professional ethics

advertisement
PROFESSIONAL ETHICS
Etika Profesi
BIODATA PENGAJAR
Nama
RINTO RAIN BARRY, ST., MM.
Tempat/Tgl Lahir
Pangkalpinang, 10 September 1972
Alamat
Binong Permai Blok E27 No. 6, Kel. Binong, Kec. Curug, Kab. Tangerang
Pendidikan
S1 STMIK BANDUNG
Lulus 2007
S2 Magister Manajemen Universitas Budi Luhur Jakarta
Lulus 2016
Pengajar Komputer LPK KSM (Kelompok Studi Mahasiswa) Bandung
1996 s/d 1997
Pengajar Komputer (TIK) SD/SMP/SMA Kristen Nafiri Sion, Bandung
2001 s/d 2004
Pengajar Matematika SMPK Nafiri Sion, Bandung
2004 s/d 2006
Kepala Sekolah SMPK Pelita Bangsa, Bandung
2005 s/d 2008
Kepala Sekolah Lentera Harapan Koja, Jakarta Utara
2010 s/d 2012
Kepala Sekolah SMAK Kanaan Tangerang
2014 s/d 2015
Total Quality Management, Jakarta
12 Juni 2010
Leadership Training, UPH
14 – 18 Maret 2011
Pengalaman Kerja
Training
Email
[email protected]
HP/WA
0853 1915 1533
Twitter
@RainRinto
myBlog
rintorainbarrynainggolan.simplesite.com
Rinto Nainggolan
SISTEM PENILAIAN
NO
NILAI
BOBOT
1.
Kehadiran
10%
Mengisi Daftar Hadir
2.
Tugas + Quiz
30%
Presentasi Kelompok
3.
UTS
30%
Essay
4.
UAS
30%
Uraian/Essay
TOTAL
KETERANGAN
100%
KRITERIA NILAI
NILAI
GRADE
BOBOT
NILAI
GRADE
BOBOT
86 – 100
A
4,0
56,00 – 63,49
C
2,0
78,50 – 85,99
AB
3,5
48,50 – 55,99
CD
1,5
71,00 – 78,49
B
3,0
41,00 – 48,49
D
1,0
63,50 – 70,99
BC
2,5
0 – 40,99
E
0
ATURAN MAIN KETIDAKHADIRAN
 Total pertemuan dalam satu semester adalah 13 pertemuan.
Mahasiswa diperkenankan 2 kali alfa. Lebih dari 2 kali alfa,
mahasiswa akan dikenakan tilang absen. Bagi mahasiswa yang
terkena tilang absen tidak diperkenankan mengikuti UAS dan
nilai UAS tidak diproses.
 Mahasiswa diperkenankan ijin dengan alasan : sakit, kegiatan
kampus atau institusi lain, serta keluarga terdekat meninggal
dengan melampirkan bukti tertulis (dilampirkan di Daftar
Hadir Mahasiswa).
- (BAA Surya University)
MATERI PROFESSIONAL ETHICS
REFERENSI
 Baase, Sara (2013). A Gift of Fire: Social, Legal, and Ethical Issues for
Computing Technology, 4th Edition. Boston, MA: Pearson
Education.
 I Putu Agus Eka Pratama (2014). Komputer dan Masyarakat.
Bandung : Informatika.
 Naagarazan, R.S. (2006). A textbook on Professional Ethics and
Human Values. New Delhi : New Age International (P) Ltd.,
Publishers.
 Northcutt, Stephen (2004). IT Ethics Handbook : Right and Wrong
for IT Professionals. USA: Syngress Publishing, Inc.
 Reynolds, W. George (2015). Ethics in Information Technology, 5th
edition. USA: Cengage Learning.
ETIKA PROFESI
Etika Profesi – 1.0
ETIKA berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau ADAT
ISTIADAT (kebiasaan).
Etika Profesi – 1.1
What is Ethics?
Menurut Socrates (filsuf Yunani, 477-399 SM ) :
 Pengetahuan memiliki pengaruh pada kehidupan manusia.
 Orang secara alami akan melakukan apa yang baik, jika mereka tahu
apa yang benar.
 Tindakan jahat atau buruk adalah hasil dari ketidaktahuan.
 Jadi, jika penjahat yang benar-benar menyadari konsekuensi mental
dan spiritual dari tindakannya, dia tidak akan melakukan atau
bahkan mempertimbangkan melakukannya.
 Oleh karena itu, setiap orang yang tahu apa yang benar dengan
tepat secara otomatis akan melakukannya.
Etika Profesi – 1.2
DEFINISI ETIKA
 Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). http://kbbi.web.id/
 Etika merupakan sistem nilai dan norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok di dalam mengatur
tingkah lakunya. Kees Bertens
 Etika adalah seperangkat keyakinan tentang perilaku yang
benar dan salah dalam masyarakat. Reynolds, W. George (2015)
Etika Profesi – 1.3
PANDANGAN MENGENAI ETIKA
Immanuel Kant (1724-1804)
seorang filsuf besar Jerman abad ke-18 mengatakan :
“Dalam HUKUM seorang pria bersalah ketika ia MELANGGAR
HAK orang lain. Dalam ETIKA dia bersalah jika ia hanya
BERPIKIR untuk melakukannya.”
Etika Profesi – 1.4
MORAL
1) (Ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi
pekerti; susila.
2) Kondisi mental yang membuat orang tetap berani,
bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan sebagainya; isi hati
atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam
perbuatan.
3) Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
http://kbbi.web.id/
Etika Profesi – 1.5
NORMA
1) Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah
laku yang sesuai dan berterima;
2) Aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menilai atau memperbandingkan sesuatu;
― agama aturan yang menata tindakan manusia dalam pergaulan
dengan sesamanya yang bersumber pada ajaran agamanya;
― sosial aturan yang menata tindakan manusia dalam pergaulan
dengan sesamanya;
― susila aturan yang menata tindakan manusia dalam pergaulan sosial
sehari-hari, seperti pergaulan antara pria dan wanita.
http://kbbi.web.id/
Etika Profesi – 1.6
HUKUM
1) Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat,
yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah;
2) Undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat;
3) Patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan
sebagainya) yang tertentu;
4) Keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim
(dalam pengadilan); vonis;
http://kbbi.web.id/
Etika Profesi – 1.7
DEFINISI PROFESI
 PROFESI adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
 PROFESIONAL adalah : 1) bersangkutan dengan profesi; 2)
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya; 3)
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan
amatir).
 PROFESIONALISME adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk
yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
 Sebuah profesi adalah panggilan yang memerlukan pengetahuan
khusus dan persiapan akademik yang seringkali panjang dan
intensif.
Etika Profesi – 1.8
CIRI-CIRI PROFESI
a) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun.
b) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana
profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan
masyarakat.
d) Izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya,
maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin
khusus. (menurut Michael 542 HCI Surya University, tidak wajib)
e) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Etika Profesi – 1.9
SYARAT SUATU PROFESI
a. Melibatkan kegiatan intelektual.
b. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Memerlukan persiapan yang profesional dan bukan sekedar
latihan.
d. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f. Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode
etik.
Etika Profesi – 1.10
DEFINISI ETIKA PROFESI
 Etika Profesi
Dapat didefinisikan sebagai aturan pribadi dan perusahaan yang
mengatur perilaku dalam konteks profesi tertentu.
 Etika Profesi mencakup standar pribadi, organisasi, dan perusahaan dari
perilaku yang diharapkan dari para profesional.
 Etika profesi adalah etika yang harus ditaati bersama oleh komunitas dan
organisasi yang mana di dalamnya terdiri dari individu-individu dengan
profesinya yang menjadi patokan di dalam menjalankan profesinya pada
kehidupan sehari-hari. (I Putu Agus Eka Pratama, 2014)
 Etika profesi termasuk hubungan dengan dan tanggung jawab terhadap
pelanggan, klien, rekan kerja, karyawan, pengusaha, orang lain yang
menggunakan produk seseorang dan jasa, dan lain-lain yang mereka
mempengaruhi.
Etika Profesi – 1.11
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
1) Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap
hasilnya. Maksudnya, menuntut dirinya untuk bekerja sebaik mungkin
dengan standar di atas rata-rata, dengan hasil yang maksimum dan
dengan moto yang terbaik. Ia bertanggung jawab menjalankan
pekerjaannya sebaik mungkin dan dengan hasil yang memuaskan.
 Bertanggung jawab atas dampak profesinya itu terhadap kehidupan
dan kepentingan orang lain khususnya kepentingan orang-orang yang
dilayaninya. Pada tingkat dimana profesinya itu membawa kerugian
tertentu secara disengaja atau tidak disengaja, maka ia harus
bertanggung jawab atas hal tersebut. Bentuknya bisa macam-macam,
seperti : mengganti kerugian; pengakuan jujur dan tulus secara moral
karena telah melakukan kesalahan; mundur dari jabatannya; dan
sebagainya.
Etika Profesi – 1.12.1
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
2) Keadilan
 Tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap siapapun, termasuk
orang yang mungkin tidak bisa membayar jasa profesionalnya.
 Siapa yang datang pertama mendapat pelayanan pertama merupakan
perwujudan yang sangat konkret prinsip keadilan dalam arti yang
seluas-luasnya.
 Tidak boleh membeda-bedakan pelayanannya dan juga kadar dan
mutu pelayanannya termasuk dalam melayani orang yang tidak
mampu.
 Penyimpangan seperti di atas sangat tidak sesuai dengan etika profesi,
profesional dan profesionalisme, karena keprofesionalan ditujukan
untuk kepentingan orang banyak (melayani masyarakat) tanpa
membedakan status atau tingkat kekayaan orang tersebut.
Etika Profesi – 1.12.2
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
3) Integritas Moral
 Ia mempunyai komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya,
nama baiknya dan juga kepentingan orang lain dan masyarakat.
 Ia tidak akan mudah kalah dan menyerah pada godaan atau bujukan
apa pun untuk lari atau melakukan tindakan yang melanggar.
 Ia tidak akan mudah menyerah terhadap bujukan uang, bahkan
terhadap ancaman teror, fitnah, kekuasaan dan semacamnya demi
mempertahankan dan menegakkan keadilan.
 Ia rela mati hanya demi mempertahankan kebenaran nilai yang
dijunjungnya itu. Dengan kata lain, prinsip integritas moral menunjukan
bahwa orang tersebut punya pendirian yang teguh, khususnya dalam
memperjuangkan nilai yang dianut profesinya.
Etika Profesi – 1.12.3
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
4) Otonomi
 Memiliki kebebasan yang bertanggung jawab dalam menjalankan
profesinya dan dengan rambu-rambu atau peraturan yang dibuat oleh
pemerintah untuk membatasi dan meminimalisir adanya pelanggaran
atau malpraktek.
 Tidak boleh ada pihak luar yang ikut campur tangan atau intervensi di
dalam pelaksanaan profesi tersebut.
