Lord Lister (1865), seorang ahli bedah, sehingga kemudian ia
memakai antiseptik (karbol) untuk membersihkan luka-luka pasiennya. Dari
usahanya tersebut pasien-pasiennya banyak yang terhindar dari infeksi. Selain itu
Pasteur mengisolasi kuman/bakteri anthrax kemudian dibuat kultur dan
dilemahkan, kemudian disuntikkan pada ternak yang terinfeksi. Hasilnya adalah
terjadi kekebalan pada ternak. Dari eksperimen Pasteur tersebut timbullah konsep
imunisasi/vaksinasi. Pada tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman penyebab
penyakit tuberkulosis pertama kali. Dalam rangka mencari vaksin terhadap
tuberkulosis ini, ia mengamati adanya reaksi tuberkulin (1891) yang merupakan
reaksi hipersensitivitas lambat pada kulit terhadap kuman tuberkulosis. Reaksi
tuberkulin ini kemudian oleh Mantoux (1908) dipakai untuk mendiagnosis
penyakit tuberkulosis pada anak. Imunologi mulai dipakai untuk menegakkan
diagnosis penyakit pada anak. Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan pada tahun
1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Kemudian diketahui bahwa tidak hanya mikroorganisme hidup
yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang tidak hidup pun dapat
menginduksi kekebalan. Adapun postulat Koch yaitu :

Kuman harus ada pada setiap kasus penyakit dan dapat dibuktikan melalui
kultur

Kuman-kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus yang disebabkan oleh
penyakit lain

Kuman tersebut harus menimbulkan penyakit yang sama pada hewan
percobaan

Dari hewan percobaan yang telah sakit, dapat ditemukan kuman yang
sama dengan kuman penyebab penyakit
Kelemahan dari postulat Koch adalah tidak dapat diterapkan pada semua penyakit,
yaitu meliputi : Pada penyakit-penyakit akibat virus (virus belum dapat di kultur)
Pada penyakit-penyakit tertentu seperti campak, penyakit ini dapat menyebabkan
sakit pada manusia tetapi tidak dapat menyerang semua hewan percobaan kecuali
hanya pada anjing-anjing kecil. Penyakit-penyakit canine distemper, dapat
menyerang anjing tetapi tidak dapat menyerang manusia sehingga harus ada host
yang spesifik untuk kuman-kuman tertentu.
Sejarah Perkembangan Imunologi
- Disiplin ilmu imunologi muncul karena adanya observasi secara individual
akibat adanya penyakit infeksi, dan selanjutnya individu yang telah sembuh
dari sakit ternyata terlindungi dari penyakit yang sama jenisnya.
- Bahasa latin immunis artinya bebas penyakit
- Bahasa Inggris immunity artinya terlindungi dari penyakit infeksi.
Perkembangan Selanjutnya
- 430 tahun sebelum masehi seorang Peloponnesian dari Athena menulis
bahwa perawat tidak dapat terkena penyakit plaque karena kebal.
Selanjutnya phenomena ini dipakai dalam kedokteran sebagai model
pencegahan penyakit yang efektif.
Penemu di Bidang Imunologi
EDWAR JENNER
Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari
infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terpajan sebelumnya dengan cacar sapi
(cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu
belum diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Memang
imunologi tidak akan maju bila tidak diiringi dengan kemajuan dalam bidang
teknologi, terutama teknologi kedokteran. Dengan ditemukannya mikroskop maka
kemajuan dalam bidang mikrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri
penyebab penyakit infeksi. Penelitian ilmiah mengenai imunologi baru dimulai
setelah Louis Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab penyakit infeksi dan
dapat membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman (germ theory)
penyakit. Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies
pada manusia tahun 1885. Hasil karya Pasteur ini kemudian merupakan dasar
perkembangan vaksin selanjutnya yang merupakan pencapaian gemilang di
bidang imunologi yang memberi dampak positif pada penurunan morbiditas dan
mortalitas penyakit infeksi pada anak.
ROBERT KOCH
Pada tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman penyebab penyakit
tuberkulosis. Dalam rangka mencari vaksin terhadap tuberkulosis ini, ia
mengamati
adanya
reaksi
tuberkulin
(1891)
yang
merupakan
reaksi
hipersensitivitas lambat pada kulit terhadap kuman tuberkulosis. Reaksi
tuberkulin ini kemudian oleh Mantoux (1908) dipakai untuk mendiagnosis
penyakit tuberkulosis pada anak. Imunologi mulai dipakai untuk menegakkan
diagnosis penyakit pada anak. Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan pada tahun
1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Kemudian diketahui bahwa tidak hanya mikroorganisme hidup
yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang tidak hidup pun dapat
menginduksi kekebalan.
ALEXANDER YERSIN DAN ROUX
Setelah Roux dan Yersin menemukan toksin difteri pada tahun 1885, Von Behring
dan Kitasato menemukan antitoksin difteri pada
binatang (1890). Sejak itu
dimulailah pengobatan dengan serum kebal yang diperoleh dari kuda dan
imunologi diterapkan dalam pengobatan penyakit infeksi pada anak. Pengobatan
dengan serum kebal ini di kemudian hari berkembang menjadi pengobatan dengan
imunoglobulin spesifik atau globulin gama yang diperoleh dari manusia.
CLEMENS VON PIRQUET
Dengan pemakaian serum kebal, muncullah secara klinis kelainan akibat
pemberian serum ini. Dua orang dokter anak, Clemens von pirquet dari Austria
dan Bela Shick dari Hongaria melaporkan pada tahun 1905, bahwa anak yang
mendapat suntikan serum kebal berasal dari kuda terkadang menderita panas,
pembesaran kelenjar, dan eritema yang dinamakan penyakit serum (serum
sickness). Selain itu peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901)
menemukan
bahwa
reaksi
kekebalan
yang
diharapkan
timbul
dengan
menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah
keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis
(tanpa pencegahan). Mulailah imunologi dilibatkan dalam reaksi lain dari
kekebalan akibat pemberian toksin atau antitoksin. Clemens von pirquet dari
Austria (1906) memakai istilah reaksi alergi untuk reaksi imunologi ini. Pada
tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit
dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan
antara penyakit ini dengan serbuk sari (pollen). Oleh Wolf Eisner (1906) dan
Meltzer (1910), penyakit ini dinamakan anafilaksis pada manusia (human
anaphylaxis).
Pada tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay
fever dengan cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit
demi sedikit. Dasarnya pada waktu itu dianggap bahwa serbuk sari mengeluarkan
toksin, dengan harapan agar terbentuk antitoksin netralisasi. Sejak itu cara
tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen tertentu
yang dikenal dengan cara desensitisasi. Akan tetapi mekanisme yang sekarang
dianut adalah berdasarkan pembentukan antibodi penghambat (blocking
antibody). Dengan penemuan reaksi tuberkulin, Schloss (1912) dan von Pirquet
(1915) melakukan uji gores (scratch test) pada kulit untuk diagnosis penyakit
alergi pada anak. Talbot (1914), seorang dokter anak, dengan uji gores melihat
adanya hu- bungan antara asma anak dengan telur. Cooke (1915) memodifikasi uji
gores dengan uji intrakutan, dan melaporkan juga bahwa faktor keturunan
memegang peranan pada penyakit alergi. Pada tahun 1913, Shick juga
memperkenalkan uji kulit untuk menentukan kepekaan seseorang terhadap kuman
difteri, sehingga makin banyak fenomena imun diterapkan dalam uji diagnostik
penyakit anak. Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep atopi
(strange disease) terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis
mempunyai manifestasi sebagai hay fever, asma, dermatitis, dan mempunyai
predisposisi diturunkan. Mulailah ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam
kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis. Rackemann (1918) melihat bahwa
sebagian besar asma pada anak mempunyai dasar alergi dan dinamakan asma tipe
ekstrinsik. Prausnitz dan Kustner (1921) menyatakan bahwa zat yang
menimbulkan sensitisasi kulit pada uji kulit dapat ditransfer melalui serum
penderita. Memang pada waktu itu mekanisme alergi yang tepat belum diketahui.
Kini berkat penelitian yang telah dilakukan, proses selular dan molekular yang
terjadi pada penyakit alergi dapat dijabarkan. Berbagai macam bentuk kelainan
klinis berdasarkan reaksi alergi-imunologi makin banyak ditemukan, terutama
dengan bertambah banyaknya obat yang dipakai untuk pengobatan dan diagnosis
penyakit. Dengan ditemukannya komplemen oleh Bordet (1894), uji diagnostik
yang memakai fenomena imun berkembang lagi dengan uji fiksasi komplemen
(1901), seperti pada penyakit sifilis. Pada tahun 1896, Widal secara in vitro
mendemonstrasikan bahwa serum penderita demam tifoid dapat mengaglutinasi
basil tifoid.
LANDSTEINER
Setelah Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan
golongan darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940) , maka kelainan klinis
berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang
terjadi baru dapat dijabarkan dengan istilah imunologi saja. Baru pada tahun 1939,
141 tahun setelah penemuan Jenner, Tiselius dan Kabat menemukan secara
elektroforesis bahwa antibodi terletak dalam spektrum globulin gama yang
kemudian dinamakan imunoglobulin (Ig). Dengan cara imunoelektroforesis
diketahui bahwa imunoglobulin terdiri atas 5 kelas yang diberi nama IgA, IgG,
IgM, IgD dan IgE (WHO, 1964), dan kemudian diketahui bahwa masing-masing
kelas tersebut mempunyai subkelas. Pada tahun 1959 Porter dan Edelman
menemukan struktur imunoglobulin, dan tahun 1969 Edelman pertama kali
melaporkan urutan asam amino molekul imunoglobulin yang lengkap. Reagin,
yaitu faktor yang dianggap berperan pada penyakit alergi, baru ditemukan
strukturnya oleh Kimishige dan Teneko Ishizaka pada tahun 1967 dan merupakan
kelas imunoglobulin E (IgE). Sekarang banyak penelitian dilakukan mengenai
regulasi sintesis IgE, dengan harapan dapat menerapkannya dalam mengendalikan
penyakit atopi.
METCHNIKOFF
pada tahun 1883, Metchnikoff sebenarnya telah mengatakan bahwa pertahanan
tubuh tidak saja diperankan oleh faktor humoral, tetapi leukosit juga berperan
dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pada waktu itu peran leukosit
baru dikenal fungsi fagositosisnya. Beliaulah yang menemukan sel makrofag.
Sekarang kita mengetahui bahwa sel makrofag aktif berperan pada imunitas
selular untuk eliminasi antigen. Baru pada tahun 1964, Cooper dan Good dari
penelitiannya pada ayam menyatakan bahwa sistem limfosit terdiri atas 2
populasi, yaitu populasi yang perkembangannya bergantung pada timus dan
dinamakan limfosit T, serta populasi yang perkembangannya bergantung pada
bursa fabricius dan dinamakan limfosit B. Tetapi pada waktu itu belum dapat
dibedakan antara limfosit T dan limfosit B. Limfosit T berperan dalam
hipersensitivitas lambat pada kulit dan penolakan jaringan, sedangkan limfosit B
dalam produksi antibodi. Imunologi membuat perkembangan hebat pada akhir
abad ke -19 melalui perkembangan cepat pada penelitian imunitas humoral dan
imunitas seluler. Paul Ehrlich mengusulkan teori rantai sisi yang menjelaskan
spesifisitas reaksi antigen-antibodi. Kontribusinya pada pengertian imunitas
humoral diakui dengan penghargaan hadiah nobel pada tahun 1908, yang
bersamaan dengan penghargaan untuk pendiri imunologi seluler.
BAGIAN 3
SISTEM IMUN NON SPESIFIK (INNATE IMMUNITY SYSTEM)
1. Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh dalam menghadapi
serangan berbagai mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan
waktu sebelum dapat memberikan responsnya. Sistem tersebut disebut nonspesifik, karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Komponen- komponen sistem imun non-spesifik terdiri atas :
a. Pertahanan fisis dan mekanis
b. Pertahanan biokimia
c. Pertahanan humoral
d. Pertahanan selular
Pertahanan fisis dan mekanis
Kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk, dan bersin dapat mencegaah
berbagai kuman patogen masuk ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh
luka bakar dan selaput lendir yang rusak karena asap rokok akan meningkatkan
resiko infeksi.
Pertahanan Biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kelenjar kulit,
telinga, spermisn dan semen merupakan bahan yang berperan dalam pertahanan
tubuh. Asam hidroklorik dalam cairam lambung, lisosim dalam keringat, ludah,
air mata, dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap kuman gram positif
dengan jalan mengahncurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung
pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat antibakterial
terhadap E.coli dan stafilokok. Lisosim yang dilepas makrofag dapat
mengahncurkan kuman gram negatif dengan bantuan komplemen. Laktoferitin
dan transferin dalam serum dapat mengikat zat besi yang dibutuhkan untuk
kehidupan kuman pseudomonas.
Pertahanan Humoral
1. Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dalam membantu dekstruksi bakteri dan
parasit dengan jalan opsonisasi. Kejaida-kejadian tersebut diatas adalah
fungsi sistem imun non-spesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh
respons imun spesifik.
2. Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia
yang mengandung nuklues dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus.
Interferon mempunyai sifat antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitas
sel yang telah terserang virus tersebut. Disamping itu interferon dapat pula
mengaktifkan natural killer sel-sel NK untuk membunh virus dan sel
neoplasma.
3. C-Reactive Protein (CRP)
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah sebagai opsosnin
dan dapat mengaktifkan komplemen.
Pertahanan Selular
Fagosit/makrofag dan sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik selular.
1. Fagosit
Meskipun berbaai sek dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, sel uatam
yang berperan pada pertahanan non-spesifik adalah sel mononuklear (monosit
dan makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan
sel tersebut berasal dari sel hemopoietik yang sama. Fagositosis dini yang
efektif pada invasi kuman akan dapat mencegah timbulnya penyakit. Proses
fagositosis terjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut : kemoktaksis,
menangkap, membunuh, dan mencerna.
2. Natural Killer Cell (Sel NK)
Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfosid sistem imun spesifik
yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut juga sel non B non T
atau sel popilasi ketiga atau null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel yang
mengandung virus atau sel neoplasma. Interferon mempercepat pematangan
dan meningkatkan efek sitolitik sel NK.
2. Sistem Imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun non-spesifik sistem imun spesifik mempunyai
kemampuan untuk mengenal bendayang dianggap asing . benda asing yang
pertama timbul dalam badan yang segera dikenal sistem imun soesifik akan
mensensitasi sel-sel imun tersebut. Bila sel sistem tersebut terpajan ulang dnegan
benda asing yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkannya.
Oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik. Sistem imun spesifik dapat
bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh,
tetapi pada umumnya terjalin kerjasama yang baik natara antibodi, komplemen,
fagosit, dan anatara sel T –Makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan,
respons imun yang terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi
A. Sistem Imun Spesifik Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B.
Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Pada unggas sel asal tersebut
berdiferensial menjadi sel B didalam alat yang disebut Bursa Fabricius yang
letaknya dekat dnegan kolaka. Bila sel B dirangsang benda asing sel tersebut akan
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk
antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama
antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus, dan netralisi
toxin.
B. Sisten Imun Spesifik Selular
Yang berperan dalam sistem imun spesifik selular adalah limfosit T atau sel T. Sel
tersebut juga berasal dari sel asal yang sama seperti sel B, tetapi proliferasi dan
diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri
atas beberapa subset yang mempunyai fungsi sel yang berlainan.
Fungsi sel T umumnya ialah :
a. Memabntu sel B memproduksi antibodi
b. Mengenal dan mengahncurkan sel yang terinfeksi virus
c. Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
d. Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut :
1. Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th 1 dan Th 2. Th 2 menolong sel B dalam
memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibod kebanyakan antigen (T
dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik oleh sel T maupun B.
Sel Th 1 berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi
virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer
dipakai untuk menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T
lainnya. Sel Th juga melepas sel limfokin,limfokin asal Th 1 mengaktifkan
makrofag, sedang limfokin asal sel Th 2 mengaktifkan sel B/ sel plasma
yang membentuk antibodi.
2. Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel
Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts
non-spesifik.
3. Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity)
Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel
inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam fungsinya
memerlukan rangsangan daru sel Th1.
4. Sel T (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel alogonik, sel
sasaran yang mengandung virus dan sek kanker. Sel Th dan Tc disebut juga
sel T regulator sedangkan sel Tdh dan sel Tc disebut sel efektor. Dalam
fungsinya sel Tc memerlukan rangsangan dari sel Th 1.
5. Sel K
Sel K atau ADCC (antibody Dependent Cell Cytitoxicity) adalah sel yang
tergolong dalam sistem imun non-spesifik tetapi dalamkerjanya memerlukan
bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem imun spesifik).
BAGIAN 4
SISTEM IMUN SPESIFIK (ADAPTIVE IMMUNITY)
Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali substansi asing
yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respons imun yang
soesifik tehadao substansi tersebut. Sistem imun soesifik disebut pula dengan
sistem imun yang didapat , dimana sel-sel imun yang berperan penting adalah sel
limfost B dan limfosit T. Adaptive Immunity
adalah merupakan sistem
pertahanan tubuh lapis kedua, jikainnate immunity tidak mampu mengeliminasi
agen penyakit. Hal ini terjadi jika fagosit tidak mengenali agen infeksius, sebab
hanya sedikit reseptor yang cocok untuk agen infeksius atau agen tidak bertindak
sebagai faktor antigen terlarut (souble antigen) yang aktif. Jika hal ini terus
menerus maka akan diperlukan molekul spesifik yang berkaitan langusng dnegan
antigen infeksius yang dikenal dengan antibodi dan selanjutnya akan terjadi
proses fagositosis. Antibodi diproduksi ileh sel B yang merupakan molekul
fleksibel dan bertindak sebagai adaptor antara agen infeksius dan fagosit.
Antibodi mempunyai 2 fungsi selain mempunyai variable antibodi yang berbeda
dan mengikat antigen infeksius juga mengikat reseptor sel dan selanjutnya
mrngaktifkan komplemen yang diakhiri dengan terjadinya lisis. Substansi yang
dapat merangsang respon imun spesifik disebut dengan antigen. Sedangkan
respon tubuh terhadap masuknya antigen tersebut adalah dengan pembentukan
antibodi. Antibodi adalah suatu protein yang diahasilkan oleh sel limfosit
Bsebagai respon terhadap adanya antigen. Antibodi bersifat spesifik terhadap jenis
tertentu dari suatu antigen. Ribuan jenis antigen yang masuk dalamtubuh akan
merangsang pembentukan ribuan jenis antibodi yang spesifik terhadap antigen
tersebut. Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal
bendayang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam
badan yang segera dikenal sistem imun soesifik akan mensensitasi sel-sel imun
tersebut. Bila sel sistem tersebut terpajan ulang dnegan benda asing yang sama,
yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkannya. Oleh karena itu sistem
tersebut disebut spesifik. Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari
imunitas nonspesifik. Antigen adalah substansi yang berupa protein dan
poliskarida yang mempunyai kemampuan merangsang munculnya sistem
kekebalan tubuh (antbody). Tubuh dapat dengan cepat merespin infeksi suatu
penyakit, apabila tubuh terdapat antibody untuk jenis antigen tertentu yang berasal
dari kuman.
Sistem imun spesifik terdiri dari sistem imun spesifik humoral dan seluler :
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B.
Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Pada unggas sel asal tersebut
berdiferensial menjadi sel B didalam alat yang disebut Bursa Fabricius yang
letaknya dekat dnegan kolaka. Bila sel B dirangsang benda asing sel tersebut akan
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk
antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Yang jika
dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi menjadi sel plasma yang dapat
membentuk antibodi (imunoglobulin).selain itu juga berfungsi sebagai Antigen
Presenting Cell (APC). Sedangkan yang berperan dalam sistem imun spesifik
selular adalah limfosi T atau sel T yang berfungsi sebagai regulator dan efektor.
Fungsi regulasi terutama dilakukan oleh sel T helper (sel TH, CD4+) yang
memproduksi sitokinin seperti interleukin-4 (IL-4 dan IL-5) yang membantu sel B
memproduksi antibodi, IL-2 yang mengaktivasi sel-sel CD4, CD8, dan IFN yang
mengaktivasi makrofag. Fungsi efektor terutama dilakukan oleh sel T sitotoksik
(CD8) untuk membunuh sel-sel yang terinfeksi virus, sel-sel tumor, dan allograft.
Fungsi efektor CD4+ adalah menjadi mediator reaksi hipersensitifitas tipe lambat
pada organisme intraseluler seperti Mycobacterium tuberculosis. Pada keadaan
tidak homeostasis, bangkitnya respon imun dapat merugikan kesehatan, misal
pada reaksi autoimun atau reaksi hipersensitifitas (alergi). Beberapa penyakit
seperti diabetes melitus, sklerosis multiple, lupus, arthtitis rematoid termasuk
contoh penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi jika kondisi imun disensitisasi oleh
protein yang ada dalam tubuh kemudian menyerang jaringan yang mengandung
protein tersebut. Adaptive immunity atau imunitas spesifik terjadi ketika innate
immunity
gagal menhalau infeksi karena benda asing yang masuk memiliki
struktur yang sama sekali baru bagi tubuh. Mekanisme ini terjadi sekitar 1 hingga
5 hari setelah infeksi. Secara singkat mekanisme ini akan mencoba membuat
“ingatan” baru tentang struktur benda asing yang masuk dalam tubuh, kemudian
bereaksi untuk menghalau benda asing tersebut. Sel yang terlibat pada mekanisme
ini adalah limfosit, baik sel T kimfosit maupun sel B limfosit.
Adaptive immunity sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Imunitas humoral, yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam
darah, yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B.
Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di luar sel
(berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda asing
tersebut, kemudia memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang
akan menempel disuatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda sing
tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut
sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.
b. Imunitas selular yaitu imunitas yang dimediasi oleh sel T limfosit.
Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel
(beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi. T
limfosit kemudia akan menginduksi 2 hal : (1) fagositosis benda asing
tersebut oleh sel yang terinfeksi, (2) lisis sel yang terinfeksi sehingga benda
asing tersebut terbebas ke luar sel dan da[pat dilekati oleh antibodi.
BAGIAN 5
ANTIGEN DAN ANTIBODI
Antigen adalah substansi yang dapat dikenali dan diikat dengan baik oleh sistem
imun. Antigen dapat berasal dari organisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit)
atau molekul asing bagi tubuh. Tidak setiap bagian dari antigen dapat berinteraksi
sengan molekul sistem imun. Bagian dari antigen secara langsung berikatan
dengan molekul reseptor (seperti antibodi) yang dikenal dengan epitop. Hal ini
menandakan bahwa antigen mempunyai beberapa epitot. Hapten adalah molekul
organik kecil yang dapat mengikat bagian reseptor antigen. Meskipun molekul ini
kecil tetapi dapat menginduksi antibodi dengan titer yang tinggi jika diikatkan
dengan carrier berupa ptotein ynag mempunyai berat molekul tinggi atau polimer
sintetik.
Contohnya adalah logam berat nom –mulia (perak atau timah) dan antibiotik
(sulfa). Pemakaian gelang/cincin bisa membuat gatal-gatal di sekitar pemakaian
atau seluruh tubuh. Contoh antigen lengkapadalah bakteri,virus. Paratop adalah
daerah milik antibodi yang berikatan dengan epitot. Nama lain dari epito adalah
determinan.
Mayor Histocompatability Complex (MHC)
Di dalam tubuh mempunyai sistem marker glikoprotein yang di kode oleh gen
yang dikenal dengan Histocompability complex (MHC). Molekul ini melekat
pada permukaan membran sel terutama pada sel assesories. Sifat MHC adalah
polimorpisme, terdapat pada semua individu dan pada orang kembar (identical
twins) mempunyai kombinasi protein MHC yang sama. Protein tersebut sangat
berperan dalam komunikasi antar sel dan respon imun dalam tubuh termasuk
kemampuan merespon tipe antigen. Molekul MHC teridir dari 3 kelas yaitu MHCI, MHC-II, MHC-III. Setiap kelas mempunyai peranan berbeda dalam reulasi
imun.
Basis Seluler dan Respon Imun
Secara iriginal sel imun merupakan keturuna dari leukosit termasuk kedua sel
limfosit dan sel myeloid. Sel stem dalam sumsum tulang migrasi ke beberapa
jaringan dan matang menjadi imun kompeten yang berbeda.
Sel T dan SelB
Limfosit adalah sel darah putih kecil yang bertanggung jawab untuk
meningkatkanrespon imun secara efektif terhadap antigen. Sel ini mempunyai dua
tipe yaitu sel T dan sel B. Pematangan sel T dan sel B di sumsum tulang belakang,
meskipun pematangan sel T juga tergantung dari thymus. Sel B pada saat
distimulasi oleh antigen, maka sel B akan merespon dengan sekresi antibodi
terlarut (soluble antibody) yang mampu mengikat antigen spesifik yang diekna;
dengan imunitas humorla. Sedang sel T bertanggun jawab dnegan cara
membangkitkan sel asosiasi imun lainnya (immune associated cell) atau langsung
kontak dengan antigen yang biasanya berupa sel asing, virus, atau sel kanker,
respon ini dikenal dengan imunitas selular. Tipe atau subset sel B dan sel T sulit
dibedakan secara mikroskopis, sedang untuk membedakan kedua molekul adalah
terletak pada permukaan kedua molekulnya. Biasanya yang digunakan untuk
membedakan kedua sel tersebut adalah marker protein pada permukaan sel yang
disebut Cluster Defferensiation (CD) marker protein yang dijumpai pada semua
sel T adalah CD3 , kecuali sel T supresor dan cytotoxic marker proteinnya adalah
CD8 , sedang sel T-Helper marker proteinnya aqdalah CD, dan pada sel B marker
proteinnya adalah Immunoglobulin M permukaan (Suface IgM) yang tidak
dijumpai oleh sel T. Sel T dan sel B mengenali antigen melalui reseptor antigen.
Pada sel B membran (IgM atau IgD). Ketika sel B mengikat antigen maka sel B
akan menjadi matang untuk memproduksi sel plasma. Selanjutnya sel plasma
mensekresi antibodi yang spesifik terhadap antigen dan identik dengan reseptor
yang original pada permukaan sel B. Reseptor antigen pada sel T adalah
merupakan immunoglobulin like molecule yang bereaksi dengan molekul MHC
yang mengikat antigen di permukaan dengan baik. Jadi sel T pada saat aktif tidak
memproduksi antibodi, tetapi memproduksi limfokin (lymphokines). Substansi ini
mempunyai berat molekul rendag yang berfungsi mengirim signal pada sel sistem
imun untuk bereaksi terhadap target sel mati, pengaktifan makrofag, proliferase
sel limfosit dan migrasi sel. Masing-masing limfosit T dan B hanya mampu
mengenali satu epitop yang spesifi. Jadi adanya respon imun yang diinduksi oleh
banyak epitot (seperti bakteri yang mempunyai banyak epitop), amka diperlukan
pengaktifan limfosit untuk berdiferensiasi menjadi bermacam-macam limfosit
spesifik terhadap epitop. Pengaktifan bermacam-macam limfosit tersebut dapat
menumbuhkan banyak klon darisel yang sama untuk merespon antigen, sehingga
mengakibatkan proliferasi dan diferensiasi limfosit dengan spesifitas yang
berbeda oleh karena itu dikenal dengan antibodi poliklonal, tetapi sebaliknya para
peneliti sudah banyak membuat manipulasi sistem imun dengan cara hibridoma
yang merupakan turuna klon tunggal dari sel B yang teraktifasi untuk
memproduksi antibodi yang homogen atau single molecular species of antibody
yang hasilnya dikenal dengan antibodi monoklonal (monoclonal antibody).
Antigen Presenting Cells
Antigen presenting cells (APCs) adalah sel assesoris
yang berfungsi
mempresentasikan antigen terhadap limfosit agar respon imun berhasil baik.
Banyak antigen yang harus ditelan dan diproses secara intraseluler kemudia
dipresentasikan ke permukaan agar dikenali oleh limfosit. Macam antigen tersebut
antara lain sel kanker, virus, sedang untuk antigen yang berupa protein akan
diproses dan di presentasikan menjadi peptide. Jenis sel yang dapat bertindak
sebagai APCs antara lain makrofag, sel dendrite, sel B , sel langerhans. Respon
imun terhadap antigen tergantung dari tipe antigen dan macam partikel yang
berinteraksi. Pengaktifan sel B dapat melalui dua arah yaitu pertama secara
langsung kontak dengan antigen terlarut (soluble antigen) atau native antigen.
Kedua pengaktifan sel B melalui sel T helper (Th). Sel B teraktifasi setelah
berinteraksi dengan sel Th, selanjutnya sel B mempresentasikan antigen ke
permukaan melalui MHC-II agar dikenali oleh sel Th (CD4+) yang selanjutnya
akan mensekresi sel limfokin yang sesuai sebagai simulator, sedang sel B
memproduksi antibodi. Adanya pengikatan sel B dan antigen akan mengaktifkan
komplemen yang berfungsi untuk melisiskan sel target dan opengaktifan sel
fagosit. Proses ini kebanyakan terjadi pada makrofag untuk membersihkan infeksi
mikroorganisme. Sel T teraktifasi juga tergantunf s=dari jenis MCH yang terlibat,
sel T cytoxic (CD8+) atau sel T-Helper (CD4+) . jika APC mempresentasikan
antigen berikatan dengan MCH-I maka sel yang distimulasi adalah sel T cytotoxic
(CD8+) , tetapi jika di presentasikan MCH-II maka yang distimulasi adalah sel THelper (Th). Sel cytotoxic bertugas secara langsung membunuh sel target,
sedangkan sel T helper berfungsi untuk mensekresi bermaca-macam intraleukin
untuk memprovokasi aktifitas sel B dan sel T untuk berinteraksi dengan sel imun
lainnya seperti makrofage, granulosit, limfosit terhadap antigen.
Antibodi
Antibodi adalah proteun imunoglobulin yang disekresi ileh sel B yang teratifasi
oleh antigen. Berat moleluk antibodi berkisar 150.000 Da sampai 950.000 Da
yang tergantung pada kelasnya. Semua molekul antibodi terdiri dari dua untaian
peptida pendek yang sama dikenal dnegan light chain sedang yangterdiri dari
untaian petida panjang disebut heavy chain . keduanya terjadi ikatan konvalen
bersama yang disebut dengan ikatan disulfida. Struktur imunoglobulin terdiri dari
fragmen ab (fab) dan fragmen c (fc). Kedua fragmen ini dirabgkai oleh untaian
dua sulfida (s-s) bagian yang terdiri daeri asam amino yang bertugas untuk
mengikat antigen dikenal dnegan side binding antigen, sedang fc terdiri dari
karbohidrat yang sering berikatan dengan komplemen. Antibodi merupakan
biomolekul yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagai respons terhadap
benda asing yang tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Benda asing tersebut
disebut antigen. Tiap kali ada benda-benda asing yang masuk dalam tubuh
diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Antibodi dihasilkan oleh
limfosit B atau sel B. Antibodi digunakan untuk menetralkan atau mengahncurkan
antigen yang masuk dalam tubuh. Setiap detik sekitar 2.000 molekul antibodi
diproduksi ole sel-sel B. Salah satu contoh peristiwa yang melibatkan antibodi
adalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akna timbul annah.
Nanah itu merupakan limfosit atau sel-sel B yang mati setelah berperang melawan
antigen. Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah atau cairan nonseluler.
Antibodi memiliki struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara
sempurna, seperti anak kunci dengan lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik
terhadap antigen jenis tertentu.
Jenis-jenis Antibodi
Antibodi disebut juga immunoglobuli (Ig) atau serum protein globi=ulin, karena
berfungsi untuk melinf=dungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima
macam immunoglobulin yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD
a. Immunoglobulin G (IgG)
IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam
satu bulan, menurun perlaha-lahan dan terdapat selama bertahun-tahun
dengan kadar yang rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat
pada darah, sistem getah bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran
darah langsung menuju tempat antigen berada dan menghambatnya begitu
terdeteksi. Senyawa ini meiliki efek kuat terhadap antibakteri maupun virus,
serta menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinap diantara sel-sel dan
menyingkirkan organusme yang masuk dalam sel-sel dan kulit. Karena
kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG merupakan satu-satunya
antibodi yang dapat dipindahkan melauli palsenta dari ibu hamul ke janin
dalam kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya infeksi
yang menyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya imunoglobulin
dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar),
memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai sistem
kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi.
b. Immunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang
dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA
juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya seperti air mata, air
liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus. Antibodi ini melindungi janin
dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA terdapat dalam ASI akan
melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat
dalam tubuh bayi yang baru lahir.
c. Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel
B. Pada saay=t antigen masuk ke dalam tubuh, immunoglobulin M (IgM)
merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen
tersebut.IgM terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3
bulan, kemudian menghilang. Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM
pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit ,
produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam darah,
tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan.
Untuk mengeyahui apakah janintelah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui
dari kadar IgM dalam darah.
d. Immunoglobulin D (IgD)
Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan
pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini
bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T mereka
membantu sel-sel T menangkap antigen.
e. Immunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran
darah. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksialergi akut pada tubuh.
Oleh karena itu tubuh seseorang yang sedang mengalami alergi kadar IgE
yang tinggi. IgE penting melawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis
yang banyak ditemukan di negara-negara.
BAGIAN 6
SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA DITINJAU DARI ISLAM
DAN SAINS
Tubuh manusia selalu terancam oleh patogen. Sistem kekebalan menjadi
pertahanan yang tangguh untuk menangkal berbagai jenis mikroorganisme
penyebab penyakit. Ada tiga cara tubuh untuk menangkal serangan patogen.
Benteng-benteng fisik berupa kulit, air mata, dan ludah mengandung x=zat kimia
pembasmi bakteri disebut lisozim. Patogen yang lolos dari lisozim akan ditelan
oleh sel darah putih yang disebut fagosit, dibinasakan oleh sel-sel pembunuh
alami di sistem limfa atau dibunuh oleh protein antimikroba. Jika masih lolos
juga, patogen akan dihalang oleh
arisan pertahanan tubuh terampuh, yang
dinamakan sistem kekebalan (imunitas) paling menarik, walau manusia dikelilingi
oleh ancaman serius ini, kita tidak melakukan upaya apapun untuk melindungu
diri darinya. Ini disebabkan adanya suatu mekanisme dalam tubuh kita, yang
menjalankan tugas ini atas nama kita, memberikan perlindungan yang kita
butuhkan, tanpa membuat kita terganggu sedikit pun. Inilah “sistem kekebalan”,
sistem ini merupakan sistem yang paling penting dan paling menakjubkan u=yang
beroperasi dalam tubuh kita, karena ia menjalankan salah satu misi hiduo paling
vital. Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi semua unsur sistem kekebalan
melindungi tubuh kita layaknya sepasukan besar prajurit angkatan bersenjata. Selsel pertahanan yang melindungi tubuh manusia terhadap penyerang seperti
bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya, dilengkapi dengan kemampuan luar
biasa. Pola kecerdasan, upaya, dan pengorbanan, yang ditunjukkan sel-sel ini
selama perang yang mereja kobarkan di dalam tubuh, mengherankan semua orang
yang mempelajarinya. Sistem kekebalan terdiri dari sel limfosit, yang mengenali
zat kimia dipermukaan patogen yang disebut antigen. Sel B (limfosit B)
melepaskan antibodi yang mengunci diri ke antigen spesifik, melumpuhkan
patogen dan menandainya untuk dihancurkan. Sel T (limfosit T) mengidentifikasi
dan segera menghancurkan patogen. Sel memori mengingat antigen-antigen.
Sistem kekebalan membutuhkan waktu beberapa hari untuk meberi tanggapan
atau tindak balas kepada antigen baru. Inilah tindak balas primer. Orang yang
terinfeksi patogen mungkin jatuh sakit. Pada kesempatan berikutnya sel memori
mengingat antigen-antigen tersebut dan segra melakukan tindak bakas limfosit B
dan T. Ini adalah tindak nalas sekunder yang menhancurkan patogen penyusup.
Hasilnya orang akan kebal terhadap penyakit. Pembahasan tentang sistem
kekebalan tubuh manusia ditinjau dari islam san sains adalah suatu hal yang
sangat menarik dan haru diketahui oleh setiap manusia, karena ini berkaitan
langsung tentang diri manusia secra personal, agar pembahasan lebih sistematis,
amak kami akan memnatasi pada beberpa permasalahan saja, yaitu :
1. Definisis sistem kekebalan tubuh manusia
2. Struktur sistem kekebalan tubuh manusia
3. Fungsi sistem kekebalan tubuh manusia
4. Penyebab dan akibat sistem kekebalan tubuh manusia
5. Cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia
6. HIV musuh sistem kekebalan tubuh manusia
Sistem Kekebalan Tubuh
1. Definisi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh adalah semua mekanisme yang
digunakan tubuh untuk menjaga keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap
bahaya yang dapat ditumbulkan oleh berbagai keadaan yang ada dalam
lingkungan hidupnya. Secara singkat, sistem kekebalan dapat didefinisikan
sebagai “prajurit yang snagat disiplin, teratur, dan pekerja keras yang melindungi
tubuh dari cengkeraman musuh eksternal”. Dlam peperangan aneka rupa inim
tugas utama dari elemen yang berperang di garis depan adalah untuk mencegah
sel musuh, seperti bakteri, virus, memasuki tibuh. Sistem kekebalan tubuh berasal
dari sel darah putih yang mengalami perkembangan dalam sumsum tulang
kelenjar thymus. Sebagian sel tersebut mengalir ke peredaran darah atau ke
kelenjar timus, dan sebagian lagi tetap berada jaringan asalnya. Reaksi ketahanan
tubuh ini terjadi apa ada benda asing masuk dalam tubuh. Menurut Bellanti,
sistem ketahanan tubuh mencakup semua mekanisme yang membantu individu
untuk mengenal berbagai benda asing yang ada di lingkungannya. Mekanisme
pertahanan tubuh ini berfungsi untuk menetralkan. Menghilangkan, maupun
memetabolisasi benda asing agar terhindar dari kerusakan pada sistem jaringan
tubuh itu sendiri. Sistem ketahanan tubuh dapat dibedakan menjadi dua kategori
yaitu (1) respons ketahanan tubuh non-spesifik dan (2) respons ketahanan tubuh
soesifik. Mekanisme kerja respons ketahanan tubuh non-spesifik tidak bergantung
pada pengenalan spesifik. Sebaliknya mekanisme kerja respons ketahanan tubuh
spesifik amat bergantung pada kemampuan memaparkan benda asing oleh tubuh
individu. Untuk itu respons ketahanan tubuh spesifik ini memerlukan waktu yang
relatif lama, dimana ia memerlukan sebuah pemaparan awal dan kemudia
dilanjutkan detail pemaparan selanjutnya terhadap benda asing tersebut. Melalui
mekanisme kerja ini, respons ketahanan tubuh spesifik mengakibatkan terjadinya
diferensial selektif self dan non-self. Secara umum respons ketahanan tubuh
mempunyai tiga fungsi, yaitu (1) fungsi ketahanan (defense), (2) Fungsi
homeostasis, dan (3) fungsi pengawasan (survillance).
2. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Jaringan dan organ yang merupakan sistem kekebalan berserakan di seluruh
tubuh. Pada manusia, organ-organ pusat sistem tersebut ialah sumsum tulang dan
timus. Sumsum tulang mengandung sel-sel batang yang menhasilkan seluruh sel
darah. Kelima macam sel darah putih itu masing-masing memainkan sedikit
peranan dalam imunitas. Tetapi makrofag), dan khususnya limfosit. Limfosit
terdiri atas dua jenis yaitu T limfosit dan B limfosit. Salah satu tugas sistem imun
tersebut ialah membentuk pertahanan terhadap bahan-bahan asing, yang dinamai
antigen, yang memasuki tubuh. Sebelum memulai kerjanya B limfosit maupun T
limfosit tersebarkan dari sumsum tulang dan timus menjadi kelompok jaringan
limfosit yang dibagikan ke seluruh tubuh. Sistem ini terdiri atas limpa, sejumlah
besar simpul limfa, tonsil, apendiks, dan sarang sel-sel yang tersebar dimanamana. Simpul limfa merupakan tempat ideal bagi sel-sel imun untuk meliputi
antigen. Untuk memperjelas pemahaman tentang struktur kekebalan tubuh atau
pertahanan tubuh secara singkat dan padat dapat dijelaskan sebagai berikut :
kendati tidak gampang bagi organisme musuh untuk memasuki tubuh, mereka
menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu menjajah tubuh.
Aklau mereka berhasil melakukannya, setelah mengatasi berbagai penghalang
seperti kulit serta saluran pernafasan dan percernaan, mereka akan mendapati
prajurit tangguh tengah menanti. Para prajurit tangguh ini dihasilkan dan dilatih di
pusat khusus seperti sumsum tulang, limpa, timus, dan kelenja getah bening. Para
prajurit ini adalah “sel-se; pertahanan” yang disebut makrofag dan limfosit.
Pertama, berbagai jenis fagosit , yang disebut “sel pemakan” akan langsung
beraksi. Kemudian makrofag, jenis spesifik lain dari fagosit mendapat gilirannya.
