Budidaya Ikan Air Tawar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Dampak globalisasi merupakan hal yang sangat serius saat ini. Akibat yang
ditimbulkan dari globalisasi sudah melebar kemana-mana, mulai dari sosial, budaya
hingga perekonomian. Untuk itu, agar keberlangsungan hidup suatu makhluk hidup tidak
terganggu, kita harus peka dan cermat dalam bertindak terutama terhadap alam. Banyak
diantara kita yang sudah merasa sombong, sehingga untuk kebaikan diri sendiripun tidak
diperdulikan lagi. Mulai dari makan makanan instan yang banyak mengandung bahan
kimia lalu sampahnya dibuang di sembarang tempat. Saat kita maka makan makanan
instan/siap saji, kesehatan kita menjadi terganggu. Dan apabila bungkus makanan yang
juga menngandung zat kimia tersebut dibuang sembarangan, itu juga akan mengganggu
aktivitas alami yang dilakukan oleh alam.
Jika sampah yang mengandung zat kimia tersebut atau biasa disebut sampah
anorganik masuk kedalam perairan baik kolam,sungai maupun laut, tentu itu akan sangat
menghambat ekosistem yang ada. Apabila sampah-sampah tersebut masuk kedalam
kolam dan dibiarkan saja, lama kelamaan kolam tersebut menjadi kotor sehingga airnya
pun keruh. Air yang keruh dapat menghambat masuknya oksigen dan cahaya matahari
sehingga kehidupan di bawah air pun menjadi terganggu. Itu merupakan akibat yang
ditimbulkan dari sampah yang berada di dalam kolam yang tentunya saja masih bias di
tanggulagi dengan cara membersihkannya secara teratur. Namun apabila sampah-sampah
anorganik tersebut mencemari air sungai maupun laut.
Tentu saja membersihkannya memerlukan tenaga dan waktu ekstra. Bahkan tak
sedikit juga air sungai dan laut yang berhasil dibersihkan. Contohnya saja air laut yang
berda di sekitar kantor camat Bengkong Sadai. Di bawah jembatan tersebut ada air laut
yang sudah banyak sekali tumpukan sampah, dan warna airnya pun sudah berubah
menjadi hitam legam. Bau yang ditimbulkan akibat tumpukan sampah itupun sudah
sangat menyengat. Apabila hal itu sudah terjadi, tentu saja makhluk hidup yang hidup di
dalamnya sudah mati. Makhluk hidup yang disebutkan disini adalah populasi ikan. Ikan
tidak bisa mencari makan di tempat yang gelap karena air yang sudah bewarna hitam.
Ikan juga memerlkan oksigen untuk bernafas, namun oksigen pun sudah tidak bisa
mencapai kedalam laut Karena disitupun tidak ada proses fotosintesis yang dikarenakan
tumbuhan pun tidak bisa hidup ditempat yang kotor dan penuh zat kimia tersebut, dimana
cahaya matahari pun sulit menembus hitamnya air laut. Bagaimana bisa tumbuhan
mampu melakukan fotosintesis tanpa cahaya matahari yang merupakan bahan utamanya.
Masalah yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan tersebut berdampak langsung
kepada makhluk hidup yang berada disekitarnya. Secara tidak langsung, hal tersebut
dapat berakibat pada system perekonomian dunia. Yang mana apabila laut tercemar tentu
saja ikan-ikan dan makhluk hidup lain yang berada di laut akan terganggu ekosistemnya.
Sehingga yang mata pencahariannya mengandalkan laut, akan mengalami kendala.
Contohnya nelayan yang mencari ikan di laut. Pendapatannya akan mulai berkurang
karena hasil tangkapannya yang sedikit. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari nelayan
tersebut harus menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Sehingga harga di pasaran pun
menjadi sangat tinggi. Banyak para pembeli yang mengeluhkan harga ikan yang sangat
mahal. Sedangkan masyarakat perlu mengonsumsi ikan sebagai kebutuhan vitaminnya.
Untuk itu, saat ini banyak pelatihan pembudidayaan ikan. Untuk kalangan
profesional biasanya membudidayakan ikan air laut dengan membuat semacam
bendungan di daerah laut yang dianggap memiliki potensi untuk perkembangan ikan.
Namun, karena kita masih dalam tahap belajar untuk mempersiapkan diri membuat suatu
usaha, maka dalam pelajaran muatan local memilih pembudidayaan air tawar dengan
menggunakan kolam. Karena pembudidayaan ikan air tawar dengan media kolam
dianggap praktis dan cocok untuk pemula. Dan modal yang dikeluarkannya pun tidak
besar.
