analisis fisika terbentuknya bayangan pada mata

advertisement
P-ISSN: 2303-1832
E-ISSN: 2503-023X
10 2015
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
285
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/index
ANALISIS FISIKA TERBENTUKNYA BAYANGAN PADA MATA
Widya Wati
Program Studi Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung
E-mail: [email protected]
Abstrak: Mata merupakan alat indra yang penting bagi tubuh. Melalui mata seorang manusia dapat
melihat. Proses melihat benda yang dilakukan oleh mata dapat dianalisa secara fisika dalam bidang ilmu
optik. Indra penglihatan terdiri dari tiga komponen utama: (1) mata yang memfokuskan bayangan dari
dunia luar ke retina peka-cahaya, (2) sistem jutaan saraf yang menyalurkan informasi jauh ke dalam otak
dan (3) koreks penglihatan, bagian dari otak tempat “semua dipadukan”. Fisika berperan pada ketiganya,
tetapi fisika bagian pertama jauh lebih dipahami daripada fisika dua bagian yang terakhir. Oleh sebab itu
dalam artikel ini pembahasan difokuskan analisis fisika terbentuknya bayangan pada mata. Dengan
melakukan pendekatan fisika optik dapat ditentukan bagaimana posisi jatuhnya bayangan pada retina mata,
dan berikut kelainan-kelainan yang terjadi pada mata sehingga dapat ditentukan lensa yang sesuai. Pada
mata normal bayangan akan jatuh tepat pada retina mata. Untuk penderita rabun jauh bayangan jatuh di
belakang retina sehingga untuk membantu melihat nornmal harus dibantu dengan lensa positif. Sedangkan
untuk penderita rabun dekat, bayangan jatuh di depan retina, sehingga harus dibantu dengan lensa negatif.
Kata Kunci: mata, pembentukan bayangan
PENDAHULUAN
Mata menjadi alat optik yang paling
penting pada manusia atau makhluk
hidup. Sebagian besar pengetahuan kita
tentang dunia di sekeliling kita didapat
melalui mata. Perasaan tidak berdaya
yang muncul saat kita terperangkap
dalam kegelapan di lingkungan yang
asing merupakan petunjuk kuat akan
ketergantungan kita pada penglihatan.
Indra penglihatan terdiri dari tiga
komponen utama: (1) mata yang
memfokuskan bayangan dari dunia luar
ke retina peka-cahaya (gambar 1), (2)
sistem jutaan saraf yang menyalurkan
informasi jauh ke dalam otak dan (3)
koreks penglihatan, bagian dari otak
tempat “semua dipadukan”. Kebuataan
terjadi apabila salah satu dari ketiganya
tidak berfungsi. Fisika berperan pada
ketiganya, tetapi fisika bagian pertama
jauh lebih dipahami daripada fisika dua
bagian yang terakhir.
Gambar 1. Komponen utama indra penglihatan
286
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Walaupun mata memiliki banyak
dengan cahaya kurang dari 0,1 % dari
kemiripan dengan kamera, namun lebih
yang kita butuhkan untuk melihat warna.
banyak persamaan yang terdapat antara
Perbedaan sensitivitas yang besar ini
mata dan sistem TV berwarna sirkuit
analog dengan perbedaan antara film
tertutup.
hitam-putih
Lensa
kamera
TV
analog
kecepatan
tinggi
yang
dengan kornea dan lensa mata; kabel
sensitive dan film berwarna yang jauh
sinyal adalah saraf optikus, dan monitor
kurang sensitive yang kita gunakan
pemantau adalah korteks penglihatan.
dikamera.
Saat cahaya terang kita melihat bendabenda dalam warna yang hidup. Pada
KAJIAN PUSTAKA
cahaya temaram mata bekerja seperti
1. Bagian-bagian mata
kamera TV hitam putih seper peka yang
memungkinkan
kita
melihat
benda
Bagian-bagian mata dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Struktur anatomi mata
a. Sklera
(bagian
putih
mata):
b. Konjungtiva:
selaput
tipis
yang
merupakan lapisan luar mata berupa
melapisi bagian dalam kelopak mata
selubung berserabut putih dan relatif
dan bagian luar sklera.
kuat.
c. Kornea: struktur transparan yang
menyerupai
kubah,
merupakan
pembungkus dari iris, pupil dan bilik
287
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
anterior
serta
memfokuskan
membantu
cahaya.
