implementasi kebijakan

advertisement
Riska Sarofah
Muhammad Zulkifri Syahmat
Fatturrahman
Radinal Mahdi
Rosdiana Sugeha
(20161040002)
(20161040015)
(20161040013)
(20161040003)
(20161040014)
Teknik-Teknik
Implementasi
dan FaktorFaktor
Implementasi
Konsep dan
Studi
Implementasi
Kebijakan
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
Studi Kasus :
Implementasi
Kebijakan eKTP
Model-Model
Implementasi
Kebijakan
Studi Kasus :
Implementasi
Program
(Jamkesda) Di
Puskesmas
Sidomulyo
Kecamatan
Samarinda Ilir
Kota Samarinda
implementasi/im·ple·men·ta·si/ /impleméntasi/ n
pelaksanaan; penerapan: (KBBI)
Permenpan No. 4 Tahun 2007 : implementasi
kebijakan adalah suatu kegiatan atau proses
pelaksanaan atau penerapan kebijakan publik yang
telah ditetapkan.
Menurut lester dan stewards :
Fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu
proses, suatu keluaran (output) maupun sebagai suatu dampak (outcome)
Pelaksanaan undang-undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur,
dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam
upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program
Repley dan Franklin
Apa yang terjadi setelah
undang-undang ditetapkan
yang memberikan otoritas
program, kebijakan, keuntungan,
atau suatu jenis keluaran yang
nyata (tangile output)
Repley dan franklin
Program harus mendapatkan sumber-sumber yang
dibutuhkan
Arahan-arahan konkret, regulasi, serta rencana-rencana
dan desain program
Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan mereka dengan
menciptakan unit-unit birokrasi dan rutinitas untuk
mengatasi beban kerja
Proses
implementasi
kebijakan tidak hanya menyangkut
perilaku badan-badan administratif
yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan
program
dan
menimbulkan ketaatan pada diri
target group, melainkan menyangkut
lingkaran kekuatan-kekuatan politik,
ekonomi dan sosial
Tidak menguntungkan
dalam usaha memahami
proses kebijakan
Dampak negatif
mengenai proses
implementasi :
Kesempatan/peluang untuk
memberikan saran yang
kurang baik pada para
pembentuk kebijakan.
• Asumsi yang naïf yang tersirat dalam studi kebijkan
• Keputusan-keputusan dan interaksi-interaksi biasa yang
Pertama tidak layak
Kedua
• System anggaran belanja, penyusunan program dan
perencanaan (PPP) merupakan teknik analitik utama
dalam mengkaji kebijakan
Ketiga
• Usaha mengkaji secara terinci proses implementasi
kebijakan
• Dalam upaya membatasi aktor-aktor yang relevan
1. Pendekatan Perintah dan Pengawasan
Pendekatan perintah dan pengawasan
meliputi penggunaan makanismemekanisme yang sedikit koersif, seperti
pembentukan standar atau aturan baku,
inspeksi, dan pengenaan sanksi terhadap
pada pelanggar
2.Pendekatan Ekonomi dan Pasar
Pendekatan Intensif ekonomi atau pasar
Pendekatan intensif ekonomi mencakup penggunaan kredit
pajak, subsidi, atau ganjaran lain atau pinalti untuk mendorong
kepentingan-kepentingan swasta supaya mematuhi aturan
• Menurut Goggin et al.(1990),
1. Isi kebijakan (the content of
the policy message)
2. Format kebijakan (the from
of the policy message)
3. Reputasi aktoer (the
reputation of the communitators)
1.
2.
3.
4.
• Kondisi lingkungan (enviromental conditions)
• Hubungan antar organisasi ( inter-organization
relationship)
• Sumberdaya (resources)
• Karakter institusi implementor (charecterisic
implementing agencies)
1. Model Implementasi top-down
2. Model Implementasi Bottom-up
3. Model Linier Implementasi Kebijakan
1. Model Van Meter dan Van Horn
Ukuran-Ukuran Dasar dan Tujuan-Tujuan Kebijakan
Aktivitas implementasi dan komunikasi antar organisasi.
Karakteristik agen pelaksana/implemen
Kondisi ekonomi, sosial dan politik
Kecenderungan (dispotion) pelaksana/implementor.
Kekuasaan,
kepentingan,
dan strategi
aktor yang
terlibat.
Karakteristik
lembaga
dan
penguasa.
Kepatuhan
dan daya
tanggap.
Implementasi Grindle
Memetakan Stakeholders (aktor dan organisasi) yang terlibat dalam
implementasi kebijakan pada level terbawah.
Mencari informasi dari para aktor tersebut tentang pemahaman mereka
terhadap kebijakan yang mereka implementasikan dan apa kepentingan
mereka terlibat dalam implementasi.
Memetakan keterkaitan (jaringan) para aktor pada level terbawah tersebut
dengan aktor-aktor pada level diatasnya.
