Pembaharuan hukum dan Institusi negara paska 98

advertisement
Pembaharuan hukum dan
Institusi negara paska 98
Konferensi – tirani di bawah modal
6 Agustus 2008, Jakarta
Kecenderungan umum
Pembaharuan hukum 1998
1. Berorientasi formal institusional
2. Kuatnya elemen internasional dalam proses
pembaharuan
3. Lebih Berorientasi pada ranah-ranah
ekonomi dan penguatan electoral
democracy
Berorientasi formal institusional
1.
Penguatan peran dan fungsi ‘regulasi’




2.
Peningkatan peran legislasi DPR
Peningkatan jumlah produksi UU ( th, 2005 - 2006 – 39
UU
UU lebih sebagai suatu mekanisme teknis dan teknokratik,
UU mutlak sebagai dasar menciptakan kepastian dan
keteraturan
Pembentukan MK sebagai ‘policy maker’
Penguatan institusi judisial dan pembentukan
lembaga quasi judisial:

Pembentukan komisi negara /state auxiliary bodies
–
Jumlah SAB – 43 lembaga dibentuk dengan ketentuan
dibawah UU, 13 berdasar UU
( ket lebih lanjut- lihat tulisan dalam jurnal legalitas)
Beberapa Komisi negara …
1. Komisi Yudisial
Ps 24B UUD 2945, UU no 22/2004
2. KPU
Ps 22E UUD 1945, UU no 12/2003
3. Komnas HAM
Keppres 48/2001, UU no 39/1999
4. Komnas Perempuan
Keppres 181/1998
5. Komisi Pengawas Persaingan Usaha
UU no 5/1999
6. Komisi Ombudsman Nasional
Keppres No 44/2000
7. Komisi Penyiaran Indonesia
UU No 32/2002
8. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
UU no 30/2002
9. Dewan Pers
UU no 40/1999
10. Dewan Pendidikan
UU no 20/2003
11. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Keppres No 81/2003
12. Dewan nasional Pengelola Sumber daya air
UU no 7/2004
12. Lembaga Perlindungan saksi Korban
Beberapa catatan ttg komisi
negara
Tidak spesifik, overlapping
 Kewenangan terbatas
 Lahir dari kebijakan yang reaktif
 Minimnya dukungan infrastruktur

2. Elemen internasional dalam
pembaharuan hukum
1.
Dua sumber keterlibatan :
1.
2.
2.
Perjanjian perdagangan (bilateral, regional, multilateral)
Skema hutang dan bantuan pembangunan
Metode:


Conditionalities skema bantuan
Skema bantuan teknis (Technical assistance scheme)
Lihat : kajian Faundez : konsultan ‘sering’ menggantikan fungsi
perangkat pemerintah dalam penyusunan kebijakan
3.
Cakupan keterlibatan:
1.
Penyusunan berbagai UU Sumber daya alam (air, migas)

1.
Re-regulasi sektor publik ( perubahan ‘disiplin’ managemen
kelola )

2.
Peran technical assistance pada institusi pemrasaran – ( contoh
studi ttg UU sumber daya air,
Lihat – listrik, irigasi, kesehatan, dan perkeretaapian
Orientasi/re-orientasi perubahan dan menyusunan kerangka
hukum
misal: pengembangan kerangka institusional pemberantasan
korupsi
Berorientasi pada sektor ekonomi dan
penguatan electoral democracy
1.
Pengembangan institusi yang terkait dengan sektor
ekonomi dan pembangunan ekonomi
i.e. pengadilan niaga, komisi pengawasan usaha, efisiensi regim
perijinan investasi,
2.
‘Pengabaian; pembaruan sektor publik
i.e. pembaharuan hk pidana dan hak asasi manusia
- perbedaan alokasi anggaran (264,194 M -KPK, 59,716Komnas HAM, berdsr pagu anggaran APBN 2008)
- dukungan infrastruktur
3.
Penguatan demokrasi elektoral:
1.
re-regulasi sistem elektoral, penyederhanaan partai ( lihat hasil
penelitian bersama demos th 2007 ttg pembaharuan hk bidang
politik)
2. Pembentukan institusi pendukung
Download