sistem informasi manajemen manajemen dan - E

advertisement
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN DAN
AKUNTANSI
BARANG MILIK NEGARA
Pertanggungjawaban Barang Milik Negara
pada Kementerian Negara/Lembaga
DASAR HUKUM

Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang M ilik Negara/Daerah

Keputusan M enteri Keuangan No. 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang
M ilik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah.

Peraturan M enteri Keuangan No.171/PMK.6/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 24/PB/2006 tentang Pelaksanaan
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Nergara/Lembaga

Peraturan M enteri Keuangan No.91PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar

Peraturan M enteri Keuangan No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BM N

Peraturan M enteri Keuangan No. 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi
Barang M ilik Negara.
Pengertian
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) adalah
subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) yang merupakan rangkaian prosedur
yang saling berhubungan untuk mengolah
dokumen sumber dalam rangka
menghasilkan informasi untuk penyusunan
neraca dan laporan BMN serta laporan
manajerial lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
Barang Milik Negara
Barang Milik Negara
(BMN) meliputi semua
barang yang dibeli
atau diperoleh atas
beban APBN atau
berasal dari
perolehan lainnya
yang sah.
Tidak termasuk dalam
pengertian BMN:
(1) Barang-barang yang dikuasai
dan atau dimiliki oleh
Pemerintah Daerah.
(2) Barang-barang yang dikuasai
dan atau dimiliki
BUMN/BUMD.
(3) Barang-barang yang dikuasai
dan atau dimiliki Bank
Pemerintah dan Lembaga
Keuangan Milik Pemerintah.
Perolehan Lainnya yang sah :
• Hibah / sumbangan
• BMN dari pelaksanaan perjanjian/ kontrak
• BMN yang diperoleh berdasar ketentuan UU
• BMN yang diperoleh berdasar keputusan pengadilan
KERANGKA SAI
SAI
SAK
SIMAK BMN
Organisasi Akuntansi BMN K/L
Tingkat Kementerian Negara/Lembaga
Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)
Tingkat Eselon 1
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1
(UAPPB-E1)
Tingkat Wilayah
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah
(UAPPB-W)
Tingkat Satuan Kerja
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
DEPKEU
(BUN-PENGELOLA BARANG)
ALUR SAI
(KERANGKA UMUM)
Departemen
UAPB
UAPA
UAPPB-E1
UAPPA-E1
Eselon 1
UAPPB-W
UAPPA-W
Koordinator
Wilayah
UAKPB
UAKPA
Satuan
Kerja
ARUS
BARANG
ARUS UANG
Bagan Organisasi Akuntansi BMN
UAPB
UAPPB-E1
UAPPB-W
UAKPB
UAKPB
UAKPB
UAKPB
UAPPB-E1
UAPPB-E1
UAPPB-E1
UAKPB
UAKPB
UAPPB-W
UAKPB
UAKPB
UAKPB
UAKPB
Klasifikasi Barang Milik Negara
(PMK 97/PMK.06/2007)
BMN diklasifikasikan berdasarkan golongan, bidang, kelompok
sub kelompok dan subsub-sub kelompok barang
Golongan
Semaki
n
Global/
Ringkas
Semaki
n rinci/
detail
Bidang
Kelompok
Sub Kelompok
Sub–sub
Kelompok
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK
97/2007 ke Akun Neraca
Aset Tetap
Tanah
Peralatan
dan Mesin
Gedung
dan
Bangunan
Jalan,
Konstruksi Aset
Irigasi,dan Dalam
Tetap
Jaringan
Pengerjaan Lainnya
1.01—Tanah
dengan biaya perolehan > Rp 1
Dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan dalam Neraca
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke
Akun Neraca
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Gedung dan Jalan,
Mesin
Bangunan
Irigasi,dan
Jaringan
Konstruksi Aset
Dalam
Tetap
Pengerjaan Lainnya
2.01—Alat Besar
2.02—Alat Angkutan
2.03—Alat Bengkel dan Alat Ukur
2.04—Alat Pertanian
2.05—Alat Kantor dan Rumah Tangga
2.06—Alat Studio, Komunikasi dan
Pemancar
2.07—Alat Kedokteran dan Kesehatan
2.11—Alat Persenjataan
2.12—Komputer
2.13—Alat Eksplorasi
2.14—Alat Pemboran
2.15—Alat Produksi & Pemurnian
2.16—Alat Bantu Eksplorasi
2.17—Alat Keselamatan Kerja
2.18—Alat Peraga
2.08—Alat Laboratorium
2.19—Unit Peralatan Proses Produksi
•biaya perolehan > Rp 300.000, yang diperoleh sebelum 1/1/2002, dan yang berasal dari
