- WordPress.com

advertisement
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
1. HARIANTO
2. ISMAN YANTO
3. JEFRI CAPRIANSYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen
Operasi” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Pengantar Manajemen.
Dengan adanya makalah ini, akan membantu dalam memberikan pemahaman
tentang Manajemen Operasi. Bagaimana ruang lingkup manajemen operasi dan
proses produksi.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk guna penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharap adanya saran, masukan maupun kritikan yang membangun guna
melengkapi kekurangan makalah ini.
Kendari, 30 Desember 2013
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup Masalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Operasi ................................................................ 3
B. Pengertian Industri Manufaktur dan Nonmanufaktur ............................... 5
C. Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi ............................................ 6
D. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasi ..................................... 7
E. Sistem Produksi ........................................................................................ 8
F. Jenis Proses Produksi ................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian
yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka
manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan di
dalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang
berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien. Oleh
karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan
dalam fungsi produksi atau operasi.
Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh usaha
produksi, baik di kantor, gudang, restoran, pusat perbelanjaan maupun pabrik.
Semua jenis usaha yang menghasilkan barang dan jasa membutuhkan manajemen
operasi. Proses produksi barang dan jasa yang efisien membutuhkan penerapan
konsep, alat-alat dan teknik Manajemen Operasi yang efektif.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai
tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi
dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi
utama perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa pengertian manajemen operasi?
2. Apa pengertian industri manufaktur dan nonmanufaktur?
3. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen operasi?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen operasi?
5. Apa itu sistem produksi?
6. Apa saja jenis proses produksi?
1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen operasi.
2. Untuk memberikan pemahaman mengenai industri manufaktur dan
nonmanufaktur.
3. Untuk memberikan pemahaman mengenai sejarah perkembangan
manajemen operasi.
4. Untuk memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen operasi.
5. Untuk memberikan pemahaman mengenai sistem produksi.
6. Untuk memberikan pemahaman mengenai jenis proses produksi.
7. Sebagai tugas dalam mata kuliah Pengantar Manajemen.
D. Ruang Lingkup Masalah
Cakupan untuk manajemen operasi sangat luas, yang meliputi manajemen
persediaan, manajemen peralatan dan manajemen permodalan.
Oleh karena itu pembahasan manajemen operasi dalam makalah ini terbatas
hanya pada ruang lingkup pengertian manajemen operasi dan proses produksi
serta jenis perusahaan di dalam proses produksi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Operasi
Salah satu kegiatan penting dari sebuah perusahaan adalah kegiatan produksi.
Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Pada saat produksi
berlangsung perusahaan dapat memastikan apakah produk yang disiapkan sesuai
keinginan pelanggan atau tidak. Oleh karena kegiatan produksi ini sangat penting,
maka pengelolaan produksi menjadi sesuatu yang perlu dilakukan. Salah satu
fungsi operasional dari manajemen perusahaan yang terkait dengan pengelolaan
produksi adalah manajemen produksi atau manajemen operasi.
Manajemen operasi (operating management) adalah serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di
semua organisasi. Dalam organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik,
fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas. Fungsi produksi ini bisa
“tersembunyi” dari masyarakat dan bahkan dari pelanggan. Contohnya adalah
proses yang terjadi di bank, rumah sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi
pendidikan.
Sering terjadi pada saat layanan jasa diberikan, tidak ada barang berwujud
yang diproduksi. Sebagai penggantinya, barang bisa berbentuk layanan
pengiriman dana dari rekening tabungan ke rekening koran, proses transplantasi
hati, pengisian kursi kosong di pesawat, atau proses pendidikan seorang
mahasiswa. Terlepas apakah dari produk akhir berupa barang atau jasa, aktivitas
produksi yang berlangsung dalam organisasi biasanya disebut sebagai operasi atau
manajemen operasi.
Pada dasarnya Dessler (2004) mendefinisikan manajemen operasi sebagai
rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang
dibutuhkan dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada
konsumen. Secara spesifik Dessler mengemukakan pada dasarnya manajemen
3
operasi memfokuskan pada pengelolaan 5P dalam operasi perusahaan. 5P tersebut
yaitu:
1. People atau orang-orang dalam perusahaan mencakup tenaga kerja
langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan,
dari mulai pekerja desain, pemelihara mesin produksi, petugas kebersihan, hingga
pegawai klerikal.