Makrofag ini menghancurkan semua musuh dengan jalan menelannya. Makrofag
juga menjalankan tugas lain seperti mengajak sel-sel pertahanan lainnya ke arena
pertempuran, dan menaikkan suhu tubuh. Meningkatnya suhu tubuh atau demam
di awal sakit sangat penting, karena orang yang mengalaminya akan merasa
kelelahan dan perlu istirahat, hal ini menghemat energi yang diperlukan untuk
memerangi musuh. Apabila unsur-unsur sistem kekebalan ini terbukti tidak
memadai untuk musuh yang memasuki tubuh, maka limfosit sang jagoan sistem
ikut bermain. Ada dua jenis limfosit sel B dan sel T. Keduanya ini kemudia juga
terbagi ke dalam dua kelompok. Setelah makrog=fag, yang datang berikutnya
adalah sel T penolong. Ia mungkin dianggap agen administratif sistem. Setelah sel
T penolong mengenali musuh, mereka memperingatkan sel-sel lain supaya
mengangkat kapak perang untuk melawannya. Begitu diberi tahu, sel T pembunuh
memainkan pabrik senjata dalam tubuh manusia. Mengikuti rangsang dari sel T
penolong, sel B segera mulai memproduksi semacam sebnjata yang disebut
“antibodi”. Kalau tanda peringatan sudah berakhir, sel T penekan menghentikan
kegiatan semua sel pertahanan, dan karena itu mencegah pertempuran
berlangsung lebih lama daripada yang diperlukan. Akan tetapi misi pasukan
pertahanan ini belum berakhir. Sel-sel prajurit yang disebut sel pengingat,
penyimpan informasi yang diperlukan tentang musuh itu dalam memori mereka
selama bertahun-tahun. Hal ini memungkinkan sistem kekebalan untuk segera
menyusun pertahanan melawan musuh yang sama jika suatu saat nanti datang
lagi. Demikian struktu kekebalan tubuh manusia yang sungguh menakjubkan, apa
jadinya jika tubuh tidak mempunyai sistem kekebalan tubuh maka dapat
dipastikan ribuan kuman, bakteri, virus yang merugikan segera menyerang, yang
berakibat tubuh akan menjadi sakit dan kemudian kematian menjemput.
3. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Fungsi sistem kekebalan tubuh manusia merupakan upaya melawan segala
aktivitas benda asing dengan kemampuan tubuh untuk menyebarkan ketahanan
tubuh ke seluruh jaringan. Dalam sistem ketahanan tubuh, terdapat mekanisme
berbentuk inflamatory response (tanggapan keradangan) dan spesific immune
response. Mekanisme ini bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan
homeostasis, yang dipengaruhi oleh hormon endogen. Dengan demikian,
hubungan timbal balik antara sistem kekebalan tubuh dan sistem syaraf atau
sistem organ lainnya merupakan dasar bahwa respons imunologis tidak selalu
berjalan secara otomatis, tetapi juga dapat dipengaruhi i=oleh integrasi sistem
somatik. Oleh karena itu, sistem ketahanan tubuh secara konseptual merupakan
sistem ketahanan tubuh homeostasis. Sedangkan fungsi pengawasan (survillance
function) ini berupa pemantauan dan pengenalan jenis sel abnormal yang secara
tetap selalu timbul dalam individu, baik secara spontan atau disebabkan oleh
pengaruh virus atau zat kimia. Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi
respons ketahanan tubuh antara lain : faktor genetik, faktor metabolik, faktor
lingkungan, faktor gizi, faktor anatomik, faktor fisiologik, faktor umur, dan faktor
mikroba.
4. Penyebab dan Akibat Sistem Kekebalan Tubuh
Ketegangan dan kegelisahan bisa menyebabkan menurunnya tingkat imunitas
dalam tubuh. Hal ini bisa memicu terjadinya kekacauan keseimbangan fisiologis
dalam tubuh. Sistem imun adalah struktur efektif yang menggabungkan
spesifisitas dan adaptasi. Kegagalan pertahanan dapat muncul, yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang dibagi dalam tiga kategori : defisiensi imun, autoimunitas,
dan hipersensitivitas.
a. Defisiensi Imun
Defisiensi imun muncul ketika satu atau lebih komponen sistem imun tidak
aktif. Kemampuan sistem imun untuk merespon patogen berkurang pada baik
golongan muda dan tua, dengan respon imun mulai untuk berkurang pada
usia sekitar 50 tahun jarena immunosenescence. Di negara-negara
berkembang, obesitas, penggunaan alkohol dan narkoba adalah akibat paling
umum dari fungsi imun yang buruk. Namun, kekurangan nutrisi dengan
gangguan imunitas selular, aktivitas komplemen, fungsi fagosit, konsentrasi
antibodi IgA dan produksi sitokin. Defisiensi nutriai seperti zinc, selenium,
zat besi, vitamin A, C,E, dan B6 , dan asam folik (vitamin B9) juga
mengurangu respon imun. Defisiensi imun juga dapat didapat. Chronic
granulomatous disease, penyakit yang menyebabkan kemampuan fagosit
untuk menghancurkan fagosit berkurang, adalah contoh dari defisiensi imun
dapatan. AIDS dan beberapa tipe kanker menyebabkan defisiensi imun
dapatan.
b. Autoimunitas
Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun yang disebut
autoimunitas. Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara
diri sendiri dan bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh.
Dibawah keadaan sekitar yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi
dengan peptid sendiri. Satu fungsi sel (terletakdi thymus dan sumsum tulang)
adalah untuk memunculkan lifosit muda dengan antigen sendiri yang
diproduksi pada tubuh dan untuk membunuh sel tersebut yang dianggap
antugen sendiri, mencegah autoimunitas.
c. Hipersensitivitas
Hioeesensitivitas adalah respon imun yang merusak jaringan tubuh sendiri.
Mereka terbagi menjadi empat kelas (tipe I –IV) berdasarkan mekanisme
yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Tipe I hipersensitivitas
sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan alergi.
Gejala
dapat
bervariasi
dari
ketidaknyamanan
sampai
kematian.
G=hipersensitivitas tipe I ditengahi oleh IgE yang dikeluarkan dari monosit
dan basofil. Hipersensitivitas tipe II muncul ketika antibodi melilit pada
antigen sel pasien, menandai mereka untuk penghancuran. Hal ini juga
disebut hipersensitivitas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan IgM.
Kompleks imun (kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan
IgM) ada pada berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas
tipe III. Hipersensitivitas tipe IV (juga diketahui sebagai selular) biasanya
membutuhkan waktu antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe
IV ikut serta dalam berbagai autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam
ikut serta dalam contact dermatitis, reaksi tersebut ditengahi oleh sel T,
monosit, dan makrofag.
5. Cara Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Ada beberapa cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu :
a. Imunisasi (Vaksinasi)
Imunisasi melatih sistem kekebalan untuk bertindak cepat terhadap patogenpatogen bandel tertentu. Seseorang disuntik dengan vaksin yang mengandung
bibit penyakit yang telah dilemahkan. Ini merangsang sistem kekebalan untuk
menghasilkan antibodi, tapat mengakibatkan sakit. Jika nanti patogen aktif
menyerang tubuh , sistem kekebalan akan merespons dengan cepat. Imunisasi
aktif telah berhail mengurangi penyakit menular di seluruh dunia. Pada tahun
1975, misalnya penyakit campak berhasil diberantas.
b. Mendengarkan Al-Quran
Mendengarkan Al-Quran ternyata dapat mengefektifkan sistem kekebalan
tubuh dan menghindarkan dari penyakit kronis dan tak bisa sembuh. Allah
SWT berfirman :
Artinya :
Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Diantara studi dan penelitian ilmiah yang dilakukan seputar tema ini adalah
apa yang dilakukan oleh Doktor Ahmad Qadhi Ketua Lembaga Pengajaran
dan Penelitian Kedokteran Islam di AS dan Dewan Penasihat Klinik Panama
di Negara bagian Florida.
1. Tahap Pertama
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah Al-Quran memiliki
pengaruh terhadap fungsi-fungsi organ tubuh dan mengukur pengaruh
bacaan tersebut ju=ika memang ada. Hasilnya 97% dari responden yang
menjadi objek percobaan, baik muslim maupun non muslim, baik mereka
memahami bahasa arab maupun tidak, mengalami perubahan-perubahan
fisiologis yang menunjukkan penurunan tingkat ketegangan saraf secara
spontan.
2. Tahap Kedua
Pengaruh bacaan bahasa arap biasa dan bacaan Al-Quran. Ternyata hasilnya
presentasi pengaruh yang ditimbulkan oleh ayat-ayat Al-Quran terhadap
para responden mencapai 56%,
sedangkan presentase pengaruh yang
ditimbulkan oleh bacaan-bacaan bahasa arab selain Al-Quran tersebut hanya
53%. Hasil penelitian ini dipresentasikan pada konferensi tahunan
Organisasi Kedokteran ke-17 di Saint Louis, Missouri.
c. Shalat
Shalat merupakan kewajiban yang dilakukan umat muslim setiap hari
minimal lima waktu sehai sebagai wujud rasa syukur dan keimanan kita
kepada Allah SWT. Saat melaksanakan shalat, seluruh aspek kesehatan (lahir,
mental, dan pikir) bersinergi secara harmonis. Motivasi menegakkan shalat
bersumber pada kesadaran diri (aspek mental, spiritual, dan pikir) untuk
menhamba kepada Allah SWT sebagai Sang Khalik. Kemudia dilanjutkan
dengan rukun atau tata gerakan shalat itu sendiri (Wratsangko, 2006).
A. Definisi Shalat
Menurut Rahman (2002) shalat berarti doa, ibadah, memohondengan
khusyuk kepada Tuhan; meminta rahmat Tuhan. Hasan (2002) menjelaskan
bahwa shalat menurut bahasa (etimologi) adalah doa, sedangkan shalat
menurut istilah (terminologi) adalah semua ucapan dan perbuatan yang
bersifat khusus yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan
memenuhi
beberapa
syarat
yang
ditentukan.
Wratsangko
(2006)
menjelaskan bahwa shalat berarti menyatukan pikir (akal, emosi), mental
(spiritual, keikhlasan) dan lahir (fisik, perbuatan).
Dlam satu titik keseimbangan yang harmonis. Dari penjelasan di atas shalat
adalah semua ucapan dan perbuatan yang bersifat khusus yang dimulai
dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memeuhi beberapa syarat
yang ditentukan.
Dalam rangkaian kalimat tersebut. Hal tersebut
membiasakan orang terlatih konsentrasi dan memusatkan fikiran, perhatian,
dan perasaan serta kemauannya dalam segala persoalan. Konsentrasi
merupakan faktor yang paling utama untuk mencapai kesuksesan. Cita-cita
akan berhasil apabila seluruh perhatian dipusatkan untuk meraihnya.
Menurut Thabarah (dalam Rafi‟udin dan Zainuddin, 2004) yang
mengatakan tentang manfaat ruku‟ dan sujud sangat penting bagi kesehatan
badan, dan menambah kreativitas kerja. Saboe (dalam Haryanto, 2005)
mengatakan hikmah yang dapat diperoleh dari gerakan-gerakan ibadah
shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya
membawa efek pula kepada kesehatan rohaniah (menssana in corpotre
sano) atau kesehatan mental/jiwa seseorang. Selanjutnya dijelaskan bila
ditinjau dari sudut ilmu kesehatan setiap gerakan, setia sikap, serta setiap
perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat,
adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh.
dalam rangkaian kalimat tersebut. Hal tersebut membiasakan orang terlatih
konsentrasi dan memusatkan fikiran, perhatian, dan perasaan serta
kemauannya dalam segala persoalan. Konsentrasi merupakan faktor yang
paling utama untuk mencapai kesuksesan. Cita-cita akan berhasil apabila
seluruh perhatian dipusatkan untuk meraihnya.
Menurut Noer (2006), hikmah bagi kehidupan manusia yang kita peroleh
dari shalat, baik itu bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat :
a. Shalat sebagai sarana penghubung manusia dengan Allah SWT.
Hubungan manusia dengan Allah SWT adalah hubungan makhluk
terhadap pencipta-Nya. Hubungan ini tidak akan terputus selama manusia
sadar dan ingat bahwa ia hanyalah ciptaan Allah yang tidak akan hidup
dan tujuan penciptaannya adalah hanya untuk beribadah kepada Allah.
b. Shalat sebagai penolong
Shalat berfungsi pula sebagai penolong bagi manusia untuk mencapai
rahmat Allah. Dengan shalat manusia bisa meminta bantuan atau
pertolongan apapun melalui shalat dan bersabar.
c. Mempersatukan umat dengan shalat jamaah
Segala perbedaan baik warna kulit, bahasa, bangsa, negara, dan lainnya
tidak berpengaruh ketika umat Islam berjamaah shalat sesuai dengan
tuntunan Rasulullah. Maka dalam hal ini shalat berjamaah telah
mempersatukan umat Islam dengat komitmen bahwa ketika shalat saja
kita bisa berjamaah maka dalam hal lainpun kita bisa.
d. Shalat sebagai kontrol dari perbuatan buruk
e. Manusia pada dasarnya suka berkeluh kesah dan bersifat kikir
Namun hal ini tidak terjadi pada orang yang suka menunaikan shalat
dengan khusyuk dan komitmen terhadap waktu (disiplin diri).
f. Menjaga kebersihan diri dll.
B. Manfaat Gerakan Shalat
Menurut Wratsangko (2006), makna rahasia gerakan shalat terkait dengan
pencegahan dan perawatan kesehatan tubuh. Pemahaman tentang tata
laksana gerakan shalat dimaksud adalah :
a. Berdiri tegak
Sikap berdiri tegak dengan sikap kaki menumpu seluruh berat badan.
Dalam posisi tegak seperti ini, maka tubuh berada dalam posisi
anatomisnya. Seluruh otot, tulang, dan sendi berada dalam posisi pasif
sehingga timbulah relaksasi.
b. Takbiratul Ihram
Saat kedua tangan atau lengan diangkat disisi kanan-kiri tubuh dalam
takbir, maka otot-otot dada akan mengembang secara pasif. Dengan
pem=ngembangannya otot-otot ini maka organ paru yang ada
didalamnya juga akan mengembang secara pasif mengikuti hukum
tekanan negatif sehingga udara (oksiegn) bila masuk secara optimal
hingga ke pembuluh paru terkecil (alveoli). Oksigenasi yang optimal juga
dirasakan oleh otak, sebagai pusat pengatur segala aktifitas tubuh
manusia. Ketika organ paru mengembang, maka organ jantung yang ada
diantaranya “sedikit” mendapatkan keleluasaan ruang untuk berdenyut.
c. Ruku‟
Ketika posisi membungkuk disertai dengan wajah menghadap ke depan,
maka ruas tulang belakang segmen leher sampai ekor membentuk posisi
sedemikian rupa, dimana kelengkungan tiap-tiap segmen berkurang.
Dengan kata lain mendekati posisi “melurus”. Dimana keadaan ini
menyebabkan serabut saraf tulang belakang mengalami relaksasi,
termasuk rangkaian saraf otonom (simpatik dan parasimpatik) yang
berupa jaluran seperti rantai di sisi luar (kanan-kiri)tulang belakang kita.
Saraf otonom ini turut serta berperan dalam mengatur irama kerja organ
di dalam tubuh kita (jantung, paru, usus, organ reproduksi, alat kelamin
dll) apakah irama kerja tersebut akan meningkat ataukah menurun.
Meningkat atau menurunnya irama kerja organ ini merupakan peringatan
bagi kita mengenai kondisi tubuh yang terganggu. Saat ruku‟ akan
menyebabkan peningkatan di dalam saluran tulang belakang yang
diteruskan ke rongga kepala.
d. I‟tidal
Posisi ini membantu metabolisme otak dan jantung bekerja optimal. Oleh
karena itu dalam i‟tidal aliran darah yang tadinya terfokus di kepada
setelah ruku‟ akan turun ke badan sesuai gravitasi. Gerakan takbir
bersamaan dengan menegakkan badan saat i‟tidal, menyebabkan stimulus
pada cabang besar saraf di bahu, ketiak yang merupakan cabang saraf
yang melayani organ jantung, paru, dan sebagian organ pencernaan.
e. Sujud
Gerakan sujud akan membuat otot dada dan otot sela iga menjadi kuat
sehingga rongga dada bertambahn besar dan paru-paru akan berkembang
dengan baik dan dapat menghisabp udara. Lutut yang membentuk sudut
yang tepat memungkinkan otot-otot perut berekembang dan mencegah di
bagian tengah. Menambah alorah darah ke bagian atas tubuh terurtama
kepala (mata, telinga, hidung) serta paru-paru, memungkinkan toksintoksin dibersihkan oleh darah.
f. Duduk diantara dua sujud
Pada posisi ini otot-otot pangkal paha dimana di dalamnya terdapat salah
satu saraf pangkal paha yang besar berada di ataas tumit kaki yang
berfungsi sebagai penyangga. Hal ini menyebabkan otot-otot di daerah
ini terpijit (refleksi). Pijatan ini bermanfaat untuk melindungi diri dari
penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang terasa sakit, nyeri hingga
mengakibatkan kaki tidak dapat digerakkan.
g. Takhiyatul Akhir
Gerakan dalam posisi ini kaki kiri dilipat dan kaki kanan dalam posisi
menekuk kelima jarinya. Pada posisi ini saraf yang menstimulasi kurang
lebih sama dengan duduk diantara dua sujud. Sirkulasi energi dihentikan
karena tulang punggu dibengkokkan dan pusat ditutup dengan ujung
tumit. Dengan demikian sirkulasi energi yang mengalir dari tulang ekor
menjalar ke tulang punggung dan terus masuk ke otak dihentikan. Dan
diakhiri dengan gerakan salam yaitu, menoleh ke kanan kemudian ke
kiri.
Dari penjelasan di atas shalat adalah semua ucapan dan perbuatan yang bersifat
khusus yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memenuhi
beberapa syarat yang ditentukan.
C. Shalat Lima Waktu (Shalat Fardhu)
Hasan (2000) mengatakan bahwa shalat fardhu „ain artinya setiap muslim yang
sudah baligh dan berakal dituntu menunaikannya, seperti shalat wajib lima
waktu sehari semalam. Menurut Sabiq (1990) shalah lima waktu (dalam Karim,
1999) yaitu shakat subuh, zhuhur, ashar, maghrib, isya. Wijayakusuma (1996)
menguraikan shalat lima waktu berdasarkan sabda dan praktek Rasulullah
SAW sebagai berikut :
1. Shalat Subuh, waktunya mulai terbit fajar sampai terbit matahari, dan
dikerjakan sebanyak dua rakaat.
2. Shalat Zhuhur, waktunya setelah matahari turun dari pertengahan lsngit
sampai matahari dalam pertengahan jalan atau matahari mulai tergelincir ke
barat sampai bayang-bayang sesuai panjang badannya, dikerjakan sebanyak
empat rakaat.
3. Shalat Ashar, Waktunya mulai bayang-bayang sesuatu sepanjangnya
sampai terbenam matahari dan dikerjakan sebanyak empat rakaat.
4. Shalat Maghrib, waktunya mulai matahari terbenam sampai setelah warna
merah (syafaq) di langit hilang, dan dikerjakan sebanyak tiga rakaat.
5. Shalat Isya, waktunya semenjak hilangnya pantulan sinar matahari
(syafaq) sampai terbit fajar dan dikerjakan sebanyak empat rakaat.
Definisi Keteraturan Shalat
Keteraturan shalat ialah setiap hari mengerjakan shalat lima waktu dan tidak
satupun yang ditinggalkan yaitu shlat subuh, dzhuhur, ashar, maghrib, isya.
Aspek-aspek Keteraturan shalat
Dalam melaksanakan shalat secara teratur perlu adanya usaha dan kesungguhan
hati. Aspek-aspek keteraturan shalat meliputi :
1. Faktor Ketepatan dan Disiplin
Shalat wajib lima waktu harus dilaksanakan denga disiplin yaitu dengan
menepati waktu-waktu shalat yang telah ditentukan. Seseorang dikatakan
disiplin bila selalu melaksanakan shalat tepat waktu secara terus menerus,
karena sering terlambat atau bermalas-malas dalam mengerjakan shalat akan
dianggap gagal dalam mencapai keteraturan shalat.
2. Faktor Kesadaran dan tanggung Jawab
Kesadaran dan tanggung jawab sangat penting dalam melaksanakan shalat
lima waktu. Kalau tidak diikuti kesadaran dan tanggung jawab untuk
menjalankan shalat, maka akan menjadikan seseorang merasa sulit dan berat
untuk memenuhi kewajiban tersebut. Seolah-olah hanya terpaksa saja dan
kurang ikhlas. Seseorang yang memiliki kesadaran akan pentingnya shalat
akan memandang shalat sebagai kebutuhan.
3. Faktor Kekuatan Kehendak dan Dapat mengatasi pengaruh lingkungan
Kekuatan kehendak atau kekuatan niat sangat menentukan perilaku seseorang
termasuk shalatnya. Seseorang yang memiliki kekuatan niat akan senantiasa
melaksanakan shalat dalam keadaan bagaimanapun juga, termasuk sakit atau
dalam perjalanan. Kekuatan niat dapat mengatasi pengaruh lingkungan yang
bersifat negatif, karena kalau tidak memiliki kekuatan niat, tentu akan kurang
kuat pula motivasi dan gairahmya untuk menjalankan shalat, sehingga sering
gagal dan menyerah saja pada pengaruh lingkungan. Shalat merupakan proses
yang menuntut “konsentrasi” yang dalam. Setiap muslim dituntut untuk
melakukan hal tersebut yang di dalam bahasa arab “Khusyuk”. Kekhusyukan
di dalam shalat tersebut adalah meditasi. Shalat juga memiliki efek seperti
meditasi atau yoga tingkat tinggi bila dijalankan dengan benar dan khusyuk.
Dalam kondisi khusyuk seseorang hanya akan mengingat Allah SWT bukan
mengingat yang lai (Ancok, 2001). Shalat seperti meditasi tubuh kita seperti
syaraf, peredaran darah, pernafasan, percernaa, pengeluaran, otot-otot,
kelenjar, reprosuksi, dan lain-lain. Shalat juga sebagai meditasi yang dapat
melepaskan diri dari keeesssibukan dunia yang mencemaskan, untuk masuk
ke dalam suasana tenang walau sesaat pada waktu-waktu yang telah
ditentukan secara teratur, untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
sehingga dapat mengurangi kecemasan (Nizami, 1981).
D. Hikmah Shalat
Rafi‟udin dan Zainudin (2004) menguraikan ada beberapa rahasia dan hikmah
yang dikandung ibadah shalat, antara lain :
1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Shalat merupakan sarana dialog antara manusia dengan Tuhannya, sehingga
manusia akan merasa dekat dengan tuhannya yang terlihat dari aspek-aspek
shalat, baik hati ucapan maupun gerakan. 2. Mencegah dari sifat keji dan
munkar. Hal ini akan tampak dari cerminan akhlak atau perilaku sehari-hari.
Disamping terhindar dari perbutan keji, dosa dan kemunkaran dengan
memelihara shalat, tentulah hatinya juga suci dan bersih jiwanya. Kesucian
hati dan jiwa akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi orang
tersebut di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Al Ghazali (dalam buku
rafi‟udin& zainudin, 2004) memberikan penjelasan tentang makna batin
yang dapat mengantarkan kepada kesempurnaan, sehingga diharapkan
shalat berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan keji dan munkar,
penangkal dari segala konflik kejiwaan sekaligus mendatangkan rasa aman
dan tentram.
3. Shalat menimbulkan jiwa yang tenang. Mengingat Allah hati menjadi tentram
dan jiwa menjadi tenang. Tidak gelisah, takut dan khawatir, karena orang yang
senantiasa mengingat Allah akan melakukan hal-hal yang baik dan ia merasa
bahagia dengan kebajikan yang telah dilakukan mengingat Allah lewat shalat akan
membawa keteguhan hati dan sikap optimis serta ketenangan jiwa. Hasan (2000)
mengatakan salah satu hikmah shalat yaitu sebagai penenang jiwa orang resah
gelisah . menurut basyarahil (2001) shalat dapat menimbulkan ketenangan hati
dan ketentraman batin.
4. Mendidik sikap disiplin dan tanggung jawab.
Disiplin disini di maksudkan untuk ketepatan waktu dan kepatuhan seseorang
dalam mengerjakan sholat setiap hari, sehari semalam. Panggilan shalat adalah
menifestasi dari rasa tanggung jawab manusia sebgai hamba Allah atas kewajiban
yang harus dilaksanakan. Shalat yang telah di tentukan waktu-waktunya oleh
Allah akan mengingatkan manusia akan rasa tanggung jawabnya. Sejak dari kita
bangun dari fajar pagi sampai kita akan tertidur lagi bahkan saat kita disibukkan
oleh pekerjaan di siang hari, kita disuruh untuk berhenti sejenak melepaskan
kesibukan kita untuk mengingat Allah.
5. Memupuk rasa solidaritas, persatuan dan kesatuan. Shalat merupakan bentuk
ibadah pertama yang diwajibkan bagi setiap muslim baligh, berakal sehat, dan
suci dari haid atau nifas(bagi perempuan). Kewajiban ini tidak dibedakan antara
orang yang berpangkat dengan rakyat jelata, orang kaya dan orang miskin, orang
pandai dan orang bodoh. Tetap memiliki kewajiban dalam melaksanakan shalat
dengan ketentuan ketentuan tertentu. Tidak pula dibedakan shaf(barisan) paling
depan, tengah dan belakang. Hanya takwalah yang membedakan kita di hadapan
Allah.
6. Melatih konsentrasi. Shalat yang dikerjakan dengan cara yang khusyuk akan
melatih konsentrasi dan fikiran, perasaan kemauan hatinya dipusatkan
(dikosentrasikan) menjadi satu dengan memusatkan fikiran dan pemahaman serta
renungan akan diisi, makna dan maksud yang terkandung dalam rangkaian
kalimat tersebut. Hal tersebut membiasakan orang terlatih konsentrasi dan
memusatkan fikiran, perhatian, dan perasaan serta kemauannya dalam segala
persoalan. Konsentrasi merupakan fsktor yang paling utama untuk mencapai
kesuksesan. cita-cita akan berhasil apaila seluruh perhatian dipusatkan untuk
meraihnya.
7. Menjaga kesehatan jasmani. Menurut thabarah (dalam rafi‟udin & zainudin,
2004) yang mengatakan tentang manfaat ruku‟ dan sujud sangat penting bagi
kesehatan badan, dan menambah kreatifitas kerja. Saboe (dalam haryanto, 2005)
mengatakan hikmah yang dapat diambil dari gerakan-gerakan ibadah shalat tidak
sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya membawa efek
pula kepada kesehatan rahaniyah menssana in corpotre sano) atau kesehatan
mental/jiwa seseorang. Selanjutnya dijelaskan bila ditinjau dari sudut ilmu
kesehatan, setiap gerakan setiap sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan
sikap tubuh pada wajtu melaksanakan shalat adalah yang paling sempurna dalam
memelihara kondisi kesehatan tubuh.
E. Aspek-Aspek Teraupetik dalam ibadah shalat
Menurut Ancok & Suroso (2001) ada beberapa aspek terapeutik yang terdapat
dalam ibadah shalat, antara lain,: aspek olahrga, aspek meditasi, efek auto sugesti,
aspek kebersamaan. Dismaping itu shalat juga mengandung unsur relaksasi otot,
relaksasi kesadaran indera, aspek katarsis (Adi,1994& haryanto 2005)
1. Aspek olahraga
kalau kita perhatikan shslat, maka mengandung unsur gerakan-gerakan
olahraga ; mali dari takbir, berdiri, ruku‟, sujud, duduk diantara dua sujud,
duduk akhir (atahiyat) sampai mengucapkan salam. Shalat yang dilakukan
secara khusyuk terutama shalat pada malam hari (tahajjud) akan
membantu terciptanya rasa khusyuk tersebut. Al qayyim (dalam al khulli,
2003) mengatakan dalam gerakan-gerakan dalam shalat merupakan latihan
(olahraga) yang menjadikan badan ringan dan energik, meciptakan selera
makan, memperkokoh persendian dan menguatkan jaringan-jaringan
tubuh. Sehingga dapat menghindarkan tubuh dari penyakit fisik dan psikis.
Marzuq (dalam Al-Khuli,2003) mengatakan diantara manfaat-manfaat
shalat bahwa shalat merupakan olahraga yang cocok untuk otot-otot
persendian tubuh. Moinuddin (dalam haryanto, 2005) mengatakan bahwa
dalam satu hari paling sedikit kita melaksanakan tujuh belas rakaat yang
terdiri dari Sembilan belas posisi terpisah pada tiap-tiap rakaatnya. Total
ada 119 postur per hari atau 3570 postur per bulan atau 42840 postur per
tahun. Rata-rata umur orang dewasa empat puluh tahun, maka telah
melakukan 1.713.600 postur. Siapapun yang melaksanakan akan
terlindung dan tercegah penyakit ringan dan berat.
2. Aspek meditasi
Zurrof (dalam adi,1994&subandi,2003) mengatakan bahwa meditasi dapat
mengurangi kecemasan telah diselidiki oleh tokoh tokoh sarjana barat ,
seperti pada penyelidikan zen meditaion, dan kemudian pada penyelidikan
transcendental meditation. ancok(2001) mengatakan bahwa shalat
merupakan proses yang menuntut konsentrasi yang dalam. Setiap muslim
dituntut untuk melakukan hal tersebut yang di dalam rangkaian kalimat
tersebut. Hal tersebut membiasakan orang terlatih konsentrasi dan
memuaskan pikiran, perhatian dan perasaan serta kemauannya dalam
segala persoalan. Konsentrasi merupakan factor yang aplig utama untuk
mencapai kesuksesan. Cita cita akan berhasil apabila seluruh perhatian
dipusatkan untuk meraihnya.
3. Aspek auot sugesti/self hypnosis
Bacaan bacaan dalam shalat berisi hal hal yang baik, berupa pujian,
mohon ampun, doa, maupun permohonan yang lain, sesuai dengan arti
shalat itu sendiri yaitu doa. (Ash Shidieqy, 1983) teori hypnosis yang
menjadi landasan dari salah satu teknik terapi kejiwaan, pengucapan kata
kata itu berisikan suatu proses auto sugesti. Mengatakan hala hal yang baik
terhadap diri sendiri adalah mensugesti diri sendiri agar memiliki sifat
yang baik tersebut. Proses shalat pada dasarnya adalah terapi yang tidak
berbeda dengan terapi self hypnosis.
4. Aspek kebersamaan
Mengerjakan shalat sangat disarankan oleh agama untuk melakukannya
secara berjamaah, ditinjau dari segi psikologis kebersamaan itu sendiri
mengandung aspek terapeutik. Beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa
perasaan “keterasinga” dari ornag lain adalah oenyebab utama terjadinya
gangguan jiwa. Dengan shalat berjamaah perasaan terasing dari orang lain
akan hilang. Shalat yang dijalankan secar berjamaah menimbulkan rasa
hangat dalam hubungan interpersonal antara sesame manusia yang senasib
sederajat. Shalat yang dilakukan berjamaah jyga mempunyai efek terapi
kelompok (group theraphy) sehingga perasaan cemas, terasinfg, takut,
menjadi nothing atau nobody akan hilang (Lingren, dalam haryanto,2001)
Disamping itu shalat jugamengandung unsur relaksasi otot, relaksasi
kesadaran indera, aspek katarsis. (Adi,1994 & haryanto, 2005).
1. Relaksasi otot
Shalat adalah proses yang menuntut sesuatu aktivitas fisik. Ibadah
shalat juga mempunyai efek seperti relaksasi otot. Yaitu kontraksi otot,
pijatan, dan tekanan pada bagian bagian tubuh tertentu selama
menjalankan shalat. Lehrer(dalam Adi, 1994) kontraksi oto dan
tekanan pada bagian bagian tubu tertentu selama menjalankan shalat
itu menyerupai proses relaksasi otot yang di selidiki oelh sarjana
sarjana barat dan mengurangi kecemasan, tidak dpat tidur, mengurangi
hiperaktivitas pada anak, mengurangi toleransi sakit, dan membantu
mengurngi merokok bagi para perokok yang ingin sembuh atau
berhenti merokok. Peneltian yang dilkukan oleh prawitasari
(dalam haryanto, 2001) dengan menggunkan teknik relaksasi otot,
relaksasi kesdaran indera dan yoga hasilnya menunjukkan bahwa
teknik teknik tersebut ternyata efektif untuk mengurangi keluhan
berbagai penyakit terutama ppsikomatis.
2. Relaksasi kesadaran indera
Relaksasi kesdaran indera ini seseorang biasanya diminta untuk
membayangkan pada tepat tempt yang mengenakkan. Saat shalat
seolah olah manusia terbang keatas (ruh), menghadap kepada Allah
secara langsung tanpa ada pernatara. Setiap bacaan dan gerakan
senantiasa dihayati dan dimengerti dan ingatnnya senantiasa kepada
Allah. Arifin (dalam harynto, 2001) dalam bukunya samudera Al
fatihah, bahwa dalam shalat memang benar benar terjadi dialog antara
hamba dengn tuhannya.
3. Pengakuan dan penyaluran (katarsis)
Adi (1994) mengatakan bahwa dalam shalat, individu bisa langsung
berdialog dengan sang pencipta yang maha mengetahui jadi bisa selalu
katarsis dan tidak lagi merasa terpencil, Karena si individu akan
menyadari ahwa dia sesungguhnya tidak sendirian, paling sedikit
masih ada Allah yang selalu memperhatikan dan menyertainya dan
selalu bersedia memelihara dan menolongnya , dengan rasa
kebersamaan ini diharapkan kecemasannya pun bisa berkurang.
4. Terapi air
(Hydro therapy) satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa sebelum
melakukan shalat, maka syaratnya adalah terlebih dahulu wudhu
dengan air kecuali kalao tidak ada air bersi boleh tayamum dengan
debu. Menurut adi(1985) dan effendi (dalam haryanto, 2001) wudhu
ternyarta memiliki efek penyegaran(refreshing) membersihkan badan
dan jiwa, pemulihan tenaga relaksasi, menghilangkan ketegangan dan
kelelahan, mirip benar dengan terapi air.
BAGIAN 7
PENGERTIAN SHALAT TAHAJUD
Pengertian Shalat Tahajud
Shalat tahajud adalah shalat shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari
sesudah mengerjakna shalat isya sampau terbitnya fajar dan sesudah bangun dari
tidur, meskipun itu hanya sebentar. Hokum shalat tahajud adalah sunah muakad,
yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Karenanya maka Rasul
SAW sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk senantiasa mengerjakan
shalat tahajud. Karena dalam shalat tahajud terdapat keutamaan dan keistimewaan
yang besar sekali. Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua
pertiga malam shalat tahajud adalah surat AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut
saya ambil salah satu petikan dari surat AL MUZZAMMIL AYAT 20.
“sesunggunhnya tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu berdiri sembahyang
kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan
(demikian pula) segolongan dari orang orang yang bersama kamu. Dan Allah
menetapkan ukuran malam dan siang, dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat
untuk dirimu niscaya kamu memperoleh(batasan)nya di sisi Allah sebagai
balasan yang paling baik dan yan palimng besar pahalanya, dan mohonlah
ampunan kepada Allah ; sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha
penyayang”. Surat ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu
yang kiranya paling tepat untuk memohon doa. Maha besar Allah dengan segala
firmannya. Rasulullah SAW pun bersabda “Kerjakanlah shalat malam, karena
shalat malam itu kebiasaan orang orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga
suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, juga sebagai penebus
pada segala kejahatan(dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit
dari badan”(HR.Imam Tirmidzi & Ahmad)
Kekuatan dan Keajaiban dalam Shalat Tahajud
1. Pengertian dan hokum shalat tahajud
Menurut Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawaz shalat tahujud (qiyaamul
lail) adalah shalat sunah yang dilakukan seseorang setelah ia bangun dari
tidurnya di malam hari meskipun tidurnya hanya sebentar. Sangat
ditekankan apabila shalat ini dilakukan pada sepertiga malam yang
terakhir karena pada saat itulah waktu dikabulkannya doa. Hokum shalat
Tahajud adalah sunah muakad(sunah yang sangat ditekankan). Shalat
sunah ini telah tetap berdasarkan dalil dari Al Qur‟an, Sunah Rasulullah
SAW dan ijma‟ kaum muslimin.
Allah SWT berfirman.
“ dan pada sebahagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai
suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah mudahan rabb mu
mengangkat ke tempat yang terpuji (Al israa/17:79)
Allah SWT berfirman.
dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.Dan selalu memohonkan
ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Adz Dzaariyaat/51:17-18)
Allah SWT berfirman.
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya1194 dan mereka selalu berdo'a kepada
Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa
rezki yang Kami berikan.Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang
menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang
mereka kerjakan.(As-Sajdah/32:16-17)
Allah Azza wa jalla berfirman.
Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Azzumar/39:9)
Rasulullah SAW bersabda :
“shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat diwaktu
tengah malam”
Tahukah kalian ada terdapat banyak kekuatan dan keajaiban dalam shalat tahajud
kalau belum tahu mari kita bahas disini. Dengan melaksanakan shalat tahajud
secara ikhlas karena Allah SWT dan dengan rajin maka kita akan dimudahkan
dalam menghadapi kehidupan dijaman sekarang yaitu cara cepat kaya dan bahagia
dengan shalat tahajud.
Allah SWT menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai
sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa
dalam menjalani kehidupan sehari hari di masyarakat.
Allah Berfirman :
“Dan hamba hamba tuhan yang maha penyayang ini (ialah) orang orang yang
berjalan diatas bumi dengan rendah hati apabila orang orang jahil menyapa
mereka , mereka mengucapkan kata kata yg baik. Dan orang yang melewati
malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk tuhan mereka”. (QS. Al
Furqan:63-64)
Dalam sebuah hadist shahih :
Setan mengikat tiga ikatan pada tengkuk kepala setiap orang diantara kalian ketika
tidur. Pada setiap tali setan berseru dengan bisikan halus, “lewatilah malam yang
panjang ini dan tidurlah” jika ia bangun kjarena ingat Allah SWT lepaskanlah satu
ikatan. Jika kemudian ia berwudhu , lepaslah satu ikatan lagi, jika kemudia ia
shalat, lepaslah semua ikatan itu, sehingga pada paginya, ia akan giat bekerja
(sehingga menjadi kaya) dan jiwanya baik (sehingga menjadi bahagia). Jika tidak
melakukan semua itu maka pada paginya , jiwanya akan tidak baik (sehingga
tidak akan bahagia) dan ia akan malas bekerja (sehingga tidak akan kaya) (HR.
Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Hadist tersebut menjelaskan bahwa melakukan tahajud akan membuat kita
menjadi kaya (karena giat bekeja) dan (bahagia karena berjiwa baik). Tidak semua
orang yang melakukan shalat tahajud lantas menjadi kaya dan bahagia. Tidak
sedikit yang justru tenggelam (menjadi miskin dan kian sengsara) dalam tahajud.
Lantas apa yang keliru dari shalat tahajud yang mereka jalankan scara rutin ?
Jawabannya , mungkin ada penilaian kita terhadap kualitas shalat tahajud yang
kita kerjakan. Kita cenderung mengira bahwa shalat tahajud yang kita kerjakan
sudah benar dan sempurna , padahal itu keliru.
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan shalat(seutuhnya),
padahal tidaklah tertulis baginya, kecuali setengah shalat, atau sepertiganya, atau
sepermpatnya , atau seperlimanya. (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Berikut ini adalah beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini :
1. Shalat tahajud sebagai tiket masuk surge
Abdullah Ibnu Muslim berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari
Rasulullah SAW saat itu adalah “hai sekalian manusia , sebarkanlah
salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkanlah shlat
malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surge
dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah)
2. Amal yang menolong di akhirat
Allah SWT berfirman, “ sesungguhnya orang orang yang bertaqwa berada
di taman taman surga dan di mata air , seraya mengambil apa yang Allah
berikan kepada mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya(didunia),
mereka adalah orang orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di
akhir malam mereka meohon ampun kepada Allah”. (QS.Az Zariyat:1518)
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ayat diatas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud insya
Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.
Pembersih penyakit hati dan jasmani
Salman al farisi berkata, rasulullah SAW bersabda “dirikanlah shalat
malam karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang
orang shalaeh sebelum kamu, mendekatkn kamu kepada tuhanmu, sebagai
penebus perbuatan buruk, mencegah perbuatan dosa dan menghindarka
diri dari poenyakit yang menyerang tubuh”. (HR.Ahmad)
Sarana meraih kemuliaan
Rasulullah SAW bersabda, “jibril mendatangiku dan berkata, “wahai
Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang
yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukan apa
keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa
sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan
ketidakbutuhannya dimuliakan orang lain”. (HR. Al baihaqi)
Jalan mendapatkan rahmat Allah
Abu hurairrah berkata bahwa rasulullah SAW bersbda “semoga Allah
merahmati laki laki yang bangun malam, lalu melaksnakan shalatdan
membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air
diwajahnya. Juga merahmati perempuan yang bangun malam, lalu sholat
dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak , ia memercikan
air di wajahnya.” (HR.Abu Daud)
Sarana Pengabulan Permohonan
Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang orang yang menunaikan
shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah SAW bersabda,
“Dari jabir berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “sesungguhnya dimalam
hari ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia
dan akhirat, pasti Allah memberinya, itu berlangsung setiap
malam.”(HR.Muslim)
Penghapus dosa dan kesalahan
Dari abu umamah al bahili berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
“lakukanlah qiyamul lail, karena itu kebiasaan orang shaleh, sebelum
kalian bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat
salah.”(HR.At Tirmidzi)
Jalan mendapat tempat yang terpuji
Allah SWT berfirman,
“dan sebagian malam bertahajudlah kamu sebagi suatu ibadah tambahan
bagimu, mudah mudahan tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yan
terpuji.”(QS. Al-isra‟:79)
Pelepas ikatann setan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda
“setan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan,
menyebabkan kamu tidur dengan ikatan, meneybabkan kamu tidur dengan
cukup lama. Apabila sesorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah
maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu lepaslah satu ikatan
lagi, jika kemudia ia shalat, lepaslah semua ikatan itu.dia juga akan
bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan
kekusutan jiwa”
10. Waktu utama untuk berdoa
Amru Ibn „Abbash berkata, “Aku bertanya kepada rasulullah SAW,
“Ya Rasulullah, malam apakah yang paling di dengar?” Rasulullah SAW
menjawab , “Tengah malam terakhir, maka shalatlah sebanyak yang
engkau inginkan, sesungguhnya sholat waktu tersebut adalah maktubah
masyudah (waktu yang apabila bermunajat Allah menyaksikan dan apabila
berdoa maka didengar doanya)”. (HR. Abu Daud)
2. Tata Cara Sholat Tahajud
1. Rakaat pertama membaca Al-fatihah , setelah itu di lanjut dengan
bacaan sura lainyang anda hafal.
