1385-2894-1-RV - E

advertisement
Pengaruh Physical Evidence Dan Produk Terhadap Kepuasan Pengunjung Pada Museum
Geologi Bandung
Rian Andriani, S.Pd., M.M.1 , Nanda Nurdiana2
Jl. Sariwates IV no. 9 Bandung ([email protected])
Komplek Binakarya II E2 no. 3 Cileunyi ([email protected])
Abstrak
Museum Geologi merupakan objek daya tarik wisata edukasi yang berada di Kota Bandung
Jawa Barat, secara keseluruhan museum ini memamerkan fosil-fosil yang terdiri dari hewan,
tumbuhan, batuan dan manusia. Museum Geologi merupakan salah satu museum yang
mengkomunikasikan peninggalan atau fosil-fosilnya dengan menggunakan alat bantu modern
seperti TV LED, infokus dan alat elektronik lainnya, dengan demikian seandainya fasilitas fisik
mengalami kerusakan tentunya akan membuat operasional kurang maksimal. Pada museum
geologi terdapat beberapa koleksi fosil yang sangat digemari oleh para pengunjung diantaranya
yaitu fosil Tyranosaurus Rex. Fosil ini menjadi salah satu daya tarik yang banyak dilihat dan
diabadikan dengan di foto. Fosil tersebut juga memiliki ukuran yang besar sehingga membuat
pengunjung terkagum akan ukurannya. Pelayanan fisik serta produk adalah faktor penting bagi
suatu museum dalam meningkatkan kepuasan, sehingga peneliti fokus pada pengaruh physical
evidence dan produk terhadap kepuasan pengunjung di obyek ini. Peneliti menggunakan metode
penelitian kuantitatif deskriptif dan verifikatif. Dari hasil angket peneliti mendapat hasil temuan
bahwa physical evidence dan produk berpengaruh positif negatif sebesar 34,3% terhadap kepuasan
pengunjung di obyek ini.
Kata Kunci : Physical Evidence, Produk dan Kepuasan Pengunjung
Abstract
Geology of Museum is one of education tourist attraction at Bandung city, West Java, all the
museum to exibt the fosil of animal, plants, rocks and humans. Museum Geologi is one of museum
that communicates inheritance or fossils with using modern aids like TV LED, in focus, and other
electronic tool. Thus if physical facility gets destruction, it will obviously make operational is less
maximum. In Museum Geologi, there are some fossil collections that are most favored by visitors,
such as fossil of Tyranosaurus Rex. This fossil becomes one of attractiveness which is many seen
and captured on photograph. These fossils have also the huge size so it makes visitors amazed of
its size. Physical service and also product are the important factor for a museum in improving the
satisfaction, so the researcher focuses on the influence of physical evidence and product towards
visitor’s satisfaction in this object. The researcher use quantitative descriptive and verivicative
method. From the result of quesioner, the researcher gave the result is physical evidence and
product having postive negative influence 34,3% to customer satisfaction in the museum.
Keyword : Physical evidence, product and customer satisfaction
I. Pendahuluan
Kepuasan merupakan salah satu harapan
yang ingin diberikan oleh pihak pengelola
objek terhadap pengunjung. Apabila
kepuasan telah didapat oleh pengunjung,
tentunya itu akan membuat mereka merasa
senang, dan kemungkinan besar mereka
akan kembali lagi untuk berkunjung.
Kepuasan
tentunya
sangat
penting
diperhatikan oleh pihak pengelola objek
wisata, karena kepuasan merupakan salah
satu faktor yang dapat menganalisa objek
yang kita kelola apakah sudah sesuai dengan
ekspektasi pengunjung atau tidak. Pihak
pengelola harus lebih memperhatikan para
pengunjung dan harus melayani pengunjung
dengan cepat dan tanggap.
Beberapa kota di Indonesia mempunyai
destinasi wisata yang beragam. Salah
satunya di kota Bandung. Kota Bandung
merupakan salah satu kota yang ada di
Indonesia yang bisa dikatakan sedang
berkembang kepariwisataannya. Bandung
juga merupakan salah satu kota yang
mendapat banyak penghargaan baik dari segi
wisatanya dan kebersihannya. Hingga saat
ini kota Bandung sering sekali dikunjungi
oleh para pengunjung asing. Mereka tertarik
dengan objek-objek wisata yang ada di kota
Bandung. Sehingga kota Bandung selalu
ramai oleh turis asing dari berbagai negara.
Tentunya ini merupakan salah satu hasil
yang dapat di manfaatkan kota Bandung
untuk menarik para pengunjung yang
berdatangan.
Salah satu objek wisata sejarah edukasi di
kota Bandung adalah Museum Geologi
Bandung yang terletak di Jl. Diponegoro No
57. Museum Geologi Bandung merupakan
museum yang mengedepankan konsep
wisata edukasi, artinya kita belajar sambil
berwisata. Banyak hal yang di dapat setelah
mengunjungi Museum Geologi. Salah satu
yang menjadi icon adalah fosil gajah purba
atau Stegodon Trigonacepallus Martin dan
fosil dinosaurus raksasa yang berjenis
Tyranosaurus Rex. Setiap harinya Museum
Geologi selalu mendapat banyak kunjungan,
baik itu rombongan sekolah dasar sampai
universitas.
Dapat dilihat pada Tabel I.2
mengenai jumlah kunjungan wisatawan ke
Museum Geologi Bandung.
Tabel I.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke
Museum Geologi
Tam
Tah Um Pelaj Asi
u
Total
Khu
un
um
ar
ng
sus
2011
56.5
74
380.7
84
3.9
86
-
441.3
44
2012
58.1
10
456.5
22
3.8
62
233
518.2
72
2013
43.6
67
463.7
79
3.5
16
1.920
512.8
82
2014
42.5
47
494.2
93
3.5
17
1.345
541.7
02
2015
569.475
569.4
75
Sumber: Pelayanan Publik Museum Geologi
(2016)
Museum Geologi merupakan salah
satu museum yang berada di kota Bandung
yang memamerkan fosil-fosil hewan,
tumbuhan, manusia dan batuan. Bangunan
Museum merupakan salah satu bukti fisik
yang yang dapat dilihat oleh pengunjung.
