analisis laporan keuangan sebagai dasar dalam menilai kinerja

advertisement
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM MENILAI
KINERJA KEUANGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
BANGLI
Gusti Ayu Yuni Antari
Jurusan Pendidikan Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Bangli dilihat dari rasio kemandirian pada tahun 2014, (2) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Bangli dilihat dari rasio efektifitas pada tahun 2014 dan (3) kinerja keuangan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Bangli dilihat dari rasio efisiensi pada tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara yang di analisis
dengan analisis rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio kemandirian
tahun 2014 tergolong mandiri. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio kemandiriannya sebesar
135,44% 100%. (2) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio
efektifitas tahun 2014 tergolong efektif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio efektifitasnya sebesar
149,56% 100%. (3) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio
efisiensi tahun 2014 tergolong efisien. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio efisiensi sebesar
85,70% 100%.
Kata kunci: Analisis Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan
Abstract
This research is aimed to know (1) financial performance of RSUD Bangli Hospital seen from the
independence ratio in 2014, (2) financial performance RSUD Bangli Hospital seen from the effectiveness
ratio in 2014, and (3) financial performance RSUD Bangli Hospital seen from the efficiency ratio in 2014.
This type of research is descriptive quantitative. Data collected by the method of documentation and
interviews which analyzed by the independence ratio, the effectiveness ratio, and the efficiency ratio. The
result of this research showed that (1) financial performance RSUD Bangli Hospital based on the
independence ratio in 2014 classified as independent. This can be seen from calculation independence
ratio of 135,44% 100%. (2) financial performance RSUD Bangli Hospital based on effectiveness ratio
in 2014 classified as effective. This can be seen from calculation of effectiveness ratio of 149,56%
100%. (3) financial performance RSUD Bangli Hospital based on efficiency ratio in 2014 classified as
efficient. This can be seen from calculation efficiency ratio of 85,70% 100%.
Keywords: Analysis Financial Statement, Financial Performance
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
PENDAHULUAN
Perusahaan sebagai salah satu
bentuk organisasi pada umumnya memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam
usaha untuk memenuhi kepentingan para
anggotanya.
Setiap
perusahaan
mempunyai kinerja yang berbeda-beda
sesuai dengan kemampuan dari setiap
komponen yang ada pada perusahaan
dalam menunjukkan prestasi kerjanya.
Kinerja merupakan aktivitas dari setiap
organisasi atau perusahaan selama periode
tertentu. Kinerja ini perlu untuk diukur dan
dinilai agar setiap perusahaan mengetahui
keadaan yang lebih akurat tentang
perusahaannya. Indikator kinerja adalah
ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk
dapat menggambarkan tingkat pencapaian
sasaran dan tujuan organisasi, baik pada
tahap
perencanaan,
tahap
pelaksanaanmaupun
tahap
setelah
kegiatan selesai (Dally, 2010). Menurut
Sawir, Agnes (2003:117) “kinerja keuangan
adalah gambaran setiap hasil ekonomi
yang mampu diraih oleh perusahaan
perbankan pada periode tertentu melaui
aktivitas-aktivitas
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan secara efisien
dan
efektif
yang
dapat
diukur
perkembangannya dengan mengadakan
analisis terhadap data keuangan yang
tercermin dalam laporan keuangan”.
Menurut Handoko, (2000) penilaian kinerja
(Performance appraisal) pada dasarnya
merupakan
faktor
kunci
guna
mengembangkan suatu organisasi secara
efektif dan efisien, karena adanya kebijakan
atau program yang lebih baik atas sumber
daya manusia yang ada dalam organisasi.
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk
menekan perilaku yang tidak semestinya
dan untuk merangsang serta menegakkan
perilaku yang semestinya diinginkan melalui
umpan balik hasil kinerja pada waktunya
memberikan penghargaan, baik yang
bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Adanya
penilaian
kinerja
mengakibatkan
manajemen puncak dapat memperoleh
dasar yang obyektif untuk memberikan
kompensasi sesuai dengan prestasi yang
disumbangkan
masing-masing
pusat
pertanggungjawaban kepada perusahaan
secara keseluruhan. Semua ini diharapkan
dapat
memberikan
motivasi
dan
rangsangan pada masing-masing bagian
untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
Penilaian kinerja keuangan merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen agar dapat memenuhi
kewajibannya terhadap para penyandang
dana dan juga untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Cara
untuk mengetahui baik buruknya kinerja
keuangan dalam suatu perusahaan dapat
diketahui dengan cara menganalisis suatu
laporan keuangan.