2. Pada rakaat selanjutnya lakukan seperti rakaat pertama
3. Salam
Bacaan doa setelah sholat tahajud
Sebenarnya tidak ada bacaan doa tertentu yang dikerjakan setelah sholat tahajud,
anda bisa berdoa sesuai keinginan. Namun bila melihat dengan kebiasaan
Rasulullah SAW membaca doa sebagai berikut :
“Ya Allah, BagiMu segala puji, engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya,
Enkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya,. Bagimu segala puji dan
bagiMu kerajaan langit dan bumi serta seisinya.bagiMu segala puji , Engkau
benar,janjiMu benar,firmanMu benar, bertemu denganMu benar,surge adalah
bnar, neraka adalah benar(ada),(terutusnya)para nabi adalah benar,
)terutusnya)Muhammad adalah benar. Ya Allah kepadaMu aku Pasrah,
kepadaMu aku bertawakkal, kepadaMu aku beriman kepadaMu aku
kembali(bertaubat), dengan pertolongaMu aku berdebat(kepada orang
kafir)kepadaMu (dengan ajaranMu) aku menjatuhkan hokum. Oleh karena itu
ampunilah dosakuyang telah lalu dan yang akan dating. Engkaulah yang
mendahulukan dan mengakhirkan. Tiada tuhan yang hak disembah kecuali
Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali
Engkau”.
Ada baiknya pula membaca doa keselamatan dunia dan akhirat:
Dan di antara mereka ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS. Al baqarah/2:201)
Demikian cara shalat tahajud, Doa shalat tahajud, serta keutamaan shalat tahajud.
Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Amin ya
rabbal‟alamiin. Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada malam
hari sesudah melakukan shalat isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun
dari tidur meskipun itu hany sebentar. Hokum shalat tahajud adalah sunah muakad
yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karenanya maka Rasulullah
sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk mengerjakan shalat tahajud.
Karena dalam shalat tahajud etrdapat keutamaan ddan keistimewaan yang besar
sekali. Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga
malam shalat tahajud adalah AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut saya ambil
salah satu petikkan dari surat AL MUZZAMIL AYAT 20 : “sesungguhnya
tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu sembahyan kurang dari dua pertiga
malam , atau seperdua malam , atau sepertiga malam dan segolongan dari orang
orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan
siang…….Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk diirmu niscaya kamu
akan memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya. Dan mohon lah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha penyayang. “ surat ini
menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kirany paling tepat
untu memohon doa. Maha Besar Allah dengan segala firmannya . Rasulullah
SAW pun bersabda :”kerjakanlah shalat malam, Karena shalat malam itu
kebiasaan orang yang shleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan kalian , juga sebagai penebus dosa serta dapat
menghindarkan penyakit dari badan.(HR.Imam Tirmidzi&Ahmad)
3. Pengertian, Keutamaan , dan tata tertib shalat tahajud
Pengertian Shalat tahajud
Shalat tahajud adalah shalat shalat sunah yang dikerjakan pada waktu
malam hari sesudah mengerjakna shalat isya sampau terbitnya fajar dan
sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya sebentar.
Keutamaan Shalat Tahajud
Allah telah memerintahkan kepada nabiNya agar menjalankan sholat malam itu
sebagaimana firmanNya :
“Dan sebagian malam itu gunakanlah untuk bertahajud sebagai sholat sunnah
bagimu, semoga Tuhanmu akan membangkitkan pada kedudukan yang terpuji”.
Dijelaskan oleh Allah bahwa orang orang yang menjaga shalat malam itulah
sebenarnya
yang
berhak
dan
layak
menerima
kebaikan
serta
rahmatNya,sebagimana firmanNya :
“Sesungguhnya orang orang yang bertaqwa itu berada dalam kebun dikeleilingi
mata air. Mereka menerima segala pemberian Allah, sebab dulu sebelum itu
mereka selalu berbuat kebaikan. Bahkan dahulu mereka sedikit sekali tidur
diwaktu malam harridan selalu memohon ampunan di wkatu pagi sebelum fajar”.
Mereka dipuji Allah dan dimasukkan ke dalam golongan hamba Nya yang
berbakti , sebagimana firmannya :
“Dan hamba hamba Allah yang Maha pengasih , ialah mereka yang berjalan
dimuka bumi dengan merenddahkan diri dan apabila di ganggu oleh pembicaraan
orang orang bodoh mereka itu semalam malaman beribadah kepada Allah, baik
dengan sujud maupun dengan beridiri.
Mereka diakui keimanannya oleh Allah. Abdullah bin Salam berkata “Pada waktu
pertama kali Rasulullah SAW datang kemadinah , orang irang pun berduyung
duyung mengerumuninya. Saya sendiri orang orang yang datang kepadanya.
Ketika saya perhatikan wajahnya yakinlah saya bahwa wajah beliau itu bukan
wajah seorang pendusta. Pertama sabda yang saya dengar dari beliau adalah :
“wahai semua kerabat, bershlatlah diwaktu malam dikala orang orang sedang
tidur , pasti kamu semua akan masuk surge sdengan selamat dan sejahtera”.
Salman Farisi berkata “Rasulullah saw bersabda:”kerjakanlah shalat malam, sebab
itu adalah kebiasaan orang sholeh sebelum kamu dahulu, juga suatujalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah, pula sebagai penebus kejelekanmu, pencegah
dosa, serta dpat menghilangkan penyakit dari badan “
Hukum shalat tahajud adalah dunah muakad yaitu sunah yang sangat dianjurkan
untuk dikerjakan karenanya maka Rasulullah sangat menganjurkan kepada para
umatnya untuk mengerjakan shalat tahajud. Karena dalam shalat tahajud etrdapat
keutamaan ddan keistimewaan yang besar sekali. Beberapa dalil yang
menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga malam shalat tahajud adalah
AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut saya ambil salah satu petikkan dari surat
AL MUZZAMIL AYAT 20 : “sesungguhnya tuhanmu mengetahui bahwasannya
kamu sembahyan kurang dari dua pertiga malam , atau seperdua malam , atau
sepertiga malam dan segolongan dari orang orang yang bersama kamu dan Allah
menetapkan ukuran malam dan siang…….Dan kebaikan apa saja yang kamu
perbuat untuk diirmu niscaya kamu akan memperoleh balasannya di sisi Allah
sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohon
lah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha
penyayang. “ surat ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu
yang kirany paling tepat untu memohon doa. Maha Besar Allah dengan segala
firmannya . Rasulullah SAW pun bersabda :”kerjakanlah shalat malam, Karena
shalat malam itu kebiasaan orang yang shleh sebelum kamu dahulu, juga suatu
jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian , juga sebagai penebus dosa
serta dapat menghindarkan penyakit dari badan.(HR.Imam Tirmidzi&Ahmad)
Shalat tahajud adalah shalat shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari
sesudah mengerjakna shalat isya sampau terbitnya fajar dan sesudah bangun dari
tidur, meskipun itu hanya sebentar. Hukum shalat tahajud adalah dunah muakad
yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karenanya maka Rasulullah
sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk mengerjakan shalat tahajud.
Karena dalam shalat tahajud etrdapat keutamaan ddan keistimewaan yang besar
sekali. Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga
malam shalat tahajud adalah AL MUZZAMMIL ayat 1-20. Berikut saya ambil
salah satu petikkan dari surat AL MUZZAMIL AYAT 20 : “sesungguhnya
tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu sembahyan kurang dari dua pertiga
malam , atau seperdua malam , atau sepertiga malam dan segolongan dari orang
orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan
siang…….Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk diirmu niscaya kamu
akan memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya. Dan mohon lah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha penyayang. “ surat ini
menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kirany paling tepat
untu memohon doa. Maha Besar Allah dengan segala firmannya . Rasulullah
SAW pun bersabda :”kerjakanlah shalat malam, Karena shalat malam itu
kebiasaan orang yang shleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan kalian , juga sebagai penebus dosa serta dapat
menghindarkan penyakit dari badan.(HR.Imam Tirmidzi&Ahmad)
Waktu Shalat Tahajud
Shalat Tahajud dpaat dikerjakan dipermulaan, dipertengahan, dipenghabisan
malam, asalkan sesudah menunaikan sholat isya dan sesdudah tidur. Sebaik
baiknya waktu untuk melakukan sholat malam itu ialah sepertiga mlam terakhir.
1. Dari abu hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda :”Tuhan kita azza wa
jalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir . pada
saat itu Allah brfirman : “Baran siapa yang beroda kepadaku pasti ku
kabulkan , barang siapa yang memohon kepada Ku pasti Ku beri, dan
barang siapa yang meminta ampun kepadKu pasti ku Ampuni”.
2. Dari Amr bin Absah : “saya mendengar nabi saw bersabda :”sedekat
dekatnya hamba pada Allah ialah pada tengah malam yang terakhir . maka
jikalau engkau dapat termasuk golongan orang yang berdzikir kepada
Allah pada saat itu, usahakanlah”.
Bilangan rakaat shalat tahajud
Shalat malam itu tidak mempunyai bilangan yang terbatas atau tertentu. Jadi
sudah hasil hanya dengan serakaat shalat sunnah witir sesudah isya. Dari anas r.a
dari nabi saw bersabda : “shalat di masjidku ini sama nilainya dengan sepuluh
ribu shalat, shalat di medan jihad saama dengan dua juta shalat. Tapi yang lebih
banyak dari kesemuanya itu adalah dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang
hamba di tengah malam. Yang lebih utama adalah menetapkan shalat malam
secara terus menerus sebanyak sebelas atau tiga belas rakaat.
Tata tertib shalat tahajud
Seseorang yang hendak melakukan shalat malam itu di sunatkan :
1. Diwaktu ia akan tidur hendaknya ia berniat bangun untuk bersholat.
2. Berusaha menghilngkan kantuk itu dari mukanya di kala bangun kemudia
bersuci.
3. Sebailknya sholat malam itu di mulai dengan megerjkan dua rakaat yang
ringan dan selanjutya boleh lah bershalat sesuka hati
4. Hendaknya dibangunkan pula keluarga
5. Hendaklah mengehentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat
mengntuk dan hilang rasa kantuknya itu.
6. Hendaknya jangan memberatkan diri . jadi hendaklah bershalat malam itu
tidak sekedar tenaga, tetapi hendaklah mengerjakannnya dengan tekun dan
jangan smapai meninggalkan kecuali dalam keadaan sangat terpaksa.
4. Kekuatan dan keajaiban dalam shalat tahajud
Kekuatan dan keajaiban shalat tahajud
Dengan melaksanakan sholat tahajud secara ikhlas karena Allah SWT dan
dengan rajin maka kita akan menghadapi kehidupan dalam kehidupan
sekarang yaitu cara cepat kaya dan bahagia. Dengan shalat tahajud. Allah
menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan sellalu mempunyai
sifat rendah hati . ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa
dalam menjalanikehidupan sehari hari di masyarakat.
Allah berfirman :
“Dan hamba hamba tuhan yang maha penyayang ini (ialah) orang orang yang
berjalan diatas bumi dengan rendah hati apabila orang orang jahil menyapa
mereka , mereka mengucapkan kata kata yg baik. Dan orang yang melewati
malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk tuhan mereka”. (QS. Al
Furqan:63-64)
Dalam sebuah hadist shahih :
Setan mengikat tiga ikatan pada tengkuk kepala setiap orang diantara kalian ketika
tidur. Pada setiap tali setan berseru dengan bisikan halus, “lewatilah malam yang
panjang ini dan tidurlah” jika ia bangun kjarena ingat Allah SWT lepaskanlah satu
ikatan. Jika kemudian ia berwudhu , lepaslah satu ikatan lagi, jika kemudia ia
shalat, lepaslah semua ikatan itu, sehingga pada paginya, ia akan giat bekerja
(sehingga menjadi kaya) dan jiwanya baik (sehingga menjadi bahagia). Jika tidak
melakukan semua itu maka pada paginya , jiwanya akan tidak baik (sehingga
tidak akan bahagia) dan ia akan malas bekerja (sehingga tidak akan kaya) (HR.
Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Hadist tersebut menjelaskan bahwa melakukan tahajud akan membuat kita
menjadi kaya (karena giat bekeja) dan (bahagia karena berjiwa baik). Tidak semua
orang yang melakukan shalat tahajud lantas menjadi kaya dan bahagia. Tidak
sedikit yang justru tenggelam (menjadi miskin dan kian sengsara) dalam tahajud.
Lantas apa yang keliru dari shalat tahajud yang mereka jalankan scara rutin ?
Jawabannya , mungkin ada penilaian kita terhadap kualitas shalat tahajud yang
kita kerjakan. Kita cenderung mengira bahwa shalat tahajud yang kita kerjakan
sudah benar dan sempurna , padahal itu keliru.
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan shalat(seutuhnya),
padahal tidaklah tertulis baginya, kecuali setengah shalat, atau sepertiganya, atau
sepermpatnya , atau seperlimanya. (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Terhadap sabda Rasulullah saw seorang sahabat bernama Ammar bin yasir ra.
Menerangkan : yang di catat untuk dia (si pelaku ibadah) dari shalatnya hanayalah
apa yang yang ia tegakkan dari shalat itu dengan akhlaknya.(HR. Ahmad &Abu
Daud)
5. Kiat Mempermudah bangun malam
Imam Al Ghzali r.a telah membagi asbab bangun malam menjadi dua, yaitu
zhahir, dan sebab batin.
1. Asbab zhahir yaitu menyedikitkan menyedikitkan makan, karena banyak
makan banyak tdur sehibgga susah bangun tahajjud. Mengurangi
kesibukan keletihan dan pekerjaan berat di siang hari. Karen apabila
terlalu letih akan banyak tidur. Jangan meninggalkan qailullah karena ini
juga akan memudhakan bangun malam. Rasulullah saw bersabda
“qailullah lah di siang hari dan carilah pertolongan Allah qiyamullail”.
2. Asbab bathin yaitu :menjaga hati dari sifat kinah , bid‟ah serta merisaukan
dan memikirkan perkara duniawi . karena barang siapa yang sibuk
memikirkan dunia ia tidak mudah untuk bangun malam. Takut akan
akhirat membayangkan pemandangan neraka, dan menahan tidur manusia.
Fikirkanlah keutamaan tahajud yang tertera dalam alqur‟an hadist, dan
atsar. Supaya timbul dlaam hati untuk mendapatkan pahal . timbyulkan
keyakinan dalam hat bahwa berap banyak ayat al qur‟an yang di baca
dalam shalat. Hakeketanya adalah berbicara pada Allah
BAGIAN 8
ADAB-ADAB TAHAJUD DAN
SECARA FIQH
MASALAH MASALAH TAHAJUD
Adapun adab adab shalat tahajud sebagai berikut :
Apabila bangun untuk shalat tahajud maka yang pertama kali adalah berdzikir
kepada Allah SWT. Apabila bangun shalat tahajud maka berwudhulah dan
bersiwaklah karena itu adalah salah stau adab dalam shalat tahajud. Sebagian para
ulama berpendapat bahwa apabila bangun pada malam hari hendaknya mandi.
Kebiasaan abdul aziz bin zakaria dan teman teman setiap malam setelah shalat
isya mandi sebelum shalat tahajud. Memakai wangian dan mekai pakaian yang
bagus. Setelah semua yang telah disebutkan diatas dilaksnakan maka bentangkan
sajadah dan berdirilah menghadap kiblat dengan penuh khusu‟ dan kudhu.
Kemudian bacalah doa sebagaimana yang terdapat dalam berbagai hadist . setelah
itu mulailah shalat. Pada waktu shalat tahajud yakni pada waktu ruku‟ , berdiri,
sujud, hendaknya setiap bacaannya di baca satu kali, sebagaimana telah
diriwayatkan Rasulullah saw , Hendaklah membaca al qur‟an dnegan tartil .
hendaklah berdoa ketika mendengar ataupun membaca ayat rahmat atau ayat azab.
Ketika melaksanakan shalat tahajud hendaklah tawajuh kepada Allah dengan
sempurna. Apabila datang kantuk maka tidurlah. Kalau tertinggalk bangun malam
maka hendaknya menggantinya dngan siang hari. Hal ini juga termasuk adab.
Berniat untuk bangu malam sebelumnya, karena kalau tertidur terus Allah akan
memberikan phala tahajud.
Barang siapa meyakini akan bangun pada akhir malam maka sunnah baginya
mengakhirkan shalat witir. Masalah masalah tahjud secara fiqh: menurut para
fuqaha shalat taahajud adalah mustahab. Dan mereka mendorongkannya pada
mendubat lail. Akan tetapi qadhi tsanaullah mencatatnya sebagai sunnah muakad .
shalat tahajud itu dapat dikerjakan di ermulaan, di oertengahan , maupu n
penghabisan malam, asalkan sesudah melaksnakan shalat isya dan sesudah tidur.
Sebaik baiknya waktu untuk menunaikna shalat malam itu ialah sepertiga malam
yang terakhir . dari abu hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda :”Tuhan kita
azza wa jalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir .
pada saat itu Allah brfirman : “Baran siapa yang beroda kepadaku pasti ku
kabulkan , barang siapa yang memohon kepada Ku pasti Ku beri, dan barang
siapa yang meminta ampun kepadKu pasti ku Ampuni”. Dari Amr bin Absah :
“saya mendengar nabi saw bersabda :”sedekat dekatnya hamba pada Allah ialah
pada tengah malam yang terakhir . maka jikalau engkau dapat termasuk golongan
orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, usahakanlah”.
Bilangan rakaat shalat tahajud Shalat malam itu tidak mempunyai bilangan yang
terbatas atau tertentu. Jadi sudah hasil hanya dengan serakaat shalat sunnah witir
sesudah isya. Dari anas r.a dari nabi saw bersabda : “shalat di masjidku ini sama
nilainya dengan sepuluh ribu shalat, shalat di medan jihad saama dengan dua juta
shalat. Tapi yang lebih banyak dari kesemuanya itu adalah dua rakaat yang
dikerjakan oleh seseorang hamba di tengah malam. Yang lebih utama adalah
menetapkan shalat malam secara terus menerus sebanyak sebelas atau tiga belas
rakaat.
Tata Tertib Shalat Tahajud
Seseorang yang hendak melakukan shalat malam itu disunatkan :
1. Diwaktu akan tidur hendaklah ia berniat hendak bangun untuk bershalat
2. Berusaha menghilangkan kantuk itu dari mukanya di kala bangun
kemudian bersuci
3. Sebaiknya shalat malam itu dimulai dengan mengrejakan dua rakaat yang
ringan dan selanjutnya bolehlah bershalat sesuka hati.
4. Hendaknya dibangunkan pula keluarga. Hendaklah mengehentikan shalat
dulu dan kembali tidur bila terasa sangat mengntuk dan hilang rasa
kantuknya itu. Hendaknya jangan memberatkan diri . jadi hendaklah
bershalat malam itu tidak sekedar tenaga, tetapi hendaklah
mengerjakannnya dengan tekun dan jangan smapai meninggalkan kecuali
dalam keadaan sangat terpaksa.
PENGERTIAN DAN HUKUM SHALAT TAHAJUD
Merutu Al Ustadz yazid bin abdul qadir jawas shalat tahajud adalah shalat
sunnah yang dilakukan seseorang setelah ia bangun dari tidurnya di malam
hari meskipun tidurnya hanya sebentar. Sangat ditekankan apabila shalat
ini dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir karena pada saat itulah
waktu dikabulkannya doa. Hokum shalat Tahajud adalah sunah
muakad(sunah yang sangat ditekankan). Shalat sunah ini telah tetap
berdasarkan dalil dari Al Qur‟an, Sunah Rasulullah SAW dan ijma‟ kaum
muslimin.
Allah SWT berfirman.
“ dan pada sebahagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai
suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah mudahan rabb mu
mengangkat ke tempat yang terpuji (Al israa/17:79)
Allah SWT berfirman.
dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.Dan selalu memohonkan
ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Adz Dzaariyaat/51:17-18)
Allah SWT berfirman.
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya1194 dan mereka selalu berdo'a kepada
Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa
rezki yang Kami berikan.Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang
menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang
mereka kerjakan.(As-Sajdah/32:16-17)
Allah Azza wa jalla berfirman.
Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Azzumar/39:9)
Rasulullah SAW bersabda :
“shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat diwaktu
tengah malam”.
KEISTIMEWAAN SHALAT TAHAJUD
Shalat tahajud memiliki sekian banyak keutamaan dari keistimewaan sehingga
seorang penuntut ilmu sangat ditekankan untuk mengajarkannya . diantara
keistimewaannya adalah :
1. Shalat tahajud adalah sebaik baik shalat setelaha shalat fardhu.
Rasulullah SAW bersabda :
“sabaik baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan Allah,
muharam dan sebaik baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam.
2. Shalat tahajud merupakan kemuliaan bagi seorang muslimin.
Rasulullah saw bersabda :
“Malaikat jibril mendatangiku, lalu berkata “wahai muhammad,hiduplah
sekehandakmu karena kamu aka mati cintailah seseorang sekehendakmu
karena kamu akan berpisah dengannya dan beramalah sekehndakmu
karena kamu akan diberi balasan dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang
mukmin itu ada pada shalat malamnya dan tidak merasa butuh terhadap
manusia.
3. Kebiasaan orang yang shaleh
4. Pendekatan diri terhadap Allah ta‟ala
5. Penghapus kesalahan
6. Menjauhkan dosa
Keempat keutamaan ini terangkum dalam sabda Rasulullah SAW :
“hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia adalah kebiasaan
orang orang yang shaleh sebelum kalian, ia sebagi amal taqarub bagi
kalian kepada Allah, menjauhkan dosa , dan penghapus kesalahan”.
7. Shalat malam adalah wasiat yang pertama kali Rasulullah saw sampaikan
kepada penduduk madinah ketika beliau memasukinya. Rasulullah saw
bersabda :
“wahai manusia , sebarkanlah salam berilah makan, sambunglah
silaturahmi dan shalatlah di malam hari,ketika orang lain sedang tidur,
niscaya kalian akan masuk surge dengan selamat”.
8. Shalat malam sebgai diangkatnya derajat manusia Rasulullah saw
bersabda
“memberi makan, ucapan yang santun , dan shalat dimalam hari ketika
orang lain tidur”.
9. Dapat menguatkan hafalan Al Qur‟an, membantu bangun saat shalat
subuh, mencontoh generasi terdahulu, dan lainnya.
SHALAT TAHAJUD RASULULLAH
Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan shalat tahajud baik ketika beliau
sedang mukiim maupun sedang safar. Aisyah r.a pernah berkata “apabila
Rasulullah melakukan shalat malam beliau berdiri hingga telapak kakinya
merekah.” Lalu aisyah berkata,”kenapa engkau melakukan semua ini ?padahal
Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?‟‟, lalu
beliau menjawab, “wahai Aisyah, apakah tidak layak aku menjadi hamba yang
banyak bersyukur.”
SHALAT TAHAJUD PARA SALAFUSH SHALIH
Diriwayatkan dari abu qatadah (wafat 54H) R.a ia berkata ,” Nabi saw pernah
keluar pada suatu malam tiba-tiba beliau bertemu dengan abu bakar R.a yang
sedang mengerjakan shalat dengan melirihkan suaranya, Abu Qatadah berkata
,”kemudian beliau bertemu dengan „umar yang sedang mengerjakan shalat dengan
mengeraskan suaranya,”Abu Qatadah berkata “tatkala keduanya berkumpul di sisi
Nabi SAW belia berkata kepada keduanya, “wahai abu bakar, aku telah
melewatimu ketika engkau sedang shalat dan engkau melirihkan suaramu,” abu
bakar menjawab “sesungguhnya aku telah memperdengarkan kepada Rabb yang
aku bermunajat kepadaNya , wahai Rasulullah.” Abu Qatadah berkata ,”kemudian
beliau bertanya kepada umar, “aku telah melewatimu, ketika itu engkau sedang
mengerjakan shalat dan engkau mengeraskan suara mu.” Abu Qatadah berkata ,
“Lalu umar menjawab “wahai Rasulullah aku telah membangunkan orang yang
sedang tidur dan mengusir setan.” Lalu Nabi bersabda “Wahai Abu bakar,
keraskan suaramu sedikit, dan berkata kepada umar “wahai umar lirihkan suaramu
sedikit”.
Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam (wafat 136H) rahimatulullah bahwa umar r.a
shalat malam dalam waktu yang cukup lama hingga di akhir malam beliau
membangunkan keluarganya untuk melakukan shalat. Belaiu berkata, “shalatlah
kalian, shalatlah kalian!” kemudian beliau membaca ayat berikut .
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang
memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa.(Thahaa/20:132)
Diriwayatkan dari ibnu sirin rahimahullah , ia berkata “istri usma berkata ketika
beliau terbunuh ,”sungguh kalian mmbunuhnya. Sesungguhnya itu (Usman bin
affan waffat di tahun 32H) selalu menghidupkan malamnya dengan Al Qur‟an
(dalm shalat malam)
Diriwayatkan bahwa dhihar bin dhamrah al Kinani Rahimahullah menyifati Ali
bin Abi Tholib r.a ketika ia di panggil oleh Amirullah mukminin Mu‟awiyah bin
Abi sufyan r.a, ia mengatakn “Beliau (Ali) tidak merasa gembira dengan dunia
dan gerlapannya dan beliau merasa gembira dengan malam dan kegelapannya.
Aku bersaksi kepada Allah , sesungguhnya aku pernh melihatnya pada beberapa
kesempatan ketika malam telah gelap dan bintang tenggelam, beliau telah berdiri
miring di tenmpat shalatnya sambil meraba jenggotnya dan menangis seperti
orang yang ditimpa kesedihan. Maka seakan aku mendengarnya mengatakan
“wahai Rabb, wahai Rabb” dengan penuh permohonan kepadaNya.
Abu usman an Nahdi Rahimahullah mengatakan “aku pernah bertamu pada
hurairah r.a selama tujuh hari ternyata dia, istrinya , dan pembantunya membagi
malam menjdi tiga. Apabila yang satu telah shalat lalu membangunkan yang
lainnya.”
Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai diri Abdullah bin Umar r.a .
“sebaik baik orang adalah Abdullah, seandainya ia mau shalat malam.
Sesudah Rasulullah bersabda demikian, ia tidak banyak tidur diwaktu malam.
Sebagian besar malamnya ia poergunakan untuk shalat dan memohon ampunan
kepada Allah. Terkadang ia melakukannya hingga menjelang sahur. Nabi saw
berkata kepada istri beliau hafshah “sesungguhnya saudaramu (Ibnu Umar)
seorang yang shalih.
Ibnu Abbas r.a mengatakan “aku pernah shalat(malam) dibelakang Rasulullah
SAW di akhir malam , lalu beliau mengarahkan diriku sejajar dengannya . tatkala
selesai aku berkata “apakah pantas bagi seseorang jika ia melakukan shalat sejajar
denganmu, padahal engkau adalah utusan Allah. “lalu beliau berdoa kepada Allah
agar Dia memberikan kepada ku tambahan pemahaman dan ilmu.”
Mengenai firman Allah Ta‟ala, “Mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam,” Al
Hasan Al Bashri rahimahullah berkata ,”Mereka hanya sebentar tidur di malam
hari “ dan mengenai firmanNya “ dan di akhir malam mereka memohon ampun.”
(Adz Dzariyat:17-18) Al Hasan berkata mereka memanjangkan shalat hingga
wajtu sahur, kemudian mereka berdoa dan merendahkan diri.
Ali bin Al Husain bin syaqiq rahimahullah mengtakan ,”Tidak pernah kulihat
orang yang lkebihpas bacaanya daripada Ibnul Mubarak.tidak ada yang lebih baik
bacaanya dan lebih banyak shalatnya daripada dia. Dia shalat di sepanjang malam
, baik dlaam perjalanan(safar) maupun yng lainnya. Dia mentartilkan bacaan dan
memanjangkan , dia sengaja meninggalkan tidur agar orang lain tidak
mengetahuinya saat ia shalat”.
Yahya Ma‟in rahimahullah mengatakan “aku belum pernah melihat seorang pun
yang lebih utama daripada waki‟ bin Al jarab rahimahullah. Dia tekun melakukan
shalat. Menghafalkan banyak hadist , sering shalat malam dan sering berpuasa.”
Puteranya Ibrahim berkata “ayahku shalat mlam dan semua penghuni rumah,
sampai pembantu kami ikutr shalat”.
Disalin dari buku menuntut ilmu jalan menuju surge “panduan menuntut ilmu”,
penulis yazid bin abdul qadir jawaz, penerbit Pustaka At Taqwa , PO BOX 264Bogor 16001 Jawa Barat- Indonesia, Cetakan pertama Rabi‟uts Tsani
1428H/April 2007M.
1) Hadist shahih : diriwayatkan oleh Muslim (no. 1163(203)) dari sahabt abu
hurairah r.a .
2) Hadist shahih :diriwayatkan oelh imam Muslim (no.1163) (203) dari
sahabat abu harirah r.a .
3) Hadist hasan: diriwayatkan oleh al- Hakim (IV/325), di shahihkannya dan
disepakati adz Dzahabi, sanadnya dihasankan oleh al mundziri dala Al
tharghib wat tharhib (1/640). Beliau menisbatkan hadist ini kepada At
Thabrani dalam Al ausath , dan imam Al Hautsami memberi isyarat
tetapnya sanad ini dalam kitabnya majma‟ uzawa-id (II/253) Dan
menisbatkan kepada At Thabrani dalam al ausath hadist ini dihasankan
oleh syaikh al Albani dalam istilah As Shahihan(no.831) dan beliau
menyebutkan tiga jalan periwayatan :dari Ali, sahl, jabir
radhiyallahu‟anhu.
4) Hadist shahih :diriwayatkan oleh imam at-Tarmidzi (no.3549) al Hakim
(I/308) dan al Baihaqi (II/502), lafadz ini milik al hakim, dari sahabat abu
umamah al Bahili radhiyallahu‟anhu.
5) Hadist shahih : diriwayatkan oleh imam ahmad (V/451) Tirmidzi
(no.2485), Ibnu Majah (no. 1334, 3251), Al Hakim (III/13), Ad Darimi
(I/340) dan selainnya dari sahabat Abdullah bin salam radhiyallahu‟anhu .
lihat silsilahash-Shahihan.(no.569)
6) Hadist shahih: diriwayatkan oleh imam ahmad (V/243), At Tarmidzi
(no.3235), dan al Hakim (I/521), dari sahabat Mu‟adz bin jabal
radhiyallahu‟anhu .lihat shahih sunan at Tarmidzi (III/99, no. 2582)
7) Hadist shahih : diriwayatkan oleh al-Bukhari (No 4837)dan muslim
(no.2820), lafadz ini milik muslim.
8) Hadist shahih : diriwayatkan oleh abu dawud (no. 1329) at Tarmidzi (no.
447) dan Al hakim (I/310) lafadz ini milik abu dawud
9) Muwaththa‟ imam malik (I/117, no.5), tafsir ath Tahabari (III/840,no.
24461), dan tafsir ibni katsir (III/189)
10) Kitab az Zuhd (mo. 671) karya imam ahmad bin hanbal rahimahullah.
11) Hilyatul auliya‟ (I/126, no. 261)
12) Al ishaabah fi Tamyiizish shahabah (IV/209)
13) Hadist shahih : Diriwayatkan oleh al bukhori (no. 1122, 1157), muslim
(no. 2479), ahmad(II/146), dan ad Darimi (II/127)
14) Hadist shahih : diriwayatkan oleh muslim (no. 2478) dan at Tarmidzi (no.
3825)
15) Siyar A‟laamin Nubala (III/338)
16) Kitab az Zuhd(No. 1487), karya imam Ahmad bin hanbal rahimahullah.
17) Kitab jarh wat ta‟dil (I/266)
18) Shifatush shafwah (II/723,no. 453)
Penelitian Shakat Tahajud
Prof Dr. Mohammad Sholeh, pengasuh klinik terapi tahajjud, mengungkapkan
penelitiannya tentang sholat tahajud meningktkan system kekebalan tubuh sebagi
berikut : penelitian saya dari 51 siswa SMU yang saya ambil training sebelumnya
yang usianya sama. Karna syarat penelitian kuantitatif itu harus homogen. jadi ,
usianya sama yaitu laki laki antara usia 16 tahun sampai 20 tahun. Sama sama
SMU klas 1 Hidayatullah yang tidak pernah shalat tahajjud sama sekali dan tidak
pernah mengikuti tariqah tariqah dan sebagainya. Kemudia diambil darahnya
sebelum shalat dan diambil lagi darahnya setelag shalat satu bulan, kemudian
diambil lagi darahnya setelah dua bulan. Aktifitasnya sama, menu makanannya
sama, usianya sama, sama sama tidak pernah shalat tahajjud yang hasil ditemukan
makrofagnya yang berbeda. Makrofag itu intinya adalah sel imunitaas tubuh yang
berfungsi untuk memakan sel lain yang tidak normal. Dengan demikian kalau
teorinya di runut lebih dalam, makrofag tidak akan berproduksi kalau yang
bersangkutan stress. Kalau di runut lagi mungkin orang ini kena oenyakit hati
seperti iri, dengki, sombong,. Nah , hal yang seperti ini yang menyebabkan stress.
Nggak pernah qanaah (puas), tawakkal. Jadi akidah itu menentukan sekali
penyakit seseorang. Namun, respon posiitif dan coping yang efektif akibat shalat
tahajud yang berpengaruh terhadap peningkatan respon ketahanan tubuh
imunologik, berdasarkan hasil oengamatan yang dapat dijangkau oleh peneliti
melalui jaringan internet dan berbagai referensi, baik yang berbahasa arab maupun
inggris, belum pernah dilakukan. Karena itu, temua ini merupakan kategori
temuan penelitian yang mutakhir.
System pertahanan tubuh dpat ditingkatkan melalui cara cara islami yaitu
mendengarkan Al Qur‟an dan Shalat tahajjud. Setelah memasuki tubuh manusia ,
virus HIV dpat memproduksi sepuluh miliar virus sehari. Jumlah virus yang
sangat banyak tak dapat diatasi. Meskipun dengan kemajuan teknologi yang ada
sekarang. Virus HIV tak dapat dianggap sebagai struktur sederhana. Apa yang
kita hadapi ini adalah sebuah mikroorganisme yang demikian maju dan cerdas.
Sehingga ia dapat menggandakan jutaan dirinya, dan berusaha mengalahkan sel
tuan rumahnya. Dan mampu menyebabkan kematian pada tubuh manusia yang
besar. Selain kemampuan diatas virus HIV juga mampu mengubah dirinya ke
berbagai bentuk dalam upaya mencegah dirinya tertangkap oleh system
pertahanan. Hal ini membuat virus HIV sampai saat ini kebal terhadap efek
pengobatan yang ditujukan kepadanya. Obat modern telah menyerang virus
dengan berbagai variasi pengobatan pada saat yang sama dan jarang berhasil
dalam menangani resistensi virus . meskipun sebagian virus telah dibasmi, hasil
positifnya hanyalah perpan jangan hidup pasien dengn waktu yang terbatas.
Bukan hanya itu taktik rumit yang dipakai virus HIV, sel T penolong yang
berenang bersama aaliran darah, saling mengunci satu sama lain, seperti resleting.
HIV melompat dari satu set T ke sel t lainnya untuk menghindari kontak dengan
antibody dalam aliran darah. Semua ini dilakukan oleh sebuah virus, yang hanya
berukuran satu micron, tak memiliki DNA dan bahkan tak dapat dikelompokkan
sebagai makhluk hidup. Kehebatan virus HIV dapat mengenali tubuh manusia
dengan baik, mengembangkan system maju untuk mengatasi tubuh manusia,
melaksanakan strategi tertentu yang dibutuhkan tanpa ada kesalahan dan terus
menerus memperbaiki dirinya agar terlindung dari segala jenis senjata yang
dipakai oleh tubuh, benar benar menakjubkan. Hal ini merupakan contoh yang
sangat baik mengenai betapa tak berdayanya manusia dalam kehadiran virus yang
sangat kecil yang dapat dilihat oleh electron mikroskop. Hal ini semakin
membuktikan kebenaran islam sebagai agama yang update sepangjang masa.
Semua sel system imun, atau system kekebalan, apada awalnya adalah sel normal,
yang melalui tahapan tahapan yang berbeda dan diakhiri dengan suatu “ujian
kecakapan” . hanya sel yang mampu mengenali sel musuh dan tidak mengalami
konflik dengan sel tubuh normal yang diizinkan hidup. Ada suatu kenyataan pasti
kenyataan yang harus diterima, yaitu bahwa sel seperti juga segala sesuatu dialam
emesta tanpa kekecualian. Dari yang terkecil samoai yang terbesar telah
diciptakan khusus oleh Allah yang memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan
kebijaksanaan tak terbatas. Dia menciptakan segala sesuatu “. (QS. Al
An‟aam,6:101)
Riset Tentang Berdoa
1. Sebuah riset longitudinal (8-10 tahun) yang dilakukan oleh robbins dan
Metzner (2004), terhadap 2700 orang membuktikan bahwa angka
kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih rendah
disbanding dengan kelompok yang tidak rajin.
2. Zuckerman,Kals,dan Ostfield (2006) terhadap warga lanjut usia pun
membuktikan hal yang sama. Kelompok lansia yang lebih rajin berdoa
terbukti lebih oanjang umur disbanding dengan yang tidak rajin berdoa.
3. Penelitian yang dilakukan Cancerellaro,Larson, dan Wilson (2007)
terhdapa para pecandu alcohol, narkotika , dan pasien gangguan jiwa
skizofronia(gila) membuktikan rendah/ tak adanya komitmen terhadap
agama. Riset juga membuktikan bahwa terapi atau pengobatan yang
diberikan kepada mereka berhasil secara optimal bila disertai terapi doa.
4. Barry rosenfeld dkk dari Fordham university dan William breitbart dari
emorial sloan kettering cancer dalam riset yang dipublikasikan tahun
(2003) membuktikan adanya efek spiritualitas terhadap rasa ptus asa
pasien penyakit kanker terminal ( dianggap tak dpaat disembukan lagi).
Riset membuktikan bahwa spiritualitas menwarkan proteksi atau
memberikan efek penyangga dalam melawan keputuasasaan pada pasien
yang menganggap bahwa hidupnya akan segera berakhir.
5. Riset lain juga membuktikan adanya kaitan antara system imun dengan
tingkat spiritualitas dan kondisi emosi. Tiga ilmuwan mengukur tingkat
spiritualitas dan interleukin-6 (IL-6) pada darah pasien penyakit kanker
terminal. Terbukti adanya kaitan anatar fungsi tingkat system imun tubuh
terhadap suasana hati yang baik dan IL-6. Sebagai catatn ,IL-6 adalah
protein pada sel sel yang sebuah studi di kalifornia menemukan bahwa 6
bulan setelah didoakan secara diam diam ternyata tingkat kesehatan pasien
terbukti membaik secaras signifikan bila dibandingkan tingkat kesehatan
kelompok pasien AIDS yang tidak didoakan . tahun 2002, hasil studi yang
dilakukan terhdap 39 pasien di ICU membuktikan , mereka yang didoakan
bisa keluar dari rumah sakit lebih cepat di bandingkan dengan pasien yang
tidak di doakan , walaupun mendapatkan pengbatan yang lama , banyak
ilmuwan semakin yakin tentang manfaat doa bagi kesehatan, dan riset
masih terus dilakukan dengan mncermati beragam sisi.(Akhsin sakho,
2009)
Doa memohon kesembuhan
Dalam setiap agama tidak ada doa khusus penyembuhan yang dibakukan.ini
sebabnya setiap praktisi penyembuhan bisa mengucapkan doa doa yang berbeda
walaupu nharapan mereka sama, pasien sembuh.
Beberapa contoh doa yang di praktikkan, untuk mempercepat proses
penyembuhan.
1. H.M Bambang Irawan S. menganjurkan pasien nya untuk berdoa sebgai
berikut :
Astaghfirullah, diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali, lebih sempurna
bila dilafalkan sebanyak 1000 kali.
Laa ilaaha ilallah diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali , lebih
sempurna bila dilafalkan sebanyak 1000 kali.
Surat Al Fatihah diucapkan setiap pagi sebanyak 100 kali , lebih sempurna
bila dilafalkan sebanyak 1000 kali.
2. Prof Dr.Dadang Hawari Sp.KJ, selain obat ia juga memberikan kiat
penyembuhann sebagai berikut :
 Bertobat
 Yakin Allah menyembuhkan
 Menyadari bahwa penyakit adalah cobaan karenanya perlu
kesabaran
 Bersikap rida dan melakukan penghapusan dosa
 Percaya bahwa dalam kesukaran pasti ada kemudaha
 Menenangkan jiwa
 Berdoa sebelum dan sesudah minum obat
 Berdoa sesudah sembuh
 Berdzikir dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah,
istighfar, dan lafadz baaqiyatush shaalihat.
Tiga istilah Doa dalam Islam
Untuk orang yang berbahasa inggris kata (pray) berdo‟a berlaku untuk semu
kegiatan ritual (Sholat, Dzikir, dan doa) sedangkan untuk umat islam memiliki 3
kata yang berbeda dalam bahasa arab yang mnecangkup pemahaman yang lebih
luas dari do‟a dalam kehidupan sehari hari.
