1274 IDENTIFIKASI GEN PADA KEDELAI

advertisement
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
IDENTIFIKASI GEN PADA KEDELAI MUTAN NODUL SUPER SS2-2 DAN
JENIS LIARNYA BERDASARKAN KATEGORI FUNGSIONAL
Identification Of Genes In Nodul Supernodulating Soybean Mutant Ss2-2 And Its Wild
Type Based On Their Functional Categories
Puji Lestari, Tri Zulchi P. Hariyadi, dan Nurwita Dewi
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
Pertanian-Balitbangtan
Jl. Tentara Pelajar 3A Bogor 16111, Telp. 0251-8337975;
email: [email protected]
Abstrak
Gen yang terkait dengan interaksi simbiosis antara rhizobium dan kedelai nodul super
perlu diteliti. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kategori
fungsional masing-masing transkrip/gen yang terlibat dalam asosiasi simbiosis pada
kedelai mutan nodul super SS2-2 dan tipe liarnya, Sinpaldalkong 2. Template cDNA dua
genotipe kedelai tersebut yang diinokulasi dengan Bradyrhizobium japonicum 110
diamplifikasi dengan teknik cDNA-AFLP. Semua fragmen polimorfik diisolasi, TA
kloning dan sekuensing, kemudian sekuen yang dihasilkan dikelompokkan berdasarkan
fungsinya (http: mips.gsf.de/). Dari total 97 transkrip yang diidentifikasi, 60 gen spesifik
pada tipe liarnya dan 37 gen hanya ditemukan di mutan nodul super SS2-2. Total 35 gen
dengan nilai signifikan yang diidentifikasi secara diferensial mengkodekan protein
dikelompokkan ke dalam 8 kelas fungsional yang berbeda. Gen-gen tersebut sebagian
besar dikategorikan dalam metabolisme dan energi (13 gen), dan homolog dengan EST (12
gen), dan sisanya tergolong transkripsi, sinyal transduksi, rantai transpor, protein
destination, cell rescue/defense dan unknown function protein. Gen diferensial dengan
kategori fungsionalnya antara SS2-2 dan kedelai normalnya memfasilitasi untuk
memahami mekanisme simbiosis fiksasi nitrogen biologis pada kedelai nodul super.
Kata kunci: cDNA-AFLP, fragmen-transkrip, fiksasi nitrogen, kedelai nodul super,
SS2-2
Abstract
Genes associated with symbiotic interactions between rhizobium and the supernodulating
soybean is needed to be investigated. Therefore, this study aimed to determine the
functional categories of each transcript involved in the symbiotic association in the
supernodulating soybean mutant SS2-2 and its wild type, Sinpladalkong 2. Initially, cDNA
templates of the two genotypes inoculated with Bradyrhizobium japonicum 110 were
amplified with cDNA-AFLP assay. All polymorphic fragments were isolated, TA cloned
and sequenced, then the resulting sequences were categorized according to their function
(http:mips.gsf.de/). Of total 97 transcripts that were identified, 60 genes were specific in
the wild type and 37 genes were only found in supernodulating soybean mutant SS2-2.
Total 35 genes with significant values were identified as being differentially regulated
encoded proteins belonging to 8 different functional classes. Majority genes were
categorized as metabolism and energy (13 genes), and EST homology (12 genes), and the
rest belonged to transcription, signal transduction, transport chain, protein destination, cell
rescue/defense and unknown function protein. The differential genes with their functional
categories between SS2-2 and normal soybean facilitate to understand the symbiotic
mechanism in biological nitrogen fixation in supernodulating soybean.
Keywords: cDNA-AFLP, gene, nitrogen fixation, nodul supernodulating soybean, SS2-2
1274
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
PENDAHULUAN
Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian penting yang perlu diteliti lebih
dalam dan ditingkatkan produktivitas maupun karakter agronomis lainnya untuk
mendukung ketahanan pangan di dunia termasuk Indonesia. Berbagai pendekatan
dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul, mutasi baik secara kimia maupun fisik.
Salah satu hasil mutasi kedelai adalah mutan nodul super maupun nodul hyper (Lee et al.,
1997; Takahashi et al., 2003) Berbagai investigasi telah dilakukan dalam level genetik
maupun morfo-agronominya agar pemanfaatannya optimal baik untuk pemuliaan maupun
sumber plasma nutfah (Lestari et al., 2006a,b,c; Tanabata et al., 2013; Tanabata &
Ohyama, 2014).
