Seminar Tugas Akhir Mei 2016 1 - Digital Library » POLITEKNIK

advertisement
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Monitoring Parameter Stress Pada Awal Ketegangan Berbasis PC Parameter BPM
Reflektan dan SUHU
Umi Lathifah 1, Hj. Her GumiwangAriswati 2, Hj. Andjar Puji3
ABSTRAK
Stress merupakan perubahan respon fisik, mental, dan emosional yang timbul karena
perubahan atau keadaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Stres juga
merupakan suatu tuntutan yang mendorong organisme untuk beradaptasi atau
menyesuaikan diri Stres dapat terjadi pada setiap manusia dan pada setiap waktu, karena
stres merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan tetapi dapat
dikendalikan.
Dalam mendeteksi level stress variable yang dapat diukur yaitu detak jantung per menit,
suhu tubuh, GSR(Galvanic Skin Resistance), dan EMG(Electromiograph). Dimana pada
BPM reflektan menggunakan sensor TCRT, pengukuran suhu menggunakan LM-35,EMG
dan GSR menggunakan modul .
Dari keempat sensor tersebut dapat diperoleh suatu data yang diiolah pada adc mikro dan
dikirmkan oleh HC-05 yang di tampilkan oleh Pc menggunakan Delphi. pada hasil akhir
didapatkan alat berjalan dengan baik dan nilai eror yang dihasilkan tidak begitu tinggi .
Kata Kunci: Stres, Mikrokontroller Atmega16,Hc-05, BPM
reflektan,Suhu,EMG,GSR(Galvanic skin resistance)
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Alat Monitoring Parameter Stress
manusia merupakan alat yang digunakan
untuk mendeteksi seberapa tinggi level
kejenuhan dan ketegangan manusia dengan
memperhitungkan heart rate (BPM) yang
dapat menampilkan jumlah denyut jantung
seseorang, menurut Pulse Diagnosis : A
Clinical Guide 2007) denyut jantung
normal orang dewasa berkisar 60-100
BPM. Sedangkan untuk parameter Suhu
Tubuh normal biasanya berkisar antara
36℃-37℃ (physic of human body, p.31.9).
Selain kedua parameter diatas juga terdapat
parameter
Elektromiografi
(EMG)
merupakan teknik untuk mengevaluasi dan
rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan
oleh otot rangka,. Arti stress sendiri
merupakan perubahan respon fisik, mental,
dan emosional yang timbul karena
perubahan
atau
keadaan
yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Stres juga merupakan suatu tuntutan yang
mendorong organisme untuk beradaptasi
atau menyesuaikan diri (dr. L. Suryantha
Chandra, Sp.KJ.). Dalam mendeteksi level
stress manusia terdapat lima variable yang
diukur yaitu tekanan darah , detak jantung
per menit, suhu tubuh, GSR(Galvanic Skin
Resistance), dan EMG(Electromiograph).
Pada Penelitian tentang alat pendeteksi
tingkat stress ini telah banyak dilakukan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Andri
Zita, 2002, hanya diambil dua variabel
yaitu detak jantung dan GSR, kemudian
terkait ini juga dilakukan oleh Rohmad Ali,
2008 hanya mengambil tiga variable yaitu
GSR, suhu tubuh, dan detak jantung. Selain
itu penelitian tentang alat tersebut juga
pernah dilakukan oleh Yohannes Andri
Wicaksono, hanya mengambil dua variable
yaitu GSR dan detak jantung.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah
diatas, maka penulis akan membuat alat
monitoring stress dengan parameter GSR
(Galvanic Skin Resistance), Detak jantung
per
menit,
Suhu
Tubuh,
EMG
(Electromiograph)
yang
merupakan
pengembangan dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Dan mengingat
banyaknya penggunaan Personal computer
dalam kehidupan modern, sehingga penulis
memanfaatkan
dan
mengembangkan
tampilan output pada fitur PC (Personal
Computer).
1
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
5. Menaghubungkan
mikrokontroller
bluetooth HC-05
1.2 Batasan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Parameter yang diukur BPM
dan Suhu Tubuh
Menggunakan tipe BPM
reflektan
Range BPM yang digunakan
secara umum
Menggunakan Sensor Suhu
untuk mengukur suhu tubuh
Menggunakan ATMEGA16
sebagai
pengolah
data
sebelum ditampilkan ke PC
Menggunakan
serial
bluetooth HC-05
Menggunakan
bahasa
pemrograman
Codevision
AVR.
