Koperasi Menghadapi Masarakat Ekonomi Asean 2015

advertisement
Dekopin
Peluang dan Tantangan Koperasi
dan UKM Menghadapi MAE 2015
Agung Sudjatmoko
Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi
Kelembagaan
Nilai-Nilai dalam Globalisasi
(terimplementasi dalam MEA)
1. Kualitas produk atas barang dan jasa
2. Kualitas SDM yang mempunyai kompetensi unggul
dan profesional
3. Kualitas manajemen yang menerapkan standarisasi
sistem dan nilai-nilai modern yang mengedepankan
efisiensi, efektifitas dan transparansi
4. Mobilitas uang, barang dan orang yang bebas dari
hambatan (non traffic) dan tanpa batas (borderless)
5. Terfpkus pada kekuatan daya saing nasional (kualitas
barang, jasa dan manusia)
Dampak Positif (Peluang) MEA 2015
1. Terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor
di Asean (bagaimana daya saing produk
Indonesia, koperasi Indonesia?)
2. Kemudahan untuk mengakses modal investasi
antar negara Asean (siapkah perangkat hukum
dan infrstruktur untuk investasi di Indonesia?)
3. Kemudahan memperoleh barang atau jasa yang
diproduksi diluar negara kita
4. Meningkatnya kegiatan pariwisata, mobilitas
orang dan uang yang tinggi serta perubahan
sistem kehidupan masyarakat.
Dampak Negatif (Tantangan) MEA 2015
1. Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah
bersaing karena harga dan kualitas produk kita
halah dibanding negara lain di Asean
2. Banjir produk impor di pasaran dalam negeri
yang akan mematikan usaha-usaha di negara
kita
3. Kemungkinan adanya spekulasi di sektor
keuangan, yang bsa menghancurkan stabilitas
ekonomi negara
4. Masuknya SDM dari negara lain yang lebih
berkualitas dan profesional, yang akan
menggusur tenaga kerja dalam negeri
KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP
BLOK - BLOK PERDAGANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
WTO. Indonesia sebagai salah satu negara anggota WTO, kebijakan yang
diterapkan harus sejalan dengan ketentuan-ketentuan di bidang perdagangan
internasional yang telah disepakati bersama di dalam WTO yang menuju
perdagangan bebas dunia sepenuhnya.
APEC. Kebijakan PLN Indonesia harus juga sejalan dengan kesepakatan dalam
APEC yang menerapkan perdagangan bebas oleh negara-negara maju (NM)
anggota APEC pada tahun 2010 dan diikuti oleh negara-negara berkembang
(NSB) anggota APEC pada tahub 2020.
ASEAN. Kebijakan PLN negeri Indonesia juga harus sejalan dengan kebijakan
AFTA menuju perdagangan bebas yang telah dimulai sejak tahun 2003,
termasuk sejumlah ASEAN Plus, seperti FTA ASEAN dengan Korea, China,
Jepang, India, New Zealand, Amerika dan Serikat. Juga kebijakan PLN
Indonesia harus sejalan dengan kesepakatan untuk mempercepat integrasi
Ekonomi ASEAN dari 2020 menjadi 2015.
EPA. Indonesia telah menandatangani Economic Partnership Agreement (EPA)
dengan Jepang pada awal tahun 2006. Oleh karena itu, kebijakan PLN
Indonesia juga harus disesuaikan dengan kesepakatan tersebut.
KEK. Indonesia juga telah membuat kesepakatan untuk membentuk Kawasan
Ekonomi Khusus dengan Singapura, dan ini berarti Indonesia punya suatu
komitmen yang harus dicerminkan di dalam kebijakan PLN-nya.