Menurut
Kasmir
(2008)
ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
analisis laporan keuangan misalnya
sebagai alat forecasting mengenai kondisi
dan kinerja keuangan di masa mendatang.
Ada beberapa teknik yang biasanya
digunakan dalam melakukan suatu analisis,
dimana salah satunya adalah analisis rasio.
Menurut Jumingan (2008:118) “rasio dalam
analisis laporan keuangan adalah angka
yang menunjukkan hubungan antara suatu
unsur dengan unsur lainnya dalam laporan
keuangan. Hubungan antara unsur-unsur
laporan keuangan tersebut dinyatakan
dalam bentuk matematis yang sederhana”.
Menurut Van Horne (2005:234) “Rasio
keuangan adalah alat yang digunakan
untuk menganalisis kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Kita menghitung
berbagai rasio karena dengan cara ini kita
bisa mendapatkan perbandingan yang
mungkin akan berguna daripada berbagai
angka mentahnya sendiri”. Analisis rasio
merupakan salah satu dari teknik analisis
yang dapat memberikan petunjuk yang
meggambarkan
kondisi
keuangan
perusahaan antara variabel-variabel yang
bersangkutan dan dipakai sebagai dasar
untuk menilai kondisi tertentu. Analisis rasio
keuangan merupakan metode analisis yang
sering dipakai karena merupakan metode
yang paling cepat untuk mengetahui kinerja
keuangan suatu perusahaan. Dengan
mengetahui kinerjanya, perusahaan akan
dapat melakukan perkiraan keputusan apa
yang diambil guna mencapai tujuannya.
Bagi perusahaan swasta, analisis
rasio keuangan menurut Halim (2007)
umumnya terdiri atas rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas.
Sama
halnya
dengan
perusahaan pada umumnya, perusahaan
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
daerah
seperti
rumah
sakit
juga
memerlukan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja
keuangan. Penilaian kinerja diperlukan
untuk melihat tingkat pencapaian tujuan
rumah sakit, yaitu sebagai public service
dan sumber keuangan daerah sudah
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan
atau belum. Salah satu upaya yang dapat
membantu rumah sakit dalam menilai
kinerja
keuangan
adalah
dengan
melakukan analisis
rasio keuangan.
Penggunaan rasio pada sektor publik belum
banyak dilakukan sehingga secara teori
belum ada kesepakatan secara bulat
mengenai
nama
dan
kaidah
pengukurannya. Meskipun demikian, dalam
rangka pengelolaan keuangan daerah yang
transparan, jujur, demokratis, efektif,
efisien, dan akuntabel, analisis rasio
terhadap laporan keuangan daerah perlu
dilaksanakan
meskipun
kaidah
pengakuntansian dalam laporan keuangan
daerah berbeda dengan laporan keuangan
perusahaan swasta.
Menurut Ulum MD, Ihyaul (2009)
beberapa rasio yang digunakan untuk
menilai kinerja laporan keuangan daerah
seperti Rumah Sakit Umum Daerah yang
sudah resmi menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) adalah rasio
kemandirian
yaitu
menunjukkan
kemampuan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dalam membiayai sendiri
kegiatan pelayanan, pemerintahan dan
pembangunan. Rasio efektifitas yaitu
kemampuan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dalam merealisasikan
penerimaan
yang
direncanakan
dibandingkan
dengan
target
yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Dan rasio
efisiensi yaitu perbandingan antara realisasi
biaya dengan realisasi penerimaan yang
diterima.
Kinerja pengelolaan keuangan suatu
perusahaan termasuk organisasi kesehatan
seperti Rumah Sakit Umum Daerah
tercermin dari laporan keuangan yang
disusun setiap tahun. Informasi yang
disajikan
dalam
laporan
keuangan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
informasi
yang
menyangkut
posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan dari semua
kelompok pengguna yang bermanfaat
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Setiap pengguna laporan keuangan
memiliki motivasi berbeda dalam membaca
laporan keuangan. Suatu laporan keuangan
akan bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna
apabila
informasi
yang
disajikannya dapat dipahami, akan tetapi,
informasi dalam laporan keuangan belum
begitu jelas dan tidak semua orang dapat
memahaminya.