Memiliki
j. Bintik buta: cakram optik yang
merupakan
bagian
diameter sekitar 12 mm dan jari-jari
hidung,
merupakan
kelengkungan sekitar 8 mm.
percabangan
d. Lapisan koroid: lapisan tipis di
fovea
serat
dekat
tempat
saraf
dan
pembuluh darah ke retina, tidak
mengandung
darah dan suatu bahan pigmen, tidak
kerucut, terletak pada region sekitar
3–
menutupi kornea.
e. Pupil: daerah hitam di tengah-tengah
iris.
f. Iris:
sel
batang
ataupun
dalam sklera yang berisi pembuluh
.
k. Humor aqueous: cairan jernih dan
encer yang mengalir di antara lensa
jaringan
berwarna
yang
dan kornea (mengisi segmen anterior
berbentuk cincin, menggantung di
mata),
belakang kornea dan di depan lensa;
makanan bagi lensa dan kornea;
berfungsi mengatur jumlah cahaya
dihasilkan oleh prosesus siliaris.
yang masuk ke mata dengan cara
merubah ukuran pupil.
g. Lensa: struktur cembung ganda yang
serta
merupakan
sumber
l. Humor vitreous: gel transparan /
cairan kental yang terdiri dari bahan
berbentuk
serabut,
terdapat
di
tergantung diantara humor aqueus
belakang lensa dan di depan retina
dan vitreus; berfungsi membantu
(mengisi segmen posterior mata)
memfokuskan cahaya ke retina.
h. Retina: lapisan jaringan peka cahaya
2. Sistem optik mata
yang terletak di bagian belakang bola
Sistem optik mata memiliki ciri
mata, berfungsi mengirimkan pesan
khusus sebagai berikut, sebagian besar
visuil melalui saraf optikus ke otak.
tidak didapatkan bahkan pada kamera
Retina terbagi menjadi 10 lapisan dan
paling mahal sekalipun.
memiliki reseptor cahaya aktif yaitu
a. Mata dapat mengamati kejadian pada
sel batang dan sel kerucut pada
sudut
yang
sangat
besar
selagi
lapisan ke-9.
memandang
sebuah
benda
yang
i. Saraf optikus: kumpulan jutaan serat
saraf yang membawa pesan visuil
dari retina ke otak.
terletak
tepat
didepannya
cermat (gambar 3)
secara
288
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Gambar 3. Mata yang melihat lurus ke depan memiliki sudut penglihatan yang besar
b. Berkedip merupakan alat pembersih
pasokan darah, kornea terdiri dari sel-
dan pelumas built-in (terpasang tetap
sel hidup dan dapat memperbaiki
dan siap pakai) bagi lensa depan
kerusakan lokal
(kornea).
g. Mata memiliki sistem pengendali
c. Terdapat sistem pemfokusan otomatis
cepat
yang
memungkinkan
tekanan
otomatis
yang
kita
mempertahankan tekanan internalnya
melihat benda sampai sedekat 20 cm
sekitar 1,6 kPa (12mmHg) sehingga
(sekitar 8 in) dalam satu detik dan
bentuk
kemudian melihat benda jauh. Pada
dipertahankan.
Apabila
keadaan rileks, focus untuk mata
mata
cepat
normal terpasang untuk jarak “tak
bentuknya semula.
terhingga” (melihat jauh
d. Mata dapat bekerja secara efektif
h. Mata
bola
dengan
mata
terletak
terlindung
kuat
di
dapat
„penyok‟,
kembali
wadah
yang
ke
yang
hamper
menerima cahaya dengan rentang
seluruhnya diliputi tulang. Masing-
intensitas yang sangat lebar, yaitu
masing mat bersandar pada bantalan
sekitar 10 milyar berbanding satu
lemak yang meredam goncangan
(1010:1), siang hari yang terik sampai
keras
malam gulita.