Kondisi Objektif Gerakan Koperasi
Internal
1. Rendahnya idiologisasi
koperasi pada anggota
2. Lemahnya kelembagaan
koperasi (instabilisasi
kepemimpinan)
3. Lemahnya modal internal
koperasi
4. Kurangnya inovasi & kreatifitas
dalam bisnis koperasi
5. Lemahnya kualitas SDM dan
kurangnya profesionalisme di
Koperasi
6. Lambanya implementasi &
pemanfaatan IT pada bisnis
koperasi
7. Rendahnya nilai (value) bisnis
pada koperasi
Eksternal
1. Instabilisasi kondisi ekonomi,
politik dan keamanan
2. Ketidakberpihakan pemerintah
pada koperasi
3. Perundangan yang kurang
memberikan ruang gerak pada
bisnis koperasi
4. KKN yang tinggi
5. Infrastruktur penunjang bisnis
yang tidak mendukung
6. Kemiskinan dan disparitas yang
tinggi strata sosial ekonomi
masyarakat
7. Ketimpangan yg lebar
kemampuan ekonomi antar
pelaku ekonomi ( BUMN,
Swasta, dan Koperasi)
Peningkatan Daya Saing Gerakan Koperasi
Institusi Koperasi
1. Memperkuat idiologisasi koperasi
pada anggota
2. Penguatan kelembagaan koperasi
sebagai entitas bisnis modern
3. Membangun kultur kreatif, inovatif
dan nilai tambah dalam kerangka
meningkatkan daya saing koperasi
4. Menerapkan nilai-nilai & prinsip
koperasi sejati
5. Memberikan nilai tambah yang
“luar biasa” pada anggota sehingga
membangun “loyalitas, komitmen
anggota” terhadap koperasi
6. Memperkuat jaringan kemitraan
koperasi dengan stake holder
Bisnis Koperasi
1. Peningkatan modal sendir
iberdasarkan skala ekonomi yg layak
2. Pengembangan bisnis yang inovatif,
kreatif dan mempunyai nilai tambah
3. Penerapan manajemen modern
pengelolaan koperasi
4. Penerapan IT
5. Kemitraan dengan pelaku bisnis lain
SDM
1. Peningkatan kualitas SDM
koperasi
2. Pengembangan sistem
konpensasi yang menarik bagi
insan koperasi
3. Profesionalisasi manajemen
4. Pengukuran kinerja SDM yang
unggul
Pembinaan Koperasi Berdasar UU 17/2012
1. Pembinaan koperasi oleh Pemerintah (Pasal 113, Ayat 3)
a.
pengembangan kelembagaan dan bantuan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan penelitian
Koperasi;
b. bimbingan usaha Koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi Anggota;
c.
memperkukuh permodalan dan pembiayaan Koperasi;
d. bantuan pengembangan jaringan usaha Koperasi dan kerjasama yang saling menguntungkan
antar Koperasi dan badan usaha lain;
e.
bantuan konsultasi dan fasilitasi guna memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
Koperasi dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Koperasi; dan/atau
f.
insentif pajak dan fiskal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pembinaan Koperasi oleh Gerakan Koperasi (Dekopin) (Pasal 117)
a. memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi;
b. melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan prinsip Koperasi;
c. meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat;
d. menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada Koperasi;
e. mengembangkan dan mendorong kerjasama antar Koperasi dan antara Koperasi dengan
badan usaha lain, baik pada tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional;
f. mewakili dan bertindak sebagai juru bicara Gerakan Koperasi;
g. menyelenggarakan komunikasi, forum dan jaringan kerja sama di bidang Perkoperasian; dan
h. memajukan organisasi anggotanya.