Peneliti bergerak keatas dengan mencari informasi yang sama,
Pemetaan dilakukan terus sampai pada level tertinggi (para policy maker).
1.Penyiapan Implementasi kebijakan sebanyak (0-6 Bulan, termasuk kegiatan
sosialisasi dan pemberdayaan para pihak yang menjadi pelaksana kebijakan,
baik dari kalangan pemerintah (birokrasi), maupun publik (masyarakat).
2. Implementasi kebijakan publik dilaksanakan tanpa sanksi dilakukan
setelah masa ujicoba dengan jangka waktu selama 6 bulan s/d 1 tahun
3. Implementasi kebijakan publik dilakukan dengan sanksi dilakukan setelah uji
coba selesei disertai pengawasan dan pengendalian. Setelah dilakukan
implementasi kebijakan selama 3 tahun dilakukan evaluasi kebijakan.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU TANDA PENDUDUK
ELEKTRONIK (E-KTP) STUDI KASUS DI KECAMATAN
DENPASAR UTARA PROVINSI BALI
1. komunikasi
2. Sumber daya
3. disposisi
4. Struktur birokrasi
• Komunikasi
komunikasi yang terjalin antara Kementrian Dalam Negeri,
bersama Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tidak berjalan
dengan baik karena terhambat oleh kewenangan yang telah
dilimpahkan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
namun Kementrian Dalam Negeri masih menjadi kunci dalam
pelaksanaan e-KTP
• Sumber Daya
Semua yang menangani di bidang rekam data diri maupun
pencetakan telah mendapatkan pelatihan yang telah
diselenggarakan oleh pemerintah pusat.
• Disposisi
Pada konteks permasalahan ini, Kementrian Dalam Negeri
tidak menjalankan kebijakannya dengan baik, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil telah menunggu konfirmasi
blanko sejak bulan April namun hingga bulan September,
blanko tidak dikirim dari pusat.
• Struktur Birokrasi
• Jika, dalam pelaksanaan kebijakan sumber daya, komunikasi
dan disposisi sudah berjalan dengan baik. Tetapi struktur
birokrasi tidak berjalan dengan baik, maka dalam
pelaksanaan akan mengalami kendala yang mencakup struktur
organisasi, pembagian kewenangan, hubungan antara
organisasi bersangkutan.
belum berjalan dengan baik
terdapat kesalahan jaringan
komunikasi dalam proses
pelaksanaannya
Pelaksanaan (eKTP)
kurangnya blanko di Dinas
Kependudukan dan Catatan
Sipil
kurangnya komunikasi
pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah
Implementasi Kebijakan yang ditawarkan oleh
Van Metter dan Van Horn ialah model
pendekatan top-down yang dirumuskan oleh
Donald Van Metter dan Carl Van Horn disebut
dengan A Model of The Policy Implementation.
Dalam imlementasi kebijakan menurut Donal S.
Van Meter dan Carl E. Horn (dalam Nawawi :
139-141).
Komukasi antar
organisasi
Standar dan
sasaran
kebijakan
Sumber daya
implementasi
Kondisi
lingkungan sosial,
politik dan
ekonomi
Disposisi
implementor
Karakteristik
agen pelaksana
Standar Dan Sasaran Kebijakan
• Kebijakan Program Jamkesda Haruslah Benar-benar Warga Yang
Membutuhkan Jamkesda.
Sumber daya
•para pegawai Puskesmas baik dari dokter, perawat dsb apakah
faham akan Program Jamkesda,serta sarana dan prasarana
penunjang kegiatan yang berada di Puskesmas Sidomulyo.
Karakteristik Agen Pelaksana
• Karakteristik agen pelaksananya yang mencakup
struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola
hubungan yang terjadi dalam birokrasi, dalam
pelaksana kebijakan Program Jamkesda yang
bertanggung jawab melaksanakan pembangunan
kesehatan
Disposisi Implementor
• Kemauan para pegawai Puskesmas dalam melayani
masyarakat yang dapat dengan berbagai macam
keluhan, disini dapat dilihat respon yang ditunjukan
petugas kepada masyarakat yang berobat
menggunakan Jamkesda.
Komunikasi Antar Organisasi
• Komunikasi dan koordinasi merupakan salah satu urat
nadi dari suatu program-programnya tersebut dapat
direalisasikan dengan tujuan serta sasarannya.
• Untuk itu disini dapat dilihat bagaimana komunikasi yang
dilakukan pihak Puskesmas Sidomulyo kepada instansi
lainnya
Lingkungan Ekonomi, Politik dan Budaya
• Instansi terkait yang mempunyai andil didalam melaksanakan
Program Jamkesda maupun masyarakat yang menerima ataupun
menolak dengan adanya Program Jamkesda di Puskesmas
Sidomulyo.
Download