penetapan kriteria daerah pelayaran kapal pelayaran - E

advertisement
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
PENETAPAN KRITERIA
DAERAH PELAYARAN KAPAL
PELAYARAN RAKYAT
LAMPIRAN 9
i
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
Ruang Lingkup
Acuan
Istilah dan Definisi
Persyaratan
4.1. Persyaratan Utama
4.2. Kriteria Pelayaran Rakyat
4.3. Daerah Pelayaran
ii
LAMPIRAN 9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Prakata
Rancangan Penetapan Kriteria Daerah Pelayaran Kapal Pelayaran Rakyat
disusun sebagai pedoman dalam penentuan daerah operasional kapal
pelayaran rakyat, sehingga diperoleh tingkat keamanan dan keselamatan
pelayaran rakyat lebih terjaga.
LAMPIRAN 9
iii
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
1.
Ruang Lingkup
Kriteria ini menjelaskan tentang ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan
Kriteria daerah pelayaran kapal pelayaran rakyat untuk menjadi Rancangan Kriteria
Daerah Pelayaran Kapal Pelayaran Rakyat.
Kriteria ini dimaksudkan untuk menjamin dokumen yang dibuat oleh panitia teknis,
disusun secara seragam, konsisten dan mudah dimengerti dengan memperhatikan
tampilan tanpa mempengaruhi isi teknisnya.
2.
Acuan
Kriteria ini tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan dokumen referensi di bawah ini.
Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan yang
tidak bertanggal, edisi terakhir dari (termasuk amandemen lain) yang berlaku.
Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk
melaksanakan kriteria ini.
UU 17/2008, Pelayaran
PP No 20 tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
KM 65 tahun 2009 tentang Standar Kapal Non Konvensi (Non Conventional Vessel
Standard) Berbendera Indonesia.
3.
Istilah dan Definisi
Semua istilah dan definisi yang terdapat dalam: UU 17/2008 tentang Pelayaran, PP 20
tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan. KM 65 tahun 2009 tentang Standar Kapal
Non Konvensi (Non Conventional Vessel Standard) Berbendera Indonesia.
a.
Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu,
b.
Daerah pelayaran adalah daerah operasional pelayaran suatu kapal yang sesuai
dengan karakteristik dan spesifikasi kapalnya,
c.
Kapal pelayaran rakyat adalah kapal layar, kapal layar bermotor, dan/atau kapal
motor sederhana berbendera Indonesia dengan ukuran tertentu.
4.
Persyaratan
4.1. Persyaratan Utama
Persyaratan utama dalam penyusunan kriteria ini harus mengacu pada UU 17/2008
tentang Pelayaran, PP no 20 tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan. KM 65 tahun
2009 tentang Standar Kapal Non Konvensi (Non Conventional Vessel Standard)
Berbendera Indonesia.
4.2. Kriteria Pelayaran Rakyat
Persyaratan kriteria kapal pelayaran rakyat adalah sebagai berikut.
a.
Angkutan Laut Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional
dan mempunyai karakteristik tersendiri untuk melaksanakan angkutan di perairan
dengan menggunakan kapal layar, kapal layar bermotor, dan/atau kapal motor
sederhana berbendera Indonesia dengan ukuran tertentu.
b.
Pengusahaan Pelayaran Rakyat dapat dilakukan oleh Warga Negara
Indonesia/perorangan dalam bentuk Badan Hukum Indonesia, baik berbentuk
LAMPIRAN 9
1
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
perseroan terbatas atau Koperasi dengan memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu)
orang tenaga ahli dibidang Ketatalaksanaan, dan/atau nautis, dan/atau teknis
pelayaran niaga tingkat dasar, dan memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) Kapal
Layar (KL), atau Kapal Layar Motor (KLM) s.d. GT.500 atau Kapal Motor (KM)
sekurang-kurangnya GT.7 s.d. GT.35, berbendera Indonesia dan laik laut yang
dibuktikan dengan salinan Groos Akte, surat ukur dan sertifikat keselamatan
kapal yang masih berlaku.
c.