Menggunakan
bahasa
pemograman Delphi.
Hasil
pengukuran
ditampilkan pada PC .
rangkaian
dengan
Melakukan uji fungsi alat
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
2 Untuk
menambah
pengetahuan
mahasiswa
Teknik
Elektromedik
mengenai alat diagnostik terutama
dibuat Alat Monitoring Parameter
Stress pada ketegangan awal berbasis
PC (Parameter BPM dan SUHU).
2.1.1
Manfaat Praktis
Manfaat yang diperoleh dari hasil
penelitian ini dapat digunakan untuk
membantu kinerja bidang medis
terutama untuk memonitoring kondisi
seseorang
jika
teridentifikasi
kepanikan atau mudah stress.
1. Teori Penunjang
2.1 Pengertian Stres.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada
batasan
masalah yang telah dibuat di atas maka
rumusan masalahnya adalah:
Dapatkah dibuat alat monitoring parameter
stress pada ketegangan awal berbasis PC
(Parameter BPM dan Suhu)?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Membuat
alat
monitoring
parameter stress pada ketegangan
awal berbasis PC (Parameter BPM
dan SUHU)..
1.4.2
Tujuan Khusus
1. Mengunakan
BPM
tipe
reflektan
2. Menggunakan LM-35 untuk
mengukur suhu tubuh
3. Membuat rangkaian minimum
sistem
4. Membuat
software
pemrograman mikrokontroller
Tiga pendekatan teoritis (masingmasing disiplin fisiologi, psikologi dan
sosiologi)
telah
digunakan
untuk
mendefinisikan
stres
dalam
riset
keperawatan (Barnfather, 1993; Lyon &
Werner, 1987). Hans Selye (1956, 1976)
mendefinisikan stres sebagai respons
nonspesifik
tubuh
terhadap
setiap
kebutuhan, tanpa memerhatikan sifatnya.
Respons tersebut meliputi satu seri reaksi
fisiologis yang dinamainya Sindrom
Adaptasi Umum (General Adaptation
Syndrome – GAS).
Pendekatan lainnya, stres dianggap sebagai
faktor predisposisi atau pencetus yang
meningkatkan kepekaan individu terhadap
penyakit (Rahe, 1975). Dalam konteks
tersebut stres dianggap sebagai suatu
stimulus, atau penyebab adanya respons.
Adapun menurut pendekatan sosiologi,
stres didefinisikan sebagai transaksi. Model
transaksi yang sering disebut adalah yang
dikemukakan oleh Richard Lazarus.
Lazarus dan Folkman (1994, hal. 19)
mendefinisikan stres psikologi sebagai
hubungan khusus antara seseorang dengan
2
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
lingkungannya yang dihargai oleh orang
tersebut sebagai pajak terhadap sumber
dayanya
dan
membahayakan
kemapanannya.
Kebanyakan
riset
keperawatan lebih menggunakan transaksi
dibanding model stimulus ataupun respon.
Gejala
Psikologis
Gejala
Fisik
Gejala
Perilaku
Kecemasan,
ketegangan
Meningka
tnya detak
jantung
dan
tekanan
darah
Menunda
ataupun
menghin
dari
pekerjaa
n/ tugas
Bingung,
marah,
sensitif
Meningka
tnya
sekresi
adrenalin
dan
noradrena
lin
Penuruna
n prestasi
dan
produkti
vitas
Mengurung
diri
Mudah
lelah
secara
fisik
Meningk
atnya
frekuensi
absensi
Ketidakpuasa
n
Lebih
sering
berkering
at
Meningk
atnya
agresivit
as, dan
kriminali
tas
Kehilangan
spontanitas
Ketegangan otot
Menurunnya
fungsi
intelektual
Kepala
pusing,
migrain
Kecende
rungan
bunuh
diri
Tabel 2.1. Gejala-gejala Stres Kerja.
Sumber : e-psikologi.com
a.
Hubungan Stress dengan
Suhu Tubuh
Stimulasi pada system sarap
simpatis
dapat
meningkatkan
epinefrin dan norepunefrin yang
akan
meningkatkan
aktifitas
metabolism basal dan produksi
panas.
