tp/tgr - DJPPR

advertisement
Independency, Integrity, Profrssionalism
Badan Pemeriksa Keuangan
Auditor Utama Keuangan Negara II
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN UNTUK
MEMPERTAHAN OPINI
WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP)
Inna Grand Bali Beach
18 Juni 2009
BPK – DEPPERIN
Agenda :
A. Pengantar
B. Opini atas LK Departemen Perindustrian
Tahun 2006, 2007 dan 2008
C. Alasan Pemberian Opini WTP Tahun 2008
D. Mempertahankan Opini atas Pemeriksaan
Laporan Keuangan
E. Penutup
A. Pengantar
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Departemen Perindustrian
bertujuan untuk memberikan opini atas kewajaran Laporan
Keuangan Departemen Perindustrian, dengan memperhatikan :
Kesesuaian Laporan Keuangan Departemen Perindustrian yang
diperiksa dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
Kecukupan pengungkapan informasi keuangan dalam laporan
keuangan sesuai dengan pengungkapan yang seharusnya dibuat
seperti disebutkan SAP;
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait
dengan pelaporan keuangan; dan
Efektivitas sistem pengendalian intern (SPI).
B. Opini atas LK Departemen Perindustrian
Tahun 2006, 2007 dan 2008
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Disclaimer
Wajar Dengan Pengcualian
Wajar Tanpa Pengcualian
Dengan paragraf penjelasan
Alasan Pemberian Opini
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak dapat menyajikan
saldo persediaan seluruh
satker ;
Belum melakukan
inventarisasi dan penilaian
kembali aset tetap;
Belum melaporkan dana
bergulir per 31 Desember
2006;
Ketidakjelasan atas neraca
awal; dan
BPK tidak dapat melakukan
prosedur alternatif serta
Lingkup pemeriksaan BPK
tidak cukup untuk
menyatakan pendapat.
Alasan Pemberian Opini
1.
2.
Belum melakukan
inventarisasi dan penilaian
kembali aset tetap; dan
SPI atas pelaksanaan
SABMN belum memadai
Alasan Pemberian Opini
1.
Inventarisasi dan penilaian
kembali aset tetap telah
dilaksanakan, namun masih
terdapat sebesar Rp17,39 m
atau 0,43 % dari total aset
tetap yang belum dinilai
kembali.
B. Opini atas LK Departemen Perindustrian
Tahun 2006, 2007 dan 2008 (lanjutan)
Opini BPK Atas LK Depperin Tahun 2008 :


Menurut pendapat BPK, Laporan Keuangan Departemen
Perindustrian per 31 Desember 2008 yang disebut di atas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan Departemen Perindustrian
untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2008 dan
realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Seperti yang telah diungkapkan dalam Catatan C.2.c atas
Aset Tetap, masih terdapat aset tetap yang belum selesai
dinilai kembali sebesar Rp17.391.978.439,00 atau
0,43% dari total aset tetap.
C. Alasan Pemberian Opini WTP Tahun 2008
Upaya Departemen Perindustrian :
1.
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2008
telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Departemen Perindustrian telah melakukan pencatatan,
penghitungan, pelaporan setiap kejadian ekonomi/transaksi
pada tahun anggaran 2008 sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2.
Saran/rekomendasi
BPK
atas
tindak
lanjut
temuan
pemeriksaan, dilaksanakan. Departemen Perindustrian telah
menindaklanjuti temuan-temuan terkait penyusunan
Laporan Keuangan, sejak tahun 2004 s.d 2007.
3.
4.
Menyusun dan menjalankan Action Plan Dalam rangka
Perbaikan Opini Atas LK Departemen.
Peran Serta Inspektorat Jenderal dan Seluruh Satker Terkait.
C. Alasan Pemberian Opini WTP Tahun 2008 (Lanjutan)
Pemeriksaan BPK :



Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai
dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah saji yang
berpengaruh material terhadap laporan keuangan.
Pemeriksaan BPK tidak memberikan jaminan bahwa
semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan
hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan
melanggar hukum yang berpengaruh secara langsung
dan material terhadap angka-angka dalam laporan
keuangan akan terdeteksi.
Pemeriksaan BPK menguji kepatuhan instansi atas
ketentuan perundang-undangan yang terkait langsung
dengan penyusunan laporan keuangan.
C. Alasan Pemberian Opini WTP Tahun 2008 (Lanjutan)
Pemeriksaan BPK