i. Bayangan tampak terbalik di retina
e. Mata memiliki sistem penyesuaian
peka-cahaya di bagian belakang bola
bukaan lensa yang otomatis (iris)
mata tetapi otak secara otomatis
f. Kornea memiliki penghapus goresan
yang built-in; walaupun tidak dapat
mengoreksi hal ini
289
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Gambar 4. Indra penglihatan dalam banyak hal serupa dengan sistem TV berwarna sirkuit tertutup. Indra
penglihatan lebih unggul di segala aspek kecuali kemudahan pemasangannya
j. Otak
memadukan
bayangan
dari
k. Otot
mata
memungkinkan
mata
kedua mata sehingga kita memiliki
bergerak fleksibel ke atas dank e
persepsi kedalaman yang baik dan
bawah, ke samping, dan secara
penglihatan
diagonal. Setelah sedikit latihan, mata
tiga
dimensi
sejati.
Apabila penglihatan diri salah satu
bahkan
mata lenyap, penglihatan dari mata
melingkar
dapat
dibuat
bergerak
yang tersisa masih memadai untuk
sebagian besar kebutuhan
Gambar 5. Enam otot mata kenan memungkinkan mata melakukan beragam gerakan. Otot-otot bekerja
berpasangan: satu pasang mengendalikan gerakan ke atas dan ke bawah (U-D), satu pasang
mengendalikan gerakan ke kiri dank e kanan (L-R) dan satu pasang mengendalikan gerakan
rotasi (R ). Otot rotasi berjalan melewati lengkung tulang. Keenam otot melekat ke tengkorak
di belakang mata
290
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
3. Mekanime
Penglihatan
dan
yang sangat halus disebut batang dan
Bayangan
pada
kerucut dan memancarkan informasi
Pembentukan
yang diterima saraf optik dan dikirim ke
Mata
Sistem optik yang paling penting
bagi manusia adalah mata. Di depan
lensa
mata
membentuk
terdapat
suatu
selaput
celah
otak.
Apabila kita ingin melihat benda
yang
yang jauh letaknya maka otot siliari akan
lingkaran.
mengendor dan berakibat sistem lensa
Selaput inilah yang disebut
iris dan
kornea
berada
pada
panjang
focus
berfungsi memberi warna pada mata.
maksimumnya yaitu kira-kira 2,5 cm
Celah lingkaran disebut pupil. Lebar
(jarak dari kornea ke retina). Bila letak
pupil
benda didekatkan maka otot siliari akan
dikendalikan
iris
sesuai
cahaya
yang
meningkatkan
yang
sehingga mengurangi panjang fokusnya
memasuki mata dikendalikan oleh iris.
dan bayangan akan difokuskan ke retina.
Iris mengatur ukuran biji mata, sedang
Proses perubahan kelengkungan lensa
tebal lensa dikendalikan oleh otot siliari.
inilah yang disebut akomodasi.
dengan
oleh
intensitas
mengenainya.
Jumlah
cahaya
kelengkungan
lensa
Kornea mata adalah bagian depan mata
Jarak terdekat (posisi benda di
memiliki lengkung yang lebih tajam yang
depan mata) dimana lensa memfokuskan
dilapisi oleh selaput bening. Di belakang
cahaya yang masuk tetap jatuh di retina
kornea terdapat cairan (aqueous humor).
disebut titik dekat. Jika benda lebih
Cairan ini berfungsi untuk membiaskan
didekatkan ke mata maka lensa tidak
cahaya yang masuk ke dalam mata. Di
dapat memfokuskan cahaya. Cahaya
bagian yang lebih dalam lagi terdapat
yang masuk tidak jatuh di retina maka
lensa yang dibuat dari bahan
bening,
bayangan menjadi kabur. Posisi titik
berserat dan kenyal. Lensa inilah disebut
dekat ini beragam dari satu orang ke
lensa mata/ lensa kristalin.
orang yang lain dan berubah dengan
Cahaya memasuki mata melalui iris
meningkatnya
usia.
Sebagai
contoh,
menembus biji mata, dan oleh lensa
seseorang yang usianya 10 tahun maka
difokuskan sehingga jatuh ke retina atau
titik dekatnya dapat sekitar 7 cm di depan
selaput jala. Retina adalah lapisan serat
mata, sedang seseorang yang usianya 60
saraf yang menutupi bagian belakang.
tahun maka titik dekatnya dapat sekitar
Retina mengandung struktur indracahaya
200 cm.