Otonomi ini juga penting agar kaum profesional itu bisa secara bebas
mengembangkan profesinya, bisa melakukan inovasi, dan kreasi tertentu
yang kiranya berguna bagi perkembangan profesi itu dan kepentingan
masyarakat luas.
Etika Profesi – 1.12.4
MENGAPA PARA PROFESIONAL
MEMERLUKAN ETIKA ???
QUIZ
Etika Profesi – 1.13
TUGAS PRESENTASI KELOMPOK
 Tugas presentasi kelompok adalah tugas membuat presentasi materi
kuliah dengan powerpoint yang berisi materi yang ditentukan dan
dipresentasikan mulai pertemuan kuliah yang ketiga dan seterusnya.
Kelompok sebelumnya akan mengajukan pertanyaan (diberikan
penilaian), serta diskusi yang dipimpin oleh ketua kelompok.
 Jumlah slide presentasi adalah minimal 12 slide selama kurang lebih 30
menit yang merupakan kombinasi teks dan gambar dan disesuaikan
dengan materi masing-masing.
 Slide yang dipresentasikan, cara mempresentasikan, serta mahasiswa di
luar kelompok tersebut memberikan tanggapan akan diberikan penilaian.
 Jumlah anggota kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang dan penentuan
anggotanya dilakukan secara acak di pertemuan kuliah yang pertama.
 Satu hari sebelum presentasi, slide harus dikirim ke email pengajar :
[email protected]
ETIKA DALAM MASYARAKAT
 Masyarakat merupakan bentuk dari interaksi antar manusia
sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk pribadi. (definisi bebas)
 Ini berarti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan manusia
saling membutuhkan satu sama lain, maka terjadi interaksi dan
komunikasi di dalamnya.
 Etika masyarakat terkadang dibentuk dari kebiasaan yang telah
terjadi secara turun temurun atau sudah dilakukan oleh nenek
moyang. Etika bisa berasal dari nilai-nilai keagamaan yang
dipercayai masyarakat, sehingga etika masyarakat adalah segala
jenis hukum yang mengatur moral, adat dan kesopanan dalam
bermasyarakat.
Etika Dalam Masyarakat – 2.0
ETIKA DALAM MASYARAKAT
 Dalam bersosialisasi di masyarakat, manusia memerlukan etika
sebagai pedoman dalam berkata, berpikir dan melakukan suatu
kebiasaan yang baik untuk dianut. Maka dari itu, pemahaman akan
etika dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari.
 Etika menjadi tolak ukur dalam menghadapi berbagai perbedaan
moral yang ada di masyarakat.
Etika Dalam Masyarakat – 2.1
DEFINISI ETIKA MASYARAKAT
 Etika Masyarakat adalah segala hal yang mengatur
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan, adatistiadat, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir.
Etika Dalam Masyarakat – 2.2
PENTINGNYA ETIKA DALAM MASYARAKAT
a. Etika dapat membuat seorang manusia bersikap empati.
b. Etika membuat seorang manusia memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya dan menghargai kehidupannya.
c. Etika memberikan self control bagi manusia agar dapat
menyadari apa yang sedang ia lakukan dan tahu apa yang
seharusnya dilakukan.
d. Etika mengajarkan agar manusia dapat mawas diri artinya
manusia memperhitungkan apa yang akan dilakukannya dan
bagaimana pandangan orang lain terhadap perilakunya.
Etika Dalam Masyarakat – 2.3
CONTOH ETIKA DALAM MASYARAKAT
a) Membungkuk badan ketika kita sedang lewat atau sedang berjalan kaki
ketika berjalan di depan orang lain, terutama kepada yang lebih tua.
b) Bertamu tidak boleh sampai larut malam.
c) Ketika makan, orang yang lebih
tua dipersilahkan terlebih dahulu
mengambil makanan.
d) Makan tidak boleh berdecap dan
bersendawa.
e) Saling menghormati antar umat
beragama.
f) …. (komentar dari mahasiswa).
Etika Dalam Masyarakat – 2.4
KONDISI MENTAL
BANGSA INDONESIA SAAT INI
Tulisan begawan Antropologi Koentjaraningrat berjudul :
"Apakah kelemahan mentalitet kita sesudah revolusi?“ (Kompas, 9 Februari
1974), menyebutkan bahwa :
Kelemahan mentalitas bangsa sesudah revolusi, antara lain :
 Meremehkan mutu,
 Menerabas,
 Tidak percaya diri,
 Tidak berdisiplin, dan
 Kurang bertanggung jawab.
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia
melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Etika Dalam Masyarakat – 2.5
KODE ETIK PROFESI
 Kode Etik Profesi yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di
masyarakat maupun di tempat kerja.
 Menurut UU No. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik
profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
 Kode etik menunjukkan hak, tugas, dan kewajiban anggota profesi
dan masyarakat profesional.
 Kode etik ini mengikat semua anggota organisasi lembaga profesi
yang bersangkutan.
 Tujuan umum kode etik yaitu supaya profesional memberikan jasa
yang sebaik-baiknya kepada para pemakai. Dengan adanya kode
etik akan melindungi perbuatan dari yang tidak profesional.
Kode Etik Profesi – 3.0
PERAN PENTING KODE ETIK
1. Inspirasi dan pedoman. Kode etik mengungkapkan komitmen
kolektif dari profesi untuk perilaku etis dan baik di depan publik dan
dengan demikian menginspirasi individu. Mereka mengidentifikasi
tanggung jawab utama dan memberikan pernyataan dan pedoman
untuk para profesional dan masyarakat profesional.
2. Dukungan untuk Professional. Kode etik memberikan dukungan
positif untuk profesional untuk berpihak pada isu-isu moral.
Selanjutnya mereka memberi bantuan sesuai potensinya untuk
melaksanakan kewajiban profesional.
Kode Etik Profesi – 3.1.1
PERAN PENTING KODE ETIK
3. Pencegahan (mencegah bertindak bermoral) dan disiplin (mengatur
untuk bertindak secara moral). Kode etik berfungsi sebagai dasar
untuk menyelidiki tindakan tidak etis. Masyarakat profesional
kadang-kadang mencabut keanggotaan atau menghentikan /
mengusir para anggota, ketika terbukti telah bertindak tidak etis.
Sanksi ini bersama dengan hilangnya rasa hormat dari rekan-rekan
dan masyarakat terikat untuk bertindak sebagai pencegah.
4. Mempertahankan seperti keadaan sebelumnya. Mereka
menciptakan tingkat minimum perilaku etis dan mempromosikan
kesepakatan dalam profesi. Kewajiban utama yaitu keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, dinyatakan oleh kode
etik melayani dan melindungi masyarakat.
Kode Etik Profesi – 3.1.2
PERAN PENTING KODE ETIK
5. Meningkatkan kepentingan bisnis. Kode etik menawarkan inspirasi
bagi pengusaha, menetapkan standar bersama, persaingan sehat,
dan memaksimalkan keuntungan bagi investor, karyawan, dan
konsumen.
6. Mempertahankan seperti keadaan sebelumnya. Mereka
menciptakan tingkat minimum perilaku etis dan mempromosikan
kesepakatan dalam profesi. Kewajiban utama yaitu keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, dinyatakan oleh kode
etik melayani dan melindungi masyarakat.
7. Meningkatkan kepentingan bisnis. Kode etik menawarkan inspirasi
bagi pengusaha, menetapkan standar bersama, persaingan sehat,
dan memaksimalkan keuntungan bagi investor, karyawan, dan
konsumen.
Kode Etik Profesi – 3.1.3
TUJUAN KODE ETIK PROFESI
1. Menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Meningkatkan mutu profesi.
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku/pokok standarnya sendiri.
Kode Etik Profesi – 3.2
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
Kode Etik Profesi – 3.3
KODE ETIK DI BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI (TI)
Kode Etik Di Bidang TI – 4.0
check
PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI
 Kelompok pertama, yang bergelut di dunia perangkat lunak (software),
seperti merancang sistem operasi, database, maupun sistem aplikasi.
Pekerjaannya adalah :
1) Sistem Analisis, orang yang bertugas menganalisa sistem yang
diimplementasikan, mulai dari menganalisa sistem yang ada, kelebihan
dan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan
dikembangkan.
2) Programmer, orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan
sistem analis, yaitu membuat program (baik aplikasi maupun system
operasi) sesuai sistem yang dianalisa sebelumnya.
3) Web Designer, orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk
studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan
aplikasi berbasis web.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.1.1
PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI
 Kelompok kedua, yang bergelut di bidang perangkat keras (hardware).
Pekerjaannya adalah:
1) Technical Engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang
berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan maupun
perbaikan perangkat sistem komputer.
2) Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang
teknis jaringan komputer dari maintenance sampai pada troubleshootingnya.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.1.2
PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI
 Kelompok ketiga, yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi.
Pekerjaannya adalah :
1) EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan program yang
berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan
perusahaan/organisasi lainnya.
2) System Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan
administrasi terhadap system, memiliki kewenangan menggunakan hak
akses terhadap system, serta hal lain yang berhubungan dengan
pengaturan operasional sebuah sistem.
3) MIS Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi
terhadap sebuah system informasi, melakukan manajemen terhadap
system tersebut secara keseluruhan baik perangkat keras, perangkat lunak
maupun sumber daya manusianya.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.1.3
Professional Relationships IT Workers
Kode Etik Di Bidang TI – 4.2
FUNGSI ORGANISASI PROFESI
1. Mengatur keanggotaan organisasi
Organisasi profesi menentukan kebijakan tentang keanggotaan, struktur organisasi,
syarat-syarat keanggotaan sebuah profesi dan kemudahan lebih lanjut lagi
menentukan aturan-aturan yang lebih jelas dalam anggaran.
2. Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuan sesuai
perkembangan teknologi
Organisasi profesi melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya
untuk meningkatkan pengetahuan sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat
yang membutuhkan pelayanan profesi tersebut.
3. Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi anggotanya
Sertifikasi merupakan salah satu lambang dari sebuah profesionalisme. Dengan
kepemilikan sertifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional maka
orang akan melihat tingkat profesionalisme yang tinggi dari pemegang sertifikasi
tersebut.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.3.1
FUNGSI ORGANISASI PROFESI
4. Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota
Etika profesi merupakan aturan yang diberlakukan untuk seluruh anggota
organisasi profesi. Aturan tersebut menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan
maupun tidak serta pedoman keprofesionalan yang digariskan bagi sebuah profesi.
5. Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar etika profesi
Sangsi yang diterapkan bagi pelanggaran kode etik profesi tentunya mengikat
semua anggota. Sangsi bervariasi, tergantung jenis pelanggaran dan bias bersifat
internal organisasi seperti misalnya Black list atau bahkan sampai dikeluarkan dari
organisasi profesi tersebut.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.3.2
Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia
(IPKIN)
 IPKIN adalah sebuah organisasi yang berdiri pada tahun 1974.
 Pada dasarnya IPKIN adalah organisasi nirlaba independen
yang beranggotakan para profesional dalam bidang Komputer
dan Informatika.
 Bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan dan
pengembanan teknologi Komputer dan Informatika di
Indonesia guna menunjang pembangunan nasional.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.4.1
Prinsip Etika Profesi IPKIN
1) Prinsip Standar Teknis - melaksanakan tugas secara profesional
sesuai dengan bidang profesinya.
2) Prinsip Kompetensi - mengembangkan pengetahuan dan gunakan
teknologi mutakhir untuk berkompetensi.
3) Prinsip Tanggung Jawab Profesi.
4) Prinsip Kepentingan Publik.
5) Prinsip Integritas - untuk meningkatkan kepercayaan public.
6) Prinsip Objektivitas - menyampingkan hal pribadi jalankan tugas.
7) Prinsip Kerahasiaan.
8) Prinsip perilaku profesional - reputasi baik.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.4.2
SEARCC
 South East Asia Regional Computer Confideration (SEARCC)
merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan
himpunan profiesional IT (Information Technology) yang
terdiri dari 13 negara.
 SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6
ikatan komputer dari negara-negara : Hong Kong, Indonesia,
Malaysia, Philipina, Singapora dan Thailand.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.5
Institute of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE)
 Cikal bakalnya sudah dimulai sejak tahun 1884. Himpunan profesi
ini dirancang untuk memberikan pelayanan kepada para profesional
dari semua bidang ilmu kelistrikan, elektronik dan komputer dan
area ilmu dan teknologi yang terkait.
 IEEE Computer Society adalah organisasi keanggotaan terkemuka di
dunia yang didedikasikan untuk ilmu komputer dan teknologi.
Melayani lebih dari 60.000 anggota, IEEE Computer Society adalah
informasi yang dipercaya, jaringan, dan sumber pengembangan
karir untuk komunitas global pemimpin teknologi yang mencakup
peneliti, pendidik, insinyur perangkat lunak, profesional TI,
pengusaha, dan mahasiswa.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.6.1
KODE ETIK IEEE

Kami, anggota IEEE, dalam pengenalan akan pentingnya teknologi kami dalam
mempengaruhi kualitas kehidupan di seluruh dunia dan dalam penerimaan
kewajiban kami pada profesi kami, anggota-anggotanya dan masyarakat yang kami
layani, dengan ini kami menyatakan diri terikat pada perilaku etis dan profesional
tertinggi dan setuju :
1) Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat
asas pada keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan publik, dan segera
menyatakan secara terbuka fatktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau
lingkungan.
2) Menghindari konflik interes nyata atau yang terperkirakan sedapat mungkin, dan
membukakannya pada para pihak yang terpengaruh ketika muncul.
3) Akan jujur dan realistis dalam menyatakan klaim atau perkiraan menurut data yang
tersedia.
4) Menolak sogokan dalam segala bentuknya.
5) Mengembangkan pemahaman teknologi, aplikasi yang sesuai, dan kemungkinan
konsekuensinya.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.6.1.1
KODE ETIK IEEE
6) Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis dan mengambil tugas
teknologi yang lain hanya bila memiliki kualifikasi melalui pelatihan atau
pengalaman, atau setelah menyatakan secara terbuka keterbatasan relevansi
kami.
7) Mencari, menerima, dan menawarkan kritik perkerjaan teknis, mengakui dan
memperbaiki kesalahan, dan menghargai selayaknya kontribusi orang lain.
8) Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa bergantung pada faktorfaktor seperti ras, agama, jenis kelamin, keterbatasan fisik, umur dan asal
kebangsaan.
9) Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain, milik, reputasi, atau
pekerjaan dengan tindakan salah atau maksud jahat.
10) Membatu rekan sejawat dan rekan sekerja dalam pengembangan profesi
mereka dan mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.6.1.2
Association for Computer Machinery
(ACM)
 Didirikan pada tahun 1947 dengan menciptakan the first
stored-program digital computer. Lembaga ini memiliki
beberapa cabang di beberapa belahan dunia.
 Kode etik ACM terdiri dari kewajiban moral, tanggungjawab
profesional khusus, kepemimpinan organisasi dan elemen
kepatuhan.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.7.1
Kewajiban Moral Umum Sebagai Anggota ACM
1) Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan kesejahteraan
umat manusia.
2) Menghindari perbuatan menyakiti orang lain.
3) Jujur dan dapat dipercaya.
4) Bijaksana dan tidak melakukan tindakan diskriminasi.
5) Menghormati hak dan kekayaan intelektual termasuk copy right
dan hak paten.
6) Memberikan penghormatan yang tepat bagi kekayaan intelektual.
7) Menghargai privasi orang lain.
8) Menghormati kerahasiaan.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.7.2
Tanggungjawab Professional Yang Lebih Spesifik
Sebagai Seorang Profesional Komputer ACM
1) Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kualitas terbaik
dalam proses maupun hasil pekerjaan profesi saya.
2) Memiliki dan menjaga kompetensi professional.
3) Mengetahui dan menghormati hukum yang ada sehubungan dengan tugas
professional.
4) Mendapatkan dan memberikan pandangan professional yang pantas.
5) Memberikan evaluasi yang lengkap dan menyeluruh dari sistem komputer
dan dampaknya termasuk analisis resiko yang mungkin ada.
6) Menghormati kontrak, persetujuan dan bertanggung jawab.
7) Meningkatkan pengertian masyarakat umum akan komputer dan
konsekuensinya.
8) Mengakses komputer dan sumber daya komunikasi hanya jika memiliki
izin untuk melakukannya.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.7.3
Tanggungjawab Kepemimpinan Organisasi Sebagai
Anggota Dan Pemimpin Organisasi ACM
1) Menyampaikan tanggung jawab sosial anggota unit organisasi dan mendukung
penerimaan penuh dari tanggung jawab tersebut.
2) Mengatur personil dan sumber daya untuk merancang dan membangun
sistem informasi yang meningkatkan kualitas, efektifitas dan harga diri dalam
dunia kerja.
3) Mengakui dan mendukung penggunaan yang tepat dan telah di otoritasi dari
sumber daya computer dan komunikasi milik organisasi.
4) Memastikan bahwa pengguna dan orang-orang yang akan dipengaruhi oleh
sistem komputer, dapat menyampaikan kebutuhannya selama penilaian dan
perancangan kebutuhan. Selanjutnya, system tersebut harus divalidasi agar
sesuai dengan kebutuhan tadi.
5) Menyampaikan dan mendukung kebijakan yang melindungi harga diri
pengguna dan orang-orang yang dipengaruhi oleh sistem komputer.
6) Menciptakan kesempatan pada anggota organisasi untuk mempelajari prinsipprinsip dan batasan-batasan dari sistem computer.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.7.4
Kepatuhan Terhadap Kode Etik
Sebagai Anggota ACM
 Menjunjung tinggi dan menyebarluaskan prinsip-prinsip kode
etik itu.
 Menganggap pelanggaran dari kode etik ini sebagai
ketidakkonsistenan keanggotaan ACM.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.7.5
KODE ETIK PROGRAMMER
 Berkontribusi untuk kehidupan masyarakat yang baik. Programmer harus
mengembangkan sistem komputer yang dapat mengurangi dampak negatif
terhadap masyarakat seperti ancaman sosial dan keamanan, dan dapat
membuat aktifitas dan pekerjaan yang lebih mudah. Programmer sebaiknya
membangun sesuatu dengan standar yang tinggi.
 Menghindari hal-hal yang dapat membahayakan orang lain. Sistem komputer
memilki dampak tidak langsung kepada pihak ketiga. Sistem dapat
menyebabkan kehilangan informasi dan sumber daya, dan itu berbahaya
untuk pengguna, masyarakat, atau pekerja. Oleh karena itu software
developer harus meminimalisir resiko tersebut dengan mengikuti desain
standar dan testing yang baik.
 Jujur dan dapat dipercaya. Prinsip ini mendorong programmer untuk lebih
jujur serta sadar akan keterbatasan pengetahuan mereka saat menuliskan
sistem komputer. Jika programmer mengetahui ada kesalahan dalam sistem,
dia dapat melaporkan segera untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.8.1
KODE ETIK PROGRAMMER
 Memberikan penghargaan untuk aset intelektual. Software
developer dilarang keras untuk mengakui hasil karya orang lain, bahkan juga
ketika program tersebut tidak terlindungi oleh "copyright" atau "patent".
Mereka harus mengenali dan mengakui pekerjaan/karya orang lain, dan
mereka harus menggunakan ide mereka sendiri untuk mengembangkan
software.
 Menghormati privasi orang lain. Sistem komputer bisa saja disalahgunakan
oleh beberapa orang dalam pelanggaran privasi orang lain. Software
developer harus menuliskan program yang dapat melindungi informasi
pengguna yang dapat menangkal orang tidak dikenal (tidak berizin)
mengakses informasi tersebut.
 Menghormati Kerahasiaan. Software developer harus bersedia menjaga
rahasia informasi terkait pekerjaannya dan segala informasi terkait proyek
yang sedang dikerjakannya jika client atau perusahaan menginginkan hal
tersebut.
Kode Etik Di Bidang TI – 4.8.2
PELANGGARAN KODE ETIK
Pelanggaran Kode Etik – 5.0
PRIVASI
 Kerahasiaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu
atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan
personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai
diri mereka. Privasi kadang dihubungkan dengan anonimitas walaupun
anonimitas terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal publik. Privasi
dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.
 Hak pelanggaran privasi oleh pemerintah, perusahaan, atau individual
menjadi bagian di dalam hukum di banyak negara, dan kadang konstitusi
atau hukum privasi. Hampir semua Negara memiliki hukum, yang dengan
berbagai cara membatasi privasi. Contoh : aturan pajak umumnya
mengharuskan pemberian informasi mengenai pendapatan. Privasi
individu dapat bertentangan dengan aturan kebebasan berbicara dan
beberapa aturan hukum mengharuskan pemaparan informasi publik yang
dapat dianggap pribadi di negara atau ”budaya” lain.
Pelanggaran Kode Etik – 5.1
PRIVASI
 Privasi dapat secara sukarela dikorbankan, umumnya demi
keuntungan tertentu, dengan risiko hanya menghasilkan sedikit
keuntungan dan dapat disertai bahaya tertentu atau bahkan
kerugian.
 Contohnya adalah pengorbanan privasi untuk mengikut suatu
undian atau kompetisi; Seseorang memberikan detail personalnya
(sering untuk kepentingan periklanan) untuk mendapatkan
kesempatan memenangkan suatu hadiah.
 Contoh lainnya adalah jika informasi yang secara sukarela diberikan
tersebut dicuri atau disalahgunakan seperti pada pencurian
identitas.
Pelanggaran Kode Etik – 5.2
PELANGGARAN PRIVASI
 Salah satu dampak negatif dari era informasi adalah pelanggaran
privasi. Pelanggaran privasi dapat diartikan sebagai pembeberan
informasi tanpa memperhatikan kode etik. Salah satu contoh kasusnya
adalah mempublikasikan dokumen elektronik seperti gambar, video,
tulisan, dll.
 Hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran privasi antara lain :
a) Mengirim dan mendistribusikan dokumen yang bersifat pornografi,
menghina, mencemarkan nama baik, dll. Contohnya pernah terjadi
pada Prita Mulyasari yang menurut pihak tertentu telah
mencemarkan nama baik karena surat elektronik yang dibuat
olehnya.
b) Melakukan penyadapan informasi. Seperti halnya menyadap
transmisi data orang lain.
Pelanggaran Kode Etik – 5.3.1
PELANGGARAN PRIVASI
c) Melakukan penggadaan tanpa ijin pihak yang berwenang. Bisa
juga disebut dengan hijacking. Contoh yang sering terjadi yaitu
pembajakan perangkat lunak (Software Piracy).
d) Melakukan pembobolan secara sengaja ke dalam sistem
komputer. Hal ini juga dikenal dengan istilah Unauthorized
Access.
e) Memasuki/menyusup ke dalam sistem jaringan komputer secara
tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Contoh kejahatan ini adalah probing dan port.
f) Memanipulasi, mengubah atau menghilangkan informasi yang
sebenarnya. Misalnya data forgery atau memalsukan data pada
dokumen penting yang ada di internet.
Pelanggaran Kode Etik – 5.3.2
KEBEBASAN BEREKSPRESI
 Secara normatif dalam konstitusi negara, kebebasan
berekspresi dilindungi dan dijamin.
 Harus diakui kondisi kebebasan berekspresi di Indonesia dewasa ini
belum berjalan sesuai dengan arah yang tepat. Masih kita temukan
penyimpangan di sana sini.
 Kebebasan berekspresi tidak boleh merugikan orang lain.
 Sebagai contoh : Hate speech
Dalam arti hukum, Hate speech adalah perkataan, perilaku, tulisan,
ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya
tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku
yang membuat pernyataan tersebut ataupun korban dari tindakan
tersebut.
Pelanggaran Kode Etik – 5.4
UNDANG-UNDANG 11 TAHUN 2008
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)
 Pasal 27 ayat (3)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dapat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,000 (satu miliar
rupiah)“.
 Pasal 36 UU ITE
"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27
sampai Pasal 34 yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain“.
Pelanggaran Kode Etik – 5.5
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELANGGARAN ETIKA
1) Kebutuhan individu
2) Korupsi dengan alasan ekonomi
3) Tidak ada pedoman
 Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan.
4) Perilaku dan kebiasaan individu
 Kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi.
5) Lingkungan tidak etis
 Pengaruh dari komunitas.
6) Perilaku orang yang ditiru
 Efek primordialisme (perasaan kesukuan yang berlebihan) yang
kebablasan.
Pelanggaran Kode Etik – 5.6
SANKSI UNTUK PELANGGARAN ETIKA
1) Sanksi Sosial
Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
“dimaafkan”.
2) Sanksi Hukum
Skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati
prioritas utama, bisa diikuti oleh hukum perdata.
Pelanggaran Kode Etik – 5.7
ALASAN MENGABAIKAN KODE ETIK
1) Pengaruh sifat kekeluargaan
Misalnya yang melakukan pelanggaran adalah keluarga atau dekat
hubungan kekerabatannya dengan pihak yang berwenang memberikan
sanksi terhadap pelanggaran kode etik pada suatu profesi, maka mereka
akan cenderung untuk tidak memberikan sanksi kepada kerabatnya yang
telah melakukan pelanggaran kode etik tersebut.
2) Pengaruh jabatan
Misalnya yang melakukan pelanggaran kode etik profesi itu adalah
pimpinan atau orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi pada profesi
tersebut, maka bisa jadi orang lain yang posisi dan kedudukannya berada
di bawah orang tersebut akan untuk enggan melaporkan kepada pihak
yang berwenang yang memberikan sanksi, karena kekawatiran akan
berpengaruh terhadap jabatan dan posisinya pada profesi tersebut.
Pelanggaran Kode Etik – 5.8.1
ALASAN MENGABAIKAN KODE ETIK
3) Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga
menyebabkan pelaku pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir
melakukan pelanggaran.
4) Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat
5) Organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan
6) Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode
etik profesi, karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi
sendiri
Pelanggaran Kode Etik – 5.8.2
UPAYA PENCEGAHAN PELANGGARAN
KODE ETIK PROFESI
 Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim
organisasional sehingga individu-individu dapat berperilaku secara
etis.
 Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup
mampu mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan
dampak moral dalam setiap keputusan bisnisnya.
 Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis
sebagai sebuah profesi, di mana kode etik merupakan salah satu
penandanya.
 Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik
tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan membantu
sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
Pelanggaran Kode Etik – 5.9
QUIZ
1) Sulitkah menentukan tindakan seseorang adalah kebebasan
berekspresi, pelanggaran kode etik atau hukum? Apa
batasannya kebebasan berekspresi? Berikan pendapatmu.
2) Apa batasan sehingga “meme” itu tidak melanggar kode etik?
3) Apa alasan seseorang mengabaikan kode etik?
ETIKA UNTUK
PEKERJA DAN PENGGUNA TI
Etika untuk Pekerja IT dan Pengguna (users) – 6.0
Lihat
Referensi
ETIKA UMUM UNTUK PENGGUNA TI
IT Ethics Handbook: Right and Wrong for IT Professionals, chapter 12
a) Pembajakan Software: pelanggaran umum terjadi ketika karyawan menyalin
perangkat lunak dari komputer kerja mereka untuk digunakan di rumah.
b) Menggunakan sumber daya komputasi secara pantas : beberapa karyawan
menggunakan komputer kerja mereka untuk “surfing” situs web populer yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka.
 "Setengah dari 500 perusahaan telah berurusan dengan setidaknya satu
insiden yang terkait dengan pornografi di tempat kerja selama 12 bulan
terakhir, menurut sebuah survey yang dirilis.
 Korporasi telah mengambil masalah serius dan menghukum pelaku 44%
dari kasus tersebut dan mendisiplinkan mereka yang bertanggung jawab
sebesar 41%.
Survey: pornografi di komputer tetap menjadi masalah di perusahaan AS,
Computer-world, June 21, 2005
Etika untuk Pekerja IT dan Pengguna (users) – 6.1.1
ETIKA UMUM UNTUK PENGGUNA TI
c) Berbagi Informasi dengan semestinya :
 Organisasi disimpan sejumlah besar informasi yang dapat
diklasifikasikan sebagai pribadi atau rahasia.
 Data pribadi menggambarkan individu karyawan - misalnya, gaji,
absensi, penilaian kinerja, catatan kesehatan.
 Informasi rahasia menggambarkan perusahaan dan operasinya:
penjualan, rencana promosi, penelitian dan pengembangan.
 Berbagi informasi ini dengan pihak yang tidak sah, bahkan secara
tidak sengaja, telah melanggar privasi seseorang atau
menciptakan potensi bahwa informasi perusahaan bisa jatuh ke
tangan pesaing.
Etika untuk Pekerja IT dan Pengguna (users) – 6.1.2
PENDUKUNG PRAKTEK ETIS PENGGUNA IT
1) Mendefinisikan dan membatasi penggunaan yang tepat terhadap
sumber daya IT
 Perusahaan harus mengembangkan, mengkomunikasikan dan
menegakkan pedoman tertulis yang mendorong karyawan untuk
menghormati sumber daya perusahaan IT dan menggunakannya
untuk meningkatkan kinerja pekerjaan mereka.
 Pedoman yang efektif memungkinkan beberapa tingkat
penggunaan pribadi sementara melarang karyawan untuk
mengunjungi situs Web, objek atau menggunakan e-mail
perusahaan untuk mengirim pesan menyinggung atau melecehkan.
Lihat: Widener University Prosedur ITS:
http://www.widener.edu/Administration/Information_Technology_Services/Information/Procedu
res/6662/
Etika untuk Pekerja IT dan Pengguna (users) – 6.2.1
PENDUKUNG PRAKTEK ETIS PENGGUNA IT
2) Menetapkan Pedoman Penggunaan Software Perusahaan
 Manajer perusahaan IT harus memberikan aturan yang jelas
yang mengatur penggunaan komputer dan perangkat lunak
terkait.
 Tujuannya harus untuk memastikan bahwa karyawan memiliki
salinan hukum (lisensi) semua perangkat lunak.
3) Penataan Sistem Informasi untuk Melindungi Data dan Informasi
 Menerapkan sistem dan prosedur yang membatasi akses data
kepada karyawan yang membutuhkannya.
 Karyawan harus dilarang mengakses data tentang hasil
penelitian dan pengembangan, formula produk, dan proyeksi
staf jika mereka tidak perlu untuk melakukan pekerjaan mereka.
Etika untuk Pekerja IT dan Pengguna (users) – 6.2.2
PENDUKUNG PRAKTEK ETIS PENGGUNA IT
4) Instalasi dan Mempertahankan Firewall Perusahaan
 Firewall adalah sebuah perangkat lunak atau perangkat keras yang
berfungsi sebagai penghalang antara perusahaan dan dunia luar dan
batas akses ke jaringan perusahaan berdasarkan kebijakan penggunaan
Internet.
 Firewall dapat dikonfigurasi untuk melayani sebagai “deterjen” yang
efektif berselancar Web yang tidak sah dengan memblokir akses ke
situs Web tertentu.
 Firewall dapat berfungsi sebagai penghalang yang efektif untuk e-mail
masuk dari Web : situs tertentu, perusahaan atau pengguna.
 Dapat diprogram untuk memblokir e-mail dengan jenis tertentu, yang
mengurangi risiko virus komputer berbahaya.
Lihat : IntroCompEthics
Etika untuk Pekerja IT dan Pengguna (users) – 6.2.3
ETIKA PROFESIONALISME IT
 Ciri-ciri Profesionalime yang harus dimiliki oleh seorang IT berbeda dari
bidang pekerjaan yang lainnya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1) Memiliki kemampuan / keterampilan dalam menggunakan peralatan yang
berhubungan dengan bidang pekerjaan IT. Seorang IT harus mengetahui
dan mempraktekkan pengetahuan IT-nya ke dalam pekerjaannya.
2) Punya ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu software, aplikasi,
atau pemrograman.
3) Bekerja di bawah disiplin kerja.
4) Mampu melakukan pendekatan disipliner.
5) Mampu bekerja sama (team work).
6) Cepat tanggap terhadap masalah client.
Etika untuk Pekerja IT dan Pengguna (users) – 6.3
ETIKA BAGI PROFESIONAL IT
selengkapnya bisa dibaca di …
IT Ethics Handbook
Right and Wrong for IT Professionals

Northcutt, Stephen (2004). IT Ethics Handbook : Right and Wrong for IT
Professionals. USA: Syngress Publishing, Inc.
ETIKA DI INTERNET
(CYBER ETHICS)
TERMINOLOGI CYBER ETHICS
 CYBER ETHICS adalah suatu aturan tak tertulis yang dikenal di dunia
Teknologi Informasi.
