Disini - Madinatul Quran Jonggol

advertisement
Judul Asli:
ُ‫اَ أْلُصُوأ ُل الثَّالَثَة‬
Penyusun:
Syaikh Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi rahimahullah
(Mujaddid Abad 12 H, Wafat 1206 H)
Peneliti:
Nashir bin Abdullah ath-Tharim, dkk
Penerbit:
Jami’ah Muhammad bin Su’ud
Kerajaan Arab Saudi
Edisi Terjemah:
Al-Ushul Ats-Tsalatsah
(Tiga Hal Dasar yang Wajib Diketahui Setiap Muslim)
Penerjemah:
Abu Zur’ah ath-Thaybi
Penerbit:
Pustaka Syabab Surabaya
MUQADDIMAH PENERJEMAH
Ini adalah kutaib keempat edisi matan Aqidah yang berhasil diterjemahkan dengan pertolongan
Allah, setelah Lum’atul I’tiqad, ‘Aqidah ath-Thahawiyah, dan Nawaqidul Islam. Kutaib (kitab
kecil) ini penting untuk dipahami dan bila memungkinkan dihafal oleh penuntut ilmu karena
berisi dasar Islam yang wajib diketahui oleh setiap Muslim. Kutaib ini dan 3 karya lain dari Syaikh
Muhammad bin ‘Abdul Wahhab at-Tamimi (Nawaqidhul Islam, Qawaid Arba’, dan Kitabut
Tauhid) merupakan rentetan kajian aqidah yang sangat penting yang dianjurkan oleh para
ulama untuk dikaji.
Semoga bermanfaat bagi penulis, penerjemah, dan penerbit, serta semua orang yang
membaca kutaib ini. Amin.
Surabaya, Sabtu 1 April 2012
Abu Zur’ah ath-Thaybi
DAFTAR ISI
MUQADDIMAH PENERJEMAH
AL-USHUL ATS-TSALATSAH: MATAN DAN TERJEMAH
[Empat Kewajiban Setiap Muslim]
[Tiga Keyakinan Terhadap Allah]
[Tiga Hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim]
[Mengenal Allah]
[Mengenal Agama]
[Mengenal Nabi Muhammad]
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
AL-USHUL ATS-TSALATSAH: MATAN DAN TERJEMAH
‫بِ ْس ِم ه‬
‫الر ِحي ِْم‬
‫الر ْح َم ِن ه‬
‫اَّللِ ه‬
[Empat Kewajiban Setiap Muslim]
Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu– bahwa wajib bagi kita mempelajari empat hal:
Pertama: ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya, dan mengenal agama Islam disertai
dalil-dalinya.
Kedua: mengamalkannya.
Ketiga: mendakwahkannya.
Keempat: sabar atas gangguan dalam melaksanakannya.
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ِ ‫صذا ِل َِا‬
ْ ‫(( َو ْال َع‬
‫م ِموُذ ا ال ه‬
َ ‫) ِإ هَّل الهذِِننَ م ََُُذ ا َو‬٢( ‫سانَ لَ ِفي ُخ ْس ٍر‬
َ ‫اْل ْن‬
ِ ْ ‫) ِإ هن‬١( ‫ص ِر‬
)) ‫صب ِْر‬
‫ص ْ ا بِال ه‬
َ ‫ق َوتَ َ ا‬
َ ‫َوتَ َ ا‬
ِ َِ ‫ص ْ ا بِ ْال‬
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta yang nasihat-menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” [QS. Al-Ashr [103]: 1-3]
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
‫لَ ْ ََا أَ ْنزَ َل ه‬
‫س ْ َرةَ لَ َكفَتْ ُه ْم‬
ُّ ‫موَى خ َْو ِق ِه ِإَّله َه ِِ ِه ال‬
َ ً‫اَّللُ ُح هجة‬
“Sekiranya Allah tidak menurunkan hujjah bagi makhluk-Nya selain surat ini, niscaya ia telah
mencukupi.”
Imam al-Bukhari rahimahullah berkata:
‫اب ْال ِع ْو ِم قَ ْب َل ْالقَ ْ ِل َو ْال َع َم ِل‬
ُ ‫َب‬
“Bab: ilmu sebelum berucap dan berbuat.”
Dalil hal tersebut adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫(( فَا ْموَ ْم أَنههُ ََّل ِإلَهَ ِإ هَّل ه‬
)) ‫اَّللُ َوا ْستَ ْغ ِف ْر ِلَِ ْن ِب َك‬
“Ilmuilah bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan mintalah ampun
atas dosamu.” [QS. Muhammad [47]: 9] Oleh karena itu, ilmu didahulukan sebelum berkata dan
beramal.
1
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu– bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah
mempelajari pula tiga hal berikut ini dan mengamalkannya.
[Tiga Keyakinan Terhadap Allah]
Pertama: Allah-lah yang menciptakan dan memberi rezki kepada kita dan tidak membiarkan
kita terlantar, tetapi mengutus seorang rasul kepada kita. Barangsiapa yang mentaatinya, akan
masuk surga, dan barangsiapa yang menentangnya, akan masuk neraka. Dalilnya adalah firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
)١٥( ‫سذ ًَّل‬
ُ ‫مذ ْ نَ َر‬
ُ ‫س ْوَُا ِإلَ ْي ُك ْم َر‬
َ ‫س ْذوَُا ِإلَذى فِ ْر‬
َ ‫س ًَّل شَذا ِهًًا‬
َ ‫موَذ ْي ُك ْم َم َمذا أَ ْر‬
َ ‫(( ِإنها أَ ْر‬
ً ِ‫س َل فَأ َ َخ ِْنَاهُ أَ ْخًِا َوب‬
)) ‫يًل‬
ُ ‫الر‬
‫م ْ ُن ه‬
َ ‫صى فِ ْر‬
َ َ‫فَع‬
“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepadamu seorang rasul sebagai saksi atas kalian,
sebagaimana Kami telah mengutus seorang rasul kepada Fir’aun, lalu Fir’aun menentangnya, maka
Kami siksa ia dengan siksaan yang berat.” [QS. Al-Muzammil [73]: 15-16]
Kedua: Sesungguhnya Allah tidak ridha untuk disekutukan dengan sesuatu pun bersama-Nya
dalam ibadah kepada-Nya, baik malaikat yang didekatkan ataupun nabi yang diutus. Dalilnya
adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫م ا ََ َع ه‬
)) ‫اَّللِ أَ َحًًا‬
ُ ًْ َ‫اجًَ ِ هَّللِ فَ ًَل ت‬
َ ‫(( َوأَ هن ْال َم‬
ِ ‫س‬
“Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada
seorang pun bersama Allah.” [QS. Jin [72]: 18]
Ketiga: Barangsiapa yang mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mentauhidkan
Allah, maka tidak boleh baginya untuk berwala’ (berkasih sayang) kepada orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, meskipun ia adalah kerabat dekatnya. Dalilnya adalah firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
ْ ‫(( ََّل تَ ِجذًُ َق ْ ًَذذا نُنْ َُُِذ نَ ِبذذا هَّللِ َو ْال َيذ ْ ِ ْاخ ِخذ ِذر نُذ َ امُّونَ ََذ‬
‫ذن َحذذامه ه‬
ُ ‫اَّللَ َو َر‬
ْ ‫سذ لَهُ َولَذ‬
َ‫اْلن َمذان‬
َ َ‫ِيرتَ ُه ْم أُولَئِ َك َمت‬
َ ‫َمانُ ا مبَا َء ُه ْم أَ ْو أَ ْبَُا َء ُه ْم أَ ْو ِإ ْخ َ انَ ُه ْم أَ ْو‬
َ ‫مش‬
ِ ْ ‫ذَ فِذي قُوُذ ِب ِه ُم‬
‫ذي‬
ُ ‫َوأَنهًَ ُه ْم ِب ُروحٍ َِ ُْهُ َونُ ًْ ِخوُ ُه ْم َجُها ٍ تَ ْج ِري َِ ْن تَ ِْ ِت َها ْاْل َ ْن َه‬
ِ ‫ذار خَا ِلذًِننَ ِفي َهذا َر‬
َ َ
‫ب ه‬
‫ب ه‬
‫ه‬
)) َ‫اَّللِ ُه ُم ْال ُم ْف ِو ُِ ن‬
ُ ‫م ُْ ُه ْم َو َر‬
ُ ‫م ُْهُ أُولَئِ َك ِح ْز‬
َ ‫اَّللِ أَ ََّل ِإ هن ِح ْز‬
َ ‫َ ا‬
َ ُ‫اَّلل‬
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang
itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orangorang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan
2
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” [QS. AlMujadilah [58]: 22]
Ketahuilah –semoga Allah subhanahu wa ta’ala membimbingmu untuk mentaati-Nya– bahwa
agama Ibrahim yang hanif adalah engkau menyembah Allah semata dan memurnikan ketaatan
kepada-Nya, demikian itu yang diperintahkan Allah kepada seluruh manusia dan tujuan
diciptakannya mereka. Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) ‫ون‬
َ ‫اْل ْن‬
ِ ْ ‫(( َو ََا َخوَ ْقتُ ْال ِج هن َو‬
ِ ًُُ‫س ِإ هَّل ِل َي ْعب‬
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” [QS. AdzDzariyat [51]: 56]
Makna (‫“ )نَ ْعبًُ ُْو ِن‬menyembah-Ku” adalah (‫“ )نُ َ ِحً ُْو ِن‬mentauhidkan-Ku”.