transfer/hibah dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan dalam Neraca
•Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK
97/2007 ke Akun Neraca
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Gedung dan Jalan,
Mesin
Bangunan
Irigasi,dan
Jaringan
Konstruksi Aset
Dalam
Tetap
Pengerjaan Lainnya
1.06—Bangunan Gedung
1.08—Bangunan Menara
1.09—Rambu-rambu
1.10—Tugu Titik Kontrol/Pasti
•biaya perolehan > Rp 10.000.000, yang diperoleh sebelum 1/1/2002, dan yang berasal dari
transfer/hibah dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan dalam Neraca
•Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK
97/2007 ke Akun Neraca
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Gedung dan Jalan,
Mesin
Bangunan
Irigasi,dan
Jaringan
Konstruksi Aset
Dalam
Tetap
Pengerjaan Lainnya
1.02—Jalan dan Jembatan
1.03—Bangunan Air
1.04—Instalasi
1.05—Jaringan
dengan biaya perolahan > Rp 1
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK
97/2007 ke Akun Neraca
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Gedung dan Jalan,
Mesin
Bangunan
Irigasi,dan
Jaringan
Konstruksi Aset
Dalam
Tetap
Pengerjaan Lainnya
Golongan 5 Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK
97/2007 ke Akun Neraca
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Gedung dan Jalan,
Mesin
Bangunan
Irigasi,dan
Jaringan
Konstruksi Aset
Dalam
Tetap
Pengerjaan Lainnya
2.09—Koleksi Perpustakaan/Buku
2.10—Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olah
Raga
3.01—Hewan
yang diperoleh
3.02—Ikan
sebelum1 Januari 2002
3.03—Tanaman
dengan biaya perolahan > Rp 1
Kebijakan Akuntansi—Tanah
Pengakuan
Kepemilikan atas
Tanah ditunjukkan
dengan adanya bukti
bahwa telah terjadi
perpindahan hak
kepemilikan
dan/atau
penguasaan secara
hukum seperti
sertifikat tanah.
Pengukuran
Tanah dinilai dengan
Pengungkapan
biaya perolehan
• disajikan di Neraca
mencakup harga
sebesar nilai
pembelian atau biaya
moneternya,
pembebasan tanah,
biaya yang dikeluarkan • Dasar penilaian yang
digunakan,
dalam rangka
memperoleh hak, biaya • Rekonsiliasi jumlah
pematangan,
tercatat pada awal dan
pengukuran,
akhir periode menurut
penimbunan, dan biaya jenis tanah yang
lainnya yang
menunjukkan:
dikeluarkan sampai
-Penambahan;
tanah tersebut siap
-Pelepasan;
pakai
-Mutasi Tanah lainnya.
Kebijakan Akuntansi—Peralatan dan Mesin
Pengakuan
•Non-donasi: diakui
pada periode
akuntansi ketika
aset tersebut siap
digunakan
berdasarkan jumlah
belanja modal yang
diakui untuk aset
tersebut
•Donasi:diakui pada
saat Peralatan dan
Mesin tersebut
diterima dan hak
kepemilikannya
berpindah
Pengukuran
• Pembelian: harga pembelian,
biaya pengangkutan, biaya
instalasi, serta biaya langsung
lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai
peralatan dan mesin tersebut
siap digunakan.
• Kontrak: nilai kontrak, biaya
perencanaan dan pengawasan,
biaya perizinan dan jasa
konsultan.
• Swakelola: biaya langsung
(tenaga kerja dan bahan baku)
dan biaya tidak langsung (biaya
perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik,
sewa peralatan, dan semua
biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan
pembangunan Peralatan dan
M esin tersebut ).
Pengungkapan
•
•
•
•
Disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
Dasar penilaian yang
digunakan untuk
menentukan nilai.
Rekonsiliasi jumlah
tercatat pada awal dan
akhir periode yang
menunjukkan
Penambahan,
Pengembangan dan
Penghapusan.
Kebijakan akuntansi untuk
kapitalisasi yang
berkaitan dengan
Peralatan dan Mesin.
Kebijakan Akuntansi—Jalan, Irigasi dan Jaringan
Pengakuan
•Non-donasi: diakui
pada periode
akuntansi ketika
aset tersebut siap
digunakan
berdasarkan jumlah
belanja modal yang
diakui untuk aset
tersebut
•Donasi:diakui pada
saat aset tersebut
diterima dan hak
kepemilikannya
berpindah
Pengukuran
•Kontrak: biaya
perencanaan dan
pengawasan, biaya
perizinan, jasa konsultan,
biaya pengosongan, dan
pembongkaran bangunan
lama.