 CYBER ETHICS adalah suatu nilai-nilai yang disepakati bersama
untuk dipatuhi dalam interaksi antar pengguna teknologi khususnya
teknologi informasi.
 Tidak adanya batas yang jelas secara fisik serta luasnya penggunaan
IT di berbagai bidang membuat setiap orang yang menggunakan
teknologi informasi diharapkan mau mematuhi cyber ethics yang
ada.
PERKEMBANGAN INTERNET
 Sejarah Internet dimulai dengan perkembangan komputer elektronik di
tahun 1950-an.
 Konsep awal jaringan paket berasal dari beberapa laboratorium ilmu
komputer di Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Departemen
Pertahanan AS memberikan kontrak pada awal tahun 1960-an untuk
sistem jaringan paket, termasuk pengembangan ARPANET.
 Pesan pertama dikirim melalui ARPANET dari laboratorium ilmu komputer
Profesor Leonard Kleinrock di University of California, Los Angeles (UCLA)
ke node jaringan kedua di Stanford Research Institute (SRI).
 Pada Agustus 1962, Licklider dan Weldon Clark menerbitkan makalah "OnLine Man- Computer Communication" yang merupakan salah satu
deskripsi pertama dari masa depan jaringan (internet).
PERKEMBANGAN INTERNET
KARAKTERISTIK INTERNET
1) Saling berinteraksi namun tidak secara fisik.
2) Internet beroperasi secara virtual/maya.
3) Informasi yang ada didalamnya itu bersifat publik.
4) Dunia maya selalu mengalami perubahan yang sangat cepat.
5) Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial.
PENTINGNYA ETIKA DI INTERNET
 Perlu diingat : internet dibuat untuk memudahkan dan membantu banyak
orang dengan saling terhubung satu dengan yang lain!
 Semua orang bebas mengakses internet, dan dengan baik buruk konten
yang ada didalamnya maka perlu pedoman (etika) sehingga diharapkan
tindakan yang buruk dapat dihindari, jika memungkinkan dinihilkan.
a) Mencegah pengguna mengganggu dan merugikan orang lain.
b) Mencegah pengguna saling menghina atau menjelekkan antara pengguna
(mencegah hate speech).
c) Mencegah melakukan tindakan kejahatan dan mempengaruhi orang lain
untuk melakukan kejahatan.
d) Setidaknya memangkas hal-hal buruk dan upaya buruk yang dilakukan
pengguna internet, meskipun ini merupakan tantangan yang tersulit.
Kode Etik Pengguna INTERNET
a) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara
langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam
segala bentuk.
b) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki
tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku,
agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan,
pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk
pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi
lain.
c) Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi
instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal)
positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.
Kode Etik Pengguna INTERNET
d) Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak di
bawah umur.
e) Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar
materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan
pirating, hacking dan cracking.
f) Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto,
animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan
hasil karya sendiri, maka harus mencantumkan identitas sumber
dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan
pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung
jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
Kode Etik Pengguna INTERNET
g) Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk,
sumber daya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
h) Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku di
masyarakat internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya
terhadap segala muatan/isi situsnya.
i) Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota
dapat melakukan teguran secara langsung.
PELANGGARAN ETIKA DI INTERNET
1) Netiket atau Nettiquette, adalah etika dalam berkomunikasi menggunakan
internet yang ditetapkan oleh IETF (The internet Engineering Task Force).
IEFT adalah sebuah komunitas masyarakat internasional yang terdiri dari
para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait
dengan evolusi arsitektur dan pengoperasian internet.
2) SPAMMING
Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (email) yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email
atau junk e-mail alias “sampah”. Meski demikian, banyak yang terkena dan
menjadi korbannya. Yang paling banyak adalah pengiriman e-mail yang
berisi tentang iming-iming hadiah atau lotere. Kemudian korban diminta
nomor rekeningnya, dan pelaku menguras isi rekening.
PELANGGARAN ETIKA DI INTERNET
3) PHISING
Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user)
agar mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata
sandinya (password) pada suatu website yang sudah di-deface. Phising
biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai
dan password vital yang telah dikirim akhirnya akan menjadi milik
penjahat tersebut dan digunakan untuk belanja dengan kartu kredit atau
uang rekening korbannya.
4) CARDING
Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit
orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di
internet. Sebutan pelakunya adalah Carder. Sebutan lain untuk kejahatan
jenis ini adalah cyberfroud alias penipuan di dunia maya.
PELANGGARAN ETIKA DI INTERNET
5) HACKING
Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain atau
orang yang gemar menerobos komputer, memiliki keahlian membuat dan
membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanannya. Hacker
“yang baik” memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan
adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa “bocor”,
agar segera diperbaiki, sedangkan, hacker pencoleng, menerobos program orang
lain untuk merusak dan mencuri datanya.
6) CRACKING
Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk cracker adalah hacker
bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan carder yang hanya mengintip
kartu kredit, cracker mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau
pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama
menerobos keamanan komputer orang lain, hacker lebih fokus pada prosesnya,
sedangkan cracker lebih fokus untuk menikmati hasilnya.
CYBERCRIME
DEFINISI CyberCrime
 CyberCrime adalah bentuk kejahatan yang terjadi di Internet
(dunia maya) dan yang menjadi alat, sasaran atau tempat
terjadinya kejahatan, yaitu mengacu pada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jaringan komputer.
 CyberCrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang
ditimbulkan karena pemanfaatan teknologi internet.
 CyberCrime sebagai perbuatan melawan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada
kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi.
CyberCrime …
Kejahatan model lama
dengan alat baru.
Esensi dari kejahatan tetap
sama.
Karakteristik CyberCrime
1) Ruang lingkup kejahatan
2) Sifat kejahatan
3) Pelaku kejahatan
4) Modus kejahatan
5) Jenis kerugian yang ditimbulkan
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Cybercrime
1) Faktor Politik
2) Faktor Ekonomi
3) Faktor Sosial Budaya, ada beberapa aspek, yaitu :
a) Kemajuan Teknologi Informasi
b) Sumber Daya Manusia
c) Komunitas Baru
Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
A. Berdasarkan Jenis Aktivitasnya :
1) Unauthorized Access
Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem
jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan
dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Probing dan Port
Scanning merupakan contoh dari kejahatan ini.
Aktivitas “Port scanning” atau “probing” dilakukan untuk melihat servisservis apa saja yang tersedia di server target.
2) Ilegal Contents
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau
informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan
dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
3) Penyebaran Virus Secara Sengaja
Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email.
Seringkali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal
ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya.
Contoh kasus : Virus Mellisa, I Love You, dan Sircam.
4) Data Forgery
Kejahatan jenis ini bertujuan untuk memalsukan data pada dokumendokumen penting yang ada di Internet.
5) Cyber Espionage, Sabotage and Extortion
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki
sistem jaringan komputer pihak sasaran.
Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
6) Cyberstalking
Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan
memanfaatkan komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan
berulang-ulang. Kejahatan tersebut menyerupai terror yang ditujukan
kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet.
7) Carding
Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit
milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
8) Hacking dan Cracking
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat
besar untuk mempelajari system computer secara detail dan bagaimana
meningkatkan kapabilitasnya. Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker
dapat mendorongnya untuk memiliki kemampuan penguasaan sistem di
atas rata-rata pengguna. Jadi, hacker memiliki konotasi yang netral.
Aktivitas cracking di internet memiliki lingkungan yang sangat luas, mulai
dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing,
menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
9) Hijacking
Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang
paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat
lunak).
Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
10) Cybersquatting and Typosquatting
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain
nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada
perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal.
Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain yang mirip
dengan nama domain orang lain.
11) Cyber Terorism
Suatu tindakan xybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam
pemerintah atau warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah
atau militer.
Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
B. Berdasarkan Motif Kegiatannya :
1) Sebagai tindakan murni kriminal
Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal yang dilakukan karena
motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet
hanya sebagai sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah
Carding.
2) Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”
Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam “wilayah abu-abu”
cukup sulit menentukan apakah itu merupakan tindakan kriminal atau
bukan, mengingat motif kegiatannya terkadang bukan untuk berbuat
kejahatan. Contohnya adalah probing atau portscanning.
Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
C. Berdasarkan Sasaran Kejahatannya :
1) Menyerang Individu (Against Person)
Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan
atau individu yang memiliki sifat atau criteria tertentu sesuai tujuan
penyerangan tersebut. Beberapa contoh kejahatan ini antara lain :
Pornografi, Cyberstalking, Cyber Tresspass.
2) Menyerang Hak Milik (Against Property)
Cybercrime yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik
orang lain. Contoh: carding, cybersquatting, hijacking, data forgery
3) Menyerang Pemerintah (Against Government)
Cybercrime Against Government dilakukan dengan tujuan khusus
penyerangan terhadap pemerintah.
JENIS CYBERCRIME BERDASARKAN
KARAKTERISTIK
1) Cyberpiracy adalah penggunaan teknologi komputer untuk mencetak
ulang software atau informasi dan mendistribusikan informasi atau
software tersebut melalui jaringan komputer.
2) Cybertrespass adalah penggunaan teknologi komputer untuk
meningkatkan akses pada sistem komputer sebuah organisasi atau
individu dan website yang di-protect dengan password.
3) Cybervandalism adalah penggunaan teknologi komputer untuk membuat
program yang mengganggu proses transmisi informasi elektronik dan
menghancurkan data di komputer.
DAMPAK CYBERCRIME
1. Dampak Cybercrime terhadap Keamanan Negara
a) Kurangnya kepercayaan dunia terhadap suatu negara
b) Berpotensi menghancurkan negara
2. Dampak Cybercrime terhadap Keamanan Dalam Negeri
a) Kerawanan sosial dan politik yang ditimbulkan dari Cybercrime antara
lain isu-isu yang meresahkan, memanipulasi simbol-simbol kenegaraan,
dan partai politik dengan tujuan untuk mengacaukan keadaan agar
tercipta suasana yang tidak kondusif.
b) Munculnya pengaruh negatif dari maraknya situs-situs porno yang
dapat diakses bebas tanpa batas yang dapat merusak moral bangsa.
STRATEGI PENANGGULANGAN CYBERCRIME
1) Strategi Jangka Pendek :
a) Penegakan Hukum Pidana
b) Mengoptimalkan UU Khusus lainnya
c) Rekruitment Aparat Penegak Hukum
2) Strategi Jangka Menengah :
a) Cyber Police
b) Kerja sama Internasional
3) Strategi Jangka Panjang :
a) Membuat UU CyberCrime
b) Membuat Perjanjian Bilateral
UPAYA PENCEGAHAN CYBERCRIME





Peraturan (Undang-Undang)
Pidana (memberlakukan Hukum dengan tegas)
Cyber Security
Pembatasan Akses
Sosialisasi bahaya dari cybercrime
Cybercrime: The Transformation of Crime in the
Information Age
By: David S. Wall
1) Memahami kejahatan di era
informasi : apa kejahatan dunia
maya dan apa yang kita tahu?