Perawat
dapat
memperkirakan bahwa klian yang
sangat stres atau sangat cemas
akana mengalami peningkatan suhu
karna alasan tersebut.
b.
Hubungan Stress dengan
Denyut Jantung.
Ada
penelitian
yang
menunjukkan hubungan antara stres
menahun dengan tekanan darah.
Stres meningkatkan tekanan darah,
yang pada gilirannya melemahkan
dan merusak pelapis pembuluh
darah, menyediakan tempat bagi
mengendapnya
lipid sehingga
terbentuk plak kolesterol. Akhirnya
lumen menyempit, tahanan perifer
meningkat, dan tekanan darah naik,
ventrikel kiri menebal (hipertrofi),
yang memerlukan lebih banyak
oksigen. Ada korelasi bermakna
antara penyakit hipertensi dengan
penyakit jantung koroner.
2.3.2 2.2. BPM
Perhitungan denyut jantung dapat
juga dinamankan Beats per minutes (BPM),
menggunakan teknik langsung dan tidak
langsung Secara langsung dilakukan
dengan mendeteksi pada jantung itu sendiri.
Sedangkan secara tidak langsung dengan
memanfaatkan pembuluh darah, yaitu
dengan memanfaatkan indara perasa pada
ketiga jari tangan yang di tempelkan pada
pembuluh darah dan menghitungnya secara
manual selama 1 menit, atau menggunakan
sadapan (sensor) yang terhubung dengan
alat penghitung detak jantung.sensor yang
digunakan adalah TCRT1000, yang
merupakan sensor optik reflektif dengan
kedua cahaya emitor inframerah dan
phototransistor ditempatkan berdampingan
dan tertutup di dalam paket bertimbal
3
Seminar Tugas Akhir
sehingga ada efek minimal sekitar cahaya
tampak. Sebuah jari ditempatkan di atas
sensor akan bertindak sebagai reflektor
cahaya insiden. Jumlah cahaya yang
dipantulkan kembali dari ujung jari
dipantau oleh phototransistor
Gambar 2.5 Sensor Heart Rate
Sumber : Vishay
sumber : UK.farmell.com
2.3.3 Karakteristi TCRT 1000







Jenis Detector phototransistor
Dimensi ( L x W x H di mm :7 x
4 x 2,5
Jarak Puncak operasi : 1 mm
Range operasi dalam > 20 %
relatif kolektor saat ini : 0,2 mm
sampai 4 mm
Tipe arus keluaran yang diuji : IC
= 0,5 mA
Blocking filter
Emitter panjang gelombang : 950
nm
Gambar 2.5 Grafik Saat Kolektor relatif vs
Pemindahan
Sumber : VISHAY
Mei 2016
IC Mikrokontroller ATmega16
Mikrokontroler ini menggunakan
arsitektur Harvard yang memisahkan
memori program dari memori data, baik bus
alamat maupun bus data, sehingga
pengaksesan program dan data dapat
dilakukan secara bersamaan (concurrent),
adapun
blog
diagram
arsitektur
ATMega16.
Secara
garis
besar
mikrokontroler ATMega16 terdiri dari :
1. Arsitektur RISC dengan throughput
mencapai 16 MIPS pada frekuensi
16Mhz.
2. Memiliki kapasitas Flash memori
16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan
SRAM 1Kbyte.
3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A,
Port B, Port C, dan Port D.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah
register.
5. User
interupsi
internal
dan
eksternal6.
6. Port antarmuka SPI dan Port USART
sebagai komunikasi serial
7. Fitur Peripheral
2.3.1.
Konfigurasi Pin ATMega16
Konfigurasi pin mikrokontroler Atmega16
dengan kemasan 40. Dari gambar tersebut
dapat terlihat ATMega16 memiliki 8 Pin
untuk masing-masing Port A, Port B,
Port C, dan Port D.