291
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Bagaimana
proses
pembentukan
bayangan di retina jika mata kita melihat
suatu
benda?
Proses
bayangan di retina ditunjukkan pada
Gambar 6.
pembentukan
Gambar 6. Proses Pembentukan bayangan di retina
Benda yang tingginya
y terletak
4. Refraksi Mata
pada jarak S1 maka tampak kecil karena
Sistem lensa mata yang positif
bayangan yang terbentuk di retina kecil
menyebabkan terkumpulnya sinar hasil
dengan tinggi bayangan y‟. Bayangan
pembiasan pada retina. Posisi bintik
yang ditangkap di retina adalah nyata,
kuning retina sendiri terletak pada garis
terbalik, dan
median dari sistem lensa mata. Bila sinar
diperkecil. Otak kitalah
yang menerjemahkan sehingga kalau kita
datang
sejajar
sumbu
utama
melihat suatu benda maka kita dapat
dibelokan melalui
melihat seolah-olah bayangan tegak dan
sedangkan bila sinar datang melalui pusat
tidak terbalik.
kelengkungan lensa akan diteruskan dan
jari-jari
akan
lensa,
bila sinar datang dari arah selain itu akan
dibelokan sejajar sumbu utama.
Gambar 7. Bentuk refraksi sinar pada mata
292
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Konvergensi
tepat
pada
retina
semacam ini dapat diatasi
dengan
hanya diperoleh bila benda yang dilihat
memasang lensa positif atau kaca mata
berada 6 meter atau lebih jauhnya dari
berlensa cembung (positif).
mata. Bila jarak benda kurang
dari 6
Kacamata
berlensa
cembung
meter, maka konvergensi berkurang dan
membantu cahaya pembentuk bayangan
bayangan yang terbentuk tidak tepat pada
tetap jatuh di retina. Proses pembentukan
retina. Jarak 6 meter adalah jari-jari
bayangan di retina pada orang yang
kelengkungan
menderita rabun jauh ditunjukkan pada
lensa
mata,
sehingga
benda harus berada di ruang 3 agar
Gambar 9.
bayangan yang terbentuk tepat pada
retina.
Semakin
jauh
jarak
benda,
semakin jelas bayangan yang terbentuk.
5. Kelainan Refraksi
Jika kemampuan otot siliar untuk
mengatur
kelengkungan
lensa
mata
Gambar 9. Proses pembentukan bayangan di
retina
kurang maka dapat berakibat lensa mata
pada orang yang menderita rabun
kurang cembung. Hal ini mengakibatkan
jauh dengan bantuan lensa positif
cahaya
pembentuk
bayangan
yang
Di lain pihak, jika kemampuan otot
terbentuk akan jatuh di belakang retina
seperti ditunjukkan pada Gambar 8.
siliari terlalu kuat dan berakibat lensa
mata terlalu cembung maka bayangan
yang terbentuk akan jatuh di depan
retina, seperti ditunjukkan pada gambar
10.
Gambar 8. Proses pembentukan bayangan yang
terbentuk di belakang retina pada
orang yang menderita rabun jauh
Gambar 10. Proses pembentukan bayangan yang
Orang yang mempunyai kelainan
seperti ini disebut rabun jauh. Kelainan
terbentuk di depan retina pada orang
yang menderita rabun dekat
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
293
Orang yang mempunyai kelainan
Penyerapan suatu foton cahaya oleh
seperti ini disebut rabun dekat. Kelainan
sebuah fotoreseptor memicu timbulnya
semacam ini dapat diatasi
dengan
sinyal listrik ke otak-suatu potensial aksi.
memasang lensa negatif atau memakai
Energy foton adalah sekitar 3 eV,
kaca mata berlensa cekung (negatif).
potensial aksi memiliki energy jutaan kali
Kacamata berlensa cekung membantu
lebih besar. Foton cahaya tampaknya
cahaya pembentuk bayangan benda tetap
menimbulkan suatu reaksi fotokimia di
terbentuk di retina. Proses pembentukan
fotoreseptor yang melalui suatu cara
bayangan di retina pada orang yang
memicu timbulnya potensi aksi. Foton
menderita rabun dekat ditunjukkan pada
harus diatas energy minimum untuk
Gambar 11.
dapat menimbulkan reaksi. Energi foton
inframerah kurang memadai sehingga
tidak terlihat. Foton ultraviolet memiliki
energy yang memadai, tetapi foton ini
diserap
sebelum
mencapai
retina
sehingga tidak terlihat.
