PELAKSANAAN EKSEPSI SEBAGAI BENTUK PEMBELAAN

advertisement
PELAKSANAAN EKSEPSI SEBAGAI BENTUK PEMBELAAN DALAM
PERKARA PIDANA TERHADAP DAKWAAN YANG BERTENTANGAN
DENGAN PASAL 143 AYAT (2) HURUF b DIPENGADILAN NEGERI
SAMARINDA
Hendra Joni Purnama
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia
ABSTRACT
With the legal protection of literary, Makaterlindung also special rights which are
owned by the creator of a work, especially writing. Besides, the protection to prevent
piracy, and counterfeiting paper. In order to prevent copyright violations especially
chapter 15 UUHC No.. 19, 2002 which is a form of law that is the basis for the
establishment of business a copy of the scientific work, it is necessary to take
preventive measures.
demikian memaksa negara-
P E N D A H U L U A N
negara
A. Alasan Pemilihan Judul
Kemajuan
lain
negara dunia dunia ketiga
ilmu
untuk
mengejar
pengetahuan dan tehnologi
pengembangan
di Barat yang berkembang
pengetahuan
pesat
tehknologi
sejak
abad ke 17
telah membawa
perubahan
migration
nilai
)
terutama
berbagai
Sementara
dalam
ilmu
dan
itu
(value
kehidupan
dalam
dunia ketiga, sampai saat
peradaban manusia.Kondisi
ini
masih
masyarakat
mengalami
peralihan
dari
kehidupan
pola
masyarakat
didasarkan
pada
kepentingan
investasi
agraris ke pola kehidupan
dalam rangka memulihkan
masyarakaat industri yang
kondisi
berpola “ ekonomis “ dan
awal pemerintahanya (pasca
sangat
ekonomi
kapitalis,
Dalam
l966),
sehingga
konteks
inilah
maka
daya
alam
sebagian
besar
negara
dunia
ketiga
berlomba
pada
sumber
(
hutan
tambang, sumber daya air
dan
mineral )
dipandang
membangun bangsa dengan
serta
memandang alam sebagai
konteks ekonomi sense dan
sumber daya atau modal
belum
pembangunan yang sangat
ecological dan sustainable
menguntungkan
sense 11
eksploitasi
sehingga
sumber
daya
dipahami
dalam
dipahami sebagai
Paridigma
tentang
alam
ini
alam yang dilakukan secara
perkembangannnya
berlebihan
melahirkan
dan
terkadang
melupakan
harmoni
lingkungan.
telah
kerusakan
lingkungan hidup
yang
cukup membahayakan. Hal
Kondisi ini ternyata
melanda
pada
Indonesia
yang
ini
dapat
misalnya
dilihat
dari
beberapa
areal
sedang
mencanangkan
hutan di Indonesia yang di
meminjam
istilah
eploitasi secara berlebihan
baru “
orde
pembangunan
“
1
Kondisi ini menyebabkan
kebijakan pemerintah orde
baru
dalam
sumber
dilaksanakan
pengelolaan
daya
alam
lebih
Muaham
demokrasi
alam (
Santosa
2000
pengelolan daya
Yogjakarta
p[elajar hlm 21
pustaka
dengan
ligitimasi
Hak
keberadaan
Pengelolaan Hutan (HPH),
sebagai
berasal
yang
teratur,
dalih
inilah,
dari
dibakar
hutan
dengan
pembangunan,
atau
lingkungan
kosmos
Dalam
yang
konteks
untuk
mempertahankan
beberapa areal hutan yang
keseimabangan
dibangun
menjadi
daerah
hidup
industry
dan
bahkan
kehidupan
lingkungan
untuk
keperluan
manusia
dan
menjadi “ lapangan Golf “,
makhluk lain dalam jangka
juga
panjang perlu
dengan
dalih
ditetapkan
pembangunan dan “ demi
peraturan
kepentingan
“
yang mengatur kelestarian
bahkan dipegunungan Jaya
lingkungan hidup sebagai
Wijaya ( propinsi papua )
system yang harus dijaga
berapa
kelestariannya.
umum
gunung
sekarang
per undangan
yang telah menjadi “jurang
kelangsungan
“
dan
Aturan
lingkungan
menjadi
daerah
hidup termasuk didalamnya
karena
limbah
manusia
pertambangan yang kurang
konteks
dan
berbangsa
tandus
bahkan
memperhatikan
tidak
kelestarian
tersebut
dalam
kehidupan
disebut
dan Bernegara
dengan
hukum
lingkungan.
