7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan Kerja Kesehatan kerja

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para
pekerja. Gangguan kesehatan kerja mempunyai dampak yang terasa secara
langsung dan yang tidak langsung, dampak secara langsung adalah gangguan
kesehatan kerja yang dirasakan seketika itu juga oleh pekerja, sedang yang
dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan
yang dirasakan oleh pekerja setelah jangka waktu tertentu. Ketika gangguan
kesehatan mulai terasa maka akan berpengaruh terhadap banyak aspek, salah
satunya adalah turunnya produktivitas dari pekerja (Simanjuntak 1994).
Menurut Ridley
dalam Hariyanto (2009). Kesehatan merupakan unsur
penting agar kita dapat menikmati hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun
dalam
pekerjaan.
Kesehatan
juga
merupakan
faktor
penting
menjaga
keberlangsungan sebuah organisasi.
Upaya dasar kesehatan kerja ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi
berbagai penyerasian antara pekerjaan dengan pekerja dan lingkungan kerja baik
fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja dan kondisi yang bertujuan
untuk: 1), Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat
pekerja disemua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial. 2), Mencegah timbulnya ganguan kesehatan pada masyarakat
pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerja. 3), Memberikan
pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja didalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebapkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4),Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja, (Anizar, 2009).
7
8
2.2
Mata
2.2.1 Anatomi mata
Anotomi mata sebagai indra penglihatan mempunyai fungsi penting dalam
mengidentifikasi segala bentuk rangsang visual yang kemudian diteruskan ke otak
untuk di terjemahkan dalam respon dalam hal ini, mata berfungsi sebagai
pengirim pesan.
Menurut Ilyas dalam Hanum (2008) , mata terdiri atas 6 bagian, yaitu:
1. Kelopak mata (Palpebra) yang berfungsi untuk melindungi bola mata
terhadap trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mata juga
berperan dalam mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk
lapisan air mata di depan korne.
2. Sistem sekresi air mata (Sistem Lacrimal) untuk menjaga agar kornea tetap
bersih, dan bebas kuman.
3. Conjungtiva, yaitu membran yang menutupi sclera dan kelopak mata
bagian blakang.
4. Bola mata yang terdiri dari 3 lapisan jaringa yaitu:
a. Selerah yang merupakan jaringaan terluar yang melindungi bola mata.
Bagian terluar screra disebut kornea yang bersifat transparan untuk
memudahkan sinar masuk kedalam bola mata.
b. Uvea yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid. Pada iris terhadap
pupil yang berfungsi uuntuk mengatur jumlah sinar yang masuk
kedalam bola mata.
c. Retina yang berfungsi untuk mengatur jumlah sinar menjadi
rangsangan pada saraf optik yang akan diterus ke otak.
5. Rongga orbita yaitu rongga tempat mata.
6. Otot pengerak mata yang berguna untuk mengerakan mata.
9
Gambar 2.1 Anatomi mata
Sumber: (Hanum, 2008)
2.2.2
Bola mata
Menurut Fajar (2009). Bola mata memiliki tiga lapisan dinding yang
mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah
sebagai berikut:
a. Sklera
Skrela merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat, berwarna putih
buram ( tidak tembs cahaya), kecuali dibagian depan bersifat transparan,
disebut kornea.
b. Kroid
Kroid berwarna cokelat kehitam samai hitam, merupakan lapisan yang
berisi banyak pembuluh dara yang emberi nutrisi dan oksigen terutama
untuk retina. Warna gelab pada kroid berfungsi untuk mencegah refleksi
(pemantulan sinar).
c. Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan
dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik
yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang di lewati urat saraf optik
tidak peka terhadapi sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
10
2.2.3
Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat diantaranya
disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rekrus eksternal, dan restu
internal). Otot rektus berfungsi menggerakan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas,
dan kebawah. Dua lainnya adalah otot oblig atas (superior) dan otot obliq bawah
(inferior).
2.2.4 Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami
pembiasaan lima kali yaitu waktu melalui konjugtive, kornea, aqueus humor,
lensa, dan vitreous humor. Pembiasaan terbesar terjadi di kornea.
Menurut Fajar (2009):’’ Secara ilmiah mata memiliki fungsi utama yaitu:
1),Menerima cahaya/sensasi cahaya, 2),Membedakan bentuk/sensasi bentuk.