Arah Pemberdayaan Koperasi Dekopin
No
Bidang
Pembinaan
Uraian
Tujuan
1
Anggota yang
berkualitas
1. Nilai dan prinsip koperasi
2. Kewajiban dan hak anggota
3. Posisi dan peran anggota di koperasi
Penguatan peran dan tanggung
jawab anggota sebagai pemilik
sekaligus pengguna jasa koperasi
2
Kelembagaan
tata kelola yang
GCG
1. Penerapan prinsip dan nilai koperasi
dalam organisasi
2. Proses pencapaian tujuan koperasi
untuk kesejahteraan anggota
3. Penataan struktur organisasi koperasi
dan tata kelola (manajemen) koperasi
yang modern dan profesioanl
4. Hak dan kewajiban pengurus dan
pengawas dalam pengembangan
koperasi
5. Kemitraan lembaga koperasi dengan
pelaku usaha yang lain
Penguatan kelembagaan koperasi
sesuai dengan prinsip dan nilai
koperasi dalam mewujudkan
tujuan koperasi untuk
mewujudkan kesejahteraan
anggota
3
Usaha untuk
modernisasi dan
profesionalisasi
manajemen
usaha koperasi
1. Permodalan
2. Fasilitasi pemasaran
3. Sumber daya produksi (teknologi dan
metode produksi)
4. Pengembangan usaha
Penguatan kemandirian usaha
koperasi untuk produkstifitas ,
daya saing dan kesejahteraan
anggota
TEROBOSAN DALAM PERUBAHAN ( CHANGE )
Institusi
PEMIMPIN
PEMERINTAHAN,DUNIA
USAHA KOPERASI DAN
MASYARAKAT YANG
MEMPUNYAI
KEBERANIAN UNTUK
MELAKUKAN
TEROBOSAN DAN JIWA
INTREPERNEUR SERTA
MEMBUKA DIRI UNTUK
MEMBANGUN
NETWORK DENGAN
BERBAGAI PIHAK GUNA
MELAKUKAN
PERCEPATAN
PEMBANGUNAN
DISEGALA BIDANG
DENGAN MELIBATKAN
SELURUH MASYARAKAT
C
H
A
N
G
E
Tuntutan Peran Baru
DUNIA USAHA
•
•
•
•
Daya saing (Competitiveness)
Kolaborasi dan kemitraan besar dg UMKM
Tanggung Jawab Sosial (CSR )
Kreativitas dan inovasi
PEMERINTAHAN
•
•
•
•
•
•
•
Incentive Regulation dan investasi
Stabilitas dan Kepastian Hukum
Tata kelola pemerintahan ( GGG )
Pelayanan publik yang prima
Optimalisasi fungsi intermadiary
Profesionalisme dan Kewirausahaan
Otonomi dan pemerataan pembangunan
MASYARAKAT
•
•
•
•
•
Taat hukum dan pengawal hukum
Partisipasi aktif dlm pembangunan
SDM handal dan Produktivitas TK
Terbuka ,kritis dan korektif
Akumulasi modal masyarakat
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DI BERBAGAI BIDANG YANG
BERKEADILAN DAN BERKESINAMBUNGAN
Tujuan Nasional dan Visi Kebangsaan
No
Tujuan Nasional
Visi Kebangsaan
Visi Ekonomi
Implementasi dalam
Pembangunan
1
Memajukan
kesejhateraan umum
2
Mencerdaskan kehidupan Visi Pendidikan
bangsa
Sistem Pendidikan
Nasional
3
Ikut menjaga perdamaian Visi Politik Luar Negeri
dunia
Sistem Politik
Nasional dan Luar
Negeri
4
Melindungi segenap
bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia
Sistem Hankamrata
Visi Nasionalisme /
Kebangsaan
Sistem Ekonomi
Nasional (?)
Sistem dan Struktur Ekonomi Indonesia
UUD 1945
Pasal 33 dalam Bab XIV
“Kesejahteraan Sosial”
Aturan peralihan ayat 2
segala badan negera dan
peraturan yang ada masih
langsung berlaku, selama
belum diadakan yang baru
menurut UUD ini
Demokrasi Ekonomi
KUHD
Asas Kekeluargaan
/Kebersamaam
Koperasi (lembaga ekonomi
berwatak sosial)
Moral ekonomi: kerjasama,
nilai kegunaan, hajat hidup
orang banyak
Motif ekonomi: manfaat
sosial ekonomi
Koperasi
Bertentangan /
Dualistik
Asas Perorangan
PT, NV, CV, Firma dll
Masa Transisi:
1. Membangun
koperasi sebagai
soko guru
perekonomian
2. Mendemokratisasika
n /mem-pasal 33-kan
KUHD (kepemilikan
saham oleh rakyat
banyak “sistem
koperasi” dan
hubungan industrial
Pancasila
Kolabirasi Potensi
Moral ekonomi: persaingan
(individualisme, liberalisme,
kapitalisme)
Motif ekonomi: laba sebesarbesarnya
PT
Dimensi Kesejahteraan Rakyat
Kekuatan Ideologi
Negara Pancasila
Demokrasi
Kehidupan Politik