Kini budidaya ikan marak dikembangkan di masyarakat. Budidaya ikan dilakukan
karna banyak ikan-ikan sekarang menuju kelangkaan sehingga harganya pun menjadi
sangat mahal. Pembudidayaan ikan merupakan alternatif masyarakat untuk dapat
mengonsumsi ikan-ikan yang berkualitas dengan harganya yang murah dan perawatannya
yang juga tidak terlalu rumit. Apalagi, jika sudah panen, ikan-ikan tersebut bisa
menghasilkan keuntungan yang berlimpah. Keadaan ekonomi juga faktor penting yang
menuntut pembudidayaan ikan, karena populasi usia produktif yang tidak sebanding
dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Untuk itu, anak-anak usia remaja yang duduk
di bangku sekolah menengah atas telah dipersiapkan sejak awal untuk menyikapi masalah
perekonomian yang ada. Sehingga nantinya setelah lulus dari sekolah menengah atas,
siswa tidak canggung dalam terjun ke dunia kerja. Bukan hanya untuk bekerja, ilmu yang
didapat di SMA terutama di mata pelajaran muatan local, siswa dididik dan dilatih dalam
menciptakan lapangan pekerjaan dengan membuat sebuah karya atau menghasilkan
sesuatu dari alam.
Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah satu dari sekian banyak
bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat bermanfaat bagi manusia sebab
didalamnya terdapat bermacam zat – zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti :
protein, vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin B2 selain itu apabila dibandingkan dengan
sumber penghasil protein lain seperti daging, susu, dan telur harga ikan relative paling
murah.
Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan potensial besar untuk usaha
budidaya yang meliputi perairan umum seluas 141.690 hektar, sawah (mina padi) seluas
88.500 hektar dan, perairan kolam seluas 375.800 hektar (Cahyono B, 2000). Ikan selain
dikonsumsi ada juga yang dinikmati sebagai kesenangan, semisal ikan hias dengan
berbagai jenisnya. Menurut Mulyadi I. (1990), mengatakan bahwa ikan hias merupakan
salah satu organisme budidaya yang penting sebagai komoditas perdagangan, baik
didalam maupun diluar negeri. Dewasa ini terlihat adanya kecenderungan masyarakat
untuk menikmati, memiliki, dan membudidayakan ikan hias. Daya tarik kepuasan batin
dan keuntungan materi yang didapat dari ikan hias telah membangkitkan minat
masyarakat untuk memelihara dan membudidayakannya. Ikan koi merupakan salah satu
jenis ikan budidaya air tawar yang banyak dibudidayakan oleh petani baik budidaya
pembenihan, pembesaran, di kolam pekarangan ataupun air deras.
Mengingat pentingnya ikan bagi manusia, tak heran bila manusia berusaha
mendapatkan ikan dalam jumlah yang mencukupi, antara lain dengan mengusahakan
melakukan pencarian disumbernya yakni laut dan adapula yang memiliharanya dengan
sebaik – baiknya yang lazim disebut dengan usaha perikanan, pemeliharaan ikan ada yang
dilakukan langsung di laut dan adapula sebagian pemeliharaanya dilakukan di kolam –
kolam yang sengaja dibuat oleh pengusaha,
Ikan yang pemeliharaannya di kolam – kolam biasanya adalah ikan air tawar yang
pemeliaharaannya secara keseluruhan dilakukan di dalam kolam – kolam yang telah
disediakan oleh para pengusaha perikanan air tawar ini. Peluang usaha perikanan yang
cukup banyak diminati adalah pembudidayaan ikan mas.
Budidaya Ikan Mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena ikan
mas memiliki cita rasa yang cukup tinggi, sehingga banyak disukai oleh konsumen.
Daging ikan mas yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur.
Di beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai masakan dengan bahan ikan mas
karena memang cukup populer. Selain itu ikan mas juga dikenal memiliki tingkat
pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan. Dalam masa
pemeliharaan 4 sampai 5 bulan ikan mas bisa mencapai bobot 500-1000 gr/ekor. Selain
itu Ikan Mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga mudah dalam
memasarkannya.
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras
disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan
cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan
warnanya.
Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian
punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara
panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap;
punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka
berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara
3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada
ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban,
lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relative panjang;
penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif;
perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacammacam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna
tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi,
platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail
hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian
banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena
diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan
mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk
dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas
Teleostrei. yang sudah
lama
dibudidayakandan terdomestikasi
dengan
baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu
sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dansubvarietas
ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan
hias.
Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan mas memiliki keistimewaan karena
banyak strain/ras.Hal ini disebabkan karena:
1) penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas
dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara geografis terisolasi,
2) daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan,
3) akumulasi mutasi dan
4) seleksi secara alami maupun oleh karya manusia (Hulata, 1995).
Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam
ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m dpl.). Strain
tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa
strainyang sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah Majalaya, Punten, Sinyonya,
Domas, Merah/Cangkringan, Kumpai dan sebagainya (Hardjamulia, 1995).
Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan ditemukannnya
teknologi pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring apung) dan KAD
(kolam air deras). Dengan demikian kebutuhan benih makin meningkat.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Mengingat ini merupakan tugas pelajaran muata local atau PBLH, maka tujuan utama
dari pembuatan katya ilmiah inio adalah untuk lebih mengenal lingkungan di sekitar kita.