3),Menerima warna/sensasi warna.’’
Diagnosis terjadinya kelelehan mata dapat ditegakan melalui anamnesa
dan pemeriksa objek. Dari amnesia diketahui adanya keluhan seperti penglihatan
kabur, penglihatan ganda, mata terasa perih, panas dan berair pada pemeriksaan
objektif ditemukan adanya penurunan kemampuan akomodasi berupa peningkatan
atau pemanjagan punctum proksinum yang berarti menurunya ampilitudo
akomodasi.
Terdapat tiga jenis astenophia yaitu astenophia acomodatif, astenophia
musculer, dan astenophia neurastenik. Astenophia pada operator komputer
merupakan astenophia acomodatif yang disebabkan oleh kelelahan otot siliaris.
11
Pada keadaan normal, cahaya yang datang dari jarak tidak terhingga akan terfokus
pada retina, demikian pula bila benda jauh didekatkan. Hal ini diakibatkan oleh
adanya daya akomodasi mata yang bila benda didekatkan, maka bayangan benda
dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk
melihat jelas benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan
tetap terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk
mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris (Hanum, 2008).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan akomodasi antara lain:
a. Radiasi
Radiasi ultraviolet, radiasi gelombang mikro akan radiasi inframerah
dapat menimbulkan kekeruhan pada lensa serta melemahnya otot siliaris
sehingga menurunkan kemampuan akomodasi mata.
b. Pengaruh umur
Kemampuan akomodasi semakin menurun seiringan dengan
bertambahnya umur. Dengan pertambahan umur maka akan terbentuk
serabut-serabut lamel secara terus menerus sehingga lensa bertambah
besar dan berkurang elastisitasnya. Hal ini menyebabkan sifat
kecembungan lensa semakin menurun pula. Kontraksi otot siliar yang
semakin lemah berarti kemampuan akomodasi juga semakin menurun.
c. Metabolik
Sistem metabolisme tubuh yang terganggu misalnya karena diabetes
dapat menyebabkan perubahan pada lensa dalam mekanisme aldosereduktase dalam jangka panjang akan menyebabkan kekeruhan pada
lensa dan menurunkan kemampuan akomodasi mata.
d. Penyakit
Jenis-jenis penyakit mata yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan akomodasi antara lain katarak dan glaukoma. Mata yang
mengandung penyakit-penyakit tersebut bila dipakai tidak terlalu lama
tidak akan mempengaruhi kemampuan akomodasi mata. Bila mata yang
mengandung penyakit tersebut dipakai terlalu lama untuk melihat dekat
maka kemampuan akomodasi menjadi lemah. Akibatnya, melihat jadi
berkurang sampai akhirnya kabur (Murtopo dan Sarimurni dalam
Hanum 2005).
12
2.3
Kelelahan Mata
2.3.1 Definisi kelelahan pada mata
Menurut Pheasant dalam Firmansyah 2010’’.Kelelahan mata adalah
ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam
bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang
lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman’’.
Menurut Suma’mur dalam Firmansyah (2010), kelelahan mata timbul
sebagai tress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot
akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap
retina akibat ketidaktepatan kontras.
Menurut Cok Gd Rai dalam Firmansyah (2010):’’ kelelahan mata dapat
dipengaruhi dari kuantitas iluminasi, kualitas ilumiasi dan distribusi cahaya.
Kualitas iluminasi adalah tingkat pencahayaan yang dapat berpengaruh pada
kelelahan mata, penerangan yang tidak memadai akan menyebabkan otot iris
mengatur pupil sesuai dengan intensitas penerangan yang ada’’. Kualitas
iluminasi meliputi jenis penerangan, sifat fluktuasi serta warna penerangan yang
digunakan. Distribusi cahaya yang kurang baik di lingkungan kerja dapat
menyebabkan kelelahan mata. Distribusi cahaya yang tidak merata sehingga
menurunkan efisiensi tajam penglihatan dan kemampuan membedakan kontras.
