TAHAPAN ANALISIS dan INTERPRETASI DATA

advertisement
ANALISIS
dan
INTERPRETASI DATA KUALITATIF
Kegiatan analisa data mencakup: (neumann, 2003)
 Sortir dan Klasifikasi data
 Open coding
 Axial coding
 Selective coding
 Interpretasi dan elaborasi
Tahapan Analisis dan Interpretasi Data (Creswell, 2003,
188-198)
TAHAP 1 :
 mengorganisir dan mempersiapkan data
untuk dianalisis
o Klasifikasikan
data
berdasar
sumber
imformasinya  hasil wawancara, pengamatan,
dokumen, atau data visual, dll
TAHAP 2 :
 membaca keseluruhan data
Tujuan:
1. Membangun ‘sense’ atas data
2. Merefleksikan makna (secara umum) 
catatan-catatan peneliti atas kecenderungan
data (reflective notes atau analytical notes)
TAHAP 3 :
 Melakukan analisis data lebih detil dgn
proses koding.
o Open coding
o Axial coding
o Selected Coding
TAHAP 4 :
 berdasar hasil koding, maka bisa dilakukan
deskripsi data (setting, kasus/informan, kategori
atau tema) untuk di-analisis
catatan:
Dalam proses koding, peneliti kualitatif juga
bisa membangun tahapan analisis yang lebih
kompleks (interkoneksi tema) menjadi:
‘storyline’
membangun model teoritis
Tema pada dasarnya dianalisis per kasus dan
antar kasus, atau memisahkan berdasar deskripsi
umum.
TAHAP 5 :
 Merepresentasikan deskrispi dan tema-tema
yang ada ke dalam narasi kualitatif. 
penyajian data (deskripsi temuan lapangan)
TAHAP 6
 mengintepretasikan atau memaknai data
atau “What were the lesson learned”,
(by Lincoln & Cuba, 1985)
bisa dlm bentuk:
 interpretasi personal peneliti
 pemahaman individu yang kemudian
dikaitkan dengan konteks pengalaman,
sejarah dan budaya pribadinya.
 Membandingkan dgn temuan2 studi lain
(studi literatur, kajian teoritis)
 Merumuskan berbagai pertanyaan lanjutan
yang
perlu
dijawab.
Pertanyaan
dikembangkan berbasis temuan/data yg
ada, yang mana ketika penelitian tak
tergali, atau belum muncul.
 memVerifikasi teori  jika penelitian
merujuk pada teori ttt.
7 Strategi Analisis data kualitatif: (Neumann, 2003,
hal 458, box. 15.7)
o
o
o
o
o
o
o
The Narrative
Ideal Types
Success Approximation
The Illustrative method
Path dependency and contingency
Domain analysis
Analitic comparison
CONTOH:
Data empirik
Deskripsi Pengamatan:
Suasana Arisan keluarga
karyawan sebuah
perusahaan di Jakarta
Kategori Data dan Eksplanasi
 Jenis dan skala
perusahaan
 Profil Karyawan
(Posisi/jabatan, usia,
etnik dll)
Kaum lelaki/para suami
duduk di depan garasi,
para istri duduk di ruang
tamu
 Budaya Korporat :
relasi sosial antar
karyawan baik
horisontal maupun
vertikal, terkait dgn
jenis dan skala
perusahaan
 Apakah Arisan
Keluarga ini
merupakan satu
bentuk “klik” dalam
perusahaan tsb
berbasis posisi, etnik,
usia, agama, dll
 Pemilahan
ruang  Apakah perbedaan
duduk berdasar jenis
ruang duduk ini
kelamin
mencerminkan adanya
Perbedaan Gender :
bahwa ada konstruksi
budaya perempuan
harus duduk bersama
perempuan, dmkn juga
sebaliknya laki-laki.
 Apakah pemilahan ini
didasarkan pada
anggapan-anggapan
budaya mengenai
peran laki-laki dan
perempuan (pembagian
kerja berdasar jenis
kelamin: laki-laki di
ruang publik,
perempuan di ruang
domestik?
