1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan
dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini
memaksa manusia perlu berkomunikasi dengan sesama kelompok dan
masyarakat. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi
manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama kelompok dan
masyarakat.
Didalam
kelompok/organisasi
itu
selalu
terdapat
bentuk
kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup
kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan.
Diantara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau
komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya
kerjasama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi,
maupun kelompok, untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Kerja sama tersebut
terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan.
Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan
masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat
memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Organisasi merupakan struktur dimana terlaksana proses kegiatan
pencapaian tujuan melalui operasi dan interaksi antarunit bagian secara
1
harmonis, dinamis dan pasti (Rogers, 1983) Pencapaian tujuan organisasi
memerlukan kerjasama yang baik antar komponen di dalamnya. Kerjasama
terbentuk karena adanya kesatuan persepsi tentang apa yang akan dicapai.
Untuk itu diperlukan adanya strategi komunikasi yang baik antar anggota
didalamnya.
Oleh sebab itu penting untuk memastikan bahwa strategi komunikasi
tersebut dimengerti oleh karyawan. Hal ini berhubungan erat dengan hubungan
yang terjalin antara atasan dan bawahan, artinya jika seorang bawahan tidak
memahami dan mengerti apa yang diinginkan atasan lewat pesan tersebut.
Maka tingkat keseringan salah persepsi akan semakin meningkat. Akibatnya
efisiensi kerja karyawan akan banyak berkurang.1
Komunikasi menempati posisi sentral dalam organsasi, sebab struktur
organisasi, perluasan organisasi dan lingkup organisasi ditentukan oleh teknikteknik komunikasi (Chester I. Barnard, 1983) Oleh karena itu, keberhasilan
kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi
komunikasi.
Iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota
organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam
organisasi. Usaha dalam hal ini adalah segala aktivitas ataupun kerjasama
dalam organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Iklim
1
STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENGELOLA IKLIM KOMUNIKASI INTERNAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
KERJA KARYAWAN. publikasi.umy.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/773 di unduh pada tanggal 28 February 2012 pkl
17.00 wita
2
komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu.
Keputusan-keputusan
yang
diambil
oleh
anggota
organisasi
untuk
melaksanakan pekerjaan mereka, untuk mengikatkan diri mereka dengan
organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam
organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para rekan dan anggota
organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk
menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan
operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif
dapat benar-benar merusak keputusan yang dibuat oleh anggota organisasi
mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi.
Pada sebuah organisasi khususnya rumah sakit, proses komunikasi
adalah proses yang pasti dan selalu terjadi. Komunikasi adalah sarana untuk
mengadakan koordinasi antara berbagai sub bagian dalam organisasi.
Organisasi yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara
sinergis
dan
harmonis
dari
berbagai
komponen.
Suatu
organisasi
dikonstruksi dan dipelihara dengan komunikasi. Artinya ketika proses
komunikasi antar komponen dapat diselenggarakan secara harmonis, maka
organisasi tersebut semakin kokoh dan kinerja organisasi akan meningkat.2
Pimpinan rumah sakit, para staf tenaga kesehatan maupun staf nonmedis harus memahami betul konsep komunikasi agar dapat menjalankan
aktifitas organisasinya sesuai dengan yang diharapkan. Dalam melaksanakan
2
PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM HERNA.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28128/5/ChapterI.pdf. diunduh pada tanggal 7 februari 2012 pkl. 22.09
WITA
3
tugas, pimpinan rumah sakit dihadapkan kepada dua bidang tugas dan tanggung
jawab yang harus dikoordinirnya secara terpadu yaitu bidang teknis medis yang
dilakukan petugas medis dan bidang administrasi yang menjadi tanggung jawab
para staf administrasi. Tidak bisa dipungkiri kedua bidang yang ada di rumah
sakit dalam kenyataannya saling mendukung dan melengkapi.
Salah satu yang menjadi tantangan besar dalam proses komunikasi
organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi dari seluruh bagian
organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian
organisasi. Maka dalam organisasi harus berusaha memelihara suatu
program komunikasi dua arah (two way communications). Komunikasi timbal
balik sebagai sarana memberikan informasi serta pendapat tentang
permasalahan organisasi.
Namun dalam perkembangannya suatu organisasi rumah sakit
terkadang tidak selalu berada dalam kondisi normal, permasalahan bisa
datang kapan saja. Terlebih permasalahan yang menyangkut dengan
komunikasi dalam organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara pra-survei yang dilakukan dengan salah
seorang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar
pada hari senin 27 Februari 2012 pukul 11.30 Wita, telah memberikan
keterangan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh RSUD Labuang Baji
Makassar
berkaitan
dengan
komunikasi
organisasi
adalah
aktivitas
komunikasi antar dokter dan perawat yang tidak efektif seperti perawat salah
mengidentifikasi nama obat yang di diktekan oleh dokter secara lisan,
4
Kesalahan komunikasi lisan saat konsul dokter via telepon, atau info dari lab
atau radiologi via telepon. Perawat terkadang salah membaca terapi dokter
karena tulisan dokter yang buruk. Dan jadwal jaga perawat yang sewaktuwaktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Permasalahan komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji Makassar
secara konsep menjelaskan bahwa komunikasi merupakan sarana untuk
mengadakan koordinasi antara berbagai sub bagian dalam organisasi. Rumah
Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan,
rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting sebagaimana yang termaktub
dalam UU No 44 tahun 2009.
Jika dilihat dari latar belakang masalah yang ada pada RSUD Labuang
Baji Makassar, permasalahan mendasar yang dihadapi organisasi di RSUD
Labuang Baji Makassar membutuhkan strategi komunikasi yang lebih baik agar
tercapainya komunikasi yang efektif sehingga dapat memberikan kesehatan
yang berdayaguna dan berhasilguna (Perda Prov. Daerah tingkat I Sulawesi
selatan nomor 2 tahun 1996 tentang organisasi dan tatakerja Rumah Sakit
Umum Labuang Baji)
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
kajian tentang komunikasi organisasi dan menuangkannya dalam penelitian
yang berjudul “Strategi Komunikasi Organisasi di RSUD Labuang Baji
Makassar”
5
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, penulis merumuskan
masalah menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut; Bagaimana Strategi
Komunikasi Organisasi di RSUD Labuang Baji Makassar ?
I.3 Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah sebelumnya maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi komunikasi
organisasi di RSUD Labuang Baji Makassar
I.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
Manfaat dari segi akademis adalah dapat membantu civitas akademika
yang ingin mengetahui Strategi Komunikasi Organisasi di RSUD Labuang Baji
Makassar
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada RSUD Labuang
Baji Makassar terkait dengan komunikasi organisasi untuk meningkatkan kinerja
pegawai maupun pihak-pihak terkait dalam melakukan perbaikan pelaksanaan
komunikasi di dalam organisasi. Dengan kata lain membantu pihak organisasi
dalam hal menyadari pentingnya komunikasi organisasi yang kondusif dalam
mewujudkan suatu kinerja yang baik di antara para anggota organisasi.
6
Download