5) Kejahatan konten komputer :
pornografi, kekerasan,
komunikasi ofensif/menyerang.
2) Cyberspace dan transformasi
kegiatan kriminal : bagaimana
teknologi jaringan merubah
peluang untuk kegiatan kriminal?
6) Cybercrime masa depan:
otomatisasi keterlibatan pelakukorban.
3) Kejahatan integritas komputer :
hacking, cracking dan penolakan
layanan.
4) Komputer membantu kejahatan :
perampokan virtual, penipuan
dan pencurian.
7) Menjaga perilaku online : tata
tertib dan hukum.
8) Mengontrol dan mencegah
cybercrime.
time to
1) Bagaimana teknologi jaringan “merubah” peluang untuk kegiatan
kriminal?
2) Ungkapan “Cybercrime masa depan: otomatisasi keterlibatan
pelaku-korban”. Bagaimana tanggapan Anda. Mengapa demikian?
3) Bagaimana mengontrol dan mencegah cybercrime yang paling
ampuh? Mengapa demikian? Jelaskan pendapat Anda.
Etika Dalam Organisasi
(Perusahaan) Teknologi Informasi
Isu Etika terhadap Organisasi (Perusahaan) TI
 Pemanasan global (bahasa Inggris: Global warming) adalah suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
 Penghematan energi
 Limbah pabrik perusahaan hardware
 Green Computing
 … (pendapat mahasiswa)
penggunaan kembali
pengurangan pemakaian
daur ulang
Perangkat elektronik seperti komputer pribadi dan
ponsel berisi ratusan atau bahkan ribuan komponen.
Komponen, terdiri dari banyak bahan yang berbeda,
termasuk beberapa yang diketahui berpotensi
berbahaya bagi manusia dan lingkungan, seperti
berilium, kadmium, timah, merkuri, brominated flame
retardants (BFR), selenium, dan polyvinyl chloride.
GREEN COMPUTING
 Green Computing atau Komputasi Hijau adalah suatu penerapan tentang
bagaimana kita menggunakan sumber daya komputer atau perangkat
elektronik yang kita miliki secara efisien dan ramah lingkungan.
 Sasaran utama green computing adalah bumi, manusia, serta laba atau
keuntungan.
Jenis GREEN COMPUTING
1. Green use : meminimalkan konsumsi listrik pada perangkat
komputer dengan cara yang ramah lingkungan.
2. Green disposal : membuat kembali komputer yang sudah ada atau
mendaur ulang perangkat elektronik yang tidak digunakan.
3. Green design : merancang perangkat komputer dan perangkat
digital lainnya yang hemat energi.
4. Green manufactur : meminimalkan limbah selama proses
pembuatan komputer dan mengurangi dampaknya terhadap
lingkungan.
Langkah sederhana agar penggunaan komputer lebih
ramah lingkungan dan efisien energi, diantaranya :
 Menggunakan mode tidur atau hibernasi ketika tidak menggunakan
komputer dalam jangka waktu lama.
 Mematikan komputer pada akhir penggunaan.
 Menggunakan monitor layar datar atau LCD, bukan monitor tabung
sinar katoda konvensional CRT.
 Membeli komputer notebook hemat energi, bukan komputer desktop.
 Mengisi ulang cartridge printer, bukan membeli lagi yang baru.
 Gunakan power saving setting pada laptop.
ELECTRONIC INDUSTRY CITIZENSHIP COALITION
(EICC)
 Kode Etik EICC adalah seperangkat standar pada isu-isu sosial, lingkungan
dan etika dalam rantai pasokan industri elektronik.
Bidang Tanggung Jawab Sosial EICC
1) Sistem Manajemen
Harus mengadopsi atau membangun sistem manajemen yang ruang
lingkup terkait dengan Kode Etik. Sistem manajemen harus dirancang
untuk memastikan : a) sesuai dengan hukum yang berlaku, peraturan dan
persyaratan pelanggan terkait dengan operasi peserta dan produk; b)
memenuhi standar; dan c) identifikasi dan mitigasi risiko operasional yang
terkait dengan Kode Etik. Hal ini juga harus memfasilitasi perbaikan yang
berkesinambungan.
2) Tenaga Kerja
Berkomitmen untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia pekerja, dan
memperlakukan mereka dengan bermartabat dan hormat sebagaimana
dipahami oleh internasional masyarakat.
Bidang Tanggung Jawab Sosial EICC
3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Mengakui bahwa selain meminimalkan insiden cedera yang berhubungan
dengan pekerjaan dan penyakit, lingkungan kerja yang aman dan sehat
meningkatkan kualitas produk dan layanan, konsistensi produksi dan
retensi pekerja dan moral. Juga mengakui bahwa masukan pekerja yang
sedang berlangsung dan pendidikan adalah penting untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja.
4) Lingkungan (Environmental)
Mengakui bahwa tanggung jawab lingkungan merupakan bagian integral
memproduksi produk kelas dunia. Dalam operasi manufaktur, efek buruk
pada masyarakat, lingkungan, dan sumber daya alam harus diminimalkan
sementara menjaga kesehatan dan keselamatan publik.
Bidang Tanggung Jawab Sosial EICC
E. Etika
Untuk memenuhi tanggung jawab sosial dan untuk mencapai sukses di
pasar, perlu menegakkan standar tertinggi etika termasuk: integritas
bisnis; ada keuntungan yang tidak benar; pengungkapan informasi; hak
milik intelektual; usaha, iklan, dan persaingan yang sehat; perlindungan
terhadap identitas; bertanggung jawab terhadap sumber daya; dan
privasi.
E-COMMERCE :
Era Baru Bisnis TI dan Tantangannya
Definisi E-commerce
 Perdagangan elektronik (electronic commerce atau e-commerce)
adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan
jasa melalui sistem elektronik, seperti internet, tv cabel, dll.
Faktor Pendukung E-Commerce
1) Pertumbuhan penduduk yang banyak. Indonesia merupakan negara
dengan pertumbuhan kelas menengah terbanyak di dunia, di mana
semuanya bersifat konsumtif dan suka berbelanja.
2) Pengguna internet yang cukup tinggi. Di Indonesia sendiri diperkirakan
lebih 40 persen dari masyarakat Indonesia sudah familiar dengan internet.
3) Penggunaan smartphone (gadget) yang cukup banyak, dibarengi harganya
yang cukup murah.
4) Negara-Negara (termasuk di Asia) sedang berlomba-lomba
mengembangkan teknologi berbasis Teknologi Informasi dan jaringan.
5) Sistem pembayaran pembayaran non-tunai atau elektronik.
Layanan Pada E-commerce
 Layanan berupa :
1) Barang
2) Jasa
 E-commerce dapat dilakukan antar …
a) Bisnis - Bisnis
b) Bisnis - Konsumen
c) Konsumen - Bisnis
d) Konsumen - Konsumen
Permasalahan Pada E-commerce
1) Infrastruktur internet dan jaringan yang masih kurang memadai.
2) Nama Domain Internet.
Nama domain (misalnya .com) yang digunakan sebagai alamat dan
identitas di Internet juga memiliki permasalahan sendiri. Penamaan
domain berkaitan erat dengan nama perusahaan dan/atau produk (servis)
yang dimilikinya. Seringkali produk/service ini didaftarkan sebagai
trademark atau servicemark. Bagaimana aturan pengunaan trademark
milik orang lain dalam nama domain? Ada lebih dari dua ratus pengelola
domain yang berbasis teritori (country code Top Level Domain/ccTLD).
Kasus pertikaian sudah terjadi seperti contohnya adalah kasus mustikaratu.com yang diduga didaftarkan oleh kompetitor dari perusahaan
Mustika Ratu.
Permasalahan Pada E-commerce
3) Masalah Perijinan.
Di Indonesia sendiri, untuk layanan Internet membutuhkan ijin khusus.
Internet Service Provider (ISP) atau Penyedia Jasa Internet (PJI) harus
mendapatkan lisensi dari Dirjen Postel, Departemen Perhubungan.
Telekomunikasi di Indonesia masih dimonopoli. Pelanggaran monopoli ini
melalui teknologi sudah terjadi melalui penyediaan jasa Voice over IP
(VoIP) oleh beberapa orang dan perusahaan. Layanan VoIP pada
prinsipnya adalah mengubah suara (voice) menjadi data dan mengirimkan
data ini melalui saluran Internet.
Permasalahan Pada E-commerce
4) Masalah Privasi.
Di Indonesia masalah privasi masih belum menjadi masalah yang besar. Di
luar negeri, masalah privasi ini menjadi perhatian utama. Seringkali kita
mengisi formulir yang menanyakan data-data pribadi (nama, alamat,
tempat tanggal lahir, agama, status, dan sebagainya) tanpa informasi yang
jelas mengenai penggunaan data-data ini. Bagaimana jika data-data ini
diperjual belikan???
Mengingat perniagaan secara elektronis (e-commerce) mencakup seluruh
dunia, maka kebijakan privasi menjadi salah satu kendala perniagaan antar
negara. Jika pelaku bisnis di Indonesia tidak menerapkan kebijakan privasi
maka mitra bisnis di luar negeri tersebut tidak bersedia melakukan
transaksi bisnis. Mereka berkewajiban menjaga privasi dari konsumen.
Masalah lain yang berkaitan akan tetapi mungkin memiliki sudut pandang
yang berbeda adalah masalah confidentiality dan trade secrets.
Permasalahan Pada E-commerce
5) Masalah Keamanan.
Yang sering menjadi pertanyaan adalah tingkat keamanan dari teknologi
Internet. Keamanan di sini mencakup keamanan internal dan eksternal,
termasuk dalam hal pencurian, penipuan, dan upaya kriminal. Dalam hal
ini perlu kepastian hukum yang jelas, baik bagi penyedia layanan ecommerce maupun bagi konsumen.
Keamanan Pada E-commerce
Model-Model E-Commerce di Indonesia
1) Iklan Baris, merupakan salah satu bentuk e-commerce yang tergolong
sederhana, bisa dianggap sebagai evolusi dari iklan baris yang biasanya
ditemui di koran-koran ke dalam dunia online. Penjual yang menggunakan
sosial media atau forum untuk beriklan, biasanya tidak bisa langsung
menyelesaikan transaksi pada website yang bersangkutan. Namun penjual
dan pembeli harus berkomunikasi secara langsung untuk bertransaksi.
Contoh iklan baris : Tokobagus, Berniaga, dan sebagainya.
2) Retail, merupakan jenis e-commerce yang dimana semua proses jual-beli
dilakukan melalui sistem yang sudah diterapkan oleh situs retail. Oleh
karena itu, kegiatan jual-beli di retail relatif aman, namun biasanya pilihan
produk yang tersedia tidak terlalu banyak, atau hanya fokus ke satu-dua
kategori produk. Contoh retail : Zalora dan Lazada.