Gambar 2.4 : Pin konfigurasi ATmega16
sumber : http://kanipfismandor.blogspot.co.id/2013/02/icmikrokontroler-atmega16.html
4
Seminar Tugas Akhir
a. VCC (Power Supply) dan GND(Ground)
b. Port A (PA7..PA0) Port A berfungsi
sebagai input analog pada konverter
A/D. Port A juga sebagai suatu Port I/O
8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak
digunakan. Pin - pin Port dapat
menyediakan resistor internal pull-up
(yang dipilih untuk masing-masing bit).
c. Port B (PB7..PB0) Port B adalah suatu
port I/O 8-bit dua arah dengan resistor
internal pull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Port B output buffer
mempunyai
karakteristik
gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi
dan
kemampuan
sumber.
d. Port C (PC7..PC0) Port C adalah suatu
Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor
internal pull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Port C output buffer
mempunyai
karakteristik
gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi
dan
kemampuan
sumber. Sebagai input, pena Port C yang
secara eksternal ditarik rendah akan arus
sumber jika resistor pull-up diaktifkan.
e. Port D (PD7..PD0) Port D adalah suatu
Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor
internal pull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Port D output buffer
mempunyai
karakteristik
gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi
dan
kemampuan
sumber.
• XTAL1 (Input Oscillator)
• XTAL2 (Output Oscillator)
• AVCC adalah pena penyedia tegangan
untuk Port A dan Konverter A/D.
• AREF adalah pena referensi analog untuk
konverter A/D.
Analog To Digital Converter (ADC)
AVR ATMega16 merupakan tipe
AVR yang telah dilengkapi dengan 8
saluran ADC internal dengan resolusi 10
bit. Dalam mode operasinya, ADC dapat
dikonfigurasi, baik single ended input
maupun differential input. Selain itu, ADC
ATMega16
memiliki
konfigurasi
pewaktuan, tegangan referensi, mode
operasi, dan kemampuan filter derau (noise)
yang amat fleksibel sehingga dapat dengan
mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari
Mei 2016
ADC itu sendiri. ADC pada ATMega16
memiliki fitur-fitur antara lain :
• Resolusi mencapai 10-bit
• Akurasi mencapai ± 2 LSB
• Waktu konversi 13-260μs
• 8 saluran ADC dapat digunakan secara
bergantian
•Jangkauan tegangan input ADC bernilai
dari
0
hingga
VCC
• Disediakan 2,56V tegangan referensi
internal ADC
• Mode konversi kontinyu atau mode
konversi tunggal
• Interupsi ADC complete
• Sleep Mode Noise canceler
a.
Timer/Counter0
adalah
8-bit
Timer/Counter yang
multifungsi.
Timer di-nol-kan saat match compare
(auto
reload).Dapat
menghasilkan
gelombang PWM dengan glitch-free.
Frekuensi generator.Prescaler 10 bit
untuk timer. Interupsi timer yang
disebabkan timer overflow dan match
compare.
b. TCCR0Pengaturan mode timer/counter0
melalui bit TCCR0 (Timer/Counter Control
Register 0).
c. TCNT0 , Register TCNT0 berfungsi
untuk
menyimpan
cacahan
timer/counter0. Karena ukuran register
TCNT0 8bit maka hanya dapat
melakukan cacahan 0x00 – 0xff.
Mikrokontroller ATMEGA 8535
telah memiliki fasilitas Analog to Digital
Converter yang sudah built-in dalam chip.
ATMEGA 8535 memiliki resolusi ADC
10-bit dengan 8 channel input dan
mendukung 16 macam penguat beda. ADC
ini bekerja dengan teknik successive
approximation. Rangkaian internal ADC ini
memiliki catu daya tersendiri yaitu pin
AVCC. Tegangan AVCC harus sama
dengan VCC kurang lebih 0.3 volt. Data
hasil konversi ADC dirumuskan sebagai
berikut:
Dimana Vin adalah tegangan masukan pada
pin yang dipilih sedangkan Vref adalah
tegangan referensi yang dipilih.
5
Seminar Tugas Akhir
2.4. Bluetooth HC-05.
Bluetooth Modul HC-05 Modul
bluetooth seri HC memiliki banyak jenis
atau varian, yang secara garis besar terbagi
menjadi dua yaitu jenis ‘industrial series’
yaitu HC-03 dan HC-04 serta ‘civil series’
yaitu HC-05 dan HC-06. Modul Bluetooth
serial, yang selanjutnya disebut dengan
modul BT saja digunakan untuk
mengirimkan data serial TTL via bluetooth.