Kedelai mutan nodul super SS2-2 telah dikembangkan di Korea menggunakan
Ethyl methanesulfonate (EMS) dan menunjukkan karakter yang berbeda dengan kedelai
normal. SS2-2 memiliki jumlah nodul lebih banyak, akar pendek dan ukuran tanaman lebih
kecil dibandingkan dengan jenis liarnya. SS2-2 juga menunjukkan fenotipe simbiosis novel
terkait nodul ontogeni yang cepat pada awal perkembangan, namun demikian
endosimbiosis lengkap dan pembentukan ikatan pembuluh nodul juga ditemukan pada
mutan ini (Lestari et al., 2006b). Pada tahap awal pertumbuhan, mutan nodul super
memiliki karbohidrat rendah, yang mungkin menjadi penyebab menguningnya daun,
namun kandungan karbohidrat stabil sama seperti yang ditemukan di jenis liarnya pada
tahap pertumbuhan berikutnya. Hal menarik adalah adanya fenomena pleiotropy dimana
adanya gen tunggal yang dapat menyebabkan beberapa perubahan fenotipe mutan. Namun
demikian mekanismenya sampai sekarang masih kurang dipahami (Dudley et al., 2005).
Ha & Lee (2001) juga membuktikan bahwa ada sedikit perbedaan pada tingkat genom
antara SS2-2 dan jenis liarnya. Pemetaan genetik pada populasi segregasi nodul super pada
mutan SS2-2 dan nitrat-toleran simbiosis (NTS) mengungkapkan bahwa lokus yang sama
mengendalikan nodulasi jenis super pada kedua mutan ini (Nishimura et al., 2002;
Nakamura et al., 2010).
cDNA-AFLP merupakan salah satu teknik efisien yang banyak dimanfaatkan untuk
identifikasi gen pada berbagai spesies tanaman meskipun dengan sedikit informasi tingkat
molekuler (Simoes-Araujo et al., 2002). Penerapan teknik cDNA-AFLP diharapkan
menjadi metode powerful dan dapat diulang deteksinya (Bachem et al., 1998) pada
transkrip terkait nodulasi pada SS2-2 yang diekspresikan diferensial, termasuk identifikasi
fragmen spesifik yang terkait dengan nodul super. Karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk menentukan kategori fungsional masing-masing transkrip terlibat dalam asosiasi
simbiosis dalam kedelai mutan nodul super SS2-2 dan jenis liarnya, Sinpladalkong 2.
METODE PENELITIAN
Bahan materi tanaman dan prosedur inokulasi bakteri
Mutan nodul super SS2-2 (Lee et al., 1997) dan jenis liarnya Sinpaldalkong 2,
diteliti dengan teknik cDNA-AFLP dalam studi ini. Biji kedelai disterilkan dan digerminasi
pada 1% agar, suhu 30°C selama 3 hari. Hasil germinasi dipindahkan ke pot yang berisi
vermikulit steril di rumah kaca. Bibit yang tumbuh diinokulasi 4 hari kemudian dengan
Bradyrhizobium japonicum USDA 110 sebanyak108 cfu/mL. Satu minggu setelah
1275
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
inokulasi, daun sehat dipanen dan dibekukan dalam nitrogen cair, dan disimpan pada suhu
-80°C sampai digunakan untuk ekstraksi RNA total.
Isolasi poli (A)+ RNA dan sintesis cDNA
RNA total diisolasi dari 0,5 g jaringan tanaman menggunakan reagen Trizol
(Invitrogen Corp, Carlsbad, CA) dan poly(A)+ mRNA (1 mg) diisolasi menggunakan
Oligotex mRNA Spin-Kolom (Qiagen, Valencia, CA) . Untai ganda cDNA kemudian
disintesis dari poli (A)+ mRNA menggunakan kit sintesis cDNA (Roche Corp, Basel,
Swiss), diikuti ekstraksi dengan fenol/kloroform/isoamil alkohol, diendapkan dengan
etanol dan diresuspensi dalam air bebas RNase.
Analisis cDNA-AFLP
Reaksi AFLP dan analisis PAGE produk cDNA-AFLP dilakukan seperti yang
dijelaskan oleh Bachem et al. (1998) dan Vos et al. (1995). Semua kombinasi primer
adalah kemungkinan sekuen EcoRI dan MseI dengan basa selektif satu, dua atau tiga.
Produk amplifikasi selektif dipisahkan dengan elektroforesis non-denaturasi pada 13%
running gel dengan 5% stacking gel poliakrilamida. DNA di-staining dalam larutan
Vistra-Green pada konsentrasi 10000× dalam dimetilsulfoksida (Amersham, Piscataway,
NJ), dan pita DNA divisualisasikan dengan transilluminator UV.
Isolasi fragmen-transkrip
Pita DNA polimorfik dielusi dari gel dengan memotong gel yang mengandung pita
yang diinginkan, direndam selama 1 jam dalam buffer TE dan digerus sampai halus.