Kapal Pelayaran rakyat harus memenuhi standar non convention vessel yang
meliputi:
• Konstruksi dan stabilitas.
• Perlengkapan.
• Peralatan keselamatan.
• Permesinan dan Kelistrikan.
• Garis Muat.
• Pengukuran kapal.
• Pengawakan.
• Manajemen Operasional.
d.
Panjang kapal minimum kapal penumpang laut lepas adalah 1A,1B,1C minimal
harus berukuran 10 m panjang terukur.
e.
Kapal terbuka tidak boleh mengangkut penumpang ke laut kecuali jika kapal
tersebut terbatas pada penugasa kelas 2C, dan merupakan kapal kembung
(inflatable), Rigid Inflatable Boat (RIB), atau kapal sejenis yang dipasangi ruang
pengapung atau busa pengapung, sedemikian sehingga karakteristik daya apung
tergenang dan stabilitas rusak adalah ekuivlen dengan kapal yang mempunyai
dek.
4.3. Daerah Pelayaran
Kategori daerah operasional pelayaran rakyat disesuaikan dengan KM Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 65 tahun 2009, tentang Standar Kapal Non Konvensi.
Tabel 1:
Kategori daerah operasional
Daerah Operasional
Kapal yang berlayar di
Daerah pelayaran tidak terbatas
Daerah pelayaran lepas pantai
Daerah pelayaran lepas pantai terbatas
Perairan terlindung
Daerah pelayaran perairan tenang sebagian
Daerah pelayaran perairan tenang
Diberi tanda
A
B
C
D
E
Dalam kaitan dengan batas daerah operasional suatu kapal, setiap daerah operasional
yang tercantum dalam Tabel ... ditentukan sebagai berikut:
a.
Daerah pelayaran tidak terbatas adalah semua daerah yang melebihi 200 mil laut
dari pantai ke arah laut.
2
LAMPIRAN 9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
b.
Daerah pelayaran lepas pantai adalah pelayaran dalam batas 200 mil laut dari
pantai ke arah laut, atau dalam batas yang lebih kecil sebagaimana ditentukan
oleh otoritas yang berwenang.
c.
Daerah pelayaran lepas pantai terbatas adalah pelayaran di dalam 30 mil laut
dari batas ke arah laut suatu daerah aman, termasuk perairan tenang atau
perairan tenang sebagian yang telah ditentukan (misal perairan terlindung), atau
di dalam batas yang lebih kecil sebagaimana ditentukan oleh otoritas yang
berwenang atau perairan yang telah ditentukan oleh otoritas yang berwenang
sebagai lepas pantai terbatas.
d.
Pelayaran pada perairan tenang sebagian adalah pelayaran di dalam batas
geografi tertentu pada perairan yang ditentukan oleh otoritas yang berwenang
sebagai perairan tenang sebagian.
e.
Pelayaran pada perairan tenang adalah pelayaran di dalam batas geografi
tertentu pada perairan yang ditentukan oleh otoritas yang berwenang sebagai
perairan tenang.
Daerah pelayaran di Indonesia memiliki karakteristik gelombang yang bervariasi.
Daerah pelayarn dapat ditentukan berdasarkan tinggi gelombang normal maksimum
yang terjadi di lintasan tersebut. Hal ini diambil untuk memperoleh kondisi yang
maksimum terjadi di lintasan tersebut. Dari pengelompokan ini pada akhirnya terdapat 7
(tujuh) region yaitu :
a.
Region pada lintasan dengan tinggi gelombang 1,25 meter (Region A).
b.
Region pada lintasan dengan tinggi gelombang 1,5 meter (Region B).
c.
Region pada lintasan dengan tinggi gelombang 2 meter (Region C).
d.
Region pada lintasan dengan tinggi gelombang 2,5 meter (Region D).
e.
Region pada lintasan dengan tinggi gelombang 3 meter (Region E)
f.
Region pada lintasan dengan tinggi gelombang 3,5 meter (Region F).
g.
Region pada lintasan dengan tinggi gelombang 4 meter (Region G).