Model-Model E-Commerce di Indonesia
3) Marketplace, bisa dianggap sebagai penyedia jasa mall online, namun
yang berjualan bukan penyedia website, melainkan anggota-anggota yang
mendaftar untuk berjualan di website marketplace yang bersangkutan.
Marketplace umumnya menyediakan lapisan keamanan tambahan untuk
setiap transaksi yang terjadi, seperti sistem pembayaran escrow atau lebih
umum dikenal sebagai rekening bersama. Jadi setiap terjadi transaksi di
dalam sistem marketplace tersebut, pihak marketplace akan menjadi
pihak ketiga yang menerima pembayaran dan menjaganya hingga produk
sudah dikirimkan oleh penjual dan diterima oleh pembeli. Setelah proses
pengiriman selesai, barulah uang pembayaran diteruskan ke pihak
penjual.
Dampak Positif E-Commerce terhadap Perusahaan
 Toko bisa diakses selama 24 jam.
 Pengunjung tidak perlu datang langsung.
 Pasar tidak lagi dibatasi wilayah regional.
 Biaya pembuatan toko online yang murah.
 Mengurangi biaya operasional kantor (misalnya kertas, biaya pos,
pencetakan, laporan keuangan, dll.)
 Transaksi relatif lebih cepat terjadi.
 Volume transaksi bisa berlipat-lipat.
 Mudah melakukan pemeriksaan atau validasi pembayaran dan pengiriman
barang.
Dampak Positif E-Commerce terhadap Konsumen
1) Dapat dengan mudah untuk memilih produk yang diinginkan dan tidak
membutuhkan waktu yang lama.
2) Bisa berbelanja tanpa harus datang ke pusat perbelanjaan.
3) Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berbelanja dan menghindari
antrian pada waktu membayar.
Dampak Negatif E-Commerce
 Terhadap Perusahaan :
1) Persaingan sangat ketat, karena untuk membuat toko online biayanya
murah dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi.
 Terhadap Konsumen :
1) Sangat mungkin terjadi kecurangan atau tindakan penipuan.
2) Ada kemungkinan pencurian informasi penting seperti password/akun.
3) Tidak bisa secara fisik mengecek barang yang akan dibeli.
4) Jarang ada penyediaan e-commerce yang mau menerima pengembalian
barang komplain pelanggan.
UNDANG-UNDANG
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
 Pemberlakuan UU ITE no. 11 Tahun 2008 tersebut
memang menitik beratkan kepada prilaku atau tentang
aktivitas masyarakat dalam ranah media sosial. Terutama
dalam penyebaran atau pembuatan informasi yang kerap
dilakukan masyarakat di ranah sosial.
 UU ITE no. 11 Tahun 2008 yang resmi dibelakukan ini
mengatur bagaimana masyarakat agar lebih bersifat hati-hati,
terutama dalam membuat atau menyebarkan informasi yang
bersifat tuduhan, fitnah, maupun SARA yang mengundang
kebencian personal di ranah media sosial.
UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
 UU No. 11 Tahun 2008 atau Undang-undang tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik adalah UU yang mengatur tentang informasi
serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum.
UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang
melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun
di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia
dan merugikan kepentingan Indonesia.
Klik untuk melihat
UU ITE
Asas
 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat,
kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi
atau netral teknologi.
Tujuan
a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia.
b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.
d. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab.
e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi
pengguna dan penyelenggara teknologi informasi.
Konten
 Secara umum, materi undang-undang informasi dan transaksi
elektronik (UU ITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan
pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang.
 Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu
pada beberapa instrument internasional, seperti uncitral model law
on ecommerce dan uncitral model law on esignature.
 Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para
pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna
mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi
elektronik.
Materi Yang Diatur Dalam UU ITE
1) Pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum
yang sah (pasal 5 & pasal 6 UU ITE);
2) Tanda tangan elektronik (pasal 11 & pasal 12 UU ITE);
3) Penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, pasal
13 & pasal 14 UU ITE); dan
4) Penyelenggaraan sistem elektronik (pasal 15 & pasal 16 UU ITE)
5) Perbuatan yang dilarang (cybercrimes).
Cybercrimes Yang Diatur Dalam UU ITE
1. Konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian,
penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan
(pasal 27, pasal 28, dan pasal 29 UU ITE).
2. Akses ilegal (pasal 30).
3. Intersepsi ilegal (pasal 31).
4. Gangguan terhadap data (data interference, pasal 32 UU ITE).
5. Gangguan terhadap sistem (system interference, pasal 33 UU ITE).
6. Penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, pasal 34 UU
ITE).
Peraturan Pelaksana Sembilan pasal UU ITE
mengamanatkan pembentukan Peraturan Pemerintah :
 Lembaga Sertifikasi Keandalan (Pasal 10 ayat 2).
 Tanda Tangan Elektronik (Pasal 11 ayat 2).
 Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Pasal 13 ayat 6).
 Penyelenggara Sistem Elektronik (Pasal 16 ayat 2).
 Penyelenggaraan Transaksi Elektronik (Pasal 17 ayat 3).
 Penyelenggara Agen Elektronik (Pasal 22 ayat 2).
 Pengelolaan Nama Domain (Pasal 24).
 Tata Cara Intersepsi (Pasal 31 ayat 4).
 Peran Pemerintah dalam Pemanfaaatan TIK (Pasal 40).
Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
 Pemberlakuan revisi Undang Undang Informasi dan Traksaksi
Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008 telah diresmikan
kemarin (28/11/2016). Dari pengesahan tersebut, ada 7
poin UU ITE yang harus diperhatikan masyarakat.
 Bukan hanya bersifat personal, poin tersebut juga mengatur
dan diberlakukan kepada pembuat dan penyebar informasi.
7 Point Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
1) Poin pertama, untuk menghindari multitafsir terhadap ketentuan larangan
mendistribusikan, mentransmisikan dan/atau memungkinkan informasi
elektronik dapat diakses yang mengandung penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik pada ketentuan Pasal 27 ayat (3), dilakukan tiga
perubahan sebagai berikut :
a. Menambahkan penjelasan terkait istilah “mendistribusikan,
mentransmisikan dan/atau memungkinkan informasi elektronik dapat
diakses”.
b. Menegaskan bahwa ketentuan tersebut adalah delik aduan, bukan
delik umum.
c. Menegaskan bahwa unsur pidana pada ketentuan tersebut mengacu
pada ketentuan delik pencemaran nama baik dan delik fitnah yang
diatur dalam KUHP.
7 Point Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
2) Kedua, menurunkan ancaman pidana dengan dua ketentuan, yakni :
a. Pengurangan ancaman pidana penghinaan atau pencemaran nama
baik dari pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun menjadi 4 (empat)
tahun. Sementara penurunan denda dari paling banyak Rp1 miliar
menjadi Rp750 juta.
b. Pengurangan ancaman pidana pengiriman informasi elektronik berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti dari pidana penjara paling
lama 12 tahun menjadi empat tahun. Pun begitu dengan denda yang
dibayarkan, dari paling banyak Rp 2 miliar menjadi Rp 750 juta.
7 Point Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
3) Ketiga, pelaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi terhadap dua
ketentuan sebagai berikut :
a. Mengubah ketentuan Pasal 31 ayat (4) yang semula mengamanatkan
pengaturan tata cara intersepsi atau penyadapan dalam Peraturan
Pemerintah menjadi dalam Undang-Undang.
b. Menambahkan penjelasan pada ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)
mengenai keberadaan informasi Elektronik dan/atau dokumen
elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah.
7 Point Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
4) Keempat, melakukan sinkronisasi ketentuan hukum acara pada Pasal 43
ayat (5) dan ayat (6) dengan ketentuan hukum acara pada KUHAP, sebagai
berikut :
a. Penggeledahan atau penyitaan yang semula harus mendapatkan izin
Ketua Pengadilan Negeri setempat, kini disesuaikan kembali dengan
ketentuan KUHAP.
b. Penangkapan penahanan yang dulunya harus meminta penetapan
Ketua Pengadilan Negeri setempat dalam waktu 1×24 jam, kini
disesuaikan kembali dengan ketentuan KUHAP.
7 Point Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
5) Kelima, memperkuat peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam
UU ITE pada ketentuan Pasal 43 ayat (5) :
a. Kewenangan membatasi atau memutuskan akses terkait dengan tindak
pidana teknologi informasi.
b. Kewenangan meminta informasi dari Penyelenggara Sistem Elektronik
terkait tindak pidana teknologi informasi.
7 Point Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
6) Keenam, menambahkan ketentuan mengenai “right to be forgotten” alias
hak untuk dilupakan pada ketentuan Pasal 26 yang terbagi atas dua hal,
yakni :
a. Setiap penyelenggara sistem elektronik wajib menghapus konten
informasi elektronik yang tidak relevan yang berada di bawah
kendalinya atas permintaan orang yang bersangkutan berdasarkan
penetapan pengadilan.
b. Setiap penyelenggara sistem elektronik wajib menyediakan mekanisme
penghapusan informasi elektronik yang sudah tidak relevan.
7 Point Revisi UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
7) Ketujuh, memperkuat peran pemerintah dalam memberikan perlindungan
dari segala jenis gangguan akibat penyalahgunaan informasi dan transaksi
elektronik dengan menyisipkan kewenangan tambahan pada ketentuan
Pasal 40 :
a. Pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan informasi
elektronik yang memiliki muatan yang dilarang;
b. Pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses dan/atau
memerintahkan kepada penyelenggara sistem elektronik untuk
melakukan pemutusan akses terhadap informasi elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar hukum.
QUIZ
1) Sebutkan pasal UU ITE yang berhubungan dengan pencemaran
nama baik dan ancaman hukumannya. Apakah pasal tersebut sudah
ideal? Mengapa demikian?
2) Dilarang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas SARA. (Pasal 28 UU ITE)
a) sengaja di atas kira-kira mempunyai makna apa? Jelaskan ukuran
sengaja di sini.
b) tanpa hak di kira-kira atas mempunyai makna apa? Jelaskan.
HAK atas KEKAYAAN INTELEKTUAL
 Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan
intelektual manusia yang dapat berupa karya baik di bidang teknologi,
ilmu pengetahuan, seni maupun di bidang sastra.
 Karya ini dihasilkan atas kemampuan intelektual melalui pemikiran, daya
cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk
memperoleh suatu“produk” baru dengan landasan kegiatan penelitian
atau yang sejenis.
 Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua
kategori yaitu :
1) Hak Cipta
2) Hak Kekayaan Industri
1. HAK CIPTA
 Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Di Indonesia, Hak Cipta diatur di
dalam UU No.19 tahun 2002.
RUANG LINGKUP HAK CIPTA
a. Buku, program komputer, pamflet,
susunan perwajahan (lay out), karya
tulis yang diterbitkan, dan semua
hasil karya tulis lain.
f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti
seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung,
kolase, dan seni terapan.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan
lain yang sejenis dengan itu.
g. Arsitektur.
c. Alat peraga yang dibuat untuk
kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa
teks.
e. Drama atau drama musikal, tari,
koreografi, pewayangan, dan
pantomim.
h. Peta.
i.