Lingkungan tidak hanya dimanfaatkan saja, akan tetapi juga di pelihara agar lingkungan
tetap bisa digunakan untuk anak cucu kita kelak. Berikut tujuan dari penulisan karya
ilmiah ini :





Memenuhi tugas muatan lokal
Belajar pembudidayaan ikan
Persiapan diri menjadi wirausahawan
Menciptakan sikap wirausaha
Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan positif
1.3 RUMUSAN MASALAH
 Apa yang melandasi terjadiya pembudidayaan ikan?
 Mengapa pembudidayaan ikan harus dilakukan?
 Bagaimana hasil yang dicapai dari pembudidayaan ikan?
1.4 METODE PENULISAN
 Sedikit observasi
 Studi pustaka (internet)
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman
Halaman judul
Halaman pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Rumusan masalah
1.4 Metode penulisan
1.5 Sistematika penulisan
Bab II landasan materi
2.1 Pengertian/sejarah pembudidayaan ikan
2.2 Hama dan penyakit
2.3 Langkah-langkah pembudidayaan ikan
2.4 Persyaratan lokasi pembudidayaan ikan
2.5 Manfaat
Bab III Prosedur Kegiatan
3.1 Sentra perikanan
3.2 Pedoman teknis budidaya
3.3 Panen
3.4 Pascapanen
3.5 Analisis ekonomi budidaya
Bab IV hasil percobaan dan analisa
Bab V penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Lampiran foto
Daftar pustaka
BAB II
LANDASAN MATERI
2.1 SEJARAH PEMBUDIDAYAAN IKAN
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak dibatasi secara
tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai averteberata, penghuni
perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI
no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha
agribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan pangan bagi manusia. Selain
itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), dan mungkin
juga untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidayakan ikan, termasuk kegiatan menyimpan,mendinginkan atau
mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku
usaha (komersial/bisnis).
Pada awal tahun 60-an, wajah perikanan di Indonesia masih sangat menyedihkan.
Sebagai negara maritim yang mempunyai potensi besar akan hasil laut, dapat dikatakan
sangat langka usaha-usaha pemanfaatannya.
Perikanan di laut hanya dikelola oleh nelayan-nelayan tradisional yang menggunakan
alat penangkapan, pengolahan serta pemasaran dengan cara yang masih sangat sederhana dan
jauh terbelakang dibandingkan dengan negara-negara lain. Ahli-ahli perikanan masih dapat
dihitung dengan jari, hanya beberapa yang memperoleh pendidikan dari Jepang dan sebagian
lagi dari Jerman. Situasi Pendidikan di Indonesia pada umumnya masih melanjutkan sistem
pendidikan Belanda, yakni tidak diarahkan untuk mencetak tenaga pelaksana yang terampil di
bidang usaha, demikian juga di dunia Perikanan.
dr. Aziz Saleh, selaku Menteri Pertanian dan Agraria pada saat itu, prihatin melihat
kondisi perikanan di Indonesia, di mana nelayan masih terbelakang dalam bidang tehnik,
sosial dan ekonomi. Satu-satunya usaha perikanan yang berarti hanyalah Perusahaan milik
Pemerintah : “BADAN PIMPINAN UMUM PERIKANAN”, atau disingkat : BPU
PERIKANI dengan Presiden Direktur Imam Sutopo. Perusahaan ini mempunyai kegiatan di
Jakarta, Semarang, Surabaya, Belawan, Aer Tembaga (Manado) dan Ambon .
BPU PERIKANAN ingin mengadakan langkah-langkah modernisasi, tetapi salah satu
hambatan penting adalah tidak adanya tenaga-tenaga nelayan berpendidikan sebagai
pelaksana modernisasi di darat maupun di laut.
Melihat hal tersebut dr. Aziz Saleh memberi tugas kepada Ir. Soesilo Hardjoprakoso
selaku Staff Menteri, untuk menjajagi pembentukan Pendidikan khusus kenelayanan, guna
mencetak tenaga-tenaga yang dapat diharapkan dalam pengembangan Perikanan di Indonesia,
terutama dalam bidang usaha. Diingatkan agar pembentukannya jangan sampai mengulangi
sebagaimana “SEKOLAH USAHA TANI” yang tidak mencapai sasaran.
Sekolah Usaha Tani dimaksudkan untuk mendidik anak petani lulusan Sekolah Rakyat
(sekarang sekolah dasar), agar nantinya dapat kembali ke desa sebagai petani terdidik.
Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, setelah menjalani pendidikan selama satu
tahun dengan pembiayaan pemerintah, mereka tidak kembali ke desa tetapi masuk menjadi
Pegawai Negeri.
Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 8 September 1960 No. 8924/SK/SD,
dibentuk suatu Panitia Pendidikan Perikanan Laut diketuai oleh Imam Sutopo dengan
anggota-anggotanya : R.Pranyoto, A.Kartono, Suparso Malangyudo, Ir. Hadi Atmowarsono,
yang mempunyai tugas antara lain :
1. Memberikan saran kepada Menteri Pertanian tentang bentuk, susunan Badan
Pendidikan Perikanan Laut yang akan menyelenggarakan pendidikan kejuruan tersebut.
2. Menentukan kurikulum.
3. Merencanakan tempat pendidikan, anggaran, perlengkapan serta tenaga-tenaga
pengajar.