Daerah pelayaran untuk kapal-kapal pelayaran rakyat sekurang-kurangnya memenuhi
persayaratan sebagai berikut.
a.
Daerah pelayaran tidak terbatas, yaitu pelayaran yang melebihi 200 mil laut dari
pantai ke arah laut.
b.
Daerah pelayaran lepas pantai, yaitu pelayaran dalam batas 200 mil laut dari
pantai ke arah laut, dilakukan penyesuaian batas yang lebih kecil yang
ditentukan oleh otoritas.
c.
Daerah pelayaran lepas pantai terbatas, yaitu 30 mil laut dari batas ke arah laut
suatu daerah aman, perairan yang telah ditentukan oleh otoritas yang berwenang
sebagai lepas pantai terbatas.
d.
Daerah pelayaran perairan tenang sebagian, pelayaran di dalam batas geografi
tertentu pada perairan yang ditentukan oleh otoritas yang berwenang sebagai
perairan tenang sebagian.
LAMPIRAN 9
3
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
e.
Daerah pelayaran yang menghubungkan antar pulau yaitu daerah pelayaran
untuk membuka keterisolasian dan mengalami kesulitan untuk melakukan
aktivitas ekonomi.
f.
Daerah pelayaran perairan tenang yaitu pelayaran di dalam batas geografi
tertentu pada perairan yang ditentukan oleh otoritas yang berwenang sebagai
perairan tenang sebagai perairan tenang sebagian.
g.
Daerah yang aksesibilitas dan karakteristik daerahnya dikarenakan letak
geografis sulit untuk dijangkau, daerah pelayarannya dilakukan pada gugusan
pulau-pulau kecil.
h.
Kapal penumpang yang berlayar dilaut untuk penggunaan di semua daerah
pelayaran sampai dan termasuk daerah pelayaran tidak terbatas.
i.
Kapal penumpang yang berlayar di laut untuk penggunaan disemua daerah
pelayaran sampai dan termasuk pelayaran lepas pantai.
j.
Kapal penumpang yang berlayar dilaut untuk penggunaan disemua daerah
pelayaran sampai dan termasuk daerah pelayaran lepas pantai terbatas.
k.
Kapal penumpang yang berlayar dilaut untuk penggunaan disemua daerah
pelayaran sampai dan termasuk daerah pelayaran lepas pantai terbatas menurut
responden.
l.
Pelayaran hanya di daerah pelayaran yang tenang bagi kapal penumpang.
m.
Daerah pelayaran sampai dan termasuk pelayaran tidak terbatas bagi bukan
kapal penumpang.
n.
Daerah pelayaran sampai dan termasuk pelayaran lepas pantai terbatas bagi
bukan kapal penumpang.
o.
Perairan terlindung bagi bukan kapal penumpang yang hanya berlayar di
perairan tenang sebagian dan perairan tenang.
p.
Perairan terlindung bagi bukan kapal penumpang yang hanya berlayar di
perairan tenang.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan, juga
dijelaskan bahwa berdasarkan kondisi geografi dan meteorologi ditetapkan daerah
pelayaran dengan urutan sebagai berikut :
a. Derah Pelayaran Semua Lautan;
b. Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia;
c. Daerah Pelayaran Lokal;
d. Daerah Pelayaran Terbatas;
e. Daerah Pelayaran Pelabuhan; dan
f.
Daerah Pelayaran Perairan Daratan.
Setiap kapal yang berlayar di daerah pelayaran huruf a s.d f, wajib memenuhi
persyaratan kelaiklautan kapal sesuai dengan daerah pelayarannya.
Kapal yang memenuhi persyaratan melayari daerah pelayaran dengan peringkat yang
lebih tinggi, memenuhi persyaratan juga untuk daerah pelayaran dengan peringkat
yang lebih rendah.
4
LAMPIRAN 9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Kapal yang hanya memenuhi persyaratan melayari daerah pelayaran yang lebih
rendah dapat diizinkan melayari daerah pelayaran dengan peringkat yang lebih tinggi
setelah memenuhi persyaratan sesuai urutan daerah pelayaran.