Physical Evidence merupakan strategi yang
tepat dilaksanakan di Museum, dikarenakan
bukti fisik meliputi penampilan dari
bangunan,
pemandangan,
sarana,
perlengkapan interior, peralatan, seragam
karyawan, tanda, bahan-bahan dan isyarat
yang terlihat lainnya. Dengan kata lain
seandainya
Physical
Evidence
tidak
terlaksana denga baik, besar kemugkinan
akan berdampak pada kepuasan pengunjung,
karena Physical Evidence ini merupakan
bukti yang nyata dalam kualitas pelayanan
jasa.
Bukti fisik tentunya menjadi salah satu
faktor penting dalam perusahaan khususnya
museum, karena pada dasarnya museum
harus memamerkan benda peninggalan atau
fosil dengan berbagai macam informasi yang
di tata secara rapih, guna membuat
pengunjung mudah untuk mendapatkan apa
yang tersirat dalam benda atau fosil tersebut.
Seperti jelasnya tanda penunjuk arah,
peralatan yang digunakan untuk menunjang
suatu produk selalu terawat dan tidak rusak,
dan mudahnya mendapatkan informasi.
Akan tetapi hal itu tidak selalu berbanding
lurus
dengan
kenyataan.
Walaupun
pengunjung meningkat, tetapi kita tidak tahu
mereka semua mendapatkan rasa kepuasan
atau tidak. Berdasarkan latar belakang
penelitian diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Physical Evidence dan Produk
Jasa
bersifat
intangible,
karenanya
pelanggan kerapkali mengandalkan tangible
cues atau physical evidence dalam
mengevaluasi
sebuah
jasa
sebelum
membelinya dan menilai kepuasannya
selama dan setelah konsumsi. Secara garis
besar, physical evidence meliputi fasilitas
fisik
organisasi
dan
bentuk-bentuk
komunikasi
fisik
lainnya
(Tjiptono,
2011:185).
berwujud dari jasa yang ditawarkan
perusahaan
agar
dapat
mendukung
penentuan
posisi
dan
citra,
serta
meningkatkan lingkup produk. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa physicial
evidence merupakan fasilitas fisik dimana
berfungsi sebagai media atau perantara
dalam mengkomunikasikan pelayanan jasa
pada suatu perushaan.
Ada beberapa pendapat mengenai elemenelemen dari physical evidence diantaranya
menurut Zeithaml dan Bitner dalam Tjiptono
(2011:185) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.2
Elemen-elemen Physical Evidence
Other
Servicescape
Tangibles
Kartu
bisnis
(kartu
nama)
Alat tulis
Rekening
tagihan
Laporan
Busana
karyawan
Seragam
Brosur
Situs
internet
Virtual
serviscape
Sumber : Zaithaml & Bitner dalam Tjiptono
(2011:185)
Eksterior fasilitas jasa
- Desain eksterior
- Signage
- Tempat parikir
- Landscape
- Lingkungan
sekitar
Interior fasilitas jasa
- Desain interior
- Peralatan
- Signage
- Layout
- Kualitas
udara/temepratur
Produk merupakan “Segala sesuatu yang
dapat
ditawarkan
produsen
untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginian pasar
yang
bersangkutan”.
(Kotler
dalam
Hurriyati, 2010:50). Produk yang ditawarkan
Terhadap Kepuasan Pengunjung
Museum Geologi Bandung”.
II.
Pada
Kajian Literatur
Bukti fisik (Physical Evidence) adalah
lingkungan fisik perusahaan tempat jasa
diciptakan dan tempat penyedia jasa dan
konsumen berinterkasi, ditambah unsur
berwujud apa pun yang digunakan untuk
mengkomunikasikan
atau
mendukung
peranan jasa itu (Lupiyoadi, 2013:120).
Dalam bisnis jasa, pemasar perlu
menyediakan sinyal/petunjuk fisik untuk
dimensi
tidak
meliputi barang fisik, jasa, orang atau
pribadi, tempat, organisasi dan ide. Jadi
produk dapat berupa manfaat tangible
maupun intangible yang dapat memuaskan
pelanggan.
Sedangkan produk menurut Tan (2010:123)
adalah “Sarana untuk memenuhi kebutuhan
konsumen”. Jadi pada intinya produk
menurut Tan adalah sesuatu sarana yang
bersifat atau bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen atau pelanggan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
produk merupakan segala sesuatu yang
ditawarkan baik itu barang fisik ataupun jasa
yang dapat memuaskan pelangaan.
Sedangkan menurut Zeithaml dalam
Hurriyati (2010:49) membagi dimensidimensi produk, diantaranya:
1. Ukuran
Suatu produk terlihat lebih mencolok apabila
memiliki variasi ukuran, misalnya fosil yang
ada di museum geologi yaitu Tyranosaurus
dengan ukuran panjang 14 meter dan tinggi
6 meter, dapat membuat semua pengunjung
museum menjadi senang.
2. Kualitas Produk
Suatu produk menjadi sangat diminati
apabila memiliki kualitas yang sangat baik
3. Kemasan
Kemasan menjadi salah satu penunjang
keberhasilan suatu produk. Misalnya,
dengan kemasan yang tertutup pada penjual
makanan, itu membuat makanan itu terlihat
bersih dan rapi untuk dipasarkan
4. Desain
Desain
tentunya
salah
satu
dari
berkembangnya sautu produk, dengan desain
yang simpel dan rapih dapat memjadikan
produk yang terlihat biasa menjadi luar
biasa.