Pada mulanya tempat pendidikan direncanakan di daerah Ancol, suatu tempat yang
memang ideal untuk lembaga pendidikan perikanan karena berdekatan dengan laut, tetapi
rencana tersebut tertunda-tunda. Dekat dengan saat berdirinya lembaga pendidikan perikanan
tersebut, untuk sementara Departemen Pertanian dan Agraria memberi tanah kebun buahbuahan milik Departemen Pertanian dan Agraria, di daerah Pasar Minggu yang ternyata
sampai saat ini telah menjadi kampus permanen.
Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 9 Juni 1962 No. 31/PA/1962, dibentuk
suatu Badan Pendidikan dengan nama LEMBAGA PENDIDIKAN USAHA PERIKANAN
berkedudukan di Jakarta yang bertugas :
1. Mendirikan dan menyelenggarakan sekolah-sekolah Usaha Perikanan dari tingkat
menengah sampai tingkat akademi.
2. Mengadakan kursus-kursus tambahan kepada nelayan dan para pegawai Departemen
Pertanian dan Agraria.
3. Mengadakan usaha-usaha pendidikan massal kepada masyarakat yang menaruh minat
pada usaha perikanan.
Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 7 September 1962 No. 95/PA/1962,
ditetapkan pendidikan perikanan dalam lingkungan LPUP yaitu “AKADEMI USAHA
PERIKANAN” yang memberikan pendidikan dan pengajaran tinggi ditujukan khusus kepada
keahlian di bidang usaha perikanan, dengan direktur pertama Dr. Rustam Singgih.
Pada Surat Keputusan tersebut Akademi Usaha Perikanan mempunyai tiga jurusan yaitu :
1. TEHNIK PENANGKAPAN, termasuk tehnik perkapalan dan peralatan perikanan,
2. TEHKNOLOGI PERIKANAN,
3. EKONOMI PERIKANAN, pemasaran dan ketatalaksanaan usaha (manajemen).
Berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.44 dan No.45 tahun 1974, oleh Menteri
Pertanian dengan S.K. No.136/Kpts/Org/4/75 tanggal 5 April 1975, Akademi Usaha
Perikanan dialihkan tanggungjawabnya dari Direktorat Jenderal Perikanan kepada Badan
Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, sehingga sejak tanggal tersebut Direktur
Akademi Usaha Perikanan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan.
Karena masih kurangnya fasilitas pendidikan serta tenaga pengajar, maka jurusan yang
ada pada angkatan pertama barulah Jurusan TEHNIK PENANGKAPAN. JURUSAN
PENGOLAHAN HASIL LAUT (TEHNOLOGI PERIKANAN) dibentuk pada angkatan
kedua (1966), dan JURUSAN MESIN dibentuk pada angkatan kesebelas (1975).
Pada tahun 1968 terjadi suatu kasus dimana akibatnya mempunyai arti sejarah bagi
Akademi Usaha Perikanan. Di Sumatera Utara, terdapat satu perusahaan perikanan yang
bekerja sama dengan Jepang dalam pengoperasian kapal penangkap, dimana terdapat
beberapa alumni AUP yang bekerja bersama dengan tenaga-tenaga Jepang di atas kapal. Pada
suatu hari terjadi sengketa antara awak kapal berbangsa Indonesia dengan awak kapal Jepang,
yang akibatnya adalah tindakan indisiplinernya alumni-alumni AUP tersebut.
Dengan adanya peristiwa tersebut, maka Nizam Zachman, selaku Direktur Jenderal
Perikanan menginstruksikan kepada Direktur AUP untuk melaksanakan tugas-tugas antara
lain :
1. Memperbaiki kurikulum;
2. Meningkatkan pembinaan mental disiplin;
3. Merencanakan tempat pendidikan, anggaran, perlengkapan serta tenaga-tenaga
pengajar;
4. Menggantikan istilah “sarjana muda perikanan“ dengan Ahli Penangkap Ikan dan Ahli
Pengolahan Ikan.
Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0128/V/1983 tanggal
6 Mei 1983, Diklat AUP telah disahkan sebagai Program Diploma 3 (D3) bidang Perikanan
dalam lingkungan Departemen Pertanian.
Selaras dengan lajunya pembangunan, Diklat AUP statusnya ditingkatkan menjadi Sekolah
Tinggi Perikanan (STP) berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1993 tanggal 18 Maret 1993
yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan program pendidikan keahlian di bidang
perikanan (D4) dengan tiga jurusan yaitu : Teknologi Penangkapan Ikan, Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan dan Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan.
Pada tahun 2004 Jurusan pada Sekolah Tinggi Perikanan bertambah menjadi empat
jurusan dengan masuknya jurusan penyuluhan perikanan yang berada di Cikaret Bogor.
Dengan semakin banyaknya alumni lulusan STP dan tuntutan jaman ke arah
profesionalisme, maka pada tahun 2009 akan dibuka Program Pasca Sarjana jurusan Bisnis
Manajemen Perikanan.