Modul BT ini terdiri dari dua jenis yaitu
Master dan Slave. Seri modul Komunitas
eLearning IlmuKomputer.Com Copyright
© 2003-2007 IlmuKomputer.Com 3
Mei 2016
3.2 Diagram Blok
Receiver
Gambar 2.5 Bluetooth HC-05
(Sumber : rajguruelectronics)
BT HC bisa dikenali dari nomor
serinya, jika nomor serinya genap maka
modul BT tersebut sudah diset oleh pabrik,
bekerja sebagai slave atau master dan tidak
dapat diubah mode kerjanya, contoh adalah
HC-06-S. Modul BT ini akan bekerja
sebagai BT Slave dan tidak bisa diubah
menjadi Master, demikian juga sebaliknya
misalnya HC-04M. Default mode kerja
untuk modul BT HC dengan seri genap
adalah sebagai Slave.
3. Metodologi
3.1 Diagram Mekanis Sistem
Gambar 3.1 Desain modul
Gambar 3.2 Blok Diagram
A. Rangkaian BPM
Pada ranngkaian sensor TCRT1000 ini dari
pengkondisian sinyal
yang akan menekan komponen DC besar
dan meningkatkan komponen
AC berdenyut lemah, yang membawa
informasi yang diperlukan
Output sensor TCRT1000 masuk pada
rangkaian HPF yang
difungsikan untuk menyingkirkan
komponen DC dimana komponen DC
sendiri adalah harga rata – rata teganggan
output DC. Kombinasi dari HPF
dan LPF membantu menghilangkan sinyal
DC yang tidak diinginkan dan
noise pada frekuensi tinggi sedangkan
memperkuat sinyal pulsa amplitudo
yang rendah. Rangkaian ini berfungsi
menguatkan tegangan yang di dapat
dari LPF. Untuk mendapatkan ACL atau
besar penguatannya, dapat
ditentukan dari besar Rf dan Ri
menggunakan perhitungan penguatan pada
rangkaian non-inverting amplifier.
B. Rangkaian SUHU
6
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Output LM -35 di filter oleh filter pasigf
kemudiuan output masuk pada adc mikro
untuk diolah.
a)
b)
c)
d)
e)
9.
Diagram Alir Proses/Program
10.
START
11.
INISIALISASI PROGRAM
NO
PIND.0=1
12.
Detak=read_ADC(0)
Suhu=read_ADC(1)
13.
14.
Timer = 60 detik
Menghitung suhu
Menghitung BPM
modul-modul dan mengujinya.
Modul Catu Daya.Modul.
Modul sensor suhu
Modul rangkaian BPM
Modul Minimum Sistem.
Menyatukan
modul-modul
membentuk system
Menguji sistem modul dan
mengukur besaran-besaran fisis
yang di perlukan.
Membuat ulasan mengenai hasilhasil dari penelitian ini meliputi
kelebihan/kekuatan sampai dengan
kekurangan/kelemahan sistem.
Menarik kesimpulan dan saran
untuk
Perbaikan Sistem.
Menyusun laporan karya tulis
ilmiah.
NO
If timer <=60 detik
Transfer data
Jumlah detak &suhu
36<suhu<=37
&&
60<bpm<=75
RELAX
35<suhu<=36
&&
75<BPM<=100
33<suhu<=35
&&
<100
Tenang
3.4 Tempat dan Jadwal Kegiatan
Penelitian.
1. Tempat Penelitian
: Kampus
Teknik
2. Elektromedik.
3. Jadwal Kegiatan
: Penulis
menyusun
4. kegiatan jadwal kegiatan menurut
kalender Akademik yang ada di
Politeknik
Kesehatan
Jurusan
Teknik Elektromedik Surabaya
3.5 Jadwal Kegiatan
CEMAS
END
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan pembuatan
modul
Gambar 3.3 Diagram alir modul
3.3 Urutan Kegiatan
1. Menyusun literature.
2. Menentukan topik.
3. Menyusun latar belakang, batasan
masalah,
4. rumusan masalah, tujuan dan
manfaat.
5. Membuat
diagram
mekanik,
diagram blok
6. sistem
dan
diagram
alir
proses/program.