•Swakelola: biaya langsung
dan tidak langsung, yang
terdiri dari meliputi biaya
bahan baku, tenaga kerja,
sewa peralatan, biaya
perencanaan dan
pengawasan, biaya
perizinan, biaya
pengosongan dan
pembongkaran bangunan
lama.
Pengungkapan
•
•
•
•
Disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
Dasar penilaian yang
digunakan untuk
menentukan nilai.
Rekonsiliasi jumlah
tercatat pada awal dan
akhir periode yang
menunjukkan
Penambahan,
Pengembangan dan
Penghapusan.
Kebijakan akuntansi untuk
kapitalisasi yang
berkaitan dengan Jalan,
Irigasi dan Jaringan.
Kebijakan Akuntansi—Aset Tetap Lainnya
Pengakuan
Pengungkapan
•Non-donasi: diakui Pengukuran
pada periode
•Kontrak: pengeluaran
akuntansi ketika
nilai kontrak, biaya
aset tersebut siap
perencanaan dan
digunakan
pengawasan, serta biaya
berdasarkan jumlah perizinan.
belanja modal yang •Swakelola: biaya
diakui untuk aset
langsung dan tidak
tersebut
langsung, yang terdiri
dari biaya bahan baku,
•Donasi:diakui pada
tenaga kerja, sewa
saat aset tersebut
peralatan, biaya
diterima dan hak
perencanaan dan
kepemilikannya
pengawasan, biaya
berpindah
perizinan, dan jasa
•
konsultan.
•
•
•
Disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
Dasar penilaian yang
digunakan untuk
menentukan nilai.
Rekonsiliasi jumlah
tercatat pada awal dan
akhir periode yang
menunjukkan
Penambahan,
Pengembangan dan
Penghapusan.
Kebijakan akuntansi untuk
kapitalisasi yang
berkaitan dengan Aset
Tetap Lainnya.
Kebijakan Akuntansi—Konstruksi dalam
Pengerjaan
Pengakuan
•Aset tersebut dimaksudkan
untuk digunakan dalam
operasional pemerintah/
dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam jangka
panjang dan oleh
karenanya diklasifikasikan
dalam aset tetap.
•Biaya perolehannya dapat
diukur secara andal dan
masih dalam proses
pengerjaan.
•Dipindahkan ke aset tetap
setelah pekerjaan
konstruksi tersebut
dinyatakan selesai dan siap
digunakan sesuai dengan
tujuan perolehannya.
Pengukuran
• Swakelola: biaya yang
berhubungan langsung
dengan kegiatan konstruksi
dan biaya yang dapat
diatribusikan pada kegiatan
pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi
•Kontrak: termin yang telah
dibayarkan kepada
kontraktor sehubungan
dengan tingkat
penyelesaian pekerjaan dan
pembayaran klaim kepada
kontraktor/pihak ketiga
sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak
konstruksi.
Pengungkapan
•
•
Disajikan di Neraca
sebesar nilai
moneternya,
Rincian kontrak
konstruksi dalam
pengerjaan berikut
tingkat penyelesaian
dan jangka waktu
penyelesaiannya; Nilai
kontrak konstruksi dan
sumber pembiayaanya;
Jumlah biaya yang telah
dikeluarkan;Uang muka
kerja yang diberikan;
dan Retensi.
Kebijakan Akuntansi—Perolehan Aset
Secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing
aset tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan
tersebut berdasarkan perbandingan
nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.
Aset Bersejarah
Karakteristik
•Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara
penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar;
•Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi secara ketat
pelepasannya untuk dijual;
•Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat selama waktu
berjalan walaupun kondisi fisiknya semakin menurun;
•Sulit untuk mengestimasikan masa manfaatnya. Untuk beberapa kasus dapat
mencapai ratusan tahun.
Aset Bersejarah
1.07 Monumen/Bangunan
Bersejarah
Pengungkapan
• Disajikan dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan tanpa nilai.
• Aset bersejarah yang digunakan
dalam kegiatan pemerintahan
diperlakukan sebagaimana Aset
Tetap pada umumnya.