2.3.2 Mekanisme terjadinya kelelahan mata
Penerangan ruangan kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan
mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan,
menurut Soewarno (1992):’’ menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa
13
mencegah terjadinya Astenopia (kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan
serta efisiensi membaca. Penerangan yang kurang bukannya menyebabkan
penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata. Kelelahan mata disebabkan
oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stress pada otot yang berfungsi
untuk akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat pada
obyek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pada
kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja secara terus menerus dan lebih
dipaksakan. Ketegangan otot-otot pengakomodasi (korpus siliaris) makin besar
sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan
mata, stress pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam
lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama (Firmansyah,
2010):’’
2.3.3 Gejala kelelahan mata
Saat seseorang bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar berwarna pada
jarak dekat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan
mata harus berakomodasi dalam jangka waktu yang panjang. Kelelahan mata
menyebabkan daya akomodasi menurun (Rahmawati, 2011)
Terdapat beberapa gejala kelelahan mata yaitu:
1. Gejala akulor, merupakan gejala seperti mata merasa tidak nyaman,
panas, sakit, cepat lelah, merah, dan berair .
2. Gejala visual; terjadi karena mata mengalami gangguan untuk
memfokuskan bayangan pada retina. Mata menjadi sensitif terhadap
cahaya. Kelelahan ini dapat menyebapkan penglihatan ganda atau kabur.
Penglihatan yang kabur biasanya berkaita dengan akomodasi, karena
otot siliarsi gaga untuk memfokuskan atau mengalami kejang dan
kelelahan.
3. Gejala umum lainya yang sering dikeluhkan akibat kelelahan mata
adalah rasa sakit kepala,sakit punggung,pinggang, dan vertigo.
14
Berdasarkan National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH) (1999) dalam Maryamah (2011). Gejala keluhan kelelahan mata
ditandai dengan mata merah, berair, perih, gatal/kering, mengantuk, tegang,
pandangan kabur, penglihatan rangkap, sakit kepala, dan kesulitan fokus. Adanya
gejala kelelahan mata dapat mengganggu kesehatan mata terutama pada pekerja
kantor yang banyak melakukan aktifitas di depan komputer (Maryamah, 2011).
Kelelahan
mata
juga
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
yang
dikelompokkan atas faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor-faktor tersebut
yaitu :
Faktor Intrinsik; merupakan faktor yang berasal dari tubuh yang terdiri atas:
1. Faktor okular, yaitu kelainan mata berupa Ametropia dan Heteroforia.
Ametropia adalah kelainan refraksi pada mata kiri dan kanan tetapi tidak
dikoreksi. Heteroforia merupakan kelainan dimana sumbu penglihatan dua
mata tidak sejajar sehingga kontraksi otot mata untuk mempertahankan
koordinasi bayangan yang diterima dua mata menjadi satu bayangan, lebih
sulit. Apabila hal ini berlangsung lama, akan terjadi kelelahan mata.
2. Faktor konstitusi, adalah faktor yang disebabkan oleh keadaan umum
seperti tidak sehat atau kurang tidur.
a. Faktor Ekstrinsik; yang terdiri atas :
1. Kuantitas iluminasi; cahaya yang berlebihan dapat menimbulkan silau,
pandangan terganggu , dan menurunnya sensitivitas retina.
2. Kualitas iluminasi; meliputi kontras, sifat cahaya (flicker), dan warna.
Kontras berlebihan atau kurang, cahaya berkedip atau menimbulkan flicker,
dan warna-warna terang, akan menyebabkan mata menjadi cepat lelah.
3. Ukuran objek yang dilihat; objek berukuran kecil memerlukan penglihatan
dekat, sehingga membutuhkan kemampuan akomodasi yang lebih besar.
Jika hal ini terjadi terus-menerus, mata menjadi cepat lelah.
15
4. Waktu kerja; waktu kerja yang lama untuk melihat secara terus-menerus
pada suatu objek, dapat menimbulkan kelelahan mata (Hanum, 2008).
Keadaan mata yang lelah ini dapat disebabkan oleh bahaya dari monitor,
koreksi penglihatan yang berkurang, membaca dokumen dengan ukuran huruf
yang kecil, keadaan kontras yang tidak seimbang antara teks dan latar belakang,
kejapan pada monitor yang nyata dan mata yang kering.
Penglihatan yang kabur dapat disebabkan oleh perubahan fisilogis (akibat
proses penuaan atau penyakit). Hal ini juga dapat diakibatkan karena melihat
benda secara terus menerus dengan jarak 12 inchi dan membaca dengan cahaya
yang kurang. Mata kering dan iritasi. Keadaan ini terjadi jika kekurangan cairan
untuk menjaga kelembaban mata dan berkurangnya intensitas refleks kedipan
mata.