Padahal
interpretasi
pengguna terhadap laporan keuangan akan
menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Suatu laporan
keuangan (financial statement) akan
menjadi
lebih
bermanfaat
untuk
pengambilan keputusan, apabila dengan
informasi laporan keuangan tersebut dapat
diprediksi apa yang akan terjadi di masa
mendatang.
Jumingan
(2008:2)
menyatakan bahwa “laporan keuangan
merupakan hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi
dengan
pihak
yang
berkepentingan dengan kondisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan”. Dengan
kata lain laporan keuangan merupakan
hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan yang disusun dan
ditafsirkan untuk kepentingan manajemen
dan pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data
keuangan perusahaan.
Menurut Prastowo dan Rifka
(2002:16), laporan keuangan perusahaan
yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan, catatan dan laporan lain.
Adapun dua jenis laporan umumnya dibuat
oleh perusahaan adalah neraca dan
laporan laba rugi. Neraca merupakan
laporan keuangan yang menggambarkan
posisi perusahaan pada waktu tertentu,
sedangkan laporan laba rugi merupakan
laporan keuangan yang menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu.
Pada organisasi Pemerintah Daerah
laporan keuangan yang dikehendaki diatur
oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105
tahun 2000, Kepmendagri Nomor 29 tahun
2002 pasal 81 ayat (1) serta lampiran XXIX
butir (11), PP nomor 58 tahun 2005 tentang
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
pengelolaan
keuangan
daerah,
Permendagri nomor 13 tahun 2003 tahun
2006 tentang pedoman pengelolaan
keuangan daerah, PP nomor 24 tahun 2005
mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan
yang diperbarui lagi melalui PP Nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, laporan keuangan terdiri
dari: laporan realisasi anggaran (LRA),
laporan perubahan saldo anggaran lebih
(SAL), neraca, laporan operasional (LO),
laporan arus kas (LAK), laporan perubahan
ekuitas (LPE), dan catatan atas laporan
keuangan (CaLK). Untuk menilai kinerja
keuangan,
laporan
keuangan
yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian
kinerja keuangan rumah sakit adalah
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan. Laporan realisasi anggaran
menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan
penggunaan sumber daya ekonomi yang
dikelola dalam satu periode pelaporan.
Neraca menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu. Laporan Arus Kas menyajikan
informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, pendanaan, dan transitoris yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas selama
periode tertentu. Catatan atas Laporan
Keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Analisis laporan keuangan juga
cocok diterapkan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Bangli. Untuk itu penulis
tertarik melakukan suatu analisis untuk
mengetahui tingkat kinerja dari rumah sakit
tersebut. Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Bangli merupakan rumah sakit
yang bergerak pada sektor publik dimana
rumah sakit ini merupakan bagian dari
ekonomi
yang
berkaitan
dengan
penyediaan layanan pemerintah. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
983/Menkes/Sk/XI/1992 rumah sakit umum
yang dimiliki pemerintah adalah rumah sakit
umum yang ada di pusat dan daerah,
rumah sakit departemen pertahanan dan
keamanan, dan rumah sakit Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
(RSUD) Bangli merupakan satu-satunya
rumah sakit pemerintah daerah yang ada di
kota Bangli. Dilihat dari tujuannya, rumah
sakit ini memberikan pelayanan dan
menyelenggarakan seluruh aktivitas yang
terkait dengan pemeriksaan, penanganan,
dan
pemeliharaan
kesehatan
yang
dibutuhkan
masyarakat.