Untuk seorang muslim setiap tindakan yang baik yang dia lakukan
baikberkomunikasi dengan Allah , menjadi sukarelawan di sebuah bank(badan
amal yang membagikan) makanan untuk fakir miskin. Berbicara melawan ketidak
adilan, atau meminta bantuan Tuhan. Pada dasarnya adalah tindakan do‟a
1. Sholat (Ritual Doa)
Sholat adalah nama untuk sholat wajib yang dilakukan lima kali sehari
atau sholat sunah yang dapat dilaksanakan kapan saja dan yang merupakan
sarana hubungan langsung antara hamba dengan Tuhannya. Tidak ada
otoritas hirarki dlam islam, sehingga sholat biasanya di pimpin oleh orang
terpelajar yang tahu Al Qur‟an dan Hadist yang dipilih oleh jamaah.
Bacaan doa dlaam sholat lima waktu berisi ayat ayat dari Al Qur‟an dan
dikatakan dalam bahasa arab, bahasa wahyu. Dalam kehidupan sehari hari
seorang muslim di jadwalkan lima kali sholat fardhu (wajib harian).
Dimulai dengan bangun sebelum matahari terbit dan berdoa fajr (sholat
subuh) , lalu sholat Zuhr di pertengahan hari, sholat asar di sore hari,
sholat maghrib setelah mataahri terbenam, dan sholat isya sebelum tengah
malam. Ada sholat(doa) pilihan lain(sunnah) yang seorang muslim dpat
melakukan pada waktu lain di siang dan malam. Nabi Muhammad SAW
melkasanakan shokat tahajud berdoa setiap hari sebelum fajr.
2. Zikr (Peringatan)
Zikr adalah istilah arab untuk mengingat Allah Maha penyayang.hal ini
tidak terbatas pada do‟a dan ibadah yang umat islam lakukan di sajadah
lima kali sehari melainkan lebih drai itu . zikr adalah keadaan pikiran.
Semua kata kata pujian untuk memuji dan mengagungkan nama Allah
SWT serta memuji kemuliaan Allah, memuji atributNya,
kesempurnaanNya, KekuasanNya. Seseorang dpat mengucapkan kata kata
itu dengan lidah atau mengtakannya secara diam diam dlam hati, yang
diknal sbgaai zikr atau mengingat Allah mengingat Allah adalah dasar dari
perbuatan baik. Nabi Muhammad SAW berkata “perumpamaan orang
yang mengingat Tuhannya dan orang yang tidak mengingatNya, adalah
seperti itu yang hdup dan yang mati” (H.R Bukhari dan Muslim)
3. Do‟a
Nabi Muhammad SAW berkata do‟a adalah inti ibadah (Riwayat
Tirmidzi) “Allah yang oakung penyayang dari semua yang telah
menyayangi , memahami dan mengetahui semua kekhawatiran dan
kegelisahan di dlaam hati kita bahkan sebelum kita merasakannya. Tetapi
Dia masih mendorong kami untuk meminta Nya langsung untuk apa saja
melalui doa. Doa dapat dilakukan dnegan mengangkat tangan kearah
langit memohon bantuan Allah dalam bahasa sendiri dan menyerahkan diri
dihadapannya . atau bisa juga dibuat santay dan diam diam dalam hati
seseorang. Karena islam merupakan cara (jalan) hidup , ada doa untuk
setiap aspek kehdiupan kita .Nabi SAW tela mengajarkan umat islam
untuk melakukannya mulai dari sebelum makan,untuk pergi ke kmar
mandi, untuk mengendarai mobil, untuk meninggalkan rumah. Pokoknya
ada doa atau doa untuk setiap kegiatan dan kesempatan.
Shalat malam atau shalat tahajud dapat meningkatka daya tahan tubuh kita
sehingga kita tidak mudah terkena oenyakit. Bagi umat muslim mungkin
sudah tidak asing lagi dengan sholat tahjjud tiap kali ditanya pa itu sholat
tahajud adalah sholat yang dilakukan di spertiga malam. Itu betul sekali,
namun yang oasti bukan masalag pengertian tahajjud yang ingin dibahas
dalam tulisan ini melainkan manfaat dari sholat tahajjud itu sendiri. Sangat
disayangkan jika pemahaman muslim tentang shalat tahajjud hanya
dianggap sebagi ibadaha saja tanpa mengetahui adanya kebaikan dan
kelebihan yang bisa diperoleh oleh kita. Lalu apakah kebaikan dan
keleebihan yang kita peroleh dari mengerjakan shalat tahajjud sementara
lain yang sedang nyenyak tidur? Dari sisi logis, mungkin kita tidak
mengerti bahwa perintah Allah itu mendtangkan kebaikan. Sesungguhnya
shalatr tahajjud meneguhkan iman kita, jiwa kita, mental kita untuk hadapi
masalah hidup dunia lainlain. Kemudian dari sisi sains pengobatan kita
akan menghirup oksigen di atmosfer bumi sekitar jm tiga oagi hingga
terbitnya matahri sehingga ketika menggerakkan otot otot yang berada
dalam tubuh kita maka akan membuat badan kita segar dan melancarkan
aliran darah di tubuh kita. Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas
matahri terbit dan tidak datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia
yang bangun pada waktu ini yang dapat menikmati oksigen tersebut.
Rasulullah SAW bersabda :
“hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia adalah kebiasaan
orang orang yang shaleh sebelum kalian, ia sebagi amal taqarub bagi
kalian kepada Allah, menjauhkan dosa , dan penghapus kesalahan”.(HR.
at Tirmidzi)
Dari hadist tersebut jelas sekali bahwa dengan melakukan shalat tahajjud
terhapus dan selain itu tubuh kita pun akan menjadi lebih sehat. Beberapa
data ilmiah membuktikan adanya hubunga shalat tahajjud dengan
kesehatan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Dr. Abdul Hamid Diyab dan Dr. Ah Qurquz mengungkapkan bahwa shalat
malam atau shalat tahajud dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita
sehingga tidak mudah terkena penyakit. Hal ini terjadi Karena ketika
bangun tidur malam hari , berate menghentikan kebiasaan tidur dan
ketenangan terlalu lama yang merupakan salah satu factor pencetus
terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Aktivitas shalat malam untuk
menghadap Allah SWT akan menenangkan hati dari segala kegundahan
dan kegelisahan hidup yang dialami.
Bangun malam dapat menajdikan tubuh bugar bersemangat serta terhindar
dari penyakit punggung pada usia tua. Dalam salah satu peneitian medis
terbukti bahwa orang orang terbiasa shalat malam relative lebih aman dari
serangan penyakit tulang punggung dari pada orang orang yang tidak
shalat malam.
Shalat tahajjjud memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang
cukup besar dan memiliki pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat
digunkaan sebagi strategi penanggulangan adaptif pereda stress.
Sebagaimana jyga dijelaskan Dr.M.Soleh bahwa stress punya pengaruh
yang besar terhadap ketahanan tubuh seseorang. Dari stress baik fisik
maupun psikis menyebakan terjadinya pengeluaran cairan tubuh cukup
banyak dan penguapan dari tbuh yang lebih cepat. Dalam bidang bio
teknologi, shalat tahajjud dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan respon
ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri pasien yang terkena
penyakit kanker. Dalam bidang ini pula shalat tahjjuad dapat meningktkan
respon emosional positif yang efektif dalam menegakkan anastesi pra
bedah. Shalat tahajud yang dikerjakaj dengan poenuh kesungguhan, khusu,
tepat, ikhlas, dan terus menerus diyakini dapat menimbulkan persepsi dan
motivasi positif yang dapat menghindarkan reaksi stress. Rasulullah SAW
hamper tidak pernah melewatkan 1 malam pun kecuali dengan shalat
tahajjud, bahkan disaat peperangan sekalipun. Dulu, shalat tahajjud
diwajibkan setelah turun surat Al Muzzammil ayat 19 dan 20 baru di
sunatkan.”ujar Prof.M.Soleh pengasuh klinik terapi tahajjud dan trainer
shalat khusu‟. Mengapa rasulullah SAW menganjurkan shalat ini, hanya
beliau yang tau. Namun, perkembangan sains yang sangat pesat
membuktikan, shalat ini banyak manfaatnya. “secara medispun bisa
dibuktikan “ ujar pria yang tahun 2000 berhasil mempertahankan disertasi
doktornya di jurusan Psikoneurol imunologi Unair mengenai shalat
tahajjud untuk system imun tubuh ini.
Kajian ilmiah tentang tahajjud seperti yang dikutip dari republika dalam
wawancaranya dengan Prof.M.Soleh . alas an melaksanakan shalat
tahajjud :
1. Tidak ada shalat sunat yang dianjurkan oleh al qur‟an selain tahajjud,
sedangkan shalat shalat sunat lain itu hanya sampai tataran hadist
Rasulullah SAW . kalau shalat sunat tahajjud itu ada dalam surat al
Muzzammil ayat 1-20, terutama pada ayat 1 -10. Kemudian al israa‟
ayat 79. Ini alas an logika normative nya . kedua Rasulullah SAW
sama sekali tidak pernah meninggalkan sholat tahajjud. Ketiga tidak
ada shalat sunnat yang diwajibkan islam kecuali shalat tahajjud,
sebelum turun aya tadi. Hadist qudsi yang menjelaskan tentang setiap
dua oertiga malam Allah SWT turun ke langit pertama sambil
menyerukan :hambaKu yang sedang ruku‟ dan sujud melaksanakn
shalat tahajjud, permintaanmu akan Aku beri. Doa mu akan Aku
kabulkan. Dosamu akan Aku ampuni”. Ditambah dengan hadist
riwayat Thabrani yang menejlaskan bahwa shalat tahajjud adalah
kebiasaan yang dilakukan oleh para orang soleh di jaman dulu, dan itu
menyembuhkan baik fisik maupun psikis. Menurut Saleh logika
pengelamannya : yang dulu pernah kena kanker kulit. Dokter sudah
angkat tangan namun tahajjud menyelamatkannya. Tahun 1982 sampai
1987, setelah itu dinyatakan sembuh sama sekali. Pada saat bangun
malam otak ketika shalat tahajjjud melepaskan seritoninbeta endorsing
dan melatonin yang diproduksi otak. Ketika seseorang shalat tahajjud
serotonin, betaendorsin, dan melatonin itu terproduksi. Itu yang
menjadikan kita mnjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka
homeostasis terjaga. Menurut soleh, pusing disebabkan karena
terganggunya homeostasis , mungkin bisa hipotensi atau hipertensi .
shalat tahjjud itukan meditasi tingkat tinggi. Itu yang menjaga
homeostasis atau kecenderungan untuk tetap dalam keadaan
normal.orang sakit itu terganggunya homeostasis ketika shalat tahajjud
relaksasinya tercapai secara maksimal maka keseimbangan tubuh
terjaga. Tak aka nada hipertensi atau hipotensi. Termasuk kolesterol
akan dibabat habis oleh aktifitas tahajjud. Kolesterol akan hilang
menjadi energy.
2. Shalat tahajjud yang benar
Yaitu dilakukandengan khusyuk, tulus ikhhlas , gerakannya seperti
Rasulullah SAW shalat kemudian kontinyu. Saya merujuk kepada
hadist shahih muslim yang diriwayatkan khuzaifah yang pernah
bercerita suatu malam pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah SAW
kemudian begitu mengngkat tangan sebagai tanda takbiratul ihram
terdengar dari belakang Rasulullah terisak isak karena menangis.
Rasulullah kemudian Rasulullah membaca doa iftitah sangat
pelansetelah itumembaca Fatihah sangat pelan sekali setelah itu
membaca surat surat yang dibaca Rasulullah Saw tidak tanggung
tanggung yaitu surat Al Baqarah padahal ayatnya 286, ketika sampai
seratus ayat kata khuzaifah kiranya disudahi ternyata tidak masih
dilanjutkan. Setelah selesai surah Al Baqarah ternyata di tambah surat
an Nisa setelah surat An Nisa di lanjutkan Al Imran. Nah sehingga satu
rakaat saja membaca 3 surat yang panjang. Kata khuzaifah “bukan
hanya disitu setelah Rasulullah membaca surat kemudian ruku‟ yang
lamanya sama dengan membaca Al Qur‟an . kemudian I‟tidal sama
dengan ruku‟ nya kemudian sujud sama dengan I‟tidalnya setelah
itunduduk iftiras sama dengan sujudnya. Sehingga Rasulullh semalam
hanya dua rakaat. Kemudian satu rakaat witir. Keburu sudah bilal
adzan : “inilah yang saya trainingkan, tetapi saya tidak ajarkan shalat
yang panjang.. suratnya silahkan apa yang dihafal. Tetapi setelah
membaca surat jangan langsung ruku‟, dismabung lagi dengan dialog,
mengadukan masalah kepada Allah. Bisa juga memanfaatkan sebeluk
ruku‟ kita mendialog kan segala persoalan yang sedang kita hadapi.
Mungkin anak yang jauh dari harapan, suami yang punya masalah,
ekonomi yang morat marit, itu diadukan kepada Allah. Jadi, shalat
khusyuk itu bukan shalat yang lupa segalanya. Kita tidak perlu
menargetkan shalat tahajjud 8 rakaat ditambah tiga rakaat witir yang
oenting bukan kuantitasnya namun kualitas . ada komunikasi intens
dengan Allah bahwa kita sadar bahwa kita sedang mnghadap kepada
yng Maha Kuasa, Maha Agung, Maha segala galanya. Di
genggamanNya lah segala urusan. Seingga kalau kita sudah bisa
seperti ini itu nikmat rasanya. Karena itu nikmat maka saying kalau
putus. Dua rakaat saja bisa dua jam setengah.
Tags: tahajud, shalat tahajud, cara tahajud, doa tahajud, cara shalat
tahajud, tahajud cinta, niat shalat tahaujud, tata cara tahajud, bacaan
shalat tahajud (Saleh, 2001)
3. Hikmah shalat dalam Kesehatan
Hubungan shalat dalam kesehatan, menurut Hembing, setiap gerakan
gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya
oengaruh pada bagian tyubuh seperti kaki, ruas tukang punggung, otak,
rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang
bermanfaat untuk mengetahui tentang daya penyembuhan dibalik
pelaksanaan shalat sebagai aktifitas spiritual.
 Berdiri tegak dalam shalat: gerakan shalat bila dilakukan
dengan benar selain menjadi latian yang menyehatkan juga
mampu mencegah dan menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada
waktu shalat membuat saraf menjadi satu titik pada otak,
jantung , paru-paru, pinggang, dan tulang punggung lurus dan
bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi
akupuntur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
 Rukuk : rukuk sanagt baik untuk menghindari oenyakit yang
menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulng
opunggung, tulang leher, tulang pinggangdan ruas tulang
tulang tungging. Dengan melakukan ruku‟ kita dapat menarik
menggerakan dan mengendurkan saraf saraf yang berada di
otak, punggung dan lain lain. Bayangkan jika menjalankan
shalat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam.
Kalau rakaat ruku‟ satu kali, berarti kita melakukan gerakan
ini sebanyak 17 kali.
 Sujud : belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua klai
hingga jumlah nya sehari 34 kali. Bersujud dengan meletakkan
jari jari tangan di didepan lutut membuat semua otot
berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot otot itu
akan menjadi besar dan kuat tetapi juga membuat pembuluh
darah dan urat getah bening terpijat dan terurut. Posisi sujud
ini juga sangat membantu kerja jantung dan membantu
mengerutnya dinding dinding pembuluh darah.
 Duduk tasyahud : duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah
salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri, karena sikap
itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat tanpa oprasi.
Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap
jari jari kearah kiblat ini secara otomatis memijat pusat pusat

daerah otak, ruas tulang punggungteratas, mata, otot bahu, dan
banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki laki sikap
duduk Ini luar biasa mnfaatnya, terutama untuk organ seks.
Salam : gerakan salam akhir ke kanan dan ke kiri pun menurut
penelitian hembing punya manfaat besar karena gerakan ini
sangat bermanfaat membantu menguatkan otot otot leher dan
kepala. Setiap mukmin pasti merasakan itu bila menjalankan
shalat dngan benar. Tubuh akan terasa lebih segar, sendi sendi
oto akan terasa lebih kendur dan otak juga mampu kembali
berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa
merasakannya ada juga yang tak di sadari. Tapi yang harus
diingat shalat adalah ibadah bukan olahraga.
Tahajjud anti kanker
Sebuah penelitian ilmiah yang lain membuktikan bahwa sholat tahjjud
membebaskan seseorang dari berbagai penyakit. Itu bukan ungkapan teoritis
semata. Melainkan sudah diuji dan dibuktikan melalui penelitian daro dosen
fakulktas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad soleh dalam
usahanya meraih gelar doctor. Sholeh melakukakn penelitian terhadap siswa SMU
lukmanul Hakim pondok pesantren Hidayatullah Surabaya secara rutin
menunaikan shalat tahajjud.
Sholat tahajjud yang dilakukan di oenghujung malam yang sunyi kata soleh bisa
mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri terbukti mampu
meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit
jantung dan meningkatkan usia harapan hidup. Sebaliknya bentuk bentuk tekanan
mental seperti stress maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap
penyakit, infeksi, dan mempercepat perkembangan sel kanker. Serta
meningkatkan metastasis (penyebaran sel kanker) tekanan mental itu sendiri
terjadi akibat gangguan irama sirkadian (siklus gerak hidup manusia ) yang
ditandai dengan pengikatan hormone kortison. Perlu diketahui bahwa hormone
kortison ini biasa dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi seseorang
apakah jiwanya tengah terserang stress depressi atau tidak.
Hubungan antara Shalat dan kesehatan Mental
Apabila shalat wajib yang lima waktu kita tinjau dari segi kesehatan mental,
makan akan dapat kita oahami mengapa shalat itu diwajibkan Allah dan apa sebab
mengapa jumlahnya lima kali dalam sehari semalam mengapa waktu bagi masing
masing ditentukan pula dan tidk boleh dilampaui.
Ibadah shalata adalah ajaran agama yang di Wahyuka dari Al Qur‟an kepada nabi
Muhammad SAW. Karen aitu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah di
dalamnya. Kalau kita pelajari Al qur‟an dan as sunnah maka akan kita temukan
penjelasan dan hikmah dari pelaksanaan shalat, diantaranya adalah pengaruh
pelaksanaan terhadap kesehatan mental manusia. Dalam shalat terjadi hubungan
rohani atau spiritual antara manusia dengan Allah . dalam aksi spiritualisasi islam,
shalat di pandang sebgai munajat kepada Allah. Orang yang sedang akan
melakukan munajt . tidak merasa sendiri. Ia merasa seolah olah berhadapan
dengan Allah. Serta di dengar dan di perhatikan munajatnya. Sesuai spiritualitas
shalat yang demikian dapat menolong orang yang mengungkapkan segala
perasaan keluhan dan permasalahannya kepada Allah. Dengan suasana shalat
yang khusu‟ itu pula orang memperoleh ketenangan jiwa karena merasa diri dekat
dengan Allah dan memperoleh ampunannya. Bagi manusia ynag menjalankan
shalata wajib terus menerus dan melaksanakan shalat sunnah secara rajin. Dan
semua shalat itu dilaksnakan secraa khusu‟ maka nilai nilai kesehatan mental yang
terkandung di dalam ibadah shalat tersebut akan berpengaruh pada dirinya.
Nilai Nila kesehatan mental yang terdapat dalam ibadah Shalat
Tertuang dalam bentuk fungsi shalat sebagai pengobat, pencegah Pembina dalam
kesehatan mental.
a) Sholat sebagai obat bagi gangguan jiwa
Satu hal yang disebutkan dlam sebuah hadist berkaitan erat dengan
perawatan kejiwaan yaitu orang yang melaksanakan shalat dengan baik,
wudhunya sempurna , dilaksanakan pada waktunya dan terpenuhi semua
rukun dan syaratnya disertai dengan khusu‟ maka Allah akan memberikan
ampunan kepada orang tersebut. Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan
terhadap dosa dan kesalahan merupakan obat bagi gangguan jiwa karna
salah satu gangguan jiwa adaalh merasa nersalah atau berdosa. Orang akan
tergoncang jiwanya apabila ia merasa bersalah dan berdosa kepada Tuhan.
Jadi dapat dikatakan bahwa sholat merupaka sarana pengobatan kejiwaan
atau mempunyai fungsi kuratif terhadap penyakit dan gangguan kejiwaan.
Dalam melaksanakan sholat sebagai obat dan pengobatan kejiwaan, tentu
saja shalat itu dilaksanakan dengan dasar iman dan keyakinan atas
kebenaran sifat sifat Allah. Terumatam sifat yang sangat diperlukan oleh
orang yang sedang mengharap dan mencari tempat mengeluh mengadu
dan mengungkapkan perasaan. Dalam perawatan dan oengobatan jiwa
terjadi dialog antara penderita dengan konsultan. Penderita
mengungkapkan perasaan, keluhan dan permasalahannya kepada
konsultan. Konsultan mendengarkan memahami, dan memperhatikan
perasaan serta menerimanya. Dengan demikian, penderita merasa lega dan
merasa tenang karena seluruh perasaan yang menggelisahkan sudah dapat
diungkapkan. Dengan pertemuan beberapa kali penderita mengalami
kesembuhan.
Apabila shalat wajib kita tinjau dari kesehatan mental makan akan dapat
kita pahami bahwa shalat waji mempunyai hikmah sebagai pengobat bagi
manusia yang terganggu jiwanya, baik itu yang berkenan dengan
ketegangan emosi dengan pengaruhnya sampai pada tahap psikosomatik.
Penyebab terjadinya gangguan dan penyakit jiwa adalah karena tekanan
perasaan dan konflik konflik batin yang tidak terselesaikan. Yang
menyebabkan terganggunya kesehatan jiwanya misalnya karena
banyaknya rintangan atau problem dalam rangka mencapai pemenuhan
kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis.
Ibadah shalat didalamnya terdapat bacaan bacaan atau gerakan gerakan
shalat. Bacaan sahalat semuanya merupakan doa dan dzikir yang berisi
ucapan ucapan mulia dan indah yang mengandung pujian dan sanjungan
kepada Allah sebagai sang pencipta dan juga bacaan shalat berisi
permohonan manusia akan hajatnya di dunia dan di akhirat. Permohonan
manusia akan pemenuhan kebutuhan hidupnya atau hajatnya dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat di mohonkan kepada Allah lewat
pelaksanaa shalat. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Mukminun
:60 dan surat Al Baqarah 186: “Dan orang orang yang memberikan apa
yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu
bahwa ) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka”(QS
Al Mukminun :60) “Dan apabila hamba hamabKu bertanya kepadamu
tentang Aku Maka(jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepadaKu , maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu)
dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.”(QS.Al Baqarah:186). Dengan shalat manusia berdoa
menyerahkan diri kepadaNya hal ini akan membantu dalam meredakan
ketegangan emosi manusia karena seorang mukmin mempunyaikeyakinan
bahwa Allah akan mengabulkan doa nya dan memecahkan problemnya.
Memenuhi berbagai macam kebutuhan dan membebaskan diri dari
kegelisahan dan kerisauan yang menimpanya. Menghadap kepada Allah
melalui shalat dan berdoa kepadaNya dengan harapan dikabulkan akan
menimbulkan auto sugesti yang akan meredakan ketegangan emosi dan
kegoincngan jiwa yang trejadi pada manusia. Ibadah shalat mengantarkan
pada hasil yang dicapai psikoterapi yang berhasil. Sebab perasaan aman,
tentram dan lepas dari ketegangan emosi telah terkondisikn pafda dirinya,
keadaan tebut membantu membebaskan manusia yang sebelumnya
terganggu kesehatan mentalnya yaitu mengalami ketegangan emosi dan
sampai tindak lajunya yaitu psikosomatik menjadi tenang., tentram dan
terbebas dari gangguan psikis dan fsiologis.ketegangan emosi itu terjadi
karena ketidak mampuan manusia untuk menghadapi dan memecahkan
konflik psikisnya. Padahal konflik psikis menguras banyak tenaga psikis
manusia, sehingga akhirnya sangat mempengaruhi berbagai aspek/sendi
stabilitas manusia, mempengaruhi emosi, kesehatan dan mengakibatkan
terhambatnya aktualisasi kempampuan dan potensi manusia. Ibadah shalat
yang dilaksanakn ada yang wajib dan sunnah. Shalat wajib dalam
kesehatan mental fungsinya sebagai pondasi yang menjadi dasar dlaam
proses penyembuhan bagi manusia yang terganggu kesehatannnya. Dan
macam shalat sunnah itu anatara lain shalat sunnah wudhu, rawatib,
tahajjud, hajat, istikharah, taubat, duha, dll. Dan dalam bacaan shalat
sunnah tersebut terdapat di dalamnya spesifikasi permohonan sesuai dngan
kebutuhan manusia dan Allah mensunnah kan manusia untuk
melaksanakannnya, melaksanakan shalat sunnah tersebut membantu
manusia untuk terkabulnya pemrohonan manusia yaitu dengan
mendapatkan rahmat. Hidayah dan inayahnya. Dan pada hakekatnya
permohonan manusia itu telah terkandung dan dan termohonkan pada
bacaan shalat wajib.
Dengan pelaksanaan shalat maka secara perlahan tapi pasti bagi manusia
yang terganggu mentalnya akan mengalami proses penyembuhan dan
tergantikan dengan perasaan tenang, tentram, dan merasa terkabulnya doa
dan mendapatkan rahmat, hidayah, dan inayahNya. Kondisi yang tenang
dan tentram kemudian mewarnai kehidupannya. Penumpukan perasaan
yang mengakibatkan ketegangan emosi sampai pada tahap psikomatik itu
ilang berganti dengan kehidupan penuh semangat sehingga dapat
mengaktualisasikan kemampuan dan potensi yang dimilikinya dalam
berbagai aspek kehidupan.
b) Shalat sebagai pencegahan terhadap gangguan kejiwaan
Manusia dlaam kehidupannya selalu menghadapi berbagai macam
problem dan cobaan hidup . hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi.
Dan dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan khusu‟ dan
dilaksanakan secara terus menerus maka dapat dihindari perasaan yang
tidak mengenakkan hati. Karena manusia selalu mengunkapkannya lima
kali sehari melalui ibadah shalat dengan keyakinan bahwa
pengungkappannya langsung di dengar, dipahami oleh Allah karena Allah
Maha pengasih lagi Maha penyayang. Sedangkan bagi orang yang rajin
shalat sunnah , akan merasakan ketenangan dan ketentraman batin yang
lebih karena intensitas pengungkapan perasaan dan permohonan manusia
dilakukan lebih sering lebih dari lima kali sehari. Pada saat seseorang
sedang shalat, maka seluruh alam fikiran dan perasaannya terlepas dari
semua urusan dunia yang membuat dirinya stress. Sesaat jiwanya tenang
ada kedamaian dalam batinnya. Hal ini sejalan dengan pendapat para pakar
stress yang menganjurkan orang agar memeluk agama, menghayati dan
mengamalkannya agar memperoleh ketenangan. Dan setiap haruinya harus
meluangkan waktu untuk menenangkan diri, karena untuk ketenangan hati
yang diperolehnya setiap hari berarti kekebalan dirinya terhadap berbagai
stress atau gangguan kejiwaan dapat ditingkatkan. Sekarang timbul
pertanyaan “apa hikmah yang terkandung dalam kewajiban shalat pada
waktu yang telah doitetapkan tidak boleh di dahului, ditunda, atau
digabungkan:” jawaban terhadap pertanyaan ini sangat penting agar
seorang muslim mau melaksankan shalat pada waktunya dan tidak
meremehkannya.
Lewat analisis kejiwaan bahwa shalat wajib yang lima waktu itu
mempunyai fungsi pengobatan atau fungsi kuratif terhadap gangguan jiwa.
Maka kita temukan fungsi kejiwaan lainnya bagi shalat wajib yang harus
dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Sahalt subuh dan
maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan terhadap penyakit
kejiwaan. Pada waktu subuh batin seseorang yang bangun tidur itu masih
lega, belum menghadapi persoalan belum ada yang dikeluh kesahkan .
maka dalam memasuki hari itu setiap orang ingij merasa terjamin
ketentraman dan keamanan hidupnya sepanjang hari nanti. Utnuk itulah ia
perlu memohon kepada Yang Maha Kuasa agar ia selamat dan tidak
terganggu dalam menjalani tugasnya selama satu hari nanti. Allah
mewajibkaan shalat subuh karena dengan shalat itu hubungan batinnya
dengan Allah akan diperkuat, ia ingat bahwa Allah maha penyayang, Allah
dekat dan senantiasa melindungi. Dengan demikian hati mereka tentra, dan
aman dalam perjalanan hidupnya hari itu. Dengan rasa aman dan lega itu,
daya piker akan dapat digunakan untuk melaksanakn tugas dengan baik,
apakah belajar bekerja atau mencari pekerjaan. Maka orang yang telah
melaksanakan shalat secara baik akan menghadapi tuganya dengan optimis
dan gembira. Shalat dhuhur dan maknanya bagu oencegahan dan
gangguan terhdap oenyakit kejiwaan, setiap muslim yangmelakukan shalat
dengan perasaan lega dan optimis dalam menghadapi tugas dan
pekerjaanya di oagi hari. Kendati pun ia mulai oekerjaan dengan senang
hati namun kadang kadang terjadi pula hambatan , rintang, yang tidak di
perhitungkan. Rencana dan pembagian waktu yang telah direncanakan
untuk menghadapi pekerjaan sehari itu terganggu. Menurut perhitungan
kejiwaan, bila perasaan tidak tenang dan pikiran poenuh dengan berbagai
masalah yang tidak terselesaikan maka daya piker akan menurun atau
mungkin tidak bekerja. Sedangkan apabila orang tersebut mengalami
masalah yang agak menyakitkan, menggelisahkan dan mencemaskan,
maka semua itu tidak hulang hanya dengan istirahat siang selama 1 jam
yang diberikaj kantor. Hal tersebut harus diatasi dengan pelegaan batin
yng dapat dilakukan dengan shalat dzuhur. Inilah barangkali hikmahnya
mengapa shalat dzuhur itu wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat
waktunya . seseorang yang lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal
yang menggangu sejak pagi yang merasa agak segar apabila bersuci dan
berwudhu. Sedangkan pelaksanaan shalat dhiuhur akan memberikan
kelegaan dan ketentraman seperti apa yang telah diberikan sebelumnya.
Shalat ashar dan makbnanya bagi pencegahan terhadap gangguan terhadap
penyakit kejiwaan. Kemampuan jasmani beraktivitas atau bekerja pada
waktu siang hari dalam keadaan panas, memang tidak sekuat pagi hari
lagi. Kesegaran jasmani menurun, kemampuan berfikir agak berkurang,
sebaliknya emosi mudah terangsang. Oleh karena itu manusia diwajibkan
kmbali shalat yaitu shalat ashar dan menghadap kembali pada Allah untuk
,memohon ampun berdoa dan mengadukan perasaan yang tiudak
menyenangkan. Darisana dapat kita lihat bahwa fungsi shalat shara
sebagai pencegah gangguan kejiwaan adalah dengan shalat ashar. Syaraf
syaraf dan otot otot tegang karena bekerja diwaktu siang hari dapat
kembali tegang dan rileks sehingga dengan begitu kondisi fisik dan psikis
manusia tetap terjaga. Shalat maghrib dan maknanya bagi pencegahan
terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan. Pada waktu pergantian siang
malam yang kadang kadang mencekam jiwa ,terutama bagi mereka yang
merasa kurang berhasil mengerjakan tugasnya. Setelah matahari terbenam
adzan maghrib berkumandang, rupanya Allah memberi kesempatan
bahkan mewajibkan kepada manusia untuk menghadap KepadaNya guna
menunaikan kewajiban pembersihan diri dari berbagai masalah yang
menyesakkan dada serta memohon ampun atas kekhilafan dan kesalahan
dalam perjalanan hidup seharian tadi. Dan selanjutnya bersyukur atas
segala keberhasilan yang di capai pada hari itu. Dengan demikian
terlepaslah dirinya dari berbagai macam hal yang mengganggu perasaan,
dan ini jelas merupakan pencegahan terhadap gangguan kejiwaan. Shalat
isya dan maknanya terhadap oencegahan gangguan kejiwaan, agar tidur
nyenyak mohonlah kepada Allah agar dijagaNya selama tidur . buatlah
perhitungan terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari banguj tidur hingga
malam menjelang tidur. Inilah temoat kita muhasabah diri dan intropeksi
diri. Sehingga jika ada keberhasilan, kita adapat bersyukur dan apabila
banyak hal yang belum tercapai kita mohokan kepada Allah jalan
keluarnya. Hal ini dilakukan agar hati menjadi tenangdan semua anggota
tubuh serta pikiran dapat beristirahat secara maksimal.
c) Fungsi ibadah shalat sebagai pembina kesehatan jiwa
d) Sebagi Pembina kesehatan jiwa manusia, shalat mempunyai manfaat
memperkuat mental dan menambah kesehatan jiwa. Karena pendektaan
kepada Allah lebih ditingkatkan dengan kesadaran dan kemauan untuk
lebih banyka memperoleh kesempatan untuk menentramkan batin
manusia. Kalau kesehatan jasmani dapat ditujukan shalat wajib merupakan
pokok pokok yang menjamin terciptanya kesehatan jiwa dan shalat sunnah
mempounyai pengaruh untuk mnamba kuatnya mental manusia.
Shalat Sunnah meningkatkan kegairahan Hidup
Suatu kedaan jiwa yang mencengkam dlam hidup adalah ketika gairah utnuk
bekerja belajar atau beraktifitas, apapun hilang dalam diri seseorang. Yang
menyebabkan seseorang mengalami hal tersebut adalah oanjang angan angan dan
sedikit yang dicapai. Dia merada kecewa dan kekecewaannya itupun
dihadapkannya pula kepada Allah dengan cara malas melaksanakan shalat. Oleh
sebab itu untuk mengtasi penyakit mental itu Allah memerintahkan kita untuk
semakin mendekta kepadaNya. Yaitu dengan melaksanakan shalat sunnah.
Adapun oengaruh shalat sunnah terhadap kesehatan mental seseorang adalah :
a. Shalat sunnah rawatib
Shalat sunnah rawatib yang dilakukan sbelum dan sesudah shalat wajib
mempunyai manfaat pembinaan yang memperkuat mental, dan menambah
kesehatannya, karena pendekatan kepada Allah lebih di tingkatkan dengan
kesadaran dan kemauan untuk lebih banyak memperoleh kesempatan
untuk menentramkan batin.
b. Shalat tahajjud
Andaikan kita boleh membuat perumpamaan, shalat tahajjud yang
diiringgi do`a dan permohonan kepada Allah bagaikan penderita dan
konsultan yang sedang berada dalam ruangan konsultasi kejiwaan, Dengan
shalat tahajjud gumpulan masalah yang bertumpuk, petaka benang kusut
yang memusingkan kepala sedikit demi sedikit mulai terurai, maka
perasaanya mulai lega, pandangan terhadap dunia dan kehidupanya mulai
sedikit cerah dan secerah harapan mulai muncul dalam hatinya.
c. Shalat istikharah
Berapa banyak manusia yang kebingungan menghadapi berbagai pilihan
dalam hidupnya. Agar pertimbangan itu mantab dan tidak disesali
dikemudian hari, maka mohonlah petunjuk kepada Allah. Shalat istikharah
jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka dikatakan bahwa ia merupakan
terapi bagi gangguan kejiwaan yang disebut konflik jiwa.
Sungguh banyak macam gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh konflik
batin yang tidak teratasi, bahkan tidak jarang orang yang terserang
berbagai penyakit psikosomatik seperti sesak nafas, sakit lambung dan
lain-lain. Maka shalat istikharah berfungsi sebagai cara untuk mengatasi
jiwa dan menghindakan seseorang dari berbagai penyakit yang disebabkan
oleh konflik jiwa tersebut.
d. Shalat Hajat
Tiap orang mempunyai idaman hati, atau satu cita-cita yang diidamkan.
Kita tidak hanya cukup berkerja dan berusaha dengan sungguh untuk
mencapai cita-cita tersebut. Tetapi kita perlu memperkuat usaha dengan
shalat hajat. Agar mental dan kejiwaan kita pun merasa tenang dan
optimis, bahwa yang kita inginkan pasti dikabulkan oleh Allah Yang Maha
Pengasih.
Hikmah Shalat Bagi Kesehatan Mental
Kita tahu bahwa shalat memiliki banyak manfaat positif dan kekuatan
yang tidak dimiliki ibadah lain dalam hal membuat kondisi kejiwaan
seseorang menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan secara empiris melalui
berbagai penelitian. Sebagai contoh, shalat ternyata dapat membantu
mengatasi depresi, terutama bagi orang sakit. Para ilmuan berkeimpulan
bahwa ketekunan dalam melaksanakan ibadah shalat dapat mengurangi
kekhawatiran dan tingkat depresi orang-orang yang terjangkitpenyakit
kanker paru-paru. Setelah melakukan penelitian terhadap 165 pasangan
suami istri yang menghidap kanker paru-paru, peneliti menemukan
pasangan suami istri yang rajin shalat dan ibadah yang lainya memiliki
tingkat depresi yang lebih rendah disbanding dengan pasangan yang tidak
shalat. Shalat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam menyembuhkan
manusia dari duka cita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat
dihadapan Allah dalam keadaan khusu`, berserah diri dan pengosongan
diri dari kesibukan dan permasalah hidup dapat menimbulkan perasaan
tenang dan damai dalam jiwa manusia serta dapat menghilangkan rasa
sedih dan gelisah. Rasulullah SAW seperti yang diriwayatkan Hudzaifah,
selalu shalat ketika menghadapi kesulitan. Hal ini menjadikan shalat
memiliki pengaruh terapi dalam mengatai stress. Energy rohani shalat
dapat
membantu
membangkitkan
harapan,
megguatkan
tekad,
meninggikan cita-cita, dan juga melepaskan kemampuan yang luar biasa
yang menjadika seseorang lebih siap menerima ilmu, pengetahuan hikmah,
serta sanggup melaksanakan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat.
Disamping
itu,
shalat
juga
memilik
pengaruh
penting
dalam
menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan gelisah
dan stress, yang dianggap biang keladi munculnya penyakit jiwa. Hal ini
karena shalat dapat menghapus dosa dan membersihkan jiwadari kotorankotoran kesalah serta membangkitkan harapan meraih ampunan dari Ridho
Allah SWT. Manfaat lain dari shalat adalah untuk memantapkan jiwa dan
keinginan dengan bersandar dan menyerahkan diri dan segala sesuatunya
hanya kepada Allah SWT bukan kepada lainnya. Shalat juga melatih diri
untuk mencintai aturan, mematuhi keteraturan dalam pekerjaan dan
kehidupan, karena shalat dikerjakan pada waktu-waktu yang teratur.
Dengan mengerjakan shalat seseorang akan belajar bagaimana bersaudara,
bersikap, bersabar, santun, tenang dan membiasakan diri mengfusikan
pikiran untuk hal-hal yang bermanfaat. Hal ini dikarenakan seseorang akan
focus terhadap makna ayat-ayat Al-Qur`an dan menghayati makna shalat
dalam shalat. Shalat merupakan sumber cahaya yang melahirkan aktivitas.
Dengan shalat, seseorang berusaha untuk menambah aktivitasnya yang
tervatar, karena semua kekuatan menjadi tidak berarti dibandingkan
dengan kekuatan yang dihasilkan dari shalat. Tidak ada seseorangpun yang
memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan khusu` kecualai
kekhusu`an itu akan membuahkan hasil yang lebih baik untuk dirinya.
BAGIAN 9
HIV/AIDS
A. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara meyerang sel darah
putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak system kekebalan
tubuh manusia. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak
sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit
yang masuk. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi
tempat berkembang biak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga
tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk system
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit
maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat
meninggal dunia terkena pilek biasa.
1. Pengertian AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan
berbagai gejala penyakit akibat turunya kekebalan tubuh individu
akibat HIV. Ketika individu tidak lagi emiliki system kekebalan tubuh
maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh.
Karena system kekebalan tubuhnya semua menjadi sangat lemah,
penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
2. Istilah HIV/AIDS sering Bersama Tapi Terpisah
Orang yang baru terkena HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya
saja lama kelamaan system kekebalan tubuhnya makin lama semakin
lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk kedalam tubuh. Pada
tahap itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.
3. AIDS berasal
Belum dikenal dengan jelas dari kanapn dan kapan jelasnya HIV/AIDS
muncul. Diperkirakan pada akhir 1970-an di daerah sub sahara Afrika
HIV sudah berkembang dan meluas. Perkiraan ini dibuat berdsarkan
catatan kasus-kasus penyakit yang ada di rumah sakit di beberapa
Negara Afrika pada saat itu. Hal ini juga diperkuat oleh beberapa
contoh darah pada tahun 1950-an yang telah mengandung HIV. Tetapi
kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottleib dan kawankawan di Los Angeles pada tanggal 5 juni 1981.
4. Penemu Virus HIV
HIV ditemuakan oleh Dr. luc Montaigner dan kawan-kawan dari
Institute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus penyebab
AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dalam
tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang membengkak.
Kemudian pada bulan juli 1994 Dr.Robert Gallo dari lembaga Kanker
Nasional di ameriak serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus
baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III.
Kemudian ilmuan lainnya, J. levy juga menemukan virus penyebab
AIDS yang ia namakan AIDS Related Virus yang disingkat ARV.
Akhir mei 1986 Komisi Taksonomi International sepakat menyebut
nama virus AIDS ini dengan HIV.