Hal teragung yang diperintahkan Allah adalah tauhid, yaitu menyendirikan Allah dalam ibadah,
sementara hal yang sangat dilarang-Nya adalah kesyirikan, yaitu menyembah selain Allah
bersamaan dengan (menyembah) Allah. Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫(( َوا ْمبًُُوا ه‬
)) ‫ش ْيئًا‬
َ ‫اَّللَ َو ََّل ت ُ ْش ِر ُم ا ِب ِه‬
“Dan sembahlah Allah dan jangan berbuat syirik kepada-Nya sedikitpun.” [QS. An-Nisa’ [4]: 36]
[Tiga Hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim]
Apabila ditanyakan kepadamu, “Apa al-ushul as-tsalatsah (tiga hal mendasar) yang wajib
diketahui oleh tiap-tiap muslim?” Maka, jawablah, “Seorang hamba mengenal Tuhannya,
agamanya, dan Nabinya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
[Mengenal Allah]
Apabila ditanyakan kepadamu, “Siapa Tuhanmu?” Maka jawablah, “Tuhanku adalah Allah yang
telah memeliharaku dan seluruh alam dengan nikmat-nikmat-Nya. Dia adalah sesembahanku.
Aku tidak memiliki sesembahan selain Dia.” Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫(( ْال َِ ْمًُ ِ هَّللِ َر‬
“Segala puji milik Allah tuhan semesta alam.” [QS. Al-Fatihah [1]: 2] Segala sesuatu selain Allah
adalah alam (makhluk).
Apabila ditanyakan kepadamu, “Dengan apa engkau mengenal Tuhanmu?” Maka Jawablah,
“Dengan tanda-tanda (kekuasaan) dan makhluk-makhluk-Nya.” Di antara tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya adalah malam dan siang, dan matahari dan bulan. Di antara makhluk-makhlukNya adalah langit yang tujuh dan bumi yang tujuh serta apa yang ada di antara keduanya.
Dalilnya dalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
3
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
‫ذذر ََّل تَ ْسذذ ُجًُوا ِلو ه‬
‫ذذار َوال ه‬
ْ َِ ‫(( َو‬
‫ذذر‬
ْ ‫ش‬
ْ ‫ش‬
ُ ‫س َو ْالقَ َم‬
ُ ‫ذذن منَاتِذذ ِه الوهيْذذ ُل َوالُه َه‬
ُ ‫ذذم‬
ِ ‫ذذم ِس َو ََّل ِل ْوقَ َم‬
)) َ‫َوا ْس ُجًُوا ِ هَّللِ الهِِي َخوَقَ ُه هن إِ ْن ُم ُْت ُ ْم إِنهاهُ تَ ْعبًُُون‬
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya ialah malam dan siang, matahari, dan bulan.
Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah
kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” [QS. AlFussilat [41]: 37]
Dan juga firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫(( ِإ هن َربه ُك ذ ُم ه‬
‫موَذذى‬
‫اَّللُ اله ذِِي َخوَذذقَ ال ه‬
َ
َ ‫س ذ َم َاوا ِ َو ْاْل َ ْر‬
َ َ‫ِ فِذذي ِس ذت ه ِة أَنهذذا ٍ ع ُذ هم ا ْس ذت‬
ْ ‫ذار َن‬
‫هوُبُ ذهُ َح َِيًَذذا َوال ه‬
ٍ ‫س ذ ه َرا‬
َ َُ َ ‫س َو ْالقَ َمذ َذر َوالُُّ ُج ذ‬
َ ‫ْال َعذ ْذر ِ نُ ْغ ِشذذي الوه ْي ذ َل الُه َهذ‬
َ ‫شذ ْذم‬
‫ار َك ه‬
)) َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬
ُّ ‫اَّللُ َر‬
َ َ‫ِبأ َ َْ ِر ِه أَ ََّل لَهُ ْال َْو ُق َو ْاْل َ َْ ُر تَب‬
“Sesungguhnya Rabb-mu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas ‘Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha
Suci Allah, Tuhan semesta alam.” [QS. Al-A’raf [7]: 54]
Rabb (Tuhan) adalah yang disembah. Dalil hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)٢١( َ‫اس ا ْمبًُُوا َربه ُك ُم الهذِِي َخوَقَ ُكذ ْم َوالهذِِننَ َِذ ْن َقذ ْب ِو ُك ْم َل َعوه ُكذ ْم تَتهقُذ ن‬
ُ ‫(( َنا أَنُّ َها الُه‬
ً ‫ِ فِ َرا‬
َ‫اء ََا ًء فَأ َ ْخ َر َج ِب ِه َِن‬
‫س َما َء ِبَُا ًء َوأَ ْنزَ َل َِنَ ال ه‬
‫شا َوال ه‬
ِ ‫س َم‬
َ ‫الهِِي َج َع َل لَ ُك ُم ْاْل َ ْر‬
)) َ‫الَ ه َم َرا ِ ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَ ًَل تَ ْجعَوُ ا ِ هَّللِ أَ ْنًَامًا َوأَ ْنت ُ ْم تَ ْعوَ ُم ن‬
“Hai manusia! Sembahlah Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar
kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buahbuahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.” [QS. Al-Baqarah [2]: 21-22]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
ِ َ‫ْال َا ِل ُق ِل َه ِِ ِه ْاْل َ ْشي‬
ِ‫اء ُه َ ْال ُم ْستَ ِِ ُّق ِل ْو ِعبَامَة‬
“Yang menciptakan semua ini adalah yang berhak untuk diibadahi.”
Jenis-jenis ibadah yang diperintahkan Allah subhanahu wa ta’ala adalah Islam, iman, dan ihsan.