2.2 Persyaratan Lokasi Pembudidayaan Ikan
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara
150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam
dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha,
sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25o C
2.3 Langkah-Langkah Pembudidayaan Ikan
Usaha budidaya ikan koi pada dasarnya meliputi persiapan kolam, persiapan induk,
proses pemijahan, pendederan, pembesaran, pemberian pakan, pengendalian hama dan
penyakit serta kegiatan pemanenan.
1. Persiapan Kolam
Kolam dapat diartikan sebagai suatu genangan air yang sengaja dibuat oleh manusia
yang keadaannya dapat dikendalikan, artinya genangan air tesebut dapat dengan mudah
dikeringkan atau ditambah airnya sesuai keinginan. Pembuatan kolam sebagai tempat
pemeliharaan ikan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu secara tradisional dan secara
intensif.
Perlu diperhatikan bahwa permukaan kolam harus dibuat sedikit miring kearah pintu
pengeluaran air dengan maksud agar kolam mudah dikeringkan pada saat memungutan hasil
nanti.
Ada dua syarat pembuatan kolam diantaranya adalah
1. Saluran pemasukan air yang gunanya adalah memasukkan air kedalam kolam
2. Saluran pengeluaran air
Adapun jenis – jenis kolam ikan air tawar adalah sebagai berikut :
1.
Kolam Air Deras Segitiga, yang biasanya dibangun ditempat yang mempunyai
debit air lebih dari 300 liter air per detik.
2.
Kolam Bundar , Biasanya digunakan sebagai tempat pembenihan ikan air tawar.
3.
Kolam Panjang, Kolam panjang biasanya banyak kita jumpai pada daerah – daerah
irigasi yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan.
a. Pematang
Pematang merupakan salah satu bagian terpenting dari kolam. Pada hakikatnya
membuat kolam berarti membuat pematang. Apabila pematang sudah dibuat maka kolam
sudah dapat menampung air. Untuk itu fungsi utama pematang adalah untuk menahan
tekanan air sehingga perlu konstruksi khusus. Pematang kolam yang baik mempunyai
penampang melintang berbentuk trapesium, artinya lebar pematang bagian atas lebih pendek
dari bagian yang bawah.
b. Pintu Pemasukan Air
Pintu pemasukan terletak di depan kolam dan digunakan untuk mengalirkan air dari
saluran pemasukan ke dalam kolam. Ukurannya tergantung luas kolam. Pintu pemasukkan air
dibuat pada bagian tengah pematang di bagian sisi lebar kolam. Letaknya harus lebih tinggi
dari permukaan air kolam, minimal 40 cm agar saat air masuk akan terjadi difusi oksigen.
Pada pintu pemasukan air harus dibuat tiga lekukan untuk saringan dan papan pengatur debit
air.
c. Pintu Pengeluaran Air
Pintu pengeluaran air digunakan untuk mengeluarkan air saat kolam akan
dikeringkan atau saat panen ikan. Letaknya berhubungan langsung dengan saluran
pembuangan air. Pintu air yang baik adalah yang mampu membuang air pada bagian dasar
kolam dengan tetap menjaga ketinggian air kolam selama masa pemeliharaan ikan
berlagsung. biasanya saluran pengeluaran air ini dibuat dua buah yang satu dibuat atau
dipasang pada permukaan kolam sesuai dengan tinggi kolam yang diinginkan yang bertujuan
untuk atau mencegah supaya air kolam tidak meluap, sedangkan saluran pengeluaran yang
kedua biasanya dipasang dibagian bawah pematang kolam tepatnya sejajar dengan dasar
kolam adapun kegunaannya sebagai saluran penguras air kolam sewaktu waktu hendak
dikeringkan.
d. Caren
Caren dibuat di dasar kolam fungsinya sebagai tempat berlindung ikan pada siang hari
dan untuk mempermudah panen. Caren bentuknya memanjang dari pintu masuk hingga pintu
keluar. Caren dapat dibuat diagonal atau keliling. Lebar caren antara 40 – 60 cm dan tinggi
10 – 20 cm.
e. Filter
Filter merupakan saringan untuk mendapatkan air yang bersih sebelum masuk
kedalam kolam. Dalam pembenihan ikan koi ada 3 kolam yang harus dipersiapkan, yaitu
kolam pemijahan, kolam penetasan, dan kolam pendederan. Selanjutnya dipersiapkan juga
kolam pembesaran. Sebelum digunakan terlebih dahulu kolam harus dikeringkan dan dijemur
di panas matahari selama 2 – 3 hari untuk menguapkan gasgas beracun serta membunuh
bakteri atau jamur. Setelah kering air dapat segera dialirkan ke kolam sampai kedalaman 50 –
80 cm. Untuk kolam pembesaran sebelum dialiri dapat dilakukan pemupukan terlebih dahulu
sesuai dengan pemupukan. Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (UREA dan
TSP) serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh Dinas Perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap
daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu.
Pematang dan pintu air kolam diperbaiki kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan.
2. Persiapan Induk
Menurut Agus G.T.K. (2002), Induk yang baik untuk dipijahkan adalah induk yang
telah matang kelaminnya. Yaitu induk jantan yang telah berumur lebih dari 2 tahun dan induk
betina lebih dari 3 tahun. Secara umum postur tubuh jantan lebih ramping dibandingkan
induk betina. Induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat, mempunyai warna yang tajam,
kondisi sirip yang seimbang dan aktif berenang.
