The IPM Paradigm : Concepts, Strategies and Tactics 1. Sejarah

advertisement
Nama
NIM
Kelas
: Elok Duwita P
: 135070301111061
: A1
The IPM Paradigm : Concepts, Strategies and Tactics
1. Sejarah
Sejak jaman nenek moyang yang terdahulu hama merupakan kompetitor manusia.
Kompetisi untuk makanan ini dimulai semenjak manusia mengenal bercocok tanam.
Untuk mengontrol hama pada masa itu manusia menggunakan cara yang langsung seperti
diambil dengan tangan kosong dan menghancurkan serangga, menarik atau memmotong
rumput dan membuang akarnya dari sumber makanan.
Sekitar 4 abad yang lalu mulailah muncul pestisida untuk mengontrol hama. Salah
satu contohnya adalah penggunaan senyawa yang diekstrak dari tanaman oleh manusia
mesir kuno yang berguna untuk mengendalikan serangga.
Pada abad ke-16 orang – orang Eropa menemukan sejumlah daftar tanaman
insektisida dan senyawa aktiv mereka untuk mengendalikan hama.
Pada akhir tahun 1800-an, ditemukanlah senyawa anorganik yang memberikan efek
insektisida dan fungisida yang mengesankan, seperti paris green (cupric acetoarsenite),
insektisida sintetik yang pertama. Insektisida ini berhasil mengontrol kumbang kentang
kolorado. Pada tahun – tahun berikutnya, senyawa lain yang menghambat pertumbuhan
fungi ditemukan, seperti yang mengandung merkuri.
Tahun 1939, DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane) ditemukan, penemuan ini
merupakan awal dari era insektisida modern. Awalnya ini dianggap sebagai keajaiban
dalam mengontrol serangga. Selama perang dunia ke-2 DDT digunakan untuk mencegah
beberapa penyakit yang ditularkan oleh serangga-vektor seperti demam kuning, tifus, dan
malaria. Namun pada tahun 1946 dilaporkan bahwa lalat rumah resisten terhadap DDT di
Swedia dan Benmark. Pada tahun-tahun berikutnya timbullah masalah baru seperti adanya
resisten, konsentrasi dari chlorinated hidrokarbon insektisida di rantai makanan, turunnya
jumlah populasi predator dan parasit,wabah sekunder hama dan sisa insektisida yang tidak
diinginkan di buah dan sayur.
2. Konsep IPM
Pada awalnya pengendalian terpadu didefinisikan sebagai penerapan kontrol hama
yang mengkombinakasikan dan mengintegrasikan kontrol biologi dan kimia dengan
menggunakan economic treshold (yaitu keadaan dimana populasi hama yang meningkat
harus dicegah ) untuk menentukan kapan pengendalian kimia harus digunakan untuk
mencegah hama mencapai econimic injury level (yaitu suatu keadaan dimana jumlah
populasi paling rendah yang akan menyebabkan kerusakan ekonimi).
Hal ini kemudian berkembang, pada tahun 1998 Kogan mengenalkan beberapa poin
penting mengenai IPM yaitu :
a. Integration berarti penggunakan yang harmonis bebrapa metode untuk
mengendalikan hama tunggal maupun beberapa hama
b. Pest adalah organisme yang merugikan manusia, termasuk invertebrata dan hewan
vertebrata, patogen, dan gulma
c. IPM adalah usaha multidisiplin
d. Manajemen disebut satu set aturan keputusan berdasarkan prinsip ekologi dan
pertimbangan ekonomi dan sosial.
Dalam IPM Road Map (Mei, versi 2004) IPM didefinisikan sebagai:
“... berlangsung lama, berbasis ilmu pengetahuan, proses pengambilan keputusan
yang mengidentifikasi dan mengurangi risiko dari hama dan strategi manajemen yang
terkait hama. Ini mengkoordinasikan penggunaan biologi hama, informasi lingkungan, dan
teknologi yang tersedia untuk mencegah tingkat kerusakan hama yang tidak diinginkan
dengan cara yang paling ekonomis, sementara memberikan dampak yang sedikit pada
orang, properti, sumber daya, dan lingkungan. IPM memberikan strategi yang efektif
untuk mengelola hama di semua arena dari daerah pemukiman dan masyarakat maju
hingga tanah liar. IPM berfungsi sebagai payung untuk memberikan keefektivan,
mencakup semua, pendekatan berisiko rendah untuk melindungi sumber daya dan orangorang dari hama.”