Supernatan jernih di-reamplifikasi menggunakan Taq polimerase (Vivagen, Korea)
dengan primer yang sama untuk amplifikasi selektif dalam 30 siklus PCR (94 °C, 30 s; 68
°C, 1 menit; 72 °C, 2 menit) dengan ekstensi akhir 1 menit pada 72 °C. Produk cDNAPCR dimurnikan menggunakan Kit AccuPrep ™ PCR (Bioneer).
Kloning dan analisis sekuen
Fragmen hasil amplifikasi dikloning menggunakan vektor pGEM (Promega,
Madison, WI) dan ditransformasi kedalam sel kompeten Escherichia coli JM109
(Sambrook & Russell, 2001). Fragmen disekuensing menggunakan primer universal (M13)
forward dan reverse dengan sequencer ABI3700 (Applied Biosystems). Hasil sekuen
dianalisis menggunakan Seqscape v.2.0 (Applied Biosystems). Analisis homologi sekuen
dibandingkan dengan database menggunakan program BLASTX dan BLASTN
(http://www.ncbi.nih.gov/BLAST). Semua transkrip yang didiidentifikasi kemudian
dikategorikan berdasarkan fungsi biologinya (http: mips.gsf.de/).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kategori fungsional fragmen-transkrip
Total 97 gen yang diidentifikasi pada kedelai nodul super SS2-2 dan jenis liarnya
Sinpaldalkong 2 dikelompokkan dalam 8 kelas fungsional berbeda (Tabel 1). Sebanyak 37
gen diketahui spesifik hanya ditemukan pada mutan SS2-2 dan 60 gen pada Sinpaldalkong
2. Dari total transkrip, 35 transkrip menunjukkan nilai E tinggi dan dipilih untuk dianalisis
lebih lanjut. 35 gen ini kemungkinan terkait degan simbiosis di kedelai nodul super. Gen
diferensial pada 2 genotipe kedelai ini mendukung studi sebelumnya yang menggunakan
1276
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
pendekatan proteomik (Salavati et al., 2012). Jumlah gen dengan signifikan tinggi dalam
setiap kategori diringkas dalam Tabel 1.
Fragmen-transkrip terpilih yang menunjukkan signifikansi dengan nlai E tinggi dan
homolog dengan gen yang sudah dikenal pada Sinpaldalkong 2 dan SS2-2 disajikan pada
Tabel 2. Fragmen-transkrip dipilih dari hasil studi sebelumnya (Lestari et al., 2006a).
Pathway yang mengatur simbiosis dan sinyal transduksi antara Sinpaldalkong 2 dan SS2-2
mungkin berbeda. Gen-gen berbeda terlibat dalam metabolisme dan energi, organisasi
seluler dan biogenesis, dan transkripsi dan kelas fungsi lainnya. Hasil ini relevan dengan
gen-gen yang diidentifikasi sebelumnya di kedelai nodul super dan kedelai normal
(Salavati et al., 2012). Beberapa fragmen-transkrip menunjukkan homologi tinggi dengan
faktor transkripsi, faktor pertahanan/ketahanan dan transporter yang ditemukan lebih
sedikit di SS2-2 daripada Sinpaldalking 2. Fragmen-transkrip tersebut mungkin
berkontribusi dalam mengendalikan simbiosis rhizobium dengan kedelai nodul super dan
kedelai normal.
Metabolisme dan energi
Perkembangan nodul dan fungsinya memerlukan translokasi fotosintat pada
jaringan baru dan muda tanaman (Lin et al., 2010). Pada Sinpaldalkong 2, carboxylase
(26sin2 dan 46sin3) terlibat dalam menyediakan oksaloasetat. Seperti yang diharapkan,
induksi kuat gen asimilasi nitrogen terdeteksi dalam jaringan daun satu minggu setelah
inokulasi dengan B. japonicum. Pathway nodulasi (Lim et al., 2011) melibatkan enzim
seperti piruvat dehidrogenase (20sin1), glutamat sintase (46sin1) dan reduktase
leghemoglobin (73sin1). Enzim tersebut mungkin menyediakan sistem efisien untuk
menurunkan konsentrasi oksigen bebas sekaligus menyalurkan oksigen yang cukup ke sel
yang terinfeksi. Enzim terkait dinding sel, endo-β-1,4-glukanase (17sin3) tampaknya
terlibat dalam pertumbuhan infeksi dan ragam fisiologis dalam pembelahan sel (Salavati et
al., 2012). Fragmen-transkrip ini mungkin berperan dalam ontogeni dan perkembangan
nodul.