Meskipun
demikian, tidak berarti bahwa rumah sakit
ini sama sekali tidak memiliki tujuan
keuangan. Sesuai dengan Peraturan Bupati
No. 38 Tahun 2011 per tanggal 12
Nopember 2011 Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Bangli resmi ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) untuk meningatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, namun
demikian
operasionalnya
baru
bisa
dilaksanakan mulai 1 Januari 2012
mengingat berbagai hal persyaratan yang
bersifat administratif harus dipenuhi. Tujuan
dari perubahan status menjadi Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan masyarakat oleh instansi
pemerintah dengan memberikan fleksibilitas
dalam
pengelolaan
keuangan
yang
berdasarkan
prinsip
ekonomi
dan
produktivitas dan penerapan praktik bisnis
yang sehat. Dengan perubahan status
menjadi BLUD, diharapkan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Bangli dapat
berkembang, mandiri, dan berdaya saing
dalam melayani masyarakat. Apabila
pengelolaan keuangan rumah sakit tidak
berjalan dengan baik, maka kebutuhan
akan daya dukung pelayanan kesehatan
akan terganggu. Kenyataannya, keuangan
menjadi
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi perkembangan pelayanan
kesehatan.
Analisis laporan keuangan dalam
banyak hal mampu menyediakan indikator
penting
yang
berhubungan
dengan
keadaan keuangan rumah sakit, sehingga
dapat dipakai sebagai alat pertimbangan
dalam pengambilan keputusan terutama
bagi direktur sebagai pimpinan rumah sakit
dalam rangka menetapkan kebijakan,
menyusun rencana yang lebih baik, serta
menentukan kebijaksanaan yang lebih tepat
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
agar prestasi manajemen semakin baik
pada tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan
hal tersebut diatas, maka peneliti sangat
tertarik untuk mendalami dan membahas
topik tentang “Analisis Laporan Keuangan
Sebagai Dasar
dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Bangli”.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Data yang dicari pada penelitian ini berupa
laporan keuangan seperti laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan, yang
nantinya bisa diharapkan memberikan
gambaran
tentang
analisis
laporan
keuangan sebagai dasar penilain kinerja
keuangan
yang
diukur
dengan
menggunakan rasio kemandirian, rasio
efektifitas, dan rasio efisiensi. Definisi
Operasional
penelitian
ini
akan
memaparkan tentang hal yang diteliti
dalam perusahaan. Adapun definisi
operasional pada penelitian ini akan
diuraikan sebagai berikut. Analisis laporan
keuangan adalah proses mengevaluasi
laporan keuangan dari tahun ketahun
untuk mengetahui keadaan keuangan,
hasil usaha dan kemajuan keuangan
perusahaan pada masa sekarang dan
masa
lalu
dengan
tujuan
untuk
memprediksi
kondisi
dan
kinerja
perusahaan dimasa mendatang. Kinerja
berdasarkan rasio kemandirian yaitu
kemampuan organisasi dalam hal ini
RSUD Bangli dalam membiayai sendiri
kegiatan pelayanan, pemerintah dan
pembangunan.
Rasio
kemandirian
digambarkan
dengan
menggunakan
perbandingan
pendapatan
dengan
bantuan pihak eksternal (pusat maupun
provinsi). Kinerja berdasarkan rasio
efektifitas yaitu kemampuan organisasi
dalam hal ini RSUD Bangli dalam
merealisasikan
penerimaan
yang
direncanakan dibandingkan dengan target
yang
ditetapkan.
Rasio
efektifitas
digambarkan dengan realisasi penerimaan
dengan target penerimaan rumah sakit
tersebut. Kinerja berdasarkan rasio
efeisien yaitu kemampuan organisasi
dalam hal ini RSUD Bangli, diukur
menggunakan konsep rasio efisien. Rasio
efisien
digambarkan
dengan
menggunakan
perbandingan
realisasi
biaya dengan realisasi penerimaan.
Kinerja keuangan adalah prestasi kerja
yang telah dicapai oleh perusahaan dalam
suatu periode tertentu dan tertuang pada
laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Pada penelitian ini penulis
melakukan penelitian di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Bangli yang
berlokasi di Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 99X
Bangli. Subjek penelitian ini adalah Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli,
sedangkan objek penelitian ini adalah
Kinerja keuangan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Bangli yang diukur
dengan menggunakan analisis laporan
keuangan. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder.