5. Kasus HIV/AIDS Pertama Di Indonesia
Secara resmi kasus AIDS pertama diindonesia yang dilaporkan adalah
pada seorang turis asing di Bali pada tahun 1987. Walaupun
sebelumnya sudah ada berita tidak resmi bahwa sedikitnya sudah ada
tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi karena tidak tercatat
di Indonesia maka kasus pertama di Indonesia disepakati pada tahun
1987.
6. Perkembangan Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Saat Ini
Melonjok tajam sejak akhir tahun 90-an. Banyak diidap oelh penduduk
usia produktif. Lebih banyak diindap oleh laki-laki dari pada
perempuan. Penyebaran penyakit ini sudah dimulai sejak tahun 1987.
7. Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi
Dari tahun ke tahun kasus HIV maupun AIDS di Indonesia semakin
bertambah jumlahnya.
Menurut Jaringan Epidemiologi Nasional ada beberapa kondisi yang
membuat penyebaran AIDS di Indonesia menjadi cepat, antara lain :
a. Meluasnya pelacuran
b. Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan
ekstra marital (diluar nikah)
c. Prevalensi penyakit menular sekseual yang tinggi
d. Kesadaran pemakaina kondom masi rendah
e. Urbanisasai dan migrasi penduduk yang tinggi
f. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
g. Lalu lintas dari dan ke luar negri yang bebas
Tahap Perubahan HIV/AIDS
Fase 1
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar dan
terinfeksi. Tetapi cirri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakuakn tes
darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat
atau mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya2-3 hari dan sembuh
sendiri).
Fase 2
Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu
sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan
pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejal ringan, seperti flu
(biasanya2-3 hari dan sembuh sendiri).
Fase 3
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala AIDS.
Gejala-gejala
yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus
menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh sembuh,
nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus
berkurang. Pada fase ketiga ini system kekebalan tubuh mulai berkurang.
Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan
tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-Tnya. Timbul penyakit tertentu
yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang
menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya
sariawan, kanker kulit atau sarcoma Kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare
parah berminggu minggu, dan infeksi otak yang menyebakan kekacauan mental
dan sakit kepala.
Penularan HIV/AIDS
Media penularan HIV/AIDS
a. Aliran darah, bisa berbentuk luka
b. Cairan sperma
c. Cairan vagina
Cara penularan HIV/AIDS
a. Hubungan Seksual
Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar
HIV.
b. Trasfusi darah
Melalui trasfusi darah yang tercemar HIV.
c. Penggunaan Jarum Suntik
Penggunaan jarum suntik, tindik, tato, pisaucukur, dll yang dapat
menimbulkan
luka
yang
tidak
disterilkan
secra
bersama-sama
dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV.
Cara-cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah.
d. Ibu Hamil kepada Anak yang Dikandungnya
1. Antenatal
Saat bayi masi berada didalam rahim, melaui plasenta
2. Intranatal
Saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu tau cairan vagina.
3. Postnatal
Setelah proses persalinan, melalui air susu ibu. Kenyataanya 25-35%
dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi
dinegara berkembang titular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular
HIV tertular dari ibunya.
e. Perilaku Beresiko Yang Menularkan HIV/AIDS
Mengunakan jarumdan pera;latan yang sudah tercemar HIV. Berhubungan
seks melalui dubur, oral maupun melalui vagina tanpa perlindungan.
Memiliki banyak pasangan seksual atau memiiki pasnagan yang banyak
pasangan lain.
f. Pernyataan-Pernayataan Seputar Penularan HIV
Beberapa pendapat yang salah, mengenai penularan HIV diantaranya :
a. HIV/AIDS menular melaui hubungan kontak social biasa dari satu
orang ke oarng lain di rumah, tempat kerja atau tempat umum lainya.
b. HIV/AIDS menular melalui makanan HIV/AIDS menular melalui
udara dan air (kolam renang, toilet, dll).
c. HIV/AIDS menular melalui serangga/nyamuk
d. HIV/AIDS menular melalui batu, bersin, meludah.
e. HIV/AIDS menular melalui bersalaman, menyentuh, berpelukan atau
mencium pipi.
4. Hubungan antara HIV/AIDS dengan penyalah gunaan Napza dan
Hubungan Sks Bebas Tidak Aman
a. HIV/AIDS - Hubungan Seks Bebas dan Tidak Aman
Salah satu media penularan HIV/AIDS yaitu melaui cairansperma
maupun cairan vagina, maka perilaku hubngan seks bebas tidak
aman
merupakan
perilaku
yang beresiko
tetular
maupun
menularkan Virus HIV.
b. HIV/AIDS – Penyalahgunaan Napza
Walau tidak seluruh pengguna NAPZA, namun sebagai besar
pengguna beberapa jenis NAPZA cenderung mengguakan jarum
suntik sebagai media pemakainnya. Penggunakan jarum suntik
yang tidak seteril dan dilakukan secara bergantian sangat rentan
terhadap penularan virus HIV/AIDS (tertular maupun menularkan).
Hal yang lebih mengerikan, pengguna Napza yang merupakan
ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) akan membuatnya lebih cepat
memasuki fase AIDS. Hal ini dikarenakan karakteristik NAPZA
yang bersifat menggerogoti organ tubuh. Termasuk juga perokok,
karena rokok memiliki sifat yang sama.
c. Pencegahan Penularan
Secara umum lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV
(A,B,C,D,E), yaitu :
A : Abstinence – memilih untuk tidak melakukan hubungan seks
beresiko tinggi, terutama seks pra nikah
B : Be faithful – saling setia
C : Condom – Menggunakan kondom secara konsisten dan benar
D : Drugs – Tolak penggunaan NAPZA
E : Equipment – jangan pakai jarum suntik bersama.
F : Untuk Penggunaan NAPZA
Pecandu yang IDU dapat terbebas dari penularan HIV/AIDS jika :
Melai berhenti menggunakan NAPZA, sebelum terinfeksi HIV,
atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik atau paling tidak,
sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang atau paling tidak
kalau mengguankan jarum yang sama, sterilakan dulu, yaitu
dengan merendam pemutih (dengan kadar campuran yang benar)
atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar,. Proses ini bisa
disebut bleaching (sterilisasi dengan pemutih).
G : Untuk Remaja
Karena semua orang tanpa terkecuali dapat tertular HIV apabila
perilakunya sehari-hari termasuk tidak melakukan hubungan seks
sebelum menikah. Yang ditekankan disini yaitu, hubungan seks
tidak aman beresiko IMS, dan IMS memperbesar beresiko
penularan HIV/AIDS. Mencari informasi yang lengkap dan benar
yang berkaitan dengan HIV/AIDS. Mendiskusiakn secara terbuak
permasalahn yang sering dialami remaja dalam hal ini tentang
maslah perilaku seksual dengan orang tua, guru, teman maupun
yang memang paham megenai hal ini. Menghindari penggunaan
onat-obatan terlarang dan jarum suntik, tato dan tindik. Tidak
melakukan kontak langsung percampuaran darah dengan orang
yang sudah terpapar HIV. Meghindari perilaku yang dapat
mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung
jawab.
MENGENAL HIV
HIV(Humon Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang
system kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang
salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel
darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker
atau penanda yang berada di permukan sel limfosit. Karena berkurangnya nlai
CD4 dalm tubuh manusia menujukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau
limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh
manusia. Pada orang dengan system kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar
antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan system kekebalan yang
terganggu (missal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan
semakin menurun (bahkan pada beberapa kasusu bisa sampai nol) (KPA, 2007c).
virus HIV diklasifikasikan kedalam golongan lenti virus atau retroviridae. Virus
ini secara material genetic adalah virus RNA yang tergantung pada enzim reverse
transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan
menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu
HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai lagi berbagai subtype, dan
masing-masing subtype secara evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara
kedua grup tersebut, yang paling banyak menumbulkan kelainan dan lebih ganas
diseluruh dunia adalah grup HIV-1.
Pengertian HIV
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti
kumpualn gejala atau sindroma akibat menurunya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusi
Tubuh manusia mempunai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar
seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak system
pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanglah berbagai jenis penyakit lain
(yatim,2006).
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau
media hidup. Seorang pengidap HIV lambat taun akan jatuh kedalma kondisi
AIDS, apabila tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai dengan
adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit maupun jamur. Keadaan
infeksi ini yang dikenal dengan infeksi oportunistik.
Epidemiologi
Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan dari Bali pada bual April tahun
1987.penderitanya adalah seorang wisatawan Belanda yang meninggal di RSUP
sanglah akibat infeksi sekunder pada paru-parunya. Sampai dengan akhir tahun
1990, peningkatan kasusu HIV/AIDS menjadi dua kali lipat(Muninjaya,1998).
Sejak pertengahan tahun 1999 mulai terlibat peningkatan tajam akibat
penggunaan narkitika suntik. Fakta yang mengkhawatirkan adalah pengguna
narkotika ini sebagian besar adalah remaja dan dewasa mudah yang merupakan
kelompok usia produktif. Pada akhir maret 2005 tercatat 6789 kasus HIV/AIDS
yang dilaporkan (Djauzi dan Djoerban, 2007). Sampai akhir desember 2008,
jumlah kasusu sudah mencapai 16.110 kasus AIDS dan 6.554 kasus HIV.
Sedangakn jumlah kematian akibat AIDS yang tercatat sudah mencapai 3.362
orang. Dari seluruh penderita AIDS tersebut, 12.061 penderita adalah laki-laki
dengan penyebaran teringgi melalui hubungan seks (Depkes RI, 2008).
Etiologi dan Patogenesis
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab AIDS.
Virus ini termasuk dalam retro virus anggota sub family lentivirus. Cirri khas
marfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang terbentuk silindrisis
dalam vrion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk replikasi
retro virus yaitu gag, pol, dan env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengetur
ekspresi virus yang penting dalam patogenesisi penyakit.satu protein replikasi fase
awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivitasi dimana produk gen virus
terlibar dalam aktivitas traskripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi oada
HIV sangat efesiensi untuk menemukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev
dibutuhkan untuk ekspresi protein structural virus. Rev membantu keluarya
traskip virus yang terlepas dari lukleus. protein Nef menginduksi produksi
khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain.
Gen HIV-ENV memberikan kode pada sebuah protein 160-kilodalton (kD) yang
kemudian
membelah
menjadi
bagian
120-kD
(eksternal)
dan
41-kD
(transmembranosa). Keduanya merupakan glikosilat, glikoprotein 120 yang
berkaitan dengan CD4 dan mempuyai peran yang snagat penting dalam membantu
perletakan virus dengan sel target(Borucki, 1997). Setelah virus masuk dalam
tubuh maka target utamanya adalah limfosit CD4 karena virs mempunyai afinitas
terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini mempunyai kemampuan untuk
mentrasfer informasi genetic mereka dari RNA dan DNA dengan menggunakan
enzim yang disebut reverse transcriptase. Limfosit CD4 berfungsi mengkoordinasi
sejumlah
fungsi
imunologis
yang
penting.
Hilangnya
fungsi
tersenut
menyebabkan gangguan respon imun yang progresif (Borucki, 1997). Setelah
infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi mukosa dan viremia
permulaan yang dapat didteksi selama 8-12 minggu. Selama masi ini, virus
tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai organ limfoid. Pada tahap ini telah
terjadi penurunan jumlah sel-T CD4. Respon imun terdapat HIVterjadi 1 minggu
samapi 3 bulan setelah infeksi, viremia plasma menurun, dan level sel CD4
kembali meningkat namun tidak mampu menyigkirkan infeksi secara sempurna.
Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun. Selama masa ini akan
terjadi replikasi virus yang menigkat. Diperkirakan sekitar 10 miliyar partikel
HIV dihasilkan dan dihancurkan setiap harinya. Waktu paruh virus dalam plasma
adalah sekitar 6 jam, dan siklus hidup virus rata-rata 2,6 hari. Limfosit T-CD4
yang terinfeksi memiliki waktu paruh 1,6 hari. Karena cepatnya proliferansi virus
ini dan angka kesalahan reverse transcriptase HIV yang berikatan, diperkirakan
bahwa setiap nukleotida dari genom HIV mungkin bermutasi dalam basis harian
(Brooks, 2005). Akhirnya pasien akan menderita gejala-gejala konstitusional dan
penyakit klinis yang nyata seperti infeksioportunistik atau neoplasma. Level virus
yang lebih tinggi dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih
lanjut. HIV yang dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih
lanjut dan lebih virulin dari pada yang ditemukan dari awal infeksi (Brooks,
2005). Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi
penurunan daya tahan tubuh sampai pada tingkat yang sangat rendah, sehingga
beberapa jenis mikroorganisme dapat menyerang bagian-bagian tubuh tertentu.
Bahkan mikroorganisme yang selam ini komensal bisa jadi ganas dan
menimbulakn penyakit (Zein, 2006).
Cara Penularan
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensi
mengandung HIV adalah, darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu
(KPA, 2007e). penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak
seksual, kontak dengan darah atau secret yang infeksius, ibu ke anak selama
kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Suus Ibu).
1. Seksual
Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah cara yang paling
dominan dari semua cara penularan. Penularan melalui hunbungan seksual
dapat terjadi selam senggama laki-laki dan perempuan atau laki-laki
dengan laki-laki. Sengama berarti kontak seksual dengan penetrasi
vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu. Resiko tertinggi
adalah penetrasi vagina atau anal yang tak terlindunggi dari individu yang
terinfeksi HIV.
2. Melalui trasfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan
Virus HIV.
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkkan atau
tertusuk kedalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti
jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga
terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medic ataupun terjadi sebagai
kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.
4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot bergntian hendaknya dihindari
karena dapat menularkan Virus HIV kecuali benda-benda tersebut
diseterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.
5. Melalui trasplantasi organ pengidap HIV
6. Penularan dari ibu ke anak
Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat ia dikandung,
dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.
7. Penularan HIV melalui pekerjaan : pekerja kesehatan dan petugas
laboratorium.
Terdapat resiko penularan melalui pekerjaan yang kecil maupun defenitif,
yaitu pekerja kesehatan, petugas laboratorium dan orang lain yang bekerja
dngan specimen/bahan terinfeksi HIV, terutama bila menggunakan benda
tajam.
Tidak terdapat bukti yang menyakinkan bahwa air liur dapat menularkan infeksi
baik melalui ciuman maupun pajanan lain misalnya sewaktu bekerja pada pekerja
kesehatan. Selain itu air liur terdapat inhibitor terdapat aktivitas HIV.
Menurut WHO9 (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat
ditularkan antara lain :
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS,
bernaps dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam satu
ruangan denga pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan,
maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan
menyebabkan seseorang tertular.
2. Memakai milik penderita
Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun
peralatan kerja penderita HIV/AIDs tidak akan tertular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga binatang lainnya
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
Gejala Klinis
Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum
terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi) :
Gejala mayor :
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare klonis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadran dan gangguan neurologis
e. Demensiasi / HIV ensefalopati
Gejala minor :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanay herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidasi orofaringeal
e. Herpes simpleks kronis progesif
f. Limfadenopati generalisata
g. Retinitis virus sitomegalo
Menurut Mayo Fundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008),
gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas bberapa fase.
a. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda
infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam,
sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah
bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS
dapat menularkan virus kepada orang lain.
b. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau
lebih. Tetapi sering dengan perkembangan virus dan penghancuran sel
imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan memperlihatkan gejala yang kronis
seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang
khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah
terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan
berakhir pada penyakit ya disebut AIDS.
Pengobatan
Pemberian anti retroviar (ARV) telah menyebabkan kondisi kesehatan para
penderita jauh menjasi lebih baik infeksi penyakit opotrunistik yang berat dapat
disembuhkan. Penekanan terhadap replikasi virus menyebabkan penurunan
produksi sikotin dan protein virus yang dapat menstimulasi pertumbuhan. Obat
ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse traskiptase
inhibitor,
nucleotide
reverse
traskiptase
inhibitor,
non
nucleotide
reversetraskiptase inhibitor dan inhibitor protease. Obat-obat ini hanya berperan
dalam menghambat replikasi virus tetapi tidak bisa menghilangkan virus yang
telah berkembang.
Vaksin terhadp HIV dapat diberikan pada individu yang tidak terinfeksi untuk
mencegah baik infejsi maupun penyakit. Dipertimbangkan pula kemungkinan
pemberian vaksin HIV terapeutik, dimana seseorang yang terinfeksi HIV akan
diberi pengobatan untuk mendorong respon imun anti HIV, menurunkan jumlah
sel-sel yang terinfeksi virus, atau menunda onset AIDS. Namun perkembangan
vaksin sulit karena HIV cepat bermutasi, tidak diekspresi pada semua sel yang
terinfeksi dan tidak tersingkirkan secara sempurna oleh respon imun inang setelah
infeksi primer.
Pencegahan
Ada tiga cara untuk mencegah HIV/AIDS adalah puasa (P) seks (abstinensia),
artinta tidak menunda melalkukan hubungan seks, setia (S) pada pasangan seks
yang sah (be faithful/fidelity), artinya tidak ganti-ganti pasanagn seks, dan
penggunaan kondom (K) pada setiap melakukan hubungan seks yang beresiko
tertular virus AIDS atau penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Ketiga cara
tersebut sering disingkat dengan PSK. Bagi mereka yang belum melakukan
hubungan seks (remaja)perlu diberiakan pendidikan. Selain itu, paket informasi
AIDS untuk remaja juga perlu dilengkapi informasi untuk meningkatkan
kewaspadaan remaja akan berbagai bentuk rangsangan dan rayuan yang datang
dari lingkungan remaja sendiri (Muninjaya, 1998). Mencegah lebih baik dari pada
mengobati karena kita tidak dapat melakukan tindakan yang langsung kepada si
penderita AIDS karena tidak ada obat-obatan atau vaksin yang memungkinkan
penyembuhan AIDS. Oleh karena itu kita perlu melakukan pencegahan sejak awal
sebelum terinfeksi. Informasi yang benar tentang AIDS sangat dibutuhkan agar
masyarakat tidak mendapat berita yang salah agar penderita tidak dibebani dengan
perilaku yang tidak masuk akal. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan
intervensi factor perilaku sehingga perilaku individu, masyarakat maupun
kelompok sesuai dengan nilai-niali kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan
berpengaruh kepada perilaku sebagai hail jangka menegah (intermediate impact)
dari pendidikan kesehatan. Kemudian perialku kesehatan akan berpengaruh pada
peningkatan indicator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcame)
pendidikn kesehatan. (Notoadmodji, 2007) paket komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) tentang masalah AIDS adalah salah satu cara yang perlu terus
dikemabngkan secara spesifik di Indonesia khususnya kelompok masyarakat ini.
Namun dalam pelaksanaanya mai belum konsisten (Muninjaya, 1998). Upaya
penanggulangan HIV/AIDS lewat jalur pendidikan mempunyai arti yang sangat
strategis karena besarnya popilasi remaja dijalur sekolah dan secara politis
kelompok ini adalah asset dan penerus bangsa. Salah satu kelompok sasarn remaja
yang paling mudah dijangkau adalah remaja di Indonesia sekolah (elosed
community) (Muninjaya, 1998).
Keimanan dan ketaqwaan yang lemah serta tertekannya jiwa menyebabkan remaj
berusaha untuk melarika diri dari kenyataan hidup dan ingin diterima dalam
lingkungn atau kelompok tertentu oleh karena itu diperlukan peningkatan
keimanan dan ketaqwaan melaui ajaran-ajaran agama (BNN, 2009). Sebagian
masyarakat indonesia mengganggap bahwa seks masi merupakan hal yang tabu
termasuk diantaranya dlam pembicaraan pemberian informasi dan pendidikan
seks. Akibatnya jalur informasi yang benar dan mendidik sulit dikembangkan
(Sulaimi, 200). Cara-car menggurangi resiko penulran AIDs antara lain melalui
seks aman yaitu dengan melakukan hubungan seks tanpa melakukan penetrasi
penis kedalam vagina, anus, ataupun mulut. Bila air mani tidak msuk kedalm
tubuh pasanga seksual maka resiko penularan akan berkurang apabila ingin
melakukan seggama dengan pnetrasi maka seks yang aman adalah dengan
menggunakan alat pelindung berupa kondom. Hindari berganti-ganti pasangan
dimana makin banyak julah kontak seksul seseorang, lebih mungkin terjadinya
infeksi. Hindari seksual intercrouse dan lakukan otercourse dimana tidak
melakukan penetrasi jenis-jensi outorcorse termasuk masase, saling rangkul, raba,
dan saling bersentuhan tubuh taanpa kontak vaginal, anal, atau oral. Bagi
pengguna obat-obat terlarang dengan memakai suntik resiko penularan akan
meningkata. Oleh karena itu perlu pendapat penggetahaun mengenai beberapa
tindakan pencegahab. Pusat rehabilitasi obat dapat dimanfaatkan untuk
menghentikan penggunaan obat tersebut, bagi petugas kesehatan alat-alat yang
dianjurkan digunakan sebagai pencegah antara lain sarung tangan, baju pelindung,
jas laboratorium, pelindung uka atau masker dan pelindung mata. Pilihan alat
tersebut sesuai dengan kebutuhan akitvitas pekerjaan yang dilakaukan tenaga
kesehatan. Bagi seorang ibu yang terinfeksi AIDS bisa menularkan virus tersebut
kepada bayinya ketika masi dlaam kandungan , melahirkan atau menyusui. ASI
juga dapat menukrkan HIV, tetapi bila wanita sudah terinfeksi HIV pada saat
menggandung maka akan ada kemungkinan si bayi lahir sudah terinfeksi HIV.
Maka dianjurkan agar seorang ibu tetap menyusui anaknya sekalipun HIV+ bayi
yang tidak diberi ASI beresiko lebih besar tertular penyakit lain atau menjadi
kuraang bila ibu yang menderita HIV tersebut mendapat pengobatan selam hamil
maka dapat menggurangi penularan kepada bayinya sebesar 2/3 dari pada yang
tidak mendapat pengobatan. (Memer, 2004)
Sikap Masyarakat Terhadap Penderita HIV/AIDS
Menginggat HIV/AIDS sering di asosiasikan dengan seks, penggunaan narkoba
dan kemarian, banyak orang yang tidak peduli, tidak menerima, dan takut
terhadap penyait ini dihampir seluruh lapisan masyarakat. Stikma sering kali
menyebabakan terjadinya diskriminasi dan akan mendorong menculnya
pelanggaran HAM bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dan keluarganya.
(Kesrepro, 2007)
Dikriminasi
terjadi
ketika
pandangan-pandangan
negative
mendorong
orang/lembaga untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil yang didasarkan
pada prasangka mereka akan status HIV sesorang. Contoh-contoh diskriminasi
meliputi para staf rumah sakit / penjara yang menolak membaerika n pelayanan
kesehatan kepada ODHA, atasan yang memberhentikan pegawainya berdasarkan
status atau prasangka akan status HIV mereka, atau keluarga/masyarakat yang
menolak mereka yang hidu atau dipercaya hidup, dengan HIV/AIDS. Tindakan
diskriminasi semacam itua adalah bentuk pelanggaran HAM (KesRepro,2007)
Mitos-mitos HIV/AIDS
Mitos adalah berita atau informasi yang beredar di masyarakat yang diyakini oleh
masyarakat tetapi tidak terbukti kebenarannya. Banay orang percaya bahwa
HIV/AIDS adapat ditularakan melalaui gigitan nyamuk, minum dari gelas yang
sama dengan orang AIDS, bergaul sehari-hari dengan orang AIDS yang batuk,
dengan memeluk atau mencium AIDS dan seterusnya. Hal ini menyebabkan
terjadinya stikma dan diskriminasi pada penderita HIV/AIDS (ODHA Indonesia,
2007)
Pengetahuan
Menurut (Motoadmojo, 2007) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhdap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancra indra manusia, yakni indra penglihatan, indra
pendengaran, indra penciuman, indra perasa dan indra peraba. Pengetahuan
seseorang indivudu terhadap sesuatu dpat berubah dan berkembang sesuai
kemambpuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendah nya mobilitas informasi
tentang sesuatu dilingkungannya.
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahawa orang tahu tentang apa
yang dupelajari adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dna sebagainnya.
b. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secra benar.
c. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk mengguankan materi
yang telah dipeljaari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam kedalam komponen-komponen, tetapi masi
dalam suatu struktr organisasi tersebut dan masi ada kaitannya satu sama
lain.
e. Sintesisi
(syindesis)
adalah
kemapuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
f. Evaluasi (evaluacion) adaalh kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek
Sikap
Menurut (Motoadmojo, 2007) siakp adalah reaksi atau respon sesesorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek.Sikap belum merupakan suatu
tindakan/aktifitas, namun merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.
Sikap terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosioanal terhadap suatu obyek
3. Kecenderungan untuk bertindak
Seperti pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
a. Menerima (receifeng) diartikan bahwa orang atau sabyek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.
b. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabial ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberiakn merupakan suatu
indikasi dari sikap
c. Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadp suatu masalah. Ini merupakan
indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilih
dengan segala resiko. Ini merupaka indikasi sikap yang paling tinggi.
Syarat dan Prosedur Tes Darah HIV/AIDS
Syarat tes darah untuk keperluan HIV/AIDS
a. Bersifat rahasia
b. Harus dengan konseling baik pra test maupun post test
c. Tidak ada unsur paksaan
d. Sedangakn prosedur pemeriksaan darah
Tahapan HIV/AIDS
A. Pre test konseling
a. Identifikasi resiko perilaku seksualatau pengukuran tingkat resiko
perilaku
b. Penjelasan arti hasil test dan prosedurnya atau positif negative
c. Informasi HIV/AIDS sejelas jelasnya
d. Identifikasi kebutuhan pasien setelah mengetahui hasil tes
e. Rencana perubahan perilaku
B. Tes darah elisa
Hasil tes elisa (-) kembali melakukan konseling penataan perilaku seks
yang lebih aman atau saver seks. Pemeriksaan diulang kembali dlaam
waktu 3-6 blan berikutnya hasil test elisa (+) konfirmasikan dengan
Westeren Bloot
C. Test Westeren Bloot
Hasil tes wosteren bloot (+) laporkan ke dinas kesehatan (dalam
keadaaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling dan pendampingan
menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri. Hasil tes
weteren bloot (-) sama dengan elisa (-)
Konsep HIV/AIDS dan Komplikasi
1. Definisi
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV tidak dikenal hingga awal tahun
1980 an, dan sejak saat itu telah menginfeksi jutaan manusia diseluruh
dunia.HIV ditularkan terutama melalui semen darah dan cairan serfiks.
Hasil hari infeksi HIV adalah rusaknya sisitem kekebalan tubuh yang akan
menjadi penyebab muncuknya AIDS (Mandel, 2010).
AIDS meruapkan kunpulan gejala penyakit akibat menurunya system
kekebalan tubuh virus yang disebut HIV (Umar Zain, 2006).
2. Etiologi
Menurut (Depkes, 2010) penyebab adalah golongan virus retro yang
disebut HIV adalah sebagai berikut :
a. Partner seks dari penderita AIDS
b. Penerima darah atau produk darah (trasfusi)
c. Hubungan seksual yang tidak aman
d. Berganti-ganti jarum injeksi (pada penggunaan narkotika)
e. Paparan darah dan cairan tubuh melalui kulit yang terlindungi
f. Melakukan trasfusi darah
g. Bayi dlama kandungan ibu yang telah positif
h. ASI dari ibu yang telah positif HIV
3. Patofisiologi
Sel-T dan makrofat serta sel dendritic/larenghaf (sel imun) adalah sel-sel
yang terinfeksi HIV dan terkonsentrasi dikelenjar limfe dan sumsum
tulang.HIV menginfeksi sel lewat peningkatan dengan protein perifer
CD4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu anti gen grup 120.Pada
saat sel-T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka HIV menginfeksi
sel laindengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel-T4
yang juga dipengaruhi respon imun sel piler penjamur, dalam usaha
mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi (Juanda, 2011). Virus HIV
dengan suatu enzim, refense traskiptase
yang akan melakuakn
pemograman ulang materi genetic dari sel T-4 yang terinfeksi untuk
membuat double stranded DNA. DNA ini akan disatukan dalam nucleus
sel T-4 sebagai sebuah pro virus dan kemudian terjadi infeksi yang
permanen. Enzim inilah yang membuat sel T-4 helper tidak dapat
mengenali virus HIV sebagai anti gen. sehingga keberadaan virus HIV
didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T-4 helper kebalikanya virus
HIV yang menghancurkan sel-T4 helper. Fungsi dari sel-T4 helper adalah
mengenali
antigen
yang
aksin,
mengaktivkan
limfosit-B
yang
memproduksi anti bodi, menstimulasi limfosit-T sitotoksit, memprosuksi
limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasite. Kalau sel
T-4 helper terganggu mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan
penyakit akan memeiliki kesempatan untuk menginfasi dan menyebabkan
penyakit yang serius (Depkes, 2010).
Dengan menurunya jumlah sel T-4 maka system imun seluler semakin
lelah secara progesif.Diikuti berkuranya fungsi sel-B dan makrofat dan
menurunya fungsi sel-T penolong. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat
tetap tidak memperlihatkan gejala elam bertahun-tahun. Selama wakyu ini,
jumlah sel-T4 dapat berkuarang dar sekitar 1000 sel per ml darah sebelum
infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi
(Umar Zain, 2006).
Sewaktu sel-T4 mencapai kadar ini gejala infeksi (herpes zoster dan jamur
oportunistik) muncul, jumlah T4 menurun akiabat timbulnya penyakit baru
akan menyebabkan virus berprolifirasi akhirnya terjadi infeksi yang salah.
Seorang yang diagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel-T4 jatuh
dibwaha 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi oportunistik kanker atau
dimensia AIDS (Depkes, 2010).
Tanda dan Gejala
Meneurut (Depkes, 2010), tanda dan gejala HIV adalah sebagai berikut :
Table 2.1 Tanda dan Gejala HIV (Depkes, 2010)
Stadium
Skala Aktivitas Gambaran klinis
I
Asymptomatic, aktivitas normal
a. Asymptomatic
b. Limfodenopati generalisata
II
Symptomatic, aktivitas normal
a. BB menurun < 10%
b. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti :
dermatitis, pruigo, ulkusoral, seboroik, onikomikasis
yang rekuren dan kheilitis angularis
c. Herpes zoster dalam 5 tahu terakhir
d. Infeksi saluran nafas bagian atas seperti : sinusitis
bakteriaslis
III
Pada umumnya lemah, aktivitas ditempat tidur kurang dari 50%
a. BB>10%
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepnjangan lebih dari 1 bulan
d. Kandidiasi orofaringeal
e. Oral hairy leukoplakia
f. TB paru dalam tahun terakhir
g. Infeksi bacterial yang berta seperti : pneumonia dan
piomiositish
IV
Pada umumnya sangat lemah, aktifitas ditempat tidur lebih dari
50%
a. HIV wasting syndrome seperti: yang didefinisikan oleh
CDC
b. Pneumonia pneumocystis carini
c. Toksoplasmosis otak
d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
e. Retinitis virus sitomegalo
f. Kriptokokosis extra pilmonal
g. Herpes simplex mukokutan > 1 bulan
h. Leukoensepalopati multifocal progresif
i. Mikosis disminata seperti histoplasmosis
j. Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru
k. Mikrobakteriasis atipikal diseminata
l. Septisemia salmonellosis nontifoid
m. Tuberkulosisi diluar paru
n. Limfoma
o. Sarcoma kaposi
Komplikasi
Komplikasi pemyakit HIV/AIDS adalah sebagai berikut :
a) Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simpleks, sarcomakaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitas HIV (Human Immunodeficiency Virus), leukoplakiaoral,
nutrisis, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
b) Neurologic
1. Kompleks dimensia AIDS karena serngan langsung HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
pada
sel
saraf,
berefek
perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motoric, kelemahan, disfasia, dan
isolasi social.
2. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidak seimbangan elektrolik, meningitis atau ensefalitas. Dengan
efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total atau persial.
3. Infrak serebral karena sifiltas meningovaskuler, hipotensi sistemik, dan
maranik endocarditis.
4. Neuropati karena inflamasi demielinasi oleh serangan HIV.
c) Gastrointestinal
1. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma kaporsi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
2. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik, dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikteria, demam atritis.
d) Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal
yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasisulit dan sakit, nyeri
rental, gatal-gatal dan diare.
e) Respirasi
Infeksi karena pneumocystic carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri,
hipoksia, keletihan, gagal nafas..
f) Dermatologi
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies atau trauma, dan dekobitus dengan
efek nyeri, gatal rasa terbakar, infeksi skunderdan sepsis
g) Sensorik
1. Pandangan : sarcoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutuhan
2. Pendengaran : otitis eksternal kaku
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Depkes (2010), pemeriksaan diagnostic pasien yang mengidap penyakit
HIV adalah sebagai berikut :
a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV adalah sebgai berikut : ELISA, Western
blot, P24 antigen test, kultur HIV.
b. Tes untuk deteksi gangguan system imun Hematokritadalah sebagai
berikut : LED, DC4
limfosit, rasio CD4 atau CD limfosit, serum
mikroglobulin B2, hemoglobulin.
Penatalaksanaan
Menurut Nugroho (2006), penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit HIV
adalah sebagai berikut :
a) Respon biologis atau aspek fisik
1. Universal precaution
a. Meghindari kontak langsung dengan vairan tubuh
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
c. Dekontaminasi cairan tubuh pasien
d. Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua
alat kedokteran yang dipakai
e. Memelihata kebersihan tempat pelayanan kesehatan
f. Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara
benar dan aman
2. Peran perawat dalam pemberian ARV
Tujuan terapi ARV adalah sebagai berikut :
a. Menghentikan replikasi HIV
b. Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi
opurtunistik
c. Memperbaiki kualitas hidup
d. Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
3. Pemberian nutrisi
Pasien dnegan HIV harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisis
tambahan bertujuan untuk beban HIV tidak bertambah akibat
defesiensi vitamin dan mineral.
4. Aktifitas dan istirahat
b) Respon adaptif psikologis
1) Pikiran positif tentang dirinya
2) Mengontrol dirir sendiri
3) Rasionalisasi
4) Teknik perilaku
c) Respon social
1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan informative
d) Respon spiritual
1. Menguatkan harapan yang realitis kepada pasien terhadap kesembuhan
2. Pandai mengambil hikmah
3. Kestabilan hati
Masalah Psikologi Pasien HIV
Menurut Nugroho (2006), masalah psikologi yang timbul pada pasien B 24 adalah
sebagai berikut :
a. Stress yang ditandai dengan menolak, marah, depresi, dan keinginan untuk
mati
Individu yang terinfeksi AIDS (atas pemberitahuan dokter), biasanya
mengalami shock. Bias putus asa (karena shock berat). Penderita
mengalami „‟depresi berat‟‟, sehingga menyebabkan penyakit makin lama
makin berat, timbul berbagi infeksi opotunistik, penderita makin
tersiksa.Biyaya pengobatan tambah besar, macam penyakit tambah
banyak, obat yang diberi harus tambah banyakdan tambah keras, dengan
berbagai efek samping, yang memperparah keadaan penderita.
b. Keyakinan diri yang rendah pada penderita HIV akan menyebabakan
penderita mengalami hypochondria
Dimana penderita sering kali memikirkan mengenai kehilangan, kesepian
dan perasaan berdosa diatas segala apa yang telah dilakukan sehingga
menyebabkan mereka kurang menitik beratkan langkah-langkah penjagaan
kesehatan dan kerohanian mereka. Seorang pasien yang telah didiagnosis
HIV positif dan mengetahuinya, kondisi mental mereka penderita akan
mengalami fase yang sering disingkat SABDA (Shock, Anger, Bargain,
Depressed, Acceptance).
c. Kecemasan akan HIV berkorelasi negative dengan psychological
WellBeing (kesejahteraan psikologi)
Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan pada penderita
HIV, maka psychological Well Being (kesejahteraan psikologi) pada
penderita HIV akan semakin rendah.
Stigmen Dan Diskriminasi Terhadap Pasien B 24
Menurut The Centre for the study of AIDS University of Pretoria (dalam DepKes,
2010), terdapat 2 macam stigma terhadap pasien B 24 antara lain sebagai berikut :
1. Eksternal stigma, eksternal stigma merujuk pada pengalamna ODHA yang
diperlakukan secara tidak wajar/ tidak adil dan berbeda dengan orang lain.
Eksternal stigma meliputi :
a. Menjauhi (avoidance), yakni orang-orang yang menjauhi ODHA atau
tidak mnginginkan untuk menggunakan peralatan yang sama
b. Penolakan (rejection), yakni orang-orang tang menolak ODHA. Hal ini
dapat dialkukan oleh anggota keluarga atau teman yang tidak mau lagi
berhubungan engan ODHA atau dapat juga suatu masyarakat atau
kelompok tertentu yang tidak mau menerima ODHA
c. Peradilan Moral (Moraljudgemen), yakni orang menyalhakan karena
status HIV mereka atau melihat ODHA sebagai orang yang tidak
bermoral
d. Stikma karena hubungan (stikma by Asociation), yakni orang yang
terkait dengan ODHA (seperti keluarga atau teman dekat) akan
terstikma juga karena keterkaitan tersebut
e. Keengganan untuk melibatkan ODHA yakni orang mungkin akan
dipinggirkan dalam suatu organisasi atau kelompok karena status HIV
mereka
f. Diskriminasi (discrimination)yakni penghilangan kesempatan untuk
ODHA seperti ditolak untuk bekerja ditoalk untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang menmadai atau petugas menolak untuk
melayani ODHA
g. Peleceha (abuce), yakni ODHA secara fisik atau lisan dilecehkan
h. Pengorbanan (ficmation) sebagai contoh anak-anak yang terinfeksi
HIV atau anak yatim piatuh yang orang tua nya meninggal karena
AIDS
i. Pelanggaran HAM sebagai contoh pelanggaran asas kerahasian seperti
membuka status HIV seseorang pada orang lain tanpa persetujuan
yang bersangkuatan atau dilkaukan tes HIV tanpa melakukan informen
toncen.
2. Internal Stigma adalah perasaan tertentu seseorang tentang diri mereka
sendiri seperti rasa malu atau rasa takut ditolak, internal stigma meliputi :
a. Mengasingkan diri dari pelayanan atau kesempatan yakni ODHA tidak
menginginkan untuk mendapatkan pelayanan atau tidak bekerja karena
mereka takut diketahui sebgai ODHA
b. Persepsi terhadap diri sendiri, ODHA memiliki rasa rendah diri karena
status HIV mereka yang positif
c. Penariakn diri secara social
d. Mengganti secara berlebihan, ODHA percaya bahwa mereka
seharusnya mereka memberi lebih dibandingkan orang lain atau
adanya perasaan berhutang jika orang lain bersifat baik kepada mereka
e. Ketakutan untuk pengungkapan, ODHA tidak akan mengungkapkan
status HIV mereka karena mereka takut akan konsenkuesinya,
Factor-faktor yang Mempengaruhi Tertularnya HIV
Menurut (DepKes, 2010) factor-faktor yang mempengaruhi tertularnya HIV/AIDs
sebagai berikut :
a. Resiko epidemiologis inveksi HIV sistematik
b. Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa menggunakan
kondom
c. Pecandu narjotik suntikan
d. Hubungan seksual yang tidak aman
e. Memiliki banyak mitra seksual
f. Mitra seksual yang diketahui pasien HIV
g. Mitra seksual di daerah dengan prifalensi HIV yang tinggi
h. Humo seksual
i. Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan
j. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual
k. Riwayat menerima trasfusi darah berulang
l. Riwayat permukaan kulit tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat yang
tidak steril
Pengobatan HIV/AIDS
HIV/AIDS belum dapat disembuhkan sampai saat ini belum ada obat-obatan yang
dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu adalah beberapa kasusu
yang menyatakan HIV/AIDS dapat disembuhkan setelah diteliti lebih lanjut
pengobatanya tidak dilakukan dengan standar medis tetapi dengan pengobatan
alternative. Obat-obat yang selama ini digunakan berfungsi menahan perkembang
biakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh hal
ini lah yang dialami magic Joncon, pebasket tim LA lakers. Konsumsi obatobatan dialkuakan untuk menahan jalanya virus sehingga kondisi tubuh tetap
terjaga.Obat-obatan ARV sudah dipasarkan secara umum untuk obat generic,
biyaya obat ARV yaitu sekitar 380 ribu per paket.Namun tidak semua orang yang
HIV positif sudah membutuhkan obat-obat ARV.Ada kriteria khusus. Jadi
pengobatan HIV Medic Jasion elum tentu dapat diterapkan pada orang lain
meskipun emakin hari banyak individu yang dinyatakan positif HIV, namun
sampai say ini bemul ada informasi adanya obat yang dapat menyembuhkan
HIV/AIDS bahkan sampai sekarang belum ada perkiraan resmi mengenai kapan
obat yang dapat menyembuhkan AIDs atau vaksin yang dapat mencegah AIDS
ditemukan
Pengobatan HIV/AIDS
Pengobatan HIV/AIDS untuk menahan lajunya tahap perkemangan virus beberapa
obat yang ada adalah anti retroviral dan infeksi oportunistik.Obat anti retroviral
adalah obat yang dipergunakan untuk retro virus seperti HIV guna menghambat
perkembang biakan virus.Obat-obatan yang termasuk retroviral yaitu AZT,
didanoise, zaicitobine, stafobine.Obat infeksi oportunistik adalah obat yang
diguanakn untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan
tubuh. Yang penting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat-obat
esuai jenis penyakitnat, contoh obat-obatan TBC, dll
Stikma dan Diskriminasi
Diskrimisai terhadap ODHA dan OHIDA
a. Oleh masyarakat
Masyarakat dapat banyak memintak ODHA untuk dikarantinkan keselter
khusus penggidap HIV/AIDS padahal tanpa media dan cara yang ada
diatas HIV tidak akan tertular.
Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena :
1. Kurang informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV/AIDS,
hal-hal apa saja yang dpat menularkan dan apa yang tidak menulrkan
2. Tidak percaya pada informasi yang ada sehingga ketahutan mereka
terhadap HIV/AIDS berlebihan.
Penyedia Pelayanan Kesehatan Masi ada penyedia pelayanan kesehatan yang
tidak mau memberikan pelayanan kepada penderita HIV/AIDS.Hal ini disebabkan
ketidaktahuan mereka terhadap penyakit ini dan juga kepercayaan yang mereka
miliki.
Yang harus dilakukan oleh ODHA :
a. Mendekatkan diri pada tuhan
b. Menjaga kesehatan fisik
c. Tetap bersiakp positif
d. Tetap mengaktualisasikan dirinya
e. Masuk dalam kelompok dukungan
f. Menghindari penyalahgunaan napza
g. Menghindari seks bebas dantidak aman
h. Berusaha mendapat terapi HIV/AIDS
Yang dapat dilakukan oleh masyarakat trhadap ODHA
a. Sebenrnya banyak hal yang dapat dilakukan kepada ODHA yaitu dengan
memberikan dukungan. Dukungan disini tentunya dalam pengertian yang
luas, yaitu misalnya dengan memeberikan kesempatan, dsb,
b. Di antaranya anggota masyarakat harus peduli dengan penanggulangan
epidemic AIDS dan mendukung ODHA untuk melawan diskriminasi,
peduli terhadap ODHA yang erring mendapatkan penolakan dari orang
lain. Penderita penyakit HIV semakin memprihatikan. Pada akhir tahun
2012, di Indonesia tercatat 86,762 kasusu HIV dan 32,103 kasus AIDS.
Sementara untuk Negara tertinggi kasus HIV dipegang oleh Afrika Selatan
dengan sekitar 5,6 juta akhir kasus dia khir tahun 2012. Hingga saat ini
HIV masih menjadi penyakit mematikn dan belum ditemukan obat untuk
menyembuhkannya. Secara umum sulit sekali untuk membedakan infeksi
virus HIV dengan penyakit lain. Bahkan pada beberapa kasus,
keterlambatan diagnose penyakit HIV bisa berunjung pada kematian.
Berikut 10 gejala umum virus HIV yang patut anda waspadai
1. Demam
Demam ringan adlah gejala awal yang paling umum terjadi saat seseorang
terpapar virus HIV.Dengan ringan ini sering kali disertai dengan sakit
tenggorokan, kelelahan yang ekstrim, dan pembekakan kelenjar getah
bening.Demam adalah reaksi dari system kekebalan tubuh sebagai dari
akibat masuknya virus HIV ke aliran darah dengan jumlah yang terlipat
ganda.
2. Nyeri ototnyeri otot dan persendian tak hanya dialami oleh orang-orang
yang mengalami gejala penyakit hepatitis dan sifilis, tapi juga dirasakan
seseorang yang telah terpapar oleh virus HIV. Gejala ini sering kali
diabaikan hingga paparan virus HIV benar-benar masuk ketingakat yang
mengkhawatirkan.
3. Ruam Kulit
Ruam bisa berupa bercak-bercak kemerahan pada kulit atau benjolan
menyerupai jerawat dalam jumlah banyak yang tak sembuh-sembuh.
Gejala ini akan muncul jika paparan virus HIV telah mencapai pada
tingkat yang lebuh parah.
4. Mual, muntah, dan diare
Antara 30-60 persen pengidap HIV akan mengalami gejala singkat mual,
muntah, dan serangan diare. Selain sebagai gejala HIV tahap lanjut,
gejala-gejal ini atas juga bisa muncul sebagai efek samping dari terapi
pengobatan.
5. Berat Badan Turun Drastis
Berat badan turun drastis merupakan gejala tahap lanjut bahwa tubuh telah
terinfeksi HIV.Berat badan turun drastic bisa terjadi akibay diare atau
kuranya nutrisi tubuh akibat sering memutahkan makanan.
6. Batuk kering
Biasanya batuk kering akan terjadi setelah satu tahun terjangkit virus HIV,
sekaligus menjadi tanda bahwa penyakit ini semakin meburuk.
Penggunaan obat batuk sekalipun tidak dapat meredakan batuk akibat
paparnan virus HIV.
7. Perubahan pada kuku
Tanda lain adari infeksi HIV adalah perubahan pada kuku seperti
penebalan, kuku melengkung, dan perubahan warna seperti kuku
meghitam atau muncul garis coklat vertical atau horizontal dipermukaan
kuku.
„‟perubahan kuku ini dapat terjadi akibat terinfeksi jamur seperti
candida.Mengingat
penderita
HIV
mengalami
penurunan
system
kekebalan tubuh, maka jamur tersebut bisa sangat mudah berkembang‟‟.
Kata horberg
8. Infeksi jamur pada mulut
Infeksi jamur tak hanya menyerang permukaan kuku, tapi juga organ lain
seperti mulut. Jika jamur sudah menginfeksi mulut, maka pengidap HIV
akan sulit untuk mengunyah dan menelan makanan.
9. Kebingungan dan sulit konsentrasi
Masalah kognitif bisa menjadi tanda demensia terkait HIV.Selain
mengalami kebingungan dan sulit berkonsentrasi, demensia terkait HIV
juga dapat mempengaruhi memori dan maslah perilaku seperti mudah
marah dan tersinggung.Gejala ini diiringi dengan menurunya kemampuan
motoris tubuh seperti menjadi ceroboh, menurunya kordinasi tubuh, dan
bahkan hilangnya kemampuan untuk menulis.
10. Herpes Genital
Herpes genital yang terjadi pada penderita HIV umumnya tidak memiliki
gejala yang khas.Namun luka yang muncul cenderung lebih besar dan
lebih dalam.Penyakit ini lebih banyak menularmelalui hubungan kontak
kulit dengan penderita, terutama saat hubungan seks.Umunya gejalanya
adalah timbul bintil-bintil dibagian luar alat kelamin yang bentuknya
memerah dan membengkak.
Cara mencegah tertular/terinfeksi Virus HIV/AIDS
1) Abstain atau penolakan
Ini adalah salah satu tips terbaik untuk mencegah AIDS dan
penyakit menular seksual lainnya. Tidak bercinta atau menolak
untuk bercinta bisa menjadi trik terbaik mengindari kemungkinan
terkena infeksi penyakit ini. Ini adalah cara terbaik untuk
menghindari kontak dengan cairan vagina, air mani dan cairan pra
mani
2) Menggunakan perlindungan
Untuk mencegah HIV/AIDS, anda harus selalu menggunakan
pelindung atau kondom
3) Setia dan Hindari Seks Bebas
Memiliki kontak fisik dengan hanya satu pasangan yang juga
monogamy pada waktu yang sama. Terlibat dalam seks dengan
banyak pasangan, terutama tanpa menggunakan kondom dapat
benar-benar bahaya.
4) Berbagai Jarum Suntik
Suntik jarum yang dipakai bergantian dan tidak steril dapat
menyebabkan resiko.AIDS menyebar karena trasfusi darah, jadi
sangat berhati-hati sebelum memakai jarum.
5) Hindari ASI
Menurut US Departemen of
health and Human Services, ASI
dapat mengandung virus HIV, sehingga hindari kontak dari ASI
dengan selaput lender dimulut
6) Pelumas
Banyak bahan kimia dan minyak yang dapat merusak kondom.Jadi,
selalu gunakan pelumas berbasis air.
Penyakit HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sebuah penyakit yang
disebabkan oleh virus.Segala penyakit yang disebabkan oleh virus ataupun infeksi
seringkali berkaitan dengan daya tahan tubuh seseorang. Pada jenis penyakit virus
biasa, dengan daya tahan yang lemah virus akan lebih mudah mneyerang. Tetapi
jika daya tahan tubuh kita bagus, maka akan mengalami kesulitan dalam
melakukan penyerangan terhadap tubuh. Jika demikian dengan HIV/AIDS ini.
Justru HIV ini akan menyerang system kekebalan tubuh seseorang. Sehingga bila
telah berjangkit pada seseorang maka daya tahan tubuh seseorang dari hari ke hari
akan semakin menurun. Sehingga efek dari virus penyebab dari HIV ini seseorang
akan mudah terkena infeksi. Bila tidak terdeteksi dari awal, justru penyakit HIV
ini akan dikenali dan bisa dideteksi bila seseorang mudah terkena infeksi
tambahan. Jika HIV ini tidak mendapatkan penanganan dan pengobatan HIV yang
tepat dalam kurung waktu kurang lebih selama 5-10 tahun akan bisa berkembang
bisa menjadi penyakit AIDS. AIDS ini adalah pendekatan kata dari Acquired
Immune Deficiency Syndroma.Pengobatan AIDS yang digunakan Selama ini
adalah menggunakan obat-obatan antiretroviral.Obat antiretrofiral digunakan
dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obat ini bekerja melawan infeksi itu sendiri
dengan cara memperlamabat reproduksi HIV dlaam tubuh.
Berikut beberapa tanda gejala HIV/AIDS yang perlu kita waspadai :
a. Penurunan berat badan dengan cara cepat. Penurunan berat badan
ini biasanya tanpa ada sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya
pada penderita penyakit ini akan mulai kehilangan selera makanya.
Walaupun makan dengan banayak kalori, karbohidrat, bergizi
tetapi berat badan akan tetap menurun
b. Diare yang tak kunjung sembuh. Bila kita menjumpai seseorang
yang
mengalami
diare
yang
berkepanjangan
dan
telah
mendapatkan berbagai macam pemberian obat atau pun antibiotic
belum juga sembuh, maka hal ini patut kita curigai dan waspadai
bahwasanya seseorang tersebut tengah menderita salah satu gejal
HIV. Apalagi bila factor resiko banyak terdapat pada seseorang
tersebut
c. Demam dan flu yang tidak berkunjung sembuh. Seseorang
tersebuat aakn mengalami demam yang berkelanjutan dan hilang
timbul dan biasanya demam mencapai lebih dari 39 derajat celcius
dan tak sembuh setelah kita berikan beberapa jenis obat antipireka
(penurun panas)
d. Cepat merasa lelah. Karena jenis virus menyerang sistemkekebalan
tubuh maka penderita HIV/AIDS ini akan cepat merasakn lelah
walaupun dalam aktifitas yang tak terlalu banyak. Hanya saja tanda
ciri diatas bila terdapat pada diri seseorang kita juga tak boleh
langsung memvonis bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit
AIDS, harus ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa
membuktikan kebenaran akan didiagnosa penyakit yang satu ini.
Ada beberapa cara penularan penyakit ini .
Cara penularan HIV/AIDS bisa melalui perantara sebagai berikut :
1. Seks bebas dengan penderita yang positif yang pengidap HIV. Maka bagi
para pelaku seks bebas biasanya akan menggunakna salah satu alat
kontrasepsi yaitu kondom. Maka ketika menteri kesehatan baru baru
Indonesia yang dilantik menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih pada
tanggal 14 juni 2010 lalu ketika mengkampanyekan pemakain kondom ini
menuai kontroversional. Karena banyak juga masyarakat yang menilai
bahwa kampanye pemakaian kondom kontraversial tersebut akan bisa
membuat persepsi bahwa hal tersebut meghalalkan akan adanya seks
bebas pula.
2. Mendapatkan trasfusi darah yang tercemar akan virus HIV
3. Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik
ataupun pembuatan tattoo yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal
penggunaan jarum suntik, maka para pemakai narkoba yang menggunakan
jarum suntik sebgai medianya adalah termasuk dalam golongan orang
yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit AIDS ini.
4. Penularan dari ibu hamil yang positif HIV/AIDS kepada janin yang
dikandungnya. Sehingga bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa
menghidap pula penyakit yang serupa. Ada beberapa hal yang bisa kita
lakukan dalam mencegah penyakit HIV/AIDS ini.
Langkah-langkah pencegahan HIV/AIDS yang bisa dilakukan adalah
dengan cara :
1. Setia terhadap pasangan kita (pasangan suami istri). Jangan sampai kita
melakukan seks bebas. Karena selain hal tersebut dilarang agama dan
termasuk perbuatan dosa besar, dampak negative dari seks bebas salah
satunya adalah penyebaran penyakit ini yang dari tahun ke tahun jumlah
penderitanya
semakin
meningkat.
Fenomena
gunung
es
juga
menggambarkan bahwa banyak penderita AIDS yang tidak terdeteksi.
2. Bagi para tenaga kesehatan yang berhubungan erat dengan pasien, maka
kewaspadaan ekstra harus tetap dilakukan. Karena penularan penyakit
HIV/AIDS adalah melalui perantara produk darah dan cairan tubuh, maka
harus
dilakukan
dengan
cara
kewaspadaan
universal
(Universal
Precaution). Kewaspadaan universal adalah panduan mengenai panduan
mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi
para pekerja dibidang kesehatan dan para pasienya sehingga dapat
terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan melalui darah dan cairan
tubuh tertentu. Bisa dilakukan dengan cara hand hygine, melakukan
desinfeksi instrumen kerja dan peralatan yang terkontaminasi, car
penanganan dan pembuangan barang-barang tajam dengan benar.
Pengobatan serta perawatan penyakit ini dilakukan dengan berbagai
tahapan dan juga sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling
dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV,
konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi,
pengobatan IMS, pengelolahan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan
infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat antiretroviral.
Cara Penularan AIDS
HIV ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membrane
mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan presemial, dan air susu ibu. Penularan dapat
terjadi melalui seksual baik vaginal, anal, ataupun oral, trasfusi darah, jarum
suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
ataupun menyusui, serta bentuk kontak liannya dengan cairan-cairan tubuh
tersebut.
Cara Penularan AIDS
AIDS hanya bisa menular bila ada perpindahan cairan tubuh seorang pengidap
AIDS kepada orang lain. Hingga ini, virus HIV bisa menyebar hanya lewat empat
cara :
1. Lewat hubungan badan, baik vaginal maupun anal (melalui anus)
2. Penularan melalui trasfusi atau pembauran darah, atau lewat jarum suntik
yang dipakai secara bergantian
3. Begitu pila dengan ibu pengidap AIDS dapat menularkan penyakitnya
kepada bayi selama dalam kandunganya maupun saat kelahiran
4. Penularan bayi lewat ASI
AIDS bukanlah penyakit ciuman.Berlainan dengan vagina dan anus, tingkat virus
HIV sangatlah rendah dalam air liur yang terinfeksi, sehingga bahaya penularan
AIDS lewat ciuman adalah kecil sekali.Lain halnya bila mempunayi bekas luka
dalam murut atau sariawan, sehingga virus HIV adapat berpindah dari yang
terinfeksi kepada anda.
Beberapa infeksi oportunistik dan kanker merupakan ciri khas dari munculnya
AIDS :
1. Thrush
Timbulnay jamur candid secara berlebihan didalam mulut kerongkongan
atau vagina.Biasanya merupakan infeksi yang pertama muncul.
Infeksi jamur vagina berulang yang sulit diobati seringkali merupakan
gejala dini HIV pada wanita. Tapi infeksi seperti ini juga bisa terjadi pada
wanita sehat akibat berbagai factor, seperti pil KB, antibiotic, dan
perubahan hormonal.
2. Pneumonia pneumokistik
Pneumonia karena jamur pneumocystik cairan ini merupakan infeksi
oportunistik yang terjadi berulang pada penderita AIDS. Infeksi ini sering
kali meruapakn infeksi serius pertama kali muncul. Sampai saat ini, belum
ditemukan
cara
pengobatan
dan
acar
penggobatannya,
sehingga
menyebabkan kematian paad penderita infeksi HIV
3. Toskoplasmosis
Infeksi kronis oleh toxoplasma sering terjadi pada anak-anak .jika terjadi
pengaktifan kembali, maka toxoplasma bisa menyebabkan infeksi hebat.
Terutama di otak.
4. Tuberkulosis
Tuberkulosis banyak dijangkit oleh penderita infeksi HIV.Teberkulosis
bisa menjadi lebih mematiakan bila menyerang penderita infeksi HIV.
Pada penderita stadium lanjut, penderita tuberculosis akan mengalami
penuruanan berat, demam, diare, yang disebabkan oleh mikrobakterium
jenis mikrobakterium avium.
5. Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran pencernaan oleh parasite
cryptosporidium sering
dietemukan pada penderita AIDS. Parasite ini mungkin dapat dari
makanan atau air yang tercemar.Gejalanya berupa diare hebat.
6. Leukoensefalopati multifocal pragresif
Leukoensefalopati multifocal progesif meruapan suati infeksi virus di otak
yang bisa mempengaruhi fungsi neurologis penderita.Gejala awal biasnya
berupa hilangnya kekuatan lengan atau tungkai dan hilangnya koordinasi
atau keseimbangan. Dalam beberapa hari atau minggu, penderita tidak
mampu berjalan atau berdiri biasanya, beberapa bulan kemudian penderita
akan meninggal,
7. Infeksi oleh sitomegalovirsu
Infeksi berulang cenderung terjadi pada stadium lanjut an sering kali
menyerang retina mata, meyebabkan kebutaan . pengobatan dengan anti
virus bisa mengendalikan sitomegalovirus.
8. Sarkoma kopasi
Sarkoma kopasi adalah suatu tumor yang tidak nyeri, berwarna merah
sampai ungu, berupa bercak-bercak yaang menonjol pada kulit.
9. Kanker
Bisa juga terjadi kanker kelenjar getah bening (limfoma) yang mula-mula
muncul di otak atau di organ-organ dalam. Wanita penderita AIDS
cenderung terkena kanker serviks. Pria homoseksual juga mudah terkena
kanker rektrum.
APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI AIDS
1. Lakukan tes CD4 secara rutin untuk mengetahui tingkat sistem
imunitas
2. Jauhi narkoba terutama ynag disuntikkan
3. Jangan menggunakan jarum suntik bekas
4. Jika mendapat donor darah harus benar-benar bebas dari HIV
5. Lakukan pemeriksaaan viral load untuk mengetahui jumlah copy
virus dalam darah yang termasuk pemeriksaan untuk mnegtahui
ada atau tidaknya virus HIV di dalam tubuh
6. Jangan berganti-ganti pasangan seksula dan setialah pada pasangan
7. Lakukan pemeriksaan cairan sprrma pada pasangan yang akan
mempunyai anak.
BAGIAN 10
KONSEP PENINGKATAN KADAR CD4
1. Definisi
CD4 (CD four) adalah bagian dari populasi limfosit T yang disebut
sebagai sel T helper (penolog). CD4 dalam sistem imun ditulis dengan
penanda permukaan CD4+ (Umar zein, 2006). Sel CD4 adalah jenis sel
darah putih atau limfosit. Sel tersebuat adalah bagian yang penting dari
sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T.
Sel T-4, yang juga disebut CD4 dan kadang kala sel CD4+, adalah sel
pembantu. Sel T-8 (CD8) adalah sel penekan, yang mengahiri tanggapan
kekebalan. Sel CD8 juga disebut sebagai sel pembunuh, karena sel
tersebut membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus (Djuanda,
2011). Sel CD4 dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu
yang ada di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein
CD4 pada permukaanya. Protein itu bekerja sebagai reseptor untuk HIV.
HIV mengingat pada reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok
(Mandal, 2010), CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berda
dipermukaan sel-sel darah putih mnusia, terutama sel-sel limfosit, CD4
pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat
penting. Katena berkurangynya nilai CD4 dalam tubuh manusia
menunjukkan berkuranya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya
berperan dalam meperanggi infeksi yang masuk ke tubuh manusia, pada
orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 14001500. Sedangakn pada orang dengan sistem kekebalan yeng terganggu
(misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakijn lama akan
semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol) (DepKes,
2010).
2. Fungsi
Fungsi utama CD4 dalam imun, meregulasi sistem imun agar bekerja
dengan baik. Prosesnya dengna merangsag sistem imun nonspesifik
berupa fagosit untuk ke hemotaksis dan proses fagofitosis benda asing,
untuk sistem imun spesifik humoral : merangsang sel-B (limfosit B) untuk
menghasilkan antibodi dan mengatur produksi antibodi. Sedangakan untuk
imun seluler berfungsi dalam mengatur CD8 dan NK membunuh sel
sasarn yang terkena infeksi virus (DepKes,2010). Ketika HIV masuk
ketubuh, maka virus mencari sel CD4 dan mulai menggadakan dirinya
(replikasi virsu). CD4 meruapkan target utama HIV untuk menghancurkan
sistem imun tubuh. Apabila telah bereplikasi virus dan meninggalkan CD4
yang telaha mati, maka pertikel virus baru akan mencari dan menginfeksi
CD4 baru, sehingga dengan demikian maka akan semakin rendah jumlah
CD4 dalam tubuh. Setelah melewati beberapa waktu, banyak sel-sel CD4
dihancurkan sehingga sistem kekebalan tidak lagi dapat melindungi tubuh
dari infeki dan penyakit yang lain. Oleh sebab itu pemantauan CD4 pada
seseorang yang terinfeksi HIV sangatlah penting untuk melihat perjalanan
penyakit beseta prognosisnya memantau CD4 dilaporkan dalam bentuk
jumlah total atau presentase. Jumlah CD4 500/ml atau presentase lebih
besar atau sama 29% dari limfosit total dianggap belum ada kerusakan
berat. CD4 <200 (<14%) telah mempunyai resiko yang jelas terhadap
infeksi oportunistik. Kebanyakan pasien telah jatuh stadium AIDS yang
jelas. Bila CD4 belum memungkinkan, jumlah limfosit total dapat
diguankan. Pasien test untuk CD4 adalah tes baku untuk menilai prognosis
diferensial pada pasien bergejala, dan untuk mengambil keputusan
terapeutik mengenai terapi Antiretroviral (ART) dan profilaksasi untuk
patogen oortunistik. Jumlah CD4 adalah indikator yang paling diandalkan
untuk pragnosis. Jumlah CD8 ternayata tidak memprediksi perkembangan
: sel Cd8 HIV spesifik (sel CD38) adalah penting untuk mengendalikan
tingkat HIV tetapi tidak dapat diukur secra mudah (Depkes, 2010). Sel
yang mempunyai marker CD4 dipermukaanya berfungsi untuk melawan
berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang berdar,
entah itu berada dlam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita
tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masi bisa berfungsi dengan
baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme
yang patogen disekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita
dan menimbulkan peenyakit pada tubuh manusia .
3. Teknik
Cara baku untuk menentukan jumlah CD4 memakai flow cytometer dan
alat analisis hematologi yang mahal, membutuhkan darah segar (,18 jam),
dan umumnya berharga 50-150 dolar AS. Sebuah sistem alternatif yang
memakai teknologi EIA adalah TRAX CD4 Test kit. Alat mungkin cocok
untuk daerah terbatas sumber daya, wlau kebanyakan dokter yang tidak
mampu menjangkau tes CD4 kemungkinan akan memakai hitung limfosit
total (total lymphocyte count/TLC) (sumber : Umar Zein, 2006).
4. Nilai normal
Nilai normal untuk kebanyakan laboratoriuma adalah rata-rata 800 hingga
1050 (sel/mm3), dengan kisaran. Mewakili dua standart deviation kurang
lebih 500 hingga 1400 (DepKes, 2010).
5. Frekuensi Tes
Tes CD4 sebaiknya diulang setiap 3-6 bulan untuk pasien yang belum
diobati dengan ART dan jangka waktu dua sampai empat bualn pada
pasien yang memakai ART. Tes tersebut sebaiknya diulangi bila hasil
tidak konsisten dengan kecenderungan sebelumnya. Frekuensi akan
berbeda-beda tergantung keadaan individu. Kalau tidak diobati, jumlah
CD4 akan menurun rata-rata 4% per tahun untuk setiap log viral load.
Denagn terapi awal atau perubahan terapi, perlu dilakukan tes CD4 (serta
viral load) pada 4,8 sampai 12, dan 16 sampai 24 minggu. Kepastian tes
ini harus mengacu pada kisaran tepat, misal kisaran confidence 95 persen
untuk jumlah CD4 yang benar 200 adalah 118-337. Hasil yang tidak
konsisten dengan kecenderungan sebelumnya sebaiknya diulang (DepKes,
2010).
6. Sel CD4 Penting Sehubungan Dengan HIV
HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetik HIV menjadi bagain dari
sel itu. Waktu sel CD4 mengandakan diri (bereplikasi) untuk melawan
infeksi apa pun, sel tersebut juga membuat tiruan HIV. Setelah kita
terinfeksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART), jumlah sel
CD4 kita semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekbalan tubuh kita
semkain rusak. Semkin rendah jumlah CD4 , semnagkin mungkin kita
akan jatuh sakit. Ada jutaan keluarga sel CD4. Setiap kelurga dirancang
khusus untuk melawan kuamn tertentu. Waktu HIV mengurangi jumlah sel
Cd4, beberapa keluarga daapt diberantas. Kalau itu terjadi, kita kehilangan
kemampuan untuk melawan kuman yang seharusnya dihadapi oleh
keluarga tersebut. Jika kita terjadi, kita mungkin mengalami infeksi
oportunistik
7. Tes CD4 Itu
Conyoh kecil darh kita diambil, darah ini dites untuk menghitung beberapa
tipe sel. jumlah sel CD4 tidak langsung diukur. Malahan, laboratorium
mebuat hitungan besarasrakan jumlah sel darah putih, dan proposi sel
tersebut CD4. Oleh dak persis (umar Zein,2006).
Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukana sistem kekebalan tubuh,
diusulkan kita melakukan tes CD4setiap 3-5 bulan. Namun setelah kita
mulai ART dan jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat
dilakukan setiap 9-12 bulan. Hitungan sel CD4+ dilakukan dengan alata
BD FaCS Count System dengan metode FACS (Fluorescent activate sorter
(DepKes, 20010).
8. Faktor yang mempengaruhi peningatakn kadar CD4
Hasil tes dapat berubah ubah, tergantung pada berapa jam contoh darah
diambil, kelelahan, dan stres. Sebaiknya contoh darah kita diambil pada
jam yang sama setiap kali dites CD4, dan juga selalu memakai
laboratorium yang sma (Umar zain, 2006).
Infeksi lain yang sangat berpengaruh pada jumlah CD. Jika tubuh kita
menyerang infeksi, jumlah sel darah putih (limosit) naik. Jumlah CD4 juga
naik. Vaksinasi dapat berdampak serupa. Kalau akan melakukan tes CD4,
sebaiknya kita menunggu dua minggu setelah pulih dari infeksi atau
setelah vaksinasi (sumber : Mandal, 2010).
Faktor termasuk perbedaan analisis, perbedaan musim dan diural,
beberapa penyakit bersamaan, dan penggunaan kortikosterid. Perbedaan
analisis yang bermakna, yang bertanggung jawab untuk kisaran yang besra
pada nilai normal (umumnya 500-1400), mencerminkan kenyataan bahwa
jumlah CD4dihitung bersadarkan tiga variabel : jumlah leukosit, %limfosit
dan %sel CD4. Huga ada perbedaan musim dan perbedaan diural, dengan
tingkat paling rendah pada pukul 12:30 dan tingkat pucak pada pukul
20:30, perbedaan ini tidak secara jelas sesuai dengan ritma circadian
kortikosterid (DepKes, 2010)
Sedikit penurunan pada jumlah sel CD4 dicatat dengan beberapa infeksi
akut
dan
dengan
bedah
besar.
Penggunaan
kortikosterid
dapat
menyebabkan dampak yang besar, dengan penuruna dari 900 menjadi di
bawah 300 dengan penggunaan akut : penggunaan kronis mengakibatkan
perubahan yang tidak sebesar ini. Perubahan akut kemungkinan
diakibatkan redistribusi leukosit antara sirkulasi perifer dan sum-sum
tulang, dan kelenjar limfe (Umar Zain, 2006).
Jumlah CD4 yang seakan-akan tinggi dapat terjadi dengan koinfeksi
HTLV-1 atau splenektomi, HTLV-1 terkait erat dengan HTLV -2 dan
kebanyakan tes serologi tidak membedakan antara kedua infeksi, tetapi
hanya HTLV-1 menyebabkan jumlah CD4 yang seakan-akan tinggi.
Penelitian reologu di AS menunjukan angka infeksi HTLV ½ 7-12 persen
pada penggunaan narkotika suntik, san 2-10 persen pada pekerja seks: 8090% infeksi tersebut adalah HTLV-2 pada kedua kelompok (DepKes,
2010). Angka infeksi HIV dan HTLV -1 bersaan yang tinggi telah di
laporkan di Brasil dan Haiti. Analisis terdapat pasien dengan koinfeksi
memberi kesan bahwa jumlah CD4 adalah 80-180 persen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol dengan tingkat penekana kekebalan yang
serupa. Splenektomi segera menghasilkan peningkatan pada jumlah sel
CD4, yang terus ditahan. Persentase CD4 mencerminkan kesehatan
kekebalan secara lebih tepat. Yang berikut hanya mempunyai dampak
kecil pada jumlah sel CD4 : Gender, usia pada orang dewasa, faktor
resiko, stres psikologis, stres fisik, dan kehamilan (DepKes, 2010).
9. Hasil tes CD4 Dilaporkan
Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang akan
dalam satu milimer kubuk darah (baisanya ditulis mm3). Jumlah CD4
yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600 (sumber:Djuandi,
2011). Karena jumlah CD4 begitu beruba-ubah, kadang lebih cocok kita
lihat persentase sel CD4 . jika hasil tes melaporkan CD4%=34%, ini
berarti 34% limfosit kita adalah sel CD4. Persentase ini lebih stabil
dibandingkan dengan sel CD4 mutlak. Angka normal berkisar antara 3060% . setiap laboratorium mempunyai kisaran yang berbeda. Belum ada
pedoman untuk keputusan pengobatan berdsarakan CD4%, kecuali untuk
ada berusia dibawah lima tahun (Depkes, 2010). Jumlah CD4 mutlak
dibawah 200 menunjukan kerusakna yang berat pada sistem kekebalan
tubuh. Walau CD4% mungkin lebih baik meramalkan perkembangan
penyakit HIV dibandingkan CD4 mutlak, jumlah CD4 mutlak tetap
dipakai untuk menetuakan kapan ART sebaiknya dimulai. Kadang kita
juga usulkan untuk melakukan tesCD8. Namun sama sekali tidak jelas
bagaimana hasil tes CD8 dapat ditafsirkan. Oleh karena itu, tidak ada
manfaat mengeluarkan biayaya untuk tes CD8 (sumber : Umar Zein,
2006).
10. Jumlah CD4
Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh.
Semakin rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan
HIV. Jika kita mempunyai jumalh CD4 di bawah 200, atau persentase
CD4 di bawah 14%, kita dianggao AIDS, berdasarkan deginisi KemenKes.
Jumlah CD4 dipakai bersama dengan viral load untuk meramalkan berapa
lama kita akan tetap sehat. Jumlah CD4 juga dipakai untuk menunjukan
kapan beberapa macam pengobatan termasuk ART sebaiknya dimuali.
Kapan kita mulai pengobatan untuk mencegah infeksi oportunistik :
sebagian besar dokter meresepkan obat untuk mencegah infeksi
oportunistik pada jumlah CD4 yang berikut :
a. Di bawah 200 : PCP
b. Di bawah 100 : Tokso
c. Di bawah 50 : MAC
Memantau keberhasilan ART : umumnya jumlah CD4 akan mulai naik
segera setelah kita mulai ART. Namun kecepatan sangat beragam, dan
kadang pelan. Bila jumlah CD4 dibawah 50 waktu kita muali ART, jumlah
CD4 kita mungkin tidak akan meningkat menjadi normal (di atas 500).
Yang penting jumlah naik : kita sebaiknya tidak terlalu berfokus pada
angka . sebaiknya, bila jumlah CD4 mulai menurun lagi setelah naik,
mungkin itu adalah tanda bahwa ART kita mulai gagal, dan mungkin
rejimen harus diganti. Jumlah CD4 yang lebih tinggi adalah lebih baik.
Namun, jumlah CD4 yang normal tidak tentu berarti sistem kekebalan
tubuh benar0benar pulih,
11. Persentase CD4
Persentase CD4 kadang kala dipakai sebagai pilihan mengganti CD4
mutlak karena hitung ini mengurangi perbedaan pada satu ukuran. Pada
laboratorium AIDS Cliical Trials Grup (ACTG), koefisien perbedaan pada
satu pasien untuk persentase CD4adalah 18 persen daibandingkan 25
persen untuk Cd4 mutlak (DepKes, 2010).
Data dari pangkalan data pengamatan besar memberi kesan bahwa CD4
mutlak
adalah
prediktor
paling
berguna
terhadap
risiko
untuk
perkembangan infeksi oportunistik. CD4 mutlak dan persentase CD4
sesuai dicatat sebagai berikut : CD4 (niali mutlak) : >500 setara dengan
>29% (persen), 200-500 setara denagn 14-28% dan <200 setara dengan
<14% (sumber : Umar Zein, 2006)
12. Kriteria
Menurut Umar zein (2006), Kriteria keputusan terapi berdasarkan jumlah
CD4, gambaran klinik dan interval follow-up :
a. Normal (Normal atau asimtotok)
Kadar CD4 : 1000-500 sel. Gejala Klinik : Acute retroviral sindroma /
asimptomatik,
gejala
intermitten,
limpadenopati,
xerosis,
rash
kandidiasisi/ulkus
(dermatitis
seborik,
mulut,
follikulitas).
Keputusan terapin : Terapi simpomatik. Interval : setpa 6 bulan.
Tujuan monitoring : memutuskan kapan penanganan terapi anti
retroviral.
b. Menurun (Asimtomatik)
Kadar CD4 : 500-200 sel. Gejala Klinik : Asimpomatik/simtomatik,
gejala kronok tau intermitten, limpadenopati, kandidiasis/ lesi mulut,
nause, vomiting, diare, demam, keringat malam, tuberkulosis, xoster,
nocardia, sarkoma kaporsis mungkin nampak. Keputusan terapi :
Mulai terapi aanti retroviral (ART). Interval : setiap 3-6 bulam. Tujuan
Monitoring respons ART dan putusan untuk memulai profilaksis
terhadap pneumocystic pneumonia dan infeksi lain.
a. SAngat menurun (Gejala makin parah dan persisten, sudah AIDS)
Kadar CD4: 200-50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan gejala berat dan
persisten, berkurangnya daya ingat, ancaman infeksi, peningkatan insidens
kanker kelainan paru, peningkatan resiko penyebaran penyakit.
Pneumocystis carinii pneumonia (PCP), toksoplasma, histoplasmosis,
cryptococcosis. Keputusan terapi: ART dan profilaksis. Pertimbangan
perubahan ART jika imunoklinik menurun. Interval: Setiap 2-3 bulan.
Tujuan Monitoring: Evaluasi untuk memulai perubahan ART,
pertimbangkan profilaksis lain dan memperkirakan resiko terhadap infeksi
opotunistik.
b. Sangat rendah (Stadium akhir, meningkatnya infeksi oportunistik dan
mortalitas)
Kadar CD4: <50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan infeksi oportunistik dan
kematian, PML, dimensia AIDS, CMV,MAC dan proses tahap lanjut yang
lain. Keputusan terapi: Tergantung proses penderita dan penyakit, pederita
tetap dengan ART dan profilaksis.
Pertimbangan perubahan ART dan kombinasi.
Tujuan Monitoring: Monitoring kemungkinan peningkatan kecemasan penderita.
Pertimbangkan menggunakan viral load untuk evaluasi progressifitas.
Definisi CD4
CD4 )CD four) adalah bagian dari populasi limfosit T yang disebut sebagai sel T
helper (penolong). CD4 dalam system imun ditulis dengan penanda permukaan
CD4+. Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah
bagian yang penting dari system kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala
disebut sebagai sel-T. ada dua macam sel-T. Sel T-4, yang juga disebut CD4 dan
kadang kala sel CD4+, adalah sel „pembantu‟. Sel T-8 (CD8) adalah sel
„penekan‟, yang mengakhiri tanggapan kekebalan. Sel CD8 juga disebut sebagai
sel „pembunuh‟, karena sel tersebut membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi
virus. Sel CD4 dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu yang
ada di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel sel T yang mempunyai protein CD4
pada permukaannya. Protein itu bekerja sebagai „reseptor‟ untuk HIV. HIV
mengikat pada reseptor sel CD4 itu seperti kunci dengan gembok. CD4 adalah
sebuahmarker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel daraah putih
manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang dengan system kekebalan
yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya sel-sel darah putih
atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke
tubuh manusia. Pada orang dengan system kekebalan yang baik, nilai CD4
berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan system kekebalan yang
terganggu (missal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan
semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol).
Fungsi CD4
Fungsi utama CD4 dalam imun, meregulasi system imun agar bekerja dengan
baik. Prosesnya dengan merngsang system imun nonspesifik berupa fagosit untuk
khemotaksis dan proses fagositosis benda asing, untuk system imun spesifik
humoral: merangsang sel B (Limfosit B) untuk menghasilkan antibody dan
mengatur produksi antibody. Sedangkan untuk system imun seluler berfungsi
dalam mengatur CD8 dan NK membunuh sel sasaran yang terkena infeksi virus.
Ketika HIV masuk ke tubuh, maka virus mencari sel CD4 dan mulai
menggandakan dirinya (repiklasi virus). CD4 merupakan target utama HIV untuk
menghancurkan system imun tubuh. Apabila telah bereplikasi virus dan
meninggalkan CD4 yang telah mati, maka partikel virus varu akan mencari dan
menginfeksi CD4 baru, sehingga dengan demikian maka semakin rendah jumlah
CD4 maka partikel virus baru akan mencari dan menginfeksi CD4 baru, sehingga
denga demikian maka akan semakin rendah jumlah CD4 dalam tubuh. Setelah
melewati beberapa waktu, banyak sel-sel CD4 dihancurkan sehingga system
kekebalan tidak lagi dapat melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit lain. Oleh
sebab itu pemantauan CD4 pada seorang yang terinfeksi HIV sangatlah penting
untuk melihat perjalanan penyakit beserta prognosisnya. Memantau CD4
dilaporkan dalam bentuk jumlah total atau presentase. Jumlah CD4 500/ml atau
presentase lebih besar atau sama 29% dari limfosit total dianggap belum ada
kerusakan berat. CD4 <200 (<14%) telah mempunyai resiko yang jelas terhadap
infeksi oportinistik. Kebayakn pasien telah jatuh stadium AIDS yang jelas. Bila
CD4 belum memungkinkan, jumlah limfosit total dapat digunakan. Pasien test
untuk CD4 adalah tes baku untuk menilai prognosis berlanjut ke AIDS. Atau
kematian, untuk membentuk diagnosis diferensial pada pasien bergejala. Dan
untuk mengambil keputusan terapeutik mengenai terapi Antiretroviral (ART) dan
profilaksis untuk pathogen oportunistik. Jumlah CD4 adalah indicator yang paling
diandalkan untuk prognosis. Jumlah CD8 ternyata tidak memprediksi
perkembangan; sel CD8 HIV spesifik (sel CD38) adalah penting untuk
mengendalikan tingkat HIV tetapi tidak dapat diukur secara mudah. Sel yang
mempunyai marker CD4 dipermukaannya berfungsi untuk melawan berbagai
macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada
dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi
sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini.
Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang pathogen di sekitar kia tadi akan
dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh
manusia.
Teknik Pemeriksaan CD4
Cara baku untuk menetukan jumlah CD4 memakai flow cytometer dan analisis
hematologi yang mahal, membutuhkan darah segar (<18 jam), dan umumnya
berharga 50-150 dolr AS. Sebuah sisrem alternative yang memakai teknologi EIA
adalah TRAX CD4 Tes kit. Alat ini mungkin cocok untuk daerah terbatas sumber
daya, walau kebanyakan dokter yang tidak menjangkau tes CD4 kemungkinan
akan memakai hitung limfost total (total lymphocyte count.TLC) (Umar Zein,
2006).
Nilai Normal CD4
Nilai normal untuk kebanyakan laobarotium adalah rata-rata 800 hingga 1050
(sel/mm3), dengan kisaran. Mewakili dua standard deviation lebih 500 hingga
1400 (DepKes, 2010).
Frekuensi Tes CD4
Tes CD4 sebaiknya diulang setiap 3-6 bulan untuk pasien yang belum diobati
dengan ART dan jangka waktu dua sampai empat bulan pada pasien yang
memakai ART. Tes tersebut sebaiknya diulangi bila hasil tidak konsisten dengan
kecenderungan sebelumnya. Frekuensi akan berbeda0beda tergantung keadaan
individu. Kalau tidak diobati, jumlah CD4 akan menurun rata-rata 4% pertahun
untuk setiap log viral load. Dengan terapi awal atau perubahan terapi, perlu
dilakukan tes CD4 (serta viral load) pada 4,8 sampai 12, dan 16-24 minggu.
Kepastian tes ini harus mengacu pada kisaran tepat, missal kisaran confidence 95
persen untuk jumlah CD4 yang benar 200 adalah 118-337. Hasil yang tidak
konsisten dengan kecenderungan sebaiknya diulang (DepKes, 2010).
Sel CD4 Penting Sehubungan Dengan HIV
HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetic HIV menjadi bagian dari sel itu.
Waktu sel CD4 mengggandakan diri (bereplikasi) untuk melawan infeksi apapun,
sel tersebut juga membuat tiruan HIV. Setelah kita terinfksi HIV dan belum mulai
terapi antiretroviral (ART), jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda
bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakn rendah jumlah CD4,
semakin mungkin kita akan jatuh sakit. Ada jutaan keluarga sel CD4. Setiap
keluarga dirancang khusus untuk melawan kuman terntentu. Waktu HIV
mengurangi jumlah sel CD4, beberapa keluarga dapat diberantas. Kalau itu
terjadi, kita kehilangan kemampuan untuk melawan kuman yang seharusnya
dihadapi oleh keluarga tersebut. Jika ini terjadi, kita mungkin mengalami infeksi
oportinistik.