Jenis Transaksi BMN
Perolehan
• Pembelian
• Transfer masuk
• Hibah
• Rampasan
• Penyelesaian
Pembangunan
• Pembatalan
Penghapusan
• Reklasifikasi Masuk
Perubahan
• Pengurangan kw/nilai
• Pengembangan
Penghapusan
• Perubahan Kondisi
• Koreksi Perubahan
• Penghapusan
Nilai/Kuantitas
• Transfer Keluar
• Reklasifikasi Keluar
• Koreksi Pencatatan
• Hibah
Transaksi: Saldo Awal
Saldo Awal
Digunakan untuk menginput semua BMN yang
telah dimiliki Satker sebelum tahun anggaran
berjalan tetapi belum pernah diinput dalam
aplikasi SABMN.
Transaksi: Perolehan>>Pembelian
Perolehan
Pembelian
• Digunakan untuk menginput BMN yang
diperoleh pada tahun berjalan melalui
pembelian.
• Pembelian yang dilakukan pada tahun sebelum
tahun anggaran berjalan tetapi belum diinput
dalam SABMN dibukukan sebagai saldo awal
pada tahun berjalan.
Transaksi: Perolehan >> Transfer Masuk & Penghapusan
>> Transfer Keluar
Perolehan
Penghapusan
• Transfer masuk
• Transfer Keluar
Departemen A
Satker A1
Satker A2
Transaksi: Perolehan >> Hibah & Penghapusan
>> Hibah
Perolehan
Penghapusan
Hibah
Hibah
LSM
Departemen A
Departemen B
Satker A2
Satker B1
Satker A1
Satker B2
Swasta
Transaksi: Perolehan >> Rampasan
Perolehan
Rampasan
Digunakan untuk menginput perolehan BMN
yang berasal dari rampasan yang telah
mendapatkan keputusan hukum tetap.
Transaksi: Perolehan >> Penyelesaian
Pembangunan
Perolehan
Penyelesaian Pembangunan
• Digunakan untuk merekam perolehan BMN pada tahun
berjalan atas aset yang dibangun lintas tahun anggaran
• Contoh: Bangunan Gedung Tempat Kerja mulai dibangun pada
Agustus 2005. Pada 31 Desember 2005 bangunan tersebut
belum selesai sehingga disajikan sebagai KDP di Neraca. 1
Februari 2006 Gedung tersebut telah selesai dan
diserahterimakan dari kontraktor kepada Satker.
Transaksi: Perolehan >> Pembatalan
Penghapusan
Perolehan
Pembatalan Penghapusan
• Digunakan untuk megoreksi kesalahan dalam penghapusan
BMN.
• Contoh: Pada 6/6/2006, P.C Unit dengan NUP 100
berdasarkan SK Penghapusan dihapuskan. Petugas
akuntansi melakukan perekaman transaksi tersebut dalam
jenis transaksi penghapusan untuk P.C Unit dengan NUP 25.
Pada 8/7/2006 ditemukan kesalahan tersebut. Solusi: P.C Unit
dengan NUP 25 direkam di Perolehan: Pembatalan
Penghapusan, P.C Unit NUP 100 direkam di Penghapusan.
Transaksi:
Perolehan >>Reklasifikasi Masuk
Penghapusan >> Reklasifikasi Keluar
Perolehan
So Awal, Pembelian;
Hibah; Transfer Masuk; Rampasan
1010301005 Tanah Lapangan
Sepak Bola
Penghapusan
Reklasifikasi Keluar
1010301005 Tanah Lapangan
Sepak Bola
Perolehan
Reklasifikasi Masuk
1010104001 Tanah Bangunan
Kantor Pemerintah
Transaksi:
Perubahan >> Pengurangan Kuantitas/Nilai
Perubahan
Pengurangan kw/nilai
• Digunakan untuk merekam pengurangan
nilai/kuantitas BMN.