2.3.4 Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata
1. Usia
Menurut NASD (National Aging Safety Database) usia yang
semakin lanjut, mengalami kemunduran dalam kemampuan mata
untuk mendeteksi lingkungan. Hal ini akan meningkatkan risiko
kecelakaan. Di usia 20 tahun, manusia pada umumnya dapat melihat
objek dengan jelas. Sedangkan pada usia 45 tahun kebutuhan terhadap
cahaya empat kali lebih besar. Pada usia 60 tahun, kebutuhan cahaya
yang diperlukan untuk melihat jauh lebih besar dibandingkan usia 45
tahun karena pada usia 45-50 tahun daya akomodasi mata menjadi
berkurang.
16
Daya akomodasi merupakan kemampuan lensa mata untuk
menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar
bayangan jatuh tepat di retina. Ketajaman penglihatan berkurang
menurut bertambahnya usia. Pada tenaga kerja berusia lebih dari 40
tahun, visus jarang ditemukan 6/6, melainkan berkurang. Semakin tua
seseorang, lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya
akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam
menebalkan dan menipiskan mata. Sebaliknya, semakin muda
seseorang. Kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan dengan
usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata
lebih sedikit (Maryamah, 2011).
2. Lama Kerja
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh
penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan
kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan
biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman
(Pheasant, dalam Firmansyah 2010)
3. Masa Kerja
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun
negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin lama
seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan
pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila
semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan.
Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah
17
terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.
(Budiono 1999 dalam Firmansyah (2010).
2.3
Komputer
Menurut Wasisto, dalam Hanum (2008) : menyatakan bahwa “ Komputer
merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Penggunaan komputer di
seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Berdasarkan suatu
survei di Amerika Serikat, rata-rata waktu kerja yang digunakan untuk bekerja
dengan komputer adalah 5,8 jam atau 69% dari total 8 jam kerja”
a. Jarak monitor komputer
Kelelahan mata dapat terjadi apabila mata difokuskan pada objek yang
berjarak dekat dalam waktu yang lama karena otot-otot mata harus bekerja lebih
keras untuk melihat objek yang berjarak sangat dekat, terutama jika disertai
dengan pencahayaan yang menyilaukan. Jika seseorang bekerja melihat objek
bercahaya di atas dasar berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam
jangka waktu tertentu mengakibatkan mata harus berakomodasi dalam jangka
waktu yang lama sehingga terjadi penurunan daya akomodasi mata.
Menurut Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) pada
saat menggunakan komputer jarak antara mata pekerja dengan layar sekurangkurangnya adalah 20-40 inch atau sekitar 50-100 cm. Monitor yang terlalu dekat
dapat mengakibatkan mata menjadi tegang, cepat lelah, dan potensi ganggguan
penglihatan. Jarak ergonomis antara layar monitor dengan pengguna komputer
berkisar antara 50 cm sampai dengan 60 cm (Maryamah, 2011).
Untuk kenyamanan, monitor harus diatur sehingga mata anda sama tingginya
dengan tepi atas layar, sekitar 5-6 cm di bawah bagian atas casing monitor.
18
Monitor yang terlalu rendah akan menyebabkan leher dan pundak anda nyeri
(Mashud, 2008).
Triwiyono
dalam (Hanun 2008) mengatakan bahwa : “ menganjurkan
lamanya penggunaan komputer tidak lebih dari 4 jam sehari. Apabila melebihi
waktu tersebut, mata cenderung mengalami refraksi.
