TUGAS KOMUNIKASI PENDIDIKAN Dosen : Muh. Samsudin M.Pd Komunikasi Pendidikan DanPerubahan Sosial Budaya OLEH KELOMPOK 7 : Muflkh Najib Painah M. Rizal Alfadeti Wulandari Anas PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011 A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu cara utama dalam melakukan hubungan dengan masyarakat. Segala bentuk komunikasi akan memberikan kemudahan dalam penanaman sebuah nilai yang akan membentuk nilai sosial dari sebuah masyarakat tertentu. Dalam hal ini komunikasi yang perlu dan sangat dibutuhkan untuk dibangun adalah komunikasi dalam bidang pendidikan. Karena pada dasarnya pendidikan ingin merubah suatu masyarakat menjadi lebih baik, dan yang terutama ingin mentransfer nilai yang ada di dalam sebuah masyarakat untuk dapat diteruskan dan dikembangkan. Dengan adanya komunikasi yang terbangun dan sehat diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dan baik bagi masyarakat yang ada. Sehingga diharapakan budaya dan sosial masyarakat setempat dapat berkembang , dan dengan adanya komunikasi yang terbangun tersebut dapat menjadi penghubung dan pengontrol dalam tumbuh kembangnya budaya dan sosial masyarakat setempat. Sehingga pembahasan dalam makalah ini akan menggambarkan seberapa penting komunikasi pendidikan memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosial budaya. Hal ini diperlukan agar perkembangan sosial budaya dapat dilakukan dan direncanakan dengan baik dan benar sesuai dengan keperluan dan latar belakang bangsa. Maka daripada itu sebagai sang penerus untuk mengembangkan sosial budaya ini, kita perlu sebuah pendidikan yang baik dan sedalam mungkin, yang diberikan dengan komunikasi yang optimal dalam bidang pendidikan. Pembahasan komunikasi pendidikan dan perubahan sosial budaya ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaiman pentingnya sebuah komunikasi pendidikan memberikan pengaruh pada perkembangan sosial budaya. Selain itu diharapkan agar dapat menggunakan komunikasi dalam bidang pendidikan seoptimal dan seefisien mungkin agar dapat dilakukan sebuah proses belajar yang baik. B. Pembahasan 1. Komunikasi,Pendidikan, dan Budaya sosial Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang menyampaikan sebuah atau beberapa informasi agar terjadi saling mengerti terhadap sesuatu itu. Dalam komunikasi terdapat beberapa elemen, seperti komunikan, komunikator dan alat untuk komunikasi. Dalam hal ini alat yang dapat digunakan sebagai komunikasi sangat banyak dan berbeda-beda. Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi, namun yang paling pokok ada dua macam yaitu bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang dengannya maka sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu : a) Pengirim informasi (komunikator) b) Pesan c) Komunikate atau penerima pesan d) Umpan balik atau tanggapan Pendidikan merupakan usaha yang sadar dan terencana yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Pengembangan potensi tersebut merupakan sebsuatu yang akan diperlukan oleh drinya untuk dapat digunakan dalam hidup baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat yang ada. Pada dasarnya tujuan pendidikan yaitu agar semua dapat memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan dapat digunakan dalam hidupnya yang berorientasi kepada masyarakat. Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat yang berkenaan dengan cara manusia hidup. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatana pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, sikap yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. 2. Hubungan masyarakat sebagai objek ilmu komunikasi a. Komunikasi Paradikmatik dalam Konsep HubunganMasyarakat Komunikasi paradigmatik adalah komunikasi yang berlangsung menurut suatu pola dan mempunyai tujuan tertentu (ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi). Tujuan dari komunikator menimbulkan reaksi dalam bentuk efek pada sasaran. Komunikasi adalah suatu proses, maka dalam prose situ sedikitnya ada tiga unsure yaitu : komunikator, komunikan dan pesan. Kasus : Gejala alam dalam bentuk awan mendung tersebut merupakan informasi bagi Anda, tetapi itu bukan komunkasi karena tidak ada komunikatornya. Hal tersebut perlu ditegaskan bahwa miscommunication/salah tafsir disebabkan karena tidak jelasnya sesuatu yang dikatakan seseorang dan tidak jelasnya kepada siapa kata-kata itu ditujukan. Berlangsungnya komunikasi ada yang tanpa media dan ada yang melalui media. Secara teoritis penjelasannya demikian. a) Proses komunikasi secara primer Proses penyampaian paduan pikiran dan perasaan seseorang secara