UUD 45 dengan
seluruh
perundangan
Pembangunan
Nasional
Ekonomi
Kerakyatan
Masyarakat
Indonesia
yang Adil &
Makmur
Budaya Nasional &
Daerah yang kuat
Ipoleksosbud
Hankam
Manusia
Indonesia
Seutuhnya
Kehidupan Sosial
yang rukun &
damai
Sishankamrata
yang Kuat Untuk
melindungi
kepentingan
nasional
Rasa Aman dan
Ketertiban
Masyarakat
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Idiologi Negera
PANCASILA
Indikator Utama Penentu Daya Saing Daerah
Nilai tambah, Investasi,
Tabungan, Konsumsi Akhir
Kinerja Sektoral, Biaya Hidup
Internasionalisasi,
Perdagangan Internasional,
Investasi Asing, Perdagangan
Antar-daerah
Perekonomian Daerah
Keterbukaan
Infrastruktur fisik, Informasi
dan Komunikasi, Sumber
Daya Alam
Infrastruktur & Sumber
Daya Alam
Nilai tambah, Investasi,
Tabungan, Konsumsi Akhir
Kinerja Sektoral, Biaya Hidup
Sistem Keuangan
Kegiatan Penelitian SDM di
bidang teknologi
Ilmu Pengetahuan &
Teknologi
DAYA SAING DAERAH
Kelembagaan
Aspek Hukum & Keamanan,
Aspek Sosial Politik
Sumber Daya Manusia
Karakteristik Penduduk,
Ketenagakerjaan, Pendidikan,
Kualitas Hidup, Perilaku dan
Nilai Sosial
Governance &
Kebijakan Pemerintah
Prediktabilitas Peraturan & Kebijakan, Hambatan
Birokrasi, Efisiensi Sektor Publik, Kebijakan
Manajemen & Ekonomi
Mikro
Produktivitas, Biaya Tenaga Kerja,
Kinerja Perusahaan, Efisiensi
Manajemen, Budaya Perusahaan
Terdapat 10 faktor kunci yang menetukan
tingkat daya saing Investasi yang rendah
1.
Kebijakan ekonomi protektif yang menyebakan kurang inovatif dan harga
mahal, lambatnya perijinan.
2. Peran dan prestasi lembaga-lembaga ekonomi nasional yang di bawah
standar
3. Perkembangan dan difusi teknologi yang berjalan lamban
4. Lemahnya penegakan hukum sehingga mudah terjadi KKN
5. Terbatasnya,rendahnya kualitas,dan mahalnya infrastruktur
6. Sifat dan struktur pasar kerja yang tidak fleksibel dan tidak dinamis serta
resistensinya serikat pekerja.
7. Kompetensi SDM rendah terutama dalam teknologi informasi dan
komunikasi personal
8. Rasio modal per tenaga kerja relatif rendah
9. Tingkat dan pertumbuhan produktivitas rendah (makro, mikro, partial
dan total)
10. Otomi daerah yang mengakibatkan biaya mahal ( hight cost ), dan
munculnya egosektoral.
NEW DEVELOPMENT PARADIGM
1. Kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan
secara merata di seluruh daerah
2. Pembangunan sarana infrastuktur juga harus
merupakan prioritas utama, termasuk pembangunan
sentra-sentra industri dan pelabuhan-pelabuhan.
3. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang memiliki keunggulan
komparatif berdasarkan kekayaan sumber daya alam
yang ada harus dikembangkan seoptimal mungkin
4. Pembangunan ekonomi di IBT harus dimonitori oleh
industrialisasi yang dilandasi oleh keterkaitan produksi
yang kuat antara industri manufaktur dan sektorsektor primer, yakni pertanian dan pertambangan
PERANAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
Dalam perekonomian modern, peranan pemerintah terdapat empat peran :
1. Peran alokatif, yakni peran pemerintah dalam mengalokasikan sumber
daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung
efisiensi produksI
2. Peran distributif, yakni peran pemerintah dalam mendistribusikan sumber
daya, kesempatan dan hasil ekonomi secara adil dan wajar.
3. Peran stabilitatif, yakni peran pemerintah dalam memelihara stabilitas
perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam keadaan tidak
seimbang dan;
4. Peran dinamisatif, yakni peran pemerintah di dalam menggerakkan
proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan
maju.
Terima Kasih
Download