Pengantar Ilmu Hubungan Internasional

advertisement
Ruang Lingkup dan Perkembangan
Ilmu Hubungan Internasional
Penyaji : Hartanto, S.I.P, M.A.
Prodi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Respati Yogyakarta
MENGAPA BELAJAR HI ?
Seluruh penduduk dunia terbagi kedalam
wilayah komunitas politik yang terpisah, atau
negara-negara merdeka.
 Negara-negara itu membentuk sistem
internasional yang kemudian menjadi sistem
global.
 Ada berapakah negara merdeka saat ini ?

APAKAH ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
ITU?


Ilmu yang mempelajari hubungan antar negara yang
dilakukan oleh pemerintah, organisasi non pemerintah,
dan individu yang khususnya mempunyai tujuan
politik,(tetapi juga ekonomi, dan sosial-budaya )
Karen Mingst menyatakan International Relations is the
study of interactions among the various actors that
participate in international politics, including states,
international organizations, non governmental
organizations, sub national entities like bureaucracies and
local government, and individuals.
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
NEGARA
WILAYAH
POLITIK LUAR NEGERI
PENDUDUK
PEMERINTAHAN
DIPLOMASI
POLITIK INTERNASIONAL
PERANG
KONFLIK
KERJASAMA
LOKASI
KUANTITAS
BENTUK
SEJARAH
SEBAB2
SEBAB2
BILATERAL
KONDISI
KUALITAS
SISTEM
UNSUR
MACAM2
RESOLUSI
REGIONAL
FUNGSI
HUKUM INT
MULTI
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL MENURUT
KONFERENSI UNESCO 1948
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
POLITIK INTERNASIONAL
ORGANISASI DAN ADMINISTRASI INT
HUKUM INTERNASIONAL
PERKEMBANGAN ILMU HI
Ilmu hubungan internasional adalah satu
disiplin ilmu yang relatif masih baru.
Pertumbuhannya sebagai disiplin ilmu
tersendiri dimulai sejak akhir Perang Dunia I
(PD I), dan selanjutnya perkembangannya
sangat pesat sejak akhir Perang Dunia II (PD II)
dengan munculnya kekuatan-kekuatan besar
seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam
 pertarungan politik dunia.

LANJUTAN


Kajian hubungan internasional menjadi sangat menarik
perhatian masyarakat dunia terutama negara-negara besar
ketika itu karena pengalaman mereka sejak sebelum PD II
hingga berakhirnya peranag tersebut menyisakan beberapa
pertanyaan mendasar bagi mereka.
Diantara pertanyaan-pertanyaan itu adalah bagaimana mereka
menentukan kebijakan kedepan terutama dalam menghadapi
pola perimbangan kekuatan dunia? Apa dasar utama bagi
mereka menentukan kebijakan terhadap negara-negara lain?
Bagaimana menentukan dasar kebijakan tersebut?


Menurut catatan Steve Smith dalam buku The Study of International
Relations, The State of The Art1 bahwa awal perkembangan ilmu hubungan
internasional menjadi satu disiplin ilmu tersendiri baru dimulai segera
setelah Perang Dunia I (PD I). Sebelum PD I, terutama merujuk
perkembangan di Eropa umumnya, khususnya di Inggris, kajian hubungan
internasional dipelajari secara terpisah diberbagai cabang ilmu seperti
dalam bidang hukum, sejarah, dan falsafah.
Bidang lain yang turut mengkaji ilmu hubungan internasional ketika itu
adalah bidang ekonomi terutama yang berkaitan dengan perdagangan
internasional. Pendekatan-pendekatan dari bebagai bidang ilmu ini tidak
cukup memuaskan untuk memahami intisari hubungan internasional yang
sebenarnya.
PERKEMBANGAN TEORI HI SECARA UMUM