langsung kepada orang lain dengan menggunakan lambang/symbol/bahasa (verbal dan nirverbal: isyarat, gambar, warna) b) Komunikasi tatap muka sebagai komunikasi primer Komunikasi tatap muka ini berlangsung dalam dua jenis, yakni komunikasi antarpersona dan kelompok. c) Proses komunikasi sekunder Penyampaian paduan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan sarana sebagai media (media massa dan nirmassa) b. Komunikasi dan Opini public Publik, yaitu sekelompok orang yang bersama-sama dipengaruhi oleh suatu kegiatan atau gagasan khusus (John Dewey). Opinion, pengekspresian suatu sikap mengenai persoalan yang mengandung pertentangan (Cultip dan Center). Dengan demikian, sikap yang merupakan paduan dari pikiran dan perasaan itu pada suatu ketika dapat diekspresikan dalam bentuk tindakan /opini secaara verbal. Selama opini itu merupakan opini individu seseorang, tidak akan menimbulkan permasalahan. Akan tetapi apabila opini itu merupakan opini publik, menyangkut orang banyak maka akan menimbulkan permasalahan. Dalam pendekatan komunikasi Berelson melihat opini publik dari proses komunikasi lengkap dengan semua komponennya: komunikator, pesan, komunikan, efek. Maka opini publik adalah efek komunikasi dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontroversial dari sejumlah orang sebagai pengekspresian sikap terhadap masalah sosial yang menyangkut masalah umum. Timbulnya opini publik pada seseorang atau sejumlah komunikan disebabkan ia/mereka menerima suatu pesan dari komunikator. Dan pesan itu merupakan masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum, termasuk kepentingan ia/mereka itu. Mula-mula pesan diterima dengan sikap saja, tetapi kemudian mereka ekspresikan kepada orang-orang lain. Terjadilah proses komunikasi yang di antara mereka ada yang pro-kontra terhadap masalah sosial tadi. 3. Komunikasi sebagai prosese sosial a. Hakikat proses Sosial Studi tentang peranan komunikasi dalam proses sosial banyak dikaitkan dengan asumsi-asumsi bahwa perubahan sosial (social change) dapat disebabkan karena komunikasi. Komunikasi merupakan sebuah kekuatan yang bisa digunakan secara sadar untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku masyarakat, terutama dalam menerima gagasan-gagasan baru dan teknologi baru. Hal ini menjadi sebuah keyakinan para pakar dari berbagai disiplin ilmu, dan salah satunya adalah Arifin yang mengemukakan bahwa keyakinan tersebut menjadi penyebab berkebangnya kajian tentang difusi. Santoso S. Hamijoyo mengemukakan konsep tentang komunikasi partisipatoris di mana partisipasi masyarakat secara sadar, kritis, sukarela, murni, dan bertanggungjawab memang baik. ”Baik” bukan sekedar karena bahwa dengan demikian ada kemungkinan biaya pembangunan menjadi murah, tetapi ”baik” karena memang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar membangun masyarakat, bangsa, dan negara. b. Komunikasi dan perubahan sosial Beberapa asumsi yang mendasari kajian perubahan sosial di mana komunikasi terlibat di dalamnya antara lain: pertama, bahwa proses komunikasi menghasilkan perubahan-perubahan pengertian. Hal itu bukan saja terjadi secara individual, bahkan bisa bersifat sistemik. Young Yun Kim mendefinisikan komunikasi sebagai pertukaran informasi di antara dua sistem yang mengatur dirinya sendiri. Kedua, pertukaran informasi mempunyai tujuan pendidikan, hiburan, persuasi, dan sebagainya. Melalui proses inilah teori pembelajaran sosial melihat bahwa setiap manusia memiliki suatu sikap atau nilai atau pandangan tertentu terhadap dunianya. Ketiga, bahwa dalam proses komunikasi terjadi sosialisasi nilai. Wilbur Schramm menyatakan bahwa kegiatan komunikasi juga dapat dilihat dari kedudukan fenomena dalam kehidupan sosial. Komunikasi pada dasarnya membuat individu menjadi bagian dari lingkungan sosial. Keempat, bahwa kegiatan komunikasi mempunyai efek yang spesifik. Teori komunikasi yang paling banyak membahas masalah efek adalah komunikasi massa, khususnya efek media. Asumsi kelima, komunikasi telah terbukti sebagai cara yang efektif dalam penyebaran ide-ide baru kepada masyarakat yang terdiri atas inovasi. Kemudian, asumsi keenam ialah komunikasi merupakan cara penularan perilaku. Asumsi ketujuh bahwa motivasi berprestasi secara korelatif digunakan dengan cara memanfaatkan media massa. Asumsi kedelapan bahwa komunikasi memiliki keterbatasan dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan. Karena, komunikasi bukan satu-satunya komponen yang menentukan perubahan. c. Komunikasi sebagai proses sosial Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosialstruktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial. Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (Nurudin, 2004) sebagai berikut : 1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah perubahan. 2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat. 3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup. 4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan sosial. Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat. Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarakat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja, tetapi juga lembaga-lembaga sosial (pers, humas, universitas), asosiasi pers, asosiasi humas, organisasi desa, dan berbagai lembaga lainnya. Bentuk lembaga tersebut dapat dipertahankan dan tidak sangat tergantung dari peran komunikasi. Jika dalam musyawarah anggota memutuskan suatu asosiasi bubar, tentu tidak dapat dipertahankan lagi. Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru bagi manusia. Menurut Koentjaraningrat istilah peradaban dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti kesenian dan ilmu pengetahuan. Komunikasi telah mengantarkan peradaban negara Barat menjadi maju dalam ilmu pengetahuan. Komunikasi ialah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat. Berbagai nilai (value), norma (norm), peran (role), cara (usage), kebiasaan, tata kelakuan, dan adat dalam masyarakat yang mengalami penyimpangan akan dikontrol dengan komunikasi, baik melalui bahasa lisan maupun perilaku nonverbal individu. Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan di dalam sosialisasi nilai ke masyarakat. Misalnya saja, bagaimana sebuah norma kesopanan disosialisasikan kepada generasi muda dengan menggunakan contoh perilaku orang tua dan nasihat langsung. 4. Komunikasi dalam perspektif perubahan sosial a. Perkembangan Diri (konsep diri) menurut George Herbert Mead : Proses Membangun Makna tentang Diri Diri adalah objek social yang selalu dibagi dengan orang lain pada sebuah proses yang diberi nama interaksi.Pada saat seseorang berinteraksi dengan orang lain , individu akan melihat pada dirinya tentang bagaimana cara orang lain menilai, memperlakukan dan berbuat terhadap dirinya. Mead menjelaskan perkembangan diri individu dengan empat tahapan, yaitu : 1. Tingkat Persiapan ( Self Identification/ The Prepatory Stage ) Tahap ini merupakan tahap paling awal. Pada tahap ini seorang bertindak meniru orang dewasa. 2. Tingkat Permainan Significant Others/ The Play Stage ) Tahaap permainan dimulai ketika seorang anak mulai belajar menghubungkan antara bahasa dan makna yang dimilikinya 3. Tingkat Pertandingan (The Game stage ) Tingkat pertandingan merupakan faseindividu mewakili suatu kelompok dan merasa perlu menerima perspektif individu lain secara bersamaaan. 4. Tingkat Kelompok Referensi (The Reference Group ) Menurut Horton dan Hunt (1989 : 405 ) biasanya diartikan sebagai kelompok yang menjadi model / penuntun bagi keputusan dan tindakan seseorang. Menurut Shibutans, merupakan tingkat ke empat dari perkembangan diri sendiri, yang merupakan cirri masyarakat maju terutama urban industrial. b. Representasi Perilaku Komunikasi dalam Penggunaan Bahasa Verbal dan Nonverbal Bahasa verbal dan nonverbal dalam system social sebagai sarana berbagai pengalaman diantara anggota system social, merupakan aspek strategis. Peserta komunikasi melalui komunikasi verbal bisa berbagi pengalaman dan membangun pengalaman tanpa harus terlibat langsung dengan pengalaman yang dimiliki masing masing. Melalui kata kata seseorang dapat mempengaruhi orang lain, bertukar pikiran , mencari informasi.Disinilah kekuatan bahasa verbal teruji dalam sebuah komunikasi. Lambang lambing nonverbal juga memiliki pengaruh spesifik dalam perilaku komunikasi manusia. Pesan nonverbal memilki pengaruh lebih besar ketimbang pesan verbal itu sendiri.Perkembangan Anak dalam Merespons Lingkungan : Teori Kognitif dari Piaget dan Delapan Tahapan Kehidupan dari Erik Erikson Teori Perkembangan Kognitif Piaget Teori ini menjelaskan cara anak beradaptasi dan melakukan interpretasi objek dan kejadian disekitarnya. Dalam pembentukan makna, anak adalah “actor” yang aktif dalam mengembangkan pengetahuan tentang realitas. Anak tidak menerima stimulus yang datang dari luar secara pasif. Pengalaman sebelumnya mempengaruhi proses modifikasi dunia sekitarnya, sehingga interpretasi terhadap informasi yang diterima berlangsung seiring perkembangan dirinya dalam dimensi waktu. Namun demikian, Piaget melihat perkembangan itu bersifat gradual. Piaget membuat sebuah tahapan perkembangan kognitif anak sesuai dengan dimensi waktu yang ia gunakan