Di antaranya pula: doa, khauf (takut), raja` (berharap), tawakkal, raghbah (berharap, misalnya
berharap amalnya diterima), rahbah (cemas, misalnya cemas amalnya ditolak), khusyu’,
khasyyah (takut), inabah (tobat), isti’anah (minta pertolongan), isti’adzah (minta perlindungan
4
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
dari gangguan setan) istighatsah (minta pertolongan saat genting), menyembelih, bernadzar,
dan ibadah-ibadah lainnya yang diperintahkan Allah subhanahu wa ta’ala secara keseluruhan.
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫م ا ََ َع ه‬
)) ‫اَّللِ أَ َحًًا‬
ُ ًْ َ‫اجًَ ِ هَّللِ فَ ًَل ت‬
َ ‫(( َوأَ هن ْال َم‬
ِ ‫س‬
“Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah milik Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada
seorang pun bersama Allah.” [QS. Jin [72]: 18]
Barangsiapa yang memalingkan satu saja ibadah tersebut kepada selain Allah, maka dia
seorang musyrik lagi kafir (batal keislamannya). Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
‫ع ََ َع ه‬
ُ ًْ ‫(( َو ََ ْن َن‬
ُ ‫سذابُهُ ِم ُْذًَ َر ِبذ ِه ِإنهذهُ ََّل نُ ْف ِوذ‬
َ ‫اَّللِ ِإلَ ًها مخ ََر ََّل بُ ْرهَانَ لَهُ ِب ِه فَإِنه َمذا ِح‬
)) َ‫ْال َكافِ ُرون‬
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun
baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orangorang yang kafir itu tiada beruntung.” [QS. Al-Mukminun [23]: 117]
Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:
» ِ‫ما ُء َُ ُّخ ْال ِعبَامَة‬
َ ًُّ‫« ال‬
“Doa adalah intisari ibadah.” [Sunan at-Tirmidzi: Kitab ad-Da’awaat (no. 3371)]
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ْ ‫م‬
َ‫سذ َي ًْ ُخوُ ن‬
ُ ‫(( َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْم‬
َ َ‫م ِني أَ ْستَ ِجَْ لَ ُكذ ْم ِإ هن الهذِِننَ َن ْسذتَ ْك ِب ُرون‬
َ ‫ذن ِم َبذامَ ِتي‬
)) َ‫اخ ِرنن‬
ِ َ‫َج َهُه َم م‬
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang merasa tidak butuh dari berdo’a kepada-Ku akan masuk neraka
Jahanam dalam keadaan hina dina’.” [QS. Ghafir [40]: 60]
Dalil khauf adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) َ‫(( فَ ًَل تَ َافُ ُه ْم َوخَافُ ِن ِإ ْن ُم ُْت ُ ْم َُنْ َُِِين‬
“Maka, janganlah engkau takut kepada mereka dan takutlah kepadaku, jika engkau orang-orang
beriman.” [QS. Ali Imran [3]: 175]
Dalil raja` adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
5
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
)) ‫صا ِل ًِا َو ََّل نُ ْش ِر ْك ِب ِعبَامَةِ َر ِب ِه أَ َحًًا‬
َ ‫(( فَ َم ْن َمانَ نَ ْر ُج ِلقَا َء َر ِب ِه فَ ْويَ ْع َم ْل‬
َ ‫م َم ًًل‬
“Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia beramal shalih
dan tidak menyekutukan dengan suatu apa pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” [QS. AlKahfi [18]: 110]
Dalil tawakkal adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫موَى ه‬
)) َ‫اَّللِ فَتَ َ هموُ ا ِإ ْن ُم ُْت ُ ْم َُنْ َُِِين‬
َ ‫(( َو‬
“Dan hanya kepada Allah-lah kalian bertawakkal, jika kalian orang-orang mukmin.” [QS. AlMaidah [5]: 23]
‫موَى ه‬
)) ُ‫اَّللِ فَ ُه َ َح ْسبُه‬
َ ‫(( َو ََ ْن نَتَ َ هم ْل‬
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya.” [QS. AthThalaq [65]: 3]
Dalil raghbah, rahbah, dan khusyu’ adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
َ ‫م نََُا َر‬
َ‫غبًا َو َر َهبًا َو َمانُ ا لََُذا خَا ِشذ ِعين‬
ُ ًْ ‫م نَ فِي ْال َ ي َْرا ِ َو َن‬
ُ ‫ار‬
َ ُ‫(( ِإنه ُه ْم َمانُ ا ن‬
ِ ‫س‬
))
“Mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami
dengan penuh harap dan cemas, dan mereka khusyu’ kepada Kami.” [QS. Al-Anbiya` [21]: 90]
Dalil khasyyah adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ْ ‫ش ْ ُه ْم َو‬
)) ‫ش ْ نِي‬
َ ‫اخ‬
َ ْ َ‫(( فَ ًَل ت‬
“Maka, janganlah engkau takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku.” [QS. Al-Baqarah [2]:
150]
Dalil inabah adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) ُ‫(( َوأَنِيبُ ا ِإلَى َر ِب ُك ْم َوأَ ْس ِو ُم ا لَه‬
“Dam bertaubatlah kepada Tuhanmu dan serahkanlah dirimu kepada-Nya.” [QS. Az-Zumar [39]:
54]
Dalil isti’anah adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ُ ‫هاك نَ ْستَ ِع‬
)) ‫ين‬
َ ‫هاك نَ ْعبًُُ َوإِن‬
َ ‫(( إِن‬
6
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” [QS. AlFatihah [1]: 4]
Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:
‫ت فَا ْستَ ِع ْن بِ ه‬
» ِ‫اَّلل‬
َ ُْ َ‫« َوإِذَا ا ْستَع‬
“Apabila engkau meminta pertolongan, maka mintalah kepada Allah.” [Sunan at-Tirmidzi: Kitab
Sifat al-Qiyamah war Raqaa`iq wal War’ (no. 2516), Musnad Ahmad (I/293, I/303, I/307)]
Dalil isti’adzah adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) ‫ق‬
ُ َ‫(( قُ ْل أ‬
ِ ‫م ذُ ِب َر‬
ِ َ‫ب ْالفَو‬
“Katakanlah: aku berlindung kepada Tuhannya falaq.” [QS. Al-Falaq [113]: 1]
)) ‫اس‬
ُ َ‫(( قُ ْل أ‬
ِ ‫ب الُه‬
ِ ‫م ذُ ِب َر‬
“Katakanlah: aku berlindung kepada Tuhannya manusia.” [QS. An-Nas [114]: 1]
Dalil istighatsah adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) ‫اب لَ ُك ْم‬
َ ‫(( ِإ ْذ تَ ْستَ ِغيَ ُ نَ َربه ُك ْم فَا ْستَ َج‬
“Jika engkau beristighatsah kepada Tuhanmu, niscaya Dia akan mengabulkan bagimu.” [QS. AlAnfal [8]: 9]
Dalil dari as-Sunnah:
‫اَّللَ ََ ْن ذَ َب َ ِلغَي ِْر ه‬
‫« لَ َعنَ ه‬
» ِ‫اَّلل‬
“Allah melaknat seseorang yang menyembelih karena selain Allah.” [Shahih Muslim: Kitab alAdhaahii (no. 1978), Sunan an-Nasa`i: Kitab adh-Dhahaayaa (no. 4422), dan Musnad Ahmad
(I/108, I/118, I/152, I/217, I/217, I/309, I/317)]
Dalil menyembelih adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫نك‬
َ ‫) ََّل ش َِذر‬١٦٢( َ‫ب ْال َعذالَ ِمين‬
ُ ُ‫ص ًَل ِتي َون‬
ِ ‫ذاي َو ََ َمذا ِتي ِ هَّللِ َر‬
َ ‫(( قُ ْل ِإ هن‬
َ ‫سذ ِكي َو ََ ِْ َي‬
)) َ‫لَهُ َو ِبَِ ِل َك أ ُ َِ ْر ُ َوأَنَا أَ هو ُل ْال ُم ْس ِو ِمين‬
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup, dan matiku hanya untuk Allah Tuhan
semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya.” [QS. Al-An’am [6]: 162-163]
Dalil nadzar adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
7
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
)) ‫يرا‬
ً ‫(( نُ ْ فُ ْ نَ ِبالُه ِْ ِر َو َن َافُ نَ نَ ْ ًَا َمانَ ش َُّرهُ َُ ْستَ ِه‬
“Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merata di mana-mana.”