5. Pelayanan
Pelayanan menjadi proses dalam perusahaan
khususnya jasa, pelayanan disini artinya
pelayanan
yang
diberikan
sebelum
pembelian dan sampai pembelian.
Berdasarkan beberapa dimensi tersebut,
peneliti menggunakan dimensi yang
diungkapkan oleh Zeithaml dalam Hurriyati,
yaitu yang terdiri ukuran, kualitas produk,
kemasan, desain dan pelayanan.
Kepuasan pengunjung tentunya menjadi
salah satu faktor penting bagi berjalannya
suatu perusahaan khususnya perusahaan
jasa. Kepuasan juga dapat menjadi tolak
ukur terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan kepada pengunjung apakah
sudah sesuai dengan keinginan mereka apa
tidak. Ada beberapa pendapat para ahli
mengenai kepuasan pengunjung diantaranya:
Menurut Kotler dalam Saladin (2011:131)
mengatakan bahwa:
Kepuasan
sebagai
tingkat
perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja
(hasil) suatu produk atau jasa yang dirasakan
oleh pengunjung dan dibandingkan dengan
harapannya. Biasanya harapan konsumen
merupakan pemikiran atau kekayakinan
konsumen tentang apa yang diterimanya bila
ia membeli atau mengkonsumsi suatu
produk (barang atau jasa). Sedangkan,
kinerja yang disampaikan adalah persepsi
konsumen terhadap apa yang ia terima
setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
Ada beberapa dimensi atau elemen
kepuasan, salah satunya yang dikemukakan
oleh Daryanto (2004:53-54) diantaranya :
1.
Kualitas produk
Pelanggan akan merasa puas apabila
membeli dan menggunakan produk
yang ternyata memiliki kualitas yang
baik
2.
Harga
Untuk pelanggan yang sensitif, harga
murah adalah sumber kepuasan yang
paling penting karena mereka akan
mendapatkan value of money yang
tinggi
3.
Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan sangat tergantung
pada tiga hal yaitu sistem, teknologi
dan manusia. Faktor manusia ini yang
memgang kontribusi sebesar 70%,
karena kepuasan terhadap kualitas
pelayanan biasanya sulit untuk ditiru.
4.
Faktor emosional
Untuk beberapa produk yang
berhubungan denga gaya hidup,
seperti mobil, kosmetik dan pakaian.
Faktor emosional menempati tempat
yang penting utnuk menentukan
kepuasan pelanggan
5.
Biaya dan kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila
biaya untuk berkunjung relatif murah
murah
dan
efisien
dalam
mendapatkan
pelayanan
atau
menggunakan produk.
Dari pengertian dimensi atau elemen
tersebut, penelitian ini menggunakan
dimensi kepuasan yang dikemukakan oleh
Daryanto yang terdiri dari kualitas produk,
harga, kualitas pelayanan, faktor emosional,
biaya dan kemudahan.
III. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif verifikatif.
Artinya penelitian ini akan mencoba
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
keadaan di tempat penelitian yang mana
akan menggambarkan mengenai physical
evidence, produk dan kepuasan di tempat
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti akan
mencoba untuk mendeskripsikan mengenai
physical evidence dan produk serta kepuasan
pengunjung di lingkungan Museum Geologi
Bandung. Dalam hal ini peneliti akan
berusaha mencoba menguji hipotesis dengan
menggunakan perhitungan statistik untuk
menguji pengaruh variabel X1 dan variabel
X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif
berarti peneliti akan menguji teori dengan
menggunakan suatu hipotesis yang hasilnya
apakah diterima atau sebaliknya.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Teknik
pengumpulan
kuesioner
peneliti lakukan dengan memberikan
pertanyaan yang sudah peneliti buat
untuk dijawab oleh para calon
koresponden yang berkunjung ke
Museum
Geologi
nantinya.
Pertanyaan pada kuesioner tentunya
berhubungan dengan variabel yang
diteliti. Seperti yang diungkap oleh
Sugiyono
(2014:142)
bahwa
“kuesioner/angket adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya”.
2. Observasi
Pengumpulan data dengan cara
observasi peneliti lakukan, karena
dengan
observasi
atau
terjun
langsung ke lokasi penelitian akan
lebih mendapatkan data yang real,
karena melihat dengan secara
langsung kejadian yang sedang
terjadi di Museum Geologi
3. Wawancara
Pengumpulan
dengan
teknik
wawancara dilakukan peneliti hanya
untuk menambah informasi atau data
yang dibutuhkan oleh peneliti.
Pada
setiap
penelitian
untuk
mengetahui hasil yang sahih (Validitas) dan
handal (Reliabilitas) itu tergantung dari alat
pengukur atau instrumen yang digunakan
dan data yang diperoleh. Apabila alat
pengukur tersebut tidak sahih dan handal,
tentunya
mengakibatkan
tidak
menggambarkan
keandalan
yang
sesungguhnya.
3.1.
Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk
mengukur pertanyaan yang ada didalam
kuesioner,
karena
suatu
pertanyaan
dikatakan sahih jika pertanyaan tersebut
mampu mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan. Uji validitas yang dilakukan
untuk menguji sejauh mana kuesioner yang
valid dan mana yang tidak. Bisa atau
tidaknya kuesioner digunakan dilihat dari
discriminal index dalam bentuk koefesien
korelasi Spearman dengan rumus sebagai
berikut:
 n 1
 R X RY   n 2 
i
rs 
2
i
2

 n  1 
2
 
  R  X i   n
 2  



2

 n 1 
2
 
 R Yi   n
 2  



Sumber : Sugiyono (2015:68)
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi rank spearman
R(x) = Rank untuk X (skor item)
R(y) = Rank untuk Y (skor total
untuk item)
N = Ukuran sampel
Pengujian ini dibantu dengan
program SPSS version 17 for windows.