3. Proses Pemijahan
Dalam proses pemijahan ikan mas , ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan
perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara
alami atau dengan rangsangan hormon.Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan
ikan mas adalah :
- Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
- Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
- Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3
x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
- Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk
yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
- Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina
yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan
dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas
jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
- Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk .
Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva ,
beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur,
setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur
rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.
4. Proses Pendederan
Setelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya
dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen.
Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung
kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air.
Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam
pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari,
berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia
telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali
pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada
ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi.
5. Penyeleksian Benih
Sebelum memasukkan dalam pembesaran terlebih dahulu dilakukan seleksi, tujuannya
selain untuk mendapatkan benih yang 10 berkualitas, juga untuk mengurangi jumlah populasi
sehingga lebih efisien pakan. Penyeleksian dilakukan ketika benih berumur 1 – 3 bulan
sebanyak 3 atau 4 kali. Benih yang cacat ditandai dengan warna merah, putih, dan hitam.
Biasanya dari yang menetas yang bagus hanya 10 – 20 %. Seleksi kedua untuk menetukan
pola warna dari kualitas dari secara keseluruhan. Setelah selesai seleksi, makin sedikit benih
terbaik yang tersisa.
6.
Proses Pembesaran
Usaha pembesaran ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan
mas konsumsi, ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg.Dari
proses pembesaran yang paling utama adalah pemberian pakan, pengaturan kualitas air, serta
pengendalian hama dan penyakit, sehingga benih dapat tumbuh dengan optimal dan waktu
pembesarannya dapat lebih cepat.
a. Pemberian Pakan
Pakan atau makanan merupakan unsur penting dalam budidaya ikan. Pakan yang baik
adalah yang memiliki komposisi zat gizi yang lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, dan mineral. Zat makanan terpenting yang diperlukan ikan untuk pertumbuhan
adalah zat “protein”. Jumlah dan kualitas protein sangat berpengaruh terhadap tingkat
pertumbuhan ikan karena protein bagi ikan merupakan sumber energi yang paling penting.
Pertumbuhan ikan akan dapat dipercepat dengan pemberian pakan yang mengandung protein
tinggi (30 – 40 %) karena protein merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Zat protein
digunakan hewan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan tubuh, penambahan
protein tubuh, dan pengganti jaringan yang, salah satu faktor yang menunjang keberhasilan
pemeliharaan ikan adalah penyediaan makanan secara cukup dan kontinu, terutama makanan
yang dapat diberikan untuk berbagai tingkatan umur serta ukuran ikan.
Berikut adalah tips sederhana membuat pakan ikan mas :
Bahan - Bahan Utama




Umpan Pa Ikan 1 Bungkus ( terserah mau warna apa saja )
Telur Bebek, hanya warna kuning saja ( 1-2 butir, terserah)
Deho, cukup beli Rp.2000 ( tidak perlu satu kaleng )
Kroto cukup beli Rp.2000
Bahan Pembantu
 Halco Salt Water atau Air Laut ( Untuk air warna Hijau, dan di anjurkan untuk air yang
tidak memiliki sirkulasi pembuangan, atau tidak ada blower )
 Susu Bubuk ( terserah mereknya apa saja, namun dianjurkan yang berwarna putih )
 Vanelli ( beli yang murah aja, tidak ada bedanya dengan yang mahal )
 Gula Bubuk ( kalau tidak ada bisa menggunakan gula pasir, asal diaduk hingga rata,
atau bisa dicampur dengan air dingin/hangat, yang penting larut.
Cara Pembuatan,
Kita jangan mencampur semua bahan - bahan utama yang di atas, percuma itu tidak akan
sempurna, karena dengan 4 bahan diatas, ikan mas sudah mau makan umpan kita,
Cara pengolahan 4 bahan utama yang di atas, biasa
Umpan pa ikin di aduk, tambah kuning telur, terakhir deho (tanpa minyak) hanya setengah
dari pembelian Rp.2000.
Tips agar ikan mas mau untuk makan umpan yang kita buat.