Beberapa gen metabolisme primer dominan di SS2-2. Karbon berperan awal proses
yang disertai dengan perubahan dalam ekspresi serangkaian gen yang berhubungan dengan
metabolism karbon dan nitrogen. Fragmen-transkrip juga mungkin terlibat dalam
biosintesis nitrogen. Sementara beberapa gen yang terlibat dalam proses metabolisme
lainnya terkait dengan nodulasi juga ditemukan di SS2-2, terutama terkait dengan
hidrolisis komponen dinding sel dan pathway flavonoid. Sejumlah gen yang berhubungan
dengan sumber energi dan metabolisme tampaknya kurang ditemukan di SS2-2
dibandingkan di Sinpaldalkong 2. Gen-gen ini adalah kandidat terkait asosiasi simbiosis
(Pislariu et al., 2012). Hasil ini menunjukkan bahwa beberapa anggota famili multigene
dalam kondisi tertekan secara bersamaan mengaktivasi anggota lainnya (Yahyaoui et al.,
2004).
1277
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Tabel 1. Transkrip dengan nilai E signifikan yang dikelompokkan berdasarkan kategori
fungsi pada SS2-2 and Sinpaldalkong2.
Kategori fungsional
Jumlah fragmen-transkrip
SS2-2
Sinpaldalkong2
Metabolisme dan energi
2
9
Faktor transkripsi
0
3
Sinyal transduksi
0
3
Membrane transport chain
1
3
Protein destination
0
1
Cell rescue/defence
1
1
Unknown function protein
2
2
EST-homology
9
13
Faktor transkripsi
Sepuluh transkrip di Sinpaldalkong 2 dan 3 transkrip dari SS2-2 mungkin
memberikan kontribusi dalam proses transkripsi. Beberapa faktor transkripsi, seperti likebZip dan PHD finger protein (44sin1) dan receptor protein kinase homolog (48sin1)
terdeteksi pada Sinpaldalkong 2. Gen-gen ini penting mengingat perannya sebagai
regulator utama yang memungkinkan untuk mengontrol set gen yang terkait dengan
program perkembangan simbiosis.
Gen-gen sinyal transduksi
Hanya 3 gen dengan nilai E tinggi ditemukan di Sinpaldalkong 2 (17sin1, 24sin3
dan 80sin1) tapi tidak di SS2-2. Gen tersebut diduga berpotensi terlibat dalam mekanisme
pengaturan simbiosis. Dalam nodul kedelai normal, berbagai gen sinyal ditemukan,
terutama pengkodean protein kinase (Pislariu et al., 2012) sebagai bagian dari protein
regulator transkripsi. Beberapa dari gen-gen tersebut terlibat dalam autoregulasi nodulasi
(Searle et al., 2003). Kinase protein dan protein fosfatase diharapkan akan mengungkapkan
sifat dari sistem signaling.
Rantai membran transportasi
Gen yang memainkan peran dalam fotosintesis juga diidentifikasi dalam studi ini
dan lebih banyak diidentifikasi pada Sinpaldalkong 2. Gen yang diamati mengkodekan
protein fotosistem IID1 (2sin3) dan plasma membrane-type calsium ATPase (49sin1).
Famili protein ini kemungkinan bertindak sebagai donor elektron primer ke kloroplas
dalam fotosistem. Plasma membrane-type calsium ATPase berfungsi untuk mengeliminasi
kalsium, sebagai regulator penting menentukan konsentrasi kalsium (Bonza et al., 2000).
Pada saat yang sama, transporter di up-regulasi dalam SS2-2, misalnya transposase (12S5).
Gen transporter tersebut mungkin terkait dengan fungsi nodul akar sebagai sumber karbon
dan energi di mutan nodul super dan kedelai normal.
Protein destination dan cell rescue/defence
Hanya satu fragmen-transkrip, sulfhidril-pra-endopeptidase diekspresikan pada V.
mungo (26sin3) yang terdeteksi hanya di tipe liar (Sinpaldalkong 2). Sebuah gen (17S2)
mengkodekan protein yang berhubungan dengan pertahanan ditemukan di SS2-2.
1278
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Fragmen-transkrip yang berkaitan dengan respon pertahanan mungkin penting untuk
melawan patogen (Shirasu & Schulze-Lefert, 2003).
Unknown function protein
Dua transkrip terkait dengan EST dari protein yang belum diketahui fungsinya.
Fragmen tersebut mungkin sangat spesifik untuk nodulasi dan asosiasi simbiotik. Fragmentranskrip tersebut meliputi nodulin (65S2) serta diduga putative senescence-associated
protein (9S1), dan hanya ditemukan di SS2-2.
EST homologi
Jenis genotipe liar sebagai sumber mutan didentifikasi memiliki fragmen-transkrip
yang homolog dengan klon cDNA seperti dalam Triticum aestivum, bit gula dan lain-lain.