[QS. Al-Insan [76]: 7]
[Mengenal Agama]
Dasar yang kedua: mengenal agama Islam disertai dalil-dalilnya. Islam adalah:
‫اَّل ْن ِق َيامُ لَهُ ِب ه‬
‫ َو ْال َب َرا َءة ُ َِنَ الش ِْر ِك َوأَ ْه ِو ِه‬،‫م ِة‬
ِ ْ ‫ َو‬،ًِ‫اْ َِّل ْس ِت ْسًلَ ُ ِ هَّللِ ِبالت ه ْ ِح ْي‬
َ ‫الها‬
“Berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk patuh dengan mentaatinya,
dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.”
Islam memiliki tiga tingkatan: Islam, iman, dan ihsan. Masing-masing tingkatan memiliki rukun
tersendiri.
‫سذ ْ ُل ه‬
‫)َّلَ إِلَذهَ إَِّله ه‬, menegakkan shalat, menunaikan
Rukun Islam ada lima: syahadatain (ِ‫اَّلل‬
ُ ‫ َُ َِ همذً ر َر‬،ُ‫اَّلل‬
zakat, puasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah al-Haram.
Dalil syahadat adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫ش ِهًَ ه‬
َ ((
ِ ‫اَّللُ أَنههُ ََّل ِإلَهَ ِإ هَّل ُهذ َ َو ْال َم ًَلِِ َكذةُ َوأُولُذ ْال ِع ْو ِذم قَاِِ ًمذا ِب ْال ِق ْس‬
َ ‫ذإ ََّل ِإلَذهَ ِإ هَّل ُهذ‬
ُ ‫ْالعَ ِز‬
)) ‫نز ْال َِ ِكي ُم‬
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” [QS. Ali Imran [3]: 18]
َ “tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah”.
‫ق ِإَّله ه‬
Maknanya adalah (ُ‫اَّلل‬
ٍ َِ ‫)َّل ََ ْعبُ ْ مَ ِب‬
َ menafikan seluruh yang disembah selain Allah dan lafazh (ُ‫اَّلل‬
‫ ) ِإَّله ه‬menetapkan
Lafazh (َ‫)َّل ِإلَذه‬
bahwa ibadah hanya untuk Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ibadah kepada-Nya,
begitu juga tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya. Tafsir tentang ini akan jelas dengan
firman Allah subhanahu wa ta’ala:
َ َ‫) إِ هَّل الهذِِي ف‬٢٦( َ‫(( َوإِ ْذ قَا َل إِب َْرا ِهي ُم ِْلَبِي ِه َوقَ ْ َِ ِه إِنهُِي بَ َذرا رء َِ همذا تَ ْعبُذًُون‬
‫ه َرنِذي‬
)) َ‫م ِق ِب ِه لَ َعوه ُه ْم َن ْر ِجعُ ن‬
َ ‫) َو َج َعوَ َها َم ِو َمةً َباقِ َيةً فِي‬٢٧( ‫ِنن‬
َ ُ‫فَإِنهه‬
ِ ً‫س َي ْه‬
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: ‘Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang
menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.’ Dan (Ibrahim)
menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali
kepada kalimat tauhid itu.” [QS. Az-Zukhruf [43]: 26-28]
8
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
ْ ‫(( قُذ‬
‫س ذ َ اءٍ بَ ْيََُُذذا َوبَ ْي ذَُ ُك ْم أَ هَّل نَ ْعبُ ذًَ ِإ هَّل ه‬
‫اَّللَ َو ََّل‬
ِ ‫ذل نَذذا أَ ْه ذ َل ْال ِكتَذذا‬
َ ‫ب تَ َعذذالَ ْ ا ِإلَذذى َم ِو َم ذ ٍة‬
ْ ‫عذذا أَ ْربَابًذذا َِذ‬
‫ُون ه‬
‫اَّللِ فَ ذإِ ْن تَ َ له ذ ْ ا فَقُ لُ ذ ا‬
َ ‫نُ ْشذ ِذر َك بِ ذ ِه‬
ً ‫ع ذَُا بَ ْع‬
ُ ‫ش ذ ْيئًا َو ََّل نَت ه ِ ذَِ بَ ْع‬
ِ ‫ذن م‬
)) َ‫ا ْش َهًُوا ِبأَنها َُ ْس ِو ُم ن‬
“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan kita tidak
persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang
lain sebagai tuhan selain Allah.’ Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:
‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).’” [QS. Ali Imran
[3]: 64]
‫س ْ ُل ه‬
Dalil syahadat ِ‫اَّلل‬
ُ ‫ َُ َِ همًر َر‬adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ْ ِ‫موَذ ْي ُك ْم ب‬
‫م ِز ر‬
َ‫ذال ُمنْ َُِِين‬
‫مُِذت ُّ ْم َح ِذر ر‬
ُ ‫(( لَقَ ًْ َجا َء ُم ْم َر‬
َ ‫نع‬
َ ‫موَ ْي ِه ََذا‬
َ ‫نز‬
َ ‫س رل َِ ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم‬
)) ‫وف َر ِحي رم‬
‫َر ُء ر‬
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan
lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” [QS. At-Taubah [9]:128]
‫س ْ ُل ه‬
Makna syahadat (ِ‫اَّلل‬
ُ ‫ ) َُ َِ همً ر َر‬adalah:
َ ): mentaati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap apa yang
[1] (‫ذذذر‬
َ ََ َ‫طا َمتُذذذهُ فِ ْي َمذذذا أ‬
diperintahkannya.
[2] (‫ص ذ ًِ ْنقُهُ ِف ْي َمذذا أَ ْخ َبذ َذر‬
ْ َ‫)ت‬: membenarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap apa yang
dikabarkannya.
[3] (‫)اِجْ ِتَُذذابُ ََذذا نَ َهذذى َم ُْذهُ َوزَ َجذ َذر‬: menjauhi apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam larang dan
peringatkan.
‫)أَ ْن ََّل نُ ْع َبذًَ ه‬: Allah tidak disembah kecuali dengan apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi
[4] (‫ع‬
َ ‫اَّللُ ِإَّله ِب َمذا ش ََذر‬
wa sallam syariatkan.