7. Menyusun proposal.
8. Merancang rangkaian elektronik
dalam bentuk
7
Seminar Tugas Akhir
4. Pembuatan,
Pengujian,
dan
Pembahasan
4.1 Proses Pembuatan
4.1.1.Modul Rangkaian ATmega 16
dan Penguat sensor loadcell
Mei 2016
4.2+5V
4
3
2
1
J14
1
2
1
2
CON2
CON2
R10
SUHU
150R
Spesifikasi
modul
rangkaian
minimum
system
Atmega16 yang diperlukan adalah:
1. Tegangan kerja yang dibutuhkan
maksimum 5 VDC dan ground.
2. IC
Mikrokontroller
yang
digunakanadalah
ATmega16
dengan fitur ADC internal.
3. Membutuhkan sambungan MISO,
MOSI, SCK, RESET dan GND
untuk
dapat
memprogram
ATmega16.
4. Menggunakan
PORTA
untuk
pembacaan ADC Menggunakan
PORTD.1 untuk TxD
+5V
J13
J10
R11
150R
Gambar
5.1
Rangkaian
Tubuh
C8
1uf
Suhu
Cara kerja rangkaian :
Hasil pembacaan dari sensor suhu
LM35 langsung masuk pin 2 yang
berfungsi sebagai inputan ADC
internal pada Atmega16 dengan vref
eksternal sebesar 1,5 volt. Data yang
diterima dari ADC akan diolah oleh
mikro.
Data yang didapatkan:
Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di
bawah ini:
Gambar 4.1 Gambar Rangkaian ATMEGA
16
1
2
R1
6K8
680K
U1B
4
4
3
J17
1uF
R7
68K
J14
LM358
7
1
2
D2
LED
8
1
R8
1UF
6
C3
5
1
J16
1
LM358
1
+
2
C4
TCRT 1000
6K8
U1A
R6
68K
out sensor
1. Tegangan input adalah 5v dan
Ground.
2. Menggunakan
sambungan
Rx
sebagai receiver.
3. Rx mendapat PORTD.1 (TxD)
Jadi didapatkan rangkaian seperti
4.1 4.1. SUHU
680K
-
R5
150R
4
3
2
1
R4
+5V
1
+5V
R3
8
supply
C2
100nF
R2
+
Spesifikasi modul minimum sistem dan
Bluetooth diperlukan sebagai berikut :
C1
100nF
J15
+5V
-
4.1.2.Modul minimum sistem dengan
bluetooth
4.1 BPM
J5
+5V
J3
J4
TP2
TP3
R12
220
TP1
Gambar
5.2
Rangkaian
Pengkondisi Sinyal
Pada saat sensor bekerja, Infrared
sebagai sumber cahaya dan Photodioda
sebagai penerima. Infrared memancarkan
8
out
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
cahaya dengan panjang gelombang 980 nm
pada ibu jari, kemudian cahaya menembus
ibu jari dan memantulkan setiap yang lolos
dari penyerapan oleh photo transistor
Cahaya yang diterima dipengaruhi oleh
kepekatan darah yang dipompa oleh
jantung. Resistor 100 Ohm (R1) berfungsi
sebagai resistor pengaman Infrared,
sedangkan resistor 750K (R2) digunakan
sebagai pembagi tegangan terhadap
Phototransistor sehingga menghasilkan
tegangan yang berubah-ubah dan membuat
output dari Phototransistor membentuk
sinyal AC. Sinyal tersebut belum bisa
dihitung frekuensi maupun amplitudonya.
Sinyal tersebut masuk pada rangkaian filter
pasif High Pass Filter dengan cut off
0,72379 Hz. Sinyal AC tersebut masuk
pada IC LM358 yang dimana sinyal
tersebut akan dikuatkan menggunakan
penguatan Non Inverting dengan Gain
148,05882 x sebanyak 2 kali dan akan
difilter dengan menggunakan Low Pass
Filter dengan Cut Off 2,341701 Hz.
Dengan 2 kali penguatan yang
berjumlah 1953,6542X, maka sinyal AC
High Low yang keluar dari amplifier
terakhir sangat besar, tetapi karena LM358
hanya menggunakan supply 5,0V maka
output sinyal yang dihasilkan maksimal
3,4V. Adanya
penurunan
tegangan
disebabkan oleh karakteristik LM358, jika
digunakan dalam rangkaian Non-Inverting
Amplifier besar outputnya akan di bawah
besarnya tegangan supply.