Derah pelayaran yang diizinkan pada suatu kapal dicantumkan dalam sertifikat
keselamatan kapal.
4.3.1. Daerah Pelayaran Semua Lautan
Pelayaran untuk semua laut di dunia.
4.3.2. Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia
Daerah pelayaran yang meliputi daerah yang dibatasi oleh garis-garis yang ditarik dari
titik Lintang 100 00’ 00’’ Utara di Pantai Barat Malaysia,sepanjang pantai Malaysia,
Singapura,Thailand,Kamboja,dan Vietnam Selatan diTanjung Tiwan dan garis-garis
yang ditarik antara Tanjung Tiwan dengan Tanjung Baturampon di Philipina, sepanjang
pantai selatan Philipina sampai Tanjung San Augustin ke titik Lintang 000 00’00’’dan
bujur140000’00’’ Timur ditarik ke selatan hingga ketitik 090 10’00’’Selatan dan bujur
1410 00’ 00’’Timur, ke titik Lintang 100 11’00’’Selatan dan Bujur 1210 00’00’’Timur,ke
titik Lintang 090 30’00’’Selatan dan Bujur 1050 00’00’’Timur ke titik Lintang 020
00’00’’Utara dan Bujur 0940 00’00’’sampai dengan titik Lintang 100 00’00’’Utara di
Pantai Barat Malaysia atau Near Coastal voyage.
4.3.3. Daerah Pelayaran Lokal
Daerah pelayaran yang meliputi jarak dengan radius 500 (lima ratus) mil laut dari suatu
pelabuhan tertunjuk. Jarak ini diukur antara titik-titik terdekat batas-batas perairan
pelabuhan sampai tempat labuh yang lazim. Jika pelabuhan tertunjuk dimaksud
terletak pada sungai atau perairan wajib pandu, maka jarak itu diukur dari atau sampai
awak pelampung terluar atau sampai muara sungai atau batas luar dari perairan wajib
pandu.
4.3.4. Daerah Pelayaran Terbatas
Daerah pelayaran yang meliputi jarak dengan radius 100 (seratus) mil laut dari suatu
pelabuhan tertunjuk. Jarak ini diukur antara titik-titik terdekat batas-batas perairan
pelabuhan sampai tempat labuh yang lazim. Jika pelabuhan tertunjuk dimaksud
terletak pada sungai atau perairan wajib pandu, maka jarak itu diukur dari atau sampai
awak pelampung terluar atau sampai muara sungai atau batas luar dari perairan wajib
pandu.
4.3.5. Daerah Pelayaran Pelabuhan
Perairan di dalam daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan
pelabuhan.
4.3.6. Daerah Pelayaran Perairan Daratan
Perairan sungai, danau, waduk, kanal dan terusan.
Armada angkutan laut pelayaran-rakyat dapat dioperasikan pada jaringan trayek
angkutan dalam negeri dan trayek lintas batas, baik dengan trayek tetap dan teratur
maupun trayek tidak tetap dan tidak teratur.
Kapal Pelayaran rakyat biasanya berupa Kapal Layar Motor (KLM) dengan ukuran s.d.
GT.500 atau Kapal Motor (KM) sekurang-kurangnya GT.7 s.d. GT.35, dengan draft
LAMPIRAN 9
5
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
tertentu. Oleh sebab itu, draft kapal pelayaran rakyat, kecepatan dan ukuran kapal
pelayaran rakyat menjadi pertimbangan kriteria dalam penentuan daerah pelayaran.
Secara teknis, daerah pelayaran untuk kapal pelayaran rakyat ditentukan berdasarkan
ukuran kapal pelayaran rakyat itu sendiri sebagai berikut:
a.
panjang kapal optimum adalah sama dengan panjang gelombang, dimana
panjang kapal dapat dirumuskan dengan:
hw = Lpp / 20
Keterangan:
hwadalah tinggi gelombang
Lpp adalah panjang kapal antara garis tegak (Lpp)
Daerah pelayaran rakyat yang disesuaikan dengan panjang kapal pelayaran
rakyat adalah sebagai berikut:
• Daerah region A dengan tinggi gelombang 1.25 meter dapat dilayari kapal
pelayaran rakyat yang memiliki panjang 25 meter.