Wasisto, dalam Hanum 2008) menjelaskan bahwa : “ VDT Studies and
Information untuk melakukan istirahat selama 15 menit terhadap pemakaian
komputer selama dua jam. Frekuensi istirahat yang teratur berguna untuk
memotong rantai kelelahan sehingga akan menambah kenyamanan bagi pengguna
komputer Penggunaan komputer secara berlebihan akan meningkatkan risiko
gangguan kerja. Salah satunya adalah gangguan kesehatan mata. Gangguan
kesehatan mata akibat penggunaan komputer terjadi karena mata terus-menerus
memandang monitor komputer atau visual display terminal (VDT) Kelelahan
mata berhubungan dengan lamanya penggunaan monitor komputer (VDT) ”
2.4.1 Pengaruh komputer terhadap kesehatan mata
Menurut
Jeddrey
Anshell,
Optometris
di
California,
karakteristik
layar/monitor komputer (VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan
komputer, dapat memicu timbulnya masa mata dan penglihatan. Apabila kedua
Mata fokus pada satu titik dalam jangka waktu lama, lensa mata akan mengalami
Stuck at that focal poin, yang akan menyebabkan timbulnya keluhan kelelahan
mata Goldsborough dalam Hanum (2008)
Miller (2004):’’ mengatakan bahwa keluhan mata akibat bekerja dengan
menggunakn komputer dalam jangka waktu lama yang dikenal denga Computer
19
Vision Syndrome (CVS) memiliki gejala-gejala meliputi:1),Mata lelah.2)Sakit
kepala.3)Pandangan kabur.)Mata kering.5)Mata terasa gatal
Jumlah kedipan mata bervariasi sesuai dengan aktivitas yang sedang
dilakukan dan akan berkurang saat sedang berkonsentrasi (Hanum, 2008). Orang
normal biasanya akan mengedip 4 kali dalam 1 menit.
“ Gejala–gejala di atas terkadang juga disertai dengan keluhan pusing, mual
dan muntah. Berbagai gejala yang timbul pada pekerja komputer yang bekerja
dalam waktu lama selain diakibatkan oleh cahaya yang masuk ke bola mata, juga
dikarenakan mata seorang pekerja komputer berkedip lebih sedikit dibandingkan
normal. Berkurangnya kedipan, menyebabkan mata menjadi kering dan terasa
terbakar (Maryamah, 2011).’’
Fauzianti (2011) menyatakan bahwa : “CVS dapat muncul segera setelah
pemakaian komputer dalam jangka waktu lama atau lebih dari 4 jam, namun ada
yang baru muncul setelah beberapa hari kemudian. Gejalanya di mulai dari nyeri
atau sakit kepala, mata kering dan iritasi, mata lelah, hingga gangguan yang lebih
serius dan lebih permanen seperti kemampuan fokus mata menjadi lemah,
penglihatan kabur (astigmatisma, myopi, presbiopi), pandangan ganda, hingga
disorientasi warna.”
2.4.2 Cara berkomputer secara ergonomis
Ergonomik akan mengkaji dan berusaha mencari kesesuaian antara kondisi
fisik pekerja, lingkungan kerja dan jenis aktivitasnya. Ergonomi yang baik dan
tepat sangatlah penting diterapkan ketika anda menggunakan komputer, untuk
menghindari ketidak nyamanan dalam bekerja. Ini artinya bahwa perangkat dan
20
tempat kerja haruslah diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan dan
jenis pekerjaan yang anda lakukan.
Beberapa
panduan
berikut
akan
membantu
anda
meminimalisir
ketidaknyamanan secara fisik yang selanjutnya akan dapat mengakibatkan postur
tubuh dan gerakan berulang yang salah dalam bekerja :
1. Tempat kerja
a. Tempat di meja anda cukup untuk menata posisi yang paling
nyaman untuk CPU, monitor, keyboard, mouse, printer, penyangga
buku, dan piranti lainnya seperti telpon, dan lain-lain.
b. Mengatur meja dengan mempertimbangkan bagaimana perangkat
itu akan digunakan. Perangkat yang paling sering digunakan
seperti mouse dan telepon, tempatkan di posisi yang paling mudah
dijangkau.
c. Mengatur pencahayaan ruang kerja anda secara optimal, cahaya
yang terlalu kuat mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam,
cahaya rendah potensi menyebabkan gangguan pada mata anda.
Menghindari lampu yang menyorot langsung ke monitor karena
akan memunculkan pantulan di layar. Mengusahakan posisi sejajar
terhadap jendela, jangan berhadapan atau membelakangi.
2. Kursi
a. Kursi salah satu komponen penting di tempat kerja anda. Kursi
yang baik akan mampu memberikan postur dan memiliki
penyangga punggung.
21
b. Paha dalam posisi horisontal dan punggung bagian bawah atau
pinggang anda terdukung. Tanpa ini punggung dan pinggang
berpotensi mendapatkan gangguan.
c. Bila kursi kurang dapat diatur, bagian bawah punggung dapat
dibantu dengan diberi bantal.
d. Telapak kaki harus dapat menumpu secara rata di lantai ketika
duduk dan ketika menggunakan keyboard. Apabila tidak dapat
maka kursi mungkin terlalu tinggi dan dapat manfaatkan
penyangga kaki. Kadang-kadang ubahlah posisi duduk selama
bekerja karena duduk dalam posisi tetap dalam jangka lama akan
mempercepat ketidaknyamanan.