Validitas dalam penelitian ini diukur dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
dengan ketentuan degree of freedom (df) =
n-2 (n = jumlah responden). Untuk
mendapatkan nilai r tabel maka, besarnya df
= 30 – 2 = 28 . Dengan alpha = 0.05, maka
didapat nilai r tabel = 0.3610. Jika r hitung
positif dan r hitung > r tabel, maka variabel
tersebut valid. Sedangkan, apabila r hitung
tidak positif serta r hitung < r tabel, maka
variabel tersebut tidak valid.
3.2.
Uji Reliabilitas
Keandalan pengukuran dengan
menggunakan Cronbach Alpha adalah
koefisien keandalan yang menunjukan
seberapa baiknya item/butir dalam suatu
kumpulan secara positif berkorelasi satu
sama lain (Noor, 2014:24). SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha. Noor juga menyampaikan hal-hal
pokoknya mengenai uji reliabilitas ini yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk menilai kestabilan ukuran dan
konsistensi responden dalam menjawab
kuesioner.
Kuesioner
tersebut
mencerminkan
konstruk
sebagai
dimensi suatu variabel yang disusun
dalam bentuk pertanyaan.
2. Uji reliabilitas dilakukan secara
bersama-sama
terhadap
seluruh
pertanyaan
3. Jika nillai alpha > 0.60, disebut reliabel
Rumus yang digunakan adalah rumus
cronbach alpha sebagai berikut:

=
Keterangan :
r2 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
Si2 = Varians dari item ke-i (i = banyaknya
item)
St = Varians Total (semua item
digabungkan)
3.3.
Uji asumsi Klasik
Pada penelitian ini uji asumsi klasik yang
digunakan terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan
uji autokorelasi
3.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan
untuk memperlihatkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas data,
antara lain: dengan kertas peluang normal,
uji chi-kuadrat, uji liliefors, dengan teknik
kolmogorov-Smirnov, dengan SPSS (
Noor, 2014:47). Metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode
Kolmogorov-Smirnov
yaitu
pengujian distribusi normal dengan cara
membandingkan nilai Asymp Sig, dengan
nilai signifikasi α (0,05) dengan kriteria
jika Asymp Sig > α (0,05) maka data
tersebut berdistribusi normal.
3.3.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas
yang kuat/tinggi. Untuk menguji adanya
kolinearitas ganda digunakan uji VIF dan
tolerance. Dimana varians inflation (VIF)
< 5 (Noor, 2014:63).
3.3.3. Uji Heterokedastisitas
Tujuan ini adalah untuk mengetahui
apakah dalam metode regresi terdapat
kesamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah melihat grafik
plot antara nilai prediksi variabel terikat
(Zpred) dengan residualnya (SRESID).
Apabila model bersifat homokskedastik,
tidak terdapat heteroskedastisitas itu
artinya
peningkatan
nilai
variabel
dependen pada sumbu X diikuti dengan
peningkatan residual (Noor, 2014:64).
3.3.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah pada model ditemukan
adanya gejala autokorelasi atau tidak. Itu
dapat diketahui dengan melihat nilai
Durbin-Watson (DW), kriteria autokorelasi
diantaranya :
a) Jika DW < -2, maka terdapat
autokorelasi positif
b) Jika -2 < DW < 2, maka tidak
terdapat autokorelasi
c) Jika DW > 2, maka terdapat
autokorelasi negatif
3.3.5. Analisis Koefisien Regresi Linier
Berganda
Penelitian ini memakai regresi linier
berganda karena membahas hubungan
terikat dengan dua atau lebih variabel
bebas. Variabel yang akan di uji adalah
kepuasan pengunjung (Y) dipengaruhi oleh
physical evidence dan produk. Physical
evidence ditempatkan sebagai variabel
bebas pertama (X1), dan produk
ditempatkan sebagai variabel bebas kedua
(X2). Persamaan regresi yang dipakai
adalah menurut Zuriah (2009:215) sebagai
berikut:
Ŷ = a0 + a1X1 + a2X2
Keterangan :
Ŷ = kepuasan pengunjung
X1 = physical evidence
a1 dan a2 = koefisien regresi
X2 = produk
3.4. Teknik
Analisa
Data
dan
Pengujian Hipotesis
Penelitian ini bersifat deskriptif
verifikatif, artinya dalam penelitian ini akan
mendeskripsikan data serta memverifikasi
data agar pada penelitian ini dapat dipahami
dan diketahui kesimpulannya.
3.4.1. Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif pada penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan
variabel yang diteliti di tempat penelitian.
Dalam penelitian ini analisa yang
digunakan untuk mendeskripsikan, yang
pertama adalah karakteristik responden.
Karakteristik responden bertujuan untuk
mengetahui dominasi pengunjung yang
berkunjung ke Museum Geologi, apakah
laki-laki ataupun perempuan, pekerjaan
sampai usia. Kemudian yang kedua ialah
analisa dari tanggapan mereka terhadap
kuesioner yang diajukan peneliti yang
terkait dengan variabel yang akan diteliti.
Pemberian skor pada kuesioner yaitu
menggunakan skala likert dalam hal ini
apabila skor 1 = Sangat Tidak setuju, 2 =
Tidak Setuju, 3 = Biasa Saja, 4 = Setuju
dan 5 = Sangat Setuju. Dari kelima
kategori tersebut, didaptlah hasil yang
dapat menggambarkan variabel yang
diteliti pada penelitian ini dengan cara :
Panjang kelas = data terbesar – data terkecil
jumlah kelas interval
Keterangan :
a. Data terbesar (skor ideal item
tertinggi) = skor tertinggi x
jumlah sampel x jumlah
pertanyaan
b.Data terkecil (skor ideal item
terendah) = skor terendah x
jumlah sampel x
jumlah
pertanyaan
Penelitian
ini
juga
menggunakan deskriptif persentase
dengan rumus yang diungkapkan oleh
Supranto (2009:160) sebagai berikut :
P = (F/N) x 100%
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi dari setiap jawaban
yang telah menjadi pilihan responden
N = Jumlah Responden
3.4.2. Analisa Verifikatif
Analisa verifikatif pada penelitian ini
bertujuan untuk menguji hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lainnya.