Seni batik.
j.
Fotografi.
k. Sinematografi.
l.
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga
rampai, database, dan karya lainnya
dari hasil pengalihwujudan.
2. HAK KEKAYAAN INDUSTRI
 Hak Kekayaan Industri merupakan suatu hak atas kepemilikan aset-aset
industri, meliputi :
a) Hak Paten, diatur dalam UU tentang Paten No.14 tahun 2001
b) Hak Merek, diatur dalam UU No.15 tahun 2001
c) Hak Desain Industri
d) Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
e) Hak Rahasia Dagang
f) Hak Indikasi Geografi
a) Hak Paten
 Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, Paten
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas
hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
 Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang
menerima hak tersebut dari pemilik Paten atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
 Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat
diperpanjang.
b) Hak Merek
 Menurut UU No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, Merek adalah tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
 Merek meliputi :
1) Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersamasama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya.
2) Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersamasama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis
lainnya.
Hak Merek
3) Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan atau
jasa dengan karakteristik yang sama
yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan
dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
 Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu perlindungan
itu dapat diperpanjang.
c) Hak Desain Industri
 Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri.
 Rancangan industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi, garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan
daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika
dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta
dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi
industri dan kerajinan tangan.
d) Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
 Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yaitu peta (plan) yang
memperlihatkan letak dan interkoneksi dari rangkaian komponen terpadu
(integrated circuit), unsur yang berkemampun mengolah masukan arus
listrik menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta parameter
fisik lainnya.
e) Hak Rahasia Dagang
 Hak rahasia adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak
diketahui oleh umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemiliknya.
f) Hak Indikasi Geografi
 Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkan asal suatu barang yang
karena faktor geografis (faktor alam atau faktor manusia dan kombinasi
dari keduanya telah memberikan ciri dari kualitas tertentu dari barang
yang dihasilkan).
LATAR BELAKANG
Adanya HAK atas KEKAYAAN INTELEKTUAL
1) Untuk mencegah pelanggaran terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual,
contohnya : copyright, piracy, dll.
2) Menghapus persaingan bisnis.
3) Mengakomodasi hak dan kewajiban setiap orang berkenaan dengan
kekayaan intelektual.
4) … (tanggapan dari mahasiswa).
TUJUAN DAN MANFAAT
HAK atas KEKAYAAN INTELEKTUAL
1) Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun
pidana dengan masyarakat umum.
2) Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.
3) Adanya kepastian hukum yaitu pemegang dapat melakukan usahanya
dengan tenang tanpa gangguan dari pihak lain.
4) Pemberian hak monopoli kepada pencipta kekayaan intelektual
memungkinkan pencipta atau penemu tersebut dapat mengeksploitasi
ciptaan/penemuannya secara ekonomi. Hasil dari komersialisasi
penemuan tersebut memungkinkan pencipta karya intektual untuk terus
berkarya dan meningkatkan mutu karyanya dan menjadi contoh bagi
individu atau pihak lain, sehingga akan timbul keinginan pihak lain untuk
juga dapat berkarya dengan lebih baik sehingga timbul kompetisi.
Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual
Property Rights
PREAMBLE to the Agreement on TradeRelated Aspects of Intellectual Property
Rights
PART I General Provisions and Basic
Principles
PART II Standards Concerning the
Availability, Scope and Use of Intellectual
Property Rights
1. Copyright and Related Rights
2. Trademarks
3. Geographical Indications
4. Industrial Designs
5. Patents
6. Layout-Designs (Topographies) of
Integrated Circuits
7. Protection of Undisclosed Information
8. Control of Anti-Competitive Practices
in Contractual Licences
PART III Enforcement of Intellectual
Property Rights
1. General Obligations
2. Civil and Administrative Procedures
and Remedies
3. Provisional Measures
4. Special Requirements Related to
Border Measures
5. Criminal Procedures
PART IV Acquisition and Maintenance of
Intellectual Property Rights and Related
Inter-Partes Procedures
PART V Dispute Prevention and Settlement
PART VI Transitional Arrangements
PART VII Institutional Arrangements; Final
Provisions
Ruang Lingkup
Aspek-aspek Perdagangan Hak Kekayaan Intelektual (TRIPs)
1. Hak Cipta dan Hak Terkait
2. Merek Dagang
3. Indikasi Geografis
4. Desain Industri
5. Paten
6. Desain Tata Letak (atau topografi) dari Sirkuit Terpadu
7. Perlindungan dari Informasi yang dirahasiakan
8. Pengendalian Praktek Anti Kompetitif di Lisensi Kontraktual
Klik TRIPs
MORALS DAN VALUES
DEFINISI MORAL
 Definisi Moral … (http://kbbi.web.id/)
1) (Ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila.
2) Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan
sebagaimana terungkap dalam perbuatan.
3) Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
 Moral adalah prinsip kesejahteraan atau keselamatan yang dimunculkan
oleh kebijaksanaan manusia, didasarkan pada pengalaman dan
kebijaksanaan atau kearifannya. (Naagarazan, 2006)
MORAL & ETIKA
 Secara etimologi (asal-usul kata), etika dapat disamakan
dengan moral, moral berasal dari bahasa latin “mos” yang
berarti adat kebiasaan.
 Moral lebih kepada rasa dan karsa (kekuatan jiwa) manusia
untuk melakukan segala hal di kehidupannya. Jadi moral lebih
kepada dorongan untuk mentaati etika.
MORALITAS
 Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang
berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun.
http://kbbi.web.id/
 Moralitas terkait dengan prinsip dan praktek dari moral,
seperti :
a) Apa yang seharusnya dilakukan atau tidak yang diambil
dalam situasi tertentu;
b) Apa yang benar atau salah tentang menangani suatu
situasi;
c) Apa yang baik dan buruk tentang orang, kebijakan, dan hal
ideal yang bersangkutan.
PERBEDAAN
MORALITAS
ETIKA
1. Lebih umum dan memberikan
petunjuk berdasarkan adat
(kebiasaan) dan tradisi.
1. Spesifik (khusus) dan deskriptif.
Pemikiran kritis tentang moral.
2. Lebih terkait dengan hasil dari
tindakan yang salah, ketika hal itu
sudah terjadi.
2. Lebih terkait dengan hasil dari
tindakan yang benar, ketika hal itu
belum terjadi.
3. Percaya kepada pertimbangan dan
hukuman atas nama Tuhan dan
hukum yang berlaku.
3. Percaya pada pengaruh, pendidikan,
pelatihan melalui kode etik, petunjuk
dan koreksi.
4. Perkara konfik, moralitas diberikan
tempat utama karena kerusakannya
lebih banyak.
4. Kurang menguatirkan, karenanya
hanya merupakan prioritas kedua.
Lebih umum, tetapi relevan sekarang,
karena terjadi interaksi yang kompleks
di dalam masyarakat modern.
5. Contoh : Kerusakan karakter, korupsi,
pemerasan, dan kejahatan.
5. Contoh : keyakinan tentang
tatakrama, selera, adat (kebiasaan),
dan ke arah hukum.
(Naagarazan, 2006)
VALUES (NILAI-NILAI)
 Values (nilai-nilai) adalah sebuah prinsip yang mempertimbangkan
sesuatu menjadi baik atau mencegah : kerugian, kejahatan,
kerusakan atau kesalahan (yang membahayakan, mencelakai dan
melukai).
 Values (nilai-nilai) adalah pedoman untuk keberhasilan kita –
contoh tentang apa yang dapat diterima.
 Values adalah pertimbangan yang kita gunakan memilih tindakan
kita, apa langkah maju (kedepan atau lebih jauh) untuk sesuatu hal.
 Personal Values adalah kepercayaan emosional dalam prinsipprinsip menghormati yang baik (menguntungkan, menyenangkan)
dan bermanfaat bagi individu (diri sendiri).
Tipe-Tipe VALUES
1) Values yang berhubungan dengan Tingkah Laku yang Benar
a. Kecakapan untuk Menolong Diri Sendiri : pemeliharaan barang
milik, diet, kesehatan, kesederhanaan (kerendahan hati), sikap,
kepercayaan diri, penampilan yang rapi.
b. Kecakapan Sosial : kelakukan baik, tatakrama yang baik,
hubungan baik, bantuan bermanfaat, tidak membuangbuang/boros, lingkungan yang baik.
c. Kecakapan Etika : Kode etik, keteguhan hati, dapat dipercayai,
kewajiban, efisiensi, kepintaran, inisiatif, ketekunan, tepat waktu,
kepanjangan daya akal, rasa hormat (respek) kepada siapapun,
tanggung jawab.
Tipe-Tipe VALUES
2) Values yang berhubungan dengan Perdamaian : perhatian,
ketenangan, pemusatan konsentrasi, kepuasan hati, martabat,
disiplin, persamaan hak, ketenangan hati, kesetiaan, bersyukur,
kebahagiaan, keselarasan, kerendahan hati, toleransi, memahami.
3) Values yang berhubungan dengan Kebenaran : keseksamaan,
ketajaman, kejujuran, keberanian, kelurusan hati, integritas, intuisi,
keadilan sosial, harapan baik, kemurnian, pertimbangan yang sehat,
keikhlasan, kepercayaan, kebulatan tekad.
Tipe-Tipe VALUES
4) Values yang berhubungan dengan Kasih Sayang : penerimaan, peduli,
perasaan kasihan/terharu, perhatian, pengabdian, kesetiaan, empati,
tahan nafsu, kemauan mengampuni, persahabatan, kedermawanan,
kelemah-lembutan, kesabaran, patriotisme, pengorbanan, berbagi,
simpati, keprihatinan, toleransi, kepercayaan.
5) Values yang berhubungan dengan Non-Kekerasan :
a) Psikologis (kejiwaan) : perbuatan baik, keharuan, perhatian kepada
orang lain, pertimbangan, kesabaran, tindakan memaafkan, tatakrama,
kebahagiaan, kesusilaan.
b) Sosial : penghargaan kepada kebudayaan dan agama orang lain,
persaudaraan, peduli lingkungan, kesadaran nasional, respek terhadap
hak milik, keadilan sosial.
Perhatikan TAYANGAN VIDEO ini :
KOMENTAR
TERHADAP TAYANGAN VIDEO
1) Setelah melihat tayangan video tersebut, karakter (manusia) apa
saja yang Anda lihat?
 Gotong royong
 ………………………………………………
 ………………………………………………
2) Point-point apa saja yang bisa dihubungkan dengan Values (nilainilai) ?
 ………………………………………………
 ………………………………………………
 ………………………………………………
3) Mengapa hal-hal tersebut begitu penting?
KONTEMPLASI
Perlakukanlah orang lain
seperti kalian
________________
ingin diperlakukan
oleh mereka.
____
MATERI UAS Professional Ethics
TERIMA KASIH
Sampai
bertemu lagi di
lain kesempatan.
Horas
Download