• Contohnya: BMN Tanah yang terkena penggusuran
Transaksi:
Perubahan >> Pengembangan
Perolehan
Perubahan
So Awal, Pembelian, Transfer
Masuk, Hibah, Rampasan
Pengembangan
1060101001--Bangunan Gedung
Kantor Permanen, NUP 1
1060101001--Bangunan
Gedung Kantor Permanen,
NUP 1
Rp. 1 M
Rp. 200 jt
Rp. 1,2 M
Transaksi:
Perubahan >> Perubahan Kondisi
Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
Transaksi:
Perubahan >> Koreksi Perubahan
Nilai/Kuantitas
Fakta: Tanah Bangunan
Gedung Perpustakaan,
400 m2 Rp 120.000.000
Dicatat: So. Awal
Tanah Bangunan Gedung
Perpustakaan, 410 m2 Rp
120.000.000
Perolehan: Koreksi
Perubahan Nilai/Kuantitas
Tanah Bangunan Gedung
Perpustakaan, 400 m2 Rp
120.000.000
Transaksi:
Penghapusan >> Penghapusan
Perolehan
P.C Unit NUP
10 biaya perolehan
Rp 4 jt
SK
Penghapusan
Penghapusan >>
Penghapusan
P.C Unit NUP
10
Transaksi:
Penghapusan >> Koreksi Pencatatan
So. Awal/Perolehan
Aktual: Satker X
memiliki 5
Sepeda Motor
Direkam
6 Sepeda Motor
Penghapusan >>
Koreksi Pencatatan
Direkam
1 Sepeda Motor
Tanggung jawab
Organisasi Akuntansi
Barang Milik Negara
Tanggung jawab UAKPB
Menyelenggarakan akuntansi BMN dan menyampaikan
Laporan BMN secara berkala
•
•
•
•
•
•
•
•
Memelihara dokumen sumber transaksi BMN,
Membukukan BMN ke dalam BI dan Buku Persediaan berdasarkan dokumen
sumber,
Memberi tanda registrasi pada BMN,
Membuat DIR, KIB, dan DIL,
Menyusun Laporan BMN setiap semester dan akhir tahun anggaran,
Melakukan tutup buku setiap akhir tahun anggaran,
Menyampaikan data transaksi BMN ke unit akuntansi keuangan pada setiap
akhir bulan,
Menyampaikan Laporan BMN setiap semester dan LKB setiap akhir tahun
anggaran ke UAPPB-W atau UAPPB-E1 untuk UAKPB Pusat ( UAKPB
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan BMN ke UAPPB-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPB-E1).
Tanggung jawab UAPPB-W
Menyelenggarakan akuntansi BMN dan menyampaikan
Laporan BMN secara berkala
•
•
•
•
•
•
Membukukan BMN ke dalam BI dan Buku Persediaan berdasarkan Laporan BMN
yang diterima dari UAKPB,
Menyusun Laporan BMN setiap semester dan akhir tahun anggaran,
Menyusun LKB berdasarkan LKB yang diterima dari UAKPB,
Melakukan tutup buku setiap akhir tahun anggaran,
Menyampaikan Laporan BMN ke UAPPB-E1 setiap semester,
Menyampaikan Laporan BMN dan LKB setiap akhir tahun anggaran ke UAPPBE1.
Alur Akuntansi BMN—UAKPB
BI Intrakomptabel
Buku Inventaris
BMN
Buku Persediaan
DS
Buku Barang
Bersejarah
Lap. BMN
BI Ekstrakomptabel
Laporan Kondisi Barang
KIB-Tanah
KIB
KIB-Bangunan Gedung
DIR
KIB-Alt Angkut Bermotor
KIB-Sejatapi
DIL
Lap. BMN Semesteran
Lap. BMN Tahunan
Ke UAPPB-W
Neraca
Catatan atas Laporan Keuangan
Alur Akuntansi BMN—UAPPB-W
UAKPB-B
Lap. BMN Semesteran
UAKPB (I/E)
UAKPB-A
UAKPB-C
UAKPB-D
UAKPB-n
UAKPB-A
Laporan Kondisi Barang
UAKPB
Buku Barang
Bersejarah UAKPB
UAKPB-B
UAKPB-C
UAKPB-D
UAKPB-n
UAKPB-A
UAKPB-B
UAKPB-C
UAKPB-D
UAKPB-n
UAKPB-A
Lap. BMN Tahunan
UAKPB (I/E)
UAKPB-B
UAKPB-C
UAKPB-D
UAKPB-n
Buku Inventaris (I/E)
Lap BMN
Semesteran (I/E)
Lap BMN
Tahunan (I/E)
Lap Kondisi
Barang
Buku Barang
Bersejarah
Ke UAPPB-E1
No.
Jenis Keluaran
UAKPB
UAPPB-W
UAPPB-E1
UAPB
Keluaran Akuntansi BMN
1.
Kartu Inventaris Barang (KIB)
2.
Daftar Inventaris Ruangan (DIR)
3.
Daftar Inventaris Lainnya (DIL)
4.
Buku Inventaris Intrakomptabel
5.
Buku Inventaris Ekstrakomptabel
6.
Laporan Barang Milik Negara Semester
7.
Laporan Barang Milik Negara Tahunan
8.
Laporan Kondisi Barang (LKB)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Terima kasih
www.djkn.go.id
Download