4.1.4
Pengukuran
BPM
ouput
modul
4.2
Pembahasan
4.2.1. Kinerja Sistem Keseluruhan
Saat pertama alat dihidupkan atau
dioperasikan, alat akan menginisialisasikan
semua sistem kerja dari input dan output
kontroller. Dalam selang waktu beberapa
detik, alat mulai mendeteksi sinyal denyut
aliran darah pada ibu jari.dan LM-35
mendeteksi suhu pada tubuh . Untuk
memulai
perhitungan
menggunakan
computer sebangai pembacaan hasil yang
berupa grafik dan plotting angka permenit.
Saat waktu tercapai atau selama enam
menit pengukuran maka hasil rata – rata
dari setiap menitnya akan di simpan dalam
database dan terdapat status relax, normal
dan stress.
4.2.3
Kelemahan/Kekurangan Sistem
BPM
reflektan
sulit
untuk
mendapatkan sadapan
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengukuran dan analisa
data penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
Telah dibuat Monitoring Stres Awal
Ketegangan Berbasis PC ( Parameter BPM
dan Suhu LM-35) dengan penyimpanan
data dengan menggunakan aplikasi Delphi.
Dengan kondisi pasien yang harus dalam
keadaan tenang pada saat pengukuran.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian, dapat dianalisa
kekurangan dari alat yang penulis buat.
Berikut ini adalah beberapa saran yang
dapat
dipertimbangkan
untuk
penyempurnaan penelitian lebih lanjut :
1.
Tabel 4.1 Pengukuran toutput BPM
2.
BPM reflektan yang digunakan
sebaiknya menggunakan pulse
sensor.
Suhu tetap menggunakan LM35 namun dengan akurasi yang
9
Seminar Tugas Akhir
3.
4.
stabil atau nilai eror yang
semakin kecil.
pengambilan dan penyimpanan
biasa dikirim melalui internet
atau web
Alat dapat dirancang secara
portable.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarto Edy,Alat Pendeteksi Parameter
Stres Manusia Berbasis Mikrokontroller
ATMEGA 16, Politeknik negri Semarang
Yohanes
Andri
Wijaksono,2008,Rancangan Bangun Alat
Pendeteksi Stress Menggunakan GSR dan
Detak
Jantung,Politeknik
Elektronika
Negeri Surabaya
Mei 2016
Herdiani,
2013, Pengertian Stress,
http://dedeh89psikologi.blogspot.co.id/2013/04/pengertia
n-stress.html diakses pada tanggal 16
September 2015
I Dewa Made Oka Dwi Sutisna, 2015,
MONITORING BPM DAN SUHU TUBUH
INTERFACE ANDROID DILENGKAPI
DENGAN
TELEMEDICINE
(
PARAMETER BPM ),Teknik Elektromedik
Poltekkes Surabaya
I Putu Adi Surya, 2015, MONITORING
BPM DAN SUHU TUBUH INTERFACE
ANDROID
DILENGKAPI
DENGAN
TELEMEDICINE ( PARAMETER SUHU
),Teknik Elektromedik Poltekkes Surabaya
Putri Maylia,Alat Pendeteksi Stres Pada
Manusia Berbasis ATMEGA 32,
Rohmad Ali ,2008, Perancangan Alat
Pendeteksi Awal Ketegangan (Stress) Pada
Manusia Berbasis PC Diukur dari Suhu
Tubuh,Kelembaban Kulit dan Detak
Jantung,Universitas
Muhammadiah
SURAKARTA
Vishay, 2009, Datasheet Reflective Optical
Sensor with Transistor Output,80112
Bagaskara, Dasar Teori ATMega16,
http://baskarapunya.blogspot.co.id/2012/
09/dasar-teori-atmega16.html
,
15
September 2015
Teknik elektro,2015,Prinsip Kerja Sensor
LM35,
http://teknikelektro.org/prinsipkerja-sensor-lm35/, 16 September 2015
Electroniclab, 2008 , Pendeteksi Tingkat
Stres
,
http://electroniclabmedis.blogspot.co.id/2
008/08/pendeteksi-tingkat-stres.html, 16
September 2015
Adi, 2016, Heart Rate/Detak Jantung,
https://pvadi.wordpress.com/2011/06/16/
heart-ratedetak-jantung/. diakses pada
tanggal 15 September 2015
10
Download