• Daerah region B dengan tinggi gelombang 1.5 meter dapat dilayari kapal
pelayaran rakyat yang memiliki panjang 30 meter.
• Daerah region C dengan tinggi gelombang 2 meter dapat dilayari kapal
pelayaran rakyat yang memiliki panjang 40 meter.
• Daerah region D dengan tinggi gelombang 2.5 meter dapat dilayari kapal
pelayaran rakyat yang memiliki panjang 50 meter.
• Daerah region E dengan tinggi gelombang 3 meter dapat dilayari kapal
pelayaran rakyat yang memiliki panjang 60 meter.
• Daerah region F dengan tinggi gelombang 3.5 meter dapat dilayari kapal
pelayaran rakyat yang memiliki panjang 70 meter.
• Daerah region G dengan tinggi gelombang 4 meter dapat dilayari kapal
pelayaran rakyat yang memiliki panjang 80 meter.
b.
Ukuran Utama Kapal Berdasarkan Region Lintasan sesuai dengan standard
kapal non konvensi dapat dilihat pada Tabel berikut.
Region
A
Tabel 2:
Ukuran Utama Kapal Berdasarkan Region Lintasan
Tinggi
Kecepatan
Perbandingan Ukuran Kapal
Gelombang
Kapal
L/B
L/H
B/H
L/T
H/T
(meter)
(knot)
10
3.780
7.897
2.089 16.684
2.113
1.25
15
3.780
7.980
2.111 16.932
2.122
B
1.5
C
2
D
2.5
E
3
B/T
4.413
4.479
15
3.905
8.570
2.195
17.425
2.033
4.462
10
4.155
9.501
2.286
18.224
1.918
4.386
15
4.155
9.589
2.308
18.441
1.923
4.438
10
4.405
10.396
2.360
19.271
1.854
4.375
15
4.405
10.486
2.380
19.477
1.857
4.421
10
4.655
11.225
2.411
20.327
1.811
4.366
15
4.655
11.316
2.431
20.526
1.814
4.409
6
LAMPIRAN 9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
c.
Region
Tinggi
Gelombang
(meter)
F
3.5
G
4
Kecepatan
Kapal
(knot)
10
Perbandingan Ukuran Kapal
L/B
L/H
B/H
L/T
H/T
B/T
4.905
12.013
2.449
21.387
1.780
4.360
15
4.905
12.108
2.468
21.581
1.783
4.400
10
5.155
12.775
2.478
22.451
1.757
4.355
15
5.155
12.870
2.496
22.642
1.760
4.392
Daerah pelayaran rakyat yang disesuaikan dengan lebar kapal pelayaran rakyat
adalah sebagai berikut:
• Daerah region A dengan tinggi gelombang 1.25 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki lebar 6.6 meter.
• Daerah region B dengan tinggi gelombang 1.5 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki lebar 7.7 meter.
• Daerah region C dengan tinggi gelombang 2 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki lebar 9.6 meter.
• Daerah region D dengan tinggi gelombang 2.5 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki lebar 11.4 meter.
• Daerah region E dengan tinggi gelombang 3 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki lebar 12.9 meter.
• Daerah region F dengan tinggi gelombang 3.5 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki lebar 14.3 meter.
• Daerah region G dengan tinggi gelombang 4 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki lebar 15.5 meter.
d.
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
Daerah pelayaran rakyat yang disesuaikan dengan tinggi kapal pelayaran rakyat
adalah sebagai berikut:
• Daerah region A dengan tinggi gelombang 1.25 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki tinggi kapal 3.1 meter.
• Daerah region B dengan tinggi gelombang 1.5 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki tinggi kapal 3.5 meter.
• Daerah region C dengan tinggi gelombang 2 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki tinggi kapal 4.2 meter.
• Daerah region D dengan tinggi gelombang 2.5 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki tinggi kapal 4.8 meter.