Cara Tes CD4
Contoh ecil darah diambil. Darah ini dites untuk menghitung beberapa tipe sel.
Jumlah sel CD4 tidak langsung diukur, tetapi laboratorium membuat hitungan
berdasarkan jumlah sel darah putih, dan proporsi sel tersebut yang CD4. Oleh
karena itu, jumlah CD4 yang dilaporkan oleh tes CD4 tidak persis (Umar Zein,
2006).
Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukkan kekuatan system kekebalan
tubuh, diusulkan kita melakukan tes CD4 setiap 3-6 bulan. Namun setelah kita
mulai ART dan jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat dilakukan
setiap 9-12 bulan. Hitung jumlah sel CD4+ dilakukan dengan alat BD FACS
Count System dengan metode FACS (Floyrescent activated cell sorter).
Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar CD4
Hasil tes dapat berubah-ubah, tergantung pada jam berapa contoh darah diambil,
kelelahan, dan stress. Sebaliknya contoh darah kita ambil pada jam yang sama
setiap kali tes CD4, dan juga selalu memakai laboratorium yang sama. Infeksi lain
dapat sangat berpengaruh pada jumlah CD4. Jika tubuh kita menyerang infeksi,
jumlah sel darah putih (limfosit) naik, jumlah CD4 juga naik. Vaksinasi dapat
berdampak serupa. Kalau akan melakukan tes CD4, sebaiknya kita menunggu dua
minggu setelah pulih dari infeksi atau setelah vaksinasi. Factor termasuk
perbedaan analisis, perbedaan musim dan diurnal, beberapa penyakit bersamaan,
dan penggunaan kortokosteroid. Perbedaan analisis yang bermakna, yang
bertanggung jawab untuk kisaran yang besar pada nilai normal (umumnya 5001400), mencermnkan kenyataan bahwa jumlah CD4 dihitung berdasrakan tiga
variable: jumlah leukosit, % limfosit dan % sel CD4. Juga ada perbedaan musim
dan perbedaan durnal, dengan tingkat paling rendah pada pukul 12:30 dan tingkat
puncak pada pukul 20:30; perbedaan ini tidak secara jelas sesuai dengan ritma
circadian kortikosteroid. Sedikit penurunan pada jumlah CD4 dicatat dengan
beberapa infeksi akut dan dengan bedah besar, dengan penurunan 900 menjadi
dbawah 300 engan penggunaan akut; penggunaan kronis mengakibatkan
perubahan yang tidak sebesar ini. Perubahan akut kemungkinan diakibatkan
redistribusi leukosit antara sirkulasi perifer dan sumsum tulang, limpa dan
kelenjar limfe. Jumlah CD4 yang seakan-akan tinggi dapat terjadi dengan
koinfeksi HTLV-1 atau splenektomi. HTLV-1 terkait erat dengan HLTV-2 dan
kebanyakan tes serologi tidak membedakan antara kedua infeksi, tetapi hanya
HLTV-1 menyebabkan jumlah CD4 yang seakan –akan tinggi. Penelitian serologi
di AS menunjukkan angka infeksiHLTV- ½ 7-12 persen pada pengguna narkoba
suntikan, dan 2-10 persen pada pekerja seks; 80-90% infeksi tersebut adalah
HLTV-2 pada kedua kelompok. Angka infeksi HIV dan HLTV-1 bersamaan yang
tinggi telah dilaporkan di Brasil dan Haiti. Analisis terhadap pasien dengan
koinfeksi memberi kesan bahwa jumlah CD4 adalah 80-180 persen lebih tinggi
dibandingkan kelompok control dengan tingkat penekanan kekebalan yang
serupa. Splenektomi segera menghasilkan peningkatan pada jumlah CD4, yang
terus ditahan. Presentase CD4 mencerminkan kesehatan kekebalan secara lebih
tepat. Yang berikut hanya mempunyai dampak kecil pada jumlah CD4: Gender,
usia pada orang dewasa, factor resiko, stress psikologis, stress fifik, dan
kehamilan.
Hasil Tes CD4 Dilaporkan
Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu
millimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal
biasanya berkisar antara 500-1.600 (Djuanda, 2011).
Karena jumlah CD4 begitu berubah-ubah, kadang lebih cocok kita lihat presentase
sel CD4. Jika hasil tes melaporkan CD4 % = 34%, ini dibandingkan jumlah sel
CD4 mutlak. Angka normal berkisar antara 30-60%. Setiap laboratorium
mempunyai kisaran yang berbeda. Belum ada pedoman untuk keputusan
pengobatan berdasarkan CD4%, kecuali untuk anak berusia dibawah lima tahun
(DepKes, 2010).
Jumlah CD4 mutlak di bawah 200 menunjukkan kerusakan yang berat pada
system kekebalan tubuh. Walau CD4% mungkin lebih baik meramlakan
perkembangan penyakit HIV dibandingkan CD4 mutlak, jumlah CD4 mutlak
tetap dipakai untuk menentukan kapan ART sebaiknya dimulai. Kadang kita juga
diusulkan untuk melakukan tes CD8. Namun sama sekali tidak jelas bagaimana
hasil tes CD8 dapat ditafsirkan. Oleh karena itu tidak ada manfaat mengeluarkan
biaya untuk tes CD8.
Jumlah CD4
Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan system kekebalan tubuh. Semakin
rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika kita
mempunyai jumlah CD4 di bawah 200, atau presentase CD4 dibawah 14%, kita
dianggap AIDS, berdasarkan definisi Kemenkes. Jumlah CD4 dipakai bersama
viral load untuk meramalkan berapa lama kita akan tetap sehat. Jumlah CD4 juga
dipakai untuk menunjukkan kapan beberapa macam pengobatan termasuk ART
sebaiknya dimulai. Kapan mulai pengobatan untuk mencegah infeksi oportunistik
pada jumlah CD4 yang berikut:
a. Di bawah 200 : PCP
b. Di bawah 100 : Tokso
c. Di bawah 50 : MAC
Memantau keberhasilan ART: Umumnya jumlah CD4 akan mulai naik segera
setelah kita memulai ART. Namun kecepatan sangat beragam, dan kadang pelan.
Bila jumlah CD4 di bawah 50 waktu kita mulai ART, jumlah CD4 kita mungkin
tidak akan meningkat menjadi normal (di atas 500). Yang penting jumlah naik;
kita sebaiknya tidak terlalu berfokus pada angka. Sebaliknya bila jumlah CD4
mulai menurun lagi setelah naik, mungkin itu tanda bahwa ART kita mulai gagal,
dan mungkin rejimen harus diganti. Jumlah CD4 yang tinggi adalah lebih baik.
Namun jumlah CD4 yang normal tidak tentu berarti system kekebalan tubuh
benar-benar pulih.
Presentase CD4
Presentase CD4 kadang kala dipakai sebagai pilihan mengganti CD4 mutlak
karena hitungan ini mengurangi perbedaan pada suatu ukuran. Pada laboratorium
AIDS Clinical Trials Group (ACTG), koefisien peberdaan pada satu pasen untuk
presentase CD4 adalah 18 persen dibandingkan 25 persen untuk CD4 mutlak.
Data dari pangkalan data pengamatan besar memberi kesan bahwa CD4 mutlak
adalah prediktor paling berguna terhadap risiko untuk perkembangan nfeksi
oportunistik. CD4 mutlak dan presentase CD4 sesuai dicatat sebagai berikut: CD4
(nilai mutlak): > 500 setara dengan > 29% (persen), 200-500 setara dengan 1428% dan < 200 setara dengan < 14%.
Kriteria
Kriteria keputusan terapi berdasarkan jumlah CD4, gambaran klinik dan interval
follw-up:
a. Normal (Normal atau asimtomatik)
Kadar CD4: 1000-500 sel. Gejala Klinik: Acute retroviral
sindrom/asimtomatik, gejala intermitten, kandidiasis/ilkus mulut,
limpadinopati, xerosis, rash (dermatitis seboroik, follikulittis).
Keputusan terapi: Terapi simtomatik. Interval: setiap 6 bulan.
Tujuan Monitoring: Memuuskan kapan penanganan terapi anti retroviral.
b. Menurun (Asimtomatik)
Kadar CD4 : 500-200 sel. Gejala klinik: Asimtomatik/simtomatik, gejala
kroik atau intermitten, limpadenopati, kandidiasis/lesi mulut,
nausea,vomiting, diare, demam, keringat malam, tuberculosis, xoster,
nocardia, sarcoma kaposis mungkin Nampak. Keputusan terapi: Mulai
terapi Anti Retroviral (ART).
Interval: Setiap 3-6 bulan. Tujuan Monitoring: Monitoring respon ART
dan putuskan untuk memulai profilaksis terhadap pneumocystic
pneumonia dan infeksi lain.
c. Sangat menurun (Gejala makin parah dan persisten, sudah AIDS)
Kadar CD4: 200-50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan gejala berat dan
persisten, berkurangnya daya ingat, ancaman infeksi, peningkatan insidens
kanker kelainan paru, peningkatan resiko penyebaran penyakit.
Pneumocystis carinii pneumonia (PCP), toksoplasma, histoplasmosis,
cryptococcosis. Keputusan terapi: ART dan profilaksis. Pertimbangan
perubahan ART jika imunoklinik menurun. Interval: Setiap 2-3 bulan.
Tujuan Monitoring: Evaluasi untuk memulai perubahan ART,
pertimbangkan profilaksis lain dan memperkirakan resiko terhadap infeksi
opotunistik.
d. Sangat rendah (Stadium akhir, meningkatnya infeksi oportunistik dan
mortalitas)
Kadar CD4: <50 sel. Gejala Klinik: Peningkatan infeksi oportunistik dan
kematian, PML, dimensia AIDS, CMV,MAC dan proses tahap lanjut yang
lain. Keputusan terapi: Tergantung proses penderita dan penyakit, pederita
tetap dengan ART dan profilaksis. Pertimbangakan perubahan ART dan
kombinasi.
Tujuan Monitoring: Monitoring kemungkinan peningkatan kecemasan penderita.
Pertimbangkan menggunakan viral load untuk evaluasi progressifitas.
Lampiran: Angka kejadian HIV di Indonesia
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immone Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul
karena rusaknya system kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau
infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SV, FIV, dan
lain-lain).
AIDS pada anak pertamakali dilaporkan oleh Oleske, Rubinstein dan Amman
pada tahun 1983 di Amerika Serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di
Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember 1989 di Amerika
telah dilaporkan 1995 anak yang berumur kurang dari 13 tahun menderita AIDS
dan pada bulan Maret 1993 terdapat 4.480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5% dari
seeluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun
1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang
dewasa maupun anak-anak tertinggi di dunia adalah di Afrika terutama Afrika
Sub-Sahara. UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh
lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS
sebagai salah satu epidemic paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru
saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia,
epidemic AIDS dikalim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta)
hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anakanak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada
tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta
orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar
sejak tahun 1981.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika SubSahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkirakan telah
menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS
bekerja sama dengan WHO meperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan
kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni
1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling
mematikan dalam sejarah. AIDS dikalm telah menyebabkan kematian 2,4 hingga
3,3 juta jiwa pada tahun 20015 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa diantaranya
adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika SubSahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan
kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya
dapat mengurangi tingkat kematiab dan parahnya infeksi HIV, namun akses
terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua Negara. Afrika Sub-Sahara
tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai
27,4 juta jiwa kini hdup dengan HIV. Dua juta [1,5&3,0 juta] dari mereka adalah
anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua
orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub-Sahara, lebih dari tiga per empat
(76%) dari semua wanita hdup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12,0 juta
[10,6-13,6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub-Sahara. Asia selatan
dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%.
500.000 anak-anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di
Asia muncul di India, dengan perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4-9.4 juta)
(0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta
(4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat Negara ini dengan jumlah
terbesar infeksi HIV di dunia. Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar,
harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun-6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi
tanpa penyakit. Prevalensi HIV pada anita hamil tingkat setinggi 0,3%. Para
seroprevalensi perempuan terinfeksi HIV tertinggi di timur laut, diikuti dengan
Selatan. Perinatal HIV tingkat penularan adalah 25% tetapi serendah 2% pada
wanita yang tidak diobati dengan viral load kurang dari 100 kopi/ml. Meskipun
intervensi profilaksis telah mengurangi transmsi vertical, kasus penularan HIV
perinatal terus terjadi. Hal ini terutama karena kehilangan kesempatan untuk
pencegahan, khususnya di kalangan perempuan yang tidak memiliki perawatan
kehamilan atau yang tidak ditawarkan konseling sukarela dan testing HIV selama
kehamilan. Sebanyak 40% dari ibu dengan bayi terinfeksi HIV perinatal
diperoleh, infeksi HIV tidak diketahui sebelum pengiriman. CDC memperkrakan
bahwa pada tahun 2009. Di 40 negara bagian dengan bagian dengan rahasia
berdasarkan nama pelaporan infeksi HIV, diperkirakan 131 bayi tertular infeksi
HIV melalui transmisi vertical. Perkiraan terbesar HIV perinatal menular di
AMerika Serkat adalah 1651 kasus pada tahun 1991. CDC memperkirakan bahwa
pada tahun 2009, pada mereka 40 negara, jumlah infeksi HIV pediatric
didiagnosis adalah sebagai berikut:



Di bawah usia 13 tahun
Usia 13-14 tahun
Usia 15-19
: 166
: 21
: 2036
Pada tahhun 2009, 12 kasus perinatal ditularkan penyakit HIV akhir (AIDS)
didiagnosis. Jumlah kumulatif kasus AIDS diperkirakan perinatal menular
didiagnosis melalui 2009 adalah 8640. Pada akhir tahun 2008, 3022 anak-anak
muda dari 13 tahun hdup dengan infeksi HIV di 4 negara bagian dengan rahasia
berdasarkkan nama pelaporan infeksi HIV. Di seluruh Amrekia Serikat pada
tahun 2009, diperkirakan 13 kasus AIDS didiagnosis pada anak-anak muda dari
13 tahun. Perkiraan jumlah kumulatif diagnose AIDS pada anak-anak muda dari
13 tahun sampai 2009 di AMerika Serikat adalah 9448. Di Amerika Serikat,
jumlah kasus baru AIDS pediatric menurun, terutama karena inisiatif kesehatan
public mengenai tes HIV secara universal bagi ibu hamil dan menggunaka AZT
dan terapi antiretroviral lain pada wanita hamil yang terinfeksi dan bayi baru lahir
mereka. Pada tahun 2007, 19 anak-anak Amerika berusia di bawah 15 tahun
meninggal karena penyakit HIV. Jumlah ini kontras dengan apa yang terjadi
secara internasional. Internasional statistic WHO memperkirakan bahwa lebih dari
33 juta orang terinfeksi HIV di seluruh dunia, dan 90% dari mereka berada di
Negara berkembang. HIV telah menginfeksi 4,4 juta anak-anak dan telah
mengakibatkan kematian kematian 3,2 juta. Setiap hari, 1800 anak sebagian besar
baru lahir terinfeksi HIV. Sekitar 7% dari populasi di Sub-Sahara Afrika terinfeksi
HIV, orang-orang ini mewakili 64% dari yang terinfeksi HIV populasi dunia.
Selanjutnya, 76% dari semua wanita yang terinfeksi HIV hidup di wilayah ini.
HIV-1 adalah penyebab paling umum infeksi HIV di benua Amerika, di Eropa, di
Asia, dan Afrika. HV-1 subtipe berbeda menurut wilayah geografis. HIV-1
subtipe B adalah dominan di AMerika Serikat, meskipun non-B subtype HIV-1
infeksi meningkat. Para prevalensi HIV di antara perempuan hamil di Amerika
Selatan adalah 0,3-5%, di su-Sahara Afrika, kisaran adalah 13-45%. Di Eropa,
prevalensi HIV terbesar di Negara barat, Perancis, Spanyol, dan Italia memiliki
insiden tinggi. Wanita hamil di daerah perkotaan Negara-negara ini memiliki
tingkat prevalensi setinggi 1%. Meskipun jumlah tahunan infeksi HIV baru telah
terus menurun sejak 1990-an, wabah di Eropa Timur dan di Asia Tengah terus
tumbuh, jumlah orang yang idup dengan HIV di wilayah ini mencapai 1,6 juta
jiwa pada 2005-peningkatan hamper 20 kali lipat dalam waktukurang dari 10
tahun Mayoritas orang-orang yang hidup dengan HIV masih besar;. 75% infeksi
yang dilaporkan antara 200 dan 2004 adalah pada orang muda dari 30 tahun. Di
Eropa Barat, presentase yang sesuai adalah 33%. Tingkat penularan perinatal
relative rendah di Eropa dan tinggi di Afrika, independen dari pengobatan. Wanita
yang tidak diobati menginfeksi 13% dan 40% anak di Eropa dan Afrika, masingmasing. Tingkat penularan pasca kelahiran di Afrika dan Negara berkembang
lainnya diangkat karena kebutuhan menyusui. HIV-1 adalah penyebab paling
umum infeksi HIV di benua Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika. Jenis HIV 2 (HIV2) telah menyebabkan wabah di Afrika Barat, meskipun virus ini juga ditemukan
di Negara-negara Eropa. HIV-1 subtipe berbeda menurut wilayah geografis.
Subtype non-B sangat lazim di Afrika dan di Asia. Tingkat transmisi tinggi dari
Afrika ke Eropa telah meningkatkan keragaman subtype di Eropa. Secara global,
anak-anak menjadi HIV positif dan 1000 anak meninggal terkait HIV penyebab.
Sekitar 2,5 juta anak di seluruh dunia lebih muda dari 15 tahun hidup dengan
HIV/AIDS. Di sub-Sahara Afrika saja, 1,9 juta anak yang hidup dengan
HIV/AIDS dan lebih dari 60% dari semua infeksi HIV baru terjadi pada
perempuan, bayi, atau anak-anak muda. Pada 2007, 90% dari anak yang baru
terinfeksi adalah bayi yang tertular HIV dari ibu yang terinfeksi mereka. Yang
sangat menghawatirkan, 90% dari bayi yang mendapatkan penyakit dari ibu yang
terinfeksi ditemukan di Afrika sub-Sahara Afrika. Prevalensi infeksi HIV di
antara anak-anak kekurangan gizi telah diperkirakan setinggi 25%. Prevalensi
infeksi HIV di Asia dan Eropa sangat bervariasi karena praktek-praktek budaya
bervariasi dan kurangnya system pelaporan nasional di banyak daerah. Pekerja
industry seks komersial di Negara-negara seperti Thailand dan di Kepulauan
Karibia bertanggung jawab terhadap penularan HIV meningkat untuk muda girls
and, vertical, untuk bayi. Pada tahun 2004, lebih dari setengah juta anak berusia di
bawah 15 tahun meninggal karena HIV/AIDS. Pada tahun 2006, jumlah ini
menurun menjadi 380.000. pada tahun 2002, HIV/AIDS adalah penyebab utama
ketujuh kematian pada anak di Negara berkembang. Penyakit tersebut
berkembang pesat di sekitar 10-20% anak yang terinfeksi, dan mereka meninggal
karena ADIS pada usia 4 tahun, sedangkan 80-90% bertahan hidup sampai usia
rata-rata 9-10 tahun. Di daerah yang terkena dampak sub-Sahara Afrika, angka
kematian bayi telah meningkat sebesar 75% karena sebagian pada satus yatim
piatu dari kebanyakan anak. Berbeda dengan banyak Negara maju, tingkat
kematian untuk anak-anak muda dari 5 tahun lebih tinggi hari ini dibandingkan
pada tahun 1990 di banyak Negara Afrika, terutama karena dampak yang
menghancurkan dari HIV/AIDS. Sebuah studi tahun 2006 Afrika Selatan
diperkirakan bahwa HIV/AIDS adalah penyebab tunggal terbesar dari kematian
bayi dan anak di Afrika Selatan pedesaan. HIV/AIDS sekarang bertanggung
jawab untuk 332.000 kematian anak di sub-Sahara Afrika, hamper 8% dari semua
anak kematian di wilayah tersebut. Hasil dari satu penelitian mencatat bahwa
pneumonia dan kekurangan gizi sangat lazim dan secara signifikan berhubungan
dengan tingginya tingkat kematian di antara dirawat di rumah sakit, terinveksi
HIV atau anak-anak terpajan HIV di sub-Sahara Afrika. Prediktor independen lain
kematian adalah septicemia, sarcoma Kaposi, meningitis, dan kandidiasis
esophagus untuk anak yang terinfeksi HIV; dan anemia meningitis dan berat
untuk pasien rawat inap terkena HIV. Hasil ini menakankan pentingnya
expediently membangun strategi terapi di rumah sakit anak Afrika.
Ras
Anak-anak hitam dan Hispanik secara tidak proporsional terinfeksi di Amerika
Serikat. Pada tahun 2002, infeksi HIV adalah penyebab utama 7 dari 10 kematian
pada anak-anak hitam dan Hispanik di usia remaja, masing-masing. Sekitar 62%
anak dengan AIDS adlah hitam. Di Amerika Serikat, anak dari kelompok
minoritas telah paling terpengaruh oleh AIDS. Lebih dari 50% anak yang
terinfeksi berwarna hitam, dan sedikit kurang dari 25% adalah Hispanik. Dari
kasus-kasus anak HIV baru pada tahun 2003, 68% terjadi di Afrika, Amerika.
Jumlah kasis AIDS pediatric dilaporkan dalam hitam non Hispanik anak-anak
adalah 3,4 kali lebih tinggi dari pada putih non Hispanik dan anak-anak adalah 2,6
kali lebih tinggi dari anak-anak Hispanik.
Jenis kelamin
Wanita usia subur adlah salah satu kelompok yang paling cepat berkembang
dengan AIDS, 20% kasus AIDS pada orangg dewasa di Amerika Serikat terjadi
dalam kelompok ini. Orang muda (berusia 15-44 year) menjelaskan salah satu
kelompok yang terinfeksi paling cepat berkembang dan account untuk hamper
setengah sari semua infeksi. Di antara kaum muda, perempuan muda lebih
cenderung menjadi terinfeksi. Di sub-Sahara Afrika, lebih dari dua pertiga dari
semua pemuda terinfeksi adalah anak perempuan muda. Variasi frekuensi dalam
jenis kelamin di wilayah lain di dunia tergantung pada dominasi pekerja seks
komersial dan proporsi tenaga kerja sementara dan mobile lebih mungkin terpisah
dari keluarga. Berkaitan dengan usia perbedaan dalam kejadian karena penularan
vertical dari ibu ke anak adalah rute utama yang digunakan pediatric infeksi HIV
diperoleh, kebanyakan anak yang HIV positif harus diidentifikasi pada masa bayi.
Meskipun strategi pengobatan saat ini dapat mencegah penularan vertical, obat
tidak tersedia di banyak tempat, terutama di Afrika.
Namun demikian, usia presentasi dapat sangat bervariasi pada anak berisiko tinggi
yang sebelumnya tak dikenal. Anak-anak tanpa gejala selama bertahun-tahun, dan
munculnya infeksi oportunistik pada anak 10 tahun atau seorang remaja di
antaranya AIDS kemudian didiagnsis tidak langka. Anak-anak yang terjangkit
HIV melalui transmisi nonvertikal mungkin memiliki penyakit selama fase akut
dari sindrom retroviral, atau mereka mungkin hadir beberapa tahun kemudian
dengan infeksi oportunistik atau berulang. CDC memperkirakan bahwa 50% dari
semua infeksi HIV baru di AMerika Serikat terjadi di antaranya individu yang
berusia 13-24 tahun. Ini adalah statistic penting yang memengaruhi angka
kematian pada orang dewasa muda. Sebagai contoh, HIV adalah penyebab utama
kematian ke-5 dari kalangan perempuan kulit hitam berusia 2024 tahun, dan
merupakan penyebab utama kematian pada wanita kulit hitam yang beruia 25-34
tahun.
Besarnya epidemic AIDS di Asia adalah signifikan. Meskipun tingkat infeksi
nasional prevalensi HIV yang rendah di Asia dibandingkan dengan benua lain
(terutama Afrika), populasi dari Negara-negara Asia banyak yang begitu besar
sehingga bahkan tingkat prevalensi rendah mencerminkan sejumlah besar orang
hidup dengan HIV. Tingkat prevalensi pada wanita hamil sudah 2% dan tingkat
penularan adalah 24% tanpa menyusui. Ibu India terinfeksi HIV secara rutin
menyusui dan memiliki tingkat transmisi setinggi 48%. Di Asia Tenggara
Thailand yang pertama kali melaporkan AIDS pada anak tahun 1988. Meskipun
saat ini tingkat prevalens HIV masih tergolong rendah di Asia Tenggara, tetapi
pertumbuhan prevalensinya saat ini paling tinggi sedunia. Penyebabnya adalah
jumlah poulasi yang besar, kemiskinan, ketidak setaraan gender, dan stigmasisasi
social. Diperkirakan pada tahun 2005 terdapat 6,7 juta orang yang menidap
HIV/AIDS, tetapi yang mengetahui status HIVnya ddiperkirakan kurang dari
10%. Negara dengan tingkat infeksi tertinggi adalah India, Thailand, Myanmar
dan Indonesia. Umumnya infeksi di Asia Tenggara disebarkan melalui hubungan
seksual heteroseksual yang tidak aman. Pemakaian jarum suntik tidak steril pada
pecandu narkoba suntuk menambah cepatnya penyebaran infeksi HIV. Sekitar
setengah dari pengguna narkoba suntik di Nepal, Myanmar, Thailand, Indonesia
dan Distrik Manipur dan Nagaland di India sudah terinfeksi HIV.
Cara paling efisien dan efektif untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara
universal adalah dengan mengurangi penularan dari ibu ke anaknya (mother-tochild transmission (MTCT)). Namun demikian setiap hari 1800 infeksi baru pada
anak umur kurang dari 15 tahun, 90%nya di Negara berkembang atau terbelakang
dan melalui penularan daru ibu ke anaknya. Upaya pencegahan transmisi HIV
pada anak menurut WHO dilakukan melalui 4 strategi, yaitu mencegah penularan
HIV pada wanita usia subur, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada
wanita HIV, mencegah penularan HIV dari ibu HIV hamil ke anak yang akan
dilahirkannya dan memberikan dukungan, layanan dan perawatan
berkesinambungan bagi pengidap HIV. Pemberian obat Anti Retroviral (ARV)
untuk anak dan bayi yang terinfeksi karenanya menjadi satu jalan untuk
menanggulangi pandeni HIV pada anak di samping upaya untuk mencegah
penularab infeksi HIV pada anak dan bayi.
Di Indonesia
Di RSCM hingga tahun 2006 terdapat 150 pasien terinfeksi HIV/AIDS pada anak
<15 tahu, dan 100 aak yang terpapar HIV tetapi tidak tertulari. Pada orang dewasa
sampai September 2005 terdapat 8,169 pengidap infeksi HIV. Penderita pria lebih
banyak 3 kali lipat daru wanita. Sebagian besar pengidap usia dewasa ini adalah
pada usia subur. Dengan kemampuan reproduksi penderita dewasa, akan lahir
anak-anak yang mungkin tertular HIV. Bila tidak dilakukan intervensi, dari setiap
100 wanita dewasa pengidap HIV yang hamil dan melahirkan, sebanyak 40-45
anak-anak ini akan tertulari.
Statistik Kasus AIDS di Indonesia dilapor s/d Maret 2012 (Sumber Ditjen PP &
PL Kemenkes RI)
Jumlah kumulatif Kasus AIDS Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tidak diketahui
AIDS
20665
8339
304
Jumlah 29308
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor Risiko
Jenis Kelamin
Heteroseksual
Homo-Biseksual
Penasun
Transfusi Darah
Transfusi Perinatal
Tidak Diketahui
AIDS
17267
948
10165
70
846
1134
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Golongan Umur
Jenis Kelamin
<1
1-4
5-14
15-19
20-29
30-39
40-49
50-59
>60
Tak Diketahui
AIDS
273
419
200
1077
13223
9026
2926
923
236
1005
Jumlah Kumulatif Kasus HIV & AIDS Menurut Provinsi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jenis Kelamin
DKI Jakarta
Jawa Timur
Papua
Jawa Barat
Bali
Jawa Tengah
Kalimantan Barat
Sulawesi Selatan
Riau
DI Yogyakarta
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Kepualauan Riau
Banten
Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Timur
Jambi
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Barat
Maluku
Lampung
Papua Barat
Bengkulu
Bangka Belitung
NAD
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Maluku Utara
Gorontalo
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
HIV
20126
10781
8000
6092
5062
3842
3268
2602
1130
1482
5405
596
2380
2394
1620
1174
274
1034
464
733
509
1473
128
230
63
94
87
135
95
20
1443
106
28
Jumlah 82870
AIDS
5118
46634663
4469
4043
2582
1630
1269
930
731
536
515
428
409
408
361
342
302
260
241
195
192
173
155
122
95
95
80
27
17
16
14
12
0
30430
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS per 100.000 Penduduk Berdasarkan
Provinsi
No.
1
2
3
4
5
Provinsi
Papua
Bali
DKI Jakarta
Kalimantan Barat
Kepualauan Riau
Prevalensi
157.73
66.36
53.27
28.87
24.36
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Papua Barat
Sulawesi Utara
DI Yogyakarta
Riau
Maluku
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
Bangka Belitung
Jambi
Jawa Barat
Bengkulu
Suamtera Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah
Kalimantan Tengah
Sumatera Utara
Banten
Sulawesi Tenggara
Sumatera Selatan
Lampung
NAD
Maluku Utara
Gorontalo
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Kalimantan Timur
Sulawesi Barat
22.75
15.90
15.50
13.20
12.72
12.44
11.57
9.97
9.97
9.39
9.04
8.83
7.30
5.36
5.03
4.29
3.97
3.84
3.58
3.49
2.52
2.11
1.64
1.54
0.74
0.46
0.39
0.00
Nasional 12.81
Jumlah Kasus Baru HIV & AIDS dan Kematian Berdasarkan Tahun
Pelaporan
Tahun
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
HIV
AIDS
5
2
5
5
15
13
24
20
23
42
44
MATI
2
2
4
1
10
3
9
9
10
10
4
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005 (HIV: 1987-2005)
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber (Supported By):
859
7195
6048
10362
9793
21591
60
94
255
219
345
316
1195
2639
2873
2947
4969
3863
5744
20
22
83
45
86
140
420
509
635
788
711
331
HIV AIDS Online Clinical Fight Against Hiv Aids. Our Kids Are The Future. Save
The Children Indonesia Working Together For Stronger, Smarter and Healthier
Children by Education, Clinical Intervention, Research and Networking
Information. Advancing of the Future pediatric and future parenting to
optimalized physical, mental and social helath and well being for fetal, newborn,
infant, children, adolesecent and young adul HIV AIDS ONLINE ONLINE be a
global resource and advocate in the field of parenting prevented child from
smoke, advancing excellence in knowledge and attitude through education and
information online. Children Grow Up Clinic Yudhasmara Foundation Inspirasi
Orangtua Cerdas, Tumbuhkan Anak Semakin Sehat, Kuat dan Pintar. Children
Grow Up Clinic I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
10210, Phone (021) 5703646 – 44466102 Children Grow Up Clinic Ii Menteng
Square Jl Mataraman 30 Jakarta Pusat 10430, phone (021) 44466103 –
97730777
email:
[email protected]
[email protected]://shildrengrowup.wprdpress.com
00o00
BAGIAN 11
MENGENAL PATOGEN
Pyrogen berasal dari kata pyro yang artinya keadaan yang berhubungan dengan
panas dan kata Gen yang artinya membentuk atau menghasilkan atau. Pirogen
adalah suatu produk mikroorganisme, terutama dari bakteri gram negative dan
dapat senyawa kompleks yaitu terdiri dari sesuati lipopolysacharida yang
pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang innert.
Pada tahun 1923 Seibert membuktikan bahwa pirogen adalah substansi yang
tudak tersaring, thermostabil, dan non-volatile. Pada tahun 1937 Co Tui
membuktikan bahwa kontaminasi pirogen ini juga terjadi pada alat-alat seperti
wadah-wadah untuk melarutkan obat suntik, juga pada zat kimia yang digunakan
sebagai zat berkhasiat. Pirogen dapat bersumber dari:
-
Pelarut
Obat itu sendiri
Peralatan
Karena metode penyimpanan
Pirogen dapat berbahaya bila:
a. Injeksi voume akan mengandung pirogen besar pula
b. Injeksi volume besar (infus). Biasanya diberi intra vena efek cepat
c. Infus untuk pasien gawat, bila terjadi penaikan suhu biasa berakibat fatal.
Sifat-sifat pirogen:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Thermostabil, proses sterilisasi > 200˚C.
larut dalam air. Sehingga tidak bisa memakai penyaring bakteri.
Tidak dipengaruhi oleh bakterisida yang iasa.
Tidak mebguap, destilasi biasa ada yang ikut bersama percikan air.
Berat molekul (BM) antara 15.000-4.000.000.
Ukuran umumnya 1-50µm.
Pirogen secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pirogen
endogen da pirogen eksogen.


Pirogen endogen
Pirogen endogen adalah factor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita
sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ke
tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), alphainterferon, dan tumor necrosis factor (TNF).
Pirogen Eksogen
Pirogen eksogen merupakan factor eksternal tubuh yang menyebabkan
gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya bagian dari sel bakteri
virus. Selain itu, bisa juga berupa zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh
bakteri atau virus ternentu.
Suatu pirogen apabila masuk ke dalam tubuh maka pirogen menjadi suatu benda
asing yang dapat menimbulkan respon imun berupa demam. Proses terjadinya
demam dimulai dari terpaparnya tubuh manusia terhadap pirogen eksogen yang
kemudian akan mengakibatkan terstimulasinya pirogen endogen untuk
melindungi tubuh da menciptakan kekebalan melawan pirogen eksogen tersebut.
Pusat pengaturan suhumanusia (thermoreglator) terletak di bagian otak yang
bernama hipotalamus dan batang otak. Thermoregulator ini berfungsi untuk
mengatur produksi produksi, konservasi, dan pengeluaran panas tubuh yang pada
akhirnya akan menjaga kestabilan suhu inti tubuh. Selama proses demam, suhu
inti tubuh menjadi naik, akibatnya thermoregulator akan beradaptasi dengan cara
membentuk setting point (titik pengaturan) tersendiri yang lebih tinggi dari suhu
normal. Dengan kata lain demam itu bertujuan untuk menjaga agar proses
thermoregulasi tubuh tetap berjaln normal.
Mekanisme pengaruh pirogen pada timbulnya demam
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, demam dapat timbul dari
terpaparnya tubuh manusia terhadap pirogen eksogen yang kemudian akan
mengakibatkan terstimulasinya pirogen endgoen untuk melindungi tubuh untuk
menciptakan kekebalan eksogen tersebut, atau disebabkan pengaruh pirogen
endogen itu sendiri. Contoh pirogen endogen yang ada dalam tubuh adalah
interleukin-1 (IL-1), alfa-interferon, dan tumor necrosis faktor (TNF). IL-1
berperan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu antara lain dpat
menstimulasi limfosit-T dan B, mengaktivasi netrofil, merangsang sekresi rektan
(C-reaktif protein, haptoglobin, fibrinogen) dari hepar, mempengaruhi kadar besi
dan seng plasma da meningkatkan katabolisme otot. IL-1 beraksi sebagai pirogen
yaitu dengan merangsang sisntesis prostatglandin E2 di hipotalamus, yang
kemudian bekerja pada pusat vasomotor sehingga meningkatkan produksi panas
sekaligus menahan pelepasan panas, sehingga menyebabkan demam. TNF
(cachetin) jugs mempunyai efek metabolisme dan berperan juga pada penurunan
berat badan yang kadang-kadang diderita setelah seseorang menderita infeksi.
TNF bersifat pirogen melalui dua cara, yaitu efek langsung dengan melepaskan
prostatglandin E2 dari hipotalamus atau dengan merangsang pelepasan IL-1.
Sedangkan, alpha-inteferon (IFN-ɑ) adalah hasil produksi sel sebagai respons
terhadap infeksi virus. Prostatglandin yang dihasilkan pirogen-pirogen itu
kemudian mensintesisasi reseptor dan diteruskan oleh reseptor sampai
hipotalamus yang akan menyebabkan peningkatan derajat standart panas
hipotaamus (HypotalamicnTermostat). Peningkatan derajat standart panas
hypotalamus inilah yang akan memicu system pengaturan suhu tubuh
(termoregulation) untuk meningkatkan suhu, maka terjadilah demam. Pada saat
kita demam, sebenrnya tubuh juga mengeluarkan zat-zat tertentu untuk membantu
menurunkan demam. Misalnya arginine vasopressin (AVP), melanocytestimulating hormone (MSH), dan corticotropin-releasing factor. Efek anti demam
ini yang menyebabkan terjadinya fluktuasi suhu tubuh selama kondisi demam.
Untuk pengatasan demam, penggunaan obat-obatan penurun panas harus
dipertimbangkan sebaik-baiknya. Beberapa prosedur menganjurkan menggunakan
obat hanya pada saat demam mencapai suhu yang sangat tinggi ataupun
memberikan efek samping yang berbahaya, seperti kerusakan sel-sel saraf atau
kejang. Jadi tidak selalu proses demam membutuhkan pengobatan dengan obatobatan, namun bisa juga dengan hanya melakukan kompres terhadap pasien.
Kompres dengan menggunakan air hangat jauh lebih efektif dalam menurunkan
panas dibandingkan dengan kompres menggunakan air dingin ataupun alkohol.
Anak-anak lebih rentan terhadap terjadinya demam, karena respon tubuh terhadap
terjadinya infeksi masih belum sempurna. Dengan adanya infeksi ringan saja,
respon tubuh anak akan menimbulkan dema yang cukup tinggi. Lain halnya
dengan orang yang sudah lanjut usia, respon tubuh terhadap terjadinya infeksi
sudah menurun, oleh sebab itu, kemungkinan untuk menderita sakit maupun
kematian akibat penyakit infeksi menajdi meningkat pada orang tua. Prinsip kerja
obat penurun panas umumnya yaitu dengan menghambat biosintesis atau
pembentukan prostatglandin. Contoh obatnya adalah Parasetamol, Aspirin, dll.
Setiap sediaan steril yang kan diinjeksikan ke dalam tubuh harus lulus uji
streilisasi dan uji pirogenitas. Syarat sediaan steril yang harus dilakukan uji
pirogen sebelum nantinya dapat digunakan adalah sediaan steril itu digunakan
dalam jumlah besar (volume besar) yaitu yang lebihh dari 10ml. Untuk sediaan
yang setelah diuki ternyata mengandung pirogen, maka sediaan tersebut tidak
mmenuhi syarat dan tidak dapat digunakan. Atau dapat juga dilakukan
penghilangan pirogen dengan beberapa metode, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cara destilasi,
Cara pemanasan,
Cara penyerapan,
Cara depyrogenasi,
Dengan penukar ion,
Dengan gamma radiasi,
Getaran ultrasonik.
Oleh karena itu sediaan farmasi steril harus dilakukan uji pirogen terlebih dahulu,
sehingga dapat membatasi resiko reaksi demam pada pasien, dan agar pasien
nantinya dapat mendapatkan obat dengan efek yang sesuia. Untuk pengatasan
pasien yang terjena sediaan pirogen, maka segeradiobati dengan pemberiann obat
penurun panas ataupun demam.
Substansi dan preparat yang harus bebas pirogen, antara lain:







Air untuk injeksi
Larutan infus
Antibiotika
Garam asam organik (misalnya: Calcium glukonas)
Obat tetea dan substansi lain, yang diberikan intravena sebagai diagnostic.
Mislnya: Inulin-Indogocarmin – Conggered, dsb.
Produk-produk darah. Misalnya: albumin
Produk-produk hewani. Misalnya: heparin, gelatin (sebagai pengganti
plasma), chorionic gonadotropin.
Uji pirogen
Uji pirogen adalah uji yang dilakukan untuk mengatahui apakah suatu sediaan uji
bebas pirogen atau tidak (Anonim, 1995). Uji ini dilakukan setelah melalui uji
sterilitas. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan uji ini adalah
untuk membatasi resikorekasi demam pada pasien (Anonim, 1995).
Uji pirogen dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu:
- Penentuan pirogen secara fisiko kimia. (kuantitatif pirogen)
1. Dengan fotokolorimetri. Reagen Tetrabrom phenolphthalein (TBP) dan
penambahan asam acetat 0,2 N, sehingga timbul warna.
2. Polarografi. Pirogen mempunyai panjang gelombang maksimum oksigen
pada polarografi.
3. Elektroforesis.
4. Spektrofotmetri. Pirogen mempunyai absorbsi spektrum ultraviolet pada E
maksimum 265nm.
- Penentuan pirogen secara biologis. (kualitatif dari pirogen)
1. Pengujian pengukuran temperatur badan hewan percobaan. (Rabbit Test).
2. Perhitungan sel darah putih.
3. Tes limulus (LL test).
00o00
BAGIAN 12
HUBUNGAN DEMAM
DITINJAU DARI BIDANG IMUNOLOGI
Masalah demam berawal dari suatu hipotesis yang menyatakan bahwa demam
merupakan suatu proses alamiah yang timbul sebagai akibat suatu stimulus.
Ahli dari mesir beranggapan bahwa demam diakibatkan oleh inflamasi lokal.
