1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Glaukoma

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu kelompok kelainan patologis yang ditandai dengan
neuropati optik kronis yang berjalan lambat dan disertai adanya atrofi dan cupping
papil nervus optikus dengan adanya defek lapang pandangan yang khas, yaitu
terdapat penyempitan lapang pandangan. Pada glaukoma diketahui bahwa tekanan
intraokular (TIO) tinggi (>21 mmHg) merupakan faktor risiko utamanya (Spaeth
dan Tarek, 2000).
Glaukoma tensi normal (GTN) merupakan bagian dari glaukoma sudut
terbuka atau primary open angle glaucoma (POAG) (Mittal, 2006). Epidemiologi
GTN adalah 60% dari total kasus glaukoma di Jepang (Masuda, 1996). Perbedaan
antara GTN dan POAG adalah bahwa TIO pada GTN < 21 mmHg (Shield, 2008).
TIO tinggi bukan merupakan satu-satunya faktor risiko glaukoma. Pada
GTN ada faktor risiko lain yang belum diketahui yang mungkin mempunyai
peranan dalam terjadinya GTN. Beberapa hipotesis menyatakan bahwa faktor
vaskular lokal mempunyai peranan penting dalam perkembangan kelainan ini
(AAO, 2008-2009).
Menurunnya aliran darah okular, pelepasan subtansi vasoaktif dari
endothelium kapilari dapat menyebabkan kerusakan glaukomatus di saraf optik
(Haefliger, 1994). Kebutuhan aliran darah pada organ yang berbeda bervariasi
secara cepat dari waktu ke waktu, sehingga diperlukan regulasi pembuluh darah
yang baik. Disregulasi berarti bahwa aliran darah tidak benar-benar dapat
1
2
memenuhi kebutuhan ini. Adanya disregulasi dapat menyebabkan kelebihan atau
kekurangan aliran darah. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya
disregulasi vaskular baik lokal maupun sistemik (Grieshaber et al., 2007).
Faktor-faktor risiko vaskular terdiri atas 1) terjadinya vasospatik yang
mengganggu autoregulasi, 2) perubahan hemodinamik yang dapat mengurangi
tekanan perfusi seperti hipotensi, 3) perubahanan organik pada dinding pembuluh
darah dan 4) gangguan haematologi seperti meningkatnya viskositas darah yang
menyebabkan meningkatnya resistansi vaskular lokal dan menurunnya tekanan
perfusi (Fenton & O’Brien, 1998).
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah kecepatan aliran darah
arteri oftalmika pada pasien dengan glaukoma tensi normal lebih rendah
dibandingkan subyek normal?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan kecepatan aliran
darah arteri oftalmika pada pasien dengan glaukoma tensi normal dibandingkan
subyek normal.
D. Keaslian Penelitian
1. Rojanapongpun et al. (1993) melaporkan bahwa kecepatan aliran darah pada
pasien normal tension glaucoma (NTG) lebih rendah dibandingkan dengan
subyek chronic open angle glaucoma (COAG) atau normal.
3
Tabel 1. Kecepatan aliran darah pada pasien NTG, COAG, dan subyek normal
Doppler parameter
Peak flow velocity
Mean flow velocity
Diastolic flow velocity
Normal
(mean ± SD)
(cm/detik)
43.86 ± 1.32
22.87 ± 0.74
11.92 ± 0.44
Chronic open angle
Glaucoma
(mean ± SD)
(cm/detik)
39.04 ± 1.00
20.28 ± 0.57
10.25 ± 0.33
Normal tension
Glaucoma
(mean ± SD)
(cm/detik)
35.35 ± 1.20
17.76 ± 0.68
8.96 ± 0.41
2. Sharma dan Bangiya (2006) melaporkan bahwa kecepatan diastolik dan
resistivitas index relatif lebih tinggi pada pasien primary open angle glaucoma
dan chronic angle closure glaucoma dengan lapang pandang yang stabil
dibandingkan dengan kelompok yang kerusakan lapang pandangnya progresif.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
faktor-faktor risiko, khususnya penurunan kecepatan aliran darah arteri oftalmika
pada pasien dengan glaukoma tensi normal, dan sebagai pertimbangan dalam
penelitian glaukoma tensi normal selanjutnya.
Download