yang meliputi data mengenai laporan
keuangan diantaranya laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Penelitian
ini menggunakan data kuantitatif. Data
kuantitatif dalam hal ini adalah data berupa
laporan keuangan yang terdiri dari laporan
realisasi anggaran, neraca, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut. Metode Dokumentasi
yang terkait dengan masalah yang akan
diteliti ini, adapun data dokumentasi yang
diperoleh dari penelitian berupa laporan
keuangan diantaranya laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Metode
Wawancara
dalam
penelitian
ini
membahas tentang pokok-pokok kinerja
keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Bangli dan informasi yang
berkaitan dengan rumah sakit. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan
melakukan
perhitungan-perhitungan
terhadap data keuangan yang diperoleh
untuk memecahkan masalah yang ada
sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut
Ulum MD, Ihyaul (2009) adapun alat
analisis yang dipergunakan adalah analisis
laporan keuangan dengan menggunakan
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
rasio sebagai berikut.
Rasio
Kemandirian
menunjukkan
kemampuan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dalam membiayai sendiri
kegiatan pelayanan, pemerintahan dan
pembangunan.
Rasio Kemandirian =
Tabel 1 Kriteria penilaian kinerja laporan
keuangan berdasarkan rasio kemandirian
Kemampuan
Persentase
Keuangan
Kemandirian
Mandiri
100%
Kurang Mandiri
< 100%
(sumber:Kepmendagri nomor 690.900.327
tahun 1996)
Rasio
Efektifitas
menggambarkan
kemampuan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dalam merealisasikan
penerimaan
yang
direncanakan
dibandingkan
dengan
target
yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD)
.
Rasio Efektifitas =
Tabel 2 Kriteria penilaian kinerja laporan
keuangan berdasarkan rasio efektifitas
Kriteria Efektifitas
Persentase
Efektifitas (%)
>100
>90 - 100
>80 -90
>60 - 80
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Kurang Efektif
Tidak Efektif
(sumber:Kepmendagri nomor 690.900.327
tahun 1996)
Rasio
Efisiensi;
menggambarkan
perbandingan antara besarnya realisasi
biaya dengan realisasi penerimaan yang
diterima.
Rasio Efisiensi =
Tabel 3 Kriteria penilaian kinerja laporan
keuangan berdasarkan rasio efisiensi
Kriteria Efisiensi
Persentase
Efisiensi
Efisien
100%
Kurang Efisien
> 100%
(sumber:Kepmendagri nomor 690.900.327
tahun 1996)
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Kinerja keuangan pada RSUD Bangli
dari sudut kemandirian diukur dengan
membandingkan
pendapatan
Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan
dana yang diterima dari pusat, dana dari
provinsi, dan pinjaman. Uraian pendapatan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan
realisasi dana provinsi serta rasio
kemandirian RSUD Bangli tahun 2014
dapat dilihat pada tabel 4.
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat rasio
kemandirian pada tahun 2014 sebesar
135,44%. Dari tabel 4 akan diformulasikan
menjadi kriteria kinerja yang bersumber dari
Kepmendagri no 690.900.327 tahun 1996
tentang
kriteria
kemandirian
kinerja
keuangan. Kriteria tersebut digunakan
untuk melihat tingkat kemandirian kinerja
keuangan RSUD Bangli selama tahun
2014. Dilihat dari rasio kemandirian yang
diperoleh RSUD Bangli sudah tergolong
mandiri yaitu 100% jadi RSUD Bangli
dikatakan mandiri dalam membiayai sendiri
kegiatan pelayanan, pemerintahan dan
pembangunan.
Tabel 4 Pendapatan BLUD dan realisasi dana pusat, provinsi serta rasio kemandirian RSUD
Bangli tahun 2014
Tahun
Pendapatan BLUD
(Rp)
(1)
(2)
2014
35.000.000.000,00
Sumber: Lampiran 03
Realisasi dana provinsi
(Rp)
(3)
25.841.503.898,90
Rasio kemandirian
(%)
100%
(4)=(2):(3) x
135,44
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
Kinerja keuangan pada RSUD Bangli
dari sudut efektifitas akan diukur dengan
membandingkan
realisasi
penerimaan
dengan target penerimaan.
Uraian
realisasi
penerimaan
dan
target
penerimaan serta rasio efektifitas RSUD
Bangli tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
5.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dapat dilihat
bahwa kinerja keuangan pada RSUD
Bangli dari sudut kemandirian tergolong
baik.