Namun beberapa transkrip di SS2-2 menunjukkan homologi yang tinggi dengan klon
cDNA di Gossypium arboreum, akar Medicago truncatula, Nicotiana tabacum, daun
Oryza sativa. Mereka dapat mewakili gen-gen yang belum dikarakterisasi.
Gen-gen potensial terkait simbiosis
Teknik cDNA-AFLP memungkinkan identifikasi gen-gen potensial yang terlibat
dalam supernodulasi mutan dan kedelai normal yang bersimbiosis dengan rhizobium. Gen
dengan ekspresi berbeda mungkin memberikan informasi yang berguna pada program
simbiosis mikroba-kedelai (Santaella et al., 2004), terutama 2 gen kinase (48sin1,17sin1),
dan 2 nodulin (51S3 dan 65S2), serta leghemoglobin (73sin1). Transkrip 17sin1 memiliki
378 basa dan menunjukkan homologi tinggi dengan kinase dalam A. thaliana (Gambar 1).
Daerah conserve mungkin bagian dari wilayah domain yang mempengaruhi beberapa
program simbiosis dalam tanaman. Mutasi basa tunggal di SS2-2 merubah transversi lisin
(AAG) menjadi kodon stop (TAG) (Lestari et al., 2006a). Mutasi titik ini mengarahkan
untuk menghasilkan truncated protein (Searle et al., 2003) dan mungkin berpengaruh
terhadap perkembangan akar dan nodul. Kinase-like protein dan receptor-like kinase
mungkin terlibat dalam jalur sinyal transduksi dan terkait dengan reseptor membran
plasma (Gresshoff et al., 2003). Receptor kinase yang ditemukan dalam penelitian ini
mungkin salah satu reseptor kinase yang mengatur regulasi nodul akar di SS2-2, dikenal
sebagai gen GmNARK seperti dilansir oleh Searle et al. (2003).
Dua transkrip, 51sin3 dan 65S2 menunjukkan homologi tinggi dengan nodulin
(clone GmN36b-fragmen) dan nodulin-like (G.max), masing-masing. Meskipun gen ini
memiliki fungsi yang berbeda, namun 51sin3 dan 65S2 homolog berdasarkan sekuen asam
amino (Gambar 2). Gen nodulin mungkin memiliki ekspresi transien dan penting dalam
fiksasi nitrogen simbiotik (Trevaskis et al., 2002; Nakamura et al., 2010). Gen ini terlibat
dalam tahap awal perkembangan nodul, seperti pembelahan sel kortikal dan inisiasi nodul.
Dengan demikian, gen nodulin mungkin memainkan peran utama dalam membedakan
tahap perkembangan nodul di SS2-2 dan tipe liar (Lestari et al., 2006b; Salavati et al.,
2012).
1279
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Gambar 1. Analisis penjajaran sekuen parsial transkrip 17sin1 dengan kinase like protein
dari Arabidopsis thaliana (CAB80511) menggunakan GENRUNR. Warna biru dan
merah: conserved region.
Gambar 2. Analsis penjajaran sekun asam mino transkrip 51sin3 and 65S2 yang diduga
sebagai nodulin dianalisis dengan GENRUNR. Warna biru dan merah adalah conserved
region.
Transkrip 73sin1 (ferri leghemoglobin reduktase) mungkin ditemukan dalam sel-sel
dalam nodul kedelai untuk memfasilitasi transportasi oksigen (Ott et al., 2005). Sekuen
73sin1 conserve dengan leghemoglobin kedelai. 73sin1 ini mungkin terlibat dalam
menentukan konsentrasi leghemoglobin di nodul, seperti didukung penelitian sebelumnya
bahwa leghemoglobin total pada mutan hypernodul lebih rendah dari jenis liarnya (Sato et
al., 2001; Tanabata & Ohyama, 2014), termasuk SS2-2 (Lestari et al., 2005). Gen-gen
yang diidentifikasi ini memberikan petunjuk penting untuk studi fungsional lebih lanjut
terkait fiksasi nitrogen dalam kedelai nodul super.
Tabel 2. Daftar fragmen-transkrip terseleksi dengan nilai E tinggi spesifik pada SS2-2 dan
Sinpaldalkong 2.