2. Plants mencakup pabrik atau rumah produksi atau cabang dari perusahaan
dimana perusahaan melakukan proses menghasilkan barang atau jasa yang akan
ditawarkan kepada konsumen.
3. Parts mencakup berbagai faktor input yang dibutuhkan perusahaan dalam
menghasilkan barang atau jasa. Faktor input ini dapat berupa bahan baku, skill
dari orang-orang hingga uang yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan
jasa sesuai yang diinginkan oleh perusahaan.
4. Processes mencakup berbagai hal yang mencakup teknologi yang
digunakan, perlengkapan, hingga langkah-langkah proses produksi yang perlu
dilakukan perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa.
5. Planning and control sistem mencakup prosedur yang dijalankan untuk
memastikan bahwa proses pengelolaan produksi yang dilakukan memenuhi
persyaratan standar yang telah ditetapkan.
Sehingga Manajemen operasi tidak hanya diperlukan bagi perusahaan
manufaktur, akan tetapi juga untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Perusahaan yang bergerak dalam bisnis restoran perlu memastikan bahwa
keseluruhan proses kegiatan dari mulai penetuan lokasi restoran, desain interior
dari restoran, pembelian bahan-bahan makanan hingga ke proses pelayan kepada
pembeli dapat dijalankan dengan baik dan memenuhi target yang diharapkan.
Demikian pula misalnya bagi perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa
transportasi, perusahaan perlu memastikan apakah konsumen dari jasa transportasi
tidak mengalami kesulitan dari mulai pembelian tiket hingga tiba di lokasi tujuan.
Beberapa literatur lebih sering menamakan manajemen operasi karena
cakupannya yang lebih luas, yaitu mencakup sampai ke bisnis jasa. Adapun
4
manajemen produksi memiliki kecenderungan hanya terbatas untuk bisnis barang
atau lebih sering dipergunakan untuk perusahaan manufaktur penghasil barang.
B. Pengertian Industri Manufaktur dan Nonmanufaktur
Berkaitan dengan pemahaman tentang manajemen operasi, diperlukan untuk
mengetahui arti istilah industri dan manufaktur. Industri adalah kelompok
perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang sejenis atau jasa sejenis.
Misalnya, industri tekstil adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan
menjual bahan baku tekstil, barang setengah jadi tekstil, dan barang jadi tekstil.
Contoh: PT Sandang, PT TORAY, PT Unitex, dan sebagainya.
Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan
tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang.
Misalnya membuat kue, baik dengan tangan maupun dengan mesin merupakan
kegiatan yang disebut manufaktur. Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh
perorangan maupun perusahaan. Jika kegiatan manufaktur dilakukan oleh
perorangan, orang tersebut dinamakan manufacturer. Sedangkan jika perusahaan
yang melakukan kegiatan manufaktur, maka perusahaan tersebut dinamakan
perusahaan manufaktur (manufacturing company).
Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang
mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang
bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya industri tekstil,
industri obat, industri semen, industri alat rumah tangga, industri perkayuan,
industri makanan.
Selain manufaktur dikenal pula istilah nonmanufaktur atau disebut industri
jasa (services). Istilah services ini merupakan ungkapan kata untuk barang yang
tidak dapat dipegang secara fisik. Misalnya, jasa angkutan tidak bisa dipegang,
namun dapat dinikmati hasilnya.
5
C. Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi
Manajemen operasi telah ada sejak orang memulai memproduksi barang dan
jasa. Sejarah perkembangan operasi diuraikan menurut aliran-aliran utama. Ada
enam aliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan manajemen
operasi.
1. Pembagian Kerja.
Pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi tenaga kerja pada suatu tugas
tunggal dapat diselesaikan produktivitas dan efisiensi lebih besar daripada
penugasan seorang karyawan pada banyak tugas. Prinsip pembagian kerja ini
masih banyak digunakan dalam dunia bisnis modern, seperti dalam industriindustri perakitan.
2. Revolusi Industri.
Revolusi Industri pada pokoknya penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin. Pemasaran dan produksi saat ini berdesakan dengan kebutuhan akan
otomatisasi dan produksi volume tinggi. Masyarakat telah memasuki periode
purna industri, yang ditandai oleh perkembangan sektor ekonomi jasa dan
perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan alam dan sosial.