Pada penelitian ini aka menguji hipotesis
variabel (x1) yaitu physical evidence dan
(x2) yaitu produk yang mempengaruhi
variabel (y) yaitu kepuasan pengunjung
pada Museum Geologi Bandung. Dalam
melakukan analisis pada penelitian ini,
menggunakan
beberapa
tahapan
diantaranya
adalah
menyusun
dan
memeriksa data, mentabulasi data,
menganalisis data, kemudian melakukan
pengujian data dan dalam teknis untuk
mengukur hubungan antara variabel
penelitian dibantu dengan program SPSS
17.0 for windows.
3.4.3. Pengujian Hipotesis
3.4.3.1. Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2013:231)
menyatakan
bahwa
“Koefisien
determinasi disebut sebagai koefisien
penentu karena varians yang terjadi
pada
variabel
dependen
dapat
dijelaskan melalui varians yang terjadi
pada variabel independen”. Dalam
penelitian ini akan menjelaskan
seberapa
besar
pengaruh
yang
diberikan oleh physical evidence dan
produk terhadap kepuasan pengunjung
dengan melihat nilai koefisien korelasi
(R2).
3.4.3.2. Uji Simultan (Uji F)
Dalam penelitian ini pengujian
secara simultan menggunakan Uji F.
Pengujian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui apakah semua variabel
independen
secara
bersama-sama
(simultan)
berpengaruh
terhadap
variabel dependen. Apabila Fhitung >
Ftabel dan tingkat signifikansi hitung < α
(0,05), maka variabel independen
berpengaruh signifikan pada variabel
dependen secara simultan.
H0 : ρyx1 = ρyx2= 0, physical
evidence dan produk tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
pengunjung secara simultan.
Ha: ρyx1 = ρyx2≠0, physical evidence
dan produk berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pengunjung secara
simultan.
IV.
Pembahasan
Museum
Geologi
erat
hubungannya
dengan
sejarah
penyelidikan Geologi dan tambang di
wilayah Indonesia yang dimuali sejak
pertengahan abad ke-17 oleh para ahli
Geologi dari benua Eropa. Pemerintah
Belanda sadar akan pentingnya bahan
tambang sebagai bahan dasar industri
setelah negara-negara dikawasan Eropa
mengalami
revolusi
industri
di
pertengahan abad ke-18. Setelah sekian
lama memutar otak dan mengumpulak
informasi akhirnya wilayah Indonesia
adalah wilayah tujuan yang prioritas
dalam mendapatkan berbagai bahan
galian penunjang revolusi industri di
negara Eropa.
Sebelum menjadi suatu bangunan
yang utuh, pada awalnya dilakukanlah
penyelidikan Geologi yang dimulai sejak
tahun 1850, dimana lemabaga yang
mengkoordinasikan penyelidikan dan
penelitian pada waktu itu dinamakan
Dients Van Mijnweze. Pada tahun 1992
penyelidikan semakin berkembang pesat
dan maju sehingga lembaga yang
menaunginya itu berubah menjadi Dients
Van Den Mijnbouw. Lembaga ini
bertugas
melakukan
penyelidikan
Geologi dan sumber daya mineral. Hasil
penyelidikan yang berupa bebatuan,
mineral, fosil, laporan penelitian dan peta
geologis ternyata memerlukan tempat
tersendiri untuk menyimpan dan
menganalisanya, sehingga pada tahun
1928 Dients Van Den Mijnbouw
membangun gedung di Rembrandt
Straat Bandung.
Gedung tersebut pada awalnya
bernama Geologisch Laboratorium yang
kemudian bisa disebut Gelogisch
Museum.
Gedung
Geologisch
Laboratorium atau Geologisch Museum
dirancang dengan gaya Art Deco oleh
arsitek
Ir.
Menalda
Van
Schouwenburg dan dibangun selama 11
bulan dengan memerlukan tenaga kerja
sebanyak
300
pegawai
serta
menghabiskan dana sebesar 400 Gulden.
Pembangunan
ini
terhitung
dari
pertengahan tahun 1928 hingga tanggal
16 Mei 1929, dimana pada tanggal ini
Geologisch
Laboratorium
atau
Geologisch Museum secara resmi
dibuka. Peresmian tersebut bertepatan
dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu
Pengetahuan Pasifika ke-4 (Fourth
Pacific
Science
Congress)
yang
dilaksanakan di Institut Teknologi
Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Art Deco sendiri memiliki arti gaya
bangunan peralihan dari klasik ke
modern dimana memadu padankan gaya
bangunan
khas
Belanda
dengan
Indonesia.
Sebagai akibat dari kekalahan
pasukan Belanda atas Jeoang pada
perang dunia II, maka keberadaan Dients
Van Den Mijnbouw pun berakhir.
Letjen. H. Ter Poorten yang waktu itu
menjabat sebagai Panglima Tentara
Sekutu di Hindia Belanda menyerahkan
teritorial Indoensia atas nama Pemerintah
Kolonial Belanda kepada Jepang melalui
Letjen.
H.
Imammura
sebagai
Panglima Tentara Jepang. Serah terima
kekuasaan itu terjadi pada tahun 1942 di
Kalijati-Subang.