3. Keyboard
a. Sebagai perangkat input, perangkat ini mutlak diperlukan dan
selalu kita pegang ketika kita bekerja dengan komputer. Untuk
pemakaian yang nyaman usahakan dalam posisi sebagai berikut:
b. Memposisikan keyboard sehingga lengan dalam posisi relaks dan
nyaman, dan lengan bagian depan dalam posisi horizontal
c. Pundak dalam posisi relaks tidak tegang dan terangkat ke atas.
d. Pergelangan tangan harus lurus, tidak menekuk ke atas atau
kebawah.
e. Ketika mengetik tangan harus ikut bergeser kekiri kanan sehingga
jari tidak dipaksa meraih tombol-tombol yang dimaksud.
22
f. Jangan memukul tombol, tekan tombol secara halus sehingga
tangan dan jari anda tetap relaks.
g. Menggunakan keyboard ergonomik yang dirancang untuk dapat
diatur sesuai ukuran jari dan posisi lengan.
h. Memanfaatkan fitur shortcut dan macro untuk melakukan suatu
aktivitas di komputer. Misalnya Ctrl+C untuk menyimpan.
Shortcut/macro akan mampu mengurangi aktivitas penekanan
tombol. Seperti penjelasan di atas, postur dan posisi yang salah
dalam pemakaian keyboard maupun mouse potensi menyebabkan
gangguan Carpal Tunnel Syndrome.
4. Mouse
a. Menempatkan mouse dekat dan di permukaan yang sama dengan
keyboard sehingga anda dapat meraih dan menggunakannya tanpa
harus meregangkan tangan ke posisi yang berbeda
b. Memegang mouse secara ringan dan klik dengan tegas.
Menggerakkan mouse dengan lengan, jangan hanya dengan
pergelangan anda. Jangan tumpukan pergelangan atau lengan
bagian depan di meja ketika anda menggerakkan mouse
5. Monitor
a. Posisi
layar
monitor
sedemikian
rupa
sehingga
dapat
meminimalisir pantulan cahaya dari lampu, jendela atau sumber
cahaya lainnya. Apabila tidak memungkinkan untuk mengatur
23
posisi layar monitor, pertimbangkan untuk memasang filter di
depan layar monitor
b. Untuk kenyamanan, mengatur monitor sehingga mata sama
tingginya dengan tepi atas layar, sekitar 5-6 cm di bawah bagian
atas
casing
monitor.
Monitor
yang
terlalu
rendah
akan
menyebabkan leher dan pundak anda nyeri.
c. Mengatur posisi sehingga jarak anda dan monitor berkisar 50 cm –
60 cm. Monitor yang terlalu dekat mengakibatkan mata anda
tegang, cepat lelah, dan potensi gangguan penglihatan
d. Posisi monitor tepat lurus di depan anda, jangan sampai memaksa
kepala anda menoleh untuk melihat layar.
e. Sedikit menengadahkan monitor sehingga bagian atas monitor
sedikit kebelakang.
f. Mengatur level brightness dan contrast monitor senyaman
mungkin. Jangan terlalu redup jangan terlalu terang. Ketika kondisi
cahaya di ruang anda berubah, sesuaikan lagi brightness dan
contrast monitor Membersihkan layar monitor secara periodik.
Layar yang kotor akan menimbulkan efek pantulan dan tampilan
buram (Mashud, 2008).
24
2.5 Kerangka Berfikir
2.5.1
Kerangka tori
Kesehatan Kerja
Mata
Komputer
Faktor
Pekerja
Faktor
Lingkungan
Intensi
Pencahayaan
Kasir
Usia
Lama kerja
Masa Kerja
Kelelahan mata
Jarak Pandang
25
2.5.2 Kerangka Konsep
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
kelelahan mata
Lama Kerja
Masa Kerja
Kelelahan Mata
Usia
Jarak
Pandang

Mata tegang




Mata perih
Sakit kepala
Sakit mata
Mata berair dan
Mata gatal
= Variabel independent
= Variable dependent
Download