IDEALIS. Pemikiran idealis ini berkembang sejak akhir PD I
hingga PD II (1920-an hingga 1930-an). Pemikiran idealis ini
tampil menawarkan kepada para pengambil kebijakan di
berbagai negara sebuah tata cara untuk menghindari perang.
Namun kenyataannya selama dekade 1920-an dan 1930-an
ketegangan akibat pacuan senjata di Eropa terus meningkat.
Aliasi militer Triple Etente (Inggris, Perancis, Rusia) dan Triple
Alliance (Jerman, Italia, Austria) terbentuk dan saling
berhadapan. LBB tumbuh menjadi lembaga yang digunakan
sebaga ajang membangun kekuatan bagi negara-negara besar
Eropa sehingga lembaga yang dibentuk atas dasar cita-cita
perdamaian dunia justru berubah menjadi wilayah konflik.
REALIS


Kegagalan paradigma idealis dalam menjelaskan kenyataan
hubungan internasional pada dekade 1930-an mendapat
tanggapan dengan lahirnya paradigma alternatif yang dikenal
sebagai paradigma realisme.
Paradigma realisme ini muncul pada era pasca PD II (1940-an)
dan secara umum adalah paradigma yang paling dominan,
paling tidak dominasinya berlangsung hingga dekade 1980-an.
Kemunculan paradigma realisme ini juga tidak terlepas dari
tampilnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan pada era
dan pasca PD II. Bahkan ada kecenderungan pemerintah
Amerika mendorong diperkuatnya kajian hubungan
internasional untuk memetakan tindakan negara adi daya ini
kedepan.
MARXISM

Marxism muncul sebagai reaksi terhadap
paradigma idealis atau liberalis.
APA SAJA RUANG LINGKUP ILMU HUBUNGAN
INTERNASIONAL ?
Mengutip dari buku Karl W. Deutch dengan judul yang sama yaitu
analisis hubungan internasional (1978), Mohtar Mas’oed
mengemukakan tentang dua belas kelompok pertanyaan yang sering
menjadi substansi studi Hubungan Internasional, yaitu:

bangsa dan dunia;

proses transnasional dan interdependensi internasional;

perang dan damai;

kekuatan dan kelemahan;

politik internasional dan masyarakat internasional;

kependudukan versus pangan, sumber daya alam, dan lingkungan;

kemakmuran dan kemiskinan;

kebebasan dan penindasan;

persepsi dan ilusi,

apati, dan aktivitas;

revolusi dan stabilitas;

identitas dan transformasi.
RUANG LINGKUP ILMU HUBUNGAN
INTERNASIONAL SECARA TRADISIONAL

1.
2.
3.

1.
2.

1.
2.
NEGARA DENGAN SEGALA KOMPONENNYA.
Geografi /Wilayah
Penduduk
Pemerintahan
POLITIK LUAR NEGERI
Diplomasi
Perang
POLITIK INTERNASIONAL
Konflik
Kerjasama
NEGARA



STATE is a legal geopolitical entity that has a
permanent population, defined territory, and a
legitimate government. Entitas yang berdiri akibat
munculnya perjanjian westphalian 1648 yang
memisahkan negara dan agama.
NATION refers much more specifically to a group of
people who feel themselves bound together by
strong cultural, historical, religious, or linguistic
ties.
NATION STATE a nation with a political construct,
i.e. territorially defined boundaries, legal
government, and foreign recognition.
TREATY OF WESTPHALIA 1648
The peace treaty that concluded the Thirty
years of war in Europe, and also the recognition
of a completely new political entity, the
sovereign state.
 Sovereignty is the fundamental right of the
state to perpetuate and govern itself, subject to
no higher political authority

NATIONALISM
Nationalism can be defined as a state of mind in
which the individual’s loyalty is directed totally
toward the nation state on behalf of a nation
 Nationalism as a Positive Force : Creating National
Identity, equally intense sense of belonging.
 Nationalism as a Destructive Force; Minority
problems, irredentism, Separatism, Chauvinism,
Ultra nationalism.

GEOGRAPHY


1.
2.
3.
Geography can be defined as land and
location.
Geography can be played a major in
determining power depends on:
Size or land mass
Natural Resources
Location
GEOPOLITIK
Geopolitik ialah ilmu yang mempelajari
hubungan antara kebijakan politik dengan
kondisi geografis atau informasi geografis
untuk pembuatan politik luar negeri.
 Geopolitics is a science that would relate the
importance of land and location to local and
global power

NATURAL RESOURCES
FOOD
 ENERGY AND RAW MATERIALS: OIL, IRON ORE,
COAL.
 MINERAL, DIAMOND, GOLD, ETC.
 WOOD

POPULATION

1.
2.
3.
4.
5.
A nation’s population is a major component of
national power, it is depends on:
Quantity
Quality
Distribution
Composition
Morality
DIPLOMACY
Diplomacy can be defined as the political craft
of discussion and negotiation on a government
to government level.
 The management of relations between states
and other actors.
 From a state perspective diplomacy is
concerned with advising, shaping, and
implementing foreign policy.