Dalil shalat, zakat, dan tafsir tauhid adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫(( َو ََا أ ُ َِ ُروا ِإ هَّل ِليَ ْعبُذًُوا ه‬
‫ص َذًلةَ َونُنْ تُذ ا‬
‫صذينَ لَذهُ الذًِننَ ُحَُفَذا َء َونُ ِقي ُمذ ا ال ه‬
ِ ‫اَّللَ َُ ْ ِو‬
‫ه‬
ُ ‫الز َماةَ َوذَ ِل َك م‬
)) ‫ِنن ْالقَ ِي َم ِة‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” [QS. Al-Bayyinah [98]: 5]
Dalil puasa adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
9
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
ْ َِ َ‫موَذى الهذِِنن‬
‫ذن قَذ ْب ِو ُك ْم لَ َعوه ُكذ ْم‬
َ َ‫ذ‬
َ ِ‫الصيَا ُ َم َمذا ُمت‬
ِ ‫موَ ْي ُك ُم‬
َ َ
َ ِ‫(( نَا أَنُّ َها الهِِننَ م ََُُ ا ُمت‬
)) َ‫تَتهقُ ن‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah [2]: 183]
Dalil haji adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ً ‫س ِب‬
َ َ‫ت ََ ِن ا ْست‬
‫يًل َو ََ ْن َمفَ َر فَإِ هن ه‬
َ َ‫اَّلل‬
‫ذن‬
ِ ‫اس ِح ُّج ْال َب ْي‬
َ ‫ها‬
ِ ‫موَى الُه‬
َ ‫ي‬
َ ِ‫(( َو ِ هَّلل‬
َ ‫ع ِإلَ ْي ِه‬
ِ ‫م‬
ٌّ ُِ ‫غ‬
)) َ‫ْال َعالَ ِمين‬
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya dari semesta alam.” [QS. Ali Imran [3]: 97.]
Tingkatan kedua: iman.
َ dan yang paling
‫)َّل ِإ َلذهَ ِإَّله ه‬
Iman memiliki 60 cabang lebih. Yang paling tinggi adalah ucapan (ُ‫اَّلل‬
rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu adalah cabang dari iman.
Rukun iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman terhadap takdir yang baik maupun yang buruk.
Dalil mengenai rukun yang enam ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ْ ََ ‫ذن ْال ِب هذر‬
‫ب َولَ ِك ه‬
‫ذن م ََذنَ ِب ه‬
ِ‫ذاَّلل‬
ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
َ ‫(( لَي‬
ِ ‫ْس ْال ِب هر أَ ْن ت ُ َ لُّ ا ُو ُج َه ُك ْم ِق َب َل ْال َم ْش ِر‬
)) َ‫ب َوالُه ِب ِيين‬
ِ ‫َو ْاليَ ْ ِ ْاخ ِخ ِر َو ْال َم ًَلِِ َك ِة َو ْال ِكتَا‬
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitabkitab, nabi-nabi.” [QS. Al-Baqarah [2]: 177]
Adapun dalil takdir adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) ‫ش ْيءٍ َخوَ ْقَُاهُ ِبقًََ ٍر‬
َ ‫(( ِإنها ُم هل‬
“Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan takdir-takdir.” [QS. Al-Qamar [54]: 49]
Tingkatan ketiga: ihsan. Ihsan hanya memiliki satu rukun, yaitu:
‫« أَ ْن تَ ْعبًَُ ه‬
» ‫اك‬
َ ‫ فَإِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنههُ َن َر‬،ُ‫اَّللَ َمأَنه َك تَ َراه‬
“Engkau menyembah Allah dalam keadaan seolah-olah melihat-Nya, jika engkau tidak bisa
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” [Shahih al-Bukhari: Kitab al-Iman (no. 50) dan
10
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
Kitab tafsir al-Qur`an (no. 4777), Shahih Muslim: Kitab al-Iman (no. 8), Sunan an-Nasa`i: Kitab alIman wa Syaraa`i’ihi (no. 4990, 4991), Sunan Abu Dawud: Kitab as-Sunnah (no. 4695), dan
Musnad Ahmad (I/27, I/51)]
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫(( ِإ هن ه‬
)) َ‫اَّللَ ََ َع الهِِننَ اتهقَ ْ ا َوالهِِننَ ُه ْم َُ ِْ ِسُُ ن‬
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang muhsin.” [QS.
An-Nahl [16]: 128]
Dan juga firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫) َوتَقَوُّ َب َك ِفي‬٢١٨( ُ ُ‫اك ِحينَ تَق‬
َ ‫) الهِِي َن َر‬٢١٧( ‫الر ِح ِيم‬
‫نز ه‬
َ ‫(( َوتَ َ هم ْل‬
ِ ‫موَى ْال َع ِز‬
)) ‫س ِمي ُع ْال َع ِوي ُم‬
‫) ِإنههُ ُه َ ال ه‬٢١٩( َ‫اجًِنن‬
‫ال ه‬
ِ ‫س‬
“Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu
ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orangorang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS.
Asy-Syu’araa [26]: 217-220]
Dan firman-Nya pula:
‫موَ ْي ُك ْم‬
َ ‫م َم ٍل ِإ هَّل ُمُها‬
َ ‫من َو ََّل تَ ْع َموُ نَ َِ ْن‬
ٍ ‫(( َو ََا تَ ُك ُن ِفي شَأ ْ ٍن َو ََا تَتْوُ َِ ُْهُ َِ ْن قُ ْر‬
ُ
)) ‫ع نَ فِي ِه‬
ُ ‫ش ُه مًا ِإ ْذ ت ُ ِفي‬
“Tidaklah kamu berada dalam suatu keadaan dan tidak pula membaca suatu ayat dari al-Qur’an
dan tidak pula kamu mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami melihatmu di waktu kamu
melakukannya.” [QS. Yunus [10]: 61]
Dalil dari as-Sunnah adalah hadits Jibril yang terkenal dari Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau
berkata:
َ ‫سوه َم ِإ ْذ‬
‫صوهى ه‬
‫س ْ ِل ه‬
ًُ‫ش ًِ ْن‬
َ ،‫موَ ْيَُا َر ُج رل‬
ُ ‫س ِم ًَُْ َر‬
‫َب ْيَُ َما ن َِْ ُن ُجوُ ْ ر‬
َ ‫طوَ َع‬
َ ُ‫اَّلل‬
َ ‫موَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫اَّلل‬
‫س َ ا ِم ال ه‬
،‫ َو ََّل نَ ْع ِرفُذهُ َُِهذا أَ َحذًر‬،‫سفَ ِر‬
َ ،‫ب‬
‫موَ ْي ِه أَعَ ُر ال ه‬
ِ َ‫بَي‬
ِ ‫اِ الَِيَا‬
َ ‫ َّلَ نُ َر‬،‫ش ْع ِر‬
َ ًُ‫ش ًِ ْن‬
‫صوهى ه‬
‫َذ َع‬
َ ‫ َو َو‬،‫ فَأ َ ْسذًََُ ُر ْم َبتَيْذ ِه ِإلَذى ُر ْم َبتَيْذ ِه‬،‫سذوه َم‬
َ ُ‫اَّلل‬
َ ‫موَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫س ِإلَى الُه ِبي‬
َ َ‫َحتهى َجو‬
‫ «أَ ْن تَ ْشذ َهًَ أَ ْن ََّل‬:‫اْل ْس َذًل ِ ا قَذا َل‬
َ ‫ نَا َُ َِ همذًُ أَ ْخ ِب ْرنِذ ْي‬:‫ َوقَا َل‬،‫موَى فَ ِ َِ ْن ِه‬
َ ‫َمفه ْي ِه‬
ِ ْ ‫ذن‬
ِ ‫م‬
‫ي ه‬
‫سذذذ ْ ُل ه‬
‫إِلَذذذهَ إَِّله ه‬
ُ ‫ َوأَ هن َُ َِ همذذذًًا َر‬،ُ‫اَّلل‬
‫ َوت ُ ِقذذذي َْم ال ه‬،ِ‫اَّلل‬
ُ َ‫ َوت‬،َ‫الز َمذذذاة‬
َ ْ ‫صذذذ‬
َ ِ‫ َوتُذذذنْ ت‬،َ‫صذذذًلَة‬
َ َ‫ْت ِإ ِن ا ْست‬
ُ‫تا فَ َع ِج ْبَُذا لَذهُ َن ْسذأَلُه‬
َ ‫صًَ ْق‬
َ ‫ه ْع‬