Ingat bila umpan sederhana yang di atas tidak berkerja. Jangang khawatir masih ada 4 Bahan
- bahan pembantu, cara penggunaan berbeda:
Untuk Cuaca Panas
Ambil sedikit umpan sederhana yang di atas ( kira-kira untuk 3x percobaan), disini halco
memainkan perannya sebagai perangsang ikan, bila anda tidak mempunyai halco (karena
harganya yang mahal) tapi sekarang banyak yang menjual halco secara eceran, kalau tidak
salah 3-4 CM Rp 2000.00
ambil halco sebanyak 3-4 CM, dan campur dengan air dingin ( masak atau tidak,bebas ) kirakira sepertiga botol aqua sedang ( campurkan hingga larut semua halco )
Untuk umpan dengan kira-kira 3x percobaan, campurkan 1 tutup botol aqua, aduk hingga
rata, dan tambahkan sedikit deho yang tersisa, ( hanya sedikit ) lalu coba dengan umpan itu,
tunggu saja ikan yang akan memakan unmpannya. Ada tips sederhana,yaitu saat cuaca
sedang panas, suhu pada air akan tinggi, jadi umpan kita perlu sedikit yang lebih "amis"
b. Pengaturan Kualitas Air
Menurut Lesmana D.S. dan Darmawan I. (2000), bagi biota air terutama ikan, air
berfungsi sebagai media, baik media internal maupun eksternal. Sebagai media internal, air
berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi di dalam tubuh, pengangkut bahan makanan
keseluruh tubuh. Sementara sebagai media eksternal air berfungsi sebagai habitatnya. Oleh
karena peran air sangat penting atau esensial dalam kehidupan biota air, maka kualitas dan
kuantitasnya pun harus dijaga sesuai kebutuhan ikan. Ada beberapa cara memperbaiki
kualitas air atau menghilangkan pengaruh buruk air kotor agar menjadi layak dan sehat untuk
kehidupan ikan dalam pembudidayaan, yaitu diantaranya :
ƒ Aerasi
ƒ Sirkulasi air
ƒ Penggunaan pemanas air
ƒ Pergantian air segar dan
ƒ Filtrasi
Langkah preventif yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air adalah
membersihkan kolam secara periodik, dan menjaga agar kolam tidak terkena sinar matahari
secara terus-menerus atau menjaga kedalaman air kolam antara 0,5 – 1 meter untuk
mengurangi intensitas sinar matahari karena akan memacu pertumbuhan alga.
Pemberian pakan dan pengaturan kualitas air mrupakan cara umum dalam
pembesaran ikan. Usaha pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring
apung atau Kolam Air Deras.
 Pembesaran Ikan Mas Di Keramba Jaring Apung
Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa
dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan
sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat
antara lain : Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, Penempatan jaring
dapat dipasang sejajar dengan arah angin, Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat
menjamin stabilitas kualitas air, Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar
jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu
perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak
kurang dari 80 cm.
Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring.
Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau
6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri
dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5
meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa
steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena.
Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar
efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh
size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam
badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan
penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi
1.5 sampai 2 ton.
 Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Air Deras
Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal
antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain.) dengan topografi
yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang
digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan
dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat
maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan
pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5
meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus
berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati
aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai
(sekitar 2 – 5 %).Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air
kolam . Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi
pemberiannya 3 kali/hari.
 Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Lumpur
Jika tidak memungkinkan dibesarkan pada Jaring apung atau air deras ikan mas bisa
dibesarkan di kolam tanah. Kolam ukuran 1.000 m2, diolah,dan ditebarkan kotoran ayam
kemudian diisi air setinggi 60 cm dan rendam selama kurang lebih 5 hari. Benih ikan mas
seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3 sampai persen dari berat benih ikan
mas setiap hari, Panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan
seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.
2.4 Hama dan Penyakit
Salah satu kendala yang sering dihadapi petani ikan dalam membudidayakan
Ikan Mas adalah serangan hama dan penyakit. Serangan hama
dan penyakit dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar.
Hama dan Penyakit Dalam Budidaya Ikan Mas
HAMA
1) Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke
permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari
bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap
dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5) Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi
penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7) Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8) Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
PENYAKIT
1) Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih,pada infeksi berat
terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya
dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan
ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl
selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2) Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi
pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200
gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.
3) Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosokgosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada
insang.
Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan
direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang
berlebihan.
4) Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan
insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama
15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan
pengeringan kolam hingga retak-retak.
5) Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang
diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti
kapas.
Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3
selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6) Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi
kolam/aquarium.
Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
7) Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau
sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
8) Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan
melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam
organ hati dan ginjal.
Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100
mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari
berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama
pada budidaya ikan mas:
1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan
air.
5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan
benar.
7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa
penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.dan juga terdapat penyakit yang sering
menyerang ikan pada umumnya parasit - parasit yang antara lain adalah sebagai berikut :
o Ichthyophitirius multifiliis
Merupakan parasit yang menimbulkan bercak – bercak pada tubuh ikan terutama pada bagian
siripnya, pencegahaannya yaitu dengan cara tidak menebari kolam dengan ikan selama t iga
hari.
o Mixobolus sp
Parasit ini banyak menyerang pada jaringan – jaringan tubuh ikan sehingga menimbulkan
bengkak – bengkak dan penyakit ini sangat mudah menular, pencegahannya dengan cara
memisahkan ikan yang sudah terkena penyakit ini.
o
Dactylogyrus
Parasit ini biasanya menyerang ikan – ikan yang masih kecil, menimbulkan penyakit pada
ingsang dan kulit cara menghindari penyakit ini adalah dengan cara memberi makan yang
cukup pada anak ikan.
o Ichtyoxenus jelingha usii herklots
Parasit ini merupakan racun yang berkembang didalam tubuh ikan, tetapi ikannya sendiri
tidak terganggu. Sehingga ikan sendiri tidak terganggu, dan tidak berbahaya bagi
pertumbuhan ikan.