WAR

Warfare, use of force on the part of two or more nations or
other organized groups for the purpose of deciding
questions at issue that cannot be settled by diplomatic
means. Warfare takes a variety of forms besides organized
military confrontations—among them insurrections,
revolutions, coups d'état, guerrilla warfare, and terrorism. A
state of war can also exist without actual recourse to arms,
such as the cold war.

THE CONDUCT OF WARFARE The military institutions of a
nation and the way it wages war are determined principally
by its form of government, social structure, economic
strength, and geographical position. Before World War II,
the United States, taking advantage of its isolated
geographical positions, maintained only a small standing
army and depended on its navy and that of Britain.
PERANG DUNIA


PERANG DUNIA I
PERANG ANTARA
ALLIED FORCES
DIPIMPIN INGGRISPERANCIS MELAWAN
CENTRAL POWER
DIPIMPIN JERMAN


PERANG DUNIA II
PERANG ANTARA
KEKUATAN FACISME
YANG DIPIMPIN JERMAN
VS KOALISI INGGRISPERANCIS
POLITIK INTERNASIONAL
CIRI UTAMA
KONFLIK
KERJASAMA
INTERNAL
BILATERAL
REGIONAL
REGIONAL
INTERNASIONAL
MULTILATERAL
CONFLICT










INTERNAL
SEPARATISME
COUP D’ETAT
INSURRECTION
REGIONAL
BOUNDARY DISPUTES
TERRITORIAL
POSITIONAL
FUNCTIONAL DISPUTES
TRANSBOUNDARY
RESOURCE DISPUTES







INTERNATIONAL
OCCUPATION
ANNEXATION
IMPERIALISM
AGGRESSION
COALITION
ISOLATION
COOPERATION





MULTILATERAL
UNITED NATIONS
INTERNATIONAL RED
CROSS
ORGANIZATION OF
ISLAMIC
CONFERENCE
OPEC








BILATERAL
INDONESIA – AUSTRALIA
US – RUSSIA,ETC
REGIONAL
ASEAN
AFTA
APEC
EUROPEAN UNION
PATTERN OF INTERNATIONAL POLITIC




MULTIPOLAR
FULL OF CONFLICTS I.E.
WORLD WAR I & II

UNIPOLAR
FULL OF CONFLICTS I.E
IRAQI WAR, ARAB-ISRAELI
WAR



BIPOLAR
FULL OF CONFLICTS I.E
THE COLD WAR
TRIPOLAR
MORE PEACEFUL
INTERNATIONAL LAW



PRINCIPLES , RULES, STANDARDS THAT GOVERNS
NATIONS AND OTHER PARTICIPANTS IN
INTERNATIONAL AFFAIRS IN THEIR RELATIONS WITH
ONE ANOTHER.
Ialah Hukum yang mengatur hubungan antar orang,
instansi, dan negara yang melampaui perbatasannya,
juga mengatur hubungan antar organisasi
internasional di tingkat regional maupun global.
Hukum yang mengatur hubungan manusia, barang,
dan jasa di tingkat internasional.
FUNGSI HUKUM INTERNASIONAL
RESOLUSI KONFLIK GLOBAL DAN REGIONAL
 MENGATUR WILAYAH YANG BUKAN MENJADI
MILIK SIAPAPUN , MISAL ANGKASA LUAR, DAN
LAUT BEBAS.
 MENCEGAH PENJAJAHAN NEGARA ATAS
NEGARA
 MENCIPTAKAN PERDAMAIAN INTERNASIONAL