 Apakah segregasi ini
juga mencerminkan
adanya diskriminasi
berdasar jenis
kelamin?
 Bagaimana relasi
gender antara dua
kelompok ini?
Gadis kecil berusia 5 tahun  Relasi Anak-Orang
yang bingung menerima
Dewasa : sikap/
mangkuk permen dari
penilaian
seorang dewasa
 Pemaknaan anak ><
orang dewasa ttg
permen
Gasis kecil yang hendak 
memilih permen sendiri di
dalam
mangkuk
tapi 
kemudian ibunya segera
memilihkan,
bahkan
mengupas
dan
memasukkannya
dalam
mulut anaknya
gadis kecil terpana dan
menjulurkan lidah
membuang permen ke
lantai, para ibu tertawa




 Relasi Anak dgn
Orang Dewasa 
terkait dengan
stratifikasi sosial
berdasar usia. Permen
bagi anak adalah
barang enak,
sementara bagi orang
dewasa dipandang
membahayakan anak,
Sementara dalam
masyarakat, pola
pengambilan
keputusan berpusat
pada hak orangtua
bukan anak.
 Makna/Nilai Anak
Relasi anak perempuan  Stratifikasi berdasar
dengan Ibu
usia, orang tua/ibu
Ibu dan Peran
adalah pengambil
pengasuhan
keputusan. Hak Ibu
jauh lebih besar dari
hak anak.
 Nilai/Makna Anak 
nilai ekonomis, sosial,
religius, dll
Reaksi anak atas
 Konformitas dan
permen
Penyimpangan Sosial :
Reaksi anak atas
bahwa anak
ibunya
disosialisasikan utk
Reaksi ibu atas
patuh pada orangtua,
perilaku anaknya
tetapi ortu/masyarakat
Reaksi masyarakat
masih menganggap
thdp sikap atau
perilaku anak
wajar jika yang
melakukan tindakan
demikian anak. Tetapi
jika dilakukan oleh
orang dewasa, maka
dianggap sebagai
sebuah penyimpangan,
bahkan akan mendapat
sanksi sosial
Dari matrik diatas, pada dasarnya ekplanasi yang bisa dibuat, misalnya sbb:
Kategori data 1 : ada pembagian ruang laki-laki dan perempuan
Teori tingkat 1 : apakah ini merefleksikan ada perbedaan gender ?
Kategori data 2 : mobilitas ruang duduk di kalangan laki-laki dan perempuan
Teori tingkat 2 : ada gagasan bahwa pemilahan ruang duduk
(Segregasi) Terkait dgn perbedaan peran gender
atau pembagian kerja berdasar jenis kelamin
Katgeori data 3 : apakah ada diskriminasi berdasar ruang duduk?
Teori tingkat 3 : pemilahan tempat duduk adalah refleksi adanya
Ketimpangan gender bukan sekedar perbedaan gender.
Jadi, generalisasi kualitatif (refleksi kualitatif) sbb:
 Budaya korporat tidak hanya dibangun melalui kegiatan-kegiatan dalam
organisasi yang hanya melibatkan karyawan saja, tetapi juga melalui
medium keluarga, dan hubungan atau relasi antar keluarga, salah satunya
melalui kegiatan arisan. Kegiatan semacam arisan ini bisa menjadi sumber
modal sosial bagi perusahaan yang bersangkutan, meski bisa mempunyai
konskuensi positif juga negatif. Bisa menjadi negatif ketika kegiatan arisan
ini ternyata wujud bentuk klik dalam perusahaan tersebut.
 Dalam upaya membangun budaya korporat tersebut, juga
tercermin
masih berlaku pembedaan laki-laki dan perempuan (isu gender).
Pertanyaan hipotetis berikunnya adalah apakah pembagian ruang ini
merefleksikan adanya ketimpangan gender? .
 Menyangkut relasi anak-orangtua, yang ternarasikan dari data yang ada,
masih terdapat stratifikasi berdasar usia yang menjadi landasan
berkembangnya budaya paternalistik. Implikasinya pola sosialisasi masih
berorientasi pada orangtua, cenderung bersifat monolog (satu arah).
 dst
Download