َ ‫ َوتَ ُِ هج ْال َبي‬، َ‫عان‬
َ ََ ‫َر‬
َ ‫ت ِإلَ ْي ِه‬
َ :‫س ِب ْيًلً» فَقَا َل‬
‫ «أَ ْن تُذذنْ َِنَ ِبذ ه‬:‫ذانا قَذذا َل‬
‫ذاَّللِ َو ًََلَِِ َكتِ ذ ِه َو ُمت ُ ِب ذ ِه‬
َ ‫ فَ ذأ َ ْخ ِب ْرنِي‬:‫ص ذ ًِقُهُا قَذذا َل‬
َ ُ‫َون‬
ِ ْ ‫ذن‬
ِ ‫اْل ْن َمذ‬
ِ ‫مذ‬
11
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
‫ فَذأ َ ْخ ِب ْر ِني‬:‫تا قَذا َل‬
َ ‫صذًَ ْق‬
ُ ‫َو ُر‬
َ :‫ َوتُنْ َِنَ ِب ْالقًََ ِر َخي ِْر ِه َوش َِر ِه» قَا َل‬،‫س ِو ِه َو ْاليَ ْ ِ ْاخ ِخ ِر‬
ْ ‫ فَإِ ْن لَ ْم تَ ُك‬،ُ‫اَّللَ َمأَنه َك تَ َراه‬
‫ «أَ ْن تَ ْعبًَُ ه‬:‫انا قَا َل‬
:‫اك» قَذا َل‬
َ ‫ذن تَ َذراهُ فَإِنهذهُ نَ َذر‬
َ
َ ‫اْل ْح‬
ِ ْ ‫م ِن‬
ِ ‫س‬
‫ فَأ َ ْخ ِب ْرنِي‬:‫ساِِ ِل» قَا َل‬
‫م ُْ َها ِبأ َ ْموَ َم َِنَ ال ه‬
‫م ِن ال ه‬
َ ‫ « ََا ْال َم ْسن ُْو ُل‬:‫م ِةا قَا َل‬
َ ‫سا‬
َ ‫فَأ َ ْخ ِب ْرنِي‬
‫مذا َء‬
َ ‫ َوأَ ْن تَ َذر ْال ُِفَذاةَ ْالعُ َذراةَ ْال َعالَذةَ ِر‬،‫ «أَ ْن تَ ِوذًَ ْاْل َ هَذةُ َربهتَ َهذا‬:‫اراتِ َهاا قَذا َل‬
َ
َ ََ َ‫م ْن أ‬
َ َ‫اء َنت‬
‫ال ه‬
‫ي ََ ِن‬
ُ ‫ « َنا‬:‫ فَوَ ِبََُْا ََ ِويًّاا فَقَا َل‬،‫عى‬
ِ ‫ش‬
َ ‫ فَ َم‬:‫ان» قَا َل‬
ْ ‫م َم ُر أَتَ ًْ ِر‬
ِ ‫ه َاولُ ْ نَ ِفي ْالبُ ُْ َي‬
»‫ « َهَِا ِجب َْراِِ ْي ُل أَتَا ُم ْم نُ َع ِو ُم ُك ْم أَ َْ َر ِم ْنُِ ُك ْم‬:‫س ْ لُهُ أَ ْموَ ُما قَا َل‬
‫ال ه‬
ُ ‫ اَ هَّللُ َو َر‬: ُ‫ساِِ ِل؟» قُ ْوت‬
“Ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah, tiba-tiba tampak dihadapan kami
seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya
tanda-tanda bekas perjalanan jauh, dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya.
Lalu dia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyandarkan lututnya pada
lutut beliau serta meletakkan tangannya di atas paha beliau, selanjutnya dia berkata, ‘Hai
Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.’ Beliau menjawab, ‘Islam itu Anda bersaksi
bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah,
Anda mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan
mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika Anda mampu melakukannya.’ Orang itu berkata,
‘Engkau benar.’ Kami pun heran, dia yang bertanya tetapi dia pula yang membenarkan. Orang
itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang Iman.’ Beliau menjawab, ‘Anda beriman
kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada
hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.’ Dia berkata, ‘Engkau benar.’
Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang ihsan.’ Beliau menjawab, ‘Anda
beribadah kepada Allah seakan-akan Anda melihat-Nya, jika Anda tidak melihatnya,
sesungguhnya Dia melihat Anda.’ Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang
Kiamat.’ Beliau menjawab, ‘Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.’
Selanjutnya orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya.’ Beliau
menjawab, ‘Jika budak perempuan telah melahirkan anak majikannya, jika Anda melihat orangorang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlombalomba mendirikan bangunan.’ Kemudian pergilah ia, aku diam beberapa lama kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, ‘Wahai Umar, tahukah engkau siapa
yang bertanya itu?’ Saya menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda,
‘Ia adalah Jibril, dia datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian.’” [Shahih:
Shahih Muslim (no. 8), Sunan at-Tirmidzi (no. 2610)–penj]
[Mengenal Nabi Muhammad]
Dasar yang ketiga: Mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib bin Hisyam. Hisyam dari Quraisy
dan Quraisy dari Arab, dan Arab dari keturunan Ismail bin Ibrahim al-Khalil ‘alaihis salam. usia
beliau 63 tahun. Yang 40 tahun sebelum kenabian, dan 23 tahun sebagai Nabi dan Rasul. Awal
12
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
kenabian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan turunnya wahyu surat al-Alaq dan kerasulan
dengan turunnya wahyu surat al-Mudatstsir. Negeri beliau Mekkah dan berhijrah ke Madinah.
Allah mengutus beliau sebagai pemberi peringatan dari kesyirikan dan mengajak kepada
tauhid. Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
َ َ‫) َوعِ َيا َب َك ف‬٣( ‫) َو َرب َهك فَ َك ِب ْر‬٢( ‫) قُ ْم فَأ َ ْنِ ِْر‬١( ‫(( َنا أَنُّ َها ْال ُمًهعِ ُر‬
َ‫الر ْجذز‬
ُّ ‫) َو‬٤( ‫ه ِه ْر‬
)) ‫ص ِب ْر‬
ْ ‫) َو ِل َر ِب َك فَا‬٦( ‫) َو ََّل تَ ْمُُ ْن تَ ْستَ ْكَِ ُر‬٥( ‫فَا ْه ُج ْر‬
“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan
pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi agar
memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.” [QS. Al-Muddatsir
[74]: 1-7]
Makna (‫ )قُ ْم فَأ َ ْنِ ِْر‬adalah berilah peringatan dari kesyirikan dan ajaklah kepada tauhid.
Makna (‫)و َربهكَ فَك َِب ْر‬
َ adalah agungkanlah Dia dengan tauhid.
َ َ‫)وعِيَابَكَ ف‬
Makna (‫ه ِه ْر‬
َ adalah bersihkanlah amalanmu dari kesyirikan.
Makna (‫الرجْ ذذذزَ فَذذذا ْه ُج ْر‬
ُّ ‫)و‬
َ adalah pebuatan dosa dengan menyembah berhala, dan cara
mengatasinya dengan meninggalkannya dan berlepas diri darinya dan pelakunya. Untuk hal ini,
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah selama 13 tahun untuk mengajak kepada tauhid.