FragmenPanjang
Gen kandidat
transkrip
bp)
Metabolisme danm energi
17sin3
425
Endo-1, 3(4)-beta-glucanase (EC
3.2.1.6) –from garden peaa
20sin1
417
Pyruvate dehydrogenase E1 component
beta subunit chloroplast [A. thaliana]a
45sin2
334
Cytochrome P450 [Glycyrrhiza
echinata]a
46sin1
236
Putative ferredoxin-dependent glutamate
synthase, chloroplast precursor (Oryza
1280
No. Aksesi
Homologi
(%)
NilaiEc
JC7226
91
2e-26
NP_174304
94
6e-58
BAA76380
89
3e-23
NP_565665
93
4e-19
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
46sin3
208
51sin3
230
73sin1
323
25S2
276
41S2
259
Transkripsi
13sin2
336
44sin1
273
48sin1
325
Sinyal transduksi
17sin1
378
24sin3
250
80sin1
250
Transport chain
2sin3
371
49sin1
364
12S5
449
Protein destination
26sin3
306
Cell rescue/Defense
17S2
314
Unknown protein
9S1
346
65S2
343
EST homology
9sin1
346
14sin5
464
26sin1
145
26sin3
13S2
340
406
28S2
110
29S1
83
sativa (japonica cultivar-group)]a
Acetyl-coenzyme A carboxylase,
carboxyltransferase alpha chain
precursor [G. max]a
Nodulin (clone GmN36b-fragment) [G.
max]a
Ferric leghemoglobin reductase-2
precursor [G. max]a
Cell wall- associated hydrolase putative
Campylobacter lari RM2100a
Dihydroflavonol-4-reductase 1
[Medicago truncatula]a
T06765
97
6e-20
S34799
100
2e-23
AAC26053
80
6e-26
ZP_003697
73
AAR27014
80
2e-19
97
7e-17
Putative polynucleotide phosphorylase
AAF00646
[A. thaliana]a
bZIP transcription factor ATB2 [G.
AAN03468
a
max]
Receptor protein kinase homolog T50850
(imported) [G. maxa
89
2e-17
100
6e-17
100
6e-23
Protein kinase like protein [A. thaliana]a
Putative zinc finger protein (P. sativum)a
Phosphoenolpyruvate carboxylase kinase
4 [G. max]a
CAB80511
CAA60828
AA575450
81
94
100
3e-15
5e-12
3e-24
Photosystem II D1 [Zea mays]a
Plasma membrane –type calcium
ATPase (ACA2) [A.thaliana]a
Transposase [Fusarium oxysporum f. sp.
Melonis]a
NP_043004
CAB38303
98
100
2e-44
6e-23
AAP31248
42
2e-11
Sulfhydryl-pre-endopeptidase (AA-20 to
342) [Vigna mungo]a
CAA33753
78
3e-14
Phospholipid hydroperoxide glutathione
peroxidase [A. thaliana] a
CAB78203
70
1e-12
Putative senescence-associated protein
[Pisum sativum]a
Nodulin [G. max]a
BAB33421
94
2e-24
AAC72337
71
2e-11
26S rRNA gene [Shortia galacifolia]b
Partial 28S rRNA gene [Spercheus
emarginatus]b
EST 00126 Wheat PI137739 induced
cDNA [Triticum aestivum]b
Leaf cDNA clone [Beta vulgaris]b
7-10 dpa fiber library cDNA
[Gossypium arboreum]b
Stem library (3-5 leaf stage) cDNA
[Oryza sativa]b
cDNA clone BY13068 [Nicotiana
AY260045
AJ810753
100
100
3e-87
9e-42
CB412173
100
2e-30
BQ585794
BG443763
98
100
1e-45
1e-10
BI807320
99
6e-48
BP528232
97
9e-25
1281
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
tabacum]b
27S2
310
Pollen PCR-based subtractive library,
CN949773
100
8e-47
cDNA clone Peg10CS [Nicotiana
tabacum]b
29S2
190
Flower subtracted cDNA library [Acacia CK468533
100
5e-50
mangium]b
26S4
70
Roots cDNA clone [Medicago
AJ621860
100
7e-31
b
truncatula]
33S1
268
KS04211T70 KS04, cDNA [Capsicum
CB185093
99
2e-65
chinense]b
34S1
213
Fg06_05i17_RFg06_AAFC_ECORC_
CN813304
100
1e-41
Fusarium_graminearum_
perithecia Gibberella zeae cDNA clone b
35S2
103
Leaf Solanum phureja x Solanum
AJ437598
100
1e-49
tuberosum cDNA cloneb
a
Analisis homologi fragment-transkrip menggunakan BLASTN
b
Analisis homologi fragment-transkrip menggunakan BLASTX
c
Fragmen-transkrip terseleksi dengan nilai E > 1e-10; sin: trasnktip di Sinpaldalkong 2, S:transkrip di SS2-2
PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa tranksrip dalam studi ini berpotensi terlibat dalam supernodulasi pada
mutan SS2-2 dan kedelai normal yang bersimbiosis dengan Bradyrhizobium. Sebagian
besar fragmen-transkrip di SS2-2, dan Sinpaldalkong 2 menunjukkan homologi yang tinggi
dengan protein tertentu. Jumlah fragmen-transkrip yang diidentifikasi pada tipe liar lebih
tinggi daripada SS2-2 di sebagian besar kelas fungsional. Kategori fungsional transkrip
dengan E-nilai tinggi termasuk metabolisme dan energi (9 gen), transkripsi (3 gen), sinyal
transduksi (3 gen), rantai transportasi (3 gen), protein destination (satu gen), cell
rescue/defence (satu gen), unknown function protein (2 gen), dan homologi dengan EST
(13 gen) di kedua genotipe.