3. Strategi dan Taktik Manajemen Hama
Umumnya penggunaan strategi ini berujuan untuk mengurangi status hama ketika
menangani masalah menggunakan manajemen hama. Ada bebrapa strategi yang mungkin
dapat dimodifikasi antara satu dengan yang lain sesuai dengan karakteristik hama
manajemen keuangan. Berikut adalah strategi yang dapat dikembangkan :
a. Tidak melakukan apa-apa
Strategi ini digunakan apabila hama tidak memberikan kerusakan langsung pada
host, dan jumlah hama dibawah dari ambang batas sehingga tidak menyebabkan
kerugian ekonomi. Tidak ada taktik pada strategi ini, bukan berarti tidak melakukan
upaya apapun namun harus ada upaya pengamatan apakah hama cocok dengan
strategi ini dan penngaruh lingkungan dapat mengurangi hama.
b. Mengurangi jumlah hama
Strategi ini sering digunakan bila jumlah hama mencapai ambang batas atau cara
pencegahan berdasarkan permasalahan dahulu. Tujuan dari strategi ini adalah
mengurangi jumlah hama. Strategi ini paling sering digunakan dan mempunyai
banyak taktik seperti inang yang resisten, insektisida, feromon, perangkap mekanik,
musuh alami, pengatur pertumbuhan seragga, pelepasan serangga yang distrerilkan
dan modifikasi lingkungan.
c. Mengurangi kerentanan inang terhadap kerusakan hama
Strategi ini tidak memodifikasi populasi hama, tetapi sebaliknya strategi ini
memodifikasi inang dan hubungan inang dengan hama sehingga kurang rentan
terhadap serangan hama.
d. Menggabungkan antara strateggi mengurangi populiasi dan mengurangi kerentanan
inang.
Pendekatan yang beragam akan menghasilkan efek yang lebih baik dibandingkan
hanya menggunakan satu pendekatan strategi.
4. Contoh Implementasi IPM yang Telah Berhasil
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan IPM yang telah berhasil :
a. Manajemen ekologi lingkungan : strategi push-pull
b.
c.
d.
e.
Strategi push-pull ini menggunakan kombinasi antara perilaku dan modifikasi
stimulasi untuk hama sehingga dapat memanipulasi distribusi hama. Ini bertujuan
untuk mengurangi jumlah hama. Hama akan diusir dari inang atau sumber daya lain
menggunakan suatu rangsangan (teknik push). Pada waktu yang bersamaan hama
akan tertarik (teknik pull) oleh rangsangan yang sangat jelas dan menarik, sehingga
hama hanya akan terkonsentrasi pada rangsangan ini dibandingkan dengan inangnya.
Kontrol biologi : kaktus prickly pear dan ngengat kaktus
Kaktus prickly pear merupakan gulma yang sangat tumbuh pesat di Australia. Sudah
banyak sekali usaha yang dilakukan mulai dari menggunakan metode mekanik, kimia
dan budaya namun hasilnya tetap tidak berhasil. Hingga pada tahun 1927, ngengat
kaktus (Cactoblastis cactorum) yang dikonfirmasi hanya memakan prickly pear
diimport, usaha ini berhasil dan merupakan salah satu kampanye pengendalian
biologis yang paling sukses.
Teknik serangga steril
Dalam teknik ini, ada upaya pembebasan serangga-serangga yang telah disterilkan
secara sengaja yang bertujuan untuk menurunkan jumlah hama. Salah satu contoh
dari teknik ini adalah pemberantasan screwworm di Amerika. Lalat dewasa akan
meletakkan telurnya pada luka yang terbuka, larva tersebut akan memakan jaringan
sehingga akan memperparah luka. Pada teknik ini lalat betina akan diradiasi sehingga
tidak akan menghasilkan telur yang layak. Sedangkan lalat jantan juga disterilkan
sehingga ketika mereka kawin dengan betina tipe liar, maka tidak akan ada telur yang
layak diproduksi.
Tanaman transgenik
Contoh dari teknik ini adalah hibrida jagung, dimana benih ini secara genetik diubah
ke ekspresi gen dari bakteri tanah (Bacillus thuringiensis) yang menghasilkan suatu
jenis protein yang merupakan racun dari larva eropa corn borer. Larva tersebut akan
mati hanya karena beberapa gigitan dari jagung hibrida. Selain memberikan efek
mematikan pada larva, tanaman ini menurunkan penggunaan insektisida.
Pengatur pertumbuhan serangga : rayap
Hama rayap merupakan hama yang paling sering ditemui, ada beberapa cara untuk
mengendalikan rayap. Salah satu dan yang paling terbaru adalah menggunakan
sistem umpan, sistem ini menggunakan pengatur pertumbuhan serangga. Pada
dasarnya ada 2 komponen pada sistem ini, yaitu : sumber makanan rayap seperti
balok kayu dan termisida dengan aksi yang lambat, seringkali disebut regulator
pertumbuhan serangga (diflubenzuron, hexaflumuron atau noviflumuron) cara
kerjanya dengan mencegah pembentukan kitin pada kutikula serangga. Rayap yang
memakan termisida tidak langsung mati, tetapi melalui rayap pekerja yang
menemukan umpan regulator pertumbuhan serangga kemudian akan diteruskan ke
anggota koloni, sehingga pada akhirnya menyebablan penurunan atau bahkan
pengeliminasian seluruh koloni. Keuntungan dari sistem ini adalah tidak
mengganggi, ramah lingkungan, lebih aman dibandingkan insektisida tanah, target
khusus untuk rayap dan mengurangi sejumlah kimia yang diperlukan.
Kekurangannya adalah butuh waktu yang lama untuk membasmi koloni rayap.
Download