• Daerah region E dengan tinggi gelombang 3 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki tinggi kapal 5.3 meter.
• Daerah region F dengan tinggi gelombang 3.5 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki tinggi kapal 5.8 meter.
• Daerah region G dengan tinggi gelombang 4 meter dapat
pelayaran rakyat yang memiliki tinggi kapal 6.3 meter.
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
dilayari kapal
e.
Draft (tinggi sarat) kapal pelayaran rakyat minimal sama dengan tinggi
gelombang daerah pelayaran yang akan dilayari.
f.
Berdasarkan standar yang ada, maka kapal pelayaran rakyat dapat berlayar di
daerah tertentu dengan panjang, lebar, tinggi kapal dan sarat kapal seperti dalam
tabel berikut:
LAMPIRAN 9
7
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
Tabel 3:
Ukuran Kapal Pelayaran Rakyat Sesuai dengan Daerah Pelayaran
Ukuran Kapal Pelayaran Rakyat
Tinggi
Sarat
Daerah
No.
Gelombang
Panjang
Lebar
Tinggi
Kapal/draft
Pelayaran
(meter)
Kapal (m) Kapal (m) Kapal (m)
minimum
(m)
1. Region A
1.25
25
6,6
3,1
1,5
2. Region B
1.5
30
7,7
3,5
1,7
3. Region C
2
40
9,6
4,2
2,2
4. Region D
2.5
50
11,4
4,8
2,6
5. Region E
3
60
12,9
5,3
3
6. Region F
3.5
70
14,3
5,8
3,5
7. Region G
4
80
15,5
6,3
4
g.
Trayek Armada Pelayaran Rakyat
Armada angkutan laut pelayaran-rakyat dapat dioperasikan pada jaringan trayek
angkutan dalam negeri dan trayek lintas batas, baik dengan trayek tetap dan
teratur maupun trayek tidak tetap dan tidak teratur.
h.
Gross Tonnage Kapal Pelayaran Rakyat
Kapal Pelayaran rakyat biasanya berupa Kapal Layar Motor (KLM) dengan
ukuran s.d. GT.500 atau Kapal Motor (KM) sekurang-kurangnya GT.7 s.d. GT.35,
dengan draft tertentu.
Hasil pengumpulan data dari responden didapatkan bobot untuk kriteria dan
variabel penilaian adalah sebagai berikut
• Aspek Teknis, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 60%.
• Aspek Operasional, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 40%.
4.4. Aspek Teknis
a.
Kesesuaian Ukuran kapal dengan tinggi gelombang, dinilai oleh responden
memiliki bobot rata-rata sebesar 20%.
b.
Kecepatan Kapal, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 20%.
c.
Ukuran L/B, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 10%.
d.
Ukuran L/H, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 10%.
e.
UkuranB/H, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 10%.
f.
Ukuran L/T, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 10%.
g.
Ukuran H/T, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 10%.
h.
Ukuran B/T, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 10%.
8
LAMPIRAN 9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
4.5. Aspek Operasional
a.
Dioperasikan pada Daerah yang aksesibilitas dan karakteristik daerahnya
dikarenakan letak geografis sulit untuk dijangkau, dinilai oleh responden memiliki
bobot rata-rata sebesar 50%
b.
Dioperasikan pada daerah pelayarannya dilakukan pada gugusan pulau-pulau
kecil, dinilai oleh responden memiliki bobot rata-rata sebesar 50%.
4.6. Komponen dan besaran nilai evaluasi masing-masing sub variabel
a.
Kesesuaian Ukuran kapal dengan tinggi gelombang
NO
1
2
3
4
5
6
7
b.
1,25
1,5
2
2.5
3
3,5
4
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
Ukuran L/B
NO
1
2
3
4
5
6
7
c.
TINGGI GELOMBANG (m)
L/B
3.780
3.905
4.155
4.405
4.655
4.905
5.155
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
L/H
7.897 s.d 7.980
8.570
9.5019. s.d. 589
10.396 s.d.10 486
11.225 s.d 11.316
12.013 s.d 12.108
12.775 s.d 12.870
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
Ukuran L/H
NO
1
2
3
4
5
6
7
LAMPIRAN 9
9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
d.
e.
f.
g.