Gambar 11. Proses pembentukan bayangan di
retina
Retina menutupi seluruh belakang
bola mata. Walaupun sifat retina yang
pada orang yang menerita rabun
dekat memakai lensa negatif
6. Retina Sebagai Detektor Cahaya
Retina, bagian mata yang peka
luas ini bermanfaat untuk memberikan
penglihatan peringatan dari sudut yang
besar, namun sebagian besar penglihatan
cahaya
terbatas ke suatu daerah kecil yang
menjadi impuls listrik saraf yang dikirim
disebut macula lutea, atau bintik kuning.
ke otak. Walaupun peran retina mirip
Semua penglihatan tajam berlangsung di
dengan film pada sebuah kamera, namun
bagian yang sangat kecil di bintik kuning
analogi yang lebih baik adalah retina dan
(diameter sekitar 0,3 mm) yang disebut
bagian peka cahaya dari kamera TV.
fovea sentralis.
Tidak seperti film, retina tidak perlu
Bayangan pada retina sangatlah
kecil. Persamaan untuk menentukan
ukuran bayangan di retina dapat
diperoleh dengan menggunakan rasio
panjang sisi segitiga sebangun. O adalah
ukuran benda, I ukuran bayangan, P jarak
benda, dan Q jarak bayangan, biasanya
cahaya,
mengubahbayangan
diganti karena terdapat sistim uilt-in yang
menyalurkan zat-zat kimia peka cahaya
yang mengubah cahaya menjadi impuls
listrik saraf.
294
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
sekitar 0,02 m (2 cm). oleh karena itu,
kita dapat menulis O/P= I/Q atau O/I=
P/Q. karenanya I= (Q/P)O.
Misalnya seekor lalat memiliki
diameter 3 mm (0,003m) dan jarak
bayangan untuk mata normal dapat
dianggap Q = 0,02 m. hitung ukuran
bayangan yang terbentuk di retina dari
seekor lalat yang hinggap di dinding yang
jaraknya 3 m.
Jawaban:
O = 0,003 m, Q = 0,02 m, P = 3 m
Maka: I = (Q/P)O = (0,02/3)0,003
= 6. 10-5/3
= 2. 10-5 m
= 20 µm
Mata normal manusia dilihat dari
ilmu Kimia dan Fisika, dapat menerima
cahaya dengan panjang gelombang dari
380 sampai 780 nm. Daerah ini disebut
Visible (Cahaya tampak) adalah bagian
dari spektrum elektromagnetik yang
tampak oleh mata manusia. Pada Gambar
di bawah ini, daerah Visible hanya
sedikit sekali. Daerah yang hanya sedikit
(visible) ini, kita telah banyak melihat
bermacam-macam warna yang indah di
dunia ini. Sungguh ini merupakan salah
satu nikmat dari Allah swt yang begitu
besar.
Gambar 12. Spektrum radiasi elektromagnetik
Jika diperbesar menjadi;
Gambar 13. Spektrum warna elektromagnetik
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
Hubungan Posisi Benda dengan
Bayangan
Hubungan posisi benda, bayangan
yang terbentuk dan panjang fokus suatu
lensa tipis dapat ditulis dalam rumus
matematik:
dengan:
s = jarak benda ke mata,
s‟ = jarak bayangan ke mata, dan
f = panjang fokus lensa.
Kemampuan suatu lensa positif
untuk mengumpulkan cahaya atau
kemampuan
lensa
negatif
untuk
menyebarkan cahaya dinyatakan dengan
istilah kekuatan lensa (P) yaitu:
295
dengan:
P = kekuatan lensa (D = dioptri);
f = panjang fokus lensa (m).
Untuk panjang fokus suatu lensa 1 m
maka kekuatan lensa tersebut 1 D.