Kondisi
ini
yang keberadaannya secara
telah
menyebabkan
sosiologis sangat penting,
eksistensi
alam
system
sebagai
semakin
memprihatinkan.
Disisi
kehidupan
dapat
manusia
dilepaskan
karena
merupakan
lembaga
suatu
kemasyarakatan
(social instution )
yang
lain,
berupa
nilai-
tidak
nilai,
kaidah-kaidah
dari
pola
perikelakuan
himpunan
dan
yang
berkisar
pada
pokok
kebutuhan
manusia
22
yang
bersangkutan
Hukum
pada
3.3
dasarnya
Dalam pelaksanaan hukum
merupakan
tersebut
manusia
sebagai
yang
subyek
hukum
dituntut
berfungsi
untuk
menciptakan
suatu
mempunyai
untuk
kesadaran
patuh
terhadap
kaidah
berupa
etika
nilai
dan
ketertiban dalam kehidupan
hukum, dengan kata lain
manusia
baik
terhadap
kepatuhan terhadap hukum
manusia
lain
maupun
selalu tergantung terhadap
lingkungan
kesadaran masyarakat, satu
tercapai
bentuk kesadaran atau nilai
kehidupan
yang terdapat didalam diri
kosmos yang teratur dan
manusia
hukum
akan
dengan
tindakan
yang
tentang
ada,
atau
kata lain yang di harapkan
dan
suatu
bentuk
dalam
terhindar
alam
dari
eksplotasi
berlebihan serta anarkisme.
diktekankan
sebenarnya
dan
sehingga
adalah
fungsi
bukan
terhadap
hukum
suatu
nilai
Kaitanya
dengan
dan
kajian ini untuk menjaga
penilaian
kelastarian lingkungan vis-
klejadian
yang
avis
konkrit dalam masyarakat
daya
pemanfaatan sumber
alam,
telah
ditetapkan dalam undangundang nomor 23 tahun
3
2
Sojono
2001
Sosiologi
hukum Rajawali Jakarta hlm 6
Sojono
penelitian
2001
Pengantar
Hukum,
Jakarta hal 23.
Liberty
2004 tentang pengelolaan
pembangunan
lingkungan hidup dan pada
mengakibatkan
dasarnya
penambangan
bertujuan
untuk
telah
pasir
tidak
mewujudkan pembangunan,
diikuti dengan penanganan
masyarakat
yang
seluruhnya
dan
Indonesia
yang
beriman
bertaqwa
kepada
berorientasi
kelangsungan
hidup.
pada
lingkungan
Disisi
lain
Tuhan Yang Maha esa 5.
penambangan pasir sungai
UU No 23 tahun 2004
tidak
tentang
pengawasan
pengelolaan
lingkungan hidup.
teratur,
kehidupan
konkrit
yang
menimbulkan
lingkungan
akibat pembangunan ini pun
sangat
masih terjadi bahkan telah
perubahan
mencapai
sungai
titik
yang
memprihatinkan.
lingkungan
sebagai
akibat
ini
juga
terjadi pada penambangan
pasir
di
Daerah
Sungai (DAS)
Aliran
Mahakam
tenggarong
Kutai
Kabupaten
kartanegara,
Kebutuhan
masyarakat
terhadap pasir yang sangat
tinggi
kerusakan
sungai
fatal,
sebagai
akibat
yang
berupa
morfologi
yang
dapat
menyebabkan
pembangunana
tidak
tersedia,dapat
persoalan lingkungan hidup
hidup
dan
memperhatikan debit pasir
Tetapi dalam realitas
Permasalahan
tanpa
kerugian
sekitarnya berupa hak atas
tanah sebagai
lingkungan
hidup yang baik dan sehat
tidak terpenuhi.