Setelah 10 tahun kenabian, beliau dinaikkan ke langit dan mendapatkan kewajiban shalat lima
waktu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di Makkah selama 3 tahun, setelah itu
diperintah hijrah ke Madinah.
Hijrah adalah berpindah dari negeri kesyirikan ke negeri Islam. Hijrah diwajibkan atas umat ini
dari negeri kesyirikan menuju negeri Islam. Hal ini tetap berlaku hingga terjadinya Kiamat.
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
َ ُ‫(( ِإ هن الهِِننَ تَ َ فها ُه ُم ْال َم ًَلِِ َكة‬
َ‫ذيم ُم ُْذت ُ ْم قَذالُ ا ُمُهذا َُ ْستَعْذ َع ِفين‬
َ ِ‫ظا ِل ِمي أَ ْنفُ ِس ِه ْم قَالُ ا ف‬
‫ِ ه‬
‫ذك ََذأ ْ َوا ُه ْم َج َهذُه ُم‬
َ ‫اج ُروا ِفي َهذا فَأُولَ ِئ‬
ُ ‫ِ قَالُ ا أَلَ ْم تَ ُك ْن أَ ْر‬
ِ ‫ِفي ْاْل َ ْر‬
ِ ‫اَّللِ َوا ِس َعةً فَت ُ َه‬
‫ان ََّل‬
ِ ‫س‬
ً ‫ص‬
ِ ََ ْ ‫سذذذا َء‬
َ ُِ‫الر َجذذذا ِل َوال‬
َ ‫َو‬
ِ َ‫) ِإ هَّل ْال ُم ْستَعْذذذ َع ِفينَ َِذذذن‬٩٧( ‫ذذذيرا‬
ِ ًَ‫ذذذاء َو ْال ِ ْلذذذ‬
ً ِ‫سب‬
‫سى ه‬
َ‫مذ ُْ ُه ْم َو َمذان‬
َ َ ُ‫اَّللُ أَ ْن نَ ْعف‬
َ ‫) فَأُولَئِ َك‬٩٨( ‫يًل‬
َ ‫م‬
َ َ‫نَ ْستَ ِهيعُ نَ ِحيوَةً َو ََّل نَ ْهتًَُون‬
‫ه‬
َ ‫مفُ ًّ ا‬
)) ‫غفُ ًرا‬
َ ُ‫اَّلل‬
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri,
(kepada mereka) malaikat bertanya: ‘Bagaimana keadaan kalian dulu?’ Mereka menjawab: ‘Kami
dulu adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).’ Para malaikat berkata: ‘Bukankah
bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Orang-orang itu tempatnya di
neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas
13
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak
mengetahui jalan (untuk hijrah). Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” [QS. An-Nisa` [4]: 97-99]
Dan firman-Nya pula:
)) ‫ُون‬
ِ ‫ِي الهِِننَ م ََُُ ا ِإ هن أَ ْر‬
ِ ًُ‫هاي فَا ْمب‬
َ ‫َي َوا ِس َعةر فَإِن‬
َ ‫(( نَا ِمبَام‬
“Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja.”
[QS. Al-Ankabut [29]: 56]
Imam al-Baghawi rahimahullah berkata:
‫ نَذامَا ُه ُم ه‬،‫ذاج ُر ْوا‬
‫اَّللُ ِبا ْسذ ِذم‬
ُ ‫سذ َب‬
َ
ِ ‫َ نُ ُذز ْو ِل َهذ ِِ ِه ْاخ َنذ ِة ِفذذي ْال ُم ْسذ ِو ِميْنَ الهذ ِِنْنَ ِب َم هكذةَ لَذ ْم نُ َهذ‬
‫ان‬
ِْ
ِ ‫اْل ْن َم‬
“Sebab turunnya ayat ini mengenai kaum muslimin yang tinggal di Mekkah yang belum
berhijrah. Allah memanggil mereka dengan sebutan keimanan.”
Dalil hijrah dari as-Sunnah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ْ َ‫ َوَّلَ تَ ُْقَ ِه َع الت ه ْ بَةُ َحتهى ت‬،ُ‫« َّلَ تَ ُْقَ ِه ُع ْال ِه ْج َرة ُ َحتهى تَ ُْقَ ِه َع الت ه ْ بَة‬
ْ َِ ‫س‬
‫هوُ َع ال ه‬
‫ذن‬
ُ ‫ش ْم‬
» ‫ََ ْغ ِر ِب َها‬
“Hijrah tidak akan terputus hingga taubat terputus dan taubat tidak akan terputus kecuali
matahari terbit dari barat.” [Sunan Abu Dawud: Jihad (no. 2479), Musnad Ahmad (IV/99), Sunan
ad-Darimi: as-Sair (no. 2513)]
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Madinah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan syiar-syiar Islam yang masih tersisa, seperti zakat, puasa, haji, jihad, adzan,
amar ma’ruf, nahi mungkar, dan syiar-syiar Islam lainnya.
Ini berlangsung selama 10 tahun dan setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam
keadaan agama sempurna. Beginilah agama Islam, tidak ada kebaikan melainkan beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjukkannya kepada umatnya dan tidak ada keburukan
melainkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkannya kepada umatnya.
Kebaikan yang ditunjukkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tauhid dan keburukan
yang diperingatkan adalah kesyirikan dan seluruh yang dibenci dan tidak disukai Allah
subhanahu wa ta’ala.
Allah subhanahu wa ta’ala mengutus beliau kepada seluruh manusia dan mewajibkan seluruh jin
dan manusia mentaatinya. Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫س ُل ه‬
)) ‫اَّللِ ِإلَ ْي ُك ْم َج ِميعًا‬
ُ ‫اس ِإنِي َر‬
ُ ‫(( قُ ْل نَا أَنُّ َها الُه‬
14
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
“Katakanlah: Wahai sekalian manusia! Aku adalah utusan Allah kepada kalian seluruhnya.” [QS.