Bilroth pada tahun 1868 membuktikannya dengan menyuntikkan pus kepada
kelinci percobaan, kemudian kelinci tersebut mnjadi demam yang terjadi akibat
endotoksin, yaitu suatu produk bakteri gram negatif yang mengkontaminasi bahan
suntikan. Menkin pada tahun 1943 behasil mengisolasi bahan penyebab demam
yang disebut pyrexin. Kemudian Grey dan Waksman berhasil mengidentifikasi
interleukin-1 (IL-1), dikenal sebagai sitokinin yang terbukti identik dengan
pirogen endogen. Dalam evolusi kehidupan, tubuh telah mengembangkan suastu
sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi. Dan peninggian suhu
badan memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan
tubuh.
PENGATURAN SUHU TUBUH
Keseimbangan Produksi Panas dan Kehilangan Panas
Pengaturan suhu memerlukan mekanisme perifer yang utuh, yaitu keseimbangan
produksi dan pelepasan panas, serta fungsi pusat pengatur suhu di hipotalamus
yang mengatur seluruh mekanisme. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh
lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan
temperatur tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas
tubuh da temperatur tubuh akan menurun.
Produksi Panas
Dalam tubuh, panas diproduksi melalui peningkatn Basal Metabolic Rate (BMR).
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate antara lain: (1) laju
metabolisme dari semua sel tubuh; (2) laju cadangan metabolisme yang
disebabkan oleh aktivitas otot; (3) metabolisme tambahan yang disebabkan oleh
pengaruh tiroksin, epinefrin, norepinefin fa perangsang simpatis terhadap sel; (5)
metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi
didalam sel sendiri.pada keadaan istirahat, berbagai organ seperti otak, otot, hati,
jantung, tiroid, pankreas dan kelenjar adrenal berperan dalam menghasilkan panas
pada tingkat sel yang melibatkan adenosin trifosfat (ATP). Bayi baru lahir
menghasilkan panas pada jaringan lemak coklat, yang terletak terutama dileher
dan skapula. Jaringan ini kaya pembuluh darah dan mempunyai banyak
mitokondria. Pada keadaan oksidasi asam lemak pada mitokondria dapat
meningkatkan produksi panas sampai dua kali lipat. Dewasa dan anak besar
mempertahankan panas dengan vasokonstriksi dan memproduksi panas dengn
menggigil sebagai respon terhadap kenaikan suhu tubuh. Aliran darah yang diatur
oleh susunan saraf pusat memegang peranan penting dalammendistribusikan
panas dalam tubuh. Pada lingkungan panas atau bila suhu tubuh meningkat, pusat
pengatur suhu tubuh di hipotalamus mempengaruhi serabut eferen dari sistem
saraf otonom untuk melebarkan pembuluh darah (vasidilatasi). Peningkatan aliran
darah di kulit menyebabkan pelepasan panas dari pusat tubuh melalui permukaan
kulit kesekitarnya dalam bentuk keringat. Dilain pihak, pada lingkungan dingin
akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah sehingga akan mempertahankan suhu
tubuh.
Kehilangan Panas
Berbicara cara panas hilang dari kulit ke lingkungan dapat melalui beberapa cara
yaitu: (1) Radiasi: kehilangan panas dalam bentuk gelombang panas infra merah,
suatu jenis gelombang elektromagnetik. Dimana melalui cara ini tidak
menggunkan sesuatu perantara apapun. Secara umum enam puluh persen panas
dilepas secara radiasi; (2) Konduksi: kehilangan panas melalui permukaan tubuh
ke benda-benda lain yang bersinggungan dengan tubuh, dimana terjadi
pemindahan panas secara langsung anatara tubuh dengan objek pada suhu yang
berbeda. Dibandingkan dengan posisi berdiri, anak pada posisi tidur dengan
permukaan kontak yang lebih luas akan melepas panas melalui konduksi; (3)
Konveksi: pemindahan panas melalui pergerakan udara atau cairan uang
menyelimuti permukaan kulit; (4) Evaporasi: kehilangan panas tubuh sebagai
akibat penguapan air melalui kulit dan paru-paru, dalam bentuk air yang diubah
dari bentuk cair menjadi gas; dan dalam jumlah yang sedikit dapat juga
kehilangan panas melalui urine dan feses. Faktor fisik jelas akan memengaruhi
kemampuan respon perubahan suhu. Pelepasan panas pada bayi sebagian besar
disebabkan oleh karena permukaan tubuhnya lebih luas daripada anak yang lebih
besar.
Konsep “Set-point” dalam pengaturan suhu tubuh
Konsep “Set-Point” dalam pengaturan temperatur yaitu semua mekanisme
pengaturan temperatur yang terum menerus berupaya untuk mengembalikan
temperatur tubuh kembali ke tingkat “Set-Point”. Set- point disebut juga tingkat
temperatur krisis, yang apabila suhu tubuh seseorang melampaui diatas set-point
ini, maka kecepatan kehilangan panas lebih cepat dibandingkan dengan produksi
panas, begitu sebaliknya. Sehingga suhu tubuh kembali ke tingkat set point. Jadi
suhu tubuh dikendalikan untuk mendekati nilai set point.
Peranan Hipotalamus dalam pengaturan suhu tubuh
Suu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme persarafan umpan balik, dan
hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengatur suhu yang terletak
pada area preoptik hipotalamus anterior. Telah dilakukan perobaan pemnasan dan
pendinginan pada suhu area kecil di otak dengan menggunakan apa yang diesbut
dengan thermode. Alat ini dipanaskan dengan elektrik atau dialirkan air panas,
atau didinginkan dengan air dingin. Dengan menggunakan thermode, are preoptik
hipotalamus anterior diketahui mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif
terhadap panas dan dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor
suhu untuk mengonntrol suhu tubuh. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit
diseluruh tubuh dengan segera mengeluarkan banyak keringat, sementara pada
waktu yang sama pembuluh darah kulit diseluruh tubuh menjadi sangat dilatasi.
Jadi hal ini merupakan reaksi yang cepat untuk mengembalikan suhu tubuh
normal kembali. Oleh karena itu, jelas bahwa area preoptik hipotalamus anterior
memiliki kemampuan untuk brfungso sebagai termostatik pusat kontrol suhu
tubuh. Walaupun sinyal yang ditimbulkan oleh resptor suhu dari hipotalamus
sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian kulit dan
beberapa jaringan khusus dalam tubuh juga mempunyai peran penting dalam
pengaturan suhu. Daerah spesifik dari interleukin-1 (IL-) adalah regio preoptik
hipotalamus anterior, yang mengandung sekelompok saraf termosensitif yang
berlokasi di dinding rostal ventrikel III, disebut juga sebagai korpus kalosum
lamina terminalis (OVLT) yaitu batar antara sirkulasi dan otak. Saraf
termosensitif ini terpengaruh oleh daerah yang dialiri darah dan masukan dari
reseptor kulit dan otot. Saraf yang sensitif terhadap hangat terpengaruh dan
meningkat dengan penghangatan atau penurunan dingin, sedang saraf yang
sensitif terhadap dingin meningkat dengan pendinginan atau penurunan dengan
penghangatan. Telah dibuktikan bahwa IL-1 menghambat saraf sensitif terhadap
hangat dan merangsang cold-sensitive neurons. Korpus kalosum lamina terminalis
(OVLT) mungkin merupakan sumber prostatglandin. Selama demam, IL-1 masuk
kedalam ruang perivaskular OVLT melalui jendela kapiler untuk merangsang sel
memproduksi prostatglandin E-2 (PGE-2); secara difusi masuk kedalam regio
preoptik hipotalamus anterior menyebabkan demam atau beraksi dalam serabut
saraf dalam OVLT. PGE-2 memainkan peran penting sebagai mediator, terbukti
dengan adanya hubungan erat antara demam, IL-1 dan peningkatan kadar PGE-2
di otak. Penyuntikan PGE-2 dalam jumlah kecil kedalam hipotalamus binatang,
memproduksi demam dalam beberapa menit, lebih cepat dari demam yang
diinduksi oleh IL-1. Hasil akhir makanisme kompleks ini adalah peningkatan
thermostatic set-point yang akan memberi isyarat serabut saraf eferen, terutama
serabut simpatis untuk memulai menahan panas (vasokonstriksi) dan produksi
panas (menggigil). Keadaan ini dibantu dengan tingkah laku manusia yang
bertujuan untuk menaikkan suhu dengan tingkah laku manusia yang bertujuan
untuk menaikkan suhu tubuh, seperti mencari daerah hangat atau menutup tubuh
dengan selimut. Hasil peningkatan suhu melanjut sampai suhu tubuh mencapai
peningktan set-point. Peningkatan set-point kembali normal apabila terjadi
penurunan konsentrasi IL-1 atau pemberian antipiretik dengan mengahambat
sintesis PGE-2. PGE-2 diketahui mempengaruhi secara negative feed-back dalam
pelaksanaan IL-1, sehingga dapat mengakhiri mekanisme ini yang awalnya
diinduksikan demam. Sebagai tambahan, arginin vasopresin (AVP) beraksi dalam
susunan saraf pusat untuk mengurangi pyrogen induced fever. Kembalinya suhu
menjadi normal diawali oleh vasodilatasi dan berkeringat melalui peningkatan
aliran darah kulit yang dikenadlikan oleh serbut saraf simpatis.
PATOGENESIS DEMAM
Definisi Demam
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2˚C
(99,5˚F) sebagai akibat dari peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang
dipengaruhi oleh interleukin-1 (IL-1). Demam sangat berguna sebagai penanda
adanya suatu proses inflamasi, biasanya tingginya demam mencerminkan tingkat
dari proses inflamasinya. Dengan oeningkatan suhu tubuh juga dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun virus. Suhu tubuh normal adalah
berkisar antara 36,6˚C-37,2˚C. Suhu oral sekitar 0,2-0,5˚C lebih rendah dari suhu
rektal dan suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari sugu oral. Suhu tubuh terndah pada
pagi hari dan meningkat pada siang dan sore hari. Pada cuaca yang panas dapat
meningkat hingga 0,5˚C dari suhu normal. Pengaturan suhu pada keadaan sehat
atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas.
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan
mekanisme pertahanan hospes. Pad kebnyakan anak demam disebakan oleh agen
mikrobiologi yang dapat dikenali dan demam hilang sesudah masa yang pendek.
Demam pada anak dapat digolongkan sebagai
(1) Demam yang singkat dengan tanda-tanda yang khas terhadap suatu
penyakit sehingga diagnosis dapat ditegakkan melalui riwayat klinis dan
pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa uji laboratorium;
(2) Demam tanpa tanda-tanda yang khas terhadap suatu penyakit sehingga
riwayat dan pemeriksaan fisik tidak memberi keasn diagnosis tetapi uji
laboratorium dapat menegakkan etiologi; dan
(3) Demam yang tidak diketahui sebabnya (Fever of Unknown Origin =
FUO).
Etiologi Demam
Demam terjadi oleh karena perubahan pengaturan homestatik suhu normal pada
hipotalamus yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin, agen biologis
(faktor perangsang koloni granulosit-makrofag, interferon dan interleukin), jejas
jaringan (infark, emboli pulmonal, trauma, suntikan intramuskular, luka bakar),
keganasan (leukimia, limfoma, hepatoma, penyakit metastasis), obat-obatan
(demam obat, kokain, amfoterisin B), gangguan imunologik reumatologik (lupus
eritomatosus sistemik, artritis reumatoid), penyakit radang (penyakit radang usus),
penyakit granuomatosis (sarkoidosis), gangguan endokrin (tirotoksikosis,
feokromositoma), gangguan metabolik (gout, uremia, penykit fbry, hiperlipidemia
tipe 1), dan wujud-wujud yang belum diketahui atau kurang dimengerti )demam
mediterania familial).
Patogenesis Demam
Tanpa memandnag etiologinya, jalur akhir penyebab demam yang paling sering
adalah pirogen, yang kemudian secara langsung mengubah set-pount di
hipotalamus, mengahsilkan pembentukan panas dan konversi panas. Pirogen
adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2 jenis pirogen yaitu pirogen
eksogen da pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti
toksin, produk-produk bakteri dab bakteri itu sendiri mempunyai kemampuan
untuk merngsangn pelepasan pirogen endogen yang disebut dengan sitokin yang
diantaranya yaitu: interleukin-1 (IL-1), Tuor Necrosis Factor (TNF), interferon
(INF), interleukin-6 (IL-6) dan interlekin-11 (IL-11). Sebagian besar sitokin ini
dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi terhadap pirogen
eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus untuk meningkatkan
sekresi prostatglandin, yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan suhu
tubuh.
PIROGE EKSOGEN
Pirogen eksogen biasanya merangsang demam dalam 2 jam setelah terpapar.
Umumnya, pirogen berinteraksi dengan sel fagosit, makrofag atau monosit, untuk
merangsang sintesis interleukin-1 (IL-1). Mekanisme lain yang mungkin berperan
sebagai pirogen eksogen, misalnya endotoksin, beketja langsung pada
hipotalamus untuk mengubah pengatur suhu. Radiasi, racun DTT dan racun
kalajengking dapat pula menghasilkan demam dengan efek langsung terhadap
hipotalamus. Beberapa bakteri memproduksi eksotoksin yang akan merangsang
secara langsung makrofag dan monosit untuk melepas IL-1. Mekanisme ini
dijumpai pada scarlet fever dan toxin shock synforme. Pirogen eksogen dapat
berasal dari mikroba dan non-mikroba.
PIROGEN EKSOGEN
Pirogen eksogen biasanya merangsang demam dalam 2 jam setelah terpapar.
Umumnya, pirogen berinteraksi dengan sel fagosit, makrofag atau monosit, untuk
merangsang sintesis interleukin-1 (IL-1). Mekanisme lain yang mungkin berperan
sebagai pirogen eksogen, misalnya endotoksin, bekerja langsung pada
hipotalasmus untuk mengubah pengatur suhu. Radiasi, racun DDT dan racun
kalajengking dapat pula menghasilkan demam dengan efek langsung terhdapa
hipotalamus. Beberapa bakteri memproduksi eksotoksin yang akan merangsang
secara langsung makrofag dan monosit untuk melepas IL_1. Mekanisme ini
dijumpai pada scarlet fever dan toxin shock syndrome. Pirogen eksogen dapat
berasal dari mikroba dan non-mikroba.
PIROGEN MIKROBIAL
Efek Pirogen Mikrobial
BAKTERI GRAM-NEGATIF
Pirogenitas bakteri Gram-negatif (misalnya Escherichia coli, Salmonela)
disebabkan adanya heat-stable factor yaitu endotoksin, yaitu suatu pirogen
eksogen yang pertama kali ditemukan. Komponen aktif endotoksin berupa lapisan
luar bakteri yaitu lipopolisakarida (LPS). Endotoksin menyebabkan peningkatan
suhu yang progesif tergantung dari dosis (dose-related). Apabila bakteri atau hasil
pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam darah keduanya akan
difagositosis oleh leukosit, makrofag jaringan dan natural killer cell (NK cell).
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan
interleukin-1, kemudian menimbulakan demam. Endotoksin juga dapat
mengaktifkan system komplemen dan aktifasi factor Hageman.
BAKTERI GRAM-POSITIF
Pirogen utama bakteri gram-positif (misalnya Stafilokokus) adalah peptidoglikan
dinding sel. Bakteri gram-positif mengeluarkan eksotoksin, dimana eksotoksin ini
dapat menyebabkan pelepasan daripada sitoksin yang berasal dari T-helper dan
makrofag yang dapat mengnduksi demam. Per unit berat, endotoksin lebih aktif
daripada peptidoglikan. Hal ini menerangkan perbedaan prognosis yang lebih
buruk berhubungan dengan infeksi bakteri gram-negatif. Mekanisme yang
bertanggung jawab terjadinya demam yang disebabkan infeksi pneumokokus
diduga proses imunologik. Penyakit yang melibatkan produksi eksotoksin oleh
basil gram-negatif (misalnya difteri, tetanus, dan botulinum) pada umumnya
demam yang ditimbulkan tidak begitu tinggi dibandingkan dengan gram-positif
piogenik atau bakteri gram-negatif lainnya.
PIROGEN VIRUS
Telah diketahui secara klinis bahwa virus dapat menyebabkan demam. Pada tahun
1958, dibuktkan adanya pirogen yang beredar dalam serum kelinci yang
mengalami demam setelah disuntik virus influenza. Mekanisme virus
memproduksi demam antara lain dengan cara melakukan invasi secara langsung
ke dalam makrofag, reaksi imunologis terjadi terhadap komponen virus yang
termasuk diantaranya yaitu pembentukan antibody, induksi oleh interferon dan
nekrosis sel akibat virus.
Jamur produk jamur baik yang mati maupun yang hidup, memproduksi pirogen
eksogen yang akan merangsang terjadinya demam. Demam pada umumnya timbul
ketika produk jamur berada dalam peredaran darah. Anak yang menderita
penyakit keganasan (misalnya leukemia) disertai demam yang berhubungan
dengan neutropenia sehingga mempunyai resiko tinggi untuk terserang infkesi
jamur invasive.
EFEK ENDOTOKSIN
Pirogen Non-Mikrobial
Fagisitosis Fagositosis antigeb non-mikrobial kemungkinan sangat bertanggung
jawab untuk terjadinya demam, seperti dalam proses transfuse darah dan anemia
hemolitik imun (immune hemolytic anemia).
Kompleks Antigen-antibodi Demam yang disebabkan oleh reaksi hipersensitif
dapat timbul baik sebagai akibat antigen terhadap anti bodi yang beredar, yang
tersensitisasi (immune fever) atau oleh antigen yang teraktivasi sel-T untuk
memproduksi limfokin, dan kemudian akan merangsang monosit dan makrofag
untuk melepas interleukin-1 (IL-1). Contoh demam yang disebabkan oleh
immunologically mediated diantaranya lupus eritmatosus sistemik (SLE) dan
reaksi obat yang berat. Demam yang berhubungan dengan hipersensitif terhadap
penisilin lebih mungkin disebabkan oleh akibat interaksi kompleks antigenantibodi dengan leukosit dibandingkan dengan pelepasan IL-1
Steroid
Steroid tertentu pirogenik bagi manusia. Ethiocholanonlon dan metabolic
androgen diketahui sebagai perangsang pelepasan interleukin-1 (IL-1).
Ethiocholanolon dapat menyebabkan demam hanya bila disuntikan secara
intramuscular (IM), maka diduga demam tersebut disebabkan oleh pelepasan
interleukin-1 (IL-1) oleh jaringan subkutis pada tempat suntikan. Steroid ini
diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya demam pada pasien dengan
sindrom adrogenital dan demam yang tidak diketahui sebabnya (fever of unknown
origin = FUO).
System Monosit-Makrofag Sel mononuclear bertanggung jawab terhadap
produksi interleukin-1 (IL-1) dan terjadinya demam. Granulosit polimorfonuklear
tidak lagi diduga sebagai penanggung jawab dalam memproduksi interleukin-1
(IL-1) oleh karena demam dapat timbul dalam keadaan agranulositosis. Sel
mononuclear selain merupakan monosit yang beredar dalam darah perifer juga
tersebar di dalam organ seperti paru (makrofag alveolar), nodus limfatik, plasenta,
rongga peritoneum dan jaringan subkutan. Monosit dan makrofag berasal dari
granulocyte-monocyte colony-forming unit (GM-CFU) dalam sumsum tulang,
kemudian memasuki peredaran darah untuk tinggal selama beberapa hari sebagai
monosit yang beredar atau bermigrasi ke jaringan yang akan berubah fungsi dan
morfologi menjadi makrofag yang berumur beberapa bulan. Sel-sel ini berperan
penting dalam pertahanan tubuh termasuk diantaranya merusak dan
mengeliminasi mikroba, mengenal antigen dan mempresentasikannya untuk
menempel pada limfosit, aktivasi limfosi-T dan direduksi sel tumor (Tabel 1.1).
Keadaan yang berhubungan degan perubahan fungsi system monosit-makrofag
diantaranya bayi baru lahir, kortikosteroid dan terapi imunosupresif lain, lupus
eritematosus sistemik (SLE), sindrom Wiskott-Aldrich dan penyakit
granulomatosus kronik.
DUA PRODUK UTAMA MONOSIT-MAKROFAG ADALAH
1. Interleukin-1 (IL-1) dan Tumor necroting factor (TNF).
Pirogen Endogen
1. Interleukin-1 (IL-1)
Interleukin-1 (IL-1) disimpan dalam bentuk inaktif dalam sitoplasma sel
sekretori, dengan bantuan enzim diubah menjadi bentuk aktif sebelum dilepas
melalui membrane sel kedalam sirkulasi. Interleukin-1 (IL-1) dianggap
sebagai hormone oleh kareba mempengaruhi organ-organ yang jauh.
Penghancuran interleukin-1 (IL-1) terutama dilakukan di ginjal. Interleukin-1
(IL-1) terdiri atas 3 struktur polipeptida yang saling berhubungan, yaitu 2
agonis (IL-1α dan IL-1β) dan sebuah antagonis (IL-1 reseptor antagonis).
Reseptor antagonis IL-1 ini berkompetensi dengan IL-1α dan IL-1β untuk
berikatan dengan reseptor IL-1. Jumlah relative IL-1 dan reseptor antagonis
IL-1 dalam suatu keadaan sakit akan mempengaruhi reaksi inflamasi menjadi
aktif atau ditekan. Selain makrofag sebagai sumber utama produksi IL-1, sel
kupfer di hati, keratinosit, sel Langerhans pancreas serta astrosit juga
memproduksi IL-1. Pada jaringan otak, produksi IL-1 oleh astrosit diduga
berperan dalam respon imun dalam susunan saraf pusat (SSP) dan demam
sekunder terhadap perdarahan SSP. Fagositosis Antigen Mikrobial dan Nonmikrobial Memproses dan mempresentasikan peran uatam mekanisme
pertahanan sebelum antigen antigen dipresentasikan pada sel-T Aktivasi sel-
T. sel-T menjadi aktif hanya setelah kontak antigen pada permukaan monositmakrofag Tumorisidial umumnya disebabkan oleh TNF. Sekresi dari:
Interferon α dan β Mempengaruhi respon imun, anti virus, anti proliferative
IL-1. Efek primer pada hipotalamus untuk mengindusi demam, aktivasi sel-T
dan produksi antibodi oleh sel-B IL-6 Induksi demam dan hepatic acute phase
proteins, aktivasi sel-B dan stem cell, resistensi non spesifik pada infeksi IL-8
Aktivasi neutrophil dan sintesis IgE IL-11.
Efek pada sel lomfopoetik dan myeloid/eritroid, perangsangan sekresi T-cell
dependent B-cell Tumor necrosis factor aktivasi selular, aktivasi anti tumor.
Prostaglandin beraksi sebagai supresi imun, mengurangi IL-1 Lisozim zat
penting bagi proses peradangan Tabel 1.1. fungsi utama system MonositMakrofag Interleukin-1 mempunyai banyak banyak fungsi, fungsi primernya
yaitu menginduksi demam pada hipotalamus untuk menaikkan suhu. Peran
IL-1 diperlukan untuk proliferasi sel-T srta aktivasi sel-B, maka sebelumnya
IL-1 dikenal sebagai lumphocyte activating factor (LAF) dan B-cell
activating factor (BAF). Interleukin-1 merangsang beberapa protein tertentu
di hati, seperti protein fase akut misalnya fibrinogen, haptoglobin,
seruloplasmin dan CRP, sedangkan sintesis albumin dan transferrin menurun.
Secara karakteristik akan terlihat penurunan konsentrasi zat besi (Fe) serta
seng (Zn) dan peningkatan konsentrasi tembaga (Cu). Keadaan hipoferimia
terjadi sebagai akibat penurunan asimilasi zat besi pada usus dan peningkatan
cadangan zat besi dalam hati. Perubahan ini mempengaruhi daya tahan tubuh
hospes oleh karena menurunkan daya serang mikroorganisme dengan
mengurangi nutrisi esensialnya, seperti zat besi dan seng. Dapat timbul
leukositosis, peningkatan kortisol dan laju endap darah. Fungsi utama
Interleukin-1 induksi demam Stimulasi Prostaglandin E2 (PGE-2) Aktivasi
sel-T dan sel-B. reaksi fase akut respon inflamasi Proteolisis otot Supresi
nafsu makan Absorbsi tulang Stimulasi Kolagenase Rasa kantuk/tidur Tabel
1.2 Fungsi Utama Intereukin-1
2. Tumor Necrosis Faktor (TNF)
Tumor necrosis factor ditemukan pafa tahun 1968. Sitokinin in selain
dihasilkan ileh monosit dan makrofag, limfosit, natural killer cells (sel NK),
sel kupferr juga oleh astrosit otak, sebagai respon tubuh terhadap rangsang
atau luka uang invasif. Sitokin dalam jumlah yang sedikit mempunyai efek
biologic yang menguntungkan. Berbeda dengan IL-1 yang mempunyai efek
langsung terhadap sel tumor. Ia mengubah pertahanan tubuh terhadap infeksi
dan merangsang pemulihan jaringan menajdi normal, termasuk penyembuhan
luka. Tumor necrosis factor juga mempunyai efek untuk merangsang
produksi IL-1, menambah aktivitas kemotaksis dan sitotoksik. Meskipun TNF
mempunyai efek biologis yang serupa dengan IL-1, TNF tidak mempunyai
efek langsung pada aktivasi sem cell dan limfosit. Seperti IL-1, TNF
dianggap sebagai pirogen endogen oleh karena efeknya pada hipotalamus
dalam menginduksi demam. Tumor necrosis factor identic dengan cachetin,
yang menghambat aktivasi lipase lipoprotein dan menyebabkan
hipertrigliseridemia serta cachexia, pertanda adanya hubungan dengan infeksi
kronik. Tingginya kadar TNF dalam serum mempunyai hubungan dengan
aktivitas atau prognosis derbagai penyakit infeksi, seperti meningitis
bakterialis, leismaniasis, infeksi virus HIV, malaria dan penyakit peradangan
usus. Tumor necrosis factor juga diduga berperan dalam kelainan klinis lain,
seperti artritis rematoid, autoimmune disease, dan graft-versus-host disease
3. Limfosit yag Teraktivasi
Dalam system imun, limfosit merupakan sel antigen spesifik dan terdri dari 2
jenis yaitu sel-B yang bertanggung jawab terhadap produksi antibody dan selT yang mengatur sintesis antibody dan secara tidak langsung berfungsi
sebagai sitotoksis, serta memproduksi respon inflamasi hipersensitivit tipe
lambat. Interleukin-1 berperan penting dalam aktivasi limfsit (dahulu disebut
sebagau LAF). Sel limfosit hanya mengenal antigen dan menjadi aktif setelah
antigen diproses dan dipresentasikan kepadanya oleh makrofag. Efek
stimulasi IL-1 pada hipotalamus (seperti pirogen endogen menginduksi
demam) dan pada limfosit-T (sebagai LAF) merupakan bukti kuat dari
manfaat demam. Sebagai jawaban stimulasi IL-1, limfosit-T menghasilkan
berbagai zat seperti yang terdapat dalam table 1.2
4. Interferon
Interferon dikennal oleh karena kemampuan untuk menekan replikasi virus di
dalam sel yang terinfeksi. Berbeda dengan IL-1 dan TNF, interferin
diproduksi oleh limfosit-T yang teraktivasi. Terdapat 3 jenis molekul yang
berbeda dalam aktivasi biologic dan urutasn asam aminonya, yaitu interferonα (INF alfa), interferon-β (INF beta) dan interferon gamma (INF gama).
Interferon alfan dan beta diproduksi oleh hamper semua sel (seperti leukosit,
fibroblast dan makrofag) sebagai respon terhadap infeksi virus, sedangkan
sintesis interferin gama dibatasi oleh limfosiy-T. Meski fungsi sel limfosit-T
pada neonates normal sama efektifitasnya dengan dewasa, namun interferon
(khususnya interferon gama) fungsinya belum memadai, sehingga diduga
menyababkan makin beratnya infeksi virus pada bayi baru lahir. Interferon
gama dikenal sebagai penginduksi makrofag yang poten dan menstimulasi
sel-B untuk meningkatkan antibody. Fungsi interferon gama sebagai pirogen
endogen dapat secara tidak langsung merangsang makrofag untuk
melepaskan iterleuikin-1 (macrophage-activating factor) atau secara langsung
pada pusat pengatur suhu di hipotalamus. Interferon mungkin mempengaruhi
aktivitas antivirus dan sitolitik TNF, serta meningkatkan efisiensi natural
killer cell. Aktivitas antivirus disebabkan penyesuaian dari system interferon
dengan berbagai jalur biokimia yang mempunyai efek anti virus dan bereaksi
pada berbagai fase siklus repleksi virus. Interferon juga memperlihatkan
aktivitas antitumor baik secara langsung dengan cara mencegah pembelahan
sel melalui pemanjangan jalur siklus multiplikasi sel atau secara tidak
langsung dengan mengubah respon imun. Aktivitas antvirus dan antitumor
interferon terpengaruhi oleh meningkatnya suhu. Interleukin-4 9IL-4), yang
menginduksi sintesis imunologi IgE an IgG4 oleh sel polimorfonukerklear,
tonsil atau sel limpa dari manusia sehat dan pasien alergi, dihalangi oleh
interferon gama dan interferon alfa, berarti limfokin ini beraksi sebagai
antagonis IL-4. Interferin melalui kemampuan biologiknya, dapat digunakan
sebagai obat pada berbagai penyakit. Interferon alfa semakin sering dipakai
dalam pengobatan berbagai infeksi virus, seperti hepatitis B, C dan delta.
Efek toksik preparatinterferon diantaranya demam, rasa dingin, nyeri sendi,
nyeri otot, nyeri kepala yang berat, somnolen dan muntah. Demam dapat
muncul pada separuh pasien yang mendapat interferon, dan dapat mencapai
40˚C. efek samping ini dapat diatasi dengan pemberian parasetamol dan
prednisolone. Efek samping berat diantaranya gagal hati, gagal jantung,
neuropati dan pansitopenia.
5. Interleukin-2 (IL-2)
Interleukin-2 merupakan limfokin penting kedua (setelah interferon) yang
dilepas oleh limfosit-T yang teraktivasi sebagai respons stimulasi IL-1.
Interleukin2 mempunyai efek penting pada pertumbuhan dan fungsi sel-T,
Natural killer cell (sel NK) dan sel-B. telah dilaporkan adanya kasus
defisiensi imun kongenital berat disertai dengan efek spesifik dari produksi
IL-2. Interleukin-2 memperlihatkan efek sitotoksik antitumor (terhadap
melanoma ginjal, usus besar dan paru) sebagai hasil aktivasi spesifik dari
natural killer cell (lymphokine-activated killer cell atau LAK), yang memiliki
aktivitas sitotoksik terhadap proliferasi sel tumor. Uji klinis dengan IL-2.
Sedang dilakukan saat ini pada tumor terntentu pada anak. Respon
neuroblastoma tampak cukup baik terhadap terapi imun dengan IL-2.
Sayangnya, terapi imun dengan IL-2 dapat menyebabkan efek kemotaksis
neutrophil yang reversible, diikuti peningkatan kerentanan terhadap infeksi
pada pasien yang menerimanya. Efek samping lainnya diantaranya lemah
badan, demam, anoreksia dan nyeri otot. Gejala ini dapat dikontrol denngan
parasetamol. Interleukin-2 menstimulasi pelepasan sitokin lain, seperti IL-1,
TNF dan INF alfa, yang akan menginduksi aktivitas sel endotel, mendahului
bocornya pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan oedem paru dan
resistensi cairan yang hebat. Penyakit yang berhubungan dengan defisiensi
IL-2 diantaranya SLE (Systemic Lupus Erytematosus), diabetes mellitus
(DM), luka bakar dan beberapa bentuk keganasan
6. Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF)
Dari empat hemopotic colony-stimulating factor yang berpotensi tinggi
menguntungkan adalah erotoprotein, granulocyte colony stimulating factor
(G-CSF), da macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF). Granulocyte-
macrophage colony stimulating factor (GM-CSF) adalah limfokin, meskipun
makrofag dan sel mast juga mempunyai kemampuan untuk memproduksinya.
Fungsi utama GM-CSF adalah menstimulasi sel progenitor hemopoetik untuk
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi granulosit dan makrofag serta
mengatur kematangan fungsinya. Penggunaan dalam pengobatan diantaranya
digunakan untuk pengobatan mielodisplasia, anemia aplastic dan efek
mielotoksik pada pengobatan keganasan serta transplantasi. Pemberian GMCSF dapat disertai dengan terjadinya demam, yang dapat dihambat dengan
pemberian oat anti inflamasi non steroid (Non Steroid Anti Inflamastion Drug
= NASAID) seperti ibuprofen.
VI. KESIMPULAN Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal,
yaitu diatas 37,2˚C (99,5˚F) sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu
di area preoptik hipotalamus anterior yang dipengaruhi oleh interleukin-1 (IL1). Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi
dengan mekanisme tersebut menyebabkan perubahan hospes. Dimana
mekanisme tersebut menyebabkan perubahan pengaturan homoestatik suhu
normal pada hipotalamus yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi,
vaksin, agen iologis, jejas jaringan, keganasan, obat-obatan, gangguan
imunologik-reumatologik, penyakit peradangan, penyakit granulomatosis,
gangguan endokrin, gangguan metabolic, dan bentuk-bentuk yang belum
diketahui atau kurang dimengerti. Jalur akhir penyebab demam yang paling
sering adalah adanya pirogen, yang kemudian secara langsung mengubah
“sel-point” di hipotalamus, menghasilkan pembentukan panas dan konversi
panas. Pirogen adalah suatu zat eksogen dan pirogen endogen. Pirogen
eksogen berasal dari luar tubuh yaitu pirogen microbial dan pirogen nonmikrobial. Pirogen microbial diantaranya seperti bakteri gram positif, bakteri
gram negative, virus maupun jamur, sednagkan pirogen non-mikrobial antara
lain proses fagositosis, kompleks antigen-antibodi, steroid dan system
monosit-makrofag; yang keseluruhannya tersebut mempunyai kemampuan
untuk merangsang pelepasan pirogen endogen yang disebut dengan sitokin
yang diantaranya yaitu interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF),
limosit yang teraktivasi, interferon (INF), interleukin-2 (IL-2) dan
Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-SCF).
Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi
terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus
untuk meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh.
00o00
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz, Alimul Hidayat. 2010. Metode Pendidikan Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Penerbit. Salemba Medika.
Darwis, S.D.2003.Metode Penelitian. Jakarta: EGC.
DepKes, RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Dibuka pada website:
http//www.depkes.co.id. Pada tanggal 6 Januari 2008.
DepKes, RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan Kementrian Kesehatan RI.2010.
Djuanda, Adhi. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Ditjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI. 2013. Laporan Perkembangan Situasi
HIV & AIDS di Indonesia Triwulan 2 Tahun 2013. Jakarta.DinKes Jawa
Timur, 2013.
Hawari, D. 2004. Al-Qur‟an: Ilmu Kedokteran Jika dan Kesehatan Jiwa. Edisi III
(Revisi). Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
Herwani, 2012. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Halim, M.S & Atmoko, W.D. 2005. Hubungan Antara Kecemasan Akna
HIV/AIDS dan Psychologicsl Well-Being Pada Waria yang Menjadi
Pekerja Seks Komersial. Jurnal Psikologi. 15: 17-31.
Kurniawati, 2006. Coping Stres Pada Orang Dengan HIV/AIDS (Sebuah Studi
Kasus). Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Lazarus, R.S & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal and Coping New York:
Spranger.
AMndal, 2010. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Nihayati, A. 2012. Dukungan Sosial Pada Penyandang HIV/AIDS Dewasa.
Skripsi.Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Nugroho, P. 2009. Coping Stres Pada Orang Dengan HIV dan AIDS. Skripsi.
Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Nurbani, F. 2008. Dukungan Soisal Pada ODHA. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma.
Philips, K.D. 2007. Social Support, Coping, and Medication Adherence Among
HIV-Positive Women with Depresson Living in Rural Areas of the
Southeastern United States. AIDS PATIENTS CARE and STDs. 21: 667680.
Rasmun, 2004. Stres, Koping dan Adaptasi. Sagung Seto. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2011. Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Edisi Revisi).
Bandung: CV. Alfabeta.
Stuart & Sunden, 2002. Principles and Practice of psychiatric nursing sixth
edition. St. Louis Missouri: West Line Industrial Drive.
Umar Zein, 2006. 100 Pertanyaan Seputar HIV/AIDS yang Anda Ketahui. USU
Press, Medan.
WHO. 2007. Pencegahan AIDS melalui promosi kesehatan: Masalah yang
sensitive. Bandung: Penerbit ITB.
Husband,A.J.1995. The immune system and integrated homeostatis. Immunology
and Cell Biologi, 73: 377-382.
Roit, I.M. 1991. Essential Immunlogy, 7nd ed. Blackwell Scientific Publication.
London.Baratawidjadja KG dan Rengganis Iris. Imunologi Dasar. 2010. UI press. Jakarta.
Jani dan Kuby. Immunology Basic.2007.
Maurice R.G. O‟Gorman and Albert D. Donnenberg –Handbook of Human
Immunology. 2008. 2 nd ed. 2008. By Taylor & Francis Group, LLC CRC
Press is an imprint of Taylor & Francis Group, an Informa business.
Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan )Digital oleh Google Penelusuran buku).
Yogyakarta: Kaisius. Hlm. Hlm. 17. ISBN 9792111808, 978979111804
Check Iisbn= value (help). Diakses 2009-03-13.
Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 MAret 2009.
Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN
2007019839 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku
Google).
Mahy, BWJ.; vsn Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General
Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1 Check Iisbn=
value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google)
Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and human Disease, London: Elsevier,
ISBN 978-0-12-375145-1 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran
Buku Google)
Yongning H. (2000). “Interaction of the poliovirus receptor rithpoliovirus”(pdf).
PNAS97: 79-84.
Hidari KIPJ (2010). “Glycan Receptor for Influenza Virus”(pdf). The Open
Antimicrobial Agents Journal 2: 26-33.
Mahy, BWJ.; vsn Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General
Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1 Check Iisbn=
value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google)
Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washungton DC: Amrican Siety for
Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X (lihat di Penulusuran Buku
Google).
Cheng, H.: Hammar, L. (2004). Celular Microbiology, Singapore: World
Scientifis.
Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9 (lihat di Penulusuran Buku Google
Carter, JB.; Saunders, VA. (2007). Virology: Principles and Appilacations,
England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0 Check
Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google).
Wagner (2008). Basic Virology, Australia: Blackwell Pulishing, ISBN
2007019839 Check Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku
Google).
Carter, JB.; Saunders, VA. (2007). Virology: Principles and Appilacations,
England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0 Check
Iisbn= value (help) (lihat di Penelusuran Buku Google).
Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005). Microbial Forensics, London.
Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6 (lihat di Penelusuran Buku Google).
Rapley, R. (2005), Nedical Biomedical Handbook, New Jersey: Human Press,
ISBN 978-1-58829-288-9 (lihat di Penelusuran Buku Google).
Zuckerman, AJ,; Banatvala, JE,; Grifths, P. (2009). Principles Practice of Clinical
Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-517994(lihat di Penelusuran Buku Google).
Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey; Jhn
Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-4771-73907-4 (lihat di Penelusuran Buku
Google).
http://khadirmuraj.blogspot.com/2009/06/askep-flu-burung.html.
Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=iddtl
Price, Sylivia Andreson,, Lorrane <c Carty Wilson.2005. Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakrta: EGC Aru w. Sudoyo. 2006. Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Corwin, Elizabeth. 2001
Buku Saku Patofisiologi. Jakarta. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.
2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Cetakan ke-7. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia. 2006.
Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis dan Standar Pelayanan Operasional
Neurologi. Jakarta: PERDOSSI. Gompf, S.G.. 2007. Rabies [online].[cited
March
5th,
2008]
;
[28
screens].
Available
from:
http://www.wmwdicine.com/med/topic1374.html.
Brhamer J., Sande A.M. 2001. Fever of Unknown Origin. In: Walter R.W.,
Merles S.A. Current Diagnosis&Treatment in Infectious Disease. 7th
edition. San Fransisco. Lange Medical Book Mc Graw Hill. 240-246.
Belling L.L. 2005. Fever. http://www.eMedicine.com.Inc?fever?topic359.htm
Dale C.D. 2004. The Febrile Patient. In: Lee Goldman., Dennis Ausiello.
Cecil Textbook of Medicine. Volume 2. 22nd editin. Philadelpia. Saunders.
1729-1733.
Dinarello
A.C.,
Gelfan
A.J.
2001.
Fever
and
Hypertermia.
http://www.harrisononline.com. Ganong F.W. 2003. Temperature
Regulation of Medical Physiology. 21st edition. San Fransisco. Lange
Medical Book Mc Graw Hill. 254-259. Guyton C.A.,
Hall E.J. 1997. Pengaturan Suhu. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakrta. EGC.
1141-1155. Hariyanto W. 1995. Mengapa Kita Demam. Jakrta. Penerbit
Arcan. 1-23. Jawetz E. 2003. Toxin Production. In: Warren L., Ernest J.
Medical Microbiology & Immunology. 7th edition. San Fransisco. Lange
Medical Book.
Mc Graw Hill. 35-44. Kaiser E.G. 2001. Microbiology Home Page.
http://www.cat.cc.nd.us. Kirana S.,
Widjaja T. 2004. Pemeriksaan Keadaan Umum. Dalam: Edhiwan P., J Teguh W.
Buku panduan Diagnosis Fisik di Klinik. Bandung. Concept Publishers.
28-29.
Peterson
J.C.
2002.
Interleukin-1.
http://www.rndsystem.com/image
Powel R.K. 2004. Fever. In: Richard E.B., Robert M.K., Hal B.J. Nelson
Textbook of Pediatrics. Volume 2. 17th edition. Philadeppia. Saunders.
839-941.
Sumarno S.P.S., Herry G., Sri Rezeki s.H.2002. Demam, Patogenesis dan
Pengobatan. Buku Ajar Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis. IDAI.
Edisi 1. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 27-38.
00o00
Download