Analisis
laporan
keuangan
menggunakan rasio kemandirian ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2014
tingkat rasio kemandirian sebesar 135,44%
Tabel 5 Realisasi Penerimaan dan Target Penerimaan serta Rasio Efektifitas RSUD Bangli
Tahun 2014
Tahun
Realisasi Penerimaan
(Rp)
Target
Penerimaan
(Rp)
Rasio efektifitas
(%)
(2)
(3)
(4)=(2):(3)x100%
74.162.490.976,00
49.585.463.899,00
149,56
(1)
2014
Sumber: Lampiran 04
Berdasarkan analisis efektifitas yang
telah dilakukan, terlihat bahwa RSUD
Bangli tahun 2014 memiliki rasio efektifitas
lebih dari 100% yaitu sebesar 149,56%.
Rasio
efektifitas
yang
diperoleh
menunjukkan bahwa kinerja keuangan
RSUD Bangli tahun 2014 sudah tergolong
sangat efektif.
Kinerja keuangan pada RSUD Bangli
dari sudut efisiensi diukur dengan
membandingkan antara realisasi biaya
dengan
realisasi
penerimaan. Uraian
realisasi biaya dan realisasi penerimaan
serta rasio efisiensi RSUD Bangli tahun
2014 dapat dilihat pada tabel 6.
menunjukkan bahwa kinerja keuangan
RSUD Bangli tergolong mandiri karena
memiliki rasio
100% sesuai dengan
penilaian kinerja keuangan berdasarkan
rasio kemandirian dari Kepmendagri no
690.900.327 tahun 1996. Hasil penelitian
ini juga sejalan dengan penelitian dari Joko
Pramono
(2014)
yang
melakukan
penelitian pada Pemerintah Daerah Kota
Surakarta, dengan hasil penelitian rasio
kemandirian tergolong baik, dimana
Pemerintah Daerah sudah mampu dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintah,
pembangunan, dan pelayanan masyarakat
yang telah membayar pajak dan retribusi
sebagai sumber pendapatan daerah.
Tabel 6 Realisasi biaya dan realisasi penerimaan serta rasio efisien RSUD Bangli tahun 2014
Tahun
Realisasi biaya
(Rp)
(1)
(2)
2014
63.554.615.772,42
Sumber: Lampiran 05
Realisasi
penerimaan
(Rp)
(3)
74.162.490.976,00
Berdasarkan analisis efisiensi yang
telah dilakukan, terlihat bahwa RSUD
Bangli tahun 2014 memiliki rasio efisiensi
(≤100%) yaitu sebesar 85,70%. Rasio
efisiensi yang diperoleh menunjukkan
bahwa kinerja keuangan RSUD Bangli
tahun 2014 sudah tergolong efisien.
Rasio efisiensi
(%)
(4)=(2):(3) x 100%
85,70
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan sekarang, menurut Ulum MD,
Ihyaul
(2009)
rasio
kemandirian
menggambarkan ketergantungan BLUD
terhadap sumber dana eksternal (pusat
maupun provinsi). Tingkat kemandirian
dapat
diketahui dengan melakukan
perhitungan rasio kemandirian, kemudian
dirumuskan ke dalam kriteria keuangan,
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
selanjutnya dapat diketahui kinerja RSUD
Bangli sudah mampu membiayai sendiri
kegiatan pelayanan, pemerintahan dan
pembangunan, semakin tinggi rasio
kemandirian mengandung arti bahwa
tingkat ketergantungan BLUD terhadap
bantuan pihak eksternal (pusat maupun
provinsi) semakin rendah, begitu juga
sebaliknya.
Kinerja keuangan pada RSUD Bangli
dari sudut efektifitas diukur dengan
membandingkan realisasi penerimaan
dengan target penerimaan tergolong
sangat efektif. Analisis laporan keuangan
menggunakan
rasio
efektifitas
ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2014
tingkat rasio efektifitas sebesar 149,56%.