Pembiasan Cahaya oleh Prisma
Dalam optik, alat yang dipakai
untuk merefleksikan cahaya berwarna
putih atau untuk memisahkannya
(dispersi)
menjadi
spektrum warna pelangi), yang secara
tradisional
dibuat
dalam
bentuk prisma dengan dasar segitiga.
Gambar 14. Pembiasan cahaya pada prisma
Akomodasi
Benda yang terletak pada jarak
kurang dari 6 meter, maka perlu ada
penambahan
konvergensi
lensa.
Akomodasi mata merupakan upaya
penambahan konvergensi lensa agar mata
tetap dapat melihat benda yang jaraknya
kurang dari 6 meter.
Kemampuan
akomodasi semakin berkurang dengan
bertambahnya umur. Hal ini terlihat dari
ukuran titik dekat pada setiap kelompok
umur yang semakin bertambah. Titik
dekat adalah jarak terdekat benda dari
mata yang masih dapat diidentifikasi
dengan jelas.
Tabel 1. Ukuran titik dekat setiap kelompok
umur
Akomodasi terjadi karena kontraksi
dari m ciliaris yang memiliki origo pada
lensa dan insersi pada orbita. Kontraksi
m ciliaris menarik orbita mendekat ke
media sehingga jarak superior dengan
296
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
posterior orbita berkurang. Secara tidak
langsung hal ini menyebabkan tekanan
pada lensa mata ke arah medial, sehingga
menyebabkan
kelengkungan
lensa
(terutama posterior) bertambah cembung.
Gambar 15. Kontraksi m ciliaris
Akomodasi menyebabkan seakanakan jarak benda bertambah, atau
menjauh karena bagian posterior lensa
bertambah cembung ke dalam. Selain
jarak benda, jari-jari dan diameter lensa
juga bertambah saat akomodasi. Efek
samping lain yang muncul saat
akomodasi adalah peningkatan tekanan
chamber, terutama posterior. Hal inilah
yang menyebabkan munculnya rasa nyeri
tumpul (kemeng), ditambah dengan
terbentuknya asam laktat dari kontraksi
m ciliaris menyebabkan akomodasi mata
tak dapat dilakukan terlalu lama.
Jarak terdekat dari benda agar
masih dapat dilihat dengan jelas
dikatakan benda terletak pada titik
dekat/punktum
proksimum.
Jarak
punktum proksimum terhadap mata
dinyatakan (dalam meter) maka 1/P
disebut AP (aksial proksimum); pada saat
ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya
(mata berakomodasi maksimum). Jarak
terjauh bagi benda agar masih dapat
dilihat dengan jelas dikatakan benda
terletak
pada
titik
jauh/punktum
remotum. Jarak punktum remotum
terhadap mata dinyatakan r (dalam meter)
maka 1/r disebur Ar (aksila proksimum);
pada
saat
ini
mata
tidak
berakomodasi/lepas akomodasi.
Setiap Ap dengan Ar disebut lebar
akomodasi, dapat dinyatakan:
Ac = Ap – Ar
Ac merupakan lebar akomodasi yaitu
perbedaan antara akomodasi maksimal
dengan lepas akomodasi maksimal
Secara empiris Ac = 0,0028 (80 thL)2 dioptri
L = umur dalam tahun
Bertambah jauhnya titik dekat akibat
umur disebut mata presbyop. Presbyop
ini bukan merupakan cacat penglihatan.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan dari artikel ini
adalah:
1. Bayangan tampak terbalik di retina
peka-cahaya di bagian belakang bola
mata tetapi otak secara otomatis
mengoreksi hal ini
2. memadukan bayangan dari kedua
mata sehingga kita memiliki persepsi
kedalaman yang baik dan penglihatan
tiga
dimensi
sejati.
Apabila
penglihatan diri salah satu mata
lenyap, penglihatan dari mata yang
tersisa masih memadai untuk
sebagian besar kebutuhan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297
DAFTAR PUSTAKA
Agusta,
Chaterina
Paulus.
2007.
Teknologi Penginderaan Jauh
Kelautan
:
Produktivitas
Perikanan.
Paper
Teknologi
Eksplorasi Kelautan
Biofisika, Fisika Indera 3, Fisika Optik.
Handout Kuliah
Cameron, John R. 2006. Fisika Tubuh
Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran.
Jakarta : EGC
297
Download