3. Manajemen Ilmiah.
Gagasan-gagasan tentang manajemen ilmiah dalam manajemen operasi
mempunyai dua pengertian. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan
penerapan metode ilmiah pada studi analisa dan pemecahan masalah-masalah
operasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanismemekanisme dan teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi organisasi.
Pemikiran ini betujuan untuk menemukan metode kerja terbaik melalui
pendekatan ilmiah yaitu observasi, seleksi ilmiah untuk karyawan, latihan dan
pengembanan karyawan, dan kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga
kerja.
4. Hubungan Manusiawi.
Pendekatan hubungan manusiawi menekankan pentingnya motivasi dan unsur
manusia dalam desain kerja. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam
pendekatan hubungan manusiawi telah melengkapi pendekatan manajemen
6
ilmiah, sebagai usaha untuk meningkatkan produkivitas. Pemikiran aliran
hubungan manusiawi telah mengarahkan pentingya perluasan kerja, yang
sekarang meupakan suau metode untuk lebih memanusiawikan tempat kerja selain
meningkatkan produktivitas.
5. Model-model Keputuan Kuantitatif.
Model-model keputusan dapat digunakan untuk menyajikan suatu sistem
produktif dalam model-model matematikal. Tujuan dari satu metode seperti ini
adalah untuk menemukan nilai-nilai optimal atau memuaskan berbagai variabel
keputusan yang akan meningkatkan performance sistem dengan batasan yang ada.
6. Komputer.
Penggunaan kompuer telah mengubah secara dramatik bidang manajemen
operasi sejak komputer diperkenalkan pertama kali dalam bisnis tahun 1950-an.
Hampir semua operasi organisasi sekarang mulai memanfaatkan komputer untuk
manajemen persediaan, scheduling produksi, pengawasan kualitas, dan sistemsistem pembayaran. Selain itu komputer telah banyak membantu pelaksanaan
otomatisasi dikantor-kantor dan pabrik-pabrik, memecahkan masalah komunikasi
dan transportasi yang komplek, serta digunakan hampir semua tipe organisasi
jasa.
D. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasi
Menurut Higgins (1994) faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen
operasional adalah:
1. Manajer/Pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan
mempengaruhi dalam beberapa hal seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan
prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang
digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi
antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
7
permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan
kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
2. Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka, terutama
kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting, karena
cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan
antar manusia.
3. Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan
persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam
organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara,
yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai
kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
4. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi tersebut.
Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi organisasi.
Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat
mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan
dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.
E. Sistem Produksi
Pemahaman tentang manajemen operasi tidak lepas bagaimana cara kita harus
memahami sistem produksi, karena sistem produksi adalah bagian dari
manajemen operasi. Pada dasarnya sistem produksi adalah proses transformasi
input menjadi output, atau dengan kata lain produksi adalah sebuah proses
mengubah input menjadi output.
Sistem produksi memiliki tiga komponen utama, yaitu masukan (input),
keluran (output), dan proses (processes).
8
MASUKAN
KONVERSI
KELUARAN
 Bahan baku
 Transportasi
 Tenaga kerja
 Prosedur
 Informasi pasar
 Teknologi
 Kebutuhan konsumen
 Sistem produksi
 Kebutuhan pemilik
 Proses produksi
Keluaran Tidak
 Pengelolaan mesin
Langsung
 Monitoring pegawai
 Upah atau gaji
 Dampak lingkungan
 Dampak sosial
perusahaan
 Modal
Keluaran Langsung
 Barang
 jasa
 Mesin
Berdasarkan gambar di atas, komponen pertama dari sistem produksi adalah
faktor masukan atau input. Masukan dapat berupa bahan baku, tenaga kerja,
modal, maupun informasi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Keseluruhan
bahan baku ini kemudian dikelola melalui sebuah proses konversi untuk
menghasilkam sebuah keluaran yang diharapkan. Proses konversi bisa berupa
sistem produksi
yang digunakan, monitoring pegawai, maupun teknologi
transportasi yang digunakan dalam rangkaian proses produksi yang dilakukan.