Dengan masuknya tentara Jepang
ke Indonesia, maka Gedung Geologisch
laboratorium
berpindah
kepengurusannya dan pemerintah Jepang
mengubah namanya menjadi KOGYO
ZIMUSHO lalu berubah lagi menjadi
CHISHITSU CHOSACHO setahun
kemudian. Setelah Indonesia merdeka
pada tahun 1945 maka pengelolaan
Museum Geologi berada dibawah Pusat
Djawatan Tambang dan Geologi
(PDTG/1945-1950). Lalu pada tanggal
19 September 1945, pasukan sekutu
pimpinan Amerika Serikat dan Inggris
yang diboncengi oleh Netherlands
Indies Civil Administration (NICA) tiba
di
Tanjung
Priuk
Jakarta
dan
sesampainya di Bandung mereka berniat
untuk menguasai kembali kantor PDTG
yang sudah dikuasai para pegawai
Indonesia.
Tekanan yang dilancarkan oleh
pasukan Belanda memaksa kantor PDTG
dipindah ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8
Bandung pada tanggal 12 Desember
1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya
terdorong pula oleh gugurnya seorang
pengemudi bernama Sakiman dalam
rangka berjuan untuk mempertahankan
kantor PDTG. Pada waktu itu, Tentara
Republik Indonesia Divisi III Siliwangi
mendirikan Bagian Tambang dimana
para pekerjanya adalah para pegawai
PDTG. Setelah kantor di Rembrant
Straat ditinggalkan oleh para pegawai
PDTG, pasukan Belanda pun mendirikan
Geologisch Dients di tempat itu.
Banyaknya
peperangan
serta
pertempuran, maka sejak Desember 1945
hingga Desember 1949 kantor PDTG
terus berpindah-pindah. Pemerintah
Indonesia berusaha menyelamatkan
dokumen-dokumen
hasil
penelitian
Geologi sehingga harus berpindahpindah
tempat
dari
BandungTasikmalaya-Solo-MagelanngYogyakarta lalu pada akhirnya berpindah
lagi ke Bandung pada tahun 1950. Dalam
usaha
menyelamatkan
dokumendokumen tersebut kepala PUSAT
DJAWATAN
TAMBANG
DAN
GEOLOGI, Arie Frederik Lasut diculik
dan dibunuh para tentara Belanda pada
tanggal 7 Mei 1949. Beliau gugur di
Yogyakarta sebagai bunga bangsa dalam
rangka
mempertahanka
dokumendokumen negara dibidang Geologi.
Sejak saat itu Museum Geologi
mulai
mendapat
perhatian
dari
pemerintah Republik Indonesia dan pada
tahun 1960 Museum Geologi dikunjungi
oleh
Presiden
pertama
Republik
Indonesia yaitu Ir. Soekarno. Pengelola
Museum Geologi yang tadinya dibawah
PUSAT DJAWATAN TAMBANG
DAN GEOLOGI (PDTG) terus
berganti nama dari mulai Djawatan
Pertambangan Republik Indonesia
(1950-1952), Djawatan Geologi (19521956), Pusat Djawatan Geologi (19561957), Djawatan Geologi (1957-1963),
Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi
(1978-2005) lalu sejak tahun 2005
hingga sekarang terus disebut Pusat
Survei Geologi.
Di tahun 1998 Museum Geologi
Bandung mengalami rekontruksi dimana
pemerintah Jepang menyumbangkan
dana sebesar 754,5 yen untuk biaya
pembangunan Museum Geologi dan baru
pada tanggal 22 Agustus tahun 2000
dibuka untuk umum yang diresmikan
oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
pada saat itu yaitu Ibu Megawati
Soekarno Putri yang didampingi oleh
Bapak Soesilo Bambang Yudhoyono
selaku Menteri Pertambangan dan Energi
Republik Indoensia. Peresmian itu
bertepatan dengan event International
Symposium yang bertemakan Toward A
Ahead:
Geological
Museum
in
Changing World yang dihadiri oleh
berbagai ahli bumi dari seluruh dunia.
Mulai tahun 2002 Museum Geologi
melalui Keputusan Menteri ESDM
Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya
berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis
Museum
Geologi
di
lingkungan
Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005
Museum Geologi berada dibawah
naungan Badan Geologi bersama dengan
terbentuknya Badan Geolgi sebagai Unit
Eselon I yang ada di lingkungan
Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral
(DESDM).
Guna
lebih
mengoptimalkan
perannya
sebagai
lembaga yang memasyarakatkan ilmu
geologi maka Museum Geologi juga
mengadakan kegiatan-kegiatan seperti
penyuluhan, pameran, seminar serta
kegiatan
survey
lapangan
untuk
pengembangan
peragaan
dan
dokumentasi koleksi
Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Visi dari Museum Geologi adalah
mewujudkan sumber informasi berupa
dokumentasi koleksi dan warisan Geologi
Indonesi yang profesional untuk masyarakat.
Misi
Misi dari Museum Geologi adalah Produk
sebagai
berikut:
1. Memperagakan dan mengkomunikasikan
koleksi museum
2. Menyediakan informasi dan materi
edukasi Geologi
3. Mendokumentasikan dan
mengkonservasi koleksi museum
4. Melakukan penelitian koleksi dan
pengembangan museum
5. Melakukan pameran museum dan
Geologi
6. Melakukan penyuluhn dan sosialisasi
Geologi
7. Melakukan kerjasama dengan instansi
dan sekolah
8. Melakukan pengelolaan museum secara
profesional
.235
.094
.213
2.498
.014
.930
1.07
Sumber : Hasil Output Data Statistik
(2016)
Berdasarkan Tabel IV.2 dapat
dilihat hasil uji multikoliniearitas. Nilai
tolerance = 0,930. Artinya tolerance > 5.