Saran
Sekuensing full gen dari transkrip terpilih hasil identifikasi dan pengelompokan
perlu dilakukan. Kemudian, studi expresi dari transkrip signifikan dengan E tinggi perlu
dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hasil studi ekspresi gen yang
diinginkan dapat menjadi dasar untuk analisis fungsional dari gen-gen terpilih tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bachem, C.W.B., Oomen, R.J.F.J. & Visser, R.G.F. 1998. Transcript imaging with cDNAAFLP: A step-by-step protocol. Plant Molecular Biology Reporter, 16:157-173.
Bonza, M.C, Morandini, P, Luoni, L, Geisher, M, Palmgren, M.G. & Michelis, I.D. 2000.
At-ACA8 encodes a plasma membrane-localized calcium-ATPase of Arabidopsis
with a calmodulin-binding domain at the N terminus. Plant Physiology, 123: 14951506.
Dudley, A.M., Janse, D.M., Tanay, A., Shamir, R. & Church, G.M. 2005. A global view of
pleiotropy and phenotypically derived gene function in yeast. Molecular Systems
Biology. (Published online).Doi:10.1038/msb4100004.
1282
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Gresshoff, P.M., Rose, R.J., Sing, M. & Rolfe, B.G.2003. Symbiosis signals. St. Leonards,
NSW: Today’s LifeScience.
Ha, B.K. & Lee, S.H. 2001. Growth, nitrogen metabolism and nodulation of
hypernodulating soybean mutant as affected by soil fertility. Korean Journal of
Crop Science, 46: 145-149.
Lee, H.S., Y.A. Chae, E.H. Park, Y.W. Kim, K.I. Yun, & S.H. Lee. 1997. Introduction,
development, and characterization of supernodulating soybean mutant.I:
Mutagenesis of soybean and selection of supernodulating soybean mutant. Korean
Journal of Crop Science, 42:247-253.
Lestari, P., Van, K., Kim, M.Y. & Lee, S.H. 2005. Symbiotic effectiveness of
Bradyrhizobium japonicum USDA 110 in a nodul supernodulating soybean mutant
SS2-2. Korean Journal of Crop Science, 50:125-130.
Lestari, P., Van, K.,. Kim, M.Y., Hwang, C.H., Lee, B.W. & Lee, S.H. 2006a.
Differentially expressed genes related to symbiotic association in a nodul
supernodulating soybean mutant and its wild type. Molecular Plant Pathology,
7:235-247.
Lestari, P. Van, K., Kim, M. Y. & Lee, S.H. 2006b. Newly featured infection events in a
supenodulating soybean mutant SS2-2 by Bradyrhizobium japonicum. Canadian
Journal of Microbiology, 52:328-335.
Lestari, P., Van, K., Kim, M.Y. & Lee, S.H. 2006c. Nodulation and growth of a nodul
supernodulating soybean mutant SS2-2 symbiotically associated with
Bradyrhizobium japonicum. Jurnal Agrobiogen, 2(1):8-15.
Lim, C.W., Lee, Y.W. & Hwang, C.H. 2011. Soybean nodule-enhanced CLE peptides in
roots act as signals in GmNARK-mediated nodulation suppression. Plant and Cell
Physiology, 9:1613-1627.
Nakamura T., Nakayama N., Yamamoto R., Shimamura S., Kim Y., Hiraga S., Ohyama T.,
Komatsu S. & Shimada S. 2010. Nitrogen utilization in the nodul supernodulating
soy‐ bean variety “Sakukei 4” and its parental varieties, “Enrei” and “Tamahomare.”
Plant Production Science, 13:123-131.
Nishimura R., Hayashi M., Wu G.J., Kouchi H., Imaizumi-Anraku H., Murakami Y.,
Kawasaki S., Akao S., Ohmori M., Nagasawa M., Harada K. and Kawaguchi M.
2002. HAR1 mediates systemic regulation of symbiotic organ development. Nature,
420: 426-429.