Sementara
tersebut
hak
sebenarnya
merupakan
hak
juga
yang
dilindungi Undang-Undang
sebagaimana
dalam pasal 5
disebutkan
mengadakan
lebih
ayat
23
Undang-Undang
No
penelitian
lanjut
mengetahui
untuk
fungsi
izin
tahun 2004
Berbunyi
sebagai berikut :
“ setiap
Mahakam
sebagai
atas
instrumen
pengelolaan
orang
berhak
penambangan daerah DAS
lingkungan yang baik dan
lingkungan
sehat “ disamping itu hak
upaya hukum Pemerintah
milik diatas tanah di DAS
Daerah
Mahakam juga merupakan
kartanegara
dalam
hak milik yang dilindungi
pengelolaan
lingkungan
oleh
terhadap
Undang-Undang
sesuai
dengan
Undang-
pasir
hidup
Kabupaten
dengan
PENCEGAHAN
tentang
KERUSAKAN
Agraria
kondisi
ini
Kutai
penambangan
Undang No 5 tahun 60
Pokok-Pokok
dan
judul :
LINGKUNGAN
tentunya bertolak belakang
MELALUI
dengan
HUKUM ADMINISTRASI
pelestarian
alam
INSTRUMEN
yang juga dijadikan slogan
(
oleh pemerintah.
penambangan pasir di DAS
Persoalan
antara
delematis
pembangunan
lingkungan
khususnya
didaerah
penambangan
pasir
Mahakam
tenggaraong
inilah
yang
memberikan
kepada
penulis
DAS
kemudian
inspirasi
untuk
terhadap
Mahakam tenggarong Kab,
dan
kelastarian
Studi
Kutaikartanegara )
B
Perumusan
dan
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
diatas
uraian
maka
merumuskan
penulis
permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana
fungsi
penambangan
izin
daerah
sebagai
instrumen
pengelolaan
di areal
lingkungan
penambangan
lingkungan
hidup
terhadap
praktek
penambangan pasir.
2. Tujuan penelitian
a. Tujuan teoritis
pasir di DAS Mahakam
Secara teoritis hasil
Kab Kutaikartanegara ?
penelitian
ini
diharapkan
akan
menambah
C
Maksud
dan
Tujuan
penelitian
perbendaharaan
kajian ilmiah dalam
rangka
1. Maksud penelitian
a.
Untuk
mengetahui
fungsi
izin
penambangan daerah
sebagai
instrument
pengelolaan di areal
Daerah
Aliran
Sungai
Mahakam
kutai
hukum
tentang
positif
b. Untuk
mengetahui
upaya
hukum
pemerintah
daerah
Kabupaten
Kutai
kartanegara
dalam
di
Indonesia.
Khususnya
tentang
pencegahan
kerusakan
alam
sebagai
akibat
penambangan
kartanegara.
pengelolaan
keilmuan
lingkungan
Tenggarong
kabupaten
pengembangan
di DAS
pasir
Mahakam
kabupaten
Kutai
kartanegara
melalui
instrumen
hukum
Administrasi
telah
yang
ditetapkan
pemerintah.
b. Tujuan Praktis.
mengemukkan bahwa hukum
Memberikan
identik dengan norma tertulis
sumbangan
yang dibuat oleh pihak yang
pemikiran
dan
berwenang, selain itu konsep
kerangka
acuan
ini melihat hukum sebagai
terhadap
usaha
system normatif yang bersifat
pencegahan
otonomi
kerusakan lingkungan
terlepas
hidup sebagai akibat
masyarakat
sehingga
penambangan
masyarakat
harus
di
DAS
pasir
Mahakam
Kab
Kutai
Dalam
karya
dari
kehidupan
2. Spesifikasi penelitian
Spesifikasi
D. Metode Penelitian
menyelesaikan
yang
mematuhinya.
kartanegara.