Al-Araf [7]: 158]
Dengan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah menyempurnakan agama-Nya. Dalilnya adalah
firman Allah subhanahu wa ta’ala:
)) ‫اْل ْس ًَل َ مِنًُا‬
ِ ‫موَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬
َ ُ‫(( ْاليَ ْ َ أَ ْم َم ْوتُ لَ ُك ْم مِنَُ ُك ْم َوأَتْ َم ْمت‬
ِ ْ ‫َيتُ لَ ُك ُم‬
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama bagimu dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku padamu
serta telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” [QS. Al-Ma`idah [5]: 3]
Dalil atas kematian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫(( ِإنه َك ََ ِي ر‬
)) َ‫ص ُم ن‬
ِ َ‫) ع ُ هم ِإنه ُك ْم َن ْ َ ْال ِق َيا ََ ِة ِم ًَُْ َر ِب ُك ْم تَ ْ ت‬٣٠( َ‫ت َو ِإنه ُه ْم ََ ِيت ُ ن‬
“Sesungguhnya engkau akan mati dan sesungguhnya mereka juga akan mati. Kemudian, benarbenar kalian pada hari Kiamat berbantah-bantahan di sisi Tuhanmu.” [QS. Az-Zumar [39]: 30-31]
Apabila manusia meninggal, mereka akan dibangkitkan kembali. Dalilnya adalah firman Allah
subhanahu wa ta’ala:
)) ‫ارة ً أ ُ ْخ َر‬
َ َ‫(( َِ ُْ َها َخوَ ْقَُا ُم ْم َو ِفي َها نُ ِعيًُ ُم ْم َو َِ ُْ َها نُ ْ ِر ُج ُك ْم ت‬
“Dari tanah itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan
darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” [QS. Thaha [20]: 55]
Dan juga firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫(( َو ه‬
)) ‫) ع ُ هم نُ ِعيًُ ُم ْم فِي َها َونُ ْ ِر ُج ُك ْم ِإ ْخ َرا ًجا‬١٧( ‫ِ نَ َباتًا‬
ِ ‫اَّللُ أَ ْن َبتَ ُك ْم َِنَ ْاْل َ ْر‬
“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan
kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya.” [QS. Nuh [71]: 17-18]
Setelah kebangkitan, mereka dihisab dan dibalas amal-perbuatannya. Dalilnya adalah firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
)) ‫سُُ ا ِب ْال ُِ ْسَُى‬
َ ‫سا ُءوا ِب َما‬
َ ‫ي الهِِننَ أَ ْح‬
َ َ‫ي الهِِننَ أ‬
َ ‫م ِموُ ا َو َن ْج ِز‬
َ ‫(( ِل َي ْج ِز‬
“Suapaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah
mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala
yang lebih baik (surga).” [QS. An-Najm [53]: 31]
Barangsiapa yang mendustakannya, maka dia kafir. Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
15
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
ْ َ‫م َم الهِِننَ َمفَ ُذروا أَ ْن ل‬
‫ذل بَوَذى َو َر ِبذي لَت ُ ْب َعذَ ُ هن عُذ هم لَتَُُبهذن ه‬
ْ ُ‫ذن نُ ْب َعَُذ ا ق‬
‫م ِم ْوذت ُ ْم‬
َ ‫ُن ِب َمذا‬
َ َ‫(( ز‬
‫موَى ه‬
)) ‫ِير‬
‫اَّللِ نَس ر‬
َ ‫َوذَ ِل َك‬
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah: ‘Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian
akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.” [QS. At-Taghabun [64]: 7]
Allah mengutus seluruh rasul ‘alaihimus shalatu was salam sebagai pemberi kabar gembira dan
pemberi peringatan. Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫موَى ه‬
)) ‫س ِل‬
ُ ‫الر‬
ُ ‫(( ُر‬
ُّ ًَ‫اَّللِ ُح هجةر بَ ْع‬
ِ ‫س ًًل َُبَش ِِرننَ َو َُ ُِْ ِِرننَ ِلئَ هًل َن ُك نَ ِلوُه‬
َ ‫اس‬
“(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.” [QS.
An-Nisa` [4]: 165]
Rasul yang pertama adalah Nuh ‘alaihis salam dan rasul yang terakhir adalah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalil bahwa rasul yang pertama adalah Nuh alaihis salam adalah
)) ٍ‫(( ِإنها أَ ْو َح ْيَُا ِإلَي َْك َم َما أَ ْو َح ْيَُا ِإلَى نُ ح‬
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh.” [QS. An-Nisa` [4]: 163]
Setiap umat yang Allah subhanahu wa ta’ala mengutus seorang rasul kepada mereka dari Nuh
hingga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk menyembah
hanya kepada Allah dan melarang mereka menyembah thaghut. Dalilnya adalah firman Allah
subhanahu wa ta’ala:
)) َ
‫اجتَ ُِبُ ا ه‬
ُ ‫الها‬
‫س ًَّل أَ ِن ا ْمبًُُوا ه‬
‫غ‬
ْ ‫اَّللَ َو‬
ُ ‫(( َولَقَ ًْ َب َعََُْا ِفي ُم ِل أ ُ هَ ٍة َر‬
“Dan sungguh telah Kami utus pada setiap umat seorang rasul (untuk mendakwahkan):
‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut.’” [QS. An-Nahl [16]: 36]
Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kepada seluruh hamba agar mengingkari thaghut dan
mengimani Allah. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
‫هذاعٍا َو ه‬
َ َُ ‫ أَ ْو‬،ٍ‫ أَ ْو ََتْبُ ْ ع‬،ٍ‫غ ْ ُ ََا تَ َج َاوزَ ِب ِه ال َع ْبًُ َحًههُ َِ ْن ََ ْعبُ ْ م‬
َ ‫ال‬
ُ ‫ها‬
ُ‫اله َ ا ِغيْذت‬
ْ ‫ َو ََذ‬،ِ‫ا‬
ْ ‫ َو ََذ‬،ُ‫اَّلل‬
‫ْس لَ ْعَُ ذهُ ه‬
‫مذذا‬
ُ ‫ذن‬
ٍ ‫م ِب ذًَ َو ُه ذ َ َر‬
ُ ‫ َو ُرو ُْو‬،‫َمَِ ْيذ َذرةر‬
ُ ‫ ِإ ْب ِو ذي‬:‫سذذةر‬
َ َ‫ذن م‬
َ ‫س ذ ُه ْم خ َْم‬
‫ َو ََ ْن َح َك َم بِغَي ِْر ََا أَ ْنزَ َل‬،َ
َ ‫مى‬
ِ ‫شيْئا ً َِ ْن ِم ْو ِم ْالغَ ْي‬
َ ‫ َو ََ ِن امه‬،‫اس إِلَى ِمبَامَةِ نَ ْف ِس ِه‬
َ ‫الُه‬
‫ه‬
ُ‫اَّلل‬
16
Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Matan dan Terjemah
Pustakasyabab.blogspot.com
“Thaghut adalah setiap yang disembah, diikuti, dan ditaati secara melampaui batas oleh
hamba. Thaghut ada banyak dan pentolannya ada lima: Iblis –semoga laknat Allah atasnya-,
seseorang yang ridha disembah, seseorang yang mengajak manusia agar menyembahnya,
seseorang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib, dan seseorang yang berhukum dengan selain
hukum yang Allah turunkan.” [I’lamul Muwaqqi’in (I/50) oleh Ibnul Qayyim, cet. Darul Jabal
Beirut, tahqiq: Thaha Abdur Rauf Sa’ad–penj]
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫ِ َونُذنْ َِ ْن ِب ه‬
ِ‫ذاَّلل‬
‫الر ْشًُ َِنَ ْالغَي ِ فَ َم ْن َن ْكفُ ْر ِب ه‬
ُ ‫الهذا‬
‫غ‬
ُّ َ‫ِنن قَ ًْ تَ َبيهن‬
ِ ً‫(( ََّل ِإ ْم َراهَ ِفي ال‬
)) ‫صا َ لَ َها‬
َ ‫فَقَ ًِ ا ْستَ ْم‬
َ ‫س َك ِب ْالعُ ْر َوةِ ْال ُ عْقَى ََّل ا ْن ِف‬
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.” [QS. Al-Baqarah
[2]: 256]
‫ََّل إِلَهَ إَِّله ه‬
Inilah makna ُ‫اَّلل‬
Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:
‫س ِب ْي ِل ه‬
» ِ‫اَّلل‬
ِ ُ‫س‬
‫م ُم ْ مُهُ ال ه‬
ُ ْ‫« َرأ‬
َ ‫اْل ْس ًَل ُ َو‬
َ ‫َاَ ِه ْال ِج َهامُ فِي‬
َ ُ ‫ص ًَلة ُ َوذ ِْر َوة‬
ِ ْ ‫س ْاْل َ َْ ِر‬
“Pangkal segala urusan adalah Islam, pondasinya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di
jalan Allah.” [Shahih: Musnad Ahmad (no. 22016) dari Mu’adz bin Jabal. Dinilai shahih oleh atTirmidzi dan al-Albani–penj]
Allahu A’lam. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Muhammad, keluarganya, dan
shahabatnya.
***
17
Download