KESULITAN PENERAPAN HKI



Law of Enforcement sukar diterapkan karena setiap
negara mempunyai kedaulatan
Alat Law of Enforcement seperti PBB dengan
International Court of Justice-nya masih belum
matang.
Sangsi sangsi yang diberikan oleh alat Law of
Enforcement seperti Resolusi DK PBB berupa sangsi
ekonomi maupun militer seringkali tidak efektif.
TOKOH HUKUM INTERNATIONAL
Jaksa Belanda yang bernama Hugo Grotius
(1625).
 Tulisannya berjudul De Jure Belli ac Pacis ( On
the Law of War and Peace )
 Pikiran Grotius mengilhami Konggres Peace of
Westphalia 1648 yang mengakhir Perang 30
tahun di Eropa , dan penekanan pada
pemilikan souvereignty bagi setiap negara

AWAL HUKUM INTERNASIONAL


TREATIES : kesepakatan yang dibuat oleh 2 negara
atau lebih tetapi juga dapat dibuat oleh organisasi,
nama kesepakatan tersebut bisa bernama ;
agreement, convention, protocol, pact, atau covenant.
CONGGRESS OF VIENNA 1815 yang kemudian
mempengaruhi lembaga-lembaga internasional:
peraturan untuk prosedure diplomatik, perturan
tentang perlakuan terhadap utusan-utusan
diplomatik.
•THE CONFERENCE OF PARIS 1856 :
Deklarasi Hukum Laut Internasional ( Larangan
menggunakan kapal-kapal pribadi untuk
perang).
• KONFERENSI , KONVENSI GENEVA I, 1864,
Konferensi yang mengatur korban perang dan
perlakuan Tim medis.
•KONFERENSI PERDAMAIAN 1899 DAN
1907 Di Den Haag Belanda, Konferensi untuk
menghindari perang, pada tahun 1899
Konferensi ini menghasilkan Permanent Court
of Arbitration
PERANGKAT HK INTERNASIONAL
International Court of Justice (menyelesaikan
sengketa antara negara)
 International Criminal Court (memperkarakan
orang yang melakukan kejahatan atas orang
lain)
 Private International Law
 The International Human Rights Law.
 The International Criminal Law

METODE DALAM HI


Tradisional, tradisionalis menganggap bahwa
metode saintisme tidak bisa diterapkan dalam
Hubungan Internasional, karena manusia itu
begitu kompleks dan tidak bisa diprediksikan.
Saintifik, Saintisme (scientism) adalah
kepercayaan atau anggapan bahwa kekakuan
akademik dan metode-metode ilmu fisika bisa
digunakan pada semua disiplin ilmu, termasuk
ilmu sosial.
DENGAN MENGGUNAKAN METODE APA KITA
BELAJAR HI?



Kita mempelajari Hubungan Internasional bisa dengan
menggunakan metode saintifik ilmu sosial atau
pendekatan tradisional sekaligus.
Dalam penelitian Hubungan Internasional, setelah
masalah penelitian dirumuskan, tinggal memilih
metode mana yang akan digunakan.
Yang penting bagi para ilmuwan Hubungan
Internasional adalah ada teori yang membimbing
mereka sewaktu mereka meneliti/ mengeksplorasi
studi Hubungan Internasional. Jika mereka tidak bisa
menemukan teori, maka akan digunakan pendekatan
(approach).
LEVEL ANALISA DALAM HI


Untuk memahami dan mempelajari fenomena
hubungan internasional yang rumit dan kompleks, kita
perlu memfokuskan studi kita pada tingkat-tingkat
analisa (level of analysis), yakni pada level faktor-faktor
yang mempengaruhi fenomena hubungan
internasional.
Istilah level of analysis diperkenalkan pada studi
Hubungan Internasional oleh J. David Singer ketika ia
mereview tulisan KN Waltz tentang perang bulan April
1960. Setahun kemudian (1961), david Singer menulis
karangan berjudul “The Level of Analysis Problem in
International Relations”
LEVEL ANALISA MENURUT BRUCE RUSSETT
DAN HARVEY STARR






pembuatan keputusan individual dan
karakteristiknya;
peran yang dimiliki pembuat keputusan;
struktur pemerintahan tempat pembuat
keputusan berada;
Masyarakat dan karakteristiknya;
hubungan-hubungan yang ada antara pembuat
keputusan negara bangsa dan aktor-aktor
internasional lain;
Sistem dunia.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
SEKIAN
Download