Sedangkan VIF = 1.075. Artinya, VIF >
5. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolinearitas
pada model ini.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel IV.1
Uji Normalitas
Sumber : Output Olah Data Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
(2016)
X1
N
Normal Parametersa,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Output Data Statistik
(2016)
Model
Constant
Physical_evidence
x2
Y
Gambar
100 IV.3 100
100
43.8400
40.4400
45.3500
Hasil
Uji
4.44431 Heteroskedastisitas
3.49406
3.84649
.121
.084
.078
.121
.078
.078
-.095
-.084
-.077
Pada
Gambar
IV.3
menunjukan
1.206
.837
.781
hasil dari uji heteroskedastisitas. Dapat
.109
.486
.575
dilihat bahwa model uji ini bersifat
homoskedastisitas, yaitu tidak ada titik
yang membentuk pola-pola tertentu
secara teratur, melainkan menyebar
secara acak, baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada
uji ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan Tabel IV.1 dapat dilihat hasil
dari uji normalitas nilai Asymp Sig dari
masing-masing variabel > signifikansi α
(0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data variabel penelitian ini
Uji Autokorelasi
berdistribusi normal.
Tabel IV.4
Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Autokorelasi
Tabel IV.2
Model Summaryb
Uji Multikolinearitas
Adjusted R
Std. Error of the
Standardiz
Model
R
R
Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
Unstandardized
ed
Collinearity
a Statistics
Coefficients
Coefficien 1
.586
.343
.330
3.14903
1.291
T
Sig
ts
Sumber : Hasil Output Data Statistik
Std.
Toleran
(2016) VIF
B
Beta
Error
ce
Pada Tabel IV.4 terlihat hasil
dari
uji
autokorelasi.
Dari tabel tersebut
17.17
4.302
3.993
.000
terlihat bahwa nilai Durbin Watson =
9
1.291 > 2. Dengan hasil ini dapat
.426
.074
.492
5.772
.000
.930
1.075
disimpulkan
autokorelasi.
Model
bahwa
tidak
terdapat
Analisis koefisien determinasi
pada peelitian ini dapat dilihat dari nilai
R square pada tabel berikut ini :
Tabel IV.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel IV.5
Hasil Analisis Regresi Berganda
Standardiz
Unstandardized
ed
Collinearity
Model
R
R Square
Coefficients
Coefficien
Statistics
a
T
Sig
1
.586
.343
ts
B
Std.
Error
Constant
17.17
9
4.302
Physical_evidence
.426
.074
Produk
.235
.094
Beta
3.993
.000
.492
5.772
.000
.213
2.498
.014
Sumber : Hasil Output Data Statistik
(2016)
Pada Tabel IV.5 menunjukkan hasil
uji regresi linier berganda. Apabila
dimasukan ke dalam persamaan regresi
bentuk standard adalah sebagai berikut :
Y
=
17.179 +
0,492x1 + 0,213x2
Persamaan regresi tersebut dapat di artikan
bahwa :
1. Koefisien regresi variabel physical
evidence berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengunjung.
Koefisien regresi x1 sebesar 0,492 dan
bertanda postif dengan signifikansi
0,000. Ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan perubahan nilai physical
evidence akan memberikan
peningkatan skor sebesar 0,492.
2. Koefisien regresi variabel produk
beroengaruh positif terhadap
kepuasan pengunjung. Koefisien
regresi x2 sebesar 0,213 dan bertanda
positif dengan signifikansi 0,000. Ini
menunjukkan bahwa setiap
peningkatan perubahan nilai produk
akan memberikan peningkatan skor
sebesar 0,213.
Berdasarkan keterangan tersebut,
dapat diketahui variabel x yang paling
berpengaruh terhadap variabel y adalah
variabel x1 yaitu physical evidence sebesar
0,492, kemudian diikuti variabel x2 yaitu
produk sebesar 0,213.
1.1.1. Pengujian Hipotesis
1.1.1.1. Analisis Koefisien
Determinasi
Adjusted R
Square
.330
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
3.14903
ToleranSumber : Hasil Output Data Statistik
(2016) VIF
ce
Tabel IV.6 menunjukkan hasil
dari nilai R square yaitu sebesar 0.343
atau 34%. Dengan demikian dapat
.930 diketahui
1.075bahwa physical evidence dan
produk berpengaruh terhadap kepuasan
.930 pengunjung
1.075 sebesar 34%. Sedangkan
sisanya yaitu 66% kepuasan pengunjung
pada Museum Geologi dipengaruhi oleh
variabel lain.
1.1.1.2. Uji Simultan (F)
Uji F pada penelitian ini dapat
diketahui dengan melihat nilai F pada
hasil data yang sudah diolah oleh
program SPSS 17.0 for Windows dalam
tabel berikut ini :
Tabel IV.7
Hasil Uji Simultan (F)
ANOVAb
Sum of
Model
Df
Squares
1
Regression
502.859
2
Residual
961.891
97
Total
1464.750
99
Sumber : Hasil Output Data Statistik
(2016)
Dari Tabel IV.7 dapat
diketahui bahwa nilai F hitung = 25.355
dengan signifikansi hitung = 0.000. Pada
uji ini, batas signifikansi α (0.05), dan
diperoleh F tabel sebesar 3.09. Ini
membuktikan bahwa F hitung > F tabel
dan signifikansi hitung < α, maka
variabel
independen
berpengaruh
signifikan pada variabel dependen secara
simultan. Berdasarkan hasil uji F
tersebut, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak, sementara Ha diterima.
Keterangan:
H0 : Physical evidence dan produk
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pengunjung secara simultan
Ha : Physical evidence dan produk
berpengaruh
signifikansi
terhadap
kepuasan pengunjung secara simultan
1.291
Mean Squ
251.43
9.91
V. Penutup
Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa perhitungan
data statistik, pada penelitian ini dapat
ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
1.
Gambaran mengenai kondisi Physical
Evidence pada Museum Geologi
mendapatkan nilai sebesar 4.383 dan
berada diantara nilai interval 4.080
dan 5.040. Hasil ini membuat
Physical Evidence dapat dikatakan
dalam kategori baik. Walaupun
demikian, masih perlu ditingkatkan,
karena pada beberapa pernyataan
kuesioner yang diajukan masih
mendapat respon yang kurang
memuaskan. Salah satunya pada
pernyataan mengenai alat penunjang
informasi.
2.