untuk menyusun tahapan tersebut. a) Siklus Kehidupan Individu dari Erikson dan Elaborarsi Horton dan Hunt Erikson mencoba menjelaskan perkembangan anak sampai menjelang masa dewasa dengan konsep sosialisasi siklus kehidupan (life socialization). Setiap tahap perkembangan menurut erikson adalah krisis identitas. Tahap 1- 3 : fenomena krisis identitas anak anak dan remaja Anak mendapat definisi diri dehubungan interaksi social dengan kingkungannya. Tahap 5 & 6 : fenomena krisis identitas yang ditandai berkembangnya otonomi anak dalam melihat diri dan hubungannya dengan lingkungan. Tahap 7 & 8 : tahap yang berkembang pada masa dewasa dan masa tua Menurut Horton dan Hunt : tahap yang krusialyaitu tahap ketiga dan selanjutnnya 5. Komunikasi pendidikan menjadi agen perubahan sosial budaya Peran komunikasi dalam bidang pendidikan memegang posisi paling penting. Dalam proses belajar mengajar ada yang disebut dengan teknik dan strategi mengajar. Kedua hal tersebut tidak lah cukup untuk menjadikan proses belajar menjadi baik, sehingga perlu adanya sebuah komunikasi yang baik yang dapat menjadikan kedua hal tersebut menjadi bermakna. Dengan demikian komunikasi pendidikan merupakan sebuah komunikasi yang terjadi di dalam proses pendidikan tersebut. Sehingga komunikasi di sini tidak lagi dalam bentuk makna yang bebas,namun komunikasi yang dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut telah tampak dan dapat diketahui oleh banyak orang, karena tujuan tersebut telah tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara(GBHN). Yang pada intinya tujuan pendidikan adalah membangun diri sendiri dan masyarakat yang ada.Di sini terlihat bahwa komunikasi pendidikan merupakan sebuah komunikasi yang digunakan, agar seseorang dapat membangun diri sendiri dan dapat juga membangun orang lain atau masyarakatnya. Perubahan sosial budaya merupakan perubahan struktur sosial dan pola budaya yang terjadi di dalam suatu masyarakat tertentu. Perubahan ini merupakan gejala umum yang dapat terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan ini terjadi karena sifat manusia yang ada, yaitu selalu ingin mengadakan perubahan. Maka disinilah letak titik temunya urgensi dari adanya sebuah komunikasi pendidikan dengan perubahan sosial budaya. Dengan adanya komunikasi pendidikan yang tertata dan terarah maka rasa ingin berubah yang ada pada diri manusia menjadi terarah dan baik pula. Mengingat bahwa perubahan sosial budanya merupakan perubahan yang dilakukan oleh seseorang yang melebar menjadi masyarakat luas, sehingga sebuah komunikasi pendidikan akan sangat memberikan pengaruh banyak terhadap perubahan tersebut. C. Penutup Dari uraian yang telah dipaparkan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Bahwa komunikasi pendidikan merupakan sebuah komunikasi yang terjadi pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Namun komunikasi yang dimaksud di sini bukanlah komunikasi yang bebas, akan tetapi komunikasi yang terarah pada satu unsure yaitu komunikasi dalam sebuah pendidikan. Sehingga komunikasi ini bertujuan agar sebuah pendidikan dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial. Perubahan sosial budaya merupakan perubahan struktur sosial dan pola budaya yang terjadi di dalam suatu masyarakat tertentu. Perubahan ini merupakan gejala umum yang dapat terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan ini terjadi karena sifat manusia yang ada, yaitu selalu ingin mengadakan perubahan. Maka disinilah letak titik temunya urgensi dari adanya sebuah komunikasi pendidikan dengan perubahan sosial budaya. Sehingga dibutuhkannya suatu komunikasi dalam pendidikan yang dapat menjadikan sebuah rasa ingin berubah dari manusia atau individu menuju lebih baik, terarah, dan teratur, serta dapat manjadi suatu perubahan yang baik dan bermanfaat bagi sosial budaya masyarakat itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Cangara. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada http://amie.aksespraktis.net/?p=17 http://gunheryanto.blogspot.com/2009/08/komunikasi-pendidikan.html http://kodzan.blogspot.com/2010/03/komunikasi-sebagai-proses-sosial.html http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/07/komunikasi-dan-pendidikan.html Mulyana,Deddy. 2009. Komunikasi Antar Budaya. Bandung. Rosda Karya _____________ 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Bandung. Rosda Karya _____________ 2011. Komunikasi Kontekstual. Bandung. Rosda Karya Nurudin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Rajawali Press Panuju, Redi. 1997. Sistem Komunikasi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.