:
Metodologi yang diterapkan dalam melakukan pemeriksaan
terhadap Laporan Keuangan Departemen Perindustrian
menggunakan pendekatan risiko, yang didasarkan pada
pemahaman dan pengujian atas efektivitas SPI penyusunan
Laporan Keuangan. Diantaranya sebagai berikut :
(Lanjutan)
Akun
Risiko
Sampel
Kas di Bendahara Pengeluaran
High
Luas
Tanah
High
Luas
Tagihan TP/TGR
Low
Kecil
Belanja Pegawai
Medium
Sedang
Belanja Barang
High
Luas
Belanja Modal
High
Luas
C. Alasan Pemberian Opini WTP Tahun 2008 (Lanjutan)
Pemeriksaan BPK (Lanjutan):
Planning Materiality yang merupakan tingkat materialitas
pada keseluruhan laporan keuangan yaitu sebesar 3% dari
total realisasi belanja. Selanjutnya untuk tingkat akun,
ditetapkan kesalahan tertolerir (Tolerable Error)/TE yaitu
sebesar 50% dari PM atau berdasarkan hasil penilaian
tingkat risiko masing-masing akun.
Planning Materiality
Jumlah yang mendasari
: Total Belanja
Tingkat Materialitas
: 3%
Planning Materiality (PM)
: 42,444,765,794
Tolerable Error (50%xPM)
: 21,222,382,897
Pemeriksaan BPK (Lanjutan):

Melakukan prosedur alternatif melalui
pemeriksaan fisik atas aset tetap di
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur dalam rangka meyakini
keberdaan aset tetap yang belum
diinventarisasi.
D. Mempertahankan Opini Atas
Laporan Keuangan
1. Menyusun Laporan Keuangan sesuai dengan Peraturan Yang berlaku.
Peraturan terkait diantaranya adalah :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002
tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
f. Peraturan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat;
g. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 51/PB/2008
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga; dan
h. Peraturan Departemen Perindustrian Terkait.
D. Mempertahankan Opini Atas
Laporan Keuangan (Lanjutan)
2. Penyelesaian dan Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan LK Tahun 2008, sebagai berikut :
Temuan BPK
Saran BPK
Status
1.
Pengadaan Peralatan dan Mesin
Pada Ditjen IATT, IKM, Biro Hukum
dan Organisasi dan BPPI senilai
Rp318.790.000,00 tidak sesuai
dengan persyaratan Spesifikasi
Teknis yang ditetapkan
Meminta rekanan pengadaan barangbarang dimaksud untuk mengganti barang
sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dalam kontrak
pengadaan.Memberikan teguran kepada
pejabat/panitia pengadaan dan penerima
barang sehingga di masa uang akan
adatang tidak terjadi hal serupa.
Telah dilaksanakan
2.
Terdapat indikasi pemecahan
beberapa paket pekerjaan di
Direktorat Jenderal Industri Alat
Transportasi dan Telematika (IATT)
dengan total nilai pekerjaan senilai
Rp214.905.000,00.
Mengintruksikan kepada pejabat
berwenang Ditjen IATT untuk
memberikan teguran kepada panitia
pengadaan dan atasan langsung
sehingga dimasa mendatang hal
demikian tidak terjadi
Teguran belum
dilaksanakan
Melakukan inventarisasi dan membuat
kodefikasi atas barang rusak
berat.Memberi teguran kepada pengelola
BMN yang lalai.Meningkatkan pengawasan
oleh penanggungjawab SIMAK-BMN
Akan dilaksanakan
dan diberikan
teguran
3. Penatausahaan terhadap barang
rusak berat senilai
Rp156.760.000,00, di Ditjen ILMTA
belum memadai.
D. Mempertahankan Opini Atas
Laporan Keuangan (Lanjutan)
2. Penyelesaian dan Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan LK Tahun 2008, (Lanjutan)
Temuan BPK
Tindak Lanjut Depperin
Status
Aset Tetap peralatan dan mesin pada
lima satker di kantor pusat senilai
Rp2.234.878.756,00.
Memberi nomor registrasi atas
barang dimaksud. Memberi
teguran kepada pengelola BMN
yang lalai. Meningkatkan
pengawasan oleh penanggung
jawab
Nomor registrasi atas
barang telah
dilaksanakan, teguran
kepada pengelola BMN
belum dilakukan.
Organisasi Akuntansi SIMAK-BMN
belum ada pemisahan fungsi antara
petugas administrasi dan petugas
verifikasi
Mengintruksikan kepada pejabat
terkait untuk melakukan
pemisahan tugas dan fungsi
antara petugas administrasi dan
petugas verifikasi pada kuasa
pengguna barang
Akan dilaksanakan
Iinventarisasi dan penilaian kembali
Aset Tetap perolehan sebelum 31
Desember 2004 senilai
Rp17.391.978.439,00.
Melakukan koordinasi dengan
pihak DJKN untuk melakukan
penilaian kembali atas aset tetap
perolehan sebelum 31 Desember
2004.
Akan dilaksanakan
D. Mempertahankan Opini Atas
Lap. Keuangan (Lanjutan)
3. Menindaklanjuti Rekomendasi BPK, atas
Hasil/Temuan Pemeriksaan lainnya.
•
•
Pemeriksaan atas Manajemen Aset tahun 2005,
2006, dan 2007
Pemeriksaan Kinerja Balai
4. Aparat pengawas intern tetap aktif dalam
mengawasi jalannya proses pelaporan
keuangan, dan memberikan masukan bagi
para pelaksana kegiatan agar tetap dapat
menghasilkan laporan keuangan yang
handal.
E. Penutup
BPK – DEPPERIN
Download