Gambaran mengenai produk pada
Museum Geologi mendapatkan nilai
sebesar 4.041 dan berada diantara
nilai interval 3.400 dan 4.200. Hasil
ini membuat produk/koleksi dalam
kategori baik. Walaupun demikian,
masih perlu ditingkatkan kembali,
mengingat masih ada beberapa
pernyataan kuesioner yang diajukan
masih mendapat respon yang kurang
memuaskan. Salah satunya pada
pernyataan mengenai bahwa kualitas
produk/koleksi tidak mudah rusak.
3.
Berdasarkan
hasil
koefisien
determinasi didapat nilai r square
sebesar 0.343 atau 34%. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa
Physical Evidence dan produk
berpengaruh positif negatif terhadap
kepuasan pengunjung sebesar 34%
dan 66% dipengaruhi oleh variabel
lain yag tidak diteliti dalam penelitian
ini. Selain itu, dengan hasil uji
simultan (F) didapat nilai f hitung =
25.355 dengan signifikansi hitung =
0.000.
Kemudian
dengan
menggunakan batas signifikansi (α)
0,05 diperoleh nilai f tabel = 3.09.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa f hitung > f tabel dan
signifikasi hitung < α, maka, sesuai
dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh physical
evidence dan produk terhadap
kepuasan pengunjung, itu artinya Ha
diterima.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat pada
penelitian ini, ada beberapa hal atau saran
yang ingin diberikan, diantaranya :
1.
Pihak Museum Geologi memiliki
kewajiban
untuk
memberikan
pelayanan yang maksimal kepada
para pengunjung yang berdatangan.
Dalam hal ini masih ditemukan
beberapa peralatan yang mengalami
error atau mati. Oleh sebab itu, pihak
Museum Geologi harus lebih
memperhatikan dan meningkatkan
kualitas physical evidence dengan
cara melakukan pengecekan terhadap
semua alat penunjang baik dilantai
bawah dan atas dalam waktu satu
bulan sekali. Hal itu untuk
mengantisipasi agar tidak terjadi
kerusakan yang dapat mengganggu
kegiatan operasional di Museum
Geologi.
2.
Produk/koleksi yang ada sudah
dipandang baik dan menarik oleh
pengunjung, akan tetapi masih
ditemukan beberapa yang sering
mengalami kerusakan salah satuya
simulator gempa. Tentunya ini
menjadi salah satu permasalahan bagi
pihak Museum Geologi, karena
beberapa pengunjung mungkin ingin
merasakan sensasi dari produk
tersebut. Oleh sebab itu, pihak
Museum Geologi harus mengamati
atau
meningkatkan
kualitas
produk/koleksi yang ada dengan cara
selalu mengecek kembali seluruh
produk yang ditampilkan dalam
kurun waktu satu bulan sekali baik itu
penempatan dan kebersihan. Dengan
tujuan agar produk atau koleksi dapat
terpelihara dan teramati dengan baik.
3.
Dengan adanya pengaruh yang
diberikan oleh Physical Evidence dan
produk
terhadap
kepuasan
pengunjung pada museum, pihak
Museum Geologi harus lebih
memperhatikan
kembali
dan
meningkatkan kualitas pelayanan
fisik (Physical Evidence) dan juga
kualitas produk atau fosil yang
dipamerkan. Dengan meningkatkan
kualitas, Physcal Evidence dan
produk di Museum Geologi dapat
membuat pengunjung merasa puas.
4.
Untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk meneliti variabel-variabel
independen diluar produk dan
Physical Evidence yang dapat
mempengaruhi variabel dependen
yaitu kepuasan pengunjung.
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian
Sosial Dan Pendidikan Teori –
Aplikasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Daftar Pustaka
Abdullah, Thamrin, dan Francis Tantri.
2012. Manajemen Pemasaran, PT.
Raja Grafindo Persada, Depok
Daryanto, dan Ismanto Setyabudi. 2014.
Konsumen dan pelayanan Prima,
Gava Media, Yogyakarta
Hurriyati, Ratih.2010.Bauran Pemasaran dan
Loyalitas Konsumen, Alfabeta,
Bandung
Lupiyoadi, Rambat.
Pemasaran
Kompetensi,
Jakarta
2013. Manajemen
Jasa
Berbasis
Salemba
Empat,
Narbuko, Cholid, dan Abu Achmadi. 2012.
Metodologi
Penelitian,
Bumi
Aksara, Jakarta
Noor, Juliansyah. 2014. Analisis Data
Penelitian Ekonom & Manajemen,
PT Grasindo, Jakarta
Ratnasari, Ririn Tri, dan Mastuti H Aksa.
2011. Manajemen Pemasaran Jasa.
Saladin, Djaslim.2013. Perilaku Konsumen
dan Pemasaran Strategik, CV.
Agung Ilmu, Bandung:
Sangadji, Mamang Etta, dan Sopiah. 2014.
Perilaku
Konsumen,
Andi
Publisher, Yogyakarta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis,
Alfabeta, Bandung
_______.
2014.
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,
Alfabeta, Bandung
_______.
2015.
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,
Alfabeta, Bandung
Tan, Rio Budi Prasadja. 2010. Kunci Sukses
Memasarkan
Jasa
Pariwisata,
Erlangga, Bandung
Tjiptono, Fandy. 2011. Pemasaran Jasa,
Bayumedia Publishing , Sleman
Sumber Internet
Syarifuddin,
Didin.
2013.
Tourism
Destination Service Quality To Tourist
Satisfaction.
Bandung:
Manajemen
Pariwisata,
STP
ARS
Internasional.
http://www.researchgate.net/profile/Didin_S
yarifuddin/publication/287206496_Tourism
_Destination_Service_Quality_to_Tourist_S
atisfaction/links/56735bad08aee7a42743886
b.pdf?inViewer=0&pdfJsDownload=0&orig
in=publication_detail (25 Mei 2016).
Download