Adapun keluaran dari proses konversi dapat berupa keluran langsung, yaitu
berupa barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen, maupun keluaran tidak
langsung yang dapat berupa pembayaran gaji atau upah kepada tenaga kerja,
limbah produksi yang memberikan dampak lingkungan, dan lain-lain.
Sedangkan ruang lingkup sistem produksi terdiri atas: (1) Metode
Perencanaan Produksi (PP) yang pada praktiknya
harus diikuti dengan; (2)
Pelaksanaan Produksi; (3) Pengendalian Produksi (Production Control).
Sistem Produksi
Penyediaan
Modal
Pembelian
Faktor-faktor
produksi
Perencanaan
Produksi
-
Tenaga kerja
Mesin dan peralatan
Bahan baku dan penolong
Tanah dan gedung
Dan sebagainya
Umpan Balik
9
Proses
Pengolahan
Pengendalian
Produksi
Barang
jadi
Konsumen
Gambar di atas menunjukkan tahap kegiatan operasi dalam perusahaan.
Berdasarkan perencanaan jenis dan skala produksi dapat dihitung kebutuhan
modal. Dengan modal yang tersedia, selanjutnya dapat menyediakan atau
membeli berbagai faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, dan teknologi,
bahan baku, bahan penolong, tanah, gedung, dan sebagainya. Seluruh faktor
produksi tersebut berinteraksi dalam proses produksi.
Tenaga kerja (manusia) merupakan faktor produksi ter[enting dalam
pelaksanaan suatu proses produksi. Tenaga kerja selain bertindak sebagai tenaga
administrasi juga terdapat tenaga kerja langsung untuk mengoperasikan mesinmesin produksi yang mengolah bahan baku dan bahan penolong menjadi barang
jadi ataupun barang setengah jadi. Untuk melakukan proses produksi diperlukan
tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan peralatan yang mencukupi kebutuhan.
Adapun mekanisme proses produksi diawali saat bahan baku dan bahan
penolong yang telah dibeli harus disimpan di gudang. Selanjutnya, bila bahanbahan tersebut diolah, berarti bahan-bahan tersebut harus dikeluarkan dari gudang
untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin-mesin produksi. Melalui proses
pengolahan itu, bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau langsung menjadi
barang jadi.
Dalam kaitannya dengan pengendalian persediaan bahan baku inilah
manajemen produksi berperan. Selain dari itu mengingat mutu barang (produk)
sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan maka
pengendalian mutu barang pun merupakan salah satu aspek penting dari
manajemen produksi. Sehingga secara umum ruang lingkup manajemen produksi
meliputi hal-hal sebagai beriku:
1. Merencanakan skala dan jenis produksi (Rencan Induk Produksi).
2. Melaksanakan produksi sesuai dengan Rencana Induk Produksi.
3. Mengendalikan proses produksi.
10
F. Jenis Proses Produksi
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya,
perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur terus-menerus
Perusahaan manufaktur ini beroperasi secara terus-menerus (continuous)
untuk memenuhi stok pasar (kebutuhan pasar). Selama stok barang hasil produksi
yang terdapat di pasaran masih diperlukan konsumen, perusahaan akan terus
memproduksi barang tersebut.
Sehingga dalam prosesnya barang yang dihasilkan harus dalam jumlah besar
(mass production). Dikarenakan barang yang dihasilkannya tidak dipesan oleh
orang secara individual, tetapi diminta oleh pasar yang terdiri dari banyak orang.
Suatu barang dapat diproduksi secara massal, jika bentuk dan sifatnya sama (tidak
beragam). Dengan perkataan lain, barang-barang tersebut harus mempunyai
standar (standardized). Dikarenakan barang yang dibuat harus mempunyai standar
tertentu maka mesin pembuatnya pun harus mesin (special). Mesin khusus ini
tidak dapat membuat produk jenis lain yang berbeda. Untuk memproduksi barang
yang standar dinamakan mesin
berkegunaan khusus
(Special
Purpose
Machine/SPM). Adapaun sifat mesin bersifat khusus SPM, biasanya otomatis.
Artinya, karena SPM otomatis, keterampilan dari operator tidak perlu tinggi.
Operatornya cukup memperhatikan cara kerja mesin bersangkutan dalam
membuat suatu barang. Selain dari itu, karena SPM relative mahal, berarti
memerlukan modal investasi yang besar pula.