Ott, T., van Dongen, J.T., Günther, C., Krusell, L., Desbrosses, G., Vigeolas, H., Bock, V.,
Czechowski, T., Geigenberger, P. & Udvardi, M.K. 2005. Symbiotic leghemoglobins
are crucial for nitrogen fixation in legume root nodules but not for general plant
growth and development. Current Biology, 15: 531-535.
Pislariu, C.I., Murray, J.D., Wen, J.Q., Cosson, V., Muni, R.R.D., Wang, M., Benedito,
V.A. Andriankaja, A., Cheng, X., Jerez, I.T., Mondy, S., Zhang, S., Taylor, M.E.,
Tadege, M., Ratet, P., Mysore, K.S., Chen, R. & Udvardi, M.K. 2012. A Medicago
truncatula tobacco retrotransposon insertion mutant collection with defects in
nodule development and symbiotic nitrogen fixation. Plant Physiology, 4:16861699.
1283
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Salavati, A., Bushehri, A.A., Taleei, A., Hiraga, S. & Komatsu, S. 2012. A comparative
proteomic analysis of the early response to compatible symbiotic bacteria in the
roots of a nodul supernodulating soybean variety. Journal of Proteomics, 3:819-832.
Sambrook, J. & Russel, D.W. 2001. Molecular Cloning. A laboratory manual. 3rd ed. New
York: Cold Spring Harbor.
Santaella, M., Suarez, E., Lopez, C., Gonzalez, C., Mosquera, G., Restrepo, S., Tohme, J.,
Badillo, A. & Verdier, V. 2004. Identification of genes in cassava that are
differentially expressed during infection with Xanthomonas axonopodis pv.
manihotis. Molecular Plant Pathology, 5:549-558.
Sato, T., Onoma, N.,. Fujikake, H., Ohtake, N., Sueyoshi, K. &. Ohyama, T. 2001.
Changes in four leghemoglobin components in nodules of hypernodulating soybean
(Glycine max L Merr.) mutant and its parent in the early nodule developmental
stage. Plant and Soil, 237:129-135.
Searle, R., Men, A.E., Laniya, T.S., Buzas, D.M., Iturbe-Ormaetxe, I., Carroll,B.J. &
Gresshoff, P.M. 2003. Long-distance signaling in nodulation directed by a
CLAVATA1-like receptor kinase. Science, 299:109-112.
Shirasu, K.& Schulze-Lefert, P. 2003. Complex formation, promiscuity and multifunctionality: protein interactions in disease resistance pathways. Trend of Plant
Science, 8:252-258.
Simous-Araujo, J.L.,.Rodrigues, R.L., Gerhardt, L.B.A., Mondego, J.M.C., Alves-Ferreira,
M., Rumjanek, N.G. & Margis-Pinheiro, M.. 2002. Identification of differentially
expressed genes by cDNA-AFLP technique during heat stress in cowpea nodules.
FEBS Letters, 515:44-50.
Takahashi, M., Arihara, J., Nakayama, N., Kokubun, M., Shimada, S., Takahashi, K. &
Hajika, M. 2003. Breeding of nodul supernodulating soybean cultivar "Sakukei 4".
Bulletin of National Institute of Crop Science, 4: 17-28.
Tanabata S., Ohtake N., Sueyoshi K., Kawaguchi M. & Ohyama T. 2013. Leaf growth of
Lotus japonicus hypernodulation mutant har1-4. Bulletin of Faculty of Agriculture
Niigata University, 66(1): 21-24.
Tanabata, S. & Ohyama, T. 2014. Autoregulation of nodulation in soybean plants. (On line)
(http://dx.doi.org/10.5772/56996, diakses tanggal 25 maret 2016).
Trevaskis, B., Colebatch,G.,Desbrosses, G.,Wandrey, M., Mienkoop, S., Saalbach, G. &
Udvardi, M. 2002. Differentiation of plant cells during symbiotic nitrogen fixation.
Comparative and Functional Genomics, 3:151-157.
Vos, P. R., Hogerss, M., Bleeker, M., Reijans, T., Lee, V.D., Hornes, M., Frijters, A. Pot,
J., Peleman, J., Kuiper, M. & Zabeau, M. 1995. AFLP: A new technique for DNA
fingerprinting. Nucleic Acids Research, 23:4407-4414.
Yahyaoui, F.E., Kuster, H., Amor, B.B., Hohnjec, N., Puhler, A., Becker, A., Gouzy, J.,
Vernie, T., Gough, C., Niebel, A., Godiard, L.& Gamas. P. 2004. Expression
profiling in Medicago truncatula identifies more than 750 genes differentially
expressed during nodulation, including many potential regulators of the symbiotic
program. Plant Physiology, 136:3159-3176.
1284
Download