1.
tertutup,
tulis
ini
metode yang digunakan
ini
adalah studi
deskriptif
yaitu
kasus
penenlitian
yang
beretujuan
menggambarkan keadaan atau
gejala
dengan
Adalah :
penelitian
obyek
penelitian
obyektif- sistimatis -
ilmiah
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan
yang
3. Lokasi penelitian
dipakai
Lokasi penelitian adalah
dalam penelitian ini adalah
daerah
pendekatan
yuridis
DAS Mahakam Tenggarong
normative,
pendekatan
yuridis
normative
pendekatan
adalah
yang
penambangan
Kabupatren Kutai kartanegara
4. Sumber Bahan Hukum
Sumber
bahan
menggunakan konsep legistis
yang dipergunakan
positif,
penenlitian
konsep
ini
pasir
hukum
dalam
ini
diklasifikasikan menjadi dua
dan sekunder, bahan
yaitu :
hukum tersier dalam
a. Bahan
hukum
Primer,
hal ini adalah data-
merupakan bahan hukum
data
yang
instansi
berupa
peraturan
resmi
pemerintah
perundang-undangan yang
yang
dikeluarkan oleh lembaga
menangani
yang
dan
berwenang
yang
berhubungan
dengan
obyek penelitian
b. Bahan hukum Sekunder
Bahan
hukum
pada
betugas
perizinan
pengendalian
lingkungan
hidup,
khususnya
bagi
penambanagan
sekunder
DAS
di
Mahakam
adalah bahan hukum dari
tenggarong Kab Kutai
buku-buku
kartanegara,
literatur,
doktrin dan bahan lain
yang sifatnya
membantu
bahan
Hukum
primer
berhubungan
dan
dengan
obyek yang dikaji
c Bahan hukum tersier
Bahan
hukum
tersier adalah bahanbahan
hukum
sifatnya
informasi
yang
memberikan
tentang
bahan hukum primer
E
Sistematika
Penulisan
Sistematika yang
penulis
pergunakan
dalam
penulisan
karya tulis ini terdiri
dari empat Bab yang
kemudian di uraikan
dalam
Sub
bab
sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
Dalam
ini
bab
diberikan
A. Penge
gambaran
rtian
singkat
Perta
mengenai
mban
subyek
gan
permasalaha
n
sebagai
berikut
:
Penge
rtian
Alasan
lingk
pemilihan
ungan
judul,
hidup
Perumusan
C. Manu
dan
sia
pembatasan
dan
masalah,
lingk
Maksud dan
ungan
Tujuan
hidup
penenlitian,
D. Huku
Metode
m
penenlitian
Lingk
dan
ungan
Sistematika
pembahasan.
Bab
B.
II
Kerangka
teoritis.
E. Peneg
akkan
huku
m
lingk
Dalam
ini
bab
akan
diuraikan :
ungan
Bab
III
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Ku
tai
1. Bab
ini
berisi
skan :
A.
Fu
ng
si
izi
n
pe
na
mb
an
ga
n
pas
ir
di
D
AS
Ma
ha
ka
m
Ka
b
kar
tan
eg
ara
1. O
b
y
e
k
p
e
n
a
m
b
a
n
a
g
a
n
2. S
u
b
y
e
k
u
m
p
e
a
n
d
a
m
m
i
b
n
a
i
n
s
g
t
a
r
n
a
3. P
s
e
i
m
4. P
b
e
e
n
r
e
l
g
a
a
k
k
u
a
a
n
n
h
h
u
u
k
k
u
m
a
n
m
e
l
a
Bab IV Penutup
1. Bab
a
ini
l
merupakan
u
bab
i
terkhir
,
yang
yang
berisikan
A.
H
u
Kesimu
k
plan
u
dan
m
B. SaranSaran
p
e
r
Daftar Pustaka
d
a
t
a
,
[1] Achmad S. Soema Dipraja, Pokokpokok Hukum Acara
Pidana
Indonesia,
Alumni,
Bamdung,1981
p
[2] Gerson W, Bawangen, Hukum
i
Pidana Indonesia,JB
d
Wolters,
Jakarta.
Praktek,
Jakarta
1979
1981
[3] Jhon Z. Laoudoe, Beberapa Aspek
[4] Subekti R. RIB.HIR Dengan
Hukum Materiil dan
Penjelasan, Politea ,
Hukum Acara Dalam
Bogor, 1980
Download