Pada perusahaan manufaktur terus-menerus di mana mesin bekerja terus dan
secara massal berarti penempatan mesin diletakkan atau diurut menurut tahaptahap proses pembuatan produk bersangkutan. Sehingga tata letak (lay out) mesin
pada proses produksi terus-menerus disebut dengan istilah tata letak mesin
berdasarkan produk (product lay out atau lay out by product).
Contoh perusahaan yang proses produksinya terus-menerus, misalnya
perusahaan tekstil, obat-obatan (farmasi), mobil, ban mobil/sepeda, genteng, kayu
lapis, kertas, odol/pasta gigi, kue kering/biskuit, minuman botol/kaleng, rokok,
dan sebagainya.
11
2. Perusahaan manufaktur terputus-putus
Perusahaan
manufaktur
yang
berproduksi
secara
terputus-putus
menggantungkan proses produksinha pada pesanan (job order). Artinya,
perusahaan ini akan berproduksi membuat suatu jenis barang jika barang tersebut
ada yang memesannya. Dan barang yang dibuat harus sesuai dengan permintaan
pesanan. Jika tidak ada pesanan (order), berarti tidak ada proses produksi (job).
Oleh karena itu, diberi istilah job order atau bekerja atas dasar pesanan.
Perusahaan jenis ini bekerja atas dasar job order (pesanan) di mana barang
yang dibuat harus selalu disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen.
Maksudnya bentuk, warna, model barang yang dipesan, tergantung atau
disesuaikan selera dan keinginan yang berbeda satu sama lain. Dengan perkataan
lain barang yang dihasilkan tidak standar (nonstandardized). Oleh karena barang
yang dibuat tidak standar maka mesin yang digunakan pun tidak perlu khusus.
Artinya, mesin yang membuat barang tersebut adalah jenis mesin yang bersifat
umum kegunaannya atau general purpose machine (GPM). Mesin-mesin yang
serbaguna (GPM) biasanya tidak otomatis sehingga operator mesin GPM harus
seorang yang mempunyai keterampilan (skill) yang tinggi.
Dalam jenis proses terputus-putus mesin yang mempunyai fungsi yang sama
diletakkan pada tempat yang sama. Misalnya, mesin-mesin pemotong pelat baja
ditaruh pada kamar tersendiri. Mesin-mesin bor juga ditaruh pada tempat lain
yang sama. Tata letak mesin yang demikian disebutnya tata letak mesin
berdasarkan proses pengerjaan atau lay out by process (process lay out).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai
dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dikatakan
input dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, modal, maupun informasi yang
dibutuhkan untuk proses produksi. Aktivitas-aktivitas dalam merubah input dapat
berupa sistem produksi yang digunakan, monitoring pegawai, maupun teknologi
transportasi yang digunakan dalam rangkaian proses produksi yang dilakukan.
Sehingga menghasilkan output yang berupa barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen, pembayaran gaji atau upah kepada tenaga kerja, limbah produksi yang
memberikan dampak lingkungan, dan lain-lain.
Manajemen operasi tidak hanya terbatas pada perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur, namun perusahaan yang bergerang di bidang jasa juga
termasuk di dalamnya. Dikarenakan di dalam perusahaan jasa ada proses input
berupa skill (kemampuan) pegawai untuk diubah menjadi output yang berupa
pelayanan kepada konsumen.
B. Saran
Manajemen operasi sangat penting untuk dipahami terutama oleh manajermanajer operasi. Karena dalam prosesnya digunakan fungsi-fungsi manajemen
seperti perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan meliputi penentuan strategi operasi, penentuan lokasi
pabrik, riset dan pengembangan produk, penentuan jumlah produk, penentuan luas
dan pola produksi, penyusunan layout dan job design, serta penentuan standar
kerja.
Tahap Pelaksanaan meliputi pengaturan bahan baku, pengaturan proses
produksi, pemeliharaan dan penggantian fasilitas, perbaikan lingkungan kerja, dan
perbaikan kesejahteraan pekerja.
13
Tahap Pengawasan meliputi pengawasan kuantitas, pengawasan kualitas, dan
pengawasan biaya produksi dan operasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operation Management. Jakarta: Salemba
Empat.
Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tisnawati Sule, Ernie dan Kurniawan Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
15
Download