4.
2.5 Manfaat
1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2) Sebagai ikan hias.
BAB III
PROSEDUR KEGIATAN
3.1 SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai
air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra
produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur,
Purwakarta
3.2 PEDOMAN TEKNIS BUDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun
di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam
secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh
untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk
100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya
persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi
anyaman bamboo bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan
dipasang sarinya,sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk
kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat
3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam
dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat
dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga
memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan
pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan
menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk
dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas
25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa
dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar
kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat
kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan
untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah
pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka
perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara
induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil
(gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur
kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap
ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter
100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung,
keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat
penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur
secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari
alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih
ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk
menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu
minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan sebagainya. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam
selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan
liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu
pupuk urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga
ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram
dan 10 gram/meter persegi.
2. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara
tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi
budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan
induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak
bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan
diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan
teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan
kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk
peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun
ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah
sebagai berikut:
a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor;
Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus,
sehat, sirip tidak cacat.
c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang
kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang
dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai
berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2) Sistem Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistem pemijahan tradisional.
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
- Cara sunda:
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur;
(3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
- Cara cimindi:
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan;
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok
kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu
dapat dipanen benih-benih ikan.
- Cara rancapaku:
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
(2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di
seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
(4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3
minggu maka benih dapat dipanen.
- Cara sumatera:
(1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan;
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara dubish:
(1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm
dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
(2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon
setinggi 40 cm;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara hofer:
(1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang
di depan pintu pemasukan air.
b. Sistim kawin suntik
Pada sistem ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang
untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan.
Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di
bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan
terangsang melakukan pemijahan. Sistem ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang
lengkap dan perawatan yang intensif.
3) Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
b. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar
25 derajat C.
c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
d. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan
seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
e. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara
teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
4) Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil
pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter
persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih
dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai
ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang
disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi
2-3 cm.
b. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter
persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
c. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu
penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
d. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter
persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan
makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
5) Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2
mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur
dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10
gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39-40 cm.
Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida
organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya
untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari
kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya.
Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200
ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2
(benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan.
Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang
mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan
larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari
kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning
telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air
untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan
5-7 hari.
3) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga
kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh
zat beracun.
3.3 PANEN
1. Pemanenan Benih
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alatalat
tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan
diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih,
jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk
mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan
yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagipagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00
pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih
ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam
pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres
akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap
dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat
dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai
70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
2. Cara Perhitungan Benih
Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan
maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya
dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan
untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan.
Penghitungan benih biasanya dengan cara:
a) Penghitungan dengan sendok.
b) Penghitungan dengan mangkok.
3. Pembersihan
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di
tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan
ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul
di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada
yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak
penampungan yang telah disiapkan.
4. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen
total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara
400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga
ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2
meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam
penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan
menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hatihati untuk menghindari lukanya ikan.
3.4 PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar.
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan
hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam
perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk
pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak
maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
d. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es
berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar
kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10
cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,
demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
3) Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai
berikut:
a. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat.
Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau
keramba (sistem terbuka).
b. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta
bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi
semalam.
c. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan
tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran
tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor
dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
d. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
- Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang
lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan
dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
- Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam,
menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter
yang diberi buffer Na2(HPO)4.H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang
diangkut dengan kantong plastik:
(1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
(2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
(3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
(4) kantong plastik lalu diikat.
(5) kantong plastic dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan.
Kardus yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah
kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat
tujuan adalah sebagai berikut:
- Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air
bersih).
- Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi
sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
- Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
- Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi
pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3
hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak
20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
- Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
3.5 ANALISIS EKONOMI BUDAYA
Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m2 (kapasitas 1000 ekor)
selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.
1) Biaya produksi
a. Sewa dan pembuatan kolam
Rp. 1.500.000,b. Benih ikan 1.000 ekor
@ Rp.100,- Rp. 100.000,c. Pakan : - Cacing rambut 150 kg
@ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,- Pelet udang 10 kg
@ Rp. 9.500,- Rp.
95.000,- Tepung jagung 50 kg
@ Rp. 1.500,- Rp.
75.000,- Ganti air 7 bulan x 4 x2
@ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-
- Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,- Obat-oabatan
Rp.
10.000,d. Peralatan
Rp.
50.000,e. Lain-lain
Rp. 150.000,Jumlah biaya produksi :
Rp. 2.625.000,2) Pendapatan
a. Panen I (2 bulan) 400 ekor
@ Rp.1.000,- Rp. 400.000,b. Panen II (4 bulan) 250 ekor
@ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,c. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor
@ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,Jumlah pendapatan :
Rp. 3.650.000,3) Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,a. Keuntungan per bulan Rp. 146.425,4) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 1,39
Pertanyaan
1. Sebutkan tujuan dari PLH ?
Jawab : plh merupakan suatu jenis usaha yang
di kembangkan disekolah-sekolah demi
menciptakan lingkungan yang terjaga. Atau
artinya pelestarian lingkungan
Download