Analisis laporan keuangan sebagai dasar
dalam menilai kinerja keuangan yang
memiliki rasio 100% menunjukkan bahwa
kinerja RSUD Bangli tergolong efektif.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian dari Made Mahendra (2013)
yang melakukan penelitian pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng,
dengan hasil penelitian rasio efektifitas
tergolong sangat efektif. Tingkat efektifitas
dapat
diketahui dengan melakukan
perhitungan rasio efektifitas, kemudian
tingkat efektifitasnya akan diketahui
dengan menggunakan kriteria kinerja
keuangan. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan mencapai
tujuan dan sasaran akhir kebijakan, tingkat
efektifitas
suatu
program
tidak
memperhatikan biaya yang digunakan
tetapi
ketercapaian
tujuan
program
tersebut. Segala biaya digunakan untuk
menjalankan program, dan disesuaikan
dengan tujuan yang akan dicapai dari
setiap realisasi program. Efektifitas tidak
memperhatikan biaya yang dikeluarkan
namun hanya memperhatikan tingkat
ketercapaian penerimaan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan (Mardiasmo, 2002).
Kinerja keuangan pada RSUD Bangli
dari sudut efisiensi diukur dengan
membandingkan antara realisasi biaya
dengan realisasi penerimaan tergolong
efisien.
Analisis
laporan
keuangan
menggunakan
rasio
efisiensi
ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2014
tingkat rasio efisiensi sebesar 85,70%.
Analisis laporan keuangan sebagai dasar
dalam menilai kinerja keuangan yang
memiliki rasio 100% menunjukkan bahwa
kinerja RSUD Bangli tergolong efisien.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian dari Anjar Nora Vurry (2014)
yang
melakukan
penelitian
pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng,
dengan hasil penelitian rasio efisien
tergolong sangat efisien. Tingkat efisiensi
dapat
diketahui
dengan melakukan
perhitungan rasio efisiensi, kemudian
dirumuskan ke dalam kriteria kinerja
keuangan, selanjutnya dapat diketahui
kinerja RSUD Bangli telah mampu
melakukan kegiatan operasional dengan
penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya.
Dana
yang
dianggarkan tidak semata-mata untuk
dihabiskan namun disesuaikan dengan
kebutuhan agar tidak terjadi pemborosan.
Temuan ini sesuai dengan pendapat
Munawar (2006) yang menyatakan bahwa
proses
kegiatan
operasional
dapat
dikatakan efisiensi apabila suatu produk
atau hasil kerja tertentu dapat dicapai
dengan penggunaan sumber daya dan
dana yang serendah-rendahnya (Spending
Well). Semakin kecil efisiensi berarti
kinerja perusahaan semakin baik.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa analisis laporan keuangan sebagai
dasar dalam menilai kinerja keuangan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Bangli sebagai berikut.
1. Kinerja keuangan pada Rumah Sakit
Umum
Daerah
(RSUD)
Bangli
berdasarkan
rasio
kemandirian
tergolong mandiri. Hal ini dapat dilihat
dari perhitungan pada tahun 2014 rasio
kemandiriannya mencapai 135,44%
100%.
2. Kinerja keuangan pada Rumah Sakit
Umum
Daerah
(RSUD)
Bangli
berdasarkan rasio efektifitas tergolong
efektif. Hal ini dapat dilihat dari
perhitungan pada tahun 2014 rasio
efektifitasnya
mencapai
149,56%
100%.
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
3. Kinerja keuangan pada Rumah Sakit
Umum
Daerah
(RSUD)
Bangli
berdasarkan rasio efisiensi tergolong
efisien. Hal ini dapat dilihat dari
perhitungan pada tahun 2014 rasio
efisiennya sebesar 85,70% 100%.
SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat
dikemukakan dua saran sebagai berikut.
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Bangli
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD)
Bangli hendaknya RSUD Bangli terus
meningkatkan dan mengoptimalkan
pendapatan dari tahun ke tahun dan
mengurangi ketergantungan terhadap
sumber dana eksternal (pusat maupun
provinsi).
Analisis
kemandirian,
efektifitas
dan
efisiensi
selalu
menunjukkan
angka
yang
baik,
harapan
dari
masyarakat
untuk
mendapatkan pelayanan publik yang
baik harus selalu dipertimbangkan.