UkuranB/H
NO
1
2
3
4
5
6
7
B/H
2.089 s.d 2.111
2.195
2.286 s.d 2.308
2.360 s.d 2.380
2.411 s.d 2.431
2.449 s.d 2.468
2.478 s.d 2.496
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
Ukuran L/T
NO
1
2
3
4
5
6
7
L/T
16.684 s.d 16.932
17.425
18.224 s.d 18.441
19.271 s.d 19.477
20.327 s.d 20.526
21.387 s.d 21.581
22.451 s.d 22.642
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
Ukuran H/T
NO
1
2
3
4
5
6
7
H/T
2.113 s.d 2.122
2.033
1.918 s.d 1.923
1.854 s.d 1.857
1.811 s.d 1.814
1.780 s.d 1.783
1.757 s.d 1.760
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
Ukuran B/T
NO
1
2
3
4
5
6
7
H/T
4.413 s.d 4.479
4.462
4.386 s.d 4.438
4.375 s.d 4.421
4.366 s.d 4.409
4.360 s,.d 4.400
4.355 s.d 4.392
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
Penentuan daerah pelayaran rakyat harus mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:
a. Mempertimbangkan kesesuaian draft kapal pelayaran rakyat dengan tinggi
gelombang maksimum di daerah pelayaran
b. Mempertimbangkan ukuran kapal pelayaran rakyat terutama panjang kapal minimal
10 meter untuk daerah pelayaran region A, B atau C.
c. Mempertimbangkan desain kapal yang dapat menjangkau gugusan pulau-pulau kecil.
10
LAMPIRAN 9
RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT
NO
I
1
2
3
4
5
6
7
8
II
1
2
Tabel 4:
Hasil Penilaian dan Skor pada Penilaian Kriteria Daerah Pelayaran Kapal Pelayaran Rakyat
Region A
Region B
Region C
Region D
Regionn E
Region F
KRITERIA
Bobot Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
Aspek Teknis
0.60
Kesesuaian Ukuran kapal dengan
0.20
0.12
1 0.12
2 0.24
3 0.36
4 0.48
5
0.6
6 0.72
tinggi gelombang
Kecepatan Kapal
0.20
0.12
1 0.12
2 0.24
3 0.36
4 0.48
5
0.6
6 0.72
Ukuran L/B
0.10
0.06
1 0.06
2 0.12
3 0.18
4 0.24
5
0.3
6 0.36
Ukuran L/H
0.10
0.06
1 0.06
2 0.12
3 0.18
4 0.24
5
0.3
6 0.36
UkuranB/H
0.10
0.06
1 0.06
2 0.12
3 0.18
4 0.24
5
0.3
6 0.36
Ukuran L/T
0.10
0.06
1 0.06
2 0.12
3 0.18
4 0.24
5
0.3
6 0.36
Ukuran H/T
0.10
0.06
1 0.06
2 0.12
3 0.18
4 0.24
5
0.3
6 0.36
Ukuran B/T
0.10
0.06
1 0.06
2 0.12
3 0.18
4 0.24
5
0.3
6 0.36
Aspek Operasional
0.40
Dioperasikan pada Daerah yang
aksesibilitas dan karakteristik
0.50
0.20
1
0.2
2
0.4
3
0.6
4
0.8
5
1
6
1.2
daerahnya dikarenakan letak
geografis sulit untuk dijangkau,
Dioperasikan pada daerah
pelayarannya dilakukan pada
0.50
0.20
1
0.2
2
0.4
3
0.6
4
0.8
5
1
6
1.2
gugusan pulau-pulau kecil
Total
1
1.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
LAMPIRAN 9
11
Region G
Nilai Skor
7
0.84
7
7
7
7
7
7
7
0.84
0.42
0.42
0.42
0.42
0.42
0.42
7
1.4
7
1.4
7.00
Download