2. Bagi Akademik
Bagi peneliti lain yang bermaksud
melakukan penelitian di bidang kinerja
keuangan pada suatu perusahaan,
diharapkan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dan mendalam terkait
dengan analisis laporan keuangan
sebagai dasar dalam menilai kinerja
keuangan dengan metode penelitian
yang sama dan perusahaan yang
berbeda guna keberlakuan temuan ini
secara lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
340/MENKES/III/2010,
tentang Klasifikasi Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik
ed. 1. Yogyakarta: FE UGM.
Dally, Dadang. 2010. Balanced Scorecard:
Suatu
Pendekatan
dalam
Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung: Rosda.
Departemen Dalam Negeri. Keputusan
Mentri Dalam Negeri. Nomor
690.900.327.1996.
Tentang
Pedoman Penilaian dan Kinerja
Keuangan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Fahmi,
Irham. 2011. Analisis Laporan
Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Halim,
Abdul. 2007. Akuntansi Sektor
Publik ; Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Handoko T. Hani. 2000. Manajemen
Personalia
dan
Sumberdaya
Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat
Belas. Yogyakarta: BPFE.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis
Krisis atas Laporan Keuangan edisi
kesatu cetakan ketiga. Jakarta: PT.
Raja Grafind.
----------. 2006. Prinsip Akuntansi Keuangan
Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Grafind.
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Ita Purnama, Desak Made. 2013. Analisis
Kinerja
Keuangan
Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten
Buleleng Berdasarkan Value For
Money Audit Atas Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tahun 2007-2011. Skripsi (tidak
diterbitkan). Jurusan Manajemen.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Jumingan.
2008.
Analisis
Laporan
Keuangan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Kasmir.2008. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Mahendra,
Made.
2013.
Penerapan
Balanced Scorecard Pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buleleng. Skripsi (tidak diterbitkan).
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
Jurusan Akuntansi Program S1
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Pendidikan Ganesha.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi.
----------. 2001. Sistem Perencanaan dan
Pengendalian
Manajemen.
Yogyakarta: Aditya Media.
Munawar, Islam. 2006. Efisiensi Relative
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (KP PBB) di Jawa Timur.
Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia. Vol.21, No.3: halaman
299-316.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan
. Edisi Keempat. Jilid Ketigabelas.
Yogyakarta: Liberty.
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010
tentang STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN, Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan, Salemba
Empat.
Pramono, Joko. 2014. Analisis Rasio
Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Keungan Pemerintah Daerah (Studi
Kasus Pada Pemerintah Kota
Surakarta). STIE AMA Salatiga, Vol
7, No 13, Tahun 2014.
Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2002.
Analisis
Laporan
Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKNP.
-----------. 2005. Analisis Laporan Keuangan
(Konsep dan Aplikasi), Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP AMP YKNP.
-----------. 2009. Analisis Laporan Keuangan
Hotel. Yogyakarta: ANDI.
Rahayu, Sri. 2010. Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap
Nilai
perusahaan Dengan Pengungkapan
Corporate Social Responcibility dan
good
Corporate
Governance
Sebagai
Variabel
Pemoderasi.
Universitas Diponogoro, Semarang.
Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2002.
Manajemen Keuangan Satu., Edisi
Keempat. Jakarta: Prenhallindo.
Sawir,
Agnes. 2003. Analisis Kinerja
Keuangan
dan
Perencanaan
Keuangan Perusahaan. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan.
Tersedia
Pada
http://library.usu.ac.id/download/fe/ak
untansi-sucipto.pdf (diakses pada
tanggal 06 Juni 2015).
Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R &
D”.Bandung: Alfabeta.
Ulum MD, Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik:
Suatu Pengantar Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Van Horne, James C. 2005. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan, Buku Satu,
Edisi Kedua Belas. Jakarta: Salemba
Empat.
Vurry,
Anjar
Nora.
2014.
Analisis
Kemampuan Keuangan Daerah Dan
Trend Pada Pemerintah Kabupaten
Buleleng Tahun Anggaran 20042013. e-journal Bisma Universitas
Pendidikan
Ganesha
Jurusan
Manajemen, Vol 2, No 1, Tahun
2014.
Yuwono, Sony dkk. 2002. Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorecard
Menuju Organisasi Yang Berfokus
pada Strategi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Download